CINTAKU BUKAN EMPEDU
34
(Tien Kumalasari)
Alfian melepaskan tangan itu, matanya menatap marah.
“Kamu siapa?”
“Alfi … Alfi … kamu kenapa? Kamu bermimpi lagi?”
“Kali ini aku tidak bermimpi. Kamu penjahat itu. Kamu
bukan Aliyah!” hardiknya.
“Alfi … tenang Alfi,” kata Narita sambil bangkit dan
berusaha memeluk Alfian. Tapi Alfian menghempaskannya, sehingga Narita jatuh
tertelentang.
“Alfi, sadarkah Alfi. Apa yang terjadi padamu?”
“Kamu bukan Aliyah. Katakan di mana Aliyah!!”
“Apa yang kamu bicarakan? Alfi, aku sudah mulai
mencintai kamu,” Narita bangkit lagi, tapi Alfian menariknya lalu
melepaskannya, sehingga Narita jatuh terjerembab ke lantai.
“Aduuuh, sakit Alfi. Apa yang kamu lakukan?”
“Kamu bukan Aliyah. Kamu Narita!”
“Alfi … tolong sadarlah. Aku istri kamu. Kamu pasti
bermimpi, tolong Alfi, jangan menyiksa aku seperti ini, aku mencintai kamu
Alfi.”
“Kamu bukan Aliyah, aku akan melaporkan kamu ke
polisi.”
“Alfi, kenapa kamu ini? Sadar Alfi, aku istri kamu.”
“Istriku Aliyah, bukan kamu.”
“Aku Aliyah, Alfi, Aliyahmu.”
“Kamu Narita, penjahat busuk yang membuat kacau semua
nya.”
“Bukan, aku Aliyah.”
Alfian tiba-tiba keluar dari kamar dan mengunci kamar
itu dari luar.
“Faraaah! Kirmaaan!!
Hanya dalam hutungan detik, yang dipanggil sudah hadir
di hadapan tuannya. Mereka terkejut mendengar tuannya berteriak-teriak.
“Ya Tuan, ada apa?”
“Dia bukan Aliyah. Farah! Di mana kamu temukan
perempuan busuk itu? Kau bawa kemari dan dia bukan Aliyah!” Alfian masih saja
berteriak.
Farah dan Kirman saling pandang.
“Tapi kami bertemu dia di rumah nyonya Aliyah. Ya kan,
Mas Kirman?”
“Benar Tuan, kami menemukannya di rumah nyonya.”
“Tapi dia bukan Aliyah, dia Narita, penjahat itu!!”
“Ya Tuhan. Kalau dia non Narita, bagaimana bisa berada
di sana?”
“Pertanyaannya adalah, di mana Aliyah. Perempuan busuk
itu pasti sudah menyembunyikannya.”
Sementara itu Narita berteriak-teriak sambil menggedor-gedor
pintu.
“Laporkan saja ke polisi Tuan, dia sudah melakukan
kejahatan.”
“Dia harus mengaku dulu, di mana Aliyah.”
“Alfi, tolong buka pintunyaaaa,” teriaknya tak
henti-henti.
“Buka pintunya dan lemparkan dia ke hadapanku.”
Kirman segera membuka pintu kamar itu, lalu Narita
melompat keluar, dan menubruk Alfian yang sedang duduk di sebuah kursi. Tapi
Alfian mendepakkan kakinya, sehingga Narita terlempar, kepalanya terbentur
lantai.
“Alfi ….” Rintihnya memelas, tapi Alfian bergeming.
“Kamu katakan sekarang, di mana Aliyah, dan bagaimana
kamu bisa berada di rumah istriku itu?!” Hardik Alfian.
“Alfi, aku Aliyah.”
“Bohong!!”
“Benar, dia bukan nyonya Aliyah. Sudah lama saya heran
dengan sikapnya yang berbeda. Cara memanggil saya, cara dia berbicara dan
berkehendak, sangat berbeda. Nyonya Aliyah tidak pernah menginginkan sesuatu.
Pantesan dia tahu kalau Tuan tak suka daging kambing, padahal Tuan tak pernah
mengatakannya.”
