SEBUAH JANJI 16
(Tien Kumalasari)
Jalanan begitu ramai saat itu. Lalu lintas begitu
padat sehingga taksi yang ditumpangi Yanti hanya bisa merayap. Karena takut
kesiangan, Yanti meminta sang pengemudi taksi untuk berbelok arah, menuju
pasar. Ia harus lebih dulu berbelanja, barulah kemudian menemui Samadi.
Minar yang mengikuti heran, karena taksi yang
ditumpangi Yanti tidak mengarah ke rumahnya. Ia menepikan mobilnya, dan
menelpon suaminya. Kalau suaminya pergi, berarti mereka kencan di suatu tempat.
Padahal tadi pagi sang suami masih sesambat tubuhnya sakit semua.
“Hallo,” sapa Samadi dari seberang, dan kelihatan
sangat malas.
“Mas ada di mana?” tanya Minar.
“Apa maksudmu? Badanku sakit semua, dan kamu masih
bertanya aku di mana? Lagi pula kamu bawa mobilku bukan?”
“Ya sudah, aku cuma bertanya. Aku lagi dijalan, mau
membelikan makan untuk Mas, jadi aku bertanya dulu.”
“Tidak usah membelikan apa-apa. Bukankah tadi pagi
kamu sudah menyiapkan makanan untuk makan siangku?”
“Iya sih, barangkali Mas ingin yang lebih fresh, bukan
makanan pagi tadi.”
“Tidak mau. Sudah, aku mau tidur saja, kamu malah
mengganggu,” kata Samadi kesal.
“Aku kan menunjukkan bahwa aku sangat perhatian sama
Mas?”
“Aku lagi menahan sakit, sudah … jangan ngomong lagi,”
kesal Samadi.
“Jadi nggak mau nih, dikirim makanan?”
“Nggak itu ya enggak. Makan saja sendiri, daripada aku
nggak mau memakannya nanti.”
“Ya sudah, kalau begitu.”
Minar merasa sedikit lega, ternyata Yanti tidak pergi
ke rumahnya untuk menemui suaminya.
“Iya juga sih, berani datang ke rumahku, apa mencari mati?"
Lalu Minar membawa mobilnya kembali ke warung.
“Mengapa ya, aku kok selalu sja merasa curiga atas
kedua orang itu. Benarkah kata Ari bahwa aku terlalu berlebihan? Hm, bisa saja
Ari ngomong begitu, dia kan belum tahu seperti apa mas Samadi itu sebenarnya,”
gumamnya terus sambil membawa mobilnya.
***
Yanti yang sudah selesai berbelanja, sedang menunggu
taksi yang dipanggilnya, ketika ponselnya berdering.
“Yanti?” suara Samadi dari seberang.
“Ya Pak?”
“Jangan ke rumahku, kamu ada di mana?”
“Masih di pasar. Aku berdalih ingin belanja, supaya
bisa menemui Bapak.”
“Jangan di rumahku, aku khawatir Minar tiba-tiba
pulang.”
“Memangnya dia bilang mau pulang? Biasanya tidak
pernah pulang siang kan?”
“Tapi kan dia tahu bahwa aku lagi sakit. Tadi dia
sudah menelpon untuk membawakan aku makanan. Biarpun aku sudah menolaknya, tapi
aku khawatir dia nekat pulang.”
“Sebenarnya Bapak mau ngomong apa sih? Aku sudah
memarahi Sekar, aku sedang mencari cara supaya dia mau menuruti kata-kataku.”
“Tidak. Aku urung menginginkan dia.”
“Lalu bagaimana?”
“Bayar hutang kamu, atau kamu menjadi simpananku.”
Yanti sudah menduga, bahwa kata-kata itulah yang akan
dikeluarkan Samadi. Dia masih berpikir.
“Mengapa diam? Kembalikan uang aku, berikut bunga yang
tertunggak, atau kamu turuti kata-kataku. Badanku masih sakit semua ini.”
“Sebenarnya apa yang terjadi? Sekar melawan, dan Mas
tidak berdaya? Rasanya aku tidak percaya.”
“Bukan Sekar pelakunya.”
“Bukan? Tapi dia datang sendirian.”
“Menurutmu? Ternyata dia membawa teman. Seorang
laki-laki tinggi besar. Merusak pintu rumah yang aku sewa, lalu menghajarku sampai
babak belur.”
“Ya ampuun. Siapa dia? Mungkin tetangga di sekitar
rumah situ yang mendengar sesuatu yang mencurigakan.”
“Tidak, tampaknya dia mengenal Sekar. Aku kira dia
pacarnya.”
“Apa Sekar punya pacar?”
