MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 31
(Tien Kumalasari)
Indri terpaku ditempatnya, memandang dokternya tak berkedip. Dokter itu tersenyum.
“Iya bu, tampaknya dugaan saya benar. Tapi untuk meyakinkan, besok ibu boleh memeriksakannya ke laborat.”
“Oh.. ss..saya hamil ya?”
“Iya, gimana sih ibu, ibu tidak sakit, ibu sedang mengandung buah hati ibu. Selamat ya, saya ikut berbahagia.”
Indri keluar dengan langkah gontai. Ucapan selamat dari dokter tadi sama sekali tidak membuatnya senang. Ia hanya tersenyum tipis, lalu pergi begitu saja.
“Ke laborat? Iya benar, aku harus meyakinkannya, semoga dokter itu salah,” gumamnya perlahan. Tapi kepalanya terasa sangat pusing.
Ia kembali memanggil taksi, menuju laborat. Tapi hasil pemeriksaan laborat itu juga mengatakan bahwa dia positip hamil.
“Ya Tuhan..” desisnya perlahan. Kali ini ia baru ingat akan Tuhan Sang Pencipta. Ketika gundah benar-benar memenuhi benaknya.
“Haruskah aku mengatakannya pada mas Anto agar dia membatalkan perceraian ini?” Indri terus menimbang-nimbang.
Ia sedang menunggu taksi ketika tiba-tiba sebuah sepeda motor menghampirinya.
“Indri !”
“Sony, aku sedang menunggu taksi.”
“Aku ke tempat kost kamu, tapi kamu sudah lebih dulu pergi, nggak tahu harus menyusul kemana. Sudah ke dokter ?”
“Sudah..”
“Sudah beli obatnya ?”
“Belum.”
“Kamu tadi dari laborat kan ?” tanya Sony karena melihat Indri berdiri didepan laborat.
“Iya. Nggak apa-apa kok.”
“Mana resepnya?”
“Biar aku beli sendiri.”
“Kamu bisa langsung pulang dengan taksi, biar aku mampir ke apotik.”
Indri memberikan resepnya kepada Sony, lalu masuk kedalam taksi begitu taksi yang dipesannya datang.
***
Sony yang penasaran, ketika menerima obat dari apotik, bertanya kepada petugas apotik.
“mBak, sebenarnya ini obat apa ?”
“Itu hanya obat penghilang rasa pusing pak.”
“Oh, baiklah, terimakasih.”
Sony keluar dan menuju ke rumah Indri. Ia tak begitu khawatir karena Indri hanya sakit pusing saja, seperti yang dikeluhkannya sejak di kantor siang tadi. Pikirnya, mungkin Indri kecapekan, atau apa.
Tapi ketika sampai di tempat kost Indri, ia mendapati Indri sedang menangis.
“Ada apa ?”
Indri tak bisa lagi menyembunyikan apa yang terjadi. Ia tak bisa menanggungnya sendiri. Ia tak ingin kembali bersama Anto, dan berharap Sony mau menjadi ayah dari bayi yang dikandungnya.
Lalu ia menceritakan semuanya sambil menangis. Sony terkejut. Ternyata hubungan Indri sama Anto sampai sejauh itu, bahkan sampai menikah ?
“Sekarang aku sedang menunggu keputusan dari pengadilan agama,” katanya pilu.
“Tapi itu harus dibatalkan, kamu sedang mengandung anaknya.”
“Tidak, aku tidak mau Son..”
“Tidak mau bagaimana?”
“Aku melakukan banyak salah, biarlah aku merawat anakku ini sendiri. Anto tidak perlu tahu.”
“Aku akan menemui dia, dia harus membatalkan perceraian itu.”
“Tidak, aku mohon, jangan Son.”
“Lalu bagaimana dengan bayi yang kamu kandung itu?”
“Apakah kamu mencintai aku?”
“Sudah lama aku mencintai kamu, kamu saja yang tidak pernah peduli sama aku.”
“Kalau begitu nikahi aku.”
“Apa?”
“Jadi kamu keberatan? Karena aku seorang janda yang sudah mengandung ?”
“Bukan begitu.”
“Ya sudah Son, kalau kamu tidak mau. Aku mohon semua yang aku ceritakan hanya untuk kamu saja. Dan anggap saja aku tidak pernah meminta apapun dari kamu. Anggap saja aku tak pernah bicara apapun sama kamu.”
