Wednesday, August 31, 2022

SEBUAH JANJI 16

 

SEBUAH JANJI  16

(Tien Kumalasari)

 

Jalanan begitu ramai saat itu. Lalu lintas begitu padat sehingga taksi yang ditumpangi Yanti hanya bisa merayap. Karena takut kesiangan, Yanti meminta sang pengemudi taksi untuk berbelok arah, menuju pasar. Ia harus lebih dulu berbelanja, barulah kemudian menemui Samadi.

Minar yang mengikuti heran, karena taksi yang ditumpangi Yanti tidak mengarah ke rumahnya. Ia menepikan mobilnya, dan menelpon suaminya. Kalau suaminya pergi, berarti mereka kencan di suatu tempat. Padahal tadi pagi sang suami masih sesambat tubuhnya sakit semua.

“Hallo,” sapa Samadi dari seberang, dan kelihatan sangat malas.

“Mas ada di mana?” tanya Minar.

“Apa maksudmu? Badanku sakit semua, dan kamu masih bertanya aku di mana? Lagi pula kamu bawa mobilku bukan?”

“Ya sudah, aku cuma bertanya. Aku lagi dijalan, mau membelikan makan untuk Mas, jadi aku bertanya dulu.”

“Tidak usah membelikan apa-apa. Bukankah tadi pagi kamu sudah menyiapkan makanan untuk makan siangku?”

“Iya sih, barangkali Mas ingin yang lebih fresh, bukan makanan pagi tadi.”

“Tidak mau. Sudah, aku mau tidur saja, kamu malah mengganggu,” kata Samadi kesal.

“Aku kan menunjukkan bahwa aku sangat perhatian sama Mas?”

“Aku lagi menahan sakit, sudah … jangan ngomong lagi,” kesal Samadi.

“Jadi nggak mau nih, dikirim makanan?”

“Nggak itu ya enggak. Makan saja sendiri, daripada aku nggak mau memakannya nanti.”

“Ya sudah, kalau begitu.”

Minar merasa sedikit lega, ternyata Yanti tidak pergi ke rumahnya untuk menemui suaminya.

“Iya juga sih, berani datang ke rumahku, apa mencari mati?"

Lalu Minar membawa mobilnya kembali ke warung.

“Mengapa ya, aku kok selalu sja merasa curiga atas kedua orang itu. Benarkah kata Ari bahwa aku terlalu berlebihan? Hm, bisa saja Ari ngomong begitu, dia kan belum tahu seperti apa mas Samadi itu sebenarnya,” gumamnya terus sambil membawa mobilnya.

***

Yanti yang sudah selesai berbelanja, sedang menunggu taksi yang dipanggilnya, ketika ponselnya berdering.

“Yanti?” suara Samadi dari seberang.

“Ya Pak?”

“Jangan ke rumahku, kamu ada di mana?”

“Masih di pasar. Aku berdalih ingin belanja, supaya bisa menemui Bapak.”

“Jangan di rumahku, aku khawatir Minar tiba-tiba pulang.”

“Memangnya dia bilang mau pulang? Biasanya tidak pernah pulang siang kan?”

“Tapi kan dia tahu bahwa aku lagi sakit. Tadi dia sudah menelpon untuk membawakan aku makanan. Biarpun aku sudah menolaknya, tapi aku khawatir dia nekat pulang.”

“Sebenarnya Bapak mau ngomong apa sih? Aku sudah memarahi Sekar, aku sedang mencari cara supaya dia mau menuruti kata-kataku.”

“Tidak. Aku urung menginginkan dia.”

“Lalu bagaimana?”

“Bayar hutang kamu, atau kamu menjadi simpananku.”

Yanti sudah menduga, bahwa kata-kata itulah yang akan dikeluarkan Samadi. Dia masih berpikir.

“Mengapa diam? Kembalikan uang aku, berikut bunga yang tertunggak, atau kamu turuti kata-kataku. Badanku masih sakit semua ini.”

“Sebenarnya apa yang terjadi? Sekar melawan, dan Mas tidak berdaya? Rasanya aku tidak percaya.”

“Bukan Sekar pelakunya.”

“Bukan? Tapi dia datang sendirian.”

“Menurutmu? Ternyata dia membawa teman. Seorang laki-laki tinggi besar. Merusak pintu rumah yang aku sewa, lalu menghajarku sampai babak belur.”

“Ya ampuun. Siapa dia? Mungkin tetangga di sekitar rumah situ yang mendengar sesuatu yang mencurigakan.”

“Tidak, tampaknya dia mengenal Sekar. Aku kira dia pacarnya.”

“Apa Sekar punya pacar?”

