MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 023
(Tien Kumalasari)
Yessyta dan Gunawan tak memperhatikan dua pasang mata itu, tapi tidak demikian dengan pak Murti. Matanya tiba-tiba menyala dan menatap dua sosok manusia yang dalam sekejap telah menghilang.
“Bapak mau beli apa lagi?”
Pak Murti menggoyang-goyangkan tangannya.
“Yang.. yaaang…”
“Baiklah, kita pulang ya. Bapak lapar tidak?”
“Yessy, bapak kan tidak boleh makan sembarangan, jadi lebih baik langsung pulang saja, baru bapak makan. Ya kan pak?” kata Gunawan kemudian kepada pak Murti.
“Haaa…” kata pak Murti sambil mengangguk-angguk.
“Nah, kita pulang Yes…”
Tapi ketika sampai diluar, mata pak Murti tampak mencari-cari.
“Bapak mau beli apa lagi? Kok seperi ada yang bapak cari?”
Tapi pak Murti kembali menggoyang-goyangkan tangannya.
“Saya bantu naik ke mobil ya pak,” kata Gunawan yang kemudian membantu pak Murti naik ke mobil, kemudian menaikkan kursi rodanya ke bagasi.
Disepanjang perjalanan pulang, pak Murti tampak terdiam.
“Bapak masih ingin sesuatu?” tanya Gunawan.
Pak Murti menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Kalau bapak masih ingin sesuatu, bilang saja. Apa pak?”
Tapi kemudian pak Murti memegangi perutnya.
“O, bapak lapar ya?”
“Haaa..” kata pak Murti sambil mengangguk-angguk.
“Nah, ayo mas, ngebut, bapak sudah lapar, aku juga ikutan lapar nih,” kata Yessy.
“Kok sama, aku juga lapar..” kata Gunawan yang sebenarnya ingin membuat lucu-lucuan saja, dan itu memang membuat pak Murti tertawa. Ia yang duduk disamping kemudi lalu menepuk-nepuk pundak Gunawan.
Menyenangkan tampaknya, merasa lapar bersama-sama. Padahal sesungguhnya pak Murti sedang merasa kesal. Ia yang hampir pulih sempat melihat Anto dan perempuan yang dulu pernah ditemuinya dirumah makan, kemudian membuatnya sakit sampai sekarang. Tapi malam itu pak Murti merasa kuat. Rasa tak suka hanya dipendamnya, dan tampaknya ada yang dipikirkannya, tapi belum bisa dikatakannya kepada keduanya.
***
Suni melayani makan malam dengan penuh suka cita. Tampak wajah-wajah gembira diantara mereka. Pak Murti yang mulai sembuh dan perlahan bisa menyuap makanannya sendiri, juga tampak menikmati dengan wajah berseri-seri.
Suni juga senang melihat Gunawan yang sesekali melirik kearah Yessyta dengan pandangan mesra. Ya, mesra. Itulah yang ditangkap oleh Suni, dan juga diam-diam diperhatikan oleh pak Murti yang tersenyum-senyum dengan mata berbinar-binar.
“Bapak mau disuapin Suni?”
Pak Murti menggeleng-geleng.
“Disuapin Yessy ya?”
Pak Murti kembali menggeleng-geleng. Ia terus menyuap dengan perlahan, dan Yessyta hanya sesekali membantu menyendokkan makanan itu sebelum pak Murti menyuapnya.
“Bapak hebat ya, sekarang lebih sehat dan segar,” kata Suni sambil meletakkan obat-obat yang harus diminum pak Murti malam itu,
“Iya, bapak hebat. Maukah besok jalan-jalan lagi?” tanya Yessyta.
“Haaa…” kata pak Murti sambil mengangguk-angguk.
“Tuh mas, apakah besok mas ada waktu ?”
“Ada, selalu ada waktu buat bapak,” kata Gunawan bersemangat.
“Oh ya, besok kamu jadi pulang, Suni?”
“Jadi bu, bisa tidak terlalu siang, karena tadi saya sudah mencicil menyeterika baju-baju bapak.”
“Bagus Suni.”
“Mau berapa hari?” tanya Gunawan.
“Hanya sehari mas, besoknya sudah kembali kemari. Kasihan ibu Yessy.”
“Lho, kalau cuma sehari apa cukup kamu kangen-kangenan sama ayah kamu?” tanya Yessy.
“Cukup bu, kan kampung saya tidak jauh. Kalau bapak sehat, saya bisa pulang dua atau tiga hari, ya kan pak?”
“Haaa..” pak Murti mengacungkan jempolnya.
“Aku nanti titip buat bapak ya Sun?”
“Iya, nggak apa-apa mas.”
“Apa besok kamu mau saya antarkan ke terminal ? Mau naik bis kan?”