Indri meraih bungkusan obat yang diletakkan Sony di meja, lalu meminumnya. Kepalanya terasa sangat pusing.
“Tolong pulanglah Son, aku ingin segera tidur.”
Dan Sony pergi dengan membawa seribu satu pertimbangan antara memenuhi permintaan Indri atau meninggalkannya.
***
“Anto, mengapa kamu memberi uang ibu begini banyak ?” tanya bu Darso ketika Anto memberi uang sisa penjualan mobil yang sudah dipergunakannya untuk biaya pengobatan selama di rumah sakit.
“Terserah ibu mau mempergunakannya untuk apa. Anto masih menyimpannya untuk keperluan ibu kalau kontrol nanti, dan obat-obat yang harus kita beli.”
“Darimana kamu mendapatkan uang begini banyak ?”
“Anto menjual mobil itu. Sebenarnya mobil itu juga dari Yessyta, tapi Anto sudah minta ijin pada Yessyta untuk menjualnya saja. Yessy mengijinkannya.”
“Dia wanita yang baik dan berbudi. Sayang kamu tidak bisa memelihara rumah tangga kalian.”
“Iya bu, sudahlah, tidak usah di bicarakan lagi, semuanya sudah terjadi, dan Anto sudah mengakui kesalahan Anto selama ini.”
“Iya benar, dan ibu juga senang kamu menceraikan perempuan itu.”
“Yang paling tidak bisa Anto maafkan ialah ketika dia tahu ibu di rumah sakit, tapi dia menyembunyikannya dari Anto, Itu sangat kejam. Kalau terjadi apa-apa sama ibu bagaimana? Untunglah ada Yessyta yang kebetulan melihat ibu ketika dibawa ke rumah sakit.”
“Yessyta lagi, Yessyta lagi.. dia itu bidadari yang menjelma menjadi wanita cantik.”
“Benar bu. Tapi sudahlah, dia bukan jodoh Anto.”
“Besok kalau kamu mencari isteri, carilah yang benar-benar baik. Jangan yang kaya harta.”
“Iya bu, Anto sudah belajar dari pengalaman Anto, dan Anto akan membenahi hidup Anto, serta membuat ibu bahagia.”
“Terimakasih nak. Sekarang coba katakan, untuk apa uang yang kamu berikan ini?”
“Terserah ibu. Dulu ibu ingin berdagang, pakailah modal untuk berdagang kecil-kecilan dirumah saja. Yang penting ibu punya kesibukan. Atau kalau nggak, ibu simpan saja, barangkali ibu memerlukan sesuatu.”
“Baiklah, nanti ibu pikirkan. Sekarang kamu beristirahatlah, ibu akan buatkan minuman hangat untuk kamu.”
“Sudahlah bu, biar nanti Anto membuat sendiri. Ibu kan masih harus banyak istirahat?”
“Kalau cuma membuat minum saja kan nggak berat sih nak. Biarkan ibu berbuat sesuatu, janganlah karena ibu sudah tua lalu tidak boleh melakukan apa-apa.”
“Baiklah ibu, bukannya Anto melarang, tapi Anto hanya mengingatkan. Iya benar, Anto suka kalau ibu mau membuatkan wedang jahe untuk Anto.”
“Yah, tentu saja nak,” kata bu Darso yang kemudian beranjak ke belakang.”
“Selamat sore…”
Anto mengurungkan niyatnya untuk masuk ke kamarnya ketika mendengar sapa seseorang dari depan.
“Oh, bu Anis.. silahkan masuk.”
“Mas Anto sudah pulang?”
“Sudah bu, ini baru mau mandi, masih bau asem,” canda Anto.
“Nggak tuh, nggak bau kok. Ibu mana?”
“Itu, lagi dibelakang, sebentar, ibu duduk dulu didalam, jangan di luar.”
“Baiklah, terimakasih mas.”
“Ibu… ada tamu nih..” teriak Anto sambil masuk ke dalam.
“Ibu lagi sibuk apa?” tanya bu Anis.
“Nggak, cuma lagi buat minum.”
“Ooh, ada tamu rupanya,” kata bu Darso ketika keluar sambil membawa segelas wedang jahe pesanan Anto.
“Ibu sudah tampak segar nih.”
“Iya nak, sudah jauh lebih baik, sebentar, saya buatkan minum lagi.”
