MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 32
(Tien Kumalasari)
Hanya sekejap, ssat itu juga sebuah mobil melintas dan melindas sebelah pergelangan tangan Indri. Tak sempat menjerit karena Indri sudah keburu pingsan. Mobil itu berlalu dan sebuah mobil lainnya berhenti.
Pengemudinya Yessyta, lalu berteriak-teriak ketika turun dari mobilnya.
“Toloong.. aduh… tolong naikkan ke mobil saya.. rumah sakit… rumah sakit..” teriak Yessyta panik.
“Aduuh.. darah.. darah..” Suni ikut berteriak, teriak.
Beberapa orang mengangkut tubuh Indri keatas mobil, lalu Sony datang dengan bingung.
“Isteri saya? Isteri saya….” Lalu ia mengikuti mobil Yessyta yang dilarikannya ke rumah sakit terdekat.
“Kurangajar, mengapa mobil yang didepan tidak disuruh berhenti. Dia melindas orang,” omel Suni yang merasa ngeri karena Indri tergeletak dan darah terus mengucur membasahi bajunya.
***
Sony mondar mandir dengan bingung diruang tunggu. Indri langsung dibawa masuk ke kamar bersalin karena perdarahan. Dokter harus mengoperasi untuk mengeluarkan bayinya.
“Bagaimana tadi? Bagaimana bisa ?”
“Dia isteri anda? Tadi jatuh dari tangga dan tiba-tiba sebuah mobil melindas tangannya,” kata Yessyta yang merasa ngeri mengingatnya. Hanya keinginan menyelamatkannya saja yang membuat dia nekat mengangkat tubuh yang berdarah-darah itu.
Suni juga duduk bersedakap, iapun merasa ngeri.
Lalu Yessyta menelpon sopir perusahaan.
“Pak, tolong bawa mobil kemari. Aku ada di rumah sakit dekat mal yang biasa aku belanja.”
“Mobil ibu mogok ?”
“Tidak, mau minta tolong mencuci mobil aku, sekarang ya.”
“Baiklah bu.”
“Duh, syukurlah bu, mobil itu bau darah.” kata Suni.
Sony berlari ke arah pintu ketika dilihatnya dokter keluar.
“Dokter, bagaimana keadaan isteri saya?”
“Isteri anda kehilangan banyak darah, tulang pergelangan tangannya patah. Ini sangat parah.”
“Ya Tuhan..”
“Bayinya berhasil kami selamatkan, tapi karena lahir prematur, harus dimasukkan kedalam inkubator.”
“Oh.. lalu isteri saya bagaimana?”
“Saya minta maaf, tapi kami akan berusaha menyelamatkannya. Harus ada pendonor darah. Kami sedang melihat apa ada persediaan darah yang cocok dengan isteri anda.”
“Dokter, tolonglah..”
“Kami sedang menolongnya. Bersabar dan berdoa ya,” kata dokter itu yang kemudian pergi.
Sony merasa lemas. Ia ingin melihat isterinya tapi belum diijinkan masuk.
“Bapak suami ibu Indri?”
“Ya, bagaimana?”
“Persediaan darah di rumah sakit tidak cukup, bapak harus mencarinya. Golongan darahnya O.”
“Baiklah, baiklah.. akan saya cari..”
“Apa golongan darahnya?” kata Yessyta sambil mendekat.”
“O.”
“Ambil darah saya, golongan darah saya O.”
“Baiklah, ikut saya bu..”
Lalu Yessyta mengikuti perawat itu ke sebuah ruangan, dimana dia akan diperiksa dan diambil darahnya.
“Suni, bawakan tas aku, kalau nanti sopir datang, berikan kuncinya, saya suruh dia mencuci mobil,” kata Yessyta sebelum berlalu.
Sony duduk didekat Suni, dan menelpon beberapa teman yang memiliki golongan darah O dan bersedia mendonorkannya untuk Indri.
“Terimakasih telah begitu cepat membawa isteri saya ke rumah sakit, “ katanya.
“Bukan saya, tapi majikan saya, yang barusan mau mendonorkan darahnya.”
“Oh, iya. Siapa namanya mbak?”
“Nama saya Suni. Nama majikan saya, bu Yessyta.”
“Oh, saya harus berterimakasih.”
“Itu isteri bapak?”
“Ya.”
“Bayinya selamat kan ?”
“Kata dokternya, ya.. tapi belum cukup bulan.”
“Kasihan..”
“mBak Suni…”
Suni menoleh, ternyata sopir kantor yang datang.
“Mana ibu ?”
