Thursday, May 1, 2025

ADA MAKNA 43

 ADA MAKNA  43

(Tien Kumalasari)

 

Reihan kebingungan. Ia berjalan ke arah samping, tapi semua pintu tertutup. Tak ada orang di tempat itu.

“Kok aneh? Mengapa tiba-tiba tutup?" Seru Reihan.

“Tulisan toko bunga “INDAH” juga tak ada lagi?” kata Emma menimpali.

“Betul, kamu melihat ibu di sini?” tanya Wahyu.

“Masa aku bohong mas, tanya pada mbak Emma, aku nangis-nangis di depan ibu, tapi ibu marah-marah. Aku mau merangkul kakinya, tapi dihindari sehingga aku jatuh  tertelungkup,” kata Reihan yang kemudian melihat ke sekeliling.

Ada onggokan bunga layu di sebelah rumah di dalam bak sampah, tidak banyak. Tapi itu bukan petunjuk. Barangkali memang mereka membuang bunga-bunga layu yang tidak terjual.

“Ke mana mereka? Apakah ibu memang benar-benar marah dan tak ingin bertemu kita ya Rei?”

“Menurut aku, ibu masih menaruh perhatian pada putranya. Ia mengirim bunga dan mensyukuri kebahagiaan kita,” kata Tia.

“Itu benar,” kata Emma.

“Kalau begitu kita harus mencarinya ke mana?” kata Wahyu.

Ketika ia melihat seseorang dari samping rumah sedang membuka pintu pagar untuk keluar, Wahyu memburunya, diikuti yang lain.

“Pak … Pak, mohon tanya Pak.”

Laki-laki setengah tua itu berhenti lalu menatap mereka dengan heran.

“Mau beli bunga?” tanya laki-laki itu.

“Mengapa tiba-tiba tokonya tutup? Tadi pagi masih ada,” kata Reihan.

“Oo, iya. Saya juga heran. Tiba-tiba mereka pindah, padahal kontraknya baru akan habis seminggu yang akan datang.”

“Ini rumah Bapak?”

“Iya. Dikontrak selama dua tahun. Toko kembangnya lumayan rame sebenarnya. Tapi tadi tiba-tiba bu Wanda minta pamit. Ia juga membawa bunga-bunga dagangannya yang masih segar. Saya heran, baru kemarin bunga-bunga baru datang.”

“Jadi sekarang pindah ke mana?”

“Saya bertanya, dia hanya menjawab di dekat rumah, begitu. Tapi rumahnya di mana saya juga tidak tahu. Kami tidak pernah berbincang, karena bu Wanda juga jarang keluar.”

Wahyu dan yang lainnya saling pandang, dengan wajah-wajah keruh.

“Anak-anak ini mau beli bunga? Agak masuk ke sana, ada toko bunga yang lebih besar, cuma harganya memang lebih mahal. Beda dengan toko bunga bu Wanda, yang lebih murah dan bagus-bagus. Pegawainya juga baik dan ramah. Ada satpam yang jaga, karena toko ini kan letaknya di pinggiran kota. Dulu pernah ada orang jahat yang bermaksud mencuri, untung digagalkan oleh orang kampung sini. Sejak itulah bu Wanda mempekerjakan seorang satpam di tokonya,” terang bapak setengah tua yang ternyata adalah pemilik kios bunga Wanda.

“Di sana Nak, tapi agak jauh dari sini, letaknya di dalam kota, saya lupa nama tokonya,” lanjutnya.

“Baiklah Pak, terima kasih banyak,” kata Wahyu sambil mengajak yang lainnya masuk ke dalam mobil.

***

Wahyu mengemudikan mobilnya tak tentu arah, karena memang tidak tahu ke mana sang ibu pergi dengan bunga-bunganya.

“Rupanya dengan tidak tahunya ibu tentang uang kas yang sudah kamu bayar itu Rei, lalu ibu menganggap bahwa kita tega pada ibu.”

“Benar. Tadi itu aku hampir menerangkan kejadian yang sesungguhnya, tapi ibu keburu mengusir aku. Aku bermaksud mengajak mas Wahyu saja, supaya bicara dengan ibu, tapi bagaimana lagi. Aku sungguh tidak mengira ibu ingin menghindari kita,” keluh Reihan sedih.

Sementara Tia sudah mengerti tentang kejadiannya, Emma hanya diam karena Reihan tidak pernah menceritakan perihal ibunya. Ia benar-benar tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi antara Reihan dan Wahyu dengan ibunya.

