Saturday, December 18, 2021

MELANI KEKASIHKU 54

 

MELANI KEKASIHKU  54

(Tien Kumalasari)

 

Bu Yayuk tersenyum-senyum sendiri. Rasa prihatinnya akan berbuah manis. Pikirnya.

“Rupanya Indi mengerti bahwa aku kurang suka dengan tukang bengkel itu, sehingga dia mencari pasangan lain. Ya Tuhan, semoga Indi jadian dengan pria itu,” bisik bu Yayuk lirih. Tak ada yang memperhatikan karena semua perhatian terarah pada sepasang pengantin dan pengiringnya, yang kemudian di susul sederetan acara termasuk sungkeman dan lain-lain.

Lalu bu Yayuk kehilangan sosok Indi dan pasangannya itu karena tampaknya ke duanya kemudian mundur dan duduk entah dimana. Bu Yayuk melongok kesana kemari, bermaksud mencari mereka, tapi karena banyaknya tamu, ia tak bisa menemukannya.

“Ya sudah, biarkan saja. Nanti seusai acara pasti dia akan menemui aku dan pulang bareng. Aku harus tahu siapa laki-laki itu,” pikir bu Yayuk yang kemudian merasa lebih tenang.

Sementara itu Sasa dan Andra yang juga berpakaian adat Jawa duduk agak dibelakang. Ia memandangi Indi dan pasangannya dengan heran. Andra tentu saja mengenali Aris. Laki-laki arogan yang pernah membuatnya sangat kesal karena merasa bahwa Melani adalah miliknya. Tapi sekarang ia melihat Aris sangat santun dan rendah hati, walau sesungguhnya Aris bukan hanya rendah hati tapi juga rendah diri. Andra tahu bahwa keberadaan Aris adalah karena Indi.

“Sejak kapan Indi kenal dengan Aris? Dan kelihatan sudah sangat dekat?”

“Itu yang namanya Aris dan dulu pernah mas ceritakan?” tanya Sasa yang mulai terhibur setelah kematian ibunya, karena dia berada diantara orang-orang yang menyayanginya dengan hangat.

“Iya. Itulah dia. Tapi banyak perubahan yang terjadi. Ataukah dia hanya berpura-pura baik? Aku harus memperingatkan Indi agar berhati-hati terhadapnya. Abi yang pastinya sudah tahu, mengapa tak mau memperingatkan Indi ketika menyadari bahwa mereka tampak dekat. “

“Jangan-jangan Aris hanya memanfaatkan Indi, karena Indi itu sangat kaya,” kata Sasa.

“Itulah yang aku khawatirkan, karena aku tahu siapa Aris. Dia kan tetangganya simbok. Sombongnya bukan main.”

“Semoga saja dia sudah berubah.”

“Tapi aku tetap akan mengingatkan Indi, agar dia berhati-hati.”

“Ayo kita dekati mereka...” ajak Sasa.

“Jangan, nanti mengganggu. Lebih baik disini saja, seneng berdekatan sama kamu, dan memandang wajah kamu yang sangat cantik malam ini. Nyatanya berkain kebaya membuat wanita lebih cantik kan? Kalau bisa, aku ingin meminta kamu setiap hari memakai kebaya seperti ini.”

“Setiap hari? Ke kantor juga?”

“Hm_mh...” kata Andra sambil menatap mesra pasangannya.”

“Enak aja, bisa jam duabelas siang aku sampai di kantor karena sibuk berdandan,” kata Sasa sambil tertawa.

“Andra...” keduanya terkejut lalu menoleh kearah siapa yang memanggilnya. Ternyata Indi, yang datang sambil menggandeng Aris.

“Indi? Kamu duduk dimana?” Andra pura-pura tak tahu, padahal dia sudah dari tadi melihat Indi duduk tak jauh dari panggung pelaminan.

“Disana. Ini, Kenalkan...”

