MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 24
(Tien Kumalasari)
“Bapak mau ke rumah Yessy?” tanya Yessyta dengan cemas. Kalau benar, banyak kemungkinan akan terjadi, dan salah satunya sangat membuat Yessyta takut, yaitu pak Murti akan shock dan penyakitnya akan kembali parah.
Gunawan yang melihat dari kaca spion juga tahu bahwa Yessyta cemas, maka dia menghentikan mobilnya diluar gerbang. Pak Murti menatapnya tajam.
“Yess, apa kamu membawa kunci rumah? Soalnya bisa jadi suami kamu pergi. Ya kan Yes?” tanya Gunawan yang berusaha mencegah pak Murti yang ingin masuk kehalaman, bahkan masuk ke rumah Yessyta.
“Oh, iya, aku lupa, kuncinya dibawa Suni mas.”
“Pak, ternyata Yessy tidak membawa kunci, jadi kita tidak bisa masuk, bagaimana?” kata Gunawan. Tapi pak Murti mengerutkan alisnya, dan memberi isyarat agar terus masuk ke halaman.
“Ssuuk… suuuk…” katanya sambil tangannya menunjuk kearah halaman. Gunawan menoleh ke arah Yessyta yang semakin pucat.
“Bapak mau apa ke rumah Yessy?” tanya Yessy.
“Suuk… sssuuuk.. “ katanya terus dan sekarang pakai memukul-mukulkan tangannya ke atas dashboard.
Gunawan bingung, tapi dia memasukkan mobilnya perlahan.
Mulut Yessyta berkomat-kamit melantunkan doa. Berharap tak akan ada sesuatu yang membahayakan keselamatan ayahnya.
Rumah itu tertutup, tapi pak Murti memberi isyarat minta diturunkan.
Mau tidak mau Gunawan kemudian menurunkan kursi roda lalu membantu pak Murti turun.
Gemetar tangan Yessyta ketika ia terpaksa mendorong kursi roda itu, apalagi ketika pak Murti menunjuk=nunjuk ke arah rumah. Karenanya Yessy kemudian mendorong kursi roda itu naik ke teras, dibantu Gunawan.
“Nah, kita nggak bisa masuk, karena kunci rumah dibawa Suni, dan tampaknya mas Anto juga pergi. Ya sudah, duduk-duduk di teras saja ya pak. Atau kita pulang saja?” kata Yessy membujuk ayahnya.
Tapi pak Murti geleng-geleng kepala. Ia menatap ke sekeliling teras , lalu halaman rumah yang ada beberapa pohon mangga, tapi tanaman bunga-bunga banyak yang kering.
Pak Murti menunjuk-nunjuk ke arah tanaman kering, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia juga mengerutkan keningnya tanda tak suka.
Dalam hati Yessyta gemas, mengapa isteri muda Anto tak mau merawat tanaman-tanaman itu dan membiarkannya kering. Tapi jawaban kepada ayahnya tentu saja berbeda.
“Iya bapak, habisnya kan saya sering tidak pulang, Suni juga jarang kemari, sedangkan mas Anto kan seorang laki-laki, mana bisa merawat tanaman.”
Gunawan melihat ketika pak Murti mencibirkan bibirnya. Mungkin bukan karena Yessyta tak sempat merawatnya, karena cibiran itu tampak mengandung amarah.
“Besok kalau Suni sudah kembali, Yessy akan pulang sebentar untuk merawat tanaman-tanaman itu, atau Suni pasti juga bisa melakukannya.”
Pak Murti masih saja mencibirkan bibirnya.
Yessy yang mengira ayahnya tak sabar menunggu Suni merawatnya, kemudian berusaha turun kebawah, mencari selang yang biasanya ada disamping rumah. Letak selang itu ada didekat kran air yang memang biasa dipergunakan untuk menyiram tanaman, dan kran itu terletak didepan garasi. Saat itulah Yessy melihat bahwa mobil Anto ada didalam garasi, dan berarti Anto dan mungkin juga isterinya ada didalam rumah. Yessyta memegang selang dengan tangan gemetar, seperti getar jantungnya yang berdetak tidak karuan. Bagaimana kalau mereka keluar dan ayahnya melihatnya. Yessyta masih terpaku disana beberapa saat lamanya.
“Yessyta akan menyiram tanaman-tanaman itu, pak.” kata Gunawan.
Tapi pak Murti tidak tampak suka. Ada yang ingin dikatakannya, tapi yang keluar adalah kata-kata tak jelas yang sama sekali Gunawan tak mengerti.
Tiba-tiba terdengar pintu dibuka dari dalam, dan Indri muncul dari sana. Tanpa tahu siapa yang duduk di teras, dia langsung berkacak pinggang memaki-maki.
“Siapa kalian ini? Kalau bertamu ketuk pintu atau pencet belnya, bukan malah enak-enak duduk di teras. Atau.. jangan-jangan..”
“Diaaam!!” tiba-tiba Gunawan yang tak tahan mendengar caci maki dari Indri langsung berdiri dan membentaknya.
“Egh.. siapa kamu? Kurangajar sekali. Aku nyonya dirumah ini, tahu.”
Pak Murti memutar kursi rodanya, menatap perempuan yang sudah tiga kali ini dilihatnya. Tangannya diacungkannya, dan menuding kearah luar.
