Saturday, February 26, 2022

MEMANG KEMBANG JALANAN 50

 

MEMANG KEMBANG JALANAN  50

(Tien Kumalasari)

 

“Aku mau membayar administrasi dulu ya Man,” kata Tindy.

Tapi melihat Sarman terpaku di tempatnya berdiri, Tindy merasa heran. Tampaknya Sarman pun juga akan ke kantor yang sama.

“Kamu juga mau kemari Man? Siapa yang sakit?” tanya Tindy sambil menatap Sarman yang tampak kebingungan.

“Sedianya saya juga mau membayar Bu,” katanya ragu.

“Ya sudah ayo sama-sama, boleh kamu dulu atau biar aku dulu, nggak masalah. Yang sakit saudara kamu, atau orang tua kamu?”

“Ti_ tidak Bu, saya juga mau membayar untuk … untuk … pak Haryo.”

Tindy heran, ia mengurungkan langkahnya yang sudah hampir sampai di antrean loket. Ia mendekati Sarman.

“Maksudmu apa Man? Pak Haryo yang kamu maksud itu … apakah pak Haryo suamiku?”

Sarman mengangguk pelan.

“Tunggu … sini bicaralah,” kata Tindy yang kemudian mengajak Sarman duduk.

Sarman bingung, diantara harus memegang rahasia yang di amanatkan Haryo, atau berterus terang. Tapi kalau bu Haryo sudah mengurus suaminya, apa yang harus dirahasiakan lagi? Ia duduk di samping Tindy. Rasanya memang sudah saatnya dia berterus terang, karena menyimpan rahasia menurutnya seperti sedang memikul beban.

“Apa yang sebenarnya terjadi? Tiba-tiba aku merasa bahwa kamu ada hubungannya dengan keadaan pak Haryo saat ini. Lalu ketika kamu menyerahkan amplop itu, bukankah sebenarnya kamu tahu dimana pak Haryo berada?”

Sarman tertunduk malu, karena ketahuan telah berbohong.

“Saya mohon maaf Bu, sebenarnya saya memang berbohong pada Ibu.”

“Baiklah, aku percaya bahwa kamu anak baik, jadi pasti kamu punya alasan, bukan?”

Lalu Sarman menceritakan perihal pertemuannya dengan Haryo sejak Haryo memintanya agar menjemput ke rumah sakit, untuk mengantarkannya pulang dengan permintaan bahwa Sarman harus merahasiakan tempat tinggalnya. Dan karena iba melihat keadaan Haryo, maka Sarman sering datang untuk membantunya. Baik untuk membersihkan rumah maupun membelikan apa yang Haryo butuhkan. Bahkan Haryo juga menyuruhnya menjual mobilnya lalu mengirimkan amplop kepada Tindy.

Tindy menghela napas sedih. Ia merasa bahwa suaminya merasa sangat terbebani atas semua kesalahan yang dilakukannya, sehingga tak punya keberanian untuk menemuinya, apalagi pulang ke rumahnya.

“Pak Haryo sangat menyesali perbuatannya. Itu membuat saya iba, Bu,” lanjut Sarman sambil terus menundukkan wajahnya.

Kemarin sore ketika saya pulang dari bekerja, saya mampir ke rumah pak Haryo, karena saya melihat bahwa pak Haryo seperti orang sakit, setelah mengajak saya makan, kemudian mampir di rumah saya. Dan benar saja, ketika saya datang, pak Haryo tampak lemas di tempat tidurnya, badannya sangat panas. Saya berusaha mengompresnya, tapi karena ketakutan, saya membawanya ke rumah sakit. Saya memilihkan kamar inap karena pak Haryo memang harus rawat inap. Dokter menghawatirkan keadaannya dan harus diperiksa lengkap keesokan harinya. Semalam saya menemaninya di ruangannya, tapi pagi tadi saya tinggalkan pak Haryo karena saya harus bekerja. Saya menitipkannya kepada suster perawat,” kata Sarman panjang lebar.

“Apa kamu tahu? Pagi tadi pak Haryo pulang paksa.”

“Masa Bu? Saya sama sekali tidak tahu. Saya tadi mengambil uang untuk membayar sebagian beaya perawatan pak Haryo.”

“Dan aku bertemu di jalan saat dia hampir pingsan.”

“Ya Tuhan, mengapa Bapak melakukan itu?”

“Aku belum banyak bicara. Tapi nanti kita pasti akan menemukan jawabannya. Aku harus berterima kasih karena kamu telah membantunya dalam banyak hal.”

“Tidak usah berterima kasih Bu, siapapun akan melakukan hal yang sama kalau melihat keadaan seperti yang pak Haryo alami.”

“Tidak, menurutku kamu telah melakukan hal yang luar biasa. Sebentar, aku ke loket dulu, nanti kita temui pak Haryo bersama-sama. Mungkin kamarnya telah berbeda dengan kamar yang kemarin kamu pesan.”

“Maaf Bu, saya bingung. Saya pikir kelas satu sudah bagus.”

“Bukan masalah kamarnya, maksudku kalau kamu mencarinya ke kamar sebelumnya, kamu tidak akan ketemu karena mungkin aku memesan kamar yang berbeda. Sebentar ya, tunggu aku disini.”

Sarman menyandarkan tubuhnya dengan lega. Ia yakin Haryo tak akan marah karena dia mengatakan semuanya kepada isterinya. Bukankah isterinya begitu baik dan bersedia mengurusnya? Rupanya Haryo takut kepada bayangannya sendiri, atau terlalu memiliki gengsi yang tinggi, entahlah. Tapi pertemuan Haryo dan isterinya sungguh membuat Sarman lega. Ia tak usah terlalu bingung mengurusnya.

