MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 39
(Tien Kumalasari)
Indri diam, kerabat simbah punya gawe, pakai nanggap wayang segala. Itu kan pesta? Masa harus pakai baju seperti ini? Ada dua baju yang dibelikan simbah, yang satu sudah dipakai, satunya untuk ke pestanya kerabat simbah? Duuh.. sepertinya Indri nggak akan bisa melakukannya. Biarpun di kampung, bukankah sebaiknya pakai baju yang pantas bukan?
“Mengapa diam? Kamu risau karena membayangkan sebuah pesta meriah dengan pakaian gemerlap?”
Indri terkejut, bagaimana simbah tua ini bisa membaca pikirannya?
"Orang-orang berada kalau mendapat undangan orang punya gawe, pasti ribut soal baju. Bahkan kalau bisa, harus pakai perhiasan, bukan emas nggak apa-apa, asalkan kelihatan mencorong seperti bintang." Lalu simbah terkekeh geli.
Indri setuju, tapi dia tidak mengangguk, karena dia sering melakukannya. Pesta adalah sebuah pameran. Baik baju maupun perhiasan yang dikenakan. Malu kalau tidak berpendar di setiap telinga, dada dan pergelangan.
“Tapi simbah tidak malu. Semua orang, bahkan bapaknya Darman sudah tahu kalau aku ini hanya pemulung. Lha kalau aku memakai perhiasan, apa malah tidak menjadi bahan tertawaan? Memakai gelang, emasnya palsu, bermata gemerlap, berilannya palsu, lha semua orang mana percaya kalau aku bisa beli emas? Tapi aku punya satu sebenarnya, dulu sangat berharga bagi hidup aku, mas Ngadimin, itu suami aku.” Lalu simbah kembali tertawa, dan kali itu Indri ikut tertawa.
“Simbah lucu ya.”
“Simbah juga tertawa lucu, karena hidup simbah ini terkadang juga lucu.”
“Indri melipat daun pembungkus nasi oseng karena sudah habis dilahapnya.”
“Enak nasi osengnya?”
Indri mengangguk. Mau bilang tidak enak, nyatanya habis dimakan. Lagipula dia memang lapar, dan juga letih.
“Apa masih lapar? Aku belikan lagi ya?”
“Tidak mbah, sudah kenyang.”
“Kalau begitu setelah shalat kita tidur, besok simbah mau bekerja lagi, apa kamu masih mau ikut?”
“Mau mbah,” kata Indri sambil menguap.
“Bagus, kita naik angkot saja, kampungnya tidak jauh dari sini. Mereka orang baik, tidak malu punya saudara melarat seperti simbah.”
Indri mengangguk, lalu terbayang lagi baju yang akan dipakainya.
***
Pagi hari itu ketika bangun, kembali dilihatnya simbah sudah rapi. Pasti dia sudah mandi dan sudah mengisi air di bak kamar kecilnya. Dia mengisinya dari sumur tetangga,, dan mengambil airnya dengan timba. Indri tentu tak bisa melakukannya karena tangannya hanya sebelah yang bisa digerakkan.
Melihat Indri bangun, simbah segera mendekat.
“Mandilah, ganti baju kamu, baju kamu yang kemarin sudah simbah cuci. Itu baju bagus, lebih pantas kalau kamu mau memakainya sore nanti.”
“Aduh, mengapa simbah mencucinya, ada celana dalam saya juga. Saya akan mencucikannya di laundry.”
“Apa itu londri? Mana ada pemulung mengenal londri ? Ada-ada saja. Sudah, biarkan saja, sudah simbah jemur. Kainnya bagus. Itu barang mahal kalau untuk simbah. Kamu pakai saja nanti.”
Indri mengangguk. Terkejut atas ucapannya sendiri tentang laundry, seperti kebiasaannya sebelum ini.
“Terimakasih mbah, saya merepotkan simbah.”
“Tidak, simbah tidak pernah merasa repot. Sudah, sana mandi dan sekalian wudhu, simbah mau beli makan untuk sarapan.”
Indri bangkit, mengambil handuk kumal yang diberikan simbah, dan baju yang satunya lagi yang masih ada di bungkusan.
Saat mandi itu pikiran Indri melayang-layang. Apakah dia akan terus mengikuti simbah dan setiap hari harus memulung? Indri merasa masih terbebani dengan kesalahan yang pernah dilalukannya terhadap Yessyta. Bukankah kemarin dia ingin menemui Yessyta dan meminta maaf?
“Simbah memberiku sedikit uang, barangkali cukup untuk naik angkot kesana. Entah bagaimana nanti ujudnya perjalanan hidupku, aku harus meminta maaf, agar langkahku terasa lebih ringan.”
Seperti kemarin, ketika Indri selesai shalat, dilihatnya simbah datang membawa dua plastik teh panas dan dua bungkus nasi.
“Nah, bajunya bagus kan. Nanti yang kotor akan simbah cucikan supaya bisa kamu pakai lagi besok pagi. Sementara ini tiga baju sudah cukup. Nanti kita bisa beli lagi.”
Indri menyisir lagi rambutnya, mengikatnya dibelakang agar lebih ringan.
“Ayo makanlah, ini tehnya masih hangat,” kata simbah sambil membuka bungkusan nasinya.”
“Ini nasi yang lain lagi,” kata Indri sambil meraih satu bungkusan lagi, setelah meminum teh panasnya dari gelas plastik.
“Iya, kali ini nasi gudeg sambel goreng. Simbah suka karena tidak begitu pedas.”
“Iya mbah, baunya sedap.”
“Hidup seperti ini lebih enak, tidak memikirkan masak nasi, masak lauk, masak air untuk membuat teh hangat, Simbah masak air hanya untuk air putih, karena terkadang kalau malam merasa haus juga.
“Iya mbah.”
“Nanti kita akan bekerja setengah hari saja, karena sorenya harus bepergian. Ya kan.”
Indri mengangguk. Ia tak lagi membayangkan baju mewah atau perhiasan gemerlap seperti kalau orang-orang berada pergi ke pesta. Toh dia juga seorang pemulung. Dan seorang pemulung tak akan ada yang mencemoohnya karena bajunya yang sederhana dan sama sekali tidak menarik. Bahkan paling paling juga tak akan ada yang mau memandangnya.
“Besok rosok itu belum akan simbah setorkan. Biasanya dua atau tiga hari baru disetor, supaya agak banyak pendapatannya.”
Indri tak ingin bertanya, yang dimaksud banyak itu seberapa? Tadi simbah memberinya uang sepuluh ribu yang disimpannya baik-baik, barangkali dia memerlukannya. Banyakkah bagi simbah uang sepuluh ribu itu? Dia tak melihat berapa simbah dibayar setelah tukang becak menyetorkannya.
Selesai makan, simbah kembali mengambil karung plastik besar yang kemudian disampirkannya ke pundaknya. Indri mengikutinya, dan membantu memungut botol-botol atau gelas plastik yang terserak disepanjang jalan, dan terkadang juga harus mengorek tempat sampah yang baunya jangan lagi ditanya.