“Giii! Ppp… pergiiiii !” Itu ucapan jelas pertama yang meluncur dari mulut pak Murti.
Gunawan menarik Indri sampai turun ke halaman.
“Eeeh… apa-apaan ini? Aku nyonya dirumah ini!!”
Dengan satu kali tamparan Gunawan berhasil membuat Indri terjatuh.
“Mas Antoooo..! Ada orang jahat disiniiii !” jeritnya keras.
Yessyta yang sudah melemparkan selangnya berlari kedepan, melihat Indri masih terduduk ditanah sambil memegangi pipinya, sedangkan Gunawan berdiri didepannya dengan penuh ancaman.
Melihat Yessyta, Indri segera sadar bahwa ia sedang berhadapan dengan keluarga Yessyta. Ia bangkit kemudian merangkul kaki Yessyta sambil menangis.
“Ppp.. pergiii.. !!” teriakan dengan suara berat itu mengejutkan Yessy. Benarkah itu suara ayahnya? Ia segera mendorong tubuh Indri sehingga terjengkang, lalu berlari menghampiri ayahnya.
“Bapak ?”
Yessyta merangkulnya dan menangis di pundak ayahnya.
Anto yang semula tertidur, agak lama baru sadar bahwa ada ribut-ribut diluar. Begitu melihat pak Murti yang sedang dipeluk Yessyta, ia segera berjongkok didepannya, lalu meraih tangan pak Murti, bermaksud menciumnya.
Tapi pak Murti mengibaskannya.
“Pp.. pergi…!” teriaknya lantang.
“Bapak, maafkan saya..” rintih Anto memelas.
“Gun…. Ss..seret.. mm..merekka.. ppergiiii!”
Gunawan tertegun, pak Murti bicara sangat jelas walau terpatah-patah. Ia kemudian mendekati pak Murti.
“Ssus.. suruh pp...ergii.”
“Kamu sudah mendengarnya bukan? Mengapa tidak segera pergi?”
“Maafkan saya.. bapak..” Anto bahkan merunduk kemudian mencium kaki pak Murti, tapi pak Murti menjejakkan kakinya sehingga Anto pun terjengkang.”
“Yessy, katakan pada bapak, kamu mengijinkan aku tinggal bukan?”
“Tidak, ini rumah bapak. Kalau bapak ingin kamu pergi, maka kamu harus pergi,” kata Yessyta dingin.
“mBak Yessyta, kasihanilah kami.”
“Yessyta mendorong ayahnya masuk kerumah. Anto dan Indri akan mengejarnya, tapi Gunawan menghadangnya.
“Mau kemana kalian?”
“Kamu.. kamu siapa… minggir..!”
“Pemilik rumah sudah menyuruh kalian pergi, maka pergilah!” kata Gunawan tandas dan tegas.
“O, aku tahu, kamu menginginkan isteri aku bukan?”
“Kalau ‘ya’ kenapa? Dia berhak mendapatkan laki-laki yang bisa melindunginya, bukan menyakitinya.”
“Setan alas kamu !”
“Pergi, atau aku harus menyeret kamu keluar?”
Dan tiba-tiba Yessyta telah mengeluarkan semua baju dan barang-barang yang bukan milik Yessyta keluar. Meletakkannya begitu saja di teras, lalu menarik Gunawan masuk kedalam rumah. Setelah itu Yessyta menguncinya dari dalam.
Ketika Gunawan masuk, dilihatnya pak Murti bertepuk tangan dengan wajah berseri-seri.
“Bapak…” Yessyta kembali merangkul ayahnya dan menciuminya bertubi-tubi. Hal yang dikhawatirkannya tak terbukti. Pak Murti bahkan bisa berbicara lebih jelas,.
“Cerraiiii… ceraai… Kamu mau?”
“Iya bapak, saya akan menggugat cerai. Banyak alasan untuk melakukannya. Bapak senang?”
Pak Murti mengangguk-angguk sambil mengacungkan jempolnya.
Gunawan menghela napas lega.
Yessyta masih bersimpuh dihadapan ayahnya, meletakkan kepalanya di pangkuannya. Pak Murti mengelusnya perlahan sambil berlinangan air mata.
“Kkam..mu.. men..derita.. llamaaa..”
Yessyta mengangkat kepalanya, menatap ayahnya, kemudian jari lentiknya mengusap pipi ayahnya yang dialiri oleh air mata.
“Aakku.. ssudaah.. lamaaa.. tt..tahu..”
Yessyta kembali meletakkan kepalanya di pangkuan ayahnya. Sekarang dia tahu, ayahnya nekat ingin datang ke rumah ini karena sudah merencanakan sesuatu. Ia tahu tentang kelakuan Anto.
“Bapak sungguh hebat luar biasa, saya tidak mengira, tadi Yessy ketakutan kalau bapak sampai terkejut lalu bertambah sakit,” kata Gunawan yang ikut bersimpuh di samping kursi roda pak Murti.
“Iya bapak, Yessy takut sekali. Ternyata bapak justru bertambah sehat,” kata Yessy sambil menciumi tangan pak Murti.
Pak Murti tertawa sambil menepuk-nepuk dadanya, membuat Gunawan dan Yessyta kemudian mengacungkan masing-masing dua jempol mereka.
