ROTI CINTA 52
(Tien Kumalasari)
“Bolehkah saya masuk?” tanya Nurdin sambil melihat kiri kanan rumah yang sudah ditata rapi dengan beberapa kursi dan hiasan janur didepan pintu.
“Oh, silahkan nak.. silahkan..”
Nurdin juga melihat beberapa orang dikiri kanan rumah, hilir mudik seperti ada kesibukan.
“Banyak orang ya pak, ada apa ini ?”
“Ini, nanti malam akan ada sedikit tamu, besamaan dengan malam midodareni, kalau orang Jawa bilang.”
“Oh..” kata Nurdin sambil duduk setelah dipersilahkan.
“Besok Ningsih akan menikah, ada resepsi yang diadakan dari pihak besan saya yang diadakan pada malam harinya.” kata pak Kusno.
“Oh, besok..””
“Iya nak, kalau nak Nurdin mau datang, silahkan.”
“Disini menikahnya?”
“Tidak nak, di gedung. Ini nama gedungnya,” kata pak Kusno sambil menyerahkan selembar undangan yang kebetulan tergeletak diatas meja.”
“Saya pulang beberapa hari yang lalu, ada tetangga bilang bahwa Ningsih mau menikah dengan seorang pengacara. Tapi saya tidak tahu kapan, karena tetangga tersebut juga tidak mengatakannya. Ternyata besok ya?”
“Iya nak. Mohon didoakan untuk Ningsih ya nak, kita kan sudah menjadi saudara, janganlah putus hubungan walau nak Nurdin bukan lagi menantu bapak.”
“Iya pak, saya mengerti. Semua ini memang sudah menjadi garis hidup saya, dan saya tidak boleh kecewa walaupun saya tak bisa memperbaiki hubungan saya dengan Ningsih.”
“Bapak selalu mendoakan, agar nak Nurdin akan mendapatkan jodoh yang lebih baik dari Ningsih.”
“Terimakasih pak. Kedatangan saya hanya ingin menyatakan, apa berita itu benar, ternyata benar.”
“Nak Nurdin boleh datang besok. Nak Wondo pasti juga akan senang.”
“Semoga saya bisa pak, soalnya sore harinya saya harus kembali ke Padang.”
“Kalau begitu malam nanti saja datang, mungkin ada beberapa orang yang mungkin nak Nurdin kenal, cuma tetangga dekat sini saja kok. Disini saya tidak mengadakan pesta besar-besaran. Nak Nrdin kan tahu, saya ini seperti apa.”
“Jangan begitu pak. Menurut saya bapak dan ibu adalah orang-orang baik dan berbudi mulia. Saya yang tidak pantas pak, saya orang tak berguna.”
“Mengapa nak Nurdin berkata begitu? Ada kalanya manusia berbuat salah, tapi orang yang sudah kembali kejalan yang benar, lalu menyadari kesalahannya, itu juga sesuatu yang mulia. Bapak senang nak Nurdin melakukannya.”
“Semua karena bapak.”
“Bu, ibu jangan repot-repot ya, saya cuma sebentar karena masih ada urusan,” kata Nurdin ketika melihat bu Kusno mau beranjak ke belakang.
“Ada sedikit kue-kue untuk nak Nurdin, akan saya ambilkan.”
“Tidak bu, sungguh terimakasih banyak. Saya mau pamit sekarang,” kata Nurdin sambil berdiri. Tapi sebelum pergi dia membuka dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang, digenggamkannya pada bu Kusno.
“Nak, ini apa?”
“Sekedar untuk membantu, tidak seberapa ya bu. Maaf saya tidak menyediakan amplop karena betul-betul tidak tahu.”
“Tapi tidak usah saja nak,” kata bu Kusno yang berusaha mengulurkan kembali uangnya.”
“Jangan bu, saya mohon, itu memang cuma sedikit, tapi tolong jangan dikembalikan,” kata Nurdin yang kemudian berlalu.
“Bagaimana ini pak.”
“Ya sudah bu, diterima saja. Nanti dia kecewa kalau ibu menolaknya.”
“Aduh, saya kira dia mau mengamuk disini dan mau merusak acara pernikahan Ningsih. Ternyata malah bersikap baik.”
