Friday, June 18, 2021

MENGAAIS CINTA YANG TERSERAK 27

 

MENGAIS CINTA YANG TERSERAK  27

(Tien Kumalasari)

 

Yessyta terkejut, ia melihat ke sekeliling, tak tampak orang yang dikenalnya. Dan tak tampak seseorang yang mengantarkan bu Darso. Yessyta mendekat sebelum brankar itu masuk ke ruang UGD. Bu Darso tampak memejamkan mata. Lalu pintu UGD ditutup. Yessyta menunggu diluar, barangkali ada yang bisa menjawab pertanyaannya. Ketika pendorong brankar itu keluar, Yessyta menghentikannya.

“Maaf mas, yang itu tadi siapa?”

“Entahlah, seseorang menemukannya pingsan di pinggir jalan.”

“Pingsan dipinggir jalan? Dimana?”

“Tidak jauh dari sini, makanya kemudian dibawa kesini. Ibu itu juga tak membawa identiras apapun. Nggak tahu nanti bagaimana, soalnya kan harus ada yang bertanggung jawab.”

“Saya mengenal wanita itu, biar saya yang bertanggung jawab.”

“Kalau begitu ibu harus mencatatkannya di loket itu.”

Yessyta bergegas, ia mengatakan siapa namanya, dan dirinya serta alamat lengkap, dan meninggalkan sejumlah uang.

“Ini nomor telpon saya, kalau ada apa-apa atau kekurangannya, tolong hubungi saya.”

“Baiklah bu, terimakasih.”

Lalu Yessyta bergegas menemui ayahnya kembali, yang sudah tampak menoleh kesana kemari dengan bingung.

“Bapak..”

“Llaam..ma sekali, adda..apa?”

“Itu, Yessyta melihat bu Darso didorong masuk ke UGD. Katanya ditemukan pingsan di jalan.”

“Appa..yang..kk..kamu lak..kukan ?”

“Kalau tidak ada yang bertanggung jawab mungkin tidak segera ditangani, Yessyta takut bu Darso kenapa-kenapa, lalu saya mengatakan bahwa saya yang bertanggung jawab.”

“Sssi..apa dd..dd..dia?”

“Itu, ibunya mas Anto.”

“Oooh…”

“Apakah salah kalau saya menolongnya?”

“No.. no.. kk..kamu benar..” kata pak Murti sambil mengacungkan ibu jarinya.

Yessyta tersenyum, lalu mendorong bapaknya ke arah parkiran, dan membantunya naik ke atas mobil.

“Aap..pa yang terjj..jadi ?”

“Entahlah, beberapa hari yang lalu dia datang sambil menangis.”

“Kk..kenapa?”

“Minta maaf atas kelakuan anaknya..”

“Kaasi...han..”

“Mungkin karena tertekan, lalu jatuh sakit. Belum tahu mau kemana dia dan kenapa sampai pingsan di jalan.”

“Hub..bungi.. anaknya..”

Yessyta diam, segan sebenarnya berbicara dengan Anto.Tapi kalau tidak menghubungi, pasti juga salah.

“Kka..mu boleh.. bbantu.. ttapi.. kelluarganya harus tahu..”

“Saya akan menghubungi rumah sakit saja, dan mengatakan agar mereka menghubungi keluarganya.”

Lalu Yessyta menelpon rumah sakit dan memberikan nomor kontak Anto. Tadi karena tergesa-gesa lupa mengatakannya.

Pak Murti mengangguk-angguk.

***

“Kok sepi..?” gumam Gunawan ketika datang ke rumah pak Murti siang itu.

Suni yang kebetulan mau keluar, terkejut melihat Gunawan.

“Lho mas, katanya keluar kota.”

“Diundur besok. Pada kemana ? Bapak juga pergi?”

“Bu Yessy mengantar bapak kontrol ke rumah sakit.”

“Oh iya, aku lupa. Kok Yessy nggak kasih tahu aku ya.”

“Mungkin karena dikira mas Gunawan keluar kota. Kemarin bilang begitu.”

“Harusnya ya, tapi kebetulan diundur. Sudah lama perginya?”

“Sudah dari pagi.”

“Ya sudah, aku menunggu disini saja,” kata Gunawan sambil duduk di teras.

“Apa kabarnya kampung? Kamu balik kapan?”

“Sudah dua hari mas.”

“Darman mengabari aku, katanya sudah melamar kamu.”

Suni tersenyum, tersipu.

“Iya mas.. Sebentar, aku buatkan minuman dulu ya,” kata Suni sambil beranjak ke belakang.

Ketika keluar dia sudah membawa segelas jus jeruk yang segar.

