MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 11
(Tien Kumalasari)
Gunawan membelalakkan matanya. Barangkali dia salah melihat. Tapi benar. Itu Anto, dengan seorang wanita. Bergandengan mesra, dan itu tidak wajar kalau hanya teman biasa. Gunawan ingin menghentikan mobilnya, tapi jalanan sangat padat, dan mobil-mobil sudah riuh membunyikan klaksonnya. Gunawanpun berlalu, melaju ke rumah sakit.
“Kalaupun aku berhenti, lalu menemuinya, apa yang harus aku katakan? Aku bukan siapa-siapa bagi mereka. Tapi mengapa aku merasa ingin marah? Bagaimana kalau Yessyta tahu tentang hal ini? Hubungan macam apa yang terjadi diantara kedua orang itu?” gumamnya berkali-kali sampai kemudian dia sampai dirumah sakit.
Gunawan mampir ke loket administrasi guna menyelesaikan seluruh biaya yang harus dibayar.
Ketika Gunawan memasuki kamar rawat inap pak Kardi, dilihatnya pak Kardi sudah duduk ditepi ranjang dengan gelisah. Ia bernafas lega begitu melihat Gunawan.
“Aduuh.. hampir saja aku pulang sendiri Gun.”
“Maaf lik, jalanan sangat macet, jadi nggak bisa segera sampai.”
“Aku kira Darman yang akan menjemput aku.”
“Darman mau berangkat, tapi saya mencegahnya. Biar saya saja, kan lebih dekat.”
“Aku ini menyusahkan banyak orang ya Gun.”
“Tidak lik, semuanya ikhlas membantu. Yang penting lik Kardi harus tenang, dan jangan banyak berpikir. Nanti dibawa lagi ke rumah sakit lho,” kata Gunawan menakut-nakuti.
“Iya, akan aku coba.”
“Sudah siap semua lik? Mana yang harus dibawa?”
“Cuma itu, baju-baju, dan apa lagi, semua sudah aku masukkah kedalam tas besar. Darman juga membelikan aku beberapa baju untuk ganti.”
“Baiklah, sini biar saya bawakan. Ayo kita pulang lik.”
Pak Kardi bangkit.
“Bagaimana pembayarannya? Darman kemarin aku suruh mengambil uangku didalam almari. Itu pemberian Suni, entah berapa aku belum pernah menghitungnya.”
“Tidak usah lik, simpan saja uang itu, barangkali lik Kardi memerlukan sesuatu. Semuanya sudah beres.”
“Kamu yang bayar le?”
“Mas Darman.”
“Kalian itu bohong semua. Kemarin Darman bilang bahwa kamu yang akan membayar. Sekarang kamu bilang Darman yang bayar.”
Gunawan tertawa sambil mengangkat tas berisi baju-baju pak Kardi.
“Sudahlah lik, jangan dipikirkan. Siapa yang bayar itu kan tidak penting. Yang paling penting adalah lik Kardi sehat dan bisa pulang kerumah.”
Mereka berjalan beriringan ke arah parkiran.
“Ini mobil kamu le?” tanya pak Kardi sambil naik keatas mobil ketika Gunawan membukakan pintu.
“Iya lik. Mobil dari perusahaan,” kata Gunawan sambil duduk dibelakang kemudi dan membawa pak Kardi pulang.
***
Ketika Suni selesai membersihkan meja makan, dia mengira Yessy sudah berangkat kembali ke kantor. Tapi ternyata dilihatnya Yessyta masih ada di teras. Suni melangkah ke depan.
“Ternyata ibu masih disini?”
“Iya, kalau aku pergi pasti pamit sama kamu dong.”
“Iya sih..”
“Taksinya belum datang-datang nih, dari tadi aku nungguin.”
“Waduuh.. mengapa tidak disuruh jemput teman ibu yang tadi mengantar sih.”
“O, ya nggak bisa Suni, dia ada perlu, mengantar kerabatnya pulang dari rumah sakit.”
“Oo..”
“Ya sudah nggak apa-apa Suni, aku juga tidak terlalu terburu-buru. Nah itu dia taksinya sudah datang. Aku pergi dulu ya, jangan lupa kunci pintunya Suni,” kata Yessy sambil melangkah pergi.
“Ya bu, hati-hati.”
Yessy tersenyum. Ia senang Suni memperhatikannya.
