Monday, May 1, 2023

CINTAKU BUKAN EMPEDU 33

 

CINTAKU BUKAN EMPEDU  33

(Tien Kumalasari)

 

Narita menatap wajah tampan itu dengan debar jantung yang semakin keras. Sudah lama dia merindukannya, sudah lama dia menginginkannya. Alfian tampak terlelap karena kelelahan, sehingga tak terusik dengan kehadiran Narita yang bersiap menggodanya. Hidung mancung itu, rahang yang tampak kuat, wajah bersih tampan, alangkah bahagia bisa memilikinya, dia yakin akan berhasil memilikinya.

Gemetar tangannya ketika menyentuh pipinya lembut.  Lelap itu tetap belum juga terusik. Jari-jari Narita merayapi wajah itu, dari pipi ke hidung, dan bibirnya.

Lalu Alfian bergerak perlahan, tapi kemudian ia memiringkan tubuhnya, memeluk guling, sambil membisikkan sebuah nama.

“Aliyah, kapan kamu mau menemani aku di sini? Di ranjang ini?” bisiknya lembut, sambil memeluk gulingnya lebih erat.

Narita merasa kesal.  Gejolak yang membara, tiba-tiba surut dibakar cemburu. Alfian sudah melupakan dirinya, dan jatuh cinta pada gadis sederhana yang bodoh itu. Seketika Narita membalikkan tubuhnya, tapi karena tergesa-gesa, dia menutupkan pintunya terlalu keras.

Bantingan pintu itu membuat Alfian terjaga. Ia membuka matanya, menatap ke sekeliling ruangan, tapi tak melihat siapapun.

“Apa aku bermimpi? Tadi aku merasa, Aliyah mendekati aku, maraba-raba wajahku, lalu aku memeluknya erat. Ya Tuhan, aku hanya bermimpi.”

Alfian mencoba memejamkan lagi matanya, tapi bayangan mimpi itu selalu menghantuinya.

“Aliyah, apakah itu berarti bahwa sesungguhnya kamu sudah bisa menerima aku? Apakah kamu memimpikan hal yang sama?”

Karena tak bisa tidur lagi, maka Alfian segera bangun, lalu keluar dari kamar. Ia menuju ke ruang makan, mengambil air dingin dari dalam kulkas, lalu membawanya keruang tengah. Ia meneguknya beberapa teguk, lalu menyandarkan tubuhnya. Beberapa hari ini ia menguras tenaga dengan pembicaraan-pembicaraan tentang bisnis, dan sekarang dia merasa sangat lelah. Ia sampai tidak begitu memperhatikan ‘Aliyah’ dan hanya menyuruhnya segera beristirahat karena dirinya juga merasa sangat letih.

“Apakah Aliyah sesungguhnya merindukan aku?”

Tiba-tiba Alfian berdiri dan melangkah perlahan ke arah kamar Aliyah. Tangannya sudah menyentuh gagang pintu, dan siap membukanya, tapi diurungkannya. Ia merasa ragu Aliyah sudah bisa menerimanya. Alfian tak ingin memaksanya, Alfian sabar menunggu, dan perlahan baru akan mencobanya. Kemudian ia membalikkan tubuhnya, lalu kembali lagi duduk di sofa. Ia memejamkan matanya, lalu kembali tertidur.

***

Sementara itu Narita juga gelisah di kamarnya. Tadi ia hampir bisa melampiaskan rasa rindunya kepada Alfian yang sangat dicintainya. Tapi desah yang didengarnya dari mulut Alfian adalah nama Aliyah. Walaupun dia berhasil menjadi ‘Aliyah’ dengan begitu mudahnya, tapi ia benci menyadari bahwa Alfian ternyata benar-benar mencintai Aliyah. Ia mengira Alfian menyukai Aliyah karena wajahnya mirip, dan cinta itu masih menjadi miliknya, tapi kenyataan yang didapatnya membuatnya kecewa.

“Walaupun begitu, aku harus benar-benar menjadi milikmu, Alfi. Aku ingin menghabiskan setiap malamku bersamamu,” desahnya sambil mencoba untuk tidur.

Keinginannya untuk tetap bisa memiliki Alfian masih menyala.