***

Desy mendekati ayahnya, ketika melihat tubuh ayahnya bergerak.

“Bapak ….” Bisiknya.

Haryo membuka matanya.

“Mengapa ibumu melakukannya?”

“Melakukan apa pak?”

“Menolongku. Kenapa tidak dibiarkannya saja aku?”

“Bapak salah menilai Ibu. Ibu tidak pernah mengabaikan Bapak. Ibu selalu bilang bahwa Bapak masih suaminya.”

Haryo menatap Desy tak percaya.

“Kata Ibu, kalau Allah saja bersedia mengampuni umatnya yang bertobat, mengapa kita tidak bisa melakukannya, sedangkan kita hanyalah umat yang sangat kecil dihadapanNya.”

“Aku merasa kecil di mata ibu kamu.”

“Tidak, Bapak tidak boleh punya perasaan seperti itu.”

“Itu kenyataannya.”

“Menangisi hal lampau yang menyakitkan itu akan terus menerus menyakiti kita. Yang terbaik adalah melupakannya, dan memperbaiki langkah kita.”

“Kamu anak kecil tahu apa.”

“Bapak lupa, Desy bukan anak kecil lhoh. Desy sudah akan menjadi dokter beneran,” jawab Desy pura-pura cemberut.

Haryo mengusap kepala Desy dengan tangannya yang terasa lemah.

“Bapak jangan coba-coba lari seperti tadi ya, awas, mulai sekarang Desy akan terus mengawasi Bapak.”

Haryo tersenyum tipis, lalu memejamkan lagi matanya.

“Apa yang sekarang Bapak rasakan?”

“Hanya demam, dan lemas. Perut terasa begah.”

“Bapak terlalu banyak pikiran.”

Seorang petugas laborat memasuki ruangan Haryo, karena harus mengambil sample darah Haryo untuk diperiksa.

“Maaf dok,” kata petugas meminta ijin.

“Silakan.”

Desy benar-benar merasa lega. Ia berjanji akan merawat ayahnya dengan sebaik-baiknya, dan akan memaksa ayahnya agar tinggal bersama-sama seperti dulu.

Ketika petugas laborat itu pergi, Tindy masuk, bersama Sarman. Desy heran, ia mengenal Sarman sebagai sopir kampus di mana ayahnya mengajar.

“Desy kenal ini kan?”

“Itu kan mas Sarman," kata Desy pelan. Tapi ucapan yang pelan itu terdengar sangat jelas di telinga Haryo. Ia membuka matanya, dan melihat pemuda tegap yang berdiri disamping isterinya sedang menatapnya. Lalu Sarman mendekat.

“Man, aku minta maaf ya.”

“Tidak usah Bapak pikirkan, saya tahu mengapa Bapak melakukannya. Dan rupanya Allah yang telah mengatur semuanya, sehingga Bapak bertemu Ibu. Saya minta maaf karena telah menceritakan semuanya.”

Haryo tak bisa berkata apa-apa. Toh akhirnya Tindy akan mengetahui semuanya. Ada banyak pertimbangan yang akan dilakukannya setelah dia sembuh nanti. Ia tak bisa sepenuhnya mengharapkan Tindy. Bukan karena Tindy masih marah, tapi karena Haryo merasa kecil di mata isterinya. Masih adakah muka? Hanya itu yang selalu dipikirkannya. Tapi sekarang tubuhnya terasa lemas, bahkan bergerakpun seperti tak mampu. Ditambah lagi permasalahan Sarman yang kemungkinan besar adalah darah dagingnya. Hal itu membuatnya semakin tak berdaya menghadapi isterinya.

“Bapak harus tenang. Hal yang paling membahagiakan adalah bisa berkumpul dengan keluarga yang menyayangi. Tidak seperti saya. Saya ini tidak punya siapa-siapa Pak. Ibu saya sudah meninggal, dan Bapak saya entah dimana, sejak saya didalam kandungan tidak pernah memperhatikan saya,” kata Sarman pilu.

Haryo kembali merasa kepalanya semakin nyeri. Hatinya remuk bagai dirajang-rajang. Mulutnya ingin mengatakan bahwa dia lah ayahnya, tapi bibirnya terasa kelu.

“Aku bukan saja penjahat, tapi juga pengecut,” bisiknya pelan.

“Sekarang Mas beristirahat dulu saja, jangan memikirkan apapun, supaya segera sembuh,” kata Tindy yang kemudian mendekati ranjang suaminya.

“Ibu benar, Bapak harus beristirahat dan jangan memikirkan apapun, supaya segera pulih.”

“Man, pegang tanganku,” bisik Haryo lirih. Sarman menurutinya, digenggamnya tangan Haryo dan diremasnya perlahan. Tangan itu begitu panas dan lemas.

“Maukah kamu memaafkan aku?” bisiknya lagi.

“Apa yang Bapak katakan? Bapak tidak bersalah apapun sama saya.”

“Sudahlah Mas, istirahat saja dulu. Rupanya Mas terlalu banyak pikiran,” kata Tindy sambil mengajak Sarman duduk di sofa, bersama Desy juga.

Haryo menatap keduanya.

“Dia darah dagingku, Tindy,” bisikan yang sangat lirih, hanya terlihat bibirnya bergerak, tapi tak ada suara yang terdengar.

***

“Banarkah? Bapak bersedia pulang?” teriak Lala dari negeri seberang ketika Desy menelponnya.

Lalu Desy juga bercerita sekilas tentang pertemuan ayahnya dengan ibunya waktu itu. Tapi Lala sangat sedih mendengar ayahnya dirawat di rumah sakit.

