Saturday, June 12, 2021

MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 22

MENGAIS CINTA YANG TERSERAK  22

(Tien Kumalasari)

 

Yessita terpana. Keduanya tampak tersenyum ramah, seperti terhadap teman baiknya saja. Yessy sudah hampir melayangkan tudingan kearah pintu keluar ketika tiba-tiba Indri mendekatinya dan meraih tangannya serta menciumnya lama sekali. Ingin ia mengibaskan tangan itu, tapi tak sampai hati.

“Saya mengaku bersalah mbak, saya bersedia melakukan apa saja untuk menebus dosa saya, asalkan saya diijinkan ikut tinggal dirumah ini,” kata Indri terbata, sementara air matanya sudah membasahi tangan Yessyta.

Aduh, bagaimana ini, sementara Anto berdiri sambil mengangguk dan membiaskan senyuman dari bibirnya, Senyum yang dulu membuatnya begitu tergila-gila, tapi sekarang membuatnya muak. Yessy memalingkan wajahnya.

“Yessy, aku tahu kamu sangat baik, dan pasti juga akan berbaik hati kepada kami. Kamu harus tahu bahwa aku tetap akan mencintai kamu, hanya kamu Yessy,” katanya dibuat semanis mungkin.

Yessy bergeming. Perlahan ia menarik tangannya yang masih digenggam Indri.

“mBak Yessy, jadilah saudara aku.. hanya karena kandungan ini aku memaksa mas Anto agar menikahi aku.”

“Puaahhhh, saudara aku? Mana mungkin aku mau bersaudara dengan perempuan serendah itu?” kata batin Yessy.

“mBak Yessy, setidaknya berbelas kasihanlah kepada bayi yang aku kandung ini..” kata Indri lagi setengah meratap.

Yessy tidaklah terlalu kejam. Ia tak bisa berpikir lama karena begitu muak menatap keduanya. Kemudian ia mengunci kamarnya sendiri.

“Aku mau ke rumah bapak.”

“Yessy, bagaimana dengan kami?”

“Ada kamar tamu disitu,” lalu Yessy melangkah keluar, menuju ke arah mobilnya dan berlalu.

Anto mengangkat kedua bahunya tapi Indri segera berlari kearah kamar dimana tadi Yessy menunjuknya.

“Tidak apa-apa mas, kamar ini juga bagus,” kata Indri tanpa merasa bersalah apalagi malu.

“Ya sudah, daripada di rumah ibu, aku tidak berani. Ini adalah satu-satunya kamar terbaik untuk kita.”

“Adakah alas kasur yang bersih?”

Indri membuka almari yang ada, dan menemukan alas tidur yang memang di sediakan di kamar tamu itu.

Ia menatanya, kemudian berbaring diatasnya sambil tersenyum-senyum.

“Didalam kopor itu pakaian aku, tolong masukkan kembali kedalam almari yang satunya, itu memang almari pakaian aku.”

“Aduh, nanti lah mas, aku sangat capek nih, dan lapar, adakah makanan di rumah ini ?”

Indri bangkit lalu berjalan kearah belakang. Di meja makan ia membuka tudung saji, kosong tak ada apa-apanya. Lalu ia membuka kulkas.

“Haa, ada buah-buahan segar, lumayan nih,” katanya sambil mengeluarkan beberapa macam buah yang memang disediakan disitu. Lalu dia duduk dan mencomot setiap buah dan menyantapnya dengan nikmat.

Anto yang sudah berganti pakaian mendekat dan ikut duduk didepannya.

“Ada makanan apa?”

“Belum aku cari lagi, baru menemukan apel, pear, anggur.. segar banget setelah seharian bekerja di kantor.”

Anto ikut mencomot buahnya, kemudian berdiri dan membuka kulkas.

“Indri, ada ayam di freezer, kamu bisa memasaknya.”

“Aku ? Memasak ? Ogah.. aku capek tahu. Maksudku kalau ada makanan yang sudah jadi, ayo kita makan.”

“Ya nggak bisa begitu, Yessy kan merawat ayahnya, jadi jarang memasak.”

“Apa orang kaya nggak punya pembantu?”

“Pembantunya ikut ke rumah bapaknya.”

“Aduh,.. aku tuh nggak bisa memasak. Kalau begitu nanti kita makan diluar saja.”

“Boros dong In kalau makan diluar terus.”

“Habis bagaimana, aku kan sudah bilang bahwa nggak bisa memasak,” kata Indri sambil berdiri, kemudian kembali masuk ke kamar.

Anto geleng-geleng kepala. Untuk kali pertama dia menyadari bahwa Indri jauh berbeda dengan Yessy, yang biarpun punya segalanya, tapi tak segan meladeni suaminya, dan berusaha memasak sendiri untuk makan mereka.

