MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 29
(Tien Kumalasari)
Indri tertegun. Tidak menyangka Anto akan mengucapkan kata-kata seperti itu. Menceraikannya? Tidak, Indri tidak percaya. Ia kemudian mengejar Anto yang sudah berjalan kearah mobilnya.
“Mas, tunggu mas..”
“Lepaskaan!” katanya sambil mengibaskan tangan Indri yang menarik tangannya. Indri hampir terjatuh.
“Maas ! Bicara dulu.!”
“Tidak, aku harus ke kantor, ini sudah kesiangan.”
“Mas, tapi aku tidak bisa ke kantor, wajahku seperti ini.”
“Terserah !” katanya sambil naik ke atas mobil.
“Maas.. mas nggak serius akan menceraikan aku kan?”
“Sangat serius !” teriak Anto sambil melongokkan kepalanya dari jendela mobil, kemudian berlalu.
Indri membanting-banting kakinya. Tak mengira Anto akan sekeras itu.
“Mas Anto tidak pernah sekeras itu. Pasti karena dihasut oleh ibunya. Huhh.. jahat.. jahat.. jahat..! Aku nggak mau dicerai… nggak mau….! Malu dong sama keluargaku kalau aku jadi janda..!” teriaknya sambil menangis meraung-raung. Lalu duduk dikursi sambil menghentak-hentakkan kakinya.
“Permisiii… permisiii…”
Indri mendengar suara orang dari luar, tapi dia enggan keluar.
“Permisi…. Bu.. Bu Darso…” suara peremuan yang mengucapkan kata permisi nekat memanggil, karena melihat pintu rumah terbuka, yang berarti bu Darso ada didalam.
“Bu Darso….”
Dan karena tak ada yang menjawab, maka ia langsung saja masuk kedalam. Tampaknya dia sudah terbiasa datang.
“Bu Darso….” Lalu ia terkejut melihat seorang wanita sedang menangis di kursi tengah.
“Bu… eh.. bu Darso mana?”
“Kamu ini siapa? Datang-datang langsung masuk ke rumah orang. Jangan-jangan mau mencuri ya?”
“Astaghfirullah.. mengapa sampeyan bilang begitu? Saya sudah biasa main ke rumah bu Darso. Saya bu Anis. Mana bu Darso? Dan sampeyan itu siapa?”
“Lhoh, saya ini menantunya bu Darso..”
“Menantunya bu Darso. Perasaan isterinya Anto itu cantik, ramah, lembut..”
“Yang itu sudah dibuang, dan segera tinggalkan rumah ini karena bu Darso tidak ada dirumah.”
“Eh, ya ampuuun… nggak nyangka ada kuntllanak dirumah bu Darso,” kata wanita itu yang kemudian membalikkan tubuhnya keluar. Indri marah sekali disebut kuntilanak.
“Eeh… apa kamu bilang?” teriaknya mengejar, tapi wanita itu sudah hampir keluar dari pagar. Indri membanting pintunya, lalu masuk ke kamar dan berusaha tidur. Tapi dia merasa lapar, sedangkan dirumah tak ada makanan. Ia keluar sambil memakai kaca mata hitam agar wajahnya yang berantakan tak kelihatan.
Tapi ketika ia mendatangi sebuah warung makan yang ada didekat rumah bu Darso, dilihatnya bu Anis sedang ada disana, dan tampaknya sedang ngomongin dirinya. Seketika itu juga Indri membalikkan tubuh kearah yang berlawanan, dan mencari warung yang lain. Sedangkan bu Anis yang kebetulan melihatnya kemudian menudingnya.
“Tuh dia.. tuh orangnya bu..”
“Ya ampuun.. masak sih nak Anto punya isteri lagi?” kata ibu-ibu yang lain.
“Apa dia cantik? Kan yang namanya Yessy itu cantik sekali?”
“Namanya kuntilanak ya pasti cantik bu, tapi cantiknya kuntilanak pasti bikin takut lah.”
Lalu banyak ibu-ibu tertawa, dan samar-samar Indri mendengarnya.
“Kurangajar mereka, pasti mentertawakan aku,” kata Indri gemas, apalagi ketika didekat-dekat situ belum ditemukannya warung makan yang lain, sementara perutnya sudah keroncongan dari tadi.
***
“Mas, sedang banyak kerjaan kah?” tanya Yessyta ketika menelpon Gunawan.
“Aduh, ini lagi mau meeting. Gimana , ada apa?”
“Ya sudah, nggak apa-apa.”
“Mau apa sih? Aku harus mengantar kamu ?”
“Tidak, siapa bilang harus? Kalau mas lagi nggak ada pekerjaan saja. Aku mau ke rumah sakit sih.”
