MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 30
(Tien Kumalasari)
Anto terus melangkah keluar, ia tak peduli Indri akan melakukan apa, ataupun membawa apa dirumah itu. Tak ada harta yang pantas dibawa. Piring? Gelas? Panci?
Ia mengeluarkan sepeda motornya dan berlalu.
Indri berdiri, memandangi amplop berisi uang yang diletakkan di meja oleh Anto. Diambilnya dan dibukanya. Berisi sepuluh juta. Lalu ada tulisan, HANYA INI YANG BISA AKU BERIKAN, AKU TAK PUNYA APA2. SEMOGA KAMU MENDAPATKAN KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK.
Indri menghela napas berat. Ia bisa saja melanjutkan hidupnya, tapi ia malu pulang ke rumah orang tuanya.
“Aku harus kemana? Mengapa mas Anto tega sama aku? Katanya cinta, kok cuma begitu saja aku diceraikan? Jahat.. jahat.. jahat..”
Indri mengemasi barang-barangnya, tapi ia belum tahu mau pergi kemana.
“Tidak bisa, aku nggak mau dicerai, aku harus menolaknya. Tapi bisakah menolak perceraian? Aduuuh.. kepalaku pusing, badanku sakit semua. Tapi aku harus pergi, mas Anto sudah mengusir aku,” gumamnya sedih.
“Hallo…” jawabnya ketika ponselnya berdering.
“Indri, kamu dimana ?”
“Sony ya?”
“Ya, kamu nggak masuk kerja hari ini, dan tanpa ijin. Ada apa? Kamu sudah pernah mendapat SP bukan?”
“Aku sakit Son.”
“Kalaupun sakit kamu kan harus minta ijin ke kantor?”
“Ya, siapa yang bisa aku suruh?”
“Banyak cara untuk melakukannya. Bisa telpon aku. Tadi aku bertanya sama Anto, tapi dia bilang nggak tahu.”
“Ya sudah, mau bagaimana lagi, aku sakit nih, mukaku luka-luka.”
“Memangnya kenapa ?”
“Aku jatuh..”
"Jatuh dimana?"
"Dirumah sih, tapi wajahku luka,"
“Besok bisa masuk tidak ?”
“Aku usahakan bisa.”
“Masuklah dan menghadap pimpinan kamu, kalau nggak kamu bisa dipecat.”
“Ya, akan aku lakukan.”
“Besok bareng sama Anto?”
“Tidak, aku berangkat sendiri.”
“Mau aku samperin ? Kamu dimana ? Dirumah kan?”
“Jangan, tidak usah. Aku berangkat sendiri saja.”
“Susah ya mendekati kamu? Apa kamu cuma suka sama yang punya mobil saja?”
“Ah, sudahlah, aku sedang pusing nih.”
“Ya sudah, istirahatlah supaya besok bisa masuk kerja.”
Indri menutup ponselnya. Sejak dulu Sony suka sama Indri, tapi Indri tak pernah mengacuhkannya. Soalnya biarpun tampan, tapi dia biasa saja, bukan orang berada.
“Apa enaknya aku terima saja cintanya Sony ya?” gumamnya pelan, lalu ia memanggil taksi.
***
Saat pagi sebelum subuh Anto pulang ke rumah, dilihatnya pintu rumah tidak
terkunci. Anto masuk kedalam dan memasuki kamarnya. Ia merasa lega karena Indri
sudah tidak ada disana.
“Syukurlah, semoga dia menyadari kesalahannya. Tapi keputusanku sudah bulat, aku harus menceraikannya. Nanti siang akan aku urus sekalian. Dan aku juga mendapat panggilan untuk kasus gugatan cerai dari Yessyta.”
Anto menghela napas berat. Penyesalan tak akan ada gunanya. Dirinya sendiri yang membuat semuanya menjadi begini.
Ia merasa kasihan pada ibunya. Tadi ibunya masih menanyakan, apakah dia bisa berbaikan lagi sama Yessyta. Tapi Anto sudah merasa malu untuk membicarakannya. Ia bisa mengerti kalau Yessyta sangat marah. Ia melihat sendiri ketika ia sedang bersama Indri, bahkan didalam kamar tidur Yessyta sendiri, dan pak Murti pasti sudah mengatakan semuanya saat dia dan Indri berada di rumah makan, membicarakan dan mentertawakan Yessyta yang dianggapnya bodoh sehingga mudah dia tipu. Tidak, Anto merasa dosanya sungguh amat besar terhadap Yessy. Ia tak pantas memintanya untuk kembali bersamanya. Daripada melakukan hal yang tak mungkin, lebih baik menyerah dan pasrah. Dia telah mengunduh kejahatan yang telah ditanamnya sendiri.
