Friday, December 10, 2021

MELANI KEKASIHKU 47

 

MELANI KEKASIHKU  47

(Tien Kumalasari)

 

Abi memelototi Andra sebagai protes karena dia sama sekali tidak diberi tahu tentang hubungan mereka, sehingga dia ngotot ingin mendekatkannya sama Indira. Yang dipelototi hanya nyengir menyebalkan.

Sementara itu Indi yang berada diantara mereka merasakan sesuatu yang terasa asing bagi perasaannya. Sebenarnya walau sedikit, ada juga keinginannya untuk mendekati Andra, karena sesungguhnya dia belum menyelami seperti apa sebenarnya Andra. Tapi tiba-tiba ia sudah mendengar bahwa Andra akan melamar Sasa. Ia tak menyangka kalau ada hubungan cinta diantara ke duanya. Sekarang ia harus memupus harapannya. Tapi bukan Indi kalau kemudian merasa sakit hati. Ia tetap menebarkan senyumannya yang simpatik serta menawan. Ia bahkan bisa mengucapkan ‘terimakasih’ ketika Sasa melayaninya mengambilkan segelas minuman, dan ucapan itu tampak sangat manis dan ramah.

“Terimakasih Sasa..”

“Silahkan dinikmati mbak Indi,” balas Sasa yang tak kurang ramahnya menghadapi Indi.

Tapi dalam hati ada janji gila diucapkan oleh Indi, barangkali terbawa oleh hatinya yang kacau dan tidak disadarinya.

“Aku akan mencintai siapapun laki-laki pertama yang aku temui setelah keluar dari rumah ini dan yang menyapaku dengan ramah.” ADUHAI, bisakah dia menepati janji itu?.

Ketika pembicaraan berlangsung serius, Indi membisikkan sesuatu kepada Abi.

“Bi, aku mau pulang duluan ya.”

“Apa? Mengapa tidak menunggu sampai selesai?”

“Aku lupa ada janji siang ini.”

“Kalau begitu bawa saja mobilku,” kata Abi sambil mengulurkan kunci mobilnya.

“Tidak, aku naik taksi saja.”

“Jangan, besok aku ambil mobil aku ke rumah kamu.”

Karena sungkan berdebat yang biarpun pelan itu terdengar oleh banyak orang, Indi menerima saja kunci mobil Abi.

“Pamitkan aku pada semuanya ya,” katanya sambil berdiri.

Abi mengangguk.

“Ndra, aku pulang ya..”

“Kenapa buru-buru?”

“Aku lupa ada janji siang ini,” katanya sambil berlalu.

Tak ada pengaruh atas kepulangan Indi, karena semuanya sedang fokus membicarakan masalah perjodohan antara Abi dan Melani.

“Tapi ada satu permintaan saya, nanti setelah menikah, biarkan mereka beberapa hari tinggal disini. Akan saya siapkan kamar untuk mereka,” kata Anggoro setelah pembicaraan sampai ke ujungnya, yang khawatir Anindita akan merusak suasana karena ketakutannya berpisah dengan Melani.

Pak Cokro dan bu Cokro saling pandang, tampak seperti ingin memprotes, tapi Abi sudah menjawabnya.

“Baiklah. Saya setuju setelah menikah masih akan tinggal beberapa waktu lagi di rumah ini,” kata Abi sambil memberi isyarat kepada ke dua orang tuanya agar menyetujuinya.

Dan karena itu pula Anindita tak pernah mengucapkan sesuatupun untuk nimbrung diantara pembicaraan mereka.

***

“Mereka akan menikah Bulan depan,” kata Andra ketika mengantarkan Sasa pulang.

“Baguslah, aku suka mendengarnya. Mereka tampak sangat bahagia.”

“Tentu saja sangat bahagia. Pernikahan adalah sebuah muara cinta. Tak lama lagi kita akan menyusulnya,” kata Andra sambil menatap mesra gadis yang duduk disampingnya.

“Mengapa tadi Indi cepat-cepat pulang?”

“Yah, mengapa tiba-tiba kamu ingat Indi?”

“Aku ingin bertanya sejak tadi sebenarnya. Saat makan bersama, aku sudah tidak melihat Indi.”

“Dia pulang lebih dulu, katanya ada janji siang ini.”

“Oh, kecewa dong.”

