Sunday, October 10, 2021

ROTI CINTA 48

 

ROTI CINTA  48

(Tien Kumalasari)

 

Witri tersenyum, melihat Ningsih membuka mulutnya  sambil matanya membulat.

“Hei, awas ada lalat lewat !” teriak Witri sambil tertawa.

“Aduh Wit, jangan main-main ya.. ini menyangkut jantungku..”

“Memangnya jantung mbak kenapa?”

“Nyaris copot tahu!”

Witri bertambah geli.

“Aku yakin, ini pasti akal-akalan kamu saja..” kata Ningsih sambil menunjuk kearah hidung Witri.

“Eh, bukaaaan.”

“Usul kamu, ya kan?”

“Ya ampun mbak.. ini kemauan mas Dian sendiri, bukan aku. Kalau tidak percaya besok deh, dikantor, mbak tanya sendiri sama mas Dian.”

“Aduuuh...”

“Sakit ? Kok aduh...?”

“Rasanya aku nggak bisa deh, aku bisa gemetaran tahu. Nanti kalau aku tiba-tiba pingsan bagaimana ?”

“Nggak usah takut, kan ada pak Wondo yang siap menggendong mbak Ningsih.”

“Iiih... gemes aku sama kamu Wit, ada-ada saja. Aku bingung harus bagaimana..”

“Nanti kan ada latihan untuk itu, semacam general repetisi... begitu lhoh..”

“Nggak ah.. aku nggak berani..”

“Eee.. jangan lupa, yang minta itu bos kita, masa mbak Ningsih mau menolak ?”

“Tuh, aku dipojokkan dalam situasi sulit nih..”

“Gimana sih mbak, situasi mana yang sulit itu ?”

“Habis kamu bilang yang minta bos kita. Takut dong aku, kalau dipecat bagaimana ?”

“Makanya nurut...” kata Witri sambil cengar cengir, dan karena gemes Ningsih kemudian mencubit pipi Witri keras sekali.

“Aaauuuu...” jerit Witri.

“Habis kamu tuh sukanya nggodain aku..”

“Sakit, tahu !”

“Biarin.”

“Iih, mbak Ningsih jahat deh.. Witri doain agar segera jadian sama pak Wondo,” kata Witri sambil berdiri kemudian berlari pulang, meninggalkan Ningsih yang merasa semakin gemes.

Tapi ada debar aneh ketika membayangkan akan mendampingi pengantin berdua dengan pak pengacara.

“Adduh... bener deh, aku bisa pingsan karena gugup nanti,” omel Ningsih sambil masuk kedalam rumah.

***

“Mas Dian, apa mas Dian bersungguh-sungguh ?” tanya Suwondo ketika menemui lagi Dian di kantornya. Dulu Dianlah yang minta agar dia menjadi pengacara pak Kusno, jadi setiap perkembangan dia selalu melaporkannya kepada Dian. Dan walau kasus itu sudah selesai, ada saja alasan Wondo untuk menemui Dian, dengan harapan bisa bertemu dengan Ningsih. Kali ini Wondo datang untuk mengatakan bahwa Nurdin telah merelakan uangnya agar pak Kusno tidak usah membayar ‘hutangnya’. 

Dian senang mendengarnya, walaupun Witri sudah mengatakan tentang hal itu. Lalu Dian bilang bahwa dia ingin minta tolong Wondo agar mau menjadi pendamping pengantin bersama Ningsih. Ada maksudnya sih, tapi Dian belum mengatakannya.

“Tentang apa mas ?” tanya Dian menanggapi perkataan Suwondo.

“Bahwa saya harus menjadi pendamping pengantin bersama Ningsih.. eh.. mbak Ningsih?”

“Benar lah pak, ini acara serius, jadi saya ngomongnya juga serius.”

“Apa saya masih pantas? Saya kan duda.. berarti sudah terlalu tua.”

“Mas Wondo itu duren, duda keren.. jadi jangan takut, masih akan sangat pantas kok. Nanti ibu akan mencarikan kain batik yang kembar sama Ningsih, karena nanti kita akan mempergunakan adat jawa.”

“Aduh, apa Ningsih.. eh mbak Ningsih mau ?”

“Mau dong mas.. masa nggak mau.”

