MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 25’
(Tien Kumalasari)
“Bu, saya akan mengatakannya besok, sekarang ijinkan dulu saya masuk.”
“Tidak, katakan sekarang juga, apa artinya semua ini, sebelum kamu mengajak dia masuk.”
“Dia adalah isteri Anto bu.”
“Kamu bicara tidak karuan. Bukankah isteri kamu Yessyta.”
“Iya bu, karena satu dan lain hal, Anto memiliki lagi satu isteri.”
“Sombong sekali kamu. Kamu pamerkan kekayaan isteri kamu agar bisa menggaet perempuan lain?”
“Ibu, tolong maafkanlah Anto. Memang semuanya salah Anto. Besok Anto akan bercerita banyak.”
“Tidak usah cerita, tanpa cerita aku sudah tahu semuanya,” katanya dengan wajah dingin, kemudian masuk kedalam kamarnya.
“Bagaimana?” tanya Indri takut-takut.
“Ayo masuklah. Kita memang salah, jadi kalau ibu marah, itu sudah sewajarnya. Sudah, itu kamar aku, apa kamu mau kedinginan diluar?” kata Anto sambil masuk, diikuti Indri, kemudian mereka membawa barang-barang mereka masuk kedalam kamar.
Untunglah, diawal renovasi Anto memang membuat kamarnya sendiri menjadi lebih besar, sehingga ada tempat untuk meletakkan barang-barang mereka yang dibawa dari rumah Yessy, dan ditumpuk begitu saja dilantai.
“Besok saja menatanya, aku lelah..” kata Anto sambil masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri, sedangkan Indri dengan wajah cemberut memilahkan baju-baju Anto karena ingin menemukan bajunya sendiri untuk ganti.
“Harus pindah kerumah sederhana begini, jangan-jangan aku disuruh kerja kayak pembantu. Sebeel… sebel.. sebeel..”
“Ngapain sebel ?”
“Ini, siapa yang nggak sebel? Orang harusnya hari libur bisa nyantai, ini malah harus beres-beres.”
“Ya sudah, nggak usah mengeluh, kalau sekarang mau istirahat ya istirahat saja, itu ada almari, besuk bisa menata semua itu kedalam almari.”
Indri tak menjawab, lalu masuk kedalam kamar mandi dan menutupnya dengan keras.
Anto ingin mendampratnya, tapi diurungkannya. Semua yang dilaluinya sama sekali diluar apa yang pernah dibayangkannya. Hidup enak, berlimpah harta isterinya, lalu memiliki satu isteri lagi, bersenang-senang, aduhai..benar-benar kehidupan yang seperti pangeran di cerita kerajaan. Tapi itu kan impiannya, dulu.. ketika mimpi ternyata membuatnya lupa akan segala perbuatan baik dan mulia. Sekarang apa? Mengemis untuk boleh tidur dirumah orang tuanya sendiri, dan masih mendengarkan gerutu sang isteri muda setiap hari. Lalu Anto memejamkan matanya, dan tak mempedulikannya ketika Indri menghempaskan tubuhnya disampingnya.
***
“Bapak kok belum tidur ?” tanya Suni ketika melihat bapaknya masih duduk sambil menyilangkan kakinya diatas bangku didekat kamarnya.
“Lha kamu sendiri kan juga belum tidur ?”
“Suni itu biasa tidur di kota, jam segini belum pada tidur pak, beda kalau disini, selepas maghrib sudah pada menutup pintu rumah mereka.”
“Bapak itu sedang memikirkan Darman.”
“Memangnya kenapa pak?”
“Kemarin dia bilang mau kemari untuk menemui kamu. Bapak tunggu sampai sekarang kok belum muncul juga. Masa dia lupa, padahal setiap hari kamu saja yang ditanyakannya.”
“Owalah, bapak memikirkan itu? Kan mas Darman itu punya pekerjaan pak, jadi ya mungkin dia belum bisa meninggalkan pekerjaannya.”
“Kalau memang begitu kan ya bisa memberi kabar. Bapak kan sudah punya ponsel yang dulu kamu belikan itu, dan dia juga sudah sering menelpon bapak.”
“Lha orang kalau sedang sibuk bekerja kan ya bisa saja melupakan hal-hal sepele semacam itu.”
“Sepele katamu? Ini masalah perjodohan, bagaimana kamu bisa mengatakan sepele?” kata pak Kardi dengan nada tinggi.
“Sebentar pak, jangan marah dulu, maksud Suni itu bukan menganggap pembicaraan itu sepele, tapi dibandingkan dengan tugasnya kan ya lebih penting tugasnya itu.”
Pak Kardi tak menjawab. Tapi dia tak sependapat dengan Suni. Menurutnya, rencara berbincang tentang ikatan jodoh itu sangat penting. Apalagi Suni hanya akan semalam saja pulang kampung.
