ROTI CINTA 46
(Tien Kumalasari)
Rustanto melangkah keluar, dilihatnya Bejo sedang memegangi lengan seorang wanita.
Kurangajar kamu, apa maksudmu melakukan ini? Hiih, lepaskan .“
“Saya mengenali mbak, yang beberapa minggu yang lalu mengacaukan suasana warung dengan memasukkan kecoa kedalam mangkuk pembeli.”
“Jangan ngawur, kamu salah orang. Aku tidak suka bakso.”
“Sampeyan memang tidak makan bakso, tapi sampeyan meminta nampan saya untuk meladeni pembeli disebuah meja. Sampeyan mengaku anaknya bapak itu. Ya kan?”
“Aduh, kamu ini kacung tapi kurangajar ya. lepaskan saya !!” wanita itu meronta, tapi Bejo tidak mau melepaskannya. Biarpun badannya kecil tapi Bejo lebih kuat dari perempuan itu. Bejo berusaha terus menariknya agar kembali ke warung. Beberapa pemakai jalan melihat adegan itu. Tapi Bejo terus menariknya. Ketika itu Rustanto sudah datang mendekat. Dan terkejut ketika melihat wanita itu.
“Sumi !!”
Bejo terkejut. Majikannya rupanya mengenal wanita itu.
“Ada apa Jo?”
“Ya ini pak, orangnya. Ini yang ngaku-ngaku anak salah seorang pembeli, lalu meminta nampan saya untuk ikut menghidangkannya. Dia pasti yang memasukkan kecoa itu kedalam mangkuk,” kata Bejo berapi-api.
“Bohong dia !!” teriak wanita yang memang Sumiati adanya.
“Ayo ikut aku dulu,” kata Bejo tandas.
“Aku tidak mau.”
“Kalau kamu tidak melakukannya, kamu
akan membersihkan nama kamu. Tapi tidak disini tempatnya, karena ini akan
menarik perhatian banyak orang," kata Rustanto.
“Biarkan saja, biar polisi tahu dan kamu akan ditangkap karena memaksa seorang wanita.”
“Tidak, bukan aku yang ditangkap, tapi kamu. Aku melakukannya dengan dasar, tidak bakalan ada polisi menangkap aku.”
“Ayo ikut,” kata Bejo sambl terus menarik Sumi, dan karena kalah, Sumi terpaksa mengikutinya.
“Bawa dia ke dalam kantor Jo, kalau diluar nanti bisa menarik perhatian pembeli,” kata Bejo yang mendahului masuk kedalam kantor. Bejo terus menariknya dan memasukkannya kedalam kantor. Dina menatap tajam kearah Sumi.
“Kamu? Yang membuat gara-gara ditempat ini ?” kata Dina tajam.
“Dia bohong! Ngawur dia.”
“Benar bu, dia ini yang ngaku-ngaku anak seorang pembeli lalu ikut menghidangkan pesanannya, tapi kemudian memasukkan kacoa kedalamnya.”
“Orang gila. Lepaskan aku !!”
“Sumi, kalau kamu tidak mengaku, aku akan menghubungi bapak yang kamu akui sebagai ayah kamu.”
“Ada saksinya, ketika mengembalikan nampan, ada teman saya yang melihatnya.”
“Panggil dia,” kata Rustanto.
Bejo segera keluar dan memanggil temannya.
“Tuh, lihat, inikah wanita yang dulu mengembalikan nampan setelah ikut menghidangkan pesanan?”
“O, iya dia.. aku ingat. Setelah mengembalikan dia langsung pergi. Aku heran untuk apa dia membantu kamu Jo.”
“Bohong !” Sumi masih berteriak.
“Dina, apa sebaiknya aku panggil polisi saja?”
“Benar mas, panggil saja polisi, biar mereka mengurusnya karena disini dia tidak mau mengaku.”
“Baiklah kalau begitu. Bejo dan kamu boleh kembali ke tempat kerja kamu, karena tampaknya warung sedang ramai.”
“Baiklah pak.”
Kedua pelayan sudah keluar, dan Sumi yang wajahnya mulai pucat terduduk di kursi, diam tanpa mengeluarkan suara.
“Cepat mas, hubungi polisi saja,” kata Dina.
“Baiklah.”
Rustanto mengambil poselnya dan mencari nomor kontak kantor polisi terdekat. Lalu ketika sudah ketemu, tiba-tiba Sumi berteriak.
“Jangaaan..!”
Rustanto menatap Sumi tajam. Kekesalan tersirat dalam tatapan itu.
“Apa maksudmu jangan? Karena kamu tidak mau mengaku disini, maka biar polisi menyelesaikannya.”
“Baiklah, aku mengaku,” akhirnya kata Sumi sambil menutup wajahnya dengan ke dua telapak tangan.
Rustanto meletakkan ponselnya. Dina menatap Sumi dengan marah.