Anto kemudian membersihkan kamarnya, lalu mandi dan bersiap untuk pergi ke kantor. Ada rasa miris ketika mengingat bahwa proses gugatan cerai Yessyta sudah dimulai, dan nanti adalah sidang petamanya. Baru sekarang disadarinya, bahwa dia memang mencintai Yessyta, sedangkan Indri bukanlah cinta sebenarnya cinta kecuali nafsu semata. Lalu ketika menyadari bahwa ia akan segera berpisah, maka hatinya serasa terkoyak-koyak. Cintanya sudah terserak, lebur berkeping, bahkan menjadi debu. Aduhai..
Tapi bagaimanapun ia harus menghadapinya. Semua sudah terjadi, apa boleh buat.
Anto menguatkan hatinya kemudian mengunci rumahnya dan menstarter motornya. Tapi tiba-tiba terdengar seseorang memanggilnya sambil mendekat.
“Mas Anto…”
Anto turun dari sepeda motornya, dilihatnya bu Anis tergesa mendekat.
“Mas Anto mau kerja?”
“Iya bu.”
“Maaf. Mau menanyakan, bu Darso itu kemarin ketemu dimana?”
“Oh, iya bu, ternyata ibu ada dirumah sakit.”
“Lhoh, dirumah sakit, kok sampai mas Anto nggak tahu?”
“Pagi itu ibu pergi kerumah kakit karena badannya terasa nggak enak, tapi begitu turun dari angkuta tiba-tiba ibu pingsan, lalu dibawa masuk kerumah sakit yang memang sudah dekat.”
“Oh, ya ampuun.. aku sampai nggak tahu mas Anto, sakitnya apa?”
“Kena serangan jantung bu, untunglah segera mendapat pertolongan.”
“Sekarang bagaimana keadaannya?”
“Sudah semakin baik bu, tapi masih memerlukan perawatan, jadi harus tinggal dulu disana.”
“Coba mas, saya minta alamat rumah sakit dan kamarnya, nanti saya bilang ibu-ibu lainnya. Bu Darso itu sangat baik sama tetangga, pasti semuanya prihatin.”
Anto mengambil kertas yang ada di tas kerjanya, lalu menuliskan nama rumah sakit dan kamar inap ibunya.
“Ini bu, silahkan kalau mau bezoek. Terimakasih lho bu, ibu pasti senang.”
“Iya mas, saya segera bilang ke ibu-ibu disini. Terimakasih lho mas.”
Anto segera memacu sepeda motornya setelah bu Anis pergi. Ia bersyukur, ibunya banyak yang memperhatikan.
***
“Hari ini sidang gugatan kamu yang pertama. Kamu ingin hadir?” tanya Gunawan kepada Yessyta ketika siang itu mampir kerumah pak Murti.
“Tidak mas, birkan pengacara mewakilinya.”
“Baiklah, tidak apa-apa, semuanya sudah aku serahkan. Semoga Anto tidak mempersulit apapun.”
“Harusnya tidak, kalaupun dia menolak kan kita punya senjata untuk melawannya.”
“Ya, tentu. Serahkan saja kepada pengacaranya.”
“Mas makan siang disini ya? Bapak sangat bersemangat dan bisa makan banyak kalau ada mas Gunawan.”
“Berarti aku ini termasuk obat nafsu makan ya.”
Yessyta tertawa.
“Bolehlah disebut begitu. Nyatanya bapak benar-benar bersemangat kalau ada mas Gunawan.”
“Baiklah, aku mau, biar bapak senang.”
“Tungguin ya, aku minta Suni untuk menyiapkan makan untuk kita.”
“Terimakasih ibu..”
“Iih, kok ibu sih, aku kan belum jadi ibu.”
“Nanti, lama-lama pasti juga jadi ibu.”
Yessyta tertawa sambil berjalan kebelakang, lalu tak lama lagi keluar sambil membawa segelas jus jambu.
“Silahkan, bapak.”
“Aku kan belum jadi bapak.”
“Lama-lama pasti juga jadi bapak kan?”
“Ngebales nih ya,” kata Gunawan sambil menyedot jus jambunya.
“Enak… terimakasih Yes.”
“Itu Suni yang membuat, memang enak kan.”
