Saturday, October 16, 2021

MELANI KEKASIHKU 01

 

MELANI KEKASIHKU  01

(Tien Kumalasari)

 

Seorang wanita setengah tua dan tampak anggun serta berwibawa, turun dari mobil mewahnya, setelah sang sopir membukakan pintu untuknya. Ia berjalan dengan langkah ringan memasuki rumahnya. Seorang pembantu telah menunggu, begitu mendengar mobil majikannya memasuki halaman.

“Apakah tadi ada tamu ?”

“Tidak ada bu,” jawab pembantu itu dengan hormat.

“Bapak sudah makan ?”

“Sudah saya siapkan, tapi bapak bilang makan menunggu ibu saja.”

“Hiih, bapak mesti begitu,” gerutunya sambil memasuki rumah, sementara diruang tengah,

 suaminya sedang duduk sendirian, melihat acara televisi.

“Kenapa bapak tidak makan dulu, kan ibu bilang bahwa ibu akan lama?”

“Tidak apa-apa, cuma tidak enak saja makan sendirian.”

“Padahal ibu sudah makan di pertemuan tadi.”

“Kalau begitu temani bapak makan dong.”

“Bapak seperti anak kecil saja,” kata isterinya, sambil memasuki kamarnya.

Pak Cokro Sasmito, sang suami melanjutkan melihat televisi, yang  sedang menyiarkan berita. Pak Cokro adalah seorang pengusaha batik yang sangat terkenal. Dihari tuanya, perusahaan itu diserahkan kepada satu-satunya anak laki-laki agar dikelola olehnya. Abisatya, adalah seseorang anak muda yang ganteng dan pintar. Ia menekuni pekerjaan yang dibebankan padanya oleh orang tuanya, sehingga tidak sempat memikirkan jodoh untuk dirinya, biarpun ke dua orang tuanya selalu mengingatkannya.

“Cepatlah cari isteri Abi, kami sudah semakin tua, sudah ingin menggendong cucu,” itu yang selalu dikatakan orang tuanya, terlebih ibunya.

“Iya, nanti Abi akan cari.” Selalu itulah jawabnya, tapi sejauh ini Abi belum pernah menemukan seorang wanita pun yang mengena dihatinya.

Saat pak Cokro lebih senang bersantai dirumah, bu Cokro tetap sibuk dengan kegiatannya berkumpul dengan teman-temannya, sesama isteri pengusaha. Ya arisan lah, ya mengurusi organisasi apalah, sehingga sangat jarang berada dirumah. Pernah suatu kali pak Cokro mengingatkannya agar beristirahat saja dan tidak usah mengurusi segala macam yang sangat menyita waktunya, tapi bu Cokro bersikukuh aktif dengan segala kesibukannya.

“Kalau ibu menuruti kata bapak, diam dirumah dan tak melakukan apa-apa, nanti lama-lama bisa pikun ibu ini pak.”

“Kesibukan yang bisa dikerjakan dirumah kan banyak, memasak, mijitin suami..” kata pak Cokro waktu itu sambil bercanda.

“Iih, ogah.. badan bapak segede itu, mana kuat ibu mijitin.”

Waktu itu pak Cokro hanya tertawa saja. Dan karena sang isteri masih saja lebih suka menyibukkan diri dengan segala kegiatan itu, pak Cokro yang penyabar lebih suka mendiamkannya.

***

“Pak, ada yang ingin ibu bilang sama bapak..” kata bu Cokro ketika menemani suaminya makan.

“Apa ? Dapat arisan ?” ledek pak Cokro.

“Bukan, aku kan sudah dapat bulan lalu, masa mau dapat lagi.”

“Oh, memang kalau sudah dapat kemudian nggak boleh dapat lagi?”

“Ya enggak pak, kan namanya hanya satu, kalau sudah keluar ya dirobek, mana boleh dikeluarin lagi. Dan karena bulan lalu ibu yang dapat, maka tadi ibu yang wajib menjamu.”

“O, gitu ya, soalnya bapak nggak pernah ikut arisan, jadi nggak tahu apa itu arisan.”