“Mas, temani bapak, aku akan membuatkan minum untuk bapak, mudah-mudahan semua persediaan masih ada,” kata Yessyta sambil beranjak ke belakang.
Begitu Yessyta pergi, pak Murti menarik tangan Gunawan agar mendekat.
“Aakku.. sudd..sudah bilang.. kamu.. hh..hanya kkamu..” kata pak Murti sambil menunjuk ke arah Gunawan.
“Saya.. kenapa, pak..?” tanya Gunawan, pura-pura bingung. Ia sudah tahu maksud pak Murti sebenarnya, tapi malu dong kalau tiba-tiba bilang sudah tahu.
“Kkamu.. dd.. dan Yeessyy… Ttaapp…pi.. dia.. jj..janda..” kata pak Murti yang kemudian mengerutkan keningnya.
Aduhai, janda atau bukan, yang namanya cinta ya cinta saja, gitu lhoh. Kata batin Gunawan. Tapi yang terjadi, Gunawan mengangguk lalu meraih tangan pak Murti kemudian diciumnya lama sekali.
Pak Murti menepuk-nepuk bahu Gunawan dengan hangat. Sejak dulu hanya Gunawan pilihan pak Murti. Dan itu benar adanya. Yessyta salah menjatuhkan cintanya.
“Bapak, ini coklat susu untuk bapak dan mas Gunawan,” kata Yessyta sambil meletakkan tiga cangkir berisi minuman hangat di meja.
Ketika mendengar deru mobil menjauh, ketiganya menoleh ke arah halaman. Mobil berwarna kuning telur itu sudah pergi, membawa duka dan luka yang telah diciptakannya.
“Obil… obilll?” tanya pak Murti.
“Biarlah bapak, Yessyta terlanjur mengatas namakan mobil itu atas nama dia. Sudah Yessyta ikhlaskan.”
“Bagus… Gun.. bbantu.. urus.. pp..perceraian.. mmerekka..”
“Baiklah bapak.”
Siang itu ke tiganya kembali berjalan-jalan, menuruti apa kemauan pak Murti, dengan wajah-wajah bahagia.
***
Anto menghentikan mobilnya disebuah pinggiran kota. Di dalam bagasi, penuh barang-barang mereka yang tadi dikeluarkan Yessy dari dalam kamarnya. Indri sebentar-sebentar menghentak-hentakkan kakinya karena kesal.
“Sudah, hentikan ulahmu itu. Bukannya mencari jalan keluar tapi malah membuat aku bertambah pusing,” omel Anto.
“Mengapa kita diusir, bukankah isteri kamu sudah mengijinkan kita tinggal disana?”
“Yessy mengijinkan, tapi bapaknya tidak. Rupanya bapaknya sudah tahu apa yang kita lakukan, sejak melihat kita dirumah makan itu.”
“Keluarga pelit. Orang kaya mengapa sepelit itu? Lalu bagaimana kita?” keluh Indri tak henti-hentinya.
“Bagaimana kalau untuk sementara kita tidur dirumah orang tua kamu saja?”
“Dirumah aku? Ogah. Aku malu dong sama keluarga aku, tahunya suami aku itu orang kaya, bagaimana mungkin kita nebeng dirumah orang tua? Bagaimana kalau dirumah kamu saja.”
“Itu lebih tidak mungkin lagi. Ibuku tidak tahu kalau aku menikah lagi sama kamu.”
“Kamu sudah melakukannya, mengapa takut sama ibu kamu?”
“Bukannya takut, tapi ibuku belum tentu mau menerima, kalau tahu apa yang telah kita lakukan.”
“Orang tua tak akan tega dong sama anaknya. Lagi pula kan untuk sementara, mas harus cari rumah sendiri setelahnya.”
Anto diam. Ia menyandarkan kepalanya sambil memijit-mijit pelipisnya.”
“Pikirkanlah, jangan hanya bilang pusing dan pusing terus.”
“Diam. Kamu itu sangat berbeda sama Yessyta ya? Dia itu tidak cerewet seperti kamu.”
“Apa? Sekarang kamu membandingkan aku dengan Yessyta?” teriak Indri dengan marah.
“Dan Yessyta tidak pernah berkata kasar seperti kamu. Dia sangat menghormati aku.”
“Baiklah, kalau begitu kembali sana. Kembalilah sama dia, aku juga ogah hidup susah bersama kamu.”
“Jadi apa mau kamu? Kamu mau berpisah dari aku?”
“Enak ya, kamu sudah merayu aku, lalu menjadikan aku isteri kamu, lalu kamu menyesalinya?”
“Bukan aku yang merayu kamu. Kamu yang terus-terusan menggoda aku!” hardik Anto.
Perdebatan mereka semakin sengit tapi tak seorangpun diantara mereka yang bersedia pergi, karena tak tahu apa yang harus mereka lakukan. Anto benar-benar menyesal telah melakukan semua itu. Rayuan Indri agar memoroti harta Yessy pun tak kesampaian, karena kebusukan mereka sudah tercium oleh orang tua Yessyta, dan Yessyta pun telah memergoki mereka berada didalam kamar.
***
Siang itu pak Murti memaksa Gunawan dan Yessyta untuk makan siang dirumah makan. Rumah makan dimana dulu pak Murti pingsan tiba-tiba dan menjadi sakit sampai sekarang belum benar-benar tersembuhkan.