“Kamu ini selalu begitu. Aku kan sudah bilang bahwa tak ada perasaan apa-apa diantara aku dan dia. Dia juga nggak suka aku kok. Dan dia datang itu pasti karena Abi yang mengajak.”

“Iya, jangan cemberut dong, aku kan cuma bertanya.”

“Cemberut karena kamu masih saja tidak percaya sama aku.”

“Nggak, aku hanya pura-pura tidak percaya kok. Tapi Ndra, besok siang, saat istirahat aku ijin sebentar ya.”

“Mau kemana?”

“Aku ingin melihat ibuku.”

Andra terkejut.

“Kamu? Mau ke penjara ?”

“Ternyata ada tuntutan dari hati kecil aku bahwa aku harus melihat keadaan ibuku. Apakah aku salah ?”

“Tidak, kamu benar. Besok aku antar kamu.”

“Tidak Ndra, aku akan pergi sendiri saja.”

“Jangan Sa, aku takut kamu kenapa-kenapa.”

“Tak akan kenapa-kenapa, aku hanya ingin bertemu ibuku. Jadi aku akan pergi sendiri saja.”

“Baiklah kalau begitu, terserah kamu saja. Kamu boleh bawa mobil aku, jangan lagi membawa mobil kamu, karena setiap hari aku akan menjemput dan mengantar kamu.”

Sasa menganguk setuju.

***

Ketika keluarga Abi pulang, Abi masih tinggal di rumah Anggoro. Sudah lama sekali Abi tak pernah berbincang dengan calon isterinya ini, karena situasi yang belum memungkinkan. Anggoro dan Anindita membiarkan ke duanya duduk berbincang di teras rumah.

“Aku harus berterimakasih sama kamu mas,” kata Melani.

“Berterimakasih untuk apa?”

“Karena kamu bersedia tinggal untuk sementara waktu setelah kita menikah. Kamu tahu kan,  apa alasan bapak mengajukan permintaan itu?”

“Ya, aku tahu. Bukankah aku juga sudah berjanji pada ibu kamu tentang hal itu?”

“Iya mas, aku ingat kok. Aku ingin ibuku semakin membaik dan bisa menerima semua kenyataan. Bisa melupakan masa lalunya dan bisa menghadapi apa yang sekarang terjadi.”

“Benar. Luka itu kan cukup lama diderita. Wajar kalau ibu masih takut membayangkan untuk berpisah lagi dengan putri tunggalnya.

“Aku berbahagia memiliki calon suami yang bisa mengerti keadaan calon mertuanya.”

“Tentu saja aku bisa mengerti Melan, karena aku mengenal kamu sejak kamu masih anaknya simbok, sampai kamu menjadi keluarga Anggoro.”

“Entah mengapa, selalu mas yang menjadi jalan kearah bertemunya aku sama ayah ibu aku. Pertama, mas ketemu bibik dan ibu aku di rumah sakit. Eh bukan, mas melihat aku ketika aku dibawa Boni ke hotel, dan nyaris menjadi korban kebusukannya, lalu baru bertemu  bibik dan ibu aku di rumah sakit. Bukankah semua itu adalah jalan bertemunya aku dengan orang tua aku? Selalu ada hubungannya dengan mas Abi. Selalu mas Abi yang melihatnya.”

“Berarti aku ini memang sudah digariskan untuk berjodoh dengan kamu,” kata Abi dengan senyuman memikatnya, yang selalu membuat jantung Melani berdetak lebih cepat.

“Nak Ganteng masih disini?” tiba-tiba Anindita muncul didepan pintu.

“Iya Bu, kami sedang berbincang-bincang.”

“Duduklah disini, Ibu,” kata Melani sambil menarik ibunya untuk duduk.

“Apa nak Ganteng mau mengajak bayi kecilku yang sudah besar ini, pergi?”

“Tidak Bu. Ibu jangan khawatir. Melani akan tetap menemani Ibu.”

“Sayang, mengapa selalu khawatir kehilangan Melani?” Anggoro yang menyusul isterinya segera ikut duduk bersama mereka. Ia harus terus mendampinginya, karena khawatir Anindita akan bicara yang tidak-tidak.

“Nak Ganteng tidak akan membawanya pergi,” kata Anindita dengan tersenyum senang.