“Mengapa kamu melakukannya? Mengapa ? Karena kamu tak berhasil menarik lagi cinta mas Rustanto? Lalu kamu kecewa? Dan melakukan hal yang buruk untuk mengacaukan suasana pembukaan warung ini ?”
“Maafkan saya.”
“Katakan apa maksud kamu?” hardik Rustanto.
Sumiati terisak.
Dina dan Rustanto membiarkannya.
“Kalau sudah puas menangis, katakan alasan kamu melakukannya. Aku tetap tidak terima kamu telah mengacaukan pembukaan warung kami,” kata Dina sengit.
“Tolong, jangan melaporkannya kepada polisi,” akhirnya Sumi berkata tersendat.
“Enak saja kamu ngomong. Kamu telah melakukan kejahatan dan tidak mau dilaporkan pada polisi ?”
“Aku minta maaf.. aku minta maaf..” katanya sambil berdiri lalu bersimpuh dihadapan Rustanto yang duduk didepan Dina.
“Heei.. apa yang kamu lakukan? Aku tidak butuh ini, berdiri dan kembalilah ke tempat duduk kamu, katakan alasan kamu melakukannya,” kata Rustanto sambil memutar duduknya membelakangi Sumi.
Sumiati terpaksa berdiri, dan masih sambil terisak dia kembali ke tempat duduknya.
“Cepat katakan, waktu kami tidak banyak,” hardik Dina lagi. Tak ada belas walaupun Sumi menangis memilukan.
“Aku.. sakit hati..”
“Sakit hati kenapa?”
“Karena kamu menolak aku.”
“Bodoh! Kamu yang lebih dulu memutuskan hubungan, lalu kamu menjilat ludah kamu sendiri. Aku tidak suka perempuan seperti kamu.” Kata Rustanto.
“Aku bisa merubahnya..”
“Tidak, karena aku sudah punya....(Rustanto berhenti sejenak, menoleh kepada Dina}.. sudah punya calon.. isteri,” katanya pelan.
Dina menahan senyumnya. Dulu dia pernah menghentikan kenekatan Sumi dengan mengatakan bahwa dia adalah calon isterinya, dan sekarang Rustanto mengatakan hal yang sama.
Sumi kembali terisak.
“Hanya karena sakit hati maka kamu melakukan sebuah kejahatan. Kamu mau dihukum?” ancam Dina.
“Mohon jangan lakukan, aku minta maaf..”
“Ada satu syarat.”
“Harus membayar? Aku tak punya uang banyak..”
“Bukan uang. Kamu harus membuat pernyataan, mengaku bahwa kamulah yang memasukkan kecoa kedalam mangkuk pembeli. Nanti aku perbesar dan aku pasang didepan warung ini,” kata Rustanto.
“Apa ?”
“Kamu tinggal memilih, melakukan itu atau aku laporkan pada polisi. Foto kamu sudah aku ambil, nanti dibawahnya akan aku tambahkan tulisan pernyataan kamu.”
Dan Sumi tidak bisa segera kemana-mana. Ia rela difoto dan menuliskan pernyataanya, untuk kemudian diperbesar dan dipajang didepan warung.
“Mas, apakah ini tidak terlalu kejam?” tanya Dina sambil berbisik.
“Tidak. Ini akan membuat dia jera. Wanita itu terlalu lugu kalau tidak mau dibilang bodoh. Dia melakukan kejahatan dan berlalu lalang ditempat ini. Aku khawatir kalau dendam masih disimpannya lalu dia akan melakukan kejahatan yang lain,” kata Rustanto.
Sumi diam saja, rupanya memang ini yang terbaik yang dia harus lakukan, kalau tak ingin diseret ke kantor polisi.
“Sudah? Kalau sudah, tanda tangan dibawahnya,” perintah Rustanto yang juga segera dituruti oleh Sumi.
Namun setelah Sumi pergi, Rustanto hanya menyimpan surat pernyataan Sumi tadi, dan memasukkannya kedalam laci.
“Tidak jadi di perbesar dan dipasang didepan?”
“Aku hanya menakut-nakutinya saja,” kata Rustanto sambil tersenyum.
Dinapun juga tersenyum, sesungguhnya walau Sumi jahat, ia tidak tega melakukannya.
“Aku tahu, sesungguhnya kita sehati,” kata Dina lirih, yang membuat Rustanto kemudian menatapnya.
“Bukankah aku ini calon isteri kamu?” lanjut Dina dengan senyuman menggoda.
Rustanto terpana, apakah serius ketika Dina mengucapkannya? Nyatanya mereka tampak semakin dekat, dan walau mulut tidak mengucapkan apapun, tapi mata mereka saling berbicara.
***
“Ya ampun mbak, jadi yang melakukannya itu bekas pacarnya mas Rustanto? Bodoh benar dia, sudah bisa terlepas dari pencarian, malah lewat lagi disana,” kata Dita ketika Dina menceritakan semuanya.
“Mungkin dia ingin tahu, apakah perbuatannya berakibat buruk pada warung bakso itu.”
