ROTI CINTA 45
(Tien Kumalasari)
“Bejo mana ya ?”
“Kenapa sih, kamu berteriak-teriak memanggil Bejo?” tanya Eny.
Dina tak menjawab, ia meninggalkan Eny bersama Rustanto dan melangkah kebelakang.
“Dimana Bejo ?”
“Itu bu, lagi mencuci gelas,” kata salah seorang pelayan.
Dina mendekati Bejo.
“Sebentar bu, kurang sedikit,” kata Bejo.
“Jo, didepan ada seorang wanita cantik berbaju kuning berkerudung hijau.”
“Dia? Datang kemari lagi? Cari mati dia.” kata Bejo sambil meletakkan gelas terakhir di rak.
“Bukan, entahlah. Aku minta kamu melihatnya dari dalam, hati-hati jangan sampai ketahuan, apakah dia wanita yang tadi meminta nampan kamu dan menghidangkan bakso ber kacoa ke meja tamu.”
Bejo beranjak ke depan, dan mengintip dari balik kaca yang memisahkan ruangan tamu pelanggan dan ruangan dalam.
“Diakah?” tanya Dina berbisik.
Bejo masih mengamatinya.
“Apa dia ?”
“Sepertinya…”
“Diakah ?”
“Sepertinya bukan bu, kulitnya agak hitam yang tadi itu, sedangkan dia putih bersih. Bukan itu bu orangnya.”
“Oh, ya sudahlah, dia teman aku. Berarti dugaanku salah. Ya sudah, selesaikan pekerjaan kamu, sebentar lagi kita tutup,” kata Dina sambil kembali ke depan, dan duduk diantara Rustanto dan Eny, yang sudah mulai menyantap bakso yang dihidangkan.
“Hmm.. tidak beda dengan bakso kamu Rus, enak.. “ kata Eny sambil mengacungkan jempolnya, sementara mulutnya asyik mengunyah bakso, ia terus memuji-muji.
“Mau nambah?” tanya Dina.
“Aduh, ini juga belum habis. Nggak, aku kira satu cukup. Aku baru pulang dari kantor, ingat bahwa kamu buka hari ini, lalu aku datang kemari.
“Nanti mau membawa ke rumah?” tanya Rustanto.
“Mau deh, kalau kamu yang nawarin,” kata Eny sambil melirik kearah Rustanto, yang kemudian beranjak ke belakang untuk menyuruh pelayan agar membuatkan sebungkus bakso untuk dibawa pulang ke rumah.
“Rustanto hebat bukan?” kata Eny sambil menatap Dina yang wajahnya mulai kusam.
“Kamu pulang dari kantor, tapi wajah kamu masih segar begitu,” kata Dina mengalihkan pembicaraan tentang Rustanto.
“Oh, aku tadi mandi dulu.”
“Di kantor?”
“Ya, dan dandan sekenanya. Kan mau makan disini, harus kelihatan cantik dong.”
Dina menatapnya tanpa senyum. Maksudnya biar kelihatan cantik dimata Rustanto kan? Ih, nyebelin banget.
“Kamu mau tutup jam berapa?”
“Ini hari pertama, bakso hampir habis, jadi kami mau segera tutup.”
“Oh ya? Kalau begitu nanti biar Rustanto pulang bareng aku saja,” katanya tanpa merasa melukai. Padahal Dina terluka, entah kenapa.
Dina tahu bahwa Rustanto membawa sepeda motor, tapi dia tak berusaha menjawab perkataan Eny. Biar Rustanto menjawabnya sendiri.
Ketika Rustanto sudah kembali kedepan sambil membawa tas keresek berisi bungkusan bakso, Eny segera menyambutnya senang.
“Ya kan Rus ?”
“Apanya?”
“Ini kan hampir tutup, nanti kamu pulangnya bareng aku saja ya. Sekalian aku pulang.”
“Terimakasih, tapi aku membawa sepeda motor kok.”
