Tuesday, November 30, 2021

MELANI KEKASIHKU 39

 

MELANI KEKASIHKU  39

(Tien Kumalasari)

 

Sasa bermaksud duduk disofa, menunggu. Tapi belum sampai pantatnya menyentuh sofa, pintu terbuka dan Andra muncul dengan senyum cerah.

“Hm, pasti senang berduaan dari siang sampai sore,” pikir Sasa sambil melanjutkan keinginannya untuk duduk.

“Ayo kita berangkat, kok malah nyantai begitu...”

“Sekarang?”

“Bulan depan..... Ya sekarang dong Sa.”

“Kamu sama siapa?”

“Aku sendiri, kelihatan kan? Jadi nanti kita pergi berdua, aku sama kamu.”

Andra menarik tangan Sasa agar berdiri, kemudian mengajaknya keluar dari ruangan.

“Kamu dari mana ?” tanya Sasa dalam berjalan ke arah mobil Andra.

“Dari rumah sakit.”

Diam-diam Sasa merasa lega. Lama karena singgah membezoek Anggoro, bukan bersenang-senang dengan Indira. Aduhai, cemburu terkadang kelewatan ya.

“Bagaimana keadaan om Anggoro?” tanyanya.

“Semakin baik. Mungkin dua tiga hari mendatang boleh pulang. Semoga tak ada rasa sakit yang mengganggunya lagi. Akhir-akhir ini masih ada keluhan pusing, cuma ya sudah berkurang katanya.”

“Syukurlah. Sebenarnya aku juga ingin menengok ke rumah sakit.”

“Aku kan sudah mengajak kamu tadi, kamu nggak mau...”

“Kamu kan nggak bilang mau membezoek om Anggoro?”

“Iya, tadi sekalian mampir ketika mau kembali ke kantor.”

“Aku juga ingin ke rumah bibik. Seperti apa ya tante Anindita?”

“Tante juga semakin membaik. Melani sangat pintar menghibur ibunya, mengajaknya bicara dan menggiringnya ke arah masa lalunya yang pastinya menyenangkan.”

"Aku ingat, dulu tante Anindita yang menyelamatkan aku dari tangan ibuku.”

“Oh ya, ibu juga pernah bercerita tentang itu. Sungguh heboh kejadian itu. Seperti kejar-kejaran di film detektif.”

Aku sedih mengingat ibuku.”

"Lupakan kesedihan itu. Kamu kan sudah hidup bahagia diantara orang-orang yang menyayangi kamu.”

***

Sasa masih belum mengerti, sebenarnya Andra akan mengajaknya belanja kemana. Ia heran ketika Andra menghentikan mobilnya didepan sebuah toko pakaian.

“Kita kesitu?” tanya Sasa.

“Iya, ayo turun,” kata Andra sambil turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Sasa.

Mereka berdua memasuki toko.

“Kamu mau membelikan aku baju ?” tanya Sasa setengah bercanda.

“Iya, boleh saja. Tapi aku mau minta tolong sama kamu.”

“Minta tolong apa?”

“Pilihkan sebuah gaun, yang warnanya lembut. Yang diminta adalah nuansa coklat muda. Carikan juga kerudungnya yang senada dengan bajunya.”

Wajah Sasa muram seketika. Dia akan dibelikan baju, tapi Andra minta agar dia memilihkan gaun juga? Untuk siapa? Pasti untuk Indi.

“Ayo, kamu pilih dulu mana yang kamu mau, setelah itu pilihkan seperti yang tadi aku katakan.”

“Mengapa tidak memilih sendiri sih? Aku ogah !” katanya sengit.

“Lhoh, gimana sih Sa.. . Nggak mau menolong aku? Aku kan laki-laki, mana bisa memilih gaun yang cocok untuk wanita.”

“Yang mau kamu belikan kan wanita? Mengapa kamu tidak menyuruh dia saja memilih sendiri mana yang dia suka,” katanya ketus.

“Yaaah, kamu pikir dia bisa memilih sendiri? Dan ini hadiah. Namanya hadiah juga harus menjadi kejutan.”

“Aku ogah !”

“Sasa !”

“Takut salah.”

“Takut salah bagaimana?”

“Nanti kalau pilihanku nggak sesuai dengan selera dia, pasti aku disalahkan.”

“Tidak, setelah beli, kita tunjukkan dulu baju pilihan kamu kepada om Anggoro. Kalau om Anggoro suka, ya oke, kalau nggak suka, kita bisa memilih lagi.”

Sasa terpana.

“Om Anggoro? Jadi ini baju untuk siapa?”

“Untuk tante Anindita, sebagai tanda cinta.”

Sasa menampar keningnya sendiri. Pelan sih, tapi sikap itu membuat Andra heran.

“Kamu pikir untuk siapa?”

“Pacar kamu,” katanya sambil berlalu dengan cepat, kearah gaun-gaun indah yang tergantung agak kedalam ruangan.

Andra terkejut. Pacar aku? Dia pikir aku beli untuk pacar aku? Aaah, ya Tuhan, dia mengira aku pacaran sama Indi? Kan aku perginya sama Indi dan tidak pernah dengan gadis lain. Dan kenapa dia marah? Apa dia cemburu sama Indi? Atau... mm... bukankah cemburu itu tandanya cinta? Sasa cinta sama aku? Yang bener saja. Tapi sikapnya itu, sikap anehnya itu, terjadi setelah Indi datang menemui aku bukan? Jadi....

“Mas Andraaa!”  teriak Sasa dari kejauhan sambil melambaikan tangannya.

Setengah berlari Andra menghampirinya.

“Bagaimana.”

“Lihat ini... coklat mudanya lembut warnanya, bunga bunga kecil, senada dengan kerudungnya itu,” katanya bersemangat.

“Bagus. Mau yang itu?”

“Nanti dulu aja, kita lihat yang lainnya. Banyak warna coklat muda yang cantik..” kata Sasa sambil melangkah mengitari pajangan baju yang berderet-deret.

“Ini bagus Sa !” teriak Andra tiba-tiba.

Sasa mendekat.

“Ini bukan warna coklat, mas bos..” kata Sasa sambil tertawa.

“Maksudku, buat kamu.”

“Buat aku?”

“Nggak suka ?”

“Warnanya cantik banget. Kok kamu tahu kalau aku suka warna pink cantik ini?” kata Sasa riang.

“Ya tahu dong, kamu seringnya pakai baju yang nuansanya seperti ini kan?”

“Aah, baiklah, tapi nanti saja, kita cari warna pilihan untuk tante Dita dulu. Masa belum-belum memilih buat aku?” kata Sasa dengan nada riang. Ia merasa ternyata Andra memperhatikannya, dan itu membuatnya senang.

Andra tersenyum. Ta sedikitpun dia ingkar. Sasa memang cantik. Lincah dan cerewet. Itu kalau hatinya sedang senang. Tapi kalau lagi kesal, mulutnya mengerucut sepanjang siang. Tapi lucu melihatnya cemberut. Duuh, kok tiba-tiba Andra merasakah hal yang aneh? Gadis yang berdiri sambil memilih-milih itu tampak anggun dan begitu mempesona. Cantik mana dia sama Indira? O..ooh... Indira memang cantik, tapi getar yang ada bukanlah getaran cinta. Indira terlampau pintar. Dia banyak mendekte tentang apa yang dipilihnya. Itu sedikit mengurangi rasa simpatinya.

“Maaas, ini maaas..” teriak Sasa lagi, riang seperti burung yang sedang berkicau diantara bunga-bunga. Andra melangkah mendekati. Lalu menatap sepasang netra yang bulat berbinar. Tiba-tiba Andra teringat ketika dia memberinya sebungkus coklat saat meraka kanak-kanak. Seperti itulah binar matanya.

“Heeiii... ini lho, kok ngelihatin aku seperti itu sih?”

“Iya, yang mana?” agak gugup Andra menanggapinya.

“Ini juga cantik kan..? lihat, pasti tante Dita suka.

“Benar, habis yang memilih juga cantik. Terserah kamu saja, mana yang kamu pilih, atau dua-duanya sekalian?”

“Yaa.. ide bagus mas. Tunggu, apakah tante Dita gemuk? Kalau dengan badanku ini, lebih besar mana? Takutnya kekecilan.”

“Tidak, tante Dita itu kecil, sekecil kamu. Jadi kamu boleh mencobanya.”

“Baiklah, dua-duanya ya.”

“Tiga. Yang satu kan untuk kamu. Mau yang mana?”

“Serius nih ?”

“Serius dong.”

Sasa hampir melonjak kesenangan. Sore ini sikap Andra sangat manis. Tapi jangan sampai bayangan Indira melintas lagi. Kegembiraan Sasa pasti akan pudar.

***

Andra dan Sasa membawa bungkusan itu ke rumah sakit. Anggoro senang sekali.

“Iya benar, ini warna kesayangan Anindita. Dua baju coklat muda dengan corak yang berbeda, tapi semuanya indah.”

“Yang mana yang om suka?” tanya Andra.

“Berikan dua-duanya. Bungkus yang rapi. Aduh, kalian sungguh pintar memilih,” puji Anggoro sambil menyerahkan dua buah baju itu.

“Sasa yang memilih om.”

“Tentu saja, kamu laki-laki, mana bisa memilih sebagus ini. Ya kan Sa?”

“Kami memilih berdua kok om,” kata Sasa merendah.

“Kalian pasangan yang serasi,” kata Anggoro mengejutkan ke duanya.

“Oh ya, berapa habisnya, nanti om ganti,” lanjut Anggoro.

“Tidak om, tidak usah diganti,” kata Andra.

“Lhooh, kok gitu, pasti mahal kan itu?”

“Besok saja om ganti sebagai hadiah kalau Andra menikah,” canda Andra. Tapi dia diam-diam melirik Sasa. Hmh, kenapa juga pakai melirik ke aku, pikir Sasa.

“Kalau begitu kita harus membungkusnya dulu. Disini mana ada kertas untuk membungkus?” kata Anggoro.

“Iya ya, tadi nggak ingat untuk beli kertas kado. Habisnya belum tentu om Anggoro cocok sih,” kata Sasa.

“Kalau begitu bawa pulang dulu saja, bungkus yang cantik, lalu berikan sama dia.”

“Ini hadiah cinta dari seorang suami kan? Harus ditulisi nggak om?”

“Nggak usah. Kalau dia peka, pasti dia tahu siapa yang memberinya.”

“Wouwww... manis sekali. Semoga ini semakin mendekatkan om dan tante ya Sa.”

“Aamiin,” kata Anggoro sambil tersenyum.

Tapi saat pulang Sasa merasa bahwa sikap Andra agak aneh sore itu. Aneh yang membuatnya berdebar-debar.

“Aduh, jangan sampai aku salah sangka,” kata hati Sasa ketika Andra menggandengnya keluar dari ruang inap Anggoro.

***

“Sasa belum pulang?” tanya Agus ketika lebih dulu sampai dirumah.

“Belum, tumben. Biasanya dia datang sebelum mas sampai di rumah.”

“Sedang banyak pekerjaan, barangkali.”

“Iya mas. Ini teh hangatnya diminum dulu.”

“Besok mungkin Santi akan dibawa kemari,” kata Agus sambil menghirup teh nya.

“Dibawa kemari bagaimana ?”

“Dari Jakarta, dibawa ke Solo. Untuk memudahkan penyidikan.”

“Jadi nanti sidangnya disini ?”

“Pastinya begitu, karena semua saksi kan ada disini. Abi, Andra, bibik, simbok.”

“Apakah Sasa harus diberi tahu?”

“Bagaimana ya sebaiknya Laras?”

“Santi kan ibunya. Bagaimanapun dia harus diberi tahu.”

“Dia pasti akan bertambah terpukul. Aku kasihan sama dia.”

“Dia kan sudah tahu bagaimana ibunya. Jadi aku kira dia pasti bisa menerima apapun yang terjadi dengan ibunya. Tidak mungkin kita bisa menutupinya.”

“Iya, kamu benar,” kata Agus dengan wajah sedih. Sangat disesalinya bekas isterinya bisa melakukan hal sekeji itu. Pasti hukumannya akan bertambah berat.

“Aku dengar Anindita sudah semakin baik. Barangkali ada baiknya kita menengok ke rumahnya,” kata Laras.

“Bagus juga. Aku juga senang Anggoro sudah semakin sehat. Semoga mereka segera merasakan kebahagiaan bersama keluarga yang utuh.”

“Aamiin. Mas besok bisa pulang agak sore kan?”

“Kita kesana besok sore ?”

“Iya, aku akan memasak rendang untuk Dita. Kata Maruti dia senang sekali makan rendang daging.”

“Bagus Laras, semoga dia bisa menerimanya. Nah, itu Sasa, sepertinya diantar Andra,” kata Agus.

“Mengantar Sasa, tante,” sapa Andra ketika sampai dihadapan orang tua Sasa.

“Lagi banyak pekerjaan ya?” tanya Agus.

“Tidak om, kami baru belanja baju.”

“Belanja baju?” tanya Agus dan Laras hampir bersamaan.

“Om Anggoro minta agar kami membelikan baju untuk tante Dita.”

“Waah, seru nih, mereka sudah baikan?”

“Belum tahu om, semoga saja bisa menjadi jalan kebaikan bagi om Anggoro dan tante Dita.”

“Ini bajunya bu, Sasa bertugas membungkusnya dengan apik, biar tante Dita suka.”

“Wah.. baiklah.. baiklah.. semoga semuanya segera menjadi baik.”

“Tapi saya mau langsung pulang om, tante, baru pulang, bau asem,” kata Andra sambil mencium tangan Agus dan Laras bergantian.

***

Siang itu bibik dan Melani sedang memasak didapur. Baru saja Anindita ke dapur dan meminta agar bibik memasak opor ayam. Mereka memasak dengan suka cita.

Anindita duduk didepan televisi. Ia sedikit bisa menangkap apa yang disiarkan, terlihat sebentar-sebentar dia mengangguk-angguk.

Dari dapur Melani memperhatikan, dan tersenyum senang melihat ulah ibunya.

“Semoga semua segera berakhir ya bik, aku senang melihat perkembangan kesehatan ibu,” kata Melani pelan, sambil membubuhkan santan di wajan. Bau sedap masakan mereka tercium oleh Anindita.

“Baunya sedap...” gumam Anindita yang didengar oleh mereka.

“Sebentar lagi matang ibu, kita bisa makan bersama-sama.” Teriak Melani dari dapur.

“Jangan terlalu asin ya bik.. nanti kamu dikira pengin kawin..” teriak Anindita yang membuat bibik terkekeh-kekeh, tapi juga terkejut.

“Cah ayu bu Dita sudah bisa bercanda... ya Tuhanku, terimakasih,” gumam bibik sambil mengambil mangkuk untuk tempat lauk yang sudah matang.

“Aku senang mendengarnya bik.”

“Iya bu, nggak terlalu asin kok. Masa sih, bibik masih laku?” bibik balas bercanda.

“Lihat tuh, ada yang ganteng-ganteng di televisi,” kata Anindita lagi.

“Kalau nak ganteng, itu punya nak Melan bu,” teriak simbok.

“Nak ganteng mau kesini ? Melan?” tanya Anindita.

“Belum tahu bu, kalau senggang pasti ke sini.”

Anindita melanjutkan menikmati acara televisi.  Tiba-tiba ia melihat sebuah breaking news disiarkan. Mata Anindita melotot. Ia mengenali seorang narapidana wanita yang digelandang oleh polisi dan diajak masuk ke dalam mobil polisi. Narapidana itu berteriak-teriak histeris, tapi polisi tak peduli.

Pembawa berita mengatakan, seorang tersangka kejahatan akan dipindahkan ke kota Solo karena akan diproses disana.

Tiba-tiba Anindita berteriak-teriak.

“Sasa... mana Sasaa... mana Sasa...!” bibik dan Melan terkejut, mendengar Anindita berteriak mencari Sasa.

***

Besok lagi ya.

 

 

 

90 comments:

  1. Alhamdulillah....

    Selamat Ulang tahun ke 1 WAG PCTK
    Smg Paseduluran Sak Lawase tetap terjalin,Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah.. Aduhaaaai bunda Tien ❤️😘

      Delete
    2. Selamat jeng Nani juara 1.
      Cik kobere...mblayu mrene, pantesan dipanggil² kok lora njawab.

      Matur nuwun bu Tien sambutan tertulisnya dalam rangka SEMARAK SETAHUN PERJALANAN WAG PCTK 30 Nopember 2020 - 30 Nopember 2021,
      sdh dibacakan pak Hardjoni Harun.
      Kami ada guyub, rukun, berkembang, berangkat dari hoby yang sama "membaca cerbung Tien Kumalasari"
      Terimakasih bu Tien kita "SEDULURAN SAK LAWASE"

      Delete
    3. *LEMBAR KOREKSI:*

      1. Aah, baiklah, _tapi nani dulu saja,_ kita cari warna pilihan untuk tante Dita dulu.
      # *_tapi nanti dulu saja,_* #

      2. Duuh, kok tiba-tiba _Andra merasakah hal yang aneh?_
      # Duuh, kok tiba-tiba *_Andra merasakan hal yang aneh?_* #

      3. Tiba-tiba Andra teringat ketika dia memberinya sebungkus coklat _saat meraka kanak-kanak._
      # *_saat mereka kanak-kanak._* #

      4. _Iya ya, tadi nggak keingat untuk beli kertas kado._
      # *_Iya ya, tadi nggak teringat untuk beli kertas kado._" #

      5. ....Semoga ini semakin mendekatkan _om dan tante ya Sa.”_
      # ...Semoga ini semakin mendekatkan *_om dan tante, ya Sa.” #

      6. “Mengantar Sasa, tante,” sapa Andra _ketika samai dihadapan orang tua Sasa._
      # “Mengantar Sasa, tante,” sapa Andra *_ketika sampai dihadapan orang tua Sasa._* #

      7. _Siang itu bibik dan Melani sedang memasak didapur._
      # *_Siang itu bibik dan Melani sedang memasak di dapur._* #

      Menika bu, nyaosi bahan koreksi kangge eMKa eps 39 malam ini.

      Delete
    4. Alhamdulillah juara 1 lagi jeng Nani Siba. Bu Tien ayo diberi porsi peran masing2 tokoh. Semakin seru aja. SUT WAG PCTK, tetep guyup saklawase

      Delete
  2. Alhamdulillah tayang gasik, salam sehat selalu Bu Tien.....

    ReplyDelete
  3. Happy Anniversary grup PCTK, smg grup ini panjang umur dan kekeluargaan dan silaturahmi tedus terjaga dg baik.. tambah sayang kita sm bunda Tien dan bu da Tien jg panjang umur terus berkarya dg cerbungnya yg menarik dan sll bikin kami penasaran.. tetap Aduhaaaai ya bunda.. Terimakasih jg utk jeng Nani yg sdh invite sy ke PCTK, slam sehat selalu🙏❤️😘

    ReplyDelete
  4. HARI INI, PADA TANGGAL30 NOPEMBER 2021, GENAP SETAHUN USIA GRUP WA KITA , PCTK YANG LUAR BIASA, YANG MEMBANGGAKAN , YANG MAMPU MEMPERSATUKAN REKAN2 DARI SEGENAP PENJURU, UNTUK BERSATU SEBAGAI SAUDARA, SAHABAT, KERABAT, YANG GUYUP, YANG BERJIWA MULIA DAN MEMILIKI KEPEDULIAN UNTUK SESAMA. ADUHAI..

    SEMOGA PCTK TETAP KOKOH DAN SEMAKIN KOKOH, DALAM MENGGALANG CINTA KASIH YANG TAK PERNAH PUTUS, TAK HENTI SERTA TERUS MELANGKAH DAN MELANGKAH DENGAN GAGAH.

    SELAMAT UNTUK PCTK. MAJU TERUS DAN CIPTAKAN CINTA SEBANYAK BINTANG DILANGIT.
    SAYA BANGGA UNTUK PCTK.
    SEMOGA ALLAH SELALU MENUNTUN KITA DI JALAN NYA. AAMIIN.
    ADUHAI.. ADUHAI.. ADUHAI.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin YRA....Smg Allah SWT ijabah
      Maturnuwun mbak Tien

      Ada WAG PCTK karena Mbak Tien ada

      ADUHAI

      Delete
    2. Aamiin Yaa Robbalalamiin
      Terimakasih Bunda Tien & WAG PCTK

      Delete
    3. Bagaimana cara menjadi anggota WAG PCTK? Mohon infonya.

      Delete
    4. +62 816-677-789. Itu nomor kontak ibu Nani Nuraini, hubungi beliau saja ibu Yati

      Delete
    5. Aamiin... terimakasih bunda Tien atas doanya.

      Delete
    6. Terima kasih banyak bunda Tien, berkat karya2 bunda PCTK berdiri dg kekeluargaan yg sangat indah. Selamat ulang tahun PCTK, selamat utk kt semua

      Delete
    7. Aamiin ya Mujiibas Saailiin.
      Qadarullah...cerbung bu Tien mampu mempersatukan kami, dari 5, 11, 19 sekarang sdh mempunyai anggota 132, WAG PCTK memang lain dari pada yang lain, kami bukan teman sekolah, bukan teman sekantor, bukan sanak, bukan kadang tapi kita guyub tukun bersatu, sehoby membaca cerbung bu Tien yang menggemaskan, ngangeni, bikin pembaca, tersenuim kada.ng juga ikut mbrebes mili....memang bu Tien sungguh ADUHAI.....
      MATUR NUWUN BU TIEN. KARENA CERBUNG BU TIEN. KAMI ADA.
      Selamat malam selamat beristirahat

      Delete
  5. Matur nuwun Mbak Tien atas MK -nya juga Do'a-nya ..Semoga Tali Silturrahmi kita selamanya Aamiin.

    ReplyDelete
  6. Mantab Bu cantik..makin menggemaskan . salam sehat selalu untuk Bu cantik Amin YRA 🙏 mr wien.

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah MK 39 sudah tayang
    Terimakasih bunda Tien
    Semoga bunda Tien selalu sehat
    Salam sehat dan hangat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami2 ibu Salamah
      Salam sehat hangat dan ADUHAI

      Delete
    2. Ucapan terimakasih & penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada :

      1. Ibu Rosen Rina (blogger);
      2. Ibu Nina Setianingsih (blogger/PCTK);
      3. Ibu Enny Rose (blogger);
      4. Ibu Yati Sri Budiarti (blogger);
      5. Ibu Farida Zubir (blogger;
      6. Troeno Danardana (blogger);
      7. Ibu Yetty Srijeti (blogger);
      8. Ibu Maria Christina (bu Sukardi) blogger;
      9. Ibu Idayati, (blogger);
      10. Ibu Dartini Dunak (blogger);
      11. NN (blogger);
      12. Ibu Endah Priyambodo Bojonegoro;
      13. Ibu Muhanik

      Atas partisipasinya, telah ikut membantu biaya untuk perbaikkan laptop bu Tien Kumalasari, yang terbakar mainboard- nya, melalui rekening *BCA 0780131454* a.n Ibu
      R. Ayu Sudartini.

      Semoga amalan Bpk²/ibu² dibalas Allah dengan rezeki yang lebih banyak dan berkah.
      Aamiin ya Robbal' Alamiin.

      Delete
  8. Assalamualaikum wrwb,,
    Aduhai ,, alhamdulillah bisa membaca awal ,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aduhai mbak Tien ... terima kasih, saya sudah kangen sama dikter Santi... semoga lekas duhadirkan oleh mbak Tien yang Aduhai ..
      Salam sehat dari Kuta Bali buat mbak Tien tak lupa juga buat group Cerbung Cah C kompak selalu euy..🥰🥰🥰🙏🏻

      Delete
  9. Alhamdulillah MK Eps 29 sudah tayang.
    Terimakasih banyak mBak Tien Kumalasari
    Salam sehat dan salam hangat.
    Semoga kita semua tetap sehat, bahagia sejahtera bersama keluarga, dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin YRA.

    ReplyDelete
  10. Terima kasih Mbak Tien , MK 39 sdh hadir ... Semoga sehat sll & Salam Aduhai ...

    ReplyDelete
  11. Hallow..
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , Yustina Maria Nunuk Sulastri Rahayu Hernadi , Sri Maryani, Bunda Hayu Hanin, Nunuk, Reni, Pudya, Nien, Swissti Buana, Sudarwatisri, Mundjiati Habib, Savero, Ida Yusrida, Nuraida, Nanung, Arin Javania. Ninik Arsini, Neni , Komariyah, Aisya Priansyah, Jainah Jan. Civiyo, Mahmudah, Yati Sri Budiarti, Nur Rochmah. Uchu Rideen
    . Ninik Arsini, Endah. Nana Yang, Sari P Palgunadi, Echi Wardani, Nur Widyastuti, Gagiga family, Trie Tjahjo Wibowo, Lestari Mardi, Susi Kamto, Rosen rina,

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah... Terima kasih Bu Tien... Selamat malam selamat beristirahat semoga selalu sehat... Salam ... 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  13. Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Tasikmalaya, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  14. Almdllh... terima kasih Mbu Tien.. MK nya sdh taayang awal... sehat² trs ...


    Alhamdllh, bangga mnjadi bagian dr keluarga PCTK... semiga trs bersama ....

    ReplyDelete
  15. Aduhai .. bacanya ngrapel .. makasih Mbak Tien . Semoga sll sehat bahagia

    ReplyDelete
  16. 𝐀𝐥𝐡𝐚𝐦𝐝𝐮𝐥𝐢𝐥𝐥𝐚𝐡 ...𝐦𝐚𝐭𝐮𝐫 𝐬𝐮𝐰𝐮𝐧 𝐌𝐊 39 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐮𝐧 𝐤𝐚𝐭𝐚𝐦𝐩𝐢 𝐁𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧..𝐒𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐀𝐧𝐝𝐫𝐚 𝐦𝐮𝐥𝐚𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐚𝐚𝐧 𝐒𝐚𝐬𝐚..𝐖𝐚𝐡 𝐠𝐚𝐤 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐈𝐧𝐝𝐢𝐫𝐚 𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧𝐲𝐚.

    𝐒𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐛𝐮 𝐓𝐢𝐞𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚...𝐀𝐚𝐦𝐢𝐢𝐧 𝐘𝐑𝐀..🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah sdh tayang bwt sangu bobok, matur nuwun bunda Tien, salam sehat dan aduhai sllu...

    ReplyDelete
  18. Matur nuwun Bu Tien....salam sehat selalu nggih ☺️

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah smg tetap terjaga silaturahmi kita lewat gruop WAG PCTK, 1 tahun usia balita dan smg kita semua tetap sehat dlm lindungan Allah SWT, aamiin🤲

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah MK~39 telah hadir lebih awal.. maturnuwun bu Tien 🙏
    Happy Milad WAG PCTK semoga tetap kokoh dalam kebersamaan dan tentu saja bu Tien pun tetap sehat dan semangat.. Aamiin..🙏

    ReplyDelete
  21. Alhamdulullah MK 39 sdh tayang
    Terimakasih mbak Tien
    Semoga mb Tien selalu sehat, dan tambah semangat, trm ksh telah menghibur kita semua dgn Melani Kekasihku.
    Salam Aduhai

    ReplyDelete
  22. MK39 sdh tersaji, mksh bu Tien salam sehat, tetap semangat dan aduhai

    ReplyDelete
  23. Matur nuwun Bu Tien, ceritanya semakin seru. Salam sehat untuk semuanya.

    ReplyDelete
  24. Mbak Tien.......
    Matur nuwun. Salam sehat, nggih ...

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah, Matur nuwun bu Tien untuk MK 39,, sehat wal'afiat selalu ya
    Sdg mengikuti zoom meeting PCTK ke 1
    In syaa Allah sehat wal'afiat ,agar bisa membaca Cerbung nya bu Tien 🤗💖

    ReplyDelete
  26. Makasih mba Tien.
    Semakin asik nih .,.
    Salam sehat selalu mba

    ReplyDelete
  27. Ceritanya semakin seru, terima kasih Bu Tien Melaninya. Semoga sehat selalu.

    ReplyDelete
  28. Dua orang operator itu segera berlarian mendekati pusat teriakan; operator yang senior sambil menunjuk nunjuk itu orangnya ..
    Dia yang mengambil bayi Melani..
    Teriakan memanggil-manggil Sasa; terdengar sampai keluar rumah
    sampai Sasa yang membawa 'kado' pun berhenti sejenak kemudian setengah berlari menuju pintu dari mana suara itu berasal
    Semoga opornya masih ada kuahnya, karena dua orang operator dapur meninggalkan hasil kerja terburu-buru ingin tau, apa yang membuat Anin teriak teriak memanggil Sasa.
    Sasa pun ikut bergabung, menyatakan bahwa dirinya baik-baik saja, ah.. rupanya sudah besar-besar semua bayi kecilku pun sudah besar..
    Reses meninggalkan dapurpun diperpanjang tanpa disadari sejenak hening
    kemudian yang ada dirumah itu menyamakan nada dasar seolah mau koor; ambil suara bersama-sama gosoong..
    Nggak tahu nada dasarnya apa..


    Terimakasih Bu Tien,
    Melani Kekasihku yang ke tiga puluh sembilan sudah tayang.
    Sehat sehat selalu doaku, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta 🙏

    ReplyDelete
  29. MK 39 mendekati akhir mgkn yg terserak akhirnya akan kembali bersatu.. wlu ada yg terluka Santi..tp smg Sasa menemukan pengganti sosok ibu kandungnya. Andra yg siap memberikan bahunya utk tempat bersandar... Melani yg menemukan Abi dan sekaligus kedua org tuanya.. Smg Desember menjd bln ceria.. dan aduhai pctk sedang milad ke-1...slmt ya utk pendukung setia karya2 mb Tien...slm seroja sll utk kita semua..Aamiin YRA🤲🙏

    ReplyDelete
  30. Happy milad yg ke 1 WAG PCTK, semakin raket pasedulurannya..guyub rukun selawase....
    Masih menerima angg barukah?

    ReplyDelete
  31. Senengnyaa MK tayang gasik..
    Suwun Ayunda Tien...

    ReplyDelete
  32. Alhamdulillah...ceritanya bagus sekali

    ReplyDelete
  33. Alhamdulilah MK 39 udah tayang trims Bu Tien sehat selalu

    ReplyDelete
  34. Alhamdulillah tayang
    Lancar sinyalnya bisa baca mslam
    Makasih bu da salam sehat dan aduhai

    ReplyDelete
  35. Terima kasih Bu Tien...sehat, bahagia dan sukses selalu...

    ReplyDelete
  36. Alhamdulillah.....
    Mtur nuwun Bun.....
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun.....

    ReplyDelete
  37. Wouw cerbungnya makin seru
    Terima kasih bu tien

    ReplyDelete
  38. Alhamdulillah tayang
    Lancar sinyalnya bisa baca malam'
    Makasih bu Tien, salam sehat dan aduhai

    ReplyDelete
  39. Trimakasih mbak Tien MK39nyaa..

    Adeem rasanya..walau terakhirnya Dita triak krn brita di tv pasti itu sipenculiknya Melani..

    Besok lagiiiiii...siaaap menungguu...

    Salam sehat dan aduhaii mbak Tien..🙏😘🌹

    ReplyDelete
  40. Selamat Ulang Tahun yang ke 1 PCTK semoga selalu langgeng,maju terus, tidak pernah bosan dengan nuansa Cerita dari bunda Tien Kumalasari

    Terima kasih Bunda Tien, ML 39 sudah tayang
    selalu sehat ya bunda dan tetap semangat tak lupa selalu ADUHAI

    ReplyDelete
  41. Alhamdulillah,matur nuwun Bu Tien
    Mugi tansah pinaringan sehat,Aamiin.

    ReplyDelete
  42. Matur nuwun mbak Tien-ku Melani sudah berkunjung ke rumah.
    Tinggal Andra belum mantap dengan pilihannya. Ayo segera putuskan pilih siapa.
    Apa yang diketahui Anin tentang ibunya Sasa ya..
    Salam sehat mbak Tien yang selalu ADUHAI.

    ReplyDelete
  43. Alhamdulillah MELANI sdh datang, matursuwun mbak Tien
    Salam sehat selalu

    ReplyDelete
  44. Teman2 yg mau gabung di WAG PCTK
    Silahkan WA di no ini 082116677789 ( Nani)

    ReplyDelete
  45. Matur nuwun bunda Tien MK 39 telah tayang..

    maaf bunda beberapa hari ndak koment, masih ribet pindahan rumah.

    Tetep ADUHAI kagem bunda Tien..🙏

    ReplyDelete
  46. Alhamdulillah. Matur nuwun Bu Tien. Salam sehat dari Depok.🙏

    ReplyDelete
  47. Assalamualaikum wr wb. Wah, berita kejahatan Santi, semoga tdk mempengaruhi kondisi kejiwaan Anindita yg sdh mulai membaik. Maturnuwun Bu Tien, menegangkan ceritanya dan penasaran menunggu lanjutannya. Semoga Bu Tien beserta keluarga, tansah pinaringan karahayon wilujeng ing sadoyonipun. Aamiin Yaa Robbal'alamiin...Salam sehat dari Pondok Gede...

    ReplyDelete
  48. Alhamdulillah bisa komen lagi
    Matur nuwun bu Tien, secara bertahap Anindita sudah mulai mendekati normal. Semoga dengan berjalannya waktu Anindita dpt pulih, apalagi nanti setelah dapat bingkisan busana muslimah lengkap dari Anggoro 2 stel. Wah jadi menunggu kalau kalau ada yang memberi ke saya. ngarep.com...he he he

    ReplyDelete
  49. Ucapan terimakasih & penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada :

    1. Ibu Rosen Rina (blogger);
    2. Ibu Nina Setianingsih (blogger/PCTK);
    3. Ibu Enny Rose (blogger);
    4. Ibu Yati Sri Budiarti (blogger);
    5. Ibu Farida Zubir (blogger;
    6. Troeno Danardana (blogger);
    7. Ibu Yetty Srijeti (blogger);
    8. Ibu Maria Christina (bu Sukardi) blogger;
    9. Ibu Idayati, (blogger);
    10. Ibu Dartini Dunak (blogger);
    11. NN (blogger);
    12. Ibu Endah Priyambodo Bojonegoro;
    13. Ibu Muhanik, (blogger);
    14. Ibu Indiyah Muwarni, (blogger);
    15. NN (blogger);
    16. Endah RS (blogger);

    Atas partisipasinya, telah ikut membantu biaya untuk perbaikkan laptop bu Tien Kumalasari, yang terbakar mainboard- nya, melalui rekening *BCA 0780131454* a.n Ibu
    R. Ayu Sudartini.

    Semoga amalan Bpk²/ibu² dibalas Allah dengan rezeki yang lebih banyak dan berkah.
    Aamiin ya Robbal' Alamiin.


    ReplyDelete

M E L A T I 45

  M E L A T I    45 (Tien Kumalasari)   Melati merasa gelisah. Dia tahu, Nurin bersikap baik kepadanya, tapi ia mengkhawatirkan sikap ibunya...