“Jangan bu, tidak usah, seperti tamu saja. Duduk sini saja bu, ini, saya bawakan buah-buahan untuk ibu, biar sehat.”
“Lho, nak Anis selalu repot ya.”
“Tidak bu, kebetulan tadi ke pasar, lalu ingat ibu, jadi beli buah-buah ini. Senang saya melihat ibu tampak segar.”
“Iya nak, berkat doa ibu-ibu semua.”
“Mas Anto pulang kesini terus ya bu, menjaga ibu pastinya.”
“Iya nak.”
Bu Darso ingin bercerita banyak tentang Anto, tapi karena ada Anto jadi diurungkannya.
***
Di kantor, Indri tak bisa konsentrasi pada pekerjaannya. Sebentar-sebentar dia lari ke kamar mandi, karena perutnya mual sekali.
Sony memperhatikannya dengan rasa iba. Sudah seminggu lebih dia memperhatikan Indri yang tampak tak bersemangat, apalagi terganggu sedang ngidam juga.
“Bagaimana perasaanmu?” tanya Sony ketika Indri baru keluar dari kamar mandi, wajahnya pucat.
“Biasa saja,” kata Indri singkat.
Indri yang semula dikenal cerewet, genit dan kemayu, beberapa hari terakhir ini memang lebih banyak diam. Ia juga selalu menolak setiap kali Sony ingin mengantarkannya pulang. Ia tahu Sony memilih mundur ketika tahu bahwa Indri sudah pernah menikah dan mengandung.
“Nanti pulangnya aku antar ya.”
“Tidak usah.. aku naik angkot saja.”
“Jangan begitu, aku mau bicara serius sama kamu.”
“Maaf Son, biarkan aku naik angkot saja.”
Sony menghela napas berat. Sesunguhnya ia merasa iba, dan dia bersedia mengambilnya sebagai isteri. Tapi belum diutarakannya pada Indri.
“Indri.. aku ingin bicara..”
“Bicara saja disini.. kepalaku pusing nih..”
“Kalau kamu merasa sakit kamu bisa minta cuti, nanti aku antar kamu minta surat keterangan dari dokter. Aku nggak tega melihat kamu memaksakan diri.”
“Kamu tidak usah memikirkan aku.”
“Aku memikirkan kamu, karena aku cinta sama kamu,” kata Sony berbisik, takut ada yang mendengarkannya.
Indri mengangkat kepalanya.
“Terimakasih,” jawab Indri kemudian membuka-buka laporan yang harus di kerjakannya.
“Aku mau menjadikan kamu isteri aku,” bisik Sony lagi.
Indri mengangkat lagi wajahnya, mencari kebenaran pada ucapan Sony.
“Aku serius, sangat serius. Aku ingin bayi yang kamu kandung mempunyai ayah, Akulah orang itu.”
Indri menitikkan air mata yang kemudian cepat-cepat diusapnya.”
“Nanti di tempat kost kamu kita akan bicara.”
Indri tak menjawab, tapi berharap bahwa apa yang dikatakan Sony itu benar adanya. Ia juga berharap, agar semua yang disandangnya akan teratasi.
“Keputusan cerai itu belum turun,” bisik Indri kemudian.
“Aku akan menunggu.”
Benarkah keputusan itu akan menyelesaikan masalah ?
***
Hari terus berjalan. Keputusan perceraian dari yang berwenang sudah turun. Pak Murti mengajak bicara Gunawan lagi dengan lebih serius. Waktu itu Yessyta sedang belanja bersama Suni.
“Gun.. apa.. kamu siap?”
“Apa, pak ?”
“Yessyta sudah bercerai, saatnya kamu .. bicara..”
“Ya pak, nanti saya akan bicara..”
“Jjangan.. nanti.. nanti…”
“Harus menunggu saat yang baik, dan melihat suasana hati Yessy juga.”
“Add..duuuh.. sebenarnya..kk..kamu cinta .. tidak..?”
“Bapak, saya sangat mencintai Yessy, bapak lihat kan, saya sampai jadi perjaka tua gara-gara cinta saya?” kata Gunawan bercanda untuk mengendapkan perasaan pak Murti yang tampak buru-buru.
Dan benar, pak Murti bisa tersenyum mendengar canda Gunawan.
“Kamu lucu, kkamu itu… bbelum.. tua..Laki-laki.. tid dak masalah jadi pperjaka tua..tapi.. jjangan.. llama..lama..”