***
“Bagus sekali, bapak benar-benar sehat, dan beberapa obat dikurangi pemakaiannya,” kata Gunawan ketika mereka pulang dari mengantarkan pak Murti kontrol.
Gunawan juga senang ketika kata dokter Yessyta hanya kelelahan.
“Kamu hanya kelelahan. Apa yang aku pikirkan sebelumnya? Aku pikir kamu ngidam,” kata Gunawan bersungguh-sungguh.
“Itu aku mauuu…” teriak pak Murti bersemangat.
“Adduh.. menikah belum sebulan sudah dikira ngidam,” kata Yessyta yang duduk dibelakang sendirian.
“Harus berapa bulan sepasang pengantin boleh ngidam?”
“Ya nggak tahu, tergantung kapan Allah memberinya.”
“Iya, memintalah, maka Allah akan memberi.” Kata pak Murti.
“Iya pak.. kami akan selalu meminta.”
“Bagaimana kalau kita makan nasi pecel dulu?” kata pak Murti lagi.
“Ya, didepan itu ada warung pecel Madiun. Disitu ya pak.” Kata Gunawan.
“Ya, disitu, aku suka rempeyek terinya.”
Gunawan menghentikan mobilnya didepan warung pecel itu, lalu membantu pak Murti turun, yang sekarang tidak lagi mengenakan kursi roda, hanya menggunakan tongkat saja untuk menjaga langkahnya agar tidak terjatuh. Walau begitu Yessyta juga masih mendampinginya.
Ketika mau memasuki warung itu, pak Murti menghentikan langkahnya. Ia melihat seorang wanita tua yang sedang menggendong karung plastik, dan sesekali mengambil gelas plastik yang terjatuh disekitar warung itu. Ada wanita yang lebih muda, membantu mengunpulkan yang kemudian memasukkannya kedalam karung si nenek tua.
Pak Murti berhenti melangkah, merogoh sakunya, dan mengeluarkan uang seratus ribu dari dalamnya.
“Gun, berikan uang ini pada nenek itu,” kata pak Murti sambil memberikan uang itu, lalu meneruskan langkahnya dengan Yessyta menggandeng tangannya. Yessyta tidak heran, karena ayahnya sudah sering melakukannya.
Gunawan mendekati sang nenek dan memberikan uang itu kepadanya.
“Apa ini mas?”
“Itu dari bapak saya, untuk nenek.”
“Tapi aku tidak mengemis, ambil kembali uang ini.”
“Jangan nek, nanti bapak kecewa. Ini diberikan bukan karena menganggap nenek itu pengemis. Ini rasa simpati dari bapak saya, karena melihat nenek yang sudah tua masih bekerja," kata Gunawan agar pemberian itu tidak tampak seperti memberikan kepada pengemis.
“Tapi…”
“Bapak saya sangat mengagumi nenek, biar sudah tua tapi masih sanggup mencari nafkah. Ini hebat, jauh lebih hebat daripada orang yang hanya suka menadahkan tangan untuk meminta belas kasihan. Ayolah nek, sungguh ini uang simpati, bukan uang belas kasihan.”
Karena pintarnya Gunawan berkata-kata, maka simbah menerima uang itu.
“Sampaikan kepada bapak sampeyan, simbah mengucapkan terimakasih. Semoga bapak selalu diberikan kesehatan dan umur panjang,” kata simbah sambil memasukkan uang iu kedalam saku bajunya.
“Aamiin, hati-hati ya nek,” kata Gunawan yang kemudian mengikuti Yessyta dan pak Murti yang sudah lebih dulu masuk dan mencari tempat duduk.
Indri terpaku ditempatnya. Tangan kirinya sudah menggenggam dua buah gelas plastik bekas, tapi tidak segera mendekati simbah untuk memasukkan gelas-gelas itu, karena dia mengenal siapa yang sedang memberikan uang kepada simbah dan berbicara beberapa saat lamanya.
Setelah melihat Gunawan masuk ke dalam warung, barulah Indri mendekat dan memasukkan gelas itu kedalam karung simbah.
“Ada orang berbaik hati memberi simbah uang, lihat, seratus ribu. Ini penghasilan simbah selama dua hari, kalau pas hari baik.”
“Simbah mengenal dia?”
“Tidak, tadinya simbah menolaknya, simbah bilang kalau simbah bukan pengemis, tapi dia memaksa. Katanya itu bukan uang belas kasihan, melainkan uang simpati. Apa itu uang simpati? Dan karena itu simbah menerimanya, menukarnya dengan doa yang baik-baik bagi pemberi uang itu.”
Indri semakin merasa betapa keluarga yang pernah dilukai perasaannya itu sangat baik dan mulia hatinya. Penuh belas kasihan kepada sesama. Lalu Indri merasa bahwa dia bukan apa-apa.
“Kamu tahu, apa arti simpati?” kata simbah sambil memungut kotak plastik yang sudah tak lagi ada tutupnya.
“Simpati itu semacam kagum.”
“Nah, kagum.. apakah arti seorang pemulung maka dia bilang kagum ? Banyak orang merendahkan pemulung. Hanya pemulung, tak ada derajat tersimpul disana.”
“Simbah sudah tua, tapi sangat bersemangat.”
“Ya, itu juga yang dikatakannya. Ah, entahlah, tapi intinya bahwa dia merasa kasihan pada simbah. Ya kan? “
Lalu Indri teringat ketika sedang duduk melepaskan lelah kemudian beberapa orang meletakkan uang disampingnya.
“Aku pernah dikira pengemis. Mereka meletakkan uang disamping aku duduk, bagaimana aku mengembalikannya? Mereka meletakkan sambil berlalu. Aku simpan saja uang itu, untuk beli makan, dan beli sabun serta sikat gigi dan celana dalam kemarin.”
“Oh, itu? Bukan salah kamu, mereka memberikannya, karena penampilan kamu seperti pengemis, seperti waktu aku menemui kamu saat menangis di emperan toko,” kata simbah tanpa sungkan menilai penampilan Indri saat itu.
“Benar, seperti pengemis, rambut awut-awutan, muka kotor,” kata Indri tanpa merasa sakit hati. Dua hari bersama simbah membuatnya telah berubah. Ia hanya seorang pemulung, tapi ia tidak merasa hina, karena yang lebih hina adalah kalau hanya menadahkan tangan untuk memperoleh balas kasihan.
“Ayo sekarang kita mampir ke mushala, lalu beli makan, dan pulang. Kita harus siap berangkat sore nanti. Sudah lama aku tidak melihat wayang.”
Indri mengikuti simbah memasuki sebuah mushala, untuk membersihkan diri dan berwudhu. Sebuah kebiasaan yang baru dua hari ini dipelajarinya, dan ditanamkannya dalam-dalam didasar hatinya.
***
“Nenek tua itu tadi hampir menolak uang yang saya berikan, pak,” kata Gunawan disela-sela makan siang mereka.
