Wednesday, October 13, 2021

ROTI CINTA 51

 

ROTI CINTA  51

(Tien Kumalasari)

 

Dina bergeming, masih berdiri didepan meja sekretaris atau tepatnya customer servis, yang mengatakan bahwa ibu Eny tidak bisa menerimanya.

“Saya temannya, bilang saya Dina, sahabatnya,” ulang Dina berkali-kali.

“Maaf mbak, saya sudah mengatakannya, tapi ibu Eny bilang sedang sibuk dan tidak bisa dihubungi.”

Dina membalikkan tubuhnya. Agak jauh, Ferry mendekatinya.

“Bagaimana mbak?”

“Dia tidak mau menemui aku,” kata Dina kesal.

“Kenapa dia ? Barusan saya ketemu dan dia menerima berkas surat lamaran saya.”

“Itulah, apa maunya dia, aku kan bermaksud baik.”

“Baiklah, mbak tunggu sebentar disini, biar saya masuk kembali dan bicara sama dia,” kata Ferry yang kemudian mendekati wanita yang bertugas menerima tamu-tamu kantor itu.

“mBak, saya mau ketemu bu Eny lagi.”

“Lho, tadi kan sudah?”

“Ada barang saya ketinggalan, saya harus mengambilnya,.”

“Barangnya apa mas, biar saya ambilkan,” kata CS itu.

“Tidak cuma barang itu, saya lupa ada pesan untuk ibu Eny yang belum saya sampaikan.”

CS itu memencet tombol intercom yag menghubungkan dengan ruangan Eny.

“Ibu, bapak Ferry mau mengambil barangnya yang ketinggalan. “

Lalu sepertinya Eny mengijinkannya.

“Silahkan masuk mas..”

Ferry bergegas memasuki ruangan Eny.

“Apa yang ketinggalan?” tanya Eny.

Ferry duduk dihadapan  Eny tanpa dipersilahkan.

“Mengapa mbak menolak menemui mbak Dina?”

“Mau apa dia kemari ? Masih mau mempermalukan aku ?”

“Tidak, mengapa mbak berpikiran sesempit itu.”

“Jadi rupanya kamu tadi datang bersama dia?”

“Ya mbak, kebetulan saja, dan tidak janjian sebelumnya. Sekarang mbak ijinkan mbak Dina menemui ya? Dia bermaksud baik. Dia bilang ketika menyuruh mbak Eny bicara sama mas Rustanto itu, mereka belum jadian. “

“Mana mungkin..”

“Tak mngkin juga mbak Dina yang baik hati bisa memiliki niat seburuk itu. Ada baiknya mbak Eny bicara, agar semuanya jelas. Dengar mbak, memiliki musuh didalam hidup itu akan membuat kita tidak nyaman.”

Eny menatap Ferry tak berkedip. Memang, setelah ia tahu bahwa ternyata Dina berpacaran sama Rustanto, lalu hatinya kesal, ia tak pernah merasa nyaman. Gelisah sepanjang hari, dan bawaannya hanya ingin marah saja.

“Saya pergi ya mbak, tolong bicaralah.”

Eny menghela napas, lalu mengangguk.

“Baiklah..”

Eny memencet tombol Customer Service  dan meminta agar tamu bernama ibu Dina dipersilahkan masuk. Tapi CS mengatakan bahwa Dina sudah pergi.

“Dina sudah pergi,” katanya kepada Ferry.

“Dia ada didepan, saya  pamit ya, akan saya suruh mbak Dina kembali,” kata Ferry sambil berdiri, kemudian keluar dari ruangan Eny.

***

Eny masih mengulak-alik laptopnya ketika Dina sudah duduk didepannya.

“Ibu manager sibuk sekali ya?” canda Dina.

Eny menutup laptop nya, lalu menyandarkan tubuhnya, menatap Dina tak berkedip.

“Aku sama sekali tidak tahu kalau kamu marah sama aku.”

“Tentu saja, masa sih aku harus bilang sama kamu bahwa aku marah sama kamu.”

