Wednesday, December 15, 2021

MELANI KEKASIHKU 51

 

MELANI  KEKASIHKU  51

(Tien Kumalasari)

 

Aris masih berdiri di pinggir jalan, mengawasi ke arah mana Indi memacu mobilnya. Mobil itu sudah tak kelihatan, tapi ia tetap menatap ke arah sana.

Ia benar-benar bingung menyaksikan sikap Indi yang aneh. Gadis itu seperti selalu mencari-cari kesempatan untuk bertemu dengannya. Mobilnya baik-baik saja, tapi Indi selalu minta agar Aris datang untuk mengeceknya. Berulang kali Indi melakukannya, dan Aris seperti bodoh karena tak pernah menyadari artinya.

“Apa dia suka sama aku?” gumam Aris, lalu dibantahnya sendiri perasaan itu. Aris tak pernah bisa melupakan wajah cantik yang selalu bersikap manis padanya. Tapi dia kan harus tahu diri? Dia itu siapa, dan Indi itu siapa. Aris pernah merasakan sakitnya patah hati, karena harus bersaing dengan laki-laki kaya dalam memperebutkan cintanya. Dan sakit itu tak ingin diulanginya. Hal itu bahkan merubah sikapnya yang semula arogan dan selalu mau menang sendiri, menjadi laki-laki yang selalu merasa rendah diri.

“Ini hanya mimpi, aku harus bisa menepiskannya,” pikirnya sambil melangkah ke arah bengkel, dimana anak buahnya sedang sibuk mengerjakan tugasnya.

Tapi bayangan Indi yang tampak sangat kebingungan tadi tak hendak hilang dari benaknya.

“Pasti ada sesuatu yang terjadi. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu, atau ingin meminta tolong barangkali.”

Tiba-tiba Aris melepaskan pakaian bengkelnya. Ia hanya mengenakan kaos oblong ketat berwarna putih dan celana jean yang dirangkapnya tadi dengan seragam bengkel.

“Bos mau kemana? Gagah bener?”.

“Pergi sebentar, kalau ada apa-apa, tilpon aku ya,” kata Aris yang kemudian menghampiri sepeda motornya, lalu memacunya ke arah kantor Indi. Ia yakin, pasti Indi kembali ke kantornya.

Anak buahnya saling pandang ketika melihat ulah majikannya.

“Kelihatannya ada apa-apa diantara mereka,” celetuk salah seorang.

“Mungkin gadis cantik itu jatuh cinta sama bos kita.”

“Wah, kalau benar ya syukurlah.. dari pada jadi bujang lapuk. Berkali-kali didekatin perempuan nggak pernah peduli.”

“Semoga mereka memang jadian.”

***

Indi memasukkan mobilnya ke halaman rumahnya, lalu bergegas keluar dan masuk kedalam kamarnya. Ibunya yang sedang membaca diruang tengah heran melihat siang-siang begini Indi pulang.

“Kok pulang? Ada yang ketinggalan?” tanyanya sambil mengikuti Indi kekamar, lalu berdiri didepan pintu.

“Nggak bu, Indi merasa pusing.”

“Kamu itu kecapekan. Kerja nggak habis-habisnya, sampai nggak sempat memikirkan diri sendiri. Tuh, undangan dari Abi baru saja datang. Harusnya kamu menjadi isterinya, sehingga Ibu tak usah memikirkan apa-apa lagi.”

“Yaah, Ibu, Abi juga nggak suka sama Indi. Kami itu memang tidak berjodoh bu,” kata Indi sambil menutup pintu kamarnya, lalu berbaring begitu saja tanpa melepas sepatunya.

Ia meraih ponselnya dan menelpon ke kantor, bahwa dia tak akan kembali ke kantor karena tidak enak badan.

“Aku sudah gila. Aku sudah gila. Mengapa aku memikirkan dia? Apa sih kelebihan dia? Ganteng tidak, kaya tidak. Dia cuma baik, dan sangat perhatian,” gumam Indi lalu menutupkan bantal ke wajahnya, berharap bayangan Aris lenyap dari kepalanya. Tapi tidak. Wajah lugu Aris yang tadi tampak kebingungan tak bisa lepas dari benaknya.

“Pasti dia sedang bingung memikirkan sikapku tadi.”

Beberapa saat Indi menutupi wajahnya dengan bantal, dan beribu pertanyaan yang tak terjawab, masih berderet menunggu jawaban. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu, lalu ibunya masuk begitu saja ke kamarnya.

“Ya ampun Indi, tidur macam apa kamu ini? Sepatu tidak dilepas, baju tidak diganti,” kata ibunya sambil menarik bantal dari wajah Indi.

Indi membuka matanya yang sembab.

“Kamu menangis?”

“Tidak.. tidak.. “

“Matamu merah..”

“Iya lah bu, Indi kan ketiduran.”

“Ada yang mencari kamu tuh,” kata ibunya mengejutkan Indi, yang segera bangkit lalu mencopot sepatunya.

“Siapa?”

“Dia bilang namanya Aris. Tapi rasanya Ibu pernah melihat orang itu deh. Apa dia pernah datang kemari?”

Sepatu yang susah dilepaskannya meloncat begitu saja dari tangannya.

“Siapa sih dia?”

“Teman,” jawab Indi yang segera keluar dari kamar.

“Aris?” sapa Indi setelah bertemu Aris yang sudah duduk di teras.

“Saya tadi ke kantor mbak, tapi sekretaris mbak bilang bahwa mbak nggak kembali ke kantor karena sakit.”

“Kamu ke kantor aku?”

“Iya,” jawab Aris dengan wajah lugunya. Ia bukan Aris yang dulu.

“Ada apa?”

Lalu Aris bingung menjawabnya. Ada apa ya. Mengapa juga dia bersusah payah mengejar Indi, dan merasa khawatir ketika mendengar Indi sakit, lalu nekat mengejarnya ke rumah.

“Ss_saya... tadi.. sepertinya.. mbak Indi akan mengatakan sesuatu.”

Indi menghela nafas, lalu tersenyum.  Hati Aris berdebar. Gadis kaya ini bahkan memiliki senyum yang lebih memikat daripada senyuman Melani.

“Saya sungkan mengatakannya,” kata Indi masih dengan senyumannya.

“Sungkan ?”

“Saya merasa bersikap keterlaluan.”

“Ada apa?”

“Nggak jadi saja...”

Aris tampak kecewa.

“Kalau mbak inginkan sesuatu, katakan saja. Apapun akan saya lakukan kalau mbak memintanya.

Indi menatap Aris lekat-lekat.

“Benarkah ?”

Aris mengangguk. Tapi Indi tak ingin mengucapkan apapun. Sungguh ia amat sungkan.

Aris menatap Indi, menunggu jawaban.

Tapi Indi malah berdiri, lalu beranjak ke belakang.

“Aku buatkan minum dulu ya,” kata Indi sambil menjauh.

Aris duduk termangu. Ia tetap saja bingung menyaksikan sikap Indi yang membuatnya bertanya-tanya.

Tiba-tiba  Bu Yayuk, ibunya Indi keluar.

“Saya seperti pernah melihat nak Aris ini ya.”

“Iya Bu, saya pernah datang kemari sebelum ini,” jawab Aris penuh hormat.

“Tuh kan... seperti pernah tahu kok. Teman sekantor atau apa?” Bu Yayuk penasaran.

“Bukan bu, saya yang pernah dipanggil mbak Indi kemari, karena mobilnya rewel.”

“Oh, ya ampuun, tukang bengkel itu ya?”

“Iya bu,” jawab Aris tersipu.

“Kirain teman kerja,” kata Bu Yayuk sambil masuk kedalam. Ia heran ketika berpapasan dengan Indi, sedang membawa baki berisi dua gelas jus sirsat.

“Untuk siapa ?” tanyanya sambil mengerutkan keningnya.

“Untuk tamu lah bu..”

“Tukang bengkel itu? Ya ampuun, seperti menjamu tamu agung saja,” kata Bu Yayuk sambil masuk kedalam dengan wajah cemberut. Indi mengacuhkannya, lalu terus berjalan ke teras.