“Kamu sakit?” tanya Gunawan khawatir.
“Tidak.. tidak.. cuma mau bezoek bu Darso, Nggak enak kalau sendirian. Tapi kalau mas lagi sibuk, aku sama Suni saja.”
“O, baguslah kalau sudah sama Suni, bapak ditinggal sebentar nggak apa-apa kan?”
“Ya, nggak apa-apa. Aku sudah bilang kok.”
“Ya sudah, sama Suni saja. Hati-hati setir mobilnya, nggak boleh ngebut ya,” pesan Gunawan.
Yessyta tertawa.
“Baiklah bapak..” lalu keduanya tertawa lucu.
Kemudian Yessyta memanggil Suni agar mau mengantarkannya ke rumah sakit.
“Sekarang bu?”
“Iya. Ada pekerjaan yang belum kamu selesaikan ?”
“Nggak bu, tadi mbantuin simbok masak, sekarang sudah selesai.”
“Baiklah."
"Sebentar.. ibu ke rumah sakit ngapain? Ibu nggak sakit kan?”
“Bukan aku, hanya mau bezoek bu Darso, Ingin tahu bagaimana keadaannya.”
“O, baiklah. Ibu benar, kalau kesana harus diantar seseorang, kalau tidak, bisa bahaya.”
“Bahaya kenapa ?”
“Nanti kalau ketemu pak Anto?”
“Memangnya kenapa kalau ketemu pak Anto?”
“Suni khawatir saja. Bagaimana kalau nanti dia merayu ibu dan meminta kembali.”
“Suni, kamu itu ada-ada saja. Cepat ganti pakaianmu,” katanya sambil tertawa.
“Bener lho bu, saya serius nih,”katanya sambil menjauh.”
“Dua rius juga nggak apa-apa kok.”
***
“Iya, masih baru, baca aja kilometernya masih berapa. Ya, kan tadi pagi sudah melihat sendiri, jangan terlalu rendah, itu saya jual untuk pengobatan ibu saya. Bener, baiklah, saya tunggu nanti di kantor saja. Itu sudah murah, karena saya sedang sangat butuh, Baiklah. Agak sorean. Ya, terimakasih banyak,” Anto menutup telponnya. Hari itu juga mobil terjual.
“Saya masih punya sepeda motor dirumah, itu cukup. Aku kira cukup untuk biaya ibu dirumah sakit, supaya Yessyta tidak lagi membantu. Aku sudah sangat berdosa.”
Anto bernapas lega, toh dia sudah bilang sama Yessyta bahwa mobilnya akan dijual. Nanti kalau ada sisa, akan aku berikan ibu, entah untuk apa.”
“Anto..” Anto terkejut ketika teman seruangan Indri mendekatinya.
“Eh.. ya, ada apa?”
“Kemana Indri?”
“Nggak tahu aku.”
“Dia nggak masuk hari ini, kan biasanya dia bareng semobil dengan kamu?”
“Aku nggak tahu, soalnya mobil sudah aku jual, dan tinggal hari ini aku memakainya.”
“Dia nggak masuk tanpa ijin, padahal sudah pernah mendapat surat peringatan.”
“Sungguh aku nggak tahu bro. Telpon saja dia,” kata Anto sambil berdiri, karena saatnya istirahat siang. Ia harus ke rumah sakit.
“Dengar-dengar dia sudah jadi isteri muda kamu.”
“Ah, ada-ada saja. Aku keluar dulu, ibuku dirawat dirumah sakit.”
“Iya, aku dengar dari kepala bagian kamu. Ikut prihatin, semoga cepat sembuh.”
“Terimakasih banyak,” jawab Anto yang segera berlalu.
***
Ketika Yessyta memasuki ruangan bu Darso, bu Darso tampak terjaga. Tapi tabung oksigen masih terpasang. Yessy mendekat perlahan.
“Ibu, apa kabar?”
“Nak Yessy?”
“Ya bu, dan ini Suni, asisten rumah tangga saya.”
“Terimakasih ya nak, perawat sudah mengatakan bahwa nak Yessy yang sudah membiayai saya,” kata bu Darso lirih.
“Oh, hanya perawatan awal, untuk selanjutnya nanti gampang, dan ibu tidak harus memikirkannya.”
“Bagaimana keadaan ibu sekarang? Apa yang ibu keluhkan?” lanjut Yessy.
“Kemarin napas ibu masih tersengal-sengal, tapi sekarang sudah jauh berkurang .”
“Syukurlah bu, semoga ibu semakin sehat sehingga bisa segera pulang. Ya kan bu?”