“Kamu salah sangka En. Ketika aku menyuruh kamu ketemu mas Rustanto itu kami belum jadian. Sungguh.”

“Tapi dia bilang bahwa dia sudah punya calon isteri. Pasti yang dimasud itu kamu kan? Sayang aku tidak berpikiran sampai ke situ.”

“Kamu kan tahu, mas Rustanto itu orangnya sangat tertutup. Bahwa dia ternyata suka sama aku, dia tak pernah berani mengatakannya. Jadi aku juga tidak tahu.”

“Artinya.. bahwa dia sudah suka sama kamu saat itu, tapi kamu belum mengetahuinya?”

“Benar, aku tidak bohong En. Baru beberapa hari ini dia mengatakannya.”

“Dan kamu sebenarnya juga suka? Dan kamu tidak mau juga mengatakannya sama aku?”

“Tidak En, aku tidak berani mengungkapkannya sama kamu. Kan semuanya belum jelas. Siapa tahu dia memilih kamu?”

Eny menghela napas. Sesak didadanya sedikit terobati.

“Aku minta maaf kalau sampai kamu tersakiti, tapi aku sama sekali tidak pernah punya niat jahat sama kamu. Bahkan kalau saat itu mas Rustanto suka sama kamu, aku akan ikhlas kok. Bukankah kita tak bisa memaksakan cinta?”

Benar, cinta tak bisa dipaksa, itu juga yang dikatakan Ferry.

“Ayolah En, kita harus tetap menjadi sahabat. Jangan karena kamu salah terima maka kita harus bermusuhan.”

“Ya, ternyata kehilangan rasa persahabatan itu menyedihkan,” kata Eny pelan.

Dina berdiri, lalu mendekati Eny dan memeluknya erat.

“Maafkan aku ya En?”

“Maafkan juga aku..”

Dan pelukan hangat itu akhirnya mengakhiri sebuah permusuhan yang nyaris membakar jiwa. Lalu Eny menyadari, betapa indahnya persahabatan.

“Aku jadi malu sama Rustanto..”

“Tidak, dia tak pernah menganggap kamu memalukan. Mas Rustanto orangnya sangat sederhana dan baik kepada semua orang.

***

Hari dan bulan terus berjalan, dan pernikahan Dina dan Rustanto akan digelar awal bulan depan.

“En.. aku minta agar kamu mau menjadi pendamping pengantin aku,” kata Dina ketika Eny datang ke warung baksonya.

“Aku ? Lalu aku berpasangan sama siapa?”

“Ferry..”

“Ferry ? Ya ampuun.. “

“Harus mau ya En, tolong, supaya kamu juga lekas dapat jodoh.”

“Emangnya pernikahan itu bisa menular ya ?”

“Sangat menular, karena pernikahan itu seperti virus.”

Eny terbahak mendengarnya. Tapi dia senang, Ferry kan orang yang sudah dikenalnya, jadi dia tak usah merasa kikuk.

“Baiklah, nanti aku bilang. Tadi dia banyak pekerjaan jadi nggak mau aku ajak makan keluar, katanya mau makan di kantin saja.”

“Aku senang Ferry sudah bekerja. Bagaimana pekerjaannya? Kamu suka?”

“Dia itu kan pada dasarnya rajin dan penuh semangat. Aku minta dia ditempatkan di gudang, dan teman-teman sekerjanya senang karena Ferry sangat membantu mereka.”

“Syukurlah. Dia kan pejuang sejati. Harus lulus tanpa terlalu memberatkan orang tua. Hebat.”

“Nanti aku sama Ferry pakaiannya bagaimana ?”

“Kami yang akan menyiapkan dan mengatur semuanya. Nanti ketika rapat panitia terakhir, kamu sama Ferry harus datang supaya tahu urutan acaranya.”

“Baiklah, kabari aku kalau sudah dekat waktunya, nanti aku bilang sama Ferry.”

***

“Ibu, hari pernikahan Dina hampir bersamaan waktunya dengan Ningsih,” kata Dian kepada ibunya.

“Iya tuh, hanya terpaut sehari. Dina hari Sabtu, Ningsih Minggu.”