“Silahkan diminum mas,” kata Suni sambil duduk didepan Gunawan.

“Terimakasih Suni.”

“Mas, ini kebetulan kan bu Yessy nggak ada dirumah, aku mau nanya sih.”

“Nanya apa? Kayak wartawan saja kamu ini.”

“Nanya sedikit kok. Gini lhoh. Dulu kan kamu pernah bilang sama aku, bahwa kamu mencintai seseorang. Siapa sih ? Aku pernah nanya ke bu Yessy, katanya juga nggak pernah mendengar berita kamu pacaran.”

Gunawan tertawa keras.

“Ada apa kamu nanya-nanya?”

“Apa dulu kamu bilang begitu hanya karena ingin menghindari aku?” tanya Suni terus terang.

“Tidak, bukan begitu.”

“Berarti benar, kamu tidak bohong?”

“Ya, aku tidak bohong, memang aku mencintai seseorang.”

“Boleh dong aku dikenalin..”

Gunawan tertawa lagi, lebih keras.

“Iih, cuma ditanya saja, malah ngetawain aku.”

“Untuk apa sih kamu nanya soal itu?”

“Baiklah, kalau nggak mau mengaku, biar aku tebak, apa dia bu Yessy..?”

Gunawan membulatkan matanya.

“Iya bukan ? Jawab terus terang. Ini mumpung bu Yessy belum pulang, jadi kalau ya, kamu nggak perlu malu.”

Gunawan mendongakkan kepalanya, menatap langit-langit. Ia tak mengira Suni bisa menebaknya dengan tepat.

“Heii.. “  kata Suni sambil menepuk meja. Gunawan menatapnya.

“Tampaknya aku benar nih.”

“Mengapa kamu mengira bahwa aku mencintai dia?”

“Aku tuh bukan anak kecil lagi mas, aku tahu lah, bagaimana cara kamu menatap bu Yessy. Itu bukan tatapan biasa.”

“Tatapan luar biasa ya?”

“Jelas itu luar biasa. Tapi aku suka. Kamu bisa mendapatkan wanita secantik dan sebaik bu Yessy. Dan aku juga suka kalau bu Yessy mendapatkan suami sebaik kamu.”

“Dan seganteng aku?”

“Iya lah, siapa bilang kamu cantik?”

Gunawan tertawa.

“Jadi benar kan dugaanku ?”

“Baiklah, itu benar. Tapi ini hanya untuk kamu ya, belum saatnya Yessy tahu, karena proses perceraian sedang berjalan, jadi jangan sampai ada orang mengira bahwa aku mengharapkan Yessyta bercerai karena aku suka sama dia.”

“Iya aku tahu, dan yang penting aku suka mendengar ini.”

“Terimakasih Suni. Aku tidak mengira kamu menjadi gadis yang se dewasa ini.”

“Iih.. memang aku kan sudah dewasa?”

“Cara berpikir kamu jauh berbeda dengan beberapa bulan yang lalu. Dulu kamu selalu melakukan hal yang semau kamu, tapi sekarang kamu sudah bisa membedakan mana yang buruk dan mana yang baik.”

“Pengalaman adalah guru yang terbaik mas.”

“Hebaat.. Itu betul..”

“Hmh.. ya sudah, aku mau kebelakang dulu. Tuh.. mbak Yessy sama bapak sudah pulang.”

***

“Katanya mau ke luar kota..” kata Yessyta ketika Gunawan membantu pak Murti turun dari mobil.

“Diundur besok. Makanya aku bisa kesini. Kamu nggak ngingetin aku kalau bapak mau kontrol hari ini.”

“Ya enggak, tahunya kan mas keluar kota mengurus proyek baru itu. Mas nggak bilang kalau diundur sih.”

“Aku lupa jadualnya bapak kontrol. Maaf ya bapak.”

“Gaak..papa… baguus.. baguss..”

Setelah mengganti baju pak Murti.. Yessyta segera menemui Gunawan, yang rupanya sedang bertelpon dengan seseorang.

“Benar, apa berkasnya ada yang kurang ? Oh, baiklah. Ada.. ada semua, ya.. itu alamat dimana dia bekerja. Oke kalau semuanya cukup. Ya.. terimakasih banyak..”

Yessyta duduk didepan Gunawan, menunggu sampai Gunawan selesai bicara.

“Bagaimana hasil kontrol bapak tadi?” tanya Gunawan setelahnya.

“Baik, obat diterusin, dan bapak harus selalu gembira.”

“Sukurlah. Senang mendengarnya. Oh ya, itu tadi telpon dari pengacara kita. Semua berkas sudah masuk, proses akan terus berjalan. Surat panggilan untuk Anto katanya sudah dikirimkan.”