“Saya itu kan masih ragu-ragu tentang dia..”

“Ragu-ragu bagaimana ?”

“Bekas suaminya itu masih sering datang kerumah Ningsih. Dan ketika ketemu saya, dia tampak sangat tidak suka. Menurut saya, mereka akan rujuk.”

“Tidak, mengapa mas Wondo berpikir demikian ?”

“Kalau tidak ada maksud itu, untuk apa dia datang kesana? Kan mereka sudah bercerai? Dan tiba-tiba saja dia membatalkan keinginannya untuk meminta duitnya kembali lho. Pasti kan ada maksudnya.”

“Tidak, Witri sudah bicara sama saya tentang kedatangan Nurdin menemui pak Kusno itu. Pertama.. dia ingin mengucapkan terimakasih karena tidak harus dipenjara karena permintaan pak Kusno, kedua dia mengatakan bahwa pak Kusno tidak usah membayar kembali uang itu. Alhamdulillah kan ?”

“Ketiga...?”

“Ketiga... ehem.. iya sih.. memang dia ingin rujuk sama Ningsih..”

“Tuh kan.. waktu saya kesana, yang ke tiga itu tidak dikatakan oleh pak Kusno, mungkin sungkan sama saya.”

“Benar, memang dia minta rujuk, tapi kan Ningsih menolaknya.”

“Menolak ?”

“Iya, dia memilih duda keren, daripada duda yang pernah menyakiti dia,” goda Dian.

“Mas Dian bisa saja..”

“Jadi mas Wondo serius, suka sama Ningsih ?”

“Kalau Ningsih tidak menolak sih..”

“Mm.. entah saya sudah mengatakannya apa belum ya, tentang Ningsih..”

“Ningsih kenapa mas?”

“Dia itu diceraikan suaminya kan karena mandul, yang kemudian sekarang ini disesali oleh Nurdin.”

“Lalu kenapa? Itu kan sudah pernah diceritakan di awal pertemuan, ketika kasus ini akan digarap oleh saya?”

“Oh iya ya, jadi mas Wondo sudah tahu?”

“Sudah..”

“Mas Wondo tidak akan menyesal?”

“Saya kan sudah punya anak mas, dan kalau Ningsih ingin lagi, kami bisa mengadopsinya dari panti asuhan atau dari mana saja.”

“Baiklah, kalau begitu dari pihak mas Wondo sudah tidak ada masalah ya.”

“Mas Dian ini belajar jadi mak comblang ya?” kata Wondo sambil tertawa.

“Bukan, kalau mak comblang itu perempuan, saya ini laki-laki lho mas..”

“Baiklah.. pak comblang..”

“Kalau bisa jadi, aku dapat pahala lho..”

“Aamiin..”

Lalu Suwondo jadi sering pergi ke rumah pak Kusno. Ada saja alasannya. Memang kan pengacara itu pintar bicara. Tapi pengacara yang satu ini baik kok. Dan Ningsih mulai terbiasa menemaninya. Melihat kedekatan mereka pak Kusno dan isterinya merasa lega. Pak pengacara ini tidak mengumbar janji-janji. Ia tampil apa adanya, dan menceritakan tentang perjalanan hidupnya tanpa ada yang ditutup-tutupinya.

***

“Dina.. tolongin aku dong,” kata Eny ketika makan bakso diwarungnya Dina. Rustanto sedang sibuk didalam.

“Apa yang harus aku lakukan sih En ?”

“Rustanto..”

Dina berdebar. Mau apa lagi sahabatnya ini.

“Kenapa mas Rustanto?”

“Aku berusaha mendekatinya, tapi susah amat..”

“Cuma mendekati saja kok susah sih, akan aku panggil dia, biar duduk didekat kamu,” kata Dina pura-pura tak mengerti.

“Dina, kamu itu bodoh atau apa. Bukan dekat begitu maksudku. Aku kan pernah bilang, bahwa aku sejak dulu tertarik sama dia. Aku merasa beruntung ketika kamu mengajak aku makan bakso diwarungnya dulu itu, sehingga aku bisa bertemu dia lagi setelah bertahun berlalu.”

“Mengapa aku harus menolong kamu? Kamu kan tahu sendiri bagaimana caranya mendekati dia? Aku bisa apa?”