“Huh, bapak. Cuma arisan saja nggak tahu.”

“Bapak kira seperti undian itu, kalau dikocok namanya keluar lagi, ya dapat lagi.”

“Ini bukan undian pak, tapi itu nggak penting. Yang lebih penting adalah tadi jeng Yayuk bilang, bahwa dia ingin besanan sama aku.”

“Maksudnya bagaimana ?”

“Jeng Yayuk kan anaknya perempuan, sedangkan anak kita laki-laki. Kalau bisa berjodoh kan bagus pak. Mereka juga pengusaha yang bukan main.”

“Bukan main itu apa?”

“Maksudnya pengusaha besar, jadi tidak salah kalau anak kita berjodoh.”

“O, jadi ibu ingin menjodohkan anak kita dengan anaknya jeng Yayuk tadi?”

“Iya, aku sudah tahu anaknya, namanya Indira. Cantik banget pak. Dia juga membantu bapaknya dalam bisnis properti yang digelutinya.”

“Ini bukan jaman Siti Nurbaya bu, mana bisa menjodoh-jodohkan anak? Abi pasti tidak suka.”

“Kalau dia tahu bahwa dia dijodohkan sama Indi, pasti dia mau. Mana ada laki-laki menolak dijodohkan dengan gadis secantik dia.”

“Belum tentu juga lho bu, bapak kok kurang setuju sama acara jodoh menjodohkan begitu. Biarlah Abi cari sendiri, dia bukan anak kecil kok.”

“Bapak itu bagaimana? Menunggu Abi menemukan jodohnya itu kelamaan. Kalau kita bilangin, jawabnya ‘ya, nanti Abi cari’. Gitu terus, tapi mana.. mana?”

“Anak kita itu laki-laki, ya sudahlah, jangan terburu-buru.”

“Bapak itu, kalau ibu punya gagasan, pasti nggak pernah kompak.”

“Mau kompak bagaimana, ibu mikirnya kemana.. bapak mikirnya kemana. Biarkan saja lah bu Abi mencari gadis yang dipilihnya.”

“Kalau yang dipilih itu nanti gadis yang tidak pantas, bagaimana ?”

“Tidak pantas itu yang bagaimana?” pak Cokro balik bertanya.

“Misalnya gadis cantik, tapi anak orang biasa.. apa ya kita akan mau berbesan dengan orang biasa?”

“Lho, orang yang biasa itu yang seperti apa, yang luar biasa yang seperti apa?”

“Orang biasa itu ya orang yang biasa-biasa saja, tidak punya kedudukan, tidak punya derajat, mana pantas disandingkan dengan keluarga kita?”

“Ah, kamu kok mikirnya begitu, jangan sok membeda-bedakan status seseorang, tidak baik itu bu.”

“Sekali-sekali setuju sama usul ibu, kenapa sih pak.”

“Kalau usulnya itu masuk akal, bapak setuju saja.”

“Masa menjodohkan anak kok diangap tidak masuk akal?”

“Soalnya sudah bukan jamannya.”

“Bapak belum tahu Indi sih..”

“Kalau aku melihatnya, lalu aku yang suka, bagaimana ?” goda pak Cokro.

“Apa? Bapak itu sudah tua, ingat, rambut sudah putih, kulit sudah kayak kain kusut.. masih mau suka sama gadis belia?”

Pak Cokro hanya tertawa mendengar omelan isterinya. Memang pak Cokro seorang laki-laki yang tidak suka berdebat tentang hal-hal yang dianggapnya tidak penting. Kalau isterinya begitu ngotot, maka pak Cokro pasti menanggapinya sambil bercanda. Kali ini pak Cokro sangat tidak setuju atas keinginan isterinya menjodohkan Abisatya dengan gadis anak teman arisan isterinya.

“Nanti ibu mau bilang sama Abi, pasti dia suka,” gumamnya sok yakin.

“Tererah ibu, tapi jangan pernah memaksakan kehendak, kalau Abi tidak suka ya sudah, biarkan saja.”

“Kita lihat saja nanti.” Kata bu Cokro masih ngeyel.