“Iya sih, tapi tetap saja dia bodoh.”
“Mas Rustanto mengatakan dia gadis yang lugu. Tapi memang harus ditambahin, lugu dan bodoh. Hanya saja, barangkali memang Allah ingin menunjukkan, siapa yang telah melakukan kejahatan itu.”
“Jangan-jangan gadis itu cemburu sama mbak.”
“Cemburu ?”
“Mungkin dia mengira mbak itu pacarnya mas Rustanto.”
Dina tersenyum, lalu dia mengatakan bahwa dia pernah mengaku bahwa Rustanto adalah calon suaminya didepan Sumi, dan Rustanto juga pernah mengatakan bahwa dirinya adalah calon isterinya.
“Oh, ya Tuhan.. itu bisa menjadi kenyataan lho mbak..” goda Dita.
“Ah, kamu...”
“mBak pernah dengar tidak, bahwa ucapan itu adalah doa.”
“Masa sih?”
“Ah, pura-pura nggak tahu nih. Memang iya kan. Tapi aku suka mbak Dina segera punya pacar yang serius, kemudian menikah.”
“Bukankah kamu yang ingin menikah duluan?”
“Tidak, aku ingin mbak Dina menikah duluan. Bukankah mas Rustanto itu baik?”
“Entahlah, waktulah yang akan menentukan.”
“Tidak, Allah yang akan menentukan.”
“Kamu benar.”
“Aku akan berdoa untuk mbak.”
“Terimakasih Dit,” kata Dina yang kemudian memeluk adiknya erat.
Tapi Dita senang, melihat binar dimata kakaknya. Apakah itu mata orang yang sedang jatuh cinta?”
***
Persidangan pada kasus pak Kusno dan Nurdin sudah berjalan dua kali. Menurut bukti dan saksi, Nurdin tetap dianggap bersalah. Tapi pak Kusno tetap meminta agar dia bisa membatalkan laporannya, karena dia sudah memaafkan.
Pengacara bernama Suwondo itu sering sekali datang ke rumah pak Kusno. Alasannya adalah membicarakan soal persidangan. Pembicaraan yang sepertinya diulang-ulang, karena sesungguhnya Suwondo ingin mendekati Ningsih.
Pak Kusno bukan orang bodoh yang tak mengerti gelagat. Suwondo yang sering datang ke rumah pasti menyembunyikan maksud tertentu. Tapi masih ada satu ganjalan dihati, seandainya dugaannya benar, maukah Suwondo menerima Ningsih walau sudah divonis mandul?
Malam hari itu pak Kusno mengajak bicara Ningsih.
“Ning, bapak mau bicara sama kamu.”
“Bicara saja pak, ada apa?”
“Nada-nadanya, nak Wondo itu suka sama kamu lho.”
“Apa? Mengapa bapak bicara begitu?” tanya Ningsih terkejut.
“Hanya rabaan bapak saja. Dia kan sering datang kemari. Alasannya membicarakan masalah persidangan, tapi rasanya pembicaraan itu seperti hanya angin lewat, karena selalu diulang-ulang. Seringkali dia menanyakan kamu juga. Bahkan pernah terlontar pertanyaan apakah kamu sudah punya calon lagi setelah bercerai.”
“Ah, bapak.. Ningsih takut menjalaninya lagi.”
“Mengapa takut nak?”
“Mana ada laki-laki yang mau sama wanita mandul ?”
“Ningsih, mandul itu bukan hukuman. Ini adalah sebuah takdir yang semoga kamu bisa menerimanya. Dan kamu juga berhak merasakan kebahagiaan berumah tangga.”
“Semoga akan ada kebahagiaan itu untuk Ningsih. Bapak selalu mendoakan bukan?”
“Tentu saja nak, keinginan bapak sama ibu adalah agar kamu bisa menemukan hidup bahagia. Bahwa yang telah lalu gagal kamu dapatkan, bukan berarti kamu harus putus harapan. Manusia berhak berharap apapun yang diingininya.”
“Iya bapak.”
“Siapa tahu nak Wondo bisa menerima keadaan kamu.”
“Harus menerima dengan setulus-tulusnya dan berjanji untuk tidak akan menyesalinya suatu hari nanti.”
“Tentu saja Ning. Kemarin nak Wondo bilang, dia seorang duda dengan satu anak yang baru berumur dua tahun.”
“Kemana ibunya?”
“Meninggal saat melahirkan.”
“Innalillahi.. kasihan benar anak itu.”
“Dia sedang mencari seorang isteri yang akan bisa mencintai anaknya juga. Dia laki-laki yang baik. Semoga kalian berjodoh.”
Ningsih hanya tersenyum. Apakah sudah saatnya dia menerima laki-laki lain dalam hidupnya? Walaupun begitu ada debar aneh ketika ia mengingat wajah pak pengacara. Ia merasa pak pengacara selalu menatapnya dengan pandangan yang membuatnya tidak merasa tenang.