“Sepeda motor bisa ditinggal disini kan? Besok berangkatnya aku samperin. Jam berapa kamu berangkat kemari?”
“Tidak, mana mungkin begitu. Tampaknya ribet banget. Mengantar pulang, lalu menjemput, lalu mengantar pulang lagi..” kata Rustanto sambil menatap Dina yang pura-pura mengotak-atik ponselnya.
“Ya nggak apa-apa, aku tidak keberatan kok.”
“Aku yang keberatan..”
“Mengapa begitu ?”
“Nggak suka merepotkan orang lain saja.”
“Bagaimana kalau aku nggak repot?”
“Aku dong yang repot. Sudah, nggak apa-apa, aku lebih suka pulang sendiri.”
“Ya ampuun…”
Dina berdiri, melangkah ke belakang untuk mengingatkan bahan-bahan bakso yang perlu disimpan di kulkas, sambil menyuruh para pembantunya untuk mengambil untuk dibawa pulang.
Rustanto mengikutinya, karena itu termasuk tugasnya juga.
“Eeh, pada kemana sih..”
“Kami sudah mau tutup. Kamu mau nambah?” tanya Dina yang sudah kembali ke depan.
“Nggak, ini sudah dibawain Rustanto. Terimakasih ya Rus,” katanya sambil berteriak karena Rustanto ada dibelakang.
“Ya sudah, aku sudah selesai juga, berapa aku harus bayar?”
“Kali ini gratis,” kata Dina.
“Gratis ? Benar gratis? Kan tulisan didepan itu korting 50 persen?”
“Untuk kamu harga khusus.”
“Oke, terimakasih kalau begitu, aku cabut ya, besok aku kesini lagi membawa teman-teman aku,” katanya sambil berlalu.
Dina melambaikan tangannya, tersenyum tipis. Sungguh ia merasa bahwa sikap Eny sangat menyebalkan.
“Sudah pulang dia?”
“Sudah, menyesal tidak dipamitin?” ejek Dina.
“Lhah, mengapa menyesal?”
“Tampaknya dia sangat ingin dekat-dekat sama mas.”
Rustanto tertawa.
“Kok tertawa..?”
“Habis lucu. Masa mau ngantar aku, lalu besoknya mau jemput aku juga, alangkah repotnya.”
“Dia kan suka, jadi nggak merasa repot.”
“Aku yang repot..”
“Yang bener..”
“Bener lah.. “
Dina merasa senang karena Rustanto tidak menanggapi sikap Eny yang ingin dekat-dekat sama dia. Dan Rustanto merasa heran karena ketika melihat sikap Eny kepadanya, Dina tampak sangat tidak suka. Diam-diam Rustanto berpikir, apakah Dina cemburu? Kalau cemburu berarti cinta dong. Aduh, bingung juga Rustanto. Mau menyatakan isi hati, nanti dikira tak tahu diri. Tapi kalau diam saja, hatinya selalu diliputi tanda tanya.
“Bagaimana ya caranya?” gumamnya pelan sambil menuntun sepeda motornya sebelum menstarternya.
***
Hari itu juga, setelah selesai acara lamaran, Bian dan Dita langsung pulang karena esok harinya mereka punya tugas masing-masing.
Dian menghabiskan waktunya untuk selalu dekat dengan bapak Leo,
“Dian sangat bahagia, bapak ikut melamar calon isteri Dian,” kata Dian ketika berduaan dengan Leo.
“Bapak juga sangat bahagia, kamu menemukan isteri yang cantik dan tampaknya baik.”
“Mohon doa restu ya pak, agar semuanya berjalan lancar.”
“Pasti bapak akan mendoakan yang terbaik untuk anak bapak.”
“Sebentar lagi bapak juga akan menikahkan Dita kan?”