“Ibu, makanan sudah siap, bapak juga sudah menunggu dimeja makan,” tiba-tiba kata Suni.
“Baiklah Suni, terimakasih. Ayo mas..”
Memang benar, setiap ada Gunawan pak Murti tampak sangat bersemangat. Gunawan dan Yessy sangat senang melihatnya.
“Ini.. enak..” kata pak Murti sambil menyendok makanannya sendiri. Sekarang pak Murti tidak mau dibantu, ia menyendok makanannya dan menyuapkannya sendiri dengan nikmat.
“Enak kan? Bapak harus makan banyak lho.”
“Ya, makan banyak,” kata pak Murti yang bisa berbicara lebih lancar walau belum sepenuhnya.
“Tambah lagi ?”
“Aku ambil… sendiri.. nannti.”
“Baiklah..”
“Bagai..mana.. kantor?” tanyanya sambil menambah lagi nasi di piringnya.
“Atas dukungan bapak, semuanya berjalan baik. Pembukaan kantor baru sudah berjalan baik juga."
Pak Murti mengacungkan jempolnya.
Lalu ponsel Gunawan berdering. Gunawan membiarkannya.
“Angkat… siapa .. siapa tahu .. penting..”
Gunawan mengangkatnya.
“Ya pak.. yaa.. lagi makan bersama bapak.. juga Yessyta. Ada berita apa? Sudah selesai sidangnya? Ouw.. ya.. bagaimana? Ah.. alhamdulillah.. senang mendengarnya.. baiklah, terimakasih banyak pak. Maaf, nanti saya telpon lagi.”
Gunawan meletakkan ponselnya dan tersenyum senang.
“Bagaimana mas ?”
“Anto menerimanya. Ia menerima gugatan itu. Tampaknya dia tak ingin berkepanjangan, ia menolak untuk berbicara lagi sama kamu.”
“Oh, begitu ya?”
Gunawan menatap wajah Yessyta yang seperti berubah. Ia tahu, rumah tangganya akan segera berakhir. Rasa sedih dan kecewa pasti ada. Tapi Gunawan berharap akan lebih baik nantinya bagi Yessyta.
“Kamu.. senang ?” tanya pak Murti kepada Yessyta.
“Saya merasa lega.”
“Syukurlah, nanti.. kamu akan men… dapatkan suami yang lebih.. baik..” kata pak Murti sambil menengkurapkan sendok garpunya.
“Makannya sudah ?”
Pak Murti mengelus perutnya dengan kedua telapak tangannya, membuat Gunawan dan Yessy tertawa.
Suni yang menunggui mereka makan segera menyiapkan obat yang harus diminum pak Murti.
“Obatnya pak, biar bapak lebih sehat,” kata Suni.
Pak Murti meraih sendiri obat-obatnya, dan Yessyta membantu Suni membereskan meja makan.
Setelah pak Murti minum obatnya, Gunawan segera membantunya duduk kembali di kursi roda, dan membawanya ke ruang keluarga.
***
“Kamu dan simbok harus segera makan,” kata Yessyta sambil duduk di kursi, menghabiskan lagi minumannya.
“Iya bu, tapi saya senang bener mendengarnya.”
“Mendengar apa?”
“Tadi, mas Gunawan ngomong di telpon, bahwa ibu akan segera bercerai karena pak Anto tidak menolaknya.”
“O, jadi tadi kamu nguping ya?”
“Bukan nguping bu, habisnya kan Suni duduk disitu, seperti biasa menunggui bapak makan. Masa Suni harus menutupi kuping Suni?”
“Iya benar. Lalu apa, kamu jadi akan mencarikan jodoh buat aku?” kata Yessyta bercanda.
“Kalau ibu mau, pasti akan Suni carikan.”
“Bener, kamu carikan laki-laki dari kampung kamu?”
“Kalau ibu mau.”
“Haaa, sangat menarik, apakah dia pak lurah?”
“O, jangan bu.. pak lurah di kampung saya cucunya sudah dua.”
“Lalu apa? Pak Carik ?”
“Yaaaah, jangan bu, pak carik itu milik saya..”
Dan Yessyta tertawa terbahak-bahak.
“Jadi calon suami kamu itu carik desa?”
“Iya bu..” jawab Suni tersipu.
“Lalu siapa yang mau kamu berikan sama aku? Seorang tuan tanah, kaya tapi masih muda, atau agak tua tapi mata keranjang? Aku ogah lah.”
“Mm.. nanti dulu bu, untuk ibu harus yang terbaik.”