“Ya mas, semoga segera  selesai.”

“Semoga secepatnya, sehingga kamu bisa lebih tenang.”

“Oh ya mas, tadi dirumah sakit aku melihat bu Darso.”

“Sakit?”

“Iya lah, tapi aku belum tahu, kan aku sedang mengantar bapak, jadi tidak bisa berlama-lama disana. Kata petugas rumah sakit, bu Darso ditemukan pingsan dijalan, dekat rumah sakit, dan orang-orang mengantarnya.”

“Apa Anto sudah tahu ?”

“Aku sudah menghubungi rumah sakit lagi, supaya mereka menghubungi mas Anto, aku sudah memberikan nomor telponnya.”

“Baguslah, kalau anaknya sudah tahu. Tapi sakit apa ya kira-kira, mengapa sampai pingsan dipinggir jalan?”

“Entahlah mas. Mungkinkah karena sedih memikirkan anaknya?”

“Kasihan benar. Barangkali bu Darso tidak mengira akan ada kejadian seperti itu.”

“Apalagi mas Anto mengajak Indri tinggal dirumah ibunya, sementara ibunya sangat tidak suka sama dia.”

“Itulah, perasaan hati yang berat memang bisa menimbulkan penyakit.”

“Semoga ibunya baik-baik saja.”

“Iya, kasihan sekali.”

“Itu sama dengan bapak. Dokter tadi berpesan, agar bapak selalu merasa senang, jangan membuat sedih dan kecewa.”

“Bapak sudah kelihatan senang, sejak kamu sering tinggal disini, dan melihat kamu akan hidup tenang.”

“Iya mas, bapak satu-satunya milik aku, aku janji tak akan pernah membuatnya kecewa, apalagi sedih."

“Bagus, kamu memang anak baik dan berbakti.”

“Itu kewajiban seorang anak bukan ?”

“Iya, benar.”

“Aku ke belakang dulu, melihat simbok sama Suni tadi masak apa, nanti mas makan siang disini saja kan ?”

***

“Surat apa itu mas, kata Indri ketika melihat Anto sedang membuka amplop berwarna coklat.

Mereka sudah berada dirumah sore itu.

Anto menghela napas panjang. Ada sendu diwajahnya.

“Surat apa? Coba aku lihat!” kata Indri yang ingin merebut surat itu. Tapi Anto menepiskan tangan Indri.

“Ini surat dari pengadilan agama.”

“Apa isinya?”

“Yessyta menggugat cerai.”

“Ah. Syukurlah, bagi kita dia sekarang sudah nggak ada gunanya. Kok kamu kelihatan sedih begitu? Katanya kamu nggak cinta sama dia?”

Anto tak menjawab. Cintakah dia pada Yessyta? Dibandingkan dengan Indri, Yessyta  lebih pantas menjadi isterinya. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Dia sudah merusak mahligai indah yang harusnya dibangun bersama-sama dengan adonan cinta yang murni dan tulus. Mahligai itu sudah runtuh, rata dengan tanah.

“Kok diam? Kamu masih cinta kan?”

Anto tak menjawab, dia berjalan kearah belakang, karena sejak tadi tak melihat ibunya. Ia menjenguk ke kamarna, kosong, ke dapur, nggak ada, kamar mandi juga tak ada.

“Ngapain sih mas, kok mondar mandir begitu ?”

“Aku mencari ibu, dari tadi kok nggak kelihatan ya. Sejak kita pulang, dan sudah selesai mandi, aku tak melihat ibu. Aku cari dimana-mana nggak ada.”

“Ibumu bukan anak kecil, ya nggak mungkin hilang lah mas,” kata Indri sambil menyelonjorkan kakinya di kursi.

Anto berjalan keluar, barangkali ibunya sedang ke warung. Tapi di warung juga nggak ada. Lalu Anto mencari ke rumah tetangga, barangkali ibunya sedang berbincang dengan tetangganya.

“Mungkin ke rumah bu Anis..” kata Anto sambil berjalan ke arah rumah bu Anis, yang jaraknya kira-kira duaratusan meter. Biasanya ibunya sering ke sana, karena ada anaknya bu Anis yang masih kecil, dan  ibunya suka bermain dengan si kecil.

“Lho, ada mas Anto,” teriak bu Anis ketika melihat Anto.

“Selamat sore bu.”

“Sore mas Anto.. silahkan masuk.”

“Ibu ada disini kan?”

“Ibu? Maksudnya bu Darso? Tidak tuh, seharian ini tidak kemari. Biasanya bermain dengan Mia sampai sore.”