“Nggak usah mas, aku mau mampir ke rumah ibu dulu, ada barang untuk bapak yang masih tertinggal disana. Jadi aku akan mengambilnya sebelum menunggu bis.”
“Oh, baiklah. Sebenarnya aku mau mengantar kamu pulang, tapi rupanya bapak masih ingin jalan-jalan.”
“Tidak apa-apa mas, bapak lebih penting. Kan rumah aku tidak begitu jauh dari sini.”
“Baiklah, asalkan kamu hati-hati,” pesan Gunawan.
“Lho, bapak makannya sudah?”
“Haa…” pak Murti mengelus perutnya, membuat Yessyta dan Gunawan tertawa.
“Kalau begitu ini obatnya bapak,” kata Suni yang memang setiap hari melayani pak Murti saat makan dan minum obat.
Pak Murti minum obat dengan sangat bersemangat. Ia memasukkan obatnya ke mulutnya sendiri, tidak seperti biasanya Suni yang menyuapkannya.
Yessyta sangat bahagia melihat kemajuan kesehatan bapaknya.
***
“Kenapa sih mas, kita harus makan disini? Aku tuh suka di restoran yang ada didalam mal tadi, aku ingin makan mie langganan aku,” omel Indri ketika Anto mengajak memasuki rumah makan yang agak jauh dari mal, dimana tadi mereka meninginkan makan disana.
“Kamu itu maunya yang kamu suka saja,” gerutu Anto.
“Kalau makan itu bukankah harus apa yang kita suka. Apa mas keberatan karena disana terlalu mahal?”
“Dengar ya, tadi itu ada mertua aku.”
“Mertua kamu? Mertua yang sakit-sakitan itu?” Dia bisa berjalan ke mal?”
“Dia bersama Yessyta dan Gunawan. Pakai kursi roda, tidak berjalan sendiri.”
“Oh, aku kira semakin parah.”
“Aku jadi khawatir, kalau dia bisa bicara, lalu bercerita tentang kita, bagaimana?”
“Mengapa mas takut? Toh Yessy juga sudah tahu, dan kita sudah menjadi suami isteri. Mau apa lagi dia?”
“Tadi sepertinya dia melihat kita.”
“Biarin aja, ayo kita makan. Kalau mau makan kemudian memikirkan hal-hal yang tidak menyenangkan, makanan kita jadi terasa nggak enak.”
Anto diam, karena tak tahu harus menjawab apa. Semuanya sudah terlanjur dan dia memang harus menghadapinya.
“Aku sebenarnya sedih mas..”
“Sedih kenapa?”
“Kita ini kan boleh dikatakan masih pengantin baru. Tapi mengapa kita tidak bisa ber honeymoon seperti waktu mas menikah sama Yessyta?”
“Yaaah, mana bisa begitu? Orang kantor kan tahunya aku sudah menikah, masa kemudian mau mengambil lagi cuti untuk berbulan madu?”
“Iya, aku tahu, tapi kan sebenarnya aku juga ingin. Selama seminggu kita hanya bersenang-senang tanpa harus memikirkan pekerjaan.”
“Kurang bersenang-senang apa kita ini, setiap hari sudah bersenang-senang, bahkan sebelum kita menikah.”
“Iya, cuma rasanya masih ada yang kurang.”
“Sudahlah, aku pikir-pikir kamu ini semakin banyak menuntut ya. Keinginan kamu bisa menikah sudah terpenuhi. Bisa jalan-jalan dengan mobil bagus, lalu walau dengan setengah memaksa bisa tinggal dirumah bagus, sekarang masih ingin yang lain lagi,”kata Anto dengan nada kesal. Perasaan Anto memang sedang tak nyaman, sejak bertemu dengan mertuanya tadi.
“Ya ampuun, kok mas Anto bisa memarahi aku sih.”
“Jadi orang itu jangan banyak menuntut.”
“Kenapa tiba-tiba kasar begitu sih mas?”
“Kamu terlalu banyak keinginan, aku pusing.”
Indri diam, wajahnya berubah kusut. Ia meletakkan sendok garpunya dengan keras sehingga menimbulkan bunyi nyaring. Anto terkejut, ia melotot kearah Indri yang menghentikan makannya sebelum menghabiskannya.
“Apa-apaan sih kamu? Mengapa juga itu tidak dihabiskan.”
“Aku kenyang, ayo kita pulang,” kata Indri sambil berdiri.
Anto bergeming. Ia terus melanjutkan makannya, dan membiarkan Indri terus berdiri.
Indri membanting-banting kakinya. Lalu Anto kembali membandingkan Yessyta dan Indri. Ternyata sungguh jauh berbeda. Yessyta yang begitu menghormatinya, tidak seperti Indri yang sedikitpun tak ada rasa hormat apalagi menghargainya.Yessyta begitu lembut dan penuh kasih sayang, berbeda dengan Indri yang kasar dan semaunya. Kemana kesadarannya selama ini ?