***
“mBak Ningsih,” kali ini pak pengacara ketemu Ningsih di loket kasir.
“Oh, yy..ya.. ?” Ningsih gugup karena teringat kata-kata bapaknya yang menduga bahwa pak pengacara suka sama dirinya.
“Mau ketemu mas Dian, bisa?”
“Ya, tentu saja,” mari saya antarkan, kata Ningsih yang segera beranjak mengantarkan pak pengacara ke ruangan Dian.
“Bukankah hari ini sidang terakhir? Saya minta maaf karena tidak bisa mengantarkan bapak. Witri sedang tidak enak badan, jadi saya harus masuk bekerja,” kata Ningsih.
“Tidak apa-apa, semuanya berjalan lancar. Hari ini vonis sudah dijatuhkan, Nurdin terkena hukuman enam bulan, dengan satu tahun masa percobaan.”
“Apa artinya ?”
“Seperti keinginan pak Kusno, dia tidak dipenjara. Tapi dia tetap harus selalu wajib lapor selama satu tahun.”
“Ah, syukurlah. Pasti bapak sekarang sudah lega, permusuhan akan tidak ada lagi kecuali keinginan bapak untuk mengembalikan uang Nurdin.”
“Tidak harus seratus juta, katanya hanya limapuluh juta kurang sedikit.”
“Syukurlah. Silahkan masuk, mas Dian ada didalam.
“Terimakasih, nanti setelah ini saya akan ke rumah mbak.”
“Ya pak, kebetulan saya juga sudah hampir selesai tugas.”
“Kalau begitu nanti bareng saya sekalian.”
“Tidak usah, saya naik angkot saja.”
“Kan sekalian, saya juga akan ketemu pak Kusno.”
“Oh, baiklah,” kata Ningsih yang kemudian membalikkan badannya untuk kembali ke tempat kerjanya.
***
Pak Kusno sedang duduk di teras didampingi isterinya. Ia merasa lega, walau tidak sepenuhnya keinginan agar Nurdin dibebaskan terpenuhi, setidaknya Nurdin tidak perlu masuk penjara.
“Jadi dia tetap mendapat hukuman tapi
tidak perlu masuk penjara?” tanya bu Kusno.
“Iya bu, mungkin karena Nurdin memang dianggap beralah jadi tidak mungkin bebas sepenuhnya. Ya sudah tidak apa-apa. Semoga kebencian diantara kita dan dia sudah tidak ada lagi. Sekarang aku tinggal harus mencari uang agar bisa segera membayarkan uang Nurdin.”
“Katanya tadi tidak harus seratus juta kan pak?”
“Hanya empat puluh juta sekian. Kurang dari limapuluh juta. Aku akan segera mencarikannya. Entah bagaimana nanti mengembalikannya. Semoga Allah memberikan kelancaran untuk semuanya.”
“Bapak...”
Pak Kusno dan bu Kusno melihat ke arah datangnya suara. Nurdin sedang berdiri didepan teras.
“Oh, nak Nurdin..”
“Bolehkah saya masuk?”
“Tentu saja boleh, silahkan nak.”
Bu Kusno segera berdiri untuk membuatkan minuman, tapi Nurdin mencegahnya.
“Bu, saya tidak akan lama, jadi ibu tidak perlu repot-repot.”
Bu Kusno segera kembali duduk, menunggu apa yang akan dikatakan Nurdin. Pasti dia ingin agar uangnya segera diberikan. Ya ampuun, bu Kusno berdebar-debar karena belum dipikirkan akan kemana mencari pinjaman dengan sertifikat itu.
“Kedatangan saya kemari, ke satu, ingin mengucapkan terimakasih karena pak Kusno telah bermurah hati memperingan hukuman saya. Ke dua, saya ingin mengatakan bahwa bapak tidak usah mengembalikan uang itu.”
“Ya Allah, benarkah ?” kata pak Kusno dan bu Kusno hampir bersamaan.
“Benar pak, saya bersalah, saya melakukan hal buruk dengan telah menyusahkan bapak dan keluarga. Ketiga, saya ingin agar saya diijinkan kembali rujuk dengan Ningsih.”
***
Besok lagi ya.
Roti udah matang...msh hangat
ReplyDeleteAyo kita nikmati bersama
Rocin 46 tayang
Kok jd bnyk tanda tanya yah
Sumi apa Eni yah si biang kecoa
Utk baju dan hijab pas warnanya
Kl blg hbs mandi muka gak kucel lg dan lbh putih ada wajar juga
Shg Bejo terkecoh tuh
Kl seandainya Sumi ada deh wajar nya krn kecewa ma Rustanto
Ayo Rustanto tembak Dina dong lampu hijau udah nyala...
Tembak thor...thor...thor...
Mksh bunda Tien sehat selalu doaku salam hangat dari Jogja
ADUHAI...ADUHAI...ADUHAI
Mbak i'in nunggu di depan oven ya...