“Sedang mendonorkan darah pak. Tapi kunci mobilnya ada di saya. Ini pak,” kata Suni sambil memberikan kunci mobil itu.”
“Tumben sore-sore menyuruh cuci mobil.”
“Lihat saja pak, barusan dipakai membawa korban kecelakaan. Banyak darah dan baunya minta ampun.”
“Darah?”
“Nanti sampeyan harus memintanya menyemprot dengan minyak atau sabun wangi sebanyak-banyaknya. Pokoknya bau amisnya harus hilang.”
“Ya ampun. Baiklah, ini kunci mobil kantor yang saya bawa. Biar bu Yessy pakai mobil ini dulu,” kata pak sopir yang segera berlalu.
Sony tak memperhatikan apapun. Hatinya sangat gelisah. Ia bahkan tak ingin melihat bayinya yang sudah dipindahkan ke ruang bayi, biarpun masih harus berada didalam inkubator. Ia sangat mengkhawatirkan keselamatan isterinya. Ketika bertemu dokter, dokter itu tak sedikitpun memberi harapan yang membuatnya tenang.
***
Ketika bu Darso bangun, dilihatnya Anto sedang duduk di ruang tengah. Ada gelas bekas air putih yang terletak didepannya.
“Kok sudah bangun An ?”
“Iya bu, belum lama.”
“Ibu buatkan minum ya.”
“Anto sudah menjerang air bu. Belum mendidih.”
“Oh, baiklah,” kata bu Darso yang kemudian duduk didepan anaknya.
“Kamu tampak tidak tenang. Ada yang mengganggu kamu ?”
“Tidak bu, hanya sebuah mimpi.”
“Mimpi ?” tanya bu Darso sambil tertawa.
“Ibu heran ada anak jaman sekarang masih berfikir tentang mimpi. Biasanya kalau ada orang berbicara tentang mimpi, mereka selalu bilang. Ahh.. mimpi itu kan bunga tidur.”
“Iya sih bu, tapi mimpi itu terasa seperti nyata.”
“Oh ya? Mimpi apa sih?”
“Ada anak laki-laki kecil mengejar-ngejar saya.”
“Siapa dia?”
“Entahlah bu, dia berteriak-teriak dan minta agar Anto menggendongnya. Lalu Anto gendong dia, tapi kemudian Anto terbangun. Ternyata Anto sedang merangkul bantal.”
Bu Darso terkekeh mendengar penuturan anaknya.
“Cuma itu saja kok kamu sepertinya sangat memikirkannya. Tuh, airnya sudah mendidih, biar ibu buat dulu. Kamu mau kopi?”
“Tidak, biar Anto yang membuat. Ibu kopi tanpa gula kan ?”
“Baiklah, terserah kamu saja.”
Ketika Anto beranjak ke belakang, bu Darso tiba-tiba merasa iba mengingat keadaan anaknya itu.
“Harusnya dia segera mencari isteri lagi. Pasti dia kesepian,” gumam bu Darso. Dan tiba-tiba juga, bayangan bu Anis melintas dibenaknya.
Bu Anis itu seorang janda karena suaminya yang bertugas di luar jawa menikah lagi. Bu Darso sangat senang bermain dengan Mia, anak bu Anis yang lucu dan menggemaskan.
“Apa bu Anis tidak menginginkan seorang suami lagi ya? Bagaimana kalau Anto berjodoh dengan dia?”
Lalu Anto sudah selesai membuat kopi, dan membawanya ke depan ibunya.
“Ini buat ibu, tanpa gula. Ini buat Anto. Ini roti yang Anto beli semalam.”
“Terimakasih nak.”
“Dibuka dulu tutupnya ya bu, biar cepat dingin.”
“Ngomong-ngomong apa kamu masih sering ketemu Indri?”
“Tidak bu.”
“Bukankah kalian tinggal sekantor?”
“Tidak lama setelah kami bercerai, dia menikah dengan rekan sekerjanya, yang juga teman Anto juga. Lalu dia tidak bekerja lagi. Mungkin suaminya melarang dia bekerja.”
“O, jadi dia sudah tidak bekerja di kantor kamu? Tapi kalau suaminya, masih?”
“Masih, tapi kami juga jarang ketemu, karena beda bagian.”
“Apa kamu masih memikirkannya?”
“Ya tidak bu. Anto sudah melupakan semuanya.”
“Kalau nak Yessy, apa kamu juga bisa melupakannya?”
“Bisa atau tidak, kan Anto memang harus melupakannya?”
“Iya, benar. Segeralah cari isteri. Tidak selamanya kamu harus menemani ibu.”
“Iya bu, nanti kalau sudah ketemu yang cocok.”