***

Abisatya baru pulang dari kantor di sore hari itu. Hanya tertawa saja dia, ketika ibunya mengatakan tentang perjodohan dengan Indira.

“Kok tertawa sih Bi, ibu serius nih..”

“Habisa Abi harus bagaimana bu, menangis?”

“Eh, kok menangis, .. ini kamu mau ibu jodohkan dengan gadis cantik, pintar, pengusaha muda lho.”

“Makanya Abi tertawa, bukannya menangis.”

“Jadi kamu mau?”

“Siapa yang bilang Abi mau?”

“Apa maksudmu?”

“Abi sudah kenal baik sama Indi..”

“Bagus itu.. jadi gampang kan?”

“Apa yang gampang bu?”

“Itu.. soal perjodohan itu. Kamu cocok kan ?”

“Tidak bu, Abi hanya kenal saja, tidak ada keinginan untuk yang lainnya.”

“Abi, kurang apa sih dia sehingga kamu menolak ?”

“Tidak kurang bu, siapa bilang ada yang kurang?”

“Tapi sepertinya kamu menolak tuh..”

“Bu, sebuah perjodohan itu kan harus ada rasa saling suka. Abi harus suka dia, dan dia juga harus suka Abi. Kalau ibu yang bilang, lalu ibu yang suka, sedangkan yang menjalani itu nggak suka, mana bisa jadi ?”

“Abi, kamu itu sudah berumur cukup.”

“Iya, sudah berkali-kali ibu bilang begitu. Lalu ibu juga bilang sudah ingin menimang cucu, ya kan ?”

“Maka dari itu, pikirkan dong keinginan ibu ini.”

“Iya bu, pasti Abi pikirkan, tapi jangan lalu ibu menjodoh-jodohkan begitu. Nanti Abi pasti akan bisa menemukannya.”

“Huh, capek ibu Bi.. Itu-itu saja jawabmu. Berusahalah untuk mendekati Indira.”

“Iya bu, hanya mendekati kan? Kami sudah sering dekat kok. Saat makan siang diluar, kami sering ketemu.”

“Bagus lah, nanti kamu akan tahu, bahwa dialah gadis yang cocok untuk kamu.”

“Semoga saja ya bu,” jawab Abi untuk melegakan hati ibunya. Tapi sungguh, biarpun cantik Abi tidak pernah jatuh hati pada Indira.

***

Hari itu, saat Abi sedang keluar dari rumah makan ketika selesai makan siang, dilihatnya kerumunan banyak orang. Rasa ingin tahunya membuat Abi kemudian mendekat. Dilihatnya seorang gadis menangis sambil bersimpuh. Beberapa orang menghiburnya, tapi gadis itu masih saja tetap menangis.

“Ada apa?”

“Gadis itu kecopetan,” kata seseorang.

“Kecopetan? Copetnya tertangkap?”

“Kalau tertangkap pastilah dia tidak akan menangis menggerung-gerung,” jawab yang lain.

“Abi mendekat, dan lupa-lupa ingat ia seperti pernah mengenal gadis itu. Teman kuliahnya? Bukan. Salah seorang langganan? Pasti bukan, gadis itu tampak berpakaian sangat sederhana, dan sepertinya bukan orang berada. Penasaran, Abi mendekat.

“Sudah dilaporkan ke polisi mbak?”     

Gadis itu menggeleng lemah. Air matanya masih bercucuran.

“Mari saya antarkan ke polisi, nanti mbak bisa menerangkan semuanya.”

Abi menarik gadis itu berdiri, dan sedikit kesal kepada orang-orang yang berkerumun, mengapa ada orang kesusahan malah dianggap seperti melihat sebuah tontonan.

Abi membuka mobilnya, dan mempersilahkan gadis itu masuk. Ia mengantarkan ke pos polisi terdekat dan gadis itu menceritakan semuanya.

Setelah polisi mencatat apa yang diperlukan, gadis itu dipersilahkan pulang. Polisi akan melakukan tugasnya.