“Mana berani dia mengamuk bu, Ningsih sudah bebas menikah lagi, karena masa idahnya sudah selesai beberapa bulan yang lalu.”
“Dia tampak terluka ya pak, kasihan juga melihatnya.”
“Terkadang manusia itu harus mengalami hal buruk dalam hidupnya. Sedih, kecewa, tapi bisa juga kemudian bahagia.”
“Semoga dia bisa menemukan isteri yang lebih baik dan lebih sempurna dari Ningsih.”
“Aamiin..”
***
Malam hari itu pernkahan Dina dan Rustanto. Rustanto tak bisa menolak ketika acara itu dibuat begitu mewah dan meriah. Biarpun rasa sungkan masih menggayutinya, tapi dengan sabar Dina selalu mengingatkannya bahwa Rustanto tak usah memikirkannya. Anggap saja itu bukan pesta untuk mereka, tapi pesta orang tuanya karena bahagia ketika akhirnya anak gadisnya menemukan jodohnya.
Walau begitu Rustanto tak bisa menutupi rasa bahagianya, ketika akhirnya bisa bersanding dengan wanita yang luar biasa. Luar biasa cantik, luar biasa baik, dan luar biasa bersemangat. Hampir seperti dirinya yang dalam setiap keinginan selalu disertai dengan perjuangan.
Eny yang berdampingan dengan Ferry juga ikut merasakan kebahagiaan itu.
Ferry yang melihat Dita tampak begitu cantik dengan balutan busana Jawa, hanya bisa mengaguminya. Rasa cinta itu tak ada lagi, terbang entah kemana. Karena bukankah Dita tampak berbahagia dengan laki-laki pilihannya? Ia justru menyalami Bian dengan hangat, yang disambut dengan hangat pula oleh Bian.
“Kapan menyusul mas?” kata Ferry.
“Sebentar lagi deh, doakan ya? Mas Ferry sudah selesai ?”
“Hampir, tertunda nih, baru nyari biaya.”
“Semoga lancar..”
“Terimakasih mas.”
“Pasangan pendamping pengantinnya serasi lho, jangan-jangan berjodoh juga nantinya,” goda Bian.
Ferry tertawa.
“Ya enggak mas, mbak Eny jauh diatas saya..”
“Jodoh itu kan tidak mengenal umur..”
“Tapi ya.. seperti nggak mungkin lah..”
“Sudah punya yang lainnya barangkali ?”
“Tidak, mana ada yang mau, sekolah saja belum kelar. Tampaknya saya harus bersabar mas.”
“Itu benar, harus sabar. Senang mendengarnya.”
Dina senang karena pernikahannya dihadiri keluarga Baskoro beserta Arin yang memerlukan datang kali itu. Hanya sayang Witri tidak ikut karena sedang hamil muda.
“Tapi aku senang segera punya keponakan,” katanya kepada Dian ketika mereka bertemu sebelum acara.
“Iya, dan semoga kamu juga segera menyusul. Pasti bapak sama ibu kita akan senang, karena akan panen cucu.”
Dina tertawa senang.
“Wouw.. tak bisa aku bayangkan, betapa akan ramainya kalau anak-anak kita kumpul nanti. Belum anaknya Dita, anaknya Arin.”
“Iya benar.”
“Itukah sebabnya maka setelah acara semuanya pada balik Jakarta ? Karena Witri sedang ngidam?”
“Bukan, besok itu Ningsih juga akan menikah.. nggak enak kalau kami tidak datang.”
“Ningsih itu...”
“Ningsih itu kasir penggantinya Witri.”
“Oo..”
“Nanti harus cari kasir lagi kalau Ningsih sudah dibawa suaminya.”
“Suaminya luar kota?”
“Bukan, Jakarta juga. Tapi belum tentu juga dia mengijinkan isterinya bekerja. Ya kan ?”
“Iya benar.”
“Kalau kamu enak, suami isteri bekerja bersama-sama.”
“Suami isteri kan harus kompak mas.”
***
“Besok malamnya keluarga Baskoro benar-benar sudah berada dalam suasana pesta pernikahan Wondo dan Ningsih.