“Tidak kemari ?”

“Tidak, apa ibu tidak pamit, mau pergi kemana ?”

“Tidak bu, itu sebabnya saya mencari.”

“O, mungkin ke rumah mbah Semi, biasanya ibu suka pijit disana.”

“Oh iya, mbah Semi ya. Baiklah bu, terimakasih.”

Anto kemudian berjalan ke rumah mbah  Semi, yang tak jauh dari rumah bu Anis. Tapi disana Anto mendapat jawaban yang sama.

“Sudah seminggu ini bu Darso tidak minta pijit nak.”

Lalu Anto kembali menuju rumah. Entah mengapa hati Anto terasa tidak enak.

“Apa yang terjadi dengan ibu ?”

Anto terus melangkah, bukannya pulang kerumah tapi terus berjalan tak tentu arah, barangkali akan melihat ibunya di suatu tempat.

“Ibu kemana bu, perasaanku kok jadi nggak enak seperti ini..?”                 

Sementara itu Indri sangat kesal karena Anto lama sekali perginya.

“Kemana sih mas Anto, mana dari tadi telponnya berdering terus. Ogah aku mengangkatnya. Bukan urusan aku. Lebih baik aku mencari makanan ke belakang, mumpung ibu sedang tidak ada.

Lalu Indri berjalan kebelakang, mendekati meja makan, dan melihat beberapa potong tahu goreng disitu. Indri duduk dan mencomot makanan itu seenaknya.

“Hm, lumayan ada makanan, nggak apa-apa, biarpun tahu juga,” katanya sambil mencomotnya lagi dan hanya menyisakan sepotong di piringnya.

Lalu Indri membuka lemari es, melihat ada sirup di botol, dia menuangnya, dan kemudian menikmatinya diruang tengah.

“Kemana sih, lama sekali. Ikut ngobrol bersama para tetangga barangkali.”

Lalu Indri kembali menyelonjorkan kakinya, dan menyandarkan kepalanya, kemudian memejamkan matanya.

Tiba-tiba Indri mendengar lagi ponsel Anto berdering.

“Huh, nyebelin .. dari tadi berdering melulu. Biar aku matikan saja.”

Lalu Indri meraih ponsel itu, bermaksud mematikannya. Tapi kemudian terbaca olehnya si penelpon adalah dari sebuah rumah sakit.

“Rumah sakit? Mas Anto barangkali kecelakaan.”

Lalu Indri mengangkat ponselnya.

“Ya, benar, saya nyonya Anto, ada apa dengan suami saya? Oh, mencari suami saya? Dia sedang keluar, ada apa ya? Apa? Ibu Darso.. sakit? Ya.. ya, baiklah, nanti saya sampaikan.” Lalu Indri menutup ponselnya, lalu menghapus nama-nama yang telah menelpon suaminya.

“Telpon dari siapa tadi?” tiba-tiba Anto sudah ada didepannya.

“Telpon?”

“Aku dengar tadi kamu bicara di telpon.”

“Aalaaa.. biasa mas, orang salah sambung,” kata Indri yang kembali menyelonjorkan kakinya.

***

Besok lagi ya.

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            

82 comments:

  1. Nah yg di tunggu2 MCYT 27 tayang

    Bgmn nih kelanjutannya bu Darso masuk ugd kok kbtln ketemu Yessyta

    Yuuk kita baca ajah bersama

    Mksh bunda Tien sehat selalu ADUHAI

    ReplyDelete
    Replies
    1. ADUHAIIIIII ...

      Terima kasih mbak Tien MCYT 27 sdh tayang.

      Salam kami dari Yogya.

      Delete
  2. Terimakasih bunda❤️dalam Aduhaaaai..

    ReplyDelete
  3. Suwun mbTien MCYT27 udah tayang...salam aduhai

    ReplyDelete
  4. Terima kasih Mbak Tien MCYT 27 sdh tayang ... Smg sehat sll ... Salam Aduhai .

    ReplyDelete
  5. Selamat malam jeng Tien ,,terima kasih sdh tayang MCYT 27,,sehat selalu yaaa

    ReplyDelete
  6. Selamat tayang MCYT-27
    Bu Tien, semoga sehat selalu.
    Salam *Aduhai*

    ReplyDelete
  7. Makasih Bunda alhamdulillah MCYT dah tayang.
    Met malam dan met istirahat Bunda.Jaga kesehatan.
    Salam ADUHAI....

    ReplyDelete
  8. Coba2 liat blog...ee...sdh tayang MCYT 27. Matur nuwun mb Tien...🙏
    Mb Tien memang aduhaiii...💞💞💞
    Smg selalu sehat nggih mb Tien 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  9. Terimakasih bunda Tien.. MCYT sdh tayang..
    Semoga bunda Tien sehat selalu dan salam aduhaaii..