“Iya, bapak bersabar sebentar saja ya, saya pasti akan bicara sama Yessyta.”
***
Yessyta sudah hampir selesai belanja, dan sedang mengingat ingat, apa lagi yang harus dibelinya.
“Apa lagi yang kurang ya Suni, kamu pasti ingat dong.”
“Kalau yang saya ingat, seperti semuanya sudah, tinggal bu Yessy mau beli apa lagi.”
“Sepertinya sudah ya, eh.. tapi tunggu, aku mau beli kaos buat bapak dulu, sampai lupa, yang lama sudah ada yang bolong kan?”
“Iya bu, saya lupa bilang, sudah ada dua yang bolong.”
“Ayo kita beli saja dulu.”
Yessyta kemudian mengajak Suni ke counter pakaian priya, dan membelikan kaos daleman untuk pak Murti. Ketika Yessy sedang memilih-milih, tiba-tiba Suni melihat sesuatu.
“Bu.. bu.. lihat..”
“Apa sih Suni ?”
“Itu.. bukankah itu .. aduh.. siapa ya namanya… isteri mudanya pak Anto..”
“Indri?”
“Iya, dia.. tuh baru beli apa dia, sama seorang laki-laki, tapi bukan pak Anton.”
“Iya bukan, kan mereka sudah bercerai?”
“Cepet sekali dia mendapatkan laki-laki lain ya bu.”
“Ssst.. sudah, nggak bagus ngomongin orang.”
“Iya sih, maaf, habisnya Suni masih gemes kalau ingat waktu itu.”
“Ya sudah nggak usah diingat-ingat lagi. Aku ke kasir dulu ya.”
”Bu, lihat.. kok sepertinya dia sudah mengandung.”
“Apa ?”
“Kok perutnya sudah besar begitu ya bu.”
“Iya, seperti sudah tujuh bulanan ya. Ya sudah biarin, aku ke kasir dulu, lalu kita pulang.”
***
Yang dilihat Suni memang benar Indri, dan laki-lakki itu adalah Sony yang sudah menjadi suaminya. Seperti janjinya, Sony bersedia menjadi suami Indri, agar bayi yang dikandungnya punya ayah.
Sore itu sepulang kantor mereka mampir berbelanja pakaian bayi.
“Kandungan ini sudah tujuh bulan lebih ya Son.”
“Saatnya kita bersiap-siap menyambutnya.”
“Terimakasih karena kamu mau menjadi pelindungku.”
“Sudah, jangan bilang terimakasih lagi. Kamu sudah sering mengucapkannya.”
“Akhirnya inilah hidupku. Tapi aku bahagia telah menemukan ketenangan dalam hidup, karena kamu.”
“Kalau kamu bahagia, aku juga pasti akan bahagia.”
“Baiklah, ayo kita pulang.”
Keduanya keluar dari toko sambil menenteng belanjaan.
Ketika sampai di lobi toko, Sony meminta Indri agar menunggu saja disitu, sementara dia mengambil sepeda motornya.
“Kamu disini saja ya, supaya jalannya tidak ke jauhan.”
“Baiklah.”
Indri berdiri di lobi sambil menenteng belanjaannya. Ketika itu keadaan supermarket sedang ramai. Agak lama Sony mengambil sepeda motornya, karena dibelakangnya ada sepeda motor yang baru masuk dan menghadangnya.
Indri yang kelamaan menunggu, tak sabar, lalu turun dari tangga. Tapi malangnya belanjaannya yang berat menyangkut langkah kakinya yang sedang beranjak turun. Tak pelak lagi Indri jatuh tersungkur.
***
Besok lagi ya
ADUHAIIIIII ...
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien MCYT 31 sdh tayang.
Salam kami dari Yogya.
Yaach dimas Yowa duluan d selamat ya
DeleteSelamat Mas Yowa juara 1
DeleteMatur nuwun mbk Tien
ADUHAIIIIII ...
MCYT 30 sdh tayang.Telat sedikit gk papa mbk,pokoknya kita setia menunggu..
Selamat buat pa YOWA juara 1 dalam menyambut kehadiran MCYT_31
DeletePak Yowa juara 1. Ati2 jlnnya, nanti ke jlungup kaya Indri loh. Sehat bu Tien, terusin konfliknya biar panjang, salam Umi Iswardono
DeleteAyo masih juga berlindung dibelakang UNKNOWN....Edit profilmu, caranya:
Delete1. Ketuk/klik UNKNOWN.