DeleteSelamat penjaga gawang no. 1 lagi.
DeleteKemarin gak balapan merga lagi makan bakmi Umar.......
Alhamdulillah ROCIN_46 sdh tayang.
DeleteWalau menggunakan "oven lama" hasilnya tetap bagus dan semoga rasanya tidak mengecewakan......
Matur nuwun bu Tien, sugeng dalu salam ADUHAI......
Alhamdulillah tetep tayang..
DeleteSmg Laptop barunya tdk lama ngambeknya
Kok laptop ta?
DeleteOven lama pengin dipijeti, capek 7 bulan tiduran terus. Alhamdulillah oven baru,yang baru berumur kurang 7 bulan sdh merasa capek tiap malam manggang roti cinta.....pengin istirahat sesuk ben diasta nang service center.......
Aku kan mw lht kl oven rusak tuh ky apa
DeleteEeh trnyata kakek bohong roti udah matang
Lgsg deh dinikmati mumpung hangat yah
Org mkn bakmi juga di inget2 udah suruh nyusul ma pak Yo
Tenang kakek yg pntg kita ikut senang moga Rustanto segera thor...thor...thor ke Dina
Ningsih ma mas Wondo sementara Nurdin gigit jari...tak mungkin Ningsih mau rujuk
Itu doaku seh yg pntg ttp ADUHAI
Alhamdulillah
ReplyDeleteMbah Wi piye ta kok kalah cepet terus sama jeng Iin?
DeleteAyo berusaha... Jeng Sis Hakim bisa, jeng Werdi Kaboel bisa, apa maneh jeng Wiwik Suharti juga langganan juara 1. Hayo semangat, mbah Wi....
Alhamdulillah.... Maturnuwun Bu Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah....matr nuwn Bunda
DeleteMantab nda. Terima kasih nda. Semoga buda Tien Tetap Sehat. Awet momong anak putu
ReplyDeletealhamdulillah ...terimakasih bu tien
ReplyDeleteAlhamdulillah dah tayang ROCIN 46.
ReplyDeleteMakasih Bunda Tien, semoga sehat selalu
Salam aduhai.
Alhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih bunda Tien semoga sehat walafiat
Salam sehat penuh semangat 🙏🙏🙏
Matur nuwun roti cinta nya
ReplyDeleteSalam sehat dari Purwodadi
Alhamdulillah, Maturnuwun mbak Tin…🙏🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah Rocin 46 sdh mateng kemebul
ReplyDeleteMonggo disambi diicipi
Salam sehat seLalu ADUHAI
Alhamdulillah.
ReplyDeleteSyukron Mbak Tien .. buat nambah imun .
Jazaakillah khoiron katsiiron
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman, Bambang Pramono,
Alhamdulillah ....
DeleteYang ditunggu tunggu telah hadir.....
Matur nuwun bu Tien..
Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin..... .
Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN
.
Presensi
DeleteHadir bu...
Semoga ibu Tien dan keluarga sehat selalu...
“Benar pak, saya bersalah, saya melakukan hal buruk dengan telah menyusahkan bapak dan keluarga.
Delete*_Ketiga, saya ingin agar saya diijinkan kembali rujuk dengan Ningsih.”*_
Enak kali dia mau rujuk.... sakit hati Ningsih belum sembuh ...
Dan sekarang hatinya sdg berusaha "berbunga" dengan datangnya calon pendamping.....
Ngga ah...
Gak mau rujuk......
Hallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
. Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi
Terimakasih bunda Tien sayang..
ReplyDeleteHallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Matur nuwun, bu Tien🙏💖
ReplyDeleteAduh ,,,duh ,,duh aku ketinggalan terus nek.nyegat roti. Aku sudah langganan looo ditinggal
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien, akhir episode selalu menegangkan jadi semakin penasaran.....
ReplyDeleteAlhamdullah Rovin 46 sdh masak masih anget...terima kasih bu Tien Rocinnya.. Makin asyiik saja..
ReplyDeleteAlhamdulillah matur nuwun mbak Tien, akhir episode selalu menegangkan jadi semakin penasaran....
ReplyDeleteAlhamdulillah Rocin 46 dudah tayang...roti nya masih panas....salam aduhai mb Yien
ReplyDeleteAlhamdulillah Rotinya dah tayang Makasih Bunda bisa segera istirahat nih.
ReplyDeleteMet malam Bunda, salam ADUHAI....
Alhamdulillah, matur nuwun mbak Tien, akhir episode selalu menegangkan jadi semakin penasaran....
ReplyDeleteAlhamdulillah... terima kasih Mbu Tien....
ReplyDeleteSlmt mlm mbak Tien.. Alhamdullilahyg ditgu2 sdh hadir rocin 46...ternyata biang keroknya si Sumi... Aduhrupanya sbntr lgi tamat.. Ygpenting bahagia semuanya.. SalamSeroja dan Aduhai dri sukabumi unk mbak Tien betsm keluarga.. 🥰🥰
ReplyDeleteSumi..sumi pancen ayu..kembang ndeso asli wonogiri...hihi
ReplyDeleteoalah sumi²...