    ReplyDelete
  10. Terima kasih bunda, sudah tayang.
    Semoga bunda selalu sehat. Aamiiin

    ReplyDelete
  11. terima kasih bunda .... semoga bunda sehat selalu, siip yesita bertindak bagus sekali.

    ReplyDelete
  12. Slmt mlm mbak Tien.. Alhamdullilah mcyt 27 sdh tayang.. Kebatulan ngintip.. Eesdh ada cerbungnya.. Yessytabnr2 berhati emas.. Baikke bu darso.. Tapiiii itu yg nmnya indri .. Pikaseubeleun.. Adatlp dri rumkit kok poselnya dihapusah tgu cerbung mcyt berikut nya.. Salamsehat dan aduhaai dri sukabumi y mba tien tetap semangat dlm berkarya..🥰🥰

    ReplyDelete
  13. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna ,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah ....
      Yang ditunggu tunggu telah hadir,
      Gasik......
      Matur nuwun bu......
      Mugi Bunda Tien tansah pinaringan sehat selalu.
      Salam ADUHAI
      Aamiin....

      Delete
    2. Matur nuwun mbak Tien MCYT 27 sudah tayang...
      Selamat beristirahat,smg semakin sehat,ADUHAI ..

      Oalaaah Indri masih sj sombong...

      Delete
    3. Trims bu tien. Smoga makin sehat. Sekedar koreksi. Tp gak ambil alih dr kakek habi.

      .., aku mau kebelakang dulu. Tuh.. mbak Yessy sama bapak sudah pulang.”

      'Mbak yessy mestinya 'bu yessy'. Tdk salah memang. Tp selama sy baca, suni menyebut yessy dgn 'bu'. Masak baru ngobrol dgn mas gunawan, trus jadi brubah nyebutnya. Maaf, bisa jd sy kliru.

      Delete
    4. Alhamdulillaah. Sae pisan. Smoga jg buat bu nani n pembaca kejora pagi

      Delete
    5. Alhamdulillah MCYT27 SDH tayang..matur suwun Bu Tien... Jiaan gemblung tenan itu Indri masak ada berita mertua sakit kok tidak disampaikan ke suaminya itu istri macam apa. Malah dibilang telp nyasar ...wah ambyaarrrr tenan si Anto punya istri modelnya begini. Salam sehat dan ADUHAI untuk Bu Tien semoga sehat selalu dan bahagia bersama keluarga tercinta.🙏🙏🙏👍👍👍🌺🌼🌺🌼

      Delete
    6. Selamat malam Bu Tien, terimakasih MCYT_27 sdh tayang, mohon maaf terlambat komen, kerena di RW-ku malam ini ada 10 org terdeteksi positif terpapar virus covid-19, semoga eargaku terselamatkan semuanya.

      Setor bahan koreksi ya, Bu;

      1. Ia menjenguk ke kamarna, kosong, ke dapur, nggak ada, kamar mandi juga tak ada.
      # Ia menjenguk ke kamarnya, kosong, ke dapur, nggak ada, kamar mandi juga tak ada.#

      Hebat .... bunda sdh mulai bisa konsentrasi penuh, terbukti hanya satu yang kutemukan sepanjang saya membaca episode 27 ini.

      Delete
    7. Indri menambah "perbendaharaan kebencian" terhadap dirinya....
      Biarkan.para pembaca tambah gemes....Marah... kecewa.. dan...penasaran tentunya. Bgmn kelanjuta Gunawan/Yessy dan SUNI/Darman.....

      Delete
  14. Matur nuwun mbak Tien-ku, mcyt-nya sudah tayang.
    Kankernya makin ganas, menggerogoti seluruh tubuh. Begitulah pelakor tidak tanggung-tanggung, semua dijahati. Oala Anto, Anto... istri macam apa itu. Tak dongakno diakhir cerita istrimu sengsara.
    Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.

