MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 17
(Tien Kumalasari)
“Gimana sih mas, biar aku saja..” kata Yessy masih penasaran.
“Yessy, bandel amat sih, biar aku saja, aku bawa ke laundry kayak baju-bajuku kemarin. Aku tuh kasihan sama kamu kalau masih harus mikirin aku, Sudahlah,” kata Anto sambil berebut keresek itu lalu memungut kembali beberapa baju yang tadi tumpah terserak.
Yessyta diam dengan heran, lalu dibiarkannya suaminya mengambil baju-baju itu,
Lalu tak lama kemudian terdengar klakson mobil berbunyi, bukan hanya sekali tapi berkali-kali, Yessyta mengernyitkan dahinya,
“Apa sih itu.. mengklakson sampai seperti itu.
“Itu.. sebenarnya kami sedang punya tugas kantor.. jadi.. aku minta maaf tidak bisa lama-lama. Maaf ya,” Anto mencium kening isterinya, kemudian bergegas keluar dari kamar.
Yessyta terpaku ditempatnya, sehingga tak mampu melangkah mengantarkan suaminya ke depan, Sampai terdengar mobil distarter dan menjauh kemudian lenyap dari halaman.
Yessyta baru sadar akan dirinya setelah beberapa saat berlalu.
“Ya ampun, mengapa sikap mas Anto menjadi aneh seperti itu?”
Lalu Yessyta menuju ke tempat tidur yang berantakan tak beraturan. Bantal terlempar kemana, guling kemana, dan selimut tersampir separo diatas ranjang, yang lainnya berjuntai kebawah.
Yessyta menghela nafas.
“Ini cara tidur yang sangat keterlaluan, lalu meninggalkannya begitu saja,” gumam Yessyta sambil menarik semua seprei, dan meloloskan semua sarung bantal dan guling.
“Baunya .. aduuh.. bukan main..Apakah mas Anto tidak pernah mandi selama beberapa hari ini?”
Yessyta melemparkannya semua ke lantai, lalu mengambil seprei dan sarung bantal baru dari dalam almari kemudian menatanya.
Lalu dia menyalakan AC dikamar itu karena merasa gerah.
Yessy mengambil keranjang cucian, kemudian meletakkan semua yang kotor ke dalamnya. Baru kemudian mulai menyapu lantai.
Ia harus membersihkannya dengan baik agar nanti ketika suaminya pulang dan ingin tidur, bisa tidur dengan nyaman.
Ketika dia membungkuk untuk merogoh kotoran dari bawah kolong, mata Yessyta menatap sesuatu. Dengan sapu dia menarik benda itu, dan Yessy terbelalak melihat apa yang ditemukannya.
Sebuah benda diambilnya dengan tangan. Benda bertali, dan itu adalah sebuah bra.
Bra warna merah muda, bukan miliknya.
Yessyta berdebar. Bagaimana mungkin ada pakaian dalam wanita terserak dikamarnya? Lalu Yessyta teringat perempuan cantik yang duduk didalam mobil suaminya. Apakah ada hubungannya bra itu dengan wanita cantik tadi?
Dengan gemetar Yessyta memasukkan bra itu kedalam sebuah kantong. Ia mengambil ponsel, ingin menelpon suaminya, tapi diurungkannya. Hatinya mulai menduga-duga. Mungkinkah suaminya membawa perempuan kedalam rumahnya? Bahkan merambah kamarnya? Kamar tidurnya? Tempat yang sangat pribadi ?
Lalu terpikir oleh Yessyta, mungkinkah ini milik Suni? Tapi tak mungkin, Suni tidak masuk kedalam kamar itu. Tidak berani, dan ini bukan bra yang sederhana, pasti ada harganya. Ia memberi beberapa kepada Suni, tapi tak ada yang modelnya seperti ini.
Yessyta menutup pintu kamarnya dengan gelisah. Ia menyimpan bungkusan bra itu dibelakang dapur.
Bermacam perasaan mengaduk-aduk hatinya. Ia ingin menangis, ingin menjerit. Ingin bertanya kepada siapa tentang bra itu?
***
Suni sudah berjalan-jalan keluar rumah sakit, sudah tahu toko dimana menjual ponsel. Tapi ia belum ingin memasukinya. Pasti membutuhkan waktu lama untuk membelinya. Mungkin harus memilih yang pas dengan uangnya, yang cocok dengan seleranya.
Jadi Suni memilih kembali ke rumah sakit. Jangan sampai kelamaan meninggalkan pak Murti yang saat itu sendirian.
Suni bergegas masuk, lalu dilihatnya seseorang. Seseorang yang sangat dikenalnya, dan dirindukannya.
Pak Kardi, ayahnya.
“Benarkah itu bapak? Ia bersama siapa? Mengapa berdiri ditempat parkiran?” gumam Suni sambil mendekat,
Saat itu Darman sudah mengambil sepeda motor, dan mendekati pak Kardi.
“Bapaaak !!”
Pak Kardi dan Darman menoleh kearah datangnya suara. Mereka seperti mengenal suara itu, tapi tak melihat orang yang mereka bayangkan, Seorang gadis berhijab setengah berlari mendekat.
Pak Kardi masih melihat kearah jauh dan mencari-cari, ketika Suni sudah tiba didekatnya.
“Bapaaak.”
Pak Kardi terkejut, dan sebelum sadar apa yang terjadi, Suni menubruknya.
“Bapaak…” Suni merangkulnya erat. Darman melongo.
“Ini.. ini.. siapa ?”
“Bapak.. saya Suni... bapak..” tangis Suni.
Pak Kardi mengangkat wajah gadis yang nyungsep didadanya. Lalu kembali mendekapnya erat,
“Suni? Kamu Suni, anakku ?”
Suni mengangguk-angguk. Darman terpana. Gadis berhijab dan cantik, adalah Suni, gadis yang selalu dirindukannya.