Hihi..matur nuwun bunda Tien...
makin ADUHAI lho bun...😍
Alhamdulillah...,mtr nuwun bu Tien.
ReplyDeleteSalam ADUHAI
Matur nuwun mbak Tien-ku, roti-nya sudah sampai di alamat.
ReplyDeleteWahh... Nurdin itu gimana, sudah dilepas dengan tidak baik mau diminta lagi. Tak usah yaa... dia sudah punya yang lebih baik dari kamu.
Yang lain sudah sip, tinggal tunggu hari H saja.
Salam sehat penuh semangat mbak Tien yang selalu ADUHAI.
Begitu mudahnya Nurdin ingin rujuk kembali sama Ningsih, sedangkan Sumi ternyata nekat tadinya saya mengira yg berbuat jahat di warung bakso Eni. Eh ternyata salah.
ReplyDeleteKetika Suwondo dan Ningsih sudah ada kesematan untuk menuju kebahagiaan Nurdin datang. Cocoknya Nurdin sama Sumi itu.
Jadi bisa barengan nikahan masal nanti Bu Tien punya gawe Dian sama Fitri, Ningsih sama Suwondo, Nurdin sama Sumi n Dita nyusul sama Abian.
Terima kasih alias matur nuwun Bu Tien jadi pingin nunggu undangan mantu besarnya.
Semoga Bu Tien sehat selalu.
Wow... Nurdin ingin rujuk??? Terima kasih Rocinnya Bu Tien semoga selalu sehat.
ReplyDeleteMatur suwun Bu Tien... salam sehat selalu 🙏😊
ReplyDeleteEnak aja Nurdin minta rujuk dengan Ningsih...Jangan Ningsih dia sudah melukai kamu mencampakkanmu mending milih Suwondo ...Monggo Bu Tien dilanjut pasti ADUHAI. Salam sehat selalu 🙏🙏
ReplyDeleteWalah wong ora jelas, jangan mau bumbuné piyé kui, wis jangan kembali ke orang yang nggak jelas, mau sengsara lagi..
ReplyDeleteTanda² saling faham akan kemauan hati untuk saling mengerti dengan memandang kedepan yang penuh harapan
ADUHAI..
Namanya juga anak bontot, minta terakhiran donk..
sabar ya Bian sebentar lagi, besok lagi yaa..
Terimakasih Bu Tien, kelembutan roti cinta yang ke empat puluh enam sudah terasa,
sehat sehat selalu doaku, sedjahtera, bahagia bersama keluarga tercinta 🙏
Penyesalan memang selalu datang terlambat..mau menikah sama pak Pengacara saja masih ada ketakutan..ee ini lagi Nurdin mau ngajak rujuk...pasti Ningsih semakin takut..mengingat dulu sering disakiti....salam aduhai bunda Tien...
ReplyDeleteSalam ADUHAI ibu Swissti
DeleteAlhamdulillah.....
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....
Aamiin
DeleteNuwun wo
Alhamdulillah Roti Cinta sudah tayang.
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien Kumalasari.
Salam sehat dan salam hangat dari Tangerang.
ADUHAI mas Dudut.
DeleteLama nggak nongol nih
Matur nuwun bu Tien sudah tayang awal. Wah ternyata Sumi yg menaruh kecoa di mangkuk baso..alhamdulillah sudah dapat diselesaikan dengan baik. Wah Nurdin mau rujuk sama Ningsih..enak saja. Mendingan uang dikembalikan saja pak Kusno .jangan mau kalau Ningsih diinta rujuk dg Nurdin. Mending plih Suwondo ibaratnya dapat Suwindo bonus anak..tul kan..
ReplyDeleteTul...
DeleteADUHAI ibu Noor
Alhamdulillah, rocin nya masih kebagian....
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien....
Salam sehat selalu...🙏🙏
Salam sehat dan ADUHAI pak Prim
DeleteAlhamdulillah....suwun bu Tien
ReplyDeleteSemoga ibu selalu sehat njih.
Aamiin
DeleteMaturnuwun Butut
Wah nurdin ada maunya, jgn di terima pak dan bu kusno, lebih baik ningsih sama pak pengacara saja
ReplyDeleteBaiklah pak Anton
DeleteADUHAI
Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg Rocin 46 hadir gasik bagi kami para penggandrungnya.
ReplyDeleteKejahatan demi kejahatan mulai mereda, bunga2 cinta mulai bermekaran. Ningsih dgn pak pengacara cocoklah. Sumi dgn Nurdin semoga ketemu dan cocok juga. Wah selalu bikin penasaran...
Monggo ibu Tien dilanjut aja. Matur nuwun Berkah Dalem. Salam ADUHAI...