“Coba bapak telpon dia.”
“Kenapa bukan kamu saja yang menelpon?”
“Ya enggak lah pak, malu kalau Suni menelpon dulu. Nanti dikira Suni sudah kebelet kawin.”
“Kamu itu, maksud bapak, coba kamu menelpon pakai ponsel bapak itu, nanti kalau sudah sambung biar bapak yang bicara.”
“O, gitu, baiklah. Mana ponsel bapak.”
“Ya di kamar, diatas meja kecil itu, bapak tidak pernah memakainya kalau tidak ingin bicara sama kamu, atau kalau Darman menelpon bapak. Tapi seharian ini bapak tak mendengar dia menelpon. Kesal bapak sama dia.”
“Pak.. bapak gimana sih, lha ini pulsanya bapak itu habis. Ya mati lah pak.”
“Habis ?”
“Habis. Lihat nih.. Pantas saja nggak bisa menerima telpon, apalagi menelpon.”
“Walaah, padahal aku habis beli sepuluh ribu seminggu yang lalu.”
“Pulsa sepuluh ribu ya cepet habisnya pak, apalagi kalau dipakai untuk menelpon. Ya sudah, besok Suni belikan pulsa dulu. Lha mungkin mas Darman sudah menghubungi bapak, tapi bapak tidak bisa menerima karena nggak punya pulsa.”
“Nggak tahu aku kalau habis. mBok ya kamu yang menelpon.”
“Nggak mau ah pak, besok saja bapak Suni belikan dulu, barulah bapak menelpon. Sekarang bapak tidur dulu, sudah malam lho,” kata Suni sambil masuk kedalam kamarnya. Tapi sebelum dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur, ponselnya berdering. Suni berdebar, ternyata dari Darman.
“Ya mas..” sapa Suni.
“Kamu sudah dirumah ?”
“Sudah sejak siang tadi mas.”
“Waduh, tolong mintakan maaf sama bapak, pagi-pagi sekali pak lurah minta tolong agar aku mengantarkan keluarga mereka ke Semarang. Aku pikir siang harinya sudah pulang, ternyata sampai sore.”
“Owalah, ya nggak apa-apa mas.”
“Aku sudah janji sama bapak, bahwa akan ke rumah siang tadi. Aku ingin mengabari bapak, ternyata ponselku tertinggal di rumah. Beberapa kali mencoba menelpon bapak setelah aku sampai di rumah, tapi nggak bisa, makanya malam ini nekat menelpon kamu.”
“Iya lah mas, pasti nggak bisa, bapak pulsanya habis.”
“Oh ya? Aduh, ya sudah, ini aku mau minta teman aku agar mengisikan pulsa buat bapak ya.”
“Nggak usah mas, besok pagi saja aku beli. Lagian malam-malam mau menelpon siapa?”
“Ya nggak apa-apa, aku tinggal telpon teman saja kok, jadi besok nggak usah beli. Tapi tolong bilang bapak, besok pagi aku pasti datang.”
“Iya, mungkin bapak sudah tidur, tapi nanti aku lihat, barangkali masih terjaga.”
“Kamu akan pulang selama berapa hari?”
“Besok aku sudah kembali mas.”
“Besok? Kenapa buru-buru?”
“Bapak majikan aku lagi sakit, nggak enak pergi lama-lama. Besok kalau sudah sehat aku pasti pulang agak lama.”
“Ya sudah, besok saja aku datang dan berbincang tentang banyak hal. Sekarang sudah malam, kamu tidurlah.”
“Ya mas.”
Selesai menutup ponselnya, Suni pergi ke kamar bapaknya, dan ternyata bapaknya masih juga belum tidur. Rupanya ketidak datangan Darman masih mengganggunya.
“Pak, belum tidur juga?”
“Belum nduk.”
“Baru saja mas Darman menelpon.”
“Oh, dia menelpon?
“Tadi pagi disuruh pak lurah mengantarkan ke Semarang. Mau ngabarin bapak, ponselnya tertinggal dirumah. Sore tadi baru pulang, katanya menelpon bapak terus tapi nggak bisa.”
“Kamu sudah bilang kalau pulsaku habis?”
“Ya sudah pak, dia berpesan mau kemari besok pagi.”
“Ya sudah kalau begitu, sudah jelas alasannya, jadi aku bisa tidur.”
“Bapak itu aneh, cuma begitu saja nggak bisa tidur. Ya sudah, sekarang bapak tidur ya.”
***
Indri baru bangun ketika matahari sudah tinggi. Ia keluar dari kamar, dan melihat gelas berisi kopi. Indri memegangnya, masih hangat. Ketika ia meraihnya dan ingin meminumnya, tiba-tiba ibunya Anto keluar dan menegurnya.