“Bapak sakit apa?”

“Aku kan pernah cerita waktu itu, tentang keadaan Bapak. Tapi sekarang ini tampaknya Bapak sangat tertekan. Makan tidak teratur, lambungnya agak bermasalah.”

“Tapi bagaimana keadaannya sekarang?”

“Sudah lebih baik, sudah bisa tidur nyenyak, tidak gelisah seperti kemarin-kemarin, dan sudah tidak panas lagi.”

“Syukurlah, sedih aku mendengarnya. Tapi  nanti setelah sembuh Bapak mau pulang kan?”

“Semoga saja Bapak mau, sekarang belum bisa bicara banyak, tampaknya rasa tertekan itu masih ada.”

“Maukah Ibu bicara sama Bapak?”

“Ya mau dong Mbak, kan yang menemukan Bapak juga Ibu.”

“Masa sih Bapak tetap tidak mau walaupun nanti Ibu yang mengajaknya pulang?”

“Semoga saja Mbak, Ibu bilang, nanti Ibu akan bicara. Tapi menunggu keadaan dulu, kalau Bapak sudah lebih baik.”

“Semoga saja segera menjadi Baik. Besok aku akan menelpon Bapak, kalau sekarang takutnya Bapak sudah tidur. Kan sudah malam?”

“Iya benar.”

“Siapa yang menunggui Bapak, kan kamu juga sambil bertugas?”

“Mas Sarman yang setiap malam tidur di rumah sakit.”

“Ya ampun, baik benar dia.”

“Iya. Sangat telaten meladeni Bapak.”

“Ya sudah, nanti aku mengganggu, besok saja aku menelpon Ibu, sekalian sama Bapak, sekarang aku sedang sibuk juga sih.”

“Baiklah, selamat bersibuk ria, semoga berhasil.”

“Oh ya, tunggu, bagaimana kabarnya dokter Danarto?”

“Baik lah, kan dia di Jakarta.”

“Maksudku, hubungan kamu?”

“Ya ampuuun, belum ada apa-apa, kami masih bersahabat. Sudah, jangan diterusin ngomongnya tentang dia. Doakan saja yang terbaik.”

“Okey, inshaa Allah Mbak pasti mendoakan yang terbaik untuk kalian semua.”

“Terima kasih Mbak, doa kami juga untuk Mbak.”

Desy menutup ponselnya sambil tersenyum. Lala mengingatkannya tentang Danarto, dan itu membuatnya sedikit berdebar. Minggu depan Danarto akan pulang, dan mereka akan bertemu. Aduhai.

***

Setiap pulang dari kampus Tindy selalu memerlukan menunggui suaminya. Ia merasa tenang, melihat keadaan kesehatan suaminya yang tampak lebih baik. Namun sang suami tampak tak banyak bicara. Ia hanya menjawab kalau ditanya. Tindy tahu, Haryo masih dicengkeram oleh rasa bersalahnya, padahal dia sudah berkali-kali mengatakan bahwa dia sudah melupakannya.

“Bagaimana keadaanmu Mas?”

“Seperti kamu lihat. Aku lebih baik pulang saja. Aku sudah tidak apa-apa.”

“Apa kamu tahu kalau anak-anak kamu ingin agar kamu pulang ke rumah?”

Haryo agak kecewa. Mengapa Tindy tidak mengatakan bahwa dia juga mengharapkannya pulang?

“Apakah aku masih pantas? Apa aku tidak akan menyusahkan kalian semua?”

“Itu kewajiban keluarga kamu kan Mas?”

“Aku merasa kecil ….”

“Kan sudah berulang kali aku mengatakan, bahwa dosa atau kesalahan akan terbalut oleh keinginan bertobat dan tekat memperbaiki diri?”

“Apa kamu juga mau kalau aku pulang?”

“Bukankah kamu masih suamiku?”

“Aku sangat kotor, banyak dosa, jahat, nista.”

“Kamu sudah mengatakannya berulang kali, dan aku juga sudah menjawabnya berulang kali pula.”

“Ada satu dosa lagi yang masih membebani pikiranku.”

Tindy menatap suaminya tajam.

“Aku tidak punya harapan untuk mendapatkan maafmu atas dosa yang satu ini, karena ini terlalu besar, dan menyangkut kehidupan sesosok manusia.”

Tindy terkejut. Ia membayangkan suaminya punya isteri lagi selain Nina yang dilihatnya beberapa hari lalu. Dan itukah sebabnya maka dia mengusir Nina?

“Kalau kamu berat meninggalkan isteri kamu yang satunya lagi, aku tidak apa-apa kok. Sudah sejak lama aku menata batinku untuk menghadapi kehidupan yang bagaimanapun menyakitkannya,” kata Tindy tanpa menatap wajah suaminya. Ia mencoba mengurai benang kusut yang kembali menjerat benaknya.

“Siapa bicara tentang isteri?”

“Siapa sesosok manusia yang Mas maksud? Perempuan kan?”

“Perempuan masa laluku, dia sudah meninggal.”

“Ibunya Danarto? Apa Danarto itu darah dagingmu?” tanya Tindy cemas, mengingat hubungan Danarto dengan Desy anaknya.

“Bukan dia. Tapi Sarman.”

Tindy benar-benar terkejut.

“Sarman? Dia anakmu Mas?”

Dengan terbata Haryo menceritakan hubungannya dengan Wulansih, yang tanpa disadarinya saat ditinggalkan telah mengandung seorang anak yang kemudian diberinya nama Sarman.

“Ya Tuhan ….” Tindy menghela napas panjang. Sangat panjang, dan kemudian dihembuskannya perlahan. Itu cara dia menata gejolak batinnya.