“Mas, buruan dong mas.”
“Biar aku selesaikan dulu makanan ini, kalau kamu mau buru-buru, pulang saja sendiri sana !!”
“Huuh.. begitu ya mas, baiklah, aku mau pulang sendiri,” kata Indri yang kemudian berjalan keluar sambil menghentakkan kakinya dengan keras.
Anto masih makan beberapa suap lagi. Ia tidak tergesa-gesa walau Indri telah keluar terlebih dulu. Ia masih harus menghabiskannya dan menghirup minumnya sampai habis, baru kemudian meminta bil kepada pelayan dan membayarnya. Barulah dia keluar.
Dia juga tidak mencari Indri ketika mendekati mobil dan membukanya.
“Mas tega amat sih !!”
Anto membiarkannya ketika tiba-tiba Indri membuka pintu samping dan duduk dengan kasar.
“Mas kok gitu sih?
“Katanya mau pulang lebih dulu, kok masih ada disini?” katanya sambil menjalankan mobilnya.
“Ternyata mas tegaan.”
“Kamu jangan banyak kemauan, aku pusing.”
“Bukankah aku hanya…”
“Diamlah, aku sudah bilang kalau aku pusing, jadi jangan ngomong apapun lagi,” kata Anto dingin, tanpa menoleh sedikitpun kearah Indri.
***
Tapi malam itu, ketika Anto masih enggan bicara, Indri mendekatinya sambil berbaring disampingnya, dan menyandarkan kepalanya didada Anto.
“Mas jangan marah lagi ya,” katanya lembut sambil mengelus pipi Anto
“Aku sedang enggan bicara, jadi jangan mengganggu aku dulu,” kata Anto sambil mendorong tubuh Indri ke samping, lalu Anto tidur membelakanginya.
Indri merasa kesal, ia keluar dari kamar lalu menutupkan pintunya dengan kasar, kemudian menuju ke sofa dan berbaring disana.
Indri menunggu, biasanya kalau dia merajuk, Anto akan datang dan merayunya. Tapi sampai pagi tiba, hal itu tak terjadi. Ia terlelap ketika menjelang pagi, kemudian terbangun saat martahari telah tinggi, dan dia mendengar seseorang memasuki rumah.
“Haiii.. kamu siapa?”
Ternyata Suni yang datang. Ia mengira rumah itu kosong karena Anto dan isteri barunya sedang bekerja. Suni lupa bahwa itu hari Sabtu dan keduanya ada diumah.
“Haiiiii… kamu maling ya?”
Suni tak menjawab. Ia terus kebelakang, kearah kamarnya dan membuka pintunya. Indri mengejarnya sambil berteriak.
“Maling ! Maling!”
Suni merasa kesal dan bahkan sangat marah.
“Yang maling saya atau sampeyan? Saya belum pernah melihat sampeyan, yang tiba-tiba tidur dirumah ini,” kata Suni tanpa mengenal takut.
“Kurangajar benar perempuan ini. Aku ini nyonya dirumah ini, bodoh !!”
“Oh, ya ampuuun.. nyonya? Kok aku belum pernah melihat ada nyonya sekasar ini? Setahu aku, nyonya dirumah ini sangat cantik dan lembut.”
Mendengar teriakan isteri mudanya, Anto keluar dari kamar.
“Ada apa ini?”
“Mas, perempuan ini pasti maling, tiba-tiba saja masuk kemari.”
“Katakan, benarkah saya maling?” kata Suni sambil menatap Anto,
“Dia Suni, pembantu dirumah ini,” kata Anto.
“Oh, pembantu ya? Baguslah, kalau begitu dia siap memasak untuk sarapan pagi kita bukan mas?”
Suni masuk kekamarnya dan mengambil bungkusan baju yang beberapa pekan lalu dia beli untuk diberikan kepada ayahnya.
“Aku tidak tahu kalau disini ada pembantu. Buatkan kami minum ya? Aku suka coklat susu, aku tunggu diruang tengah ya,” kata Indri yang kemudian berjalan kedepan. Anto mengikuti dan menegurnya.
“Lancang kamu. Dia itu pembantunya Yessy!”
“ Oh ya. Bukankah Yessy itu isteri kamu? Berarti dia juga pembantu kamu kan? Apakah berbeda?”
Anto tak menjawab. Dia masuk kekamar dan bermaksud mandi. Tapi dengan santai Indri duduk di ruang tengah, menunggu Suni menyiapkan minuman yang dipesannya.
Tapi Indri terpana ketika tiba-tiba Suni berjalan melewatinya sambil membawa tas bawaannya.