Abi menuntun gadis itu keluar. Ia mendengar bahwa yang dicopet adalah uang tiga juta rupiah.

Bagi Abi barangkali uang segitu bukan apa-apa, tapi gadis itu menangis tak henti-hentinya.

“Itu bukan uang saya pak, majikan saya menyuruh saya menyetorkan ke bank, tapi keburu dicopet orang.”

Abi sudah mendengar semua itu ketika polisi menanyainya. Tapi melihat sedu sedan gadis itu, ia merasa tak tega.

Gadis itu pegawai disebuah toko, yang disuruh majikannya untuk menyetorkan uang. Gadis yang sederhana, tapi Abi menangkap kecantikan yang tersembunyi. Mata merah yang mengalirkan air mata itu sesungguhnya bening bak sepasang bintang. Dan entah darimana datangnya, Abi merasa sangat iba.

“Kamu jangan menangis, aku akan menggantikan uang kamu yang hilang itu.”

“Apa?” gadis itu terbelalak, dan bibir tipisnya menganga karena terkejut.

“Aku akan menggantikan uang kamu, jadi kamu jangan menangis.”

“Tidak, mengapa bapak harus mengganti uang saya yang hilang?”

“Aku ingin menolong kamu.”

“Tidak, jangan. Bapak bukan siapa-siapa saya. Ini adalah tanggung jawab saya. Biarlah saya tidak akan menerima gaji saya selama beberapa bulan untuk menggantikannya.”

Abi tersenyum. Gadis itu bukan gadis yang gampang menerima uluran tangan. Apalagi dari pria yang baru saja dikenalnya. Ada rasa kagum dihati Abi.

“Aku hanya ingin membantu.”

“Maaf, terimakasih pak, biarlah saya menggantinya sendiri. Saya orang yang tidak punya, tapi saya bisa berusaha mendapatkan uang itu dengan gaji saya.”

“Apa majikanmu tidak akan marah?”

“Marahpun akan saya terima. Itu kan karena saya teledor, tidak menjaga uang itu dengan baik,” katanya sambil mengusap air matanya.

“Baiklah, tidak apa-apa, nanti aku mau membantu mengatakannya pada majikan kamu agar dia tidak marah sama kamu.”

“Bapak ? Akan membantu mengatakannya?”

“Iya, dan kali ini jangan menolak.”

Gadis itu mengangguk.

“Oh ya, tadi kurang jelas aku mendengarnya, nama kamu siapa?”

“Saya.. Melani.”

Melani.. Melani.. kembali Abi mengingat-ingat, dimana pernah mendengar nama itu.

***

Sore itu simbok bergegas menghadap majikannya, seperti ada sesuatu yang sangat penting.

“Pak, bu, bolehkah saya minta ijin sore ini ?”

“Mau pulang?”

“Iya bu, sehari saja, besok sore saya akan kembali.”

“Tapi ini sudah sore, waduh.. sopir sudah pulang bukan bu?” tanya pak Cokro.

“Sudah, baru saja. Kalau masih kan bisa saya suruh nganter simbok sekalian.”

“Tidak apa-apa bu, nanti gampang, kendaraan kan banyak.”

“Simbok mau kemana?” tiba-tiba Abi muncul sepulang kerja.

“Mau pulang mas Abi.”

“Kok mendadak sih mbok, tidak besok pagi saja? Ini kan sudah sore, hampir gelap.”

“Anak saya sakit mas, saya khawatir. Tidak apa-apa, pasti ada kendaraan.”

“Naik taksi saja, gampang kan mbok?” kata pak Cokro.

“Biar Abi saja yang mengantar,” kata Abi sambil meletakkan tas kerjanya dimeja.

“Jangan mas, mas Abi baru pulang, pasti capek.

“Tidak apa-apa mbok, sekalian capek, lagian supaya aku tahu dimana rumah simbok,” kata Abi.

“Ya sudah mbok, itu, ada yang mau ngantar. Aku juga khawatir, kalau kamu pulang sendiri nanti diculik orang bagaimana?” canda pak Cokro.

“Ya mbok, sana, sudah siap atau belum?”