“Dengar Dita, sebentar lagi Melani akan menikah dengan Nak Ganteng, lalu mereka akan memberikan kepada kita, bayi kecil yang lucu,” kata Anggoro, yang membuat Melani tersipu-sipu.

Anindita membelalakkan matanya, lalu tersenyum lebar.

“Akan ada bayi kecil? Seperti bayi kecilku ?”

Anggoro tersenyum sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

Abi menatap Melani dengan tatapan lucu, seakan dia berkata : “ Bukankah kita harus ngebut supaya segera bisa memberikan bayi kecil yang lucu?”

Melani balas menatapnya, kemudian ia menundukkan wajahnya.

***

“Sebenarnya aku kecewa,” kata bu Cokro ketika mereka sampai dirumah.

“Kecewa kenapa Bu?” tanya pak Cokro.

“Mengapa setelah menikah mereka masih harus tinggal dirumah keluarga Anggoro? Bukankah kita telah menyiapkan sebuah rumah untuk mereka?”

“Ya tidak apa-apa bu, ibunya Melani belum ingin berpisah dengan anaknya, biarkan saja untuk sementara mereka tinggal disana. Sesekali kan bisa mereka pulang ke rumah yang sudah kita siapkan,” kata pak Cokro.

“Itu kan aneh. Kalau anaknya sudah dinikahi seseorang, harusnya dia rela dong, kalau anaknya dibawa kemanapun.”

“Ibu, Ibu kan tahu kalau ibunya Melani itu belum sepenuhnya sembuh? Dia masih trauma ketika kehilangan Melani saat masih bayi.”

Bu Cokro menghela napas dan menghembuskannya dengan kesal. Ada rasa kecewa ketika rumah yang akan dihadiahkannya kepada anaknya tidak segera ditempati oleh mereka.

“Kita harus sabar bu, nanti dengan berjalannya waktu, ia pasti bisa melepaskan anaknya.”

Bu Cokro tidak menjawab, ia masih mencoba untuk mengerti.

“Lebih baik kita segera mengundang kerabat kita untuk membicarakan acara pernikahan di bulan depan itu. Sebulan itu tidak lama kan?”

“Iya, kita harus segera mempersiapkannya.”

“Ya sudah, ibu jangan memikirkan soal rumah itu lagi. Yang pentng Abi sudah tahu bahwa kita menghadiahkan rumah untuk dia dan isterinya.”

“Iya, baiklah.”

***

Simbok mengusap air mata bahagianya, ketika para tamu sudah pulang dan dia sudah selesai membantu Bibik. Ia masuk kedalam kamarnya, dan terisak disana.

“Mbok, kenapa simbok menangis?” tanya Melani yang tadi melihat Simbok memasuki kamar dengan air mata berlinang.

“Simbok sangat bahagia. Kamu telah mendapatkan pendamping yang baik seperti nak Abi,” jawabnya sambil mengusap air matanya.

“Itu semua kan karena Simbok selalu mendoakan Melani. Ya kan?”

“Tentu saja Melan, sejak Simbok menerima bayi mungil yang kemudian mendekap Simbok dengan isak tertahan, Simbok sudah berdoa agak bayi kecil itu akan menemukan kebahagiaannya kelak. Dan Allah mendengar doa Simbok. Tak ada yang lebih membesarkan hati simbok kecuali melihat kamu bahagia.”

Tak urung jatuh juga air mata Melani mendengar penuturan Simbok. Dia tahu, dia hidup dan besar karena Simbok. Melani tak akan bisa melupakannya. Saat itu hanya Simbok pelindungnya, yang merawatnya penuh kasih sayang.

“Kalau nanti kamu sudah bersama suami kamu, jangan lupakan Simbok ya nduk?” kata Simbok dengan suara bergetar.

“Mengapa Simbok berkata begitu? Kemanapun aku pergi, Simbok pasti akan aku bawa serta.”

“Benarkah ?”

“Bukankah aku sudah pernah mengucapkan janji itu Mbok? Simbok lupa ya?”

“Iya, Simbok ingat, tapi Simbok takut suami kamu tidak bisa menerimanya.”

“Bukankah Simbok sendiri yang bilang bahwa mas Abi seorang laki-laki yang baik? Tidak mungkin dia menolak keinginan aku untuk mengajak Simbok kemanapun.”

