ROTI CINTA 51
(Tien Kumalasari)
Dina bergeming, masih berdiri didepan meja sekretaris atau tepatnya customer servis, yang mengatakan bahwa ibu Eny tidak bisa menerimanya.
“Saya temannya, bilang saya Dina, sahabatnya,” ulang Dina berkali-kali.
“Maaf mbak, saya sudah mengatakannya, tapi ibu Eny bilang sedang sibuk dan tidak bisa dihubungi.”
Dina membalikkan tubuhnya. Agak jauh, Ferry mendekatinya.
“Bagaimana mbak?”
“Dia tidak mau menemui aku,” kata Dina kesal.
“Kenapa dia ? Barusan saya ketemu dan dia menerima berkas surat lamaran saya.”
“Itulah, apa maunya dia, aku kan bermaksud baik.”
“Baiklah, mbak tunggu sebentar disini, biar saya masuk kembali dan bicara sama dia,” kata Ferry yang kemudian mendekati wanita yang bertugas menerima tamu-tamu kantor itu.
“mBak, saya mau ketemu bu Eny lagi.”
“Lho, tadi kan sudah?”
“Ada barang saya ketinggalan, saya harus mengambilnya,.”
“Barangnya apa mas, biar saya ambilkan,” kata CS itu.
“Tidak cuma barang itu, saya lupa ada pesan untuk ibu Eny yang belum saya sampaikan.”
CS itu memencet tombol intercom yag menghubungkan dengan ruangan Eny.
“Ibu, bapak Ferry mau mengambil barangnya yang ketinggalan. “
Lalu sepertinya Eny mengijinkannya.
“Silahkan masuk mas..”
Ferry bergegas memasuki ruangan Eny.
“Apa yang ketinggalan?” tanya Eny.
Ferry duduk dihadapan Eny tanpa dipersilahkan.
“Mengapa mbak menolak menemui mbak Dina?”
“Mau apa dia kemari ? Masih mau mempermalukan aku ?”
“Tidak, mengapa mbak berpikiran sesempit itu.”
“Jadi rupanya kamu tadi datang bersama dia?”
“Ya mbak, kebetulan saja, dan tidak janjian sebelumnya. Sekarang mbak ijinkan mbak Dina menemui ya? Dia bermaksud baik. Dia bilang ketika menyuruh mbak Eny bicara sama mas Rustanto itu, mereka belum jadian. “
“Mana mungkin..”
“Tak mngkin juga mbak Dina yang baik hati bisa memiliki niat seburuk itu. Ada baiknya mbak Eny bicara, agar semuanya jelas. Dengar mbak, memiliki musuh didalam hidup itu akan membuat kita tidak nyaman.”
Eny menatap Ferry tak berkedip. Memang, setelah ia tahu bahwa ternyata Dina berpacaran sama Rustanto, lalu hatinya kesal, ia tak pernah merasa nyaman. Gelisah sepanjang hari, dan bawaannya hanya ingin marah saja.
“Saya pergi ya mbak, tolong bicaralah.”
Eny menghela napas, lalu mengangguk.
“Baiklah..”
Eny memencet tombol Customer Service dan meminta agar tamu bernama ibu Dina dipersilahkan masuk. Tapi CS mengatakan bahwa Dina sudah pergi.
“Dina sudah pergi,” katanya kepada Ferry.
“Dia ada didepan, saya pamit ya, akan saya suruh mbak Dina kembali,” kata Ferry sambil berdiri, kemudian keluar dari ruangan Eny.
***
Eny masih mengulak-alik laptopnya ketika Dina sudah duduk didepannya.
“Ibu manager sibuk sekali ya?” canda Dina.
Eny menutup laptop nya, lalu menyandarkan tubuhnya, menatap Dina tak berkedip.
“Aku sama sekali tidak tahu kalau kamu marah sama aku.”
“Tentu saja, masa sih aku harus bilang sama kamu bahwa aku marah sama kamu.”
“Kamu salah sangka En. Ketika aku menyuruh kamu ketemu mas Rustanto itu kami belum jadian. Sungguh.”