“Allah hu Akbar. Begitu indah Allah menata kehidupan umatnya. Bagaimanapun upaya seorang manusia berusaha menemukan darah dagingnya, belum tentu bisa bertemu. Tapi Allah melakukannya dengan sangat indah. Kalian dipertemukan dalam keadaan yang sangat tak terduga,” kata Tindy dengan lembut, dan Haryo mendengarkannya seperti mendengar sebuah kidung dari sorga.

Suara lembut isterinya, tak ada kemarahan, tapi rasa syukur. Hati malaikat kah yang bersemayam didalam jiwa isterinya?”

“Tindy, kamu tidak marah?”

Tindy tersenyum sangat tulus. Darah daging yang begitu baik, santun dan penolong, kehadirannya harus disyukuri.

“Dia akan menjadi anakku juga.”

Dan beban yang menyesak dada Haryo terasa lebih ringan.

“Tapi dia belum tahu semuanya. Aku belum berani mengatakannya, karena dia pernah berkata bahwa sangat membenci ayahnya.

“Waktu yang akan berbicara,” jawab Tindy sambil tersenyum, dan itu sangat melegakan hati Haryo. Ingin rasanya ia menghambur dan memeluk isterinya penuh terima kasih, tapi ditahannya. Rasa tinggi hati itu masih ada. Tapi Tindy bersyukur, Haryo tak menolak ketika Desy dan Tutut mengajaknya pulang.

***

Ketika Tindy pulang mengajar sore itu, dilihatnya Haryo sedang duduk di sebuah bangku diantara kebun melati yang berjajar,  mendominasi semua tanaman bunga milik Tindy. Tongkat penyangga tubuhnya bersandar disisi bangku itu. Tindy melihat tanah basah disekeliling pohon-pohon perdu dengan kuncup-kuncup putih yang terserak diantara daun-daun menghijau.

“Apa yang Mas lakukan?”

“Menyirami tanaman-tanaman melati kamu, seperti aku menyirami hati-hati yang gersang karena kemarau yang terlalu panjang.”

Tindy melangkah mendekat, lalu duduk disampingnya, menunggu malam tiba, saat kuncup-kuncup itu bermekaran dan menebarkan aroma wangi.

******* T A M A T *******

*************************

Biarkan anak-anak muda menyelesaikan tugasnya. Hari masih panjang untuk menorehkan kisah-kisah indah diantara mereka. Nanti ya…

 

Sepasang manusia remaja sedang duduk disebuah bangku taman. Tapi wajah mereka tidak diwarnai oleh bahagia seperti yang tampak pada pasangan lainnya. Sang gadis tampak menangis dan berkali-kali mengusap air matanya.

“Sungguh ini bukan mauku mas. Aku memutuskan hubungan kita karena aku dijodohkan dengan seseorang. Tolong mengertilah.”

“Aku akan merebutmu!” geram sang pemuda dengan mata merah.

 

ADUHAI, ada cerita baru yang semoga seru ya. Tungguin, BUKAN MILIKKU.

**********

 

 

 

 

 

119 comments:

  1. Replies
    1. Alhamdulillah juaranya heng Ika Larangan Tangerang .. selamat

      Matur nuwun bu Tien MKJ_50 sdh hadir salam sehat dan tetap semangat

      Delete
    2. Alhamdulillah eMKaJe Eps_50 sdh tayang. Terima kasih bu Tien.
      Malam ini saya tidak ikutan balapan, selamat kepada juara 1 di eps 50 ini. 🌹🌹🌹

      Delete
    3. Sengaja jeng Nani aku sudah delegasikan ke jeng Wiwik.... eeee ternyata blm kuat lari paska ISOMAN....hehehe
      Jika saya tadi iktan, kan jeng Ika Larangan gak jadsi juaranya dong.

      Delete
  2. Alhamdulillah... terima kasih mbu tien... sehat² trs

    ReplyDelete
  3. Matur nuwun mbak Tien-ku MKJ sudah tayang

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah
    Makasih bu Tien, semoga sehat selalu

    ReplyDelete
  5. Matur nuwun Bu Tien. Salam sehat utk semuanya..

    ReplyDelete
  6. Horeeee dah tayang...makasih bu tien sehat selalu ya bu..salam aduhai dan ah ah dari pondok gede

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah dah tamat.... belum puas bu tien, bgm reaksi sarman ...tambah lagi dong bu he he he

      Delete
  7. Alhamdulillah, Terima kasih
    Salam sehat mbak Tien dan semuanya.

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah
    Terima kasih bunda tien
    Aduhai

    ReplyDelete
  9. Lhadalah... sampun telas alias tamat.
    Heppy ending..

    Maturnuwun bu Tien

    Salam Aduhai

    ReplyDelete
  10. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman, Wirasaba, Boediono Hatmo, R.E. Rizal Effendy, Tonni, Koko Hermanto, Radieska51, Henrinurcahyo,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alamdulillah...
      Yang ditunggu tunggu telah hadir
      Matur nuwun bu Tien
      Semoga bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan dan tetap semangat
      Salam ADUHAI dr Cilacap..

      Delete
  11. Hallow..
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
    . Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagiga family, Trie Tjahjo Wibowo, Lestari Mardi, Susi Kamto, Rosen rina, Mimin NP, Ermi S, Ira, Nina, Endang Amirul, Wiwik Nur Jannah, Ibu Mulyono, Betty Kosasih, Nanik,

    ReplyDelete
  12. Yes, mkj 50 tayang. Ma kasih bu tienku

    ReplyDelete
  13. Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Tasikmalaya, Baturetno, Wonogiri, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  14. Trimakasih mbak TIen, sayantunggu cerbung berikutnya. Senoga selalu sehat. Aamiiiin

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah MKJ 50 sudah tayang
    Ibu Tindy luar biasa ,tetapi bunda Tien Sangat luar biasa , terimakasih bunda sayang ,salam Aduhai dari jkt

    ReplyDelete
  16. Tks Bu Tien ..sdh menghibur kami smuanya.... Smoga Alloh akan membalasnya ,....sehat" ya Tien ...