Ujung" nya koq ngajak rujuk ?, mau nggak.Ningsih ya ? Jawabannya tunggu besok malam, matur nuwun Bu Tien, sugeng dalu sugeng istirahat, salam aduhai dari Pasuruan
ReplyDeleteAlhamdulillah ROCIN 46,tayang maturnuwun Bu Tien 🙏,salamsehat,sugeng dalu sugeng istirahat, sehat selalu dan tetap ADUHAI
ReplyDeleteTetap ADUHAI Yangti
DeleteBesok lagi ya _nggih Bunda Tien maturnuwun
ReplyDeleteHehee..
DeleteADUHAI pak Herry.. lama nggak muncul
Alhamdulillah, ROTI CINTA 46 sdh disantap ,, tambah nikmat,,
ReplyDeleteNingsih bingung ya kamu ,, mungkin jodohmu Wondo saja,,hihi🤭
Salam sehat wal'afiat semua ya bu Tien,terus ADUHAAII 🤗🙏
ADUHAI terus Mbh put
DeleteMàtur nuwun Ibu Tien Rocin sudah tayang..
ReplyDeleteBakso cinta...ditunggu pernyataan Rustanto
Nurdin sadar...minta rujuk...perlu dapat pelajaran..
Semakin aduhai ..
Mugi Ibu Tien tansah sehat
Semakin ADUHAI ibu Moedjiati
DeleteAlhamdulillah RC46 telah tayang, terima kasih bu Tien, sehat n bahagia selalu.
ReplyDeleteUR.T411653L
Sami2 ibu Uchu
DeleteAlhamdulillah, semoga bu Tien sehat selalu. Aamiin
ReplyDeleteTerimakasih rocinnya bu Tien.
Trimakasih mbak Tien RC46nyaa..
ReplyDeleteNingsiiih...berbahagialah dengan pak pengacara...
Nurdin lg mimpi..mau minta rujuk..jangan mauuuuu...mending bayar aja uang rmh ga smpe 50jeti..pasti ada jalan klr utk dpt uang itu...asalkan Ningsih jgn balikan sm Nurdin..ga relaaa...😏😏
Sumi lagi gegabah...dah polisikan aja dia Din...😠
Tp..Rustanto udh brani ngakuin calon istri pd Dina..👍👍
Besok lagi yaa...
Salam sehat selalu dan aduhaiii mbak Tien..🙏🥰⚘
ADUHAI ibu Maria
DeleteAlhamdulillah terima kasih bu Tien
ReplyDeleteBolehkah saya memohon, cintaatau suka sekali membaca cerita bu Tien yang berharap setiap malam tapi bila minngu merasa gimana (sedih)…..karena cerita ibu Tien libur 😭
Seperti berharap hari senin hingga sabtu terus tanpa libur …aduhai…..
semoga bu Tien selalu diberi kesehatan , kemudahan dan kelancaran ….. aamiim 🤲
Ke solo, kan dekt. Mendengarkn bu tien sambil mijitin. Fresh diluar oven Siapa tau dpt crita baru, nurdin ketmu sumiati, mungkin judulnya (bukn rujak lo) rujuk cinta. 😀
DeleteAamiin
DeleteTerimakasih Ibu NW KG..
ADUHAI.Kok disingkat sih
Kembali ke Nurdin atau menerima Suwondo? Pilihan yg hrs dipilih Ningsih? Trmkdh mb Tien utk rocin nya... Slm seroja utk mb Tien dan para pctk sll🤲🙏
ReplyDeleteHayoo pilih yang mana
DeleteADUHAI jeng Sapti
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSuwondo dapat saingan dari pemain lama.
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien
Sami2 KP LOVER
DeleteAyo Ning, pilih siapa??
ReplyDeleteWondo atau Nurdin...
Wondo saja yaa...
DeleteBaiklah...
DeleteADUHAI ibu Anie
Ningsih jangan mau balikan sama Nurdin. Sama Suwondo aja...
ReplyDeleteMakasih mba Tien .
Aduhai dan salam hangat selalu mba
Salam ADUHAI ibu Sul
DeleteAlhamdulillah ,sdh baca n makin aja rame ee br buka..loo Semoga laptop nya cepat baik juga bu Tien sehat yaa Bismillah ..selamat tidur kembali
ReplyDeleteSelamat pagi
DeleteADUHAI ibu Yanti
Alhamdulillah, matursuwun mbak Tien ROCINnya.
ReplyDeleteSalam sehat selalu dr bekti
Salam sehat dan ADUHAI ibu Bekti
DeleteAlhamdulilah terima kasih bu tien ..smg ibu tien sehat sehat dan tetap krearif menyusun kata kata di cerbung ini ...ditunggu ya bu ..salam aduhai dari pd gede
ReplyDeleteSalam ADUHAI ibu Sri
DeleteAlhamdulillah,matur nuwun Bu Tien..Mugi tansah pinaringan sehat,Aamiin.