“Mas, kita harus berusaha untuk benar-benar hamil,” kata Indri ketika Anto sudah ikut masuk kedalam kamar.”

“Mengapa ?”

“Bukankah aku bilang pada Yessy bahwa aku hamil? Kalau perutku tidak bertambah besar,  pasti ketahuan dong kalau aku bohong.”

Anton tak menjawab. Ia naik ke pembaringan dan berbaring disisi Indri. Tapi tiba-tiba dia merasa bahwa rumah tangga baru yang dibinanya terasa hambar seperti tak punya makna,

***

“Jadi ibu biarkan mereka tinggal dirumah ibu?” tanya Suni ketika Yessy mengatakan tentang kedatangan Anto dan Indri.

“Iya, mau bagaimana lagi.”

“Ibu terlalu lemah. Bukankah ibu bisa mengusirnya?” kata Suni semakin geram.

“Dia sedang hamil, aku tak sampai hati.”

“Ya ampun bu, hamil itu kan bukan urusan ibu. Biarkan mereka mengurus kehamilannya sendiri, mengapa ibu yang harus repot?”

“Biar dulu lah Suni, sedang aku pikirkan caranya agar aku bisa mengusir mereka.”

“Mereka itu benar-benar orang tak tahu malu.”

“Iya, muak aku melihatnya.”

“Ibu mengunci kamar ibu sendiri?”

“Aku suruh  mereka tidur di kamar tamu.”

“Itu masih keenakan bu.”

“Ya sudah, kita harus sabar dulu Suni.  Tunggu kalau bapak sudah benar2 sembuh.“

“Bagaimana kalau ibu ingin pulang, membutuhkan sesuatu, mungkin?”

“Aku suruhan kamu saja, atau disaat mereka nggak ada dirumah, nggak mau aku melihat wajah mereka lagi.”

“Hm, kalau saja saya menjadi ibu, sudah saya usir dia.”

Yessy menepuk pundak Suni, berterimakasih karena Suni selalu membelanya.

“Bu, sebenarnya saya mau bilang sama ibu, tapi saya tidak memaksa kalau ibu tidak mengijinkan.”

“Apa itu Suni ?”

“Bolehkah saya pulang ke kampung sehari saja?”

“Oh, ya ampun Suni,  aku sampai melupakan kepentingan kamu, hanya memikirkan diri aku sendiri. Boleh Suni, tentu saja boleh. Kapan kamu mau pulang?”

“Bagaimana kalau lusa? Besok saya harus menyeterika pakaian ibu dan bapak Murti dulu.”

“Nggak apa=apa kalau kamu mau pulang besok Suni, biar simbok yang menyeterika, atau besok kalau kamu sudah kembali kan juga tidak apa-apa.”

“Jangan bu, simbok kan sudah memasak. Biar saya menyeterika dulu. Atau paginya saya selesaikan, agak siang baru saya pulang. Tapi saya harus mampir ke rumah ibu dulu, karena saya pernah membelikan baju dan celana untuk bapak, tapi saya simpan di kamar saya.”

“Ya sudah, terserah kamu saja. Kamu boleh membawa kunci rumah, lalu langsung pulang, kan aku tidak kepikiran ingin pulang untuk sementara ini.”

“Baiklah bu, terimakasih banyak.”

***

“Bapak.. obatnya sudah diminum kan?” tanya Yessyta.

Pak Murti mengangguk sambil tersenyum.

“U..i.. U..ii..”

“Oh, Suni tadi yang meminumkan? Suni memang baik dan pintar kan pak, dia juga sayang sama bapak.”

Pak Murti mengangguk lagi.

“Tapi pak, besok Suni mau pamit sebentar, kangen sama bapaknya, jadi dia mau pulang kampung.”

“Oo.. ni… ni..” kata pak Murti sambil menggosok-gosokkan jari tangannya.

“Duwit?”

“Haa..”

“Ooh, bapak ingin memberi uang pada Suni? Nanti kalau dia pulang?”

“Haaa..” pak Murti mengangguk lagi.

“Baiklah, pasti nanti kita akan memberi sangu kalau Suni pulang, supaya dia bisa memberi untuk bapaknya.”

“Haaa..” pak Murti mengangguk lagi. Yessy mengacungkan jempolnya.

“Bapak merasa lebih sehat?”

“Haan.. haaan… “ kata pak Murti sambil memberi isyarat tangan yang digerak-gerakkan seperti orang berjalan.”

“Bapak ingin jalan-jalan?”

“Haaa..” pak Murti mengangguk.

“Bisakah bapak duduk ?”

Kemudian pak Murti berusaha dengan susah payah untuk duduk. Yessy membantunya, dan pak Murti benar-benar bisa duduk.

“Yaaah.. bagus bapak sudah bisa duduk, tapi jangan lama-lama dulu ya? Sebentar lagi dokter akan datang, pasti senang melihat kemajuan bapak.”