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah MKJ eps 50 (Tamat) sudah tayang. Matur nuwun mbak Tien.
    Salam sehat dan salam hangat.

    ReplyDelete
  18. Malam ini memang kembang jalanan telah selesai. Semoga ada kelanjutannya dalam trilogi. Dan besok....bukan milikku....waduh...penasaran dan berdebar-debar...semoga tokoh baik selalu dalam kebaikan...terima kasih mbak Tien...salam sehat dan aduhai....

    ReplyDelete
  19. Terima kasih bu Tin utk cerita yg membuat penasaran setiap hari

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kok ya masih ada ya yang UNKNOWN.....
      Memang gak mau diketahui identitasnya, apa gak tahu cara edit profilnya. Kasihan bu Tien dong gak bisa balas komennya lha wong gak ada namanya apalagi fotonya. Ini Ibu apa Bapak...ya ??

      Ayo "UNKNOWN" edit dong profilemu, caranya :
      1. Ketuk/klik UNKNOWN diprofil/komenmu.
      2. Ketuk/klik EDIT PROFIL kanan atas
      3. Masukkan biodatamu ke kolom/form yang tersedia, jangan lupa upload foto tercantikmu/ganthengmyu. Periksa lagi, jika sudah benar biodata nomor kontak dsbnya.
      4. SIMPAN.
      5. Selesai deh tugasmu.
      Selamat mencoba jika ada kesulitan hubungi saya 085101776038 atau bu Nani 082116677789

      Delete
  20. Terima kasih mba Tien atas cerita yang selalu aduhai...
    Jazakillah khoiron katsiro.
    Allah maha tahu balasan atas kebaikan seseorang yang memberi kebahagiaan untuk orang lain.
    Salam sehat dan hormat dari Cilacap.

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah ..
    Salam sehat bu Tien ..

    ReplyDelete
  22. Alhamdulilah... MKJ sdh tamat di epsd 50
    Terimakasih bunda Tien yg baik hati .. akhirnya tindy mengajak haryo pulang... dan menjadi ibunya sarman juga.. aduhai indahnya hidup ini bila mampu berserah diri kepadaNya dg tulus ikhlas spt tindy.. hebaat

    Selamat beristirahat bunda..
    Semoga sehat & bahagia selalu ya bun..
    Salam teraduhai dari sukabumi

    ReplyDelete
  23. Alhamdulillah... Terima kasih Bu Tien... MKJ telah tamat ditunggu karya selanjutnya... Selamat malam selamat beristirahat semoga Bu Tien selalu sehat dan semangat dalam berkarya... Salam... 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  24. Terimakasih Ibu TIEN, akhirnya hati ini.merasa lega karena ending nya bahagia, aduhai , smg sehat" selalu bersama keluarga karya"mu akan selalu kami tunggu Ibu

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah tamat dg happy end ...
    Matur nuwun mbak Tien..
    Semoga nanti ada terusannya cerita 2D (Desy Danarto).. in Sya Alloh lebih ADUHAI🌷🌷🌷🌷🌷

    ReplyDelete
  26. Alhamdulilah..MKJ sudah tamat
    Cerita yg penuh pesan moral
    Matur nuwun sanget Ibu Tien..mugi Ibu tansah sehat
    Salam aduhai

    ReplyDelete
  27. Oh akhirnya Haryo kembali ke istri sahnya...Bu tindy yg berhati malaikat....trims Bu Tien.... love you

    ReplyDelete
  28. Yaaah kok sudah tamat mbak Tien?.sebetulnya saya menunggu tentang SARMAN lho.
    Btw saya paling senang interaksi percakapan Danarto dan Desy, ah jadi kangen nih.
    Aduhai, bagaimanapun terimakasih untuk MKJ nya, sarat makna, ah tidak bisa mengungkapkan, kecuali terimakasih2 mbak Tien, salam aduhai.&Sugeng istirahat .🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  29. Alhamdulillah. Mtr nuwun bunda Tien.
    Selalu sehat & bahagia bersama keluarga.
    Ditunggu cerita barunya . .

    ReplyDelete
  30. Akhirnya bahagialah keluarga haryo
    Ku tunggu “ Bukan milikku”

    ReplyDelete
  31. Maturnuwun, mb Tien.
    Sudah tamat.....
    Begitu mulianya Tindy.
    Salam maniiiis n aduhai mb Tien
    Tetep ditunggu cerita baru nya
    Yuli Suryo
    Semarang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo Ibu Yuli Semarang, edit dong profilemu, caranya :
      1. Ketuk/klik UNKNOWN diprofil/komenmu.
      2. Ketuk/klik EDIT PROFIL kanan atas
      3. Masukkan biodatamu ke kolom/form yang tersedia, jangan lupa upload foto tercantikmu/ganthengmyu. Periksa lagi, jika sudah benar biodata nomor kontak dsbnya.
      4. SIMPAN.
      5. Selesai deh tugasmu.
      Selamat mencoba jika ada kesulitan hubungi saya 085101776038 atau bu Nani 082116677789

      Delete
    2. Kakek, sdh nyoba sih tp kok blom bisa 2
      Gaptek

      Delete
  32. Alhamulillah sudah tamat MKJ nya
    Terimakasih bunda Tien, saya tunggu cerita yang lain
    Salam sehat dan aduhai

    ReplyDelete
  33. Akhir yg indah...
    Trima kasih Bu Tien... Ditunggu cerita2 indahnya... Sehat selalu..,😘😘😍😍😍

    ReplyDelete
  34. Trmksh mb Tien MKJ eps 50 T A M A T

    ReplyDelete
  35. Kisah "Memang Kembang Jalanan" terhenti di sini, namun pembaca ingin tahu kisah Sarman.
    Terima kasih mbak Tien...