“Sampaikan dong, bahwa aku suka sama dia.”

“Aku sudah pernah mengatakannya ..”

“Oh ya, lalu apa jawab dia?”

“Nggak jawab apa-apa. Cuma senyum saja.”

“Arti senyumnya itu apa?”

“Ya nggak tahu lah aku, masa aku harus menanyakan arti senyuman dia.”

“Aduh, bingung ya suka sama orang lugu.”

“Bilang saja terus terang tentang isi hati kamu, dia itu benar kata kamu, lugu. Mungkin harus ditembak lebih dulu baru dia mengerti,” kata Dina yang sebetulnya sebel banget menghadapi orang nekat seperti  Eny.

“Oh, gitu ya? Maksudku kalau aku suatu ketika bisa jalan sama dia, lalu aku bisa ngomong. Tapi susah juga ngajakin dia jalan. Dengan alasan bareng pulang pun dia nggak mau.”

“Ya katakan saja disini, biar aku panggil dia, trus aku masuk kedalam saja, supaya kamu bebas mengatakan isi hati kamu.”

“Begitukah ?”

“Iya, dia tak akan mengerti kalau kamu tidak mengatakannya lebih dulu,” kata Dina sambil berdiri.

“Baiklah, mumpung sudah agak sore, jadi pembeli lagi sepi.”

Dina menghampiri Rustanto yang lagi sibuk bekerja. Ia sedang meneliti laporan keuangan karena itu memang tugas yang diberikan Dina kepadanya.

“Mas..”

Rustanto menghentikan kesibukannya, menatap Dina yang kali itu wajahnya tak secerah biasanya.

“Ada apa?”

“Tuh, ada yang nyari.. temuin sana.”

“Siapa sih?”

“Eny.. penggemar kamu..”

Rustanto tertawa .

“Penggemar ya? Seperti artis saja.”

“Buruan. Dia mau mengatakan sesuatu, buat dia puas.”

“Ada apa sih..”

“Aduh mas, cepetan keluar, sebentar lagi aku mau ngajak mas Rustanto pergi.”

“Kemana ?”

“Temuin dia dulu, supaya dia senang.”

Rustanto berdiri dan menoleh kearah Dina, dikiranya Dina akan ikut bersamanya, tapi Dina malah duduk dikursinya.

“Kamu nggak?”

“Kamu yang dicari, cepetan,” kata Dina sambil menyandarkan tubuhnya.

Rustanto terpaksa keluar, dan menemui Eny yang masih asyik menikmati baksonya.

“Ada apa nih?”

“Baksonya enak Rus.”

“Ya, syukurlah kalau kamu suka.”

“Nanti bisa pergi sama aku? “

“Apa?”

“Sekali ini saja.”

“Aduh, sepertinya nggak bisa deh, pekerjaan aku masih banyak. Kalau mau jalan-jalan, sama Dina saja.”

“Gimana sih, aku mau ngomong sama kamu.”

“Ya sudah, ngomong saja, mengapa harus pergi dari sini?”

“Rus, kamu itu seperti anak kecil saja. Masa sih nggak ngerasa apapun?”

“Apa sih ini? Bicaralah yang jelas.” Kata Rustanto yang mulai kesal.

“Rus, aku tuh suka sama kamu.”

“Apa?”

“Jangan bicara tentang status, aku sudah tahu siapa kamu dan aku tidak menampik bahwa kamulah laki-laki terbaik dalam hidup aku.”

“Eny, aku sama sekali tidak mengerti bahwa kamu punya perasaan seperti itu. Tapi..”

“Aku tidak peduli siapa kamu, seperti apa kamu dan dari mana asalmu serta apa pekerjaan kamu. Aku sudah bekerja, dan kita akan saling mencukupi.”

Rustanto terkejut. Ia tidak mengira Eny akan berkata seperti itu. Tembak langsung dan begitu yakin dia bisa menerimanya. Terbayang olehnya wajah Dina yang juga cantik, tapi sikapnya begitu mempesona. Dan Rustanto harus mengakui bahwa dia jatuh cinta sama dia.

“Tidak, aduh.. kamu bicara terlampau jauh En, sebelumnya aku minta maaf. Aku ingin mengatakan bahwa aku tidak bisa memenuhi keinginan kamu.”