“Aku tak tahu dia bukan Aliyah, karena memang aku tidak pernah
berusaha mendekatinya. Baru malam ini, dan aku menemukan ciri yang dimiliki
Aliyah, tidak ada pada bedebah itu.”
“Alfi ….”
“Jangan lagi menyebut namaku. Katakan di mana Aliyah.
Kamu mencelakainya?”
“Tuan, pantesan juga cincin nyonya Aliyah tidak muat
di jarinya.”
“Mana cincin itu?” bentak Alfian lagi.
“Dipakai di jari sebelah kiri, dan untuk itu, dia
meminta uang pada saya untuk menggantikannya dengan ukuran yang lebih besar.”
“Apa? Jadi itu bukan cincin pernikahan aku? Mana
cincin itu, mana!! Lepaskan sekarang, lepaskan!!” hardik Alfian sambil menunjuk
ke arah jari manis Narita yang sebelah kiri.
“Kenapa kamu menurutinya untuk menggantikan cincin
itu, Farah!!” kali ini Alfian menatap Farah dengan marah.
“Maaf Tuan, mana berani saya menolaknya, bukankah saya
merasa bahwa nyonya Aliyah yang memintanya?”
Alfian menarik cincin yang melingkar di jari manis
Narita, membuat Narita meringis kesakitan.
“Sakit Alfi.”
“Kurangajar sekali kamu. Katakan di mana istriku? Di
mana??”
Akhirnya Narita tak bisa mengelak lagi. Sekarang dia
menangis memilukan sambil bersimpuh di hadapan Alfian.
“Baiklah, Alfi, aku mengaku, aku memang Narita,”
isaknya.
“Perempuan busuk kamu!! Setelah kamu meninggalkan aku
dengan membawa kabur uang dan perhiasan, sekarang kamu mencelakai istri aku?
Dengar, kalau sampai terjadi apa-apa atas Aliyah, kamu harus menebusnya. Dengan
nyawa!!”
“Alfi, sesungguhnya aku tidak bermaksud meninggalkan
kamu. Aku masih sangat mencintai kamu.”
“Bohong!!”
"Sungguh Alfi, aku diperdaya oleh seseorang, yang
ternyata dia seorang penjudi, ia menghabiskan uang aku, lalu aku pergi. Aku
bertemu dengan seseorang yang mengira aku adalah Aliyah, dan mengantarkannya ke
rumah buruk itu.”
“Rumah buruk itu adalah istana bagi istri aku!” bentak
Alfian.
“Lalu di mana Aliyah? Aliyah pergi dari rumah, dengan
segala kemuliaan hatinya.”
“Aku tidak bertemu Aliyah di rumah itu.”
“Bohong!”
“Berani sumpah, aku tidak bertemu dia, sampai Farah
yang mengira aku Aliyah, membawanya kemari.”
“Bohong!! Katakan di mana istriku!! Dia pasti pulang
ke rumahnya, dan kamu mencelakainya. Iya kan?”
“Tidak Alfi, sungguh aku belum pernah bertemu Aliyah,
yang sebenarnya adalah saudara kembar aku.”
“Apa? Kalian saudara kembar?”
“Aku menemukan sebuah surat di kamar itu, yang
mengatakan bahwa kami terlahir kembar, yang terpisah dalam sebuah bencana. Aku
dipungut oleh keluarga kaya, dan dimanjakannya. Tolong mengertilah Alfi,
aku juga sudah dibuang oleh keluarga orang tua angkat aku. Aku tak punya
siapa-siapa.”
Walau tertegun oleh cerita Narita bahwa mereka adalah
saudara kembar, tapi semua itu tak menyurutkan kemarahan Alfian. Narita sudah
menipunya, saat sebelum hari pernikahan mereka, dan sekarang menipunya dengan mengaku
sebagai Aliyah.
“Farah, telpon polisi.”
“Jangan Alfi, kasihanilah aku.”
“Cepat Farah!!”
“Baik, Tuan.”
“Alfi, kasihanilah aku.”
“Tidak ada kasihan untuk wanita jahat seperti kamu.
Dengar ya, aku masih tidak percaya bahwa kamu tidak mencelakai Aliyah.”