“Awas ya, carikan yang benar-benar baik, ganteng, setia, baik hati…”
“O, itu pasti bu..”
“Ya sudah, kamu ditunggu simbok tuh, makan dulu, bercanda saja,” kata Yessyta sambil terkekeh-kekeh, lalu berdiri dan melangkah ke depan, ikut duduk bersama ayahnya dan Gunawan.
“Kenapa sih kamu bisa tertawa sekeras itu?”
“Itu, Suni lucu sekali..”
“Lucu bagaimana ?”
“Masa sih, dia bilang mau mencarikan jodoh buat aku, laki-laki dari desanya.”
Gunawan terkejut. Ia memelototkan matanya ke arah Suni yang membawa tiga gelas jus ke hadapan mereka.
“Ini yang untuk bapak, tanpa gula. Ini untuk mas Gunawan sama bu Yessy,” kata Suni sambil meletakkan gelas-gelasn itu, tanpa menatap Gunawan yang sedari tadi memelototinya.
“Suni.. ada.. pemuda.. kampung buat Yessy?” tanya pak Murti sambil tertawa.
“Ada pak, nanti saya carikan,” kata Suni sambil berjalan ke belakang dan menutup mulutnya untuk menahan tawa.
Tapi Gunawan lega karena Yessyta tak bicara apa-apa, dan tampaknya omongan Suni hanya dianggapnya sebagai candaan belaka.
***
Anton merasa lega, dan dia tak pernah menyesalinya. Sangat memalukan kalau dia bertahan dan masih ingin memiliki Yessyta, betapapun dia sadar bahwa ternyata dia benar-benar mencintainya.
“Cinta tidak harus memiliki, aku harus bahagia apabila dia juga akan merasa bahagia.”
Hari itu juga dia mengurus perceraiannya dengan Indri. Sungguh menyakitkan ketika seorang isteri membiarkan mertuanya sakit dan bahkan nyaris meninggal.
Di kantor pun Anto selalu menghindari pertemuan dengan Indri. Tak ada yang tahu bahwa mereka sudah menikah, dan ketidak bersamaan mereka lagi dianggap karena Anto tak lagi memiliki mobil lalu Indri nggak mau berangkat dan bareng Anto.
“Kamu kan tahu kalau dulunya Anto juga tidak punya mobil? Toh kamu mau berboncengan sama dia, mengapa setelah mobilnya dijual kamu nggak mau lagi bareng sama dia?” tanya Sony yang semakin getol mendekati Indri.
“Ya nggak apa-apa, bukan urusan kamu. Usil deh.” kata Indri dengan sebal.
“Kalau begitu bareng aku saja ya,”
“Hm… gimana ya…”
“Ya sudah, pokoknya nanti bareng aku.”
“Tapi aku tidak pulang ke rumah.”
“Lho, kemana ?”
“Aku kost, supaya lebih dekat kantor.”
“Baiklah, kemanapun juga nanti aku antar,” kata Sony sambil menjauh.
Indri menatap punggung teman sekantornya dengan helaan napas sedih. Ia terluka karena Anto membuangnya, dan sekarang harus mencoba menyukai Sony yang sudah lama mengejarnya.
“Ini lebih baik, aku tak betah hidup sendirian.”
Lalu beberapa hari kemudian ia mendapat surat panggilan sidang perceraian. Indri tak bisa menolaknya. Di beberapa sidang selanjutnya tak ada kesepakatan untuk rujuk, karena memang Anto tak mau lagi hidup bersamanya.
Anto bercerai dengan dua isterinya sekaligus, dan berusaha menata hidupnya, juga berusaha selalu membahagiakan ibunya yang beberapa minggu dirawat. Ia tinggal menunggu keputusan pengadilan.
***
Siang itu saat bekerja Indri merasa badannya merasa lemas. Sony terpaksa mengatarkannya pulang sebelum jam kerja selesai.
“Nanti sore aku antarkan kamu ke dokter ya,” kata Sony.
“Ya gampang, aku sudah minum obat, kalau tidak reda juga aku mau ke dokter.”
Tak sabar menunggu kedatangan Sony, karena tak kuat, Indri berangkat sendiri ke dokter dengan naik taksi.
Tapi apa kata dokter sangat mengejutkan Indri.
“Ibu, melihat tanda-tanda yang ibu rasakan, dan pemeriksaan sementara yang saya lakukan, tampaknya ibu sedang hamil.”
***
Besok lagi ya.