“Tanya saja anak tirimu itu. Dia mati-matian membela Sekar. Aku tidak mau berurusan dengan manusia kasar macam dia.”

“Siapa ya?”

“Sudahlah, jangan banyak berpikir. Ada dua tawaranku, kamu boleh memilih salah satu. Kalau sudah kamu dapatkan uangnya, atau kamu bersedia melakukannya, hubungi aku. Waktumu hanya tiga hari.”

“Apa? Tiga hari?”

“Tiga hari itu cukup. Aku tak bisa lama-lama menunggu.”

Lalu sambungan itu terputus. Yanti terpaku di tempatnya. Sesungguhnya dia tidak begitu menyukai Samadi. Dia bermanis-manis dihadapannya, hanya karena agar Samadi tidak menekannya dalam hutang piutang itu. Ia senang Samadi tak memaksanya membayar bunga. Tapi kali ini dia serius, bukan hanya bunganya, dia juga minta pokoknya dikembalikan.

***

“Dari mana kamu?” tanya Ari karena Minar pergi tergesa-gesa, tanpa pamit pula.

“Mengekor perginya Yanti.”

“Apa maksudmu?”

“Aku tuh, sungguh tetap merasa curiga sama mereka.”

“Mereka siapa?”

“Yanti sama suamiku lah, siapa lagi?”

“Ya ampun, Minar.”

“Kamu jangan menyalahkan aku, aku merasa  melihat gelagat yang tidak baik diantara mereka. Terkadang bicara berbisik-bisik dan senyum-senyum begitu.”

Ari justru tertawa.

“Kok tertawa sih? Aku serius nih.”

“Kalau kamu belum menemukan buktinya, jangan menuduhnya."

“Aku sedang mau mencari buktinya.”

“Baiklah, tenangkan dulu pikiran kamu. Ingat bahwa kita bersahabat. Jangan sampai persahabatan kita retak karena kecurigaan yang tidak beralasan.

“Coba saja ya, pasti aku akan menemukan buktinya. Sekarang ini dia jarang pulang bersama kamu kan? Ada-ada alasannya.”

“Lalu kamu mengira dia berkencan sama suami kamu?”

“Mungkin saja.”

Pembicaraan itu terhenti karena Yanti sudah kembali dan langsung masuk ke dapur, untuk menyerahkan barang belanjaannya.

“Tuh, jangan ngomel lagi. Yang diomongin sudah datang,” Ari mengingatkan.

***

Sekar sedang menghitung uang pembayaran sepeda motornya, ketika ponsel bibik berdering.

“Dari Barno,” katanya sambil mengangkat ponselnya.

“Simbok ?” sapa Barno dari seberang.

“Ya No, ada apa?”

“Ada berita apa di rumah situ Mbok?”

“Ceritanya panjang, kalau ketemu saja cerita.”

“Apa non Sekar jadi menjual sepeda motornya?”

“Sepertinya jadi No, tuh, non Sekar sedang menghitung uangnya, dan sepeda motornya sudah dibawa temannya baru saja.”

“Sayang sekali ya Mbok, menyesal kita tidak bisa membantunya.”

“Ya tidak bisa No, kita saja bisa punya uang kalau diberi oleh mereka. Saat mereka butuh juga hanya bisa ikut prihatin.”

“Kebetulan aku mau ketemu dosen lagi, nanti aku mampir, sepeda motornya aku tinggal di situ, biar dipakai non Sekar.”

“Iya, terserah kamu saja. Kan kemarin kamu sudah bilang sama Non Sekar?”

Setelah Barno menutup pembicaraan itu, bibik segera mendekati Sekar.

“Non, Barno tadi menelpon.”

“Ya Bik, ada apa?”

“Nanti Barno mau kemari, sepeda motornya mau ditinggal di sini saja.”

“Eh, jangan Bik. Biarkan saja, aku bisa naik ojol kalau berangkat kerja.”

“Biarkan saja Non, dia sudah jarang mempergunakannya.”

“Barno tuh. Ya sudah, bagaimana nanti saja. Oh ya Bik, tolong nitip uangku ini ya.”

“Lhoh, kok dititipin ke bibik sih Non? Uang segitu banyak?”

“Aku kira lebih aman dibawa Bibik. Aku tidak perlu mengatakan apa sebabnya, tapi lebih baik bibik yang membawanya. Tolonglah Bik.”

Bibik mengerti apa maksud non cantiknya. Ia menerima amplop coklat besar berisi uang itu, dengan wajah prihatin.

“Semoga bapak tidak apa-apa, dan tidak perlu dibawa ke rumah sakit ya Non.”

“Iya Bik, tapi sejak semalam bapak makan hanya sedikit, dan lebih banyak tidur.”