“Mengapa bapak ada disini ?”
“Bapak kontrol, diantarkan oleh Darman. Lihat, kamu belum menyapanya.”
“Mas Darman ? Ya ampun mas, bapak kenapa? Sakit apa?” katanya sambil menyalami Darman, yang kemudian menggenggam erat tangannya.
“Bapak sakit, beberapa hari dirawat disini, ini saatnya kontrol, tapi bapak sudah sehat.”
“Ya ampun bapak, jadi bapak sakit dan dirawat disini ?”
“Lha bapak kan karena memikirkan kamu, jadi jatuh sakit. Untung Darman menolong bapak dan kemudian membawanya kemari.”
“Maafkan Suni ya pak.. Suni anak durhaka.”
“Bapak senang melihat kamu berpakaian seperti ini. Kamu jauh lebih cantik.”
“Lalu kenapa kamu ada disini, Suni?” tanya Darman.
“Ceritanya panjang. Cerita singkatnya aku bertemu seseorang yang sangat baik, yang mengajari aku berdandan apik. Lalu aku ikut menjadi pembantu dirumahnya.”
“Itu perempuan yang mengantarkan kamu ketika memberi aku uang malam-malam?”
“Bukan pak, yang mengantar Suni pulang itu wanita jahat. Aku diselamatkan oleh sebuah keluarga yang baik. Dan sekarang aku sedang menunggui ayahnya yang sedang sakit parah. Allah yang telah menuntun aku keluar dan berjalan-jalan sehingga ketemu bapak.”
“Kalau begitu ayo pulang bersama kami.”
“Tidak pak, jangan sekarang. Suni berhutang budi kepada keluarga itu. Sebenarnya Minggu kemarin Suni disuruh pulang untuk menjenguk bapak, tapi kebetulan ayah majikan aku itu sakit, jadi aku merasa nggak enak kalau meninggalkannya. Begini mas, ini aku punya uang,” katanya kemudian kepada Darman, dan mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu.
“Ini mas, aku minta tolong, belikan bapak ponsel dan simcard nya, tolong terima dulu uangnya.”
Darman menerima uang itu dan masih menggenggamnya.
“Tolong catat nomor kontak aku, majikan aku memberikan ponsel ini untuk aku, Dan dengan ini, setelah bapak kamu belikan ponsel, aku akan bisa bicara sama bapak selama aku belum bisa pulang.”
Darman mengangguk-angguk, tapi kemudian mengembalikan uang Suni.
“Bawa kembali uang kamu, biar aku yang membelikan.”
“Jangan mas, ijinkan aku berbuat sesuatu untuk bapak. Tolong belikan.”
Lalu Darman bisa mengerti. Setelah mencatat nomor kontak Suni, mereka berpisah. Walau berat pak Kardi terpaksa melepaskan Suni, karena Suni punya tugas menjaga pak Murti. Mereka berpelukan lama. Dan pak Kardi merasa lega karena Suni tidak tersesat seperti yang dikiranya.
“Cerita lengkapnya akan aku katakan nanti ketika aku sudah bisa menelpon bapak,” kata Suni sebelum pergi. Tapi sebelum benar-benar pergi, pak Kardi membisikkan sesuatu ke telinga Suni, membuat wajah Suni memerah, kemudian bergegas pergi meninggalkan ayahnya dan Darman, yang segera memboncengkan pak Kardi untuk pulang.
***
Suni merasa lega, karena suster penjaga mengatakan bahwa pak Murti baik-baik saja.
Kemudian dia duduk diatas carpet yang memang digelar oleh Yessyta ketika Suni merasa letih, karena dia tidak mau disuruh tidur di sofa.
Suni menunggu telpon dari ayahnya. Pasti agak lama, karena proses membeli ponsel dan membuatnya bisa mempergunakan memang harus menunggu agak sementara waktu.
Tapi Suni berdebar ketika teringat kata-kata ayahnya ketika sebelum pergi.
“Suni, kamu harus tahu, Darman laki-laki yang baik, dan bapak sangat senang apabila kamu bisa berjodoh dengannya.”
Darman memang lelaki baik. Sudah lama Suni tahu kalau Darman menyukai dirinya. Tapi waktu itu dia masih mengharapkan cinta Gunawan. Dia bahkan mengatakan kepada Darman bahwa dirinya adalah calon isteri Gunawan. Tapi ternyata Gunawan sudah melupakan dirinya,. Gunawan bahkan mengatakan bahwa dia mencintai gadis lain. Apa lagi yang akan diharapkannya? Gadis lain itu pasti gadis kota yang sangat menarik, berbeda dengan dirinya yang tidak berpendidikan dan hanya bisa bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Suni sekarang membayangkan wajah Darman, yang tak kalah ganteng dari Gunawan, tapi lebih sederhana. Ah, maukah Darman sama dirinya? Dia kan pegawai kelurahan, sedang dirinya sekarang hanyalah pembantu rumah tangga? Suni terus berdebar-debar. Sekarang dia menunggu telpon ayahnya sampai dia terkantuk-kantuk, lalu menjatuhkan tubuhnya di karpet, dan terlelap dalam mimpi-mimpinya.
***
“Aku tadi sudah mengatakan pada Suni, dan tampaknya dia tak menolaknya,” kata pak Kardi ketika sudah sampai dirumahnya.
“Mengatakan tentang apa pak?” tanya Darman dengan hati berdebar.
“Ya tentang kamu.”
“Maksud bapak ?”
“Aku bilang bahwa kamu adalah jodoh terbaik untuk Suni.”
Darman tersenyum, tapi dia menunggu kelanjutan ucapan pak Kardi. Bagaimana tanggapan Suni ya.
“Suni tersenyum, tapi aku yakin dia tak akan menolak,” lanjut pak Kardi.
“Semoga itu benar.”
“Pasti benar, sekarang biarkan aku menelpon Suni, ajari aku bagaimana caranya,” kata pak Kardi sambil mengulurkan ponselnya.