“Ya Tuhan.. ibu selalu menangis bila mengingat nak Yessy,” kata bu Darso lirih dan bergetar karena menahan tangis.
Yessyta memegang tangannya erat.
“Ibu tidak usah menangis dan bersedih. Justru saya yang bersedih kalau ibu sakit.”
“Maaf ya nak.. maaf ya..”
“Ibu.. sudahlah, tak ada yang harus dimaafkan, ibu tidak punya salah sama saya. Sekarang ibu sudah dirawat, ibu harus semangat supaya segera sembuh. Ya.”
“Biaya rumah sakit ini mahal, apalagi kamarnya sebagus ini.”
“Ibu tidak usah memikirkannya,” kata Anto yang tiba-tiba sudah ada didekat Yessy.
“Bagaimana ibu tidak memikirkan? Kita bukan orang kaya, jangan lagi menyusahkan nak Yessy.”
“Tidak bu, Anto sudah bilang sama Yessy bahwa Anto tak akan menyusahkan dia lagi. Semuanya tanggung jawab Anto.”
“Sungguh?”
“Tentu saja ibu.”
“Bagaimana perempuan itu?”
“Ibu tidak usah memikirkan dia. Pokoknya ibu harus tenang dan senang, supaya ibu segera sembuh.”
“Iya bu, benar apa yang dikatakan mas Anto,” kata Yessyta yang kemudian duduk di sofa, diikuti Suni.
“Bu, anaknya sudah datang, mari kita pulang, kata Suni sambil berbisik lirih.
“Sssst, sebentar lagi Suni, bu Darso sedang bicara sama mas Anto, nanti kalau sudah kita baru pulang.”
“Bu, ingat ya bu..” kata Suni sambil mengerucutkan mulutnya sehingga tampak lucu.”
“Memangnya aku pingsan?” sahut Yessy bercanda.
“Hiih, ibu tuh ya, ini bener-bener, tadi sudah kelihatan bagaimana dia memandangi ibu. Suni jadi takut.”
“Kalau takut nanti aku antar.”
“Ibu nih..!” kata Suni sambil cemberut.
Yessyta hanya tersenyum lucu. Sementara itu Anto sudah selesai bicara dengan ibunya, lalu mendekati Yessyta.
“Terimakasih kamu masih mau memperhatikan ibu.”
“Ya sudah, jangan dipikirkan lagi. Aku tadi masih khawatir kemarin melihat keadaan ibu seperti itu. Sekarang tampaknya sudah membaik.’
“Ya, semoga semakin membaik.”
“Aamiin. Kalau begitu aku mau pamit dulu ya, soalnya aku kan masih harus menjaga bapak.”
“Sebentar, aku mau bicara,” kata Anto. Dan Suni yang duduk dibawah serta menempel di kaki Yessy segera menowel kakinya. Tampaknya Suni merasa curiga. Dan Yessy menahan senyumnya.
“Ada apa mas?”
“Hari ini mobil itu sudah laku. Pembayaran akan dilakukan nanti sore, di kantor aku.”
“Oh, syukurlah. Lalu mas ke kantor naik apa?”
“Ya seperti dulu lah, sepeda motor cukup. Yang penting ada biaya untuk ibu. Ini kan juga pemberian kamu, jadi aku minta ijin sama kamu.”
“Ya mas, tidak apa-apa, lakukan saja demi kebaikan ibu. Saya senang melihat mas sangat berbakti pada ibu.”
“Aku juga merasa bersalah pada ibu.”
“Orang tua akan selalu memaafkan semua kesalahan anaknya. Teruslah berbuat baik, agar ibu senang.”
“Ya, tentu saja. Sekarang aku mau tanya, berapa kamu sudah membayar biaya ibu? Nanti kalau mobilnya sudah dibayar aku akan menggantinya.”
“Ya nggak usah lah mas, biarkan saja. Untuk pemeriksaan awal kan tidak mahal. Lupakan saja.”
“Kamu selalu baik Yes, maafkan aku yang sudah menyakiti perasaan kamu.”
Lalu Suni kembali menowel kaki Yessy.
“Sudah, yang sudah berlalu biarkan berlalu. Tidak usah diingat-ingat lagi. Kita akan saling mendoakan ya mas, agar kita bisa menemukan kebahagiaan.”
“Bu, maaf, tadi bapak berpesan supaya ibu tidak lama-lama bukan?” tiba-tiba Suni menyela pembicaraan mereka.
“Oh iya. Baiklah mas, aku pulang sekarang ya.”
Yessyta berdiri diikuti Suni, kemudian mendekati tempat tidur bu Darso, lalu Yessy meraih tangannya dan menciumnya.