“Barangkali lebih baik begitu Non, supaya banyak istirahatnya, tidak memikirkan yang berat-berat.

Sekar mengangguk sedih.

***

Siang itu Barno benar-benar datang, dan bermaksud meninggalkan sepeda motornya.

“Barno, mengapa kamu nekat? Aku kan bisa naik ojol, dan itu tidak mahal.”

“Daripada naik ojol kan harus bayar Non, lebih baik naik yang gratisan ini saja, memang sepeda butut, tapi masih bagus kok mesinnya. Saya selalu merawatnya dengan baik.”

“Tapi kan kamu jadi tidak bisa mempergunakannya, padahal kamu masih memerlukannya?”

“Saya sudah tidak perlu bolak balik ke kampus. Skripsi saya sudah selesai, tinggal ujian. Jadi tidak begitu memerlukan sepeda motor ini lagi. Mohon Non jangan menolaknya ya.”

“Kalau begitu aku antarkan kamu pulang, lalu baru aku bawa sepeda motor ini.”

Barno tertawa.

“Mana ada aturan begitu? Saya bisa naik ojol Non, sudah jangan dipikirkan. Saya mau segera pamit saja. Saya senang Non baik-baik saja. Tadi simbok sudah menceritakan semuanya. Kalau ada apa-apa, suruh simbok menelpon saya ya Non.”

Sekar menatap wajah ganteng berpenampilan sederhana itu lekat-lekat. Entah mengapa ada debar aneh di dadanya. Ia mencoba tersenyum sebagai ucapan terima kasih. Barno mengangguk, mengatupkan kedua belah telapak tangannya sambil mundur, takut non cantik mendengar debur jantungnya yang menghentak-hentak.

***

Sore itu Yanti pulang bersama Ari. Tapi Yanti  lebih banyak diam. Ia sedang memikirkan cara mencari uang agar tidak usah berhubungan lagi dengan Samadi. Ari sebentar-sebentar menoleh kearah samping, karena sikap sahabatnya berbeda dari hari-hari biasa.

“Yanti.”

“Ya.”

“Kok kamu dari tadi diam saja?”

“Lagi bingung aku Ar.”

“Bingung kenapa?”

“Aku sebenarnya … mmm … bisakah kamu menolong aku?”

“Pastilah aku akan menolong kamu, kalau aku bisa melakukannya.”

“Pinjamin aku uang dong.”

“Pinjamin uang? Banyak kah?”

“Limapuluh juta.”

“Limapuluh juta? Banyak banget?”

“Kamu kan tahu, aku ikutan bisnis warung itu, sebagian besar uangnya kan dari pinjam pak Samadi?”

“Oh iya, aku dengar itu dari Minar.”

“Sekarang pak Samadi menagihnya.”

“Lhoh, apa tidak bisa dicicil ?”

“Dia minta semuanya, berikut bunganya. Maukah menolongku?”

Ari terdiam.

“Maukah?”

“Maaf Yanti. Aku tuh tidak punya uang sebanyak itu. Aku dan suami sepakat untuk mengelola uang yang kami miliki dengan sebaik-baiknya, sehingga kalau aku harus mengeluarkan uang, suami aku harus tahu. Dan sebenarnya kami tidak punya uang berlebih.”

Yanti terdiam. Benar atau tidak apa yang dikatakan Ari, yang jelas dia tidak akan mendapatkan pinjaman darinya. Mungkin Ari hanya beralasan. Entahlah.

“Maaf ya Yanti. Tapi kalau menurut aku, lebih baik kamu bicara dengan pak Samadi secara baik, minta waktu lagi. Siapa tahu warung kita akan semakin maju, dan pendapatan kamu bisa dipergunakan untuk mengembalikannya.”

Yanti terdiam. Ari tentu saja tidak tahu, bahwa Samadi sebenarnya hanya ingin memaksanya. Ia tahu Samadi sudah lama tertarik pada dirinya, dan hutang itu dipergunakannya untuk memaksanya.

“Bukankah begitu lebih baik, Yanti?” kata Ari lagi, ketika melihat Yanti hanya terdiam.

“Baiklah, aku akan mencobanya.”

***

Begitu sampai di rumah, Yanti langsung memasuki kamar Sekar. Karena kamar itu kosong, ia mencarinya ke dapur.

“Bik, mana Sekar?”

“Ada di kamar bapak, barangkali Bu, sejak tadi siang non ada di sana.”

Yanti melangkah ke arah kamar, membuka pintu kamar dengan kasar. Dilihatnya Sekar duduk di tepi pembaringan, sambil memijit kaki ayahnya.

“Sekar!”

Sekar sudah sejak tadi menatap ibu tirinya, yang berdiri ditengah pintu.

“Sini!” kata Yanti sambil melambaikan tangannya.

Tak ingin terjadi kegaduhan lagi, Sekar mengikuti. Dilihatnya ayahnya masih memejamkan mata. Tertidur, atau entahlah. Yang jelas Sekar tidak ingin ibu tirinya berteriak di kamar itu.

Yanti melangkah keluar, Sekar mengikutinya, tapi kemudian Sekar mendahului pergi ke arah dapur, agar ayahnya tak terusik oleh suara ibu tirinya yang selalu keras.

“Ada apa Bu?”

“Siapa laki-laki yang membantu kamu, menghajar pak Samadi kemarin?” hardiknya.

“Teman saya.”

“Jadi kamu datang ke sana membawa teman?”

“Masalah buat Ibu?” kata Sekar kesal. Tapi ia tak mau mengatakan bahwa laki-laki itu Barno.

“Apa katamu? Kamu menentang? Kamu berani sama ibumu ini?”

“Ibu marah tidak beralasan. Kelakuan laki-laki itu tidak benar, dan pantas dihajar.”

“Kamu benar-benar kurangajar. Tak tahu membalas budi!”

“Kurangkah apa yang aku lakukan untuk Ibu? Ibu memintaku berhenti kuliah, aku berhenti. Menyuruhku bekerja, aku mencari pekerjaan. Menyuruhku membayar gajinya bibik, aku lakukan. Tapi menyuruhku melayani laki-laki tua yang sama sekali belum pernah aku kenal. Dan melihat kelakuannya juga seperti bukan orang baik-baik, maaf Bu, Sekar tidak mau.”

“Dia itu kaya! Bodoh!”

“Sekar tidak tertarik dengan kekayaan yang dimiliki laki-laki tak bermoral seperti dia.”

“Kamu benar-benar menantang aku Sekar!”

“Maaf Bu, saya harus melakukannya. Karena itu tidak pantas.”

Sebuah tamparan mendarat di pipi Sekar.

Plaakkk!

Jeritan kecil terdengar, karena Sekar kesakitan. Tak tahan mendengar semuanya, bibik yang tadinya berada di dalam kamar segera keluar.

“Sabar Bu, saya mohon.”

“Apa kamu?! Kamu hanya pembantu, jangan ikut campur.”

“Benar, saya hanya pembantu, tapi Ibu sudah keterlaluan dengan menyakiti non Sekar. Dia sudah cukup berbakti pada Ibu.”

“Omong kosong kamu Bik. Pergi sana dan jangan ikut campur!” katanya sambil mendorong tubuh bibik supaya pergi menjauh.

Lalu sekali lagi Yanti mengayunkan tangannya untuk menampar anak tirinya. Tapi tiba-tiba sebuah cengkeraman menyakiti lengannya.

“Jangan sakiti anakku!!” katanya terengah-engah.

“Bapak.”

Sekar memburu ke arah ayahnya yang tampak terhuyung-huyung, sambil sebelah tangannya memegangi dadanya.

“Bapak, ayo kembali ke kamar ya, Sekar tidak apa-apa,” kata Sekar sambil memapah ayahnya. Bibik yang melihat bahwa majikannya tampak lemas, ikut mendekat dan membantu memapahnya.

Tapi tubuh kurus itu terkulai, lalu terdengarlah raung yang menyayat.

“Bapaaaak.”

***

Besok lagi ya.

98 comments:

  1. Replies
    1. Selamat jeng Iin Maimun si kecil mungil sing mblayune buanter

      Alhamdulillah eSJe_16 sdh tayang. Matur nuwun bu Tien, salam sehat njaba-njero lan tetep ADUHAI......
      Mas Kakek mBandung.

      Delete
    2. Mbk Iin....jian larinya kenceng banget,juara1

      Delete
  2. Matur nuwun mbak Tien-ku Sebuah Janji telah tayang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau pak Winarno meninggal, Sekar dapat segera pergi dari rumah itu. Harta dikuasai Yanti untuk kesenangannya.
      Salam sehat mbak Tien yang selalu ADUHAI.

      Delete
  3. Alhamdulillah, matur nuwun bunda Tien ..

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah
    Yang ditunggu tunggu telah datang
    Matur nuwun bu Tien
    Semoga selalu sehat dan tetap semangat

    ReplyDelete
  5. Replies
    1. Alhamdulilah..yg ditunggu sdh tayang..
      Terimakasih bunda Tien..
      Semoga sehat dan berbahagia selalu..
      Selamat malam dan selamat beristirahat ya bunda..
      Salam aduhai dari Sukabumi..

      Delete
  6. Alhamdulillah..
    Terima kasih Bu Tien.. Semoga sehat selalu..