“Ada anak kecil digendong pengasuhnya, yang menatap kearah pelaminan tanpa berkedip. Pasti kalau ia sudah pintar berkata-kata akan bertanya, benarkah yang duduk dengan gagah itu bapakku? Dan apakah wanita cantik disisinya itu ibuku? Tangan mungil itu menuding-nuding kearah mereka. Ningsih sudah tak tahan ingin segera menggendongnya. Ketika kemudian pasangan yang dikagumi itu tertutup oleh para tamu yang menyalaminya, Raka kecil menangis dan meronta-ronta.
“Sabar ya mas Raka, nanti kita kesana, ketemu bapak sama ibu, lihat tuh, sekarang sedang banyak tamu,” bujuk bibik pengasuh dengan sabar, yang kemudian mengajak Raka menjauh dari kerumunan para tamu.
“Mas, aku gemes banget, pengin gendong Raka sekarang juga,” bisiknya diantara tamu yang menyalaminya.
“Sabar, nanti juga kamu bisa menggendongnya,” Wondo balas berbisik, sambil tersenyum mesra, membuat tamu yang sedang menyalaminya lalu berkata mengoda.
“Bisik-bisiknya nanti dong, bukan sekarang.”
Suwondo tertawa.
“Ssst, jangan ikutan mengganggu pengantin, pengin lagi ya?” kata Wondo balas menggoda tamu yang ternyata adalah sahabatnya.
Bahagia itu sederhana, kalau kita sudah bisa mencapainya. Tapi banyak perjalanan berliku yang harus dilalui. Tidak semuanya mulus seperti jalanan tengah kota yang beraspal.
“Selamat ya, pak pengacara,” sebuah sentuhan hangat menggenggam tangan Suwondo, yang kemudian menatapnya dengan mata berbinar.
“Haaa, mas Nurdin ?”
Ningsih menoleh kearah laki-laki yang menyalami Wondo. Ada rasa tidak enak ketika Nurdin mendatangi acara pernikahannya.
“Selamat ya, ikut berbahagia.” Katanya.
“Terimakasih mas Nurdin, senang mas Nurdin bisa datang,” kata Wondo..
“Kebetulan saja sedang ada urusan di Jakarta, jadi bisa datang.”
“Semoga bahagia Ning,” katanya kepada Ningsih.
“Terimakasih mas,” hanya itu yang diucapkan Ningsih, kemudian Nurdin berlalu.
“Kamu mengundangnya?” bisik Wondo.
“Tidak, semalam dia datang, karena mendengar dari tetangganya bahwa aku akan menikah, lalu dia kerumah menanyakan kebenaranya, kemudian bapak mempersilahkan dia datang.”
“O, syukurlah, tapi dia tampak terluka.”
“Ah.. “
“Tidak apa-apa, Tapi aku senang dia baik.”
Apakah sebuah pernikahan selalu membahagiakan? Bahagia memang sederhana, dan pastilah itu diharapkan menjadi muara yang abadi selamanya.
Benarkah? Bukankah masih akan ada jalan yang harus dilalui dan barangkali juga jalan itu penuh liku ?
***
T A M A T
Seorang wanita setengah tua berkacak pinggang dihadapan gadis cantik yang tertunduk sambil terisak.
“Kamu menginginkan anakku, karena kamu menginginkan hartanya bukan ?”
Nantikan kisah “MELANI KEKASIHKU”
Dalam perjalanan hidupnya yang mengharu biru.
Masih ingat Maruti dalam kisah SAAT HATI BICARA?
Tungguin ya.
Alhamdulillah ROCIN_52 sudah tayang.
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien salam ADUHAI dan sehat selalu dan.......
Selalu sehat ya bu....
Alhamdulillah, terima kasih bunda Tien
DeleteAlhamdulillah...
DeleteSelamat kakek nunggu depan oven ya
DeleteTop tenan kakek ...
DeleteKakek juara 1
DeleteMtnuwun mbk Tien
Tali celemek mb Wiwik pedhot
DeleteWkwkwk
Terima kasih Mbak Tien utk Rocinnya. Ditunggu kisah selanjutnya.
DeleteSemoga Mbak Tien selalu sehat. Salam Aduhai selalu dari Semarang.
Alhamdulillah Rocin 52 tayang
ReplyDeleteTrimakasih bu Tien..
Yuk dinikmati bersama
Horeeee...makasih..
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien atas kirimannya ROTI CINTA 52.
ReplyDeleteSalam ADUHAI ...