“Kalau kita tidak datang ke pernikahan Dina, dia bisa mencak-mencak, apalagi sama Dian,” kata Dian sambil tertawa.

“Nanti kita atur bagaimana baiknya.”

“Kalau kita tidak datang ke pernikahan Ningsih, juga nggak enak sama mas Wondo, lagi pula Ningsih kan karyawan kita.”

“Maka dari itu nak, nanti bapak pasti bisa mengaturnya.”

“Kita datang ke Solo dua hari sebelumnya, lalu setelah acara selesai, kita langsung kembali ke Jakarta,” kata Baskoro yang tiba-tiba sudah ada diantara mereka.

“Ya mas, aku setuju. Jadi dua-duanya kena.”

“Apakah Arin akan pulang ya pak?” tanya Dian.

“Entahlah, kalau dia libur pasti pulang. Tante Risma menjaganya dengan ketat. Kalau tidak libur tidak boleh pulang ke indonesia.”

“Nanti Dian akan menelpon. Dulu ingin sekali ikut ke Solo.”

“Bagaimana keadaan isteri kamu?” tanya Yanti.

“Itulah bu, belum tentu juga dia bisa ikut, habisnya muntah-muntah terus,” jawab Dian.

“Yaah, wanita hamil bawaannya bermacam-macam. Ada yang muntah-muntah terus, ada yang nggak ngerasain apa-apa.”

“Ya, Dian ingat, ketika hamil Arin, ibu juga biasa-biasa saja.”

“Ibu waktu hamil kamu juga begitu, bahkan ibu mengandung kamu sambil bekerja, sampai ham[ir melahirkan baru berhenti bekerja.”

“Ibu kamu wanita yang kuat dan hebat luar biasa Dian, itu sebabnya bapak ini jatuh bangun ketika mencintai dia,” kata Baskoro sambil merangkul isterinya.”

“Iya, Dian tahu ketika bapak bangun, cuma jatuhnya Dian yang nggak tahu,” canda Dian.

Baskoro terbahak-bahak.

“Kamu bisa saja Dian.”

“Bapakmu ini paling pintar mengecoh ibu. Pura-pura dagang roti keliling segala,” sambung Yanti.

“Benar, dan itu bukan sembarang keliling..  tujuh keliling karena pusing,”

“Hahaa.. berarti bapak pusing tujuh keliling ya?”

“Lebih dari tujuh sebenarnya..” kata Baskoro masih dengan tertawa.

“Kalian ini kalau sudah bercanda terus ngelantur. Ya sudah, nanti kalau kamu pulang, buah-buahan yang sudah ibu siapkan dibawa ya. Buah dan sayuran itu penting untuk kesehatan. Supaya isterimu sehat, anakmu yang dikandung juga sehat.

“Iya bu, nanti Dian bawa. Sebenarnya Dian sudah selalu menyiapkan buah-buahan, dan ibu Narti juga selalu masak sayur untuk Witri, tapi ya itu, seringkali dia merasa mual dan muntah.”

“Kata dokter bagaimana?”

“Katanya ya nggak apa-apa, cuma diberi obat mual dan vitamin. Sudah agak berkurang sih mualnya, cuma kadang-kadang masih begitu. Itu sebabnya Dian merasa, sebaiknya besok nggak usah ikut ke Solo saja.”

“Itu lebih baik, nanti kalau muntah-muntah dijalan atau di tempat acara juga pasti merepotkan. Kalau dirumah, ada ibu Narti  yang menjaganya kan?”

“Baiklah, sekarang Dian coba menelpon Arin dulu, kira-kira bisa datang enggak. Kan perlu dikasih tahu juga, biarpun akhirnya nggak bisa datang.”

***

“Witri, aku senang mendengar kamu ngidam,” kata Ningsih ketika mampir ke rumah Witri yang baru.

“Iya mbak, maaf kalau nanti mbak Ningsih menikah lalu saya tidak bisa membantu, habis ini bayinya agak nakal, bawaan saya mual dan muntah melulu.”