“Sungguh Alfi, aku bersumpah belum pernah bertemu
Aliyah. Tolong, aku mau pergi saja, jangan melaporkan aku ke polisi,” ratapnya.
Tapi Alfian sudah menelpon polisi. Ia sekali lagi
menendang tubuh Narita, ketika Narita berusaha merangkul kakinya.
“Alfi, kamu tega? Kamu lupa bahwa kita pernah saling mencintai?” Narita mencoba meluluhkan hati Alfian, tapi Alfian tetap bergeming.
“Lupakan cinta itu. Bagi aku, cinta itu milik Aliyah.
Hanya Aliyah, dan bukan kamu!!”
“Alfi …”
Kirman dan Farah duduk terpekur di lantai. Ada sesal
yang menghimpit, ketika dia ingat akan ketidak hati-hatiannya, sehingga membawa
pulang orang lain, dan bukan istri tuannya.
Ketika sirene polisi datang, jeritan Narita menyaingi
raungan sirene itu. Alfian tak mempedulikannya. Pikirannya hanya pada Aliyah.
Di mana sang istri berada?”
***
Pak Candra dan bu Candra terkejut, ketika Alfian
mengatakan bahwa yang berada di rumahnya adalah Aliyah palsu. Mereka menjadi
marah karena si Aliyah palsu itu adalah Narita, orang yang mencoreng
keluarganya dengan perilaku yang tidak terpuji.
“Pantesan, aku merasa sikapnya lain. Berbeda dengan
Aliyah yang santun dan takut-takut ketika berhadapan dengan kita,” kata pak
Candra.
“Dia juga tiba-tiba memelukku, merasa bahwa sudah
menjadi menantu.”
“Syukurlah, dia sudah ditangkap polisi.”
“Lalau di mana Aliyah yang asli?”
“Belum ada yang tahu. Mungkin nanti polisi akan bisa
memaksanya agar Narita berterus terang. Narita juga bilang bahwa mereka saudara
kembar.”
“Tidak aneh kalau saudara kembar. Wajahnya sama.”
“Alfian juga kurang peka, tidak bisa membedakan antara
Aliyah dan Narita.”
“Itu karena Alfian belum pernah mendekatinya, karena
kata Farah, Aliyah yang belum siap untuk melayani suaminya. Bahkan tidurnya
juga terpisah.
“Itu kan karena Aliyah itu sebenarnya takut Bu. Coba
saja kita lihat nanti bagaimana. Aliyah juga belum ketahuan di mana rimbanya.
Kata Alfian dia pergi karena ibu mengata-ngatainya,” tegur pak Candra.
“Bukan mengata-ngatai sebenarnya, aku hanya bicara
sama Farah.”
“Tapi dia mendengarnya, dan merasa tidak disukai, itu
sebabnya dia pergi. Jadi kasihan aku. Perginya juga tak membawa apa-apa. Tapi
kenapa tidak pulang ke rumahnya ya. Atau kalaupun pulang, ada Narita di sana.
Jangan-jangan Narita mencelakainya.”
“Semoga semuanya baik-baik saja.”
“Dan masalah akan segera selesai.”
***
Farah dan Kirman ikut sedih, karena Alfian tampak
sangat berduka tentang hilangnya Aliyah. Lalu Farah menyesal atas kekeliruannya
waktu membawa Narita yang dikiranya Aliyah.
“Aku kurang cermat ketika mengajaknya kemari. Padahal
sebenarnya perbedaan itu ada dan aku merasakannya.”
“Aku juga heran ketika dia memanggil kamu ‘Farah’
begitu saja. Nyonya Aliyah sangat menghargai setiap orang. Bukan karena dia
istri juragan lalu memanggil pembantu dengan namanya saja,” kata Kirman.
"Iya sih. Aku sebenarnya juga heran, tapi aku
menepisnya, karena mengira dia ingin lebih bersikap akrab sama aku.”
“Bagaimana dengan panggilan ‘Alfi’ pada tuan Alfian?”
“Itu juga pasti dianggap ingin lebih mendekatkan diri
dengan keluarga ini.”
Tapi bagaimanapun, sesal itu tak kunjung hilang dari
pemikiran keduanya. Banyak perbedaan yang membuat mereka heran, tapi selalu
ditepisnya dengan sebuah alasan yang sama.