2. Ketuk/klik EDIT PROFIL (kanan atas warna orange)
3. isi biodatamu, unggah fotomu. Ambil dari galerimu
4. Baca/periksa hasil editanku
5. Ketuk/klik SIMPAN
6. PUBLISH
7. Selesai....
Selamat mengedit.
Alhamdulillah ....
ReplyDeleteYang ditunggu tunggu telah hadir,
Matur nuwun bu......
Mugi Bunda Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin.....
Malam
ReplyDeleteSelamat tayang MCYT-31
ReplyDeleteBu Tien, semoga sehat selalu.
Salam *Aduhai*
Hore....
ReplyDeleteApakabar bu dr?
DeleteJika Anda tidak bisa melaksanakannya, maka jangan kehilangan pahala untuk mengingatkan keluarga, kerabat, sahabat & tetangga, dan tebarlah iftor walau dgn sebiji kurma.
ReplyDeleteSemoga bermanfaat 💫
Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin
Slamat malam
ReplyDelete👍👍👍
ReplyDeleteAlhamdulillah💖💖💖
ReplyDeleteAlhamdulillah mcyt tayang juga 10 besar commentxs
ReplyDeleteTerimakasih mb. Tien MCYT 31 sdh.datang. sehat selalu, salam ADUHAI.
ReplyDeleteAlhandulillah. .
ReplyDeleteAsyiiiik ADUHAI .. mtr nwn .mbaK Tien .. salam sehat dan ADUHAI
ReplyDeleteSelamat p. Yowa juara 1
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 31 sudah tayang
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Salam sehat dan aduhai selali
Makin Aduhaii..
ReplyDeleteAlhamdulillah, terima kasih Bu Tien......
ReplyDeleteUd kangen nih sama Yessy....
Salam sehat selalu
Mcyt 31.
ReplyDeleteAkhirnya Indri tidak bersama Anto lagi. Yessyta pun dudah bercerai.
Apa rencana ayah Yessyta. .....? Tentu mengharapkan Gunawan menjadi pendamping Yessyta.
Aduhai ...salam sehat mbak Tien. Terima kasih
Aduhai akirnya nongol jg yg di tunggu2 ngantuknya jd hilang.
ReplyDeleteIndri jatuh gawat br 7bln terjatuh akan prematur kah?
Besok lagi,skr merem dulu ha ha...
Tks mbak Tien ,met malam salam sehat2 selalu dari Tegal
Indri akan kehilangan bayi dr Anton kah dan Sony bisa menikah tanpa menanggung anak orla dan akan lebih mantap melangkah,sedang Anton akan berjodohkah dg terangganya yg membawakan buah untuk B Darso ?
ReplyDeleteBikin penisirin saja ini dan tdksabar untuk menunggumu.
Matur nuwun Bunda Tien semoga selalu sehat, bahagia dan selalu berkarya.
Jazakumulloh khoirul jaza'
Salam Aduhai selalu
Terima kasih Mbak Tien MCYT 31 sdh tayang ... mau baca dulu ya ... Salam sehat sll & Aduhai Mbak Tien .
ReplyDeleteTerimakasih mbak Tien
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien-ku, mcyt-31 sudah tayang.
ReplyDeleteNahhhh akhirnya 'dikukup' Sony kan. Tapi sayang jatuh dan akan berakibat burukkah?? Atau malah ditolong Yessi??
Ayo Suni, dorong Gunawan-Yessy segera bersatu .
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.
Makasih mbak Tien mcyt 31nya..
ReplyDeleteSemoga yg terbaik buat semuanya..
Bagaimana mbak Tien..krn
Besok lagii..
Salam sehat dan makin aduhai mbak Tien..🙏🥰⚘
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna ,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Alhamdulillah ....
DeleteYang ditunggu tunggu telah hadir,
Matur nuwun bu......
Mugi Bunda Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin.....
Salam ADUHAI
Matur nuwun ibu....
ReplyDeleteWaou trnyt Indri kualat ma ibunya Anto
ReplyDeleterasain lu
Akhirnya tersungkur
Horotonoyo kapok ra kowe
Hore mksh bunda Tien sehat selalu doaku
Dan ttp ADUHAI
Puji Tuhan ibu Tien sehat, semangat dan produktip shg MCYT 31 tersaji bagi kami penggandrungnya.