“Tidak apa-apa Witri, kami maklum kok. Seringkali memang begitu ya kalau wanita ngidam. Sayang aku tidak bisa merasakannya,” kata Ningsih sendu.

“mBak Ningsih  jangan sedih. Memiliki anak bukan satu-satunya kebahagiaan didunia ini. Didampingi suami yang sangat mencintai juga merupakan sebuah kebahagiaan. Hidup tenang juga kebahagiaan. Tinggal bagaimana kita menerimanya. Apapun itu, dengan syukur, akan membuat kita bahagia, ya kan?”

Ningsih mengangguk sambil tersenyum haru. Apa yang dikatakan Witri memang benar. Sekarang dia bahagia menemukan laki-laki seperti Wondo, dengan seorang anak kecil yang papa karena ditinggal ibunya.

“Iya Wit, lagipula aku sudah bakal punya anak kok. Raka, anaknya mas Wondo sangat menggemaskan. Ia akan bisa mengobati rasa kecewa aku karena aku akan menganggapnya sebagai anak kandung aku sendiri.”

“Senang mendengarnya mbak.”

***

“Aku senang sekali pak, akhirnya Ningsih menapatkan jodoh seorang laki-laki yang baik dan bersahaja, walaupun dia orang pintar,” kata bu Kusno sehari menjelang pernikahan Ningsih.

“Iya bu, bapak juga bersyukur. Ini jawaban dari Allah atas doa-doa kita, yang memohon agar anak kita bisa menemukan kebahagiaan disamping laki-laki yang mencintainya.”

“Dan senengnya lagi, dia tak akan terlalu jauh dari kita ya pak, jadi sewaktu-waktu kita kangen, bisa datang menemuinya setiap waktu.”

“Benar, tidak seperti dulu, harus menyeberang lautan, sehingga bertahun-tahun tidak ketemu gara-gara kita tak bisa mengunjunginya dengan gampang.”

“Orang hidup itu kan sebenarnya sudah diatur dari Atas Sana. Apapun yang kita alami, ya harus dijalani dengan ikhlas. Yang penting kita selalu mendekat kepadaNya, saat sedih, saat senang. Bersyukur. Semoga ini adalah muara bahagia untuk Ningsih. Sudah cukup lama dia menderita. Sekarang semoga buah yang diunduhnya adalah buah yang manis.”

“Aamiin..”

Tapi tiba-tiba keduanya dikejjutkan oleh langkah kaki mendekat, dan terlihat sosok yang sangat dikenalnya.

“Selamat malam ..”

“Nak Nurdin?” pekik pak Kusno dan bu Kusno hampir bersamaan.

***

Besok lagi ya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

102 comments:

  1. Replies
    1. Mer siang semua ……😊😘
      Met Siang Bunda Tien Kumalasari …..🤝🤲
      *smoga se mua nya Sehat” sll*

      Delete
  2. Tapi ketika sampai di kantor Eny, dan Dina menemui sekretaris, sang sekretaris bilang bahwa ibu Eny tidak bisa ditemui. Padahal sebelum Eny Ferry sudah lebih dulu menemuinya dan diterima. (RC_50)

    Alhamdulillah, lanjutan ROCIN_50, sudah datang dan masih hangat pula, yuk kita nikmati... bgmn jadinya hubungan baik dua sahabat Dina dan Eny? Jadian antara Rustanto & Dina, Suwondo & Ningsih?
    Yuk kita baca bareng²
    Matur nuwun bu Tien, sugeng dalu, tetap sehat & energik.
    Salam ADUHAI dari Bandung.

    ReplyDelete
  3. Terima kasih Mbak Tien ... ROTI CINTA-nya sdh saya nikmati.

    Salam ADUHAI ...

