MELANI KEKASIHKU 02
(Tien Kumalasari)
“Terimakasih banyak ya mas Abi, capek-capek pulang keja, kok ya mau mengantar simbok pulang, Jadi nggak enak,” kata simbok dalam perjalanan pulang.
“Tidak apa-apa mbok, masa Abi akan tega membiarkan simbok pulang sendiri. Hari hampir gelap. Benar kata bapak tadi, kalau simbok diculik, bagaimana ?” canda Abi.
“Bapak itu ada-ada saja, siapa yang mau menculik orang tua jelek dan miskin seperti simbok ini ?”
“Lhoh, kan hari sudah gelap, kalau orang tidak tahu jelas, lalu simbok dikira gadis tujuhbelas tahun, bagaimana?”
“Waaah, itu kan kalau orangnya sudah rabun mas.”
Abi tertawa. Sudah puluhan tahun simbok mengabdi pada keluarganya. Ketika itu Abi baru berumur sepuluh tahunan atau kurang, dan ibunya sedang membutuhkan pembantu. Pembantunya yang lama meninggal karena sakit. Simbok yang bernama Karti ini sangat setia, pekerjaannya bagus, dan masakannya juga enak, sehingga bu Cokro dan keluarga sangat menyayanginya.
“Memangnya anak simbok sakit apa?”
“Belum tahu mas, tetangga menelpon saya, katanya dia sakit, tapi sudah dikerokin sama tetangga sebelah. Mungkin masuk angin, tapi simbok khawatir kalau belum melihat sendiri.”
“Anak simbok ada berapa?”
“Cuma satu mas, perempuan. Tapi simbok hanya bisa menyekolahkan sampai SMA. Habis, kuliah kan biayanya mahal?”
“Sudah bagus mbok, bisa menyekolahkan sampai SMA. Sekarang biaya sekolah memang mahal.”
“Benar mas, itupun kan simbok juga membiayai dengan bekerja keras tanpa mengenal lelah. Dan beruntungnya simbok, bisa mengabdi pada keluarga bapak Cokro yang sangat baik, sehingga kalau ada kekurangan simbok dalam membiayai genduk, simbok bisa dibantu sedikit-sedikit.”
“Mengapa tidak ingin menyekolahkan sampai jadi sarjana?”
“Aduh mas, simbok kan sudah bilang, bahwa hanya sebegitu kekuatan simbok.”
“Apa anaknya tidak ingin kuliah?”
“Tidak mas, melihat simbok bekerja keras sampai tidak bisa menunggui dia setiap hari, dia tidak ingin sekolah lagi.”
“Sayang ya mbok.”
“Tidak apa-apa mas, setiap manusia kan punya takaran sendiri-sendiri untuk mencapai setiap keinginannya. Takaran simbok hanya segitu, ya harus simbok syukuri.”
Abi menoleh ke arah simbok, wanita setengah tua yang memiliki kesabaran dan keikhlasan dalam menjalani hidup. Diam-diam Abi mengaguminya.
“Mas, sudah sampai mas, sebelum tikungan itu rumah simbok.”
“Oh, sudah sampai ya mbok.”
Abi menghentikan mobilnya didepan sebuah rumah, dalam gang kecil yang tanahnya berbatu. Rumah itu mungil. Ada lampu berkedip di teras yang sederhana, karena hari memang sudah gelap. Rumah itu tampak tertutup pintunya.
Simbok membuka mobil dan mengucapkan terimakasih.
“Mas Abi, terimakasih banyak ya,” kata simbok sebelum turun.
“Iya mbok, maaf aku tidak turun ya mbok.”
“Tidak apa-apa mas, mas Abi pasti capek.”
“Kalau ada apa-apa, hubungi aku ya mbok. Simbok sudah pernah mencatat nomor tilpon Abi kan?”
“Iya mas, simbok sudah punya. Sekali lagi terimakasih,” kata simbok lalu menutupkan pintu mobil.