“Tak apa dia mencintai Aliyah, yang penting aku bisa menggantikannya. Pasti bisa. Aku tahu bagaimana menundukkan hati seorang pria. Aku tahu dimana kelemahannya.

***

Farah terkejut, di pagi buta itu, saat dia terbangun, ingin mengambil barangkali ada gelas-gelas kotor di meja ruang tengah, mendapati tuannya tertidur di sofa. Wajah tampannya tampak sangat lelah, membuatnya iba.

“Tapi mengapa tuan tidur di sofa? Perasaan, semalam tuan sudah masuk ke kamar tidurnya, dan sampai aku mematikan lampu-lampu, tuan tidak lagi keluar dari kamarnya.”

“Oleh rasa iba terhadap sang tuan, Farah kemudian mengambil selimut di kamar, lalu diselimutkannya pada tuannya. Tapi Farah terkejut, ketika tiba-tiba Alfian menarik tangannya, saat dirinya hendak beranjak pergi.

“Tuan ….”

“Aliyah, jangan pergi.”

Farah terkejut. Rupanya tuannya mengigau tentang istrinya.

“Tuan, bangunlah, saya Farah, Tuan,” katanya sambil mencoba melepaskan pegangan itu.

Alfian terjaga, dan membuka matanya. Terkejut melihat Farah mundur-mundur ketakutan.

“Kamu … Farah?”

“Iya, Tuan. Saya Farah. Tadi mengambilkan selimut untuk Tuan, karena melihat Tuan tertidur di sini.

“Oh, lagi-lagi aku bermimpi tentang Aliyah,” keluh Alfian yang kemudian bangkit.

“Tuan tidurlah lagi, ini masih sangat pagi, dan Tuan kelihatan sangat letih.”

“Rasanya aku tak bisa tidur lagi.”

“Akan saya buatkan Tuan minum. Kopi atau coklat susu, Tuan?”

“Kopi saja, tanpa gula.”

“Baik,” kata Farah sambil beranjak ke arah belakang.

Alfian termangu di tempat duduknya. Ia selalu tergoda akan mimpi tentang Aliyah. Apakah itu karena ia sudah sangat ingin mendekati Aliyah sebagai istri, atau Aliyah yang sebenarnya sudah bersedia didekati? Alfian mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Kantuknya sudah hilang,

“Tuan, ini kopi yang Tuan pesan,” kata Farah sambil meletakkan segelas kopi tanpa gula di meja depan Alfian.

“Terima kasih, Farah.”

“Tuan tampak lelah.”

“Benar aku sangat lelah,” katanya sambil menyeruput kopinya.

“Sejak tadi, aku selalu bermimpi tentang Aliyah. Itu sepertdi nyata. Ternyata tidak.”

“Tuan sangat merindukan nyonya Aliyah, seperti  layaknya sepasang suami istri.”

“Aliyah bukan gadis biasa. Memerlukan kesabaran untuk bisa mendekatinya, dan aku tidak ingin memaksanya. Aku yakin, suatu hari nanti Aliyah akan bersedia bersikap seperti seorang istri.”

“Saya melihat nyonya sudah berubah. Dia memanggil Tuan dengan nama Tuan saja. Dia juga memanggil saya tanpa sebutan ‘mbak’.”

“Aku akan mencobanya lagi.”

“Tuan harus terus mencobanya. Oh ya, apa Tuan ingin dibuatkan roti bakar?

“Ide bagus, Farah. Ya, tentu saja.”

“Selai kacang kan Tuan?”

“Ya.”

Farah beranjak ke belakang, dan Alfian kembali menghirup kopi pahitnya yang sudah berkurang panasnya.

Tiba-tiba Alfian ingin roti bakarnya kali ini dengan selai strawberry saja. Alfian beranjak ke belakang.

“Farah, aku ingin rotinya lapir strawberry, bukan kacang.”

“Aduh, ini sudah terlanjur, nggak apa-apa Tuan, saya buat dua macam, siapa tahu nyonya juga mau.”

“Tapi di dapur kok aku mencium bau sesuatu ya.”

“Bau apa Tuan?”

“Kamu kemarin masak daging kambing?”