“Sudah bu, saya mau mengambil tas saya dulu.”

***

Besok lagi ya


96 comments:

  1. Alhamdulillah telah hadir cerbung baru Melani Kekasihku
    Senengnyaa.. hatiku.
    Makasih bunda...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah.......
      Selamat datang *Melani Kekasihku*
      Kedatanganmu bagaikan air bah yang melanda dahsyat .....
      Sampai bendungan hatiku bobol.
      Bahkan ......
      Sebelum aku selami lubuk hatimu yang paling dalam, aku sdh berharap.....
      Akan aku jadikan engkau "ibu dari anak²ku.....
      Terimakasih, bu Tien, tetap ADUHAI.

      Delete
    2. Selamat jeng Eiwik yang selalu setia berada digaris depan menyongsong kedatangannya

      Delete
    3. Horreeeee ada cerbung baruu.. Terimakasih bunda Tien ❤️😘

      Delete
    4. Alhamdulillah, Melani kekasihku sdh datang, manusang bu Tien slm sehat tetap semangat

      Delete
    5. Alhamdulillah.
      Syukron Mbak Tien.
      Jazaakillah khoiron katsiiron.

      Delete
  2. Alhamdulillah....
    Cerbung Baru Sdh tayang
    Mtnuwun mbk Tien

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. Melani sdh datang

      Trmksh mb Tien sng sehat sll

      Salam ADUHAI

      Delete
  4. Alhamdulillah..cerbung baru sudah tayang.. Matur nuwun mbTien...salam aduhai

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah tayang perdana MELANI KEKASIHKU

    Mksh bunda Tien ttp sehat selalu doaku

    Dgn setia menemani kita2 sangat terhibur dgn cerbung2nya bunda

    Salam sayangkuh menyertai bunda selalu

    Yuk kita baca bersama
    ADUHAI

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuuk baca. Kok smkn pintar berpuisi ya mb. Iin. Ma kasih bu Tien, cerbung barunya, smkin ngalir jln cerita dan bkn penasirin

      Delete
  6. Alhamdulillah.cerbung baru sdh mulai....

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah sudah tayang cerbung baru Melani kekasihku, terima kasih MB Tien, salam sehat sll penuh semangat aduhai

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah Melani sudah hadir.. maturnuwun bu Tien..💡

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah ..terima ksh bu Tien....

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah... Makasih mbak Tien. Salam aduhai selalu

    ReplyDelete
  11. Wow Melani anaknya simbok tho?
    mbok buat aku saja tombok?!
    tombok pirå?
    senengané cangkriman, sakit apa tombok, tadi di sms sama anaknya, hanya bilang ada masalah, masalah apa tombok, masalahé besok lagi yaa...

    Terimakasih ada Melani kekasihku
    Sehat selalu ya Bu Tien, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta 🙏

    ReplyDelete
  12. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman,

    ReplyDelete
  13. Hallow..
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
    . Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagiga family, Umi Iswardono,

    ReplyDelete
  14. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  15. Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  16. Melani, nama yg indah.
    Maturnuwun mb Tien.
    Salam cantik nan aduhai mb Tien.
    Yuli, Semarang

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah MK 01, telah tayang perdana, Terima kasih bu Tien, sehat n bahagia selalu bersama keluarga.
    UR.T411653L.

    ReplyDelete
  18. Terima kasih Mbak Tien cerbung baru. Asik juga jalan ceritanya meskipun baru diawal. Selalu membuat penasaran deh.
    Semoga Mbak Tien selalu sehat ya Mbak. Salam Aduhai selalu dari Semarang.

    ReplyDelete
  19. Trimakasih bunda Tien cerbung baru telah hadir

    Mengapa simbok kok mendadak pulang
    Katanya anaknya sakit
    Jangan" sakit krn kecopetan nih
    Aku curiga mungkinkah Melani anaknya simbok....
    Kalau memang iya pas banget Abi mengantar simbok, atau jangan" ikatan batin dah bicara nih...

    Blm bisa diduga nggih bunda krn baru episode perdana
    Moga bunda Tien sekeluarga sehat sll
    Salam aduhai dari Bojonegoro.