“Kamu masih merasa minder? Merasa tidak pantas berdampingan sama aku?”

“Bukan itu..”

“Lalu apa?”

“Aku sudah punya seseorang yang aku cintai.”

“Apa?”

“Aku sudah punya calon isteri. Maaf ya En.”

Eny terperangah, sama sekali tidak mengira akan mendapat jawaban seperti itu.

“Semoga kamu akan menemukan seseorang yang lebih baik dari aku ya En.”

Eny keluar dari warung itu dengan lunglai. Dia tidak siap patah hati, karena mengira laki-laki lugu seperti Rustanto akan sangat senang dicintai seorang gadis seperti dirinya.

“Kurang apakah sih aku ini? Bukankah aku cantik? Bukankah aku pintar? Dan aku juga punya penghasilan sendiri yang lumayan. Dan aku juga siap menerima dia dengan apa adanya?” gumam Eny sambil memasuki mobilnya, dan menjalankannya dengan pelan, meninggalkan warung Bakso Cinta yang membuatnya kehilangan cintanya.

***

Rustanto bingung ketika Dina mengajaknya memasuki sebuah toko pakaian.

“Kamu mau membeli baju ?”

“Iya, kebaya yang cocok untuk pernikahan kakak aku di Jakarta.”

“O, yang kamu bilang mau menikah bulan depan itu?”

“Iya, tapi kita kesini dulu, warna apa yang kamu suka mas?”

“Apa maksudmu? Ini counter pakaian pria.. bukankah kamu mau membeli baju untuk diri kamu sendiri ?”

“Dan untuk kamu juga mas.”

“Apa?”

“Besok aku mau mengajak mas Rustanto ke Jakarta.”

“Apa?”

“Iya, menghadiri pernikahan kakak aku itu. Masa aku sendiri sih. Dita akan datang bersama Bian. Lalu aku..?”

“Mengapa aku?”

“Sudah, jangan bawel, mau yang warna apa? Biru ini saja ya mas, biar serasi dengan baju aku. Aku mau kembaran sama Dita dengan kebaya biru muda.”

“Ini? Harganya kan mahal? Gajiku bisa habis untuk baju ini.”

“Siapa yang nanya? Ini bonus dari perusahaan karena mas Rustanto telah membuat warung Bakso Cinta sukses dan langsung banyak langganannya.”

“Apa?”

“Dari tadi apa-apa terus. Ayo.. ini suka kan?”

“Mengapa aku Din? Nggak enak dong sama keluarga kamu.”

“Kamu itu  lupa ya mas? Kamu sudah pernah bilang bahwa aku ini calon isteri kamu kan?”

Rustanto terbelalak. Hari ini ada dua tembakan terhadapnya, tapi yang terakhir ini benar-benar mengenai jantungnya. Seriuskah Dina?

***

Besok lagi ya

 

 

 

100 comments:

  1. Replies
    1. Selamat jeng Nani juara 1.
      Terima kasih bu Tien, selamat malam dan salam ADUHAI, tetap semangat.

      Delete
    2. Kok jeng Nani...kan mbak Iin Maimun , kakek... yang juara 1.

      Delete
    3. *LEMBAR KOREKSI:*

      1. “Gimana sih mbak, _situai mana yang sulit itu ?”_
      # “Gimana sih mbak, *_situasi mana yang sulit itu ?”_* #

      2. “Semoga kamu akan menemukan seseorang yang _labih baik_ dari aku ya En.”
      # “Semoga kamu akan menemukan seseorang yang *_lebih baik_* dari aku ya En.” #

      Monggo bahan koreksinya.
      Memang harus tembak langsung ya bu supaya....gak bisa berkelit lagi?

      Delete
    4. Sami2 jeng Nani,
      Mas kakek kliru

      Delete
  2. Terima kasih Mbak Tien, Rocinnya masih anget nih.

    ReplyDelete
  3. Hari minggu ada Rocin 48.. horreeeee.. trimakasih bunda Tien.. ga liburan ya bun? Salam sehat dan Aduhaaaai ❤️😘

    ReplyDelete
  4. Kayak nya masih asyik di NP kok udah juara 1 disini mbak

    Selamat selamat selamat pokoknya
    Sabet terus juara 1 nya Mbak Iin...

    ReplyDelete
  5. Maturnuwun bu Tien Roti Cinta hadir lebih awal.. 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  6. Bunda memang oye, Roti Cinta nya sudah dihidangkan.
    Makasih Bunda

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah trmksh mb Tien

    Rocin 48 hafir jg

    Salam seroja ADUHAI BUANGET

    ReplyDelete
  8. Aduuh alhamdullilah hari minggu ada rocin 48..bs menghibur yg sdng flu mbak.. Terimaksih y mbak Tien.. Slmseroja dan aduhaai dri skbmi🙏🙏😍😍

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah sudah hadir, terima kasih bu Tien
    Ternyata tidak libur … bahagianyya aku 😘
    Salam sehat buat bu Tien semoga cerita lebih aduhai dan tidak ada jeda hari……🤲

    ReplyDelete
  10. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah ....
      Yang ditunggu tunggu telah hadir.....
      Matur nuwun bu Tien..
      Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
      Aamiin..... .

      Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN
      .

      Delete
  11. Semakin menarik aja critanya, trima kasih Bu Tien, smg slalu sehat n tetap semangat, Sal aduhai dari Pasuruan

    ReplyDelete
  12. ALHAMDULILLAAH...Roti Cinta tayang dihari Ahad, jadi hiburan menjelang tidur, pasti makin asyyiikk...
    Matur nuwun ibu Tien,
    Semoga ibu dan keluarga sehat dan bahagia selalu
    Aamiin yaa Robbal’alamiin...
    Salam SePeDa... Sehat Penuh Waspada... ADUHAI...

    ReplyDelete
  13. Hallow..
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
    . Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani,

    ReplyDelete
  14. Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  15. Salam bahagia…saya nur widyastuti dari kotagede buat bu Tien 😊

    ReplyDelete
  16. Gak biasa nya hari Ahad tayang, trimakasih Ibu kesayangan kita semua....
    Adihai.....

    ReplyDelete
  17. Pas buka blog trnyta udah tayang
    Lht lg trnyta ada info,biasanya juga libur seh

    Rustanto blum nembak mlh duluan kena dua tembakan

    Thor...thor...thor...
    Seru deh pokoknya

    Eni jd lunglai krn Cinta di tolak...malu deh

    Eeh rezeki lg Dina yg nembak lgsg tembak di tempat

    Thor...thor...thor...
    Tp spt nya lgsg di terima deh

    Lanjuuuut...
    Mksh bunda Tien,sehat selalu doaku

    Pak Wondo bersama Ningsih persiapan jd pendamping manten

    Penasaran deh kita tunggu bsk dan tetaplah

    ADUHAI

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah...roti cintanya sudah hadir lagi....terima kasih, mbak Tien, tetap semangat dan salam sehat serta aduhai....

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah Rocin 48 tayang
    Salam aduhai mb Tien

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah... semoga happy end semua ya Mbak Tien .
    Syukron berat dah menambah imun sy.

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah rocin hadir menemani seblm tidur, maturnuwun bu Tien. slm sehat tetap semangat

    ReplyDelete
  22. Woow.. bonus di hari minggu
    Matur nuwun bu Tien

    Salam ADUHAI selaluuu

    ReplyDelete
  23. Salam tembak langsung Bunda .hahaha hidup tkg bakso

    ReplyDelete
  24. Alhamdulilah sampun tayang gasik temen suwun injih mbak,Tienkumalasari sayang, sehat selalu injih n salam aduhaai dari Cibubur

    ReplyDelete
  25. Matur nuwun mbak Tien-ku, roti-nya dihari Minggu .
    Dari pada memendam rasa berkepanjangan, Dina nekat tembak langsung pas di jantung. Dan sudah hampir selesai ceritanya.
    Apakah masih ada masalah baru ya, atau segera ganti cerita lain? Ndherek kersa sang dalang saja.
    Salam sehat penuh semangat dan sukses untuk mbak Tien yang selalu ADUHAI.