Alhamdulilah suwun mbak Tien salam aduhaai dari cibubut
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah datang rocin 52. Kunikmati sebelum tidur. Makasih mbak Tien. Salam sehat selalu dan tambah aduhai
ReplyDeleteAlhamdulilah
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah.... terimakasih Bu Tien ..semoga sehat selalu
ReplyDeleteAsyik sudah tayang Rocin 52 semoga jeng Tien selalu sehat,,salam ADUHAI dari Surabaya
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Semoga bunda sekeluarga selalu sehat walafiat aamiin
Salam sehat dan aduhai
Alhamdulillah... Salam ADUHAI untuk mbak Tien dan semuanya..
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteAssalamualaikum bunda Tien , terimakasih kiriman Roti Cinta 52 .
Semoga sehat walafiat 🙏🙏🙏
Wah ending bagus..semuanya menjadi baik.. Alhamdulillah....Maruti..yg awalnya kakak adik cinta sama satu cowok....pasti MELANI KEKASIHKU ini lanjutnya ya bunda Tien....wah gak sabar nunggu cerita barunya....
ReplyDeleteTamaaat..... Trimakasih banyak Ibu Tien....
ReplyDeleteAkhirnya tamat , Trima kasih Bu Tien yg udh menghibur kami semua dg cerbung"nya, di tunggu cerbung barunya, salam aduhai
ReplyDeleteAlhamdulilah
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien , salam sehat slalu .....
ReplyDeleteTba2 udah berderet2 komennya..
ReplyDeleteAduhai... Berakhir bahagia...Trima kasih Bu Tien 😘😘😘
Ditunggu kisah berikutnya...😍😍
Alhamdulillah ....
ReplyDeleteYang ditunggu tunggu telah hadir.....
Matur nuwun bu Tien..
Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin..... .
Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN
.
𝐀𝐥𝐡𝐚𝐦𝐝𝐮𝐥𝐢𝐥𝐥𝐚𝐡... 𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐡𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐞𝐧𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮 𝐝𝐢 𝐜𝐞𝐫𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐌𝐞𝐥𝐚𝐧𝐢 𝐊𝐞𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡𝐤𝐮 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐀𝐃𝐔𝐇𝐀𝐈 ..🙏🙏🙏
ReplyDeleteAkhir yang bahagia..
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien..kami tunggu cerita berikutnya, yang tentu tidak kalah ADUHAI nya...🙏🙏
Wooo.... TAMAT
ReplyDeleteNunggu MELANI KEKASIHKU
Pasti semakin ADUHAI
Alhamdulillaah..
ReplyDeleteAkhirnya...
bagus mantap semuanya hepi ending....matur sembah nuwun bude...
ReplyDeleteTerimakasih Bu cantik..semua indah pada waktunya.. salam sehat selalu Bu cantik Amin YRA 🙏. Mr.wien
ReplyDeleteAlhamdulillah Rocin 52 Tamat, cerita yg menarik. Ditunggu cerbung srlanjutnya bU Tien. Tksh. Smg sehat selalu
ReplyDeleteTernyata n ternyata Rocin sudah tamat. Kunanti karya2 Nu Tien berikutnya dg kisah yg lebih ADUHAI.
ReplyDeletePokoke karya Bu Tien is the best
Hallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
. Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagiga family, Umi Iswardono,
Puji Tuhan, cerita tamat dan semua menjadi orang bahagia karena baik2 hatinya ...
ReplyDeleteSetia menunggu judul baru MELANI KEKASIHKU..
Matur nuwun Berkah Dalem, salam ADUHAI
Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Alhamdulillah, yg ditunggu akhirnya Mateng juga rocin nya...
ReplyDeleteSuwun Bu Tien....salam sehat selalu...🙏🙏
Alhamdulillah, RC.52 telah tayang, terima kasih bu Tien, sehat n bahagia selalu.
ReplyDeleteUR.T411653L
Waduh sdh tamat, tapi endingnya bagus.
ReplyDeleteTerima kasih bu tien
Aduhai bunda Tien,,🥰🥰🥰
ReplyDeleteTerima kasih Rocin maljumnya sudah tayang,,😊🙏😊
Sukses jadi thorcomblang ya bund,,, 😚😚😚
Membuat bahagia tokoh-tokoh yang ada dalam cerita,,,👍👍👍
Salam sehat dan bahagia selalu buat bunda Tien dan sedulur Kabeh selawase,,😊😊😊
Alhamdulillah...