“Tapi dia bilang bahwa dia sudah punya calon isteri. Pasti yang dimasud itu kamu kan? Sayang aku tidak berpikiran sampai ke situ.”
“Kamu kan tahu, mas Rustanto itu orangnya sangat tertutup. Bahwa dia ternyata suka sama aku, dia tak pernah berani mengatakannya. Jadi aku juga tidak tahu.”
“Artinya.. bahwa dia sudah suka sama kamu saat itu, tapi kamu belum mengetahuinya?”
“Benar, aku tidak bohong En. Baru beberapa hari ini dia mengatakannya.”
“Dan kamu sebenarnya juga suka? Dan kamu tidak mau juga mengatakannya sama aku?”
“Tidak En, aku tidak berani mengungkapkannya sama kamu. Kan semuanya belum jelas. Siapa tahu dia memilih kamu?”
Eny menghela napas. Sesak didadanya sedikit terobati.
“Aku minta maaf kalau sampai kamu tersakiti, tapi aku sama sekali tidak pernah punya niat jahat sama kamu. Bahkan kalau saat itu mas Rustanto suka sama kamu, aku akan ikhlas kok. Bukankah kita tak bisa memaksakan cinta?”
Benar, cinta tak bisa dipaksa, itu juga yang dikatakan Ferry.
“Ayolah En, kita harus tetap menjadi sahabat. Jangan karena kamu salah terima maka kita harus bermusuhan.”
“Ya, ternyata kehilangan rasa persahabatan itu menyedihkan,” kata Eny pelan.
Dina berdiri, lalu mendekati Eny dan memeluknya erat.
“Maafkan aku ya En?”
“Maafkan juga aku..”
Dan pelukan hangat itu akhirnya mengakhiri sebuah permusuhan yang nyaris membakar jiwa. Lalu Eny menyadari, betapa indahnya persahabatan.
“Aku jadi malu sama Rustanto..”
“Tidak, dia tak pernah menganggap kamu memalukan. Mas Rustanto orangnya sangat sederhana dan baik kepada semua orang.
***
Hari dan bulan terus berjalan, dan pernikahan Dina dan Rustanto akan digelar awal bulan depan.
“En.. aku minta agar kamu mau menjadi pendamping pengantin aku,” kata Dina ketika Eny datang ke warung baksonya.
“Aku ? Lalu aku berpasangan sama siapa?”
“Ferry..”
“Ferry ? Ya ampuun.. “
“Harus mau ya En, tolong, supaya kamu juga lekas dapat jodoh.”
“Emangnya pernikahan itu bisa menular ya ?”
“Sangat menular, karena pernikahan itu seperti virus.”
Eny terbahak mendengarnya. Tapi dia senang, Ferry kan orang yang sudah dikenalnya, jadi dia tak usah merasa kikuk.
“Baiklah, nanti aku bilang. Tadi dia banyak pekerjaan jadi nggak mau aku ajak makan keluar, katanya mau makan di kantin saja.”
“Aku senang Ferry sudah bekerja. Bagaimana pekerjaannya? Kamu suka?”
“Dia itu kan pada dasarnya rajin dan penuh semangat. Aku minta dia ditempatkan di gudang, dan teman-teman sekerjanya senang karena Ferry sangat membantu mereka.”
“Syukurlah. Dia kan pejuang sejati. Harus lulus tanpa terlalu memberatkan orang tua. Hebat.”
“Nanti aku sama Ferry pakaiannya bagaimana ?”
“Kami yang akan menyiapkan dan mengatur semuanya. Nanti ketika rapat panitia terakhir, kamu sama Ferry harus datang supaya tahu urutan acaranya.”
“Baiklah, kabari aku kalau sudah dekat waktunya, nanti aku bilang sama Ferry.”
***
“Ibu, hari pernikahan Dina hampir bersamaan waktunya dengan Ningsih,” kata Dian kepada ibunya.
“Iya tuh, hanya terpaut sehari. Dina hari Sabtu, Ningsih Minggu.”
“Kalau kita tidak datang ke pernikahan Dina, dia bisa mencak-mencak, apalagi sama Dian,” kata Dian sambil tertawa.
“Nanti kita atur bagaimana baiknya.”