“Heiii.. mana minuman akuuu” teriaknya marah.
Suni terus berjalan keluar, lalu bersiap mengunci lagi pintunya karena tadi dia yang membukanya.
“Apa kamu tuli ?”
“Disini bukan warung, nyonya, kalau mau pesan, pesanlah diwarung sebelah,” kata Suni yang terus berjalan keluar, setelah mengambil kunci rumah yang masih tergantung, tak peduli Indri berteriak-teriak memakinya.
“Pembantu gila !! Eddaannn!”
Suni terus melangkah, tapi dia bersiap-siap seandainya Indri menyerangnya seperti yang dilakukan Anto beberapa hari yang lalu. Untunglah itu tidak dilakukannya kecuali hanya berteriak-teriak dari pintu depan. Ia terus berteriak sampai Suni menghilang dibalik gerbang.
“Mengapa mas diam saja? Bukankah mas juga majikannya?” hardik Indri ketika Anto keluar dari kamar mandi.
“Dia tak akan mau menuruti perintah kamu.”
“Bukankah aku juga isteri majikannya?”
“Itu pembantunya Yessy, tanpa Yessy dia tak akan mau menuruti perintah aku.”
“Tapi tadi harusnya mas membela aku dong, dia meremehkan aku, tahu. Masa dia balas mengatai aku maling.”
“Kamu meneriaki dia maling, tentu saja dia marah.”
“Mengapa mas tidak membela aku sih.”
“Aku sedang pusing, tak ingin membuat masalah baru.” Kata Anto, padahal sebenarnya dia takut kalau ternyata Gunawan mengantarnya dan menunggu diluar.
***
“Bapak, apa kita jadi jalan-jalan?”
“Haaa…” kata pak Murti sambil menunjuk kearah baju barunya. Belum dicuci tapi pak Murti ingin segera memakainya.
“Bapak ganteng sekali, wauuuw… bagaimana kalau nanti banyak gadis-gadis kesengsem melihat bapak?” goda Yessyta sambil mencium ayahnya.
Pak Murti tertawa senang.
“Tuh lihat, mas Gunawan sudah datang pak..” kata Yessyta ketika melihat mobil Gunawan memasuki halaman.
“Tuuh.. tuuuh…” pak Murti menunjuk kearah bajunya, lalu ke arah bungkusan baju yang semalam dibelinya.
“Oh, maksud bapak.. mas Gunawan harus memakai baju yang sama seperti baju bapak?”
“Haaa…” kata pak Murti dengan gembira.
“Mas.. pakai ini,” kata Yessyta sambil memberikan bungkusan baju kepada Gunawan begitu Gunawan memasuki rumah.
Gunawan tertawa, dan tawanya meledak ketika melihat pak Murti juga memakai kaos yang semalam dibelinya.
“Ayo mas, buruan ganti, bapak ingin mas juga memakainya.”
“Baiklah,” Gunawan menerima bungkusan itu sambil masih tertawa.
“Ganti bajunya dikamar bapak saja mas.”
Gunawanpun memakai baju baru itu dan pak Murti bertepuk tangan ketika melihat Gunawan memakai baju yang sama dengan dirinya.
“Tuh, bapak sama mas Gunawan seperti kakak adik lho,” goda Yessyta.
Pak Murti tertawa-tawa.
“Kita berangkat sekarang?” tanya Gunawan.
“Haa…” kata pak Murti sambil mengangguk-angguk.
“mBoook, kami berangkat ya mboook,” Yessy berteriak kepada pembantu ayahnya.
***
“Kemana kita, bapak?” tanya Gunawan yang telah mengajak pak Murti berputar-putar. Tapi ketika hampir sampai di sebuah perempatan, pak Murti mengacungkan tangannya, memberi isyarat agar belok kekiri. Gunawan menurutinya.
Lalu disebuah pertigaan berikutnya, pak Murti memberi isyarat agar belok ke kanan.
Yessyta berdebar, karena itu jalan ke arah rumahnya. Apakah bapaknya ingin pergi ke rumahnya?
“Bapak mau kemana..?”
“Yuuus.. yuss,” kata pak Murti , membuat hati Yessyta semakin kecut. Bagaimana kalau dirumah ada Anto dan isteri mudanya?
Dan tanpa diduga, pak Murti minta agar Gunawan memasuki halaman rumah Yessyta.
***
Besok lagi ya
_Yessy dan Gunawan merasa senang sekali. Mereka masih mengajak pak Murti berputar-putar, dan membeli apa saja yang diinginkannya. Tiba-tiba dua pasang mata menatap kearah pak Murti, lalu pergi dengan terburu-buru. (MCYT_22)_
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT_23 sudah tayang. Yuk kita ikuti lanjutannya...mau apa dua cecunguk itu.