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah MELANI KEKASIHKu Eps. Perdana sudah tayang. Terimakasih banyak mBak Tien Kumalasari. Semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia bersama keluarga dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
    Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
    Salam kompak dari Karang Tengah Tangerang.

    ReplyDelete
  21. ADUHAI...
    Bu Tien tetap semangat nggih.

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah cerbu baru datang
    Terimakasih bunda Tien
    Semoga bunda Tien sekeluarga selalu sehat aamiin
    Salam sehat dan aduhai dari Purworejo

    ReplyDelete
  23. Alhamdulillah sdh hadir yg baru Melani kekasihku, maturnuwun Bu Tien 🙏, semoga sehat selalu ,dan tetap ADUHAI...

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah , Terimakasih bunda cerbung barunya semoga bunda Tien selalu diberi kesehatan 🙏🙏

    ReplyDelete
  25. Terima kasih Mbak Tien ... Sdh hadir cerbung baru ... Salam sehat Mbak Tien & PCTK semua ...

    ReplyDelete
  26. Alhamdulillah Melani Kekasihku sudah hadir..terima kasih Bu Tien,senantiasa sehat nggih..,Aamiin.

    ReplyDelete
  27. Tks mbak Tien,Mwlani kekasihku hr inibsdh nongol.
    Salam aduhai dr Tegal.

    ReplyDelete
  28. Haloow jg mbak Tien..
    Semoga sehat selalu..🙏

    Trimakasih Melani kekasihku tayang perdana..
    Msh merabaraba..sopo to Melani..hehe..

    Salam sehat dan aduhaiii mbak Tien..🙏😘⚘

    ReplyDelete
  29. Puji Tuhan Melani Kekasihku sdh tayang..
    Sy agak ingat ada cerbung terdahulu yg mirip ini... Anaknya simbok jadi kekasih hati..

    Monggo dilanjut aja biar sambil sy ingat2 cerbungnya. Penasaran..
    Matur nuwun Berkah Dalem

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami2 ibu Yustinhar. Atau bapak ya. Seandainya ada foto.profilnya

      Delete
  30. waduh ketinggalan terus komennya nih.

    ReplyDelete
  31. Matur nuwun mbak Tien-ku, Melani sudah berkunjung ke rumah.
    Saya juga berpikir Melani anaknya simbok si pembantu. Terus Abi menyukai dia? Silakan dilanjut, karena Indi itu istriku...he he he...
    Salam sehat dan semangat terus mbak Tien yang selalu ADUHAI.

    ReplyDelete
  32. Alhamdulillah cerbung baru sudah tayang, makasih bu Tien semoga bu Tien sehat selalu. Aamiin 🤲

    ReplyDelete
  33. Senangnya...Melani kekasihku sudah datang.
    Makasih mba Tien.
    Sehat dan tetap semangat mba. Aduhai

    ReplyDelete
  34. Mksh mb Tien MK 01 menemani mlm Minggu...mgknkah Melani anaknya simbok? Spt ada benang merah yg akan mulai terurai? Smg Melani jodoh yg ditunggu bpk dan ibu Cokro.. slm seroja utk mb Tien dan para pctk🤗

    ReplyDelete
  35. Alhamdulillah cerbung baru sdh hadir mksh Bu Tien salam sehat selalu

    ReplyDelete
  36. Wah sdh muncul cerbung baru tidak perlu jedah lama. Terima kasih bu tien

    ReplyDelete
  37. Alhamdulillah Melani sdh datang, matur suwun mbak Tien
    Salam sehat selalu ... selalu ADUHAI

    ReplyDelete
  38. Alhamdulillah, cerbung baru sdh hadir,Melani kekasihku.
    Trm ksh mb Tien, sehat selalu
    Dalam ADUHAI

    ReplyDelete
  39. 𝐇𝐞..𝐡𝐞..𝐡𝐞 𝐀𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐒𝐢 𝐌𝐞𝐥𝐚𝐧𝐢 𝐢𝐧𝐢 𝐧𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐚𝐧𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐌𝐛𝐨𝐤 𝐲𝐠 𝐛𝐞𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐝𝐢𝐫𝐮𝐦𝐚𝐡 𝐀𝐛𝐢..?? 𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮 𝐬𝐚𝐣𝐚... 𝐒𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐧 𝐀𝐃𝐔𝐇𝐀𝐈 𝐮𝐭𝐤 𝐁𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐫𝐲𝐚.