“Kalau kita tidak datang ke pernikahan Ningsih, juga nggak enak sama mas Wondo, lagi pula Ningsih kan karyawan kita.”
“Maka dari itu nak, nanti bapak pasti bisa mengaturnya.”
“Kita datang ke Solo dua hari sebelumnya, lalu setelah acara selesai, kita langsung kembali ke Jakarta,” kata Baskoro yang tiba-tiba sudah ada diantara mereka.
“Ya mas, aku setuju. Jadi dua-duanya kena.”
“Apakah Arin akan pulang ya pak?” tanya Dian.
“Entahlah, kalau dia libur pasti pulang. Tante Risma menjaganya dengan ketat. Kalau tidak libur tidak boleh pulang ke indonesia.”
“Nanti Dian akan menelpon. Dulu ingin sekali ikut ke Solo.”
“Bagaimana keadaan isteri kamu?” tanya Yanti.
“Itulah bu, belum tentu juga dia bisa ikut, habisnya muntah-muntah terus,” jawab Dian.
“Yaah, wanita hamil bawaannya bermacam-macam. Ada yang muntah-muntah terus, ada yang nggak ngerasain apa-apa.”
“Ya, Dian ingat, ketika hamil Arin, ibu juga biasa-biasa saja.”
“Ibu waktu hamil kamu juga begitu, bahkan ibu mengandung kamu sambil bekerja, sampai ham[ir melahirkan baru berhenti bekerja.”
“Ibu kamu wanita yang kuat dan hebat luar biasa Dian, itu sebabnya bapak ini jatuh bangun ketika mencintai dia,” kata Baskoro sambil merangkul isterinya.”
“Iya, Dian tahu ketika bapak bangun, cuma jatuhnya Dian yang nggak tahu,” canda Dian.
Baskoro terbahak-bahak.
“Kamu bisa saja Dian.”
“Bapakmu ini paling pintar mengecoh ibu. Pura-pura dagang roti keliling segala,” sambung Yanti.
“Benar, dan itu bukan sembarang keliling.. tujuh keliling karena pusing,”
“Hahaa.. berarti bapak pusing tujuh keliling ya?”
“Lebih dari tujuh sebenarnya..” kata Baskoro masih dengan tertawa.
“Kalian ini kalau sudah bercanda terus ngelantur. Ya sudah, nanti kalau kamu pulang, buah-buahan yang sudah ibu siapkan dibawa ya. Buah dan sayuran itu penting untuk kesehatan. Supaya isterimu sehat, anakmu yang dikandung juga sehat.
“Iya bu, nanti Dian bawa. Sebenarnya Dian sudah selalu menyiapkan buah-buahan, dan ibu Narti juga selalu masak sayur untuk Witri, tapi ya itu, seringkali dia merasa mual dan muntah.”
“Kata dokter bagaimana?”
“Katanya ya nggak apa-apa, cuma diberi obat mual dan vitamin. Sudah agak berkurang sih mualnya, cuma kadang-kadang masih begitu. Itu sebabnya Dian merasa, sebaiknya besok nggak usah ikut ke Solo saja.”
“Itu lebih baik, nanti kalau muntah-muntah dijalan atau di tempat acara juga pasti merepotkan. Kalau dirumah, ada ibu Narti yang menjaganya kan?”
“Baiklah, sekarang Dian coba menelpon Arin dulu, kira-kira bisa datang enggak. Kan perlu dikasih tahu juga, biarpun akhirnya nggak bisa datang.”
***
“Witri, aku senang mendengar kamu ngidam,” kata Ningsih ketika mampir ke rumah Witri yang baru.
“Iya mbak, maaf kalau nanti mbak Ningsih menikah lalu saya tidak bisa membantu, habis ini bayinya agak nakal, bawaan saya mual dan muntah melulu.”
“Tidak apa-apa Witri, kami maklum kok. Seringkali memang begitu ya kalau wanita ngidam. Sayang aku tidak bisa merasakannya,” kata Ningsih sendu.