“Haaan.. haaan..” pak Murti memberi isyarat lagi dengan tangannya.

“Benar, bapak ingin jalan-jalan?”

“Haaa..”

“Nanti Yessy mau bilang sama dokternya, kalau oke, mas Gunawan biar membelikan kursi roda untuk bapak. Nanti jalan-jalannya sama mas Gunawan ya.”

“Haa..” pak Murti mengangguk-angguk dengan wajah cerah.

“Aaan.. Aaan..”

"Mas Gunawan? Nanti sepulang kantor pasti dia kemari bapak, saya akan menelponnya ya. Tapi sekarang bapak tiduran lagi dulu. Jangan terlalu lama duduknya.”

“Ya ampuun.. bapak sudah bisa duduk ?” tiba-tiba Suni berteriak dari belakang, langsung mendekati pak Murti.

“Uun.. Uun…”

“Ini Suni, bantu bapak tiduran kembali,” kata Yessyta.

“Sebentar, bantal sama gulingnya ditata dulu, supaya bapak bisa tidur enak, kata Suni yang kemudian membenahi tempat tidur pak Murti.”

“Yesss.. yeesss.. “ kata pak Murti setelah kembali berbaring, sambil tangannya memberi isyarat supaya Yessy mengambilkan uang.

“Uang ya bapak. Sebentar, Yessy ambilkan.”

Yessy kemudian mengambilkan tas kecil pak Murti, yang memang selalu berisi uang, dan saat sakit Yessy menyimpannya didalam almari.

“Suni jangan pergi dulu,” kata Yessy ketika melihat Suni mau beranjak pergi.

“Saya mau… “

“Tunggu sebentar Suni.”

Pak Murti memegang tas kecilnya, dan mengambil beberapa lembar uang ratusan ribu, diberikannya kepada Suni.

“Uun.. Uun… niii..”

Suni kebingungan.

“Ini untuk apa bapak? Bapak ingin membeli sesuatu ?”

Pak Murti menggoyang-goyangkan tangannya.

“Suni, aku tadi bilang sama bapak, bahwa besok kamu mau pulang kampung. Lalu bapak bermaksud memberi kamu uang untuk sangu.”

“Tidak pak.. tidak usah, Suni sudah diberi gaji oleh ibu..” kata Suni sambil mengacungkan uang itu kehadapan pak Murti.

“Uun.. Uun…” pak Murti menggoyang-goyangkan tangannya lagi, dengan kening berkerut.

“Suni terimalah saja, bapak sangat berterimakasih sama kamu, karena kamu selalu meladeninya dengan baik. Kalau kamu menolak, bapak pasti akan kecewa.”

“Ya ampun bu, ini banyak sekali.”

“Sudah, pergilah kebelakang dan simpan uang kamu. Besok kamu pasti bisa memberikannya pada ayah kamu.”

“Termakasih bapak, terimakasih banyak,” kata Suni sambil mencium tangan pak Murti, kemudian beranjak ke belakang untuk melanjutkan pekerjaannya.

Pak Murti tampak tersenyum senang.

***

“Ya Yessy..” kata Gunawan ketika Yessy menelponnya.”

“Masih lamakah pulangnya?”

“Nggak lama,  sebentar lagi. Ada apa?”

“Tadi dokter sudah datang memeriksa bapak. Dokter senang karena bapak banyak kemajuan. Mas tahu nggak, bapak sudah bisa duduk.”

“Benarkah ?”

“Ketika aku bilang bahwa Suni mau pulang besok, bapak minta aku mengambilkan tas kecilnya, lalu bapak memberikan uang untuk Suni.”

“Oh ya? Senang mendengarnya.”

“Sekarang bapak jadi banyak maunya..”

“Masa?” kata Gunawan sambil tertawa.

“Iya, bapak bilang ingin jalan-jalan.”

“Itu sangat menyenangkan. Lalu bagaimana?”

“Maukah mas mampir untuk membelikan kursi roda untuk bapak?”

“Bisa, bisa.. aku akan langsung beli setelah ini. Jadi bapak mau jalan-jalan sekarang?”

“Iya mas, tampaknya begitu. Dokter juga mengijinkan. Bapak harus selalu merasa senang. Jadi aku ingin semua yang bapak inginkan aku menurutinya.”

“Bagus sekali Yes. Baiklah, aku selesaikan pekerjaan aku dulu, sebentar lagi aku bisa pulang, aku akan sekalian mencarikan kursi roda itu, lalu aku antar bapak jalan-jalan.”

“Iya mas, cepatlah, aku nggak sabar lagi melihat bapak gembira melihat jalanan yang ramai dan apalah, bahkan kalau ingin masuk ke mal juga aku akan turutin.”