“Sekarang aku kasihan melihat tuan Alfi. Dia tampak
tak bersemangat. Apalagi ketika tahu bahwa non Narita tetap menyangkal kalau
melakukan sesuatu sama nyonya Aliyah. Ia bahkan mengatakan kalau belum pernah bertemu,” keluh Farah sedih.
“Mungkin ada benarnya juga, bahwa nyonya Aliyah belum
pulang ke rumahnya. Nyonya kan lari dari sini, dan kalau dia pulang, pasti akan
ketahuan oleh kita. Makanya dia pergi ke lain tempat,” kata Kirman.
“Betul juga ya Mas. Tapi nyonya terus pergi ke mana?
Dia pergi tanpa membawa apa-apa. Dia juga tak punya uang sepeserpun.”
“Aku akan menemani tuan Alfi di depan. Kalau
sendirian, dia pasti akan lebih merasa sedih,” kata Kirman sambil beranjak ke
arah depan.
“Tolong bilang juga, sebaiknya tuan makan, gitu. Seharian
belum makan dia.”
“Ya,” kata Kirman sambil terus berlalu.
Tapi ketika Kirman mendekat, Alfian malah mengusirnya.
Tampaknya Alfian tak ingin diganggu.
“Tinggalkan aku Man, aku ingin sendirian,” kata Alfian
pelan.
“Tuan tidak bisa menghabiskan waktu dengan hanya
meratapi kejadian ini.”
“Apa maksudmu Man? Aku kehilangan istri dan aku harus
diam saja?”
“Bukan itu maksud saya Tuan. Ada baiknya Tuan juga
memikirkan hal lain yang barangkali bisa menghibur Tuan. Misalnya menekuni
pekerjaan di kantor.”
“Aku tidak bisa berpikir apapun. Semuanya buntu. Aku
tak bisa melakukan apapun juga, sebelum Aliyah ditemukan.”
“Tuan sudah berusaha, dengan memasang iklan bukan?
Tuan bisa menunggu, dan semoga apa yang Tuan lakukan akan mendapatkan hasil
yang baik.”
“Aku ingin pergi ke rumah Aliyah.”
“Untuk apa Tuan ke sana? Sudah jelas nyonya tidak akan
pulang ke rumahnya”
“Entahlah, aku hanya ingin ke sana. Panggil Farah,
suruh dia mengantarkan aku juga.”
“Tuan, tapi tadi Farah ingin mengingatkan, bahwa Tuan
harus makan terlebih dulu.”
“Aku tidak ingin makan, aku harus menemukan Aliyah.”
“Kalau Tuan tidak makan, Tuan bisa jatuh sakit.
Makanlah, walau sedikit, setelah itu saya antarkan Tuan ke rumah nyonya
Aliyah.”
“Ya, Tuan, makanlah dulu. Sedikit juga tidak apa-apa,
yang penting perut tidak kosong. Nanti kalau Tuan jatuh sakit, malah tidak bisa
berbuat apa-apa. Apalagi untuk mencari nyonya Aliyah,” kata Farah yang
tiba-tiba juga sudah mendekati tuannya dan membujuknya makan.
“Baiklah, ambilkan saja, aku makan disini.”
“Tapi saya tidak tahu, tuan ingin makan apa.”
“Ambilkan nasi sedikit dan lauk apa saja. Bukankah
yang penting perutku terisi?”
Akhirnya Farah menurut. Ia beranjak ke belakang,
mengambilkan tuannya makan dengan lauk yang dipilihkannya.
***
Pinto yang diam-diam masih penasaran atas adanya Aliyah
di rumah itu, sore hari selepas bekerja dia berjalan-jalan melewati rumah
Aliyah. Rumah itu tetap saja masih tertutup rapat, dengan lampu yang masih
menyala. Pinto ingat, lampu itu dia yang membelikannya, dan dia pula yang
memasangkannya. Kala itu Aliyah masih bersikap sangat manis, bahkan
menganggapnya sebagai kakak, walau dirinya sesungguhnya ingin lebih dari itu.