Darman mengajarinya. Ia juga sudah memasukkan nomor kontak Suni.
Pak Kardi mengangguk_angguk tanda menegertI, maklumlah baru sekali itu pak Kardi memegang ponsel.
Ia senang ketika pembivaraan dengan Suni bisa tersambung. Mereka berbicara lama. Suni menceritakan perjalanan hidupnya yang semula ia mimpikan seperti sebuah kehidupan indah dan menyenangkan, tapi justru hampir saja ia celaka.
“Syukurlah nduk, Gusti Allah masih melindungi kamu. Jadikan semua itu pelajaran agar selanjutnya kamu bisa melangkah di jalan yang benar. Karena perlilaku itu seperti orang menanam benih. Kalau kamu berperilaku baik, berarti kamu juga menanam benih yang baik, dan kelak pasti akan tumbuh menjadi tumbuhan yang baik untuk hidup kamu,” pesan pak Kardi ketika dia mengakhiri pembicaraan di telpon dengan anak gadisnya.
“Ya bapak..”
“Satu lagi, jangan lupa bahwa Darman akan segera melamar kamu.”
“Iya pak, biarkan Suni tenang dulu. Suni juga merasa belum cukup membalas kebaikan bu Yessy.”
“Baiklah, yang penting kamu tidak menolaknya kan?”
“Ya bapak,” jawab Suni dengan hati berdebar. Ia merasa bahwa Darman adalah lelaki baik yang pantas menjadi jodohnya.
***
“Hampir saja… hampir saja..” humam Anto dalam perjalanan mau makan siang bersama Indri, selepas membersihkan kamarnya dari semua pakaian yang semula berserakan di kamarnya.
“Kita terlalu sembrono mas. Tapi apakah isteri kamu tidak curiga ketika kamu membawa pakaian-pakaian itu keluar, bukankah isteri kamu ingin mencucinya?”
“Aku bilang tak mau merepotkan dia, jadi aku akan membawanya ke laundry.”
“Semoga isteri kamu bisa menerima alasan kamu.”
“Isteri aku itu sekolah tinggi, tapi bodoh dalam menangkap situasi. Aku yakin dia akan mempercayai aku,” kata Anto dengan rasa percaya diri.
“Syukurlah, sehingga dengan mudah kita bisa membodohinya.”
“Ayo sekarang kita mau makan dimana ?”
“Cari yang agak kepinggir kota mas, cari udara sejuk, misalnya dekat persawahan, atau apa, gitu.”
“Baiklah, ayo kita cari tempatnya.”
***
Suni masih duduk bersimpuh di atas karpet setelah berbincang dengan ayahnya. Ia senang karena lain kali ia akan bisa berbincang kapan saja mereka inginkan.
Ia juga selalu tersenyum membayangkan Darman yang ganteng walau sederhana, tapi baik hati dan sangat menjaga ayahnya.
Suni masih termangu sambil mengotak atik ponselnya ketika terdengar langkah-langkah memasuki kamar.
“Mana bu Yessy?”
Suni terkejut mendengar suara yang seperti sangat dikenalnya.
“Belum kembali ya?” kata pendatang itu lagi sambil melangkah mendekati ranjang pak Murti.
“Mas Gunawan?” seru Suni dengan mata terbelalak.
Orang yang baru saja masuk itu terkejut. Urung mendekati pak Murti dan memandang ke arah gadis yang bersimpuh di atas karpet.
“Suni? Benarkah kamu Suni?”
Suni berdiri. Gunawan terpana gelihat penampilan Suni yang semula seronok kemudian sekarang tampak sangat rapi dan menawan.
“Benar mas, aku Suni.”
“Kamu kenal dengan keluarga pak Murti? Lalu dimana pembantu Yessy yang katanya ikut menunggui pak Murti dirawat disini ?”
“Aku. Akulah pembantu bu Yessy.”
“Kamu?”
“Iya, aku.”
“Suni ?”
Gunawan mengamati Suni dari ujung kaki sampai ke ujung rambut. Wajah itu memang Suni. Penampilannya sangat berbeda dan itu membuatnya senang. Tapi pernyataan Suni bahwa dialah pembantu Yessy, membuatnya tercengang.
“Panjang ceritanya mas. Bu Yessy penolong aku. Tapi aku heran, jadi kalau bu Yessy bilang mas Gun, itu berarti kamu ta mas?”
“Aku sudah lama bekerja di perusahaan pak Murti. Tapi bagaimana kamu bisa berada di keluarganya?”
Lalu dengan terbata Suni menceritakan semuanya. Sejak setelah bertemu dengan Gunawan di toko pakaian, lalu dibawa seorang nyonya cantik yang jahat dan hampir membuatnya celaka, kemudian bertemu dengan Yessyta dan suaminya.
“Karena berhutang budi itulah maka aku kemudian ikut menjadi pembantu dirumah bu Yessy. Habisnya aku tak punya apa-apa kecuali tenaga aku ini.”
“Luar biasa Suni, kamu sudah menemukan jalan untuk hidup kamu melalui kejadian yang luar biasa. Aku bersyukur, dan aku senang bisa ketemu kamu. Tahukah kamu bahwa ayah kamu sampai jatuh sakit karena memikirkan kamu.”
“Iya mas, tapi tadi aku sudah ketemu bapak sama mas Darman.”
“Oh iya, hari ini waktunya ayahmu kontrol. Jadi kamu sudah tahu semuanya?”
“Ya… bapak sudah cerita banyak. Tapi mas, sebenarnya aku sedang sangat bingung.”
“Kenapa bingung?”
“Ini bukan masalah aku, aku ingin berbagi, tapi tidak tahu sama siapa.”
“Bukan masalah kamu, dan kamu bingung?”
“Aku kasihan sama bu Yessy. Suaminya selingkuh, tapi aku tak sampai hati mengatakannya. Takut bu Yessy sedih.”
Gunawan menatap Suni tak percaya. Jadi Suni juga mengetahuinya?
“Tolong katakan, apa yang harus aku lakukan,” kata Suni sambil menunjukkan foto-foto yang didapatnya sebagai bukti perselingkuhan Anto.
“Ya Tuhan Suni, ternyata kamu juga tahu. Tapi ini sudah keterlaluan. Aku akan mengatakan semuanya, sebelum terlanjur. Yessy harus diberi tahu.”
“Sebenarnya kasihan kan mas, bapaknya sedang sakit.”
“Tidak apa-apa, harus dikatakan, sebelum terlambat. Tapi kemana dia? Lama sekali kita bicara dan dia belum datang juga?”
“Aku juga sedang menunggu mas, katanya hanya mau bersih-bersih kamar. Tapi tampaknya dia juga mau mampir belanja. Atau…. Apakah dia kemudian melihat suasana kamar seperti yang ada dalam foto aku itu? Ya Tuhan, pasti dia sedih sekali.”
“Kamu diam disini saja, aku akan menemuinya,” kata Gunawan yang kemudian menghampiri pak Murti. Tapi dilihatnya pak Murti masih tertidur. Dengan berjingkat Gunawan menjauh, kemudian berpamit pada Suni.
“Suni, sebenarnya masih banyak yang ingin aku katakan sama kamu, tapi aku harus menemui Yessyta sekarang juga. Kalau masih dirumah aku mau kerumahnya, kalau lagi belanja aku akan menyusulnya.”
“Baiklah mas.”
Suni melepas kepergian Gunawan dengan wajah masih termangu, Semuanya terasa seperti mimpi. Bertemu ayahnya dan Darman, lalu bertemu Gunawan, semuanya tak terduga dan mengejutkannya.
***
Gunawan menyusul kerumah Yessy, karena tadi sudah menelponnya dan ternyata Yessy masih ada dirumah.
Ia langsung masuk kerumah, dan tertegun melihat Yessyta duduk termenung di sofa. Ada bekas air mata menggenang di pelupuk matanya.
“Apa yang terjadi? Tanya Gunawan sambil mendekat.
“Aku sedang berfikir tentang suami aku..”
“Memangnya kenapa?”
“Aku curiga, mas Anto melakukan sesuatu yang buruk di belakang aku.”
“Selingkuh ?”
Yessyta terkejut ketika mendengar Gunawan seperti menembak langsung apa yang dipikirkannya.
***
Besok lagi ya.
Alhamdulillah MCYT 17 dah tayang
ReplyDeleteTrimakasih bu Tien...
Moga cepat sembuh dan pulih kembali seperti semula.
Selamat mbk Wiwik....Juara 1
DeleteSelamat jeng Wiwik no. 1
DeleteAlhamdulillah MCYT_17 sdh tayang.
Matur nuwun Bu Tien, salam ADUHAI dari Bandung
Alhamdulillah MCYT sudh hadir ,
DeleteAlhamdulillah Bunda Tien sudh aktifitas lagi, semoga sehat selalu Bunda
Aamiin....
Trims kasih bu Tien smakin bikin penasaran. Saya suka cerbung bu Tien
DeleteTerima kasih.
Matur nuwun bu Tien MCYT 17. Saben dinten kula tengga.
DeleteMugi bu Tien enggal dangan lan MCYT 18 mboten kedangon he he....jempol ...jempol kagem b. Tien.
Aduhay..
ReplyDeleteAlhamdulillah........walaupun mbk Tien sakit tetep tayang MCYT 17
ReplyDeleteMaturnuwun mbk Tien
Mugi2 turus sehat.Aamiin
ReplyDelete
Mugi bu Tien enggal dangan. Aamiin Yra.
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna ,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri, Mbah Wi, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, Klipang, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Alhamdulillah.........
DeleteAkhirnya.....
Masih sore.....
Yang ditunggu tunggu sudah hadir
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Bumi Nusakambangan
.
Alhamdulillah akhirnya terbit juga Eps 17 semoga Ibu cepat sehat dan pulih kembali seperti sediakala...Aamiin YRA.
DeleteMatur suwun bu tien. Semoga cepat sehat kembali. Salam aduhay selalu dari Sidoarjo..
ReplyDeleteπ₯°π₯°π₯°π₯°π₯°π₯°π₯°
ReplyDeleteKepada sahabat dan saudaraku di:
*WAG PCTK
*WAG EKS RADIO PTPN
*WAG APAPUN DAN DIMANAPUN
*PARA PECINTA DAN PENYEMANGAT DALAM CERBUNG SAYA
*PARA SEJAWAT YANG TIDAK MAMPU SAYA SEBUTKAN SATU DEMI SATU.
Saya terharu, saya menangis bahagia, ternyata saya memiliki banyak cinta. Saya memiliki banyak do'a dalam sakit saya. Terimakasih dan terimakasih atas semuanya. Atas penyemangat berupa apapun juga, atas do'a yang tak henti2nya mengalir. Aamiin ya robbal alamiin. Semoga Allah selalu memberikan berkah dan karunia berlimpah bagi kita semua.
TETAPLAH MENJADI SAUDARA SAYA.
π₯°π₯°π₯°π₯°π₯°π₯°π₯°
Aamiin YRA...
DeleteInsyaa Allah mbk Tien...KITA TETAP BERSAUDARA
Insha Alloh Bunda
DeleteI love you Bunda
Salam Aduhai dari Surabaya
Aamiin
DeleteIn syaa Allah bunda Tien kita tetap menjadi saudara selamanya
Tetap semangat bunda semoga Allah senantiasa membimbing dan memberi kesehatan aamiin
Amin....
Deletelove U mbak Tien
kita tetap bersaudara
salam aduhaiiii dari Tangsel
Amin! 3X
DeleteSmg ibu selalu sehat dan dpt beraktifitas kembali.