“mBak Ningsih jangan sedih. Memiliki anak bukan satu-satunya kebahagiaan didunia ini. Didampingi suami yang sangat mencintai juga merupakan sebuah kebahagiaan. Hidup tenang juga kebahagiaan. Tinggal bagaimana kita menerimanya. Apapun itu, dengan syukur, akan membuat kita bahagia, ya kan?”
Ningsih mengangguk sambil tersenyum haru. Apa yang dikatakan Witri memang benar. Sekarang dia bahagia menemukan laki-laki seperti Wondo, dengan seorang anak kecil yang papa karena ditinggal ibunya.
“Iya Wit, lagipula aku sudah bakal punya anak kok. Raka, anaknya mas Wondo sangat menggemaskan. Ia akan bisa mengobati rasa kecewa aku karena aku akan menganggapnya sebagai anak kandung aku sendiri.”
“Senang mendengarnya mbak.”
***
“Aku senang sekali pak, akhirnya Ningsih menapatkan jodoh seorang laki-laki yang baik dan bersahaja, walaupun dia orang pintar,” kata bu Kusno sehari menjelang pernikahan Ningsih.
“Iya bu, bapak juga bersyukur. Ini jawaban dari Allah atas doa-doa kita, yang memohon agar anak kita bisa menemukan kebahagiaan disamping laki-laki yang mencintainya.”
“Dan senengnya lagi, dia tak akan terlalu jauh dari kita ya pak, jadi sewaktu-waktu kita kangen, bisa datang menemuinya setiap waktu.”
“Benar, tidak seperti dulu, harus menyeberang lautan, sehingga bertahun-tahun tidak ketemu gara-gara kita tak bisa mengunjunginya dengan gampang.”
“Orang hidup itu kan sebenarnya sudah diatur dari Atas Sana. Apapun yang kita alami, ya harus dijalani dengan ikhlas. Yang penting kita selalu mendekat kepadaNya, saat sedih, saat senang. Bersyukur. Semoga ini adalah muara bahagia untuk Ningsih. Sudah cukup lama dia menderita. Sekarang semoga buah yang diunduhnya adalah buah yang manis.”
“Aamiin..”
Tapi tiba-tiba keduanya dikejjutkan oleh langkah kaki mendekat, dan terlihat sosok yang sangat dikenalnya.
“Selamat malam ..”
“Nak Nurdin?” pekik pak Kusno dan bu Kusno hampir bersamaan.
***
Besok lagi ya
Matur nuwun mbk Tien
ReplyDeleteSami2 jeng Nani
DeleteMer siang semua ……😊😘
DeleteMet Siang Bunda Tien Kumalasari …..🤝🤲
*smoga se mua nya Sehat” sll*
👍
ReplyDeleteAlhamdulillah... Udah hadir
ReplyDeleteTapi ketika sampai di kantor Eny, dan Dina menemui sekretaris, sang sekretaris bilang bahwa ibu Eny tidak bisa ditemui. Padahal sebelum Eny Ferry sudah lebih dulu menemuinya dan diterima. (RC_50)
ReplyDeleteAlhamdulillah, lanjutan ROCIN_50, sudah datang dan masih hangat pula, yuk kita nikmati... bgmn jadinya hubungan baik dua sahabat Dina dan Eny? Jadian antara Rustanto & Dina, Suwondo & Ningsih?
Yuk kita baca bareng²
Matur nuwun bu Tien, sugeng dalu, tetap sehat & energik.
Salam ADUHAI dari Bandung.
Terima kasih Mbak Tien ... ROTI CINTA-nya sdh saya nikmati.
ReplyDeleteSalam ADUHAI ...
Tharara Rocin 51 sfh mateng
ReplyDeleteSdh kemebul
DeleteAlhamdulillah Rocin 51 sdh hadir.. Terimakasih bunda Tien ❤️
ReplyDeleteSelamat byat jeng Wiwiek.....
ReplyDeleteSelamat malam
Alhamdulillah ,RoCin 51 hadir
ReplyDeleteAlhamdulillah ... terima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu
ReplyDeleteMantaaaap 😍
ReplyDeleteSelalu menyenangkan
Smoga Eny sadar...rasa cinta tidak bisa dipaksakan
Salam sehat mbak Tien
Salam Aduhaiii dari Cibubur muaach
ADUHAI jeng Sis..