“Bagaimana kalau ibu pilihkan ?”
“Waah, ibu nih..”
“Bagaimana kalau bu Anis?”
Anto terkejut. Sekalipun tak pernah terpikirkan olehnya tentang wanita yang akan mendampinginya. Apalagi itu adalah bu Anis.
“Kok diam ?” lanjut bu Darso.
“Ibu ada-ada saja.”
“Bu Anis itu wanita yang baik. Dia akan menjadi isteri yang pantas kamu cintai.”
“Ah, tidak bu, Anto belum ingin memikirkan isteri.”
“Masa selamanya kamu akan sendirian ?”
“Pasti akan ada waktunya nanti, tapi bukan sekarang. Ayo bu, dihabiskan kopinya, nanti keburu dingin. Dan rotinya ini enak, lumayan untuk mengisi perut sebelum kita sarapan nasi.”
Bu Darso hanya geleng-geleng kepala. Rupanya kegagalan membina rumah tangga apalagi karena kesalahannya sendiri telah membuatnya tidak memikirkan keinginan untuk punya isteri lagi.
***
Lho, kok kamu naik mobil kantor? Mana mobil kamu?” tanya Gunawan yang sore itu masih menemani pak Murti duduk-duduk di teras.
“Sesuatu yang luar biasa telah terjadi.
“Apa itu ?” tanya Gunawan, dan pak Murtipun tampak menunggu Yessyta menceritakan apa yang terjadi, sementara Suni membawa belanjaannya ke belakang.
Lalu Yessyta menceritakan semuanya, bahwa dia telah menolong seseorang, dan seseorang itu adalah Indri, bekas isteri Anto.
“Bag..gaimana.. keadaannya?” tanya pak Murti.
“Anaknya dilahirkan paksa, baru tujuh bulanan, tapi ibunya parah, karena kehabisan banyak darah, dan pergelangan tangannya juga patah karena begitu jatuh lalu terlindas mobil yang melintas.
“Wadhooww…” teriak pak Murti.
“Saya juga ikut mendonorkan darah karena golongan darah saya sama.”
Pak Murti mengacungkan jempolnya.
“Bag..gus.. semm..moga semuanya.. bbaik..”
Tapi kemudian terpikir oleh Gunawan tentang bayi yang baru tujuh bulan di kandungan itu. Sejak kapan mereka menikah? Pastinya setelah mereka bercerai, sudah adakah tujuh bulan? Tapi Gunawan tak mengatakan apapun.
“Kkamu.. istirahat.. dan mandi.. karena nanti kakkamu.. akan menemani Gunawan mendatangi undangan.”
“Undangan apa bapak?”
“Kk..kamu lupa.. pak Idris.. menikahkan.. ann..naknya malam ini.”
“Oh, iya.. apa bapak juga mau datang.”
“No.. bapak.. takut.. cap..capek ketemu banyak orang.. jjad..di.. kamu sama Guna..wan ssjjaa.. Go..go.. cepatlah ..”
“Baiklah..” kata Yessyta.
“Kalau begitu saya pamit pulang dulu bapak, “ kata Gunawan sambil berdiri.
“Dan..dan .. yang .. cakep..” kata pak Murti.
Gunawan tertawa sambil menuju ke arah mobilnya.
Pak Murti tersenyum. Ia sengaja menyuruh Yessyta dan Gunawan menghadiri undangan temannya, agar mereka punya kesempatan untuk bicara.
***
“Waah.. ibu cantik sekali..” puji Suni ketika Yessyta selesai berdandan.
“Benarkah ?”
“Benar, lebih cantik dari biasanya. Tuh lihat, mas Gunawan juga sudah datang. Pasti nanti semua orang mengatakan bahwa ibu dan mas Gunawan adalah pasangan suami isteri yang sangat serasi.”
Yessyta tersenyum.
“Kamu ini gimana, katanya kamu mau mencarikan pemuda ganteng dari kampung kamu. Nggak jadi ya?”
“Ya jadi lah bu, dan ibu tidak boleh menolak.”
“Benarkah? Apa dia ganteng?”
“Ganteng sekali.”
“Jadi kenapa kamu bilang bahwa aku dan mas Gunawan akan menjadi pasangan yang serasi?”
“Lho.. memangnya mas Gunawan itu asalnya dari mana sih bu?”
“Apa maksudmu ?”
“Laki-laki kampung saya kan bu?”
“Apa?”
“Ya dia itu yang Suni maksud.”
“Apa?” Yessyta memelototkan matanya.
“Mas Gunawan laki-laki dari kampung saya kan bu?”