“Tanya saja anak tirimu itu. Dia mati-matian membela
Sekar. Aku tidak mau berurusan dengan manusia kasar macam dia.”
“Siapa ya?”
“Sudahlah, jangan banyak berpikir. Ada dua tawaranku,
kamu boleh memilih salah satu. Kalau sudah kamu dapatkan uangnya, atau kamu
bersedia melakukannya, hubungi aku. Waktumu hanya tiga hari.”
“Apa? Tiga hari?”
“Tiga hari itu cukup. Aku tak bisa lama-lama menunggu.”
Lalu sambungan itu terputus. Yanti terpaku di
tempatnya. Sesungguhnya dia tidak begitu menyukai Samadi. Dia bermanis-manis
dihadapannya, hanya karena agar Samadi tidak menekannya dalam hutang piutang
itu. Ia senang Samadi tak memaksanya membayar bunga. Tapi kali ini dia serius,
bukan hanya bunganya, dia juga minta pokoknya dikembalikan.
***
“Dari mana kamu?” tanya Ari karena Minar pergi
tergesa-gesa, tanpa pamit pula.
“Mengekor perginya Yanti.”
“Apa maksudmu?”
“Aku tuh, sungguh tetap merasa curiga sama mereka.”
“Mereka siapa?”
“Yanti sama suamiku lah, siapa lagi?”
“Ya ampun, Minar.”
“Kamu jangan menyalahkan aku, aku merasa melihat
gelagat yang tidak baik diantara mereka. Terkadang bicara berbisik-bisik dan
senyum-senyum begitu.”
Ari justru tertawa.
“Kok tertawa sih? Aku serius nih.”
“Kalau kamu belum menemukan buktinya, jangan
menuduhnya."
“Aku sedang mau mencari buktinya.”
“Baiklah, tenangkan dulu pikiran kamu. Ingat bahwa
kita bersahabat. Jangan sampai persahabatan kita retak karena kecurigaan yang
tidak beralasan.
“Coba saja ya, pasti aku akan menemukan buktinya.
Sekarang ini dia jarang pulang bersama kamu kan? Ada-ada alasannya.”
“Lalu kamu mengira dia berkencan sama suami kamu?”
“Mungkin saja.”
Pembicaraan itu terhenti karena Yanti sudah kembali
dan langsung masuk ke dapur, untuk menyerahkan barang belanjaannya.
“Tuh, jangan ngomel lagi. Yang diomongin sudah datang,”
Ari mengingatkan.
***
Sekar sedang menghitung uang pembayaran sepeda
motornya, ketika ponsel bibik berdering.
“Dari Barno,” katanya sambil mengangkat ponselnya.
“Simbok ?” sapa Barno dari seberang.
“Ya No, ada apa?”
“Ada berita apa di rumah situ Mbok?”
“Ceritanya panjang, kalau ketemu saja cerita.”
“Apa non Sekar jadi menjual sepeda motornya?”
“Sepertinya jadi No, tuh, non Sekar sedang menghitung
uangnya, dan sepeda motornya sudah dibawa temannya baru saja.”
“Sayang sekali ya Mbok, menyesal kita tidak bisa
membantunya.”
“Ya tidak bisa No, kita saja bisa punya uang kalau
diberi oleh mereka. Saat mereka butuh juga hanya bisa ikut prihatin.”
“Kebetulan aku mau ketemu dosen lagi, nanti aku
mampir, sepeda motornya aku tinggal di situ, biar dipakai non Sekar.”
“Iya, terserah kamu saja. Kan kemarin kamu sudah
bilang sama Non Sekar?”
Setelah Barno menutup pembicaraan itu, bibik segera
mendekati Sekar.
“Non, Barno tadi menelpon.”
“Ya Bik, ada apa?”
“Nanti Barno mau kemari, sepeda motornya mau ditinggal
di sini saja.”
“Eh, jangan Bik. Biarkan saja, aku bisa naik ojol
kalau berangkat kerja.”
“Biarkan saja Non, dia sudah jarang mempergunakannya.”
“Barno tuh. Ya sudah, bagaimana nanti saja. Oh ya Bik, tolong nitip uangku ini ya.”
“Lhoh, kok dititipin ke bibik sih Non? Uang segitu
banyak?”
“Aku kira lebih aman dibawa Bibik. Aku tidak perlu
mengatakan apa sebabnya, tapi lebih baik bibik yang membawanya. Tolonglah Bik.”
Bibik mengerti apa maksud non cantiknya. Ia menerima
amplop coklat besar berisi uang itu, dengan wajah prihatin.
“Semoga bapak tidak apa-apa, dan tidak perlu dibawa ke
rumah sakit ya Non.”