Bagitu masuk, manager rumah makan yang dulu membantu membawa pak Murti ke rumah segera menyambutnya sampai ke pintu.
“Pak Murti, apa kabar?” sambutnya ramah.
“Bb.. baik.. baik..”
Lalu manager rumah makan itu mempersilahkan mereka duduk di bangku yang dipilih pak Murti.
“Nah, disini waktu itu pak Murti tiba-tiba jatuh,” kata manager rumah makan itu lagi.
“Terimakasih dulu sudah membantu bapak untuk dibawa ke rumah sakit.”
“Sama-sama. Pak Murti kan langganan saya. Sekarang saya bersyukyur, pak Murti sudah kelihatan sehat sekali.”
Pak Murti mengangguk-angguk. Lalu Gunawan membantunya berpindah duduk di kursi atas permintaan pak Murti.
“Silahkan pesan, bapak, pelayan akan segera datang. Selamat menikmati,” kata sang manager sambil membungkukkan tubuhnya lalu pergi menjauh.
“Bapak mau makan apa? Awas ya, tidak boleh yang lemak-lemak,” Yessy mengingatkan.
“Iya bapak, selat segar saja ?”
“Haaa.. mmau.. mau…”
Ketika pelayan pergi setelah mereka memesan makanan, pak Murti menunjuk ke arah kursi didepannya.
“Aakk..ku.. melihat.. dd..dia.. dan perremp..puan itu..”
“Bapak melihat mereka disini?”
“Ng..ngomong .. jel..lek.. ng..ngomong ..in kk..aamuu.. aaku.. mm..mar..rah sekali..”
“O, jadi ketika bapak pingsan itu karena marah pada mereka?”
“Haaa..”
“Kurangajar ! Jadi mereka yang membuat bapak sakit sampai sekarang?” kata Gunawan geram.
Tapi pak Murti menggoyang-goyangkan tangannya.. lalu ditekuknya tangannya sambil mengepalkan tangannya, memberi tanda bahwa dia sudah sehat, dan melarang mereka marah-marah lagi.
Yessyta menggenggam tangan bapaknya sambil tersenyum.
“Bapakku hebat. Ya kan mas ?”
Gunawan mengacungkan kedua jempolnya sambil tersenyum.
***
Malam itu Anto mengetuk pintu rumah ibunya. Ibunya yang belum tidur segera membukakan pintu.
“Ada apa malam-malam kemari?”
“Bu, ijinkan saya tidur disini, untuk beberapa hari saja.”
“Memangnya kenapa? Isteri kamu masih marah sama kamu gara-gara kamu bohong dulu itu?”
“Tidak bu, besok saya akan cerita, biarkan kami tidur disini untuk beberapa hari saja.”
“Kamu tidak sendiri? Bersama isteri kamu juga?”
“Ya bu..”
Tapi sang ibu kemudian heran ketika yang muncul bukan Yessyta.
“Isteri kamu mana ?”
“Ini bu..”
“Apa? Apa maksudmu ?”
***
Besok lagi ya.
Alhamdulillah MCYT 24 dah tayang.
ReplyDeleteTrimakasih bu Tien. Aduhaii
Selamat mbk Wiwik....Juara 1
DeleteAlhamduLILLAAH 24 dh tayang...mmantaaafff...thankq bu tien..Aduhaiii
DeleteTumben Kakek gak komen??
DeleteKetiduran....cuapek.
DeleteJam 00.05 terbangun
Selamat buat jeng Wiwik Jonegoro juaranya.
Timakasih mbak Nani juga kakek Habi, responnya...
DeleteMatur nuwun mbak Tien-ku, mcyt24
ReplyDeleteSuwun Bu Tien
ReplyDeleteSalam Aduhai dr Klipang ...π€π
Alhamdulillah MCYT 24 tayang
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT Eps 24 sudah tayang, terima kasih banyak mBak Tien
ReplyDeleteSemoga mbak Tien lekas sembuh dan sehat kembali. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin
Salam sehat dan salam ADUHAI....
Asyiikk sdh tayang
ReplyDeleteSelamat tayang MCYT-24
ReplyDeleteBu Tien, semoga sehat selalu.
Salam *Aduhai*
Alhamdulillah mcyt sudah tayang
ReplyDeleteMatur nuwun Mbak Tien MCYT 24 sudah tayang
ReplyDeletecrita nya makin seru n makin asyik...salam aduhai mb Tien sehat selalu
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna ,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Selamat malam Ibu Tien....
DeleteSelamat malam Bu Tien. Terimakasih tayangan MCYT_24.
DeleteSehat terus ya Bu....semoga kontrol hari ini Rabu 16 Juni 2021. Hasilnya signifikan. Sembuh..sembuh..sembuh.
Juga buat jeng dr. Dewiyana, ikut berbahagia sdh kembali ke rumah setelah bbrp hari menjalani perawatan medis di RSPAD GATSU JKT.
Sehat terus dan terus sehat ya dok... Semoga Allah menjagamu.
Lembar koreksiku:
Delete1. ...apalagi ketika pak Murti menunjuk=nunjuk ke arah rumah.