DeleteAsiiikkk... Rocin anget2
ReplyDeleteAlhamdulilah, terima kasih bu tien... roti cinta 51 sdh tayang semoga bu tien selalu sehat, dan selalu bahagia.. aamiin, salam aduhai dari pondok gede
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteYey... Roti Cinta 51 udah tayang 🎊. Terima kasih Bu Tien... Semoga Bu Tien sehat selalu. Amin.. 🙏😊
ReplyDeleteAamiin
DeleteMatur nuwun ibu Yacinta
Selamat malam.
ReplyDeleteADUHAI cak
DeleteWaouw semakin menarik aja nich ceritanya...
DeletePenasaran, tiba-tiba Nurdin datang, ada apa ya....
Ada apa dengan roti cinta, aduhai Bu Tien...
Salam sehat selalu...
Berkah Dalem Gusti 🙏
This comment has been removed by the author.
DeleteWaah ketinggalan nyegat Rocin ,,,paling kari sethithik Rotine,,sehat ya jeng Tien ,,,Rotine laris manis
ReplyDeleteADUHAI mbak Yanik
ReplyDeleteHallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
. Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagiga family, Umi Iswardono,
Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Alhamdullilah rocin 51 dah tayang.. Terima kasih mba Tien.. Dlmtmlm dan salam afuhaai dri dkbmi🙏🙏😘😘
ReplyDeleteAlhamdulillah..tp kenapa nak Nurdin datang lagi yak...Rocin 51 masih bikin dag dig dug derrrr...... Aduhai.......
ReplyDeleteEh Rocin sudah hadir. Alhamdulilah.
ReplyDeleteMakasih Bu Tien. Semoga sehat selalu dan barokah semuanya. Aamiin
terima kasih... sehat trs Mbu Tien..
ReplyDeleteSekarang cepet terus ya bu... jadi tidur nya bisa nyaman... aduhai...
ReplyDeleteHalloww mbak Wiwiek, nomor satu nihh...
ReplyDeleteAkhirnya .... sugeng dalu Bu Tien, sugeng istirahat , matur nuwun Roti Cinta nya, ditunggu kelanjutannya Salam Aduhai
ReplyDeleteAduh Nurdin kamu telat keduluan pak pengacara... Somoga nantinya Nurdin juga mendapat kebahagiaan...
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien
Alhamdulillah akhirnya Dina mendapatkan jodoh yg terbaik mas Rustanto...Ningsih menikah dengan Wondo...kayaknya Eny bakalan jadian dengan Fery...yg belum jelas nasibnya Nurdin...
ReplyDeletetrima kasih mba Tien...semoga mba Tien dan keluarga besar selalu sehat dan bahagia...Aamiin
Alhsmdulillah
ReplyDeleteSyukron Mbak Tien .
Matur nuwun mbak Tien-ku, roti-nya sudah terhidang dengan manisnya.
ReplyDeleteSenangnya kalau tidak punya musuh. Tapi Ferry kok menolak ketika diajak makan siang, jangan bilang sudah punya calon yaaa. Kacian tu Bu direktur nganggur lagi.
Salam sehat mbak Tien, salam ADUHAI selalu.
Wah, jangan2 Nurdin mau mengacaukan acara pernikahan Ningsih. Jangan sampai ah. Kasihan Ningsih yg sudah lama menderita. Biarkan dia menggapai bahagianya ya Nurdin.
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien, smoga selalu sehat. Salam Aduhai selalu dari Semarang.
Menurut 'perhitungan' saya tidak mbak Ira, karena sudah pernah minta maaf kepada keluarga p Kusno. Dan mau menjadi orang baik.
DeleteAlhamdulillah Rocin lima puluh satu tayang
ReplyDeleteAyo kita lanjut baca
Mksh bunda Tien sehat selalu doaku
Wah diriku penasaran nih bgmn Eni mau berkelit
Salam hangatnya dari Jogja buat bunda yg selalu ADUHAI
Alhamdulillah RC 51 telah tayang, terima kasih bu Tien, sehat n bahagia selalu.
