MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 28
(Tien Kumalasari)
“Oh, salah sambung? Dari tadi nggak ada telpon masuk ya?” tanya Anto sambil duduk dan wajahnya tampak lelah.
“Nggak ada tuh. “
Anto menghela napas panjang.
“Kamu dari mana sih mas?”
“Mencari ibu. Kemana ya, aku mencarinya kemana-mana, nggak ketemu.”
“Paling ke rumah tetangga,” kata Indri enteng.
“Tidak ada, hampir seluruh tetangga sudah aku datangi. Lagian ibu tidak pernah pergi ke rumah tetangga sampai lama. Kalau ke rumah bu Anis, agak lama, karena ibu suka sukali pada Mia, puterinya yang memang lucu. Tapi tadi tidak ada disana.”
“Ya sudah, ditunggu saja, paling nanti juga pulang. Masa iya akan pergi sampai menginap.”
Anto berdiri dan melangkah keluar lagi setelah mengambil ponselnya. Ia benar-benar gelisah, dan merasa kesal karena Indri seakan tak mempedulikannya.
“Kemana sih bu… “ keluhnya perlahan, sambil melangkah keluar lagi.
Indri tak peduli, ia rebahkan tubuhnya di kursi panjang, lalu tak lama kemudian terdengar dengkurnya yang halus. Ia tertidur sementara suaminya kebingungan mencari ibunya.
***
Yessyta sedang duduk ditemani Suni dan simbok di ruang tengah, sambil melihat acara televisi yang sedang menyiarkan sinetron. Simbok berkali-kali berkomentar ketika ditampilkan adegan yang simbok suka. Kadang dia tertawa, kadang mengomel memaki-maki tokoh jahat yang sedang melakukan aksinya. Yessyta diam saja. Biarpun duduk bersama-sama tapi Yessyta sama sekali tak melihat ke arah televisi. Ia teringat kata-kata ayahnya yang selalu berharap dia bisa bersatu dengan Gunawan dalam sebuah ikatan.
Memang sih, Yessyta tak lagi memikirkan Anto. Ia tahu rumah tangganya sudah sembilanpuluh sembilan persen usai. Tak ada yang harus disesalinya, karena dia telah melakukan hal yang terbaik untuk hidupnya. Tapi kemudian menikah dengan Gunawan? Yessyta tak pernah memikirkannya. Gunawan adalah laki-laki baik yang selalu melimdunginya. Ia tahu Gunawan sangat menyayangi dirinya, tapi karena dia menganggap dirinya adalah adiknya, dan dirinya juga menganggap Gunawan seperti kakaknya. Bisakah rasa sayang itu berubah?
“Buat ayah kamu senang,” itu kata dokter ketika dia mengantarkan ayahnya kontrol.
Kalau membuat bapak senang, maka aku harus mau menuruti kemauan bapak,” kata hati Yessyta.
Tiba-tiba ponsel Yessyta berdering.
“Dari rumah sakit?” gumam Yessyta yang kemudian membuka ponselnya sambil berjalan ke arah teras.
“Ya, saya sendiri. Iya, benarkah? Sudah diterima, dan sampai sekarang belum datang juga? Sudah sejak sore? Siapa yang menerima? Oh, isterinya? Apa katanya? Pak Anto sedang keluar? Tapi sampai sekarang belum datang juga? Bagaimana keadaan bu Darso? Drop? Apa maksudnya? Ya Tuhan, tolonglah dia. Hallo mbak.. tolong ya, lakukan yang terbaik untuk bu Darso. Saya akan mencoba menghubungi puteranya. Ya, saya yang bertanggung jawab. Baiklah, terimakasih.”
Yessyta menutup ponselnya. Heran mengapa Anto tidak segera datang ke rumah sakit. Sebenarnya Yessyta segan berbicara sama Anto, tapi ini menyangkut nyawa ibunya. Yessyta mengangkat ponselnya, memutar nomor Anto.
Cepat sekali Anto menerimanya. Ia berharap itu berita tentang ibunya.
“Mas Anto?”
“Kamu Yes.. ada apa?”
Yessy mendengar riuh lalu lintas jalanan, berarti Anto ada dijalan.
“Mas Anto sedang dijalan ya?”
“Ya, aku sedang…”
“Mau ke rumah sakit?”
“Ke rumah sakit? Apa maksudmu ?”
“Gimana sih mas, tadi dari rumah sakit menelpon mas, yang menerima isteri mas, jadi mas belum pulang. Lha.. kok ponsel sudah dibawa mas Anto?”