Matur nuwun mbk Tien
ReplyDeleteSelamat buat jeng Nani yang sdh menggeser posisi kakek Habi di MCYT_30 malam ini.
DeleteADUHAIIIIII ...
DeleteTerima kasih mbak Tien MCYT 30 sdh tayang.
Salam kami dari Yogya.
Selamat mbak Nani juara 1
DeletePuji Tuhan ibu Tien sehat, semangat, produktip shg MCYT 29 tersaji bagi kami para penggandrungnya...
DeleteRasanya ketularan pusingnya Indri jadi gak bisa komen/ mikir banyak... Hamil... Dicerai...
Monggo ibu Tien dilanjut aja kami menunggu dgn penasaran...
Matur nuwun berkah Dalem. Salam ADUHAI...
Mksih Kakek Habi dan mbk Wiwik
DeleteIni tadi bejo sinyale pas mak cliiiiing....
ADUHAI 30 tayang...yes
DeleteMksh bunda Tien sehat selalu doaku
Salam sayangkuh dari Jogja
Selamat pagiii, Hadiiiiir,,, ❤️❤️❤️❤️
Delete_“Kemasi barang-barang kamu, aku beri kamu sejumlah uang untuk naik taksi dan untuk keperluan kamu selama beberapa bulan. Aku tidak punya banyak waktu karena harus menjaga ibu di rumah sakit. (MCYT_29)_
ReplyDeleteLha...kamu harus begitu Anto, jadi laki-2 itu yang tegas.... Jangan mudah dirayu ...
Alhamdulillah MCYT_30 sdh tayang, yuk kira baca bareng-2.
Matur nuwun bu Tien, salam ADUHAI
Lembar koreksi:
Delete1. “Pagi itu ibu pergi kerumah kakit karena badannya terasa nggak enak, tapi begitu turun dari angkuta tiba-tiba ibu pingsan, lalu dibawa masuk kerumah sakit yang memang sudah dekat.”
# “Pagi itu ibu pergi kerumah sakit karena badannya terasa nggak enak, tapi begitu turun dari angkutan kota, tiba-tiba ibu pingsan, lalu dibawa masuk kerumah sakit yang memang sudah dekat.”#
2. “Tidak mas, birkan pengacara mewakilinya.”
# “Tidak mas, biarkan pengacara mewakilinya.” #
3. Lalu beberapa hari kemudian ia mendapat sidang perceraian. Indri tak bisa menolaknya.
# Lalu beberapa hari kemudian ia mendapat surat panggilan sidang perceraian. Indri tak bisa menolaknya. #
4. Sony terpaksa mengatarkannya pulang sebelum jam kerja selesai.
# Sony terpaksa mengantarkannya pulang sebelum jam kerja selesai.#
Waduh hamil......jika hamil gak bisa cerai dong.....
Itu gunanya masa idah....
Masa menunggu .....
Kita serahkan ke sang sutradara yang sdh mengantongi skenario nya, yang sdh malang melintang dunia tulus menulis naskah cerita bersambung.
Monggo Bu Tien. Lanjoooottttt.
Terima kasih Mbak Tien
ReplyDeleteMatur Nuwun Mbak Tien MCYT 30 sudah tayang.
ReplyDeleteHadir MCYT 30 HORE..SEHAT selalu u bu Tien..Aamiin
ReplyDeleteAlhamdulillah.. yg ditunggu sdh datang.. Terimakasih bunda Tien.. salam sehat dan tetap Aduhaaaai ❤️🙏😘
ReplyDeleteMasuk 10 besar
ReplyDeleteAlhamdulillah .. Syukron Mbak Tien.
ReplyDeleteSemoga semakin sehat Aamiin.
Salam ADUHAI dari Jatiasih Pondok Gede
Alhamdulillah,..sehat selalu ibu, salam ADUHAI dari Semarang
ReplyDeleteAlhamdulillah sdh tayang
ReplyDeleteMatr nuwn Bunda Tien
Alhamdulillah....sdh berderet komennya.....
ReplyDeleteMakasih Bu Tien, salam sehat selalu....
Aduhai ibu....matur nuwun
ReplyDeleteSemoga sehat selalu dan.....lanjutkan!!!
Salam sehat dari magelang
Alhamdulillah MCYT sudah tayang....Indri sifat mu kurang baik...kasihan...Anto...