“Suniiiiiii!” Yessyta berteriak karena gemas, siap memukul Suni , tapi dengan sigap Suni berlari keluar dari kamar, langsung ke belakang.
Yessyta urung mengejarnya karena dia sudah mengenakan sepatu dengan hak tinggi.
“Yess…” tiba-tiba pak Murti berteriak dari depan.
“Ya bapak..” jawab Yessy sambil mendekat, Dilihatnya Gunawan sudah duduk dihadapan ayahnya, dan menatapnya tanpa berkedip. Yessyta sendiri juga menatap Gunawan, dan mendadak dadanya berdebar kencang. Inilah laki-laki ganteng dari kampungnya Suni. Dia sedang menatapnya dengan pandangan yang aduhai. Lalu Yessyta tertunduk tersipu. Sungguh malam ini perasaannya terasa aneh. Gara-gara godaan Suni? Bukankah ayahnya juga ingin dia berjodoh dengan Gunawan, tapi Yessy tak pernah segugup malam ini. Candaan Suni benar-benar seperti membangunkan sesuatu yang semula pulas tertidur. Perasaannya.
***
“Mengapa sejak tadi diam?” tanya Gunawan dalam perjalanan ke tempat pesta.
“Apa? Aku.. diam?”
“Biasanya kamu banyak bicara..”
“Iih.. masa iya aku banyak bicara?”
“Iya, malam ini berbeda, jadi pendiam. Kamu tidak suka ya, jalan sama aku?”
Yessyta tersenyum. Kembali debar jantungnya memukul-mukul dadanya dengan kencang.
“Masa begitu sih, kan sudah sering kita jalan bersama?”
“Tapi mengapa ya malam ini tampak berbeda?”
Tapi sebenarnya Yessyta juga merasakan hal yang berbeda. Dan ia sama sekali tidak tahu apa penyebabnya.
“Malam ini kamu cantik sekali,,” Gunawan merasa tak tahan untuk tidak memujinya.
“Baru sekali ini mas memuji aku.”
“Biasanya aku juga memuji lho.”
“Kapan? Nggak pernah dengar tuh.”
“Kan aku memujinya dalam hati.”
Yessyta tertawa.
Mengapa hanya dalam hati”
“Takut..”
“Takut?
“Takut kalau kamu marah.”
“ Masa sih, dipuji kok marah? Seneng dong.”
“Itu benar,” lanjut Gunawan.
“Apa yang benar?”
“Takut kalau kamu marah.”
“Ya nggak lah, semua orang kalau dipuji juga pasti senang.”
“Baiklah, kalau begitu aku mau bilang lagi, bahwa kamu sangat cantik.”
“Terimakasih…” jawab Yessy tersipu. Sebenarnya dia ingin balas memujinya bahwa Gunawan juga sangat ganteng, tapi diurungkannya. Entah mengapa, sikap yang semula bebas tak ada rasa sungkan, malam itu tiba-tiba perasaan itu ada.
“Tahukah kamu, aku jadi takut malam ini,” kata Gunawan.
“Takut lagi? “
“Bagaimana kalau nanti saat kita datang, semua orang mengira bahwa kita suami isteri?”
Tiba-tiba Yessyta kembali teringat Suni. Ia juga mengatakan hal yang hampir sama.
“Jawab dong.”
“Aku harus jawab apa?”
“Apakah kamu akan marah ? Atau kamu suka ?”
Yessyta terdiam. Benarkah dia akan marah? Atau dia akan suka?
“Kamu jawab dulu dong mas, bagaimana kamu, akan marah, atau suka.”
“Aku akan marah.”
Yessyta terkejut, bahkan tersinggung, tapi dilihatnya Gunawan justru tersenyum nyengir.
“Marah ya? Berarti nggak suka dong.”
“Marahnya sama kamu, kenapa itu tidak terjadi sejak kemarin-kemarin.”
“Apa ?”
Sebuah ungkapan cinta sudah dilemparkan. Gunawan sedang menunggu, apa jawab Yessyta setelahnya.
***
besok lagi ya
ADUHAIIIIII ...
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien MCYT 32 sdh tayang.
Salam kami dari Yogya.
Selamat Mas Yowa juara 1 lagi
DeleteMatur nuwun mbk Tien
ADUHAIIIIII ...
Selamat hatrick ya pa YOWA
Delete_Indri yang kelamaan menunggu, tak sabar, lalu turun dari tangga. Tapi malang baginya, belanjaannya yang berat menyangkut langkah kakinya yang sedang beranjak turun. Tak pelak lagi Indri jatuh tersungkur. (MCYT_31)_
DeleteAlhamdulillah lanjutannya sudah tayang.