    ReplyDelete
  7. Luar biasa...
    Terima kasih mbak Tien....

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah SEBUAH JANJI 16 telah tayang, terima kasih bu Tien salam sehat n bahagia selalu bersama keluarga. Aamiin.
    UR.T411653L

    ReplyDelete
  9. Alhamdulilah, terima kasih bu tien.... salam sehat

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah, matursuwun bu Tien. Salam sehat selalu

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah
    Syukron nggih Mbak Tien 🌷🌷🌷🌷🌷

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah terima kasih yaa Allah, maturnuwun bu tien, semoga sehat selalu, aamiin.

    ReplyDelete
  13. Terima ksih bundaqu SJ nya.. Semogabunda sll sht walafiat.. Slmtmlm dan slmt beristrhatπŸ™πŸ₯°πŸŒΉ

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah.. SJ16 sudah hadir untuk dinikmati, terimakasih bunda Tien, salam sehat dan semangat..

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah..trima kasih bu Tien..πŸ™πŸ™πŸ™πŸ˜­πŸ˜­πŸ˜­.

    ReplyDelete
  16. Alhamdulillah, suwun Bu Tien...
    Salam sehat selalu...πŸ˜ŠπŸ™

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah .....
    Yg ditunggu2 sdh muncul.
    Matur nuwun bu Tien ...
    Semoga sehat selalu....

    ReplyDelete
  18. Makasih mba Tien.
    Salam sehat selalu. Aduhai

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah SEBUAH JANJI~16 sudah hadir.. maturnuwun & salam sehat kagem bu Tien πŸ™

    ReplyDelete
  20. Masalah rupanya, bagi tante Yanti tuh kejengkelan dan luapan emosi,. Plak plok wuih kalau makanan lha warΓͺg, ini sudah makan dhuwit pakΓ© mukul, itu anak mau dijual lagi, ih heran aku, terus bingung berbulan bulan nggak ada perkembangan, mana; belum bisa dikatakan jalan, itu usaha patungan, nggak ada dhuwit lah.
    Itu usaha cuma jalan ditempat, apalagi ada masalah; waduh layu sebelum berkembang nich.
    Hayo bilang lagi anak-anak telepon koin.
    Nanggung lah; usaha patungan dari awal lagi, kebanyakan prosedur, untung nggak nongol nongol, mending nggo modal idΓͺr jamu; jalan sendiri malah lebih wajar dan kerasa untungnya, dari pada sok tahu; dasarnya ikut ikutan, paling mereka cuma pinter melintir uang doang tuh, buat nambah uang saku, tuh kan mulai ada pemaksaan, pemutusan sepihak, pusing lho.
    Ari ngebocorin soal uang ke Minar, dasar Minar juga cemburu, nah dikejar tuh Samad maksudnya, dan nyatakan; banyak ruang mereka berdua..
    Iya donk kan satu area, nggak kaya biasanya diluar area, ngilang.
    Sayang Winarno nggak tegaan, ngelepas Yanti.
    Dan berusaha menstabilkan politik dalam negeri.



    Terimakasih Bu Tien,

    Sebuah janji yang ke enam belas sudah tayang, sehat-sehat selalu doaku, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta
    πŸ™

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah... Terima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu.

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillah ..... terimakasih bu tien
    Semoga bu tien sehat2 selalu

    ReplyDelete
  23. Berita duka :
    Innalillahi wainnailaihi roji'uun.
    Telah berpulang ke Rahmatullah *Almarhumah R. Ay. Sri Agustin Merdikawati binti Wiryatno Raharjo* (almh adik kandung ibu Tien Kumalasari)
    Hari ini Kamis 01 September 2022 di SOLO.
    Teriring doa : Allohummaghfirlaha warhamha wa'aafihi wa'fu'aanha wa'akriim nuzulaha wawasie madkhalaha.
    Semoga diampuni dosanya, diterima amal baik dan ibadahnya dan dilapangkan kuburnya serta ditempatkan di syurga Allah SWT. Bagi keluarga besar yang ditinggalkan diberikan ketabahan, kesabaran dan ikhlah menerimanya.
    AL FATIHAH.

    Atas nama keluarga besar WAG PCTK.

    ReplyDelete
  24. nderek belosungkowo .Aamiin yaa Robb

    ReplyDelete
  25. Innalillahi wainna ilaihi rojiun...
    Turut berdukacita yg sedalam dalamnya atas meninggalnya ibu R. Ay. Sri Agustin Merdekowati ( adiknya bunda Tien Kumalasari ). Semoga almarhumah diampuni semua dosanya, dilapangkan kuburnya dan husnul khotimah.
    Keluarga yg ditinggalkan diberi kesabaran dan keikhlasan. Aamiin

    ReplyDelete
  26. Innalillahi wainnailaihi roji'un
    Turut berduka cita atas wafatnya Ibu R,Ay. Sri Agustin Merdekowati(adik ibu Tien K)semoga Almarhumah diterima amal ibadahnya, di ampuni segala kekhilafannya dan mendapat tempat yg terbaik disisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
    Dan yg ditinggalkannya diberikan ketabahan dan keikhlasan.
    Aamiin Yaa Robbal' Aalamiin🀲

    ReplyDelete
  27. Ngaturaken belosungkowo ibu Tien

    ReplyDelete
  28. Innalilahi waiinaa ilaihi rojiun...
    Turut berduka bunda Tien..
    Semoga Almh husnul khotimah dan keluarga yg ditinggalkan diberi kekuatan dan keikhlasannya.. Aamiin..

    ReplyDelete
  29. Innalillahi wa inna illaihi raji'un.
    Ikut berduka atas wafatnya ibu R.Ay Sri Agustin Merdekowati.....adinda Ibu Tien Kumalasari
    Semoga diampuni semua dosa2nya dan diterima semua amal ibadahnya.
    Dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan.... Aamiin yra

    Alfatehah 🀲🀲🀲

    ReplyDelete
  30. Innalilahi waiinaa ilaihi rajiun...
    Turut berdukacita atas wafatnya Ibu R. Ay. Sri Agustin Merdikawati (adik Bu Tien Kumalasari)
    Semoga Almarhumah husnul khotimah dan keluarga yg ditinggalkan diberi kekuatan dan keikhlasan.. Aamiin yRa..🀲

    ReplyDelete
  31. Innalillahi waainna illaihi raji'un
    Nderek belasungkawa awit sedanipun rayi dalem ibu Tien Kumalasari,
    Mugi2 almarhumah seda kanthi Husnul khatimah.

    ReplyDelete
  32. Ikut berduka cita semoga almarhumah diterima di sisi Allah, keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan serta keikhlasan

    ReplyDelete
  33. Innalillahi wainnailaihi rojiun , ikut berduka cita atas meninggalnya ibu R.Ay . Sri Agustin Merdekawati ( adik bunda Tien Kumalasari ) semoga diterima amal ibadahnya diampuni dosanya kelg tabah dan ikhlad , Aamiin YRA ...πŸ™πŸ™

    ReplyDelete
  34. Innalilahi wainnailaihi rojiun.. Tirutberduka cita atas meninggalnya adiknya bunda Tien Kymalasari.. Smg alm diterima iman islamnya. Amalibadahnya dan ditempat disisi Allah swt.. Dankel yg ditinggalkan diberi kesabaran.. Aamiinyra. πŸ™πŸ™

    ReplyDelete
  35. Ndherek belo sungkowo awit sedanipun adik bu Tien

    ReplyDelete
  36. Innalillahi wainnailaihi rojiun, turut berduka cita atas meninggalnya adik bu Tien, R.Ay. Sri Agustin Merdekawati, semoga diampuni dosanya, diterima amal ibadahnya.

    ReplyDelete
  37. Innalillahi wainnailaihi roo'jiuun
    Turut berdukacita atas meninggalnya adik tercinta dari Bu Tien, semoga Almarhumah diampuni semua kesalahannya dilapangkan kuburnya dan diterima seluruh amal ibadahnya....Aamiin

    ReplyDelete
  38. Innalillahi wainnailaihi rojiun, turut berduka cita atas meninggalnya adik bu Tien, R.Ay. Sri Agustin Merdekawati, semoga almarhumah mendapatkan tempat yang mulia disisi Allah SWT. Aamiin ya rabbal'aalamiin

    ReplyDelete
  39. Ikut berduka cita ,
    dari Neni Tegal.

    ReplyDelete
  40. Esje malam ini libur. Padahal pemakaman masih besok pagi.

    ReplyDelete
  41. Innālillahi wainnā ilaihi rāji'ūn
    Allāhumaghfirlahā warhamhā wa'afihā wa'fu'anhā

    ReplyDelete
  42. Turut berdukacita atas berpulangnya Ibu R. Ay. Sri Agustin Merdikawati binti Wiryatno Raharjo (adik kandung ibu Tien Kumalasari). Semoga almarhumah mendapatkan tempat termpat terbaik di sisi Allah SWT, diampuni segala dosanya, dan semoga keluarga yg ditinggalkan senantiasa diberikan keikhlasan, kekuatan, serta kesabaran. Amin.