ReplyDeleteAamiin
DeleteADUHAI ibu Rini
Assalamualaikum wr wb. Mudah mudahan Ningsih menolak ajakan rujuk dari Nurdin. Diharapkan Ningsih berjodoh dengan Suwondo. Maturnuwun Bu Tien, semoga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, sehat dan tetap semangat dlm berkarya. Aamiin Yaa Robbal'alamiin. Salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteWa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
ReplyDeleteAamiin Allahumma Aamiin
Alhamdulillah roti cinta 45 sdh hadir..setiap hari selalu menunggu yg aduhai nih..trm ksh bu Tien Kumalasari 🙏❤️
ReplyDeleteAssalamualaikum bunda tien, salam kenal.
ReplyDeleteSaya pembaca lama, tapi baru berani muncul.
Soalnya gemes banget sih sama tokoh-tokoh yang ada di cerbung roti cinta ini.
Semoga ningsih milih pak pengacara deh ya.
Insya Allah, mereka akan jadi keluarga bahagia.
Semoga bunda tien selalu sehat, serta dalam lindungan Allah SWT. Aaamiiin!
Wa'alaikum salam waraatullahi wabarakatuh.
DeleteTerimakasih ibu Echi Wardhani.
Salam kenal kembali dan ADUHAI
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh.
ReplyDeleteSelamat malam sahabat PCTK, malam ini ROCIN Eps. 47 tidak dapat hadir, bu Tien baru pulang mendampingi pa Tom, terapi dan kontrol.
InsyaAllah besuk malam akan ditayangkan sebagai pengganti malam ini.
Demikian salam ADUHAI
Kakek Habi, klu boleh saya minta nomer WA kakek. Terima kadih.
DeleteWaalaikumussalam...
ReplyDeleteTrima kasih Kakek Habi...
semoga Pak Tom cepat sehat dan pulih kemabil...Aamiin
Semoga Ningsih berjodoh ama P.Wondo, makasih mb. Tien rotinya sudah dk habisin .tetap sehat yo.
ReplyDeleteTerima kasih Kakek Habi..semoga pak Tom segera sehat kembali,Aamiin.
ReplyDeleteTerimakasih kakek Habi infonya 🙏
ReplyDeleteSemoga pak Tom segera sehat kembali..
Sehat2 selalu bu Tien
Salam aduhaiiii 😘
Walaikumsalam wr wb
ReplyDeleteSlmt mlm mb Tien..
Smg p Tom segera pulih
Dan slmt mlm utk para pctk
Bisa tidur gasik🤗
Tayang rocin pengganti bsk mlm... Trmksh mb Tien... Slm seroja utk kita semua🤲🙏
Matursuwun infonya pakdhe kakek Habi
ReplyDeleteSemoga p Tom segera sehat kembali. Salam sehat sll
Mendoakan semoga pak Tom..segra sembuh dan pulih kembali..
ReplyDeleteSalam sehat mbak Tien..🙏😘🌹
Aduhai ... terimakasih .. semua berproses bahagia, salam sehat bahagia mvak Tien
ReplyDeleteSemoga pak Tom Cepat sehat dan pulih kembali.
ReplyDeleteSalam sehat dan tetap semangat mba Tien
Cepat sehat u pak Tom dan u bu Tien jaga kesehatan ...eee terbangun mau baca ...he he ...tidur lagi
ReplyDeleteSemoga suami bu Tien baik2 saja dan lekas sembuh.
ReplyDeleteAamiin
Wah telat nih kayaknya si Nurdin insafnya, Ningsih udah terlanjur berdebar sama Pak pengacara njih Bu Tien, terimakasih banget Bu Tien atas Roti Cintanya, sehat selalu, tetap menghibur, lewat veeita cerita aduhai
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb. Tidak apa-2 RC Eps 47, tidak terbit, krn kesibukan Bu Tien mendampingi therapi Pak Tom. Untuk mari kita bersama sama mendo'akan, semoga Allah Swt segera memberikan kesembuhan Pak Tom dan sehat wal afiat kembali. Aamiin Yaa Robbal'alamiin. Salam sehat dari Pondok Gede....
ReplyDeleteWa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh
DeleteAamiin Ya Robbal Alamiin.
Terimakasih pak Mashudi
Matur nuwun Kakek Habi awit infonipun, mugi Pak Tom enggal dangan, sehat kembali. Semoga Bu Tien dan Bapak-Ibu semua selalu sehat, aamiin.
ReplyDeleteTerimakasih untuk saudara2 saya yang mendoakan pak Tom Widayat. Aamiin ya robbal alamiin, semoga Allah mengijabah semua doa kita.
ReplyDeleteEnggal sehat malih pak Tom,bu Tien ngunjuk vitamin njih supados maksimal anggenipun mendampingi pak Tom
ReplyDeleteSemoga pak Tom Widayat cepat pulih. Sehat seperti semula. Bisa beribadah secara sempurna. Mbak Tien juga tetap sehat.
ReplyDeleteSalam Aduhai , semoga sehat selalu mbak Tien
ReplyDelete