Selamat datang MCYT_32.
Terimakasih bu Tien, salam ADUHAI dari mas kakek mBandung
Selamat p. Yowa juara 1
DeleteAlhamdulilah
ReplyDeleteMatur nuwun mbk Tien
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKalah lagi dgn dimas Yowa hahaha selamat ya no 1
ReplyDeleteSelamat tayang MCYT-32, Bu TIEN.
ReplyDelete*SALAM ADUHAI*
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAlhamdulillah.. Terimakasih bunda Tien.. salam sehat penuh Aduhaaaai..
ReplyDeleteWalahh.. sampek keliru slamat makan
ReplyDeleteMksude selamat malam πππ
Alhamdulillah
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna ,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
This comment has been removed by the author.
DeleteBahan koreksiku:
Delete1. Hanya sekejap, ssat itu juga sebuah mobil melintas dan melindas sebelah pergelangan tangan Indri.
# Hanya sekejap, saat itu juga sebuah mobil melintas dan melindas sebelah pergelangan tangan Indri.#
2. Tak sempat menjerit karena Indri sudah pingsan.
# Tak sempat menjerit karena Indri sudah keburu pingsan.#
3. Sony mondar mandir dengan bingung diruang tunggu. Indri langsung masuk ke kamar bersalin karena perdarahan. Dokter harus mengoperasi untuk mengeluarkan bayinya.
# Sony mondar mandir dengan bingung diruang tunggu. Indri langsung dibawa masuk ke kamar bersalin karena perdarahan. Dokter harus mengoperasi untuk mengeluarkan bayinya.#
4. “Dia isteri anda? Tadi jatuh dari tangga dan tiba-tiba sebuah mobil melindas tangannya,” kata Indri yang merasa ngeri mengingatnya.
“Dia isteri anda? Tadi dia jatuh dari tangga dan tiba-tiba sebuah mobil melindas tangannya,” kata Yessyta yang merasa ngeri mengingatnya.#
5. Anto merasa lemas. Ia ingin melihat isterinya tapi belum diijinkan masuk
# Sony merasa lemas. Ia ingin melihat isterinya tapi belum diijinkan masuk #
6. Sony duduk didekat Suni, dan menelpon beberapa teman yang memiliki golongan darah O dan bersedia mendonorkannya untuk Yessyta.
# Sony duduk didekat Suni, dan menelpon beberapa teman yang memiliki golongan darah O dan bersedia mendonorkannya untuk Indri.#
7. “Ibu heran ada anak sekarang masih berfikir tentang mimpi.
# “Ibu heran ada anak jaman sekarang masih berpikir tentang mimpi.#
8. Anto terkejut. Sekalipun tak pernah terpikirkan olehnya tentang wanita yang akan mendampinginya. Apalagi itu adalah bu Anis.
# Anto terkejut. Sedikitpun tak pernah terpikirkan olehnya tentang wanita yang akan mendampinginya. Apalagi itu adalah bu Anis.#
9. “Jadi kenapa kamu bilang bahwa aku dan mas Gunawan akan menjadi pasangan yang serasi?”
# “Tetapi kenapa kamu bilang bahwa aku dan mas Gunawan akan menjadi pasangan yang serasi?”#
10. “Ya dia itu yang Suni maksud.”
# “Ya.. dia itu yang Suni maksud.”#
Monggo Bu, kok tumben nganti 10 point'.....muga-2 mripatku sing salah.
Alhamdulillah ....
DeleteYang ditunggu tunggu telah hadir,
Matur nuwun bu......
Mugi Bunda Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin.....
Salam ADUHAI
Terimakasih bunda Tien..
ReplyDeleteHadir .31 MCYT loooo dah 17 komen aja..trimakasih bu Tien,sehat selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 32 dah hadir
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Salam sehat dan aduhai
Waou Alhamdulillah MCYT 32 nongol nih
ReplyDeleteIndri...oh Indri akhirnya di campakkan Anto stlh tau tabiatnya terhadap ibunya
Mksh bunda Tien yg telah bikin para penggemar penasaran
Saatnya menunggu tumbuh cintanya Yessyta buat Gunawan
Yg jelas ttp ADUHAI
Aduhaaii.....gemes sama mas gun, suka ya ngerjain yessy...
ReplyDeletePaling bisa bunda Tien ini.....
Salam aduhai dan sehat selalu.....
Suwun bu Tien....
ReplyDeleteMugi tansah pinaringan sehat njih....
Pembaca harus bersabar ya.
ReplyDeleteTerimakasih mbak Tien.