ReplyDeletebukan Istri idaman n bukan mantu pilihan...salam aduhai
Alhamdulillah....Terimakasih bunda Tien...sehat sll💖💖💖
ReplyDeleteAlhamsulillah MCYT 30 sudah tayang
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Semoga selalu sehat fan bahagia
Alam sehat fan aduhai
Salam sehat dan aduhai
DeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna ,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Sehat selalu ya bu tien. Indri masih tetap bersama anto. Menunggu idah indri selesai. Jadi besok laginya masih lama ... aduhai
DeleteAamiin 🙏🙏🙏
DeleteRintoooo...
DeleteADUHAI deh..
Alhamdulillah tayang lebih awal... Makasih mbak Tien... Salam sehat selalu dan aduhai
ReplyDeleteAlhamdulilo
ReplyDeleteAlhamdulillah makasih Bun Tien, MCYT 30 dah tayang
ReplyDeleteMatur nuwun... Mbak tien... MCYT 30 semakin aduhai... Smg mbsk tien sehat lahir btin ditunggu lanjutan ceritanya
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteSelamat tayang MCYT-30
ReplyDeleteBu Tien, semoga sehat selalu.
Salam *Aduhai*
Matur nuwun Bunda Tien.
ReplyDeleteSugeng dalu, mugi tansah sehat.
Salam ADUHAI saking Klaten.
duuhh Anto balikan lg sama Indri kayanya ya. siapa tahu Indri sadar
ReplyDeleteMantap Bun masih sore dah tayang MCYT 30.
ReplyDeleteMakasih ya Bunda.
Met malam dan met istirahat.
Salam dari kami berdua.
Nah lu Anto.. gimana tuh, ternyata Indri hamil. Kamu gak bisa menceraikan dong... Ach, kasihan Bu Darso kalo Anto harus kembali pada Indri si kuntilanak.
ReplyDeleteMakin pinisirin nih Mbak Tien.. smoga Mbak Tien selalu sehat. Salam ADUHAI selalu.
Alhamdulillah MCYT 30 udah tayang matur suwun bu tien..... Salam ADUHAY...... Selalu
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien-ku, mcyt-nya sudah tayang.
ReplyDeleteMestinya istri hamil tidak boleh diceraikan ya, tapi apakah nanti langsung saja 'ditampung' Sony ?
Ayo Suni, dorong Gunawan-Yessy segera bersatu. Kamu sendiri juga segera saja jadian dengan carik Darman.
Yang belum muncul calon untuk Anto, apa juga teman kantor.
Tunggu saja lanjutan ceritanya dari sang author.
Alhamdulillah, mbak Tien makin sehat, mudah-mudahan segera sembuh seperti sedia kala, aamiin.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.
Alhamdulillah MCYT Eps 30 sudah tayang, terimakasih banyak mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteApa kabar? Semoga mBak Tien tetap sehat, bahagia sejahtera bersama keluarga tercinta, dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Aamiin Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Salam ADUHAI mas Dudut
DeleteBatal dong cerai nya, kan wanita hamil gak boleh diceraikan....
ReplyDeleteSupaya penasaran pembaca gak sebentar. Contoh di bawah. :) Aduhai kan, penulisnya.
DeleteContoh apaan sih,,,
DeleteNaaa ... penasaran kan :)
DeleteIih.. aku ora mudeng contoh apa Danar ? Penasaran juga aku.
DeleteADUHAI
Alhamdulilah..MCYT 30 sudah terbit...matur nuwun bu Tien
ReplyDeleteCerita makin aduhai..Indri hamil....dapatkah Anto berceeai dari Indri...kita tunggu
Salam aduhai Tangsel
Salam ADUHAI ibu Moedjiati. Lama nggak komen nih. ADUHAI
DeleteAduhai akirnya Indri hamil jg,tahu2 besok lagi....
ReplyDeleteJd penasaran nih.
Tks mbak Tien,salam aduhaiiii
Alhamdulillaah bisa baca malam hari
ReplyDeleteTerima kasih bunda tien
Salam sehat & aduhai
Matursuwun bu Tien slm dari magelang
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 30 sdh hadir. Semakin seru.Trm ksh Bunda Tien ttp semangat menghibur kita2 ya, smg tambah sehat dan salam ADUHAI
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien MCYT 30 sdh tayang ... Ditunggu lanjutannya ... Salam sehat ,& Aduhai Mbak Tien
ReplyDeleteSorry maksut saya mau nulis MCYT 30 bukan 29.
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 30 sdh hadir
ReplyDeleteSuni lucu ...Aduhai
Semakin penasaran lanjutan ceritanya
Terima kasih Bu Tien, semoga Ibu sehat selalu
Salam ADUHAI dari Bekasi
Alhamdulillah...