Selamat malam & terimakasih Bu Tien.
Salam Aduhai dari Bandung.
Selamat kakek ... Kembali nangkring di atas.
DeleteKakek Juara 1 selamat ya Kek
DeleteTerima kasih mbak Tien MCYT 23 bisa tayang malam ini.
ReplyDeleteSalam ADUHAIIIIII dari Yogya.
Alhamdulillah
ReplyDeleteMalam.....
ReplyDeleteSelamat tayang MCYT-23
ReplyDeleteBu Tien, semoga sehat selalu.
Salam *Aduhai*
Alhamdulillah
ReplyDeleteMatunuwun mbk Tien
ReplyDeleteSugeng ndalu mbak Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah, matur nuwun bunda
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 23 dah tayang, makasih Bun Tien.
ReplyDeleteAlhamdulilah matur nuwun mbakyu,selalu sehat dan cepet sembuh ya, salam aduhaai dari Cibubur
ReplyDeleteMas Yowa selamat malam, semoga sehat selalu dan selalu sehat.
ReplyDeleteSudah siap besuk bezoek ke Bu Tien, mendampingi jeng Nani? Ajak teman-2 yang dekat ya, salam hormat saya buat beliau....semangat Bu Tien, semoga hasil kontrol hari Rabu. 16 Juni 2021 signifikan. Aamiin ya Mujibassailiin.
Yeaayyy sudah tayang π
ReplyDeleteTerima kasih bunda Tien π€π
Salam aduhai π₯°
Alhamdulillah sdh terbit.. Sehat2 selalu Bunda Tien..
ReplyDeleteAlhamdulillah bisa baca dulu semelum bobok...salam sehat bu Tien dan ADUHAI
ReplyDeleteAlhamdulillah ... semoga semakin sehat nggih Mbak Tien.
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien MCYT 23 sdh tayang ... Smg Mbak Tien sehat wal'afiat sll ... Salam Aduhai .
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT sudh hadir
DeleteMatr nuwn Bunda Tien
Mugi Bunda Tien semakin hari semakin membaik dan selalu sehat wal afiat
Aamiin...
Alhamdulillah sudah tayang, makasih Bunda.
ReplyDeleteMet malam dan met istirahat , sehat selalu dan tetap semangat
Terima kasih mbak Tien sudah menayangkan MCT-23
ReplyDeleteBiar saja pak Murti ke rumah Yessy... Biar ketahuan anto.dan Indri ada di situ toh ada Gunawan.... Niar mereka tahu rasa...diusir Gunawan ..
ReplyDeleteTrm kasih bu Tien salam sehat dan aduhai selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah.. terima kasih banyak bu tien... π§π»♀️
ReplyDeleteHidup Pak Murti, tetap semangaaaaaat.....
ReplyDeleteHidup Petir
DeleteADUHAI
Trims jeng Tien MCT 23 sdh tayang ..lama mbakyu tdk nyalami jeng Tien ..sdh semakin sehat ya.salam Seroja
ReplyDeleteMatursuwun bu Tien aduhai serusekaliiii
ReplyDeleteTerimakasih... Mbak Tien ...smg bertambah sehat, cepat sembuh kaki yg telah dioperasi...Salam Aduhai
ReplyDeleteHadeeh tuh Gunawan pikirannya dah mulai kacau lht tingkahnya Indri
ReplyDeleteTrnyt jauh beda ma Yessyta yg lembut santun dan hormat ma suami
Tuh rasa in skrg kena batunya rasa in loh
Tmbh lg nih pak Murti feelingnya kuat singgah krmh pula
Tunggu deh apa yg akan terjadi kl ketahuan drmh ada iblis Indri
Gunawan pastilah ikut kesel bs berantem nih
Waou runyam kalee
Mksh bunda Tien yg telah bikin kita penisirin bingitz
Sehat2 bunda dan selalu ADUHAI
Jgn2 p Murti ingin membuktikan apakah benar yg dilihatnya kmrn di rmh makan? Anto dan wanita yg jd sebab sakitnya p Murti tinggal di rmh Yessita? Smg tdk menjdkan p Murti sakit lg jantungnya ... Slm seroja
ReplyDeleteMatur nuwun bunda Tien...MCYT23 telah hadir.
ReplyDeleteSehat2 kemawon njih bun...π
Tetep ADUHAI kagem bunda Tien
Alhamdulillah MCYT Eps 23 sudah tayang, matur nuwun sanget mbak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Alhamdulillah MCYT~23 telah hadir, maturnuwun bu Tien..π
ReplyDeleteMakasiih mbak Tien mcyt23nya...
ReplyDeleteUntung suni ga diapa apainsm indri..anto sengaja mandi takut pd gunawan jika mengantar suni..