“Ini apa sih, aku bingung. Rumah sakit menelpon aku? Ada apa?”
“Bu Darso ada dirumah sakit, keadaannya buruk.”
“Apa? Ibu dirumah sakit? Aku mencari ibu sejak tadi nih.”
“Sejak tadi rumah sakit menelpon. Apa Indri tidak bilang sama mas?”
“Kurangajar dia. Baiklah, kirimkan alamatnya, aku lari ambil mobil dan segera kesana.”
Anto menutup ponselnya dengan tergesa-gesa. Yessyta mengelus dada dengan penuh prihatin.
“Berarti Indri tidak mengatakannya kepada suaminya bahwa ibunya ada di rumah sakit? Keterlaluan sekali dia,” omel Yessyta.
“Ada apa bu?” kata Suni mendekat karena mendengar Yessyta seperti marah-marah.
“Itu, isteri mas Anto, ditelpon dari rumah sakit bahwa bu Darso sakit, tapi tidak disampaikan. Sampai-sampai mas Anto kebingungan mencari ibunya kemana-mana.”
“Oh, perempuan itu tidak mengatakan pesan dari rumah sakit? Dasar orang gila. Ini masalah nyawa.”
“Ya Tuhan, kasihan bu Darso. Semoga dia terselamatkan.”
“Aamiin. Ibunya itu orang baik, anaknya yang kerasukan setan, dan setannya itu perempuan yang sekarang menjadi isterinya.”
“Kok ada, manusia semacam itu.”
Lalu Yessyta mengirimkan alamat rumah sakitnya.
***
Ketika mendengar deru mobil, Indri berlari keluar.
“Maaas.. mas.. mau kemana ?”
Tapi Anto tidak menjawab. Ia memundurkan mobilnya untuk keluar dari halaman.
Indri mengejarnya, dan menghadang ditengah pagar.
“Minggir !!” bentaknya,
“Mas, mau kemana ? Jawab dulu.”
Anto turun dengan kemarahan yang meluap-luap. Ia belum sempat memarahi isteri mudanya karena membohongi dirinya, dan sekarang mencari gara-gara, sementara dia harus segera sampai ke rumah sakit.
Didekatinya isterinya, ditariknya tangannya keras. Indri meronta, tapi tak kuasa melepaskannya. Anto melemparkannya ke arah kebun, membiarkan Indri kesakitan, lalu kembali masuk kedalam mobilnya dan memacunya secepat kilat.
“Aadduuh… tega sekali dia, lihat, wajahku luka, tanganku luka.. kakiku luka..” Indri merintih, lalu dengan tertatih berjalan ke dalam rumah. Ia mencari obat merah, tapi tak tahu letaknya dimana. Ia melihat ke arah kaca, dan hampir berteriak karena wajahnya penuh goresan luka. Rupanya wajahnya terbentur ke tanah ketika Anto melemparkannya.
“Gilaaaa… gilaaaa.. dia merusak wajahkuuuu !!” jeritnya penuh kemarahan.
“Nggak ada obat pula di rumah ini.”
Lalu dia mencari serbet, dicelupkannya ke air hangat dan dipergunakan untuk membersihkan lukanya.
***
Anto menubruk ibunya dan tersedu didadanya.
“Ibu.. maafkan Anto ibu.. maafkan Anto ya bu..”
Bu Darso membuka matanya, ada asupan oksigen menutupi hidung dan mulutnya dan beberapa selang terhubung ke tubuhnya.
“Anto tidak tahu bahwa ibu sakit. Ibu sakit apa ?”
Bu Darso tak menjawab. Anto terus menitikkan air mata.
“Anto yang membuat ibu sakit? Bu, Anto berjanji tak akan menyakiti ibu, Anto hanya akan melakukan apa yang disukai oleh ibu. Ibu sembuh ya.”
“Mas, sekarang mas harus menunggu diluar, ibu tidak boleh diganggu.”
“Sebenarnya ibu saya kenapa?”
“Tadi siang diantarkan orang kemari dalam keadaan pingsan. Jantungnya lemah, tekanan darahnya sangat rendah. Tapi sekarang sudah mulai membaik. Tolong tunggu diluar saja ya mas. Nanti kalau dokternya datang, mas boleh menemuinya.”
Anto melangkah keluar. Ia berfalan ke arah loket administrasi. Ia ingin menanyakan biaya yang harus dibayarnya, sebelum dokternya datang.
“Untuk sementara sudah ada uang titipan untuk perawatan ibu Darso. Belum ada laporan lagi.”