Ya, Pinto jatuh cinta pada Aliyah, karena kesederhanaannya, keluguannya, bahkan
kelucuannya ketika dia tak mengerti pada suatu hal, dan dia menerangkannya.
“Jadi makan nasi goreng enaknya hangat ya?”
Aliyah sudah biasa makan apapun yang ada, lalu
melahapnya tanpa berpikir bagaimana caranya supaya makanan itu bisa disantap
lebih nikmat. Pinto sudah mengajarinya sedikit, dan Aliyah pernah mengatakan
ingin belajar masak darinya. Tapi mengapa ketika disapa waktu itu, Aliyah
begitu sombong? Bahkan mengatakan bahwa tak pernah mengenal dirinya. Hati Pinto
sakit sekali. Karena itulah ketika pada suatu hari Aliyah lewat lagi dan
memanggilnya, maka ia lebih baik menghindar. Mana Pinto tahu bahwa keduanya
adalah orang yang berbeda?
Pinto masih termangu di depan rumah Aliyah, ketika
sebuah mobil berhenti tepat di sampingnya.
***
Besok lagi ya.
Mtrnwn
ReplyDeleteJeng Mimiet Juara 1
DeleteRame di episode ini NARITA sdh terbuka kedoknya:
Tapi Alfian sudah menelpon polisi. Ia sekali lagi menendang tubuh Narita, ketika Narita berusaha merangkul kakinya.
“Alfi, kamu tega? Kamu lupa bahwa kita pernah saling mencintai?” Narita mencoba meluluhkan hati Alfian, tapi Alfian tetap bergeming.
“Lupakan cinta itu. Bagi aku, cinta itu milik Aliyah. Hanya Aliyah, dan bukan kamu!!”
“Alfi …”
Matur nuwun bu Tien, sehat terus dan terus sehat ya. Dalam SRROJA fan tetap ADUHAI.
This comment has been removed by the author.
DeleteAlhamdulillah CeBeE 34 tayang
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien-ku CBE sudah tayang
ReplyDeleteAlhamdulillah mtnuwun mbk Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah.
ReplyDeleteSyukron nggih Mbak Tien ..semoga selalu jaga sehat Aamiin
Mature nuwun
ReplyDelete🌹🌹🌹🌹🌹
ReplyDeleteMatur nuwun bunda, smg diberi kesehatan yg barokah.Aamiin YRA
ReplyDeleteAlhamdulillah CINTAKU BUKAN EMPEDU~34 sudah hadir, terimakasih semoga tetap sehat bu Tien..🙏
ReplyDeleteTrimakasih bu Tien CBE sdh hadir semoga bu Tien tetep sehat
ReplyDeletealhamdulillah
ReplyDeletematurnuwun
Tks banyak bunda Tien..
ReplyDeleteSemoga sehat srlalu...
Alhamdulillah
ReplyDeleteMatur sembah nuwun mbak Tien
Alhamdulillah CBE-34 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Bunda Tien, semoga bunda sehat dan bahagia selalu.
Aamiin
Maturnuwun sanget Bu Tien...
ReplyDelete🙏🙏
Semoga Pinto bs ngobrol dg Alfian dan menanyakan keberadaan Aliyah.
ReplyDeletePinto juga semoga dpt info ttg adanya Aliyah palsu alias saudara kembarnya bernama Narita yg beda karakter dg Aliyah asli.
Tambah seruuu...
Narita di kntor polisi, dan smoga Aliyah bs ditemukan.. 👍👍🥰
Horeeee.... Narita ditangkap polisi. Tapi dia tetap tidak tahu dimana Aliyah. Kalau saja Alfian bertanya kepada mas kakek Habi, tentu tahu jawabannya.
ReplyDeleteMungkin masih agak lama ya, kapan Aliyah diketemukan, padahal banyak orang menunggu.
Salam sukses mbak Tien yang ADUHAI, semoga selalu sehat, aamiin.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu.
ReplyDelete🍄🌿🍄🌿🍄🌿🍄🌿
ReplyDeleteAlhamdulillah CBE 34
tayang gasik lagi...
Matur nuwun Bu Tien.
Sehat selalu & tetap
smangats berkarya.