    ReplyDelete
  26. Terimakasih bunda.. hari minggu ini diberi bonus bacaan sebelum tidur..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami2 ibu Alipoo, gitu dong, lama nggak muncul sih.
      ADUHAI

      Delete
  27. Alhamdulilah bu tien suguhan di hari minggu ....semoga bu tien dan pak Tom sll sehat dan bahagia...salam aduhai dari pondok gede

    ReplyDelete
  28. Alhamdulillah Rocin 48 tayang
    Terimakasih bunda Tien
    Semoga bunda Tien selalu srhat Salam sehat dan aduhai

    ReplyDelete
  29. Asyiikkk....roti cinta msh anget...
    Terimakasih mbak Tien
    Sehat selalu
    Salam aduhaiii

    ReplyDelete
  30. Terima kasih Mbak Tien , Roti cintanya hari libur tetap datang ... senengnya ... Salam sehat & Aduhai buat Mbak Tien & kelrg & PCTK semua .

    ReplyDelete
  31. Alhamdulillah RC.48 telah tayang, terima kasih bu Tien, sehat n bahagia selalu.
    UR.T411653L

    ReplyDelete
  32. Terima kasih... mau komen sdh bnyak, jd baca dulu...he... keren keren kren trs Rocin nya... sehat² trs mbu Tien dannkeluarga...

    ReplyDelete
  33. Hé hé hé hé, lha rumangsamu ngomong åpå ora Rus.. kok ndomblong..
    Lugu yå bolèh tapi, jangan kaya glugu kecemplung kali, ayo jawab
    Rus, kamu katanya sudah punya calon istri bilang donk, kata gadis² sekitar mu kamu cakep, anggap aja kaya gatutkåcå kalau kamu tolak; wow bisa jadi kamu itu gatutkåcå édan https://youtu.be/kwCk-EqI6e8
    di srudug Dina raiso mikir koen.
    Dah manut aja, dibuatin tempat biar mapan kurang apalagi..

    Terimakasih banyak2” Bu Tien roti cintanya yang ke empat puluh delapan sudah muncul,
    sehat sehat selalu doaku, sedjahtera dan bahagia selalu bersama keluarga tercinta 🙏



    Ambil tuh seragam; buat mode show didepan kerabat, paling² masuk percepatan program kerja kebersamaan kalian berdua selamanya..

    ReplyDelete
  34. Alhamdulillah..Rocin nya hadir....wah aduhai sekali malam ini....sehat selalu ya bunda Tiem...

    ReplyDelete
  35. Alhamdulilah Malam Senin Rocin tetap hadir. Mksh Bu Tien semoga lancar terus n sehat selalu.

    ReplyDelete
  36. Roti cinta..bakso cinta..kapan gudeg cinta ya wkwkwk..bu cantik salam sehat selalu Amin YRA 🙏

    ReplyDelete
  37. Alhamdulillah...ROCIN dah datang
    Aduhai ..... salam sehat selalu

    ReplyDelete
  38. Alhamdulillah..Rocinnya hadir di hari minggu..mantaaap..
    Terima kasih Bu Tien, semoga Ibu sehat dan bahagia selalu
    Aamiin
    Salam ADUHAI dari Bekasi


    ReplyDelete
  39. Lho...tumben minggu2 bedak rotine buka.

    Salam sehat penuh semangat dari Rewwin...🌿

    ReplyDelete
  40. Betul² mantabs
    Terima kasih mbak Tien

    ReplyDelete
  41. Udah mas rus.... Tinggal cap cip cup.... 2 cewek cantik lho ini... 😀😀
    Aduhai...

    ReplyDelete
  42. Alhamdulillah Roti Cinta hadir pada minggu malam...
    Trima kasih mba Tien....
    semoga mba Tien dan keluargq besar selalu sehat dan bahagia...Aamiin

    ReplyDelete
  43. Benar2 aduhai...
    Makasih mba Tien.
    Tetap sehat dan selalu semangat mba.

