Saturday, June 27, 2020

CINTAKU ADA DIANTARA MEGA 03

CINTAKU ADA DIANTARA MEGA  03

(Tien Kumalasari)

 

"Iya kan, kamu Basuki ? Basuki anaknya mas Cokro? Lupa sama aku? Darmono, temannya ayah kamu."

"Oh.. iya om, saya ingat. Om adik kelasnya bapak ketika SMP, ketemu waktu ada reuni, waktu itu saya masih muda.."

Darmono tertawa.

"Sekarangpun kamu belum berubah, masih muda dan tetep ganteng. "

"Terimakasih om."

"Oh ya, kenalkan, ini anak om, Bagas namanya."

Bagas menyalami Basuki. Tangan dengan otot kekar itu menggenggamnya erat.

"Bagas.."

"Basuki"

"Kamu sekarang tingal di Solo? Bukannya kamu dulu ada didaerah Salatiga? Ah ya.. ayahmu punya banyak perkebunan. Ada yang didaerah Ungaran juga kan?"

"Iya om, tapi sekarang saya sering tinggal di Solo."

"Ah, kalau begitu bisa sering kerumah dong."

"Bapak mau cabuk rambak? Atau ketan juruh pake bubuk dhele ?" Bagas memotong pembicaraan itu.

"Ya, aku cabuk rambak, minta karaknya yang gosong ya yu?"

"Kamu sudah makan, Bas?"

"Sudah.., saya tadi makan ketan puli.. enak om."

"Ya, nanti kalau belum kenyang aku juga mau itu."

"Ini untuk bapak, , mas Basuki mau makan apa lagi?"

"Sudah, aku sudah kenyang. Biar aku temani saja disini."

"Kamu disini tinggal dimana?"

"Daerah Jurug om. Kapan-kapan mampir ya."

"Ya, ya.. nanti catat alamatnya yang jelas.  Bagas, catat nomor kontak masmu ini, supaya gampang nyambungnya."

"Iya bapak, nanti saja setelah makan."

"Ini langsung kerumah juga nggak apa-apa om, saya cuma sendirian dirumah."

"Lho, isteri kamu?"

Basuki tertawa.

"Masih belum laku om."

"Masak, orang ganteng dan sukses seperti kamu kok bisa belum laku."

"Benar om, belum laku."

"Jangan mencari yang susah-susah, yang penting cantik dan bisa menjadi isteri yang baik."

"Iya om, do'akan saja."

"Ya, om do'akan,:

"Nanti langsung kerumah ?"

 "Tidak bisa mas, saya kan harus kerja."

"Oh, baguslah,Kerja dimana ?"

"Iya tuh Bas, baru sebulan dia kerja, mengeluh terus dan bilang mau resign. Padahal dia masuk itu karena aku menitipkannya pada teman, pemilik perusahaan itu."                                                 

"Kenapa nggak betah? Kerjaannya berat?"

"Nggak juga mas.. nanti lah, lain kali aku mau cerita. Ayuk bapak, mau nambah apa lagi nih, Bagas jam setengah delapan harus masuk nih.

"Kalau masih ada waktu, ketan saja, dikasih bubuk sama juruh ya."

"Bapak, nanti mengantar saya kekantor dulu, lalu mobilnya bapak bawa, atau saya antar  bapak pulang  dulu?" tanya Bagas disela-sela makan.

"Begini saja Bagas, kamu bawa mobil kamu ke tempat kerja, biar bapak aku yang mengantar."

"Wah, bikin repot saja, aku bisa naik taksi,"

"Jangan om, pokok nya om saya antar, tapi sebelumnya jalan-jalan dulu kerumah saya."

"Kalau tidak merepotkan ya tidak apa-apa, saya kan pengangguran, tidak terikat apapun," kata pak Darmono.

  ***

 

"Permisiii... selamat pagiii..." 

Suara dari luar mengejutkan mbok Sumi yang sedang mengumpulkan baju-baju kotor. Ia bergegas kedepan dan membuka pintu. Dilihatnya seorang gadis cantik berdiri didepan pintu.

"Ya non, mau cari siapa ya?"

"Bagas ada?"

"Oh, mas Bagas sudah dari pagi tadi, sama bapak."

"Sudah lama ?"

"Kira-kira sejam yang lalu non."

"Oh, ya sudah.. saya permisi."

"Sebentar non, nanti kalau saya ditanya, non ini siapa ya, dan ada perlu apa?"

  "Saya Kristin, teman sekantor Bagas."