Anto tertegun.
“Siapa yang menitipkan sejumlah uang ?”
“Seorang wanita bernama Yessyta. Ia juga meninggalkan nomor ponselnya. Tampaknya dia mengenal ibu Darso.”
Mendengar hal itu Anto kemudian terduduk di kursi dan menangis sejadi-jadinya. Ia telah menyakiti Yessyta, tapi Yessyta telah menolong ibunya ketika tak seorangpun ada disekitarnya.
“Ampunilah aku, ampunilah aku Yess….” Rintih Anto sambil menutupi wajahnya.
Banyak orang bersedih ketika menunggui pasien yang sedang sakit, sehingga Anto yang menangis terguguk sama sekali tak menarik orang lain.
Anto kemudian menemui dokter, dan dokter mengatakan bahwa ibunya terkena serangan jantung.
“Beruntung segera ada yang membawa kemari, sehingga ibu anda bisa tertolong. Barangkali ibu anda sedang tertekan.”
“Tapi apakah ibu saya bisa tertolong?”
“Melihat kemajuannya, anda tak perlu terlalu khawatir, tapi ia harus dirawat. Kalau nanti keadaannya stabil, bisa langsung dipindahkan ke kamar inap.”
“Baiklah dokter, terimakasih banyak.”
Biarpun masih khawatir tapi dokter memberi harapan baik dan itu membuatnya lega.Ia tetap duduk disitu sambil menunggu perkembangan.
“Aku akan memesankan kamar terbaik untuk ibu. Aku akan menjual mobil itu untuk semua biaya ibu, aku tak ingin menyusahkan Yessyta, walau mobil itu juga pemberian Yessyta. Nanti aku akan bilang, gumamnya, lalu bilang kepada petugas bahwa dia minta kamar terbaik untuk ibunya kalau sudah diijinkan ke kamar inap nanti.
Sebenarnya dia ingin menelpon Yessyta untuk mengucapkan terimakasih, tapi karena hari telah malam, maka diurungkannya. Tapi ia berjanji akan menelponnya pagi nanti.
***
Bu Darso terjaga saat Anto berada didekatnya. Anto mencium tangannya lama sekali.
“Ibu, maafkan Anto ya.”
“Dimana aku?” tanyanya lirih.
“Ibu dirumah sakit.”
“Akhirnya aku di rumah sakit?”
“Sebenarnya ibu mau kemana?”
“Ibu memang mau ke rumah sakit.”
“Ibu memang mau ke rumah sakit? Jadi ibu merasakan sakit?”
“Badan ibu nggak enak, dada ibu sakit. Ibu naik angkot, tapi begitu turun, ibu merasa sangat pusing. Dunia seperti berputar, lalu ibu tak ingat apa-apa. Entah siapa yang membawa ibu kemari,” kata bu Darso pelan.
“Baiklah, ibu disini akan ditangani dengan baik, sampai ibu sembuh.”
“Mengapa kamarnya bagus sekali?”
“Tidak apa-apa, ibu harus merasa nyaman.”
“Ini.. mahal?”
“Sudahlah, ibu jangan memikirkan apa-apa, sekarang ibu istirahat ya, Anto akan pulang mengambil baju ganti ibu.”
“Dimana dia?”
“Dia.. siapa?”
“Perempuan itu?”
“Entahlah, Anto tidak mengerti, Anto kemari sendirian, begitu mendengar ibu di rumah sakit. Tapi ceritanya besok saja, ibu harus beristirahat ya. Sekarang Anto mau pulang dulu, tak akan lama, Anto akan segera kembali.”
Bu Darso mengangguk. Ia merasa sangat letih, lalu dia memejamkan matanya. Anto mencium tangannya, barulah dia meninggalkannya.
***
Hari hampir pagi ketika Anto sampai dirumah. Ia tak melihat Indri, tapi dia tak peduli. Ia sangat marah mengetahui Indri sangat tega kepada ibunya. Semua kekurangannya akan dia terima, karena memang itulah yang dipilihnya. Tapi ketika Indri tega kepada ibunya, satu-satunya orang tuanya yang harus dijaganya, maka Anto benar-benar sadar akan kesalahan langkahnya.
Sebelum kembali ke rumah sakit, Anto menelpon Yessy. Biasanya Yessy bangun sebelum subuh, dan dia ingin menelponnya sekarang saja.
“Hallo mas, ada apa?”
“Maaf Yessy, aku menelpon pagi-pagi.”
“Bu Darso baik-baik saja?” kata Yessy dengan berdebar, mengira Anto akan memberinya berita buruk.