ReplyDeleteIndri jatuh, mungkin juga langsung lahir bayi prematur... Semoga Sony tetap setia mendampinginya. Sony berhasil mengais cinta yg terserak...
Semoga cinta Gunawanpun tdk ditolak Indri. Gunawan juga berhasil mengais cinta yg terserak...
Kayanya hampir cuntel ya ceritanya...
Monggo ibu Tien dilanjut aja kami menunggu dgn penasaran. Matur nuwun berkah Dalem. Salam ADUHAI...
Alhamdulillah MCYT31 tayang...waduh Si Indri jatuh tersungkur saat di super market ..bagaimana kondisi kandungannya..?? Apa keguguran atau harus diselamatkan dgn jalan operasi...ya. Tentu Bu Tien yg lebih tahu...he..he makin aduhai ini ceritanya. Salam sehat dan aduhai utk Bu Tien semoga ibu bisa menyelesaikan alur cerita ini lebih menarik...Aamiin YRA ,🙏🙏🙏👍👍👍🌼🌺🌼
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT~31 telah hadir, maturnuwun Bu Tien..🙏
ReplyDeleteLembar koreksi :
ReplyDelete1. “Terimakasih nak. Sekarang coba katakan, untuk apa uang yang kiamu berikan ini?”
# “Terimakasih nak. Sekarang coba katakan, untuk apa uang yang kamu berikan ini?” #
2.Di kangor, Indri tak bisa konsentrasi pada pekerjaannya.
# Di kantor, Indri tak bisa konsentrasi pada pekerjaannya.#
3. “Iya, dia.. tuh baru beli apa dia, sama seorang laki-laki, tapi bukan pak Anton.”
# “Iya, dia.. tuh baru beli apa dia, sama seorang laki-laki, tapi bukan pak Anto.” #
4.Yang dilihat Suni memang benar Indri, dan laki-lakki itu adalah Sony yang sudah menjadi suaminya.
# Yang dilihat Suni memang benar Indri, dan laki-laki itu adalah Sony yang sudah menjadi suaminya. #
Waduh..........
Indri yang kelamaan menunggu, tak sabar, lalu turun dari tangga. Tapi malangnya belanjaannya yang berat menyangkut langkah kakinya yang sedang beranjak turun. Tak pelak lagi Indri jatuh tersungkur......
Keguguran donggggg.
Bu Tien bisaan euy....membuat orang semakin pinisirin...
Lanjooooottttttttt
Jgn2 Indri jatuh dan keguguran? Lalu bgmn dg Soni? Msh akan berlanjut hidup dg Indri? Ditunggu lanjutannya bsk mlm. Slm seroja utk mb Tien dan kita semua🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah sdh tayang
ReplyDeleteMatr nuwn Bunda Tien
Salam ADUHAI dari Malang
Alhamdulillah sdh tayang,tks bu tien semoga sehat selalu..
ReplyDeleteYg masih UNKNOWN....Edit profilmu, caranya:
Delete1. Ketuk/klik UNKNOWN.
2. Ketuk/klik EDIT PROFIL (kanan atas warna orange)
3. isi biodatamu, unggah fotomu. Ambil dari galerimu
4. Baca/periksa hasil editannya
5. Ketuk/klik SIMPAN
6. Selesai....
Matur nuwun... Mbak Tien...penasaran dg Anto kan satu kantor dg Indri...kok tidak tahu Ibdri hamil?. Smg mbak tien selalu sehat, ditunggu lanjutannya yg semakin Aduhai
ReplyDeleteIya juga ya.. tungguin deh..
DeleteADUHAI jeng Nanik
MCYT 31 tayang ... Alhamdulillah...hujan2 ngini ihh brr kebangun krn hujan..baca2
ReplyDeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah pinaringan wilujeng sedoyonipun....
Matur nuwun bunda Tien MCYT 31 telah hadir...
ReplyDeleteSalam sehat dari Malang dan semakin ADUHAI njih bun...🙏
Sebenarnya bu Anis itu usia berapa sih...
ReplyDeleteKok bu Darso manggilnya nak Anis....
Msh muda kale...
Lagian perhatian banget sama bu Darso
Punya suami apa enggak ya...
Gadis atau jandakah...
Jangan" nanti jadi jodohnya Anto....
Sepertinya episode" berikutnya bakal banyak terjadi perjodohan
Juga pada episode ini sarat dg pesan moral
Anto yg insaf akan perbuatannya juga baktinya pada ibunya.