“Mengapa? Ada juga pemulung sombong..” kata pak Murti bercanda.
“Dia bilang, dia bukan pengemis..”
“Wauw… itu luar biasa. Lalu bagaimana kemudian maka dia mau menerimanya?”
“Saya bilang, bapak saya memberi bukan karena kasihan atau menganggap nenek ini pengemis..”
“Haa.. itu bagus..”
“Saya bilang lagi, bapak saya sangat kagum sama nenek, karena nenek ini sudah tua tapi masih semangat bekerja. Jadi ini bukan uang belas kasihan, tapi uang simpati.”
“Lalu dia menerimanya?”
“Dia menerimanya, lalu mendoakan bapak agar sehat dan panjang usia.”
“Aamiin, uang saya ditukar dengan doa yang luar biasa.”
“Dia itu nenek pemulung yang luar biasa juga pak,” timpal Yessyta.
“Lain kali kalau Allah mempertemukan kita dengan nenek itu lagi, beri dia uang lebih banyak agar tidak bekerja sebagai pemulung, tapi sebagai pedagang misalnya. Ya pedagang makanan kecil, atau apalah, pokoknya agar dia tidak usah berjalan disepanjang kota ini untuk mencari barang-barang rosokan.”
“Semoga nanti kita bisa ketemu lagi ya pak.”
“Pegang kata-kataku ini. Semoga kita ketemu lagi sama dia.”
“Iya pak.”
“Kamu masih ingat wajahnya bukan ? Yessyta ingat tidak?”
“Maaf pak, Yessyta kan sedang memegangi bapak tadi, jadi kurang memperhatikan wajah nenek itu.”
“Berarti Gunawan ingat kan?”
“Ingat, dan akan selalu ingat bapak. Kalaupun saya ketemu tanpa ada bapak disamping saya, saya akan melakukan apa yang diinginkan bapak itu.”
“Bagus. Aku sudah tahu kalau kamu selalu bisa menyenangkan aku.”
“Sekarang kita harus segera pulang, bapak kan harus istirahat, karena nanti malam kan nonton wayang dirumah Suni.”
“Iya benar, kita kelamaan ngobrol jadi lupa pulang.”
***
“mBah Marto, saya senang simbah mau datang dan memberi restu pada pernikahan saya ini,” kata Darman yang sudah didandani, dan siap diiringkan untuk dipertemukan dengan pengantin wanitanya.
“Aku ingin menunggui kamu menikah Man, karena jelek-jelek simbahmu ini, kan masih terhitung simbahmu juga?”
“Iya pasti lah mbah, simbah itu kan kakaknya simbah saya sendiri, jadi masih budenya bapak. Jadi kita ini keluarga dekat. Simbah saja yang jarang pulang ke kampung, dan memilih hidup sendiri di kota.”
“Man, simbah itu tidak mau menjadi beban. Biarlah simbah melakukan apa yang ingin simbah lakukan. Tapi jangan salah, simbah tidak sendiri sekarang, simbah punya teman,” kata simbah yang dipanggil mbah Marto oleh Darman.
“Siapa mbah?”
“Itu, teman simbah sekarang.”
“Oh, wanita muda itu? Siapa dia?”
“Dia sesama pemulung, belum lama kenal, tapi dia tinggal di gubugnya simbah.”
“Oh, syukurlah. mBak, kenalkan, saya Darman, cucu keponakannya simbah yang bandel ini.”
“Eh, kurangajar kamu mengatain simbahmu bandel.”
Diam-diam Indri berpikir, dimanakah dia pernah bertemu dengan cucu keponakan simbah ini ya. Lupa-lupa ingat, apalagi dia sudah didandanin dengan pakaian pengantin.
“Emang simbah kan bandel, bapak juga bilang begitu, karena simbah tidak pernah mau menurut sama bapak. Disuruh tinggal disini tidak mau, memilih hidup susah di kota.”
“Simbah tidak hidup susah dikota, simbah cukup makan minum dan bisa berpakaian pantas.”
“Iya.. iya, simbah memang neneknya Darman yang luar biasa.”
“Sudah, sana.. tuh sepertinya kamu sudah ditunggu. Tapi simbah senang kamu mendapat jodoh yang semoga bisa menjadi isteri kamu yang baik, sampai kakek nenek, dan punya selusin anak.”
“Aduh mbah, kok banyak sekali, sampai selusin ?”
“Biar rame, daripada simbahmu ini, tidak punya anak, jadi kesepian dihari tuanya.”
“Nanti simbah akan saya paksa untuk tinggal bersama Darman dan isteri Darman. Jadi kalau saya punya anak selusin, simbah bukan lagi kesepian tapi keramean,” kata Darman sambil tersenyum.
“Hih, coba saja kalau kamu bisa memaksa simbahmu ini. Sudah sana, pengantinmu sudah menunggu, aku akan ikut mengiring di belakang kamu.”
***
Dan simbah serta Indri benar-benar mengikuti iringan pengantin bersama seluruh keluarga. Indri hanya diam, dan memang tak banyak yang memperhatikannya. Ia tenggelam bersama ratusan kerabat yang ikut meramaikan suasana gegap gempita itu.
Ketika akad nikah sudah dilakukan, simbah dan Indri duduk diantara tamu undangan yang lain, dan menikmati hidangan yang disediakan.
“Ternyata isteri Darman itu bukan orang kaya seperti yang aku bayangkan,” gumam simbah.
“Tapi dia bisa menanggap wayang kulit, ini kan mahal?” kata Indri yang tak begitu mengenal Suni dan Darman yang dandan seperti pengantin padahal pernah bertemu dengan mereka.
“Calon isterinya menjadi pembantu di sebuah keluarga kaya yang baik hati, Keluarga kaya itu yang membayar biaya untuk menanggap wayang itu.”
“Ooh,”
Lalu Indri berpikir, alangkah banyak orang baik didunia ini, lalu apakah yang pernah dilakukan olehnya selama ia menjadi manusia?
Suara gamelan sudah riuh bertalu, teriakan anak-anak kecil berlarian kesana kemari, tawa orang-orang yang lama tak bertemu sanak keluarga, berbaur menjadi satu.
“Tak lama lagi wayang akan dimulai,” kata simbah.
Lalu sebuah mobil berhenti agak jauh dari tenda yang dipasang ditengah jalan. Semua orang menatap kearah mobil itu, lalu Indri terkejut setengah mati, ketika mengenal siapa yang datang.
***
Besok lagi ya
_“Ada kerabatku yang punya kerja. Tampaknya besannya orang kaya. Mereka menanggap wayang kulit.”_
ReplyDelete_“Wah, pasti rame mbah.” (MCYT_38)_
Alhamdulillah......
MCYT_39 sdh tayang.
Terimakasih bu Tien...
Salam ADUHAI dari mBandung.
Selamat Kakek ....juara 1
DeleteMtnuwun mbk Tien,mugi tansah pinaringan kesehatan
Selamat kakek juara 1. Pesan moral bu Tien, kuajiban seorang umat beragama. Terima kasih bunda.
DeleteHadeeh Indri kau itu akhirnya kena karmamu sndri
ReplyDeleteSampai jumpa ma Yessyta tar kl nonton wayang di t4 Suni
Trnyt Suni msh sdr ma nenek penolongmu
Makin seru deh
Mksh bunda Tien
MCYT 39 yg akan selalu bikin penasaran kita
Ttp sehat bunda ADUHAI
Bukan Suni, jeng Iin yang kerabatnya Simbah, tapi bapaknya Darman yang keponakan Mbah Marto.
DeleteNo 40 tdk terbit?
DeleteAlhamdulillah MCYT 39 sdh tayang.
ReplyDeleteSalam kami dari Bojonegoro.
mBok Dhe bersama siapa tuh?
ReplyDeletetanya sendiri saja aku juga nggak tahu namanya, aneh aneh aja mBok Dhe ini..
lo dia ikut aku.. juga belum tanya namanya .. he he he he
Sok tahu ngabul abul krandah ha ha ha
DeletemBah Marto mBok Dhe ne bapake Darman hi hi hi hi
Hari ini Minggu, blm keluar bab 40, di tunggu2 banyak yg antre. Maturnuwun
DeleteSuwun Bu Tien
ReplyDeleteAduhai
Alhamdulillah
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur,
,
Selamat malam bu Tien. Sudah disapa dibarisan atas namaku.
DeleteSeperti biasa, saya kirimkan bahan koreksi MCYT_38, sbb :
1. “Iya mbak, baunya sedap.”
# “Iya mbah, baunya sedap.” #
2. Gunawan juga senang ketika kata dokter "Indri" hanya kelelahan.
# Gunawan juga senang, ketika kata dokter "Yessyta" hanya kelelahan. #
3. “Adduh.. menikah belum sebulan sudah dikira ngidam,” kata "Indri" yang duduk dibelakang sendirian.
# “Adduh.. menikah belum sebulan sudah dikira ngidam,” kata "Yessyta" yang duduk dibelakang sendirian. #
4. Ini rasa simpati dari bapak saya, karena "meliat" nenek yang sudah tua masih bekerja,"
# Ini rasa simpati dari bapak saya, karena "melihat" nenek yang sudah tua masih bekerja," #
Wah semakin penasaran....m
Pas melihat siapa yang datang dipotong ...besok lagi ya.......
This comment has been removed by the author.
DeleteHallow..
ReplyDeleteYustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Rini Dwi, Pudya , Indahwdhany, Butut, Oma Michelle, Linurhay, Noeng Nurmadiah, Dwi Wulansari, Winar, Hnur, Umi Iswardono , RahayuHernadi , Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Trimakasih ibu
DeleteSami2 Triniel
DeleteADUHAI
Alhamdulillah ....
DeleteYang ditunggu tunggu telah hadir,
Matur nuwun bu......
Mugi Bu Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin.....
Salam ADUHAI
MCYT 39 hadir ,matur suwun bunda Tien
ReplyDeleteJeng Werdi ADUHAI
DeleteAlhamdulilah bisa lebih awal baca MCYT 39..
ReplyDeleteMatur nuwun bunda Tien, tidak sia2 setiap malam nungguin bunda Tien.
Salam sehat selalu dan semakin ADUHAI njih bun...🙏
Salam ADUHAI Padmasari
DeleteMcyt 39 tayang akhamdulillah ibu rinta emang oyee ngerti tayang dan ngk tayang hebat tenan
ReplyDeleteAlhamdulillah sdh tayang, terima kasih Bu Tien....
ReplyDeleteSemoga sehat selalu.....
Semoga dehat dan ADDUHAI Prim
DeleteAlhamdulillah...sehat selalu mb Tien
ReplyDeletesalam aduhai
ADUHAI jeng Atiek
DeleteAlhamdulillah MCYT~39 telah hadir.. maturnuwun dan salam sehat kagem bu Tien.. 🙏
ReplyDeleteSalam ADUHAI pak Djodhi
DeleteSelamat malam...
ReplyDeleteAlhamdulillah, Suni sdh tayang di MCYT 39.
Tetap Aduhai, b Tien.
Salam sehat penuh semangat dari Rewwin 🌿
Tetap ADUHAI cak
DeleteMCYT38. Aduhai Indri menghadiri acara pengabtin bersama teman barunya simbah sipemulung.
ReplyDeleteBetapa kagetnya indri nelihat tamu yang barusan turun dari mobil. Indri mengenalnya....
Salam sehat dan vahagia. Makasih mbak Tien
Sehat bahagia dan ADUHAI ibu Imah
DeleteAlhamdulilah..matur nuwun bu Tien..
ReplyDeleteSemoga Indri lulus ikut simbah..makin aduhai ceritanya Indri melihat Yessyta..
Mugi Ibu Tien tansah sehat
Tansah sehat dan ADUHAI ibu Moedjiati
DeleteAlhamdulillah,matur nuwun buTien,tansah pinaringan sehat,Aamiin.
ReplyDeleteSehat dan ADUHAI jeng Rini
DeleteAlhamdulillah MCYT39 tayang ...sayang kok Indri masih blm dipertemukan dengan Yessyta lagi mungkin di Eps 40. Salam sehat dan aduhai buat Bu Tien.🙏🙏🙏👍👍👍🌺🌼🌺
ReplyDeleteSalam sabar dan ADUHAI pak Indriyanto
DeleteSi #Indri, ikut hadir di acara pesta pernikahan cucu si Mbah dikampung nya.
ReplyDeleteIkhlaskah hati si Indri menerima cobaan ini.(?). Masya Allah.
... dan akan jumpa dgn Yessyta dlm acara nonton wayang itu... Aduhai...
... #Lanjutkan karyamu yg luar biasa ini Bu Tien Kumalasari ... banyak ilmu yg kami peroleh. Terimakasih. 👍🙏
Matur nuwun mbak Tien-ku, mcyt-39 sudah tayang.
ReplyDeleteKeluarga besar yang baik hati, baik budi, suka menolong sesama, bahkan orang yang sama sekali tidak dikenal.
Bacaan yang penuh pesan moral, bisa untuk contoh kehidupan kita.
Selamat nonton wayang dan bergembira bersama orang-orang baik budi, pasti nanti mendapat kesenangan yang berlimpah.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.
Sayang.....ku dalang Manteb Soedarsono wingi kapundut.
DeleteSinten nggih bu Tien dalangipun...lampahanipun punapa??
Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg MCYT39 hadir tetap bikin penasaran bagi kami para penggemarnya.
ReplyDeleteMbah Marto pemulung yg baik hati ini ternyata saudara dekat Darman suami Suni. Kerandah orang2 baik..
Semoga pertemuan Indri Yessy merupakan awal kebangkitan Indri krn diberi modal berdagang. Indri dan simbah usaha dagang di kampung...pikiranku lho..
Monggo ibu Tien dilanjut saja saya menunggu dgn penasaran. Rasanya episode ini hanya sak dulit... Tahu2 besok lagi...
Matur nuwun berkah Dalem salam ADUHAI seger waras...
Semakin seru. Makasih mba Tien. Salam sehat selalu
ReplyDeleteEntah apa yg akan terjd stlh para tamu istimewa dtg? P Murti, Gunawan dan Yessita? Akankah mereka mengenal Indri? Penasaran apa yg akan terjd? esok ditunggu lanjutannya mb Tien...slm seroja sll🤗
ReplyDeleteAssalaamu'alakum
ReplyDeletemakasih mBah Tien MCYTnya s.d part 39 ini ternyata bisa jadi nasehat kehidupan.
Salam ADUHAI tuk semuanya.
dari Mashudi di Sedayu,Yogyakarta.
Hai, ada dua Mashudi ya, satunya Jogya, satunya Pondok Gede..
DeleteADUHAI
Alhamdulillah sudah tayang MCYT 39
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Samoga bunda Tien selalu sehat
Salam hangat dan aduhai...
Makasih Bunda MCYT 39 nya.
ReplyDeleteMet pagi dan met istirahat.
Sukses buat Bunda dan salam dari kami
Alhamdulillah MCYT 39 sudah tayang. Terima kasih bu Tien, sehat selalu ya.
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb. Ternyata yg datang dgn mbl itu, Pak Murti, Gunawan dan istrinya Yessyta. Apa yg akan terjadi ketika Yessyta melihat Indri di resepsi pernikahan Suni Darman... Sabar saja menunggu lanjutan ceritanya... Maturnuwun Bu Tien dgn cerita yg menghibur kami sebagai pembaca setia di berbagai cerita Bu Tien. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai rahmat, taufiq dan hidayah Allah Swt, sehat wal afiat, berbahagia bersama keluarga tercinta. Aamiin Yaa Robbal'alamiin.. Salam sehat dan aduhai dari Pondok Gede....🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMcyt 39 tayang dengan lancar
Terima kasih bu tien
Semoga bu tien sehat2 selalu ..... aamiin yra
Matur nuwun bu Tien....
ReplyDeleteSehat selalu kagem ibu
Salam kenal ibu Tien Kumalasari...
ReplyDeleteSaya Yustina Maria Nunuk Sulastri (YMNS) dari Bekasi.
Saya selalu mengikuti cerbungnya ibu, saya selalu membaca dari kiriman ibu yustinhar di group, Bacaan ibu sungguh sangat menginspirasi saya dan bagus sekali untuk contoh kehidupan serta pesan moral bagi siapa saja yang membacanya.
Sekali terima kasih ibu Tien.
Salam aduhai...🙏
Salam kenal kembali ibu Yustina,
DeleteTerimakasih banyak. Kok namanya hampir sama. Masih saudara ya?
ADUHAI
This comment has been removed by the author.
DeleteKembali kasih ibu Tien, Kami saudara dalam Tuhan🙏
DeleteADUHAI
Alhamdulillah.....
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....
Alhamdulillah, lama tidak menyapa mbak Tien, semoga sehat sekeluarga, aamiin
ReplyDeleteSalam aduhai banget
Sangat ADUHAI pak Merianto
DeleteADUHAI ....
ReplyDeleteSalam sehat, mbak Tien.
Setiap part nya sllu dinantikan, dan makin aduhai trs... salam sehat mbu Tien...
ReplyDeleteAssalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien MCYT 39 nya 👍👍👍 ,buat penasaran terus ceritanya
Salam sehat wal'afiat &
Salam Aduhaaii bu Tien
Slmt pgii mbaTien met weekend bersm keluarga.. Slmserojadan aduhaai dri sukabumi🥰🥰
ReplyDeleteSuni sdh menikmati hidangan yg disediakan
ReplyDeleteBahkan ikut menyaksikan saat akad nikah berlangsung
Tapi dia tidak menyadari bahwa temantennya adalah orang yg dulu direndahkannya.
Ketika tiba" ada mobil berhenti agak jauh dari tenda yg dipasang, Indri kenal betul siapa yg datang.
Pasti Yessyta dengan keluarganya...
Ambyarrrr.....
Habis kamu Indri....
Bagaimana kisah Indri selanjutnya....
Berani menghadapi dan minta maaf ke Yessytakah Indri....
Atau bahkah malah lari dari hadapan Yessyta....
Selamat berbahagia Suni....
Smg Sakinah Mawadah wa Rohmah.
Semoga bunda Tien sehat sll
Salam aduhai dari Bojonegoro
Alhamdulillah sudah tayang ..Indri mendapat pelajaran berharga dari mbahnya Darman, semoga pertemuan dg Suni, Yessyta, Gunawan dan pak Murti di pernikahan Suni dapat mendapat maaf dan mukjizat dg kesembuhan tangan Indri.. aamin.. ngen ngen yng aduhai
ReplyDeleteADUHAI Noor
DeleteAssalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
ReplyDeleteSelamat siang bu Tien, semoga selalu sehat dan bahagia bersama kelg.
Alhamdulillah, MCYT 39 nya dh selesai dibaca sambil menikmati sarapan yg kesiangan. Terima kasih.
Semoga di episode 39 ini menjadi titik awal bagi Indri untuk menjalani kehidupan barunya. Lega karena kesalahan2 masa lampaunya telah dimaafkan oleh orang2 yang pernah disakitinya...
ADuuhaaii.....maunya sih begitu...🤭😊
Monggo bu Tien...ku selalu merindu lanjutannya.
Salam sehat, hangat dan ADUHAI selalu🙏
Salam hangat dan ADUHAI Yuka
ReplyDeleteSuper Simpati buat Mbak Tien.Terimakasih pencerahannya di cerbung MCYT ini.Salam sehat selalu
ReplyDeleteAlhamdulilah .....
ReplyDeleteMatur nuwun Bunda Tien sehat selalu dan tak sabar menunggu
Pesan moral nya banyak banget... salute saya sama ibu Tien, udah capek kerja di apotik, ngetik sampai malam... masih bisa fokus dan memberikan nasihat tanpa menggurui. Sehat terus ya bu selalu aduhai... love you...
ReplyDeleteSetuju
DeleteAlhamdulilah.. Terimakasih bu Tien..
ReplyDeleteSabaar menanti kelanjutannya..
Semoga sehat selalu ya bu Tien.
Salam aduhai & bahagia selalu
Waaah baru jam segini dah no brp tuh, aduhai mbak Tien, komen dulu baru baca. Aduhai banget ya.tetimakasih mbak Tien selalu menghibur dg cerita pengantar tidur.
ReplyDeleteSalam aduhai.🙏
ReplyDelete[3/7 22.10] Tien Kumalasari: Ketoke aku libur tenan iki. Lha sikilku kekuatane prasasat mung siji , ngladeni priyayi nganti antri2.. duuh
. . Kabeh butuh vitamin.. butuh obat.. benar2 pageblug luar biasa..
Semoga segera berlalu pandemi ini. Covit ndang lunga saka sak lumahing bumi..
[3/7 22.11] Djoko Budi Santoso: Aamiin..
Wis istirahat wae....
Tak woro-woro Yen bengi Iki ora tayang.
[3/7 22.12] Tien Kumalasari: Nggih. Matur nuwuun.
Sahabat-2ku pecinta cerbung Tien Kumaladari malam ini MCYT_40 LIBUR
Maturnuwun infonya Kek
DeleteTerima kasih kakek Habi..jaga imun biar sehat ..libur tenan ki,wes selamat tidur
DeleteTerimakasih... infonya Kakek Habi
ReplyDeleteSmg mbak tien sehat selalu
Selamat tayang MCYT. Bu TIEN.
ReplyDelete*SALAM ADUHAI*
Trimakasih mbak Tien...mcyt39nya..
ReplyDeleteIndriii...yg dtg Yessyta n kelgnya..suami dan bapaknya..pasti kageet..
Gmn kelanjutannyaaaa...
Besok lagi yaaa...
Siap mbak Tien...setia menunggu..😘🌹
Salam sehat dan aduhaii mbak Tien..🙏🥰⚘
Nglilir.. tyt mcyt 40 libur tayang.. smg mb Tien mlm ini bisa mengistirahatkan badan dg nyaman... Dan bsk pagi bugar kembali...slm seroja selalu utk mb Tien dan semua para pctk...🤗
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT Eps 39 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang
Matur nuwun bu Tien, salam sehat dan salam aduhai dri Bintaro
ReplyDeleteSugeng siang mbakin Tien , tadi malam nggak tayang , mudahan nanti malam tayang ,sebagai gantinya , meski malam Senin ,,,Alhamdulilah mbak , korektor cemepak ,,,,,, Aduhai ,,,, salam Kejora pagi
ReplyDeleteSalam.Kejora Pagi
ReplyDeleteSmoga malam ini tayang lanjutan MCYT...
ReplyDeletemenunggu MCYT 40 penasaran dengan cerita selanjutnya
ReplyDeleteNgintip eps40 msh blm tayang
ReplyDelete..
Selalu menunggu kelanjutan nya
ReplyDelete.
Smoga bu tien pinaringan sehat selalu..
Monggo sambil qiyamul lail kita doakan agar Bu Tien tetap sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT...Aamiin YRA.🙏🙏🙏
ReplyDeleteAamiiin yaa Robbal'Aalamiiin, smoga semua yg ada di group pecinta cerbung mbak Tienkumalasari sami sehat dan tetep semangat salam aduhaai dari Cibubur
Deletebeberapa hari ini setiap mengirim comment tidak terpublikasi kenapa ya. Mudah2an semua sehat wal'afiat dan selalu dalam Lindungan Alloh SWT. M Tien semoga Alloh SWT selalu memberikan kesehatan dan kekuatan yang prima dalam masa pandemi saat. Semoga pandemi cepat berlalu. Aamiin
ReplyDeleteAssalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteMcyt 40 msh malu - malu rupanya
Kusabar menunggu...smg mb Tien seroja selalu🤗🙏
ReplyDeleteMsh setia menunggu kelanjutannya
ReplyDeletenuwun sewu...saya juga mengikuti dari awal...tapi ndak pernah komen...he..he...ditunggu eps.40 nya nggih...maturnuwun....
ReplyDeleteSemoga mbak Tien sehat selalu dan mendapatkan kekuatan untuk melayani penggemarnya dan orang2 yang membutuhkan bantuan di apotek nya. Salam Seroja mbak Tien...
ReplyDeleteMudah-mudahan nanti malam tayang lebih awal ya. Pengobat rindu yang kemarin tidak tayang
mcyt 40 blm tayang , masih ngantuk habis nonton wayang dirumah suni .....
ReplyDeleteNunggu 40
ReplyDeleteTerimakasih ibu Tien Kumalasari, cerbernya selalu menarik, semoga selalu sehat ya ibu.
ReplyDeleteMaaf saya jg ndak pernah komen.ini menunggu episod 40.mksh.
ReplyDeleteKok masih sembunyi dibelakang UNKNOWN, maaf dengan siapa dimana?
DeleteSesama blogger di tienkumalasari22.blogspot com, harus buka diri agar Bu Tien dan teman-2 dapatmenyapa Anda.
Silahkan edit profil Anda
Caranya;
1. Ketuk/Klin UNKNOWN pada komen Anda.
2. Lihat kanan atas warna orange EDIT PROFIL.
3. Ketuk/klik EDIT PROFIL
4. isi / masukkan biodata Anda seduai kebutuhan,unggah foto Anda, dari galery hp Anda.
5. Baca ulang apa yang telah anda entryksn, jika sdh yakin datanya sesuai dengan yang Anda masukkan;
6. Ketuk/klik SIMPAN & PUBLISH.
7. S e l e s a i l a h
Tugas Anda
Sahabat2ku yang saya sayangi dan banggakan, malam ini Bu Tien masih belum dapat menghadirkan pertemuan Yessyta dan Indri di tempat perhelatan wayang kulit dlm rangka pernikahan Suni dan Darman, karena masih kurang enak badan.
ReplyDeleteUntuk itu mohon doanya buat bu Tien tercinta.
Syafakillahu...Bu Tien.
*Bismillah....*
: لاَ بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ
الله
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِ أَنْتَ الشَّافِيْ لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَماً
“Ya Allah, Rabb pemelihara manusia, hilangkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah, sakit yang diderita bunda R. Ayu Sudartini, Engkau-lah Yang Maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan hanya kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan sedikitpun penyakit.”
Aamiin yaa Mujibassailiin 🙏🤲🏻
Aamiin Yaa Rabbal'alamin
DeleteMksih infonya Kek
A a m i i n . . .
DeleteAamiin , aamiin, aamiin yaa rabbal'alamiin
Deleteآمين يا رب العالمين.........
DeleteSemoga Bunda Tien Aduhai diberi perlindungan dan kesehata oleh Allah SWT.....
Semoga Ibu Tien diberi perlindungan dan kesehatan oleh Allah SWT.....
DeleteAamiin aamiin yaa rabbal alamiin
kami semua dari CISC, komunitas penyintas cancer yang juga pencinta cerbung bu Tien, ikut mendoakan kesembuhan untuk bu Tien
DeleteTerimakasih infonya kakek Habi
Deletesemoga mbak Tien segera pulih..sembuh & sehat selalu
salam kangen dan aduhaiii
Semoga mbak Tien segera sehat kembali, yang penting semangat Mbak
ReplyDeleteEpisode 40 blm nongol,mata mulai redup hehehe
ReplyDeleteGak baca woro-woro ya .....
DeleteMaunya mo.....baca cerbung doang.
Bu Tien sedang kurang sehat....makanya sejak malam Minggu MCYT_40 absen....
smg mbk tien segera pulih kesehatannya ..km sangat menanti karya mu mbk
ReplyDeleteAamiin
ReplyDeleteDoa kami, smoga Mbak Tien selalu diberikan kesehatan oleh Allah Swt. Amin.
ReplyDeleteSemoga mbak Tien segera sehat dan berkarya kembali
ReplyDeleteAamiin. Semoga M Tien segera sehat kembali. Safakillah.
ReplyDeleteAamiin Aamiin YRA, semoga mbak Tien segera sehat kembali dan beraktivitas
ReplyDeleteSemoga mbak Tin segera sehat kembali
ReplyDeleteAamiin
Cepat sembuh Ya Bu Tien..Salam kasih d semangat
ReplyDeleteSugeng ndalu, mugi² Mbak Tien enggal dangan (Gunarto/Bali)
ReplyDeleteNgaturaken pandongo..mugi mbak Tien enggal dangan..Gusti tansah mberkahi..🙏🙏
ReplyDeleteSemangat sehat Bu Tien, semoga segera pulih dan bisa berkarya lagi... Salam aduhai dr Kendal..
ReplyDeleteSyafakillah Bu Tien, semoga Alloh segera mengangkat penyakitnya dan sehat kembali....Aamiin
ReplyDeleteSemoga mbak Tien segera sehat dan berkarya kembali... Tugiman di Bandung
ReplyDeleteSemoga Bu Tien sehat kembali dan bisa berkarya serta menginspirasi kami. Salam sehat dan aduhai selalu buat Bu Tien dan seluruh pembaca MCYT. Gusti tansah mberkahi. Amin... 🙏
ReplyDeleteSemoga mba Tien cepet sehat.
ReplyDeleteTuhan memberkati.
Kiranya Tuhan beri kesehatan pd ibu Tien, shg bs kembali menghibur penggemarnya.
ReplyDeleteLo bu Tien sdg sakit..Syafakillah ya u bu Tien ..semangat u sehat..ya dan cepat aktivitas kembalk🤲🤲🤭🙏🙏🙏Yanti surabaya hanya bisa mendoakan.
ReplyDeleteSdh dua mlm ngintip mcyt 49 g muncul.. Gtahunya mba Tien kurang enak badam.. Cepatsembuh y mbak Tien dan semangat kembali.. Slmseroja dan kangeen dri sukabumi. 😍😍
ReplyDeleteMaaf salah mencet.. Maksudnyamcyt 40
ReplyDeleteBu Tien semoga cepat sembuh njih
ReplyDeleteEnggal sehat bu tien...aamiin...
ReplyDeleteAssalamualaikum warrahmatullahi wabarokatuh,
ReplyDeleteSugeng enjang bu Tien, semoga cepet sembuh dan kembali sehat wal afiat shg bs beraktivitas kembali spt sedia kala.
Salam sehat dan semangat...💪💪💪👍
Syafakillah Ibu Tien🙏
ReplyDeleteBu Tien semoga enggal dangan, sehat walafiat dan dpt beraktifitas kembali
ReplyDeleteSalam sehaaat
Tetap semangaaat bu Tien. Sehat sehat sehat. Salam Aduhai....
ReplyDeleteBu Tien semoga cepat sembuh ya...
ReplyDeleteSenantiasa sehat...
Salam aduhaiii 🙏🙏😘😘
Bu Tien, smg segera sehat walafiat, semangat, berbahagia dan dapat beraktifitas kembali. ....
ReplyDeleteSyafakalloh bu tien....
ReplyDeleteSemoga mbak tien cepat sehat dan bisa beraktifitas seperti biass aamiin🤲🤲🤲
ReplyDeleteSemoga mba Tien segera sembuh dan pulih kembali dan dapat beraktifitas seperti biasa . Aamiin. Semangat mba. Salam aduhai
ReplyDeleteSyafakillah bunda Tien...
ReplyDeleteSelamat pagi mba Tien
ReplyDeleteMoga² mba Tien tidak terjadi apa² dan selalu sehat terus semangat dan terhindar dari corona virus.
Salam sehat
Dan terus berkarya.
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteSyafaakillah Laa basa thahuuran in syaa Allah, ditambahkn ketenangan kesabaran n keikhlasan menerima ketentuanNya ya bu Tien , Tetap SEMANGAT & Aduhaaii
Maaf lahir bathin 🙏🙏🙏
Syafakillah bunda tien....salm sehat selalu..tetap semangat...pantang kendor
ReplyDeleteSemoga Bu Tien segera sehat kembali, salam aduhai, tetap semangat Bu👍🏽💪🙏
ReplyDeleteLiburnya smp tgl brp? Kok smp tgl 6 blm tayang saya tunggu episode je 40 mskasih bu tien. Salam aduhai dari jogja.
ReplyDeleteAyo kita doakan saja semoga Bu Tien cepat sehat dan bisa berkarya utk menghibur kita di kala pandemi
DeleteJangan nyari cerbungnya saja, ikutlah baca komen sahabat-2 yang lain, jadi tahu apa yang sedang terjadi, sehingga bu Tien belum menayangkan MCYT Eps 40.
DeleteHari ini Selasa seperti yang sdh saya sampaikan sevelumnya bu Tien menjalani operasi pengambilan pen, ditulang kelingking kaki kanan paska tragedi Rabu subuh 2 Junu 2021.
Syafakillah ibu Tien...
ReplyDeleteSyafakillah Mba Tien,,
ReplyDeleteSyafakillah bunda Tien.. semoga bunda diberi keikhasan dan kesabaran serta diringankan rasa sakitnya..
ReplyDeletesemangat,sehat ya bun..
Salam aduhai dari bdg
Syafakillah b Tien...
ReplyDeleteCepat sehat ya Bu Tien cayang ...sehat...dan bisa berkarya lagi.
ReplyDeleteMaaf kami tunggu mcyt 40. Terimakasih
Yang penting bu Tien SEHAT dulu
ReplyDeleteKami tetap setia menunggu dengan sabar.
Semoga bunda Tien enggal pun paringi bagas kesarasan...Aamiin 🙏
ReplyDeleteSyafakillah mba Tien...
ReplyDeleteSemoga segera berkativitas kembali..
Syafakillah bunda Tien.
ReplyDeleteSalam kangen dari Jogja
Semoga mbak Tien Enggal sehat kembali, aduhai ikut prihatin.
ReplyDeleteMalam ini episode 40 nongol tidak ya?
ReplyDeleteSalam sehat2 selalu buat mbak Tien dari Tegal.
cepat sehat ya bunda.... penggemar cerbung Kejora pagi
ReplyDeleteSyafakillah bu Tien
ReplyDeleteSyafakillah bunda Tien
ReplyDeleteSemoga bu Tien cepat sehat. aamiin. Saya salut dengan ibu yang masih menyempatkan menulis padahal kerja di apotik sampai malam, apalagi sekarang apotik laris diserbu orang cari vitamin dan obat untuk mengatasi covid 19. Semoga sehat bunda, karya bunda banyak dinanti. Salam aduhai
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete*_Pemberitahun_*
ReplyDeleteMCYT_40 malam ini belum bisa ditayangkan bu Tien.
Berkat doa kita semua operasi pengangkatan pen berjalan lancar, pengaruh bius sdh berkurang jadi sekarang lagi menikmati rasa cenut-cenut, sehingga belum bisa membuka LAPTOP-nya.
Untuk itu bu Tien mohon maaf lahir batin, belum sempat baca dan balas WA sahabat-2 semua.
Selamat malam, selamat beristihat.
Salam SEROJA dan selalu ADUHAI.
Matur nuwun infonya dhe
DeleteSmg mbak Tien lekas pulih...kembali segar bugar,Aamiin
Aduhai ya mbk....
This comment has been removed by the author.
DeleteKok banyak lagi yang bersembunyi dibalik UNKNOWN ya?
DeleteBlogger baru gitu?
Silahkan edit profilmu sahabat, biar muncul nama dan fotomu. Sehingga bu Tien dan blogget yang lain mengenalmu bisa saling sapa diantara kita.
Caranya :
1. Ketuk/klik UNKNOWN di profil komenmu.
2. Lihat kanan atas ada tulisan EDIT PROFIL warna orange, ketuk/klik EDIT PROFIL.
3. Isi biodatamu dengan lengkap, unggah fotomu yang ADUHAI, ambil dari galeri hapemu.
4. Baca sekali lagi apa yang sdh Anda entrykan, jika sdh "OK"
5. Ketuk/klik SIMPAN & PUBLISH.
6. Selesai sdh tugas Anda.
Bagi yang akan bergabung di WAG PCTK
hubungi bunda Nani Nur'ini Siba HP. 082116677789 (Admin grup)
Terima kasih kakek Habi ,infonya
DeleteSelamat beristirahat bu Tien ,in syaa Allah tambah sehat🙏
Mendoakan mbak Tien segera sehat dan pulih kembali...Amiin🙏🙏🌹
ReplyDeleteYg penting kesehatan, B Tien...
ReplyDeleteBiarlah kami menunggu kemembuhannya.
Salam sehat dan semangat dari Rewwin 🌿
Semangat sehat Bu Tien
ReplyDeleteSyafakillah bunda Tien....cepat pulih kembali kesehatannya....Aamiin YRA.Salam sehat selalu dari Bandung...🥰🥰🙏🙏
ReplyDeleteAssalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh...Sugeng dalu bu Tien...
ReplyDeleteSemoga cepet sembuh, cepet ilang cenut2nya akibat pengaruh obat bius dh berkurang, semangat njih...biar cepet pulih dan sehat wal afiat kados wingi uni.
Pokoknya selalu mendoakan bu Tien dan setia menanti lanjutan MCYT kapanpun ditayangkan...😊
Salam sehat, hangat dan selalu ADUHAI
🙏🙏🙏
Assalamu'alaikum..malam Semoga bu Tien segera pulih ..waduh jadi ingat 1 thn lalu saya oprasi ..🤲 Syafakillah u Bu Tien .
ReplyDeleteSemangat sembuh Bu Tien... Jangan lupa bahagia krn hati yg gembira adalah obat yg manjur. Tuhan pasti pulihkan Bu Tien. Amin... 🙏
ReplyDeleteSalam hangat, aduhai, dan sehat selalu dari Semarang
Ya, Allah Sang Sumber Kehidupan
ReplyDeletePeliharalah hidup dan kehidupan ibu Tien
Anugerahkanlah rahmat pemulihan dan kesembuhan atas kesehatan bu Tien yg terganggu.
Syukur kepadaMu ya Tuhan dan Allah kami. Amin
Syafakillah bu Tien lekas pulih …. Karena banyaknya penggemar, bunda semangat… selalu membahagiakan hati penggemar dengan cerita yang mengasyikkan pembaca …..🙏😊
ReplyDeleteAduh, ceritanya macet nih ...
ReplyDeleteSmg segera pulih kesehatannya bu Tien, doa kami semua utk ibu, semangat dan salam sehat
ReplyDeleteSemoga segera sembuh dan pulih kembali bu Tien
ReplyDeleteAssalamualaikum bu Tien, tetap semangat bu smg Allah segera mengangkat penyakit bu Tien, segera sehat kembali..ijabah ya Allah. Aamiin
ReplyDeleteSyafakallah bunda tien
ReplyDeletesmoga Allah berikan kesembuhan yg sempurna..aamiin
Cepet sembuh ya Jeng Tien..sehingga bisa berkarya kembali.Salam Aduhai dari kota Juwana.
ReplyDeleteKok banyak lagi yang bersembunyi dibalik UNKNOWN ya?
DeleteBlogger baru gitu?
Silahkan edit profilmu sahabat, biar muncul nama dan fotomu. Sehingga bu Tien dan blogget yang lain mengenalmu bisa saling sapa diantara kita.
Caranya :
1. Ketuk/klik UNKNOWN di profil komenmu.
2. Lihat kanan atas ada tulisan EDIT PROFIL warna orange, ketuk/klik EDIT PROFIL.
3. Isi biodatamu dengan lengkap, unggah fotomu yang ADUHAI, ambil dari galeri hapemu, ya.....
4. Baca sekali lagi apa yang sdh Anda entrykan, jika sdh "OK"
5. Ketuk/klik SIMPAN & PUBLISH.
6. Selesai sdh tugas Anda.
Bagi yang akan bergabung di WAG PCTK
hubungi bunda Nani Nur'ini Siba HP. 082116677789 (Admin grup)
ReplyDeleteبسم الله الرحمان الرحيم
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَاسَ وَاشْفِهِ وأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
Wahai Rabb seluruh manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembukanlah ia. (hanya) Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi.
آمي يارب العالمين
Aku bernyanyi
ReplyDelete*KUTUNGGU DAN KUTUNGGU SELALU*
Salam MESRA PENUH RASA SAYANG (MPRS)
Sudah sehat bu tien?
ReplyDeleteSemoga ibu tien cpt sht ya...
ReplyDeletePenggemarmu dari T.galek menanti mcyt bag40.
semoga ibu Tien segra sehat kembali
ReplyDeletesemoga mba Tien segera sehat dan sembuh kembali
ReplyDeleteSemoga bunda Tien segera sehat walafiat seperti sedia kala.
ReplyDeleteSmg ibu Tien segera diberi kesembuhan dan sehat selalu...smg episode 40 segera tayang,sy suka baca cerbung ibu Tien,tks...Berkah Dalem 🙏
ReplyDeleteBu Tien gerah apa?...semoga bu Tien segera diberikan kesembuhan dan dapat beraktivitas seperti biasanya Aamiin
ReplyDeleteAssalammualaikum.. tetap semangat ya mbak Tien lekas pulih kembali sehingga bisa berkarya kembali Aamiin
ReplyDelete