Thursday, December 9, 2021

MELANI KEKASIHKU 46

 

MELANI KEKASIHKU  46

(Tien Kumalasari)

 

“Tidaaak... tidak boleh...” Anindita terus berteriak.

Anggoro merangkul pundaknya dan mengelusnya lembut.

“Tenanglah Dita, ini bukan sesuatu yang buruk. Melani akan bahagia disamping Nak Ganteng.”

“Jangan bawa bayi kecilku... jangan bawa dia lagi..”

“Ibu, tenanglah.. aku tidak akan kemana-mana.”

“Tapi Nak Ganteng akan membawamu bukan?”

“Tidak Bu... dia tidak akan membawa Melani pergi. Iya kan mas?” tanya Melani sambil menatap Abi, mohon pengertiannya.

“Ya, tentu saja Bu, saya tidak akan membawa Melani pergi dari sisi ibu. Melani tetap menjadi milik ibu,” kata Abi sambil tersenyum, namun entah apa yang tersimpan didalam hatinya.

“Dita, anak kita sudah besar, sudah saatnya dia menikah, seperti kita dulu. Jadi kalau ada pria baik seperti Nak Ganteng ini, biarkan saja dia menikahi Melani. Bukankah kalau Melani bahagia kita juga akan bahagia?”

“Tapi aku tidak mau kehilangan bayi kecilku yang sudah besar,” kata Anindita setengah merengek.

“Tidak, kamu tidak akan kehilangan, dia akan tetap menemani kamu. Tetap akan dekat dengan kamu. Begitu kan Melan?” kata Anggoro yang kemudian menoleh kepada anaknya.

“Tentu saja Pak, Melani tak akan meninggalkan ibu,” kata Melani sambil merangkul ibunya.

“Benarkah?”

“Betul ibu,”

“Kalau begitu kalian boleh menikah sekarang,” kata Anindita.

Anggoro tertawa.

“Tidak sekarang, sayang. Sebelumnya, kedua orang tua Nak Ganteng akan datang kemari. Sebuah pernikahan harus dibicarakan baik-baik antar keluarga. Keluarga kita, dan keluarganya Nak Ganteng.”

“Mau bicara lagi?”

“Iya, tidak bisa Nak Ganteng langsung menikahi Melani. Kedua keluarga harus ketemu, berkenalan, lalu berbicara tentang pernikahan. Lalu ada keramaian yang akan merayakan pernikahan itu. Lihat foto kita itu. Itu saat kamu menikah sama aku, kelihatan senang dan bahagia bukan? Begitu pula nanti kalau Melani menikah.”

“Seperti itu ?”

“Benar, seperti itu. Melani juga akan bahagia seperti itu.”

Anindita tersenyum.

“Bayi kecilku yang sudah besar akan seperti itu? Sama Nak Ganteng?”

“Nah, kamu harus bahagia Dita. Besok, kalau keluarga Nak Ganteng datang, kamu harus menjamunya, dan menyambutnya dengan baik lho. Lalu kamu mendengarkan saja apa yang akan kita bicarakan. Setuju ?”

Anindita mengangguk, lalu merangkul Melani yang ada didekatnya.

“Kamu senang? Nanti kamu seperti itu,” katanya.

“Iya bu.”

Anggoro dan Melani merasa lega, melihat Anindita bisa menerima apa yang mereka katakan.

***

“Ndra, senang bukan, sebentar lagi kita akan ikut bersama keluarganya Om Anggoro, karena Abi akan melamar Melani,” kata Panji pada suatu sore.

“Senang sekali Pak, akhirnya keinginan Abi akan bisa terlaksana.”

“Lalu kapan kamu?”

“Kapan apanya Pak?”

“Bukankah kamu sebaiknya juga segera menikah? Ibumu sudah merengek-rengek, ingin segera melamar seorang gadis untuk kamu.”

“Bapak kan pernah bilang bahwa ingin punya menantu seperti Sasa?” kata Andra tiba-tiba.

“Apa katamu? Seperti Sasa?”

“Bukankah bapak pernah bicara begitu ?”

“Tidak, kamu salah. Bapak ingin menantu Sasa. Bukan seperti Sasa. Ya Sasa itu.”

“Baiklah pak, Andra mau melamar Sasa.”

“Benarkah?” tanya Panji gembira.

Andra mengangguk tersipu.

“Maruti...” Panji berteriak memanggil Isterinya keras.

“Buuu...” ulangnya.

Maruti  keluar dengan bersungut-sungut.

“Ada apa sih.. aku sedang di dapur, teriaknya keras sekali, pasti semua tetangga mendengarnya.”

“Ini ada berita bagus. Kamu harus segera mendengarnya.”

“Berita apa lagi? Aku sudah tahu kalau besok kita akan ke rumah Anggoro untuk menyambut calon besannya, ya kan?”

“Ini tentang anak kamu, bukan tentang anaknya Anggoro.”

“Ada apa dengan Andra?”

“Dia juga ingin melamar gadis pilihannya.”

“Benarkah?” Maruti mendekati Andra lalu menepuk pipinya pelan.

Andra mengangguk tersipu.

“Pengin dong Bu, masa adik sepupu sudah dilamar, aku masih juga bujangan..” kata Andra sambil tertawa.

“Baiklah, siapa gadis pilihan kamu Le? Perasaan nggak pernah melihat kamu pacaran, kok tiba-tiba sudah mau melamar.”

“Iya Bu, soalnya Andra nggak kelihatan pacaran sama dia.”

“Apa maksudnya ?”

“Ya jalan biasa saja, nggak ada yang tahu kalau kami pacaran.”

“Iih, anak ini... siapa sih mas? Kok Mas tersenyum-senyum. Sudah tahu nih siapa dia? Kok aku nggak tahu sendiri...” kata Maruti dengan cemberut.

“Tidak jauh-jauh kok Mar, dia anak sahabat kita sendiri.”

“Apa? Sahabat yang mana?”

“Yang sangat dekat dengan kita...” goda Panji.

“Hiih, gemes deh, pakai muter-muter jawabnya.”

“Dia Sasa...” akhirnya kata Panji.

“Sasaaa??” Maruti berteriak keras sekali.

“Eh, kok keras sekali sih Mar, tetangga-tetangga pada mendengar teriakan kamu tuh.”

“Ya ampuun Andra, jadi selama ini kalian saling suka? Dulu kamu bilang bersahabat dari kecil, jadi nggak mungkin pacaran.”

“Lama-lama jatuh cinta. Boleh kan Bu ?”

“Ya pasti boleh dong Ndra, Ibu tahu Sasa gadis yang baik. Tidak masalah kalau dia lebih tua dari kamu. Jodoh itu kan tidak memandang usia?”

“Benar. Jadi kapan rencana mau melamar?”

“Besok kita ketemu di rumah Anggoro, nanti kita bicarakan sekalian disana. Laras pasti terkejut. Tapi nggak tahu juga kalau Sasa sudah mengatakannya.”

“Nggak masalah seandainya mereka sudah tahu. Masalah pernikahan memang harus didahului dengan acara lamar melamar kan?”

“Iya Mas, biar tiap hari ketemu, secara resmi harus ada acara lamaran. Duuh, aku tak sabar lagi,”  kata Maruti dengan gembira.

Andra tersenyum-senyum lucu melihat ayah ibunya begitu gembira.

***

“Apa mas, kamu juga akan ikut-ikutan melamar?” tanya Sasa siang itu saat istirahat di kantor.

“Kok ikut-ikutan sih, serius aku ingin segera melamar kamu.”

“Besok itu kan baru mas Abi yang mau melamar, kok tiba-tiba kamu juga ingin melamar?”

“Iya Sa, tapi bukan berarti aku ikut-ikutan. Ini memang kemauan aku sejak lama.”

Tiba-tiba Sasa terdiam. Ia tak tampak gembira mendengar rencana Andra yang ingin segera melamarnya.

“Mengapa diam? Kamu nggak suka? Atau kamu nggak serius mencintai aku?”

Sasa menggeleng pelan. Matanya meredup, ada yang mengganjalnya.

“Ada apa Sa?”

“Apa kamu sudah memikirkannya masak-masak mas?”

“Pertanyaan macam apa itu?”

“Aku bersungguh-sungguh. Ada keraguan dalam hati aku ketika kamu memutuskan untuk melamar aku.”

“Memangnya kenapa?”

“Kamu kan tahu aku ini siapa?”

“Kamu Sasa kan ?”

“Jangan bercanda. Aku ini anak seorang narapidana.”

“Tidak, kamu anak keluarga terhormat.”

“Tapi kenyataannya darah narapidana itu mengalir di tubuh aku.”

“Apakah itu masalah? Aku mencintai kamu, dengan semua kelebihan dan kekurangan kamu. Aku tidak peduli darah siapa yang mengalir di tubuhmu.”

Sasa menghela napas panjang. Ia menyandarkan tubuhnya pada kursi yang didudukinya.

“Sasa, mengapa setelah aku ingin serius lalu kamu ragu-ragu?”

“Aku takut mas Andra.”

“Apa yang kamu takutkan?”

“Kalau kamu kemudian menyesali keputusan kamu.”

“Kamu harus yakin bahwa aku bersungguh-sungguh dalam memutuskan ini. Kamu gadis yang aku cintai, dan kamulah yang akan menjadi isteri aku, yang akan selamanya menjadi pendamping aku.”

Sasa mengangkat tubuhnya, menatap Andra dengan linangan air mata.

Andra berdiri lalu mendekati Sasa, kemudian duduk didepannya.

“Yakinlah bahwa ini adalah keputusan terbaikku, dan pegang semua yang aku katakan.”

Mata mereka bertatapan dengan penuh getar yang bergemuruh didada. Andra menarik selembar tissue kemudian mengusap air mata Sasa yang mulai mengalir dipipinya.

***

Kelurga Panji sudah lebih dulu datang di rumah Anggoro. Maruti membantu mempersiapkan semuanya, karena akan ada tamu dari keluarga Abi. Andra tak henti-hentinya mengganggu adik sepupunya yang sore hari itu berdandan sangat cantik.

“Duuh, yang mau jadi pengantin... wajahnya jadi beda deh.”

“Mas Andra nih.. nggangguin saja Bude...” teriak Melani manja kepada budenya.

“Biarkan saja Melan, kakakmu itu sebenarnya juga kepengin.”

“Oh, iya benar. Kata mas Abi, dia itu pacaran sama temannya mas Abi yang bernama Indi,” Melani balas menggodanya.

“Haaa... Indi?” teriak Maruti dengan mata terbelalak. Lalu Maruti menoleh kepada Andra.

Andra menoleh ke arah belakang, karena Sasa ada didalam sedang menyiapkan piring-piring yang diisinya dengan makanan kecil. Untunglah Sasa  seperti tak mendengar gurauan Melani.

Anindita duduk di ruang tengah, bersama Anggoro dan Panji.

“Sebentar lagi Andra ingin menyusul lho,” kata Panji pelan kepada Anggoro.

“Oh ya? Yang mana pilihan Andra? Gadis cantik yang pernah membezoek aku di rumah sakit, atau Sasa anaknya mas Agus?”

“Sasa,” bisik Panji.

“Andra itu kan bayi kecil yang pernah aku gendong?” kata Anindita.

“Iya, benar, tapi bayi itu sekarang sudah besar. Seperti Melani, dia juga akan menikah,” kata Panji.

“Menikah, seperti itu ?” kata Anindita sambil menunjuk ke arah foto besar dirinya dan suaminya.

“Ya, benar, bayi-bayi kecil semuanya akan menikah,” kata Anggoro sambil mengelus punggung isterinya.

“Nanti ada tamu bukan?”

“Ya, keluarganya Nak Ganteng akan kemari. Kamu harus menyambutnya dengan senang ya,” pesan Anggoro.

“Melani tidak akan dibawa bukan?” tanya Anindita sambil memandangi suaminya.

“Tidak, tidak... mereka hanya ingin bersilaturachmi, berkenalan, lalu membicarakan pernikahan anak kita,” kata Anggoro menenangkan isterinya.

Tak lama kemudian Agus dan Laras datang, yang langsung di persilahkan duduk diantara mereka.

“Aku kira aku akan terlambat,” kata Laras.

“Tidak, tamunya belum datang, sepertinya ini sudah di jalan,” kata Anggoro yang tak berani jauh-jauh dari isterinya. Ia berharap isterinya tak akan mengucapkan hal yang aneh-aneh ketika tamu mereka datang.

“Mana mbak Maruti nih?” tanya Laras.

“Ada di belakang, membantu Bibik sama Simbok.

Laras berdiri, kemudian iapun ikut membantu mereka yang sibuk menyiapkan hidangan untuk tamu-tamu mereka.

Andra duduk di teras, menunggu kedatangan keluarganya Abi. Ia merasa lucu karena Melani mengira dia pacaran sama Indi.

“Pasti ini gara-gara Abi,” kata Andra dalam hati.

Tapi Andra juga merasa bersalah karena tak pernah berterus terang tentang hubungannya dengan Sasa.

Tak lama kemudian datang tiga buah mobil yang semuanya sarat dengan penumpang.

Andra lari ke belakang untuk memberitahukan kepada semuanya bahwa tamu mereka sudah datang.

Panji, Agus dan Anggoro segera berdiri, diikuti oleh isteri masing-masing. Mereka menyambut kedatangan tamu-tamu dengan ucapan selamat datang dan jabat tangan yang hangat. Bahkan Anindita yang terus didampingi suaminya juga menjabat tangan tamu-tamunya dengan tersenyum.

“Silahkan duduk, silahkan duduk,” kata Panji mempersilahkan.

Andra masih berdiri diluar, menunggu Abi yang turun belakangan.

Tiba-tiba Andra terkejut, ketika melihat Abi tidak sendirian. Ada Indira disampingnya.

“Andraaa...” Indi langsung berteriak ketika melihat Andra.

“Apa-apaan Abi nih, ngajakin Indi segala?” gumam Andra lirih, tapi iapun turun dari teras menyambut keduanya.

“Bagaimana ini, calon pengantin kok datang belakangan?” sapa Andra.

“Iya, nyamperin Indi dulu soalnya.”

“Tidak menyangka, kamu juga mengajak Indi.”

“Supaya Indi juga punya keinginan untuk dilamar,” kata Abi enteng, sambil melangkah masuk mengikuti Andra.

Mereka merangkapkan tangannya untuk memberi hormat kepada semua yang hadir dan telah duduk terlebih dahulu.

Abi dengan sengaja memilihkan kursi untuk Indi, yang berdampingan dengan Andra. Andra merasa kesal, tapi dia sungkan untuk berpindah tempat duduk.

“Mana Melani, kok tidak kelihatan?” kata bu Cokro.

“Masih didalam Bu, sebentar saya panggilkan,” kata Maruti yang segera masuk ke dalam, kemudian keluar bersama Melani yang sudah berdandan cantik.

Melani menyalami semua yang hadir dan mencium tangan mereka dengan penuh hormat.

Bu Cokro tersenyum, mengelus kepala Melani dengan lembut.

“Kamu cantik sekali Melani..”

“Terimakasih bu.”

“Dari dulu Melani memang cantik,” sambung pak Cokro.

Abi terus menatap kekasihnya dengan mesra. Pastilah dia sangat bahagia karena akhirnya akan bisa memiliki Melani seutuhnya.

“Andra, kamu juga harus segera menyusul,” celetuk Abi sambil menoleh ke arah Andra.

“Iya Bi, dia memang akan segera menyusul,” kata Panji yang duduk tak jauh dari Abi.

Saat itu Bibik keluar bersama Sasa, menghidangkan minuman untuk para tamu.

“Naah, inilah gadis yang akan dilamar Andra nantinya,” teriak Panji.

Abi terkejut, tanpa sengaja menoleh ke arah Andra, dan dengan kecewa dia melihat Andra mengangguk dengan mantap. Indi juga menoleh ke arah Andra, yang tampak tersenyum senang.

***

Besok lagi ya.

 

 

 

 

 

93 comments:

  1. Alhamdulillah MK 46 sdh tayang
    Trimakasih bu Tien. Aduhai

    ReplyDelete
    Replies
    1. MK sdh tayaaang.. slmt mba Wiwik.. juara 1.. trims bunda Tien.. tetap eya bun..❤️😍😘

      Delete
    2. Sudah kuduga lha wong ket mau wis ndedepi karo jeng Iin Maimun, begitu ana komando tayang "rindik asu digitik" mblayu buanter nganti sandale copot ra dirasake..... hehehehe
      Selamat Ngadiluwih Ngasem Jonegoro.... Juara 1 di eMKa episode 46

      Delete
    3. Nah gantian mb. Wiek juara. Bagus bu Tien, konfliknya bkn saya deg2an loh. Indi dibikin patah hati nggak ya, sama bu Tien, xicixi???

      Delete
  2. Matur nuwun mbak Tien-ku Melani sudah berkunjung ke rumah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Matur nuwun budhe Tien Kumalasari.....
      Sugeng dalu, tetap sehat dan semangat.....
      Salam SEROJA dan tetap ADUHAI.... Kakekhabi mBandung...

      Delete
  3. Assalamualaikum wr wbr. Alhamdulilah
    Mksh B Tien sehat selalu

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah
    Terimakasih bunda Tien 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  5. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman, Wirasaba, Boediono Hatmo,

    ReplyDelete
  6. Hallow..
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
    . Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagiga family, Trie Tjahjo Wibowo, Lestari Mardi, Susi Kamto, Rosen rina,

    ReplyDelete
  7. Matur nuwun Bu Tien, salam sehat selalu...

    ReplyDelete
  8. Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Tasikmalaya, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah MK Eps 46 sudah tayang.
    Terima kasih banyak mBak Tien Kumalasari. Semoga mBak Tien tetap sehat, bahagia bersama keluarga, dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
    Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.

    ReplyDelete
  10. ADUHAI SELALU..
    MATUR NUWUN BU TIEN
    SALAM SEHAT

    ReplyDelete
  11. Matur nuwun.... Mbak Tien semoga sehat selalu

    ReplyDelete
  12. Alhmdllah... aduhai part nya sllu bikin asyiiikkk.. terima kash mbu Tien...

    ReplyDelete
  13. Assalamualaikum wrwb..
    Adihai mbak Tien, terma kasih sudah mengantsrkan Melani 46 ke rumah kami ,,
    Salam sehat aduhai dari Kuta Bali ,,🥰🥰

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaikum salam waraatullahi wabarakatuh
      Salam sehat dan ADUHAI ibu Susi

      Delete
    2. Hik..hik..hik,,mengapa harus ada yang terluka?
      Apakah Indi merasa dipermalukan?😭😭😭
      (Mbokyao sabar ... begitu kata mbak Tien)

      (

      Delete
  14. Wah indi tidak marah malah senyum
    Terima kadih bu tien

    ReplyDelete
  15. Selamat malam Bunda
    Semoga selalu sehat dan berbahagia bersama keluarga tercinta.
    Tetap semangat dalam berkarya, sukses buat Bunda.
    Salam ADUHAI........

    ReplyDelete
  16. Alhamdulilah MK 46 sdh tayang....suwun bunda Tien...

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah
    Terima kasih banyak bu tien yg telah menyajikan emka 46
    Semoga bu tien sehat2 selalu

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah, suwun mbak Tien sayangku yang aduhai
    Salam sehat selalu

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah,semakin ADUHAI..terima kasih Bu Tien..senantiasa sehat,Aamiin.

    ReplyDelete
  20. Terimakasih bunda Tien MK 46
    Semiga bubda selalu sehat
    Salam sehat dan aduhai

    ReplyDelete
  21. Aduhai kedua jejaka akan berpasangan
    Bentar lagi tamat deh
    Salam sehat dan bahagia bunda

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah Melani sudah hadir, maturnuwun bu Tien 🙏

    ReplyDelete
  23. Indi cemberut tdk yah? Setelah tahu Andra akan melamar Sasa?
    Terima kasih banyak mbak Tien. Semoga sehat² selalu.

    ReplyDelete
  24. 𝙏𝙚𝙧𝙞𝙢𝙖𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙢𝙗𝙖𝙠 𝙏𝙞𝙚𝙣

    ReplyDelete
  25. Masih menunggu reaksi Indi si wanita super. Apa juga dicarikan pasangan ya...
    Semoga semua bahagia.
    Salam sehat mbak Tien yang selalu ADUHAI.

    ReplyDelete
  26. Alhamdulillah Melani kekasih ku 46 sudah tayang....salam aduhai

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun Bun.....
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....

    ReplyDelete
  28. Mbak Tien, matur nuwun.
    Salam sehat. Selalu 😊

    ReplyDelete
  29. Alhamdulillah
    Ikut senabg dan bahagiaa...
    Melani d Abi segera menikah..
    Salam sehat penuh berkah

    ReplyDelete
  30. Alhamdulilah, MK sudah tayang, matur nuwun sanget
    Melani sudah aman....menuju bahagia bersama Abi...
    Penasaran bagaimana Indi...Abi tidak tahu kalau Andra sama Sasa..
    Mugi Ibu tansah sehat

    ReplyDelete
  31. Sami2 pak Wedeye
    Salam ADUHAI dari Solo

    ReplyDelete
  32. MK 46 udah hadir trims Bu Tien sehat selalu

    ReplyDelete
  33. Terima kasih Bu Tien, Alhamdulillah sdh tayang mk46...
    Semoga sehat selalu....Aamiin
    🙏🙏😊

    ReplyDelete
  34. Namanya juga usaha, jadi inget mau nyembelih ayam milih ayam jago yang besar, niatnya nangkap ayam jago dua empok-empok ngejar ramé ramé; tetangga kasih semangat ayo lihat tuh 'ånå babon ngoyak jago..!'
    Namanya juga empok² dress code nya aja udah menakutkan 'daster', mungkin dipikiran jago ada ondel² ngejar nich ..
    Lari kadang loncat...
    Atau mungkin tahu kalau mau disembelih kali ya..
    Nggak tahu mimpi apa semalam, kali ini bener² kaya dipanggang .. sudah dipaksa ngikut, mau melarikan diri nggak enak dikirain ngaco acara orang lagi, siapa tahu Melani yang nggak tahu menahu nyeletuk; mengamini Andra dengan Indi yang lagi duduk berdampingan.
    Untung sang pak Dhé sudah sedikit bersuara kenceng, setengah mengumumkan calon yang bakal Andra lamar.
    Tiada seindah waktu itu, dunia berseri-seri, harapan tinggal harapan, kini layu sebelum berkembang.
    Sakitnya tuh disini katanya dalam hati

    ADUHAI

    Maksud hati memeluk gunung apadaya gunung meletus.
    Abi memang pemerhati teman maksudnya jadi Mak comblang, sayang gagal nya menyakitkan hati yang katanya 'sahabatnya' ya udah jadi obat nyamuk deh.
    Mantap Bu Cokro menjabat tangan Melani, ternyata Melani menunjukan jati diri nya.

    Terimakasih Bu Tien, Melani Kekasihku yang ke empat puluh eman sudah tayang.
    Sehat sehat selalu doaku, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta. 🙏

    ReplyDelete
  35. Alhamdulillah....ceritanya semakin lama semakin menarik .....akan ada dua pernikahan yg membahagiakan......salam seroja bunda Tien...

    ReplyDelete
  36. Maturnuwun mbak Tien MK46nya..

    Waah..untung Panji segra bilangbklo Sasa yg akn dilamar Andra...
    Indi?..siapa suruh nerima ajakan..sdr bkn..fam bkn..😒
    Semoga semua berjalan baik n bahagia...
    Utk Indi..bagimana mbak Tien saja..hehe..

    Besok lagi yaaa...😊

    Salam sehat selalu mbak Tien dan aduhaiii...🙏😘🌹

    ReplyDelete
  37. Terima kasih bu Tien
    Salam sehat dan salam Aduhai …

    ReplyDelete
  38. Alhamdulillah... Terima kasih Bu Tien... Semoga Bu Tien selalu sehat dan semangat dalam berkarya... Salam... 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  39. Horeee, Aduhai bahagianua Abi dn.Melani ... matur nuwun mbak Tien

    ReplyDelete
  40. Terima kasih bu tien ....wah ada yg bakalan sakit hati nih ...smg tidak merusak acara abi dan andra .... salam aduhai dari pondok gede

    ReplyDelete
  41. Alhamdulillah
    Ikut senang dan bahagia,
    Melani dan Abi segera menikah.
    Salam sehat selalu bu Tien.

    ReplyDelete
  42. Assalamu'alaikum. Terima kasih Bu Tien.🙏👍

    ReplyDelete
  43. Assalamualaikum wr wb. Senang sekali Abi sgr menikah dgn Melani. Di susul kmdn Andra dgn Sasa...Mungkinkah cerita ini berakhir... Bisa juga, saya tunggu saja dari Bu Tien. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin Yaa Robbal'alamiin
    ..Salam sehat dari Pondok Gede...

    ReplyDelete
  44. Abi sdh dengan Melani. Andra dengan Sasa. Terus Indira dengan siapa ya pasangannya? Penuh dengan teka teki yg aduhai. Matur nuwun Bu Tien.🙏👍

    ReplyDelete
  45. Mantab! Akhirnya melani dilamar juga. Moga bunda tien dan keluarga sehat selalu

    ReplyDelete
  46. Terima kasih Bu Tien sudah tayang eps-46
    Semoga sehat selalu....Aamiin

    ReplyDelete
  47. Assalamu'alaikum ... Insyaa Allah kabar Ibu Tien & klg sehat n bahagia ... Apakah msh ada kelanjutannya cerbung ini kah? Ga sabar menunggu ... Mtr nuwun ...🌹🌹🌹

    ReplyDelete
  48. Aduh Adi..Melani salah nih kok Indi hahah Sasa lah yg di inginkan Andra

    ReplyDelete

KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH 02

  KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH  01 (Tien Kumalasari)   Arumi berlarian di pematang sawah sambil bersenandung. Sesekali sebelah tangannya men...