“Syukurlah ibu baik-baik saja. Belum lama dipindahkan ke kamar inap, lalu aku tinggalkan untuk mengambil baju-baju ibu untuk ganti.”
“Oh, syukurlah. Senang aku mendengarnya.”
“Yessy, aku menelpon kamu pagi-pagi, untuk mengucapkan terimakasih. Kalau tidak ada kamu maka ibu tidak akan segera ditangani.”
“Oh, itu hanya kebetulan mas, waktu itu aku sedang mengantarkan bapak untuk kontrol, jadi jangan difikirkan.”
“Aku juga mau bilang, mobil itu akan aku jual untuk biaya perawatan ibu.”
“Iya mas, lakukan saja yang terbaik untuk ibu. Tidak apa-apa kalau mas mau menjualnya.”
“Terimakasih Yessy, sekaligus aku minta maaf atas semuanya. Aku sangat berdosa sama kamu.”
“Sudah, lupakan saja semuanya, tak ada gunanya diingat-ingat lagi.”
“Baiklah, tapi kamu memaafkan aku bukan?”
“Sudah aku maafkan sebelum kamu memintanya.”
“Terimakasih Yessyta. Aku ke rumah sakit dulu.”
“Ya mas, sampaikan salam aku untuk ibu.”
Ketika menutup ponselnya, Yessyta termenung sendirian. Mengapa tiba-tiba Anto menyadari kesalahannya? Sakitnya ibunya? Atau karena dirinya telah membayar sebagian biaya rumah sakit itu?
“Bu, minum untuk ibu.”
“Suni, ternyata kamu sudah bangun.”
“Saya sudah selesai shalat dan sudah menjerang air. Dan melihat ibu duduk disini, saya lalu membuatkan minum untuk ibu.”
“Terimakasih Suni, kamu baik sekali.”
“Ibu sedang sedih ?”
“Tidak, baru saja mas Anto menelpon.”
“Untuk apa?”
“Hanya mengucapkan terimakasih karena aku sudah membayar biaya rumah sakit ketika bu Darso baru saja masuk.”
“Ooh.”
“Dia juga minta maaf dan merasa bersalah sama aku.”
“Heran ya, mengapa tiba-tiba manusia seperti dia punya perkataan maaf?”
“Manusia bisa saja sadar akan kesalahannya.”
“Memang. Tapi saya khawatir, kata maaf itu nanti akan ada buntutnya.”
“Apa maksudmu Suni ?”
“Saya hanya khawatir saja bu.”
“Apa yang kamu khawatirkan ?”
“Ibu jangan sampai terkena rayuannya ya.”
Yessyta tertawa.
“Kamu ada-ada saja Suni. Dia kan tidak merayu aku.”
“Bisa saja nanti. Saya tahu hati ibu itu sangat baik. Tapi ibu harus ingat, ibu sudah disakiti, dan saya yang hanya mendengar saja merasa sakit.”
“Suni, sudahlah, ayo mana roti bakarnya, minumnya sudah hampir habis nih.”
***
Pagi itu Anto menyuapi ibunya dengan bubur yang disediakan oleh rumah sakit. Walau hanya beberapa suap, Anto senang ibunya mau makan.
Ketika dokter memeriksa keadaan bu Darso, dokter itu mengatakan bahwa keadaan bu Darso jauh lebih baik.
“Bapak harus menjaganya dengan baik. Dia harus minum obat secara rutin nanti setelahnya.”
“Baiklah dokter, apa yang terbaik untuk ibu saya, pasti akan saya jalankan.”
“Bagus, memang begitulah seharusnya seorang anak.”
Hari itu Anto pamit kepada ibunya karena harus pergi ke kantor. Tapi dia berjanji saat istirahat nanti akan kembali ke rumah sakit.
“Pergilah, jangan abaikan pekerjaan kamu.”
“Saya sudah bilang ke perawat agar menjaga ibu karena saya harus bekerja.”
“Ibu tidak apa-apa, sudah merasa lebih baik, juga sudah tidak merasa sesak napas.”
“Syukurlah bu. Anto sangat senang. Tapi Anto akan pulang dulu sebelum ke kantor. Harus mandi dan ganti baju.”
“Baiklah nak.”
Sepeninggal Anto, bu Darso bertanya-tanya. Mengapa tak ada perempuan yang sangat dibencinya. Anto juga sangat perhatian kepadanya.
“Semoga Anto sadar akan kesalahannya,” bisiknya penuh harap.