Salam Aduhai 🦋⚘
🍄🌿🍄🌿🍄🌿🍄🌿
Bagi para penggemar Cerbung Tien Kumalasari, tidak terasa bulan depan tepatnya tgl 9, 10, 11 Juni 2023. WAG PCTK akan menggelar perhelatan JUMPA FANS-4 JABODETABEK dengan bintang tamu Sang Idola kita Ibu Tien Kumalasari Sarimbit.
ReplyDeleteRun down, sbb :
1. Jum'at 9 Juni peserta datang ke Jakarta, dijemput panitia di stasiun Gambir dan Pasar Senen, selanjutnya dibawa ketempat Acara Malam Kebersamaan di Kinasih Resort TAPOS DEPOK.
2. Sabtu 10 Juni pagi, kita Senam pagi bersama, dan olahraga jalan santai menikmati sejuknya udara pagi seputar Kinasih Resort. Dilanjutkan dengan CITY TOUR menggunakan BUS PARIWISATA. Bermalam di Hotel seputaran Sarinah, malamnya kita kuliner malam....
Minggu 11 Juni pagi kita menikmati CAR FREE DAY Ibu Kota NKRI, di Jl. Thamrin dan sekitarnya.
Siang kita kembali diantar ke Stasiun Gambir dan Pasar Senen, kembali ke daerah masing².
Bagi saudara2ku para blogger yang berminat mengambil bagian di Acara ini, silahkan mendaftarkan diri ke :
1 Ibu Ika Widiati WA 088211732110
2. Ibu Ika Laksmi, WA 08128310689.
Biaya kontribusi 1.000.000, fasilitas yang diperoleh, al :
1. Akomodasi dan konsumsi;
2. Sepasang kaos untuk dua, acara tersebut diatas;
3. Souvenir syantix dari Panitia JF-4 JABODETABEK.
Hayo jangan lewat kesempatan ini kuota terbatas.
Dan......
Anda bisa ketemu langsung dan berinteraksi dengan Ibu Tien Kumalasari dan teman² PCTK se Indonesia.
Dalam ADUHAI......
# Salam ADUHAI........
DeleteAlhamdulillah CBE 34
ReplyDeletetayang gasik lagi...
Matur nuwun Bu Tien.
Sehat selalu & tetap
semangat berkarya.
Salam Aduha
Alhamdulillah
ReplyDeleteMatur nuwun bu
Semoga sehat selalu
Terimakasih Bunda
ReplyDeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteAliyah Sudah tayang....
Matur nuwun Bu Tien....
Semoga sehat selalu....
Aamiin.....
Alhamdulillah...
ReplyDeleteMaturnuwun bu Tien, salam sehat selalu
Alhamdulillah yg ditunggu sdh hadir mksh Bu Tien salam sehat selalu
ReplyDeleteTambah seru nih besok Alfi ketemu dengan Pinto,biar Pinto jadi jelas tentang Narita bukan Aliyah.Salam sehat2 selalu buat mbak Tien,Dari Neni Tegal.
ReplyDeleteAlhamdulilah cbe 34 adh tayang, terima kasih bu tien... semoga bu tien selalu sehat dan dalam lindungan Allah SWT aamiin yra
ReplyDeleteBisa berkembang nich, memuai sampai ke Nungki yang penjudi, menyiksa pak Daud, pakai uang Narita dan itu ada di catatan berderet kasus yang menimpa Narita, dipaksa dibawah ancaman ya nggak bisa apa apa tå yå.
ReplyDeleteRombongan ini juga sudah sampai di rumah nenek Supi, yang teramati oleh Pinto yang kebetulan ada di tkp.
Alfi mau merenung ya, mutiara yang hilang tak tau kemana tapi dikau orangnya; lho malah nembang.
Pinto bisa juga dimintai pendapat kira kira pergi kemana; nah ini gps, maksudnya?
Ya gunakan penduduk setempat, jadi nggak keblasuk gitu.
Belum 'ngeh kata kata terakhir, dia mau cari kerja buat biaya hidup, belum ingat, masih suntuk menghilangnya kemana, wah jangan² malah pak RT yang saking ngglidisnya menemukan di warteg Mak Siti.