    ReplyDelete
  36. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Smg mb Tien diberi sehat sll dan bahagia bersama kelg tercinta

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
    3. Kutunggu cerbung baru BUKAN MILIKKU

      Delete
  37. Terima kasih Bu Tien, Cerbung yg luar biasa, banyak pelajaran kehidupan yg bisa kita ambil,semoga Bu Tien sehat sehat selalu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo Ibi/Bapak edit profilemu, caranya :
      1. Ketuk/klik UNKNOWN diprofil/komenmu.
      2. Ketuk/klik EDIT PROFIL kanan atas
      3. Masukkan biodatamu ke kolom/form yang tersedia, jangan lupa upload foto tercantikmu/ganthengmyu. Periksa lagi, jika sudah benar biodata nomor kontak dsbnya.
      4. SIMPAN.
      5. Selesai deh tugasmu.
      Selamat mencoba jia ada kesulitan hubungi saya 085101776038 atau bu Nani 082116677789

      Delete
  38. Terima kasih bu Tien, sy sll menunggu cerita2 kelanjutannya, semoga ada di episode berikutnya ya. Salam sehat sll bu Tien

    ReplyDelete
  39. Terimakasih banyak Bunda Tien cerbungnya,
    masih pengen baca cerbungnya...tapi dah tamat,
    gimana kelanjutan asmara dokter Desy dan Danarto...
    Sehat2 selalu ya bunda Tien,
    salam aduhaaaiiiii

    ReplyDelete
  40. Ahhh.... sudah selesai, sedikit digantung tidak mengapa sudah jelas hasilnya.
    Sambil menunggu BUKAN MILIKKU yang pasti seru juga.
    Ciri khas cerbung mbak Tien selalu ada pesan moral yang tinggi nilainya.
    Salam sehat selalu ADUHAI Ah Ah mbak Tien yang ADUHAI.

    ReplyDelete
  41. Puji Tuhan, selasai dgn kebahagiaan.

    Cerita baru BUKAN MILIKKU kok ada mirip2 cerita terdahulu yg ada nama Teguh...anak2 mereka saling jatuh cinta .. Wah lupa judulnya..

    ReplyDelete
  42. Alhamdulillah MKJ 50 telah tayang, terima kasih bu Tien sehat n bahagia selalu. Aamiin.
    UR.T411653L

    ReplyDelete
  43. Maturnuwun bu Tien...MKJ50 TAMAT...

    Akhirnyaaaa...
    Haryo pulang kerumah dan berkumpul dgn anak n istri sahnya...
    Aduhaiii...

    Anak2 blm ada kelanjutannya..

    Menunggu cerbung baru BUKAN MILIKMU..

    Semoga bu Tien selalu sehat..salam aduhaii..🙏💟🌹

    ReplyDelete
  44. Ah... Sdh tamat, menunggu cerbung baru, maturnuwun ibu Tien, semoga tetap sehat dan semangat dlm berkarya, sukses selalu, selamat beristirahat

    ReplyDelete
  45. 𝐀𝐥𝐡𝐚𝐦𝐝𝐮𝐥𝐢𝐥𝐥𝐚𝐡 ...𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐭𝐚𝐦𝐦𝐚𝐭 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐝𝐢 𝐌𝐊𝐉50... 𝐒𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐁𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚..𝐀𝐚𝐦𝐢𝐢𝐧 𝐘𝐑𝐀🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  46. Alhamdulillah, sudah tamat MKJnya...request mbak Tien cerita tuk anak2nya...ngarep.com
    salam sehat selalu

    ReplyDelete
  47. Alhamdulillah.sdh hadit.. Terima kasih Bu Tien.. Duuuh jadi penasaran..apa nanti sikap Sarman.. Setelah tahu bahwa pa Haryo adalah ayahnya... Ku menanti cerita anak2nya dengan judul yg lain ya Bu Tien.. Matur nuwun..
    Salam Ah Aduhai.. Sehat selalu Ibu.. #dari Mbu Nina Karawang#

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hadir sih hadri mBu Nina Karawang...... semoga bukan Nina ibunya Endah dan Ana.
      Ayo mBu Nina edit profilemu, caranya :
      1. Ketuk/klik UNKNOWN diprofil/komenmu.
      2. Ketuk/klik EDIT PROFIL kanan atas
      3. Masukkan biodatamu ke kolom/form yang tersedia, jangan lupa upload foto tercantikmu. Periksa lagi, jika sudah benar biodata nomor kontak dsbnya.
      4. SIMPAN.
      5. Selesai deh tugasmu.
      Selamat mencoba jia ada kesulitan hubungi saya 085101776038 atau bu Nani 082116677789

      Delete
  48. Alhamdulillah
    Ibu Tien kenapa sdh taman ceritanya kok nanggung. Mbok dilanjut bagaimana janya hubungan sarman dng keluarga Haryo juga Danarto jadikah dng Dessy.