“Iya Bik, tapi sejak semalam bapak makan hanya
sedikit, dan lebih banyak tidur.”
“Barangkali lebih baik begitu Non, supaya banyak
istirahatnya, tidak memikirkan yang berat-berat.
Sekar mengangguk sedih.
***
Siang itu Barno benar-benar datang, dan bermaksud meninggalkan
sepeda motornya.
“Barno, mengapa kamu nekat? Aku kan bisa naik ojol,
dan itu tidak mahal.”
“Daripada naik ojol kan harus bayar Non, lebih baik
naik yang gratisan ini saja, memang sepeda butut, tapi masih bagus kok
mesinnya. Saya selalu merawatnya dengan baik.”
“Tapi kan kamu jadi tidak bisa mempergunakannya,
padahal kamu masih memerlukannya?”
“Saya sudah tidak perlu bolak balik ke kampus. Skripsi
saya sudah selesai, tinggal ujian. Jadi tidak begitu memerlukan sepeda motor
ini lagi. Mohon Non jangan menolaknya ya.”
“Kalau begitu aku antarkan kamu pulang, lalu baru aku
bawa sepeda motor ini.”
Barno tertawa.
“Mana ada aturan begitu? Saya bisa naik ojol Non,
sudah jangan dipikirkan. Saya mau segera pamit saja. Saya senang Non baik-baik
saja. Tadi simbok sudah menceritakan semuanya. Kalau ada apa-apa, suruh simbok
menelpon saya ya Non.”
Sekar menatap wajah ganteng berpenampilan sederhana
itu lekat-lekat. Entah mengapa ada debar aneh di dadanya. Ia mencoba tersenyum
sebagai ucapan terima kasih. Barno mengangguk, mengatupkan kedua belah telapak
tangannya sambil mundur, takut non cantik mendengar debur jantungnya yang
menghentak-hentak.
***
Sore itu Yanti pulang bersama Ari. Tapi Yanti lebih
banyak diam. Ia sedang memikirkan cara mencari uang agar tidak usah berhubungan
lagi dengan Samadi. Ari sebentar-sebentar menoleh kearah samping, karena sikap
sahabatnya berbeda dari hari-hari biasa.
“Yanti.”
“Ya.”
“Kok kamu dari tadi diam saja?”
“Lagi bingung aku Ar.”
“Bingung kenapa?”
“Aku sebenarnya … mmm … bisakah kamu menolong aku?”
“Pastilah aku akan menolong kamu, kalau aku bisa melakukannya.”
“Pinjamin aku uang dong.”
“Pinjamin uang? Banyak kah?”
“Limapuluh juta.”
“Limapuluh juta? Banyak banget?”
“Kamu kan tahu, aku ikutan bisnis warung itu, sebagian
besar uangnya kan dari pinjam pak Samadi?”
“Oh iya, aku dengar itu dari Minar.”
“Sekarang pak Samadi menagihnya.”
“Lhoh, apa tidak bisa dicicil ?”
“Dia minta semuanya, berikut bunganya. Maukah
menolongku?”
Ari terdiam.
“Maukah?”
“Maaf Yanti. Aku tuh tidak punya uang sebanyak itu.
Aku dan suami sepakat untuk mengelola uang yang kami miliki dengan
sebaik-baiknya, sehingga kalau aku harus mengeluarkan uang, suami aku harus
tahu. Dan sebenarnya kami tidak punya uang berlebih.”
Yanti terdiam. Benar atau tidak apa yang dikatakan
Ari, yang jelas dia tidak akan mendapatkan pinjaman darinya. Mungkin Ari hanya
beralasan. Entahlah.
“Maaf ya Yanti. Tapi kalau menurut aku, lebih baik
kamu bicara dengan pak Samadi secara baik, minta waktu lagi. Siapa tahu warung
kita akan semakin maju, dan pendapatan kamu bisa dipergunakan untuk
mengembalikannya.”
Yanti terdiam. Ari tentu saja tidak tahu, bahwa Samadi
sebenarnya hanya ingin memaksanya. Ia tahu Samadi sudah lama tertarik pada
dirinya, dan hutang itu dipergunakannya untuk memaksanya.
“Bukankah begitu lebih baik, Yanti?” kata Ari lagi, ketika
melihat Yanti hanya terdiam.
“Baiklah, aku akan mencobanya.”
***
Begitu sampai di rumah, Yanti langsung memasuki kamar
Sekar. Karena kamar itu kosong, ia mencarinya ke dapur.
“Bik, mana Sekar?”
“Ada di kamar bapak, barangkali Bu, sejak tadi siang
non ada di sana.”
Yanti melangkah ke arah kamar, membuka pintu kamar dengan
kasar. Dilihatnya Sekar duduk di tepi pembaringan, sambil memijit kaki ayahnya.