Yessyta yg tetap menghargai Anto, walau jodohnya cukup sampai disitu.
Indri sadar akan kesalahannya ke Anto dan memilih hidup bersama Sony
Tapi bgmn nasib Indri selanjutnya...
Selamatkah anak yg dikandungnya...
Nantikan episode berikutnya...
Trimakasih bunda Tien moga sll sehat dan bahagia
Salam aduhai dari Bojonegoro.
ADUHAI jeng Wiwik
DeleteAlhamdulillah, senakin seru ceritanya . Terma kasih bu Tien …semakin menyenagkan bila Anto lekas mendapat wanita yg baik dan Yesyta lekas menerina cinta Gunawan 😊
ReplyDeleteBaiklah..ADUHAI siapa nama kepanjangan kamu?
DeleteSebel juga klo liat begitu jd kasian tuh ma Indri, seruuu
ReplyDeleteYg masih UNKNOWN....Edit profilmu, caranya:
Delete1. Ketuk/klik UNKNOWN.
2. Ketuk/klik EDIT PROFIL (kanan atas warna orange)
3. isi biodatamu, unggah fotomu. Ambil dari galerimu
4. Baca/periksa hasil editannya
5. Ketuk/klik SIMPAN
6. Selesai....
Selamat mencoba...
Siyaaap ibu Nani yang ADUHAI
DeleteTerima kasih Bu Tien,senantiasa sehat,Aamiin
ReplyDeleteSenantiasa ADUHAI buat jeng Rini
DeleteAduhai...Semakin seru.
ReplyDeleteMakasih mba Tien. Salam sehat selalu
SalaM ADUHAI jeng Sul
DeleteMet pagi Bunda, makasih untuk MCYT 31.
ReplyDeleteSehat selalu dan tetap semangat.
Salam dari kami buat Bunda
Sehat dan ADUHAI mas Bambang. Bagaimana kabar mas Lukito?
DeleteAkankah Indri keguguran?!
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
ADUHAI pak Sastra..
DeleteAssalamualaikum wr wb. Indri tak sabar, shg alami kecelakaan dan mudah mudahan tdk alami keguguran dan menjadi wanita /istri yg baik. Berharap juga Gunawan berani mengutarakan cintanya kpd Yessyta dan tdk bertepuk sebelah tangan...Mungkinkah... Mungkin saja, tapi kami serahkan kpd Bu Tien yg punya cerita, kami menunggu kelanjutannya yg selalu membuat penasaran. Maturnuwun Bu Tien, semoga senantiasa dikaruniai Allah Swt dgn kesehatan lahir dan batin, sehat wal afiat dan karyanya menjadi amal ibadah. Aamiin Yaa Robbal'alamiin....Salam sehat dan aduh hai dari Pondok Gede....
ReplyDeleteAamiin Allahumma Aamiin.
DeleteADUHAI pak Mashudi
Indri jatuh tersungkur... jangan" kandungannya bermasalah..,.
ReplyDeleteNaahh sdh mulai sedikit" menuai apa yngsdh diperbuat..,.
Rasain tuh Indri itulah akibatnya.... renunngkandan bertobatlah....
Salam sehat mb Tien ADUHAI .... 🙏
Salam sehat dan ADUHAI Yangtie
DeleteAssalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 31 sdh hadir krn penasaran jd cepet2 dibaca deh,,matur nuwun bu Tien
Baik sekali Sony sdh menikahi Indri,smg tdk terjd apa2 ya bayinya,,,hihi🤭
Gunawan tunggu apalagi sih tinggal ngomong,,gemes ih...
Semakin seru
Salam sehat wal'afiat n bahagia semua
Salam ADUHAAII bu Tien
Fii Amaanillah, yassarullah 🙏👍🌿🌼🌿
Aamiin..Mbah put
DeleteADUHAI deh
Ya sudah kuret aja ndri, memang ribet kepingin sedikit malah banyak kelihatan; jelas lagi, terima ajalah, lumayan nutupi belang, asal yang tulus jangan elo diusilin lagi..
ReplyDeleteCihui Anis si janda kembang mulai apel ke rumah mBok Darso, bawa buah blimbing wuluh mau nyayur asem kali hi hi hi hi
Gunawan yang dijagokan sunny mulai dapat tekanan penguasa, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dimasa pandemen cerbung penasaran ha ha ha ha
Soni ngebet banget seeh, semoga kau tidak di jadikan pangkalan ojek aja.. resiko elu Son..