***
Anto sampai di rumah dan bergegas ke kamar mandi. Ia harus segera berangkat bekerja karena hari sudah mulai siang.
Ketika selesai berdandan, tiba-tiba dilihatnya Indri datang entah dari mana. Ada beberapa goresan diwajahnya bekas terjatuh tadi malam.
“Mas, kamu tega ya sama aku.”
Anto tak menjawab, ia meraih tas kerjanya dan bersiap keluar dari rumah.
“Mas, mengapa diam? Lihat, kamu membuat aku terluka. Mengapa kamu tega?”
“Kamu hanya luka sedikit, tapi ibuku sakit parah dan kamu tak peduli.” Kata Anto keras.
“Mengapa kamu bilang begitu?”
“Jangan banyak bertanya, aku sudah tahu kelakuan kamu, dan keburukan kamu yang paling parah ialah karena kamu tega kepada ibuku. Itu tak termaafkan.”
“Tak termaafkan? Apa maksudnya?”
“Aku akan menceraikan kamu.”
***
Besok lagi ya
Nih dia yg di tunggu udah nongol MCYT 28
ReplyDeleteMakin seru nih penisirin bingitz kita
ADUHAI
Mbk Iin juara 1 lagi...selamat ya mbk
DeleteAlhamdulillah
DeleteSalam sehat
Salam aduhai
Selamat malam,,,,, ❤️❤️❤️❤️❤️❤️
DeleteMaturnuwun mbak Tien sayang
DeleteSelalu kutunggu tunggu mbak Tien, tmn² grupe w a banyak yg antri menunggu tutuge...makasih ya mbak sehat² selalu. Aamiin. Ninik S Jogja
DeleteMatur nuwun mbk Tien
ReplyDelete_“Aku dengar tadi kamu bicara di telpon.”_
ReplyDelete_“Aalaaa.. biasa mas, orang salah sambung,” kata Indri yang kembali menyelonjorkan kakinya. (MCYT_27)_
Lambe Indri njaluk didulitna sambel trasi sing puedes ... ben marem.....
Matur nuwun bu Tien MCYT_28 sampun tayang.......
Salam ADUHAI dari mBandung.....
Suwun Bu Tien
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien-ku, mcyt-nya.
ReplyDeleteAduhai
ReplyDeleteSelamat tayang MCYT-28
ReplyDeleteBu Tien, semoga sehat selalu.
Salam *Aduhai*
Aduhai..tayang..
ReplyDeleteBegitu muncul sudah 5 comment
ReplyDeleteGpp...
Alhamdulillah ....
Yang ditunggu tunggu telah hadir,
Matur nuwun bu......
Mugi Bunda Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Salam ADUHAI
Aamiin....
Alhamdulillah MCYT 28 sdh tayang gasik
ReplyDeleteTrmksh mb Tien....
Salam ADUHAI smg sehat sll
Matur nuwun aduhai ibu
ReplyDeleteSemoga ibu Sehat selalu
Slhamdulillah bisa comment termasuk yg ke seuluh tumben nih biasaxa no 30 hehehe mcyt emang ditunggu adyiiiiiik tenan
ReplyDeleteAlhamdulillah ..MCYT 28 hadir.sehat u bu Tien ..Aamiin .pasti seruuuuu
DeleteTerimakasih ... buat Indri, smoga bisa mjd baik hati .. stlh kenal mbak Tien Kumalasari .. Salam Week end ADUHAI
ReplyDeleteAlhamdulillahmcyt28 sudah tayang...ctitanya makin seru...salam aduhai
ReplyDeleteAlhamdulillah aduhai MCYT 28 dah tayang. makasih Bun Tien dalam Seroja selalu.
ReplyDelete# salam seroja
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 28 sudah tayang
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Semogs selalu sehat dan aduhai
Alhamdulillah, yg dinanti akhirnya muncul juga....
ReplyDeleteMkasih Bu Tien.....sehat selalu, selalu aduhai....
Alhamdulilah sudah tayang...matur nuwun bu Tien..mugi sampun dangan..
ReplyDeleteSalam aduhai Tangsel
Setelah Anto menceraikan Indri, Anto akan berusaha mengais cintanya yang terserak.
ReplyDeleteMaturswn bu Tien
ReplyDeleteTerimakasih Bu Tien MCYT yang ke dua puluh delapan sudah tayang.
ReplyDeleteSehat sehat selalu doaku,
sejahtera bahagia bersama keluarga tercinta.
Semoga Mbak Tien sehat selalu. Ojo ngante Anto balen karo Yessita....