    ReplyDelete
  15. Alhamdulilah MCYT 27 sudah terbit..matur nueunbu Tien.
    Mugi Ibu enggal dangan..
    Yessyta memang baik...membuat Anto makin membanding2kan dgn Indri dan menyesal...terlambat sudah
    Anto pusing..Ibu sakit, proses cerai, Indri suka bersenang2....makin aduhai..
    Salam dari Tangsel

    ReplyDelete
  16. Oalah mBok Darso dadi kedarang-darang, anak lanang malah ngopeni sarpakenaka kuku ireng sing dawa nggo njawil nyetipi telepon masuk, wis dadi ora ana mis call
    berbisa ternyata; bisanya ngehabisin uang sadja, mr Rudet ruwet angen angen; peteng dedet masa depan ngelus elus sarpakenaka, wees apa maneh sing di arep arep?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ngarep banda turahan saka alengka. Kanggo neruske mbangun omah mbok darso. Mekaten mas nanang :D

      Delete
    2. Detik detik proklamasi kemerdekaan getuk lindri, di stempel buta(raksasa) oleh mbok Darso.
      Pasti diburu-buru agar cepat keluar rumah sakit, alasan nggak ada dana.
      Menjenguk mbok Darso bersama Gunawan keceplosan bilang itu suami saya, wiw..
      Setelah beberapa hari ditelpon lagi pihak rumah sakit baru tahu kalau mbok Darso nginap di RS, edan tenan..
      benar benar ingin menguasai ya memang mr Rudet ahli waris nya, dan sudah barang tentu emang getuk lindri jian menarik hati, ada manis tentu nya juga kenyal kenyalnya gurih gurih nya, la ini yang bikin perih, yang bikin mabuk asmara tak terkendali, membuat angan melambung tinggi tak bisa kembali, begitu ingat jalan pulang setelah jadi tulang.
      Ngeri juga ya.. ngeluarin duri maksudnya, nggak tahu buat nusuk apa atawa siapa..
      Hebat yang tuwa tuwa keluar masuk rumah sakit, penyebab nya ulah Rudianto alias mr Rudet yang awalnya berhasil mempesona Cinderella yesita, menjadikan pilihan pertama dalam audisi kesayangan, yang ternyata tidak menyayangi, masih ada pilihan rupanya, kasihan yang sudah siap siap terima mandat bos besar, deg deg plas..ADUHAI ..

      Terimakasih Bu Tien MCYT yang ke dua puluh tujuh sudah tayang.
      Sehat sehat selalu doaku, sejahtera bahagia bersama keluarga tercinta..

      Delete
    3. Ternyata ada mas Danar, baru ngeeh aku.. ya itu malah berharap dapat membangun apartemen di alengka diraja malah, yang pernah dibakar hanoman
      he he he he

      Delete
  17. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah MCYT Eps 37 sudah tayang, terimakasih banyak mBak Tien Kumalasari.
    Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.

    ReplyDelete
  19. Alhàmdulilah MCYT 27 sudah tayang matur nuwun Ibu Tien
    Mugi Ibu enggal dangan..

    Cerita makin seru...Yessyta memang baik
    Anto mulai meyesal..ibunya sakit, proses cerai...

    Salam aduhai dari Tangsel

    ReplyDelete
  20. Makasih mbak Tien... Tayang lebih awal... Sehat selalu ya mbak Tien dan tetap aduhai

    Duh malah Indri yang terima telepon. Kasihan Bu Darso... Anto tidak tahu kalau ibunya sakit...

    ReplyDelete
  21. Puji Tuhan ibu Tien sehat, semangat dan produktip shg MCYT 27 tersaji bagi kami para penggandrungnya...

    Masih ada ya orang sejahat Indri...
    Ditinggu kesadaran dan pertobatan Indri agar hidupmu semakin bahagia...
    Lumayan Anto sdh perhatian sama ibunya, bingung mencari...

    Monggo ibu Tien dolanjut aja, saya menunggu dgn penasaran. Rupanya Anto sdh mau bertobat.
    Matur nuwun berkah Dalem. Salam ADUHAI.

    ReplyDelete
  22. Aduhai Alhamdulillah, MCYT 27 dah tYanv, makasih ya Bun Tien.

    ReplyDelete
  23. Alhamdulillah MCYT 27 sudah tayang ,terimakasih bunda Tien ,salam aduhai dr Jakarta

    ReplyDelete
  24. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  25. Ooo lengkap sekali jahatnya Indri... Semoga segera sadar dengan prilakunya...Anto kena batunya tu...
    Trema kasih bu Tien MCYT 27..semoga sehat dan selalu aduhai

    ReplyDelete
  26. Sugeng ndalu mbak Tien, terimakasih yang ditunggu sdh datang.🙏 MCYT 28
    Salam sehat, Sugeng istirahat, aduhai penginnya dah ada lanjutnya, nunggu besok malam, aduhai lamanya.

    ReplyDelete
  27. Maturnuwun bu Tien.....wah deg2an bacanya.

    Sehat selalu ibu...ditunggu episode selanjutnya.

    Salam sehat dari magelang

    ReplyDelete
  28. Alhamdulillah...
    Mtur nuwun bun....
    Mugi2 tansah pinaringan wilujeng sedoyonipun....