ReplyDeleteMtur nuwun bun...
Mugi2 tansah pinaringan wilujeng sedoyonipun....
Apakah Indri akan melanjutkan hubungannya dg Sony stlh tau bhw dia mengandung?
ReplyDeleteBesok lagi ya ibu Tien, salam sehat nan aduhai,met istirahat
Waduh bu Tien membolak balim kata... Menjadi cerita yg sangat aduahi...
ReplyDeleteDengan hamilnya Indri apakah Indri akan kembali dg Anto? Besuk lagi ya....
Aduh bu Tien bikin kita lenasaran terus..
Terima kasih bu Tien salam sehat dan selalu aduhai...kita tunggj eps. Selanjutnya...
Bgmn Anto tyt Indri sdh mengandung benihmu? Inikah mengais cinta yg terserak? Siapa yg menabur dia yg menuai? Anak yg tdk berdosa...smg Indri bs merubah perangai menjd calon ibu yg terpilih... Trmksh mb Tien smg yg terserak bisa menjd utuh dg kesuguhan hati. Slm seroja utk mb Tien dan kita semua🤗
ReplyDeleteAlhamdulillah sdh hadir MCYT 30 smg mb Tien tambah sehat...
ReplyDeleteSalam ADUHAI
Alhamdulillah MCYT20 tayang...dan akhirnya Ambyarrr juga rumah tangga Anto dgn Indri ...eh..ada nama baru Sony yg mmg sdh lama mendekati Indri..tapi apakah cinta Sony ke Indri benar2 cinta suci..?? Bagaimana padahal Indri lagi hamil ..?? Kita tunggu saja.. Salam sehat dan aduhai untuk Bu Tien.🙏🙏🙏👍👍👍🌺🌼🌺
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT~30 sudah hadir.. maturnuwun Bu Tien... 🙏🙏🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih bu tien
Semoga bu tien sehat2 selalu
Akhirnya Anto bercerai dengan 2 istrinya hanya selang beberapa hari. Akan kah Yessyta mau menerima lagi seseorang untuk menjadi pendamping hidupnya?
ReplyDeleteSalam sehat mbak Tien.terima kasih Mcyt 30
Makasih mbak Tien mcyt30nya..
ReplyDeleteWaduuh indri hamil?..piye iki..benarkah org yg hamil tdk boleh diceraikan..wah kesenengan indri..
Tapi bagaimana mbak Tien..aduhaii..
Alam sehat dan aduhaii mbak Tien..🙏🥰⚘
Apa mau dikata😂😂😂suwun bu tien sehat2 selalu
ReplyDeleteDuhai...semakin aduhai jalan ceritanya mbak Tien....
ReplyDeleteMakasih mbak Tien mcyt30nya..
ReplyDeleteWaduuh indri hamil?..piye iki..benarkah org yg hamil tdk boleh diceraikan..wah kesenengan indri..
Tapi bagaimana mbak Tien..aduhaii..
Salam sehat dan aduhaii mbak Tien..🙏🥰⚘
Alhamdulillah,terima kasih bu Tien..senantiasa sehat,Aamiin.
ReplyDeleteTerimakasih mbak Tien
ReplyDeleteMCYT 30 sudah tayang...
Waaahhhh semakin seruuu
Sehat & bahagia buat Bu Tien
Salam aduuuhaaaiiii 🙏🙏🙏
Alhamdulilah MCYT 30 telah terbaca.
ReplyDeleteTerimakasih Bunda Tien semoga sehat selalu dan terus berkarys.
Alhamdulillah sudah hadir kembali MCYT 30. Wah Indri hamil berarti harus tertunda proses perceraian nya. Salam sehat Bu Tien....
ReplyDeleteWeleh weleh weleh
ReplyDeleteAnto masih punya masalah dengan Indri
Alhamdulillah.. terima kasih....