Alhamdulilah....terimakasih bunda Tien,sehat sllπππ
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 32 dah hadir
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Sehat selalu dan salam ADUHAI
Alhamdulillah....
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien sdh tayang lanjutannya....
Salam sehat selalu
Alhaamdulillah MCYT 32 sdh tayang...
ReplyDeleteTrmksh mb Tien smg sehat sll dan sll sehat
Salam ADUHAI BANGET.., π
Matur nuwun mbak Tien-ku, mcyt-32 sudah tayang.
ReplyDeleteFirasat untuk Anto, dia punya anak laki-laki yang memang baru lahir.
Berkat Suni, Yessi merasakan ada sesuatu yang tidak biasa terhadap Gunawan. Ayo Gunawan, tembak langsung saja.
Tapi masih menunggu 'besok lagi yaaa' biar makin aduhai...
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.
Alhamdulillah MCYT Eps 32 sudah tayang, terimakasih banyak mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Alhamdulillah MCYT31 tayang ...Indri terpaksa di operasi karena utk menyelamatkan bayinya dan Yessyta sebagai donor darah nya... Tapi asyyyiiik diepisode kali ini Gunawan sdh berani mengatakan cinta dan memuji Yessyta ketika mereka datang di pernikahan anaknya teman P Murti. Salam sehat dan aduhai utk Bu Tien kita tunggu saja kelanjutannya apakah Anto mau dijodohkan dgn Bu Anis..he..he benar2 cinta yang terserak dimana mana...ADUHAI..πππΌπΊππ
ReplyDeleteTrmksh mb Tien sdh tayang mcyt mlm ini..slmtkah bayi dan indri dr kecelakaab di depan mall? Akankah gunawan dan yesssita berjodoh? Bgtupumn anto dg b anis? Cinta siapakah yg terserak? Hanya mb Tien yg bs menjwbπ€
ReplyDeleteAlhamdulilah sudah tayang...MCYT 32..
ReplyDeleteYessyta memang baik..semoga mendapatkan yang baik juga
Lancarkah..jalan menuju perkawinan...terserah Ibu Tien...
Mudah2an Indri menjadi baik sifatnya..
Salam aduhai Tangsel
Selamat malam bu tien, terima kasih cerbungnya. Salam sehat dan jaga kesehatan
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 32 sdh hadir
ReplyDeleteAduhai semakin penasaran lanjutan ceritanya
Terima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu
Salam ADUHAI dari Bekasi
Yessita baik bgtt hatiny mudah2an berjodoh dgn gunawan.. makasih bude..salam aduhaii dr depok
ReplyDeleteAlhamdulillah.. Tksh bu Tien MCYT 31 sdh tayang..
ReplyDeleteAda koreksidikalimat :
Anto merasa lemas. Ia ingin melihat isterinya tapi belum diijinkan masuk
Semestinya Sony merasa lemas... ..
Wah bener2 berjodoh ini Suni sudah bilang mau mencarikan jodoh dr kampungnya yg tdk lain adalah Gunawan yg telah membuat senam jantung Yesy.
ReplyDeleteGunawan sdh curiga dg bayi yg dilahirkan Indri akankan Anto mau menerima Indri lagi....
Jd tdk sabar menunggumu MCYT selanjutnya.
Terima kasih matur nuwun Bunda Tien to. Selalu bikin penasaran dan penasaran kisah karya Bunda. Semoga selalu sehat dan selalu dalam lindungan Alloh SWT untuk terus berkarya.πππ
Lhah tahu2 besuk lagi.....
ReplyDeleteTrm kasih bu Tien salam sehat
Alhamdulillah, suwun bu Tien...semakin ADUHAI
ReplyDeletePunten baru bisa ikut komen lagi, semoga sehat sll semuanya. Aamiin
Bener-2 berhati mulia Yessyta. Selamat p. Yowa juara 1 lagi. Mulai jam berapa tuh nyanggong MCYT? Ma kasih bu Tien. Anto nya kok g dibikin makin genesin sih?
ReplyDeleteSlmt mlm mba Tien.. Alhamdulilahsdh tayang mcyt 32..aduuh kasihan jg y nasib indri.. Anaknyalahir prematur smg slmet semuanya dan sadar atas nasibnya.. Antoitu anakmu sdh lahir.. Sonihatimu baik banget.. Yessytahati emas yg sll menolong orng.. Smg jdi bahagia bersm gunawan.. Salamseroja dan tetap aduhaai yg mbak Tienπͺπͺπππ₯°π₯°
ReplyDeleteAlhamdulillah...tayang malam lgsg baca..msh melek sih...nungguin
ReplyDeleteTerimakasih mbsk Tien...menghibur penggemarnya
Sehat selaluu d salam aduhaiii
Puji Tuhan ibu Tien sehat, semangat dan produktip shg MCYT 32 tersaji bagi kami para penggandrungnya.