ReplyDeleteUR. T411653L
𝐀𝐥𝐡𝐚𝐦𝐝𝐮𝐥𝐢𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐃𝐢𝐧𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐞𝐥𝐚𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐄𝐧𝐲 𝐝𝐚𝐧 𝐄𝐧𝐲 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐥 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐫𝐞𝐭𝐚𝐤...𝐀𝐩𝐚𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐢𝐧𝐢 𝐤𝐨𝐤 𝐍𝐮𝐫𝐝𝐢𝐧 𝐛𝐚𝐥𝐢𝐤 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐤𝐞 𝐉𝐚𝐤𝐚𝐫𝐭𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐫𝐮𝐦𝐚𝐡 𝐏 𝐊𝐮𝐬𝐧𝐨 ??? 𝐀𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧..? 𝐀𝐩𝐚 𝐦𝐚𝐮 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐚𝐦𝐩𝐢𝐧𝐠 𝐦𝐚𝐧𝐭𝐞𝐧 𝐧𝐲𝐚 𝐍𝐢𝐧𝐠𝐬𝐢𝐡...𝐡𝐞..𝐡𝐞 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐛𝐢𝐚𝐫 𝐁𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧 𝐲𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐧𝐭𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐀𝐃𝐔𝐇𝐀𝐈.
ReplyDeleteAlhamdulillah, terima kasih mbak Tien roti cintanya masih hangat Eny jadian deh sama ferry tapi ngapain nurdin datang lagi.?
ReplyDeleteSehat selalu ya mbak Tien dan salam ADUHAI... Dari Tangerang 🥰🥰😚😚
Alhamdulillah Ricin 51 dah tayang
ReplyDeleteTerimakih bunda Tien
Semoga bunda sekeluarga selalu sehat
Salam sehat dan aduhai
Matur nuwun bunda Tien...🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteRocin 51 sdh tayang
Terima kasih bu tien, semoga bu tien beserta kelg sehat2 n dalam lindungan Allah SWT ..... Aamiin yra
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun.....
*LEMBAR KOREKSI:*
ReplyDelete1. CS itu memencet tombol _intercom yag menghubungkan dengan ruangan Eny._
# CS itu memencet tombol *_interkom yang menghubungkan dengan ruangan Eny._* #
2. “Tak _mngkin_ juga mbak Dina yang baik hati bisa memiliki niat seburuk itu.
# “Tak *_mungkin_* juga mbak Dina yang baik hati bisa memiliki niat seburuk itu. #
3. Pasti yang _dimasud itu kamu kan?_ Sayang aku tidak berpikiran sampai ke situ.”
# Pasti yang *_dimaksud itu kamu kan?_* Sayang aku tidak berpikiran sampai ke situ.” #
4. Eny menghela napas. Sesak _didadanya sedikit terobati._
# Eny menghela napas. Sesak *_didalam dadanya sedikit terobati._*
#
5. “Baiklah, kabari aku _kalau sudah waktunya,_ nanti aku bilang sama Ferry.”
# “Baiklah, kabari aku *_kalau sudah tiba waktunya,_* nanti aku bilang sama Ferry.” #
6. Tante Risma menjaganya dengan ketat. Kalau tidak libur tidak boleh _pulang ke indonesia.”_
# Tante Risma menjaganya dengan ketat. Kalau tidak libur tidak boleh *_pulang ke Indonesia.”_* #
7. “Ibu waktu hamil kamu juga begitu, bahkan ibu mengandung kamu sambil bekerja, _sampai ham[ir melahirkan baru berhenti bekerja.”_
# “Ibu waktu hamil kamu juga begitu, bahkan ibu mengandung kamu sambil bekerja, *_sampai hampir melahirkan kamu, ibu baru berhenti bekerja.”_* #
8. _“mBak Ningsih jangn sedih._
# *_“mBak Ningsih jangan sedih._* #
9. Sekarang dia bahagia menemukan laki-laki _seperti wondo,_ dengan seorang anak kecil yang papa karena ditinggal ibunya.