# ...apalagi ketika pak Murti menunjuk-nunjuk ke arah rumah.
2. ...melihat Indri masih terduduk ditanah sambil memegani pipinya,...
#...melihat Indri masih terduduk ditanah sambil memegangi pipinya,..#
3. ...ia segera berdongkok didepannya, lalu meraih yangan pak Murti, bermaksud menciumnya.
#...ia segera berjongkok didepannya, lalu meraih tangan pak Murti, bermaksud menciumnya.#
4. Ssus.. suruh pp. oergii.”
# Ssus.. suruh pp. pergii.” #
5. Yessyta mengangkat kepalanya, menatap ayahnya, memudian jari lentiknya mengusap pipi ayahnya yang dialiri oleh air mata.
# Yessyta mengangkat kepalanya, menatap ayahnya, kemudian jari lentiknya mengusap pipi ayahnya yang dialiri oleh air mata. #
6....Dan itu benar adanya. Yessita salah menjatuhkan cintanya.
# ...Dan itu benar adanya. Yessyta salah menjatuhkan cintanya.#
7. ...Di dalam bagasi, penuh barang-barang mereka yang tadi dikeluarkan Yassy dari dalam kamarnya....
# ..Di dalam bagasi, penuh barang-barang mereka yang tadi dikeluarkan Yessy dari dalam kamarnya...
........
“Isteri kamu mana ?”
“Ini bu..”
“Apa? Apa maksudmu ?”
Huh .....bersambung besuk ......
Alhamdulillah ....
DeleteYang ditunggu tunggu telah hadir,
Matur nuwun.....
Mugi Bunda Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Salam ADUHAI
Aamiin....
8. Bagitu masuk, manager rumah makan yang dulu membantu membawa pak Murti ke rumah segera menyambutnya sampai ke pintu.
Delete# Bagitu masuk, manager rumah makan yang dulu membantu membawa pak Murti ke rumah sakit segera menyambutnya sampai ke pintu.#
Alhamdulillah MCYT 24 hadir.sehat u bu Tien ,Aamiin
ReplyDeleteAlhamdulillah, sdh tayang .... Terima kasih Bu Tien, sehat selalu salam aduhai....
ReplyDeleteAlhamdulilah... matur nuwun Bu tin. Semangat sehat nggih
ReplyDeleteSemoga Bu Tien tetap sehat...Aamiin YRA πππ
ReplyDeleteAmbyaaarrr tenan Anto & Indri di usir dari rumah Yessyta ...ADUHAI banget ceritanya...πππ
DeleteSesama Indri harus saling mendukung
DeleteHe..he...Bpk/Ibu unknown kalau salah yo gak boleh dibela .. tak iya..
DeleteAlhamdulillah... sudah terbit, semoga bunda tien selalu sehat
ReplyDeleteMatur tengkiu Mbak Tien yg baik hati, ramah, tidak sombong, suka menabung, pandai menghibur .. salam ADUHAI
ReplyDeleteHahaaa... ADUHAI Pri
DeleteAduhai sdh tayang MCYT 24
ReplyDeleteTrmksh mb Tien smg sehat sll
ADUHAI BANGET...
Semoga happy ending,Ya Mbak
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT Eps 24 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Bagaimana ibu Anto tidak kaget saat menanyakan.. "istri kamu mana?".. yang muncul bukan Yessyta tapi Indri.
ReplyDeleteAduhai.... Anto kau telah menyianyiakan istrimu yang baik dan cantik.
Kira kira apa yang bakal terjadi lagi.....?
MCYT 24. Salam sehat dan terima kasih mbak Tien
Terimakasih Bu Tien MCYT yang ke dua puluh empat sudah muncul
ReplyDeleteBubar...
DeleteTernyata sosok yang tangguh pak Murti..
Ketakutan tidak pernah menentramkan, ada janda kembang nich, kaya lagi ..
Persetan dengan kutu busuk maupun benalu..
Pengangguran mondar-mandir pakai roda empat; taksi gelap deh, sekarang kan naik pangkat, nebeng aplikasi ; legal deh.
Biarlah sekedar bernafas, emaknya aja ngusir kan kena ott kapeka; kepergok pake duit buat kencan, amburadul..
Instruksi bos besar; kembali ke laptop, ceo nya suruh jadian sama pewaris, janda kembang seeh, ada sponsor juga, eh bukan.. suporter kaya pemandu sorak gitu .. Sunny lah yang masih bertahan sambil mengharap mantan cinta monyetnya beroleh kebahagiaan aduhai.. bisa..aja..
Masih ada banyak yang ngumpet dibalik dongeng..
Legaan sedikit deh, diterima nggak yaa..
Pasti donk .. Bu sekdes..
Kalau pada jadi lumayan..
Masih panjang lho..
Semoga..
Terimakasih, sekali ada kelegaan.. kali ini
Bu Tien sehat sehat selalu doaku, sedjahtera bahagia bersama keluarga tercinta..
Kembali ke laptop, baiklah Nanang
DeleteADUHAI
Lega rasanya ...Anto diusir oleh yang berwenang.
ReplyDeleteApakah sudah tidak ada masalah lagi? Artinya sudah hampir selesai , tidak sampai 30 episode.
Tunggu saja, mungkin masih ada kejadian yang tidak disangka-sangka siapa tahu.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.