"O, non Kristin ya, baiklah, nanti saya bilang sama mas Bagas, tapi sepertinya dia mau langsung masuk kerja. Tadi sudah membawa tas kerjanya, dan sudah memakai sepatu juga."

"Ya sudah, saya permisi dulu," kata Kristin sambil berlalu. Kesal karena Bagas sudah pergi lebih dulu, 

Kristin sudah menghilang bersama mobilnya, tapi simbok masih berdiri didepan pintu.

"Bocah kok cantiknya kaya begitu, badannya tinggi, ramping, hidungnya mancung, bibirnya tipis kemerahan, pipinya juga kemerahan.. Apa itu pacarnya mas Bagas ya. Tapi cocog juga kalau itu, mas Bagas kan ganteng, tinggi besar, pintar. Semoga bener ah.. aku akan senang kalau momonganku dapat gadis cantik seperti itu. Cuma sayangnya kok caranya berpakaian,.. wah.. nggak cocog aku, orang kaya apa kekurangan uang buat beli kain, masa pakai rok bawahan kok cuma sedikit dibawah pantat. Saru ah.. besok aku mau bilang sama mas Bagas supaya ditegur itu, caranya berpakaian. Sudah begitu baju atasnya juga terlalu rendah, sampai kelihatan lekuk-lekuknya. Ah, nggak jadi suka aku. Anak gadis berpakaian seperti itu, namanya nggak sopan."

Lalu simbok masuk kedalam dan menutupkan pintunya sambil masih geleng-geleng kepala.

 

*** 

 

 "Bagaaas, aku kan sudah bilang, bahwa aku mau nyamperin kamu.. kok kamu berangkat duluan sih?"

"Aku sekalian mengantar bapak, jadi pagi-pagi sudah berangkat."

"Aku tadi susah payah kerumah kamu.."

"Aku kan nggak minta mbak."

"Ya sudah, nanti pulangnya saja bareng aku, mobilku sudah jadi, tapi aku terlanjur membawa mobilnya papa. Biar nanti sopir membawanya pulang."

"Aku sudah membawa mobil sendiri mbak."

"Ya ampun Gas, kan kemarin kamu bilang kalau mobilnya dipakai bapak kamu."

"Nggak jadi, tadi bapak aku antar dulu, nanti pulangnya  biar naik taksi."

"Kasihan Gas, harusnya tadi biar aja mobilnya dibawa bapak kamu."

"Nggak apa-apa, bapak lebih suka jalan-jalan."

"Bagas..."

Aduh, kapan mulai bekerja kalau dia ngomong terus-menerus? Bagas pura-pura tidak mendengar, dan menyibukkan dirinya dengan membuka-buka laptop."

"Bagas..."

"Sebentar mbak, aku lagi bingung mecari file yang kemarin, lupa saya taruh dimana."

"Aku cuma mau  bilang... nanti siang makan bareng ya."

Bagas mengangkat kepalanya.

"Tidak mbak, ma'af, saya harus makan dirumah."

"Haa.. bolehkan aku ikut?"

Bagas terkejut. Bagaimana mungkin ada orang senekat ini? 

"Gas.."

"Ma'af mbak, tolong biarkan saya menyelesaikan pekerjaan saya." 

***

 

Basuki benar-benar mengajak pak Darmono kerumahnya. Rumah kecil tapi apik dan tampak mewah. Banyak tanaman bunga disekitar halaman depan. Agak mengherankan, rumah seorang bujangan tapi banyak pohon-pohon bunga disekitar.

"Bukan main.." gumam pak Darmono begitu turun dari mobil.

"Apanya om?"

"Kamu ini bilang masih bujangan, jarang rumah bujangan banyak ditumbuhi bunga-bunga  Kamu memang suka bunga-bunga?"

"Bukan, pembantu saya yang menanam dan merawatnya."

"Kamu disini bersama pembantu?."

"Iya, ibu-ibu tukang masak dan tukang bersih-bersih kebun."

"Oh, pantesan.. atau memang ini disiapkan untuk calon isteri?"

Basuki tertawa.

"Silahkan masuk om," 

Darmono masuk dan duduk disebuah sofa..

"Inilah om , rumah bujang lapuk.."

"Aku heran, mengapa kamu tidak segera mencari isteri?"

"Saya kan sudah bilang om, belum ada yang mau."

"Ah, bercanda kamu Bas. Masa nggak ada yang mau sama bos ganteng yang punya segalanya."

"Bener om.. belum ada yang mau."