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah Rocin 51 sdh hadir.. Terimakasih bunda Tien ❤️

    ReplyDelete
  5. Selamat byat jeng Wiwiek.....
    Selamat malam

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah ... terima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu

    ReplyDelete
  7. Mantaaaap 😍
    Selalu menyenangkan
    Smoga Eny sadar...rasa cinta tidak bisa dipaksakan
    Salam sehat mbak Tien
    Salam Aduhaiii dari Cibubur muaach

    ReplyDelete
  8. Alhamdulilah, terima kasih bu tien... roti cinta 51 sdh tayang semoga bu tien selalu sehat, dan selalu bahagia.. aamiin, salam aduhai dari pondok gede

    ReplyDelete
  9. Yey... Roti Cinta 51 udah tayang 🎊. Terima kasih Bu Tien... Semoga Bu Tien sehat selalu. Amin.. 🙏😊

    ReplyDelete
  10. Replies
    1. Waouw semakin menarik aja nich ceritanya...
      Penasaran, tiba-tiba Nurdin datang, ada apa ya....
      Ada apa dengan roti cinta, aduhai Bu Tien...
      Salam sehat selalu...
      Berkah Dalem Gusti 🙏

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
  11. Waah ketinggalan nyegat Rocin ,,,paling kari sethithik Rotine,,sehat ya jeng Tien ,,,Rotine laris manis

    ReplyDelete
  12. Hallow..
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
    . Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagiga family, Umi Iswardono,

    ReplyDelete
  13. Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  14. Alhamdullilah rocin 51 dah tayang.. Terima kasih mba Tien.. Dlmtmlm dan salam afuhaai dri dkbmi🙏🙏😘😘

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah..tp kenapa nak Nurdin datang lagi yak...Rocin 51 masih bikin dag dig dug derrrr...... Aduhai.......

    ReplyDelete
  16. Eh Rocin sudah hadir. Alhamdulilah.
    Makasih Bu Tien. Semoga sehat selalu dan barokah semuanya. Aamiin

    ReplyDelete
  17. Sekarang cepet terus ya bu... jadi tidur nya bisa nyaman... aduhai...

    ReplyDelete
  18. Halloww mbak Wiwiek, nomor satu nihh...

    ReplyDelete
  19. Akhirnya .... sugeng dalu Bu Tien, sugeng istirahat , matur nuwun Roti Cinta nya, ditunggu kelanjutannya Salam Aduhai

    ReplyDelete
  20. Aduh Nurdin kamu telat keduluan pak pengacara... Somoga nantinya Nurdin juga mendapat kebahagiaan...
    Terima kasih bu Tien

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah akhirnya Dina mendapatkan jodoh yg terbaik mas Rustanto...Ningsih menikah dengan Wondo...kayaknya Eny bakalan jadian dengan Fery...yg belum jelas nasibnya Nurdin...
    trima kasih mba Tien...semoga mba Tien dan keluarga besar selalu sehat dan bahagia...Aamiin

    ReplyDelete
  22. Matur nuwun mbak Tien-ku, roti-nya sudah terhidang dengan manisnya.
    Senangnya kalau tidak punya musuh. Tapi Ferry kok menolak ketika diajak makan siang, jangan bilang sudah punya calon yaaa. Kacian tu Bu direktur nganggur lagi.
    Salam sehat mbak Tien, salam ADUHAI selalu.

    ReplyDelete
  23. Wah, jangan2 Nurdin mau mengacaukan acara pernikahan Ningsih. Jangan sampai ah. Kasihan Ningsih yg sudah lama menderita. Biarkan dia menggapai bahagianya ya Nurdin.

    Terima kasih Mbak Tien, smoga selalu sehat. Salam Aduhai selalu dari Semarang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut 'perhitungan' saya tidak mbak Ira, karena sudah pernah minta maaf kepada keluarga p Kusno. Dan mau menjadi orang baik.