“Sekar!”
Sekar sudah sejak tadi menatap ibu tirinya, yang
berdiri ditengah pintu.
“Sini!” kata Yanti sambil melambaikan tangannya.
Tak ingin terjadi kegaduhan lagi, Sekar mengikuti.
Dilihatnya ayahnya masih memejamkan mata. Tertidur, atau entahlah. Yang jelas
Sekar tidak ingin ibu tirinya berteriak di kamar itu.
Yanti melangkah keluar, Sekar mengikutinya, tapi
kemudian Sekar mendahului pergi ke arah dapur, agar ayahnya tak terusik oleh
suara ibu tirinya yang selalu keras.
“Ada apa Bu?”
“Siapa laki-laki yang membantu kamu, menghajar pak
Samadi kemarin?” hardiknya.
“Teman saya.”
“Jadi kamu datang ke sana membawa teman?”
“Masalah buat Ibu?” kata Sekar kesal. Tapi ia tak mau
mengatakan bahwa laki-laki itu Barno.
“Apa katamu? Kamu menentang? Kamu berani sama ibumu
ini?”
“Ibu marah tidak beralasan. Kelakuan laki-laki itu
tidak benar, dan pantas dihajar.”
“Kamu benar-benar kurangajar. Tak tahu membalas budi!”
“Kurangkah apa yang aku lakukan untuk Ibu? Ibu
memintaku berhenti kuliah, aku berhenti. Menyuruhku bekerja, aku mencari
pekerjaan. Menyuruhku membayar gajinya bibik, aku lakukan. Tapi menyuruhku
melayani laki-laki tua yang sama sekali belum pernah aku kenal. Dan melihat kelakuannya
juga seperti bukan orang baik-baik, maaf Bu, Sekar tidak mau.”
“Dia itu kaya! Bodoh!”
“Sekar tidak tertarik dengan kekayaan yang dimiliki
laki-laki tak bermoral seperti dia.”
“Kamu benar-benar menantang aku Sekar!”
“Maaf Bu, saya harus melakukannya. Karena itu tidak
pantas.”
Sebuah tamparan mendarat di pipi Sekar.
Plaakkk!
Jeritan kecil terdengar, karena Sekar kesakitan. Tak
tahan mendengar semuanya, bibik yang tadinya berada di dalam kamar segera
keluar.
“Sabar Bu, saya mohon.”
“Apa kamu?! Kamu hanya pembantu, jangan ikut campur.”
“Benar, saya hanya pembantu, tapi Ibu sudah keterlaluan
dengan menyakiti non Sekar. Dia sudah cukup berbakti pada Ibu.”
“Omong kosong kamu Bik. Pergi sana dan jangan ikut
campur!” katanya sambil mendorong tubuh bibik supaya pergi menjauh.
Lalu sekali lagi Yanti mengayunkan tangannya untuk
menampar anak tirinya. Tapi tiba-tiba sebuah cengkeraman menyakiti lengannya.
“Jangan sakiti anakku!!” katanya terengah-engah.
“Bapak.”
Sekar memburu ke arah ayahnya yang tampak
terhuyung-huyung, sambil sebelah tangannya memegangi dadanya.
“Bapak, ayo kembali ke kamar ya, Sekar tidak apa-apa,”
kata Sekar sambil memapah ayahnya. Bibik yang melihat bahwa majikannya tampak
lemas, ikut mendekat dan membantu memapahnya.
Tapi tubuh kurus itu terkulai, lalu terdengarlah raung
yang menyayat.
“Bapaaaak.”
***
Besok lagi ya.
Yes
ReplyDeleteSelamat jeng Iin Maimun si kecil mungil sing mblayune buanter
DeleteAlhamdulillah eSJe_16 sdh tayang. Matur nuwun bu Tien, salam sehat njaba-njero lan tetep ADUHAI......
Mas Kakek mBandung.
Mbk Iin....jian larinya kenceng banget,juara1
DeleteAlhamdulillah sdh tayang
ReplyDeleteSelamat mbak I'in juara 1
DeleteMatur nuwun mbak Tien-ku Sebuah Janji telah tayang.
ReplyDeleteKalau pak Winarno meninggal, Sekar dapat segera pergi dari rumah itu. Harta dikuasai Yanti untuk kesenangannya.
DeleteSalam sehat mbak Tien yang selalu ADUHAI.
Betull
DeleteAlhamdulillah, matur nuwun bunda Tien ..
ReplyDeleteTerima kasih Bunda Tien K
ReplyDeleteAlhamdulillah sdh tayang
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteYang ditunggu tunggu telah datang
Matur nuwun bu Tien
Semoga selalu sehat dan tetap semangat
Tks bunda Tien...
