MELANI KEKASIHKU 54
(Tien Kumalasari)
Bu Yayuk tersenyum-senyum sendiri. Rasa prihatinnya akan berbuah manis. Pikirnya.
“Rupanya Indi mengerti bahwa aku kurang suka dengan tukang bengkel itu, sehingga dia mencari pasangan lain. Ya Tuhan, semoga Indi jadian dengan pria itu,” bisik bu Yayuk lirih. Tak ada yang memperhatikan karena semua perhatian terarah pada sepasang pengantin dan pengiringnya, yang kemudian di susul sederetan acara termasuk sungkeman dan lain-lain.
Lalu bu Yayuk kehilangan sosok Indi dan pasangannya itu karena tampaknya ke duanya kemudian mundur dan duduk entah dimana. Bu Yayuk melongok kesana kemari, bermaksud mencari mereka, tapi karena banyaknya tamu, ia tak bisa menemukannya.
“Ya sudah, biarkan saja. Nanti seusai acara pasti dia akan menemui aku dan pulang bareng. Aku harus tahu siapa laki-laki itu,” pikir bu Yayuk yang kemudian merasa lebih tenang.
Sementara itu Sasa dan Andra yang juga berpakaian adat Jawa duduk agak dibelakang. Ia memandangi Indi dan pasangannya dengan heran. Andra tentu saja mengenali Aris. Laki-laki arogan yang pernah membuatnya sangat kesal karena merasa bahwa Melani adalah miliknya. Tapi sekarang ia melihat Aris sangat santun dan rendah hati, walau sesungguhnya Aris bukan hanya rendah hati tapi juga rendah diri. Andra tahu bahwa keberadaan Aris adalah karena Indi.
“Sejak kapan Indi kenal dengan Aris? Dan kelihatan sudah sangat dekat?”
“Itu yang namanya Aris dan dulu pernah mas ceritakan?” tanya Sasa yang mulai terhibur setelah kematian ibunya, karena dia berada diantara orang-orang yang menyayanginya dengan hangat.
“Iya. Itulah dia. Tapi banyak perubahan yang terjadi. Ataukah dia hanya berpura-pura baik? Aku harus memperingatkan Indi agar berhati-hati terhadapnya. Abi yang pastinya sudah tahu, mengapa tak mau memperingatkan Indi ketika menyadari bahwa mereka tampak dekat. “
“Jangan-jangan Aris hanya memanfaatkan Indi, karena Indi itu sangat kaya,” kata Sasa.
“Itulah yang aku khawatirkan, karena aku tahu siapa Aris. Dia kan tetangganya simbok. Sombongnya bukan main.”
“Semoga saja dia sudah berubah.”
“Tapi aku tetap akan mengingatkan Indi, agar dia berhati-hati.”
“Ayo kita dekati mereka...” ajak Sasa.
“Jangan, nanti mengganggu. Lebih baik disini saja, seneng berdekatan sama kamu, dan memandang wajah kamu yang sangat cantik malam ini. Nyatanya berkain kebaya membuat wanita lebih cantik kan? Kalau bisa, aku ingin meminta kamu setiap hari memakai kebaya seperti ini.”
“Setiap hari? Ke kantor juga?”
“Hm_mh...” kata Andra sambil menatap mesra pasangannya.”
“Enak aja, bisa jam duabelas siang aku sampai di kantor karena sibuk berdandan,” kata Sasa sambil tertawa.
“Andra...” keduanya terkejut lalu menoleh kearah siapa yang memanggilnya. Ternyata Indi, yang datang sambil menggandeng Aris.
“Indi? Kamu duduk dimana?” Andra pura-pura tak tahu, padahal dia sudah dari tadi melihat Indi duduk tak jauh dari panggung pelaminan.
“Disana. Ini, Kenalkan...”
Aris terkejut, karena ia juga mengenal Andra. Sebuah kenangan buruk berkali-kali memukul kepalanya.
“Ini, bukankah mas Aris ?”
“Lhoh, kalian saling kenal juga?”
“Aku belum kenal... “ kata Sasa sambil mengulurkan tangannya.
Aris membalasnya karena gadis itu sudah mengulurkan tangannya.
“Saya Aris..” setelah itu Aris menunduk. Perasaan tak enak kmbali menerpanya..
“Saya Sasa..”
“Heran, kamu sudah mengenal sahabat-sahabat aku sih mas?” kata Indi sambil menatap Aris yang menunduk.
“Aku pernah melakukan hal buruk. Mas Andra, saya minta maaf..”
Andra tertegun. Tak mengira Aris bisa mengucapkan kata maaf. Laki-laki arogan yang sok kuasa itu sekarang tertunduk seperti malu, setelah mengucapkan maaf. Wajahnya juga berbeda, tampak bersih dan sifat yang dulu menjengkelkan sudah tak lagi tampak.
“Ah, sudahlah, saya sudah melupakannya kok.”
“Kamu bukan langganan bengkel dia?” tanya Indi seperti pertanyaannya kepada Abi. Dan jawabannya tentu saja sama. Mereka tak tahu kalau Aris membuka sebuah bengkel.
“Jadi mas Aris sekarang buka bengkel? Saya malah tidak tahu.”
“Bengkelnya ramai lho Ndra, ada anak buahnya empat,” kata Indi seperti promosi.
“Tidak. mBak Indi berlebihan. Hanya bengkel kecil yang tidak menarik,” katanya merendah.
“Dia ini pemalu, rendah diri, kesini juga aku yang maksa. Tapi dia baik, aku suka sifatnya yang tidak suka menonjolkan diri dan dia juga sangat perhatian sama aku,” kata Indi panjang lebar.
Andra mengangguk. Tampaknya memang ada hubungan khusus diantara keduanya.
“Semoga segera menyusul Abi dan Melani,” canda Andra. Tapi canda Andra itu membuat wajah Aris memerah, seperti kepiting direbus. Aris berjanji, sepulang nanti ia harus bertanya kepada Indi, apa maksud dari ucapannya, yang sesungguhnya membuat jantungnya berdetak lebih kencang.
Ketika resepsi yang meriah itu selesai, bu Yayuk mencari Indi, karena harus pulang bersamanya.
“Ibu mau pulang sekarang?”
“Iya Ndi, ini kan sudah malam, tamu-tamu juga sudah pada pulang.”
“Baiklah, tapi nanti mengantar dia dulu ya Bu, soalnya tadi Indi nyamperin dia ke rumahnya.”
“Tidak usah mbak, saya pulang sendiri saja. Banyak taksi kok.”
“Jangan begitu mas, kan sekalian jalan.”
“Tidak, sungguh, terima kasih, saya sudah memanggil taksi. Saya akan melihat kedepan, barangkali sudah datang,” kata Aris yang kemudian buru-buru beranjak ke depan. Sungguh Aris merasa sungkan kalau Indi mengenalkannya kepada teman-temannya. Ia bahkan lupa menyalami bu Yayuk yang pernah dikenalnya ketika di rumah Indi.
“Eh.. nak.. nak, tunggu dulu..” tiba-tiba bu Yayuk berteriak memanggil. Tapi Aris sudah hilang diantara hilir mudiknya petugas kebersihan dari catering yang mengumpulkan peralatan mereka diseluruh ruangan perjamuan, karena tamu-tamu sudah pada pulang.
“Ibu mau apa?” tanya Indi khawatir.
“Kamu kan belum mengenalkan ibu sama dia. Ibu suka dia, gagah, ganteng dan tampak santun. Sepertinya tadi terburu-buru sehingga tidak menyalami Ibu terlebih dulu.
“Ibu kan sudah kenal?” tanya Indi heran.
“Kapan kamu mengenalkan ibu sama dia? Ibu tadi melihat ketika kalian berjalan bersama pengantin. Sungguh dia gagah dan tampan. Ibu suka dia, dari pada temanmu yang tukang bengkel itu,” kata bu Yayuk sambil berjalan beriringan ke arah pintu keluar.
Indi tertegun. Rupanay ibunya tidak mengenali Aris, dan mengira dia orang lain.
“Bukankah dia itu Aris, yang ibu kenal sebagai tukang bengkel?” kata Indi tanpa menghentikan langkahnya. Tapi karena ucapan itu, langkah bu Yayuklah yang berhenti.
“Apa katamu ? Kamu bercanda?”
“Benar bu, dia memang yang ibu sebut sebagai tukang bengkel itu.”
“Ya Tuhan... ya Tuhan...,” lalu bu Yayuk melanjutkan langkahnya, Ia ingin marah, tapi bukankah dia sudah berjanji tak akan menghalanginya? Bu Yayuk tidak tahu, bahwa keduanya belum pernah berbicara tentang hubungan yang lebih lanjut.
Indi mengukuti langkah ibunya yang menurutnya seperti lebih dipercepat, enak saja sih, soalnya ibunya tidak memakai kain seperti dirinya. Tersaruk-saruk dia, karena tidak biasa berjalan cepat dengan pakaian seperti sekarang ini. Akibatnya ketika ada seperti tangga didepan gedung, Indi jatuh tertelungkup.
“Auuughhh!”
“Indi !!” bu Yayuk yang sudah berada didepan terkejut. Ia menoleh dan memburu ke arah anaknya terjatuh.
Tiba-tiba sepasang tangan kekar membantunya bangun.
“Sakitkah? Bisa berjalan tidak ?” tanya sang penolong, yang tak lain adalah Aris.
“Kamu masih disini? Kata Indi menahan sakit.
“Iya, menunggu taksi ternyata belum datang.
Bu Yayuk yang datang mendekat membiarkan Indi berjalan sambil dipapah laki-laki yang tadi dikaguminya.
“Bisa jalan ?”
“Bisa Bu, pelan-pelan,”
Rupanya kakinya sakit untuk melangkah.
“Bagaimana kalau sandalnya dicopot saja?” usul Aris.
Indi mengangguk, membiarkan Aris berjongkok untuk mencopot ke dua sandalnya, lalu menentengnya dengan sebelah tangannya, sedang yang sebelah lagi menuntunnya pelan, sangat pelan, karena Indi benar-benar kesakitan.
Aris mengantarnya sampai ke mobil.
“Bisa nyetir?”
“Sepertinya tidak, kakiku terkilir.”
“Biar aku antar. Taksinya aku batalkan saja,” kata Aris.
Bu Yayuk mengikuti tanpa berkata-kata. Ia bingung harus mengucapkan apa. Laki-laki yang direndahkannya ternyata menjadi penolong bagi anaknya.
“Ibu silahkan naik dulu,” kata Aris sambil membukakan pintu belakang untuk bu Yayuk.
“Terima kasih nak,” kata bu Yayuk sambil naik.
Lalu Aris menolong Indi untuk naik. Tapi karena kain yang dipakai Indi sangat senpit, sedangkan kakinya terasa sakit, Aris terpaksa menggendongnya.
“Aduh.. menyusahkan ya mas.”
“Tidak apa-apa,” kata Aris yang kemudian membawa mobilnya untuk mengantarkan Indi dan ibunya pulang.
***
“Indi sudah pulang?” tanya Abi yang malam itu sudah melepaskan pakaian pengantinnya, dan bertemu Andra yang sudah berganti pakaian. Dilihatnya Sasa juga sudah melepaskan pakaian Jawa yang tadi dikenakannya, karena tak ingin pulang dengan pakaian yang menurutnya sangat ribet. Hanya Indi yang tadi pulang masih dengan pakaian yang dikenakannya saat acara.
“Ya sudah pastinya, nggak ada orang lain disini. Aku menunggu kamu berdua untuk aku antar pulang,” kata Andra.
“Tadi kamu ketemu Indi ?”
“Ya, bersama Aris? Kamu pernah bertemu sebelumnya?”
“Iya, Indi mengenalkannya karena akan bersama dia menjadi pengiring, baru beberapa hari sebelum acara.”
“Kaget nggak?”
“Kaget banget. Dia sudah berubah, aku bersyukur. Tampaknya Indi menyukainya.”
“Jadi bos bengkel ya rupanya?”
“Benar. Tapi aku heran Indi suka sama dia,” kata Abi;
“Aku juga heran.”
“Ya biarlah kalau itu keinginannya, siapapun kan berhak untuk memilih. Dan sejak awal kan dia bilang nggak suka lelaki yang terlalu sibuk. Dan dia menemukan itu pada Aris.”
“Kita doakan semoga bahagia. Ayo, kalian sudah selesai? Saatnya pulang, bukankah biasanya pengantin baru ingin cepat-cepat tamunya pulang?”
“Ah, kamu seperti pernah menikah saja. Ayo kapan menyusul?”
“Sudah, cepat berkemas, aku juga masih harus mengantarkan Sasa nih.”
“Capek ya Sa?” tanya Abi kepada Sasa.
“Nggak kok mas, tapi ngantuk.”
“Ya sudah, sebentar, aku lihat Melani, sudah selesai belum.”
***
Ketika tiba di rumah Indi, ternyata Indi susah sekali berjalan. Aris sudah menggendongnya turun, tapi untuk berjalan ke rumah tampak sangat susah, apalagi harus menaiki tangga sebelum sampai ke teras.
“Bagaimana, bisa jalan?” tanya ibunya.
“Sakit sekali bu, Indi nggak tahan, sepertinya keseleo nih,” kata Indi sambil meringis menahan sakit.
“Aduh, bagaimana ini?” bu Yayuk kebingungan.
“Bu, bolehkah saya menggendongnya masuk ke rumah?”
“Ya sudah nak, mau bagaimana lagi, masa Ibu yang harus menggendongnya. Tapi biar Ibu buka dulu pintunya, supaya tidak kelamaan menunggunya. Menggendong gadis sebesar itu kan berat,” kata bu Yayuk sambil bergegas masuk untuk membukakan pintu terlebih dulu.
“Maaf ya mas, merepotkan. Pasti berat menggendong saya.”
“Nggak kok. Nggak apa-apa,” kata Aris, padahal saat menggendong sebelum naik tadi hatinyapun sudah berdebar tidak keruan. Memang enak, menggendong sambil mencium wangi parfum yang memabokkan, dengan wajah begitu dekat dengan wajahnya sendiri, lalu sekarang hal itu akan terulang kembali.
Aris menghela napas dalam-dalam, menata hatinya sebaik mungkin, agar tidak terpengaruh oleh gelora yang menggodanya.
Ketika dilihatnya pintu rumah sudah terbuka, Aris bersiap menggendong Indi, tapi kemudian Indi menolaknya. Ia hanya minta dipapah, tapi sebelah kakinya ternyata tidak kuat untuk menapak.
“Aduh... ternyata sakit sekali..”
“Baiklah mbak, tidak apa-apa saya menggendong mbak masuk.”
“Nggak enak rasanya.”
“Namanya keadaan darurat, mau bagaimana lagi?” katanya sambil mengangkat tubuh Indi, langsung masuk rumah dan bu Yayuk meminta agar langsung ke kamarnya saja.
Aris meletakkan tubuh Indi di tempat tidur, lalu segera berpamit untuk pergi.
“Mas, mobil saya mas bawa saja.”
“Wah, saya naik taksi saja mbak.”
“Jangan, bawa aja, besok saya suruh sopir kantor mengambilnya, atau kalau kaki saya sudah baik, saya ambil. Sudahlah, bawa saja.”
“Iya nak, bawa saja, daripada naik taksi,” sambung bu Yayuk.
Aris terpaksa menerima permintaan mereka, untuk membawa pulang mobil Indi, dengan perasaan tak menentu.
***
Besok lagi ya
Monggooo dipun waos
ReplyDeleteHorse mb Iyeng juara 1
Delete😂😂
DeleteSelamat jeng Iyeng.... Juara 1 di episod seket papat.
DeleteHorses seneng ... Horse
DeleteSelanat Jeng Iyeng juara 1
DeleteMtnuwun mbk Tien
Alhamdulillah, malming Melaniku datang, manusang bu Tien. slm sehat tetap cemungud
DeleteWihhhhh, mb. Iyeng jawara deh, ma kasih bu Tien. Malam pertama Abi dan Melani di tayangin nggak ya???
DeleteMakasih bu cantik
ReplyDeleteAlhamdulillah .....
DeleteeMKa "seketpapat", sudah tayang.
Terima kasih, bu Tien.
EmKa tayang...
ReplyDeleteHoreeeee....yes
Alhamdullih
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAlamdulillah...
DeleteYang ditunggu tunggu telah hadir
Gasik...
Matur nuwun bu Tien
Semoga bu Tien selalu sehat dan tetap semangat
Salam ADUHAI dr Cilacap.
Alhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih bunda Tien
Assalamualaikum wrwb ,,0 asyik,,
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien semoga selalu sehat dan salam aduhai dari Pasuruan
ReplyDeleteAlhamdulilaah...
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien MK 54 sdh dtg, pemerannya sdh pd ketemu pasangan hehee..
Semoga bunda Tien sehat selalu..
Salam aduhai.. 🙏🙏
alhamdulillah....
ReplyDeleteWaw semakin seru terima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu.
ReplyDeleteSami2..IBU Yati
DeleteAamiin
Aris dpt jodoh anak cantik Dan kaya
ReplyDeleteADUHAI pak Andrew
DeleteAlhamdulillah yg ditunggu muncul juga
ReplyDeleteMakasih Bunda , sehat selalu dan bahagia bersama keluarga tercinta
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMakasih bu Tien.
Semoga sehat selalu..
Matur nuwun mbak Tien-ku, Melani sudah sampai di rumah.
ReplyDeleteSuiiittt... suiiittt...dah besar gendongan, gak malu sama saya..
Ya sudah, ibunya sudah mengijinkan tidak apa.
Salam sehat mbak Tien yang selalu ADUHAI.
Sampun mb Iyeng.. ..
ReplyDeleteSugeng dalu mb Tien.
Salam sehat n aduhai
Yuli Semarang
Salam ADUHAI ibu Yuli
DeleteWow. . aduhai Bu cantik.. indah dan syahdu.. salam sehat selalu Bu cantik Amin YRA 🙏 mr wien
ReplyDeleteSehat dan ADUHAI MR. Wien
DeleteAlhamdulillah,terima kasih Bu Tien ..
ReplyDeleteSenantiasa sehat,Aamiin.
Alhamdulilah, twrima kasih bu tien sayang...salam sehat dan salam aduhai dari pondok gede
ReplyDeleteSami2 ibu Sri
DeleteADUHAI
Akirnya bu Yayuk ikut kepencut jg sm Aris hehehe semakin seru nih ,tks mbak Tien.Salam aduhai dr Tegal.
ReplyDeleteSami2 ibu Nani
DeleteADUHAI
Wah bau bau ya udah mau tamat ini...udahpada ketemu jodohnya....trims bu tien udah menghibur....sehat selalu bu tien
ReplyDeleteAlhamdulillah MK~54 sudah tayang.. maturnuwun bu Tien 🙏
ReplyDeleteSami2 pak Djodhi
DeleteAlhamdulillah, matursuwun mbak Tien MK54nya
ReplyDeleteSalam sehat selalu... besok lagi ya
Sami2 ibu Umi
DeleteSalam sehat dan ADUHAI
Alhamdulilah...
ReplyDeleteAlhamdulillah,matur nuwun bu Tien MK 54 sdh tayang,,,senangnya Indi ,, Aduhaaii bener nih digendong ,, mantab 👍
ReplyDeleteSehat wal'afiat selalu ya Ibuku
Jazaakillahu khairan, baarakallahu fiikum 🙏🙂
This comment has been removed by the author.
DeleteSami2 ibu Ika Laksmi
DeleteADUHAI
Ayo bu Yayuk sing legowo yo, demi anakmu tercinta....jangan main gengsi dan emosi yang gak jelas....
ReplyDeleteADUHAI pak Petir
DeleteSebuah keuntungan bagi aris seperti dapat undian
ReplyDeleteTerima kasih bu tien
Sami2 pak Anton
DeleteADUHAI
Aduhai Aris,Indi,mlm yg menyenangkan,gendong2an(t gendong ke mana2 mbah Surip jdnya)mtr nwn mb Tien K,slm sht sll&aduhai..
ReplyDeleteSalam ADUHAI ibu Eni
DeleteAlhamdulillah MK54 telah tayang, terima kasih bu Tien sehat n bahagia selalu. Aamiin.
ReplyDeleteUR.T411653L
Dami2 ibu Uchu
DeleteAamoin
Iya nak, bawa saja, daripada naik taksi,” sambung bu Yayuk.
ReplyDeleteAris terpaksa menerima permintaan mereka, untuk membawa pulang mobil Indi, dengan perasaan tak menentu.
𝑯𝒐𝒓𝒆..𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝑨𝒓𝒊𝒔 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒓𝒆𝒔𝒕𝒖 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒃𝒖 𝒀𝒂𝒚𝒖𝒌.. 😃😃
𝑲𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝑨𝑫𝑼𝑯𝑨𝑰.
𝑺𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒖𝒕𝒌 𝒃𝒖 𝑻𝒊𝒆𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂...𝑨𝒂𝒎𝒊𝒊𝒏 𝒀𝑹𝑨.🙏🙏🙏
Salam ADUHAI pak Indriyanto
DeleteAlhamdulillah... Terima kasih Bu Tien... Semoga Bu Tien selalu sehat dan semangat dalam berkarya ... Selamat malam selamat beristirahat ... Salam... 🙏🙏🙏
ReplyDeleteSami2 ibu Sri
DeleteSalam ADUHAI
Akhirnya ikut merasakan perjuangan mu, sesuai angan mu; 'biar sampai nanti selesai acara ibu akan tahu sendiri, dia pria baik dan perhatian padaku'.
ReplyDeleteWaduh pigi mané nich Tok, masih mabok? Kau nggak ingat, kan dia bilang 'syukur kalau berlanjut', kamu itu lho; kakèhan pertingsing Tok.
Tuh langsung suruh masuk ke spesial area, emaknya Tok yang nyuruh, ih jangan gitu donk, susah bumbunya pakai dibumbui apa coba kalau mau 'njangan gitu', malah kamu yang mboyong, yang jadi pengantin pun belum tentu lho, disana kan malah lebih runyem, ada babe ada emaknya yang belum mau melepaskan, tambah ada bibik dan simbok yang saking bersyukur nya sampai menangis haru.
Bocah kecil yang diserahkan; bisa dirawat sampai bisa kerja mandiri, bahkan bertemu orang tua, yang bener bener orang tuanya. Kamu kan juga ikut menjaganya kan Tok, walau itu dengan caramu.
Udah deh Tok; tidurmu dinyenyakin aja, mana tahan deketan sama gadis cantik anggun kaya gitu, nggak bisa tidur ya, merem melèk kebanyakan angan, bangun kesiangan keduluan sama yang ngambil mobil, walau jalan terpincang-pincang ke rumahmu, tega nian kau.
Udah lewatkan malam ini.
Tenang besok masih ada matahari.
Peka dikit napa seeh, bukalah hatimu hey Aris Windarto, mulai besok manggilnya jangan embak embèk lagi ya, emak Yéyé udah kepingin punya cucu tuh.
ADUHAI
Terima kasih Bu Tien,
Melani Kekasihku yang ke lima puluh empat sudah tayang.
Sehat sehat selalu doaku, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta 🙏
Nanaaaang
DeleteADUHAI
Terima kasih mbak Tien
ReplyDeleteAlhamdulilah sudah dapat nengikuti kisah MK 54 walau sdh ads 43 yg sbsen Mksh Bu Tien semoga sehat selalu dan karya2nya terus mengalir dan bermanfaat.
ReplyDeleteSami2 ibu Rochmah
DeleteAamiin
Maturnuwun mbak Tien..MK54nyaa...
ReplyDeleteWaah sepertinya abu Yayuk udh luluh dgn sikap Aris..semogaaa...
Msh besok lagi..eh senin yaa..hehe..
Salam sehat dan aduhaii mbak Tien..🙏😘🌹
Sami2 ibu Maria
DeleteSalam sehat dan ADUHAI
Wouw....
ReplyDeleteIbu Tien memang sangat piawai memilih kata2, menyusun kalimat, imajinasinya luar biasa. Sy sangat senang mengikuti terus, tetap bikin penasaran lanjutnya..
Semoga semua semakin bahagia..
Monggo dilanjut aja. Matur nuwun Berkah Dalem.
Sami2 ibu Yustinhar
DeleteADUHAI
Maaf, esjak lama saya penasaran dgn tulisan bpk B Indriyanto. Huruf apakah seperti itu? Biasa digunakan dimana?
ReplyDeleteTerima kasih...
Alhamdulillah MK sudah tayang
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Semoga bunda Tien selalu sehat
Salam aduhai dari Purworejo
Sami2 ibu Salamah
DeleteAamiin
Salam ADUHAI
Maturnuwun Ibu... Sehat selalu nggih
ReplyDeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteMtur nuwun Bun..
Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....
Sami2 Wo
DeleteAamiin
Slnt pagi bunda Tien.. Terima kasih MK nya.. Smg bunda sll sht walafiat.. Salamaduhai dri skbmi🥰
ReplyDeleteSami2 ibu Farida
DeleteAamiin
Alhamdulillah, terima kasih Bu Tien...🙏
ReplyDeleteakhirnya Melani jd nikah....😊
Ditunggu Andra dan Sasa, Indi dan Aris dengan segala liku2nya...😊
ADUHAI pak Prim
DeleteAssalamualaikum wr wb. Alhamdulillah, selesailah sudah hajad resepsi pernikahan Abu dan Melani. Menyusul Andra dan Sasa. Yg lbh menarik Indi dan Aris, bisakah mereka bersatu dalam pelaminan....? Kita serahkan kpd Bu Tien untuk kelanjutannya. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, sehat wal afiat. Aamiin Yaa Robbal'alamiin....Salam sehat dari Pondok Gede....m
ReplyDeleteWa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
DeleteMatur nuwun pak Mashudi
Aamiin ya robbal alamiin
Akhirnya ada banyak jalan untuk menyatukan Indi dan Aris ...ada banyak jalan untuk mendapat restu ibu. Matur nuwun bu Tien
ReplyDeleteSudah hampir ke muara kebahagiaan..baik Anggoro dan Dita, Abi dan Melani, Andra dan Sasa bahkan nanti Indi dan Aris..Aamiin. undangannya nggih.
Sami2 ibu Noor
ReplyDeleteSalam ADUHAI
Mantab... semoga endingnya bahagia buat semuanya.
ReplyDeleteIndi-aris. Serta andra dan sasa.
ADUHAI ibu Enchi
DeleteTak akoni..b Tien hebat tenan...👍
ReplyDeleteTak pikir kemaren2 si Aris hanya dijadikan tokoh figuran di cerita ini... Gak tahunya saat2 terakhir dalam babat Indi mencari jodoh tiba2 dimunculkan jadi tokoh utama disamping Indi...
ADUHAI..
Sekali lagi 👍 buat b Tien
Salam ADUHAI Cak..
ReplyDeleteGayeng
ReplyDeleteWalah Aries ketemu Andra juga hahahah Indi bingung...pasti kan Aries ahkirnya ibu Yayuk suka juga krn kaki Indi keseleo.. terimakasih bu Tien salam Aduhai dan sehat selalu,Aamiin
ReplyDeleteADUHAI ....
ReplyDeleteSemua sudah ketemu pasangannya ...
Matur nuwun, mbak Tien.
Salan sehat dari kota kretek.
Malam Bunda Tien ...nunggu MK makin seru ae..salam Aduhai
ReplyDeleteHebat Bunda Tien bisa rubah karakter Aris
Aduhai..... #55 belum muncul juga.
ReplyDelete☺️
Belum muncul juga Melani 55
ReplyDeleteSudah muncul kok di versi web
ReplyDeleteSyukurlah
ReplyDeleteHalo
ReplyDelete