ReplyDeleteJangan disatukan lagi dong mbak, si Anto sama Yessyta...
ReplyDeleteAlhamdulilah.. yg ditunggu sdh tayang..
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien.. Kebaikan yg tulus dari seorang yessita mampu menyadarkan org yg bersifat buruk spt anto. Pesan perilaku yg mulia..
Salam sehat selalu & salam aduhai utk bunda Tien yg tercinta..
Untunglah Bu Darso selamat, walau harus menginap di Rumah Sakit.
ReplyDeleteKalo Anto menceraikan istrinya, apa mau balik ke Yessi? Apa kata pak Murti nanti, sejak dulu sudah tidak suka kepada Anto.
Yang terbaik tetap ditangan ahlinya, jadi kita tunggu saja episode berikutnya.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.
Alhamdulillah MCYT 28 sdh tayang, matursuwun bu Tien
ReplyDeleteAduhai...salam sehat sll dr bekasi timur
Alhamdulillah MCYT 28 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu
Salam ADUHAI dari Bekasi
Alhamdulillah MCYT28 terbit..dan terjadi huru hara di rumah tangga Anto dan Indri...Bu Darso masuk rumah sakit dan hampir kolaps kalau tidak tertolong oleh Yessyta...wah makin aduhai ceritanya.
ReplyDeleteSalam sehat selalu kagem Bu Tien semoga tetap dapat selalu berkarya yang ADUHAI..👍👍👍🙏🙏🙏🌺🌼🌺
Alhamdulillah,terima kasih Bu Tien.. salam sehat dari Kediri.
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien, ep 28 dah tayang. Smoga sehat selalu Mbak. Salam Aduhai dari Semarang.
ReplyDeleteKlo endingnya dibuat :
ReplyDeleteGunawan jadi sama Indri, Anto sama Suni, Darman sama Yessyta dan Bu Darso dikawin sama Pak Murti...kira2 Solo digruduk sama penggemar MCYT yg demo ke rumah B Tien kali yaa....😂😂😂😂
Okay....
Salam sehat dari Rewwin 🌿
Nggruduke ya ke rewin sda, krn yg usul mas agus
DeleteFotone pasangen opoo cak..ben ketok gantenge..👍👍
DeletePenasaran nih...gimana selanjutnya..??
ReplyDeleteMakasih mba Tien. Salam hangat selalu
Alhamdulillah MCYT 28 sdh hadir. Semakin seru.Trm ksh Bunda Tien ttp semangat menghibur kita2 ya, smg tambah sehat dan salam ADUHAI
ReplyDeletePuji Tuhan ibu Tien merasa sehat walau akibat cedera kaki blm tuntas betul,tapi tetap semangat dan MCYT 28 tersaji bagi kami penggandrungnya.
ReplyDeleteYessyta sdh biasa mampu berbuat kasih melampaui kebiasaan orang pd umumnya. Anto sdh menyesal dan mohon maaf kpd ibunya maupun Yessy. Semoga bu Darso segera sembuh.
Monggo ibu Tien dilanjut aja, kami menunggu dgn penasaran. Matur nuwun berkah Dalem. Salam ADUHAI
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna ,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Wahhh ... Anto berbalik 90 derajat, moga2 apa yg di khawatirkan Suni tidak jadi kenyataan.😏
ReplyDelete... ikut was2 nih ...😊
Salam sehat walafiat selalu utk Bu Tien Kumalasari.👍
Ingat cerbung MASIH ADA YG TERSISA...
ReplyDeleteYessy nikah sama Gunawan, Suni-Darman.
Anto cerai sama Indri. Mungkin muncul tokoh baru Anto kenal perawat RS dan berjodoh.
mudah mudahan seperti itu..... he
DeleteHehee...ADUHAI Yustinhar
DeleteAlhamdulillah MCYT~28 telah hadir.. maturnuwun dan salam sehat kagem Bu Tien..🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah, mesti bersabar krn nesok libur. Salam sehat. Salam aduhai
ReplyDeleteMcyt 28.
ReplyDeleteSakit hati Anto atas perlakuan Indri kepada ibunya.... tak bisa dimaafkan Anto. Aduhai Anto mau menceraikan Indri.
Salam sehat dan bahagia, terima kasih mbak Tien
Rasain kamu Indri.. bakal dicetaikan sama Anto. Smoga Anto benar2 berubah menjadi baik. Tapi biarlah Yessita bersatu dengan Gunawan utk hidup lebih bahagia. Semoga semua akan berakhir dengan baik.