    ReplyDelete
  43. Nderek belosungkowo bu Tien..awit sedanipun ingkang rayi..mugi sedoyo keluarga ikhlas ugi dipun paringi panglipur saking Gusti..Amin..πŸ™πŸŒΈπŸ€²

    ReplyDelete
  44. Ikut berduka atas berpulangnya adik b Tien Kumalasari. Semoga dosa dan kesalahan almarhumah diampuni Allah swt, diterima srmua amal ibadahnya.
    Aamiin yra...

    ReplyDelete
  45. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiuun.. Turut berduka cita. Semoga Almarhumah di terima iman islamnya, di ampuni dosanya dan ditempatkan di surgaNya. Dan untuk keluarga yg di tinggalkan di beri kesabaran. Aamiin..

    ReplyDelete
  46. Turut berduka cita atas meninggal nya Ibu R.Ay. Sri Agustin Merdikawati binti Wiryatno Raharjo. Adik dari Ibu Tien. Semoga almh diterima amal ibadahnya dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan tabah dan ikhlas
    πŸ™

    ReplyDelete
  47. Nderek beloraos kanthi sedanipun keng rayi mbak Tien, mugi kelg. ageng kaparingan ketabahan iman sarto panglipuran saking Gusti.πŸ™

    ReplyDelete
  48. Turut berduka cita atas meninggalnya Ibu R.Ay. Sri Agustin Merdikawati binti Wiryatno Raharjo. Adik dari mbak Tien. Semoga rahimahullah diterima amal ibadahnya dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan tabah dan ikhlas. Aamiin Yaa Robbal'aalamiinπŸ€²πŸ™

    ReplyDelete
  49. Innalillahi wainna ilaihi roji'un...
    Turut berduka cita atas meninggal nya Ibu R.Ay. Sri Agustin Merdikawati binti Wiryatno Raharjo. Adik dari Ibu Tien. Semoga almh diterima amal ibadahnya dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan tabah dan ikhlas

    ReplyDelete
  50. Allāhumaghfirlahā warhamhā wa'afihā wa'fu'anhā. Aamiin

    ReplyDelete
  51. RIP *Almarhumah R. Ay. Sri Agustin Merdikawati binti Wiryatno Raharjo* (almh adik kandung ibu Tien Kumalasari).
    Tuhan sudah menyiapkan tempat terindah di Surga bersama para Kudus.
    Berkah Dalem Gusti πŸ™πŸ›πŸ˜‡

    ReplyDelete
  52. Turut berduka cita atas meninggal nya Ibu R.Ay. Sri Agustin Merdikawati binti Wiryatno Raharjo. Adik dari Ibu Tien. Semoga almh diterima amal ibadahnya dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan tabah dan ikhlas. Aamiin
    πŸ™

    ReplyDelete
  53. Turut Berduka Cita Smg Adiknya Ibu Tien Husnul Khotimah

    ReplyDelete
  54. Innalillahi wainnailaihi roji'un
    Turut berduka cita atas wafatnya Ibu R,Ay. Sri Agustin Merdekowati, semoga Almarhumah diterima amal ibadahnya, di ampuni segala kekhilafannya dan mendapat tempat yg terbaik disisi Allah Swt..
    Dan keluarga yg ditinggalkannya diberikan ketabahan dan keikhlasan.
    Aamiin Yaa Robbal' Aalamiin🀲

    ReplyDelete
  55. Innalillahi wa innailaihi raajiuun. Ikut berduka cita atas berpulangnya Ibu R.Ay. Sri Agustin Merdikawati, adinda Ibu Tien.
    Allahummaghfirlahaa war hamhaa, wa'afihi wa'fuan'haa. Allahumma laa tahrimna ajrahaa, wa laa taftina ba'dahaa, waghfirlana walaahaa.
    Aaamiin yaa rabbal alamiin.

    ReplyDelete
  56. Alhamdulillah. Terimakasih bu Tien semoga ibu dan keluarga sehat selalu.
    Para penggemar cerbung jg sehat semuanya. Aamiin

    ReplyDelete
  57. Turut berdukacita semoga adik dari mbak Tien husnul-khatimah
    Al-fatihah.. πŸ€²πŸ€²πŸ™

    ReplyDelete
  58. Ikut berduka cita. Semoga adik dari bu Tien husnul khotimah

    ReplyDelete
  59. Ikut berdukacita atas meninggalnya adinda, ibu Tien. Semoga beliau diberikan tempat terbaik di sisi Allah dan keluarga besar yang ditinggalkan mendapat ketabahan.πŸ™πŸ™πŸ™

    ReplyDelete
  60. Innalillahi wainnailaihi rojiun, turut berduka cita atas meninggalnya adik bu Tien, R.Ay. Sri Agustin Merdekawati, semoga diampuni dosanya, diterima amal ibadahnya.,.dan keluarga yg ditinggalkan diberikan kesabaran & ketabahan..Aamiin YRAπŸ™πŸ™πŸ™

    ReplyDelete
  61. Innalillahi wainnailaihi roji'uun..smg adik bunda Tien meninggal husnul khotimah...keluarga yg ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran..