ReplyDeleteMimpi Anto menjadi PR, apalagi setelah
tahu bersamaan dengan waktu lahir anak Indri. Bolehkah bayi itu diasuh Anto?
Semoga Yessy - Gunawan segera bersatu.
Monggo ibu Tien dilanjut aja kami menunggu dg penasaran. Matur nuwun berkah Dalem. Salam ADUHAI..
Matur nuwun... mbak Tien...terjawab sdh pensaran sy dg Indri dan Anto di eps MCYT 32...bagaimanakah nasib Indri dan anaknya?ditunggu eps berikutnya.. Smg mbak tien sehat jasmani rohani ekonomidan semakin berinspirasi dan semakin Aduhai
ReplyDeleteMakasiih mbak Tien mcyt32nyaaa...
ReplyDeleteAduhaiii sekaliii...yessyta & gunawan...suiit suiit...
Salam sehat n aduhaii bangeet mbak Tien..ππ₯°⚘
Terima kasih Mbak Tien MCYT 32 sdh hadir ... Smg sehat sll Mbak Tien ... Salam Aduhai .
ReplyDeleteTerima kasih Bunda untuk MCYT nya, met malam dan met istirahat.Salam dari kami berdua
ReplyDeleteAlhamdulillah pas nglilir ternyata MCYT~32 sudah hadir... maturnuwun Bu Tien..π
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien, MCYT 32 udah tayang , salam sehat , salam Aduhai dari Pasuruan
ReplyDeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun bun...
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....
Semakin penasaran. Makasih mba Tien. Salam hangat mba
ReplyDeleteKasihan juga sih...si Indri harus "dihukum" ketabrak mobil walaupun "cuma" tangannya dan bayi yg gak bersalahpun juga ikutan dihukum, lahir prematur...π
ReplyDeleteTerima kasih. B Tien tetap ADUHAI.
Salam sehat dari Rewwin πΏ
Alhamdulillah sudah hadir.... salam Seroja dan ADUHAI Bu Tien..
ReplyDeleteAlhamdulillah,senantiasa sehat,BuTien..Aamiin
ReplyDeleteAyo Yessyta bilang mau dong...hihihi
ReplyDeleteMatur nuwun bunda Tien MCYT 32 telah tayang.
Salam sehat dari Kota Malang dan semakin ADUHAI njih bun...π
Mulai terlihat warna pelangi diufuk timur..
ReplyDeleteAkankah bunga mulai bermekaran...
Salam sehat selalu mbak Tien
Assalamualaikum wr wb. Mengharap semoga Indri terselamatkan dgn bantuan darah dari Yessy,begitu juga dgn anaknya... Semoga cinta Gunawan kepada Yessy tdk bertepuk sebelah tangan..sehingga Pak Murti bertambah sehat dan bahagia.. Dan Suni segera menikah dgn Darman. Mungkin ini happy endingnya. Mhn maaf Bu Tien, ini hanya hayalan saya.. Maturnuwun Bu Tien sdh memberikan cerbung yg menarik, menghibur yg didalamnya banyak filisofi kehidupan. Semoga menjadi amal ibadah Bu Tien dan keluarga. Aamiin Yaa Robbal'alamiin. Salam sehat dan aduh hai dari Pondok Gede...πππ
ReplyDeleteAamiin Allahumma Aamiin.
DeleteADUHAI pak Mashudi
Alhamdulillah - barakallah
ReplyDeletePagi2 sdh ber asyik ria dengan mcyt 32 .... sebentar sdh habis , siap n sabar menunggu tayangan berikutnya
Terima kasih bu tien, semoga bu tien sehat2 & selalu dalam lindungan Allah SWT ..... aamiin yaa rabbal'alamiin
Telat baru baca.yessy luar biasa baik hatinya.
ReplyDeleteTerimakasih mbak Tien MCYT 32 sdh tayang.
Salam sehat rohani jasmani (Seroja)
Mbak Tien semakin sehat, diberkati Allah dan semakin aduhai pastinya.πππ
Aduhai seklali.... semoga sehat² mbu tien dan keluarga... allu mnunggu part berikutnya
ReplyDeleteKasihan juga ya, darah banyak keluar, tangan cacat aduh mudah mudahan teratasi, bayangan buruk membayang; stres berkepanjangan nggak sembuh sembuh game-over, takut anak nggak keurus pas Yesita bezoek; Indri minta tolong nitip anak aduuh, mulek muter-muter bingung piye Gun?
