JANGAN BAWA CINTAKU 41
(Tien Kumakasari)
Leo turun dari mobil setelah memarkir mobilnya langsung memasuki garasi. Ia turun dan mendapati isterinya sedang duduk di teras bersama Dina. Leo menahan amarahnya, dan menyuruh Dina masuk kedalam.
“Dina main di kamar dulu ya, bapak mau bicara sama ibu.”
“Bapak membawa nasi seperti tadi siang?”
“Tidak ketemu nak, ayo kedalam dulu.”
“Apa topi besar itu sudah dibawa pemiliknya?” Dina masih cerewet dengan pertanyaannya.
“Sudah bapak buang… eh.. bukan.. sudah diserahkan ke pemiliknya.”
Dina berlari-lari masuk kedalam, Leo menarik tangan isterinya, diajaknya masuk kedalam kamar.
“Ada apa sih mas, aduh.. mas mencengkeram tangan aku, sakit tahu,” kata Rina sambil berusaha melepaskan diri. Tapi Leo tak ingin melepaskannya. Rina berdebar melihat sikap suaminya. Seribu pertanyaan memenuhi benaknya. Ia juga melihat mata suaminya memerah menahan marah ketika menutupkan pintu kamar.
“Mas, ada apa sih mas? Hiih, lihat, sampai merah begini lenganku,” kata Rina sambil mengusap lengannya yang kemerahan.
Leo duduk di sofa.
“Duduk disitu,” perintahnya dingin.
Rina menurut, duduk didepan suaminya dengan alis berkerut.
“Aku tidak mengira kamu bisa memiliki hati sebusuk itu,” kata Leo tajam.
“Apa maksudmu mas ?”
“Kamu tidak sadar bahwa telah melakukan kesalahan yang sangat memalukan. Memalukan karena hanya orang jahat yang bisa melakukannya.”
“Aku tidak mengerti ! Dan jangan menatapku seperti itu,” Rina mencoba berteriak untuk mengalahkan debar jantungnya. Ia menduga-duga, kesalahan apa gerangan yang telah dilakukannya.
“Aku hanya menatapmu marah, dan tidak menghajar kamu, ini lebih baik bukan ?”
“Katakan yang jelas. Aku tidak mengerti semuanya.”
“Apa kamu mengira aku tak akan bisa mengetahuinya?”
“Katakan ada apa!” Rina mulai menjerit.
“Jangan berteriak.”
“Cepat katakan.”
“Kamu telah memfitnah seseorang. Kamu jahat. Aku tidak mengira.”
“Memfitnah apa?”
“Mengapa kamu mengatakan kepada orang lain bahwa Dian itu tak jelas siapa bapaknya?”
Rina terpaku ditempat duduknya. Bagaimana Leo bisa mengetahui semuanya? Mustahil Risma bertemu Leo lalu mengatakan itu. Siapa mengatakannya? Tapi nyatanya Leo mengetahuinya, Rina bingung harus menjawab apa. Sungguh dia menyesal karena telah melakukannya. Ia menyandarkan tubuhnya di sofa, wajahnya pucat, tak tahu harus menjawab apa.
“Jawab Rina !!”
“Darimana mas mengetahuinya?”
“Tidak penting darimana. Katakan mengapa kamu melakukannya? Kamu kan tahu bhahwa Dian itu darah daging aku? Mengapa kamu mengatakan bahwa Dian terlahir karena pergaulan bebas sehingga tak tahu siapa ayahnya?”
“Maafkan aku..” Rina berbisik lirih, air mata mulai mengambang.
“Aku tidak mengira bahwa dibalik sikap kamu yang baik, kamu memiliki sifat yang diluar perkiraanku. Memfitnah itu jahat. Lebih kejam dari pembunuhan. Mengapa kamu melakukannya? Jawab Rina !!”
“Aku hanya… hanya… tak ingin.. membuka aib kamu.. “
“Apa maksudnya membuka aib aku? Apa perlu kamu menceritakan tentang keberadaan Dian kepada orang lain? Untuk apa? Kalau kamu ingin menutupi aib aku, maka kamu tak akan bercerita tentang Dian kepada orang lain. Kamu bilang menutupI aib aku tapi kamu mengatakan tentang hal buruk yang sebenarnya bukan urusan orang lain. Mengapa kamu mengatakan hal keberadaan Dian? Lalu mengimbuhinya dengan fitnah yang amat kejam? Dian itu anakku ! Darah dagingku ! Dia terlahir karena aku, bukannya tak jelas siapa bapaknya. Bukan hadir karena pergaulan yang nggak bener. Bukan nggak jelas orang tuanya, tapi aku. Aku ada. Dan kamu sudah mengetahuinya. Mengapa kamu melakukannya? Apa perlunya kamu menceritakan itu kepada orang lain? Jawab !!”
“Ada yang bertanya..”
“Apa kamu nggak bisa bilang bahwa kamu tidak tahu apa-apa? Bukankah kamu juga tidak sepenuhnya tahu? Mengapa kamu memfitnah Ika? Apa salahnya sama kamu? Dia begitu baik sama kamu, begitu menghormati kamu. Kamu lupa, dia memanggil kamu bu Rina, itu sebuah penghormatan untuk kamu. Apa kamu tidak sadar? Dia juga menyayangi Dina, apa kamu lupa..? Apa salahnya dia Rina? Dia begitu baik menjaga keutuhan rumah tangga kita. Dia tak ingin merusaknya karena keluhuran budinya, apa kamu lupa? Setan apa yang merasukimu Rina?”
Rina terisak dan tak menjawab sepatah katapun.
“Mengapa kamu tidak bisa menjawabnya? Jawab mengapa kamu melakukannya!”
Rina menata nafasnya yang tersengal, menelusuri setiap kesalahan yang telah diperbuatnya, mencari penyebab dia melakukannya, lalu tercetus suaranya diantara isak.
“Karena aku cemburu sama dia !”
Leo melotot menatap isterinya.
“Cemburu? Apa yang membuat kamu cemburu? Dia berusaha merebut aku dari kamu? Dia bersikap genit agar aku mendekatinya?”
“Tidak Mas,” isaknya, lalu menarik tissue dan dihapusnya wajahnya dari kucuran air matanya.
“Lalu apa?”
“Aku cemburu, mengapa dia lebih baik dari aku, lebih banyak yang menyukainya, lebih menarik, lebih segalanya sementara dia hanya seorang tukang sayur.”
“Bodoh !!”
Rina menarik lagi tissue dan diusapkannya lagi pada wajahnya.
“Aku bodoh, aku khilaf. Maaf mas, jangan marah lagi, aku akan meminta maaf sama dia.”
Rina terus terisak, tanpa bisa mengatakan apa-apa lagi.
Hati Leo perlahan runtuh melihat penyesalan tergurat dari wajah isterinya.
“Benarkah kamu menyesalinya?”
“Sungguh aku menyesal, aku akan kesana, kalau perlu sekarang juga.”
“Tidak, lebih baik besok, ketika Dian sedang bersekolah. Masalah seperti ini jangan sampai anak kecil mendengarnya.”
“Maaf ya mas.”
“Meminta maaf pada Ika, dan mohon ampun kepada Allah atas semua yang telah kamu lakukan.”
Rina hanya bisa mengangguk, sambil tak henti mengusap air matanya.
“Ibu….” Tiba-tiba terdengar teriakan Dina dari luar, sambil menepuk-nepuk pintu dengan keras.
“Ya Dina..” yang menjawab adalah Leo, karena Rina kemudian beranjak ke kamar mandi untuk membasuh mukanya.
Leo membuka pintu, Dina langsung menerobos masuk.
“Mana ibu?”
“Lagi di kamar mandi. Ibu agak kurang enak badan. Dina mau minta apa?”
“Bapak kok belum ganti pakaian ?” tanya Dina ketika melihat masih memakai pakaian kerjanya, lengkap dengan sepatunya.
“Ooh, iya.. bapak lupa, tadi kecapekan lalu langsung tiduran di sofa.”
“O, bapak capek ya?”
“Sekarang sudah agak mendingan,” kata Leo sambil membuka sepatunya.
“Biar Dina bantu membuka sepatu bapak,” kata Dina yang kemudian langsung berjongkok, berusaha membuka tali sepatu bapaknya.
“Dina mau minta apa?”
“Dina lapar.”
“Oh, ya ampuun.. “ Leo tertawa.
“Sebentar ya, bapak ganti pakaian dulu, lalu kita akan makan bersama-sama.”
“Mana ibu?”
“Itu, masih di kamar mandi, sebentar juga akan selesai. Terimakasih, anak pintar bisa membuka sepatu bapak.”
***
“Ibu, mengapa lama sekali Dina tidak datang kemari ya?” tanya Dian malam itu setelah selesai belajar.
“Iya ya nak, mungkin bapak ibunya sedang sibuk, sehingga tidak ada yang mengantar.”
“Bolehkah Dian datang kesana dengan bersepeda?”
“Jangan nak, rumah mereka itu jauh dari sini.”
“Dian bisa kok.”
“Tidak nak, ibu tidak tega karena jauh. Coba ditunggu sampai hari Minggu, siapa tahu dia akan datang kemari.”
“Baiklah bu, soalnya buku-buku dari om Broto belum sempat Dian berikan.”
“Oh iya, sudah agak lama juga ya nak.”
“Iya, tapi sudah Dian bungkus rapi. Kalau sewaktu-waktu Dina datang tinggal diberikan.”
“Bagus nak, semoga besok hari Minggu dia akan datang. Kalau tidak datang juga, ibu akan menghubungi bu Rina agar mengambil bukunya.”
“Tapi kalau ibu menghubungi bu Rina, minta agar Dina diajak juga datang kemari.”
“Baiklah nak. Rupanya kamu kangen ya, sama Dina?”
“Iya bu, kangen sekali. Dia itu kan lucu.”
Ika tersenyum. Tidak merasa heran kalau ada ikatan terselubung diantara mereka. Paling tidak ikatan darah itu yang menyebabkannya.
“Iya, Dina cantik dan lucu. Ibu yakin, Dina juga kangen sama Dian.”
“Kalau bu Rina sama Dina datang kemari, ibu siapkan roti Cinta yang rasa coklat untuk Dina. Dia suka sekali coklat.”
“Oh ya? Baiklah. Kalau kamu suka yang rasa apa? Coklat juga kan?”
“Dian suka yang rasa blueberry, atau kacang.”
“Oh, beda selera rupanya. Sayang beberapa hari ini dagangan roti selalu terjual habis. Tapi besok ibu akan membeli lebih dan akan ibu simpan saja untuk Dina dan kamu. Rasa coklat, blueberry dan kacang kan?”
“Terimakasih bu..”
Ika ingin menelpon Rina saat itu juga, tapi teringat olehnya kata-kata Risma, bahwa Rina sudah memfitnahnya. Tangan yang sudah meraih ponsel itu kemudian hanya menggenggamnya saja.
“Ibu mau menghubungi bu Rina sekarang?” tanya Dian.
“Tidak sekarang nak, ini sudah malam. Pasti bu Rina sedang beristirahat. Nggak enak jadinya.”
“Baiklah, kalau begitu besok saja ya bu.”
“Baiklah, sekarang cuci kaki tangan kamu dan pergi tidur ya, ini sudah malam.”
***
Pagi itu pembeli sayur sudah mulai menipis. Memang hari sudah agak siang. Masih ada tiga orang ibu yang belanja, ketika tiba-tiba sebuah tangan lentik meraih tas keresek dan membantu memasukkan dagangan seorang ibu.
“Ini belanjaan ibu ya, biar aku membantu memasukkannya.”
“Belum dihitung mbak, aduh, pembantu mbak Ika kok ganteng dan cantik?” celetuk ibu-ibu bersahutan.
“Bu Rina?” Ika sangat terkejut ketika tiba-tiba Rina membantunya melayani pembeli.
“Biar saja, aku ingin berjualan juga kok. Ini tadi sudah dihitung, mbak Yanti?”
“Itu kan sudah bu, duapuluh empat ribu, tambah dagingnya seperempat, jadi.. empatpuluh sembilan ribu.”
“Nah, sudah dihitung tuh bu. Empatpuluh sembilan ribu,” kata Rina.
“Bu Rina, nanti tangan ibu kotor?”
“Sudahlah, aku ingin mencobanya.”
Ika terpana, melihat dengan cekatan Rina membantunya. Ia ingin mencegahnya, tapi pembeli yang lain menunggu dilayani.
Sepanjang melayani itu Ika terus perpikir, mengapa tiba-tiba Rina melakukannya, hampir seperti Baskoro melakukannya.
Pembeli sudah habis. Ika meminta Rina untuk mencuci tangannya dibelakang, sementara dia memasukkan dagangan yang tersisa ke keranjang, lalu dibawanya masuk kedalam.
Ketika Ika selesai menyimpan sisa dagangannya, dilihatnya Rina sudah duduk di ruang tengah. Ika berganti pakaian bersih setelah mencuci kaki tangannya, lalu keluar sambil menghidangkan secangkir teh hangat.
“Silahkan bu Rina, saya kaget tiba-tiba bu Rina datang pagi-pagi dan membantu saya berjualan.”
“Ternyata asyik berjualan ya mbak.”
“Tapi capek dan kotor bu, jarang ada orang mau melakukannya.”
“Aku akan belajar dari mbak Yanti, yang terus berjuang untuk menggapai cita-cita mbak Yanti.”
“Silahkan diminum dulu tehnya bu, masih hangat,” kata Ika mengalihkan pembicaraan. Risih juga mendapat pujian tak henti-hentinya.
Rina meneguk teh yang dihidangkan, lalu tiba-tiba duduk mendekati Ika lalu merangkulnya erat. Tentu saja Ika terkejut.
“Bu Rina.. ada apa ini?”
“Aku datang untuk meminta maaf.”
“Apa yang harus saya maafkan bu?”
Rina menarik tubuhnya, lalu mengusap setitik airmatanya yang meleleh.
“Ada apa sih bu?”
“Aku minta maaf ya mbak Yanti?”
“Apa yang harus saya maafkan? Bu Rina tidak salah apa-apa.”
“Aku telah melakukan hal buruk.. aku telah menjelekkan nama mbak Yanti dihadapan mbak Risma, aku menyesal, maaf ya mbak Yanti.”
Ika baru mengerti. Siapa menegur Rina, sehingga dia tiba-tiba meminta maaf? Risma kah?
“Saya malah tidak mengerti,” tentu saja Ika berbohong.
“Sekarang aku katakan, bahwa aku telah melakukan hal buruk untuk mbak Yanti. Tolong maafkanlah aku.”
“Dalam hidup, saya tidak akan pernah mendendam kepada seseorang. Kebaikan dan keburukan saya, hanya Allah yang mengetahuinya. Saya juga banyak salah, dan saya selalu ingin memperbaikinya. Saya juga selalu mohon petunjukNya, agar saya bisa melangkah dengan baik, mengarungi hidup saya dengan baik, dan juga bersikap selalu baik kepada siapapun. Walau begitu, saya merasa bahwa saya masih banyak memiliki kekurangan. Barangkali saya juga melakukan kesalahan kepada bu Rina, saya mohon maaf, semoga hari-hari saya mendatang akan bisa saya lalui dengan nyaman.”
Rina memeluk Ika dengan hangat. Lalu Rina benar-benar sadar, betapa baiknya Ika yang telah difitnahnya.
“Aku akan banyak belajar dari mbak Yanti.”
“Dalam hidup ini, seseorang akan selalu belajar dari apapun yang ditemuinya. Pengalaman adalah guru yang terbaik.”
Rina mengerjapkan matanya dengan takjub. Hati perempuan sederhana ini pastilah terbuat dari emas dan permata. Begitu indah dan gemerlap.
Rina berada disana sampai Dian pulang dari sekolah.
Dian terkejut melihat ibunya sedang menemani Rina duduk diruang tengah. Matanya mencari-cari.
“Mana Dina?”
“Dina sekolah kan, tadi bu Rina hanya mampir. Kamu kangen ya sama adik kamu?” kata Rina ramah.
“Iya bu, lagi pula ada titipan buku dari om Broto untuk Dina. Nanti ibu bawa sekalian ya?”
“Baiklah, dan besok Minggu ibu akan ajak Dina kemari. Dia ingin mengajak kakaknya jalan-jalan.”
“Benarkah?” kata Dian dengan wajah berseri.
“Lho, ini apa Dian? Ini kan jatah untuk pak tua, mengapa dibawa pulang lagi?” tanya Ika heran ketika Dian membawa keresek untuk pak tua itu kembali pulang.
“Iya bu, tadi pak tua tidak ada. Dian sudah mencari-cari, tidak ada.”
Tiba-tiba mata Rina menangkap bungkusan itu.
“Apa itu mbak?”
“Ini, Dian selalu membawa sebungkus nasi dan segelas minum untuk seorang tua yang sering duduk didepan sekolah. Tapi hari ini katanya pak tua tidak kelihatan.”
“Rina tergoda untuk meraih bungkusan itu. Lalu teringat pada bungkusan semacam yang ditemukannya di mobil suaminya. Mengapa Ika mengatakannya sebagai jatah untuk pak tua? Dan mengapa juga suaminya pernah membawa bungkusan seperti ini? Apakah pak tua itu menjualnya lalu dibeli oleh suaminya?”
“mBak Yanti, baunya sedap, ini untuk saya ya?”
“Aduh jangan bu, kalau mau akan saya bawakan ditempat yang lebih bagus,” kata Ika sambil meraih kembali keresek itu, tapi Rina menahannya.
“Tidak, entah mengapa aku ingin makanan ini. Nggak tahu kenapa ya, bawaan orang hamil barangkali,” kata Rina sambil tertawa.
***
Sore itu Leo baru pulang dari kantor. Ia tak ingin lagi nongkrong di taman seperti biasanya. Entah mengapa setelah bertemu Baskoro perasaannya jadi ringan.
Tapi ketika melewati taman itu, Leo terkejut melihat si tukang roti duduk di kursi tempat mereka ngobrol kemarin sorenya.
Leo membelokkan mobilnya memasuki taman, lalu turun dan menghampiri si tukang roti.
“Hei, apa yang kamu lakukan disini?” sapa Leo.
“Nongkrong lah, memangnya cuma kamu yang boleh nongkrong disini?”
“Mengapa masih jualan roti ?”
“Lalu aku harus jualan apa? Ogah kalau harus menjual diri.”
Leo terbahak. Ia senang, sesungguhnya Baskoro itu kocak. Apakah Ika tidak tertarik sama dia?
“Sebagai orang yang sedang jatuh cinta, kamu kelamaan mengutarakannya. Keburu disabet orang, tahu.”
“Yang penting bukan kamu yang menyabet dia. Awas saja kalau kamu. Langkahi dulu mayat aku.”
Lalu keduanya tertawa terbahak.
“Aku tuh sebagai laki-laki, sudah termasuk yang kadalu-warsa. Maksudnya sudah tidak pantas jatuh cinta. Aku hampir punya dua orang anak, eh.. tiga. Hampir aku lupa, kan yang satu lagi akan aku titipkan sama kamu?”
“Kamu yakin akan menitipkannya sama aku dengan ikhlas?”
“Kamu akan mewakili aku, menjadi ayah yang baik untuk Dian. Lakukan yang terbaik untuk dia,” kata Leo sambil matanya berkaca-kaca.
Baskoro si tukang roti mengangguk mantap. Menatap Leo dengan iba. Lalu ditepuknya bahu Leo hangat.
“Akan aku lakukan, do’akan aku berhasil merebut hati si tukang sayur.”
“Kamu sudah mengutarakan lagi bahwa si tukang roti sedang jatuh cinta sama dia?”
“Belum.”
“Segera lakukan. Aku ingin anakku bahagia menemukan seorang ayah.”
“Aku akan membuatnya bahagia, Leo. Dan pada suatu hari nanti aku akan mengatakan bahwa kamu adalah ayah yang sesungguhnya.”
***
Besok lagi ya.
Salam ADUHAIIIIII ...
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien atas hadirnya JBC 41.
Salam hangat kami dari Yogya.
Selamat Mas Yowa Juara 1
DeleteSelamat p. Yowa juara 1
DeleteAlhamdulillah JBC 41 sdh tayang 🥰Terimakasih bunda Tien
DeleteSalam Aduhai... dari Banguntapan Jogja
🙏🙏
Menunggu kelanjutan kisah Ika dan Baskoro...
DeleteKita tunggu lanjutan kisah Ika - Baskoro, Rina - Leo, Risma - Broto..
DeleteTrimakasih b. Tien JBC 41 dah tayang
ReplyDeleteAduhaii
✨Kejora Pagi ✨
ReplyDeleteAduhai.....
DeleteSudah tayang.
“Dia mengatakan bahwa hadirnya Dian disebabkan karena pergaulan bebas, sehingga tak jelas siapa bapaknya.”
“Kurangajar dia. Katakan siapa?!”
Yuk baca lanjutannya..
Siip
ReplyDeleteterimakasih bu Tien JBC #41 sudah tayang fresh from the lap🙏
ReplyDeletesmoga Ibu Tien Slalu sehat bersama keluarga
Salam aduhaiii dr Semarang 🤩
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Hongkong, perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Alhamdulillah.........
DeleteAkhirnya.....
Yang ditunggu tunggu sudah hadir
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Bumi Nusakambangan
Aduhai Ibu... selamat malam
DeleteMaturnuwun mbk Tien....
DeleteJBC 41 Sudah tayang
Selamat malam, selamat istirahat mbk
ADUHAI selalu....
Alhamdulillah, Aduhai .. matur nuwun mbak Tien , pembaca ikut trenyuh nii
DeleteTerimakasih bu Tien 41 uda tayang kembali smg ibu sehat selalu dari veni meiliana palembang
DeleteADUHAI jeng Nani
DeleteTerimakasih Bu Tien....salam sehat rohani jasmani.. Aduhai
ReplyDeleteADUHAI mas Kakek
DeleteTerima kasih mbak tien, cerbung sdh tayang. Didoakan semoga mbak Tien sehat² selalu. Amin.
ReplyDeleteAndrew.. sehat dan ADUHAI
DeleteMatur suwun bunda Tien
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien...alhamdulilah ..mugi Ibu tansah sehat..
ReplyDeleteSalam aduhai ..Tangsel
Alhamdulillah...JBC 41 aku menunggu...selamat malam bunda Tien,terimakasih...smoga sehat sll😘😘😘
ReplyDeleteADUHAI, Niquee
DeleteHatur nuwun mbak Tien, sampun tayang JBC 41, hp lagi lemot wis kalah balapan hehehe, btw salam aduhaai dari Cibubur
ReplyDeleteADUHAI jeng Sis..ayo nanti balapan lagiii
DeleteAlhamdulillah JBC sdh tayang.
ReplyDeleteMaturnuwun Bu Tien...
ADUHAI.. Tri
DeleteAlhamdulillah sudah tayang, terima kasih ibu 🙏
ReplyDeleteSalam aduhai, semoga ibu sehat selalu 🤗🙏
ADUHAI.. jeng Wahyu
DeleteHaahhh....lega rasanya...plong😍😍😍
ReplyDeleteAlhamdulillah yg ditunggu tunggu sudah tayang manturnuwun mbak tien yg punya Aduhay....m
ReplyDeleteMbak Yun. ADUHAI nya dibagi bagi kok.
DeleteSenangnya aku.....JBC 41 sdh hafir..
ReplyDeleteDisini senang disana juga senang.
DeleteADUHAI Taty
Selamat tayang JBC-41 Bu Tien.
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC 41 sdh hadir
DeleteMatr nuwn Bunda Tien
Semoga senantiasa pinaringan sehat selalu.Aamiin...
Salam Aduhai dr surabaya
Salam sehat dan ADUHAI pak Budijanto
DeleteSeharian ini sy kepikiran trs apa yg akn dikatan rina leo... dan akhirnya sesuai harapan.... terima kasih mva tien... keren² JBC sllu ditunggu... sehat² mba tien dan keluaga .... salam Bandara Internasional Jawa Barat.. Kertajati Majalengka Jawa Barat
ReplyDeleteSalam ADUHAI Zimi
DeleteJalan sudah terbuka, Leo dan Rina sudah berdamai, Rina sudah mengalahkan ego nya.
ReplyDeleteMungkin sedikit lagi cerita ini usai
Tapi ADUHAI tak pernah usai jeng Triniel
DeleteAlhamdulilah terimakasih bunda... Makin aduhai aja nih 😊... Salam aduhai penuh cinta bunda.. Afifah Bondowoso
ReplyDeleteCintaku ADUHAI jeng Afifah
DeleteAlhamdulillah episode 41 sudah tayang
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Salam aduhai selalu
ADUHAI jeng Salamah
DeleteADUHAI ....ceritanya, Mbak Tien.
ReplyDeleteADUHAI pembacanya jeng Purwani
DeleteMatur nuwun Mbak Tien ...
ReplyDeleteSemoga Mbak Tien dan Klg sehat dan selalu dalam Berkah dan Ridho Allah SWT aamiin.
Aamiin keng Susi yang ADUHAI
DeleteAlhamdulillah JBC 41 sdh hadir
ReplyDeleteMatr nuwn Bunda Tien
Semoga senantiasa pinaringan sehat
Selalu.Aamiin...
Salam Aduhai dr surabaya
ADUHAI jeng Marni. Salam sehat dan semangat untuk dokter kita
DeleteAlhamdulillah... JBC 41 sudah tayang. Terima kasih mbk Tien. Selamat beristirahat. Selamat menjalankan ibadah puasa...
ReplyDeleteOh ya salamnya sekarang ganti aduhai ya ndak lagi Seroja.
Ikutan ah... Salam aduhai mbak Tien dan penggemar semuanya...
Salam seroja dan ADUHAI ibu Mahmudah..
DeleteSemakin menarik bunda, Rina yg sebenarnya orang baik sdh kembali sadar akan kesalahannya...Baskoro n Leo sdh akur dan akrab..saya suka..saya suka...hahhahahaha...tinggal tunggu Baskoro beraksi nich bunda memperjuangkan cinta nya ke Ika...ditunggu lanjutan cerbungnya bunda sdh gak sabar nich...matur suwun sanget sdh menghibur kami para penggandrung PCTK...salam sehat selalu buat bunda juga para Saudara PCTK tak lupa selalu ADUHAI dari Bumi Arema Malang
ReplyDeleteSalam ADUHAI dan sejuk pastinya jeng Lina
DeleteInggih bunda Tien
DeleteTharara... JBC 41 sdh tayang....
ReplyDeleteSalam aduhai mb Tien smg sehat sll...
Hai Yangtie.. ADUHAI..
DeleteBagus sekali romantika cinta tukang sayur dan tukang roti ini.
ReplyDeletehadirrr buuu....selalu happy ending jd ngga bikin kesel hehehe
ReplyDeleteAngkat tangannya dong.. hahaa.. ADUHAI jeng Yuyun
DeleteAlhamdulillah JBC Eps 41 sudah nongol, terimakasih Mbak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Mas Dudut.. ADUHAI
DeleteAlhamdulillah akhirnya JBC41 tayang matur suwun Bu Tien. Rina akhirnya juga sdh minta maaf pada Ika atas kesalahannya dgn ok informasi yg diberikan ke Risma yg sampai akhirnya Leo mengetahuinya. Untungnya Leo bisa menyadarkan Rina bgmn seharusnya yg hrs dilakukan..Betul2 cerita yg menarik sekarang kita tinggal tunggu Baskoro ayo segera temui Ika dan ajak ke pelaminan kan sdh dapat restu dari Risma dan Leo juga..he..he. Salam ADUHAI buat Bu Tien dgn karya2nya...🙏👍👍👍
ReplyDeleteMas Indriyanto selalu ADUHAI
Deleteakhirnya tukang roti berbaikan dg pengemis tua...
ReplyDeleteakan adakah kejutan kejutan lain dr Bu Tien ....ditunggu ibu .
Baiklah Agustina.. ADUHAI
DeleteMatur nuwun mbak tien-ku, jbc-41nya sudah tayang.
ReplyDeleteBukan main...dalang itu NGUDHAL PIWULANG. Tiap episode ada mengandung PIWULANG atau nasihat yang baik. Dan itu kita dapati dalam setiap tulisan mbak Tien. Mulai dari hal hal kecil, sederhana seperti kebersihan, memasak, sopan santun, sampai pada hakikat hidup dan kehidupan.
Episode selanjutnya bisa saja Risma meminang Ika untuk Baskoro. Tinggal kita tunggu saja undangan pernikahan sampai ke kita apa tidak, mengingat masih dalam masa pandemi.
Anak mertua saya juga ikut membaca dan angkat jempol tinggi.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI... Aduhaiiii.
Anak mertua itu isteri kan ? Hahaaa.. unik nih.
DeleteADUHAI Mas Latief
He he he...begitulah ...
DeleteIstri ketularan sejak sy beri cerbung 'anak kembar' dan 'timan' ...dulu sering mengingatkan : jangan terlalu banyak membaca. Dikira bacaan yg suka menggunakan bahasa yang seronok, eee...tak tahunya bahasanya priyayi solo. Jadi nyandu deh... Terima kasih mbak Tien, senggolannya.
Matursuwun bu Tien....salam sehat
ReplyDeleteSalam sehat. ADUHAI ibu Alian
DeleteTerimakasih mbak Tien, makin seru dan nggregetke wae ceritane.....
ReplyDeleteADUHAI Abah
DeleteSo sweet sekali ..Leo dan Baskoro bersatu untuk membahagiakan ika dan dian...
ReplyDeleteIka yang baik itu pantas mendapatkan kebahagiaan itu.....
Terima kasih bu Tien ...kami tunggu cerita selanjutnya yang semakin seru sampai membiat pembaca larut dalam ceritanya ....Salam sehat selalu ....
Salam sehat dan ADUHAI jeng Winarni
DeleteTelat lagi baru 20 menit wis commment no 23 dri pecinta penggemar idola ibu tien.k emang kangenin tenan jbc iku congralation ibu tien sehat selalu ngih
ReplyDeleteEmang luar biasa salah satu ajaran agama yg saya anut
Ibu tien termasuk manusia pilihan yg dipilih dan terpilih dri ridho Allah utk menyenangkan manusia yg lain dan sesuai dgn falsafah . Jadilah kehidupanmu itu bermanfaat utk manusia sesamamu luar biasa
Sampai2 ada gruop wa yg bernama penggemar cerita bersambung pengarangxa ibu tien k yg baik hati yg membikin kita terhibur dgn membaca imajinasi ibu tien k yg luar biasa ini. Matur nuwun matur nuwun
Dan sambunganya yad selalu bikin penasaran tenan
Salam hormat saking kulo kagem ibu tien k. Mugi2 sehat sehat panjang yuswo engkang berkah aamiin3x
Aamiin ya Robb.
DeleteMatur nuwun pak Muhadjir. Aduhai..
Ibu Tien...nuwun sewu..sepertinya mbak Ika biasa memanggil Bu
ReplyDeleteTapi capek dan kotor mbak (bu) , jarang ada orang mau melakukannya.”
Silahkan diminum dulu tehnya mbak(bu), masih hangat,” kata Ika mengalihkan pembicaraan. Risih juga mendapat pujian tak henti-hentinya.
“Ada apa sih mbak?(bu)”
Matur nuwun kawigatosanipun.. ADUHAI ibu Mudjiati
Delete.Leo marah besar terhadap Rina, krn Rina dah mengatakan pada Risma bahwa Dian tidak jelas siapa bapaknya bahkan hasil dari pergaulan bebas.
ReplyDeleteRina menyesali perbuatannya dia tega memfitnah Rina karena cemburu dah kalah segalanya dg Ika yg hanya tukang sayur.
Akhirnya Rina datang ke rmh Ika untuk meminta maaf dan menyesali perbuatannya.
Tapi tiba " Rina kaget lihat Dian plg sekolah dg membawa bungkusan yg persis bungkusan yg pernah ditemukannya di mobil suaminya.
Rina penasaran dan bungkusan itu dimintanya...
Bagaimana kejadian selanjutnya setelah Rina membuka bungkusan tersebut....
Marahkah dia pada Leo....
Kita tunggu episode berikutnya....
Trimakasih b. Tien moga Sehat" selalu
Salam aduhai dari Bojonegoro.
Salam ADUHAI dari Solo jeng Wiwik
DeleteTerimakasih bu Tien JBC 41 sudah tayang
ReplyDeletesalam sehat bahagia dan aduhaaaiii
Alfes.. sehat dan ADUHAI yaa
DeleteTerimakasih banyak Bu Tien atas semua cerbungnya, cerbung ibu kereeeennnn abies, beda dgn cerita2 yg ada, bahasanya sederhana, nama2nya jg gampang di ingat dan membawa kita ikutan baper serasa ada dalam cerita, dan memberi rasa ketagihan pengen baca dan terus baca.
DeleteSudah lama sy membaca cerbung Ibu yg di share teman di grup wa, tp baru beberapa bulan terakhir ini sy tau keberadaan blok Ibu. Tau blok karena penasaran ama cerbung yg dikirim teman, pengen segera membaca sampai tammat...hihiiii
Terus berkarya Bu Tien dalam membuat cerbung yg keren abies, sehat selalu dan senantiasa dalam perlindungan Yang Maha Kuasa, senantiasa berbahagia bersama keluarga tercinta, salam aduhaaaiiiii, muaaaccchhhh
Trimakasih jcb 41 sdh tayang ...salam sehat selalu bu Tien dan tetap semangat dlm berkarya ...salam ADUHAI 😀
ReplyDeleteADUHAI jeng Yayuk
DeleteAlhamdulillah JBC 41 dah tayang.
ReplyDeleteSelesai baca, tidur bisa nyenyak, aku tunggu kelanjutanya.
Salam sehat selalu buat Bunda Tien dan keluarga.
A. D. U. H. A. I. I. I. I. I
ADUHAI jeng Isti
DeleteAlhamdulilah JBC 41 telah hadir.
ReplyDeleteDan keterbukaan adalah kunci kebagiaan.Rina yg sudah legowo untuk mengakui kesalahannya serta Baskoro dan Leo yg semakin kompak. Leo selalu mendukung Baskoro untuk memperjuangkan cintanya dan menjadikan Ayah untuk Dian. Tinggal keberanian dan keterusterangan yg harus ditempuh Baskoro. Ayo maju pantang mundur.
Matur nuwun Bunda Tien semoga selalu sehat dan terus berkarya untuk ladang ibadah.
Salam bahagia dan ADUHAI selalu.....
Aamiin.. bahagia dan ADUHAI ibu Rochmah
DeleteAlhamdulillah, Ika sudah terbit.
ReplyDeleteMohon maaf lama tidak komentar, tapi selalu menikmati karya B Tien.
Matur nuwun Bu. Semoga ibu pinaringan sehat wal afiat, panjang yuswa, bahagia mulya fiddun ya wal akheroh.
Aamiin Yaa Rabbal alamiin.
Salam saking Jember Jawa Timur
Aamiin pak Sujoko, mugi tansah ADUHAI
Delete#54
ReplyDeleteCak Agus.. ADUHAI cak
DeleteTrimakasih mbak Tien...jbc41nyaa..
ReplyDeleteDuuuuh...aduhaiii bangeet..
Jadi bapeeerr...
Semoga..semoga..semogaa...
Semua b a h a g i a...
Salam sehat dan aduhai mbak Tien..🙏🥰
Salam baper dan ADUHAI jeng Maria..
DeleteSelamat malam mb.Tien, terimakasih JBC 41sdh tayang.selamat istirahat, semangat,sehat dan bahagia selalu bersama amancu. Pasti salam aduhai🙏
ReplyDeletePastilah.. ADUHAI Mbah Ti
DeleteAlhamdulillah JBC 41 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu
Salam Aduhai dari Bekasi
ADUHAI jeng Ting
DeleteTerimakasih Bu Tien JBC 41 sudah tayang, makin seru ceritanya.
ReplyDeleteSehat selalu ibu.
Salam kasih dari Tangerang.
Salam ADUHAI yang seru jeng Yuni
DeleteMaturnuwun b. Tien, semoga sehat selalu, tetap strong dan terus berkarya...
ReplyDeleteSalam aduhai
Selalu strong dong.
DeleteADUHAI jeng Sri
Alhamdulillah bisa baca d malam hari kebetulan bangun eh udah tayang
ReplyDeleteSudah saat nya jln terang menuju bahagia
Terina kasih bunda salam sehat dan aduhai ...
ADUHAI dan sehat selalu jeng Engkas
DeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 tansah sugeng....
Rahayu Wo
DeleteAduhaii....baca JBC kali ini hujan air mata...bikin baper.🥺🥺🥺😭😭😭
ReplyDeleteAlhamdulillah Rina sdh mau minta maaf dan Ika menerimanya dengan ikhlas...
Tinggal Baskoro belum menemui Ika lagi untuk meminta jawaban dari Ika yang hampir pasti akan diterima....ngarep.com 😁
Maturnuwun mbak Tien...salam sehat dr Situbondo
Alhamdulillah JBC 41 sudah tanyangalur crita nya makin asyik n serusehat selalu mbak Tien ...salam aduhai
ReplyDeleteADUHAI jeng Atiek
DeleteMatur nuwun... Mbak tien... Smg sehat selalu... Smg JBC hsppy ending ..
ReplyDeleteJeng Nanik selalu ADUHAI deh
DeleteAssalamu'alaikum
ReplyDeleteAlhamdulillah jbc 41 sdh mengudara
dan bisa sebagai penghantar tidur
Terima kasih bu tien semoga bu tien sehat2 selalu dan terus menghasilkan karya2 yg bisa kita nikmati bersama
Selamat malam pada semua pencinta cerbungnya bu tien kumalasati, selamat beristirahat semoga sehat2 n bahagia
Bahagia mas Arif..
DeleteADUHAI
wadoooooh mataku koq berair ya, padahal gak kelilipan lho....
ReplyDeleteBerarti pak Petir lagi terbuai oleh alur cerita ....
DeleteBegitu kan pak ...
Berarti pak Petir lagi terbuai oleh alur cerita ....
DeleteBegitu kan pak ...
Laksmie, jangan terbuai dong. ADUHAI..
DeleteTissue.. mana tissue...
DeleteADUHAI mas Petir..
Alhamdulillah JBC 41 dah tayang.Makasih Bunda yg pasti selalu seru dan bikin penasaran , Sukses selalu buat Bunda.
ReplyDeleteDoa dari kami semoga Bunda selalu sehat dan tetap berkarya.Bahagia selalu bersama keluarga tercinta.
Salam ADUHAI.......
ADUHAI mas Bambang
DeleteSya la la la laaa... Bahagia-nya saya membaca episode yang sudah semakin mengerucut, yaitu karena Baskoro sudah mantap dan mendapat dukungan kuat dari Risma & Leo untuk menjadi pendamping hidupnya Ika, dan semoga bisa menjadi Bapak yang baik untuk Dian. Waaah bakal jalan-jalan deh Dian ke Ngamerikaaaa...
ReplyDeleteBunda Tien... TERIMA KASIH yaaa... Deg-degan nya saya sudah semakin mereda, berkat Risma merestui hubungan Baskoro dan Ika. Lalu Leo & Baskoro menjadi sahabat, Rina mengakui kekhilafan-nya kepada Ika, dan kembali saling menyayangi.
Semoga Bunda Tien senantiasa selalu sehat wal'afiat yaaa..
Jangan deg2an Rinjani, ADUHAI yuk
DeleteTerimakasih mbak Tien.. salam sehat.. salam ADUHAIII ... dari sawahlunto..
ReplyDeleteADUHAI dari Solo buat Sariyenti
DeleteAlhamdulillah JBC 41 hadir ..trims u bu Tien salam seroja...malam met istirahat
ReplyDeleteSalam seroja, ADUHAI jeng Yanti
DeleteAduhai Mbak Tien ... tambah asyik saja ceritanya ... ditunggu lanjutannya ... Salam sehat & sukses sll.
ReplyDeleteADUJAI juga jeng Enny
DeleteJBC 41.
ReplyDeleteSalam aduhai.
Alangkah indah dan damainya hidup ini jika isi alam penuh dengan makhluk yang punya cinta dan kasih sayang tanpa permusuhan ataupun sakit hati. Leo menjadi sahabat Baskoro, Rina pun sudah mengakui kesalahannya pada Ika yang juga tidak merasa terzalimi.
Semoga sehat dan bahagia selalu mbak Tien. Terima kasih.
Terimakasih, ADUHAI Ibu Imah
DeleteMatur nuwun bunda Tien...JBC41 telah hadir..
ReplyDeleteHmm...semakin ADUHAI ini lho bun...😊
Asiikk...dah pada akur nih. Tinggal selangkah lagi . Semua menemukan kebahagiaan... Makasih mba Tien. Salam Aduhai mba
ReplyDeleteADUHAI juga jeng Sul
DeleteRasa rindu itu yang membawa dan menjadi kan ketemuan terjadi, kadang angan seolah terbang memberi pesan, energi apakah yang terjadi; apakah sudah ditemukan.
ReplyDeleteKembali di diri sendiri yang tenang jernih tentu akan terasakan hadirnya siapa pengirim pesan.
Celoteh keceriaan anak anak yang sedang bermain seolah menyebar merata kebahagiaan.
Semoga kebahagiaan kebersamaan segera terwujud;
damai sejahtera.
ADUHAI susahnya melunturkan kenangan menyakitkan,disela ceria anak-anak.
Terimakasih mBak Tien JBC yang ke empat puluh satu sudah tayang.
Sehat sehat selalu doaku, sejahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta.
Do'a yang ADUHAI Nanang..
DeleteADUHAI..
DeletePers release nya
Ika Wijayanti..
Keren...
Salam ADUHAI...Salam kenal...penggemar setia cerbung bu Tien dari Lampung nih. Semoga Ibu selalu sehat, selalu mengalir cerita2 menarik yang selalu saya tunggu2 kehadirannya. Selamat berkarya....🙏💪
ReplyDeleteADUHAI..siapa anda? Bolehkah tulis profil supaya kenal nama spt lainnya?
DeleteSiip lah
ReplyDeleteSugeng enjing mbak Tien...hmm JBC 41 saya baca saat nglilir malam.
ReplyDeleteSungguh mengharukan keakraban Leo dan Baskoro.
Lihat, jika diletakkan pada tempatnya yang benar, betapa indahnya cinta. Ia mampu meluruhkan ego dan nafsu. Karena cinta tulus Leo kepada Ika dan Dian, Leo rela menyamar demi bisa bertemu dengan Dian tanpa mengganggu Ika secara tidak patut, tanpa menyakiti Rina.
Karena cinta tulus Baskoro pada Ika, dia rela menyamar sebagai tukang roti, agar tidak "terlalu tinggi derajat sosialnya" jika ia memakai atributnya sebagai pengusaha mapan, sebagaimana dirisaukan oleh Ika.
Aduhai, tampak benang merah tulisan mbak Tien, yaitu menyampaikan nilai dan moral yang luhur, yaitu ketulusan dan kesucian cinta manusia. Meskipun pernah ternoda, keluhuran budi yang dipegang teguh akan tiba di muara yang mulia.
Maturnuwun mbak Tien, sudang menghadirkan cerita yang indah ini.
Ditunggu kisah selanjutnya... Ika berhak bahagia bersama Dian buah hatinya...
Jeng Iyeng matur nuwun. Selalu ADUHAI deh
DeleteSugeng enjang , mb Tien . Wah ceritanya bikin mbrebes mili . Semua sdh menjadi baik . Seperti hati mb Tien yg selalu menyenangkan hati yg membaca cerbung ini . Kayanya sdh mau tamat dengan penuh kebahagian .,..ada anak pintar . Salam aduhai , mb Tien .Yuli Semarang
ReplyDeleteSalam ADUHAI jeng Yuli
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKok dihapus sih.. ADUHAI nya ilang dong
DeleteSelamat pagi, persiapan shalat subuh setelah sahur. Sahur dilengkapi dengan JBC 41 serasa nikmat, apalagi melihat keakraban Leo dan Baskoro yang berujung estafet putra Leo Dian ke Baskoro semoga berakhir aduhai.Demikian juga permintaan maaf Rina ke Ikamenyadarkan Rina betapa Ika adalah orang istimewa yang berhati.mulia. Semoga bungkusan makanan untuk pak tua yang dibawa Rina tidak menimbulkan prahara rumah tangga. Salam sehat dan semangat berkarya semoga berakhir aduhai
ReplyDeleteAamiin
Baiklah jeng Noor.. ADUHAI
ReplyDeleteMaturnuwun ibu Tien...
ReplyDeleteApakah Baskoro segera membuka samarannya,dan menagih jawaban pernyataan cintanya kpd Yanti?
Setia menunggu ....
Salam hangat nan aduhai utk ibu Tien dan klrg,juga utk penggemar semua
Nanti saya tanyakan sama dia ya.. ADUHAI Idayati
DeleteAssalamualaikum bu Tien cantik dan soleha.
ReplyDeleteTksh JBC 41 sdh tayang. Semoga cepet akuur semuanya.
Salam ADUHAI dari Pamulang.
Wa'alaikum salam .. inshaa Allah..ADUHAI jeng Handayaningsih
DeleteMksh bunda Tien sengaja baca pagi aj krn mlm dah ngantuk
ReplyDeleteJBC 41 bnr2 meneteskan air mata tak terasa
Terharu...tersentuh hati kita waktu Leo mengatakan bahwa Dian bnr2 darah dagingnya
Udah menitipkan Dian sama Leo
Bener2 menyentuh hati sanubari
Pastilah bunda Tien waktu menulis juga sedih deh
Idiih selalu aj bikin penasaran pembaca
Yg pntg bunda Tien ttp sehat doaku pasti
Salam hangat selalu dan selalu
ADUHAI
Hehee.. siapin tissue dong..
DeleteADUHAI jeng Maimun
Aduhai mb Tien... Akhirnya inikah tanda-tandanya bunga asmara akan segera menyatu? Ditunggu lanjutannya mlm nti smg restu Leo diijabahi Gusti Allah bulan baru bulan suci menyatukan mrk Baskoto dan Ika dalam ikatan yg samawa. Aamiin YRA🌷🤗🌈🌻
ReplyDeleteSiap2 menerima undangan yang ADUHAI jeng Sapti
DeleteBaskoro dan Ika Wijayanti❤️🌷
ReplyDeleteSlmt pagiiiii mba tien sayang.. Aduuuh pokoknya hati ini sebeeng banget bc episode 41..karena penuh dgn bahagia.. Mbatien jgn tamat dluu y.. Lanjutsmo ika nikah dgn baskoro. Rismadgn broto.. Pokomnyasang sutrada yg lbh tahu.. Salamseroja dan aduhai unk mba Tien🥰🥰😍😍😘😘
ReplyDeleteWaduh.. ragate akeh nuuh.. hahaa.. jeng Farida ADUHAI deh
DeleteAssalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh, sehat wal'afiat semua ya bu Tien .
ReplyDeleteMatur nuwun JBC 41 nya,,
So sweet abiis 💞💖, bener - bener Aduhaaii
Salam penasaran Bu Tien🤗 Aduhaaii
So suwit Mbh put..
DeleteADUHAI njih..
Mudah2an Ika segera mengetahui siapa penjual roti sebenarnya dan menerima cintanya. Semuanya berjalan lancar, Risma sgr mengetahui tentang Baskoro dari Ika. Maturnuwun Bu Tien yg selalu membuat penasaran.... Semoga Bu Tien tansah pinaringan karahayon dan sehat wal afiat. Aamiin... Salam sehat dari Pondok Gede.
ReplyDeleteSalam sehat dan ADUHAI pak Mashudi
DeleteKomen2nya sdh banyaakk...padahal msh pagi,alhamdulillah makin banyakk yaa penggemar ibu Tien...semoga ibu selalu sehat...salam ADUHAI 🤗😘
ReplyDeleteAlhamdulillah ADUHAI jeng Rita
DeleteAlhamdulillah, aduhai banget
ReplyDeleteMas Merianto, alhamdulillah banget. ADUHAI..
DeleteRinto mana yaa.. kok ilang ?
ReplyDeleteADUHAI Rinto.. nggak lucu deh..
Ayo.. komen yang manis lagi dong. Kamu bisa Rintoo..
Mungkin baru kampul-kampul di tengah laut ...gak da signal.
DeleteBunda Tien pasti kangen ya sm mas Rinto.. sepiii ga ada celotehannya..kangeenn dg guyonannya he.. he..
ReplyDeleteTerimakasih JBC 41 sdh datang bun..
Salam aduhaaiii dan tetap sehat selalu ya bun..
Kangen berat dan ADUHAI jeng Hermina
DeleteKangen berat dan ADUHAI jeng Hermina.
DeleteMB Tien ini, memang pintar bikin baper pembacanya,kadang nangis,mesem, ketawa ngakak, jiaaan tenan ceritanya sangat hidup just like yes2, itu bhs pokrol waktu muda.koyo Iyo iyoo.😀😀😀
ReplyDeleteSalam aduhai sekali katur mb.tien.
ReplyDeleteSangat ADUHAI, Mbah Tt
DeleteGaga
ReplyDeleteSy gaptek bunda Tien.. sdh nulis semalam tp kok ga ke save..😭
ReplyDeleteTrus td pg belajar sm si bungsu.. tp kok kehapus lg ya? Yg ngapus siapa ya? 😭
Smg bunda Tien sehat sll yah.. Aamiin.
Lily.. ADUHAI deh. Tadi Kalek juga kehilangan koment tuh..
DeleteKok bisa sih
Yg dapat menghapus hanya yang menulis dg delete. Dan itu ada bekasnya. Kalau tidak ada bekasnya mungkin waktu kita mengirim, signal hilang atau terlalu lemah, terus kita keluar. Tulisan jadi hilang sama sekali.
DeleteAlhamdulillah sekarang sdh bs bc comment sendiri di blog bu Tien kesayangan ku ini.. sy sdh lama bc blog bunda tp br bbrp minggu ikut wa grup PCTK ini.. salam Aduhai utk bunda Tien dan semua teman2 di wag PCTK🙏❤️🙏
ReplyDeleteKok... Tien Kumakasari?
ReplyDeleteRasanya gk sabar nunggu kelanjutannya
ReplyDeleteSemangat Mbak Tien, Selamat berkarya
Bgmn mas Widayat setelah operasi katarakny, mbakyu mungkin capek blom siap tayang, sehat selalu ya , salam
ReplyDelete