“Oh, ya ampuh, maaf Tuan. Nyonya Aliyah ingin makan gulai kambing, saya hanya pesan di luar, karena saya tidak pernah menyimpan daging kambing. Bukankah Tuan tidak suka?”

“Benar, aku tidak suka. Baunya saja aku tidak suka. Kenapa baunya masih tercium?” kata Alfian sambil mengerutkan keningnya. Ia benar-benar tidak suka.

“Maaf Tuan, semalam masih sisa, Nyonya Aliyah melarang untuk membuangnya. Padahal kan Tuan sudah memberi tahu nyonya bahwa Tuan tidak suka daging kambing, kan?”

“Tidak, aku tidak pernah memberi tahu. Harusnya kamu beri tahu dia.”

“Tapi nyonya sudah tahu kalau Tuan tidak suka kambing.”

“Kok bisa? Dari mana dia tahu?”

“Sebentar Tuan, rotinya hampir gosong. Baiklah, nanti akan saya buang saja sisa gulainya.”

“Jangan dibuang kalau dia suka, tapi jangan dihidangkan saat aku ada, setelah itu semua harus dicuci bersih, aku tidak mau bau kambing di rumah ini,” kata Alfian sambil menjauh.

Farah heran. Tuannya tidak pernah memberi tahu tentang ketidak sukaannya akan daging kambing. Kok sang nyonya bilang sudah diberi tahu?

Entahlah, Farah tak sempat memikirkannya, karena roti bakarnya hampir gosong.

***

Pagi hari itu, saat makan pagi, Farah mengetuk pintu kamar ‘Aliyah’ karena Alfian sudah siap akan pergi ke kantor. Farah juga heran, akhir-akhir ini ‘Aliyah’ selalu bangun kesiangan.

“Nyonya, apa nyonya sudah bangun?”

Narita menggeliat malas, sesungguhnya dia masih ingin tidur. Tapi sungkan karena sudah dibangunkan.

“Ya, sudah tapi baru mau mandi.”

“Tuan menunggu di ruang makan, Nyonya bisa mandi setelah sarapan.”

“Baiklah.”

“Nyonya, saya juga mau bilang. Gulai kambing yang masih tersisa, jangan dimakan saat ada tuan Alfi. Tuan tidak suka, bahkan baunya sekalipun.”

“Baiklah, buang saja kalau begitu.”

“Dibuang?”

“Ya, aku tidak ingin mengecewakan Alfi,” katanya sambil membuka pintu.

Farah bergegas mendahului ke ruang makan.

“Kamu baru bangun?” tanya Alfian.

“Ya, semalam nggak bisa tidur” katanya sambil duduk di samping Alfian.

“Oh ya? Kok sama?”

“Bukankah kamu tidur nyenyak?”

“Dari mana kamu tahu kalau aku tidur nyenyak?”

Lagi-lagi Narita terpeleset dalam bicara. Dia tak mungkin mengatakan bahwa sudah masuk ke kamarnya dan meraba-raba wajahnya.

“Kan kamu sudah masuk kamar sejak hari belum terlalu malam?”

“Iya, benar. Apa semalam kamu bermimpi tentang aku?”

“Aku?”

“Barangkali saja.”

“Tidak,” jawabnya sambil menyendok makanannya.”

Alfian menelan nasi yang sudah dikunyahnya, sekaligus menelan rasa kecewa di dalam hatinya.

“Baiklah, aku berangkat ke kantor pagi-pagi, karena bapak menunggu laporan aku. Barangkali aku nanti pulang agak malam.”

Narita mengangguk.

“Kamu boleh makan lebih dulu malam nanti.”

Narita mengangguk. Ia bersyukur Alfian tak mengetahui ketika dia masuk ke dalam kamarnya. Tapi dalam hati Narita berharap, akan ada lain waktu untuk bisa mendapatkannya.

“Maaf, barangkali nanti belum jadi mengajak kamu jalan-jalan. Kata Farah kamu ingin ponsel? Kamu ingin menelpon seseorang?”

“Tidak, tidak … hanya … ingin punya saja.”

“Kemana ponsel yang aku belikan? Kamu bawa pulang, ketika kamu pergi?”

“Tidak. Aku tidak membawanya.”

“Biar nanti Farah membantu mencarinya lagi. Kalau tidak ketemu juga, nanti aku belikan lagi.”