“Mengapa kamu mau meminum kopi itu?”
Indri terkejut, dan segelas kopi tumpah diatas meja, mengotori taplak dan juga lantai dibawahnya.
“Oh.. eh.. saya kira untuk mas Anto.”
“Dasar kamu itu. Kalau kamu itu isteri Anto, bangunlah pagi-pagi dan buat minum untuk suami. Itu tadi kopi untuk aku sendiri, sudah aku minum sedikit.”
“Oh, maaf.”
Bu Darso, ibunya Anto mengambil gelas dan taplaknya yang kotor.
“Bersihkan mejanya, juga lantainya yang kotor,” katanya sambil berjalan ke belakang.
Indri mengerucutkan bibirnya.
“Aku harus membersihkan meja dan mengepel lantai? Adduuh…mengapa tak ada pembantu dirumah ini?”
Indri berjalan kebelakang. Dilihatnya bu Darso sedang mengucek taplak yang kotor dibawah keran.
“Mana pelnya?” tanya Indri.
“Itu, disudut itu, dan ini serbet untuk membersihkan meja,” jawabnya tanpa menoleh kearah Indri.
Indri mengambil serbet dan alat mengepel dengan kasar, dan tanpa diduga alat pel dengan tangkai kayu itu terjatuh, dan membuat kaki Indri menyentuh tangkai kayu itu lalu iapun terjatuh.
“Adduh,” jeritnya.
Mendengar teriakan Indri terpaksa bu Darso menoleh.
“Ya ampuun.. kamu ini apa nggak pernah kerja sih, membawa alat pel saja bisa membuat kamu terjatuh,” omel bu Darso sambil berusaha membantu Indri bangun, tapi Indri bukannya berterimakasih malah mengibaskan tangan bu Darso lalu berusaha berdiri sendiri, lalu menyeret alat pel itu ke ruang tengah.
Bu Darso geleng-geleng kepala.
“Ya Tuhan, dimana Anto menemukan perempuan seperti itu? Wajahnya cantik, kelakuannya seperti buta perempuan,” omel bu Darso lalu melanjutkan pekerjaannya di dapur.
Selama ini bu Darso memang hanya hidup sendirian, setelah lima tahun yang lalu suaminya meninggal. Ia mencukupi hidupnya dari pensiun suaminya yang hanya menjadi sekretaris disebuah sekolah. Tadinya ia merasa senang, anak semata wayangnya bisa menikah dengan seorang gadis pengusaha, yang bukan hanya cantik tapi juga halus budi bahasanya. Tapi hari ini, bu Darso disuguhi keadaan yang mengecewakan dari anaknya. Punya isteri lagi? Setan apa yang menyusupi hati Anto sehingga mampu menduakan isterinya yang cantik dan lembut hati?
“Maaas, bantuin maaaas,” bu Darso mendengar teriakan Indri, tapi dibiarkannya saja.
“Maaaas, bangun dong mas !”
Indri mengelap meja dengan kasar. Biarpun kopi itu tak bergula, tapi warna hitamnya mengotori meja itu, dan juga lantai dibawahnya.
“Ada apa sih ?” tanya Anto yang baru bangun dari tidur. Ia melihat isterinya mnggosok meja dengan lap. Wajahnya gelap tertutup mendung.
“Ada apa?” Anto mengulang pertanyaannya.
“Ada apa.. ada apa.. lihat tuh, kotor semuanya,” omel Indri tanpa menyadari bahwa itu adalah kesalahannya.
“Kenapa jadi kotor begitu?”
“Nggak usah banyak tanya. Bantuin! Pegal lenganku ini.”
“Lha ini tadinya tuh kenapa ?”
“Kopi, tumpah.”
“Kamu membuat kopi ?”
“Bukaaaan !! Hiih, banyak tanya sih…” kata Indri yang kemudian kebelakang untuk memeras lapnya karena basah oleh kopi tumpah.
“Kalau kamu pintar, nih.. bawa ember kecil untuk memeras kotoran itu, lalu mengelapnya kembali sampai bersih,” kata bu Darso sambil memberikan ember kecil yang sudah berisi air. Indri menerimanya sambil merengut. Ketika sampai di ruang tengah, dilihatnya suaminya sibuk mengepel.
“Mas, kalau begini terus aku capek,” keluh Indri.
“Kalau kamu tidak menumpahkan kopi aku, aku tidak akan menyuruh kamu membersihkan,” kata bu Darso sambil mendekat.
“Jadi kamu yang menumpahkan kopi? Kalau begitu jangan mengeluh,” kata Anto.
Indri tak menjawab, wajahnya muram. Lalu ketika ia membawa ember kecil dan kain pel itu ke belakang, bu Darso menggamit pundak anaknya.