ReplyDeleteAlhamdulilah..yg ditunggu sdh tayang..
DeleteTerimakasih bunda Tien..
Semoga sehat dan berbahagia selalu..
Selamat malam dan selamat beristirahat ya bunda..
Salam aduhai dari Sukabumi..
Alhamdulillah..
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien.. Semoga sehat selalu..
alhamdulillah
ReplyDeleteLuar biasa...
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien....
Alhamdulillah SEBUAH JANJI 16 telah tayang, terima kasih bu Tien salam sehat n bahagia selalu bersama keluarga. Aamiin.
ReplyDeleteUR.T411653L
Alhamdulilah, terima kasih bu tien.... salam sehat
ReplyDeleteAlhamdulillah, matursuwun bu Tien. Salam sehat selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteSyukron nggih Mbak Tien 🌷🌷🌷🌷🌷
Alhamdulillah terima kasih yaa Allah, maturnuwun bu tien, semoga sehat selalu, aamiin.
ReplyDeleteTerima ksih bundaqu SJ nya.. Semogabunda sll sht walafiat.. Slmtmlm dan slmt beristrhat🙏🥰🌹
ReplyDeleteAlhamdulillah.. SJ16 sudah hadir untuk dinikmati, terimakasih bunda Tien, salam sehat dan semangat..
ReplyDeleteAlhamdulillah.
ReplyDeleteAlhamdulillah..trima kasih bu Tien..🙏🙏🙏😭😭😭.
ReplyDeleteAlhamdulillah, suwun Bu Tien...
ReplyDeleteSalam sehat selalu...😊🙏
Alhamdulillah .....
ReplyDeleteYg ditunggu2 sdh muncul.
Matur nuwun bu Tien ...
Semoga sehat selalu....
Matur nuwun bunda Tien...🙏
ReplyDeleteMakasih mba Tien.
ReplyDeleteSalam sehat selalu. Aduhai
Alhamdulillah SEBUAH JANJI~16 sudah hadir.. maturnuwun & salam sehat kagem bu Tien 🙏
ReplyDeleteMatur nuwun, bu Tien
ReplyDeleteMasalah rupanya, bagi tante Yanti tuh kejengkelan dan luapan emosi,. Plak plok wuih kalau makanan lha warêg, ini sudah makan dhuwit paké mukul, itu anak mau dijual lagi, ih heran aku, terus bingung berbulan bulan nggak ada perkembangan, mana; belum bisa dikatakan jalan, itu usaha patungan, nggak ada dhuwit lah.
ReplyDeleteItu usaha cuma jalan ditempat, apalagi ada masalah; waduh layu sebelum berkembang nich.
Hayo bilang lagi anak-anak telepon koin.
Nanggung lah; usaha patungan dari awal lagi, kebanyakan prosedur, untung nggak nongol nongol, mending nggo modal idêr jamu; jalan sendiri malah lebih wajar dan kerasa untungnya, dari pada sok tahu; dasarnya ikut ikutan, paling mereka cuma pinter melintir uang doang tuh, buat nambah uang saku, tuh kan mulai ada pemaksaan, pemutusan sepihak, pusing lho.
Ari ngebocorin soal uang ke Minar, dasar Minar juga cemburu, nah dikejar tuh Samad maksudnya, dan nyatakan; banyak ruang mereka berdua..
Iya donk kan satu area, nggak kaya biasanya diluar area, ngilang.
Sayang Winarno nggak tegaan, ngelepas Yanti.
Dan berusaha menstabilkan politik dalam negeri.
Terimakasih Bu Tien,
Sebuah janji yang ke enam belas sudah tayang, sehat-sehat selalu doaku, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta
🙏
Alhamdulillah... Terima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu.
ReplyDeleteAlhamdulillah ..... terimakasih bu tien
ReplyDeleteSemoga bu tien sehat2 selalu
Terima kasih bun.
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien 🙏
ReplyDeleteBerita duka :
ReplyDeleteInnalillahi wainnailaihi roji'uun.
Telah berpulang ke Rahmatullah *Almarhumah R. Ay. Sri Agustin Merdikawati binti Wiryatno Raharjo* (almh adik kandung ibu Tien Kumalasari)
Hari ini Kamis 01 September 2022 di SOLO.
Teriring doa : Allohummaghfirlaha warhamha wa'aafihi wa'fu'aanha wa'akriim nuzulaha wawasie madkhalaha.
Semoga diampuni dosanya, diterima amal baik dan ibadahnya dan dilapangkan kuburnya serta ditempatkan di syurga Allah SWT. Bagi keluarga besar yang ditinggalkan diberikan ketabahan, kesabaran dan ikhlah menerimanya.