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb.. Pagiiimbak Tien.. Slmtsht sll dan tetap semangat y.. Agarmsih bisa menghibur penggemar cerbung mba Tien.. Nahtuh Anto sdh sekaligus menceraikan kedua isyrinya.. Dan hsil pemeriksaan dokter indri sdng hamil.. Makiinseru nih.. Slmseroja dan Aduhai mba Tien dri sukabumi.. 🥰🥰
ReplyDeleteIndri hamil? Aduhai... Makasih mba Tien. Salam hangat selalu
ReplyDeleteTerimakasih Bu Tien, maaf terlambat bacanya, tp seneng dg ceritanya, Salam sehat & Aduhai dari Pasuruan
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb. Indri hamil, padahal sdh di cerai Anto... Apa yg akan dilakukan Indri...? Berharap Yessy bisa jatuh cinta kepada Gunawan, nampaknya ceritanya semakin menarik saja. Saya penasaran nunggu kelanjutannya. Maturnuwun Bu Tien, semoga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, sehat wal afiat, berbahagia bersama amancu. Aamiin Yaa Robbal'alamiin. Salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteSelamat pagi bu Tien.. Salam sehat n karyanya selalu ditunggu...aduhai
ReplyDeleteAlhamdulillah... Sehat selalu bu tien...
ReplyDeleteAssalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 30 sdh dibaca,matur nuwun bu Tien
CINTA Anto sdh terkoyak n berkeping..hny penyesalan,,,
Kira2 Yessyta mau kah menerima Gunawan,,, Kita tunggu episode berikutnya
Salam sehat wal'afiat & Salam ADUHAAII bu Tien 🤗🌿🌼🌿
Waduuh Indri hamil? Waaah gak jadi cerai sama anto..
ReplyDeleteBagaimana dengan Yessyta?
Matur suwun bunda Tien, MCYT30 sdh tayang, semakin apik ceritanya dan membuat penasaran..terus..dan terus ..hehehhe
Monggo bunda dilanjut, semoga selalu sehat dan selalu ADUHAI
Indri semakin terpojok, bagaimana dia menjalani hidupnya....
ReplyDeleteSedangkan di kantornya tidak ada yg tau dia menikah dg Anto...
Perkawinannya dalam proves perceraian, somoga ada jalan keluarga, walaupun Indri itu telah merusak rumah tangga orange, tapi taking tega juga melihat kondisi nya...
Salam sehat selalu mbak Tien
Waduh ..Indri hamil..
ReplyDeleteJangan khawatir Anto...
Nanti setelah lahiran bisa juga dilanjut prosesnya
Asal kamu juga sayang sama anakmu.
Orang spt Indri itu taunya hanya uang saja
Anto bagus dah menyesali semua kesalahannya pada Yessyta
Proses ceraipun tdk berbelit
Yessyta berhak bahagia.
Moga bisa berjodoh dg Gunawan
Dan Anto menemukan jodoh yg lebih baik dg tokoh baru yg blm muncul. He he he
Salam aduhaii dari Bojonegoro
Yg rabu 23 Juni koq belum di posting ya. Penasaran nih nunggunya....
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien, MCYT 30 sudah muncul dengan kabar gugatan cerai Yessyta ke Anto dan Anto sudah menerima, namun gugatan cerai Anto ke Indri sedang diproses dan ternyata Indri hamil. Wah bisa bisa sidang ditunda menunggu kelahiran anaknya. Ya sudah yang penting urusan Yessyta dan Anto sudah kelar..biarlah Indri memanen apa yang sudah dia perbuat. Salam sehat selalu buat ibu Tien. Semoga senantiasa dapat berkarya yang aduhai..aamiin
ReplyDeleteNggak tega juga mudah mudahan bisa mengatasi masalah mu ndri mau dikomunikasikan walau Anto bersebel ria, atau main seruduk kaya biasanya dengan Soni terserah..
ReplyDeleteOalah mBok Darso, rupanya lebih peka. Bu Anis.. tuh kuntilanak nya mau nglairin.. biar tahu ibu ibu rt.. he he he he ...
Jd smakin penasaran gimana kelanjutannya
ReplyDeleteMasih setia menunggu
ReplyDeleteAduhai...dh ngantuk msh nunggu cerbung...sehat sehat bu tien
ReplyDeleteLo blm juga tayang nih. Menunggu dgn setia
ReplyDeleteMbak Tien bln muncul..
ReplyDelete22:18
ReplyDeleteMenunggu kemunculan cerbung
ReplyDeleteSelamat tayang MCYT-31
ReplyDeleteBu Tien, semoga sehat selalu.
Salam *Aduhai*
MCYT 31 blm nongol ya,mata mulai redup tp dibawa merem belum mau nih krn masih penasaran,Salam aduhai mbak Tien dari Tegal setia menantiiii
ReplyDeleteUdh 22 menit tak muncul² yaach ngantuk bobok dulu yeach, salam sehat selalu untuk mbak Tien salam aduhaai dari Cibubur
ReplyDelete