Narita mengangguk.

“Hari ini saya mau belanja ke pasar,” kata Farah ketika mengambil piring-piring kotor.

“Kamu mau ikut Farah?” tanya Alfian sambil menatap ‘Aliyah’.

“Tidak, aku ingin di rumah saja.”

“Baiklah, terserah kamu saja. Ingat, jangan pergi ke mana-mana,” pesan Alfian wanti-wanti.

***

Di kantor, pak Candra memeriksa semua laporan yang diberikan Alfian. Pak Candra senang, anak lelakinya bisa diandalkan.

“Aku senang kamu berhasil, dan selalu berhasil menangani banyak hal.”

“Bukankah Bapak yang mengajarinya?”

“Dengan begitu, perlahan-lahan aku bisa meletakkan jabatan, dan beristirahat di rumah.”

“Tapi Alfi jangan dilepaskan begitu saja Pak, Alfi masih bergantung pada Bapak.”

“Tidak sekarang, tapi bayangan untuk itu sudah ada. Aku yakin karena kamu sudah bisa diandalkan.”

“Semoga Alfi tidak mengecewakan Bapak.”

“Sekarang Bapak mau bicara tentang hal lain. Yaitu tentang istri kamu.”

“Memangnya Aliyah kenapa Pak?”

“Sehari setelah kamu pergi ke Jakarta, aku dan ibumu mampir ke rumah, dan tentu saja bertemu dengan istri kamu.”

“Apa ibu mengatakan lagi hal-hal yang menyakitkan Aliyah?”

“Apa maksudmu?”

“Semigguan yang lalu ibu ke rumah, dan mengatakan hal yang membuat Aliyah kemudian pergi dari rumah.”

“Benarkah? Lalu dia kembali?”

“Tidak. Farah menyusulnya, dan mengajaknya kembali.”

“Dia pergi begitu saja?”

“Pergi tanpa membawa apa-apa. Bahkan cincin yang Alfi berikan saat menikah, ditinggalkannya di kamar. Dia bukan gadis yang gila harta. Dia gadis sederhana yang walaupun agak lugu, tapi hatinya baik. Alfi akan membuatnya menjadi pintar. Mungkin memanggil seorang guru untuk mengajarinya di rumah.”

“Begitu ya? Kamu tetap mengira byahwa dia gadis lugu yang sama sekali tidak doyan harta?”

“Bapak tidak percaya?”

“Entahlah. Menurut bapak, dia sudah berubah. Ketika kami datang, dia sedang duduk menyilangkan kaki di sofa, dan tidak lagi menyambut dengan mencium tangan seperti yang pernah dilakukannya. Dia berdiri dan langsung merangkul ibumu dan menciuminya. Ibumu sempat kaget. Menurut bapak, dia sudah berubah, Dia bahkan tidak mengantarkan kami ketika kami mau pulang.”

“Saya tidak melihatnya berubah. Ada memang, perubahannya, yaitu cara memanggil Alfi dan Farah. Tapi itu kan karena dia mulai ingin lebih dekat dengan kami, karena kan selama ini dia masih belum mau Alfi dekati.”

“Bapak tidak berani mengatakan apa-apa, bapak hanya berharap kamu berhati-hati. Ingat Narita kan? Bagaimana kamu mencintai dia, lalu apa yang dilakukannya? Membuat keluarga kita malu, setelah dia membawa kabur harta kamu. Bapak juga ingin mengingatkan kamu, bukan karena dia telah menolong kita sehingga kita tidak mendapat malu, lalu kamu merasa bahwa dia gadis terbaik yang pantas kamu cintai.”

“Rupanya Bapak terpengaruh pada apa yang dikatakan ibu. Memang sih, sejak awal ibu tuh kurang suka pada Aliyah.”

“Bukan terpengaruh. Saat melihat kemarin itu, ada rasa kurang sreg di hati bapak. Tapi semuanya terserah kamu. Bapak hanya mengingatkan.

“Saya akan melihatnya lebih dekat, saya yakin Bapak sama ibu salah dalam menilai.”