    ReplyDelete
  40. Trims bu tien melani kekasihku udah mulai....ditunggu cerïtA selanjutnya.sehat selalu bu tien

    ReplyDelete
  41. Alhamdulillaah.. cerbung baru sudah tayang,
    Pasti asyiik...
    Trima kasih ibu Tien, Semoga ibu dan keluarga selalu sehat dan bahagia,
    Aamiin yaa Robbal’alamiin
    Salam SeRoJa.... ADUHAI....

    ReplyDelete
  42. Terima kasih bu tien....pasti asiik ini ...melanie dg abi dan yg akan sewot adalan bu tjokro.... salam asuhai dari pondok gede

    ReplyDelete
  43. Sip...Melani sudah mulai jalan2 .
    Bacanya nanti agak siangan ajalah...
    Matur nuwun bu Tien
    Salam sehat penuh semangat dari Rewwin...🌿

    ReplyDelete
  44. Assalamualaikum wr wb. Alhamdulillah MK 01 sdh terbit... Siapa Melani itu dan simbok yg bekerja di rumah Pak Cokro... Adakah hubungan Melani dgn Simbok...asik nih.. Apalagi klo kemudian Abi suka dgn Melani..mungkinkah..mungkin saja, tergantung yg empunya cerita. Maturnuwun Bu Tien sdh membuka cerita baru yg bisa menghibur kami para penggemar. Semoga Bu Tien, tetap semangat dan dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dan aduhai dari Pondok Gede...

    ReplyDelete
  45. Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh
    Aamiin doanya
    Terimakasih perhatiannya ya pak Mashudi

    ReplyDelete
  46. Alhamdulillah muncul seri baru..jangan jangan Melani anaknya simbok yg kerja di rumah pakCokro..kepo.com
    Matur muwun bunTirn..seoga sehat dan aktif menulis. shg terhindar dari pikunisasi he he he

    ReplyDelete
  47. Slmt harming mbak Tien.. Terimaksih cerbung barunya.. Slmseroja dan aduhai dri sukabumi🙏🙏😘😘

    ReplyDelete
  48. Alhamdulillah ... Cerbungnya baru ... Terima kasih Bu Tien ... Semoga Bu Tien selalu sehat ... Salam sehat penuh semangat 💪🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  49. Nunggu... nunggu... oalah lupa kalau ini hari minggu... libur deh Melaninya.

    ReplyDelete
  50. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Alhamdulillah,telah hadir Cerbung baru
    Terima kasih bu Tien,,
    Salam Sehat wal'afiat semua ya bu Tien 🤗

    ReplyDelete
  51. Waooow Senengnya rasa hatiini...
    Cerbung baru...pasti seruu dan penuh lika liku
    Kita ikuti bareng2 bagaimana kelanjutan nya
    Salam hangat sehat selalu mbak Tien
    Salam Aduhaiii

    ReplyDelete
  52. Dari malam Sabtu/ Jum'at malam sudah ngintip2 eh ternyata baru tahu saat ini kalau M Melani telah hadir 2 eps. Alhamdulilah n Mksh Bu Tien semoga lancar terus dan Bu Tien sehat selalu.. Aamiin.

    ReplyDelete
  53. Alhamdulillah... Ada yg baru....
    Mtur nuwun bun....
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....

    ReplyDelete
  54. Alhamdulillah cerbung baru..Melani kekasihku 01..wes betul2 nih pasti deh kasian Melani ...hahahha sehat selalu bu Tien

    ReplyDelete

KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH 02

  KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH  01 (Tien Kumalasari)   Arumi berlarian di pematang sawah sambil bersenandung. Sesekali sebelah tangannya men...