ReplyDeleteAnggun calon pewaris tahta sudah menampakan diri dimuka publik, tinggal anggukan Cinderella Yessita yang ditunggu terjadikah?
Semoga.
Sunni sukses jadi provokator, menjadikan hati majikanya terguncang hebat nggak tau berapa skala richter, teringat pesan dokter terngiang; berbuatlah sesuatu supaya bapak hatinya senang, he he he he
Asal bapak senang, nggak oleh tuh perlu pembinaan profesionalisme pekerja tuh ..
Ha ha ha ha ada-ada aja
mBok Darso usul yang usil, karena sudah tiap hari main sama Mia, takut mainan nya terlepas diluar area .. tekan tanda bintang untuk meninggalkan pesan.. ADUHAI ...
Terimakasih Bu Tien MCYT yang ke tiga puluh dua sudah tayang
Sehat sehat selalu doaku sejahtera, bahagia bersama keluarga tercinta
ADUHAI NANANG
Deleteπ maturnuwun π
DeleteADUHAI ....
ReplyDeletesalam sehat, mbak Tien.
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 32 sdh dibaca,
ADUHAAII sekali,,, akhir nya Gunawan menyatakan perasaannya secara tdk langsung ke Yessyta,,so sweet banget.
Terus,,,,sabar menanti episode berikutnya
Salam sehat wal'afiat &
Salam Aduhaaii bu Tien
Matur nuwun ππ€πΏπΌπΏ
Sebuah ungkapan cinta sdh dilemparkan.
ReplyDeleteGunawan sedang menunggu apa jawaban Yessyta setelahnya...
Ngapain Gunawan ndak langsung tembak aja, bilang Yessy aku cinta padamu dan ingin nikah sama kamu....
Andai begitu..... aduhaii....
Moga mrk berjodoh...
Dan Anto juga mau andai dijodohkan dg bu Anis.
Untuk Indri trima aja nasibmu...
Mungkin itu buah dari perbuatanmu.
Bagaimana nanti andai Anto tahu bahwa anak yg dilahirkan Indri adalah anaknya...
Yuk kita nantikan terus episode selanjutnya...
Trimakasih bunda Tien....
Hiburan gratisnya....
Moga bunda sll mendapatkan limpahan rahmad Nya...
Salam aduhaii dari Bojonegoro
ADUHAI jeng Wiwik..
DeleteYa Allah kasihan Indri..lahiran prematur dan cacat karena pergelangan tangan tetlindas ban mobil.Semogga Indri bisa ditangani dengan baik, dan menjadi sadar karena kejadian itu. Anyo mimpi ktn anak yg dilahirkan Indri adalah anaknya..ikatan batin seorang ayah. Terima kasih bu Tien yg telah nemberikan pelajaran ahlak yang mulia lewat Yessyta yg telah membawa Indro ke rah sakit sampai donor darah. Betapa mulia kamu Yessyta, semoga mendapat limpahan rahmat dan karuniaNya..aamiin. Apalagi sudah mulai terjadi getar getar asmara dg Gunawan..aduhai baper nih
ReplyDeleteADUHAI BAPER Noor
DeleteAssalamualaikum wrwb bu Tien, Selamat pagi menjelang siang...
ReplyDeleteAlhamdulillah sarapan kesiangan berteman MCYT tiga dua, ga mengurangi rasa, tetap lezatnya tiada tara...
ADUHAI...kenapa tragis betul nasipmu Indri, untung ketemu dg org2 baik, yg dg ikhlas menolongmu,smg terselamatkan kasian babynya klw sampe Indri ga tertolong, akankah Yessy terlibat didalamnya...?
ADUHAI...Yessy memang top markotop, cantik, kaya, baik hati, suka menolong, tdk pendendam, maka jodohmu hrs org baik jg, terimalah Gun jgn ragu2 aplg memang dh ada debar2 di dadamu saat bersamanya...
ADUHAI qu tak sabar menanti epsd tiga tiga...
Salam sehat, hangat...yg ADUHAI senantiasa...πππ
Sabar Yuka.
DeleteADUHAI
Maturnuwun Bunda Tien .Absen aja
ReplyDeleteHalloww
DeletePak Herry. Selamat bertemu disini.
ADUHAI
Tks mbak Tien salam sehat ya di tunggu kelanjutan nya
ReplyDeleteGeng ndalu Bu Tien .....π€π
ReplyDeleteMugi tansah punaringan Karahayon ....