“Iya.. iya.. sabarlah Yes, aku pasti segera pulang,” kata Gunawan yang tak bisa menahan tertawanya mendengar celoteh Yessy yang tampak gembira.

***

Sore itu Gunawan benar-benar datang dengan membawa sebuah kursi roda. Melihat itu pak Murti ingin mandi di kamar mandi. Gunawan segera memapahnya agar duduk di kusi roda dan mengantarkannya  mandi.

Pak Murti juga sudah bisa memilih pakaian mana yang ingin dipakainya.

“Kalau bapak mau, nanti kita beli baju baru untuk bapak. Bagaimana?” kata Yessy setelah ayahnya selesai berdandan, dibanti Yessy dan Gunawan.  Pak Murti tampak senang. Mengangguk-angguk dengan wajah berseri.

“Suni mau ikut?” tanya Yessy ketika Suni mengantarkannya sampai ke pintu sambil mendorong kursi roda pak Murti.

“Tidak bu, saya akan membersihkan tempat tidur bapak saja dan mengganti sepreinya juga.”

“Baiklah Suni, bilang simbok kalau kami keluar ya.”

Suni mengangguk dengan wajah berseri-seri. Ia senang pak Murti sudah mulai menginginkan sesuatu. Kemudian ia pergi ke kamar pak Murti dan membersihkan semuanya.

***

Jalanan sore yang ramai, lampu-lampu yang mulai menyala, menimbulkan warna dan kelap kelip menawan. Gunawan mengendarai mobilnya pelan, agar pak Murti puas menikmatinya. Terkadang pak Murti menuding-nuding sesuatu yang menarik hatinya.

Hari sudah malam ketika Yessy mengajaknya berhenti di sebuah mal. Tapi ia bertanya dulu pada pak Murti, apakah pak Murti bersedia. Ternyata pak Murti mengangguk-angguk dengan rasa senang.

Gunawan menurunkan kursi roda dan membantu pak Murti duduk diatasnya, kemudian berdua dengan Yessy mendorong kursi roda itu masuk.

“Bapak ingin beli baju baru?” tanya Yessyta.

“Haaa…” pak Murti mengangguk-angguk.

Mereka mendorongnya masuk, dan mencari counter yang menjual pakaian-pakaian untuk pria.

“Ini.. bapak pilih yang mana.. hayo..” tanya Yessy.

Pak Murti masih mencari-cari, dan Yessy serta Gunawan mendorongnya dengan sabar. Hari belum terlalu malam, sehingga belum begitu banyak pembeli disana.

Lalu tiba-tiba pak Murti menunjuk kearah gantungan baju-baju kaos sporty, dan membuat Yessyta tertawa.

“Bapak ingin kaos itu? Haaa.. rupanya bapak ingin bergaya seperti anak muda mas..” pekik Yessy dengan tersenyum lucu. Tanpa disangka pak Murti tertawa lebar. Alangkah senangnya Yessy melihat tawa itu. Tawa yang begitu lepas dan menandakan bahwa hatinya sangat senang.

“Baiklah, bapak mau yang mana?”

Lalu pak Murti menunjuk yang warna putih dengan garis-garis biru merah di lengannya.

“Wauw.. ini? Tapi aku nggak ikutan lho, nanti kalau bapak pakai ini, lalu gadis-gadis pada ngikutin dibelakang bapak,” goda Yessy. Dan kembali pak Murti tertawa lepas.

Lalu Yessy mengambil satu.

“Bapak ingin mencobanya dulu ?”

Pak Murti menggeleng-gelengkan kepalanya. Kaos itu ukuran all size, dan sepertinya pas ditubuh pak Murti. Tapi ketika Yessy mengambil satu dan mau diserahkan ke pelayan toko, opak Murti mengacungkan dua jarinya.

“Dua? Bapak mau belu dua? Satu warna? Atau warna yang lain?”

Pak Murti menunjuk ke arah warna yang sama, lalu ia menunjuk kearah Gunawan.

“O, bapak mau beli dua, untuk mas Gunawan satu? Kembaran, begitu?”

“Haaa… “ pak Murti mengangguk-angguk.

“Wah.. bapak hebat mas, nanti kalau lagi jalan bareng, bisa dikira kakak adik,” kata Yessy sambil tertawa.

Yessy dan Gunawan merasa senang sekali. Mereka masih mengajak pak Murti berputar-putar, dan membeli apa saja yang diinginkannya.

Tiba-tiba dua pasang mata menatap kearah pak Murti, lalu pergi dengan terburu-buru.