Sunni gimana? lobiying donk biar kandidatmu masuk nominasi audisi pangeran di kerajaan Murtiyoso
Wah Yesita kemana mana bawa satpam, semoga aja satpam nya nggak keburu dipanggil sekretariat kelurahan, biasa utusan daerah sering manggil manggil gantian; pemerataan pendapetan..
Nah mau apalagi, berterimakasih donk..ADUHAI...
Terimakasih Bu Tien MCYT yang ke tiga puluh satu sudah tayang.
Sehat sehat selalu doaku, sejahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta.
Nanang memang ADUHAI
DeleteTerima kasih... ceritanya makin aduhai trs... komen² bya juga bikin aduhai... salam aduhai.... sehat² bu tien dan keluarga....
ReplyDeleteADUHAI pak Zimi
DeleteSlmt pgi mbak Tien.. Alhamdullilah sdh bc mcyt 31..yg makin hari bikin penasaran .. Smgmba Tien sht sll dan tetap semangat.. Slmseroja dan aduhaai dri sukabumi.. 🥰🥰
ReplyDeleteSeroja dan ADUHAI Farida
DeleteAssalamualaikum wrwb, selamat pagi, sugeng makaryo bu Tien...
ReplyDeleteMCYT memang OYE...selalu membuat penasaran di akhir cerita.. ADUHAI.
Terima kasih bu Tien, MCYT epsd 31 baru slese dibaca, Alhamdulillah jd menu sarapan hari ini...👍
Untung Indri ketemu Sony yg baik hatinya, sptnya bs menyadarkan Indri unt berkelakuan lebih baik,tp ternyata unt menjadi baik banyak ujiannya. Indri jatuh tersungkur, akankah berakibat fatal dg kandungannya...? Yessy kah yg menolong Indri saat jth tersungkur...?
Hehehe...penasaran deh gmn lanjutan ceritanya...ywdh setia menanti epds 32.
Salam sehat, hangat yg ADUHAI...🙏👍
Salam sehat dan hangat Yuka
DeleteADUHAI deh
Matur suwun bunda Tien MCYT 31 sdh tayang, rodok telat baca ini, tapi tetap Aduhai..
ReplyDeleteSemoga selalu sehat bunda Tien dan salam Aduhai...
Salam ADUHAI Lina
DeleteMaturnuwun mbak Tien.
ReplyDeleteBeruntungnya nasib si Indri. Dia sudah tega merusak rumah tangga orang, tidak tahu diri, penuh iri dengki dan kasar, serta tega kepada ibu mertuanya, eh kok masih ada yang mencintai dan rela menikahinya meski baru saja diceraikan dan ternyata dalam keadaan hamil. Kapan kewelèhnya....
Mungkinkah yang menolong justru Yessyta? Aduhai, kok sinetron bangeeet. Seandainya iya, pembaca kurang tersentuh deh...sudah telanjur gretetan sama si "kunti".
Hehe...kita lihat nanti malam...
Sehat selalu ya mb Tien sayang
Tersentuhnya sama aku saja jeng Iyeng. ADUHAI
DeleteSabar ya.. dilarang emosi.
DeleteMatur nuwun bu Tien..ternyata Anto dan Indri jadi cerai karena Indri tidakterus terang kalau hamil anaknya Anto.. seandainya terus terang ada kemungkinan perceraian ditunda setelah Indri melahirkan. Tapi wong ada yang mau nampani janda hamil ya bu.. Baik benar yang namanya Sony..wah Indri kesrimpet terys jatuh..bisa bisa lahir prematur bayinya.. Namany menduga duga..terus bagaimana kelanjutannya. Semoga tidak terduga..aduhai.
ReplyDeleteMemang tidak terduga, ya kan?
ReplyDeleteADUHAI Noor
Alhamdulillah tetimakadih
ReplyDeleteEee blm ada yaa🤭🤭salam.Aduhai u bu Tien 😴😴😴
ReplyDeleteSetia menanti MCYT 31 ya Bu Tien...salam dari GWK Bali 🙏
ReplyDelete32 MCYT
DeleteBelum ya...salam sehat selalu Bu Tien ...salam kami dari pantai Pandawa Bali
ReplyDeleteSalam SEROJA dr sby Bu Tien kuuuu❤️
ReplyDelete