"Aku tuh nggak ketemu mas Cokro sudah puluhan tahun. Waktu itu kamu masih remaja, dan nakalnya bukaa main."

Basuki tertawa, menampakkan sederet gigi yang terawat rapi. Sungguh, biarpun sudah tidak tergolong muda, tapi penampilan Basuki masih tetap menawan. Tubuhnya tinggi besar, rambutnya ikal. Matanya tajam.  Oh ya, kalau Darmono mengatakan bahwa dulu Basuki sangat nakal, memang benar, nakalnya juga bukan sembarang nakal. Dia pernah menghebohkan sebuah dusun di daerah Sarangan, gara-gara dia jatuh cinta kepada gadis dusun yang molek bernama si Sri. Dan kegilaannya itu sempat membawanya ke balik terali besi selama bertahun-tahun.

Darmono tak begitu mengetahui kejadian itu karena waktu itu dia masih di Jakarta, menunggui Bagas kuliah disana.

"Apa susahnya mencari isteri yang cocok buat kamu?" kata Darmono lagi.

"Belum menemukan lagi seperti yang Basuki idam-idamkan."

"Lagi? Berarti pernah jatuh cinta, atau pernah ditinggalkan kekasih.."

"Saya punya sejarah masa lalu yang buruk om. Tapi sudahlah, saya tak ingin mengungkit masa silam yang kelam itu lagi. Saya ingin mengarungi  hidup ini dengan melakukan hal-hal baik saja."

"Baiklah, aku juga tak ingin bertanya lebih lanjut. Tapi aku menyesal ketika mas Cokro meninggal aku tidak mendengarnya. Sepertinya waktu itu aku masih tinggal di Jakarta."

"Iya om.. Oh ya, om mau minum apa?"

"Tidak sudah minum tadi. Sekarang aku hanya ingin berbincang saja. Aku senang bisa ketemu kamu. Kamu mirip sekali dengan ayahmu."

"Masa sih..?"

"Benar, itu sebabnya tadi aku langsung mengenali kamu."

"Saya juga senang bisa bertemu dengan sahabat almarhum bapak."

"Kamu masih melanjutkan bisnis ayahmu? Mengelola perkebunan cengkeh?"

"Sekarang tidak seberapa besar seperti ketika bapak masih ada. Tapi ya lumayan om."

"Cepatlah cari isteri."

"Siap om. Tapi om belum menceritakan, putera om berapa? Cuma Bagas atau ada yang lainnya?"

"Cuma Bagas. Isteri om meninggal beberapa bulan setelah melahirkan Bagas."

"Lalu...?"

"Lalu om sendiri sampai sekarang, merawat Bagas dan menyekolahkannya sampai selesai."

"Oh, jadi om sendirian merawat Bagas yang masih bayi? Tidak berniat menikah..mm ma'af.. maksud saya supaya ada yang bisa membantu merawat Bagas bersama-sama?"

"Tidak, om punya pembantu yang amat setia, yang merawat Bagas dari bayi sampai sekarang. Namanya mbok Sumi."

"Oo.."

"Tapi aku tidak bisa lama-lama disini Bas, aku harus segera pulang. Kalau kamu repot aku bisa naik taksi."

"Tidak, tidak .. saya akan mengantarkan om, sekaligus ingin melihat rumah om, supaya kalau suatu hari ingin berbincang lagi dengan om, tidak usah mencari-cari."

***

"Bagas... Bagas..!" Kristin memanggil-manggil Bagas diruangannya, tapi tidak ketemu.

"Gimana sih  Bagas.. pasti dia telah pulang lebih dulu dan sengaja tidak mengajak aku. Dasar, laki-laki sombong !" omel Kristin sambil keluar dari ruangannya.

Rupanya Bagas memang sengaja pergi ketika Kristin tidak ada ditempatnya,  supaya tidak memaksa untuk ikut bersama dia.

Tapi sebelum sampai di parkiran, Kristin bertemu dengan ayahnya.

"Kristin, kamu mau pulang makan?"

"Iya. Papa mau ngapain kesini?"

"Nggak apa-apa, ingin melihat hasil kerja kamu setelah papa menyerahkan perusahaan ini ke tangan kamu."

"Semuanya beres dong pa.."

"Ya sudah, kita omong-omong nanti sambil makan siang. Kamu mau makan dimana?"

"Terserah papa saja."

"Aku dengar, kemarin waktu ada tamu  ada masakan yang dipuji-puji tamu kita., Benarkah?"

"Oh, itu timlo langganan Bagas."