“Semoga saja Dian, tapi adikmu tidak ingin tergesa-gesa. Dia ingin segera bisa menyelesaikan kuliahnya, yang mungkin akan selesai dalam dua tahun ini.”
“Tampaknya Dita juga ngebut ingin segera menyelesaikannya.”
“Benar. Dia jarang sekali keluar karena terus menekuni kuliahnya. Dan Bian tampaknya juga akan sabar menunggu.”
“Bagaimana dengan Dina?”
“Entahlah anak itu. Belum kelihatan apakah dia menyukai seseorang. Doakan saja ya nak, kalau bisa Dina duluan, soalnya Dita juga selalu bilang bahwa dia lebih suka Dina menikah duluan.
“Tampaknya begitu, Dita juga pernah bilang sama Dian.”
“Iya, kan yang namanya jodoh itu kita tidak tahu kapan akan datangnya. Jadi ya kita serahkan saja semuanya sama Yang Diatas.”
“Benar pak.”
“Tampaknya bapak kamu sudah menyiapkan rumah untuk kamu setelah menikah nanti.”
“Iya, agak kecil, tapi Dian suka.”
“Bapak sangat berterimakasih kepada bapak Baskoro, karena dia benar-benar mencintai kamu seperti anaknya sendiri.”
“Sangat mencintai sejak Dian masih kecil.”
“Bapak selalu merasa bersalah..”
“Mengapa bapak berkata begitu? Ibu pernah bilang, bahwa dalam menjalani hidup kita akan menemui banyak hal. Ada jalan berbatu, berkubangan, dan kita bisa jatuh pada suatu hari, lalu bangun, lalu sakit, dan bangun lagi. Dan itu harus kita jalani sampai kita tiba disebuah muara yang apapun bentuknya kita juga tidak tahu.”
“Ibumu seorang wanita yang sangat bijaksana. Dia pasangan yang serasi dengan Baskoro, yang juga sangat baik dan mulia hatinya.”
“Bapak Leo juga sangat baik dan mulia. Dian merasa bahagia bisa berada diantara orang-orang yang mencintai Dian, dan semuanya adalah orang-orang yang luar biasa.”
“Anak bapak sudah dewasa, dan bisa menjalankan semua hal baik dalam hidupnya. Itu semua tak lepas dari ibumu dan suaminya.”
“Dian juga masih belajar pak. Semoga Dian selalu bisa menjalani seperti apa yang dilakukan oleh bapak sama ibu, juga bapak Leo dan ibu Rina.”
“Tetaplah menjadi baik, dan menjadi kebanggaan bapak ibu kamu.”
Dian menyandarkan kepalanya di pundak ayahnya. Betapa ia merindukan suasana seperti itu, dan serasa tak ingin melepaskannya.
***
Esok harinya Bejo memelototi semua orang yang lewat diwarung baksonya. Demikian juga pada esok hari berikutnya, dan berikutnya lagi. Tapi wanita yang ditunggunya tak kunjung lewat.
“Mungkin dia puas hanya membuat keributan disini. Tapi mengapa, dan untuk apa?”
Ketika pembeli agak reda, Bejo tetap berada didepan, bahkan disaat makan siang ia tetap duduk dibangku terdepan agar bisa melihat orang-orang yang berlalu lalang dihadapan warungnya. Untunglah warung itu bertambah ramai, kalau tidak, Bejo akan semakin merasa bersalah karena dia telah mempercayakan pelayanan yang harus dijalaninya kepada seseorang yang ternyata berniat jahat.
Seminggu sudah lewat, dua minggu, lalu Dina yang merasa kasihan kepada Bejo menyuruhnya untuk bertugas seperti yang lainnya.
“Biarkan saja Jo, pasti juga dia telah menghilang dan tidak akan berani lagi datang kemari. Masuklah dan bertugas seperti biasa,” kata Dina.
“Tapi Bejo benar-benar kesal bu, dan berharap dia bisa tertangkap.”