# Sekarang dia bahagia menemukan laki-laki *_seperti Wondo,_* dengan seorang anak kecil yang papa karena ditinggal ibunya. #
10. _“Senang mendengarnya mbak.”&
# *_“Aku senang mendengarnya mbak.”_* #
11. “Aku senang sekali pak, akhirnya Ningsih _menapatkan jodoh_ seorang laki-laki yang baik dan bersahaja,....
# “Aku senang sekali pak, akhirnya Ningsih *_mendapatkan jodoh_* seorang laki-laki yang baik dan bersahaja,.... #
12. Tapi tiba-tiba keduanya _dikejjutkan oleh langkah kaki mendekat,...._
# Tapi tiba-tiba keduanya *_dikejutkan oleh langkah kaki mendekat,...._* #
Lho rak tenan ta......
merga kesusu, lha wong bakda maghrib lagi mulai nyicil ngetik....
Pengin gek ndang dadi trus tayang .. ora sempat mbolan-baleni olehe maos ... Langsung tayang, ya.. Hiiks...
Rapopo ana "bempere" sing mbantu kok... Aku dadi tersanjung....
Apa malah ngribeti, ya ????
Alhamdulillah ROCIN 51 dah mateng...kebul",😀, maturnuwun Bu Tien 🙏, Sugeng dalu, Sugeng istirahat,sehat selalu dan ADUHAI..
ReplyDeleteADUHAI Yangti
DeleteAduhai..Roti cintanya selalu nikmat.
ReplyDeleteMakasih mba Tien
Sami2, Aduhai ibu Sul
DeleteAlhamdulillah Rocin 51 sdh tayang, Manusang bu Tien slm sehat tetap semangat
ReplyDeleteTerima kasih cerbungnya bu tien
ReplyDeleteAlhamdulillah, rocin sdh bisa dinikmati....
ReplyDeleteterima kasih Bu Tien
Salam sehat selalu...🙏🙏😊
Aah, Nurdin muncul disaat.yg tdk pas..
ReplyDeleteTrimakasih mbak Tien..RC51nya...
ReplyDeleteWaaah...ikut seneng semua udh mau bahagia dgn pasangan masing2...🌹🌷
Tapiii
Ngapain Nurdin datang malam2 yaa...semoga akan memberi kado buat Ningsih...🎁
Klo mau bikin kaco bayar aja uang rmhnya ato dituntut lg...😠
Semoga endingnya baguuus..
Salam sehat selalu dan aduhaiii mbak Tien..🙏🥰⚘
Sugeng dalu mb Tien wah ceritanya tambah bagus.Semoga semua bahagia. Apa mgkn Eny sama Nurdin. Ferri sama Arin
ReplyDeleteMangga mb Tien aja.
Salam sehat nan aduhai mb Tien
Yuli, Semarang
ADUHAI ibu Yuli
DeleteMbak Tien bikin kejutan lagi.
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien
Nurdin tyt msh tdk bs melupakan Ningsihkah? Tp smg sj tdk bikin kekacauan menjelang hari H nya Ningsih.. atau Nurdin sdh move on? Kedatangan justru utk menyampaikan undangan juga. Smg bgtu.. slm seroja utk mb Tien dan kita semua para pctk.. dan tentu sj slm aduhai ala mb Tien ..🤗
ReplyDeleteSalam ADUHAI jeng Sapti
DeleteWadooooh nak Nurdin bikin kaget aku saja deh....
ReplyDeleteHehee..
DeleteSalam kaget pak Petir
ADUHAI .. jodoh itu rahasia , mbak Tien tu pinter, tauuuu aja, di cerita RC ada beberapa pasang berjodoh ..
ReplyDeleteADUHAI pak Pri
DeleteTerima kasih bu Tien…..
ReplyDeletewalau menanti kelewat jam …selelu terbangun ingat yang ditunggu-tunggu cerita bu Tien ….
Aduhai…. betapa indahnya cerita roti cinta dimana banyak cinta didalamnya…..
salam sehat selalu ….dan sukses selalu bu Tien 🙏😊
Salam ADUHAI ibu Nur W.