“Saya pulang dulu ya bu, karena saya juga harus menjaga bapak. Ibu cepat sembuh ya.”
Bu Darso mengangguk pelan.
“Terimakasih ya nak,” katanya, dan lagi-lagi air matanya berlinang.
“Semangat bu, jangan memikirkan apapun.”
“Anto bilang akan menceraikan Indri.”
Yessyta terkejut, tapi dia berusaha tenang.
“Mas Anto akan memilih jalan yang terbaik untuk hidupnya, supaya ibu senang. Ya kan?”
Yessyta kembali mencium tangan bu Darso, kemudian meninggalkan ruangan itu.
Anto hanya mengantarkan Yessy sampai ke pintu, kemudian kembali mendekati ibunya. Anto iba melihat ibunya berlinang air mata. Dengan tissue ia mengusap air mata itu.
“Mengapa ibu menangis?”
“Apa kalian bermaksud akan kembali? Yessyta wanita yang baik.”
“Sudah bu, ibu jangan memikirkan hal itu lagi. Nanti Anto akan mencari jodoh yang sangat baik dan menyayangi ibu.”
“Dia tidak mau lagi ya sama kamu?”
“Kesalahan Anto sangat besar bu, Anto tak berani berharap. Sekarang ibu harus senang karena nanti kalau ibu pulang, ibu tak akan lagi melihat perempuan yang ibu benci,” kata Anto sambil mencium kening ibunya.
***
“Kamu itu kenapa sih Suni, orang lagi ngomong kamu menowel-nowel kaki aku. Geli tahu!” tegur Yessyta ketika dalam perjalanan pulang.
“Maaf bu ibu tahu nggak, Suni itu khawatir kalau dia merayu ibu lagi.”
“Orang dia bicara baik-baik gitu. Ya kita harus menanggapi baik-baik juga, ya kan?”
“Awalnya bicara baik-baik, nanti kalau ibu kesengsem sama bicaranya, lalu dia mengajak baikan, bagaimana?”
Yessy tertawa keras.
“Ibu malah tertawa sih.”
“Kamu itu berlebihan, tahu nggak. Aku sudah memutuskan, berarti ya akan berlanjut. Masa aku akan kesengsem segala.”
“Lho, dia itu ganteng, bicaranya selalu manis.”
“Jangan-jangan kamu yang kesengsem.”
“Iih, amit-amit deh bu. Jelek-jelek begini Suni tuh selera tinggi.”
Yessyta semakin tertawa ngakak.
“Emang iya kan bu. Maksudnya selera tinggi itu bukan hanya dia ganteng, tapi juga harus baik. Orang baik itu kelihatan lho dari cara dia bersikap, cara dia bicara.”
“Huh, sok tahu kamu.”
“Emang iya.”
“Iya, mentang-mentang sudah punya calon nih.”
“Calon saya juga ganteng lho bu. Memang bukan orang kaya. Tapi kaya itu kan nggak begitu penting. Yang penting setia, hatinya baik. Tidak seperti pak Anto itu.”
“Tapi sebenarnya kenapa sih kamu sangat khawatir kalau aku kembali sama mas Anto?”
“Saya itu sayang sama ibu. Nanti, ibu harus mendapatkan suami yang sangat baik dan sangat mencintai ibu.”
“Aamiin.”
“Diam-diam Suni sudah memilihkan lho, siapa suami yang tepat untuk ibu,” lalu Suni terkejut karena kelepasan bicara.
“Apa? Kamu memilihkan aku suami?” tanya Yessy terkejut.
“Hehee… iya, kalau ibu mau sih.”
“Laki-laki dari kampung kamu ?”
“Iya, kalau ibu mau,” lanjut Suni karena terlanjur kelepasan bicara.
“Siapa dia?”
“Pokoknya ada deh.”
“Iih, Suni tuh, sukanya mengada-ada.”
***
Sudah agak sore ketika Anto kembali kerumah. Ia naik taksi karena mobilnya sudah menjadi milik orang.
Ketika memasuki rumah, dilihatnya pintu tidak terkunci. Dia melihat Indri duduk di ruang tengah. Diatas meja tampak beberapa bekas bungkusan nasi yang belum juga dibuang.
“Mas, sudah pulang?” katanya dengan nada yang sangat manis.
“Aku hanya beli minuman botol untuk mas.,” lanjutnya karena Anto tampak diam.
“Tidak, aku bisa membuat minum sendiri.”
“Kalau mas mau, nanti Indri buatkan.”
“Tidak usah,” kata Anto sambil memasuki kamarnya. Indri mengikutinya dari belakang.
“Mas datang kok aku tidak mendengar suara mobil, aku jadi terkejut ketika mas tiba-tiba muncul.