Aamiin....kami semua menyayangi mbak Tien dan mengagumi panjenengan selamanya...semoga mbak Tien terus sehat...salam Aduhai dari Situbondo
DeleteMbak Tien mataaaap.... barusan menjalani operasi sudah mampu menayangkan lanjutan MCYT nya...
DeleteAduhaaai...demi cintanya pada kita semua penggila cerbung
Jazakillahu khoir..... Semoga keberkahan senantiasa melimpah ruah kagem mbak Tien sekeluarga... Sehat...semangat mbak...enggal pulih njiihπͺπͺπͺ
Doaku selalu.... Salam sayang nan aduhai dari Surabyaπ€π₯°π❤️
Aamiin Yra,smg kita selalu dalam lindungan-Nya...
DeleteIbu.. Tien.. sehat sehat selalu.. doaku
DeleteTerimakasih karyamu bukan sekedar cerita tapi sapaan mengingatkan akan laku dan kelakuan insan yang namanya manusia dengan segala apa yang dihadapi untuk melangkah sesuai naluri penilaian masing-masing karakter dibabar natural..
Sehat sehat selalu ..
Sungkem dari Nanang yang sok ce-nanang-an.
ADUHAI
Bu tien semoga cepat sembuh dan bisa beraktifitas seperti semula
DeleteMksh bunda Tien
ReplyDeleteMCYT 17 sweet seventeen nih
Pastinya makin seru juga kalee
Yg jelas makin gemes...gemes dan gemes
Knp seh Yessyta kau jd istri terlalu lemah
Perempuan laknat bikin maksiat suamimu msh ttp aj di piara
Memang seh cinta bs bikin buta tuh
Apakah kata hati ta ad rasa sama skli,hrsnya kl hati udah menyatu segalanya akan terasa
Hadeeh rasa cintamu salah sasaran rupanya
Udah deh,ku ikutin aj apa kt hati penukis naskah
Tinggal baca aj kok ribut sndri
Salam sayangkuh bunda
Ttp ADUHAI ajah
Selamat malam bu Tien, selamat malam sahabat-2 PCTK. Sehat terus ya Bu Tien dan sagabat-2 ku semuanya, salam ADUHAI, yuk kita ikuti apa yang terjadi siang ini antara Anto dan Yessyta. Selamat membaca.
ReplyDeleteLembar koreksiku:
Delete1. Aku diselamarkan oleh sebuah keluarga yang baik.
# Aku diselamatkan oleh sebuah keluarga yang baik.#
2. Pak Kardi mengangguk_angguk tanda menegertI, .....
# Pak Kardi mengangguk-angguk tanda menegertI,.....#
3. Ia senang ketika pembivaraan dengan Suni bisa tersambung.
# Ia senang ketika pembicaraan dengan Suni bisa tersambung. #
4. “Hampir saja… hampir saja..” humam Anto dalam perjalanan mau makan siang bersama Indri,.....
# “Hampir saja… hampir saja..” gumam Anto dalam perjalanan mau makan siang bersama Indri,.....#
5.Gunawan terpana gelihat penampilan Suni yang semula seronok kemudian sekarang tampak sangat rapi dan menawan.
# Gunawan terpana melihat penampilan Suni yang semula seronok kemudian sekarang tampak sangat rapi dan menawan. #
Sampun Bu, gangsal ingkang kepanggih, ning diawal-awal cerita bbrp "titik" ditulis "koma"
Monggo menawi Bade dipun edit.
No 2. Masih, kek. Tp sy yakin, pembaca pada "menegerti".
DeleteAku bacanya tanpa lihat tanda baca dan typo, tapi pakai kayak aku tuh lihat adegan mereka...sering ingin buru-buru juga, penasaran isinya... trs skip reading hehehee
DeleteTerima kasih Mbak Tien MCYT 17 sudah hadir. Salam sehat selalu
ReplyDeleteAlhMdulillah.....matwun bu Tien....sehatt...sehat...
ReplyDeleteSugeng ndalu bu Tien...matur nuwun cerbungipun...salam aduhai..enggal dhangan nggih bu
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT udah tanyang...sehat selalu mb Tien ...salam Aduhai
ReplyDeleteAlhamdulillah... Matur nuwun... Mbak tien gak betah ya tanpa menghibur kita semua. Smg mbak tien sehat selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah, semoga mbak Tien cepat sehat kembali..Aamiiiin
ReplyDeleteAlhamdulillah.. bunda Tien sdh sehat lg bs lanjutkan cerita Suni.. smg cedera kaki bunda jg segera pulih dan bunda bs beraktifitas dg bebas jalan spt semula, Aamiin YRA.. salam Aduhaaaai..π❤️π
ReplyDeleteBunda Tien, sehat2 selalu nggeh
ReplyDeleteSemoga disegerakan sembuh dan pulih kembali spt sediakala,, aamiin.
Peluk cium dr Wahyu ya bundaQ sayang...
Ibu Tien,apa sdh sehat kok sdh menulis lagi?semoga menjadi lebih sehat lagi ya ibu,jgn paksakan,kalau msh gerah, istirahatlah
ReplyDeleteAlhamdulillah ... Syukron Mbak Tien ,.Semoga semakin sehat Aamiin.
ReplyDeleteJazaakillah khoiron katsiiron
Alhamdulilah sudah tayang, Bu Tien selalu pas memotong cerita sehingga kita penasaran. Semoga lekas pulih kembali Bu Tien, salam Seroja dan ADUHAI
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMakasudnya Aamiin YRA
ReplyDeleteSelamat malam jeng Tien trima kasih sdh bisa hadir kembali di Kejora Pagi,,semoga cepat pulih pasca oprasi,,,salam Aduhai dari Surabaya
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 17 dah tayang. makasih Bun Tien, meski masih dalam masa penyembuhan Bun Tien telah berusaha sekuat tenaga tuk menghibur para PCTK.
ReplyDeleteSemoga Bun Tien segera dapat pulih kembali sehat seperti sedia kala sebelum halangan retaknya jari" kaki kanan karena terpeleset/kesrimpet mukena, ... Aamiin YRA.
Alhamdulillah Mbak Tien sudah kembali sehat,kembali menyapa pembaca setia.
ReplyDeleteAlhamdulillah Bunda sudah sehat dan bisa beraktivitas kembali.
ReplyDeleteTetap semangat Bunda
Alhamdulillah, mbak Tien sudah sembuh dan karyanya sudah tayang terima kasih
ReplyDeleteSemoga sehat terus Aamiin Aamiin YRA
Matur nuwun mbak Tien-ku, mcyt17 sudah tayang.
ReplyDeleteBukan main, dedikasi tinggi, profesional, tidak kenal lelah maupun sakit, inilah bunda Tien Kumalasari ... Sadar ditunggu para pecinta, terus berkarya.
Saya hanya dapat ikut mendoakan semoga bunda Tien segera sehat , pulih seperti sedia kala...aamiin.
Yaa..asyik sekali, mulai terkuak kebobrokan Anto. Suni sudah ketemu bapaknya, bahkan sudah mengisyaratkan pak carik Darman suka dia.
Kalo semua 'baik-baik saja' tentu cepat selesai. Saya kira akan ada konflik yang pasti Aduhai.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.
Hai,,,hai,,Anto mobil baru,,selamat yaaaa,,,waduuuhh bersenang senang terus sama selingkuhan,,,coba pergi ke Surabaya ,,tak tunggu di pintu keluar tool Gunungsari. Tak kasih jamu *Tolak isin* manjur kok ramuan dari apoteker ternama Ibu Tien Komalasari pasti kamu tambah gak punya malu blaasss,,engko lak ngubengi tugu pahlawan kathok,an kolorthok
ReplyDeleteAlhamdulillah, Ibu sudah membaik
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien MCYT 17 bisa tayang.
ReplyDeleteSemoga panjenengan lekas pulih sehat spt sedia kala.
Salam ADUHAIIIIII dari Yogya.
Terima kasih mbak Tien cerbungnya. Semoga mbak Tien segera sembuh, bisa beraktifitas kembali seperti biasa, Amin. Salam sejahtera.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 17 sampun tayang, matur nuwun sanget Bunda Tien.
ReplyDeleteNamung saget ndedonga, mugi-mugi Bunda Tien enggal sengang, lan tinebihno sakit raos sakit.
Salam ADUHAI. saking Klaten.
Alhamdulillah. Mudah-mudahan Mbak Tien segera pulih, sehat walafiat seperti semula. Terima kasih cerbungnya sudah terbit kembali, menyapa kami yang kecanduan.
ReplyDeleteYessyta terkejut ketika mendengar Gunawan spt menembak langsung apa yg dipikirkannya.
ReplyDeleteMoga Gunawan segera menyampaikan ke Yessyta ttg kebusukan Anto, sesuai dg apa yg diketahui oleh Gunawan juga Suni.
Kurang enak apa coba spt Anto itu,istri cantik banyak duit,mobil baru, rmh tinggal msk tapi Anto kok bejat kelakuannya.
Emang sih istri harus taat pada suami, tapi kalau suaminya spt Anto yg tak tahu arah kiblat itu mana bisa jadi imam yg baik...
Anto siap"lah kamu didepak dari rmh Yessyta.
Ikhlaskan saja Yessy dan kamu sgra move on
Pasti dpt gantinya yg jauh lebih sempurna
Moga bisa berjodoh dg Gunawan.
Trimakasih bunda Tien, walau sakit tetap komitmen menghibur para penggemar setianya.
Moga cepat pulih kembali spt semula.
Salam aduhaii dari Bojonegoro.
Alhamdulillah MCYT 17 sdh tayang kembali trmkshmb Tien......
ReplyDeleteSemoga mb Tien cepet sembuh pulih kmbali spt sediakala..... Aamiin ...
Terimakasih banyak mbak Tien
ReplyDeletewalau masih belum pulih benar namun tetap mengusahakan menghibur kami melalui cerbung MCYT 17
segera sembuh ya bunda Tien
sehat selalu...salam aduhaiiii
Alhamdulillah . .. bunda sdh menulis lagi.... berarti sdh sehat yaa ....Aamiin.....semoga bunda cepat sehat kembali
ReplyDeleteAkhirnya muncul juga episode 17, semoga Mbak Tien sehat walafiat secepatnya.
ReplyDeleteSalam sehat dari Tebing Tinggi Sumut.
Alhamdulillah bunda sudah beraktivitas kembali
ReplyDeleteTerimakasih bunfa Tien Cerbungnya
Semoga bunda Tien selalu sehat dan bahagia bersama keluarga tercinta
Salam sehat dan aduhai..
Puji Tuhan... Bu Tien udah mulai berkarya lagi. Semoga semakin pulih nggih, Bu. Semangat Bu Tien. Salam sehat selalu...
ReplyDeleteAlhamdulillah bu Tien sdh sehat... Trm kasih bu.. Walau masih dalam.masa pemulihan ibu tetap berkarya buakt penggemarnya ... Doa kami selali buat bu Tien ..ibu segera sehat dan dapat beraktivitas seperti semula...Aamiin
ReplyDeleteAduhaiiii ..., Mbak Tien.
ReplyDeleteSalam sehat selalu, dari Kudus.
Tks mbak Tien MCYT sdh terbit lagi,semoga mbak Tien cepat pulih dr operasinya dan sehat2 selalu.
ReplyDeleteSalam Aduhai mbak Tien dari Tegal.
Puji Tuhan...mbak Tien sudah sembuh..semoga segra pulih seperti sediakala..
ReplyDeleteMakasii sdh menghadirkan mcyt17nya....
Duuuh...semoga yessyta ga setres n sakit ngrasakke kelakuan suaminya dan segra ambil tindakan biar pd gigit jari dgn pikiran2 mukuknya utk memeras kekayaan yessyta..
Besok lagi ya mbak Tien..
Salam sehat dan selalu aduhaii..ππ₯°⚘
MCYT17 sdh tayang, matur suwun bunda Tien, mugi bunda Tien segera pulih dan tetap semangat bunda, kami selalu menanti karya bunda yang pastinya ADUHAI...
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien. Alhamdulillah, mbak Tien sudah beraktivitas kembali. Sehat selalu ya. Salam dari Purworejo
ReplyDeleteBikin penasaran mba Tien.,.Semoga Yessi menyadari bahwa Anto hanya memanfaatkannya. Makasih mba Tien. Semoga cepat pulih dan dapat beraktifitas seperti biasa. Aamiin
ReplyDeleteMatur suwun bu Tien
ReplyDeleteIbu Tien mugi enggal pulih...matur nuwun.sanget.MCYT 17 sampun tayang. Semangat sehat...Salam aduhai kagem bu Tien yang selalu menyenangkan pecinta cerbung...
ReplyDeleteAlhamdulillah Bu Tien sdh sehat kembali, terima kasih Bu Tien.
ReplyDeleteSalam sehat selalu.
Alhamdulillah.. MCYT~17 sudah hadir, maturnuwun Bu Tien semoga kesehatan panjenengan cepat pulih dan bisa beraktivitas lagi seperti biasanya.. Aamiin YRA..π€²
ReplyDeleteAlhamdulilah sudah hadir MCYT 17. Mugi enggal dangan, pulih lan sehat wal'afiat Bunda Tien.
ReplyDeleteMatur nuwun.
Alhamdulillah... Terimakasih Bu Tien. Semoga sehat selalu... Saya salah satu penggemar yg selalu menunggu karya njenengan sebelum tidur π
ReplyDeleteAlhamdulilah MCYT 17 telah hadir. Begitu sayangnya sama Pembaca Bunda Tien rela meluangkan waktu untuk memberi kebahagiaan bagi semua pembaca. Semoga segera sehat, pulih seperti sedia kala. Matur nuwun sanget Bunda. Salam sehat dan salam ADUHAI.....
ReplyDeleteAlhamdulillah mbak Tien sdh bisa tayang kembali dalam MCYT 17. Smg secepatnya pulih cedera kakinya. ADUHAI....sehat dan semangat sll nggih mbak Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah terimakasih Bude walaupun dalam masa pemulihan bude masih semangat utk menulis mudah2an Alloh paring kesehatan yg barokah
ReplyDeleteAduhai, Alhamdulillah. Salam sehat dan semangat jiwa raga serta bahagia mbak Tien. Semoga senantiasa dalam Rahmat dan Ridha Allah SWT. Ada banyak rasa Cinta mengelilingi mbak Tien. Karena banyak penggemar isi KARYA TULIS INDAH YANG MERASUK DAN MENGGELITIK SUKMA SETIAP INSAN YANG MEMBACANYA. TERIRING DOA DARI PARA PENGGEMAR KARYA TULIS MBAK TIEN.
ReplyDeleteAlhamdulillah, ikut bersyukur karena bu Tien sudah beraktifitas kembali. Selalu sehat bu Tien..
ReplyDeleteAlhamdulillah Mbak Tien sdh menulis lagi, terima kasih ... Semoga Mbak Tien segera pulih ,sembuh dari sakitnya , sehat wal'afiat & sll dlm lindungan Allah SWT ... Aamiin Yaa Rabbal'alamiin .
ReplyDeleteYessyta dirundung galau dan gelisah mendapatkan adanya suatu benda yang bukan miliknya, lalu milik siapa? Di saat yang sama Suni pun tak tahan menyimpan sesuatu yang bisa membuat majikan Nyonya Yessyta menderita karena ulah pak Anto yang tega membohongi istrinya. Dan ini membuat Gunawan tertegun karena ternyata Suni juga sudah lebih dulu mengetahui kelakuan buruk Anto suami Yessyta.
ReplyDeleteDuh.....apa yang akan terjadi. Karena Gunawan ingin segera menyampaikan berita buruk itu ke Yessyta.
Terima kasih mbak Tien.
ReplyDeleteAlhamdulillah dah nulis lagi,sehat selalu MCYT 17 hadir, sehat ya Aamiin,lbh seru nih
ReplyDeleteakhirnya MCYT 17 tayang kembali...mksh bunda Tien ..semoga dipulihkan segala penyakitnya sehingga dpt berkarya terus menerus
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 17 dah tayang
ReplyDeleteTrimakasih bu Tien...
Moga cepat sembuh dan pulih kembali seperti semula
Puji Tuhan, matur nuwun Gusti, walau masih dlm pemulihan ibu Tien sdh beraktifitas seperti biasa menyajikan cerbung dambaan penggandrung yg memang sungguh ADUHAI ...
ReplyDeleteAkan lebih baik kalau Yessy segera tahu borok Anto. Kapan Anto merasa bersalah dan bertobat?
MCYT adalah kalimat yg bagus...sebagus hati penulis pastinya...Semua orang tetap menjadi sahabat baik...
Monggo Ibu, dilanjut kami menunggu. Matur nuwun.
Alhamdulillah wasyukurillah.. b Tien sdh kembali..
ReplyDeleteSemoga terus diberikan kesehatan b Tien...
Dalam sehat dari Rewwin πΏ
Salam
DeletePg , mb Tien . Puji Tuhan , panjenengan sudah sehat . Seneng kami smua. Cerita semakin seru . Maturnuwun mb Tien .
ReplyDeleteSalam aduhai . Yuli Semarang
Alhamdullilah mba Tien sdh sehat kembali.. Mcyt17 jg hadir kembali.. Padaakhirnya terbuka semua ttg anto dgn indri.. Dansuni bertemu dgn ayahnya dan Darman calon suaminya.. Pokoknyasenang alur crita nya.. Salamseroja dan aduhai y mba Tien.. Shtsll.. Muuaahhπ₯°π₯°
ReplyDeleteAlhamdulillah, bunda sdh menyapa lgi dng cerbungnya.... smg terus sehat ya bunda Tien, salam aduhai
ReplyDeleteMasya Allah Bu Tien....penj sungguh luar biasa. Smg sehat selalu ya Bu..
ReplyDeleteAlhamdulillah mBak Tien Kumalasari sudah bisa nyambi meneruskan MCYT Eps 17, matur nuwun mBak Tien.. Semoga mBak Tien lekas sembuh dan sehat kembali. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Terima kasiu Bu Tien... sehat² sllu bersma keluarga....
ReplyDeleteTerima kasih bunda Tien,walau pun masih dalam kondisi sakit masih sempat menghibur kita² dengan sdh terbitnya MCYT 17.
ReplyDeleteSemoga bunda Tien cepat diberi kesembuhan dan cepat pulih seperti sedia kala.
dan semakin ADUHAI njih bun...
Alhamdulillah Bu Tien sdh bisa melanjutkan cerita yg menarik ini. Semoga Bu Tien dikaruniai kesembuhan,sehat wal afiat kembali. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteMbak Tien semoga cepat sembuh & selalu sehat..salam SEROJA aduhai. Matursuwun
ReplyDeleteSehat selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah wilujeng sedoyonipun...
Syafakillah bunda Tien...
Ya ALLAH, semoga KAU sehatkan selalu Semua yang ada di group ini, khusus-nya Bunda Tien yang baru selesai operasi.
ReplyDeleteRidhoilah kami untuk tetap bisa saling mendoakan, mendukung dari jauh sesama Penggemar Bunda Tien. Bunda Tien adalah wanita yang luar biasa, dan semoga KAU beri Bunda Tien dengan balasan hadiah-hadiah yang indah.
Bunda Tien..., TERIMA KASIH yaaa.. Bunda terus menghibur kami semua, sekalipun Bunda masih belum prima kembali kesehatan-nya. Tetap semangat ya, Bundaaa.. Kami semua mencintai Bunda.
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 17 hadir kembali,, terima kasih bu Tien sdh menyempatkan mengirim.
Tambah sehat wal'afiat ya bu Tien
Senangnya Suni sdh bertemu dg ayahnya,calonnya n Gunawan ,juga sdh plong menceritakan kelakuan Anto
Tinggal menunggu,,,bgm kisah selanjutnya pasti lebih Aduhaaii π
Salam ADUHAAII bu Tien π€π
Alhamdulillah - barakallah
ReplyDeleteTerima kasih bu tien, yg walaupun baru operasi, dan blm sehat benar masih disempatkan menulis untuk tidak mengecewakan penggemar cerbungnya.
Semoga Allah SWT memberikan pahala yg berlipat ganda, memberikan kesehatan yg prima, dan selalu melindungi dari bencana, mara bahaya dan penyakit ..... aamiin yaa rabbal'alamiin
Alhamdulillah...
ReplyDeleteBarokallahu fiik jenk Tien...
Sehat wal'afiat jasmani dan rohani selalu bersama keluarga. Dijauhkan dari segala penyakit dan musibah.
Aamiin Yaa Rabbal'aalamiin...
Assalamualaikum wrwb, selamat pagi bu Tien... Alhamdulillah, Ibu sdh sehat kembali...tandanya MCYT dh bs tayang.
ReplyDeleteTambah seru nih ceritanya...stlh ketemu bapaknya dan dibisiki sesuatu Suni jd kepikiran ttg Darman, tp bgt ketemu Gun keraguan muncul lg. Gun senang liat perubahan Suni, tp kyaknya tetap cinta sama Yessy, aplg dy tau keadaan Yessy saat ini yg diselingkuhi Anto...
Smg aja Suni menerima Darman ntinya, bagaimana dg Gun...? Q setia menunggu epds lanjutannya...
Salam sehat, salam hangat dan ADUHAI selalu...
Bukti sdh lebih dari cukup
ReplyDeleteYessita - Bra warna merah
Gunawan - memergoki sendiri
p Murti - memergoki sendiri
suni - nguping pas Anto telpon
- memergoki sendiri di rumah
- baju2 berantakan di kamar
Tinggal nunggu Game Overnya saja
Salam sehat dari Rewwin πΏ
Alhamdulillah, Terima kasih Bu Tien walaupun dlm keadaan sakit MCYT 17 sdh hadir menghibur kami.
ReplyDeleteSemoga Ibu cepat sembuh dan sehat kembali
Salam hangat dan Salam ADUHAI dari Bekasi
Alhamdulillah,sehat...sehat...sehat selalu Bu Tien ,Aamiin
ReplyDeleteAlhamdulillah matur nuwun ibu, sdi tengah sakit masih bisa berbagi cerita. Semoga barokah..aamiin. Alhamdulillah Sunibisa bertemu bapak, Darman dan Gunawan dan satu persatu bukti perselingkuhan Anto terdata dan terekam, semoga kebahagiaan menati untuk Suni, Gunawan dan Yessyta..aduhai aamiin
ReplyDeleteAamiin
ReplyDeleteSalam ADUHAI
Tomo Soenarko
ReplyDeleteCepet sembuh bu tien bisa pulih dan berakrifitas seperti semula...
Slmt malam mbak Tien, puji Tuhan sdh bs melanjutkan mcyt... Tapi jangan cepet2 ditamatkan nggih.. beri kami kejutan2 khas mbak Tien yg aduhai πππ
ReplyDeletePengintip nomor 1
ReplyDeleteπ
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSungguh hebat tidak ada kata lain, smoga semakin berkembang karangannyadan smakin disukai penggemar semua in
ReplyDelete