Abi mengangguk sambil tersenyum lalu membawa mobilnya berlalu.
Simbok bergegas menuju rumah. Rupanya pintu rumahnya terkunci dari dalam.
“Melan... Melan.. ini simbok nak.”
Lalu terdengar langkah kaki, dan pintu itupun terbuka.
“Lho, simbok kok pulang ? Malam-malam begini pula?”
“Simbok ditilpon Aris, katanya kamu sakit, “ kata simbok sambil masuk kedalam.
“O, mas Aris itu bagaimana, Melan hanya minta agar bu Sarni ngerokin Melan, dikira Melan sakit beneran.”
“Jadi kamu nggak apa-apa?”
“Tadi sepulang kerja merasa pusing sekali, tapi sudah dikerokin, sudah minum obat, jadi sudah baik kok mbok. Simbok pulang naik apa?”
“Tadi diantar mas Abi.”
“Ooh, baik sekali ya mbok.”
“Mereka keluarga baik, tidak tega melihat simbok pulang malam-malam,” kata simbok sambil duduk di sebuah kursi.
“Melan buatkan minum dulu ya mbok. Setelah simbok minum, Melan mau cerita.”
“Iya nduk, mau cerita apa sih.”
“Nanti saja mbok,” kata Melan sambil menjauh.
Simbok menatap punggung anak gadisnya dengan terharu.
“Melani sudah dewasa, tumbuh menjadi anak baik dan pintar. Dia juga cantik. Tak ada kebahagiaan yang lebih berharga dalam hidupku ini, karena memiliki Melani. Dia membuat aku tidak pernah kesepian, walau terpaksa hidup berjauhan. Melani juga selalu menghargai aku dan sangat menyayangi aku. Ia tak pernah menyesal menjadi keluarga orang miskin seperti aku, yang hanya seorang pembantu rumah tangga.
“Ini mbok, minumnya,” kata Melani sambil meletakkan gelas dimeja.
“Hm, pasti sedap teh buatan kamu.”
“Karena membuatnya dengan kasih sayang mbok,” kata Melani sambil duduk didekat simbok.
“Iya benar,” kata simbok sambil menghirup teh hangatnya.
“Tadi sepulang kerja, Melan membeli nasi oseng dua bungkus, nanti dimakan berdua ya mbok, sama ada kerupuk sebungkus.”
“Iya, simbok ingat, nasi oseng kan kesukaan kamu. Tadi simbok tidak sempat beli apa-apa untuk oleh-oleh kamu, karena diantar mas Abi.”
“Tidak apa-apa mbok.”
“Baiklah, tadi kamu bilang mau cerita, mau cerita apa? Ada laki-laki yang naksir kamu?”
“Ah, simbok ada-ada saja. Tadi siang Melan mengalami kejadian yang sangat menyedihkan mbok,” kata Melani yang wajahnya berubah sendu mengingat peristiwa siang harinya.
“Peristiwa menyedihkan apa nduk?”
“Ketika majikan Melani menyuruh meyetorkan uang di bank, uang itu dicopet orang.”
“Ya Tuhan.. lalu bagaimana? Berapa uang yang dicopet? Banyakkah?”
“Bagi Melan juga banyak mbok, tiga juta rupiah.”
“Tiga juta ?” simbok terbelalak.
“Iya mbok.”
“Lalu bagaimana? Kamu kan harus menggantinya? Tertangkapkah pencopetnya?”
“Pencopetnya tidak tertangkap mbok, tapi Melan sudah melapor ke kantor polisi. Dan tentang uang itu, benar Melan harus menggantinya. Melan sudah bilang kepada majikan Melan, bahwa dia boleh memotong gaji Melan separonya setiap bulan. Maaf ya mbok, kalau nanti penghasilan Melan berkurang?”
“Melan, yang penting kamu selamat dan tidak cedera. Ada pencopet yang menyerobot paksa, masih dengan menyakiti korbannya pula.”