“Mobil sudah aku jual.”
“Sudah mas jual? Oh iya, mas jadi mau beli rumah cicilan untuk kita ya.”
“Rumah apa? Ini rumahku.”
“Tapi kan…”
“Kamu tidak usah mengatur aku. Aku sedang memikirkan sakit ibuku. Besok, aku akan mengurus perceraian kita.”
“Maas.. jadi mas beneran mau menceraikan aku?” tanya Indri sambil merangkul Anto dari belakang.
“Ya, tentu saja. Dan karena itu, kamu bersiaplah membereskan barang-barang kamu dan pulang ke rumah orang tua kamu.”
“Maas,” Indri bersimpuh merangkul kaki Anto, tapi Anto mendorongnya, lalu masuk ke kamar mandi.
“Mas Anto, aku malu dong kalau harus menjadi janda..” teriaknya dari luar kamar mandi.
“Kamu tidak bisa menjaga rumah tangga dengan baik, dan yang paling parah, kamu tega kepada orang tuaku. Aku serius.” kata Anto setelah keluar dari kamar mandi.
“Mas Anto..” Indri masih menubruknya ketika Anto selesai berpakaian.
“Kemasi barang-barang kamu, aku beri kamu sejumlah uang untuk naik taksi dan untuk keperluan kamu selama beberapa bulan. Aku tidak punya banyak waktu karena harus menjaga ibu di rumah sakit.
Anto sudah siap berdandan, dan Indri masih bersimpuh di lantai sambil menangis.
***
Besok lagi ya
*MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 29*
ReplyDeleteby : Tien Kumalasari.
_"Jangan banyak bertanya, aku sudah tahu kelakuan kamu, dan keburukan kamu yang paling parah ialah karena kamu tega kepada ibuku. Itu tak termaafkan.” “Tak termaafkan? Apa maksudnya?” (MCYT_28)_
Rasain lu...... Indri. Si cewek matrek.
“Aku akan menceraikan kamu.”
Alhamdulillah..
MCYT_29 sdh tayang. Yuk kita baca bagaimana kisah selanjutnya......
Terima kasih bu Tien, salam ADUHAI.
Sehat terus Bu Tien... dan.......
terus sehat. Aamiin.
Kakek selamat juara 1
DeleteMatur nuwun jeng Nani, Selak arep nonton bal-balan je....
DeleteUkraina vs Austria....
Waou kakek Habi juara 1 Alhamdulillah
DeleteADUHAI. Juara
DeleteTerima kasih salam subuh mbak Tien sehat² selalu, kutunggu episode selanjutnya
DeleteAlhamdulillah... cepet keluar
ReplyDeleteJeng dokter, senang membacakomennya.
DeleteSehat dan ADUHAI
ADUHAIIIIII ...
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien MCYT 29 sdh tayang.
Salam kami dari Yogya.
Salam ADUHAI mas Yowa
DeleteMatur nuwun... Mbak yien... Smg sehat selalu
ReplyDeleteSelamat kakek Habi juara 1
ReplyDeleteMatur nuwun Mbak Tien MCYT 29 sudah hadir.
ReplyDeleteTerima kasih jeng Tien,,semoga sehat selalu ,,salam ADUHAI dari Surabaya
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 29 fah tayang
ReplyDeleteYerimakasih bunda Tien
Semoga bunda Tien selalu sehat aamiin
Salam sehat dan aduhai
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih bu tien masih sore mcyt 29 sdh tayang bisa buat bekal tidur
Semoga bu tien sehat2 terus dan selalu dalam lindungan Allah SWT
Selamat malam salam aduhai
Alhamdulilah sdh tayang MCYT..
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien..
Alhamdulillah MCYT sudah tayang....Indri sifat mu kurang baik...kasihan...Anto...
ReplyDeletebukan Istri idaman n bukan mantu pilihan...salam aduhai
Selamat tayang MCYT-30
ReplyDeleteBu Tien, semoga sehat selalu.
Salam *Aduhai*
Hatur nuwun MCYT 29 sampun tayang, smoga mbak Tien sehat selalu injih salam aduhaai dari Cibubur
ReplyDeleteMestinya MCYT 29
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT~29 sudah hadir.. maturnuwun Bu Tien..π
ReplyDeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah pinaringan wilujeng sedoyonipun....
Alhamdulillah ibu Tien, mcyt 29 sdh tayang. Bu Tein pinter membuat perasaan saya bercampur aduk penasaran
ReplyDeleteTksh bu Tien, salam sehat selalu
Salam aduhai mbak Tien...