      Delete
  24. Alhamdulillah Rocin lima puluh satu tayang

    Ayo kita lanjut baca
    Mksh bunda Tien sehat selalu doaku

    Wah diriku penasaran nih bgmn Eni mau berkelit

    Salam hangatnya dari Jogja buat bunda yg selalu ADUHAI

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah RC 51 telah tayang, terima kasih bu Tien, sehat n bahagia selalu.
    UR. T411653L

    ReplyDelete
  26. 𝐀𝐥𝐡𝐚𝐦𝐝𝐮𝐥𝐢𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐃𝐢𝐧𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐞𝐥𝐚𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐄𝐧𝐲 𝐝𝐚𝐧 𝐄𝐧𝐲 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐥 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐫𝐞𝐭𝐚𝐤...𝐀𝐩𝐚𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐢𝐧𝐢 𝐤𝐨𝐤 𝐍𝐮𝐫𝐝𝐢𝐧 𝐛𝐚𝐥𝐢𝐤 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐤𝐞 𝐉𝐚𝐤𝐚𝐫𝐭𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐫𝐮𝐦𝐚𝐡 𝐏 𝐊𝐮𝐬𝐧𝐨 ??? 𝐀𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧..? 𝐀𝐩𝐚 𝐦𝐚𝐮 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐚𝐦𝐩𝐢𝐧𝐠 𝐦𝐚𝐧𝐭𝐞𝐧 𝐧𝐲𝐚 𝐍𝐢𝐧𝐠𝐬𝐢𝐡...𝐡𝐞..𝐡𝐞 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐛𝐢𝐚𝐫 𝐁𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧 𝐲𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐧𝐭𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐀𝐃𝐔𝐇𝐀𝐈.

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah, terima kasih mbak Tien roti cintanya masih hangat Eny jadian deh sama ferry tapi ngapain nurdin datang lagi.?
    Sehat selalu ya mbak Tien dan salam ADUHAI... Dari Tangerang 🥰🥰😚😚

    ReplyDelete
  28. Alhamdulillah Ricin 51 dah tayang
    Terimakih bunda Tien
    Semoga bunda sekeluarga selalu sehat
    Salam sehat dan aduhai

    ReplyDelete
  29. Alhamdulillah
    Rocin 51 sdh tayang
    Terima kasih bu tien, semoga bu tien beserta kelg sehat2 n dalam lindungan Allah SWT ..... Aamiin yra

    ReplyDelete
  30. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun bun....
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun.....

    ReplyDelete
  31. *LEMBAR KOREKSI:*

    1. CS itu memencet tombol _intercom yag menghubungkan dengan ruangan Eny._
    # CS itu memencet tombol *_interkom yang menghubungkan dengan ruangan Eny._* #

    2. “Tak _mngkin_ juga mbak Dina yang baik hati bisa memiliki niat seburuk itu.
    # “Tak *_mungkin_* juga mbak Dina yang baik hati bisa memiliki niat seburuk itu. #

    3. Pasti yang _dimasud itu kamu kan?_ Sayang aku tidak berpikiran sampai ke situ.”
    # Pasti yang *_dimaksud itu kamu kan?_* Sayang aku tidak berpikiran sampai ke situ.” #

    4. Eny menghela napas. Sesak _didadanya sedikit terobati._
    # Eny menghela napas. Sesak *_didalam dadanya sedikit terobati._*
    #

    5. “Baiklah, kabari aku _kalau sudah waktunya,_ nanti aku bilang sama Ferry.”
    # “Baiklah, kabari aku *_kalau sudah tiba waktunya,_* nanti aku bilang sama Ferry.” #

    6. Tante Risma menjaganya dengan ketat. Kalau tidak libur tidak boleh _pulang ke indonesia.”_
    # Tante Risma menjaganya dengan ketat. Kalau tidak libur tidak boleh *_pulang ke Indonesia.”_* #

    7. “Ibu waktu hamil kamu juga begitu, bahkan ibu mengandung kamu sambil bekerja, _sampai ham[ir melahirkan baru berhenti bekerja.”_
    # “Ibu waktu hamil kamu juga begitu, bahkan ibu mengandung kamu sambil bekerja, *_sampai hampir melahirkan kamu, ibu baru berhenti bekerja.”_* #

    8. _“mBak Ningsih jangn sedih._
    # *_“mBak Ningsih jangan sedih._* #

    9. Sekarang dia bahagia menemukan laki-laki _seperti wondo,_ dengan seorang anak kecil yang papa karena ditinggal ibunya.
    # Sekarang dia bahagia menemukan laki-laki *_seperti Wondo,_* dengan seorang anak kecil yang papa karena ditinggal ibunya. #