Aris terkejut, karena ia juga mengenal Andra. Sebuah kenangan buruk berkali-kali memukul kepalanya.

“Ini, bukankah mas Aris ?”

“Lhoh, kalian saling kenal juga?”

“Aku belum kenal... “ kata Sasa sambil mengulurkan tangannya.

Aris membalasnya karena gadis itu sudah mengulurkan tangannya.

“Saya Aris..” setelah itu Aris menunduk. Perasaan tak enak kmbali menerpanya..

“Saya Sasa..”

“Heran, kamu sudah mengenal sahabat-sahabat aku sih mas?” kata Indi sambil menatap Aris yang menunduk.

“Aku pernah melakukan hal buruk. Mas Andra, saya minta maaf..”

Andra tertegun. Tak mengira Aris bisa mengucapkan kata maaf. Laki-laki arogan yang sok kuasa itu sekarang tertunduk seperti malu, setelah mengucapkan maaf. Wajahnya juga berbeda, tampak bersih dan sifat yang dulu menjengkelkan sudah tak lagi tampak.

“Ah, sudahlah, saya sudah melupakannya kok.”

“Kamu bukan langganan bengkel dia?” tanya Indi seperti pertanyaannya kepada Abi. Dan jawabannya tentu saja sama. Mereka tak tahu kalau Aris membuka sebuah bengkel.

“Jadi mas Aris sekarang buka bengkel? Saya malah tidak tahu.”

“Bengkelnya ramai lho Ndra, ada anak buahnya empat,” kata Indi seperti promosi.

“Tidak. mBak Indi berlebihan. Hanya bengkel kecil yang tidak menarik,” katanya merendah.

“Dia ini pemalu, rendah diri, kesini juga aku yang maksa. Tapi dia baik, aku suka sifatnya yang tidak suka menonjolkan diri dan dia juga sangat perhatian sama aku,” kata Indi panjang lebar.

Andra mengangguk. Tampaknya memang ada hubungan khusus diantara keduanya.

“Semoga segera menyusul Abi dan Melani,” canda Andra. Tapi canda Andra itu membuat wajah Aris memerah, seperti kepiting direbus. Aris berjanji, sepulang nanti ia harus bertanya kepada Indi, apa maksud dari ucapannya, yang sesungguhnya membuat jantungnya berdetak lebih kencang.

Ketika resepsi yang meriah itu selesai, bu Yayuk mencari Indi, karena harus pulang bersamanya.

“Ibu mau pulang sekarang?”

“Iya Ndi, ini kan sudah malam, tamu-tamu juga sudah pada pulang.”

“Baiklah, tapi nanti mengantar dia dulu ya Bu, soalnya tadi Indi nyamperin dia ke rumahnya.”

“Tidak usah mbak, saya pulang sendiri saja. Banyak taksi kok.”

“Jangan begitu mas, kan sekalian jalan.”

“Tidak, sungguh, terima kasih, saya sudah memanggil taksi. Saya akan melihat kedepan, barangkali sudah datang,” kata Aris yang kemudian buru-buru beranjak ke depan. Sungguh Aris merasa sungkan kalau Indi mengenalkannya kepada teman-temannya. Ia bahkan lupa menyalami bu Yayuk yang pernah dikenalnya ketika di rumah Indi.

“Eh.. nak.. nak, tunggu dulu..” tiba-tiba bu Yayuk berteriak memanggil. Tapi Aris sudah hilang diantara hilir mudiknya petugas kebersihan dari catering yang mengumpulkan peralatan mereka diseluruh ruangan perjamuan, karena tamu-tamu sudah pada pulang.

“Ibu mau apa?” tanya Indi khawatir.

“Kamu kan belum mengenalkan ibu sama dia. Ibu suka dia, gagah, ganteng dan tampak santun. Sepertinya tadi terburu-buru sehingga tidak menyalami Ibu terlebih dulu.

“Ibu kan sudah kenal?” tanya Indi heran.

“Kapan kamu mengenalkan ibu sama dia? Ibu tadi melihat ketika kalian berjalan bersama pengantin. Sungguh dia gagah dan tampan. Ibu suka dia, dari pada temanmu yang tukang bengkel itu,” kata bu Yayuk sambil berjalan beriringan ke arah pintu keluar.

Indi tertegun. Rupanay ibunya tidak mengenali Aris, dan mengira dia orang lain.

“Bukankah dia itu Aris, yang ibu kenal sebagai tukang bengkel?” kata Indi tanpa menghentikan langkahnya. Tapi karena ucapan itu, langkah bu Yayuklah yang berhenti.

“Apa katamu ? Kamu bercanda?”

“Benar bu, dia memang yang ibu sebut sebagai tukang bengkel itu.”

“Ya Tuhan... ya Tuhan...,” lalu bu Yayuk melanjutkan langkahnya, Ia ingin marah, tapi bukankah dia sudah berjanji tak akan menghalanginya? Bu Yayuk tidak tahu, bahwa keduanya belum pernah berbicara tentang hubungan yang lebih lanjut.

Indi mengukuti langkah ibunya yang menurutnya seperti lebih dipercepat, enak saja sih, soalnya ibunya tidak memakai kain seperti dirinya. Tersaruk-saruk dia, karena tidak biasa berjalan cepat dengan pakaian seperti sekarang ini. Akibatnya ketika ada seperti tangga didepan gedung, Indi jatuh tertelungkup.

“Auuughhh!”

“Indi !!” bu Yayuk yang sudah berada didepan terkejut. Ia menoleh dan memburu ke arah anaknya terjatuh.

Tiba-tiba sepasang tangan kekar membantunya bangun.

“Sakitkah? Bisa berjalan tidak ?” tanya sang penolong, yang tak lain adalah Aris.

“Kamu masih disini? Kata Indi menahan sakit.

“Iya, menunggu taksi ternyata belum datang.

Bu Yayuk yang datang mendekat membiarkan Indi berjalan sambil dipapah laki-laki yang tadi dikaguminya.

“Bisa jalan ?”

“Bisa Bu, pelan-pelan,”

 Rupanya kakinya sakit untuk melangkah.

“Bagaimana kalau sandalnya dicopot saja?” usul Aris.

Indi mengangguk, membiarkan Aris berjongkok untuk mencopot ke dua sandalnya, lalu menentengnya dengan sebelah tangannya, sedang yang sebelah lagi menuntunnya pelan, sangat pelan, karena Indi benar-benar kesakitan.

Aris mengantarnya sampai ke mobil.

“Bisa nyetir?”

“Sepertinya tidak, kakiku terkilir.”

“Biar aku antar. Taksinya aku batalkan saja,” kata Aris.

Bu Yayuk mengikuti tanpa berkata-kata. Ia bingung harus mengucapkan apa. Laki-laki yang direndahkannya ternyata menjadi penolong bagi anaknya.

“Ibu silahkan naik dulu,” kata Aris sambil membukakan pintu belakang untuk bu Yayuk.

“Terima kasih nak,” kata bu Yayuk sambil naik.

Lalu Aris menolong Indi untuk naik. Tapi karena kain yang dipakai Indi sangat senpit, sedangkan kakinya terasa sakit, Aris terpaksa menggendongnya.

“Aduh.. menyusahkan ya mas.”

“Tidak apa-apa,” kata Aris yang kemudian membawa mobilnya untuk mengantarkan Indi dan ibunya pulang.

***

“Indi sudah pulang?” tanya Abi yang malam itu sudah melepaskan pakaian pengantinnya, dan bertemu Andra yang sudah berganti pakaian. Dilihatnya Sasa juga sudah melepaskan pakaian Jawa yang tadi dikenakannya, karena tak ingin pulang dengan pakaian yang menurutnya sangat ribet. Hanya Indi yang tadi pulang masih dengan pakaian yang dikenakannya saat acara.

“Ya sudah pastinya, nggak ada orang lain disini. Aku menunggu kamu berdua untuk aku antar pulang,” kata Andra.

“Tadi kamu ketemu Indi ?”

“Ya, bersama Aris? Kamu pernah bertemu sebelumnya?”

“Iya, Indi mengenalkannya karena akan bersama dia menjadi pengiring, baru beberapa hari sebelum acara.”

“Kaget nggak?”

“Kaget banget. Dia sudah berubah, aku bersyukur. Tampaknya Indi menyukainya.”

“Jadi bos bengkel ya rupanya?”

“Benar. Tapi aku heran Indi suka sama dia,” kata Abi;

“Aku juga heran.”

“Ya biarlah kalau itu keinginannya, siapapun kan berhak untuk memilih. Dan sejak awal kan dia bilang nggak suka lelaki yang terlalu sibuk. Dan dia menemukan itu pada Aris.”

“Kita doakan semoga bahagia. Ayo, kalian sudah selesai? Saatnya pulang, bukankah biasanya pengantin baru ingin cepat-cepat tamunya pulang?”

“Ah, kamu seperti pernah menikah saja. Ayo kapan menyusul?”

“Sudah, cepat berkemas, aku juga masih harus mengantarkan Sasa nih.”

“Capek ya Sa?” tanya Abi kepada Sasa.

“Nggak kok mas, tapi ngantuk.”

“Ya sudah, sebentar, aku lihat Melani, sudah selesai belum.”

***

Ketika tiba di rumah Indi, ternyata Indi susah sekali berjalan.  Aris sudah menggendongnya turun, tapi untuk berjalan ke rumah tampak sangat susah, apalagi harus menaiki tangga sebelum sampai ke teras.

“Bagaimana, bisa jalan?” tanya ibunya.

“Sakit sekali bu, Indi nggak tahan, sepertinya keseleo nih,” kata Indi sambil meringis menahan sakit.

“Aduh, bagaimana ini?” bu Yayuk kebingungan.

“Bu, bolehkah saya menggendongnya masuk ke rumah?”

“Ya sudah nak, mau bagaimana lagi, masa Ibu yang harus menggendongnya. Tapi biar Ibu buka dulu pintunya, supaya tidak kelamaan menunggunya. Menggendong gadis sebesar itu kan berat,” kata bu Yayuk sambil bergegas masuk untuk membukakan pintu terlebih dulu.

“Maaf ya mas, merepotkan. Pasti berat menggendong saya.”

“Nggak kok. Nggak apa-apa,” kata Aris, padahal saat menggendong sebelum naik tadi hatinyapun sudah berdebar tidak keruan. Memang enak, menggendong sambil mencium wangi parfum yang memabokkan, dengan wajah begitu dekat dengan wajahnya sendiri, lalu sekarang hal itu akan terulang kembali.

Aris menghela napas dalam-dalam, menata hatinya sebaik mungkin, agar tidak terpengaruh oleh gelora yang menggodanya.

Ketika dilihatnya pintu rumah sudah terbuka, Aris bersiap menggendong Indi, tapi kemudian Indi menolaknya. Ia hanya minta dipapah, tapi sebelah kakinya ternyata tidak kuat untuk menapak.

“Aduh... ternyata sakit sekali..”

“Baiklah mbak, tidak apa-apa saya menggendong mbak masuk.”

“Nggak enak rasanya.”

“Namanya keadaan darurat, mau bagaimana lagi?” katanya sambil mengangkat tubuh Indi, langsung masuk rumah dan bu Yayuk meminta agar langsung ke kamarnya saja.

Aris meletakkan tubuh Indi di tempat tidur, lalu segera berpamit untuk pergi.

“Mas, mobil saya mas bawa saja.”

“Wah, saya naik taksi saja mbak.”

“Jangan, bawa aja, besok saya suruh sopir kantor mengambilnya, atau kalau kaki saya sudah baik, saya ambil. Sudahlah, bawa saja.”

“Iya nak, bawa saja, daripada naik taksi,” sambung bu Yayuk.

Aris terpaksa menerima permintaan mereka, untuk membawa pulang mobil Indi, dengan perasaan tak menentu.

***

Besok lagi ya

 

 

 

94 comments:

  1. Replies
    1. Selamat jeng Iyeng.... Juara 1 di episod seket papat.

      Delete
    2. Selanat Jeng Iyeng juara 1

      Mtnuwun mbk Tien

      Delete
    3. Alhamdulillah, malming Melaniku datang, manusang bu Tien. slm sehat tetap cemungud

      Delete
    4. Wihhhhh, mb. Iyeng jawara deh, ma kasih bu Tien. Malam pertama Abi dan Melani di tayangin nggak ya???

      Delete
  2. Replies
    1. Alhamdulillah .....
      eMKa "seketpapat", sudah tayang.
      Terima kasih, bu Tien.

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alamdulillah...
      Yang ditunggu tunggu telah hadir
      Gasik...
      Matur nuwun bu Tien
      Semoga bu Tien selalu sehat dan tetap semangat
      Salam ADUHAI dr Cilacap.

      Delete
  4. Alhamdulillah
    Terima kasih bunda Tien

    ReplyDelete
  5. Terima kasih Bu Tien semoga selalu sehat dan salam aduhai dari Pasuruan

    ReplyDelete
  6. Alhamdulilaah...
    Terimakasih bunda Tien MK 54 sdh dtg, pemerannya sdh pd ketemu pasangan hehee..
    Semoga bunda Tien sehat selalu..
    Salam aduhai.. 🙏🙏

    ReplyDelete
  7. Waw semakin seru terima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu.

    ReplyDelete
  8. Aris dpt jodoh anak cantik Dan kaya

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah yg ditunggu muncul juga
    Makasih Bunda , sehat selalu dan bahagia bersama keluarga tercinta

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah....
    Makasih bu Tien.
    Semoga sehat selalu..

    ReplyDelete
  11. Matur nuwun mbak Tien-ku, Melani sudah sampai di rumah.
    Suiiittt... suiiittt...dah besar gendongan, gak malu sama saya..
    Ya sudah, ibunya sudah mengijinkan tidak apa.
    Salam sehat mbak Tien yang selalu ADUHAI.

    ReplyDelete
  12. Sampun mb Iyeng.. ..
    Sugeng dalu mb Tien.
    Salam sehat n aduhai
    Yuli Semarang

    ReplyDelete
  13. Wow. . aduhai Bu cantik.. indah dan syahdu.. salam sehat selalu Bu cantik Amin YRA 🙏 mr wien

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah,terima kasih Bu Tien ..
    Senantiasa sehat,Aamiin.

    ReplyDelete
  15. Alhamdulilah, twrima kasih bu tien sayang...salam sehat dan salam aduhai dari pondok gede

    ReplyDelete
  16. Akirnya bu Yayuk ikut kepencut jg sm Aris hehehe semakin seru nih ,tks mbak Tien.Salam aduhai dr Tegal.

    ReplyDelete
  17. Wah bau bau ya udah mau tamat ini...udahpada ketemu jodohnya....trims bu tien udah menghibur....sehat selalu bu tien

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah MK~54 sudah tayang.. maturnuwun bu Tien 🙏

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah, matursuwun mbak Tien MK54nya
    Salam sehat selalu... besok lagi ya

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah,matur nuwun bu Tien MK 54 sdh tayang,,,senangnya Indi ,, Aduhaaii bener nih digendong ,, mantab 👍

    Sehat wal'afiat selalu ya Ibuku
    Jazaakillahu khairan, baarakallahu fiikum 🙏🙂

    ReplyDelete
  21. Ayo bu Yayuk sing legowo yo, demi anakmu tercinta....jangan main gengsi dan emosi yang gak jelas....

    ReplyDelete
  22. Sebuah keuntungan bagi aris seperti dapat undian
    Terima kasih bu tien

    ReplyDelete
  23. Aduhai Aris,Indi,mlm yg menyenangkan,gendong2an(t gendong ke mana2 mbah Surip jdnya)mtr nwn mb Tien K,slm sht sll&aduhai..

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah MK54 telah tayang, terima kasih bu Tien sehat n bahagia selalu. Aamiin.
    UR.T411653L

    ReplyDelete
  25. Iya nak, bawa saja, daripada naik taksi,” sambung bu Yayuk.

    Aris terpaksa menerima permintaan mereka, untuk membawa pulang mobil Indi, dengan perasaan tak menentu.

    𝑯𝒐𝒓𝒆..𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝑨𝒓𝒊𝒔 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒓𝒆𝒔𝒕𝒖 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒃𝒖 𝒀𝒂𝒚𝒖𝒌.. 😃😃

    𝑲𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝑨𝑫𝑼𝑯𝑨𝑰.

    𝑺𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒖𝒕𝒌 𝒃𝒖 𝑻𝒊𝒆𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂...𝑨𝒂𝒎𝒊𝒊𝒏 𝒀𝑹𝑨.🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  26. Alhamdulillah... Terima kasih Bu Tien... Semoga Bu Tien selalu sehat dan semangat dalam berkarya ... Selamat malam selamat beristirahat ... Salam... 🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  27. Akhirnya ikut merasakan perjuangan mu, sesuai angan mu; 'biar sampai nanti selesai acara ibu akan tahu sendiri, dia pria baik dan perhatian padaku'.
    Waduh pigi mané nich Tok, masih mabok? Kau nggak ingat, kan dia bilang 'syukur kalau berlanjut', kamu itu lho; kakèhan pertingsing Tok.
    Tuh langsung suruh masuk ke spesial area, emaknya Tok yang nyuruh, ih jangan gitu donk, susah bumbunya pakai dibumbui apa coba kalau mau 'njangan gitu', malah kamu yang mboyong, yang jadi pengantin pun belum tentu lho, disana kan malah lebih runyem, ada babe ada emaknya yang belum mau melepaskan, tambah ada bibik dan simbok yang saking bersyukur nya sampai menangis haru.
    Bocah kecil yang diserahkan; bisa dirawat sampai bisa kerja mandiri, bahkan bertemu orang tua, yang bener bener orang tuanya. Kamu kan juga ikut menjaganya kan Tok, walau itu dengan caramu.
    Udah deh Tok; tidurmu dinyenyakin aja, mana tahan deketan sama gadis cantik anggun kaya gitu, nggak bisa tidur ya, merem melèk kebanyakan angan, bangun kesiangan keduluan sama yang ngambil mobil, walau jalan terpincang-pincang ke rumahmu, tega nian kau.
    Udah lewatkan malam ini.
    Tenang besok masih ada matahari.
    Peka dikit napa seeh, bukalah hatimu hey Aris Windarto, mulai besok manggilnya jangan embak embèk lagi ya, emak Yéyé udah kepingin punya cucu tuh.

    ADUHAI

    Terima kasih Bu Tien,
    Melani Kekasihku yang ke lima puluh empat sudah tayang.
    Sehat sehat selalu doaku, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta 🙏

    ReplyDelete
  28. Alhamdulilah sudah dapat nengikuti kisah MK 54 walau sdh ads 43 yg sbsen Mksh Bu Tien semoga sehat selalu dan karya2nya terus mengalir dan bermanfaat.

    ReplyDelete
  29. Maturnuwun mbak Tien..MK54nyaa...

    Waah sepertinya abu Yayuk udh luluh dgn sikap Aris..semogaaa...