ReplyDeleteNgk sabar nunggu episode2 selanjutnya yg tentu semakin aduhai...
Aduhai......
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna ,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Terimakasih Bu.Tien , yg udah dg setia menghibur kami, salam sehat n aduhai dr kota Pasuruan
ReplyDeleteSalam ADUHAI ibu Mundjiati
DeleteAlhamdulillah MCYT Eps 29 sudah tayang, terimakasih banyak mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang
Alhamdulillah ....
DeleteYang ditunggu tunggu telah hadir,
Matur nuwun bu......
Mugi Bunda Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin.....
Salam ADUHAI
Aamiin Pak Wedeye.
DeleteADUHAI
Salam ADUHAI mas Dudut
DeleteMatur nuwun mbak Tien-ku, mcyt-29 sudah hadir.
ReplyDeleteAnto akan menjomblo nih... dan belum ada tokoh baru muncul.
Suni ternyata yang akan menjembatani antara Gunawan dan Yessi, ada ada saja...
Menunggu serial selanjutnya yang tentu makin asyik.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.
Salam ADUHAI untuk Sragentina
DeleteMakasih mba Tien. Salam sehat selalu.
ReplyDeleteAduhai...
ADUHAI jeng Sul
DeleteMaturnuwun bunda Tien.....salam sehat dan Aduhai....
ReplyDeleteSalam sehat dan ADUHAI ibu Noor
DeleteWis ra komen maneh, yang penting Mbak Tien sehat selalu..... Aamiin Ya Rabbal Aalamiin...
ReplyDeleteKomen dong Abah. Biar ADUHAI.
DeleteAAMIIN doanya
Trimakasih bu Tien...
ReplyDeleteSalam sehat... Aduhai...
Matur nuwun bunda Tien MCYT 29 sudah hadir..π
ReplyDeleteSalam sehat dan ADUHAI selalu...
Salam sehat dan ADUHAI, PADMASARI
DeleteAlhamdulillah. Sdh bisa dibaca episode 29.
ReplyDeleteMatur nuwun ibu ADUAHAI.....
Semoga ibu selalu sehat.
Aamiin dan ADUHAI Butut
DeleteAlhamdulillah MCYT 29 sdh hadir
ReplyDeleteAduhai semakin seru ceritanya
Terima kasih Bu Tien, semoga semakin sehat dan pulih kembali.
Salam ADUHAI dari Bekasi
ADUHAI dari Solo jeng Ting
DeleteAlhamdulillah, kangennya sama Yessy terobati.....
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien, sehat selalu....
Sehat selalu Prim
DeleteMatursuwun mb Tien... MCYT 29 sdh tayang menypa penggemarnya...
ReplyDeleteSmg mb Tien sehat all dan sll swhat...
Salam ADUHAI sll....
Salam ADUHAI Yangtie
DeleteSuni lucu juga ya...
ReplyDeleteMenowel nowel kaki Yessyta terus...
Malah" dia berusaha jodoh"in Yessyta
dengan orang sekampungnya
Siapa lagi kalau bukan Gunawan
Emang Suni sayang sama Yessyta juga bapaknya.
Moga Yessyta bisa berjodoh dg Gunawan.
Btw Anto dah menyadari kesalahannya
Menikah lagi dg Indri adalah sebuah kesalahan.
Meski Anto dah berpisah dg Indri jangan sampai Yessyta kesengsem lagi sama Anto...
Sekarang rasain Indri yg lagi nangis bombay...baru sebentar kamu telah mendapatkan karma
Blm lagi nanti kalau dikluarkan dari kantor krn sdh pernah mendapat surat peringatan.
Ambyarrrr.....
Moga bunda Tien sll dianugrahi kesehatan
Salam aduhaii dari Bojonegoro.
Met malam Bunda.
ReplyDeleteMakasih MCYT 29 dah hadir.
Sehat selalu dan tetap semangat.
Salam ADUHAI....
Semangat dan ADUHAI mas Bambang
DeleteTrimakasih mbak Tien mcyt29nya...
ReplyDeleteSemoga mbak Tien selalu sehat..
Salam sehatdan aduhaii..ππ₯°⚘
Salam sehat dan ADUHAI jeng Maria
DeleteAlhamdulillah MCYT29 tayang dan benar2 ..AMBYAARRR rumah tangga Anto dan Indri.memang ADUHAI banget alur cerita yg ditulis Bu Tien. Semoga Bu Tien selalu tambah sehat dan bisa berkarya menghibur para penggemarnya...Aamiin YRA.πππππΌπΊ Kita tunggu kelanjutannya apa Gunawan segera mau melamar Yessy atau ada tokoh lain lagi yg muncul..πππ
ReplyDeleteAmbyar tapi ADUHAI sekali pak Indriyanto
DeleteTerima kasih bu Tien ..alhamdulillah MCYT 29 sdh hadir, tambah rame kali..