AL FATIHAH.
Atas nama keluarga besar WAG PCTK.
Aamiin aamiin yra.🙏🙏🙏
Deletenderek belosungkowo .Aamiin yaa Robb
ReplyDeleteInnalillahi wainna ilaihi rojiun...
ReplyDeleteTurut berdukacita yg sedalam dalamnya atas meninggalnya ibu R. Ay. Sri Agustin Merdekowati ( adiknya bunda Tien Kumalasari ). Semoga almarhumah diampuni semua dosanya, dilapangkan kuburnya dan husnul khotimah.
Keluarga yg ditinggalkan diberi kesabaran dan keikhlasan. Aamiin
Innalillahi wainnailaihi roji'un
ReplyDeleteTurut berduka cita atas wafatnya Ibu R,Ay. Sri Agustin Merdekowati(adik ibu Tien K)semoga Almarhumah diterima amal ibadahnya, di ampuni segala kekhilafannya dan mendapat tempat yg terbaik disisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Dan yg ditinggalkannya diberikan ketabahan dan keikhlasan.
Aamiin Yaa Robbal' Aalamiin🤲
Nderek belosungkowo ibu Tien
ReplyDeleteNgaturaken belosungkowo ibu Tien
ReplyDeleteInnalilahi waiinaa ilaihi rojiun...
ReplyDeleteTurut berduka bunda Tien..
Semoga Almh husnul khotimah dan keluarga yg ditinggalkan diberi kekuatan dan keikhlasannya.. Aamiin..
Innalillahi wa inna illaihi raji'un.
ReplyDeleteIkut berduka atas wafatnya ibu R.Ay Sri Agustin Merdekowati.....adinda Ibu Tien Kumalasari
Semoga diampuni semua dosa2nya dan diterima semua amal ibadahnya.
Dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan.... Aamiin yra
Alfatehah 🤲🤲🤲
Innalilahi waiinaa ilaihi rajiun...
ReplyDeleteTurut berdukacita atas wafatnya Ibu R. Ay. Sri Agustin Merdikawati (adik Bu Tien Kumalasari)
Semoga Almarhumah husnul khotimah dan keluarga yg ditinggalkan diberi kekuatan dan keikhlasan.. Aamiin yRa..🤲
Innalillahi waainna illaihi raji'un
ReplyDeleteNderek belasungkawa awit sedanipun rayi dalem ibu Tien Kumalasari,
Mugi2 almarhumah seda kanthi Husnul khatimah.
Nderek bela sungkawa...
ReplyDeleteIkut berduka cita semoga almarhumah diterima di sisi Allah, keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan serta keikhlasan
ReplyDeleteInnalillahi wainnailaihi rojiun , ikut berduka cita atas meninggalnya ibu R.Ay . Sri Agustin Merdekawati ( adik bunda Tien Kumalasari ) semoga diterima amal ibadahnya diampuni dosanya kelg tabah dan ikhlad , Aamiin YRA ...🙏🙏
ReplyDeleteInnalilahi wainnailaihi rojiun.. Tirutberduka cita atas meninggalnya adiknya bunda Tien Kymalasari.. Smg alm diterima iman islamnya. Amalibadahnya dan ditempat disisi Allah swt.. Dankel yg ditinggalkan diberi kesabaran.. Aamiinyra. 🙏🙏
ReplyDeleteNdherek belo sungkowo awit sedanipun adik bu Tien
ReplyDeleteInnalillahi wainnailaihi rojiun, turut berduka cita atas meninggalnya adik bu Tien, R.Ay. Sri Agustin Merdekawati, semoga diampuni dosanya, diterima amal ibadahnya.
ReplyDeleteInnalillahi wainnailaihi roo'jiuun
ReplyDeleteTurut berdukacita atas meninggalnya adik tercinta dari Bu Tien, semoga Almarhumah diampuni semua kesalahannya dilapangkan kuburnya dan diterima seluruh amal ibadahnya....Aamiin
Ikut berduka cita
ReplyDeleteInnalillahi wainnailaihi rojiun, turut berduka cita atas meninggalnya adik bu Tien, R.Ay. Sri Agustin Merdekawati, semoga almarhumah mendapatkan tempat yang mulia disisi Allah SWT. Aamiin ya rabbal'aalamiin
ReplyDeleteIkut berduka cita ,
ReplyDeletedari Neni Tegal.
Esje malam ini libur. Padahal pemakaman masih besok pagi.