ReplyDeleteSemoga Mbak Tien selalu sehat dan bahagia bersama keluarga tercinta. Salam Aduhai selalu.
Matur nuwun.... Mbak tien, MCYT 28 semakin Aduhai... Salam Aduhai
ReplyDeleteWhooo Anto sadar atas kesalahannya,syukurlah...
ReplyDeleteBiarpun Indri dah dicerai tapi jangan sampai Yessyta jatuh ke pelukan Anto lagi.
Anto dah terlalu dlm menyakitimu Yess...
Mantan biarlah mantan
Yang terbaik tetep Gunawan....
Aduhaii...
Trimakasih bunda Tien episode ke 28 nya
Salam hangat dari Bojonegoro.
Matur nuwun bu Tien...
ReplyDeleteSalam sehat...
Wis mantap ceraikan saja klau tak ada guna 🙈😂 suwun bu tien🙏🙏🙏
ReplyDeletePuji Tuhan walau mbak Tien msh dal pemulihan, tp sllu berkarya menghibur kita dg datangnya MCYT 28.
ReplyDeleteAdakah dalam dunia nyata orng spt itu ya mb. Tien? Gak punya hati dan rasa.
Aduhai mb. Tien, salam sehat selalu.🙏
Alhamdulillah MCYT Eps 28 sudah tayang, terimakasih banyak mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Terimakasih bude jam segini bangun dah bisa baca lanjutanny.. tetap sehat n semangatt bude salam aduhai💐
ReplyDeleteSlmt pagiii mba Tien.. Smgsht sll y.. Mksih cerbung MCYT 28..sayang Anto baru sadar setlah ibunya msuk rs.. Siapa isyrinya itu.. Ditgu sj crita sambungannya bgmn anto mengambil sikap pd indri.. Smgyessyta jgn terayu lgi oleh anto.. Slmseroja dan tetap aduhaaii unk mba Tien.. 🥰🥰
ReplyDeleteMaturnuwun ibu Tien, tetaplah sehat dan bahagia bersama klrg tercinta
ReplyDeleteSelalu penasaran dgn kelanjutan critanya.,selamat berakhir pekan
Assalamualaikum wrwb bu Tien, selamat pagi...
ReplyDeleteMakasih dg MCYT 28 nya, setia menanti lanjutannya walau hrs nunggu smpai lusa.
Ternyata sakitnya bu Darso membuat Anto tersadar atas segala kelakuannya buruknya selama ini...smg hal itu ga mempengaruhi Yessy. Tetap Yessy cerai dg Anto dan menerima Gun, Anto cerai dg Indri( hehehe...biar tau rasa dy) dan unt sementara fokus ngerawat ibunya dulu...? Semoga mekaten njih bu Tien🤭🤭🤭 ADUHAI kok penasaran gmn nti endingnya...
Salam sehat,hangat, dan ADUHAI selalu 🙏
Alhamdulillah...
ReplyDeleteMtur nuwun bun...
Mugi2 tansah pinaringan wilujeng sedoyonipun.....
Matur nuwun bunda Tien, MCYT 28 telah hadir..🙏
ReplyDeleteSalam subuh..
tetap ADUHAI njih bun...
Matur nuwun mbk Tien, salan aduhai dan sayang selalu
ReplyDeleteMatur nuwun mbk Tien, sehat selalu mjih
ReplyDeleteTerrima kasih mba Tien.... sehat sehat trs..... MCYT nya makin luar biasa.....
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien ... sy baru baca MCYT 28 nih , semalam ketiduran ... Salam sehat & Aduhai Mbak Tien .
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteBarakallahu fikum
Terima kasih bu tien sudah menyajikan sarapan pagi untuk hari ini
Semoga bu tien n keluarga sehat2 n selalu dlm lindungan Allah SWT
Salam aduhai selalu
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteAlhamdulillah Mcyt 28 sdh dibaca, terima kasih sekali bu Tien ,di ahad ditayangkan,, biasanya penasaran Ada apa tidak ,,,🙏🙏🙏
Anto akhir nya menyesali perbuatan nya,, ternyata ibunya yg utama yg disayangi,,so sweet n Aduhaaii banget
Salam sehat wal'afiat semua & Salam ADUHAAII bu Tien yg sangat baik 🤗🌿🌼🌿💖
Terima kasih banyak mbak Tien cerbung nya. Semoga mbak Tien sehat² saja, sdh pulih pasca operasi. Salam sejahtera utk mbak Tien dan keluarga.