Semoga ketemu anto indri dirmh itu dan diusir...bener2 pd ga punya hati...mati rasa..adanya cm mau senang2..anto sdh mhlai kesal sm indri...rasakno..
Tiba2..besok lagiii...
Salam sehat dan aduhai mbak Tien..semoga sdh makin pulih..ππ₯°⚘
Alhamdulillah MCYT 23 sampun tayang.
ReplyDeleteMatur nuwun sanget Bunda Tien,
Mugi-mugi Bunda Tien tansah pinaringan kasarasan
Salam ADUHAI. Saking Klaten
Puji Tuhan ibu Tien tetap gesit, sehat produktip shg MCYT 23 tersaji buat kami penggandrung nikmati...
ReplyDeleteBersyukur pak Murti semakin sehat, ceria dan bahagia.
Anto sedang berproses menyadari kekeliruannya, mulai uring2an thd Indri. Semoga Indripun semakin dewasa pemikirannya dan ada pertobatan.
Yg pasti Yessy tetap kuat, tdk cengeng. Tidak perlu meratapi kesalahan Anto Indri, itu baginya bukan hal berhara/ penting untuk ditangisi...
Monggo ibu Tien dilanjut aja kami sangat percaya ceritanya tambah seru krn ada pemikiran Yessy yg istimewa.
Matur nuwun, berkah Dalem, salam ADUHAI.
Terima kasih Bu Tien, semakin menarik aja ceritanya, salam aduhai dr Pasuruan
ReplyDeleteTerima kasih ibu tien,sehat2 selalu,,sekarang Anto sudah tau sifat aslinya Indri,rasain,,,
ReplyDeleteSuni hebat ... Dgn lugas bisa melecehkan si Indri didepan si Anto. Mereka berdua tidak berkutik. π€
ReplyDeleteJempol empat utk Suni.ππππ
Dan kini ... π
Pak Murti, mengajak Yessyta dan Gunawan ke rumah Yessyta.
Kalau jumpa Anto dan Indri dalam rumah, apa yg akan terjadi.?π€
Gunawan belum tahu bahwa Anto dan Indri ikut tinggal di rumah Yessyya, apalagi Pak Murti. π
Moga2 Pak Murti tetap kuat dan baik2 saja.π
Bu Tien hebat ... selalu dan selalu diujung episode ... bikin penasaran dan deg3an.ππ
Alhamdulillah, sudah tayang....tambah gemes tambah aduhai.....
ReplyDeleteMakasih Bu Tien, sehat selalu
Bahan koreksiku :
ReplyDelete1. ...kata Suni sambil meletakkan obat-obat yang harus diminum pak Murti malam itu,
# ...kata Suni sambil meletakkan obat-obat yang harus diminum pak Murti malam itu. # (titik bukan koma)
2. ...dimana tadi mereka meninginkan makan disana.
# ...dimana tadi mereka menginginkan makan disana.#
Mantab hanya dua dan itu nggak signifikan.
“Yuuus.. yuss,” kata pak Murti , membuat hati Yessyta semakin kecut. Bagaimana kalau dirumah ada Anto dan isteri mudanya?
Dan tanpa diduga, pak Murti minta agar Gunawan memasuki halaman rumah Yessyta.
Lha dalah, ketemu nggak ya dengan dua dcecunguk di rumah Yessy ????
Pak Murti semakin kuat, hebat pak Murti, cerita semakin menarik,bikin baper, buka mata yessyta pak Murti, kalau pak Murti sdh tahu kelakuan Anto n indri, biar yessyta tdk ragu2 lagi u mendepak mereka...
ReplyDeleteSiip..kami selalu menunggu bunda cerita semakin Aduhai...
Semoga selalu sehat dan tambah Aduhai
Semoga kesehatan Bu Tien cepat pulih kembali seperti semula dan bisa beraktifitas serta berkumpul dgn keluarga tercinta. Aammiin Allahumma Aamiinn.π
ReplyDeleteAssalamualaikum WrWb bu Tien, sugeng dalu, sugeng rehat.
ReplyDeleteAlhamdulillah yg ditunggu dh hadir, dan langsung dibaca sampe selesai, ga perlu nunggu esok hari sbg menu sarapan pagi...trs lnjut komen...
Anto rupanya mulai tersadar klw Indri terlalu banyak tuntutan, tersadar jg klw Indri ga ada apa2nya dibanding Yessy...nyesel dy...? Aplg klw nti Yessy nyerein Anto dan Yessy nikah sama Gun...hehehe bakalan ππππ deh Anto
Pak Murti, Yessy,Gun,Suni adlh org2 baik, org2 yg ADUHAI segalanya...π
Jdnya q merindu epsd2 selanjutnya, tp q sll setia menunggu hadirmu...π€π€π₯°
Salam hangat nan ADUHAI selalu...π
Alhamdulillah MCYT23 tayang semoga saja P Murti bisa melihat ada Anto dan Indri dirumah Yessyta biar AMBYARRRR tuh si Anto & Indri.πππ.