“Terimakasih nduk, Simbok tidak punya siapa-siapa lagi selain kamu. Tapi Simbok kan harus tahu diri bahwa Simbok hanyalah orang dusun yang bodoh dan tidak pantas hidup sejajar dengan kalian, orang-orang terpandang.”

“Simbok tidak boleh berkata begitu. Simbok adalah orang yang sangat berharga bagi Melani. Bapak dan ibu tidak akan pernah ingkar, bahwa Simbok adalah orang yang sangat berjasa  bagi Melan.”

Simbok merangkul Melani dengan erat, sambil terisak isak.

“Tapi untuk sementara nanti, setelah menikah, mas Abi belum akan membawa Melani kemanapun. Kami akan tinggal disini beberapa saat, sampai ibu rela melepaskan aku.”

“Iya, tadi bu Maruti juga sudah mengatakannya. Yang penting aku masih akan tetap bersama kamu.”

“Iya Mbok.”

***

Sepulang dari rumah keluarga Anggoro, Indi tidak langsung pulang. Ia berputar-putar tak tentu arah, karena pikirannya sedang kacau.

“Apakah aku merasa patah hati? Tidak, hatiku tak akan patah. Andra bukan apa-apaku. Dia hanya seorang laki-laki yang semula menarik perhatian aku, tapi kemudian sebenarnya banyak yang aku tidak suka dari padanya. Sikapnya yang semula kelihatan sangat menyukaiku, tiba-tiba berubah. Apa karena Sasa? Tapi aku tidak peduli. Tidaaak! Aku juga tidak begitu suka sama dia. Aduh, dimana-mana aku temukan laki-laki yang sibuk dan sibuk. Kapan aku mendapatkan perhatian darinya?”

Sudah dua jam lebih Indi berputar-putar, lalu dia merasa lapar. Tadi ia pulang dari rumah keluarga Anggoro ketika belum saatnya makan siang. Ia kemudian menghentikan mobilnya disebuah rumah makan. Seorang pelayan rumah makan terlihat berdiri didepan pintu, memberi ucapan selamat siang dan selamat datang kepada setiap pengunjung, Tiba-tiba Indi teringat ucapannya saat dia masih di rumah keluarga Anggoro tadi.

“Aku akan mencintai siapapun laki-laki pertama yang aku temui setelah keluar dari rumah ini dan yang menyapaku dengan ramah.”

Indi mengurungkan niatnya untuk turun, lalu kembali menjalankan mobilnya. Diam-diam Indi terkejut karena mengucapkan janji itu.

“Hiih, bagaimana kalau hal itu menjadi kenyataan? Aku jatuh cinta kepada pelayan restoran itu? Bukankah dia akan menjadi laki-laki pertama yang akan menyapaku dengan ramah? Tidaaak..”

Indi sangat kesal, hanya sebuah ucapan dalam hati, tapi ia tak bisa melupakannya. Tapi Indi merasa sangat lapar.

“Perutku harus segera diisi, karena cacing-cacing didalamnya sudah menari-nari dan menggelitik perutku,” gumamnya.

Lalu Indi melihat sebuah warung dipinggir jalan. Penjualnya perempuan, pembantunya juga perempuan. Indi menghentikan mobilnya, dan turun untuk makan. Tak masalah makanan sederhana. Nasi pecel dan sayur tumpang.

“Lumayan ternyata,” gumam Indi ketika sudah mengendarai mobilnya kembali.

“Ah ya, jangan-jangan aku belum sampai dirumah dan Abi sudah datang untuk mengambil mobilnya. Indi memacunya lebih cepat. Tapi tiba-tiba ia merasa aneh, mobil yang dikendarainya berjalan tidak normal.

“Celaka, ban nya kempes,” serunya sambil menghentikan mobilnya.

Ia turun untuk memeriksanya, dan benar, sebuah ban depan sebelah kiri kempes.

Indi melihat ke arah sekelilingnya, barangkali ada bengkel, dan ya Tuhan, bengkel itu ada disamping dia menghentikan mobilnya.

“Ada yang bisa dibantu mbak?” Indi terkejut. Seorang laki-laki yang keluar dari bengkel itu mendekati dan menyapanya dengan ramah.

***

Besok lagi ya.