ReplyDeletePak murti benci anto, bu darso benci indri, kedua mertua sama² membenci mantunya. Aduhai. Gimana akhirnya yah? Gimana kl pak murti jadian Sama bu darso? Aneh kali yah!?.
ReplyDeleteIndri akan di ceraikan,akankah Yessita mau berbalikkan lagi dengan Anto?Saya sangat tidak setuju.Kalau ya bagaimana dengan pak Murti dan Gunawan?Aduhai mbak Tien yg sudah pasti tahu jawabannya.Tks mbak Tien salam Aduhai....
ReplyDeleteMaturnuwun mbak Tien...
ReplyDeleteMakin seruuu ceritanya...
Kita tunggu kelanjutannya...
Salam aduhaiii
Matur suwun bunda, semakin menarik dan membuat penasaran...kita tunggu pilihan anto, pilih ibunya atau indri yg resek..monggo bunda kami selalu sabar menunggu lanjutan ceritanya yg semakin apik dan Aduhai
ReplyDeleteSemoga selalu sehat penuh berkat, dan selalu Aduhai...
Sehat penuh berkat jeng Lina
DeleteADUHAI
DeleteAnto akan menceraikan Indri, senang dgn sikap Anto yg tegas, tapi Anto di gugat cerai oleh Yessyta. Jadi Anto kembali jadi jomblo atau malah merayu Yessy.. Kami tunggu saja lanjutan ceritanya yg semakin menarik dan membuat penasaran.. Maturnuwun Bu Tien, semoga Bu Tien dikaruniai kesehatan seperti sediakala. Aamiin Yaa Robbal'alamiin...Salam sehat dan tetap semangat dari Pondok Gede..
ReplyDeleteAlhamdulillah Anto mulai sadar kalau. Indri bukan istri yang baik bagjnya dan bukan menantu yang baik bagi bu Darso. Yessyta yang cantik, pintar, kaya dan baik hati disia siakan..semoga Yossyta tetap pada keputusan cerai dan berbahagia dengan Gunawan..aduhai deh
ReplyDeleteADUHAI deh Noor
DeleteBiarpun telat koment yg penting Alhamdulilah sdh mengikuti MCYT semalam 7/8 cerita MCYT 28 dan baru saja bisa finish yg 1/8 nya.
ReplyDeleteAnto sadar akan kesalahan besar yg telah membohongi Ibunya dg menghabur2kan uang untuk membangun rumah dari Yesy dan selingkuh dari Yesy hanya demi Indri sang penggoda.
Saatnya Indri menerima karma dari Anto yg sdh diusik dg tdk menghargai dan menghormati Ibunya belum yg suka menuntut ini itu. Ayo Anto beri pelajaran pada pelakor. Jangan sampai tangan suci Yesy kotor untuk membalas dendam.
Matur nuwun Bunda, semoga selalu sehat wal'afiat dan salam bahagia n ADUHAI selalu.
ADUHAI ibu Rochmah
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTrimakasih mbak Tien mcyt28nya..
ReplyDeleteBaru sempat baca..
Semoga proses perceraian yessyta & anto segra beres sblm anto menceraikan indri..hbs kelakuannya sangaat tak termaafkan..😡😡
Maaf mbak Tien jd ikut esmosis..hehe..
Salam sehat dan aduhai..🙏🥰⚘
Met pagi Bunda semoga selalu sehat dan tetap semangat dalam berkarya, Sukses selalu buat Bunda.
ReplyDeleteSalam hormat buat mas Dayat
Sami2 mas Bambang. Semoga mas Lukito segera sembuh. Aamiin.
DeleteADUHAI
Lah kemaren udah comment kok bisa hilang ya
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Coba masukan nama lagi
ReplyDeleteKok ndak bisa ya
ReplyDeleteAamiin pak Mashudi.
ReplyDeleteADUHAI deh
Hai Aduh INDRI..DO NRIMO nggeh Ning Tien
ReplyDeleteAlamat semoga Sehat walafiat selalu mbak Tien
ReplyDeleteSalam kenal dari Semarang, bunda Tien..salam sehat sllu🙏🙏
ReplyDeleteGimana kenalnya
DeleteNamanya masih UNKNOWN ?
Mau nulis nama gimana caranya ya..
ReplyDeleteKlik tulisan UNKNOWN,berikut klik edit profil,Isi profilnya,Kemudian klik simpan
DeleteSelamat mencoba
Alhamdulillah..crita nya makin seru...makin ditunggu...salam aduhai
ReplyDeleteIya ndak bisa masukan Nana lagi
ReplyDelete