    10. _“Senang mendengarnya mbak.”&
    # *_“Aku senang mendengarnya mbak.”_* #

    11. “Aku senang sekali pak, akhirnya Ningsih _menapatkan jodoh_ seorang laki-laki yang baik dan bersahaja,....
    # “Aku senang sekali pak, akhirnya Ningsih *_mendapatkan jodoh_* seorang laki-laki yang baik dan bersahaja,.... #

    12. Tapi tiba-tiba keduanya _dikejjutkan oleh langkah kaki mendekat,...._
    # Tapi tiba-tiba keduanya *_dikejutkan oleh langkah kaki mendekat,...._* #

    Lho rak tenan ta......
    merga kesusu, lha wong bakda maghrib lagi mulai nyicil ngetik....
    Pengin gek ndang dadi trus tayang .. ora sempat mbolan-baleni olehe maos ... Langsung tayang, ya.. Hiiks...

    Rapopo ana "bempere" sing mbantu kok... Aku dadi tersanjung....
    Apa malah ngribeti, ya ????

    ReplyDelete
  32. Alhamdulillah ROCIN 51 dah mateng...kebul",😀, maturnuwun Bu Tien 🙏, Sugeng dalu, Sugeng istirahat,sehat selalu dan ADUHAI..

    ReplyDelete
  33. Aduhai..Roti cintanya selalu nikmat.
    Makasih mba Tien

    ReplyDelete
  34. Alhamdulillah Rocin 51 sdh tayang, Manusang bu Tien slm sehat tetap semangat

    ReplyDelete
  35. Alhamdulillah, rocin sdh bisa dinikmati....
    terima kasih Bu Tien
    Salam sehat selalu...🙏🙏😊

    ReplyDelete
  36. Aah, Nurdin muncul disaat.yg tdk pas..

    ReplyDelete
  37. Trimakasih mbak Tien..RC51nya...

    Waaah...ikut seneng semua udh mau bahagia dgn pasangan masing2...🌹🌷

    Tapiii
    Ngapain Nurdin datang malam2 yaa...semoga akan memberi kado buat Ningsih...🎁
    Klo mau bikin kaco bayar aja uang rmhnya ato dituntut lg...😠

    Semoga endingnya baguuus..

    Salam sehat selalu dan aduhaiii mbak Tien..🙏🥰⚘

    ReplyDelete
  38. Sugeng dalu mb Tien wah ceritanya tambah bagus.Semoga semua bahagia. Apa mgkn Eny sama Nurdin. Ferri sama Arin
    Mangga mb Tien aja.
    Salam sehat nan aduhai mb Tien
    Yuli, Semarang

    ReplyDelete
  39. Mbak Tien bikin kejutan lagi.
    Terima kasih mbak Tien

    ReplyDelete
  40. Nurdin tyt msh tdk bs melupakan Ningsihkah? Tp smg sj tdk bikin kekacauan menjelang hari H nya Ningsih.. atau Nurdin sdh move on? Kedatangan justru utk menyampaikan undangan juga. Smg bgtu.. slm seroja utk mb Tien dan kita semua para pctk.. dan tentu sj slm aduhai ala mb Tien ..🤗

    ReplyDelete
  41. Wadooooh nak Nurdin bikin kaget aku saja deh....

    ReplyDelete
  42. ADUHAI .. jodoh itu rahasia , mbak Tien tu pinter, tauuuu aja, di cerita RC ada beberapa pasang berjodoh ..

    ReplyDelete
  43. Terima kasih bu Tien…..
    walau menanti kelewat jam …selelu terbangun ingat yang ditunggu-tunggu cerita bu Tien ….
    Aduhai…. betapa indahnya cerita roti cinta dimana banyak cinta didalamnya…..
    salam sehat selalu ….dan sukses selalu bu Tien 🙏😊

    ReplyDelete
  44. Makasih bu Tien, semoga bu Tien sehat selalu. Aamiin

    ReplyDelete
  45. Wow Nurdin datang, ada apa ya.... Terima kasih Bu Tien rocinya, semoga sehat selalu

    ReplyDelete
  46. Alhamdulillah nglilir Rocin~51 sudah menunggu.. maturnuwun bu Tien..🙏

    ReplyDelete
  47. Alhamdulillah ... Terimakasih kiriman Rocinnya Bu Tien ... Salam sehat penuh semangat !!! ... 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  48. Terimakasih...mbak Tien berharap di Roti Cinta... Ningsih bisa hamil seperti Seruni di Buah Hatiku. Dg begitu Nurdin semakin menyesal memceraikan Ningsih. Maaf... mbak Tien kok jadi ngelantur.