“Setan apa yang merasuki kamu sehingga kamu menemukan perempuan seperti itu? O, ya aku tahu, uang pembangunan renovasi yang kamu pakai, berarti kamu pakai untuk bersenang-senang dengan dia.”
“Maaf bu, saya salah.”
“Lalu apa?”
“Entahlah, saya masih bingung,”
Pembicaraan itu terhenti karena Indri sudah kembali.
***
“Hari Minggu itu Gunawan sudah berada dirumah pak Murti. Ia menawarkan, apakah pak Murti ingin jalan-jalan? Tapi pak Murti menolaknya. Hari itu Yessyta pamit untuk membersihkan rumahnya. Gunawan ingin menyusulnya, barangkali bisa membantu, tapi pak Murti melarangnya.
“Kkamu.. urr..rus.. cer..cerai itu?”
“Saya sudah menemui pengacara kita pak, besok dia akan mengurus semuanya.”
“Bag.. bagus..” pak Murti mengangguk-angguk senang.
“Set.. telah itu.. kk.. kamu..”
“Saya?”
“Bic..cara.. sama Yess..sy.. aku ingin.. cep..pat..”
“Apa bapak sudah bicara sama Yessyta?”
Pak Murti menggoyang-goyangkan tangannya.”
“Bel.. be.. lum..”
“Bapak harus bersabar ya, saya kira Yessy belum mau memikirkannya, karena proses perceraian baru akan digarap. Dan barangkali dia belum bisa menerima laki-laki lain dalam hidupnya.”
“Bic..bicara.. kamu.. bicara dulu..”
“Baiklah, nanti kalau proses perceraian selesai, saya akan bicara sama Yessy.”
Pak Murti mengangguk-angguk.
“Seg.. gera..”
“Ya pak, segera.”
Gunawan hanya membuat lega, agar pak Murti senang. Sesungguhnya, biarpun dia sangat mencintai Yessyta, tapi sulit baginya untuk berbicara saat ini. Yang benar adalah apabila proses cerai sudah selesai, baru dia akan mencobanya. Ya, mencobanya karena Gunawan belum tahu, bagaimana perasaan Yessyta kepadanya. Selama ini Yessyta hanya menganggapnya sebagai kakak. Tak lebih. Entahlah, Gunawan juga ingin menjajaginya.
“Baik.. sus..sul dia..”
“Baiklah pak, barangkali saya bisa membantunya, jadi saya akan kesana sekarang.”
“Haaa…” pak Murti mengacungkan jempolnya, dan Gunawan tersenyum, kemudian mencium tangannya.
***
Yessyta ingin segera membersihkan rumahnya, bahkan jangan sampai ada aroma khas Anto yang masih tersisa. Kembali dia membuang seprei bekas tidur mereka, tapi tak perlu mengganti kasur dan ranjangnya karena yang dipakai adalah kamar tamu.
“Selama berhari-hari tinggal, tak sedikitpun ada tanda-tanda mereka merawat rumah, apalagi tanaman. Meja, bangku almari, semuanya berdebu. Tadi Gunawan mengingatkan agar menunggu Suni saja, supaya ada yang bisa membantu, tapi Yessyta ingin agar bekas-bekas mereka tak lagi tersisa dirumah itu.
Ketika ponselnya berdering, Yessyta segera mengangkatnya, dari Suni, Yessyta berdebar, ada apa dengan Suni?
“Suni?”
“Ya bu maaf, ibu lagi ngapain?”
“Nggak ngapa-ngapain,” jawab Yessyta yang tak mau bilang bersih-bersih agar supaya Suni tak merasa sungkan.
“Oh, ya sudah, maaf bu, saya pulang nanti sore ya bu, nggak bisa siang.”
“Nggak apa-apa Suni, besok sekalian juga nggak apa-apa kok. Belum puas kangen-kangenan sama ayah kamu ya?” goda Yessyta.
“Bukan bu, ternyata ini tadi mas Darman datang dengan membawa keluarganya, jadi seperti ada acara lamaran, gitu.”
“Ya ampun Suni, senang mendengarnya. Ya sudah, selesaikan saja semuanya, kembalilah besok, kan bapak sudah lebih baik.”
“Benarkah bu?”
“Iya, bapak sudah bisa bicara jelas, meskipun masih patah-patah.”
“Ya Tuhan, terimakasih. Suni senang mendengarnya bu. Jadi pengin buru-buru kembali.”
“Hush, kamu itu, sudah, selesaikan acaranya, dan kembalilah kapan saja. Aku ikut bahagia Suni.
“Baiklah bu, terimakasih banyak ya.”