“Tidak mbok, dia hanya menarik tas berisi uang yang saya bawa, lalu kabur dengan sepeda motor. Rupanya ada seorang temannya menunggu diatas sepeda motornya.”
“Tidak apa-apa nak, itu sebabnya kamu merasa pusing sepulang kerja?”
“Benar mbok, sesiang itu Melan menangis terus. Ada seorang kaya yang menolong Melan, mengantarkan Melan melapor ke polisi, bahkan berniat memberi uang tiga juta yang hilang itu untuk mengganti.”
“Baik sekali orang itu.”
“Iya mbok, tapi Melan menolak, karena kami belum pernah bertemu sebelumnya dan dia bukan siapa-siapanya Melan kan? Tapi dia mengantarkan Melan melaporkan kepada majikan Melan tentang peristiwa itu, sehingga Melan tidak dimarahi.”
“Syukurlah nak, tapi siapa sebenarnya orang baik itu?”
“Tadi Melan tidak menanyakan nama atau rumahnya, karena hati melan sedang bingung. Atau barangkali dia mengatakan namanya tapi Melan tidak menggubrisnya.”
“Iya nak, simbok maklum, pasti waktu itu kamu sangat bingung.’
Ya sudah mbok, simbok ganti pakaian dulu, lalu kita makan ya, kalau masih kurang nanti Melan beli lagi di wedangan pak Man.”
“Tidak usah, makan seadanya saja. Simbok mau ke kamar mandi dulu.”
“Ya mbok.”
***
“Abi...” sebuah teriakan mengejutkan Abi, ketika dia memaski rumah makan untuk makan siang.
Abi menoleh kearah datangnya suara. Seoramg wanita cantik yang berpenampilan sangat modis duduk sendirian disana.
“Indi ?”
Abi melangkah mendekati meja dimana Indi sedang duduk.
“Sendirian ?” tanya Abi.
“Kelihatannya aku sama siapa ? Sendiri kan? Kamu juga sama siapa?”
“Sendiri.”
“Kalau begitu silahkan duduk. Kita bisa makan bareng. Syukurlah, jadi ada teman bicara nih,” kata Indi riang.
“Kamu sudah pesan?”
“Sudah, ayo panggillah pelayan dan pesan. Aku hanya ingin selat segar saja.”
“Takut gemuk ya?”
“Iya lah, segini badan ideal yang aku suka, kalau kebanyakan karbo aku bisa semakin gemuk, apalagi kalau ditambah kuah berkilat-kilat yang banyak mengandung lemak.”
“Iya, aku tahu.” Kata Abi sambil menuliskan pesanan dikertas yang disodorkan pelayan.
“Itu sebabnya aku lebih suka makan sayur, buah. Nasi sedikit, kalau lagi benar-benar lapar.”
“Pantas kamu tetap langsing dan cantik.”
“Terimakasih Abi,” kata Indi sambil menarik piring yang sudah disajikan pelayan”
“Kamu pesan apa?”
“Sama.. aku juga takut kebanyakan lemak.”
“Wauw.. ada teman yang juga lagi diet nih..”
“Biar kelihatan kompak saja. Ayo makanlah.”
“Aku menunggu pesanan kamu saja. Katanya biar kompak. Tapi aku minum jus jerukku ini dulu ya.”
“Silahkan..”
“Apa kabar Abi, agak lama ya kita nggak pernah ketemu. Aku pikir saat ketemu.. kamu sudah punya isteri dan punya anak.”
Abi tertawa.
:Kok tertawa sih ?”
“Aku nih boleh dikata bujang lapuk. Nggak laku-laku.
“Itu karena kamu terlalu sibuk bekerja, sampai lupa kalau rambut hampir ubanan.”
“Enak aja, ngatain aku. Lha kamu ? Kamu sudah punya anak berapa?”
“Aku juga belum laku,” Lalu keduanya tertawa terbahak.