Wanita bernama Wanda itu tampak sangat marah ketika melihat Reihan, bahkan kemudian mengusirnya. Dosa apa yang diperbuat anak-anaknya sehingga sang ibu tampak begitu benci kepada mereka? Tapi kiriman bunga itu kan tidak menunjukkan rasa benci, tapi bersyukur? Ia malah mengira bahwa anaknya benci, bukankah begitu?

Walau begitu Emma tidak berani mengatakan apa-apa. Takut salah.

Tapi tiba-tiba Emma berteriak.

“Itu… ituuu …”

“Ada apa?” tanya Reihan bingung.

“Berhenti dulu … itu kan pak satpam yang tadi.”

Wahyu mengerem mobilnya tiba-tiba, membuat penumpangnya sedikit terantuk jok di depannya.

“Satpam?”

“Yang jalan ke sana itu Mas.”

Reihan segera melompat keluar, lalu berteriak memanggil.

“Paak. Paaaak, berhenti duluuu!”

Laki-laki yang masih terhitung muda itu berhenti. Ia memakai seragam satpam, seperti yang dilihat Reihan dan Emma pagi tadi.

Wahyu dan Tia ikut turun dan mendekat.

“Mas yang jadi satpam di toko bunga INDAH kan?”

“Iya. Ada apa ya? Ini mas yang tadi ke sana dan membuat bu Wanda marah kan?”

“Sekarang bu Wanda ada di mana?”

“Mas mau ngapain? Marah?, lalu membawa teman untuk membalas dendam?” tanya satpam curiga.

“Membalas dendam bagaimana? Beliau itu ibu kami yang sedang marah pada kami,” terang Reihan karena tadi satpam itu juga tahu ketika sang ibu memarahinya.

“Sekarang di mana ibu saya?”

“Anda anaknya, tapi tidak tahu rumahnya?”

“Tolong jangan berbelit-belit, kami ingin bertemu. Ini kakak saya dan istrinya yang baru saja menikah. Mereka mau mohon doa restu. Semalam ibu mengirimi kami bunga,” kata Reihan lagi. Wahyu dan Tia mengangguk-angguk.

“Tapi ….”

“Tolong Pak …” sambung Wahyu.

“Sebenarnya bu Wanda berpesan agar saya tidak mengatakan kepada siapapun tentang kepindahan toko bunga itu. Kalau saya tidak menepati apa yang dikatakan, saya dipecat, bagaimana? Saya harus menghidupi anak istri.”

“Saya akan bertanggung jawab kalau Mas dipecat. Saya carikan pekerjaan yang gajinya lebih tinggi,” kata Tia.

Akhirnya sang satpam memenuhi permintaan mereka, mengantarkan Wahyu dan yang lainnya ke sebuah tempat yang sebenarnya tidak begitu jauh.

***

Melihat kedatangan mereka, wajah Wanda yang berada di dalam rumah, dimana bunga-bunga segar masih tertata rapi di depan, langsung menutup pintunya.

Wahyu dan Reihan mengetuk-ngetuk pintunya keras sekali.

“Ibu, tolong buka pintunya, biarkan kami bicara.”

Satpam yang tadi mengantarkan, diam-diam masuk melalui pintu samping. Rupanya sudah lama dia ikut bu Wanda dan menjadi satpam di toko bunganya. Wahyu yang melihatnya segera mengikutinya, dan menyerobot masuk melalui pintu samping.

Bu Wanda tampak marah sekali.

“Untuk apa kalian datang kemari? Bukankah kalian tidak lagi menganggap ibu kalian ini sebagai orang tua yang telah melahirkan kalian? Kalian tega, kalian_”

“Bu, ibu masih ingat Tia?” tiba-tiba Tia mendekat dan memegang tangannya. Wanda menatapnya, dan seketika amarah yang membara menjadi luruh seketika.

Tia adalah gadis yang disukai Wanda, yang digadang-gadang bisa menjadi menantunya dengan segala cara. Karena marah, Wanda tak begitu memperhatikan bahwa ada Tia diantara mereka. Sekarang gadis itu berada di depannya, memegangi tangannya, menatapnya dengan air mata berlinang.

“Kamu … Tia? Yang semalam menikah dengan Wahyu?”

Tia mengangguk.

“Ibu jangan marah. Wahyu dan Reihan bukan tidak peduli pada Ibu. Biarkan kami duduk dan berbicara. Banyak yang dilakukan putra-putra Ibu untuk Ibu.”