ReplyDeleteInnālillahi wainnā ilaihi rāji'ūn
ReplyDeleteAllāhumaghfirlahā warhamhā wa'afihā wa'fu'anhā
Turut berdukacita atas berpulangnya Ibu R. Ay. Sri Agustin Merdikawati binti Wiryatno Raharjo (adik kandung ibu Tien Kumalasari). Semoga almarhumah mendapatkan tempat termpat terbaik di sisi Allah SWT, diampuni segala dosanya, dan semoga keluarga yg ditinggalkan senantiasa diberikan keikhlasan, kekuatan, serta kesabaran. Amin.
ReplyDeleteNderek bela sungkawa, al fatihah
ReplyDeleteNderek belosungkowo bu Tien..awit sedanipun ingkang rayi..mugi sedoyo keluarga ikhlas ugi dipun paringi panglipur saking Gusti..Amin..🙏🌸🤲
ReplyDeleteIkut berduka atas berpulangnya adik b Tien Kumalasari. Semoga dosa dan kesalahan almarhumah diampuni Allah swt, diterima srmua amal ibadahnya.
ReplyDeleteAamiin yra...
Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiuun.. Turut berduka cita. Semoga Almarhumah di terima iman islamnya, di ampuni dosanya dan ditempatkan di surgaNya. Dan untuk keluarga yg di tinggalkan di beri kesabaran. Aamiin..
ReplyDeleteTurut berduka cita atas meninggal nya Ibu R.Ay. Sri Agustin Merdikawati binti Wiryatno Raharjo. Adik dari Ibu Tien. Semoga almh diterima amal ibadahnya dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan tabah dan ikhlas
ReplyDelete🙏
Nderek beloraos kanthi sedanipun keng rayi mbak Tien, mugi kelg. ageng kaparingan ketabahan iman sarto panglipuran saking Gusti.🙏
ReplyDeleteTurut berduka cita atas meninggalnya Ibu R.Ay. Sri Agustin Merdikawati binti Wiryatno Raharjo. Adik dari mbak Tien. Semoga rahimahullah diterima amal ibadahnya dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan tabah dan ikhlas. Aamiin Yaa Robbal'aalamiin🤲🙏
ReplyDeleteInnalillahi wainna ilaihi roji'un...
ReplyDeleteTurut berduka cita atas meninggal nya Ibu R.Ay. Sri Agustin Merdikawati binti Wiryatno Raharjo. Adik dari Ibu Tien. Semoga almh diterima amal ibadahnya dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan tabah dan ikhlas
Allāhumaghfirlahā warhamhā wa'afihā wa'fu'anhā. Aamiin
ReplyDeleteRIP *Almarhumah R. Ay. Sri Agustin Merdikawati binti Wiryatno Raharjo* (almh adik kandung ibu Tien Kumalasari).
ReplyDeleteTuhan sudah menyiapkan tempat terindah di Surga bersama para Kudus.
Berkah Dalem Gusti 🙏🛐😇
Nderek belosungkowo nggih Bu Tien 🙏
ReplyDeleteTurut berduka cita atas meninggal nya Ibu R.Ay. Sri Agustin Merdikawati binti Wiryatno Raharjo. Adik dari Ibu Tien. Semoga almh diterima amal ibadahnya dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan tabah dan ikhlas. Aamiin
ReplyDelete🙏
Turut Berduka Cita Smg Adiknya Ibu Tien Husnul Khotimah
ReplyDeleteInnalillahi wainnailaihi roji'un
ReplyDeleteTurut berduka cita atas wafatnya Ibu R,Ay. Sri Agustin Merdekowati, semoga Almarhumah diterima amal ibadahnya, di ampuni segala kekhilafannya dan mendapat tempat yg terbaik disisi Allah Swt..
Dan keluarga yg ditinggalkannya diberikan ketabahan dan keikhlasan.
Aamiin Yaa Robbal' Aalamiin🤲
Innalillahi wa innailaihi raajiuun. Ikut berduka cita atas berpulangnya Ibu R.Ay. Sri Agustin Merdikawati, adinda Ibu Tien.
ReplyDeleteAllahummaghfirlahaa war hamhaa, wa'afihi wa'fuan'haa. Allahumma laa tahrimna ajrahaa, wa laa taftina ba'dahaa, waghfirlana walaahaa.
Aaamiin yaa rabbal alamiin.
Alhamdulillah. Terimakasih bu Tien semoga ibu dan keluarga sehat selalu.