***

Hari itu Alfian benar-benar pulang agak malam, karena banyak hal yang harus diselesaikan. Begitu memasuki rumah, ia tak melihat siapapun, kecuali Farah yang masih duduk di depan kamarnya. Tampaknya dia masih menunggu sang tuan pulang.

Setelah menanyakan dan melayani apa yang dibutuhkan tuannya, Alfian segera menyuruhnya tidur. Alfian sudah mandi, tapi dia tidak langsung tidur. Ia ingin menyambangi Aliyah di kamarnya, dan mencoba ingin mendekatinya.

Pintu kamar tidak terkunci, dan dengan mudah Alfian masuk. Ia melihat Aliyah tidur tertelentang, dan tampak pulas. Alfian mendekat, dan memegangi tangannya. Narita bukan tak tahu, tapi dia pura-pura tidur. Ia bahkan meletakkan posisi tidur yang disengaja membuat Alfian harus membuka matanya lebar-lebar.

Alfian mengangkat tangan itu dan menciumnya. Tapi tiba-tiba Alfi berteriak.

***

Besok lagi ya.

57 comments:

  1. Replies
    1. Owalah....... enggal dhangan, budhe.

      اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقْمًا

      *Allahumma rabban-nas 'adzhibil-ba'sa, isyfi antasy-syafi la syifa'a illa syifa uka syifa'a al la yughadiru saqama*

      Sahabat-2 mohon dorongan doa untuk bu Tien Kumalasari, semoga Allah mengangkat rasa sakitnya dan menyembuhkan sesembuh-sembuhnya tanpa meninggalkan penyakit lainnya. Aamiiin.

      Alhamdulillah walau kepala, sdh nyut-2an dan tensi naik, Bunda selesai juga menulusnya walau agak kemalangan......

      Delete
    2. Pa Arifin Mojokerto juara 1, selamat.

      Delete
    3. # menulisnya.... Walau agak kemalaman.... 🙏🙏🙏

      Delete
    4. Selamat utk pak Arifin jd juaranya..

      Jaga gawangnya pas ya pak.. 👍👍👍

      Delete
  2. Alhamdulillah....horeee...🥰🥰

    ReplyDelete
  3. Maturnuwun sanget Bu Tien...
    🙏🙏

    ReplyDelete
  4. Mbaaaak Tien... Sehat2 njiih
    Matur Nuwun ... akhirnya tayang jg
    Salam kangen dr Sub 😘❤️

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah CINTAKU BUKAN EMPEDU~33 sudah hadir, terimakasih semoga tetap sehat bu Tien..🙏

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah Maturnuwun.sampun sehat Bunda.smg tetap selalu sehat wal afiat .Aamiin yaa Robb

    ReplyDelete
  7. Alhamdulilah
    Terimakasih bunda Tien
    Semoga bunda Tien selalu sehat wal'afiat aamiin

    ReplyDelete
  8. Alhamdulilah ...sdh hadir CBE..suwun bunda Tien

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah matur nuwun sampun tayang, bunda Tien sampyn saras

    ReplyDelete
  10. Waduuh...tanggal merah tetep tayang juga...terima kasih banyak, ibu...sehat selalu ya...🙏😘😘

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah, maturnuwun, sehat wal afiat dan bahagia selalu bunda Tien . .

    ReplyDelete
  12. Yes..semoga Alfi segera tahu kalau itu Narita.....

    ReplyDelete
  13. Matur nuwun mbakyu Tienkumalasari sayang, gerah² kok masih sempet nulis loh, cepet sembuh ya, wassalam dari Gn3, Tanggamus, Lmpng

    ReplyDelete
  14. Semoga penyamaran Narita terungkap setelah Alfian melihat tangannya

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah akhirnya terbongkar siapa dia ...terima kasih mbak Tien, sangar mengasyikan untuk di baca, kutunggu lanjutan nya, maturnuwun

    ReplyDelete
  16. Semoga ibu tien kumalasari segera diberikan kesembuhan yg tidak menyisakan sakit & senantiasa dalam lindungan Allah SWT .... Aamiin yra

    ReplyDelete
  17. Jangan2 tangan Narita bau 🐑 trm ksh bu Tien...smg selalu sehat bu Tien..

    ReplyDelete
  18. MasyaAllah... Aduhai sekali semangat bu Tien... Lekas sehat kembali ibu...