"Papa jadi ingin makan disana."

"Papa, itu warung, bukan restoran." protes Kristin karena keberatan kalau harus makan di warung.

"Tidak apa-apa, biar cuma warung kalau masakannya enak. Ayo, dimana alamatnya?"

"Kristin tanya dulu alamatnya pada Bagas, oh tidak, orang pantry pasti tau. Sebentar ya pa."

***

Tapi Bagas tidak benar-benar pulang ke rumah. Dia ke warung Mery seperti hampir setiap hari dilakukannya. Dan selalu setiap makan pasti minta agar Mery menemaninya.

"Anak manja, mengapa kemarin nggak jadi kesini, aku benar-benar belum pulang karena kamu bilang mau datang."

"Iya mbak, gara-gara bos genit itu, aku pulang kesorean."

"Meetingnya belum selesai?"

"Bukan, harus nganterin bos pulang, udah gitu, hampir sampai dirumahnya, dia bilang kunci rumah tertinggal di kantor. Jadi aku harus balik lagi ke kantor karena kunci tertinggal itu."

"Asyik dong.."

Bagas cemberut.

"Tapi dia cantik bukan alang kepalang, mengapa kamu tidak suka sih?"

"Sebel aku sama dia, sukanya maksa-maksa.. "

"Kamu jadi mau resign?"

"Jadi sih, tapi bapak masih menghalangi, gara-gara rasa berhutang budi sama pak Suryo."

"Berhutang budi?"

"Iya, apa aku belum  pernah bilang, bahwa aku diterima bekerja karena ayahnya Kristin itu teman sekolahnya bapak."

"O, gitu. Memang tidak enak orang berhutang budi."

"Tadi pagi tuh, bapak juga ketemu sama anak temannya. Kalau itu teman SMP,  Dia juga pengusaha kaya, aku mau bilang minta pekerjaan sama dia."

"Oh, baguslah, mengapa tidak dicoba?"

"So'alnya aku tadi terburu-buru mau masuk kerja. Orangnya ganteng, tinggi besar, dan kata bapak, ayahnya dia itu pengusaha sukses. Namanya...."

"Bagaaas !" tiba-tiba sebuah teriakan menggema di seantero warung makan itu, membuat beberapa orang yang sedang makan menoleh kearahnya. Seorang gadis cantik menggandeng ayahnya masuk.

Bagas terkejut bukan alang kepalang.

Tiba-tiba Kristin muncul diwarung itu bersama ayahnya."

***

besok lagi ya.

 

37 comments:

  1. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo,Ops,Kakek Habi, Anton,Hadi, Pri ,Sukarno, Giarto,Gilang, Ngatno,Hartono, Yowa, Tugiman,Dudut Bmbang Waspodo, Yustikno,Wedeye, Tauchidm,
    Yustinhar. Mastiurni,Yuyun, Jum,Sul, Umi, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini,Yowa,Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi,Wida, Rita, Sapti,Dinar, Fifi, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Bunda Rahma, Neny,
    Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Ungaran..
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamin atas semua harap dan do'a.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Matur nuwun Mbak Tin, alhamdulillah eps 03 sdh tayang. Cerita yg sungguh menghibur dibaca sambil tersenyum. Lanjut....
      Salam sejahtera dari Pangkalpinang semoga Mbak Tien dan keluarga sehat dan bahagia selalu bersama orang2 tersayang. Aamiin.....

      Delete

    2. Alhamdulillah CDM 03 sdh tayang.. semangkin seru critanya
      Semoga Mbak Tien tetap sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
      Aamiin Yaa Robbal Aalamiin

      Salam hangat, salam SEROJA dari Karang Tengah Tangerang.

      Delete
    3. Waah .... Mulai deh seruunya banget, mau gimana nih Basuki klo ketemu mba Mery...?Makasih mba,salam sehat slalu. Lanjut mba

      Delete
  2. Alhamdulillah. Terima kasih Mbak Tien.
    Salam hangat juga dari Medan.

    ReplyDelete
  3. Matur nuwun mbak Tien. .
    Selamat malam

    Salam sehat dr Sragen

    ReplyDelete
  4. Nuwun mbak Tien atas sajian yg menghibur ini. Semoga menjadi sarana "Ngrabuk yuswa, ndhangir sukma, dan nyenyeger salira".
    Salam hangat dari Yogya.