ReplyDeleteRame dan ADUHAI jeng Yanti
DeleteTerima kasih Mbak Tien , MCYT 29 sdh hadir n sdh dibaca ... seru deh .. ditunggu lanjutannya ... Smg sehat sll Mbak Tien ... Salam aduhai juga buat PCTK semua .
ReplyDeleteSalam ADUHAI jeng Enny
DeleteSuni hebat ... π
ReplyDeleteDia jaga agar Anto tidak punya #celah utk merayu Yessy ... dgn bijak dia bilang Pak Murti pesan agar tidak lama bezuk ke RS. Dan Yessy punya alasan utk pamit pd Bu Darso.π
Bu Tien, Salam sehat walafiat selalu semoga kita semua senantiasa dlm Lindungan & Keberkahan Allah SWT. Aamiin Allahumma Aamiinn. π
Aamiin pak Rusman.
DeleteADUHAI sekali
Alhmdulillah trm ksh bu tien... ceritanya Aduhai trs.... sebhat² bu tien dan keluarga... part berikutnya makin aduhai...
ReplyDeleteADUHAI juga pak Zimi
DeleteAlhamdulillah terima kasih bu Tien, sehat selalu…π
ReplyDeleteNW KG tuh apa.
DeleteADUHAI deh
Alhamdulillah..terima kasih Bu Tien,senantiasa sehat..Aamiin
ReplyDeleteSehat dan ADUHAI ibu Rini
DeleteMcyt 29. Aduhai Anto.....
ReplyDeleteMenyesal ...karena beristri lagi ...apalagi dengan Indri cewek matre.....sudah tak berguna lagi...
Yssyta yang terlalu baik dan pemaaf ...hati hati ..Anto bisa saja bersikap sangat memelas yang bisa meruntuhkan kelemahan Yessyta.
Salam sehat dan bahagia. Semangat mbak Tien dan terima kasih
Sesal kemudian ADUHAI ibu Imah
DeleteSelamat pgii mbak Tien.. Smgsht sll y.. Alhamdullilah sdh bs bc MCYT lgi.. Sysmp senyum sendiri bc nya.. Itubc kelakuan suni yg jawil2 kaki yessyta.. Indrirasain lu.. Kenacerai jg tuh dri anto baru nyadar anto.. Slmseroja dan aduhaai sll unk mbak Tien dri skbmiπ₯°π₯°
ReplyDeleteADUHAI Farida
DeleteKerinduan
ReplyDeleteAsyik, menjalani kesibukan keseharian terkesan rutin dan biasa biasa saja, kadang dibiarkan berlalu begitu saja, terselip pada rutin itu mungkin, tapi pernah sesekali terkesan; bahkan singgah di hati yang berharap.. hmm..
Kerinduan menginginkan seorang ibu mungkin, dengan segala pemikiran idealnya tentang yang ada di sekitar Sunny.
Sunny yang menjadikan dirinya seorang satpam, waskat hi hi..
Punya candidat yang terus mengawalnya agar berhasil, menempatkan diri juga sebagai pemandu sorak, hati orang siapa tahu..
Aku juga nggak tahu kelanjutannya, mungkin terlalu cepat menilai keadaan ada sedikit sok sibuk si candidat Sunny, angkuh..
CEO begitu loh.. biarlah berjalan apa adanya yang penting ada perkembangan kemajuan, gitu.. kata pemilik perperusahaan.
Sementara yang bermain hati, raihan hati yang kurang hati-hati apalagi hanya meraih mimpi harus ter-eleminasi.. oh getuk lindri.
Anto juga yang kakehan reko, ngotak-atik perkara ngumbul-umbul pengangen nyampar ngiwo-nengen, mbokne nganti kamitenggengen; oalah lee le sombong diomprong-omprong malah nemu bocah songong,
bingung ora kowe.
Bisane deleg-deleg karo dredeg, gage grayah-grayah sing wis pating slengkrah entuk gaman; ketok palu dok ..nuthuk talak.
Wis ngono pada ngabul-abul surak,sengit, apa angenmu sak karepmu, aku ya mung crigis thok.
Maturnuwun Bu Tien MCYT ingkang kaping sanga likur sampun kababar, matur nuwun sampun paring panglipur dateng para kanca pandemen cerbung ing kejora pagi.
Mugi Bu Tien tansah winantu karaharjan, bagya mulya sa brayat, rahayu rahayu sagung dumadi.
Matur nuwun mas Nanang. Jadi ingat Rinta Babaran. Mana dia yaa..