“Nanti Allah yang akan menunjukkannya kepada kita. Sekarang lepaskan saja semuanya, karena nyatanya tidak ada pengaruh buruk dari apa yang telah dilakukannya.”
“Ya bu.”
“Ya sudah, masuk saja, nanti mata kamu bisa capek karena terus menerus memelototi jalanan.”
***
“Ini rumah yang nanti akan kita tempati, apa kamu suka Wit?” kata Dian kepada Witri ketika dia menunjukkan rumahnya dan melihat-lihat isinya. Rumah itu bahkan sudah ada perabotnya, lengkap dan mewah menurut Witri yang biasanya hidup sederhana.
“Ya ampun mas, apapun itu, aku akan bahagia disamping mas Dian. Apalagi sampai tinggal dirumah sebagus ini, tanpa harus bayar sewa lagi,” canda Witri.
Dian terbahak.
“Bagaimana kalau aku minta kamu harus bayar sewanya? Siapa bilang aku tidak minta bayar sewa sama kamu. Tidak setiap bulan, tapi setiap hari,” Dian balas bercanda.
“Gitu ya? Berapa aku harus membayarnya?”
“Tidak dengan uang dong..”
“Lalu..”
“Dengan senyuman manis setiap hari, dengan cinta yang tulus..dengan…”
“Apapun yang mas minta akan saya berikan.”
“Sungguh ?”
Witri mengangguk dengan tersenyum manis.
“Oh ya, aku dapat pesan nih dari mas Suwondo..”
“Pesan apa? Tentang persidangan besok ? Kok sama saya?”
“Bukan itu, dia bertanya, apakah Ningsih sudah punya suami.”
“Oh, bukankah mas sudah tahu jawabannya?”
“Sudah aku ceritakan semuanya. Tampaknya dia tertarik sama Ningsih.”
“Bagus itu mas, aku juga berharap mbak Ningsih akan mendapat jodoh yang baik, dan yang benar-benar mencintainya. Ada baiknya pak pengacara segera berusaha untuk mendekatinya.”
“Dia kan sudah sering ketemu dirumah pak Kusno.”
“Syukurlah, semoga mbak Ningsih bisa membuka hatinya kembali setelah terluka. Tapi apakah mas juga bilang sama pak Suwondo tentang keadaan mbak Ningsih? Kemungkinan dia akan memiliki anak hampir tidak ada, karena..”
“Aku sudah mengatakannya. Dia diceraikan karena mandul.”
“Dan dia bisa menerimanya?”
“Tidak masalah katanya. Aku jadi senang mendengarnya. Semoga Ningsih bisa menerimanya.”
“Kalau besok ternyata aku tidak bisa melahirkan seorang anakpun, apakah mas juga akan menceraikan aku?”
“Kamu itu bicara apa sih Wit. Aku mencintai kamu dengan segala kelebihan dan kekurangan kamu. Apapun yang terjadi, aku akan tetap ada disamping kamu.”
“Benar ?”
“Benar dong.”
“Terimakasih ya mas..”
“Sekarang kita pulang yuk, lain kali kita akan mengajak ibu untuk melihat rumah ini. Biar ibu senang karena besok akan tinggal disini.”
“Ya mas, senang rasanya bisa membahagiakan orang tua.”
***
Siang itu suasana di warung sangat ramai. Rustanto dan Dina sangat senang karena usaha yang baru mereka rintis menampakkan hasil yang cukup memuaskan.
“Besok-besok aku ingin agar kita bisa membuka cabang ditempat lain. Kalau mungkin yang lebih besar.”
“Bagus Din, aku akan ikut senang kalau itu bisa terjadi.”
“Mas Rustanto hebat ya, bisa menjadikan cita-cita aku berhasil dengan memuaskan. Terimakasih atas kerja-samanya ya mas.”
“Ini bukan karya aku sendiri, tapi peran kamu lebih utama, karena kamulah pemilik modal di warung ini.”