    ReplyDelete
  5. Puji Tuhan, CADM 03 hadir lebih cepat dibanding kemarin. Tumben suasana msh tenang, blm ada tegangnya...Basuki jadi alim ...Semoga ibu Tien tetap sehat n semangat, Yustin Har dkk setia menunggu 04.Matur nuwun, Berkah Dalem

    ReplyDelete
  6. Puji Tuhan, CADM 03 hadir lebih cepat dibanding kemarin. Tumben suasana msh tenang, blm ada tegangnya...Basuki jadi alim ...Semoga ibu Tien tetap sehat n semangat, Yustin Har dkk setia menunggu 04.Matur nuwun, Berkah Dalem

    ReplyDelete
  7. 👍👍👍..

    terimakasih mba Tien...
    Jamhi hadiiiir....

    ReplyDelete
  8. Matur nuwun mbak Tien, semakin semangat. Salam dari Purworejo

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah CADM 03 sdh tayang,
    Terima kasih Mbak Tien..
    Salam hangat dari Bekasi

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah, Bagas sdh datang...terimakasih Bu Tien, salam sehat dari Yogya. 😍

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah CDAM 3 sdh tayang... haturnuhun mba Tien yg sll menyapa dan mengabsen. Dari bekasi salam sehat dan setia sll. Tetep semangat nggih mba Tien

    ReplyDelete
  12. Terima kasih Bunda... Surabaya hadir
    Salam sehat selalu..

    ReplyDelete
  13. Mksh mbak Tien
    Salam sehat selalu dari Batang

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah CADM sdh tayang
    Matur nuwun ibu Tien
    Semoga sehat selalu
    Lanjutannya selalu ditunggu
    Salam dr Cilacap jg untuk seluruh oenggemar

    ReplyDelete
  15. Matur nuwun... Mbak Tien semoga tahes ulales...

    ReplyDelete
  16. Maturnuwun mbak tien semoga mba tien sehat selalu lanjuut

    ReplyDelete
  17. Salam dari mgmp bahasa indonesia dari jember

    ReplyDelete
  18. Seruu Bu Tien..
    Semoga sehat selalu ya bu..
    Salam dari Nias..😊

    ReplyDelete
  19. Terima kasih mba Tien. Semakin seru aja. Jadi nggak sabar nunggu lanjutannya. Salam sehat dan semangat mba

    ReplyDelete
  20. Trima kasih MB Tien, aku selalu menunggu karya2 MB Tien. Ide2 MB Tien selalu mengundang kita utk selalu mengikuti cerita selanjutnya, dan Lika likunya mengasyikkan. Sukses selalu buat MB Tien, salam dari Jogja🙋

    ReplyDelete
  21. woww...ternyata sudah eps 3...tertinggl nih...
    udh mulai mengundang keseruan juga ceritanya.ayu lanjut bu Tien...

    ReplyDelete
  22. Selamat siang Bu Tien , smga sekel sllu sehat , matur nuwun eps 03 dah tak resapi. mtr nuwun.

    ReplyDelete
  23. Hallow mbak Tien sabar menanti episode selanjutnya..sapam sehat dari Pejaten, Pasar Minggu

    ReplyDelete
  24. Halow jg bu Tien....
    Makasih episode 3 nya...
    Semoga bu Tien selalu sehat

    ReplyDelete
  25. CADM 03 akankah Basuki kembali bersama mb Merry? Dan Bagas dg Kristn? Rasa rasanya lbh ke cinta segitiga antara Bagas - Merry - Basuki... Krn Kristin beda jauh dg Si Sri...ok ditunggu lanjutannya mb Tien... Slm seroja.

    ReplyDelete
  26. Matur nuwun bu Tien....selalu menunggu episode selanjutnya.

    ReplyDelete
  27. Selalu sukaaa dg cerita bunda Tien.... Alurnya asyik... Bikin saya selalu menunggu kelanjutan ceritanya...

    Mg sehat2 selalu ya Bundaa....

    ReplyDelete
  28. Wah tambah seru nih critanya sdh nongol lg mas Basuki mantan bos nya Mbak Mery.Ayo mbak Tien lanjutkan,semangattt,salam sehat2 selalu.

    ReplyDelete
  29. Kok yg ke 4 GK bisa dibuka ya mbak

    ReplyDelete
  30. Selamat siang mba Tien
    Semoga selalu sehat unt terus berkarya.
    Tuhan memberkati

    ReplyDelete

M E L A T I 45

  M E L A T I    45 (Tien Kumalasari)   Melati merasa gelisah. Dia tahu, Nurin bersikap baik kepadanya, tapi ia mengkhawatirkan sikap ibunya...