    Msh besok lagi..eh senin yaa..hehe..

    Salam sehat dan aduhaii mbak Tien..🙏😘🌹

    ReplyDelete
  30. Wouw....
    Ibu Tien memang sangat piawai memilih kata2, menyusun kalimat, imajinasinya luar biasa. Sy sangat senang mengikuti terus, tetap bikin penasaran lanjutnya..

    Semoga semua semakin bahagia..
    Monggo dilanjut aja. Matur nuwun Berkah Dalem.

    ReplyDelete
  31. Maaf, esjak lama saya penasaran dgn tulisan bpk B Indriyanto. Huruf apakah seperti itu? Biasa digunakan dimana?
    Terima kasih...

    ReplyDelete
  32. Alhamdulillah MK sudah tayang
    Terimakasih bunda Tien
    Semoga bunda Tien selalu sehat
    Salam aduhai dari Purworejo

    ReplyDelete
  33. Maturnuwun Ibu... Sehat selalu nggih

    ReplyDelete
  34. Alhamdulillah...

    Mtur nuwun Bun..
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....

    ReplyDelete
  35. Slnt pagi bunda Tien.. Terima kasih MK nya.. Smg bunda sll sht walafiat.. Salamaduhai dri skbmi🥰

    ReplyDelete
  36. Alhamdulillah, terima kasih Bu Tien...🙏
    akhirnya Melani jd nikah....😊
    Ditunggu Andra dan Sasa, Indi dan Aris dengan segala liku2nya...😊

    ReplyDelete
  37. Assalamualaikum wr wb. Alhamdulillah, selesailah sudah hajad resepsi pernikahan Abu dan Melani. Menyusul Andra dan Sasa. Yg lbh menarik Indi dan Aris, bisakah mereka bersatu dalam pelaminan....? Kita serahkan kpd Bu Tien untuk kelanjutannya. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, sehat wal afiat. Aamiin Yaa Robbal'alamiin....Salam sehat dari Pondok Gede....m

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
      Matur nuwun pak Mashudi
      Aamiin ya robbal alamiin

      Delete
  38. Akhirnya ada banyak jalan untuk menyatukan Indi dan Aris ...ada banyak jalan untuk mendapat restu ibu. Matur nuwun bu Tien

    Sudah hampir ke muara kebahagiaan..baik Anggoro dan Dita, Abi dan Melani, Andra dan Sasa bahkan nanti Indi dan Aris..Aamiin. undangannya nggih.

    ReplyDelete
  39. Mantab... semoga endingnya bahagia buat semuanya.
    Indi-aris. Serta andra dan sasa.

    ReplyDelete
  40. Tak akoni..b Tien hebat tenan...👍
    Tak pikir kemaren2 si Aris hanya dijadikan tokoh figuran di cerita ini... Gak tahunya saat2 terakhir dalam babat Indi mencari jodoh tiba2 dimunculkan jadi tokoh utama disamping Indi...
    ADUHAI..
    Sekali lagi 👍 buat b Tien

    ReplyDelete
  41. Walah Aries ketemu Andra juga hahahah Indi bingung...pasti kan Aries ahkirnya ibu Yayuk suka juga krn kaki Indi keseleo.. terimakasih bu Tien salam Aduhai dan sehat selalu,Aamiin

    ReplyDelete
  42. ADUHAI ....
    Semua sudah ketemu pasangannya ...
    Matur nuwun, mbak Tien.
    Salan sehat dari kota kretek.

    ReplyDelete
  43. Malam Bunda Tien ...nunggu MK makin seru ae..salam Aduhai

    Hebat Bunda Tien bisa rubah karakter Aris

    ReplyDelete
  44. Aduhai..... #55 belum muncul juga.
    ☺️

    ReplyDelete

KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH 01

  KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH  01 (Tien Kumalasari)   Arumi berlarian di pematang sawah sambil bersenandung. Sesekali sebelah tangannya men...