***

Besok lagi ya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

114 comments:

  1. MCYT 22 Alhamdulillah udah tayang

    Bgmn nih lanjutannya apakah msh bikin gemes yah

    Heran deh smlm trnyt bnyk yg pd jd sutradara

    Pasti bunda Tien kl baca bs ketawa sndri krn udah berhasil meng aduk2 perasaan pembaca

    Yah pokoknya ttp kita ikutin aj deh

    ADUHAI

    ReplyDelete
    Replies
    1. Juara lagi mbk....selamat ya mbk

      Alhamdulillah MCYT 22 sudah tayang, terima kasih mbak Tien

      Semoga mbak Tien tambah sehat, Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
      Salam ADUHAI....

      Delete
    2. Alhamdulillah asal nunul aj
      Trnyt penasaran juga jd ikut baca

      Sbnrnya udah mulai ngantuk,tp knp Yessyta terlalu leman

      Hrsnya di u sir aj tuh manusia laknat

      Bnr2 gak tau diri trnyt cuma numpang hidup

      Kelaparan operasi kulkas
      Hadeeh kelakuan kere trnyt bnr2 gak pun ya t4 tinggal

      Gemes...gemes bnr deh

      Delete
    3. Mantul,, Bunda juara,,, okeee nnt di edit foto juaranya 👍👍👍

      Delete
  2. Alhamdulillah MCYT 22 dah tayang.
    Trimakasih bu Tien. Aduhaii

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Replies
    1. Malah galak pembantune dari pada nyonya tuan rumah, mungkin nyadar lahir langsung jadi kaya yang harus disyukuri sang nyonya tuan rumah, menjadikan gregel juga seandainya terlahir dikalangan sederhana, dan menemukan harta karun apakah juga seperti itu, enggaklah mereka kurang bersyukur aja, dan ketakutanlah yang membuat mereka seperti itu, masuk area kepalsuan; kebahagiaan, kesenangan, kesejahteraan sungguh mengerikan semua diterjang. Coba kalau dilawan frontal yang terjadi ledakan; mungkin itu pertimbangannya ternyata sang nyonya juga berangan seandainya ada sedikit kelegaan urusan finansial mungkin teratasi, yang didapat angan segera terbang saling susul terbang menembus segala nya,
      menumbuhkan subur kan rasa takut kehilangan.
      Terimakasih Bu Tien MCYT yang ke dua puluh dua sudah terbit,
      sehat sehat selalu doaku, sedjahtera bahagia bersama keluarga tercinta

      Delete
  5. Alhamdulillah sudah tayang makin seru....terima kasih Bu Tien... salam sehat dan ADUHAI

    ReplyDelete
  6. MCYT 22 sdh tayang ,terimakasih bunda sayaang

    ReplyDelete
  7. Selamat tayang MCYT-22
    Bu Tien, semoga sehat selalu.
    Salam *Aduhai*

    ReplyDelete
  8. Alhamdulilah, suwun mbak Tien MCYT telah tayang, salam aduhaai dari Cibubur

    ReplyDelete
  9. Terimakasih bunda Tien sayang MCYT 22 Salam sehat penuh Aduhaaaai ❤️😍😘❤️

    ReplyDelete
  10. Sugeng dalu Bu Tien...matur nuwun MCYT_22 sampun tayang.

    Selamat buat jeng Iin Maimun juaranya... menyongsong MCYT_22

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah MCYT 22 dah tayang makasih Bunda.
    Met malam dan met istirahat, semoga Bunda slk sehat tak kurang suatu apa.Aamiiin

    ReplyDelete
  12. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna ,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulullah
      Matur nuwun bu
      Semoga sehat selalu
      Aamiin

      Delete
    2. Selamat malam ibu, semoga ibu sehat selalu. Aamiin

      Delete
    3. Terima kasih Bunda Tien,,,semoga Bundaku sehat selalu, Aamiin ❤️❤️❤️❤️

      Delete
    4. Bundaaa Triniel.... Kangeeeen 🙏🙏🙏🙏

      Delete
    5. Rinta.... kangen juga.. kangen ngeyel nya.... 😁😁😁

      Delete
  13. Selamat malam.bu Tien dan semua pengemar Cerbung Dr bu Tien K...sehat semua ...MCYT 22 HADIR JUGA,Salam sehat ya dr Surabaya

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah....salam aduhai mcyt22sudah tayang

    ReplyDelete
  15. Terma kasih Mbak Tien MCYT 22 sdh tayang ... Dalam sehat sll & Aduhai ...

    ReplyDelete
  16. Alhamdulillah MCYT 22 sdh hadir. Trm ksh Bunda Tien ttp semangat menghibur kita2 ya, smg tambah sehat dan salam ADUHAI

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah sdh tayang kembali, ibu Tien semoga selalu sehat, salam ADUHAI

    ReplyDelete
  18. Salam kenal kagem Bu Tien Komalasari, saya pembaca setia cerbung Bu Tien dari pasuruan Salam Aduhai juga buat semua pembaca setia cerbung Bu Tien Komalasari, terima kasih

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah MCYT 22 sdh hadir
    Terima kasih Bu Tien, semoga semakin sehat dan pulih kembali
    Sslam sehat dan ADUHAI dari Bekasi

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah MCYT 22 tayang ..Salam sehat & ADUHAI untuk Bu Tien.👍👍👍🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  21. Sepasang mata pasti Anto dan indri tuh sdg jln2,cepat2 kabur takut ketahuan pak Murti lagi.
    Sdh besok lagi aduhai bikin penasaran hrs nunggu hr Senin bersabar nih.
    Tks mbak Tien salam aduhai dr Tegal

    ReplyDelete
  22. Yessyta tuh polos banget ,lihat suami bawa wanita simpanannya ,masih saja diberi tempat di rumahnya ,suami yang nga punya tahu malu ,tapi akhirnya Anto jadi tahu kalau Indri sifatnya seperti itu ,Anto dapat membandingkan dengan Yessy ,Nah akhirnya mereka bertemu di Mal itu ,langsung kabuuur ,kita tunggu lanjutannya

    ReplyDelete
  23. Terimakasih bunda Tien sayang MCYT 22 Salam sehat penuh Aduhaaaai ❤️😍😘❤️

    ReplyDelete
  24. Matur nuwun mb. Tien MCYT 22 sdh tayang. Salam sehat selalu penuh aduhai.

    ReplyDelete
  25. Matur nuwun bunda Tien....salam saking GWK Bali

    ReplyDelete
  26. Betul2 AI 2sejoli yang gak tahu malu,muka tembok po Yo.? 😀

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah MCYT 22 sdh tayang.. Terimakasih bunda Tien sayang.. salam sehat dan sll Aduhaaaai ❤️😍😘

    ReplyDelete
  28. Terimakasih sdh tayang ...
    Seruu...tungguin kelanjutan nya
    Salam aduhai
    Sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  29. Matur nuwun... Mbak tien... Kok jadi jengkel dg Anto yg taktahu diri... Smg mbak tien sehat jasmani rohani ekonomi selalu berkreasi,menghibur penggemar Kejora Pagi

    ReplyDelete
  30. Alhamdulillah MCYT 22 udah tayang matur suwun bu tien..... Salam ADUHAY...... Selalu

    ReplyDelete
  31. Matur nuwun mbak Tien-ku, mcyt-22 sudah hadir.
    Baik sekali Yessi, mau menerima 'musuhnya' tinggal di rumahnya. Nahhh ketika Suni akan mengambil baju dan celana untuk bapaknya, tahulah ia suatu rahasia .
    Penjahat itu biar senang duluan di depan, menderita dibelakang.
    Makin asyik saja mengikuti jalan ceritanya. Cuma tidak rela menyebut nama selingkuhan Anto = panggilan untuk istri saya.
    Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.

    ReplyDelete
  32. Yaaahh jd penasaran ni ....
    Moga2 besuk.minggu gak libur ..ngarep.com
    Makasih bu Tien... Salam sehat

    ReplyDelete
  33. Salam sehat selalu buat Mbak Tien. Episode yang ini lebih pendek bisa dimaklumi mungkin Mbak Tien sedang sayah. Btw terima kasih msh tetap mau memenuhi fans-nya....

    ReplyDelete
  34. Makasiih mbak Tien mcyt22nyaa..

    Bersyukur pak Murti milai berangsur sembuh..semoga tdk ketemu2 anto&indri...kasiaaan klo ketemu takut anfal lagi..😰

    Semoga segra ada jalan klr utk mengusir penjahat2 itu...sebeel bener dgn tingkahnya..udh bohong lagi..😡

    Tiba2 ada 2pasang mata..apakah anto dan permpuan itu.??..😠
    Besok lagiiiiiii...

    Salam sehat dan aduhaii mbak Tien..🙏🥰⚘

    ReplyDelete
  35. Sehat selalu bu Tien. Mengalir jln cerita yg bkn gemes bak aliran Bengawan Solo...air mengalir sampai jauh.... Akhirnya ttp bikin gemes pembaca

    ReplyDelete
  36. Alhamdulillah,senantiasa sehat Bu Tien,
    Aamiin

    ReplyDelete
  37. No comment deh.. Makasih mba Tien. Salam sehat dan aduhai mba

    ReplyDelete
  38. Aduhai. Mcyt 22.
    Kedatangan Anto dan Indri ke rumah Yessyta meminta belas kasihan agar bisa menerima mereka tinggal di rumah Yessyta. Sungguh Menyebalkan tapi mengapa Yessyta mau menerima mereka?
    Pak Murti juga sudah sembuh dan dibolehkan pulang kerumahnya. Yessyta sangat senang karena ayahnya sudah sehat. Yessyta mengantar ayahnya berjalan jalan
    Salam sehat dan bahagia mbak Tien.

    ReplyDelete
  39. Kemajuan pesat untuk kesehatan pak Murti, semoga pak murti sempat melihat orang yg punya dua pasang mata itu..dan kasih tahu ke yessyta ,dah gak sabar nunggu kelanjutannya bunda , cerita semakin Aduhai, bikin geregetan ae lihat tingkah Anto n Indri
    Yessy jadilah perempuan yg tegas ,orang seperti anto n Indri tak usah di kasihani, singkirkan jauh2 dari hidupmu,
    Hehehehhe...jadi baper bunda Tien
    Monggo bunda dilanjuut, cerita yg semakin apik dan tentu saja ADUHAI
    Semoga bunda Tien selalu sehat dan tambah ADUAHI..

    ReplyDelete
  40. Terima kasih mbu tien... makin aduhai trs ceritanya..... sehat² sellu.... ditunggu part berikutnya...

    ReplyDelete
  41. Matur nuwun bunda Tien MCYT 22 telah hadir

    semoga bunda Tien selalu sehat dan tambah ADUHAI..

    ReplyDelete
  42. Alhamdulillah, suwun mbak Tien MCYT 22nya, ADUHAI banget deh. Salam sehat dan semangat, smg cepet pulih cederanya nggih

    ReplyDelete
  43. Alhamdulilah sudah tayang MCYT 22 ..matur nuwun bu TIen..
    Mugi Ibu enggal pulih
    Ceritanya tambah aduhai...
    Yessy memang baik ...
    Untung Pak Murti tidak melihat Anto....
    Selanjutnya...ditunggu "cerita Suni pulang kerumah..apa yang terjadi"....
    Salam aduhai dari Tangsel..

    ReplyDelete
  44. Alhamdullilah MCYT 22 dah tayang.. Mksihmba Tien.. Bgtu mulianya hati yessyta.. Smp2 msh memperblhkn borokokok anto indri tidur dirumahnya.. Yahkita tgu sj bgmn sang sitradara mengusir mrk yg ktnya lgi hamil.. Mbatin jg lm2 y mengusik hati penggemar unk tambah gemes .. Slmseroja dan aduhai dri sukabumi.. 🥰🥰

    ReplyDelete
  45. Alhamdulillah ..... barakallahu fikum
    Terima kasih bu tien telah menayangkan mcyt 22, semoga bu tien sehat2 dan selalu dlm lindungan Allah SWT .... aamiin yra

    Salam aduhai selalu

    ReplyDelete
  46. Terima kasih seri 22 tayang, memhuat hati senang, anto mulai tdk tenang .. salam Aduhai, Mbak Tien dianugerahi Sehat sejahtera berkah

    ReplyDelete
  47. Alhamdulillah, sdh tayang....
    Terima kasih Bu Tien, tambah seru...tambah gemes....

    ReplyDelete
  48. Alhamdulillah mcyt22 sdh tayang. Suwun bu Tien, sehat selalu ya bu..

    ReplyDelete
  49. Alhamdulillah MCYT Eps 22 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
    Semoga telapak kaki kanan mBak Tien lekas sembuh dan sehat kembali. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
    Salam sehat dari Karang Tengah Tangerang

    ReplyDelete
  50. Anto dan Indri sdh menikah minta tidur dirumah Yessy oooh kasihan dimadu bagaikan makan buah simalakama.,,,Madu ditangan kananmu,,,,,Racun ditangan kirimu,,,,aku tak tahu ,,,mana yang akan kau berikan padaku,,,,Gaaak pilih semua,,,dimadu,,dan diracun,,,hik,,hik,,hik,,,,Sing penting jeng Tien sehat,

    ReplyDelete
  51. Aduuuuh ngk sabar niih... nunggu gmn jalannya Yessy ngusir dua manusia jahat itu dri rumahnya... gregetan deeh dng sikap Yessy yg baik hati... matur nuwun bu Tien sdh mengaduk2 hati pembaca setianya... salam aduhai

    ReplyDelete
  52. Alhamdulilah MCYT 22 sudah hadir. Matur sembah nuwun Bunda Tien semoga sehat selalu dan salam ADUHAI.

    ReplyDelete
  53. Si apakah yg melihat mereka? Apakah Anto Dan Indri?
    Salam sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  54. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun bun...
    Mugi2 tansah wilujeng sedoyonipun...

    ReplyDelete
  55. Alhamdulillah kesehatan pak Murti sudah mulai membaik..Dengan perhatian dan kasih sayang orang di sekelilingnya tentunya merupakan obat yang mujarab. Wah Anto dan Indri ketar ketir..Kalau pak Murti sudah bisa nulis atau cerita dan tahu kalau nunut mulyo di rumah Yessyta paling langsung di tendang mereka ke jalanan. Aduhai deh

    ReplyDelete
  56. Terimakasih bunda Tien,
    MCYT 22 sudah tayang
    Semakin seru...
    Bikin greget Yessy gak bisa tegas,
    Senang rasanya pak Murti sudah mulai baikan..
    Senantiasa sehat bunda Tien
    Selalu aduhaiii

    ReplyDelete
  57. Maturnuwun bu Tien, sehat selalu...

    ReplyDelete
  58. Waduh telat komen nih....

    Yg jelas geregetan banget sama Anto dan Indri.
    Buang aja bunda ke taman jurug di krangkengnya macan, biar bolonan sama macan.
    Yessyta kamu jangan lemah,jangan terbujuk tipu muslihatnya Anto.
    Kok jadi keinget Tejo sama Miranti....
    Kalau Tejo dulu saya berharap bisa balikan sama Miranti
    Meski kenyataannya enggak...
    Tapi untuk kasusnya Anto saya berharap Yessyta tegas untuk menggugat cerai Anto.
    Dan nanti bisa berbahagia bersama Gunawan, spt yg terlihat saat Jln" kali ini.
    Dan dua pasang mata yg ketakutan thd mrk mungkin Anto dan Indri.

    Trimakasih bunda....
    Moga sgra pulih spt semula
    Salam aduhai dari Bojonegoro.

    ReplyDelete
  59. Assalamualaikum bu Tien, sugeng siang, sugeng rehat mugi2 Ibu sampun sehat lan pulih saestu kados wingi uni.
    Makasih MCYT epsd 22, baru selese dibaca sambil maksi, tambah seru, bikin penasaran pengen cepet2 tau kisah lanjutannya....waduuuh ntar malem libur nggih Bu? Gpp q setia menunggu epds slnjtnya...😊😘
    Salam hangat yang ADUHAI selalu dari Lampura...🙏👍

    ReplyDelete
  60. Assalamualaikum bu Tien trima ksh cerbungnya. Maaf saya kok tidak menemukan yg part 21 nggih bu

    ReplyDelete
  61. Waduuh .....koq ditampung sih Yessy ?
    Kenapa ngga di usir saja, kamu berhak koq mengusirnya ......

    Ya rejekinya tukang rongsok lagi dong akan dapat kasur, bantal sprey bekas .......

    Ngga apa² sih kalau itu amal .......!

    Salam aduhai .....

    Semangat mbak Tien ......!!

    ReplyDelete
  62. Ada tuh No 21 perlu saya kirim, alamat wa bagaimana ? Matur nuwun ibu Sri Sarjiyati...

    ReplyDelete
  63. Puji Tuhan ibu Tien sdh lebih sehat, semangat dan produktip shg MCYT 22 tersaji buat kami para penggandrungnya.

    Hati Yessy bagai malaikat, penuh pengampunan dan rasa welas asih. Mungkin jauh dilubuk hatinya ada bisikan: aku memaafkanmu krn kamu tdk tahu apa yg kamu lakukan..
    Yessy berharap Anto Indri berproses menyadari kesalahannya untuk menjadi insan2 baik...

    Monggo ibu Tien dilanjut aja ceritanya sy menunggu dgn setia.

    ReplyDelete
  64. Assalamualaikum..
    Makin seru saja cerbungnya...bikin gemes...
    Bu Tien semoga diberi kesehatan dan semakin apik alur ceritanya..
    Salam dari Bandung

    ReplyDelete
  65. Sahabat PCTK...
    Minggu cerbungnya libur,selamat beristirahat....

    ReplyDelete
  66. Sayang kebaikkan hati Yessy disalahkan artikan oleh dua orang yg tdk punya rasa malu, Anto dan Indri. Minta pula diperbolehkan tinggal serumah dgn Yessy. Segeralah Yessy usir keduanya,karena itu hak Yessy fan gugat cerai... Maturnuwun Bu Tien ceritanya sdh sampai episode 22. Semoga Bu Tien bertambah sehat dan apa yg Ibu tulis untuk kebahagiaan pembacanya, menjadi amal ibadah Bu Tien. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dari Pondok Gede....

    ReplyDelete
  67. Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

    Alhamdulillah Sdh dibaca mcyt 22,, Matur nuwun bu Tien 🤗💖

    Salam Sehat wal'afiat & Salam ADUHAAII bu Tien

    ReplyDelete
  68. Salam aduhai bu then...gemes menanti lanjutanjya

    ReplyDelete
  69. Semoga tangannya lekas sembuh ya mbak Tien .kami tunggu kelanjutan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aduhai... senang bacanya. Brarti no 23 bisa terbit. :)

      Delete
  70. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  71. Alhamdulillah terimakasih bude salam dr depok

    ReplyDelete
  72. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH 02

  KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH  01 (Tien Kumalasari)   Arumi berlarian di pematang sawah sambil bersenandung. Sesekali sebelah tangannya men...