    ReplyDelete
  29. Alhamdulillah terimakasih sudah tayang tetap sehat n semangat bude.. salam aduhai dr depok

    ReplyDelete
  30. Suwun mcyt 27 sudah tayang...bu Darso lekas sembuh ya..salam aduhai

    ReplyDelete
  31. Makasiih mbak Tien mcyt 27nya..

    Duuh..indti jahat bangeet siih..mertuanya sakit dikabatin malah ga blg suaminya..😠

    Semoga ada indri kena dampaknya dr perbuatannya itu..

    Senang dgm perkembangan kesehatan pak murti..semoga yg terbaik..😊👍

    Salam sehat n aduhaii mbak Tien..🙏🥰⚘

    ReplyDelete
  32. Jangan Bu Darso sakit ulah Indri sampai daftar panggilan dihapus untuk menghilangkan jejak atas hilangnya B Darso.
    Suami susah payah mencari Ibunya malah Dia makan apapun lahap yg sok ala restoran tahu goreng diembat, sirup di sikat. Ternyata apapun masuk perut.
    Sudah kere masih sombong dan jahat sama mertua pembohong sama suami.
    Indri indri . ..... Ini mesti akan terbuang tidak terhormat sebagai karma atas kerakusan dan kesombongan.
    Matur nuwun Bunda Tien MCYT 27 sdh langsung mengikuti. Semoga Bunda selalu sehat wal 'afiat, bahagia bersama klrg tercinta dan salam Aduhai

    ReplyDelete
  33. Semoga Allah memberikan kesehatan yang baik buat Mbak Tien. Mangkin gak genah si Indri, perempuan seperti itu koq dijadikan istri. Kalau sudah meremehkan ibu mertua wajib hukumnya di ceraikan, bagaimanapun ibu orang yang paling dicintai setelah Allah dan Rasulullah....

    ReplyDelete
  34. Alhamdulillah, penantian ku berakhir.....,😊
    Terima kasih Bu Tien,...
    Salam sehat salam aduhai

    ReplyDelete
  35. Trm ksh bu Tien mcyt sdh tayang.
    Salam sehat selalu.

    ReplyDelete
  36. Alhamdulillah..MCYT 27 hadir ...sehat selalu u Bu Tien...horee salam Aduhai yaa

    ReplyDelete
  37. Mstur nuwun.. Mbak tien.... Gunawan sdh tayang.Mengais Cinta Yang Terserak
    Apakah ini Gunawan mengais cinta Yessy???

    ReplyDelete
  38. Alhamdulillah MCYT~27 sudah hadir.. maturnuwun Bu Tien..🙏
    Salam sehat salam & salam aduhai..

    ReplyDelete
  39. Hebaattt Yessyta punya hati yg luhur masih mau menolong sang Mertua yg pingsan. Semoga nantinya mendapat jodoh yang baik. Dan kamu Indri yang punya hati yg tidak memperhatikan mertua agar dapat balasan yg setimpal...wah makin ADUHAI ini ceritanya ...👍👍👍🌼🌺

    ReplyDelete
  40. Mbak Tien...Yessita jangan dibalikin sama Anto lagi lhoo..meski ibunya ( bu Darso ) yg memohon...
    Aduhai kawatirnya daku...

    ReplyDelete
  41. Assalamualaikum bu Tien, selamat malam, sugeng rehat.
    Matur nuwun, MCYT 27 dh dilahap habis walau mata dh 5 watt, ga perlu nunggu bsk pagi unt temen nyarap...
    Yessy oh Yessy dikau memang top markotop, dh kaya, ga sombong, ramah, baik hati dan suka menolong...demikian jg dg pak Murti dan Gun...
    Indri...kira2 peristiwa apakah yg bisa menyadarkanmu menjadi orang yg lebih baik...
    ADUHAI...ga sabar nunggu lanjutannya...hehehe...untung bsok ga libur...🤭🤭🤭😊
    Cekap semanten...sampun badhe 😴😴
    Salam hangat yg selalu ADUHAI...🙏🙏👍

    ReplyDelete
  42. Alhamdulillah MCYT 27 sdh hadir. Semakin seru.Trm ksh Bunda Tien ttp semangat menghibur kita2 ya, smg tambah sehat dan salam ADUHAI

    ReplyDelete
  43. Alhamdulillah,senantiasa sehat Bu Tien ,Aamiin...Salam dari Kediri.

    ReplyDelete
  44. Indri...betul2 tak punya hati. Makasih mba Tien. Sehat selalu mba. Salam hangat dan aduhai.