ReplyDeletePara penggemar cerbung jg sehat semuanya. Aamiin
Turut berdukacita semoga adik dari mbak Tien husnul-khatimah
ReplyDeleteAl-fatihah.. 🤲🤲🙏
Ikut berduka cita. Semoga adik dari bu Tien husnul khotimah
ReplyDeleteIkut berdukacita atas meninggalnya adinda, ibu Tien. Semoga beliau diberikan tempat terbaik di sisi Allah dan keluarga besar yang ditinggalkan mendapat ketabahan.🙏🙏🙏
ReplyDeleteInnalillahi wainnailaihi rojiun, turut berduka cita atas meninggalnya adik bu Tien, R.Ay. Sri Agustin Merdekawati, semoga diampuni dosanya, diterima amal ibadahnya.,.dan keluarga yg ditinggalkan diberikan kesabaran & ketabahan..Aamiin YRA🙏🙏🙏
ReplyDeleteInnalillahi wainnailaihi roji'uun..smg adik bunda Tien meninggal husnul khotimah...keluarga yg ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran..
ReplyDeleteInalilahi wainaillaihi rojiun , turut berduka cita atas berpulangnya adik ibu tien R.Ay Sri Agustin Merdekawati, smg almh husnul khotimah dan keluarga yg ditinggalkan diberikan ketabahan aamiin yra
ReplyDeleteInnalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiuun. Nderek bela sungkawa, bu tien.
ReplyDeleteInnalillahi wainnailaihi rojiun, turut berduka cita atas meninggalnya adik bu Tien, R.Ay. Sri Agustin Merdekawati, semoga diampuni dosanya, diterima semua amal ibadahnya, dan keluarga yg ditinggalkan tetap sabar, tabah, dan tawakal. Allahuma Firlaha Warhamha Wa'afiha Wafu'anha. Aamiin YRA.
ReplyDeleteInnalilahi wainna ilaihi roji'un.. Mudah2an Adik Ibu Tien Husnul khotimah, segala kekurangan dan kekhilafan mendapatkan maqfiroh dan semua amal kebaikan diterima Alloh SWT. Dan semua Keluarga diberikan kesabaran ketabahan dan keikhlasan. Aamiin
ReplyDeleteTurut berduka cita atas meninggalnya Ibu R Ay Sri Agustin Merdikawati binti Wiyatno Raharjo, kiranya TUHAN memberikan kekuatan dan penghiburan kepada keluwarga yang ditinggalkan.
ReplyDeleteTurut berduka cita atas meninggalnya adinda bunda Tien, semoga mendapatkan tempat yang layak disisi Allah SWT, Aamiin3xYRA 🤲🤲
ReplyDeleteInnalillahi wa innai ilaihi rojiun.
ReplyDeleteIkut berduka cita atas meninggalnya adik bu Tien.
Semoga almarhumah mendpt tmpt yg baik disisi Allah SWT. Diampuni segala dosanya dan diterima segala amal ibadahnya.
Semoga keluarga yg ditinggal ikhlas dan sabar.
Aamiin.
Innalillahi Wa innailaihi Roji'un ..Allahumma afirlahi warhamhuma,wa'aafihi ,Wa fu anhu,Wa Akrim Nuzuulqhu Wa Wassi Madkhalahu..semoga Husnul khotimafh ..Aamiin
ReplyDeleteInnalilahi wainna ilaihi roji'un..Semoga Adik Ibu Tien wafat husnul khotimah, dimaafkan Allah segala kekhilafannya, semua amal kebaikan diterima Alloh SWT. Dan semua Keluarga diberikan kesabaran ketabahan dan keikhlasan. Aamiin
ReplyDeleteMaaf ya sahabat² penggemar cerbung tien kumalasari, sd nalam ini Sekar dan kawan2 blm hadir di blog bu Tien, karena masih dalam suasana berkabung.
ReplyDeleteIN SHAA ALLAH, besuk Sebuah Janji akan hadir ditengah-tengah para penggemarnya.
Innalillahi wainnailaihi roji'un
ReplyDeleteTurut berduka cita atas wafatnya Ibu R,Ay. Sri Agustin Merdekowati, semoga Almarhumah diterima amal ibadahnya, di ampuni segala kekhilafannya dan mendapat tempat yg terbaik disisi Allah Swt..
Dan keluarga yg ditinggalkannya diberikan ketabahan, aamiin yra
Nderek belo sungkowo Bu Tien
ReplyDeleteTurut berduka cita atas meninggalnya adinda tercinta bunda Tien, semoga mendapatkan tempat yang layak disisi Allah SWT, Aamiin Yaa Rabbal'Aalamiin 🤲🤲
ReplyDeleteTurut berduka cita atas meninggalnya adinda tercinta Bunda Tien, semoga diberi tempat terbaik disisiNYA, keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan...amin
ReplyDeleteTurut berdukacita atas berpulangnya adik Bu Tien tercinta, *Ibu R.A. Sri Agustin Merdekawati.*
ReplyDeleteSemoga istirahat kekal disisiNya.
RIP
tayang
ReplyDelete