    ReplyDelete
  49. Alhamdulillah, matursuwun ROCIN 51...
    Salam subuh... semoga sehat selalu...Aamiin

    ReplyDelete
  50. Alhamdulillah..subuh-subuh sarapan roti cinta,terima kasih Bu Tien..senantiasa sehat,Aamiin.

    ReplyDelete
  51. Assalamualaikum wr wb. Alhamdulillah tdk terasa sdh episode 51. Semoga Nurdin ikut bahagia dengan pernikahan Ningsih. Maturnuwun Bu Tien, bersyukur, ikhlas, qona'ah, berserah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt merupakan kunci kebahagiaan hidup. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin Yaa Robbal'alamiin.... Salam sehat dari Pondok Gede...

    ReplyDelete
  52. Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
    Aamiin Ya Robbal Alamiin
    Matur nuwun pak Mashudi

    ReplyDelete
  53. Alhamdulillah RoCin 51 tersaji...
    Aku menikmati dengan bahagia
    Semoga semuanyaa baik baik saja
    Kenapa ini Nurdin...mau bikin ulah ??
    Saam sehat mbak Tien
    Salam Aduhaiii...

    ReplyDelete
  54. RoCin 51 smakin gayeng n semangat bacanya ...Dina ahkirnya bisa menjelaskan ke Eny dan Menikah deh,Lo Ningsih mau nikah kok Nurdi datang????

    ReplyDelete
  55. Salam aduhai.... mbak Tien ... kangen dengan cerbung yang bikin semangat membaca dan belajar berperilaku lebih baik tetap menyala. Semoga mbak Tien sehat dan semangat selalu.

    ReplyDelete
  56. Wadhuh..koq Nurdin methungul di rumah p Kusno..semoga tdk akan mengganggu pernikahan Ningsih dan Suwondo..aamiin

    ReplyDelete
  57. Waduh Nurdin nggolèk sisik mêlik, jian arep ninggali sajaké, saking kepingin mertobat, dhuwité entèk arep adol omah, åpå yå

    Besok lagi yaa..

    ReplyDelete
  58. Alhamdulillah Rocin 51...sudah hadir yg selalu ditunggu.. Sehat selalu mb Tien
    Salam aduhai

    ReplyDelete
  59. Terima kasih Roti Cinta nya mbak Tien

    Salam sehat dari Purwodadi Grobogan.

    ReplyDelete
  60. Mau beranjak tidur ngintip dulu... Wah rocin belum Mateng... Sehat selalu ya mbak Tien...

    ReplyDelete
  61. 𝐌𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐫𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐞𝐩𝐬 52.

    ReplyDelete
    Replies
    1. 𝐒𝐚𝐦𝐛𝐢𝐥 𝐧𝐨𝐧𝐭𝐨𝐧 𝐩𝐢𝐚𝐥𝐚 𝐓𝐡𝐨𝐦𝐚𝐬..𝐌𝐨𝐧𝐠𝐠𝐨

      Delete
  62. Menunggumu. Mdh2an Rocin 52 segera hadir

    ReplyDelete
  63. Gak ada penundaan tayang kan....??
    😔

    ReplyDelete
  64. Slmt pgii mbak tien.. Alhamdullilahrocin muncul dan berskhir dgn tamat.. Akhirnyabahagia semuanya.. Slmseroja dan aduhai dri skbmi😍😍

    ReplyDelete

KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH 02

  KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH  01 (Tien Kumalasari)   Arumi berlarian di pematang sawah sambil bersenandung. Sesekali sebelah tangannya men...