Yessyta melanjutkan pekerjaannya sambil tersenyum senang. Akhirnya Suni menemukan jodohnya. Lalu Yessyta teringat keadaan dirinya sendiri, yang gagal dalam membina rumah tangga. Setitik air matanya turun, lalu dihapusnya dengan ujung lengan bajunya. Tapi tiba-tiba terdengar ketukan di pintu. Yessyta mengira Gunawan menyusulnya, tapi tidak. Didepan pintu, bu Darso, ibunya Anto berdiri. Wajahnya tampak pucat dan memelas, seperti habis menangis.
***
Besok lagi ya
Alhamdulillah
ReplyDeleteJuara 1 mbk Iin....selamat
DeletePenjaga gawang piala MCYT_25
DeleteSelamat jeng iin.....salam Seroja dan tetap semangat
Alhamdulillah MCYT 25 sdh hadir
DeleteMatr nuwn Bunda Tien
Mugi tansah pinaringan sehat selalu.Aamiin...
Salam Aduhai dr surabaya
Makin seruuu...
ReplyDelete😊😊😊
ReplyDeleteAlhamdulillah tayang gasik.
ReplyDeleteMatur nuwun Bu Tien, salam ADUHAI dari mBandung
ADUHAI mas Kakek
DeleteSelamat malam jeng Tien,,sehat. yaaa
ReplyDeleteAlhamdulillah bisa bc sebelum tidur terimaksih bude tetap sehat n semangatt salam aduhai
ReplyDeleteAlhamdulilah, hatur nuwun mbak Tien sayang, sampun tayang MCTK 25 salam sehat dan salam aduhaai dari Cibubur
ReplyDeleteKEPADA PARA SAHABAT, SAUDARA, PECINTA DAN PENYEMANGAT SAYA, PEMILIK SEJAGAD CINTA, TAK MAMPU SAYA MENGUCAPKAN APAPUN ATAS KASIH SAYANG YANG BERLIMPAH RUAH, KECUALI RASA HARU DAN TERIMAKASIH YANG SANGAT MENDALAM, DAN DO'A UNTUK SEMUANYA, AGAR ALLAH SWT. MEMBALASNYA.DENGAN KARUNIA YANG MENGALIR TAK HENTI2NYA, MENGANUGERAHKAN REJEKI BERLIMPAH DAN KESEHATAN YANG PENUH BAROKAH. AAMIIN.
ReplyDeleteTETAPLAH ADUHAI DAN MENJADI SAUDARA SAYA.
Aamiin....
Deletesiap menjadi seduluran sak lawase
Aamiin yaa Rabb...
DeleteAamiin.....
DeleteSemoga sehat selalu dan semangat terus bunda
Aamiin .... aamiin yaa rabbal'alamiin
DeleteSemoga Allah SWT mengijabahi do'a2 hambanya, memberikan rakhmat, barokah, dan hidayahnya pada kita semua
This comment has been removed by the author.
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteAamiin
DeleteAamiin
Yaa Robbal Alamiin
Salam Aduhai..full semangat cinta
Aamiin, semoga mbak Tien Kumalasari selalu sehat tak lupa terima kasih, Krn saya selalu menanti cerbung2 penjenengan ibu , salam dari Jogja
DeleteSemangat ....
ReplyDeleteSalam sehat
Salam aduhai
Mas Hadi apa.kabar?
DeleteSeneng baca komennya. Baru mau mertakke, kabarnya sakit
Semoga sekarang sudah benar2 ADUHAI
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna ,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Alhamdulillah MCYT 25 sdh tayang
DeleteMtnuwun mbak Tien....
Kasihan bu Darso pasti sedih banget....
Alhamdulillah... terima kasih bu tien... Semoga sehat selalu 🤲🏻
DeleteBahan koreksi MCYT_25:
Delete1. ... membawa alat pel saja bisa membuat kamu terjatuh,” omeh bu Darso sambil berusaha membantu Indri bangun,...
# ....membawa alat pel saja bisa membuat kamu terjatuh,” omel bu Darso sambil berusaha membantu Indri bangun,...#
2. Ia melihat isterinya mnggosok meja dengan lap.
# Ia melihat isterinya menggosok meja dengan lap. #
3. ...tak sedikitpun ada tanda-tannda mereka merawat rumah,
# ...tak sedikitpun ada tanda-tanda mereka merawat rumah,
Monggo Bu,...namung menika ingkang kepanggih...
Alhamdulillah ....
DeleteYang ditunggu tunggu telah hadir,
Matur nuwun.....
Mugi Bunda Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Salam ADUHAI
Aamiin....
Terima kasih Eyang Tien
ReplyDeleteSalam sehat dan aduhai
Selamat tayang MCYT-25
ReplyDeleteBu Tien, semoga sehat selalu.
Salam *Aduhai*
Matur suwun mbak Tien .
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 25 sdh tayang gasik
ReplyDeleteTrmksh mb Tien smg sehat sll dan sll srhat....
Salam ADUHAI BANGET...
Alhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien MCYT
Semoga bunda selalu sehat
Salam sehat dan aduhai...