    ReplyDelete
  19. Alhamdulilah cbe sdh tayang terima kasih bu tien .... semoga bu tien segera sehat dan dapat beraktifitas seperti semula serta selalu dalam lindungan Allah SWT ..aamiin

    ReplyDelete
  20. Matur nuwun mbak Tien-ku, CBE sudah tayang.

    ReplyDelete
  21. Mungkin Alfian melihat tangan Narita yang tidak ada tanda lahirnya. Apakah segera terkuak penyamarannya?
    Salam sukses mbak Tien yang ADUHAI, semoga selalu sehat, aamiin.

    ReplyDelete
  22. Yaa Allah Bunda Tien, sedang sakit menyempatkan menulis juga..
    Terima kasih Bunda.. semoga lekas sembuh dan sehat kembali.
    Aamiin

    ReplyDelete
  23. Terimakasih bunda Tien, Narita ketahuan karena Alfi sudah tahu perbedaan si kembar.

    ReplyDelete
  24. Cepat sembuh bunda Tien, salam sehat selalu dan aduhai..

    ReplyDelete
  25. Mungkinkah ketahuan tanda lahirnya di tangan ya bunda,?
    Salam.sehat dan aduhai dari mBantul

    ReplyDelete
  26. Alfian tidak melihat tanda lahir di tangan 'Aliyah'?

    ReplyDelete
  27. Nah lo ..... Ketahuan deh bahwa yang lagi tidur sebenarnya bukan Aliyah .... Karena tanda lahir itu tidak ada .......

    Terbongkar penyamaran Narita ....

    Masalahnya bagaimana mencari Aliyah yang asli .....

    Oh iya, dia pasti bawa ponsel yang pernah dibelikan ....biar Farah yang menelponnya ....

    Apakah demikian ?

    Akan diapakan Narita setelah terbongkar penyamarannya ......

    Bagaimana mas Pinto ...yang mengira Aliyah sudah melupakannya .....

    Bagaimana bu Siti yang sudah terkadung sayang kepada Aliyah

    Kalau pak RT sih sudah diembargo bu RT ....tinggal tunggu waktu ......

    Eh iya .. . menantu bu Siti bikin ulah ngga ya ......

    Cerita semakin seru ....
    Kita tunggu episode selanjutnya.......

    Semoga ibu Tien Kumalasari segera sehat dan pulih seperti sediakala ....

    Salam sehat .....
    Salam aduhai .....🙏

    ReplyDelete
  28. Bagi para pecinta karya ibu Tien Kumalasari yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya.
    Apakah ingin berjumpa dengan idola kita ?

    Paguyuban yang bernaung dibawah wa grup PCTK (Penggemar Cerbung Tien Kumalasari ) wilayah Jabodetabek, akan mengadakan acara jumpa fans dengan idola kita.

    Pada tanggal 9 s/d 11 Juni 2023, bertempat di Wisma Kinasih - Depok.

    Bagi yang berminat menghadiri acara tersebut, dapat menghubungi Kakek Habi
    ( PCTK Pusat )
    0851.0177.6038
    atau
    Bp. Hardjoni Harun (Ka.Panitya JF PCTK Jabodetabek ) 0821.2236.6880.

    Catatan :
    *syarat dan ketentuan berlaku

    Ayo meriahkan acara tersebut, dari kita untuk kita.

    Kapan lagi kita jumpa dengan idola kita ?
    Sekarang saatnya ....
    Daftarkan segera diri anda ....

    Dengan thema :
    Semua untuk satu dan Satu untuk semua.

    Serta dengan misi :
    Seduluran saklawase
    ( Persaudaraan selamanya )

    ReplyDelete
  29. Terimakasih Bu Tien. Kabarnya sedang sakit semoga cepat sehat kembali. Aamiin YRA 🤲🤲