Wanda mengusap air matanya yang ikut-ikutan merebak karena ucapan Tia yang lembut. Sesungguhnya Tia bersyukur, ibu Wahyu yang semula dianggapnya cela, kemudian bisa mendandani hidupnya dengan langkah yang baik dan positif.

Lalu Wahyu mengatakan semuanya, tentang uang kas yang sudah dibayarnya, tentang keinginannya bertemu sang ibu yang selalu ditolak, dan tentang hukuman yang lebih ringan karena pihak sekolah sudah mencabut laporannya. Jadi sebenarnya Wanda hanya dihukum karena judi.

Wanda mendengarkan dengan seksama. Air mata yang tadinya setitik, menjadi menganak sungai membasahi wajahnya, apalagi ketika Wahyu dan Reihan bersimpuh di depannya dan ambruk di pangkuannya.

***

Di rumah, Emma bercerita tentang apa yang dilaluinya seharian. Hal-hal yang semula tidak diketahuinya, menjadi gamblang ketika mendengar pembicaraan Wanda dan anak-anaknya. Tapi dengan tersenyum, Ardi mengatakan bahwa ia sudah tahu semuanya. Bahkan Kinanti juga sudah tahu.

Emma merengut mendengar penuturan ayah dan ibunya, bahwa dia sudah mengetahui semuanya.

“Kenapa Bapak dan Ibu tidak pernah mengatakannya? Sungguh kami tidak tahu apa-apa,” protes Emma.

“Apakah itu perlu? Kejadian itu sudah lama ada dan tersebar di media massa. Kami sudah tahu, tapi tidak usah dibahas, karena itu bukan urusan kita. Ya kan?”

“Tapi sekarang bu Wanda sudah sadar. Dia tidak lagi bekerja, sudah membuka sebuah toko bunga, dengan modal penjualan rumahnya.”

“Syukurlah, senang mendengarnya. Bukankah lebih baik berjalan ke arah terang setelah kegelapan mengitarinya, daripada dari arah terang berjalan menuju ke kegelapan? Tobat dari manusia yang sadar akan diterima olehNya kalau ia benar-benar bertobat.”

“Artinya adalah, lebih baik orang jahat menjadi baik, dari pada orang baik menjadi jahat. Ya kan?”

“Anak pintar. Ya sudah, istirahatlah, seharian kamu keluar rumah.”

Emma mengangguk, lalu menuju ke kamarnya untuk beristirahat.

***

Reihan sangat bersemangat menekuni kuliahnya. Ia bahkan mengesampingkan pekerjaan sampingannya demi mengejar agar kuliahnya segera usai. Ini adalah keinginan yang ayah yang entah berada di mana sekarang ini. Ia ingin segera meuwujudkannya. Ia juga ingin ketika ia bisa menyelesaikan tugas kuliahnya dan berhasil menjadi dokter, sang ayah bisa menyaksikannya. Ia sering berkomunikasi, tapi sang ayah tak pernah mau mengatakan, di mana dia sekarang berada.

Hari berjalan begitu cepat. Dengan semangat dan ketekunan yang dimilikinya, akhirnya Reihan berhasil menyelesaikan kuliahnya.

Hari ini Reihan di wisuda. Yang hadir justru Wahyu dan istrinya, Emmi dan juga Emma. Wanda yang merasa sungkan bertemu orang-orang yang pernah dikenalnya, datang dengan sembunyi-sembunyi.

Ketika nama Reihan disebut lalu ia naik panggung untuk menerima tanda keberhasilannya, Wahyu menitikkan air mata.

Gempita tepuk tangan, gelora bahagia meluap dimana-mana, karena kebanyakan yang hadir adalah keluarga dari mereka yang berhasil mengalungkan jerih payah di hati masing-masing.

Ketika Wahyu memeluk Reihan, dibisikkannya sebuah kata manis.

“Rei, ini belum akhir dari pejuanganmu. Teruslah melangkah.”

Reihan mengangguk sambil mempererat pelukannya.

Disebuah sudut di luar ruangan, seorang laki-laki setengah tua sedang sibuk mengusap air matanya. Itu adalah air mata bahagia. Ia melangkah surut, lalu keluar dari ruangan.

Wanda melihatnya dan berteriak memanggil.

“Guntur!”

Tapi laki-laki tua itu terus saja melangkah pergi. Panggilan itu tak membuatnya menoleh, apalagi berhenti.

***

T A M A T

 

 

 

Seorang laki-laki menatap perempuan cantik di depannya, yang sedang menundukkan wajahnya sambil berurai air mata.

“Maafkan aku, aku tak lagi mencintaimu.”

 

Sebuah kisah mengharukan ketika cintanya tak terjangkau tangan. Benarkah bahagia tak pernah menghinggapi hidupnya?

Ada kisahnya lhoh,

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG.

Tungguin.

 

 ____


 

 

51 comments:

  1. terimakasih Bunda semoga Bunda dan Bapak selalu dalam lindunganNYA

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Yaa Robbal'alamiin
      Matur nuwun ibu Tutus

      Delete

  2. Alhamdullilah
    Matur nuwun bu Tien
    Cerbung *ADA
    MAKNA 43* sdh hadir...
    Semoga sehat dan . bersama keluarga
    Aamiin...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Yaa Robbal'alamiin
      Matur nuwun pak Wedeye

      Delete
  3. Alhamdulillah
    Syukron nggih Mbak Tien ... in Ataa Alloh selalu srhat Aamiin❤️🌹🌹🌹🌹🌹

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Yaa Robbal'alamiin
      Matur nuwun jeng Susi

      Delete
  4. Matur nuwun mbak Tien-ku Ada Makna sudah tayang

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah.... Syukron bu Tien
    Ada Makna 43 sdh tayang.
    Bu Tien sehat ya.... Semangat ngurus mas Tom... Semoga cepat pulih kesehatannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Yaa Robbal'alamiin
      Matur nuwun mas Kakek

      Delete
  6. Alhamdulillah ADA MAKNA~43 telah hadir.. maturnuwun.Bu Tien 🙏
    Semoga Bu Tien tetap sehat dan bahagia senantiasa bersama keluarga.
    Aamiin YRA. 🤲

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Yaa Robbal'alamiin
      Matur nuwun pak Djodhi

      Delete
  7. Suwun Bu Tien Ada Makna 43 nya ….🤝
    Mugi Ibu tansah Pinaringan Sehat, Pak Tom enggal Dhangan kados wingi uni - tansah Bagyo Mulyo, Rahayu nir ing sambikolo
    Alfathehah …..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Yaa Robbal'alamiin
      Matur nuwun Mbah Wi

      Delete
  8. Kok ada berita pak Tom seda benar nggak ini ya? 🙏

    ReplyDelete
  9. Oo.. sudah tamat. Tidak ada lagi orang jahat. Yang buruk menjadi baik.
    Menunggu dengan sabar Cintaku Jauh Dipulau Seberang.
    Salam sukses mbak Tien yang ADUHAI, semoga selalu sehat, aamiin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Yaa Robbal'alamiin
      Matur nuwun pak Latief

      Delete
  10. Assalamualaikum selamat malam yang saya hormati dan sayangi ibu Tien dan pak Tom semoga selalu sehat dan dlm.lindungan Allah SWT. Maturnuwun AM 43 Sampun tayang ... salam hamgat dan aduhai aduhai bun

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Yaa Robbal'alamiin
      Matur nuwun ibu Sri
      Aduhai 2x

      Delete
  11. Matur nuwun Bu Tien atas cerbung Ada Makna yg baru saja tamat. dan menunggu dimulainya Cintaku Jauh di Pulau Seberang. Semoga Ibu sekeluarga sehat wal'afiat....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Yaa Robbal'alamiin
      Matur nuwun ibu Reni

      Delete
  12. Alhamdulillah, ADA MAKNA (AM),43 telah tayang, terima kasih bu Tien, semoga Allah senatiasa meridhoi kita semua, aamiin yra.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Yaa Robbal'alamiin
      Matur nuwun ibu Uchu

      Delete
  13. Alhamdulillah ada makna 43 sudah tayang
    Terima kasih bunda semoga sehat walafiat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Yaa Robbal'alamiin
      Matur nuwun ibu Endah

      Delete
  14. Terima kasih Bunda, cerbung Ada Makna 43..sdh tayang dan sdh tamat.
    Terima kasih telah menghibur kita semua.
    Sehat selalu dan tetap semangat nggeh Bunda Tien.

    Reihan telah di wisuda, semua kakak nya senang. Guntur dan Wanda yang menyaksikan di ruangan yang jauh dari anak2 nya, ikut haru dan bahagia juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Yaa Robbal'alamiin
      Matur nuwun pak Munthoni

      Delete
  15. Pulau Seberang jauh banget ya mbak Tin ?....hehe

    ReplyDelete
  16. Alhamdulillah.Maturnuwun Cerbung " ADA MAKNA 43 "
    🌷🌹 🙏🙏🙏Semoga Bunda dan Pak Tom Widayat selalu sehat wal afiat .Aamiin 🤲🤲🤲🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Yaa Robbal'alamiin
      Matur nuwun pak Herry

      Delete
  17. Wanda memang sudah memberi makna, namun dia gagal mendapatkan cinta Guntur. Wajar Guntur tak mau menerima cinta Wanda karena Wanda telah merenggut cinta Guntur pada Kinanti....
    Mbak Tien memindahkan Guntur ke Kalimantan lagi ya?
    Terimakasih Mbak Tien atas semuanya...

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah tamat. Terima kasih Bu Tien, semoga Pa Tom cepat sehat kembali.

    ReplyDelete
  19. terima kasih Bunda Tien.... wow sdh tamat... saya kira sampai episode 50an

    ReplyDelete
  20. Alhamdulilah. Suwun bu Tien ada makna sudah cuthel. Ditunggu yg baru bu Tien.. Smg b< Tien d kelg sehat selalu . Aamiin

    ReplyDelete
  21. Wah, kejutan ini...tamatnya cepat. Ibu Tien memang hebat, tidak ada tanda2...saya kira masih lama proses bertobatnya Wanda.🤭

    Terima kasih, ibu...salam sehat selalu. Juga untuk pak Tom, semoga cepat pulih kembali kesehatannya.🙏🏻🙏🏻🙏🏻

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah, "AM 43" sdh tayang dan TAMAT. Matursuwun Bu Tien

    ReplyDelete
  23. 🌼🍁🌼🍁🌼🍁🌼🍁
    Alhamdulillah 🙏💝
    Cerbung ADA MAKNA 43
    sampun tayang & TAMAT.
    Matur nuwun Bu, doaku
    semoga Bu Tien & kelg
    selalu sehat, tetap
    smangats berkarya &
    dlm lindungan Allah SWT.
    Aamiin.Salam aduhai 💐🍃
    🌼🍁🌼🍁🌼🍁🌼🍁

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah... Ada makna sudah tayang dan tamat, terimakasih bunda Tien, sehat selalu sekeluarg.... ditunggu cerbung yang baru...

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah...Akhir yg bahagia..Terima kasih Bunda Tien

    ReplyDelete
  26. Semoga bu Tien sekeluarga sehat, Terus berkarya dengan cerbung nya yang aduhai...
    Kisah cinta mendatangkan tentang kisah cinta Wanda-Guntur, Emma- Feri, kisah cinta gadis desa tokoh sebelum Kinanti - Guntur- Ardi atau tokoh baru ya...?
    Kami tunggu kisah barunya bu Tien. ..

    ReplyDelete
  27. Terima kasih ibu Tien.
    Semoga pak Tom Widayat semakin sehat dan bisa beraktifitas seperti sedia kala. Demikian juga ibu Tien sekeluarga senantiasa sehat.

    Rangkaian kisah Kinanti selesai sudah.

    Cintaku jauh di pulau seberang, segera menggantikan episode selanjutnya.

    Judul yang mirip dengan sebuah film lama : Cintaku Jauh Di Pulau.
    Dengan bintang utama Deby Cintya Dewi S. Bono.
    Semoga hanya kemiripan judul saja, tetapi racikan cerita dan bumbunya lain. Kami setia menantikan.

    Salam sehat
    Salam Aduhai ....!

    ReplyDelete
  28. Alhamdulillah, maturnuwun ibu, sehat2,bapak Tom juga semakin sehat... aamiin YRA..

    ReplyDelete
  29. Hatir nuhur bunda..slm sehat sll unk bunda sekel🙏🥰🌹❤️

    ReplyDelete
  30. Alhamdulillaah, matur nuwun Bu Tien SDH menyempatkan untuk menulis AM43 & tamat serta episode baru SDH ada

    Sehat wal'afiat ya 🤗🥰, semoga pak Tom Widayat semakin membaik membaik, sehat wal'afiat kembali, Aamiin

    ReplyDelete
  31. Alhamdulillah.... Terimaksih, ditunggu karya barunya mbakyu, sehat terus... Dan terus sehat.... Barakallah 🙏✔️🙏

    ReplyDelete
  32. Semoga bu Tien dan keluarga selalu diberkahi umur panjang dan sehat selau 🤭

    ReplyDelete
  33. Kejora pagi tak bersinar malam ini...
    Semoga semuanya baik-baik saja...
    Terimakasih Mbak Tien.

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 13

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  13 (Tien Kumalasari)   “Kamu tidak menjawab pertanyaanku, Tangkil? Apa yang kamu lakukan di sini?” Tangkil...