    ReplyDelete
  44. 𝐒𝐞𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐭𝐞𝐦𝐛𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐮𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐨𝐩𝐨 𝐨𝐫𝐚 𝐚𝐝𝐮𝐡𝐚𝐢 𝐑𝐮𝐬𝐭𝐚𝐧𝐭𝐨...𝐌𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐚𝐧𝐭𝐚𝐩 𝐛𝐞𝐭𝐮𝐥 𝐚𝐥𝐢𝐚𝐬 mantu𝐥 ...𝐬𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐁𝐲 𝐓𝐢𝐞𝐧.🙏🙏👍👍

    ReplyDelete
  45. 𝐒𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐁𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧 🙏🙏👍👍

    ReplyDelete
  46. Alhamdulillah ... Terima kasih kiriman Rocinnya Bu Tien ... Semoga Bu Tien selalu sehat kami tunggu lanjutannya ... ������

    ReplyDelete
  47. Wah Rustanto di tembak 2 cewek wekkk padat n terkejut juga...makasih Bu Tien semoga sehat dan terus Rocin nya sippp

    ReplyDelete
  48. Thor..thor.2x tembak pas kena ulu hati semua. Satu tertolak, bagaimana tembakan Dina, akankah nenembus dinding hati Dina? Trims bu Tien, paling bikin aduhai

    ReplyDelete
  49. Matur nuwun... Rocin 48 hadir tidak libur.... Semangat, sehat dan kuat selalu ya mbak Tien. Semakin Aduhai

    ReplyDelete
  50. Matur nuwun...Rocin 48 hadir.....alhamdulilah
    Mugi Ibu Tien tansah sehat....
    Semakin seru dengan cinta2....
    Salam aduhai..

    ReplyDelete
  51. Matur nuwun...Rocin 48 hadir.....alhamdulilah
    Mugi Ibu Tien tansah sehat....
    Semakin seru dengan bakso cinta .....
    Salam aduhai..

    ReplyDelete
  52. Assalamualaikum wr wb. Alhamdulillah hari ini disuguhin RC 48, wah nikmatnya, sebelum beraktivitas, nikmati dulu RC 48. Maturnuwun Bu Tien, semoga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin dan tetap semangat dlm berkarya. Untuk Pak Tom, semoga sehat wal afiat. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dan aduhai dari Pondok Gede
    ...

    ReplyDelete
  53. Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh
    Aamiin ya robbal alamiin
    Matur nuwun, ADUHAI pak Mashudi

    ReplyDelete
  54. ADUHAI pak Djoni
    ADUHAI pak Indriyanto
    ADUHAI juara

    ReplyDelete
  55. Nah lho kena tembak 2x Rustanto..apa ndak klepek-klepek tu...😂

    Mksi bunda Tien...selalu buat jantung tratapan...😊

    ReplyDelete
  56. Alhamdulillah, hari Minggu tayang. Elok tenan yang namanya Rustanto, ditembak 2 gadis cantik..Dipilih dipilih, kamu pilih yang mana..Dina Dina..itu jawaban Rustanto. Tentunya diiyakan sama bu Tien. Semoga happy ending. aamiin. Di pernikahan Dian sebagai bukti keseriusan Dina mengenalkan Rustanto sebagai pasangan bisnis dan calon pasangan hari tua. aamiin

    ReplyDelete
  57. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun bun.....
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun.....

    ReplyDelete
  58. Alhamdulillah ROCIN 48 buat sarapan, maturnuwun Bu Tien 🙏, ROCIN nya yg 1 buat hati berbunga"sampe jantungnya mau copot😀,1 nya jantung nya jg copot karena kecewa😀😀, ADUHAI bu.....sehat selalu...

    ReplyDelete
  59. Terima kasih Bu Tien...... semoga sehat selalu...

    ReplyDelete
  60. Assalamualaikum selamat sore bunda tien. Waduh! Makin seru aja ini ceritanya. Ayo mas rustanto, pilih dina aja ya. Jangan eni. Kurang serasi soalnya. Hehehe! Salam seroja dan tetap aduhai bunda tien.

    ReplyDelete
  61. waduh ketinggalan RC jebule hari minggu datang to maaf maaf 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  62. Alhamdulillah ternyata minggu tayang. Baru buka.. Makasih banyak bu Tien, sehat selalu untuk bu Tien dan keluarga.

    ReplyDelete
  63. Alhamdulillah,roti cinta hadir di hari Minggu..baru ternikmati..terima kasih Bu Tien,sehat selalu Aamiin.

    ReplyDelete
  64. Makasih jeng Tien , rotinya langsung dak habisin, waduh ikut senang ms Rustanto Udah jadian ama Dina , salam Sehat selalu.

    ReplyDelete

KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH 01

  KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH  01 (Tien Kumalasari)   Arumi berlarian di pematang sawah sambil bersenandung. Sesekali sebelah tangannya men...