ReplyDeleteTapi ya tergantung Bu Tien apa mau di buat ambyarrrr atau aduhai. Salam sehat selalu buat Bu Tien karena membuat alur cerita ini jadi ADUHAI..ππππππ
Alhamdulillah MCYT 23 sdh hadir. Semakin seru, bgm reaksi p.Murti dan Gunawan melihat Anto Indri di rmh Yessyta?.
ReplyDeleteTrm ksh Bunda Tien ttp semangat menghibur kita2 ya, smg tambah sehat dan salam ADUHAI
Modiar kowe....konangan pak Murti
ReplyDeleteSelamat malam b Tien dan para sohib Kejora Pagi...
Salam Aduhai,
Salam sehat dari Rewwin πΏ
Alhamdulillah MCYT 23 hadir dah rame comen 50 Euy..sehat selalu u bu Tien ya ..dan semangat ...Aamiin ..pas bangun ee dah rame..behh ngantuk karo nulis...pasti nih tambah rame
ReplyDeleteBu Tien, tdk diceritakan klu Indri sebenarnya cinta oertama Anto? Jadi pasti ada alasan yg plng mendasar tindakan selingkuhnya bukan????.... π€ͺBiar g di bully terus sama readers
ReplyDeleteTidak. Dan kenapa di bully?
DeleteAlhamdulilah MCYT sdh tayang lg.. Terimakasih bunda Tien..
ReplyDeleteSemakin seru.. semoga pa Murti tambah kuat, cepat pulih.. dan bs mempersatukan Gunawan dg Yesita.. biar Anto menyesal seumur hidupnya..
Salam sehat selalu & salam aduhai utk bunda Tien..
Mcyt 23.
ReplyDeleteSalam aduhai
Pak Murti semakin sehat dan mau diajak jalan jalan oleh Yessyta dan Gunawan. Sebenarnya ada 1 hal yang terpendam dirasakan oleh pak Murti dan belum disampaikan ke anaknya, Yessyta. Sementara Si Anto sekarang merasakan perbedaan sifat Yessyta yang selama ini telah disia siakan dengan sifat istri barunya, Indri.
Selain dari itu kegelisahannya bertambah oleh karena pak Murti semakin sehat dan tentunya Anto khawatir bahwa pak Murti suatu saat akan menyampaikan kelakuan buruk Anto ke Yessyta.
Salam sehat dan bahagia mbak Tien. Terima kasih
Alhamdulilah MCYT 23 sudah tayang..matur nuwun bu TIen.
ReplyDeleteMugi Ibu Tien enggal pulih..
Ceritanya semakin seru...akankah menjadi akhir dari perkawinan Anto dan Yessyta...
Salam aduhai dari Tangsel
Alamdulillah sudah tayang cerbungnya
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Salam sehat dan aduhai ...
Horeπππ,semoga p.Murti Enggal Dangan ya MB.Tien, wah kesuwun MCYT 23sampun medal.
ReplyDeleteSalam sehat selalu katur mb.Tien & salam aduhai selalu.
Selalu ADUHAI mbah Tt
DeleteAlhamdulillah ....
ReplyDeleteYang ditunggu tunggu telah hadir,
Matur nuwun.....
Mugi Bunda Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Salam ADUHAI
Aamiin...
Alhamdulillah MCYT 23 sdh hadir
ReplyDeleteAduhai semakin seru dan bikin degdegan ceritanya
Terima kasih Bu Tien, semoga semakin sehat dan pulih kembali
Aamiin
Salam ADUHAI dari Bekasi
Salam ADUHAI nan seru jeng Ting
DeleteSelamat pagi jeng Tien semoga tambah sehat biar tetap bisa berkarya .Salam ADUHAI dari Surabaya
ReplyDeleteSalam ADUJAI Uti
DeleteAlhamdulillah,sehat Bu Tien ..Aamiin
ReplyDeleteSehan dan ADUHAI ibu Rini
DeleteYessy terlalu mengalah kpd Anto, padahal sdh dilecehkan Anto dan Indri. Semoga ajakan P. Murti ke rumah Yessy, bisa membuka Yessy untuk bersikap tegas thdp Anto yaitu gugat cerai dari Anto. Mhn maaf ini hanya uneg-2 saja Bu Tien. Do'a saya In syaa Allah Bu Tien tambah sehat wal afiat dan senantiasa dalam lindungan Allah Swt. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Maturnuwun Bu Tien ceritanya semakin oke, seru dan menarik, saya dgn setia menunggu kelanjutannya teriring salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteSeru dan ADUHAI pak Mashudi
DeleteCeraikan aja Anto Yessy. Berbahagialah bersama Gunawan. Makasih mba Tien. Sehat selalu mba. Salam aduhai
ReplyDeleteADUHAI dan sehat selalu jeng Sul
DeleteAlhamdulilah, Semoga Yesy sadar tdk terus2an mau menampung orang2 yg tak tahu diri dan P Murti bisa bicara lg, biar Anto, Indri pergi tanpa membawa apa2, mobil dll diminta lg.