“Kita ini terlalu sibuk Abi, sehingga melupakan hal-hal semacam itu. Tapi enak kan hidup sendirian. Kalau kita sudah berkeluarga, sebelah kaki kita akan ada diluar rumah untuk bekerja, sebelah lagi ada didalam rumah untuk mengurus keluarga. Kelihatannya aku belum memikirkan untuk itu,” sambung Indi.
“Bagaimana dengan orang tua?” tanya Abi sambil mengajak menikmati pesanan mereka bersama-sma.
“Itulah Bi, ibuku tak henti-hentinya menanyakan hal itu. Beberapa hari yang lalu malah bilang akan mencarikan jodoh untuk aku.”
“Tuh kan, ibu-ibu dimanapun sama.”
“Pasti ibu kamu juga mengejar-ngejar kamu untuk segera menikah kan?”
“Iya sih. Sudah sering itu.”
“Kata ibuku, kalau anak laki-laki sih, nggak masalah, kalau perempuan, jangan sampai dibilang perawan tua. Orang tua pada takut akan predikat itu bagi anaknya.”
“Ya sudah, aku doakan agar kamu segera mendapatkan jodoh ya, supaya nggak dibilang perawan tua.”
“Terimakasih Abi, aku juga akan berdoa untuk kamu, supaya kamu nggak dibilang bujang lapuk.”
Mereka bicara seperti seorang sahabat. Abi tahu bahwa ibunya ingin agar dia berjodoh dengan Indi, tapi Indi sama sekali tidak tahu karena ibunya belum membicarakannya.
“Sungguh tidak ada perasaan apa-apa dihati aku terhadap Indi biarpun dia cantik bak dewi Supraba,” kata batin Abi.
***
“Kok ngelamun sih bu, mikirin apa?” tanya Panji kepada isterinya, Maruti.
“Ah, enggak kok mas, cuma mengantuk saja.”
“Mas lihat beberapa hari ini kamu kelihatan sedang mikir sesuatu, ada apa? Ceritain dong, siapa tahu suami kamu ini bisa membantu.”
“Aku itu tiba-tiba teringat Anin mas. Semenjak ibu meninggal, saya seperti kehilangan kontak sama dia. Sebenarnya dimana ya dia berada?”
“Iya benar, berita terakhir yang kita dengar kan dia menjual rumah peninggalan ibu, kemudian ikut suaminya ke Jakarta.”
“Nah setelah itu saya tidak pernah mendengar lagi kabar tentang dia. Nomor kontaknya sepertinya sudah bukan yang dulu.”
“Aku heran, mengapa ya dia tiba-tiba seperti memutuskan hubungan dengan kita? Apa dia masih marah sama kita?”
“Masa sih mas, waktu itu kan dia bilang sudah bisa menerima, dan ikhlas seikhlas-ikhlasnya.”
“Itu kan yang dikatakannya. Apa yang ada didalam hati, siapa yang tahu?”
“Bukankah dia juga sudah menikah dengan seorang pengusaha?”
“Iya sih, ya semoga saja dia baik-baik saja.”
“Aku kangen sekali sama dia mas. Duapuluhan tahun lebih kami tidak pernah kontak, apalagi bertemu.”
“Aku bisa mengeri perasaan kamu. Coba nanti kita cari cara untuk bisa menghubungi dia. Mungkin dengan memasang iklan di koran.”
“Iya ya mas, tolong mas uruskan, maukah? Atau suruhan Andra saja nanti sepulang kerja.”
“Baiklah, kita nanti bicara juga sama Andra tentang pemasangan iklan itu. Sudah, jangan sedih. Semoga kita segera mendengar berita tentang dia.
***
Besok lagi ya
Matur nuwun Mbak Tien
ReplyDeleteSelamat mb Ira juara 1
DeleteKebetulan pas buka pas blm ada komen... lgsg mak brubus aja. hahaha....