ReplyDeleteMtur nuwun bun...
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun.....
Matur nuwun mbak Tien-ku, roti-nya sudah ludes dilahap para penggemar .
ReplyDeleteMelani.... aku menunggu dikau, tentu makin aduhai.
Alhamdulillah
ReplyDeleteMatur nuwun ibu
Semangat dan selalu sehat ya bu....
Trimakasiih mbak Tien RC52 end...
ReplyDeleteMengakhiri Roti Cinta yg benar2 penuh Cinta...❤❤❤🌹🌹❤❤❤
Salam sehat selalu dan aduhaiii..🙏🥰⚘
Kutunggu kisah selanjutnya yg pastinya aduhaiii juga.. *Melani Kekasihku*🌷
Maturnuwun mbak Tien Heppy ending, siap menunggu yg baru, salam sehat aduhai
ReplyDeleteRc sdh tamat..ending yg bahagia wlu ada yg terluka...smg Nurdin menemukan cinta yg lain di crt yg lain...slmt dtg melani kekasihku🤗
ReplyDeleteTerimakasih mbak Tien...RoCin yang istimewa...semua sesuai dg bagiannya
ReplyDeleteMenunggu cerbung berikutnya
Pasti....Asyiik dan Mantull
Terima kasih mbak Tien.
ReplyDeleteSaya siap menunggu "Melani Kekasihku"
Alhamdulillah...
ReplyDeletesemuanya berakhir senang kecuali Nurdin...
semoga mba Tien dan keluarga besar selalu sehat dan bahagia...
Aamiin Ya Robbal Aalamiin
n
Aamiin ya robbal alamiin
DeleteMatur nuwun papa Wisnu
Terimakasih banget bu Tien
ReplyDeleteTidak terasa selesai
Terus betkarya dan sukses selalu
Sami2..
DeleteAlhamdulillah roti cinta..terima kasih Bu Tien,selalu menunggu kisah selanjutnya,senantiasa sehat,Aamiin.
ReplyDeleteTerima kasih
ReplyDeleteMatur nuwun
Hatur nuhun
Mba Tien, RC sdh taman dgn happy ending. Semoga mba Tien selalu sehat twrus semangat.
Tuhan memberkati.
Sami2 pak Yustikno
DeleteLaris manis ya ROTI CINTANYA. Cepat sekali habisnya. Aduhai...
ReplyDeleteMakasih mba Tien.
Salam sehat dan tetap semangat
Aduhai... ROTI CINTAnya udah tamat.
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien... ditunggu kisah selanjutnya. Salam sehat dan sejahtera selalu. Tetap semangat berkarya, nggih Bu... Berkah Dalem Gusti 🙏😊
Akhirnya semua bahagia... mendapat Roti Cinta. . Sehat selalu. Mbak Tien... Aduhai
ReplyDeleteMatur nuwun Ibu Tien...Rocin sudah hadir dan tamat.
ReplyDeleteKita selalu menunggu kehadiran cerita yang penuh ,,pitutur urip,,
mugi Ibu tansah sehat
Melani....selanjutnya.Terimakasih Rotinya yg Aduhai sekali😊👍
ReplyDeleteAlhamdulillah tamat dgn indah. Terimakasih bu Tien
ReplyDeleteAlhamsulillah Rocin sdh tamat smg mb Tien all diberi kesehatan shngg dpt menghibur pr penggemarnya.
ReplyDeleteKita tunggu bersama" cerita aelanjutnya MELANI KEKASIHKU
Trmksh mb Tien, salam seroja ADUHAI SELALU
Alhamdulilah tamat dg heppy ending.. kamu tunggu suguhan selanjutnya. Smg bu tien sll sehat ...salam aduhai dari pondok gede
ReplyDelete*kamu: kami maksudnya maaf salah nutul *
ReplyDeleteAduh... Sudah tamat... Bagaimana dengan hasil pernikahan dan bisnis bakso Rustanto, Feri dan Bian ...