ReplyDeleteAnto sdh merasakan dan membedakan sifat M Yesy yg lemah lembut dan baik hati sedang Indri yg penuntut dan pemalas.
Matur nuwun Bunda Tien semoga sehat selalu, bahagia dan salam ADUHAI
Sehat bahagia dan ADUHAI ibu Rochmah
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMCYT 23 sdh kebaca habis ..... nunggu episode berikutnya
Terima kasih bu tien, semoga bu tien sehat2 dan selalu dalam lindungan Allah SWT
Salam aduhai selalu
Salam ADUHAI pak Arif
DeleteApakah pak Murti better dental Indri
ReplyDeleteApakah Indri Alan diusir oleh pak Murti
Salam sehat selalu mean Tien
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien,, MCYT 23 nya mantab buat gemeeees n penasaran
Salam sehat wal'afiat semua,, Aduhaaii bu Tien π€π
ADUHAI Mbh put
DeleteAlhamdulillah bu Tien makin mantap niih ceritanya, Pak Murti jng dibikin stroke lgi bu Bunda nanti kedua durjana itu makin seneng, ujug2 pak Murti bisa bicara n ngusir itu tikus2 rmh... hehehe salam aduhai n bu Tien sllu sehat ya
ReplyDeleteADUHAI dan sehat jeng Wiwik
DeleteTerima kasih bu Tien. Semoga ibu Tien cepat kembali sehat. Aamiin Yra.
ReplyDeleteMCYT tambah seru...
Aamiin..
DeleteADUHAI pak Samiadi
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah pinaringan wilujeng sedoyonipun...
Wilujeng Wo
DeleteHoreee pak Murti mau ke rumah yessyta ,semoga mereka bertemu 2 makhluk yang tak tahu malu ,kita tunggu nanti malam kelanjutannya ,terimakasih bunda Tien ,semoga cepat kembali pulih ,salam aduhai dr Jakarta
ReplyDeleteHoreee
Delete..salam ADUHAI jeng Werdi
Slmt pgiii mba Tien, shtsll y. Woowwmakin serui aja y cerbungnya.. Ygmskin membuat jantung berdetak vpt.. Nahloh ternyata ayah yessyta ngajak krmh yessyta.. Asyiiik.. Adaperang atau gencatan senjata y mba Tien.. Slmseroja dan yrus aduhaai mbak Tien.. π₯°π₯°
ReplyDeleteSeroja dan ADUHAI Farida
DeleteMakin deg degan aja...bagaimana reaksi kedua cecunguk itu ketika pak murti..gunawan...yessy datang kerumahnya menemukan kedua cecunguk itu..
ReplyDeleteWowww...makin seru ceritanya Bu tien..
Salam sehat dari Bandung.
Salam sehat Trina, ADUHAI
ReplyDeleteAlhamdulillah, Suni jadi pulang kampung, pak Murti kesehatannya mengalami kemajuan pesat. Nah apa yang akan terjadi apabila mak bedunduk pak Murti, Gunawan dan Yessyta datang ke rumah Yessyta dan memergoki kedua pecundang yang ada di situ? Bisa bisa pak Murti bisa ngomong dan mengusir keduanya. Sip deh..pasti aduhai kelanjutannya. Ditunggu nggih bu Tien sampil dag dig dug
ReplyDeleteikut deg degkan....salam Aduhai bunda Tien
ReplyDeleteAduh... ndak sempat komen bunda....
ReplyDeleteYg jelas moga p. Murti benar" ngajak belok di rmh Yessyta dan disana ketemu dg Anto dan Indri....
Langsung keduanya diusir tanpa ampun....
Biar menangis pilu di jalanan.
Moga bunda sehat sll dan aduhaii tentunya.
Salam dari Bojonegoro
Krn masalah rumah tangga yessi+anto sdh terbuka, sekarang tinggal manunggu ketegasan yessi ditengah tengah kelembutan Hati yessita. Rasanya jalan keluar yg akan ditempuh oleh yessita akan diluar dugaan kita² semua.
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien cerbung nya. Salam sehat utk mbak Tien dan keluarga.
ReplyDeleteSdh munculkah episode 24..??
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien