Friday, April 30, 2021

JANGAN BAWA CINTAKU 41

JANGAN BAWA CINTAKU  41

(Tien Kumakasari)

 

Leo turun dari mobil setelah memarkir mobilnya langsung memasuki garasi. Ia turun dan mendapati isterinya sedang duduk di teras bersama Dina. Leo menahan amarahnya, dan menyuruh Dina masuk kedalam.

“Dina main di kamar dulu ya, bapak mau bicara sama ibu.”

“Bapak membawa nasi seperti tadi siang?”

“Tidak ketemu nak, ayo kedalam dulu.”

“Apa topi besar itu sudah dibawa pemiliknya?” Dina masih cerewet dengan pertanyaannya.

“Sudah bapak buang… eh.. bukan.. sudah diserahkan ke pemiliknya.”

Dina berlari-lari masuk kedalam, Leo menarik tangan isterinya, diajaknya masuk kedalam kamar.

“Ada apa sih mas, aduh.. mas mencengkeram tangan aku, sakit tahu,” kata Rina sambil berusaha melepaskan diri. Tapi Leo tak ingin melepaskannya. Rina berdebar melihat sikap suaminya. Seribu pertanyaan memenuhi benaknya. Ia juga melihat mata suaminya memerah menahan marah ketika menutupkan pintu kamar.

“Mas, ada apa sih mas? Hiih, lihat, sampai merah begini lenganku,” kata Rina sambil mengusap lengannya yang kemerahan.

Leo duduk di sofa.

“Duduk disitu,” perintahnya dingin.

Rina menurut, duduk didepan suaminya dengan alis berkerut.

“Aku tidak mengira kamu bisa memiliki hati sebusuk itu,” kata Leo tajam.

“Apa maksudmu mas ?”

“Kamu tidak sadar bahwa telah melakukan kesalahan yang sangat memalukan. Memalukan karena hanya orang jahat yang bisa melakukannya.”

“Aku tidak mengerti ! Dan jangan menatapku seperti itu,” Rina mencoba berteriak untuk mengalahkan debar jantungnya. Ia menduga-duga, kesalahan apa gerangan yang telah dilakukannya.

“Aku hanya menatapmu marah, dan tidak menghajar kamu, ini lebih baik bukan ?”

“Katakan yang jelas. Aku tidak mengerti semuanya.”

“Apa kamu mengira aku tak akan bisa mengetahuinya?”

“Katakan ada apa!” Rina mulai menjerit.

“Jangan berteriak.”

“Cepat katakan.”

“Kamu telah memfitnah seseorang. Kamu jahat. Aku tidak mengira.”

“Memfitnah apa?”

“Mengapa kamu mengatakan kepada orang lain bahwa Dian itu tak jelas siapa bapaknya?”

Rina terpaku ditempat duduknya. Bagaimana Leo bisa mengetahui semuanya? Mustahil Risma bertemu Leo lalu mengatakan itu. Siapa mengatakannya? Tapi nyatanya Leo mengetahuinya, Rina bingung harus menjawab apa. Sungguh dia menyesal karena telah melakukannya. Ia menyandarkan tubuhnya di sofa, wajahnya pucat, tak tahu harus menjawab apa.

“Jawab Rina !!”

“Darimana mas mengetahuinya?”

“Tidak penting darimana. Katakan mengapa kamu melakukannya? Kamu kan tahu bhahwa Dian itu darah daging aku? Mengapa kamu mengatakan bahwa Dian terlahir karena pergaulan bebas sehingga tak tahu siapa ayahnya?”

“Maafkan aku..” Rina berbisik lirih, air mata mulai mengambang.

“Aku tidak mengira bahwa dibalik sikap kamu yang baik, kamu memiliki sifat yang diluar perkiraanku. Memfitnah itu jahat. Lebih kejam dari pembunuhan. Mengapa kamu melakukannya? Jawab Rina !!”

“Aku hanya… hanya… tak ingin.. membuka aib kamu.. “

“Apa maksudnya membuka aib aku? Apa perlu kamu menceritakan tentang keberadaan Dian kepada orang lain? Untuk apa? Kalau kamu ingin menutupi aib aku, maka kamu tak akan bercerita tentang Dian kepada orang lain. Kamu bilang menutupI aib aku tapi kamu mengatakan tentang hal buruk yang sebenarnya bukan urusan orang lain. Mengapa kamu mengatakan hal keberadaan Dian? Lalu mengimbuhinya dengan fitnah yang amat kejam? Dian itu anakku ! Darah dagingku ! Dia terlahir karena aku, bukannya tak jelas siapa bapaknya. Bukan hadir karena pergaulan yang nggak bener. Bukan nggak jelas orang tuanya, tapi aku. Aku ada. Dan kamu sudah mengetahuinya. Mengapa kamu melakukannya? Apa perlunya kamu menceritakan itu kepada orang lain? Jawab !!”

“Ada yang bertanya..”

“Apa kamu nggak bisa bilang bahwa kamu tidak tahu apa-apa? Bukankah kamu juga tidak sepenuhnya tahu? Mengapa kamu memfitnah Ika? Apa salahnya sama kamu? Dia begitu baik sama kamu, begitu menghormati kamu. Kamu lupa, dia memanggil kamu bu Rina, itu sebuah penghormatan untuk kamu. Apa kamu tidak sadar? Dia juga menyayangi Dina, apa kamu lupa..? Apa salahnya dia Rina? Dia begitu baik menjaga keutuhan rumah tangga kita. Dia tak ingin merusaknya karena keluhuran budinya, apa kamu lupa? Setan apa yang merasukimu Rina?”

Rina terisak dan tak menjawab sepatah katapun.

“Mengapa kamu tidak bisa menjawabnya? Jawab mengapa kamu melakukannya!”

Rina menata nafasnya yang tersengal, menelusuri setiap kesalahan yang telah diperbuatnya, mencari penyebab dia melakukannya, lalu tercetus suaranya diantara isak.

“Karena aku cemburu sama dia !”

Leo melotot menatap isterinya.

“Cemburu? Apa yang membuat kamu cemburu? Dia berusaha merebut aku dari kamu? Dia bersikap genit agar aku mendekatinya?”

“Tidak Mas,” isaknya, lalu menarik tissue dan dihapusnya wajahnya dari kucuran air matanya.

“Lalu apa?”

“Aku cemburu, mengapa dia lebih baik dari aku, lebih banyak yang menyukainya, lebih menarik, lebih segalanya sementara dia hanya seorang tukang sayur.”

“Bodoh !!”

Rina menarik lagi tissue dan diusapkannya lagi pada wajahnya.

“Aku bodoh, aku khilaf. Maaf mas, jangan marah lagi, aku akan meminta maaf sama dia.”

Rina terus terisak, tanpa bisa mengatakan apa-apa lagi.

Hati Leo perlahan runtuh melihat penyesalan tergurat dari wajah isterinya.

“Benarkah kamu menyesalinya?”

“Sungguh aku menyesal, aku akan kesana, kalau perlu sekarang juga.”

“Tidak, lebih baik besok, ketika Dian sedang bersekolah. Masalah seperti ini jangan sampai anak kecil mendengarnya.”

“Maaf ya mas.”

“Meminta maaf pada Ika, dan mohon ampun kepada Allah atas semua yang telah kamu lakukan.”

Rina hanya bisa mengangguk, sambil tak henti mengusap air matanya.

“Ibu….” Tiba-tiba terdengar teriakan Dina dari luar, sambil menepuk-nepuk pintu dengan keras.

“Ya Dina..” yang menjawab adalah Leo, karena Rina kemudian beranjak ke kamar mandi untuk membasuh mukanya.

Leo membuka pintu, Dina langsung menerobos masuk.

“Mana ibu?”

“Lagi di kamar mandi. Ibu agak kurang enak badan. Dina mau minta apa?”

“Bapak kok belum ganti pakaian ?” tanya Dina ketika melihat masih memakai pakaian kerjanya, lengkap dengan sepatunya.

“Ooh, iya.. bapak lupa, tadi kecapekan lalu langsung tiduran di sofa.”

“O, bapak capek ya?”

“Sekarang sudah agak mendingan,” kata Leo sambil membuka sepatunya.

“Biar Dina bantu membuka sepatu bapak,” kata Dina yang kemudian langsung berjongkok, berusaha membuka tali sepatu bapaknya.

“Dina mau minta apa?”

“Dina lapar.”

“Oh, ya ampuun.. “ Leo tertawa.

“Sebentar ya, bapak ganti pakaian dulu, lalu kita akan makan bersama-sama.”

“Mana ibu?”

“Itu, masih di kamar mandi, sebentar juga akan selesai. Terimakasih, anak pintar bisa membuka sepatu bapak.”

***

“Ibu, mengapa lama sekali Dina tidak datang kemari ya?” tanya Dian malam itu setelah selesai belajar.

“Iya ya nak, mungkin bapak ibunya sedang sibuk, sehingga tidak ada yang mengantar.”

“Bolehkah Dian datang kesana dengan bersepeda?”

“Jangan nak, rumah mereka itu jauh dari sini.”

“Dian bisa kok.”

“Tidak nak, ibu tidak tega karena jauh. Coba ditunggu sampai hari Minggu, siapa tahu dia akan datang kemari.”

“Baiklah bu, soalnya buku-buku dari om Broto belum sempat Dian berikan.”

“Oh iya, sudah agak lama juga ya nak.”

“Iya, tapi sudah Dian bungkus rapi. Kalau sewaktu-waktu Dina datang tinggal diberikan.”

“Bagus nak, semoga besok hari Minggu dia akan datang. Kalau tidak datang juga, ibu akan menghubungi bu Rina agar mengambil bukunya.”

“Tapi kalau ibu menghubungi bu Rina, minta agar Dina diajak juga datang kemari.”

“Baiklah nak. Rupanya kamu kangen ya, sama Dina?”

“Iya bu, kangen sekali. Dia itu kan lucu.”

Ika tersenyum. Tidak merasa heran kalau ada ikatan terselubung diantara mereka. Paling tidak ikatan darah itu yang menyebabkannya.

“Iya, Dina cantik dan lucu. Ibu yakin, Dina juga kangen sama Dian.”

“Kalau bu Rina sama Dina datang kemari, ibu siapkan roti Cinta yang rasa coklat untuk Dina. Dia suka sekali coklat.”

“Oh ya? Baiklah. Kalau kamu suka yang rasa apa? Coklat juga kan?”

“Dian suka yang rasa blueberry, atau kacang.”

“Oh, beda selera rupanya. Sayang beberapa hari ini dagangan roti selalu terjual habis. Tapi besok ibu akan membeli lebih dan akan ibu simpan saja untuk Dina dan kamu. Rasa coklat, blueberry dan kacang kan?”

“Terimakasih bu..”

Ika ingin menelpon Rina saat itu juga, tapi teringat olehnya kata-kata Risma, bahwa Rina sudah memfitnahnya. Tangan yang sudah meraih ponsel itu kemudian hanya menggenggamnya saja.

“Ibu mau menghubungi bu Rina sekarang?” tanya Dian.

“Tidak sekarang nak, ini sudah malam. Pasti bu Rina sedang beristirahat. Nggak enak jadinya.”

“Baiklah, kalau begitu besok saja ya bu.”

“Baiklah, sekarang cuci kaki tangan kamu dan pergi tidur ya, ini sudah malam.”

***

Pagi itu pembeli sayur sudah mulai menipis. Memang hari sudah agak siang. Masih ada tiga orang ibu yang belanja, ketika tiba-tiba sebuah tangan lentik meraih tas keresek dan membantu memasukkan dagangan seorang ibu.

“Ini belanjaan ibu ya, biar aku membantu memasukkannya.”

“Belum dihitung mbak, aduh, pembantu mbak Ika kok ganteng dan cantik?” celetuk ibu-ibu bersahutan.

“Bu Rina?” Ika sangat terkejut ketika tiba-tiba Rina membantunya melayani pembeli.

“Biar saja, aku ingin berjualan juga kok. Ini tadi sudah  dihitung, mbak Yanti?”

“Itu kan sudah bu, duapuluh empat ribu, tambah dagingnya seperempat, jadi.. empatpuluh sembilan ribu.”

“Nah, sudah dihitung tuh bu. Empatpuluh sembilan ribu,” kata Rina.

“Bu Rina, nanti tangan ibu kotor?”

“Sudahlah, aku ingin mencobanya.”

Ika terpana, melihat dengan cekatan Rina membantunya. Ia ingin mencegahnya, tapi pembeli yang lain menunggu dilayani.

Sepanjang melayani itu Ika terus perpikir, mengapa tiba-tiba Rina melakukannya, hampir seperti Baskoro melakukannya.

Pembeli sudah habis. Ika meminta Rina untuk mencuci tangannya dibelakang, sementara dia memasukkan dagangan yang tersisa ke keranjang, lalu dibawanya masuk kedalam.

Ketika Ika selesai menyimpan sisa dagangannya, dilihatnya Rina sudah duduk di ruang tengah. Ika berganti pakaian bersih setelah mencuci kaki tangannya, lalu keluar sambil menghidangkan secangkir teh hangat.

“Silahkan bu Rina, saya kaget tiba-tiba bu Rina datang pagi-pagi dan membantu saya berjualan.”

“Ternyata asyik berjualan ya mbak.”

“Tapi capek dan kotor bu, jarang ada orang mau melakukannya.”

“Aku akan belajar dari mbak Yanti, yang terus berjuang untuk menggapai cita-cita mbak Yanti.”

“Silahkan diminum dulu tehnya bu, masih hangat,” kata Ika mengalihkan pembicaraan. Risih juga mendapat pujian tak henti-hentinya.

Rina meneguk teh yang dihidangkan, lalu tiba-tiba duduk mendekati Ika lalu merangkulnya erat. Tentu saja Ika terkejut.

“Bu Rina.. ada apa ini?”

“Aku datang untuk meminta maaf.”

“Apa yang harus saya maafkan bu?”

Rina menarik tubuhnya, lalu mengusap setitik airmatanya yang meleleh.

“Ada apa sih bu?”

“Aku minta maaf ya mbak Yanti?”

“Apa yang harus saya maafkan? Bu Rina tidak salah apa-apa.”

“Aku telah melakukan hal buruk.. aku telah menjelekkan nama mbak Yanti dihadapan mbak Risma, aku menyesal, maaf ya mbak Yanti.”

Ika baru mengerti. Siapa menegur Rina, sehingga dia tiba-tiba meminta maaf? Risma kah?

“Saya malah tidak mengerti,” tentu saja Ika berbohong.

“Sekarang aku katakan, bahwa aku telah melakukan hal buruk untuk mbak Yanti. Tolong maafkanlah aku.”

“Dalam hidup, saya tidak akan pernah mendendam kepada seseorang. Kebaikan dan keburukan saya, hanya Allah yang mengetahuinya. Saya juga banyak salah, dan saya selalu ingin memperbaikinya. Saya juga selalu mohon petunjukNya, agar saya bisa melangkah dengan baik, mengarungi hidup saya dengan baik, dan juga bersikap selalu baik kepada siapapun. Walau begitu, saya merasa bahwa saya masih banyak memiliki kekurangan. Barangkali saya juga melakukan kesalahan kepada bu Rina, saya mohon maaf, semoga hari-hari saya mendatang akan bisa saya lalui dengan nyaman.”

Rina memeluk Ika dengan hangat. Lalu Rina benar-benar sadar, betapa baiknya Ika yang telah difitnahnya.

“Aku akan banyak belajar dari mbak Yanti.”

“Dalam hidup ini, seseorang akan selalu belajar dari apapun yang ditemuinya. Pengalaman adalah guru yang terbaik.”

Rina mengerjapkan matanya dengan takjub. Hati perempuan sederhana ini pastilah terbuat dari emas dan permata. Begitu indah dan gemerlap.

Rina berada disana sampai Dian pulang dari sekolah.

Dian terkejut melihat ibunya sedang menemani Rina duduk diruang tengah. Matanya mencari-cari.

“Mana Dina?”

“Dina sekolah kan, tadi bu Rina hanya mampir. Kamu kangen ya sama adik kamu?” kata Rina ramah.

“Iya bu, lagi pula ada titipan buku dari om Broto untuk Dina. Nanti ibu bawa sekalian ya?”

“Baiklah, dan besok Minggu ibu akan ajak Dina kemari. Dia ingin mengajak kakaknya jalan-jalan.”

“Benarkah?” kata Dian dengan wajah berseri.

“Lho, ini apa Dian? Ini kan jatah untuk pak tua, mengapa dibawa pulang lagi?” tanya Ika heran ketika Dian membawa keresek untuk pak tua itu kembali pulang.

“Iya bu, tadi pak tua tidak ada. Dian sudah mencari-cari, tidak ada.”

Tiba-tiba mata Rina menangkap bungkusan itu.

“Apa itu mbak?”

“Ini, Dian selalu membawa sebungkus nasi dan segelas minum untuk seorang tua yang sering duduk didepan sekolah. Tapi hari ini katanya pak tua tidak kelihatan.”

“Rina tergoda untuk meraih bungkusan itu. Lalu teringat pada bungkusan semacam yang ditemukannya di mobil suaminya. Mengapa Ika mengatakannya sebagai jatah untuk pak tua? Dan mengapa juga suaminya pernah membawa bungkusan seperti ini? Apakah pak tua itu menjualnya lalu dibeli oleh suaminya?”

“mBak Yanti, baunya sedap, ini untuk saya ya?”

“Aduh jangan bu, kalau mau akan saya bawakan ditempat yang lebih bagus,” kata Ika sambil meraih kembali keresek itu, tapi Rina menahannya.

“Tidak, entah mengapa aku ingin makanan ini. Nggak tahu kenapa ya, bawaan orang hamil barangkali,” kata Rina sambil tertawa.

***

Sore itu Leo baru pulang dari kantor. Ia tak ingin lagi nongkrong di taman seperti biasanya. Entah mengapa setelah bertemu Baskoro perasaannya jadi ringan.

Tapi ketika melewati taman itu, Leo terkejut melihat si tukang roti duduk di kursi tempat mereka ngobrol kemarin sorenya.

Leo membelokkan mobilnya memasuki taman, lalu turun dan menghampiri si tukang roti.

“Hei, apa yang kamu lakukan disini?” sapa Leo.

“Nongkrong lah, memangnya cuma kamu yang boleh nongkrong disini?”

“Mengapa masih jualan roti ?”

“Lalu aku harus jualan apa? Ogah kalau harus menjual diri.”

Leo terbahak. Ia senang, sesungguhnya Baskoro itu kocak. Apakah Ika tidak tertarik sama dia?

“Sebagai orang yang sedang jatuh cinta, kamu kelamaan mengutarakannya. Keburu disabet orang, tahu.”

“Yang penting bukan kamu yang menyabet dia. Awas saja kalau kamu. Langkahi dulu mayat aku.”

Lalu keduanya tertawa terbahak.

“Aku tuh sebagai laki-laki, sudah termasuk yang kadalu-warsa. Maksudnya sudah tidak pantas jatuh cinta. Aku hampir punya dua orang anak, eh.. tiga. Hampir aku lupa, kan yang satu lagi akan aku titipkan sama kamu?”

“Kamu yakin akan menitipkannya sama aku dengan ikhlas?”

“Kamu akan mewakili aku, menjadi ayah yang baik untuk Dian. Lakukan yang terbaik untuk dia,” kata Leo sambil matanya berkaca-kaca.

Baskoro si tukang roti mengangguk mantap. Menatap Leo dengan iba. Lalu ditepuknya bahu Leo hangat.

“Akan aku lakukan, do’akan aku berhasil merebut hati si tukang sayur.”

“Kamu sudah mengutarakan lagi bahwa si tukang roti sedang jatuh cinta sama dia?”

“Belum.”

“Segera lakukan. Aku ingin anakku bahagia menemukan seorang ayah.”

“Aku akan membuatnya bahagia, Leo. Dan pada suatu hari nanti aku akan mengatakan bahwa kamu adalah ayah yang sesungguhnya.”

***

Besok lagi ya.

 

188 comments:

  1. Salam ADUHAIIIIII ...

    Terima kasih mbak Tien atas hadirnya JBC 41.

    Salam hangat kami dari Yogya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah JBC 41 sdh tayang 🥰Terimakasih bunda Tien
      Salam Aduhai... dari Banguntapan Jogja
      🙏🙏

      Delete
    2. Menunggu kelanjutan kisah Ika dan Baskoro...

      Delete
    3. Kita tunggu lanjutan kisah Ika - Baskoro, Rina - Leo, Risma - Broto..

      Delete
  2. Trimakasih b. Tien JBC 41 dah tayang
    Aduhaii

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. Aduhai.....
      Sudah tayang.

      “Dia mengatakan bahwa hadirnya Dian disebabkan karena pergaulan bebas, sehingga tak jelas siapa bapaknya.”

      “Kurangajar dia. Katakan siapa?!”
      Yuk baca lanjutannya..

      Delete
  4. terimakasih  bu Tien  JBC #41 sudah tayang  fresh from the lap🙏

    smoga Ibu Tien Slalu sehat bersama keluarga
    Salam aduhaiii dr Semarang 🤩

    ReplyDelete
  5. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Hongkong, perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah.........

      Akhirnya.....
      Yang ditunggu tunggu sudah hadir
      Matur nuwun sanget Ibu Tien,
      Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
      Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Bumi Nusakambangan

      Delete
    2. Aduhai Ibu... selamat malam

      Delete
    3. Maturnuwun mbk Tien....
      JBC 41 Sudah tayang

      Selamat malam, selamat istirahat mbk
      ADUHAI selalu....

      Delete
    4. Alhamdulillah, Aduhai .. matur nuwun mbak Tien , pembaca ikut trenyuh nii

      Delete
    5. Terimakasih bu Tien 41 uda tayang kembali smg ibu sehat selalu dari veni meiliana palembang

      Delete
  6. Terimakasih Bu Tien....salam sehat rohani jasmani.. Aduhai

    ReplyDelete
  7. Terima kasih mbak tien, cerbung sdh tayang. Didoakan semoga mbak Tien sehat² selalu. Amin.

    ReplyDelete
  8. Matur nuwun bu Tien...alhamdulilah ..mugi Ibu tansah sehat..
    Salam aduhai ..Tangsel

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah...JBC 41 aku menunggu...selamat malam bunda Tien,terimakasih...smoga sehat sll😘😘😘

    ReplyDelete
  10. Hatur nuwun mbak Tien, sampun tayang JBC 41, hp lagi lemot wis kalah balapan hehehe, btw salam aduhaai dari Cibubur

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah JBC sdh tayang.
    Maturnuwun Bu Tien...

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah sudah tayang, terima kasih ibu 🙏

    Salam aduhai, semoga ibu sehat selalu 🤗🙏

    ReplyDelete
  13. Haahhh....lega rasanya...plong😍😍😍

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah yg ditunggu tunggu sudah tayang manturnuwun mbak tien yg punya Aduhay....m

    ReplyDelete
  15. Replies
    1. Disini senang disana juga senang.
      ADUHAI Taty

      Delete
  16. Replies
    1. Alhamdulillah JBC 41 sdh hadir
      Matr nuwn Bunda Tien
      Semoga senantiasa pinaringan sehat selalu.Aamiin...
      Salam Aduhai dr surabaya

      Delete
    2. Salam sehat dan ADUHAI pak Budijanto

      Delete
  17. Seharian ini sy kepikiran trs apa yg akn dikatan rina leo... dan akhirnya sesuai harapan.... terima kasih mva tien... keren² JBC sllu ditunggu... sehat² mba tien dan keluaga .... salam Bandara Internasional Jawa Barat.. Kertajati Majalengka Jawa Barat

    ReplyDelete
  18. Jalan sudah terbuka, Leo dan Rina sudah berdamai, Rina sudah mengalahkan ego nya.
    Mungkin sedikit lagi cerita ini usai

    ReplyDelete
  19. Alhamdulilah terimakasih bunda... Makin aduhai aja nih 😊... Salam aduhai penuh cinta bunda.. Afifah Bondowoso

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah episode 41 sudah tayang
    Terimakasih bunda Tien
    Salam aduhai selalu

    ReplyDelete
  21. Matur nuwun Mbak Tien ...
    Semoga Mbak Tien dan Klg sehat dan selalu dalam Berkah dan Ridho Allah SWT aamiin.

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah JBC 41 sdh hadir
    Matr nuwn Bunda Tien
    Semoga senantiasa pinaringan sehat
    Selalu.Aamiin...
    Salam Aduhai dr surabaya

    ReplyDelete
    Replies
    1. ADUHAI jeng Marni. Salam sehat dan semangat untuk dokter kita

      Delete
  23. Alhamdulillah... JBC 41 sudah tayang. Terima kasih mbk Tien. Selamat beristirahat. Selamat menjalankan ibadah puasa...

    Oh ya salamnya sekarang ganti aduhai ya ndak lagi Seroja.
    Ikutan ah... Salam aduhai mbak Tien dan penggemar semuanya...

    ReplyDelete
  24. Semakin menarik bunda, Rina yg sebenarnya orang baik sdh kembali sadar akan kesalahannya...Baskoro n Leo sdh akur dan akrab..saya suka..saya suka...hahhahahaha...tinggal tunggu Baskoro beraksi nich bunda memperjuangkan cinta nya ke Ika...ditunggu lanjutan cerbungnya bunda sdh gak sabar nich...matur suwun sanget sdh menghibur kami para penggandrung PCTK...salam sehat selalu buat bunda juga para Saudara PCTK tak lupa selalu ADUHAI dari Bumi Arema Malang

    ReplyDelete
  25. Tharara... JBC 41 sdh tayang....
    Salam aduhai mb Tien smg sehat sll...

    ReplyDelete
  26. Bagus sekali romantika cinta tukang sayur dan tukang roti ini.

    ReplyDelete
  27. hadirrr buuu....selalu happy ending jd ngga bikin kesel hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Angkat tangannya dong.. hahaa.. ADUHAI jeng Yuyun

      Delete
  28. Alhamdulillah JBC Eps 41 sudah nongol, terimakasih Mbak Tien Kumalasari.
    Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.

    ReplyDelete
  29. Alhamdulillah akhirnya JBC41 tayang matur suwun Bu Tien. Rina akhirnya juga sdh minta maaf pada Ika atas kesalahannya dgn ok informasi yg diberikan ke Risma yg sampai akhirnya Leo mengetahuinya. Untungnya Leo bisa menyadarkan Rina bgmn seharusnya yg hrs dilakukan..Betul2 cerita yg menarik sekarang kita tinggal tunggu Baskoro ayo segera temui Ika dan ajak ke pelaminan kan sdh dapat restu dari Risma dan Leo juga..he..he. Salam ADUHAI buat Bu Tien dgn karya2nya...🙏👍👍👍

    ReplyDelete
  30. akhirnya tukang roti berbaikan dg pengemis tua...
    akan adakah kejutan kejutan lain dr Bu Tien ....ditunggu ibu .

    ReplyDelete
  31. Matur nuwun mbak tien-ku, jbc-41nya sudah tayang.
    Bukan main...dalang itu NGUDHAL PIWULANG. Tiap episode ada mengandung PIWULANG atau nasihat yang baik. Dan itu kita dapati dalam setiap tulisan mbak Tien. Mulai dari hal hal kecil, sederhana seperti kebersihan, memasak, sopan santun, sampai pada hakikat hidup dan kehidupan.
    Episode selanjutnya bisa saja Risma meminang Ika untuk Baskoro. Tinggal kita tunggu saja undangan pernikahan sampai ke kita apa tidak, mengingat masih dalam masa pandemi.
    Anak mertua saya juga ikut membaca dan angkat jempol tinggi.
    Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI... Aduhaiiii.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anak mertua itu isteri kan ? Hahaaa.. unik nih.

      ADUHAI Mas Latief

      Delete
    2. He he he...begitulah ...
      Istri ketularan sejak sy beri cerbung 'anak kembar' dan 'timan' ...dulu sering mengingatkan : jangan terlalu banyak membaca. Dikira bacaan yg suka menggunakan bahasa yang seronok, eee...tak tahunya bahasanya priyayi solo. Jadi nyandu deh... Terima kasih mbak Tien, senggolannya.

      Delete
  32. Terimakasih mbak Tien, makin seru dan nggregetke wae ceritane.....

    ReplyDelete
  33. So sweet sekali ..Leo dan Baskoro bersatu untuk membahagiakan ika dan dian...
    Ika yang baik itu pantas mendapatkan kebahagiaan itu.....
    Terima kasih bu Tien ...kami tunggu cerita selanjutnya yang semakin seru sampai membiat pembaca larut dalam ceritanya ....Salam sehat selalu ....

    ReplyDelete
  34. Telat lagi baru 20 menit wis commment no 23 dri pecinta penggemar idola ibu tien.k emang kangenin tenan jbc iku congralation ibu tien sehat selalu ngih
    Emang luar biasa salah satu ajaran agama yg saya anut
    Ibu tien termasuk manusia pilihan yg dipilih dan terpilih dri ridho Allah utk menyenangkan manusia yg lain dan sesuai dgn falsafah . Jadilah kehidupanmu itu bermanfaat utk manusia sesamamu luar biasa
    Sampai2 ada gruop wa yg bernama penggemar cerita bersambung pengarangxa ibu tien k yg baik hati yg membikin kita terhibur dgn membaca imajinasi ibu tien k yg luar biasa ini. Matur nuwun matur nuwun
    Dan sambunganya yad selalu bikin penasaran tenan
    Salam hormat saking kulo kagem ibu tien k. Mugi2 sehat sehat panjang yuswo engkang berkah aamiin3x

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin ya Robb.
      Matur nuwun pak Muhadjir. Aduhai..

      Delete
  35. Ibu Tien...nuwun sewu..sepertinya mbak Ika biasa memanggil Bu

    Tapi capek dan kotor mbak (bu) , jarang ada orang mau melakukannya.”

    Silahkan diminum dulu tehnya mbak(bu), masih hangat,” kata Ika mengalihkan pembicaraan. Risih juga mendapat pujian tak henti-hentinya.


    “Ada apa sih mbak?(bu)”




    ReplyDelete
    Replies
    1. Matur nuwun kawigatosanipun.. ADUHAI ibu Mudjiati

      Delete
  36. .Leo marah besar terhadap Rina, krn Rina dah mengatakan pada Risma bahwa Dian tidak jelas siapa bapaknya bahkan hasil dari pergaulan bebas.
    Rina menyesali perbuatannya dia tega memfitnah Rina karena cemburu dah kalah segalanya dg Ika yg hanya tukang sayur.
    Akhirnya Rina datang ke rmh Ika untuk meminta maaf dan menyesali perbuatannya.
    Tapi tiba " Rina kaget lihat Dian plg sekolah dg membawa bungkusan yg persis bungkusan yg pernah ditemukannya di mobil suaminya.
    Rina penasaran dan bungkusan itu dimintanya...
    Bagaimana kejadian selanjutnya setelah Rina membuka bungkusan tersebut....
    Marahkah dia pada Leo....
    Kita tunggu episode berikutnya....

    Trimakasih b. Tien moga Sehat" selalu
    Salam aduhai dari Bojonegoro.

    ReplyDelete
  37. Terimakasih bu Tien JBC 41 sudah tayang
    salam sehat bahagia dan aduhaaaiii

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alfes.. sehat dan ADUHAI yaa

      Delete
    2. Terimakasih banyak Bu Tien atas semua cerbungnya, cerbung ibu kereeeennnn abies, beda dgn cerita2 yg ada, bahasanya sederhana, nama2nya jg gampang di ingat dan membawa kita ikutan baper serasa ada dalam cerita, dan memberi rasa ketagihan pengen baca dan terus baca.
      Sudah lama sy membaca cerbung Ibu yg di share teman di grup wa, tp baru beberapa bulan terakhir ini sy tau keberadaan blok Ibu. Tau blok karena penasaran ama cerbung yg dikirim teman, pengen segera membaca sampai tammat...hihiiii

      Terus berkarya Bu Tien dalam membuat cerbung yg keren abies, sehat selalu dan senantiasa dalam perlindungan Yang Maha Kuasa, senantiasa berbahagia bersama keluarga tercinta, salam aduhaaaiiiii, muaaaccchhhh

      Delete
  38. Trimakasih jcb 41 sdh tayang ...salam sehat selalu bu Tien dan tetap semangat dlm berkarya ...salam ADUHAI 😀

    ReplyDelete
  39. Alhamdulillah JBC 41 dah tayang.
    Selesai baca, tidur bisa nyenyak, aku tunggu kelanjutanya.
    Salam sehat selalu buat Bunda Tien dan keluarga.
    A. D. U. H. A. I. I. I. I. I

    ReplyDelete
  40. Alhamdulilah JBC 41 telah hadir.
    Dan keterbukaan adalah kunci kebagiaan.Rina yg sudah legowo untuk mengakui kesalahannya serta Baskoro dan Leo yg semakin kompak. Leo selalu mendukung Baskoro untuk memperjuangkan cintanya dan menjadikan Ayah untuk Dian. Tinggal keberanian dan keterusterangan yg harus ditempuh Baskoro. Ayo maju pantang mundur.
    Matur nuwun Bunda Tien semoga selalu sehat dan terus berkarya untuk ladang ibadah.
    Salam bahagia dan ADUHAI selalu.....

    ReplyDelete
  41. Alhamdulillah, Ika sudah terbit.
    Mohon maaf lama tidak komentar, tapi selalu menikmati karya B Tien.
    Matur nuwun Bu. Semoga ibu pinaringan sehat wal afiat, panjang yuswa, bahagia mulya fiddun ya wal akheroh.
    Aamiin Yaa Rabbal alamiin.
    Salam saking Jember Jawa Timur

    ReplyDelete
  42. Trimakasih mbak Tien...jbc41nyaa..

    Duuuuh...aduhaiii bangeet..
    Jadi bapeeerr...
    Semoga..semoga..semogaa...
    Semua b a h a g i a...

    Salam sehat dan aduhai mbak Tien..🙏🥰

    ReplyDelete
  43. Selamat malam mb.Tien, terimakasih JBC 41sdh tayang.selamat istirahat, semangat,sehat dan bahagia selalu bersama amancu. Pasti salam aduhai🙏

    ReplyDelete
  44. Alhamdulillah JBC 41 sdh hadir
    Terima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu
    Salam Aduhai dari Bekasi

    ReplyDelete
  45. Terimakasih Bu Tien JBC 41 sudah tayang, makin seru ceritanya.
    Sehat selalu ibu.
    Salam kasih dari Tangerang.

    ReplyDelete
  46. Maturnuwun b. Tien, semoga sehat selalu, tetap strong dan terus berkarya...
    Salam aduhai

    ReplyDelete
  47. Alhamdulillah bisa baca d malam hari kebetulan bangun eh udah tayang
    Sudah saat nya jln terang menuju bahagia
    Terina kasih bunda salam sehat dan aduhai ...

    ReplyDelete
  48. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun Bun....
    Mugi2 tansah sugeng....

    ReplyDelete
  49. Aduhaii....baca JBC kali ini hujan air mata...bikin baper.🥺🥺🥺😭😭😭

    Alhamdulillah Rina sdh mau minta maaf dan Ika menerimanya dengan ikhlas...

    Tinggal Baskoro belum menemui Ika lagi untuk meminta jawaban dari Ika yang hampir pasti akan diterima....ngarep.com 😁

    Maturnuwun mbak Tien...salam sehat dr Situbondo

    ReplyDelete
  50. Alhamdulillah JBC 41 sudah tanyangalur crita nya makin asyik n serusehat selalu mbak Tien ...salam aduhai

    ReplyDelete
  51. Matur nuwun... Mbak tien... Smg sehat selalu... Smg JBC hsppy ending ..

    ReplyDelete
  52. Assalamu'alaikum
    Alhamdulillah jbc 41 sdh mengudara
    dan bisa sebagai penghantar tidur
    Terima kasih bu tien semoga bu tien sehat2 selalu dan terus menghasilkan karya2 yg bisa kita nikmati bersama

    Selamat malam pada semua pencinta cerbungnya bu tien kumalasati, selamat beristirahat semoga sehat2 n bahagia

    ReplyDelete
  53. wadoooooh mataku koq berair ya, padahal gak kelilipan lho....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berarti pak Petir lagi terbuai oleh alur cerita ....
      Begitu kan pak ...

      Delete
    2. Berarti pak Petir lagi terbuai oleh alur cerita ....
      Begitu kan pak ...

      Delete
    3. Laksmie, jangan terbuai dong. ADUHAI..

      Delete
    4. Tissue.. mana tissue...

      ADUHAI mas Petir..

      Delete
  54. Alhamdulillah JBC 41 dah tayang.Makasih Bunda yg pasti selalu seru dan bikin penasaran , Sukses selalu buat Bunda.
    Doa dari kami semoga Bunda selalu sehat dan tetap berkarya.Bahagia selalu bersama keluarga tercinta.
    Salam ADUHAI.......

    ReplyDelete
  55. Sya la la la laaa... Bahagia-nya saya membaca episode yang sudah semakin mengerucut, yaitu karena Baskoro sudah mantap dan mendapat dukungan kuat dari Risma & Leo untuk menjadi pendamping hidupnya Ika, dan semoga bisa menjadi Bapak yang baik untuk Dian. Waaah bakal jalan-jalan deh Dian ke Ngamerikaaaa...

    Bunda Tien... TERIMA KASIH yaaa... Deg-degan nya saya sudah semakin mereda, berkat Risma merestui hubungan Baskoro dan Ika. Lalu Leo & Baskoro menjadi sahabat, Rina mengakui kekhilafan-nya kepada Ika, dan kembali saling menyayangi.

    Semoga Bunda Tien senantiasa selalu sehat wal'afiat yaaa..

    ReplyDelete
  56. Terimakasih mbak Tien.. salam sehat.. salam ADUHAIII ... dari sawahlunto..

    ReplyDelete
  57. Alhamdulillah JBC 41 hadir ..trims u bu Tien salam seroja...malam met istirahat

    ReplyDelete
  58. Aduhai Mbak Tien ... tambah asyik saja ceritanya ... ditunggu lanjutannya ... Salam sehat & sukses sll.

    ReplyDelete
  59. JBC 41.
    Salam aduhai.
    Alangkah indah dan damainya hidup ini jika isi alam penuh dengan makhluk yang punya cinta dan kasih sayang tanpa permusuhan ataupun sakit hati. Leo menjadi sahabat Baskoro, Rina pun sudah mengakui kesalahannya pada Ika yang juga tidak merasa terzalimi.
    Semoga sehat dan bahagia selalu mbak Tien. Terima kasih.

    ReplyDelete
  60. Matur nuwun bunda Tien...JBC41 telah hadir..

    Hmm...semakin ADUHAI ini lho bun...😊

    ReplyDelete
  61. Asiikk...dah pada akur nih. Tinggal selangkah lagi . Semua menemukan kebahagiaan... Makasih mba Tien. Salam Aduhai mba

    ReplyDelete
  62. Rasa rindu itu yang membawa dan menjadi kan ketemuan terjadi, kadang angan seolah terbang memberi pesan, energi apakah yang terjadi; apakah sudah ditemukan.
    Kembali di diri sendiri yang tenang jernih tentu akan terasakan hadirnya siapa pengirim pesan.
    Celoteh keceriaan anak anak yang sedang bermain seolah menyebar merata kebahagiaan.
    Semoga kebahagiaan kebersamaan segera terwujud;
    damai sejahtera.
    ADUHAI susahnya melunturkan kenangan menyakitkan,disela ceria anak-anak.
    Terimakasih mBak Tien JBC yang ke empat puluh satu sudah tayang.
    Sehat sehat selalu doaku, sejahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta.

    ReplyDelete
  63. Salam ADUHAI...Salam kenal...penggemar setia cerbung bu Tien dari Lampung nih. Semoga Ibu selalu sehat, selalu mengalir cerita2 menarik yang selalu saya tunggu2 kehadirannya. Selamat berkarya....🙏💪

    ReplyDelete
    Replies
    1. ADUHAI..siapa anda? Bolehkah tulis profil supaya kenal nama spt lainnya?

      Delete
  64. Sugeng enjing mbak Tien...hmm JBC 41 saya baca saat nglilir malam.
    Sungguh mengharukan keakraban Leo dan Baskoro.
    Lihat, jika diletakkan pada tempatnya yang benar, betapa indahnya cinta. Ia mampu meluruhkan ego dan nafsu. Karena cinta tulus Leo kepada Ika dan Dian, Leo rela menyamar demi bisa bertemu dengan Dian tanpa mengganggu Ika secara tidak patut, tanpa menyakiti Rina.
    Karena cinta tulus Baskoro pada Ika, dia rela menyamar sebagai tukang roti, agar tidak "terlalu tinggi derajat sosialnya" jika ia memakai atributnya sebagai pengusaha mapan, sebagaimana dirisaukan oleh Ika.
    Aduhai, tampak benang merah tulisan mbak Tien, yaitu menyampaikan nilai dan moral yang luhur, yaitu ketulusan dan kesucian cinta manusia. Meskipun pernah ternoda, keluhuran budi yang dipegang teguh akan tiba di muara yang mulia.
    Maturnuwun mbak Tien, sudang menghadirkan cerita yang indah ini.
    Ditunggu kisah selanjutnya... Ika berhak bahagia bersama Dian buah hatinya...


    ReplyDelete
  65. Sugeng enjang , mb Tien . Wah ceritanya bikin mbrebes mili . Semua sdh menjadi baik . Seperti hati mb Tien yg selalu menyenangkan hati yg membaca cerbung ini . Kayanya sdh mau tamat dengan penuh kebahagian .,..ada anak pintar . Salam aduhai , mb Tien .Yuli Semarang

    ReplyDelete
  66. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  67. Selamat pagi, persiapan shalat subuh setelah sahur. Sahur dilengkapi dengan JBC 41 serasa nikmat, apalagi melihat keakraban Leo dan Baskoro yang berujung estafet putra Leo Dian ke Baskoro semoga berakhir aduhai.Demikian juga permintaan maaf Rina ke Ikamenyadarkan Rina betapa Ika adalah orang istimewa yang berhati.mulia. Semoga bungkusan makanan untuk pak tua yang dibawa Rina tidak menimbulkan prahara rumah tangga. Salam sehat dan semangat berkarya semoga berakhir aduhai

    Aamiin

    ReplyDelete
  68. Maturnuwun ibu Tien...
    Apakah Baskoro segera membuka samarannya,dan menagih jawaban pernyataan cintanya kpd Yanti?
    Setia menunggu ....
    Salam hangat nan aduhai utk ibu Tien dan klrg,juga utk penggemar semua

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nanti saya tanyakan sama dia ya.. ADUHAI Idayati

      Delete
  69. Assalamualaikum bu Tien cantik dan soleha.
    Tksh JBC 41 sdh tayang. Semoga cepet akuur semuanya.
    Salam ADUHAI dari Pamulang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaikum salam .. inshaa Allah..ADUHAI jeng Handayaningsih

      Delete
  70. Mksh bunda Tien sengaja baca pagi aj krn mlm dah ngantuk

    JBC 41 bnr2 meneteskan air mata tak terasa
    Terharu...tersentuh hati kita waktu Leo mengatakan bahwa Dian bnr2 darah dagingnya

    Udah menitipkan Dian sama Leo
    Bener2 menyentuh hati sanubari

    Pastilah bunda Tien waktu menulis juga sedih deh

    Idiih selalu aj bikin penasaran pembaca
    Yg pntg bunda Tien ttp sehat doaku pasti

    Salam hangat selalu dan selalu
    ADUHAI

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehee.. siapin tissue dong..

      ADUHAI jeng Maimun

      Delete
  71. Aduhai mb Tien... Akhirnya inikah tanda-tandanya bunga asmara akan segera menyatu? Ditunggu lanjutannya mlm nti smg restu Leo diijabahi Gusti Allah bulan baru bulan suci menyatukan mrk Baskoto dan Ika dalam ikatan yg samawa. Aamiin YRA🌷🤗🌈🌻

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap2 menerima undangan yang ADUHAI jeng Sapti

      Delete
  72. Baskoro dan Ika Wijayanti❤️🌷

    ReplyDelete
  73. Slmt pagiiiii mba tien sayang.. Aduuuh pokoknya hati ini sebeeng banget bc episode 41..karena penuh dgn bahagia.. Mbatien jgn tamat dluu y.. Lanjutsmo ika nikah dgn baskoro. Rismadgn broto.. Pokomnyasang sutrada yg lbh tahu.. Salamseroja dan aduhai unk mba Tien🥰🥰😍😍😘😘

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduh.. ragate akeh nuuh.. hahaa.. jeng Farida ADUHAI deh

      Delete
  74. Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh, sehat wal'afiat semua ya bu Tien .
    Matur nuwun JBC 41 nya,,
    So sweet abiis 💞💖, bener - bener Aduhaaii

    Salam penasaran Bu Tien🤗 Aduhaaii

    ReplyDelete
  75. Mudah2an Ika segera mengetahui siapa penjual roti sebenarnya dan menerima cintanya. Semuanya berjalan lancar, Risma sgr mengetahui tentang Baskoro dari Ika. Maturnuwun Bu Tien yg selalu membuat penasaran.... Semoga Bu Tien tansah pinaringan karahayon dan sehat wal afiat. Aamiin... Salam sehat dari Pondok Gede.

    ReplyDelete
  76. Komen2nya sdh banyaakk...padahal msh pagi,alhamdulillah makin banyakk yaa penggemar ibu Tien...semoga ibu selalu sehat...salam ADUHAI 🤗😘

    ReplyDelete
  77. Replies
    1. Mas Merianto, alhamdulillah banget. ADUHAI..

      Delete
  78. Rinto mana yaa.. kok ilang ?
    ADUHAI Rinto.. nggak lucu deh..
    Ayo.. komen yang manis lagi dong. Kamu bisa Rintoo..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin baru kampul-kampul di tengah laut ...gak da signal.

      Delete
  79. Bunda Tien pasti kangen ya sm mas Rinto.. sepiii ga ada celotehannya..kangeenn dg guyonannya he.. he..

    Terimakasih JBC 41 sdh datang bun..
    Salam aduhaaiii dan tetap sehat selalu ya bun..

    ReplyDelete
  80. MB Tien ini, memang pintar bikin baper pembacanya,kadang nangis,mesem, ketawa ngakak, jiaaan tenan ceritanya sangat hidup just like yes2, itu bhs pokrol waktu muda.koyo Iyo iyoo.😀😀😀

    ReplyDelete
  81. Salam aduhai sekali katur mb.tien.

    ReplyDelete
  82. Sy gaptek bunda Tien.. sdh nulis semalam tp kok ga ke save..😭
    Trus td pg belajar sm si bungsu.. tp kok kehapus lg ya? Yg ngapus siapa ya? 😭
    Smg bunda Tien sehat sll yah.. Aamiin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lily.. ADUHAI deh. Tadi Kalek juga kehilangan koment tuh..

      Kok bisa sih

      Delete
    2. Yg dapat menghapus hanya yang menulis dg delete. Dan itu ada bekasnya. Kalau tidak ada bekasnya mungkin waktu kita mengirim, signal hilang atau terlalu lemah, terus kita keluar. Tulisan jadi hilang sama sekali.

      Delete
  83. Alhamdulillah sekarang sdh bs bc comment sendiri di blog bu Tien kesayangan ku ini.. sy sdh lama bc blog bunda tp br bbrp minggu ikut wa grup PCTK ini.. salam Aduhai utk bunda Tien dan semua teman2 di wag PCTK🙏❤️🙏

    ReplyDelete
  84. Rasanya gk sabar nunggu kelanjutannya
    Semangat Mbak Tien, Selamat berkarya

    ReplyDelete
  85. Bgmn mas Widayat setelah operasi katarakny, mbakyu mungkin capek blom siap tayang, sehat selalu ya , salam

    ReplyDelete

M E L A T I 45

  M E L A T I    45 (Tien Kumalasari)   Melati merasa gelisah. Dia tahu, Nurin bersikap baik kepadanya, tapi ia mengkhawatirkan sikap ibunya...