“Bukan begitu mas, pemilik modal kalau tidak bisa mengelola, ya sama juga bohong dong.”
“Tapi bukan aku yang hebat, aku bisa kalau nggak punya modal juga tak akan berhasil melakukan apapun.”
“Baiklah, itu sebabnya aku selalu mengatakan warung ini milik kita. Karena ini bukan hanya milik aku, tapi juga milik mas Rustanto.”
“Wah, aku tersanjung.”
“Itu benar kan?”
“Oh ya, tadi ketika Dina keluar, mas Bian sama Dita datang kemari lho.”
“Masa sih? Iya, tadi kan aku lagi ada perlu sebentar. Mereka semakin lengket. Tunggu kalau Dita selesai, maka mereka akan menikah.”
“Mengapa bukan kakaknya dulu yang menikah?”
“Aku kan belum ada yang mau.”
“Masa sih belum ada yang mau? Gadis secantik ini?”
“Memang belum ada..”
“Pasti Dina terlalu memilih-milih.”
“Iya dong, masa memiliki suami tanpa harus memilih-milih?”
“Yang sepadan pastinya.”
“Tidak, aku tidak pernah membedakan status seseorang.”
“Walau dia miskin?”
“Walau dia miskin sekalipun.”
Dan Rustanto berdebar tak karuan. Dina sudah membuka pintu hatinya, masa dia takut mengetuknya lagi?
Tapi lamunan Rustanto buyar ketika tiba-tiba terdengar teriakan Bejo dari arah depan.
“Eeeh.. mbak..! Berhenti dulu !! Berhenttiiii!””
***
besok lagi ya
Alhamdulillah ROTI CINTA nya semakin asyik disantap dg Bakso CINTAnya Dina n Rustanto,,,matur nuwun bu Tien🙏
ReplyDeleteSalam ADUHAAII n sehat wal'afiat semua
Alhamdilillah jeng Sis Juara 1
DeleteSebab sprinterbya lagi menjamu tamu pa Djoni sarimbit di Yogja.
Matur nuwun bu Tien, sugeng dalu
Alhamdulillah Roti Cinta eps_45 masih hangat, sdh datang.
DeleteYuk .... kita nikmati bareng-bareng.
Terima kasih bu Tien selamat malam, salam SEROJA dan tetap ADUHAII......
Matur nuwun Mbak Tien
DeleteKakek bsk ganti an ke Jogja biar tmbh rame
DeleteDi Jogja juga bnyk yg gowes loh
Sepedanya di lipat aj kakek
Gowes lg kl sampai Jogja
Moga sehat selalu
ADUHAI
Alhamdulillah rocin 45 sdh tayang..
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien sayang.. salam seroja dan tetap Aduhaaaai ❤️😘
Alhamdulilah, terima kasih bu tien... roti cinta 45 sdh datang semoga bu tien selalu sehat, dan selalu bahagia.. salam aduhai dari pondok gede
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien-ku, roti-nya sudah diantar langsung.
ReplyDeleteMatur suwun mbak Tien .
ReplyDeleteSehat selalu njih ..
Alhamdulillah ....
ReplyDeleteYang ditunggu tunggu telah hadir.....
Matur nuwun bu Tien..
Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin..... .
Salam ADUHAI... dari bumi NUSAKAMBANGAN
.
Alhandulillah ROCIN 45 masih paannaass,.
ReplyDeleteTrima kasih Bu Tien, Salam aduhai selalu dari Pasuruan
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien.......
ReplyDeleteAlhamdulillah Rocin 45 sudah tayang...sehat selalu mb Tien salam aduhai
ReplyDeleteAlhamdulilah. Terima kasih Bu Tien....
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteHallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
. Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi
Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ReplyDeleteADUHAI.....