DeleteYes...Melani Kekasihku 02
DeleteAlhamdulillah tayang nih
Mksh bunda Tien sehat selalu doaku
Pak Cokro adalah org yg bijaksana
Bu Cokro adalah wanita sosialita
Mas Abi meskipun anak org berada ttp santun
Bgmn perjalanan cintanya berikut
Yuk kita baca bersama
Salam hangat dari Jogja dan tetap ADUHAI
Selamat bu Ira
DeleteMatur nuwun bu Tien, sugeng dalu
Manusang bu Tien, slm sehat tetap semangat
DeleteAlhamdulillah Melani sdh tayang
ReplyDeleteAduhai
Alhamdulillah
ReplyDeleteMelani sayangku sudah hadir
ReplyDeleteMatur nuwun nda. Semoga bunda Tien tetap sehat awet momong bapak2 ibu2 penggemar. He he
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien cerbungnya
Demoga bunda Tien sekeluarga sekalu sehat walafiat aamiin
Salam sehat dan aduhai dari Purworejo
Alhamdulilah, terima kasih bu tien... melanie kekasihku 2 sdh datang.. semoga bu tien selalu sehat, dan selalu bahagia.. aamiin, salam aduhai dari pondok gede
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTemkah mb Tien . Melani Kwkasihku sdh datang
Salam seroja ADUHAI BANGET
Alhamdulillah.
ReplyDeleteSyukron Mbak Tien...
Jazaakillah khoiron katsiiroon
Alhamdulillah, MK.02 telah tayang, terima kasih bu Tien, sehat n bahagia selalu.
ReplyDeleteUR.T411653L
Alhamdulillah
ReplyDeleteMelani udah datang , Terimakasih bunda Tien
Semoga selalu sehat walafiat
Alhamdulillah..Terima kasih Bu Tien Melani Kekasihku sdh hadir.
ReplyDeleteSemoga Ibu Sehat dan bahagia selalu
Aamiin
Salam ADUHAI dari Bekasi
Terimakasihbak Tien MK02 sudah tayang...aku terus menunggu..
ReplyDeleteBakalan seruu ceritanya..
Salam sehat selalu mbak Tien
Salam Aduhaiii
Puji Tuhan ibu Tien sehat, semangat dan produktip shg Melani Kekasihku 2 sdh hadir bagi kami para penggemar cerbung Ibu.
ReplyDeleteBelum bisa membayangkan bgmn lanjutnya.
Kami menunggu saja. Matur nuwun Berkah Dalem. Salam ADUHAI...
Alhamdulillah
ReplyDeleteMaturbnuwun bu Tien
Tetap sehat
Yetapbsemangat
Alhamdulillah.......
ReplyDelete𝐀𝐥𝐡𝐚𝐦𝐝𝐮𝐥𝐢𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐫𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠 𝐌𝐞𝐥𝐚𝐧𝐢 𝐚𝐧𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐢𝐦𝐛𝐨𝐤.. 𝐏𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐢𝐧𝐢 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐫𝐢𝐤 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐁𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧 . 𝐒𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐮𝐭𝐤 𝐁𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐫𝐚 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐌𝐞𝐥𝐚𝐧𝐢 𝐊𝐞𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡𝐤𝐮 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚𝐧𝐲𝐚.🙏👍❤
ReplyDeleteTrimakasih mbak Tien...MK02nyaa..
ReplyDeleteOooh...Maruti datang lagiii..
👍👍😊😊
Pinisirin lanjutannyaaa..😁
Besok lagi yaaa....
Salam sehat selalu dan aduhaii mbak Tien..🙏😘🌹
Alhamdulillah
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien , Melani ku sayang seperti nya seru nih
Salam sehat wal'afiat semua ya bu Tien
Alhamdulillah sudah tayang ...matur nuwun Bu Toen ..salam sehat
ReplyDeleteAlhamdulilah. Mudah2an dimudahkan semuanya.
ReplyDeleteMatur nuwun. B Tien semoga sehat selalu
Alhamdulillah Melani KEKASIHKu Eps 2 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSemoga mbak Tien tetap sehat, bahagia sejahtera, dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam hangat dari Tangerang.