ADUHAI
Terimakasih Bu Tien
Cintaku bukan empedu yang ke tiga puluh empat sudah tayang.
Sehat sehat selalu doaku
Sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta
🙏
Alhamdulillah cintaku bukan empedu episode 34 sudah tayang dg mengasikan.. menunggu dan menunggu akhirnya bisa² TDK di sengaja jadi pinto lah yg menemukan saat mampir ke rmh makan heee....
ReplyDeleteAlhamdulillah terimakasih Bu Tien.. sehat selalu ya agar tetap semangat tuk berkarya
ReplyDeleteAlhamdulillah...
ReplyDeletePertolongan Bu Tien telah datang untuk Alfian, sehingga tdk digigit ular berbisa.
Sekarang tinggal menemukan Aliyah..
semoga segera ketemu yaaa..
Terimakasih cerita nya Bu, semoga senantiasa sehat. Salam dari Bandung.
Alhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih bu tien
Semoga bu tien senantiasa diberikan kesehatan yg baik, dilindungi dari mara bahaya dan penyakit ..... aamiin yra
Matur nuwun, bu Tien
ReplyDeletePertemuan dua orang sedang bingung pun terjadi....
ReplyDeleteTerimakasih Mbak Tien.
Hatur nhn bunda tayangannya
ReplyDeleteDuuh pengen jumpa penggemar d jkt
Sayangnya bln juni lgi sibuk
Alhamdulillah Alfian selamat dari incaran Narita. Semoga ketemu Pinto dan bisa mendapat info ttg Aliyah
ReplyDeleteLegaaa...😍
ReplyDeleteMatur nuwun bunda Tien...🙏
Semoga cepat pulih dan sehat kembali njih bun....🤲🤲
Naah...akhirnya Alfian sadar juga kalau itu Narita, karena tanda lahirnya itu. Penasaran cara ibu Tien mempertemukannya dengan Aliyah yg senang bekerja mencari nafkah itu...terima kasih, ibu...sehat selalu.🙏😘😘😀
ReplyDeleteTerimakasih mbak tien.. Sangat menghibur sebelum tidur.. 🙏🙏
ReplyDeleteTrmh ksh bu Tien. Semoga selalu sehat. Aamiin
ReplyDeleteAlfian jangan lupa kan Aliyah pastinya bawa hp yang sudah dibelikan. Ayo coba telpon ....suruh Farah saja, kalau dengar suaramu nanti takut dimatikan.
ReplyDeleteSemoga baterainya ada.
Atau minta tolong yang ahli, untuk check lokasi hp ada dimana.
Ayo Alfian, kamu pasti bisa.
Pinto, ayo ceritakan ke Alfian apa yang kau alami ketika ketemu Aliyah palsu dan Aliyah asli yang kau anggap sudah berubah.
Seru ......
Pasti seru ....
Lebih seru lagi bila teman² para pecinta dan pembaca karya ibu Tien Kumalasari , turut meramaikan kopdar di Wisma Kinasih Resort Depok 9 s/d 11 Juni 2023.
Ayo daftarkan diri anda, sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh kakek Habi diatas.
Kami tunggu kehadiran anda :
Satu untuk semua, Semua untuk Satu.
SEDULURAN SAKLAWASE
_(Persaudaraan selamanya)_
Semoga ibu Tien senantiasa sehat, sehingga bisa selalu bisa menyapa kita² setiap hari.
Dan tatap muka secara langsung di acara Jumpa Fans di Jakarta, berlangsung sukses.
Salam sehat....
Salam aduhai....
Sayangnya Aliyah nggak bawa hp
DeleteWaduuh ....Aliyah ngga bawa hp !??
DeleteYa sudah ke dukun saja, dikirimi mantra *putêr giling*.... ha ha ha ha
Sehat mbak Tien ya !!
Salam kagem mas Tom ....
Salam aduhai ......
Makin aduhai aja.
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien, salam sehat selalu.
Makasih mba Tien.
ReplyDeleteSalam hangat selalu, aduhai
Slmt mlm dan terima ksih bunda Tien..slm sht sll unk bunda🙏😘🌹
ReplyDeleteMenunggu... 😄
ReplyDeletengintip..
ReplyDelete