    ReplyDelete
  30. Alhamdulillah
    Moga bunda Tien kmbli pulih sehat njih

    Itulah perjuangan bu Tien buat menyenangkan hati pembacanya

    Di bela2in sambil tiduran dlm menulisnya

    Inspirasi dan semangat bu Tien ttp luar biasa

    Salam sehat selalu doaku
    Dan ttp ADUHAI

    ReplyDelete
  31. Semoga Allah cpt mengangkat penyakut bynda Tien dan sht pulih kembali seperti sediakala..aamiin yra..terima ksih bunda Tien cbe33 nya ..nah loh sbntr lgi kebohongan narita akan terbongkar..krn dilht dri tanda diketiaknya..yg tahu perbedaan antara arita dan aliyah adalah alfian .sln seroja dri skbmi bunda🙏🙏😘🌹

    ReplyDelete
  32. Ngk sabar nunggu niih kebohongan Narita... matur nuwun bunda Tien, sehat2 selalu

    ReplyDelete
  33. Akhirnya
    Teriakan itu bikin heboh;
    Karantina!!, jangan sampai lepas.
    Kan covid sudah mereda tuan, kita sudah boleh jalan jalan.
    Mudik kemaren juga sudah kembali seperti dulu, jalur mudik sudah disediakan pilihan.
    Semua kena murka juragan muda, Farah pun baru nyadar kalau itu memang Narita, ulahnya memang lebih dan beda dari biasanya.
    Kirman mutêr mutêr mencari dimana Aliyah berada, kata tuanya dia cari kerja buat makan melanjutkan hidup dari jerih payah keringat sendiri.
    Itu klu yang disampaikan, untuk Kirman.
    Kirman harus blusukan, nanya nanya adakah nama pembantu dirumah ini bernama Aliyah.
    Toh andaikan Aliyah tahu kalau Narita kena tahanan rumah di rumah besar tuan Alfian; Aliyah pasti memohon agar ada pembebasan bersyarat, walau bagaimanapun dia saudara kembarnya.
    Narita satu satunya keluarganya yang tersisa; walaupun sudah baliknama, kan ada kebijakan baliknama nggak perlu biaya, yang penting kesadaran bayar pajak gitu kata orang-orang eksekutif.
    ADUHAI

    Terimakasih Bu Tien
    Cintaku bukan empedu yang ke tiga puluh tiga sudah tayang.
    Sehat sehat ya Bu
    Sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta
    🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf pa Nanang... Balik nama utk apa yaa?? Sy jd kepo nih hehe...

      Delete
    2. Lha aslinya Afifah,
      diganti Narita itu kalau perempuan, mungkin kalau pria namanya Naruto 😀

      Delete
  34. Alhamdulillah...
    CBE 33 tayang..
    Bu Tien diparingi sehat...

    ReplyDelete
  35. Alhamdulillah, matur nuwun bu Tien
    Tambah sehat wal'afiat ya 🤗🥰

    Aduhaaaaai ,,,senang rasanya kl Alfian tahu ,,,,kl itu bukan aliyah ,,,buat rahasia nih ,,,,👍👍👍😍

    ReplyDelete
  36. Alhamdulilah..
    Tks banyak bunda Tien..
    Salam Aduhai ..
    Semoga sehat selalu ya bun.. 🙏🙏

    ReplyDelete
  37. Waaaah... knp ya Alfian berteriak saat mencium tangan Aliyah palsu??
    Apkh sdh tau klo dia bukan Aliyah asli??
    Tambah penasaran deh bun.....
    bsk pasti ceritanya lbh seruu..
    Tks banyak bunda ... 🙏🌹🥰

    ReplyDelete
  38. 🌺🍃🌺🍃🌺🍃🌺🍃
    Alhamdulillah CBE 33
    sudah hadir. Padahal
    Bu Tien kurang sehat.
    Matur nuwun nggih..
    Kembali sehat & tetap
    smangats berkarya.
    Salam Aduhai 🦋⚘
    🌺🍃🌺🍃🌺🍃🌺🍃

    ReplyDelete
  39. Wah alamat Narita bakal ketahuan nih ada tanda lahir di tangannya ,rasain pasti di hukum sama Alfi.

    ReplyDelete
  40. Alhamdulillah, matursuwun bu Tien. salam sehat sejahtera selalu

    ReplyDelete
  41. Alhamdulillah
    Terima kasih bu Tien.

    ReplyDelete

KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH 10

  KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH  10 (Tien Kumalasari)   Wahyuni masih termangu di depan toko, sampai mobil yang dikemudikan laki-laki tampan ...