Alhamdulillaah.... Melani Kekasihku 2 sudah tayang... Asyiiiik...
ReplyDeleteMatur nuwun ibu Tien, semoga ibu dan keluarga selalu sehat dan bahagia
Aamiin yaa Robbal’alamiin...
Salam SeRoJa.... ADUHAI...
Alhamdulillah ... Terimakasih kiriman cerbungnya Bu Tien ... Semoga Bu Tien selalu sehat, semangat tuk berkarya ... Salam seroja tuk kita semua 🙏🙏🙏
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman,
Alhamdulillah....salam aduhai
ReplyDeleteADUHAI ibu Atiek
DeleteHallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
. Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagiga family, Umi Iswardono,
Halo juga bu.... salam peluk ciuman kangen buat bu Tien...🥰🥰🥰
DeleteSalam kangen juga jeng dokter.
DeleteDekap hangat dari Solo
Terima kasih Bu Tien, cerbung barunya udh episo 2 , salam sehat tetep aduhai ..
ReplyDeleteSalam ADUHAI Ibu Mundjiati
DeleteHallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Terima kasih Mbak Tien , cerbung Melani kekasihku 02 sdh tayang ... Smg Mbak Tien & keluarga sehat selalu ... Aamiin.
ReplyDeleteAamiin Ibu Enny
DeleteADUH
Alhamdulillah ikut bergabung komen
ReplyDeleteSemoga kita sehat walafiat bahagia sambil menghayati cerita bersambung Melani Kekasihku 02
Siapa ibu Maruti yaw
Cari di SAAT HATI BICARA Unknown
DeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun.....
Aamiin wo
DeleteSdh ke 02 Melani kekasihku ...trimakasih bu Tien dan salam Aduhai
ReplyDeleteSami2 ADUHAI ibu Yanti
DeleteMksh mb Tien Mk 02 sdh hadir... Msh blm tahu kmn crt ini dibw akhirnya? Indi atau Melani yg akhirnya jd pendamping Abi? Sll ditunggu kehadiran MK mlm mlm selanjutnya. Slm seroja utk mb Tien dan para pctk dimnpun berada🤗
ReplyDeleteSalam ADUHAI jeng Sapti
DeleteMaturnuwun Bu Tien 🙏, Alhamdulillah MELKE 2 sdh hadir, semoga ibu sekeluarga sehat..salam ADUHAI..
ReplyDeleteSalam ADUHAI Yangti
DeleteNuwun Mbak Tien... Semoga sehat selalu, fresh, ide menulis ceriteranya cemerlang...
ReplyDeleteSami2 unknown
DeleteMaturnnwn mbak Tien, jodoh cinta .. heuum ADUHAI ..
ReplyDeleteADUHAI pak Pri
DeleteTerima kasih Mbu Tien... bisa kumpul Maruti lagi... pasti aduhai setap part nya... sehat² mbu tien....
ReplyDeleteSmoga ADUHAI pak Zimi
DeleteTerima kasih
ReplyDeleteAbi tidak 'greng' dekat dengan Indi, tetapi kagum kepada Melani yang tidak mau dibantu saat kesulitan. Apakah nanti Melani dimarahi oleh ibunya Abi seperti dalam pembukaan itu?
ReplyDeleteIbarat nonton bola, jangan hanya melihat golnya saja, tetapi nikmati bagaimana pemain meliuk-liuk menerobos pertahanan lawan dan membobol gawang lawan.
Salam sehat penuh semangat mbak Tien, selalu ADUHAI.
Terima kasih Bu Tien utk MK02nya. Salam sehat selalu dari Ngaliyan - Semarang, buat Bu Tien dan seluruh pembaca MK. 🙏😊
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien cerbung barunya.
ReplyDeletePanji dan Maruti, rasanya perlu baca ulang cerita ttg mereka,
Sudah lupa.
