MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 19
(Tien Kumalasari)
Yessy terkejut. Begitu saja Indri bersimpuh dan memegangi baju bawahnya, sambil menangis menggerung-gerung.
“Tolong saya mbak, tolonglah.. saya hamil mbak.. mas Anto harus menikahi saya. Kalau tidak, bagaimana dengan bayi yang saya kandung ini?”
Tiba-tiba saja Yessy merasa perutnya mual. Seorang wanita, telah merendahkan dirinya dengan membiarkan seorang laki-laki yang bukan siapa-siapanya untuk menjamahnya, lalu membuatnya hamil, bahkan meladeninya dengan suka cita, kemudian bersimpuh dihadapannya untuk meminta maaf dan minta agar suaminya menikahinya.
Yessyta ingin mundur ke belakang, tapi Indri mencengeram ujung bajunya kuat-kuat.
“mBak, ijinkan mbak, tolonglah saya.”
“Yessyta, aku bersalah. Aku tak bisa menahan diri, tapi semuanya sudah terlanjur. Kamu berhati baik, tolonglah kami.”
Yessyta tak menjawab. Matanya masih menyala, seakan ada api menyembur dari sana. Apa yang harus dia lakukan? Seorang wanita minta agar suaminya menikahi dia dengan alasan sudah terlanjur mengandung? Salah siapa maka Yessy yang harus berkorban untuk mereka?
“Yessy, janganlah sampai air mata kamu menitik. Jangan menangisi laki-laki tak berguna itu.” kata batin Yessy.
“Yessyta…” suara Anto terdengar seperti rintihan.
“Saya akan mati menanggung malu kalau sampai mas Anto tidak menaikahi saya.”
“Mengapa kamu tidak mati?” ingin sekali kata-kata itu dilontarkannya, tapi mulut Yessyta terasa kelu.
“Tolonglah saya..” Indri masih meraung. Yessyta ingin menendang wanita itu agar terlempar kemudian melepaskan bajunya, tapi Yessyta ternyata tak berani melakukannya. Ia bahkan mengangguk ketika sekali lagi Anto memohon.
“Yessy, ijinkan aku menikahi dia. Dan jangan ceraikan aku karena aku sangat mencintai kamu.”
“Cinta? Hahhh !”
“Nikahi dia, dan enyahlah dari hadapan aku !” hardik Yessyta keras, nyaris berteriak.
Anto ingin mendekat dan memeluknya untuk mengucapkan terimakasih, tapi Yessyta mendorongnya dengan jijik.
“Enyahlah !!”
“Yessyta, aku akan tetap mencintai kamu,” kata Anto sambil menarik Indri agar berdiri, kemudian setengah berlari meninggalkan rumah.
Yessyta jatuh terduduk di sofa. Ia ingin menjerit, tapi dia selalu teringat kata-kata Gunawan. Laki-laki itu tak berharga untuk ditangisi.
Ia terengah-engah, sedapat mungkin menahan keluarnya air mata. Apa yang harus dia lakukan? Lalu Yessyta teringat kata Gunawan, ketika bapaknya bertanya, apakah Yessy berbahagia? Aduhai, kalau sampai bapaknya tahu tentang rumah tangganya, apakah tidak akan bertambah sakit? Tadinya ia ingin menggugat cerai suaminya, tapi mengingat bapaknya, Yessyta mengurungkannya.
“Lalu akan seperti apakah hidup aku ini?” jeritnya lirih.
***
Sudah agak malam ketika Gunawan datang ke rumah sakit. Dilihatnya Suni duduk disamping ranjang pak Murti, sambil memijit-mijit kakinya pelan.
Melihat kedatangan Gunawan, pak Murti melambaikan tangannya dengan lemah. Gunawan mendekat, kemudian memegang tangan itu dan menciumnya. Bibir pak Murti bergerak-gerak.
“Bapak ingin menanyakan Yessy?”
Pak Murti tampak mengangguk pelan. Tidak persis seperti sebuah anggukan, tapi mata itu mengiyakan.
“Bu Yessy baru pulang sebentar pak, mungkin mengambil baju atau apa,” kata Suni. Tapi mata Suni kemudian menatap Gunawan, dan mulutnya berbisik.
“Susullah ke rumah mas.”
Gunawan mengangguk. Ada rasa khawatir dimata Suni, lalu Gunawan teringat peristiwa luar biasa yang dilalui seharian ini.
“Bapak, saya akan menyusul Yessy ya.”
Mata pak Murti berkejap, dan Gunawan tahu bahwa itu sebuah anggukan.
Gunawan membalikkan tubuhnya dan bergegas keluar. Rasa khawatir memenuhi benaknya.
Suni mengikutinya.
“Cepat susul mas, perginya sudah sejaak sore tadi,” bisiknya ketika sampai di pintu.