Begitulah kalau tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki ,penyesalan hasil akhirnya ,semoga saja Anto sadar atas kesalahannya,bagaimana kisah selanjutnya MCYT 25 bikin penasaran ,terimakasih bunda Tien ,semoga cepat pulih ,salam Aduhai dr Jakarta
ReplyDeleteRasain kamu Anto.. orang gak tau berterima kasih. Sekarang kena batunya. Coba aja.. nanti Indri pasti meninggalkan kamu krn kamu tidak punya apa2. Apa yg kamu tabur itu juga yg akan kamu tuai.
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien, semakin seru saja ceritanya. Smoga Mbak Tien selalu sehat. Salah ADUHAI selalu dari Semarang.
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah pinaringan wilujeng sedoyonipun....
Alhamdulillah MCYT 24 dah tayang. Terimakasih bu Tien. Salam dari jogja
ReplyDeleteBu Tien, sudah ada 3 Indri loh disini.. 1. Indri (istri Anto) 2. Indriyanto B, 3. Indriyatidjaelaniππππ swlam sehat..Umi Iswardono, Yogya
DeleteADUHAI buat ketiga Indri
DeleteMatur nuwun mb Tien MCYT 24 ππππ
ReplyDeleteADUHAI jeng Yuli
DeleteJangan sampai Yessyta dibuat hamil ya bude Tien.
ReplyDeleteAlhamdulillah lega Anto dan Indri sudah terusir dari rumah Yessy. itulah perbuatan buruk pasti akan terbongkar dan tentunya membuat pelaku sengsara. Semoga perceraian lancar diurus Gunawan yg cekatan.Yessy bisa bahagia dengan Gunawan. Salam seroja dan ADUHAI Bu Tien
ReplyDeleteSeroja dan ADUHAI jeng Ika
DeleteSelamat malam jeng Tien,,semoga tambah sehat,,Antoooo. Indri,,,aku harus ngomong apa yaaa wis tak nyambel ae kanggo Anto Karo Indri.
ReplyDeleteEnak dong, sambel lalapan, ADUHAI uti
DeleteAlhamdulillah sudah tayang cerbyngnya
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Salam sehat dan aduhai..
Salam ADUHAI dan sehat ibu Salamah
DeletePuji Tuhan ibu Tien sdh merasa sehat, tetap semangat, shg MCYT 24 tersaji tetap bikin gemes dan penasaran bagi kami para penggandrungnya.
ReplyDeletePak Murti semakin sehat, Anto - Indri mulai menuai apa yg ditaburnya...
Semoga peristiwa ini menyadarkannya untuk hidup lebih baik, selalu mensyukuri berkat dan kasih Tuhan,tdk mudah tergoda dgn kesenangan yg menyesatkan.
Monggo ibu Tien dilanjut aja, kami menunggu dgn penasaran... Matur nuwun, berkah Dalem. Salam ADUHAI...
Menunggu datangmu
DeleteADUHAI jeng Yustinhar
Alhamdulillah MCYT~24 telah hadir, Anto dan Indri pun telah terusir..
ReplyDeleteMaturnuwun bu Tien..π
Salam ADUHAI pak Djodhi
DeleteAnto bekal kena marah ibunya.
ReplyDeleteTerimakasih mbak Tien.
Matur nuwun... Mbak tien.... Smg sehat selalu. Semakin asyik ceritanya Aduhai
ReplyDeleteASYIK dan ADUHAI jeng Nanik
DeleteBenar2 diusir Anto sama Indri paling juga dirumah Ibunya Anto jg akan mengusir menantu baru yg tdk tahu sopan santun dan jg paling pemalas dan akan menjadikan Ibunya Anto dg bentakan dan disuruh2. Model Indri yg sok jd bos tapi aslinya tdk punya apa2.
ReplyDeleteMksh dan Alhamdulilah sdh bisa baca MCYT 24. Semoga Bunda Tien selalu sehat wal'afiat tak lupa matur nuwun dan salam ADUHAI
ADUHAI ibu Rochmah
DeleteMCYT 24 yes
ReplyDeleteAlhamdulillah tayang nih
Mksh bunda Tien,sehat selalu doaku
Moga pak Murti segera pulih jd bs cerita apa yg di lhtnya
Iblis Indri yg belagu sok jd juragan cari perkara
Untung Anto gak berani berkutik
Udah dpt tumpangan aj bersyukur,Alhamdulillah ketahuan moga pas ada drmh biar heboh
Nah ketahuan pak Murti juga Gunawan
Bgmn dgn Yessyta yg terlalu baik
Salam sayangkuh aj deh buat bunda Tien yg selalu bikin penisirin bingitz
ADUHAI
ADUHAI jeng Maimun
DeleteAlhamdulillah sehat selalu dan Mbak Tien, semakin seru dan semakin penasaran...
ReplyDeleteSalam penasaran yang ADUHAI Abah
DeleteAlhamdulillah, suwun mbak Tien... semakin sehat dan semangat. Salam sehat selalu. Barokallohufk
ReplyDeleteAamiin ibu Umi
DeleteADUHAI
Terima kasih mbu tien.... waah.. mkin syiiik part nya....sehat² mbu tien sekaluarga.....