Bu Tien tersayang salam kenal, Rina dari Bandung. Cerbungnya selalu bikin penasaran .... Salam aduhai bunda Tien
DeleteAlhamdulillah... Makasih mbak Tien. Salam sehat selalu dan tambah aduhai
ReplyDeleteAlhamdulillah Rocin 45 sdh tersaji
ReplyDeleteMongggo anget2 dipun kedapi
Salam serija mb Tien ADUHAI SEKALI
Alhamdulillah, rocin sdh bisa dinikmati....
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien....
Salam sehat selalu....🙏🙏
Salam sehat dan ADUHAI pak Prim
DeleteAlhamdulillah Roti Cinta~45 sudah hadir... maturnuwun bu Tien..🙏
ReplyDeleteNahhh... pintu terbuka Rus, ayo segera tembak langsung aja. Pengacaunya tampaknya ketahuan tuh oleh Bejo. Tangkap saja dan diinterogasi supaya ketahuan dalang dan motifnya.
ReplyDeleteSalam sehat penuh semangat untuk mbak Tien yang selalu ADUHAI.
Salam sehat semangat dan ADUHAI, Pak Latief
Delete𝕎𝕒𝕙 ℝ𝕦𝕤𝕥𝕒𝕟𝕥𝕠 𝕁𝕒𝕟 𝕝𝕦𝕘𝕦 𝕓𝕒𝕟𝕘𝕖𝕥 𝕒𝕪𝕠 𝕥𝕖𝕞𝕓𝕒𝕜 𝕤𝕒𝕛𝕒 𝔻𝕚𝕟𝕒 𝕜𝕒𝕟 𝕤𝕦𝕕𝕒𝕙 𝕞𝕖𝕞𝕓𝕦𝕜𝕒 𝕛𝕒𝕝𝕒𝕟 𝕓𝕒𝕙𝕨𝕒 𝕕𝕚𝕒 𝕥𝕚𝕕𝕒𝕜 𝕞𝕖𝕞𝕚𝕝𝕚𝕙 𝕞𝕚𝕝𝕚𝕙 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕙𝕒𝕣𝕦𝕤 𝕤𝕖𝕕𝕖𝕣𝕒𝕛𝕒𝕥...𝕄𝕠𝕟𝕘𝕘𝕠 𝕕𝕚𝕝𝕒𝕟𝕛𝕦𝕥 𝔹𝕦 𝕋𝕚𝕖𝕟 𝕤𝕒𝕝𝕒𝕞 𝕤𝕖𝕙𝕒𝕥 𝕤𝕖𝕝𝕒𝕝𝕦.
ReplyDeleteSehat dan ADUHAI pak Indriyanto
DeleteTerimakasih bu Tien ....
ReplyDeleteRocinnya sudah hadir ......
Sami2 ibu Sri
DeleteAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteAlhamdulillah,, Matur nuwun bu Tien ROTI CINTA n bakso CINTA 45 nya sdh didahar mantab n Aduhaaii banget 👍👍👍,,,siapa Jo ,,mbk itu ya,,wah bikin penisiran
Salam sehat wal'afiat semua n Aduhaaii 🤗
Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh
DeleteADUHAI Mbh put
Matur nuwun Ibu Tien Rocin sudah tayang.
ReplyDeleteCerita makin seru
Cerita kehidupan nyata yang dikemas apik oleh Ibu Tien ..ada "pitutur" untuk para pembaca
Mugi Ibu Tien tansah sehat..
Salam aduhai
Aamiin
DeleteSalam ADUHAI ibu Moedjiati
Alhamdulillah,lebih awal menikmati roti cinta,terima kasih Bu Tien..senantiasa sehat,Aamiin.
ReplyDeleteAamiin
DeleteTerimakasih ibu Rini
Alhamdulillah... aajiiiibbb jiddan partnnya....
ReplyDeleteApa tuh pak Zimi ?
DeleteAlhamdulillah Rocin dah tayang
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Semoga bunda Tien sekeluarga sehat selalu aamiin
Salam sehat dan aduhai
Aamiin
DeleteSehat dan ADUHAI ibu Salamah
Yeeiii... Bejo menemukan orang yg dicurigai. Semoga bisa diselesaikan tanpa ribut2.
ReplyDeleteSemoga Ningsih juga menemukan kebahagiaannya bersama Pak Pengacara.
Terima kasih Mbak Tien Rocin semakin asik utk dinikmati. Ditunggu kelanjutannya. Salam sehat Aduhai selalu dari Semarang.
Alhamdulillah..Terima kasih Rocin 45 nya Bu..
ReplyDeleteSemoga Ibu sehat selalu
Salam ADUHAI dari Bekasi
ADUHAI ibu Ting
DeleteAlhamdulillah, terima kasih mbak Tien, blm bisa tidur kl blm baca roti cinta salam ADUHAI dari Tangerang...
ReplyDeleteSalam ADUHAI ibu Nanung
DeleteAlhamdulillah rocin 45 sudah tayang...trimakasih bu tien
ReplyDeleteWaah... bejoo akhirnya nangkap perusuh bakso cinta.
ReplyDeleteMtr nuwun bu Tien
Sami2 ibu Nien
DeleteSlmt mlm mbak Tien.. AlhamdullilahRocin 45 sdh hadir.. Pas nglilir buka blok mbak Tien sdg ada lgs bc.. Woowmakin penasaran nih dgn Rustanto dan Dina.. Danknp y Bejo teriak.. Rupanya ketemu sm org yg msukin kecoak dlm mangkok bakso.. Yahkita tgu aja sambungan rocinnya bsk mlm... Salamseroja dan aduhai dri sukabumi unk mbak Tien tetap sehat.. Semangat.. Danberkarya y mbak Tien🥰🥰
ReplyDeleteSalam semangat yang ADUHAI ibu Farida
DeleteWaduuh....semakin penasaran nih mbak...pengin segera tahu lanjutannya. Salam aduhai, mbak Tien..
ReplyDeleteSalam ADUHAI Bunda
DeleteMakin yummy roti dan bakso cintanya👍👍💖💖🙏🙏
ReplyDeleteYummy dan ADUHAI ibu Sari
DeleteAlhamdulillah ROCIN 45 hadir masih anget,tambah seru maturnuwun Bu Tien 🙏,sehat selalu dan tetap ADUHAI....
ReplyDeleteTetap ADUHAI Yangti
DeleteJangan-jangan Bejo melihat wanita yang dicurigai...jangan-jangan itu mantannya Rustanto...tambah rame tambah seru ceritanya...sugeng ndalu bu Tien sugeng sare
ReplyDeleteHalloww pak Djuniarto, apa kabar..
DeleteApa bejo melihat orang yg berbuat jahat ya.
ReplyDeleteTerima kasih bu tien
ADUHAI pak Anton
DeleteMalam...salam.sehat u bu Tien dan Rocin 45 sdh hadir ...di baca ee senyum2 juga geumes juga ...eee Rustanto klu suka tembak.saja.jangan terlalu lama.lah yg ada Zonk🤭🥰🥰🤲🤲masa Dita dulu hahahha
ReplyDeleteSalam sehat dan ADUHAI ibu Yanti
DeleteAlhamdulillah ,
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien semoga sehat walafiat
Aamiin
DeleteMatur nuwun ibu Endah
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun bun...
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....
Aamiin
DeleteNuwun wo
Di akhir cerita selalu ada kejutan.
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien
Sami2 KP LOVER
DeleteAkhirnya Bejo menemukan lagi orang yg usil,siapa kira2 ya? Besok saja ah biar lebih penasaran
ReplyDeleteTks mbak Tien.Salam aduhai dr Tegal.
Penasaran yang ADUHAI ibu Neni
DeleteTrimakasih mbak Tien RC45nyaa...
ReplyDeleteSemua seruu..
Ada bahagia dekat2 bapaknya..
Ada bahagia liat rmh baru..
Eeh..ada yg cemburuu..
Tapi langsung kasi sinyal buat Rustanto...ayo tembak aja Rus..😊👍
Naah..Bejo triakin seseorang..jangan2 itu pelaku pembuat onar..semoga benar..
Besok lagiiiii...pasti tambah seruu...
Salam sehat dan aduhaiii mbak Tien..🙏🥰⚘
Sehat dan ADUHAI ibu Maria
DeleteTerimakasih mbak Tien
ReplyDeleteRoti cinta masih anget dr oven..
Semakin seru aja..
Semakin penasaran...
Sehat2 selalu bunda Tien
Salam aduhaiii...
Aamiin
DeleteSalam ADUHAI ibu Alfes
Makasih mba Tien.
ReplyDeleteSeruu...
Salam sehat selalu mba
Salam sehat dan seruuu ibu Sul
DeleteAlhamdulillah rocin 45 sdh tayang..
ReplyDeleteTerimakasih mbak Tien.. salam sehat dan tetap Aduhaaaai
Tetap ADUHAI ibu Pudya
DeleteGadis itu kah yg dl bikin heboh wrg bakso cinta Dina? Siapa dia kira2 ya? Dina kenalkah? Atau jgn2 pemilik bakso tempat Rustanto dl mengambil bakso utk dijual?.. ditunggu bsk lanjutannya mb Tien... Trmksh utk rocinnya. Salam seroja selalu utk mb Tien dan para pctk🤗🤲🙏
ReplyDeleteSalam seroja dan ADUHAI jeng Sapti
DeleteAlhamdulillah…..roti cinta yang benar-benar menularkan cinta pembaca kepada cerita dari karya penulis secantik hati bu Tien.
ReplyDeleteBu Tien yang memberikan dan menuangkan cerita aduhai kepada pembaca/penggemar semoga selalu diberi kesehatan, kemudahan dan kelancaran segalanya.
Sukses selalu bu…semangat selalu
Aamiin Allahumma Aamiin
DeleteTerimakasih ibu NW KG
Alhamdulillah ... Matur nuwun Bu Tien kiriman Rocinnya ... Semoga Bu Tien selalu sehat ... 🙏🙏🙏
ReplyDeleteAamiin
DeleteTerimakasih ibu Sri
Alhamdulillah terimakasih bu Tien, roti cinta yg semakin aduhai
ReplyDeleteADUHAI ibu Hestri
DeleteAssalamualaikum wr wb. Bejo rasanya pagi ini, saya bisa langsung menikmati 2 RC sekaligus, karena kemarin cari RC 44 blm ketemu, eh pagi ini dua RC sekaligus. Alhamdulillah, memang Bu Tien pakar dalam menyusun kata menjadi cerita yg menarik, seru dan rasanya bisa ikuti alur ceritanya. Maturnuwun Bu Tien, semoga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, sehat wal afiat, bahagia bersama keluarga tercinta. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dan aduhai dari Pondok Gede....
ReplyDeleteWa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuhh.
ReplyDeleteAamiin Allahuma Aamiin
Salam ADUHAI pak Mashudi
Kapan RC episode 46 tayangnya mbak Tien?
ReplyDeleteNanti ya, belum ditulis nih
DeleteNah lho ternyata bukan Eny yg kasih kecoak k mangkok bakso..lalu siapa?😂😂
ReplyDeleteatau jangan² yg baru diteriaki Bejo ini ya...😊
makin ADUHAI ini bunda Tien...jdi makin penisirin...😍😍
Itulah bu Tien. SEmua nebak Eny pelaku kasus kecoak, nyatanya....? Ayo bu Tien bikin semakin penasirin(kalimat mb. Padma)
ReplyDeleteMb. Tien, makasih ya rocin 45 , tumben rocin 46 blm tayang ,salam sehat selalu dan sukses.
ReplyDelete