DeleteMakasih bu Tien, semoga bu Tien sehat selalu. Aamiin
ReplyDeleteAamiin
DeleteADUHAI ibu Sri
Wow Nurdin datang, ada apa ya.... Terima kasih Bu Tien rocinya, semoga sehat selalu
ReplyDeleteAamiin, matur nuwun ibu Yati
DeleteAlhamdulillah nglilir Rocin~51 sudah menunggu.. maturnuwun bu Tien..🙏
ReplyDeleteSami2 pak Djodhi
DeleteAlhamdulillah ... Terimakasih kiriman Rocinnya Bu Tien ... Salam sehat penuh semangat !!! ... 🙏🙏🙏
ReplyDeleteSalam sehat dan ADUHAI ibu Sri
DeleteTerimakasih...mbak Tien berharap di Roti Cinta... Ningsih bisa hamil seperti Seruni di Buah Hatiku. Dg begitu Nurdin semakin menyesal memceraikan Ningsih. Maaf... mbak Tien kok jadi ngelantur.
ReplyDeleteADUHAI ibu Nanik
DeleteAlhamdulillah, matursuwun ROCIN 51...
ReplyDeleteSalam subuh... semoga sehat selalu...Aamiin
Aamiin, matur nuwun ibi Umi
DeleteAlhamdulillah..subuh-subuh sarapan roti cinta,terima kasih Bu Tien..senantiasa sehat,Aamiin.
ReplyDeleteSehat dan ADUHAI ibu Rini
DeleteAssalamualaikum wr wb. Alhamdulillah tdk terasa sdh episode 51. Semoga Nurdin ikut bahagia dengan pernikahan Ningsih. Maturnuwun Bu Tien, bersyukur, ikhlas, qona'ah, berserah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt merupakan kunci kebahagiaan hidup. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin Yaa Robbal'alamiin.... Salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteWa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
ReplyDeleteAamiin Ya Robbal Alamiin
Matur nuwun pak Mashudi
Alhamdulillah RoCin 51 tersaji...
ReplyDeleteAku menikmati dengan bahagia
Semoga semuanyaa baik baik saja
Kenapa ini Nurdin...mau bikin ulah ??
Saam sehat mbak Tien
Salam Aduhaiii...
Salam sehat dan ADUHAI ibu Yulies
DeleteRoCin 51 smakin gayeng n semangat bacanya ...Dina ahkirnya bisa menjelaskan ke Eny dan Menikah deh,Lo Ningsih mau nikah kok Nurdi datang????
ReplyDeleteSalam aduhai.... mbak Tien ... kangen dengan cerbung yang bikin semangat membaca dan belajar berperilaku lebih baik tetap menyala. Semoga mbak Tien sehat dan semangat selalu.
ReplyDeleteWadhuh..koq Nurdin methungul di rumah p Kusno..semoga tdk akan mengganggu pernikahan Ningsih dan Suwondo..aamiin
ReplyDeleteWaduh Nurdin nggolèk sisik mêlik, jian arep ninggali sajaké, saking kepingin mertobat, dhuwité entèk arep adol omah, åpå yå
ReplyDeleteBesok lagi yaa..
Alhamdulillah Rocin 51...sudah hadir yg selalu ditunggu.. Sehat selalu mb Tien
ReplyDeleteSalam aduhai
Terima kasih Roti Cinta nya mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat dari Purwodadi Grobogan.
Salam sehat bu Tien
ReplyDeleteMau beranjak tidur ngintip dulu... Wah rocin belum Mateng... Sehat selalu ya mbak Tien...
ReplyDelete𝐌𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐫𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐞𝐩𝐬 52.
ReplyDelete𝐒𝐚𝐦𝐛𝐢𝐥 𝐧𝐨𝐧𝐭𝐨𝐧 𝐩𝐢𝐚𝐥𝐚 𝐓𝐡𝐨𝐦𝐚𝐬..𝐌𝐨𝐧𝐠𝐠𝐨
DeleteMenunggumu. Mdh2an Rocin 52 segera hadir
ReplyDeleteGak ada penundaan tayang kan....??
ReplyDelete😔
Slmt pgii mbak tien.. Alhamdullilahrocin muncul dan berskhir dgn tamat.. Akhirnyabahagia semuanya.. Slmseroja dan aduhai dri skbmi😍😍
ReplyDeleteBagus mbak critanya
ReplyDelete