ReplyDeleteSalam sehat dan ADUHAI pak Zimi
DeleteSyukirin Anto dan Indri kedoknya sdh terbongkar...dan Yessy sdh setuju utk gugat cerai Anto...
ReplyDeleteYessy berhak bahagia... Mungkinkan Yessy dpt bersatu dg gunawan ..semoga dan ini pastinya akan jd obat mujarab bagi pak murti.
Haduh maaf bu Tien jd kebawa emosi ..terima kasih bu MCYT 24 salam sehat dan aduhai
Emosinya ADUHAI Jeng Winarni
DeleteMakasih Bunda semoga dari hari ke hari Bunda selalu tambah sehat.
ReplyDeleteMonggo Bunda istirahat dulu persiapan untuk kontrol besok pagi.
SALAM ADUHAI
Njih mas Bambang, ini masih ngantri
DeleteMatur nuwun bu.....deg2an bacanya
ReplyDeleteSalam aduhai dari Magelang
Deg2an dan ADUHAI Butut
DeleteKeren mbak Tien..
ReplyDeleteNgk sabar nunggu besok...
Aduhai..hai..hai..
ADUHAI.. HAI.. HAII jeng Anie
DeleteAlhamdulillaah bisa baca malam hari
ReplyDeleteMakasih tayangannya
Salam sehat selalu bunda
Selalu ADUHAI, Ibu Engkas
DeleteMakasiih mbak Tien mcyt24nya..
ReplyDeleteTegang bacanya.. tp senaaang..ππ
Salam sehat dan aduhaiii mbak Tien..
ππ₯°⚘
Salam sehat dan ADUHAI jeng Maria
DeleteCakep cakep wong sing culas selingkuh ngk amanah langsung terusir dri peredaran dunia biar yg berbudi luhur dan jujur menerima kebahagiaan dgn keluarga yg sakinah mawadah warahmah aamiin saya terlalu sayang dan sedih dgn yessyta yg dikhianati oleh anto bravo yesseta mdh2n bahagia karena ikut dgn pilihan orang tua yg baik dan amanah aamiin
ReplyDeleteSalam ADUHAI pak Muhadjir
DeleteRasakan di usir ibu sendiri Anto
ReplyDeleteSlm seroja sll mb Tien dan semua pctkπ€
Wong belum diusir sama ibunya Anto gitu loh..iya g bu Tien? Di episode 25 kali ya? Salam seroja juga mb. Saptimaini dan bu Tienπ.. Umi Iswardono, PCTK Yogya
DeleteSeroja jeng Sapyi
DeleteADUHAI
Alhamdulillah MCYT 24 sdh hadir. Semakin seru,bgm reaksi ibunya Anto, klw istrinya bkn Yessyta..,.
ReplyDeleteTrm ksh Bunda Tien ttp semangat menghibur kita2 ya, smg tambah sehat dan salam ADUHAI
Sehat tambah ADUHAI Pudya...
DeleteTerima kasih mbak Tien..
ReplyDeleteSemakin seruuu...
Biar kapok itu si Anto...
Jd gelandangan...
Salam aduhai
Sehat selalu mbak Tien
Kapok lombok jeng Yulie..
DeleteADUHAI
Alhamdulillah,suwun Bu Tien...salam sehat dari Kediri
ReplyDeleteSalam sehat yang ADUHAI jeng Rini
DeleteLega rasanya pak Murti bisa bicara, anto n indri sdh dapat hukuman pertama, hukuman2 lain masih menunggu mereka ya bunda, mungkin dari kantor mereka...kami serahkan ke Bunda Tien ,cerita semakin menarik dan tambah ADUHAI,
ReplyDeleteSemoga bisa bunda Tien selalu sehat dan tetap ADUHAI
Tetap ADUHAI jeng Lina.
DeleteSudah masuk grup belum?
Belum bunda ,jik minder hehhheehe
DeleteWalaaah... ngapain minder
DeleteTerima kasih Bu Tien, MCYT 24 sudah hadir, smg ibu sehat selalu , salam aduhai dari Pasuruan
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien, MCYT 24 sudah hadir, smg ibu sehat selalu , salam aduhai dari Pasuruan
ReplyDeletePagi bu Tien ....
ReplyDeleteAduuuuhhhhhh senangnya si anto kere yang gak tau diri terusir sudah ....
Rasain luuuu .....
Dasar laki laki gak tau diri .....
Terus bu Tien .....
Buat anto dan indri menderita gak karuan akibat perbuatannya ....
Sebel...sebel ....sebel liat kelakuan si anto kere......
Maaf bu Tien ....edisi gregetan tingkst dewa .....ups .....
Jangan marah ya bu Tien yang cantik...
Salam Aduhay dari malang .....
GBU......
Sebel sebel sebeeel.
DeleteADUHAI jeng Laksmie
Assalamualaikum wr wb.. Slmtpgii mba Tien.. Alhamdullilah mcyt 24 sdh tayang dah bc jg.. Woowwa akhiiirrrnya. Antoterbuka kedoknya dan di usir sm p murti.. Sebuahkebohongan sdh terkuak.. MbaTien sang sutrada sangat lihat membuat penggemar nya mrs senang. Sedih. Emosi.. Ygpenting mbak Tien sehat sll dan tetap semangat.. Slmaduhaai teruss mbakπͺπͺππππ
ReplyDeleteSalam campur aduk dan ADUJAI Farida
DeleteTerimakasih sudah tayang jilid 24
ReplyDeleteSemoga bu Tien K. Sehat selalu
Salam sehat dari Tebing Tinggi Sumut.