    ReplyDelete
  49. Tamatnya nanggung ibu.....
    Bagaimana Kondisi Sarman dng kelg Haryo
    Dan kisah anak2 Tindy selanjutnya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sabar ya Ibu . Nanti ada kok. Di lain kisah. Ini kan kisah miliknya Tindy

      Delete
  50. Alhamdulillah.MKJ Oyee.Maturnuwun Mbak Tien K.Salam Sehat selalu.Ah Aduhai

    ReplyDelete
  51. Matur nuwun sanget Mbak Tien MKJ sangat menghibur kami. Semuanya happy ending. Cuma sayang keberadaan Sarman kok masih menggantung dalam ceritanya. Membuat penasaran aja. Pengin kelanjutan 2 D juga... Desi dan Danarto. Ditunggu ya Mbak Tien cerita selanjutnya. Semoga Mbak Tien dan kelg selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan. Amin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami2 Ibu Ira,
      Mereka masih sekolah, sabar ya. Pasti akan datang lagi kok.

      Delete
  52. Terima kasih Mbak Tien ... Cerbung MKJ nya sdh TAMAT ... Ditunggu cerbung berikutnya ... Smg Mbak Tien / kelrg sehat & bahagia sll ... Salam Aduhai .

    ReplyDelete
  53. Matur suwun bu tien...ending yg sangat aduhai...saya tunggu cerita selanjutnya BUKAN MILIKKU..sehat selalu njih bu..

    ReplyDelete
  54. Alhamdulillah ... Ending nya melegakan, semangat ya bu Tindy, Sarman dan adik2 nya satu ayah, Lala, si-Dokter muda cantik Desy, Tutut ... dan juga Dokter Danarto.😘
    Terima kasih Bu Tien Kumalasari yg 'ruar biasa dan tetap kami tunggu karya ibu berikutnya.
    ADUHAII ... 🌹🎉

    ReplyDelete
  55. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun Bun....
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun

    ReplyDelete
  56. Terimakasih, mtr nuwun Mbak Tien, salam Aduhai

    ReplyDelete
  57. Alhamdulillah tamat
    Dr Danarto ma Desy yaaa trus Sarman gmn????yaa tp makasih bu Tien sdh ini hiburan yg aduhai👏🤭🙏🙏🎂🎂🎂❤❤❤❤

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami2 Ibu Yanti
      Dr. Danarto akan datang nanti, kalau sekolahnya sudah kelar. Sabar ya

      Delete
  58. Alhamdulillah, hadirnya MKJ 50 sekaligus mengakhiri cerita...
    Trm ksh mbak Tien, telah menghibur pembaca dengan inspiratif, semoga sehat dan bahagia selalu. Kami tunggu cerita selanjutnya "Bukan Milikku"🥰

    ReplyDelete
  59. Semlm smp 3x membc mkj 50 tdk slsi diserang rasa kantuk... Alhamduliah dini hr terbangun stlh sholat meneruskan baca tyt dibwh tertulis tamat. Terasa menggantung sih endingnya?
    Adakah ada didunia nyata wanita sebaik Tindy? Cantik pintar dan sangat baik hati serta selalu legawa memandang setiap dera yg menimpanya? mgkn satu kata yg cocok utknya loving you what can i do best..
    Haryo yg selama hidupnya jumawa merasa sbg laki2 sempurna di akhir hidupnya menerima buah yg ditanamnya bertekuk lutut disudut kelembutan Tindy yg tak pernah lekang
    Sarman Lala Desy dan Tutut seayah serta dr. Danarto akan menjd kel besar Haryo dg alur crt sesuai imajinasi kita msg2 minus Nina Endah dan Ana yg akankah tetap menjd kembang jalanan hanya mb Tien yg bs meneruskan di crt yg lain.
    Bukan milikku akan selalu ditunggu sll oleh para pctk🤗
    Trmksh mb Tien utk crt mkjnya... slm seroja dan salam aduhai tentunya nembersamai kita dlm setiap episode cerita bukan milikku😘🙏🤲🤗

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami2 jeng Sapti
      ADUHAI AH
      Tungguin, Desy dll masih sekolah tuh.
      Hehee.. nanti pasti gantungannya akan dicopot kok

      Delete
  60. Wow selesai sudah, perjuangan anak-anak Tindy mendapatkan kembali Ayahnya.

    Begitulah kelegaan Haryo..

    Tindy benar benar ibu kehidupan yang selalu ingin menyadarkan membimbing anak-anak menghadapi kehidupan yang kebetulan anak-anak nya juga perempuan, justru kejujuran Haryo tentang siapa sebenarnya Sarman diterima sebagai sebuah karunia bahwa dia punya anak laki-laki, tentu tidak susah Tindy menjelaskannya pada Sarman bahwa Haryo adalah ayahnya.

    Karena Tindy Empu kehidupan yang penuh kesadaran mendidik anak-anaknya termasuk Sarman menjalani peziarahan di kehidupan ini sesuai porsinya masing-masing.

    Memang makanan pakai porsi segala, passion passion wis jadi menjalani nggak membebani justru dengan senang hati..

    Ah enggak tahu lah

    Bukan milikku..

    Hé hé hé ngarep arep kok dudu dhuwèké..




    Terimakasih Bu Tien;

    Memang Kembang Jalanan yang ke lima puluh sudah tayang.

    Indah penggambaran kehidupan, sebuah kisah permenungan.

    Sehat bersemangat menghadapi menjalani peziarahan di kehidupan ini.

    Terimakasih sekali lagi Bu Tien,
    Sehat sehat selalu doaku 🙏

    Sedjahtera bahagia bersama keluarga tercinta 🙏






    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami2 Nanang yang selalu ber komen dengan sak sirmu dewe 😍😍
      Tapi aku seneng.
      Aamiin doanya yo Nang.
      Matur nuwun juga.