 

 

90 comments:

  1. Terimakasih bunda Tien
    Alhamsulillah MK 47 tayang gasik
    Semoga bunda selalu sehat
    Salam srhat dan aduhai dari Purworejo

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah MK 47 dah hadir mksh mbk Tien, salam Aduhai dari Baturetno Wonogiri, semoga selalu sehat aamiin

    ReplyDelete
  3. Terima kasih bu tien, salam aduhai dari pondok gede

    ReplyDelete
  4. Terima kasih bunda Tien MK 47 nya.. Salamseroja dan Aduhai dri skbmi🥰

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah
    Emka 47 sdh tayang
    Terima kasih bu tien, semoga bu tien sehat2 selalu

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah
    Terina kasih bunda Tien 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah MK 47 Tayang awal. Wah heboh nih, Indi ketemu tukang ban yang menyapa raman, apakah ucapan dalam hatinya “Aku akan mencintai siapapun laki-laki pertama yang aku temui setelah keluar dari rumah ini dan yang menyapaku dengan ramah.” akan diwujudkan dengan mencintai mas benkel yang meyapa ramah. Hayo..siapa yang tahu..pasti bu Tien yang tahu. Salam aduhai

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah, terimakasih mbak Tien salam ADUHAI untuk semuanya...

    ReplyDelete
  9. Terima kasih Bunda, salam aduhai selalu

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah MK sudah datang gasik, matursuwun mbak Tienq yang ADUHAI
    semoga sehat dan bahagia selalu. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami2 ibu Umi
      Aamiin
      ADUHAI selalu

      Delete
    2. Assyiik bisa baca malam sinyal menyertai
      Makasih bunda MK 47
      Salam sehat tetap aduhai ....

      Delete
  11. Maturnuwun mbak Tien....siapakah tulang bengkel yg menjadi jodoh Indi....salam ADUHAI KANGEN dr Situbondo

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami2 jeng In..
      Hauyo ditebak.. siapa yaa
      Kangen juga nih

      Delete
    2. Masa si Aris yg ngejar-ngejar Melani dulu mbakyu....hanya nama dia yg pernah ada di alur cerita ini....ngapunten kalu salah 🙏

      Delete
  12. Hee ....ternyata membuat hati makin deg plas....terima kasih mbak Tien ... makin heboh n aduhai. ..

    ReplyDelete
  13. Gasik. Ma kasih bu Tien, sehat2 nggih

    ReplyDelete
  14. Wow..makin seru..makin aduhai..Bu cantik memang Top markotop .. salam sehat selalu Bu cantik Amin YRA 🙏 mr wien

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah sdh tayang gasik bwt sangu bobok. Matur nuwun bu Tien, salam sehat n aduhai....

    ReplyDelete
  16. Alamdulillah...
    Yang ditunggu tunggu telah hadir
    Matur nuwun bu Tien
    Semoga bu Tien selalu sehat dan tetap semangat
    Salam ADUHAI dr Cilacap

    ReplyDelete
  17. Horeee sdh tayang

    Trmksh mb Tien

    Salam ADUHAI

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah gasik...terima kasih Bu Tien,....🙏🙏
    Salam sehat selalu...

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah. Matur nuwun Bu. 🙏👍

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah MK47 telah tayang, terima kasih bu Tien sehat n bahagia selalu. Aamiin.
    UR.T411653L

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah... Terima kasih Bu Tien... Semoga Bu Tien selalu sehat dan semangat dalam berkarya... Selamat beristirahat... Salam... 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  22. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman, Wirasaba, Boediono Hatmo,

    ReplyDelete
  23. Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Tasikmalaya, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah,terima kasih Bu Tien ..
    Senantiasa sehat dan bahagia bersama
    Keluarga tercinta,Aamiin.

    ReplyDelete
  25. 𝑻𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒎𝒃𝒂𝒌 𝑻𝒊𝒆𝒏

    ReplyDelete
  26. Alhamdulillah .. matur nuwun mBak Tien Kumalasari.. MK Eps 47 sudah tayang.
    Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.

    ReplyDelete
  27. Alhamdulilah.
    Matur nuwun Bu Tien.... Semoga sehat selalu

    ReplyDelete
  28. Matur nuwun mbak Tien, cerbung ya. Aduhai Indi menikah dg TK bengkel?
    Ditunggu lanjutannya sampai menikahnya Indi.😀😀😀

    ReplyDelete
  29. Ternyata aris yg kluar dr bengkel itu. Wah... Bejomu ris.
    Aris yg motornya disrempet abi, brusaha mandiri untuk membetulkan motornya. Dan aksinya itu dilihat teman2nya. Diapun kebanjiran order. Kepalang tanggung, akhirnya buka bengkel dgn modal dari abi yg tak terpakai buat perbaikan motor. Aris, punya bengkel laris, ketmu jodoh, indi gadis manis.
    Bener tidaknya, besok lagi ya .... :D

    ReplyDelete
  30. Nah lo... Ketemu yg punya bengkel....
    Tenang. Dia ganteng bgt mbak Indi...😂😂😂

    ReplyDelete
  31. Makasih bu Tien, sama pegawai restoran atau pegawai bengkel ya .....
    Semoga bu Tien sehat selalu

    ReplyDelete
  32. Matursuwun MK 47... Horeee

    Sehat selalu mbakTien
    Salam Aduhaiii...

    ReplyDelete
  33. Wah... Indi termakan ucapannya Matuur nuwun mbak Tien... Smg sehat selalu. Aduhai Indi

    ReplyDelete
  34. Trm ksh ibu Tien, semaKin dibuat penasaran. Nanti semua happy end ya bu. Salam ADUHAI..

    ReplyDelete
  35. Terima kasih mbak Tien, didoakan semoga sehat² selalu.
    cerbung nya makin seru. Indi bakal dpt jodoh seorang montir.
    Makanya jangan terlalu pilih pilih.
    Peribahasa sunda bilang, "pipilih meunang nu leuwih"

    ReplyDelete
  36. Montirnya, jangan² yg ngaku pacar melani.

    ReplyDelete
  37. Matur nuwun mbak Tien-ku, Melani sudah tayang.
    Tidak apa-apa Indi dpt suami orang bengkel. Yang penting cocok dihati.
    Salam sehat mbak Tien yang selalu ADUHAI.

    ReplyDelete
  38. Alhamdulillah... Terimakasih bu Tien

    ReplyDelete
  39. Maturnuwun mbak Tien MK47nya..

    Waduuh..moga2 yg nyapa Indi yg punya bengkelnya bkn montirnya..hehe..ada2 aja..🤭

    Lanjut besok lagiii...

    Salam sehat selalu mbak Tien dan aduhaiii...🙏😘🌹

    ReplyDelete
  40. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun Bun....
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun.....

    ReplyDelete
  41. Alhamdulullah, Maturnuwun mbak Tien MK47 nya.
    Hara...wis aaa..., Indi kena batunya, termakan janji hatinya sendiri...😀😀😀
    Semangat mbak Tien 💪 , jadi tambah kepo yg baca 😅

    ReplyDelete
  42. Smg pemilik bengkel itu laki2 yg baik utk bs jd imam Indi? Ada2 sj niat Indi? Mksh mb Tien upnya MK mlm ini🙏

    ReplyDelete
  43. Duh apa yang akan terjadi dengan Indi, makanya jangan seucap2nya walau dalam hati. Terima kasih Bu Tien semoga sehat selalu.

    ReplyDelete
  44. 𝐖𝐚𝐝𝐮𝐡 ...𝐬𝐢𝐚𝐩𝐚 𝐩𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤 𝐛𝐞𝐧𝐠𝐤𝐞𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐩𝐚 𝐈𝐧𝐝𝐢𝐫𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐫𝐚𝐦𝐚𝐡 𝐚𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐓𝐞𝐣𝐨 𝐲𝐚..𝐡𝐞..𝐡𝐞.??

    𝐓𝐞𝐧𝐭𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐣𝐚𝐧𝐣𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐮𝐜𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧 𝐈𝐧𝐝𝐢𝐫𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐤𝐞𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚𝐚𝐧.

    𝐒𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐁𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚...𝐀𝐚𝐦𝐢𝐢𝐧 𝐘𝐑𝐀.🙏🙏🙏👍👍👍

    ReplyDelete
  45. Apa Indi mendapatkan jodoh sesuai keinginannya.
    Kami tunggu lanjutannya .
    Makasih mba Tien .
    Salam sehat selalu aduhai.

    ReplyDelete
  46. Nah lho, apakah tukang tambal ban itukah yang akan jadi pasangan indi nanti?
    Aduhai! Penasaran aku bun.

    ReplyDelete
  47. Rupanya kenangan yang dialami bersama anaknya juragan dimana simboknya berkerja, kelihatan runtut selalu bertemu dengan Abi yang biasa dipanggil ibunya 'nak ganteng' yang seolah memang jalan ketemuan nya pas selagi Melani memerlukan, diungkapkan didepan calon suaminya kini, ada rasa syukur dihatinya, juga mengingatkan kembali meyakinkan simbok yang selalu akan dekat dengannya.

    Kelihatan suasana hati gelisah, mbak cantik terlihat mencari sesuatu rupanya didekatnya sudah ada bengkel, masalah ban yang kehabisan angin, setelah diajak ikut muter-muter kota mencari suasana baru terkena dampak emosi yang meledak tidak terima kenyataan yang penuh harap tapi seolah dicampakkan begitu saja.

    Terlihat sepintas wajah resah sesekali melihat penanda waktu di tangan mulailah kejahilan tukang bengkel nyeletuk;
    'Boleh jadi pekerja keras mbak
    tapi mbok ya jangan keras-keras, lembut dikit napah, sekali kali memanjakan diri gitu..
    ngilangin suntuk bikin suasana beda, dibelai ayunan santai, memandang yang seger seger biar hati sedikit merasakan berbunga bunga..'


    ADUHAI


    Anggoro menikmati kedekatannya pada Anin, kadang memberi pengertian seperlunya mengingat perjalanan hidupnya selama ini terkunci di masa pencarian menahun bayi kecilnya yang hilang.

    Sasa menyadari tanpa ibu tidak mungkin terlahir dan mewujud seperti ini dan menemukan pilihan yang menyenangkan dan membahagiakan.



    Terimakasih Bu Tien,
    Melani Kekasihku yang ke empat puluh tujuh sudah muncul.
    Sehat sehat selalu doaku, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta 🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Bu Tien,
      Melani Kekasihku yang ke empat puluh tujuh sudah muncul.

      Kok empat puluh tujuh..... ta dimas TUKI ??
      Bukannya malam ini episode MK_48 yang Anda komentari ??
      Blaikkk nih kancilen tenan.......

      Delete
  48. Assalamualaikum wr wb. Ucapan itu adalah doa, walaupun dlm hati, karena Allah Swt, Maha Mengetahui lahir dan batin setiap hamba-NYA. Semoga Indi bertemu dgn lelaki beriman, yg baik hati, penuh tanggung jawab. Maturnuwun Bu Tien, semoga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dan aduhai dari Pondok Gede...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakTuh
      Aamiim Allahumma Aamiin
      ADUHAI pak Mashudi

      Delete
  49. Alhamdulillah
    Matur nuwun bu Tien MK 47 nyw ,
    Sehat wal'afiat selalu ya bu Tien
    Salam ADUHAAII 🤗🙏🥰

    ReplyDelete
  50. Belum lengkap rasanya kl blm baca komen pak Nanang, yng sll beda.... gimanagitu lhoooh..... wkwkwk.... 🙏

    ReplyDelete
  51. Waaooww ... indahnyaa .. matur nuwun Mbak Tien

    ReplyDelete
  52. Terimakasih mbak Tien,
    ikutan senang....perlahan namun pasti muncul kebahagiaan satu persatu...
    sehat-sehat selalu ya mbak Tien
    salam aduuuhaiiii

    ReplyDelete
  53. Hadew.... tambah pinisirin ini.. Aris yang ditolak Melani dan Simbok, *_nemu duren runtuh_* cewek syantik....pengusaha sukses lagi..... Mungkinkah bu Tien akan menjodohkan Aris dengan Indi .......??? Kita ikuti saja alur ceritanya... Besok lagi yaaa...
    Malam ini ceritanya hanya berkutat "janji Indi" dan Sasa menengok Santi di penjara...... Lha..... tuh Andra datang,tepat pada waktunya Santi pingsan..... Andra terus ngapain yaaaaa ????

    ReplyDelete
  54. Pagi .. terimakasih bu Tien ...nah lo yg nyapa penambal ban ...

    ReplyDelete

KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH 02

  KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH  01 (Tien Kumalasari)   Arumi berlarian di pematang sawah sambil bersenandung. Sesekali sebelah tangannya men...