Salam sehat dan ADUHAI pak Djoko
DeleteAlhamdulillah .... pagi2 sdh bisa buka kejora pagi
ReplyDeleteTerima kasih bu tien ..... ku menunggu episode berikutnya ..... semoga bu tien selalu sehat2 & dlm lindungan Allah SWT
Aamiin yaa rabbal'alamiin
Selamat pagi , salam aduhai selalu
Salam ADUHAI pak Arif
DeleteFajar telah menyinsing
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Trimakasih bunda Tien utk episode ke 24 nya
ReplyDeleteBenar"orang yg ndak bisa bersyukur,si brengsek Anto itu.
Diangkat derajatnya dari lembah derita, malah berbuat seenaknya.
Sekarang benar" diusir oleh p. Murti, rasain lu...
Hukum karma telah menimpamu, krn kamu telah me nyia"kan Yessyta orang yg sangat menghargai dan patuh pada suami dan orang tua.
Bgmn sikap Indri sekarang, bertolak belakang dg Yessyta.
Moga Anto dan Indri diusir juga dari rumah orang tuanya.
Biar lengkap penderitaannya....
Baru sempat komen bunda, habis baca langsung tidur.
Moga bunda Tien cepat pulih dan aktifitas seperti biasa.
Salam aduhaii dari Bojonegoro
Sekarang udah bangun kan?
ReplyDeleteADUHAI jeng Wiwik
Salam ADUHAI ibu Munjiati
ReplyDeletesuni hati2 dijalan ya... semoga sdh ketemu bapaknya.... kuatir dengan suni sekarang ....
ReplyDeleteSalam Aduhai Bunda
Baiklah, pak Tutus
DeleteADUHAI
Rasain kamu Anto..dah punya istri baik malah di sia2 kan dan disakiti. Makasih mba Tien .Sehat selalu . Salam hangat dan aduhai
ReplyDeleteSalam hangat dan ADUHAI jeng Sul
DeleteAssalamualaikum wrwb Bu Tien, sugeng enjang, sugeng makaryo.
ReplyDeleteAlhamdulillah nyarap ditemenin pak Murti yg dh mulai sembuh, Yessy dan Gun yg bahagia, rasanya sarapan menjadi lebih nikmat...hehehe...abaikan Anto yg penuh penyesalan atas kelakuannya dan Indri yg kyaknya bakal ninggalin krn ga mau hdp susah...
MCYT memang ADUHAI, tak sabar ku menanti epsd slnjutnya...
Matur nuwun Bu Tien...salam sehat, hangat, jg ADUHAI slalu...ππππ
Wa'alaikum salam Yuka.
DeleteADUHAI
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien MCYT 24 nya ,,bikin senang krn p Murti mulai membuka cerita ttg Anto & Indri
Salam sehat wal'afiat & Salam ADUHAAII bu Tien π€πΏπΌπΏ
Salam sehat dan ADUHAI Mnh put
ReplyDeleteAlhamdulillah cerbernya muncul sdh no 024 dengan cerita yang paling aduhai menurut saya. Karena pasangan selingkuh diusir dari rumah oleh pak Murti. Dan mukjizat pak Murti bisa omong jelas mengusir Anto dan Indri. Indri Indri..memang kamu wanita pengeret tidak tahu diuntung, sok jadi nyonya rumah. Akhirnya Anto sadar siapa Indri setelahsudah terjerumus sangat jauh Semoga ibunya Anto tidak pingsan setelah mendengar penuturan anaknya. Anto Antojadi laki laki koq tidak cerdas...he.he.Maaf buTien..gregeten..gemes.
ReplyDeletekarena cerita yg aduhai...bisa ngusir pasanfan yg tdk tahu diri
Noor .emang zADUHAI
DeleteMakin seru dan aduhaiii..
ReplyDeleteππ
ADUHAI Trina
DeleteNdak masalah Janda atau pun gadis...ADUHAI sekali bunda Tien...π
ReplyDeleteIndri indri...
ReplyDeleteKenapa kamu gak sadar....
Sekarang Anto sdh tdk spt Anto dahulu...
Sekarang sdh kere...
Kenapa msh km tungguin....
Apa yg km harap dr dia....
Tinggalin aja....
Cari lagi yang lebih kaya...
tambah seru crita nya....makin asyik..salam aduh ai mbTien
ReplyDeleteWah slow respon , maaf.betul2 Anto/Indri cocok,sama²gsk tahu malu/tidak berperasaan.
ReplyDeleteMenunggu lanjutannya
Semoga mb.Tien SMKN sehat, Sugeng ndalu, salam aduhai dr Yogya
Ini kebohongan Anto kpd ibunya yg paling parah. Nikah dgn perempuan yang tdk punya rasa malu, egois. Paslah jika Anto hidup bersama Indri.. Kan Anto laki laki yg tdk tahu di untung, tdk punya rasa malu, tega memorotin Yessy demi Indri. Senang mereka kena batunya... Ceritanya semakin seru dan menarik... Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, sehat wal afiat seperti sediakala. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDelete