MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 18
(Tien Kumalasari)
“Mas, kamu mengatakan apa?”
“Yessyta, banyak yang ingin aku katakan, dan dikatakan Suni, tapi aku berharap kamu tidak akan terkejut. Aku tahu kamu sedang dalam keadaan prihatin karena bapak sedang sakit. Tapi masalah hidup kamu harus kamu selesaikan. Harus kamu atasi.”
Tiba-tiba Yessy terisak.
“Aku sudah ketemu Suni di rumah sakit. Ternyata Suni itu kerabat aku dari kampung, yang sudah lama dicar-cari bapaknya. Aku bersyukur dia ketemu kamu.”
“Suni ?” Yessyta mengusap air matanya.
“Ya, Suni. Berkali-kali kamu bilang ‘pembantu’ aku tidak tahu bahwa dia Suni.”
“Iya, aku menemukan dia ketika dia kabur setelah hampir diperkosa.”
“Syukurlah kamu menyelamatkannya. Dia sudah menceritakan semuanya.”
“Lalu apa hubungan Suni dengan kata-kata kamu di awal kedatangan kamu?”
“Suni sudah tahu kelakuan suami kamu.”
Yessyta terperanjat.
“Suni sudah tahu? Sebenarnya apa yang dilakukan suami aku?”
“Menurut kamu apa? Sekarang aku ingin bertanya. Mengapa kamu tidak segera kembali je rumah sakit, lalu aku temukan disini dalam keadaan habis menangis? Apa kamu menemukan sesuatu ? Dikamar, misalnya?”
“Aku sama sekali tidak menyangka, tapi aku tiba-tiba punya praduga buruk atas suami aku. Aku menemukan bra perempuan didalam kamar aku. Menurut kamu apa artinya?”
“Kamu sudah bertanya pada suami kamu?”
“Tidak. Aku tak mau menanyakannya. Tapi itu sesuatu yang buruk dan kotor. Itu kamarku, kamar pribadi aku dan suami aku. Bagaimana ada benda milik perempuan ada didalam situ?”
“Bukan hanya bra. Lihat ini. Tapi maaf Yes, aku yakin kamu wanita yang kuat. Aku amat menyayangi kamu, dan aku tak ingin ada yang menyakiti kamu,” kata Gunawan sambil membuka ponselnya, lalu ditunjukkannya kepada Yessy foto Anto ketika ada dirumah makan berdua dengan perempuan lain, dan suasana kamarnya yang berantakan.
“Ya Tuhan,,, ya Tuhan,,,” Yessy memekik keras.
“Aku tak perlu bicara, karena gambar ini sudah mengatakan semuanya.”
“Itu.. perempuan yang tadi datang kemari bersamanya,” kata Yessy sambil menangis.
“Jadi tadi mereka masih disini?”
“Perempuan itu mengaku bernama Indri, teman sekantornya yang sedang punya tugas keluar. Aku masuk kerumah dan melihat suami aku sedang memunguti baju-baju yang berserakan dilantai. Aku memintanya untuk aku cuci, tapi dia memaksa akan membawanya ke laundry. Tapi ada satu yang tertinggal di kolong.”
Yessy berdiri dan bergegas kebelakang, lalu kembali dengan membawa bungkusan. Itu bra yang tadi ditemukannya.
“Yessy, Allah telah membuat agar kamu mengetahuinya dari benda yang tertinggal ini. Tapi hentikan tangismu. Sayang air mata kamu kalau hanya untuk menangisi laki-laki busuk yang sudah menipu kamu.”
Yessy menutup wajahnya, terengah-engah ketika berusaha menahan jerit dan tangisnya.
Gunawan pergi kebelakang, mengambil segelas air dingin kemudian diberikannya kepada Yessy.
“Suni tidak mau mengatakannya..”
“Suni menahannya, karena dia mengingat keadaan kamu yang sedang prihatin memikirkan bapak. Tapi ketika menemukan pemandangan dikamar itu kemarin, dia bilang tak tahan lagi. Karenanya begitu ketemu aku lalu dia mengatakan semua yang pernah dicurigainya. Ia juga sering mendengar suamimu sedang bicara dengan seseorang dibelakang kamu, yang diyakininya itu adalah seorang wanita.”
“Ya Tuhaan…” Yessy menutup wajahnya dengan kedua tangan.
“Yes, kamu kuat dan kamu tidak sendirian. Hadapi semua ini dengan tegar. Tak perlu ada tangis. Tak perlu ada sesal kalau kamu merasa kehilangan dia, karena sudah jelas dia tidak pernah mencintai kamu. Dia hanya ingin hartamu.”
“Berdirilah tegak, lakukan apa yang harus kamu lakukan.” lanjut Gunawan.
“Aku sudah melakukan banyak hal, Hampir seratus juta uangku untuk merenovasi rumah ibunya. Aku juga membelikan dia mobil dengan atas nama dia.”
“Ya sudah, sekali lagi jangan kamu sesali semua itu. Focuslah merawat bapak. Beliau butuh kamu. Beliau mencintai kamu. Dan rasa prihatin akan hidup kamu itulah yang membuat bapak kemudian menjadi rapuh.”
“Apa yang harus aku lakukan mas? Menggugat cerai dia?”
“Aku tidak bisa memberikan saran apapun tentang rumah tangga kamu Yes, tapi aku tahu bahwa kamu akan melakukan yang terbaik untuk hidup kamu.”
“Ayo kembali ke rumah sakit mas, aku rindu bapak,” kata Yessyta sambil berdiri. Gunawan memapahnya karena Yessy tampak limbung.
“Biar aku masukkan mobil kemu ke garasi. Kita pakai mobil aku saja.”
Gunawan meminta kunci mobil Yessyta dan memasukkan mobilnya kedalam garasi, kemudian memapah Yessyta masuk ke mobilnya sendiri, menuju ke rumah sakit.
“Tapi ingat ya, jangan menunjukkan kesedihan kamu didepan bapak,” pesan Gunawan ketika Yessyta sudah duduk disampingnya.
***
“Ini makanannya enak ya mas, “ kata Indri ketika makan siang bersama Anto.
“Benar, dan suasananya juga menyenangkan.”
“Pasti menyenangkan kalau suatu hari nanti kita bisa beli rumah disekitar daerah sini mas. Udaranya masih bersih, tenang.”
“Iya, sabar dulu, nanti apa yang kita inginkan pasti bisa terlaksana.”
“Tapi aku nggak sabar lho mas, masa setisp hari cuma begini-begini terus, tidak ada ikatan apa-apa. Aku juga bosan ibuku bertanya terus, jawabku sabaar.. sabar.. melulu.”
“Sedang aku pikirkan nih, bagaimana caranya. Tapi aku khawatir kalau nanti Yessy menceraikan aku sebelum aku mendapatkan apa yang aku inginkan. Rumah bagus, uang yang banyak..”
“Iya sih mas..”
“Sekarang ini uang aku juga sudah menipis, padahal uang ini seharusnya untuk melunasi tukang bangunan yang hampir selesai merenovasi rumah ibu aku. “
“Dulu tidak mas bayarkan sekalian, semuanya?”
“Sudah separo, sisanya masih aku bawa, tapi sudah berkurang banyak untuk kita bersenang-senang, beli baju-baju kamu, perhiasan yang kamu minta.”
“Kamu kan bisa minta lagi sih mas, bagaimanapun caranya.”
“Iya, aku nanti harus menemui dia untuk minta lagi uangnya.”
“Nah, itu kan gampang. Bilang saja pemborongnya minta tambah, gitu aja kok repot.”
“Atau aku telpon saja dia sekarang ya.”
“Nah, itu lebih baik, nggak usah nunggu ketemu. Kalau kamu ketemu sama dia, aku bisa cemburu lho mas.”
Anto tertawa keras.
“Lha memang dia itu isteri aku, bagaimana kamu bisa cemburu? Yang penting kan cinta aku hanya untuk kamu? Dan lagi kalau aku lagi dekat-dekat sama dia tuh yang aku bayangkan cuma kamu lho.”
“Bohong.”
“Bener. Ya udah kalau nggak percaya. Sebentar, aku menelpon dia.”
Lalu Anto menelpon isterinya. Tapi lama sekali telpon itu tidak diangkat. Anto mencobanya lagi.
“Kok nggak diangkat sih?”
“Diulang mas, barangkali dia lagi dikamar mandi atau apa.. gitu.”
Tapi tetap saja Yessyta tak mau mengangkat telponnya.
“Aneh nih, kenapa ya, nggak mau mengangkat telpon aku.”
“Ya sudah mas, kirim pesan saja, pasti nanti juga dibaca.”
“Baiklah, nanti aku kirim pesan saja. Sekarang kita harus segera kembali ke kantor nih, jam istirahat sudah lewat.”
***
Begitu sampai dirumah sakit, Yessyta menghempaskan tubuhnya ke sofa. Ia menahan air matanya. Kata Gunawan Anto tak berharga untuk ditangisi. Tapi tetap saja wajah Yessyta tampak pucat dan kusut,
Suni mendekat dan menyerahkan sebotol minuman dingin ke arahnya.
“Bu, maafkan saya ya bu.”
Yessyta meneguk air yang diberikan Suni, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Kamu tidak bersalah Suni, kamu sangat menjaga aku.”
Suni menepuk-nepuk tangan majikannya dengan penuh rasa iba. Sementara Gunawan sudah mendekati pak Murti yang ketika itu sudah membuka matanya.
Pak Murti menatap Gunawan, tampak mata itu bercahaya, kelihatan kalau pak Murti senang melihatnya. Tapi kemudian pak Murti tampak mencari-cari. Gunawan menoleh ke arah Yessy dan melambaikan tangannya.
Yessy mengusap wajahnya dengan tissue, kemudian berdiri mendekat.
Ia memegang tangan ayahnya, meremasnya, dan tiba-tiba saja tanpa bisa ditahan lagi, ia menjatuhkan kepalanya didada ayahnya dan menumpahkan tangisnya disana.
“Bapak…” rintihnya.
Gunawan menyentuh lengan Yessyta, bermaksud mengingatkan agar Yessy tak memperlihatkan kesedihan didepan ayahnya. Tapi Yessyta sungguh-sungguh tak bisa menahannya.
“Bapak cepat sembuh ya, supaya Yessy tidak sedih memikirkan bapak,” kata Gunawan untuk mengalihkan perhatian pak Murti yang mungkin terpengaruh oleh tangis puterinya.
Dan tanpa diduga, tangan kanan pak Murti bergerak, lalu menjatuhkannya di kepala Yessyta.
Gunawan terkejut. Yessyta mengangkat kepalanya, tapi berusaha agar tangan bapaknya tak berpindah dari sana.
“Bapak…” bisik Yessyta dengan mulut bergetar.
Tangan itu bergerak, mengelus kepala Yessyta perlahan.
“Yes, bapak akan segera sembuh,” teriak Gunawan dengan gembira.
Mata pak Murti tampak bercahaya, mulutnya bergerak-gerak, tapi belum bisa mengeluarkan suara.
Gunawan menghampiri perawat jaga, meminta agar dokter memeriksanya.
“Bapaak… bapak akan segera sembuh..” pekik Yessyta sambil menciumi wajah bapaknya.
Dokter yang kemudian datang, memeriksa keadaan pak Murti. Gunawan yang berdiri berdampingan dengan Yessyta tak kuasa menahan tetesan air mata. Kali ini air mata bahagia. Sejenak duka dan kecewa dihati Yessy karena ulah suaminya terlupakan. Wajahnya berseri ketika dokter menatap mereka sambil tersenyum.
“Ada kemajuan. Teruslah memberi semangat untuk bapak,” kata dokter setelah selesai memeriksa pak Murti.
“Terimakasih dokter,” kata Yessyta yang kemudian kembali menubruk ayahnya.
Dan kembali pak Murti mengelus kepala Yessyta.
Gunawan kembali duduk di sofa, membiarkan Yessyta melampiaskan kebahagiaannya melihat ada kemajuan pada sakit ayahnya.
“Mas, pak Murti sudah sembuh?” bisik Suni.
“Belum sepenuhnya, tapi aku yakin akan segera pulih.”
“Syukurlah, aku ikut bahagia, tapi ini, ponsel bu Yessy berdering terus menerus.”
Gunawan mengangkatnya.
“Telpon dari suaminya, dan ada pesan singkat juga,” kata Gunawan yang kembali meletakkan ponsel itu di meja.
“Huhh, biarkan saja. Tapi aku lega bu Yessy sudah tahu semuanya. Lalu apa mas? Buang saja laki-laki tak berguna seperti itu,” omel Suni pelan.
“Sssst…” Gunawan menutupkan jari tangannya dimulut, meminta Suni diam.
Tak lama kemudian Yessyta sudah meninggalkan pak Murti yang tampaknya sudah kembali tertidur.
“Bapak sudah tidur,” katanya sambil duduk.
“Ponsel kamu berdering terus,” kata Gunawan.
“Biarkan saja. Oh ya, ada pesannya juga,” tapi ketika Yessyta membukanya, ia tersenyum sinis. Ia menyerahkan ponselnya ke arah Gunawan, agar Gunawan membacanya.
“Apa ?” Gunawan berteriak, tapi kemudian menutup mulutnya. Ia melongok kearah pak Murti, dan lega ketika melihat pak Murti tidak terbangun karena teriakannya.
Bagaimana ini? Yes, aku minta maaf, ternyata pemborong bilang ada yang kurang, dan minta tambah lagi sepuluh juta.
“Waduh, jangan dikasih bu.. laki-laki tak tahu malu, eh.. maaf” kata Suni yang kemudian menutup mulutnya.
“Iya Suni, tentu saja tidak,” kata Yessyta dengan wajah merah padam. Tapi Yessyta merasa kuat, karena Suni dan Gunawan mendukung dan menguatkannya.
“Baiklah, aku mau kembali ke kantor dulu ya, nanti sepulang kantor aku kemari lagi,” kata Gunawan.
Yessyta mengangguk, lalu merebahkan tubuhnya di sofa, Suni menyelonjorkan kakinya dibawahnya.
“Maaf bu, pasti ibu sangat sedih,” kata Suni.
“Tidak Suni, mas Gunawan melarang aku bersedih. Dia tak berharga untuk ditangisi,” kata Yessyta sambil memejamkan matanya.
“Mas Gunawan sangat baik kepada keluarga ibu ya.”
“Benar, bapak juga sangat menyayangi dia.”
“Apakah ibu tahu, siapa gadis yang dicintai mas Gunawan?” tiba-tiba tanya Suni.
“Gadis yang dicintai mas Gunawan? Dia bilang mencintai seseorang?”
“Dia itu dulu teman sekolah sampai saya SMP bu.”
“Oh, jadi dia itu cinta monyet kamu?”
“Itu kan masa kanak-kanak. Sekarang mas Gunawan sudah punya seseorang yang dicintai.”
“Begitu kah? Aku malah belum tahu. Selama ini kami hanya bicara soal pekerjaan.”
“Baiklah, tidak apa-apa bu, saya juga hanya ingin tahu, tidak punya maksud apa-apa, karena bapak saya sudah menemukan calon suami untuk saya.”
Yessyta bangkit duduk dan menatap Suni.
“Jadi kamu sudah punya calon?”
Lalu Suni bercerita bahwa tadi ketamu bapaknya yang sedang kontrol dirumah sakit itu. Ia bahkan sudah memberikan uang untuk membeli ponsel dan sudah bicara dengan bapaknya lewat ponsel itu.
“Ya ampun Suni, syukurlah. Lalu mengapa kamu tidak ingin pulang bersama ayah kamu?”
“Tidak bu, biar saya membantu ibu, sampai pak Murti sembuh. Bapak saya sudah tahu semuanya, dan sudah merasa senang karena saya selamat dan berada ditempat keluarga baik seperti ibu,”
“Ya Suni, aku juga senang bertemu kamu, yang ternyata sangat memperhatikan dan menjaga aku. Menurut kamu, apa yang harus aku lakukan terhadap suami aku itu?”
“Buang saja bu. Ibu kan masih muda dan cantik, pasti nanti akan menemukan jodoh yang baik untuk ibu.”
Yessyta menghela napas panjang.
“Nanti malam aku akan pulang, barangkali dia akan datang bersama perempuan itu. Saat itulah aku akan memutuskan mana yang akan aku lakukan.”
“Ibu perlu ditemani?”
“Tidak Suni, kamu kan harus menjaga bapak. Aku tidak akan menginap, aku akan kembali lagi nanti.”
“Semoga ibu memutuskan yang terbaik untuk ibu.”
***
“Ini nanti langsung pulang ke rumah aku saja ya, hari ini aku capek sekali,” kata Anto ketika dalam perjalanan pulang dari kantor.
“Capek ya mas, nanti aku pijitin deh..”
“Bener ya..”
“Bener lah, mana aku pernah bohong?”
“Ya sudah, nanti sampai dirumah, mandi langsung tidur ya.”
“Iya, terserah mas saja. Tapi kita kan belum makan, kalau kelaparan bagaimana ? Dirumah kamu mana ada makanan?”
“Gampang, kita kan bisa beli on line. Kamu mau pilih makanan apa aja juga bisa.”
“Oh ya mas, apa isteri kamu sudah membaca pesan kamu ? Bukannya tadi kamu bilang mau kirim pesan saja?”
“Sudah aku kirim, dan sudah dibaca. Tapi dia belum membalasnya. Aku coba menelpon lagi juga tidak diangkat.”
“Barangkali lagi sibuk merawat ayahnya. Atau barangkali ayahnya lagi gawat, mungkin kritis.”
“Entahlah, aku tidak tahu. Nanti aku coba menelpon lagi. Kalau nggak ya besok aku mampir sebentar ke rumah sakit, pura-pura menanyakan keadaan ayahnya.”
“Ya, itu lebih baik, daripada menelpon terus dan tidak ada jawaban.”
Ketika memasuki rumah dan langsung masuk ke kamar, Indri senang karena kamar sudah ditata rapi. Mereka pergi mandi lalu berbaring di ranjang dengan santai. Indri meminta agar Anto memesan makanan.
“Nyaman sekali kamar ini. Besok-besok kalau aku sudah menjadi isteri kamu, aku juga ingin kamar yang luas seperti ini, dengan tatanan yang lebih bagus. Ya mas.”
“Iya, itu gampang.”
Lalu tak lama kemudian terdengar langkah-langkah kaki. Keduanya terkejut. Dan lebih terkejut lagi ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka.
Sesosok wanita cantik berdiri didepan pintu dengan mata berapi-api.
Anto melompat turun dari ranjang, diikuti Indri dengan pakaian yang setengah terbuka.
Indri menatap tajam Anto, yang tampak kebingungan tanpa mengucapkan sepatah katapun.
“Apakah ini hotel ?” hardiknya.
“Yessy, maaf.. maaf..ini.. ini tadi.. teman aku… teman aku…”
“Keluar kalian !!” hardik Yessyta.
“Keluaaaaarrr !!” melengking suara Yessy karena penuh amarah yang hampir mendidihkan darahnya.
Anto keluar, Indri mengikuti sambil menarik baju luar yang tadi dilepaskannya, kemudian dikenakannya sambil berjalan,
“Yessy, maafkan, aku khilaf, aku khilaf.. aku.. aku salah.. karena aku kesepian.. tanpa kamu.. aku .. aku.. jadinya.. aku..”
“Pergi… !!”
Tapi bukannya pergi, Indri menjatuhkan diri bersimpuh dihadapan Yessy.
“Maafkan aku mbak, maafkan aku, semuanya sudah terlanjur.. aku hamil mbak..” kata Indri sambil meraung.
***
Besok lagi ya.
Alhamdulillah bunda Tien ttp semangat menghibur kita2
ReplyDeleteMCYT 18 tayang deh
Yuk kita baca lanjutannya
Bgmn nih dgn Gunawan apakah akan ikut membuka kebusukan Anto yg telah berkhianat dgn Yessyta
Sbnrnya data2 dari Gunawan dan Suni udah falit
Apakah Yessyta msh percaya dgn kelakuan Anto yg sok perhatian dgn dalih pura2 tak terjadi apa2
Gemes...gemes....gemes
Hadeeh bener2 deh
Rasanya pengen nglempar uleg an deh ke mukanya
Yah moga bunda Tien ttp sehat2 aj deh doaku
Dan selalu ADUHAI
Selamat mbk I'in Juara 1
DeleteSelamat mbak I'in juara 1
DeleteMatur nuwun Mbakyu ...
DeleteAduhaiiiii
Salam Aduhaaai mbak Tien.... Semoga segera pulih semangaaaaat 💪💪💪💪
DeleteADUHAI....komennya hampir sama panjang dengan naskah yang akan dikomentari setelah baca.
DeleteSelamat jeng Iin, atas kesuksesannya juara 1 komen di MCYT_18....saya gak ikut balapan sdg ngedit perolehan "program wag-pctk peduli" donasi untuk Bu Tien tercinta.
SELAMAT MALAM BU TIEN, SEMOGA REVOVERYNYA SIGNIFIKAN, TERUS MEMBAIK PROGRESNYA DARI HARI KE HARI. SYAFAKILLAHU BUNDA TIEN.
Selamat malam juga sahabat-2 blogger tienkumalasari22.blogspot.com
This comment has been removed by the author.
DeleteADUHAI....... semoga Yesita bisa bersikap tegas....
DeleteYah karena gengsi aja, jadi pilihan nya dibela belain, ah.. kadang angan itu jauh terbang tinggi menari dengan indahnya, tanpa sadar menepis segala nyata, apa peduli mu dengan diri ini ...
ReplyDeleteJauh dimata dekat dikaki.. sendal jepit donk.. ngapain sampai disimpan rapi, apanya yang diharapkan, dimana sikapmu sebagai seorang manager perusahaan tempat berlindung puluhan keluarga menggantungkan hidupnya...
Maturnuwun mbak Tien sayang
ReplyDeleteSelamat tayang MCYT-18
ReplyDeleteBu Tien, semoga sehat selalu.
Salam *Aduhai*
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna ,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Si Garet, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Salam ADUHAI, sehat selalu ya Bu Tien.
DeleteLembar koreksiku:
1. Mengapa kamu tidak segera kembali je rumah sakit,
# Mengapa kamu tidak segera kembali ke rumah sakit,....#
2. “Tapi aku nggak sabar lho mas, masa setisp hari cuma begini-begini terus,......
# “Tapi aku nggak sabar lho mas, masa setiap hari cuma begini-begini terus, ......#
“Maafkan aku mbak, maafkan aku, semuanya sudah terlanjur.. aku hamil mbak..” kata Indri sambil meraung.
Air mata buaya....
Ayo Yess..... Kamu hrs tetap tegar..tendang aja mereka berdua..tidak ada yang perlu dikasihani.....segera tentukan pilihanmu.....kamu nggak tahu sih... bapakmu sampai sakit serangan jantung dan kena stroke ini juga gara-2 ulah mereka berdua di salah satu rumah makan langgsnan ayahmu.....
Alhamdulillah.........
DeleteAkhirnya.....
Yang ditunggu tunggu sudah hadir
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Bumi Nusakambangan
.
Alhamdulillah.sudah beraktifitas lagi nggih Mbak Tien.Suwun
DeleteTerima kasih bunda. Semoga sehat selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 18 sudah tayang... Mbk Tien ttp semangat menghibur kita
ReplyDeleteIyae...sdh diingetin ....
Deleteistirahat..istirahat dulu Bu Tien... Ya karena sdh jadi panggilan hati beliau untuk tetap eksis melayani penggemarnya yang semakin hari semakin banyak yang disapa Bu Tien. Dan...semakin banyak "cinta' yang mengelilingi beliau.
Cepat sembuh Bu Tien...
Saya mengajak blogger yuk ikuti langkah teman-2 "WAG-PCTK PEDULI SESAMA" untuk saling empati dengan keprihatinan yang terjadi di sekeliling kita.
Selamat tanyang MCYT 18
ReplyDeleteSehat selalu mb Tien...salam aduhai
Oo kamu ketahuan..
ReplyDeleteSuni; buanglah saja Bu..
Keren ..
Bisakah memaklumi semua yang terjadi
Semoga Gunawan ada didekat sana, siapa tahu ada yang kalap...
Terimakasih Bu Tien MCYT yang ke delapan belas sudah tayang
Sehat sehat selalu doaku
Sejahtera dan bahagia bersama keluarga tercinta
Alhamdulillah sudah tayang..
ReplyDeleteSehat2 yaa Bunda..
Terimakasih sudah menyempatkan edisi ke 18 walaupun masih belum pulih 100%.
ReplyDeleteSalam sehat dari Tebing Tinggi Sumut
Aduh...ibu... Yessy jangan dibikin bodoh karena cinta ya bu...
ReplyDeleteAlhamdulillah, yang penting Mbak Tien sudah mulai sehat dan bisa beraktifitas lagi seperti biasanya.Tetap semangat Mbak, semoga Allah melindungi selalu... Aamiin...
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT Eps 18 sudah tayang, terima kasih banyak mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSemoga mBak Tien lekas sembuh dan sehat kembali. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Suwun bu Tien...mugi enggal pulih njih
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 18 tayang fasik.... Makasih mbak Tien... Tetap sehat dan semangat.
ReplyDeleteAlhamdulillah Dah hadir MCYT 18 ..sehat u Bu Tien ..semangat ya bu Tien
ReplyDeleteMaturnuwun mbakyu...🙏
ReplyDeletewouw.. semakin ramai aja. Kebusukan Anto sudah ketauan... o.. o.. kamu ketauan.. pacaran lagi.. di kamar pribadi. Rasain akibatnya kamu Anto. Laki2 busuk emang pantas dibuang saja.
ReplyDeleteSemakin seru dan semakin tidak sabar menunggu lanjutannya.
Semoga Mbak selalu sehat ya Mbak. Salam ADUHAI selalu dari Semarang.
Matur nuwun mbak Tien-ku, mcyt18 sudah tayang.
ReplyDeleteTerbongkar sudah kelakuan busuk Anto bersama selingkuhannya. Hamil? Itu cara tercepat untuk mengakhiri hubungan Yessi - Anto.
Tapi apakah mudah mengusir setan yang lebih kuat dari dirinya... ingat, mereka berdua Yessi sendiri.
Bila tidak ada orang lain dapat sangat berbahaya.
Belum ada 20 episode, mungkin masih cukup panjang ceritanya.
Tidak perlu menangis bila ada hal hal yang diluar dugaan, dapat terjadi apapun dan dimana pun.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari , dari sragentina selalu ADUHAI.
Alhamdulillaah... trimakasih bunda. Semoga sehat selalu
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien sdh aktif menulis lagi ... Alhamdulillah Mbak Tien sdh mulai sembuh ... Smg sehat n happy sll ... Aamiin YRA .
ReplyDeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteMakasih Bu Tien, malam ini ditemani sama mBa Yessy....😊🙏🙏
Sehat selalu Bu Tien
Terimakasih... Mbak tien.... Semoga sehat selalu
ReplyDeleteDasar perempuan tak tau malu .hahah ngini kok di pelihara..buang tendang aja Anto ma Indri ..ambil mobil hahah melarat lg deh ..yaa Ada Gunawan yg baik hati juga ..semangat u Yessy ..dan hahah Gunawan juga yg terbaik alhamdulillah masih lama kan ...ceritanya heheh
ReplyDeleteMalam bu Tien.. Malam semua..
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien yang baik hati, di saat bu tien dalam keadaan sakit masih bjsa memberikan yang terbaik tuk kami semua..
Semoga ibu selalu diberi kesehatan.. Dan sabar selalu dalam pemulihan saat ini.Aamiin
Salam sehat tuk semua pengemar karya bu Tien dimana pun berada.
Trmksh mb Tien MCYT 18 sfhtayang menyapa penggemarnya....
ReplyDeleteSmg mb Tien sehat slll
Salam sehat sll dan pulih kembali spt sediakala
ADUHAI BANGET..
Puji Tuhan,sdh tayang MCYT 18 mudah²an jeng Tien lebih sehat dari kemarin salam ADUHAI dari Surabaya
ReplyDeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteGmn..bu tien..sudah jauh lebih sehat nggih...
Seneng sekali..masih bisa berkarya..
Semangat bu tien..
Tetep sehat..
Alhamdulillah, semoga sehat selalu Bu.
ReplyDeleteHaduh ...anto dan indri sdh kelwat batas... Selingkuh di kamra Yessy istri dr selingkuhannya...biarkan mereka pergi Yes...benar kt gumawan anto gak pantas ditangisi... Kamu kuat dan bisa...lepaskan anto ...yakimlah kamu akan medapat kebahagiaan dr suami yg akan mencintaimu dg sepenuh hati
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Semoga bunda Tien semakin sehat dan selalu semangat
Salam sehat fan aduhai
Apakah Yessy terpengaruh dg pernyataan Indri?
ReplyDeleteMaturnuwun ibu Tien, kutunggu selalu lanjutannya,semoga semakin sehat ya ibu,aduhai selalu
Waduh.. sampai deg"an baca episode ini...
ReplyDeleteAnto dan selingkuhannya telah diusir dari rmh Yessyta.
Orang namanya tdk punya urat malu sdh ketangkap basah bukannya sgra menyingkir malah bersimpuh di hadapan Yessy dan mengaku hamil.
Begitu juga Anto berdalih khilaf dan khilaf
Hati" Yess jangan sampai terpengaruh rayuan Anto lagi.
Ceraikan saja, ada orang yg benar" tulus mencintai kamu.
Moga nantinya Yessyta bisa berjodoh dg Gunawan ya bunda...
Tapi monggo kerso karena bunda Tien yg punya lakon.
Moga bunda Tien sgra pulih kembali dan dpt beraktifitas seperti semula.
Salam aduhai dari Bojonegoro.
Matur suwun bunda MCYT 18 sdh tayang
ReplyDeleteAkankah Yessyta tertipu dengan sikap Indri? Kasihan? Karena Indri Hamil?
Tendang aja itu Anto ,suami yg gak setia, Gemeees jadinya, jangan terlalu lunak sikapmu Yessyta, ayoo bertindak tegas ...hehhehehe kok jadi baper sendiri
Monggo bunda dilanjuut, ..
Segera pulih nggih bunda tetap semangat, kwmi selalu menunggu karya bunda yg selalu ADUHAI
Yuk gabung di WAG-PCTK....satu-2 WAG "penuh cinta" berempati tinggi terhadap sesama khususnya kepada para anggotanya dan "IDOLANYA" siapa lagi jika bukan BU TIEN KUMALASARI?
DeleteDaftarkan nomor hape Anda ke Admin grup ibu Nani Nur'Aini Siba
HP. 082116677789.
Siap...
Delete081286224285
Alhamdulillah ..... mcyt sdh tayang
ReplyDeleteTerimakasih bu tien yg sdh menyempatkan menulis cerbung dalam keadaan blm sehat benar, semoga bu tien cepat sehat n pulih kembali seperti sedia kala ... aamiin yaa rabbal'alamiin
Selamat malam ...... salam aduhaiii
Makasiih mbak Tien mcyt18nyaa..
ReplyDeleteSemoga mbak Tien makin pulih..🙏
Baca sambil dheg2an tp jg senang krn kebusukan anto sdh terbongkar..
Malah syukur indri ngaku hamil mempercepat yessyta mengambil keputusan..rasakno to..anto..
Senang melihat pak Murti jg mulai nampak ada kemajuan kesehatan semoga lekas sembuh n bs bicara..mngkin dgn tangisan yessyta hatinya krasa..namanya jg ortu..sangat peka hatinya..
Tunggu besok lagi..
Salam sehat dan aduhaii mbak Tien..🙏🥰⚘
Biarkan konflik2 lagi, biar tambah seru aja. Anto dan Indri jangan diuleg mb. Iin, ckp di rujak saja, salam aduhai mb. Tien, sehat selalu, aamiin
DeleteSeneng dan gregeten, hehehe trimms mbak Tien yg baik hati salam ADUHAI semoga sll mbak Tien sehat, berkah .. Aamiin
ReplyDeleteMcyt 18. Yessyta memergoki suaminya dengan selingkuhannya di kamarmya.betapa sakit hati Yessyta melihat kenyataan dan bukti dari cerita Gunawan dan Suni.
ReplyDeleteAduhai.... semoga Yessyta kuat menghadapinya.
Salam sehat selalu dan bahagia mbak Tien. Terima kasih
Alhamdulillah MCYT 18 sdh hadir
ReplyDeleteSemoga Gunawan segera datang ke rmh Yessyta
semakin seru dan bikin greget ceritanya
Terima kasih Bu Tien,semoga bunda semakin sehat dan pulih kembali
Salam ADUHAI dari Bekasi
Alhamdulillah MCYT 18 tayang dan serigala berbulu domba si Anto ketahuan dengan mata kepala sendiri oleh Yessyta dan diusir dari rumah Yessyta... Oh episode yg sungguh mendebarkan dan hebat nya Yessyta ketika marah bagaikan Singa yg menakutkan...ADUHAI kita tunggu saja kelanjutannya Bu Tien semoga Yessyta bisa menerima Gunawan laki2 pilihan bapaknya. Salam sehat dan ADUHAI untuk Bu Tien..🙏👍👍👍
ReplyDeletePuji Tuhan ibu Tien sdh lebih sehat, tetap semangat dan produktip shg MCYT 18 tetap tersaji untuk kami para penggandrung.
ReplyDeleteIkut sesak rasa dada ini, untung ada nasehat "TIDAK BERHARGA UNTUK DITANGISI"
semoga Yessy selalu tegar,berhati jernih dan bijak, shg hal buruk bisa diselesaikan dgn baik2 tanpa meninggalkan duka lara hati.
Monggo dilanjut ibu Tien, semoga kebahagiaan segera bertahta dihati Gunawan-Yessy, Suni-Darman, pak Murti dan bpknya Suni. Matur nuwun, salam ADUHAI...
Yuk gabung di WAG-PCTK....satu-2 WAG "penuh cinta" berempati tinggi terhadap sesama khususnya kepada para anggotanya dan "IDOLANYA" siapa lagi jika bukan BU TIEN KUMALASARI?
ReplyDeleteDaftarkan nomor hape Anda ke Admin grup ibu Nani Nur'Aini Siba
HP. 082116677789.
Malam Bunda jaga selalu kesehatan ya jangan terlalu capai dulu.
ReplyDeleteMet malam dan met istirahat
Alhamdulillah sudah hadir, akhirnya kelakuan bejat Anto ketahuan Yessy. Tapi kalo baca ringkasan di awal kok sepertinya malah Yessy tidak cerai tetapi Anto menikah lagi .... Aduh saya kok rasanya tidak rela Yessy diduakan, masalahnya Anto gak cinta Yessy. Mending Yessy menuruti pak Murti menikah dengan Gunawan. Bukankah Yessy pun sebenarnya ada rasa cinta dengan Gunawan, hanya saja Yessy belum menyadari ketika dia berdebar-debar bertatapan dengan Gunawan . Semoga Yessy tidak disakiti dan dimanfaatkan lagi oleh Anto. Terima kasih Bu Tien yg telah demikian apik mengemas cerita hingga membuat kita larut didalamnya. Salam sehat selalu dan ADUHAI.
ReplyDeleteheemmmm .....
ReplyDeleteAlhamdullilah sdh tayang mcyt 18..slmt pgii mba Tien smg sht teruss.. Nahrasain lu anto ketahuan perselingkuhan dgn indri.. Hayoomb yessy cpt ambil tindakan dan ampil pilihan.. Ceraikananti krn pura2 mencintai yessy hanya unk morotin doang.. Waduh2 gemees. Emosijg y.. Xiixiixiimaaf y mba Tien.. Lgiseru2 nya mcytnya... Salamaduhai dan tetap semangat y mba Tien.. Penggemarnyamakin banyak.. 🥰🥰🙏🙏💪💪💪
ReplyDeleteSalam aduhai bunda Tien, makin sehat ya
ReplyDeleteSalam sehat bu Tien smg semakin sehat. Trm ksh bu Tien dlm keadaan apapun tetap menayangkan lanjutan MCYT. Salam ADUHAI.. TETAPSEMANGAT
ReplyDeleteSemoga Bu Tien sehat wal afiat kembali.Aamiin Yaa Robbal'alamiin..