DeleteADUHAI
Salam ... ADUHAI ... kembali Bu Tien
DeleteYa Bu mudah mudahan ketemu, tak panggil dulu ..
Semakin seru....
ReplyDeleteYessyta gugat cerai Anto
Anto akan menceraikan Indri
Anto harus lebih fokus sama kesehatan ibunya
Alhamdulillah Anto sdh sadar akan kesalahan langkahnya selama ini ingin sekali mengayuh dua tiga pulau terlampahui. Celakanya perahunya bocor, shg semua keinginannya berantakan. Mungkin itu buah seseorang yg tamak tdk pernah bersyukur dan mensyukuri apa yg sdh diperoleh.
ReplyDeleteAlhamdulillah Suni selalu mengingatkan majikannya agar tdk terpengaruh sikap Anto yg pura pura baik.
Maturnuwun Bu Tien sdh menyajikan cerbung yg begitu apik, seru, mengharu biru perasaan kami sebagai pembaca setia, yg selalu menunggu lanjutan ceritanya. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, sehat wal afiat, bahagia bersama amancu. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dari Pondok Gede...
Aamiin Allahumma aamiin.
DeleteADUHAI pak Mashudi
Salam sehat selalu mbak Tien
ReplyDeleteSalam ADUHAI pak Sastra
DeleteAssalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteSehat wal'afiat semua ya bu Tien & para pembaca MCYT π
Alhamdulillah pagi2 sdh Baca MCYT 29,,matur nuwun bu Tien
Geregetan dg Indri,,,apakah akan sadar
Yuk Kita lihat episode berikutnya
Salam Aduhaaii bu Tien π€πΏππΏ
ADUHAI Mbah put
DeleteAlhamdulillah... Siiip..
ReplyDeleteTerima kasih bunda Tien, makin hr ceritanya makin asyik... Selalu bikin penasaran,... Maturnuwun bunda, karya cerbungnya selalu bagus2 dan ceritanya berbeda beda dr cerbung seblmnya.... ��
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien. Ceritanya semakin menarik dan selalu sy tunggu.
ReplyDeleteSalam sehat, sejahtera dan bahagia.
Terimakasih oma. ADUHAI
DeleteAssalamualaikum wrwb bu Tien, selamat pagi, sugeng makaryo.
ReplyDeleteSeneng bgt yg ditunggu2 tlh hadir, MCYT 29 jd pengobat rasa suntuk, matur nuwun.
Senengnya lg di epsd kali ini dikisahkan Anto sudah berubah menjadi baik, Indri mau di cerai, smg aja bs buat pelajaran shg ntinya bs mengubah kelakuan buruknya dan Yessy kayaknya ga akan terpengaruh dg perubahan Anto. Tolong ya Suni, terus terang aja klw yg mau kamu jodohkan dg Yessy adlh Gun, bilang jg Gun sangat mencintai Yessy.
Mg Yessy mempertimbangkan dan akhirnya menerima Gun.
Hehehe...ADUHAI senangnya hatikuh klw endingnya spt itu...πππ€
Pun ngaten mawon komen kulo bu Tien. Salam sehat, hangat, yg selalu ADUHAI...π
ADUHAI Yuka
ReplyDeleteBerbed dan ADUHAI Julitta
ReplyDeleteSuka
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteRinto mana yaaa.. apa kabar Rinto..
ReplyDeleteADUHAI deh
Berbeda..
ReplyDeleteAamiin jeng Wiwik
ReplyDeleteADUHAI
Trima kasih mcyt29 sdh hadir, semakin penasaran.. Salam kenal ibu Tien,maaf diem " nimbrung ikut baca cerbungnya.. Smoga panjenengan selalu sehat dn berkarya untuk mrnghibur orang banyak.. Salam aduhai..
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien..lur cerita di MYTC 29 seperti yg saya bayangkan. Yesyta tdk mau *theklek kecemplung kalen* dengan Anto karena sulut untuk mrmaafkan perselingkuhanygterjadi di depan mata, dan Anto tegas mau menceraikan Indri.. tepuk tangan untuk bu Tien. Semoga Anto mendapat istri pengganti yg sholehah.. bu Darso sehat dan bahagia, Suni dan Darman segera menikah. Nah yg terakhir Yesyta menerima cinta Gunawan..teman satu desa Suni..yang tidak Gundhul tapi menawan...aduhai
ReplyDeleteJd greget pingin baca lanjutannya, biar yessyta segera mendapat kebahagiaan
ReplyDeleteMakasih bu Tien. ditunggu nih lanjutannya semoga happy ending ya. salam
ReplyDelete