Gunawan mengangguk, kemudian berlalu. Suni kembali mendekati pak Murti, tapi pak Murti menyuruhnya pergi dengan isyarat tangannya. Suni mengangguk, kemudian duduk di karpet dekat sofa.
***
Gunawan menghentikan mobilnya dihalaman rumah Yessy. Tak ada mobil didepan, berarti Anto tidak ada dirumah itu. Gunawan terus melangkah memasuki rumah, karena pintu rumah itu terbuka lebar.
“Yessy !” panggilnya sambil terus melangkah. Lalu dilihatnya Yessy bersandar di sofa sambil memejamkan matanya.
“Yessy,” Gunawan mendekat, lalu menyentuh lengannya.
Yessy membuka matanya lalu ketika melihat Gunawan ia segera menubruknya.
Gunawan mendorongnya pelan, dan menyuruhnya duduk, karenaa merasa tak pantas memeluk perempuan yang bukan muhrimnya.
“Aku tak ingin menangis mas.. aku tak ingin menangis mas !!” Yessy berteriak histeris.
Gunawan hampir bisa menduga apa yang terjadi.
“Mereka ada disini ?”
Melihat keadaan Yessyta yang susah payah menahan tangis, hati Gunawan luluh. Ingin sekali dia mendekap Yessyta dan merengkuhnya erat didadanya, tapi ia merasa tak pantas melakukannya. Ia hanya meraih tangan Yessyta dan menepuknya lembut.
“Menangislah kalau kamu ingin menangis,” akhirnya kata Gunawan.
“Aku ingin menangis mas, tapi bukan menangisi dia.”
“Baiklah, sekarang menangislah sepuas hati kamu, sekencang-kencangnya, sampai semuanya terlepas.”
Yessy menutupi wajahnya dengan kedua belah tangannya, lalu menangis sepuaas-puasnya.
“Aku bukan menangisi dia, aku menangisi kebodohanku..aku bodoh.. bodoh.. bodoohh!”
Gunawan membiarkannya sampai tangisnya menjadi isak. Gunawan mengambil air minum ke belakang.
“Minumlah..”
Yessyta meneguk minumannya, isaknya masih terdengar.
“Bapak mencariku?”
Gunawan mengangguk.
“Aku pergi sangat lama.”
“Ya. Begitulah.”
“Aku melihat keduanya dikamar aku, menjijikkan.”
“Kamu usir mereka?”
“Mereka minta ijin untuk menikah”
“Apa?”
“Perempuan itu bilang, dirinya sudah hamil.”
“Jangan-jangan dia bohong.”
“Bohong atau tidak, apa peduli aku? Aku ijinkan dia menikah. Lalu aku usir mereka.”
“Kamu ijinkan dan kamu tidak menggugat cerai?”
“Tidak. Bagaimana kalau bapak tahu? Bukankah bapak ingin aku bahagia? Kalau bapak tahu aku bercerai.. bukankah bapak akan bersedih?”
Tapi sebenarnya Gunawan tidak sependapat. Kalau tidak bercerai, tapi menderita? Kalau bercerai tapi kemudian merasa tenang dan bahagia? Ah, tapi semuanya serba sulit. Berita retaknya rumah tangga Yessy pasti akan memukul perasaan pak Murti. Padahal kesehatan pak Murdi mulai menuju kearah membaik. Gunawan juga menghawatirkan kesehatan pak Murti. Semuanya jadi serba salah.
“Aku merasa bahwa lebih baik membiarkannya saja dulu, sambil melihat perkembangan kesehatan bapak. Aku tak akan memikirkan mas Anto dulu. Yang penting mereka tak akan berani menampakkan batang hidungnya lagi.”
Gunawan merasa trenyuh melihat penderitaan Yessyta. Demi ayahnya Yessyta harus menahan derita yang menderanya. Tapi apapun itu, Gunawan berjanji akan selalu berada didekatnya.
***
“Bapaaak…” suara Yessyta terdengar riang ketika menyapa bapaknya. Gunawan dan Suni geleng-geleng kepala, tak kuasa menahan rasa haru melihat sikap Yessyta yang selalu berpura-pura.
“Bapak merasa lebih sehat ?”
Pak Murti menatap Yessyta lekat-lekat. Barangkali dia menangkap kesedihan yang tersembunyi dibalik celoteh riangnya. Dahi pak Murti berkerut. Yessy mengelusnya lembut.
“Tadi Yessy bersih-bersih rumah, jadi pergi agak lama, “ lalu Yessyta menjatuhkan kepalanya didada bapaknya. Pak Murti mengelus kepala anaknya, tapi kening itu masih berkerut. Duka yang tersembunyi itu tidak benar-benar bisa disembunyikan dari mata tuanya. Mulutnya bergerak-gerak, lalu tangan tua itu merayapi mata Yessyta. Yessyta mengangkat kepalanya, matanya bertatapan dengan mata ayahnya. Dan dengan terkejut Yessya melihat air mata mengambang disana. Hati Yessy tergetar dan bertanya-tanya. Ada apa.
“Bapak.. ada apa?” Yessy mengusap pipi ayahnya yang basah oleh setitik air yang tumpah.
“Bapak akan segera sembuh, bapak harus semangat ya?”
Pak Murti tetap memandangi wajah anaknya, dan berkejap-kejap untuk menahan lagi titik air matanya.
Yessyta yang kebingungan segera menoleh kearah Gunawan dan melambaikan tangannya. Gunawan bergegas mendekat. Pak Murti mengangkat tangannya, jarinya menunjuk kearah Yessyta.
“Ada apa bapak? Yessyta selalu memikirkan bapak, dan berharap bapak segera pulih,” kata Gunawan.
“Yes, kamu jangan lagi sedih, bukankah dokter mengatakan bahwa bapak akan segera pulih? Beri bapak semangat dong, supaya bapak juga ikutan bersemangat,” kata Gunawan yang seakan menyiratkan bahwa kalau Yessy kelihatan sedih, itu adalah karena memikirkan sakit ayahnya.
Tapi pak Murti kemudian memalingkan mukanya.
“Bapak kenapa?” tanya Yessyta.
Lalu pak Murti meraih tangan Gunawan, diletakkannya di bahu Yessyta. Gunawan tak mengerti maksudnya. Dilihatnya pak Murti mengangguk-angguk.
“Bapak, saya akan selalu menjaga Yessyta,” kata Gunawan sekenanya. Dan tiba-tiba wajah pak Murti berubah. Ada senyum tipis dari bibir tua itu.
Gunawan merasa bahwa apa yang dimaksudkan pak Murti memang benar seperti apa yang dikatakannya. Pak Murti ingin agar Gunawan selalu melindungi Yessyta. Mungkinkah jauh dilubuk hati pak Murti memang ada kekhawatiraan tentang hidup Yessyta?
Tapi kemudian Gunawan merasa lega, ketika tak lama kemudian pak Murti tertidur. Barangkali pengaruh obat, membuatnya sering merasa ingin tidur. Tapi setidaknya tidur pak Murti telah membawa perasaan nyaman.
***
“Suni.. maukah kamu pulang kerumah pagi ini?”
“Iya bu, tentu saja saya mau. Bersih-bersih rumah kan?”
“Ya, bersih-bersih rumah. Masuklah ke kamar, ambil semua seprei dan bantal, juga yang ada di keranjang kotoran.”
“Saya akan mencucinya sekalian.”
“Tidak, buang semuanya, jangan ada yang tersisa.”
Suni terkejut, menatap Yessyta tak percaya.
“Dibuang bu, apa saya tidak salah dengar ?”
“Dibuang semuanya, seprei, sarung bantal dan guling, yang ada di keranjang kotoran dan yang masih ada diatas tempat tidur.”
“O, begitu ya bu,” Suni mengangguk tapi masih dengan perasaan heran.
“Dengar, semua itu, bekas tidur kedua manusia busuk itu. Jijik aku. Tahu?”
“Oh, ya ampun, iya bu.. saya tahu. Bolehkah nanti saya berikan kepada tukang sampah?”
“Boleh saja, berikan semuanya, dan juga kasurnya sekalian.”
“Kasurnya juga?”
“Sesuatu yang berbahu mesum dan maksiat harus dibuang jauh-jauh. Kalau tukang sampah lewat kamu boleh minta tolong untuk menggotongnya keluar.”
Suni mengangguk mengerti. Rupanya Yessyta tak mau apapun bekas suaminya dan perempuan itu masih ada didalam rumah.
“Aku akan memesan kembali kasur yang harus dikirim hari ini, jadi kamu harus menunggunya.”
“Baiklah bu.”
“Oh ya, mampirlah ke tukang kunci, suruh ganti kunci kamar aku dengan yang baru. Juga kunci rumah ya. Setelahnya, kamu bawa semuanya kemari, sehingga tak akan ada orang lain yang bisa masuk kedalam rumah.”
“Baiklah bu.”
“Aku sudah memesan taksi, kamu tunggu didepan. Ini, bawa uang ini.”
“Baik bu.”
Suni mengumpulkan kotoran yang ada, lalu membawanya keluar. Ia sudah mengerti pesan majikannya. Pokoknya yang berbau perempuan itu dan Anto harus disingkirkan.
***
“Bu, saya nanti mau tidur disini untuk beberapa hari ya?” kata Anto kepada ibunya.
“Kamu, tidur disini? Lha rumah kamu kenapa? Kamu lagi marahan sama isteri kamu?”
“Tidak bu.”
“Kalau tidak, mengapa harus tidur disini ?”
“Bapaknya Yessy kan lagi sakit, Anto pernah bilang kan bu.”
“Lalu isteri kamu menunggui dirumah sakit kan? Apa kamu takut tidur sendirian?”
“Tidak bu, rumah disana juga sedang di perbaiki, Anto nggak mau.. dimana-mana ada debu.”
“O, ya sudah, terserah kamu saja. Tapi rumah disini kan juga sedang diperbaiki? Sama kan, berdebu?”
“Kalau cuma sedikit nggak apa-apa bu, saya di kamar depan saja, nanti saya bersihkan sendiri.”
“Ya sudah, terserah kamu saja. Tapi tadi pemborongnya ketemu ibu, katanya menelpon kamu nggak bisa.”
“Mungkin Anto lagi di kantor, jadi nggak bisa menerima telpon. Memangnya kenapa ?”
“Itu perbaikan untuk pavilyun samping kan baru dimulai, katanya kamu belum memberikan uangnya lagi. Apa benar baru separo?”
:Oh, gitu ya. Bilang saja nggak jadi buat pavilyunnya.”
“Lho, nggak jadi bagaimana sih?”
“Uangnya nggak cukup bu, berhenti saja dulu sampai secukupnya uang.”
“Lha katanya sudah beli materialnya segala. Dan kamu juga bilang kalau uangnya sudah ada.”
Anto tak menjawab, ia masih membawa uang bangunan pemberian isterinya, tapi ia akan mempergunakannya untuk biaya nikah karena Indri tak mau menunda-nunda lagi. Cuma saja Anto tak akan bilang sama ibunya, karena ibunya pasti akan menentangnya,
“Ternyata uangnya nggak cukup bu, Yessy kehabisan uang.”
“Lha katanya isteri kamu itu orang kaya, masak sih bisa kehabisan uang?”
“Bapaknya lagi sakit, dan rumah disana juga sedang di perbaiki. Ya sudahlah bu, ini kan sudah bagus. Bangunan samping dibatalkan saja.”
“Kalau begitu kamu saja yang bilang.”
“Kan ibu yang ketemu setiap hari, pokoknya ibu bilang saja kalau dihentikan dulu, nanti kalau uangnya sudah ada kan gampang,”
“Huuh, gimana sih. Harusnya kalau mau bikin rumah ya diperhitungkan, uangnya cukup nggak? Bukannya ditengah jalan lalu suruh menghentikan,” omel ibunya sambil berjalan menjauh. Anton tak menjawab. Saat ini dia sedang kesulitan mencari tempat tinggal karena Yessyta sedang marah. Tapi Anto berjanji akan merayu lagi isterinya agar masih tetap bisa menerimanya. Ia akan tetap pulang kesana nanti, karena bukankah mereka tidak bercerai?
“Tapi bagaimanapun aku harus kerumah juga, pakaian-pakaian aku masih ada disana. Biar saja nanti setelah istirahat siang aku pulang dulu.”
***
Suni sudah membersihkan kamar, dan melipat bekas seprei berikut sarung bantal gulingnya kedalam sebuah tas besar, dijadikan satu dengan seprei kotor yang kemarin masih diletakkan Yessyta di keranjang. Ia membawanya keluar, karena dia sudah meminta tukang smpah yang rumahnya tak jauh dari sana untuk mengambilnya, berikut kasur busa yang akan dibuangnya. Tentu saja tukang sampah itu menerimanya dengan sangat senang. Itu semua barang-barang bagus yang dia tak akan mampu membelinya, lalu berharap akan bisa tidur lebih nyenyak setelahnya.
Suni benar-benar membersihkan semuanya. Ia kemudian menata kembali kamarnya setelah kasur yang dipesan Yessyta dikirimkan. Sambil bersih-bersih itulah tukang kunci yang dipesannya sudah datang, kemudian mengganti kunci kamar dan kunci rumah dengan yang baru.
Suni merasa lega karena sudah bisa melakukan semua kewajibannya dengan baik. Ia kemudian mengunci kamar, lalu beranjak keluar. Tapi tiba-tiba didengarnya suara mobil memasuki halaman.
Suni terkejut ketika melihat siapa yang datang.
Suni sudah hampir keluar dari rumah ketika tiba-tiba Anto sudah menerobos masuk.
“Eh pak, mau apa?” teriak Suni.
“Apa.. tanya-tanya.. “ katanya sambil terus mendorong Suni yang menghadang didepan.
Anto sudah sampai didepan kamar, tapi tak berhasil membukanya.
“Ada apa dengan kamar ini?”
Suni tak menjawab. Ia meletakkan keranjang berisi pakaian bersih diluar pintu.
“Kuncinya diganti ya? Mana kuncinya?”
“Bapak mau apa?”
“Apa kamu sudah gila? Aku ini tuan dirumah ini. Aku akan mengambil sesuatu didalam kamarku.”
“Ibu yang membawa kuncinya."
“Jangan bohong ! Kamu itu pembantu tapi lancang ya. Mana kuncinyaaa!!” Anto berteriak kalap karena Suni malah berjalan kedepan dan tidak mempedulikannya.
“Orang gila ! Berhenti kamu!!”
“Aauugh !!” Suni menjerit karena Anto menjambak rambutnya sehingga kepalanya tertekuk kebelakang.
“Mana kunci!! Itu kamarku dan aku akan mengambil barang-barang aku !”
Suni membalikkan tubuhnya, tapi Anto mengejarnya dan menampar wajahnya.
“Aaauuw..!” Suni kembali menjerit. Dan kemudian Anto mendorongnya sehingga Suni terjatuh. Tas kecil yang dibawanya terlempar. Anto mengambilnya.
Suni berteriak.
“Jangaaaan!”
Anto nekat membuka tas itu, tapi kemudian Suni berdiri dan berusaha merebutnya. Anto sangat marah. Ia tarik tangan Suni dan dibawanya keluar. Suni meronta, tapi apa dayanya? Anto terus menariknya dan berusaha memasukkannya kedalam mobil.
"Akan aku buang kamu ketempat jauh."
Sebuah tamparan lagi membuat Suni terkulai jatuh. Anto berusaha mengangkat tubuh tak berdaya itu, ketika tiba-tiba sesosok laki-laki gagah turun dari sebuah mobil.
***
Besok lagi ya
MCYT 19 tayang Alhamdulillah
ReplyDeleteYuk kita ikutin bgmn lanjutannya stlh Anto ketahuan ma Yessyta
Perempuan gak punya malu udah ke tangkap basah msh blg maaf aku hamil
Hadeeh murah amat kau Indri,mentang2 sok cantik
Numpang tidur aj msh bela diri
Lepas...lepas aj tuh Si Anto buat apa di piara laki gak tau diri,gak tau di untung
Ya yah pokoknya mksh bngt bunda Tien
Sehat selalu doaku dan ttp ADUHAI
Mbk I'in selamat ya ....juara 1 lageee
DeleteYaach kalah dindaku Iin hahaha yowislah nyerah salam aduhaai
DeleteTerima kasih mbak Tien MCYT 19 sdh tayang.
DeleteSalam ADUHAIIIIII dari Yogya.
Alhamdulilah
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien-ku, mcyt19 sudah tayang.
ReplyDeleteAlhamdulillah.. mbak Tien sdh kembali menyapa penggemarnya... Salam sehat selalu mbak Tien
ReplyDeleteAlhamdulilah...
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 19 udah tayang matur suwun bu tien..... Salam ADUHAY...... Selalu
ReplyDeleteHore... MCYT 19 dah tayang. Makasih Mbak Tien
ReplyDeleteHatur nuwun mbak Tien sayang, smoga jenengan cepat sembuh ya , Aamiiin salam aduhaai dari Cibubur
ReplyDeleteTharara.... sdhtayang MCYT 19 trmksh mb Tien
ReplyDeleteSmg sehat sll.... salam ADUHAI...
Semoga semuanya tetap sehat..
ReplyDeleteSalam sehat dari Rewwin 🌿
Siip
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien
Selamat malam jeng Tien,,semoga hari ini lebih sehat berkat Allah selalu melimpah kepada kita semua salam ADUHAIdari Surabaya
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 19 tayang ,terimakasih bunda tien
ReplyDeleteAlhamdulillah, masih sore sudah ditemani Yessy....
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien, salam sehat selalu....🙏
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna ,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, ibu Wahyu Widyawati, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, El Segudo, California, Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Alhamdulullah MCYT 19 sudah terbit
ReplyDeleteSalam aduhai mb Tien
Alhamdulillah..
ReplyDeleteSyukron Mbak Tien ...
Jazaakillah khouron katsiiron.
Semoga semakin sehat ... Aamiin
Alhamdulillah, terima kasih atas MCYT
ReplyDeleteduuh jahat kali si Anto nih
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien... Sehat selalu nggih Bu..
ReplyDeleteAssalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien,, MCYT 18 & 19
Belum sempat menyapa ,,krn anak SMP sdg ujian,,
Kasihan Suni,,smg Gunawan Segera menolong,,,tambah seru nih
Salam sehat n semakin Aduhaaii bu Tien
Horeee...makin seruuuu..
ReplyDeleteIni yang menegangkan, hajar saja tuh Anto... kalau perlu bawa ke polisi, tindakan penganiayaan.