ReplyDeleteTungguin besok2 di cerita lain ya pak Bambang
DeleteNjih bu ... Di tunggu 🙏
DeleteAduhai TAMAT.dan bahagia ...terimakasih mbak Tien
ReplyDeleteSami2 pak Pri
DeleteAlhamdulillah.... Rocin berakhir dengan cerita bahagia bagi tokoh-tokohnya, terima kasih Bu Tien semoga sehat selalu.
ReplyDeleteAlhamdulillah ... Matur nuwun Bu Tien ... 🙏🙏🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTAMAT semua berakhir bahagia .....
👍🙏
Nunggu MELANI KEKASIHKU
Pasti semakin ADUHAI
Assalamualaikum wr wb. Maturnuwun Bu Tien, cerbungnya selalu menarik. Semoga Bu Tien tansah pinaringan karahayon, wilujeng ing sadoyonipun. Aamiin Yaa Robbal'alamiin...Salam sehat dan aduhai dari Pondok Gede...
ReplyDeleteWa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteAamiin
Matur nuwun pak Mashudi
Puji Tuhan,sugeng enjang mb Tien. Maturnuwun, selalu berahkir elok.
ReplyDeleteSalam sehat n aduhai, mb Tien
Yuli Smrg
Barokah
ReplyDeleteAlhamdullilah endingnya bahagia semua... Terimaksih mbak Tienditgu cerbung barunya.. Slmseroja dan aduhai dri skbmi😍😍
ReplyDeleteADUHAI ibu Farida
DeleteLho tamat ya Bun, tapi Alhamdulillah semua tokohnya bahagia. Semoga penulis dan pembacanya juga bahagia, sehat, barokah
ReplyDeleteAlhamdulillah ROCIN laris manis,meski terlambat buat hidangan 😀, maturnuwun Bu Tien 🙏, semangat ,sehat selalu beserta keluarga..dan sangat ADUHAI ..menunggu cerita baru...tambah ADUHAI..njih Bu Tien 🙏👍
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMereka semua bahagia,,sebahagia hatiku n tentunya bu Tien n sekeluarga ya
Matur nuwun danger bu Tien sdh menyuguhkan Cerbung buat kami yg rindu dg certia2 fiksi
Salam sehat wal'afiat n
Salam ADUHAAII bu Tien 🤗🙏🙏🙏
Terima kasih ya bu Tien. Alhamdulillah akhirnya mereka menemukan jodohnya. Ditunggu cerita selanjutnya
ReplyDeleteMatur nuwun bu..tamat dengan manis dan happy end seperti penulisnya..ehm
ReplyDeleteNunggu Melani Kekasihku
ReplyDeleteSama menungggu juga
ReplyDeleteTerimakasih Bu Tien, Alhamdulillah ROCIN nya sdh tamat, ditunggu ya ibu cerita selanjutnya. Cerbung dr Ibu Tien yg selalu ngangeni.
ReplyDeleteAlhamdulillah, akhirnya ROCIN tamat dengan happy end. Matur suwun mbak Tien. Selalu merindukanmu...salam sehat selalu
ReplyDeleteTerima kasih ya bu, ceritanya menginspirasi buat saya pribadi & mungkin buat semua yg membacanya.
ReplyDeleteBahwa kesuksesan itu tidak bisa diraih secara instan. Harus berusaha & berjuang untuk mendapatkannya.
Setelah Rocin tamat penasarannya tetep aja
ReplyDeleteKali ini penasarannya nunggu mbak Melani
Salam sehat penuh semangat dari Rewwin...🌿
Terima kasih banyak cerbung nya mbak.semoga mbak Tien dan keluarga semua sehat² selalu. Salam sejahtera utk keluarga.
ReplyDeleteNunggu melanie kekasihku kapan tayang ya bu tien ... gak sabar ...salam aduhai dari pondok gede
ReplyDeleteAssalamualaikum... Uni Tien.. maaf aku panggil uni yaa.. karena klw sdh membaca cerita uni ..kok kita rasanya dekat sekali ..🙏🙏 sekali lagi terimakasih.. aku tunggu cerita selanjutnya..👍👍
ReplyDeleteSeru dan Syahdu juga ni andai habis "ROCIN" berlanjut ke cerita Dina dan Baskoro dengan "Bakso Cinta" nya untuk judul episode berikut nya.
ReplyDeleteAlhamdulillah semuanya aduhaaai...
ReplyDeleteNuhun mbak Tien..