    ReplyDelete
  45. Terimakasih mbak Tien
    MCYT 27 sudah tayang, semakin seruuu,
    Senantiasa sehat mbak Tien,
    Salam aduhaaaiii

    ReplyDelete
  46. Mcyt 27.
    ANTO bingung mencari ibunya yang tidak tau kemana padahal handphone nya sejak tadi berdering. SIKAP buruk Indri menerima panggilqn telpon dari rumah sakit dan mematikan catatan beberapa panggilan sebwlumnya.
    Semogà bu Darso bisa segera sehat.
    Aduhai, salam sehat dàn bahagia mbak Tien. Teeima kasih

    ReplyDelete
  47. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  48. Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
    Alhamdulillah mcyt 27 sdh dibaca,, terima kasih bu Tien
    Makin seru n penasaran,,,Anto menyadari begitu berarti Ibu nya,,,tentu penyesalan yg Ada

    Salam Sehat wal'afiat & Salam ADUHAAII bu Tien 🤗🌿🌼🌿💖

    ReplyDelete
  49. Matur suwun bunda Tien MCYT 27 dah terbaca sambil sarapan pagi..
    Kenapa bu Darso ya,pasti kecewa dengan anton n indri, indri kok jahat amat sih belum kena karma itu orang...hadeww jadi baper..
    Monggo bunda kami tunggu lanjutan cerita yang semakin apik dan aduhai
    Salam sehat selalu dan tak lupa bahagia yang Aduhai

    ReplyDelete
  50. Benar benar jahat watak Indri
    Apakah bu Darso akan stroke?!
    Salam sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, akn dapt struk dr rumah sakit, pas mo pulang nanti.

      Delete
  51. Jahat banget Indri kpd suaminya. Anto memang kena batunya, namun saya berharap segera mengetahui keberadaan Bu Darso yg sedang di rumah sakit dan bisa berbakti kpd ibunya.
    Alhamdulillah Bu Tien bertambah sehat wal afiat dan ini yg membahagiakan kami sbg pembaca setia cerbungnya. Maturnuwun Bu Tien, semoga senantiasa dalam lindungan Allah Swt. Aamiin Yaa Robbal'alamiin..
    Salam sehat dari Pondok Gede..

    ReplyDelete
  52. Matur nuwun bu Tien yang pinter mengaduk aduk hati pembaca..bikin pinisirin je..saking penasarannya. Semoga bu Darso baik baik saja hanya stress pikiran..semoga Anto bisa membimbing Indri ke jalan yang lebih baik..aamiin. Semoga tambah aduhai ceritanya

    ReplyDelete
  53. Hallo bunda Tien....
    Moga sll sehat ceria dan bahagia...
    Trimakasih episode 27 nya...
    Tidak bisa komen panjang satu kalimat yg perlu penekanan
    Singkirkan Indri...
    Indri tidak puas hanya meretakkan hubungan Yessyta dan suaminya tapi juga meretakkan hubungan ibu dan anaknya...
    Manusia macam apa dia itu
    Tapi cocok juga berjodoh dg Anto
    Sama" ndak punya hati...
    Empedu semua kalee...
    Jadi pahittt....
    Sudah selayaknya hidupmu pahit selamanya...

    Trimakasih
    Salam aduhaii dari Bojonegoro

    ReplyDelete
  54. Jahat buanget tuh Indri.. kelihatan watak aslinya.... smg bu Darso bs tertolong dan si Anto sadar akan kelakuannya shngg membuat ibunya menderita.......

    Dan si Indri dng kelakuannya yng jahat smg mendptkan balasan setimpal....

    Rasain lu Indri..... pasti akan menderita kamu ......

    Salam ADUHAI mb Tien smg sehat sll dan sll sehat....

    ReplyDelete
  55. Alhamdulillah
    Terima kasih bu tien, semoga bu tien sehat2 selalu

    ReplyDelete
  56. Makin serrruuuu trs ceritanya... trma kasih mbu tien... sehat².... part berikutnya ditunggu

    ReplyDelete
  57. Tks mbak Tien ceritanya makin seru.ditunggu part berikutnya.....dan semoga Mbak sehat selalu dan tetap berkarya Aamiin.salam kenal dari Palembang

    ReplyDelete
  58. Selalu ditunggu lanjutannya..jeng Tien

    ReplyDelete
  59. Ee MCYT 28 blm tanyang...bu Tien sehaaay

    ReplyDelete
  60. Weekend ngk tayang ya mbakyu, cerbungnya..?..

    ReplyDelete

KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH 02

  KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH  01 (Tien Kumalasari)   Arumi berlarian di pematang sawah sambil bersenandung. Sesekali sebelah tangannya men...