      Delete
  61. Trimakasih bu Tien Mkj sdh tayang, sdh tamat kita tunggu cerbung barunya......
    Trimakasih banyak

    ReplyDelete
  62. Terima kasih mbak Tien.
    Suatu kisahyang luar biasa, apalagi ini sebuah kisah nyata. Ternyata masih ada pribadi yang sudah bisa meredam egoismenya.

    Salam sehat.....
    Salam aduhai....
    Tindy ....kaulah calon penghuni surga .... 👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami2 mas Hadi. Lama nggak komen. Matut nuwun kawigatosanipun
      ADUHAI AH

      Delete
  63. Assalamualaikum wr wb. Mkj sudah tamat, banyak pelajaran hidup dan kehidupan yg bisa dipetik. Tindy wanita dan istri yg memiliki hati yg seluas samudra yang begitu mulia, jujur, mudah memaafkan kesalahan orang lain, terutama suaminya yg sdh sangat menyakiti hatinya. Aduhai... Maturnuwun Bu Tien ditunggu di episode BM, semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin dan tetap semangat dlm berkarya. Aamiin Yaa Robbal'alamiin...Salam sehat dari Pondok Gede..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh
      Aamiin Ya Robb
      Nuwun Pak Mashudi

      Delete
  64. Alhamdulillah ,berakhir bahagia.
    Makasih mba Tien. Salam sehat dan tetap semangat. Aduhai.
    Ditunggu karya mba selanjutnya

    ReplyDelete
  65. Alhamdulillah
    Matur nuwun bu Tien MKJ sdh berakhir
    Senangnya ya mereka akhirnya dpt berkumpul tambah anak lanang Sarman , Aduhaaii 👍

    Salam sehat wal'afiat semua ya bu Tien

    In syaa Allah Bisa lanjut baca BUKAN MILIKKU

    ReplyDelete
  66. Slmt hari minggu bunda Tien.. Alhamdullilah MKJsdh TAMAT.. Smgpengganti lbh penasaran lagi.. Danterutama bunda sehat sll dan tetap semangaat.. SlmSeroja dri skbmi🙏🙏🥰🥰

    ReplyDelete
  67. Selamat harming juga.
    Aamiin
    Matur nuwun Ibu Farida.

    ReplyDelete
  68. Terima kasih Bunda Tien MKJ sangat memberikan inspirasi khusus buat saya sendiri karena mirip dg jalan hidup yg selama ini saya lalui, demikian juga tokoh Tindy hampir seperti istri yg tidak pernah marah walaupun suaminya banyak salah dan dosa.
    Semoga Bunda Tien diberikan kesehatan biar saya terus bisa baca Cerbung yg baru.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami2 Pak Subagyo
      Aamiin atas doanya.
      Luar biasa. Pengalaman adalah guru yang terbaik bukan?
      ADUHAI

      Delete
  69. Alhamdulillah telah selesai ceritanya dengan bahagia

    Terima kasih mbak Tien
    Salam sehat selalu
    Salam Aduhaiii 😍

    ReplyDelete
  70. Terima kasih Bunda Tien
    Membaca MKJ seperti bercermin
    Karena kehidupanku hampir sama seperti Haryo dan istriku seperti Tindy (terima kasih istriku )
    Saya sangat menunggu Cerbung selanjutnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami2 Pak Subagyo
      Semoga sekarang menemukan kebahagiaan bersama keluarga. Aamiin

      Delete
  71. Matur nuwun bu Tien.MKJ happy end..Haryo menyadari kesalahannya, bertaubat dan membuka lembaran baru. Pelajaran yg sangat berharga terutama pribadi Tindy..Sebagai wanita Tindy hampir sempurna (yg sempurna Allah), perlu dicontoh meskipun sulit bagi saya ..Semoga bu Tien sehat sehingga bisa menyapa dg cerber barunya. Aamiin

    ReplyDelete
  72. Assalamualaikum wrwb...
    Yaaach cuthel..
    Salam kangenkrluarga besar PCTK ... Susi kamto bali*; .

    ReplyDelete
  73. Alhamdulillah, MKJ ke-50 sudah tayang. Tindy ..si pembelajar dalam kehidupan setiap isteri. Bu Tien, terimakasih intuk pelajarannya.


    Kutunggu bukan milikku.

    Semoga Bu Tien selalu sehat.

    ReplyDelete
  74. Terima kasih Bu Tien....
    Ditunggu undangan dr. Deasy dan dr. Danarto nya ...😊🙏

    ReplyDelete
  75. Selamat malam bu Tien.
    Semoga bunda sehat selalu dan selalu sehat, agar dapat menghibur dan hadir ditengah-tengah para penggemarnya walau hanya berupa tulisan. ADUHAI.

    SEMOGA MALAM INI BUKAN MILIKKU.
    sudah terbit bersama tenggelamnya matahari Selasa, 01 Maret 2022.
    In Shaa Allah.

    ReplyDelete
  76. Cerita dokter Danarto kapan dilanjut?
    Nama dokter Danarto mengingatkan saya pada cerita Sandiwara Radio Bahasa Jawa berpuluh tahun silam dalam serial KEMBANG SEDEP MALEM. karya Tien Kumala sari Hidayat. Masih ingatkah Bunda Tien?

    ReplyDelete
  77. Kesuwun Bu Tien
    Atas segenap cerbung nya

    ReplyDelete

BULAN HANYA SEPARUH

BULAN HANYA SEPARUH (Tien Kumalasari) Awan tipis menyelimuti langit Lalu semua jadi kelabu Aku tengadah mencari-cari Dimana bulan penyinar a...