Siapapun penolong Suni pasti tahu etika, sopan santun, hukum.
Wah, lagi gayeng"e dipedhot.
Ya sudah, besok lagi yaaa.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.
Terima kasih Mbak Tien ... MCYT 19 sdh tayang ... Smg sehat sll & salam Aduhai
ReplyDeleteSelamat malam mb. Tien sdh sehat betul mbak kok sdh menghibur kira2, baru tak tengok kok sdh seri 19, matur nuwun sx MB,tambah sehat dan semakin aduhai.
ReplyDeleteAlhamdulillah..MCYT..19 hadir..sehat ya u bu Tien..Aamiin
ReplyDeleteMakasiiih mbak Tien mcyt19nyaa..
ReplyDeleteDuuuh...dheg2an teruus ni bacanyaa..
Bener2 anto tuuuh k*r*ng a*aaarrrr..manusia tak tau dirii...
Duuh maaf mbak Tien esmosiiis bener nii..
Semoga pria gagah yg datang adalah gunawan yaaa..laporin polisi aja si anto itu dgn tuduhan penganiayaan..😠😠
Salam sehat mbak Tien..semoga segra pulih yaaa..🤲🤲
Aduhaii..🥰⚘
Lha dalah suni pingsan?..semoga Gunawan yg menolong suni...
ReplyDeleteDuuh geregetan sama si anto ituu
Pak Murti tangannya sdh bisa bergerak kan bisa nulis di kertas atau di HP, kasih tahu dong pak Murti kalau pak Murti sdh tahu kelakuan anto si pembohong, tukang selingkuh itu...
Kok jadi ngarang sendiri...hehhehehe
Monggo bunda Tien, dilanjut..cerita semakin seru dan semakin ADUHAI...
Semoga segera pulih bunda ..matur suwun
Alhamdulillah MCYT Eps 19 sudah tayang, terima kasih banyak mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSemoga mBak Tien lekas sembuh dan sehat kembali. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Alhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien Cerbungya
Semoga bunda Tien semakin sehat aamiin
Salam sehat dan aduhai...
Hadeeh...Anto jahatmu udah bnr2 terbaca nih
ReplyDeleteMw sampai kpn tuh
Ah yah jelas monggo aj terser ah bunda Tien
Nderek aj deh,apa pun yg akan terjadi kl udah hasil nunul bunda
Yg terpenting bunda ttp sehat ajah doaku selalu menyertai
Me skip un ttp gemes...gemes dan gemes
Tetaplah ADUHAI dan ADUHAI
Siapa laki laki gagah itu? Apa mgkin Darman ya? Ahhhh... Mbak Tien suka bikin penasaran deh. Gak sabar menunggu esok malam lagi.
ReplyDeleteTapi kami selalu berdoa Mbak Tien selalu sehat dan senantiasa diberikan kebahagiaan bersama keluarga tercinta. Salam ADUHAI selalu dari Semarang.
Bu Tien sehat sehat ya... Trm kasih bu tien sdh memberikan kami bacaan yang sangat aduhai
ReplyDeleteHaduh Anto semakin kalap... Suni mau di bawa kemana... Lindungi Suni ya Allah ...
Alhamdulillah MCYT 19 sdh tayang. Semakin seru dan menegangkan.
ReplyDeleteSuwun bu Tien. Salamsehat selalu.
MCYT 19 ..asyik dah tayang . Bikin deg2an . Anto sikere mungah bale . Suni kasihan km , semoga pemuda gagah menyelamatkan mu .
ReplyDeleteMb Tien salam sehat nan aduhai.
Yuli Semarang
Sugeng ndalu bu..sehat selalu nggih bu...aamiin
ReplyDeleteMet malam Bunda Makasih untuk cerbungnya dan met istirahat agar Bunda fresh lagi besok.
ReplyDeleteSehat selalu ya Bun
Semakin seru, maturswn bu Tien,soga selalu sehat njih
ReplyDeleteLuar biasa, apa ada ya orng yg spt Anto di cerita ini ya mbak Tien.. semoga saya hanya menemukan di cerita saja.
ReplyDeleteIh,sadis kejam gak berkemanusiaan.
Jadi gak sabar nunggu lanjutannya.aduhai . ., Semakin dipulihkan kesehatannya.
Ah.. namanya juga sudra yah dapat yang paling sengsara deh..
ReplyDeleteTulkan namanya juga orang baek baek ya terusin ajah, uhui kaya maen di panggung; keluar satu satu, nggak kaya anak ayam..turun rame rame sambil berkotek .. anak ayam turun berkotek..
Namanya juga sayang, bilang dibuang masih ada berharap huh..
Juragan besar noh.. duitnya juga besar padahal berasal dari kerja keras dari yang terkapar ...
Kalau orang Djokdja bilang; "Kasihan kulon Padokan" iya namanya daerah Padokan memang sebelah baratnya ada daerah yang namanya Kasihan.
Biar pusing sekalian, maunya gimana, lagu anak-anak lagi deh; satu dua tiga sayang semuanya.
Semprul eh bukan.. sempulur.. apa lagi tuh sempulur itu; berlanjut, berlanjut buat sebuah masalah menjijikan gitu?! kan cintah gituloh.. ini kemendedegan, kuwi apa? wees pokoke mededeg; seperti kekenyangan lah, orang negeri ngapak bilang maregi ..
Nggak tau lemah apa siti sama saja..
Wis gitu aja.. sementara tidurnya ungkur ungkuran dulu, kalau terbawa mimpi mau ngruwes jadi yang kena temennya bantal, menakutkan; tadi sore qitekan nganggo abang abang jew.. dari warna aja udah sangar apalagi kalau kecakar ..ambyar..
Ayuh nambahin pasien rumah sakit ada yang pingsan.. tuh
Terimakasih Bu Tien
MCYT yang ke sembilan belas sudah dibabar dilayar hp.
Sehat sehat selalu doaku, sejahtera bahagia bersama keluarga tercinta. ADUHAI..
Grenengan dewe yo ben..
Deleteben rame dalange durung bisa nge crek, crek crek
Puji Tuhan ibu Tien semakin sehat, tetap semangat dan produktip shg MCYT 19 tersaji dgn bikin penasaran para penggandrung.
ReplyDeleteAnto mulai stres, perilakunya semakin memprihatinkan menganiaya ART yg beda prinsip. Untung datang dewa penolong...
Monggo dilanjut aja ibu Tien kami setia menunggu. Matur nuwun salam ADUHAI...
Alhamdulillah MCYT 19 sdh hadir. Bunda Tien ttp semangat menghibur kita2 ya, smg tambah sehat dan salam aduhai.
ReplyDeleteWaduh apa akan terjadi keributan besar yg bakal terjadi sepertinya yang baru datang mungkin Gunawan.. melihat Suni dianiaya oleh Anto pasti Gunawan akan membalasnya sehingga gantian Anto yg terkapar...he..he. Matur suwun Bu Tien MCYT19 sdh hadir dgn kehebohannya,.Salam ADUHAI dan semoga ibu tetap sehat selalu..Aamiin YRA.
ReplyDelete👍👍👍🙏🙏🙏
Kakek Habi dan ibu Nani Nur'Aini Siba, mohon maaf sdh beberapa bln diriku terputus dari WAG PCTK dan beberapa hari gak bisa ikut komen krn ganti no hp.
ReplyDeleteYg dulu 0812 94828289 sekarang 0858 7811 7520 mohon sy bisa masuk lagi njih
Matur nuwun.
In syaa Allah siap mb
DeleteMatur nuwun... Mbak tien! Semakin seru...ada poligami yg menyakitkan...Nurut mbak tien apapun yg terjadi.Salam Aduhai
ReplyDeleteJangan bertindak bodoh Yessyta. Justru dg tetap mempertahankan Anto pak Murti semakin sedih.
ReplyDeleteSehat selalu mba. Terima kasih mba Tien.
Alhamdulillah terimakasih bude sudah tayang MCYT19.. tetap sehat n semangat bude salam ana dr depok♥️♥️
ReplyDeleteKesuwun karyanya Bu Tien sehat semangat selalu💐💐🙏🙏❤
ReplyDeleteSami2 dan ADUHAI Ari
DeleteMatur nuwun bunda Tien, MCYT 19 telah hadi.
ReplyDeleteSehat selalu njih bun dan tetap ADUHAI..
Tetap ADUHAI Padmasari
DeleteAlhamdulillah MCYT 19 sdh hadir
ReplyDeleteLaki2 gagah itu Gunawan kah? atau Darman
yg menolong Suni?
Semakin seru dan bikin deg deg an ceritanya
Terima kasih Bu Tien, semoga semakin sehat dan pulih kembali ya Bun.
Salam sehat dan ADUHAI dari Bekasi
ADUHAI jeng Ting
DeleteWadhuuuch, ada yg gelap.mata mbak Tien .... siapa malaikat penyelamat itu .. ach mbak Tien bikin pinisirin sj ... smoga Pak Murti sehat kembali, Yessy dgn Gunawan , Suni dg Darman .. ya kan .. salam ADUHAI .. ada kpanjangannya tdk ?
ReplyDeleteADUHAI Pri
DeleteAlhamdulillah terima kasih Bu Tien sudah hadir MCYT 19 penasaran banget siapa yang datang laki2 ganteng itu, Darman kah kebetulan lewat? ADUHAI
ReplyDeleteADUHAI ibu Ika
DeleteTerima kasih bu tein... ceritanya makin aduhai ters... sehat² bu...
ReplyDeleteSehat terus dan ADUHAI Zimi
DeleteAlhamdulillah Suni tertolong oleh lelaki gagah yg datang tepat waktunya. Semoga itu Gunawan yg langsung melihat kejahatan Anto dan segera menolong Suni... Semoga Anto di gugat cerai Yessi yg dgn perceraian tsb malah membuat pulihnya kesehatan Pak Murti,sehat wal afiat kembali. Mhn maaf ini hanya dugaan saya saja. Maturnuwun Bu Tien sdh membuat penasaran pembaca untuk mengikuti lanjutan ceritanya yg semakin menarik dan seru. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dari Pondok Gede....
ReplyDeleteSalam sehat pak Mashudi
DeleteADUHAI
Alhamdulillah pagi2 sdh dijamu mcyt 19
ReplyDeleteTerima kasih bu tien, semoga bu tien sehat2 & selalu dalam lindungan Allah SWT
Selamat pagi untuk semua penggemar cerbungnya bu tien ..... selamat beraktifitas semoga lancar n sukses
Salam aduhai
ADUHAI mas Arif
DeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah rahayu sedoyonipun...
Aamiin Wo
DeleteSemoga Gunawan yg datang
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Alhamdulillah sudah tayang semaam. Namun baru sempat komen, karena saya ikut deg degan setelah membaca cerita MCYT. Ternyata Anto orangnya jahat, tega dan semena mena. Yessyta belum mau menggugat cerai karena takut p Murti shock..padahal pak Murti sudah tahu kelakuan Anto dan tentunya akan mendukung penuh apabila Yossyta menggugat cerai Anto.. buang saja ke laut hehehe..salam sehat bu Tien.. ceritanya makin aduhai ..ikut terhanyt..tapi tidak ke laut
ReplyDeleteJang ke laut Noor
DeleteADUHAI
Anto semakin kurang ajar sampai nekat mau menyingkirkan Suni...
ReplyDeleteApalagi Indri nekat bilang kalau lagi hamil
Tak tahu malu....
Moga mas ganteng yg baru datang itu adalah Gunawan
Sehingga dpt menyelamatkan Suni.
Ternyata Yessyta kalau marah matanya juga bisa berapi api.
Tapi yg saya khawatirkan jangan" Yessyta juga msh meleleh dengar rayuan Anto
Karena pada prolog Anto bilang: Yessy kamu juga hrs bisa menerima dia di rmh ini krn dia juga istriku....
Ada poligami di rmh Yessy....
Ajurrr....
Terus kapan dong Yessy bisa bersatu dg Gunawan dlm ikatan suami istri....
Ngarep bunda....
Tapi semua itu terserah pada bunda Tien yg punya lakon...
Moga bunda Tien segra pulih kembali dan kami sll menanti karya" bunda yg semakin aduhaii....
Salam dari Bojonegoro.
Jeng Wiwik memang ADUHAI
DeleteSlmt siang mba Tien.. Mkshcerbungnya sdh tayang dan dibc.. Iiihhhhgeregetan mba Tien sy dgn si borokokok anto .. Smpsuni disiksa sm anto.. Untungdiakhir crt ada laki2 yg turun dri mobil.. Apakahgunawan yg dtg... Jdidia bs menyaksikan suni akan dibw kbur dan dibuang sm anto.. YAllah smg yessyta cpt menceraikan anto jgn ditunda2 lgi... Slmseroja dan tambah aduhaaii y mba Tien.. 🥰🥰
ReplyDeleteADUHAI Farida
ReplyDeleteJeng In Rupindah kok lama nggak kelihatan sih sibuk ya?
ReplyDeleteADUHAI
Maaf mbakyu....ngga tahu harus komentar apa...nyesek dada tiap kali baca kebobrokan Anto....itulah ADUHAI nya mbak Tien....segera sehat kembali ya mbakyu 🤗
DeleteTerima kasih ibu tien 🙏🏻 Salam kenal
ReplyDeleteSalam kenal kembali. Ini juga Indah ya?
ReplyDeleteADUHAI
Aku wis mulai nginjen ....
ReplyDelete🙋🏻♂️ Aduhay Bu Tien ...🤝
Iku bpk setukliwon ngomong opo yoooo???😗😷😷
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMCT-20 belum tayang ya?
ReplyDeleteSetia menunggu mu....Aduhai...deg deg an penasaran...💖
ReplyDeleteSuwun bu Tien utk episode 20
ReplyDeleteSalam kenal
Setiap hari aku tunggu kelanjitannya.
Sehat selalu bu Tien
Aku jadi penasaran.
ReplyDeleteDangdutan disik ah .salam Aduhai
Penasaran nunggu ke 21
ReplyDelete