Terima kasih mbak Tien MCYT 25 sdh tayang.
ReplyDeleteADUHAIIIIII
Salam dari Yogya.
Alhamdilulillah mcyt25 sudah tayang
ReplyDeleteSrmoga mb Tien sehat ..salam aduhai
Maturswn Bu Tien
ReplyDeleteMalam bu Tien ....
ReplyDeleteSenengnya suni sudah dilamar darman ...
Bu Tien cantik .....
Cepetan dong gunawan suruh glamar yedita yaaaaa.....
Jangan biarkan si anto kere yang gak tau diri itu mendekati yesita ya bu ...
Pleace bu Tien .....
Jodohkan gunawan dengan yesita ya bu Tien ....
Janji ya bu Tien ....yaa....yaaa...yaaa
Bu Tien cantik deehhh...
Biar nyahok itu si anto kere...
Malam bu Tien .....
Salam Aduhay dari malang ....
Waduh ibunya Anto menemui yessyta..jngan mau yes klo disuruh balikan sama si Anto..
ReplyDeletesudah berkhianat. pokoknya tiada maaf bagimu Anto...!
Matur nuwun bunda Tien...
Sehat selalu njih bun, dan semakin ADUHAI 🙏
Salam ADUHAI mb Tien 💞💞💞
ReplyDeleteSugeng dalu....semoga selalu sehat njih...matur nuwun MCYT 25..🙏🙏🙏
Salam sehat selalu buat Mbak Tien. Kalau ngikuti ini jadi baper, tokoh Anto yang bodoh mosok selama bergaul dengan Indri gak tau seperti apa kriterianya. Harusnya dia membandingkan dengan Yessi dimana kelebihannya. Biasanya kalo lelaki sampai kepincut begitu karena urusan tempat tidur. Tapi sudahlah manut sing gawe cerito, pokoke menarik....
ReplyDeleteEmang iya Abah.
DeleteADUHAI
Matur nuwun mbak Tien-ku, mcyt-25 sudah hadir.
ReplyDeleteBu Darso menemui Yessy, mungkin akan minta maaf dan Anto tidak dituntut ceraikah ?
Suni tampaknya akan segera menikah, jadi tentunya tidak kembali jadi pembantu.
Kita tunggu saja lanjutan ceritanya yang pasti makin Aduhai.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.
ADUHAI mas Latief
DeletePuji Tuhan ibu Tien sehat, semangat dan produktip shg MCYT 25 tersaji bagus bagi kami para penggandrungnya...
ReplyDeleteBu Darso sbg orang tua Anto mungkin akan minta maaf atas tingkah laku Anto yg mengecewakan. Mungkin Yessy bisa luluh juga mengingat yg sdh2 bisa melakukan hal2 melebihi kebiasaan umum. (menerima Anto dan Indri)
Suni mulai bahagia, pak Murti berangsur sehat...
Monggo ibu Tien dilanjut aja... Matur nuwun berkah Dalem. Salam ADUHAI..
Alhamdulillah MCYT Eps 25 sudah tayang, terimakasih banyak mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSemoga mBak Tien telapak kaki kanannya lekas sembuh dan pulih seperti sedia kala. Aamin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Aamiin yra bu Tien.
ReplyDeleteAlhamdulillah sdh baca episode 25.
Semiga ibu tetap sehat.....terus berkarya. Menghibur orang banyak. Semoga diterima Allah sebagai pahala utk ibu aduhai.....
Kafooook,,Anto sama mertua diusir,,,pulang kerumah ibunya dimarahi paling Indri gak krasan,,,wis tidur di mobil saja,,,,he he he mobile wis tak pasangi rawe,,,,Ben gatelen
ReplyDeleteMakasih Bu Tien, Alhamdulillah sdh tayang....
ReplyDeleteSemakin ruwet...semakin aduhai....
Salam sehat semuanya....salam aduhai
Alhamdulillah MCYT 25 sdh hadir. Semakin seru.Trm ksh Bunda Tien ttp semangat menghibur kita2 ya, smg tambah sehat dan salam ADUHAI
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT~25 telah hadir... maturnuwun Bu Tien, salam sehat salam ADUHAI..🙏🙋
ReplyDeleteAamiin Allohumma Aamiin..
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien..
Alhamdulillah MCYT 25 sdh hadir
Semakin seru dan Aduhai ceritanya
Semoga Bu Tien sehat selalu dan pulih kembali
Salam ADUHAI dari Bekasi
Alhamdulilah MCYT 25 sudah tayang..Matur nuwun bu Tien mugi hasil kontrol hari ini bagus..
ReplyDeleteCerita makin aduhai...mudah2an Yessyta tegas untuk tidak menerima Anto lagi...
Salam aduhai Tangsel
Alhamdulullah, pulang pengajian dah tayang.