“Ini mas, silahkan diminum,” kata Indi sambil meletakkan gelas-gelasnya dimeja.

“Kok repot sih mbak,” kata Aris sungkan.

“Tidak repot, udara sangat panas, dan jus sirsat ini sangat menyegarkan. Ayo mas, diminum.”

“Terima kasih mbak,” kata Aris malu-malu.

***

“Kamu suka cincinnya?” kata Abi dalam perjalanan pulang setelah berbelanja bersama Melani.

“Suka, bukankah mas yang memilihkan?”

“Benar, tapi kalau kamu nggak suka, bilang dong, dari tadi hanya terserah... terserah saja...”

“Aku memang suka. Aduh, mas Belanja begitu banyak. Untuk aku.”

“Ibuku yang menyuruh aku membelikan semua ini. Tapi kalau kain batik, ibu sendiri yang akan membelinya. Kata ibuku, anak muda tidak akan mengerti mana batik yang bagus dan yang tidak. Mana yang tulis, mana yang bukan.”

“Iya sih, itu benar.”

“Nanti mampir ke rumah Indi sekalian ya?”

“Ke rumah Indi?”

“Aku akan menyerahkan susunan acara  yang sudah aku bawa ini, supaya Indi memiliki gambaran, bagaimana nanti kalau saatnya dia menjadi pengiring atau pendamping.”

“Oh, iya benar mas, biar dia mempelajarinya, karena saat rapat panitia kan mas nggak mengundang dia.”

“Belum lama dia bilang bersedia jadi pendamping.”

“Kan harus ada pasangannya? Mas Andra?”

“Tidak. Andra dan Sasa punya tugas lain.”

“Jadi sama siapa?”

“Tampaknya Indi sudah memiliki seseorang. Senang aku mendengarnya.”

“Mas sudah kenal dia?”

“Belum, katanya besok mau mengenalkannya ke rumah.”

“Kalau begitu susunan acaranya diberikan besok kalau dia datang saja, bisa kan? Lagi pula bukankah saat ini pastinya mbak Indi sedang bekerja?”

“Bisa sih, tapi ini sudah terlanjur aku bawa, biar saja aku titipkan saja sama Ibunya.”

“Ya sudah, terserah mas saja.”

“Menurut kamu, apa saja belanjaan kita yang kurang?”

“Sudah mas, semuanya sudah, kan aku mencatatnya dari yang dipesan bude Maruti, dan mas masih menambahnya banyak tadi.”

“Ya sudah, nggak apa-apa. Nanti kalau kurang gampang. Kita langsung ke rumah Indi ya.”

***

Ketika Aris sudah pulang, bu Yayuk memasang wajah masam dihadapan Indi. Sangat sebal perasaannya melihat Indi begitu akrab dengan tukang bengkel itu.

“Kamu itu kurang kerjaan ya Ndi?”

“Kurang kerjaan bagaimana sih bu?”

“Menjamu tukang bengkel sampai segitunya. Bicara seperti sama orang dekat saja,” omel Ibunya.

“Dia kan teman bu, masa nggak boleh ngobrol seperti orang dekat?”

“Nanti dia itu ngelunjak, bagaimana?”

“Ngelunjak bagaimana sih bu?”

“Kamu itu manajer sebuah perusahaan besar, lupa ya kamu?”

“Memangnya kenapa kalau Indi manajer?”

“Ya nggak pantas dong Ndi, harga dirimu dimana?”

“Ibu, manajer atau tukang bengkel apa bedanya?”

“Ya beda dong Ndi. Seperti bumi dan langit.”

“Kalau beda kenapa sih bu, jadi orang mbok ya jangan suka merendahkan martabat orang lain. Itu namanya menghina.

Pembicaraan yang menurut Indi menyebalkan itu terhenti ketika mendengar sebuah  mobil memasuki halaman.

Indi dan Bu Yayuk bergegas keluar. Indi tersenyum lebar melihat Abi dan Melani turun dari mobil.

“Ini calon pengantin kok jalan-jalan terus,” sapa Indi.

“Habis belanja nih, lalu mampir,” kata Abi yang kemudian mencium tangan Bu Yayuk, diikuti Melani.

“Calon isteri kamu cantik Bi,” kata bu Yayuk.

“Terima kasih bu.”

“Silahkan duduk,” kata Indi mempersilahkan.

“Ayo duduk didalam saja,” ajak Bu Yayuk.

“Kami hanya sebentar bu, hanya menyerahkan ini,” kata Abi yang mau tak mau duduk juga di kursi teras.

“Ini apa Bi?”

“Itu susunan acara, kamu harus tahu karena kamu akan menjadi pendamping kami.”

“Oh...” Indi menerima susunan acara itu dengan berdebar. Dia sudah menyanggupinya, tapi dia belum mengatakan kepada Aris, laki-laki yang diharapkan akan bersamanya nanti.

“Indi jadi pendamping pengantin? Sama siapa nantinya?” tanya bu Yayuk.

“Iya Ndi, aku belum mencantumkan nama pendampingmu, itu penting, soalnya pembawa acara harus tahu.

“Oh.. iy_ya.. “ kata Indi gugup.

“Biar aku catat sekalian saja Ndi. Siapa? Kata Abi sambil mengambil ponsel untuk mencatatnya.

“Aduh, aku lupa nama panjangnya. Aris, gitu saja.”

“Aris?” tiba-tiba Bu Yayuk berteriak.

Abi sudah mencatatnya.

“Aris tukang bengkel itu tadi?” Bu Yayuk semakin emosi karena Indi tampak mengangguk.

“Tidaaaak, tidak boleeh..”

“Bu...” Indi ingin memprotes.

“Memalukan !”

***

Besok lagi ya.

 

114 comments:

  1. Replies
    1. Alhamdulillah gasik men bu Tien malam ini.... Balik lagi Yogja juara 1-nya di eMKa episode ke 51.
      Selamat jeng Iin Maimun....
      Aku baru pulang dari majid sdh ada kabar....sdh tayang mas kakek...

      Terima kadih bu Tien, sehat selalu ya... Salam SEROJA tetap ADUHAI..

      Delete
    2. Kbtln aj seh pas buka kok pas tayang

      Tunggu kok blum ada yg komen
      Yes....

      Delete
    3. Padahal saya pas buka juga belum ada yang koment, tapi saya mau ngetiknya susah😭😭 maklum pemula,,

      Delete
  2. Hatur nuwun salam aduhaai dari Tanggamus Lampung mbak Tienkumalasari dear

    ReplyDelete
  3. Matur nuwun mbak Tien-ku, Melani sudah berkunjung ke rumah.

    ReplyDelete
  4. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna , HerryPur, Djoni August. Gembong. Papa Wisnu, Djoni, Entong Hendrik, Dadung Sulaiman, Wirasaba, Boediono Hatmo,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah tayang gasik, belum tamat rupanya Indi belum mendapat restu ibunya. Semoga setelah tahu Aris pemilik bengkel ibunya Indi setuju. Terima kasih Bu Tien sehat selalu,salam ADUHAI

      Delete
  5. Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Pamulang, Nusakambangan, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Bogor, Tasikmalaya, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
  6. Iya sih... wajar kalau ibu nya Indi shock...

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah...suwun ibu
    Mugi ibu tansah pinaringan sehat

    ReplyDelete
  8. Wow..Bu cantik memang Top markotop bisa mengangkat derajat orang kecil.. menjadi sama dengan yang lain..hem indah jadinya . Salam sehat selalu Bu cantik Amin YRA πŸ™ mr wien

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah,MK51 sdh hadir
    Matur nuwun bu Tien πŸ€—,,,
    Kasihan Indi,,blm dpt restu ibunya ,,sabaaar ya Indi biar bu Tien yg atur beres dan Aduhaaii deh,,🀭

    Salam ADUHAAII & sehat wal'afiat semua ya Ibuku πŸ™πŸ₯°

    ReplyDelete
  10. Slmt mlm bunda Tien.. Trumaksih MK nya.. Smg bunda sht sll.. SlmAduhai dri sukabumiπŸ₯°πŸ₯°

    ReplyDelete
  11. Maturnuwun mbak Tien MK51nyaa

    Asiik bisa baca gasiik..

    Wah ibunya Indi ter-kaget2 dengar nama Aris..

    Moga baik2 semua..

    Salam sehat dan aduhaii mbak Tien..πŸ™πŸ˜˜πŸŒΉ

    ReplyDelete
  12. Makin Ke...... .hehehe Aduhai banget MK ini.Maturnuwun Mbak Tien

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah... Terima kasih Bu Tien, Melani hadir gasik... Semoga Bu Tien selalu sehat dan semangat dalam berkarya... Selamat beristirahat... Salam... πŸ™πŸ™πŸ™

    ReplyDelete
  14. Terimakasih bunda Tien.. Melani sdh dtg
    Semoga bunda Tien sehat selalu dan berbahagia.. Salam aduhai dari sukabumi

    ReplyDelete
  15. Terimakasih mbak Tien
    senangnya MK cepat tayang...semakin seru...
    sehat-sehat selalu ya mbak Tien
    salam aduhaiii

    ReplyDelete
  16. Oh, ternyata Aris itu yang pernah tergila-gila sama Melani. Bagus kalau jadian sama Indira. Salam sehat mbak Tien...

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah
    Terimakasih bunda Tien
    Semoga sehat walafiat πŸ™πŸ™πŸ™

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah,ceritanya semakin asyik.MK51 salam aduhai bu Tien

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah matur nuwun bunda Tien, tayang gasik, sehat selalu n semakin aduhai ceritanya...

    ReplyDelete
  20. Assalamualaikum wrwb ,,
    Semakin bikin oenadaran saja, soakah Atis tetangganya Melani ? Yang rumahnya dekat kontrakan simbok?yang pernah menantang Abi?? Adukai mbak Tien,, semakin bikin penasaran ,,
    Titip salam sayang buat mbak Ninuk tersayang, semoga mbak tersayang kembali sehat, 🀲🀲
    Aduhai mbak Tien salamsehat dari Kuta Bali πŸ₯°πŸ₯°πŸ₯°πŸ₯°πŸ™πŸ»

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah MK~51 hadir lebih awal, maturnuwun bu Tien πŸ™
    Semoga tetap sehat 'n semangat.. Aamiin 🀲

    ReplyDelete
  22. Alhamdulillaah.. sudah hadir MK 51
    Matur nuwun bu Tien,
    Semoga ibu dan keluarga sehat selalu
    Aamiin yaa Robbal’alamiin...
    Salam SeRoJa.. ADUHAI...

    ReplyDelete
  23. Wah tadi sebetulnya seru kalau Aris dipertemukan dg Abi dan Melanidi rumah Indi..Ternya Aris yg bengkel iru dulu yg seneng saa Melani.dan ngintipwaktu Melani ada tamu cowokdan sempat motornya kesegngol mobil dan jatuh. Tapiibunya Indi tdk setuju...nah. Bagaimana nih
    ..ditunggu bu Tien.. Salam sehat selalu

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah yg ditunggu sudah muncul, makasih Bunda.
    Sehat dan tetap semangat dalam berkarya

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah.... Semakin mendebarkan, terima kasih Bu Tien. Semoga sehat selalu.

    ReplyDelete
  26. Trimakasih Mbak Tien.. dunia ini emang selias daun kelor yaa .. hehehe

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah
    Terimakasih bunda Tien MK 51
    Salam sehat dan aduhai
    Semoga bunda selalu sehat walafiat aamiin

    ReplyDelete
  28. Alhamdulillah.....
    Mtur nuwun Bun....
    Mugi2 tansah pinaringan rahayu wilujeng sedoyonipun....

    ReplyDelete
  29. Alhamdulillah MK51 telah tayang, terima kasih bu Tien sehat n bahagia selalu. Aamiin.
    UR.T411653L

    ReplyDelete
  30. Wah..... ternyata sdh tertinggal 1 jam... terima kasih, mkin asyik trs partnya...

    ReplyDelete
  31. Hemmm...ikut seneng dengernya rupanya undangan Melani-Abi sudah beredar
    Moga Anindita gak bikin kekacauan nih di acr akad nikahnya Melani dan Abi.

    Giliran pendampingnya ini yg bikin mules,benarkah Indi berjodoh sama Aris...
    Kalau Aris sih woka woke saja
    Utk Indi sdhkah kamu fikir dg matang" ndi...emang derajat manusia itu sama di mata Tuhannya....
    Moga kamu bahagia Indi....

    Trimakasih bu Tien...
    Memang bu Tien pinter membikin pembacanya ngakak
    Moga sehat sll bunda
    Salam aduhai dari Bojonegoro.

    ReplyDelete
  32. Heboh nih mbak Tien. Aris tukang bengkel mantan preman, yg mencintai melani, mau pacaran dgn Indi.

    ReplyDelete
  33. Terima kasih mbak Tien, semoga sehat selalu.

    ReplyDelete
  34. Bisa tidur nyenyak maturnuwun mb Tien.
    Yuli Suryo
    Semarang

    ReplyDelete
  35. Trims bu tien MK 51 udah hadir sehat selalu bu tien

    ReplyDelete
  36. Maturnuwun mb Tien
    Yuli Semarang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami2 ibu Yuli.
      Lho ini beda dengan ibu Yuli Suryo ya?
      Sama2 Semarang.
      ADUHAI deh

      Delete
  37. Kebanyakan orang tua begitu ya .....
    Jadi koreksi diri ..... Memang sih orang tua selalu ingin *yang terbaik* untuk anak-anaknya .....
    Makasih bu Tien salam sehat selalu.

    ReplyDelete
  38. Alhamdulilah..terima kasih bu tiem ...sehat selalu ya bu...salam aduhai dari pondok gede

    ReplyDelete
  39. Satu lagi perlu diwejang mbak Tien, ibunya Indi. Nah... sesudah itu semua oke.
    Salam sehat penuh semangat mbak Tien yang selalu ADUHAI.

    ReplyDelete
  40. alhamdulillah, MK lanjutan sdh tayang...terima kasih Bu Tien.....semakin aduhai jalan ceritanya......salam sehat selalu

    ReplyDelete
  41. Alhamduillah MK 51 sdh tayang, matursuwun mbak Tien.
    Salam sehat selalu

    ReplyDelete
  42. Alhamdulillah.. episode 51..tapi kok masih tegang yaa..hehe..salam sehat bunda Tien

    ReplyDelete
  43. Terima kasih mbak Tien, makin seru aja
    Salam sehat dan salam ADUHAI....

    ReplyDelete
  44. Alhamdulillah,terima kasih Bu Tien..senantiasa sehat nggih,Aamiin.

    ReplyDelete
  45. Perhatian itu mulai membikin penasaran ada sesuatu yang membuat si tukang bengkel penasaran, di kantor nggak ada bahkan sekretaris nya bilang katanya Bu Bos tidak enak badan, barusan dia lihat sendiri baik baik saja, kenapa sehabis dari bengkel kemudian sakit, aduh rahasia apa yang akan diungkap Indri sampai meninggalkan kantor dimana dia bekerja.
    Dan ber alasan sakit tidak menghabiskan jam kerjanya.
    Sampai dia pamit pulangpun nggak ada statement yang terucap dari Indi sang manager, keburu tertangkap basah kalau Indi akan jadi pendamping pengantin bersama Aris sama statusnya 'manager' bengkel, hai Aris gimana nich masih ingat kamu seorang kapiten, yang mempunyai pedang panjang.
    Kan cuma selebrasi to Bu?!
    Bu YΓ©yΓ© nggak terima anak semata wayangnya berduet dengan Aris, trus gimana dong Bu, sudah terlanjur menyanggupi dan janji itu harus ditepati katanya manager, ya harus tepat janji, nah lo, ibunya pun diajak ikutan pusing memikirkan siapa yang pas berduet dengan Indi. Waktunya mepet lagi.
    Ah Aris juga sudah bersedia; apapun kemauan Indi ngikut aja, asal Indi senang dan sehat nggak sakit lagi. Jalan terus kan Ris; masihkah kamu kalau berjalan prok prok prok? aku seorang kapiten..

    ADUHAI

    Terima kasih Bu Tien,
    Melani Kekasihku yang ke lima puluh satu sudah tayang.
    Sehat sehat selalu doaku, sedjahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta πŸ™

    ReplyDelete
  46. Belum terbayang, bagaimana mbak Tien mengelola konflik bathin/ emosi bu yayuk, ibunya Indi.

    ReplyDelete
  47. Ketika 2 kembang telah didatangi kumbang, kini ada 1 kembang menginginkan kumbang namun ada penghalang yaitu ibunya kembang.
    Dan sejatinya kumbang yg diremehkan oleh ibunya bl tahu siapa dia sebenarnya. Akan makukah sang ibu kalau sudah tahu siapa sebenarnya kumbang yg diincar kembang putrinya.
    Alhamdulilah walau telat namun bisa baca malam ini MK 51. Matur nuwun Bu Tien semoga sehat selalu dan berkah semuanya.

    ReplyDelete
  48. haaah...bu Yayuk reseh nih, seneng ya anaknya jadi Peratu...

    ReplyDelete
  49. Ibunya Indi sombong banget ya.
    Makasih mba Tien.
    Salam hangat,selalu sehat dan aduhai

    ReplyDelete
  50. Matur nuwun.. Mbak Tien. Apakah Aris pernah naksir Melani? Kok ada kalimat dari Arus meski senyumnya taksemanis Melani? Aduhai Melani

    ReplyDelete
  51. Alhamdulillah, matur nuwun mBak Tien atas MK Eps 51 yang sangat menghibur.
    Salam sehat dan salam hangat dari Tangerang.

    ReplyDelete
  52. Sami2 mas Dudut
    Salam sehat hangat dan ADUHAI

    ReplyDelete
  53. “Aris tukang bengkel itu tadi?” Bu Yayuk semakin emosi karena Indi tampak mengangguk.

    “Tidaaaak, tidak boleeh..”

    “Bu...” Indi ingin memprotes.

    *****

    Waduh kasihan Indi apakah ia akan menentang ibunya..??? Atau tidak jadi pendamping pengantin Melani dan Abi..??

    Dari pada menebak nebak mending kita tunggu lanjutannya dari Bu Tien pasti lebih ADUHAI.

    Salam sehat utk Bu Tien dan keluarga tercinta.

    ReplyDelete
  54. Assalamualaikum wr wb. Sampai detik ini, msh ada saja yg membedakan seseorang dgn orang lainnya, hanya krn pangkat, harta, jabatan...Masihkan Indi berani menentang ibunya yg jelas jelas tdk suka kpd Aris krn kerjaannya tukang bengkel...Saya tunggu saja lanjutan ceritanya, nampaknya semakin seru.. Maturnuwun Bu Tien, semoga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin Yaa Robbal'alamiin....Salam sehat dari Pondok Gede...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh
      Sami2 pak Mashudi
      Aamiin ya robbal alamiin

      Delete
  55. Oalah gustiiii! Baru ingat aku. Ternyata si aris yang pernah ngganggu melani tho.
    Aduhai! Semakin gereget aja.
    Makasih ya bun.
    Moga bunda tien dan keluarga senantiasa dlm lindungan Allah SWT

    ReplyDelete
  56. Selamqt malam bu Tien wah wah syok ibu Indi 🀣🀣πŸ€ͺ🀲πŸ’ͺsangat dan tdk sangka ooo ala yaa Ngini klu ibu yg mengharap.....πŸ™πŸ™πŸ™πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜‚

    ReplyDelete

KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH 02

  KETIKA BULAN TINGGAL SEPARUH  01 (Tien Kumalasari)   Arumi berlarian di pematang sawah sambil bersenandung. Sesekali sebelah tangannya men...