ReplyDeleteEpisode 18,seru dan berharap Yessi segera menggugat cerai Anto, suami yg tdk tahu diri, tdk tahu di untung, egois, narsis menggerogoti uang Yessy. Anto tak tahu malu melakukan zina di kamar pribadi Yessy, bahkan hampir dua kali...Yessy semoga diberikan kekuatan untuk ambil keputusan terbaik baginya. Maturnuwun Bu Tien, semoga tansah pinaringan karahayon fan tetap semangat dlm berkarya. Aamiin.. Salam sehat dari Pondok Gede...
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAlhamdulillah.. mbak Tien sdh bisa ber aktifitas kembali.. menyapa penggemarnya... Salam sehat selalu mbak Tien dr kota Sawahlunto..🙏🙏
ReplyDeleteJangan sampai Yessy berbuat bodoh dg tetap bertahan bersama Anto. Biar Anto kelaut sama Indri.
ReplyDeleteMakasih mba Tien . Semoga sehat selalu. Salam aduhai
Maturnuwun mbak Tien...cerbung telah tayang
ReplyDeleteSehat terus mbak Tien...sangat menghibur penggemarnya
Salam aduhai...
Alhamdulillah mbak Tien sudah sehat dan aktif menulis lagi. semoga sehatvterus mak Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah.....
ReplyDeleteMtur nuwun bun...
Mugi2 tansah rahayu sedoyonipun...
Anto Anto bener bener bodoh ,masa ngajak wanita simpanan kedalam kamar pribadi ,memang dasar nga punya modal ,bisanya hanya memanfaatkan ,semoga yessyta kuat menghadapi cobaain ,dan pak Mukti segera sembuh dari sakitnya ,gimana nasib Anto selanjutnya kita tunggu ,episode selanjutnya pasti lebih seru dan menguras air mata
ReplyDeleteTerimakasih Bu Tien yang selalu setia menulis utk menghibur para penggemarnya ,terus sehat sehat dan sehat selalu tuk Bu Tien
Bunda Tien, TERIMA KASIH yaaa.. Walaupun baru sembuh dari operasi tapi Bunda sudah menyempatkan diri menghibur kami semua para pembaca setia karya-karya Bunda. Semoga cerita MCYT-nya masih panjang ya, Bunda.
ReplyDeleteSeperti-nya Gunawan dan Suni tidak cukup kuat meyakini Yessyta yang sudah keliru mempercayai Anto si mercon melempem, suami-nya - yg mencintai wanita lain. Tapi semoga Pak Murti lekas sembuh, dan Pak Murti-lah satu-satu-nya harapan saya yg bisa menyadarkan Yessyta atas kekeliruan-nya. Saya komat kamit lageeeee... berdoa semoga. Tapi sambil kesel nih sama kelakuan bergundal Anto.
Bunda Tien, banyak istirahat yaaa.. Biar kesembuhan-nya semakin sempurna. Doa kami selalu untuk Bunda.
Eh tadi malam nengok2 bl bertemu alhamdulilah walau siang menjelang sore sdh terobati kangennya MCYT 18.
ReplyDeleteYesy harus kuat walau Indri merengek jangan sampai goyah usir dan minta mobil jg rumah yg telah direnovasi. Biarkan Anto, indri tahu rasanya orang yg tersakiti. Itu bl seberapa kl hanya diminta harta yg telah diberikan. Ini orang sdh tdk tahu malu di rumah Istri sah berbuat maksiat minta ini minta itu untuk berfoya3. Nb
Makasih Bunda Tien semoga pulih sehat dan sehat selalu.
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien yang akhirnya sudah membukakan mata Yessyta akan perselingkuhan suaminya. Keterlaluan kamu Anto..bisa bisanya kamu menyia nyiakan iatri yang cantik, kaya, cerdas demi si Indri pengeret. Bangkitlah Yessyta, jangan ditangisi suami yg tidak menghargai, menghianati dan menyia nyiakan ketulusan cinta. Salam sehat, semangat berkarya yang aduhai
ReplyDeleteSemakin penasaran lanjutannya. Teima kasih bu Tien smg sehat selalu
ReplyDeleteTerimakasih mbak Tien
ReplyDeletesemakin seru cerbungnya
semoga segera pulih ya mbak Tien,
senantiasa sehat selalu....
salam aduhaiii
Aamiin.
DeleteSalam ADUHAI
Astaghfirulloh... smg Yessi bisa menemukan jln terbaik dlm kemelut ini
ReplyDeleteAlhamdulillah, suwun mbak Tien MCYTnya
Salam sehat dan semangat sll, smg segera pulih cideranya . Aamiin
Crita nya..makin setu....selalu ditunggu....mugi enggal sehat mb Tien...salam aduhai
ReplyDeleteSalam ADUHAI Atiek
DeleteNgincengdotcom
ReplyDeleteADUHAI jeng Ira. Bentar ya
ReplyDeletesll sabar menunggu Ibu .....😊
ReplyDeleteAduhay ....