ReplyDeleteMakasih Bunda Tien.
Sehat selalu, dalam ADUHAI dari Klaten.
Alhamdulillah MCYT25 terbit dan benar2 ambyaaarrr Indri dan Anto setelah diusir sama Pak Murti...Memang ADUHAI banget ini cerbung ditangan Bu Tien. Semoga Bu Tien tetap sehat dan tambah cepat pulih kesehatannya untuk terus berkarya dan menghibur para penggemarnya... Aamiin YRA 🙏🙏🙏
ReplyDeleteMakasiih mbak Tien mcyt25nya...
ReplyDeleteMakin seruu dan penasaran..
Semoga semua berakhir baik..kec anyo indri gmn nasibnya..jgn sampe bu darso ngemis2 minta yessyta jgn menceraikan anto...huh...
Nunggu besok lagii..
Salam sehat dan aduhai mbak Tien...semoga makin pulih kesehatannya..Amiin..🙏🥰⚘
Alhamdulillah.. Trm ksh bu Tien. Smg sehat selalu..
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien, MCT-25 memang oke.
ReplyDeleteMbak Tien memang aduhai....👍👍
ReplyDeleteMakasih Bunda untuk MCYT pokoknya selalu bikin penasaran dan ditunggu tunggu tayangnya.
ReplyDeleteMet malam dan met istirahat ya Bunda.
Jaga selalu kesehatan.
Mcyt25. Aduhai Anto... Sekarang sudah ketahuan kelakuan buruknya oleh ibu nya sendiri.
ReplyDeleteDan kini ibu Anto berada di rumah Yessy... dan tampak Yessy sedang mengerjakan sesuatu.
Ada apa ibu Anto mengunjungi rumah Yessy?
Salam sehat dan bahagia mbak Tien. Terima kasih
Alhamdulillah MCYT 25 hadir ..yaa baru bacaa ...makasih bu Tien ..jgn kesehatan yaa ..kita tunggu episode 26...hujan nih Sby...makin seru aja Yaa Alhamdulillah tp knapa lg ibu nya Anto dtg ..awas rayuan ibu n anak kaspo...wes iki ngantuk aaaah..nuhun bu Tien..malam semua
ReplyDeleteAssalamualaikum wrwb bu Tien, selamat malam,sugeng rehat...
ReplyDeleteSenang sekali yg q rindu dh hadir, walau mata terasa berat...Alhamdulillah akhirnya MCYT 25 slese jg dibaca.
ADUHAI...bahagianya Suni jd dilamar Darman, tinggal nunggu kapan Gun ngelamar Yessy...? Smg kedatangan bu Darso yg dg wajah memelas itu tdk memengaruhi keputusan Yessy...yg ingin menceraikan Anto...hayyyooo Yessy jgn berubah pikiran...
ADUHAI...jd ga sabar nih bu Tien nunggu lanjutannya besok ...🤭
Salam hangat yg selalu ADUHAI...🙏
Matur nuwun... Mbak Tien... Semoga sehat selalu ...Salam Aduhai
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien... MCYT 25 nya sehat dan aduhai selalu
ReplyDeleteTerimakasih mbak Tien MCYT 25 dah tayang
ReplyDeleteSemakin seru ceritanya...
Senantiasa sehat ya mbak Tien
Salam aduhaiii
Alhamdulillah, MCYT 25 sdh dibaca. Matursuwun mbak Tien
ReplyDeleteAduhai... salam sehat sll
Salam aduhai bu Tien, smg Yessy tdk luluh hatinya dng kedatangan ibu mertuanya, makin penasaran niih, trm ksh atas tayangannya
ReplyDeleteAlhamdulillah....akhirnya bisa ngikuti lagi cerbungnya bunda tien.....salam sehat selalu bunda....dan tentunya salam ADUHAI.....♥♥
ReplyDeleteADUHAI Noer
DeleteYessy,Jangan sampai terpancing utk baikan sama Anto. Makasih mba Tien. Salam sehat dan hangat selalu. Aduhai
ReplyDeleteNggak tahu malu bu Darso ke rumah Yessy. Mudah mudahan Yessy tdk terpengaruh kata kata Bu Darso, yg bisa saja minta Yessy tdk menggugat cerai Anto..Semoga Yessy kekeh untuk cerai dari Anto. Maturnuwun Bu Tien, tdk terasa sdh sampai episode 25...semakin membuat penasaran... Semoga Bu Tien tambah sehat dan berbahagia bersama keluarga. Aamiin Yaa Robbal'alamiin.. Salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteAamiin Allahumma Aamiin
DeleteADUHAI pak Mashudi
Apakah maksud kedatangan bu Darso?
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Makin seruuu....makin penasaran mbak Tien
ReplyDeleteSehat selalu mbak Tien...