Salam sehat utk mbak Tien dan keluarga
Salam sehat jangan lupa pak Andrew
DeleteAlhamdulillah,terima kasih Bu Tien ..senantiasa sehat,Aamiin🤲
ReplyDeleteSalam sehat ibu Rini
DeleteTerima kasih mbak Tien
ReplyDeleteSami2 KP LOVER
DeleteTrims bu tien MK ke 2 udah tayang...
ReplyDeleteMelani...melani jadi keingat film SI UNYIL hehehe...semoga bu tieñ selalu sehãt dan sehat trus dan bisa menghibur ķita semua...amiin
Aamiin, terimakasih ibu Suparmia
DeleteAssalamualaikum selamat pagi bunda tien. Semoga senantiasa dalam lindungan Allah SWT buat bunda beserta keluarga. Aduh, tahu-tahu udah muncul aja si melani ini. Nyesel banget ketinggalan update-an-nya. Pokoknya karya bunda tien makin hari makin aduhai! Kerasa bapernya sampai lampung. Terima kasih, karena cerbung yang disajikan sangat menghibur. Salam seroja, dan ditunggu kelanjutan ceritanya.
ReplyDeleteWa'alaikum salam wr wb.
DeleteSalam seroja ibu Echi
Alhamdulillah..trimakasih bu Tien salam sehat
ReplyDeleteSalam sehat ibu Yanti
DeleteAlhamdullilah sdh tayang MK 2 nya.. Mksihmbak Tien.. Salamseroja dan tetap aduhai dri sukabumi
ReplyDeleteTetap ADUHAI ibu Farida
DeleteAssalamualaikum wr wb. Di episode 02 ini, dibawa masuk lorong gelap, siapa Panji, Maruti, Anin, Andra dan adakah hubungannya dgn Abi, Indi, Melani. Mudah mudahan Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin dan semangat dlm berkarya, sehingga bisa menerangi lorong gelap tersebut. Maturnuwun Bu Tien, yg selalu membuat penasaran untuk mengikuti lanjutannya... Salam sehat dan aduhai dari Pondok Gede....
ReplyDeleteMatur nuwun Ibu...alhamdulilah Melani hadir..mugi Ibu tansah sehat
ReplyDeleteCerita mengenai kehidupan yang yang sarat pesan moràl..dengan jalan cerita yang membuat pembaca penasaran...
Salam aduhai
Sami2, ibu Moedjiati
ReplyDeleteBaru
ReplyDeleteMakasih mba Tien.
ReplyDeleteSalam sehat dan selalu aduhai
Nuwun bu Tien..sesuai dugaan saya..ternyata Melani putrinya dimbok pembantu dirumah Abi .wah bisa heboh nih
ReplyDeleteMaksudnya anaknya simbok..pembantu kel Cokro ya Abi juga. Kalau pak Cokro dan Abi sptnya tdk membefa befakan derajad, pangkat dan kekayaan.. yg repot bu Cokro. Semoga dimuluskan jalan untuk Abi dan Melani..lakonnya Melani ya bu Tien. Libur Maulid cerber muncul tidak nih
ReplyDeleteSemoga bu Tien ada waktu menulis disela kesibukan dan liburan bersama keluarga. Aamiin
Dicari cucunya Mbah Tarjo yang sudah remaja
ReplyDeleteSalam sehat dan aduhai bu Tien 🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah,sehat terus bu Tien,di tunggu terus karyanya
ReplyDeleteOoh...Anin itu kan Dita adik Maruti ya? Kayanya di judul lalu hanya disebut Dita deh...,😀 Terimakasih bu Tien, saya barusan beli bukunya Saat Hati Bicara, eh sdh disambung ceritanya di judul ini. Mantap.👍👍
ReplyDeleteMenyenangkan, salam sehat Tuhan memberkati
ReplyDeleteMelani kekasihku ini kelanjutan dari cerber judulnya apa ya
ReplyDelete