    ReplyDelete
  62. Inalilahi wainaillaihi rojiun , turut berduka cita atas berpulangnya adik ibu tien R.Ay Sri Agustin Merdekawati, smg almh husnul khotimah dan keluarga yg ditinggalkan diberikan ketabahan aamiin yra

    ReplyDelete
  63. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiuun. Nderek bela sungkawa, bu tien.

    ReplyDelete
  64. Innalillahi wainnailaihi rojiun, turut berduka cita atas meninggalnya adik bu Tien, R.Ay. Sri Agustin Merdekawati, semoga diampuni dosanya, diterima semua amal ibadahnya, dan keluarga yg ditinggalkan tetap sabar, tabah, dan tawakal. Allahuma Firlaha Warhamha Wa'afiha Wafu'anha. Aamiin YRA.

    ReplyDelete
  65. Innalilahi wainna ilaihi roji'un.. Mudah2an Adik Ibu Tien Husnul khotimah, segala kekurangan dan kekhilafan mendapatkan maqfiroh dan semua amal kebaikan diterima Alloh SWT. Dan semua Keluarga diberikan kesabaran ketabahan dan keikhlasan. Aamiin

    ReplyDelete
  66. Turut berduka cita atas meninggalnya Ibu R Ay Sri Agustin Merdikawati binti Wiyatno Raharjo, kiranya TUHAN memberikan kekuatan dan penghiburan kepada keluwarga yang ditinggalkan.

    ReplyDelete
  67. Turut berduka cita atas meninggalnya adinda bunda Tien, semoga mendapatkan tempat yang layak disisi Allah SWT, Aamiin3xYRA 🀲🀲

    ReplyDelete
  68. Innalillahi wa innai ilaihi rojiun.
    Ikut berduka cita atas meninggalnya adik bu Tien.
    Semoga almarhumah mendpt tmpt yg baik disisi Allah SWT. Diampuni segala dosanya dan diterima segala amal ibadahnya.
    Semoga keluarga yg ditinggal ikhlas dan sabar.
    Aamiin.

    ReplyDelete
  69. Innalillahi Wa innailaihi Roji'un ..Allahumma afirlahi warhamhuma,wa'aafihi ,Wa fu anhu,Wa Akrim Nuzuulqhu Wa Wassi Madkhalahu..semoga Husnul khotimafh ..Aamiin

    ReplyDelete
  70. Innalilahi wainna ilaihi roji'un..Semoga Adik Ibu Tien wafat husnul khotimah, dimaafkan Allah segala kekhilafannya, semua amal kebaikan diterima Alloh SWT. Dan semua Keluarga diberikan kesabaran ketabahan dan keikhlasan. Aamiin

    ReplyDelete
  71. Maaf ya sahabat² penggemar cerbung tien kumalasari, sd nalam ini Sekar dan kawan2 blm hadir di blog bu Tien, karena masih dalam suasana berkabung.
    IN SHAA ALLAH, besuk Sebuah Janji akan hadir ditengah-tengah para penggemarnya.

    ReplyDelete
  72. Innalillahi wainnailaihi roji'un
    Turut berduka cita atas wafatnya Ibu R,Ay. Sri Agustin Merdekowati, semoga Almarhumah diterima amal ibadahnya, di ampuni segala kekhilafannya dan mendapat tempat yg terbaik disisi Allah Swt..
    Dan keluarga yg ditinggalkannya diberikan ketabahan, aamiin yra

    ReplyDelete
  73. Turut berduka cita atas meninggalnya adinda tercinta bunda Tien, semoga mendapatkan tempat yang layak disisi Allah SWT, Aamiin Yaa Rabbal'Aalamiin 🀲🀲

    ReplyDelete
  74. Turut berduka cita atas meninggalnya adinda tercinta Bunda Tien, semoga diberi tempat terbaik disisiNYA, keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan...amin

    ReplyDelete
  75. Turut berdukacita atas berpulangnya adik Bu Tien tercinta, *Ibu R.A. Sri Agustin Merdekawati.*
    Semoga istirahat kekal disisiNya.
    RIP

    ReplyDelete

M E L A T I 45

  M E L A T I    45 (Tien Kumalasari)   Melati merasa gelisah. Dia tahu, Nurin bersikap baik kepadanya, tapi ia mengkhawatirkan sikap ibunya...