Menghibur kita dg ceritanya yg memikat..
Salam aduhai...
Salam ADUJAI jeng Yulie
DeleteAlhamdulilah sdh bisa mengikuti MCYT 25 jd tdk sabar menanti kisah selanjutnya.
ReplyDeleteJadilah teguh pendirian M Yesy walau Ibu Darso datang kl minta untuk rujuk ke Anto jangan mau. Pak Murti sakit gara2 kelakuannya.
Matur nuwun Bunda Tien semoga sehat selalu dan salam bahagia dan aduhai.
Bahagia dan ADUHAI ibu Rochmah
DeleteSelamat pagi bunda Tien...
ReplyDeleteSmg bunda sll ceria dan bahagia....
Timakasih episode ke 25 nya...
Makin seru dan bikin penasaran aja....
Suni oh Suni Alhamdullah sudah dilamar....
Yessyta kapan kamu dilamar Gunawan....
Moga Yessyta segra menggugat cerai Anto.
Yg nantinya setelah smua proses dilalui dan habis masa idahnya, Gunawan segra melamarnya...
Hidup bahagia sepanjang masa
( ngarep banget ini bunda).
Mengapa bu Darso tiba" datang ke rmh Yessy...
Jangan sampai dia menghalangi Yessy utk meggugat cerai Anto.
Kalaupun dihalangi jangan sampai Yessyta kendur semangatnya....
Toh pak Murti sangat setuju.
Itu artinya jln terbuka lapang untuk Yessyta...
Semangat Yessy....
Trimakasih...
Salam aduhaii dari Bojonegoro
Jeng Wiwik memang ADUHAI
DeleteAssalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteAlhamdulillah mcyt 25 sdh dibaca
Suni sdg bahagia krn dilamar Darman,,
Bu Darso knp menangis,,,,kesel ya lihat Indri seperti itu polahnya
Salam sehat wal'afiat semua & Salam ADUHAAII bu Tien 🤗🌿🌼🌿💖
Sehat wa afiat dan ADUHAI Mbh put
DeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah pinaringan wilujeng sedoyonipun....
Sami2 wo
DeleteAnto sdh merasakan karma, indri bukan wanita yg baik, banyak tuntutan, bikin sebel hahhahahha
ReplyDeleteCerita semakin apik dan menarik,dan tentu saja semakin Aduhai...
Semoga selalu sehat bunda Tien, kami selalu menanti cerita lanjutan yang semakin Aduhai...
Selalu ADUHAI Lina
ReplyDeleteSlmt sianf mba tien.. Tetapsht sll y dan tetap semangat.. Ditunggu terus mcytnya.. Sl. Seroja dan aduhai dri skbmi🥰🥰
ReplyDeleteADUHAI buat Farida
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien sesuai prediksi Anto diusir dari rumah Yesyta oleh pak.Murti, cuma ibunya Anto tidak pingsan namun ikut prihatin atas kelakuan anaknya yang tidak tahu diuntung. Sudah mengerucut, Suni dilamar Darman..Perceraian Yesyta dan Anto sedang diproses.
ReplyDeleteSemoga Yasyta tetap pada pendirian menceraikan Anto dan setelah proses selesaibisa nikah dengan Gunawan. Aamiin. Biar saja pasangan selingkuh menyesali yang yerjadi
Sesal kemudian tak ada gunanya.. Nuwun bu..semoga Yesyta dan Gunawan jadian ...aduhai.
Ngarep.com
Mbak Tien MCYT makin bikin penasaran Endingnya.Mohon jaga kesehatan nggih Mbak & sukses .Matur suwun
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien ,salam sehat dari Kediri
ReplyDeleteMencari Cinta Yang Terserak...
ReplyDeleteCinta siapakan gerangan yg terserak....
Selamat ya Gunawan...(ngarepdotcom)
Met malem semuanya... Selamat menunggu kelanjutan cinta Gunawan...
🌿
Alhamdulillah
ReplyDeleteMaturnuwun b. Tien
Oalah mBok Darso dadi kedarang-darang, merga polahe anake dewe ..
ReplyDeleteHmm
tambah mumpluk runyeme
nggih neda nrimo mawon mbok mbok
Alhamdulillah.. Terimakasih bunda Tien.. salam seroja dan tambah Aduhaaaai..🤭❤️
ReplyDeleteAlhamdulillah, terima kasih Bu Tien....
ReplyDeleteSepertinya pembaca semakin gemes nih.....
Salam sehat...salam aduhai...
MCT-26 belum tayang ya. Semoga mbak Tien sehat² saja.
ReplyDeleteSemoga MCT-26 segera keluar, yg nunggu banyak😊🙏
ReplyDeleteSmga mb Tien semakin kreatif merangkai cerita dan alurnya anti mainstream
ReplyDelete