Suni masuk kedalam rumah, lalu mengunci pintunya. Ia melanjutkan pekerjaannya dibelakang, membersihkan dapur. Dalam hati Suni selalu memikirkan Anto yang tampaknya mengkhianati rumah tangganya.
“Entah benar, entah tidak, tapi rasanya pak Anto bukan suami yang baik. Dan kalau itu benar, aku merasa kasihan pada bu Yessy. Dia sangat baik dan menyayangi suaminya, tapi apa yang dilakukan suaminya? Ah, semoga saja dugaanku salah.”
***
“Kalian sangat baik. Begitu memperhatikan aku,” kata pak Kardi begitu sampai dirumahnya.
“Bapak tidak usah memikirkan itu. Memperhatikan sesama itu adalah kewajiban setiap orang. Ya kan Gun ?”
“Benar lik, sudahlah, yang penting lik Kardi harus sehat.”
“Tapi kalian akan tetap mencari tahu dimana Suni berada kan ?”
“Iya pak, bapak jangan khawatir,” kata Darman dan Gunawan hampir bersamaan.
Ini, siapa yang membersihkan rumahku. Aku tinggalkan berhari-hari, tapi tampak lebih bersih dari biasanya.”
“Itu pekerjaan Darman lik. Pokoknya tidak ada yang harus lik Kardi pikirkan.”
“Dan untuk sementara, pak Kardi tidak boleh bekerja dulu.”
“Lha kalau aku tidak bekerja, aku makan apa?”
“Nanti saya yang akan mengirim makanan buat pak Kardi. Semua sudah saya pasrahkan yu Minah yang punya warung disebelah. Kalau butuh apa-apa, pak Kardi bilang saja.”
“Tidak, jangan Man, biar aku cari makan untuk aku sendiri, aku sudah banyak membebani kamu dan Gunawan.”
Belum sampai Gunawan dan Darman menjawabnya, seseorang masuk kedalam rumah sambil membawa nampan.
“Kang Kardi, ini makan siang sudah siap.”
“Minah? Apa-apaan kamu Nah?”
“Pokoknya ini makan siang, sudah dipesan, sama minum teh hangat, buah pepaya, pokoknya lengkap,” kata Minah pemilik warung sebelah. Rupanya Darman sudah memesannya untuk pak Kardi.
“Gimana ini..” kata pak Kardi bingung.
“Sehari aku akan mengirim makan untuk sampeyan tiga kali. Kalau ingin yang lain bilang saja.”
“Berapa aku harus bayar Nah?”
“Sudah dibayar selama seminggu. Jadi sampeyan tidak usah bayar lagi. Sudah, nanti piringnya nggak usah dicuci, aku ambil ketika mengirim makan berikutnya,” kata Minah sambil berlalu.
Gunawan dan Darman saling pandang sambil tersenyum, melihat pak Kardi tampak bingung.
“Lik Kardi tidak usah bingung. Itu untuk lik Kardi selama harus istirahat. Bukankah dokter melarang lik Kardi terlalu capek? Jadi lik Kardi harus istirahat total. Makan dan minum sudah ada yang menyediakan,” kata Gunawan.
“Aku itu kan terbiasa bekerja.”
“Iya saya tahu, tapi ketika diharuskan untuk istirahat, ya harus istirahat. Itu kata dokter kan?” kata Gunawan.
“Nanti kalau pak Kardi sudah benar-benar sehat, silahkan kalau mau bekerja kembali,” sambung Darman.
Pak Kardi hanya geleng-geleng kepala. Ada yang membesarkan hatinya ketika ia merasa tidak sendirian, yaitu perhatian orang-orang disekitarnya. Ia menekan rindunya pada Suni, dan selalu berharap Suni baik-baik saja.
***
Ketika Gunawan sudah sampai di kantornya, dilihatnya Yessyta sudah menunggu diruang kerjanya.
“Sudah selesai mas?” sapanya.
“Sudah, cuma mengantar saja, dan nggak sempat pulang ke rumah juga.”
“Mengapa buru-buru mas? Rumahnya dekat dengan rumah kamu?”
“Iya, tapi bisa lain kali, aku kan hanya ijin sebentar dari kantor.”
“Lha kalau memang harus mampir kerumah mengapa tidak mas?”
“Besok saja kalau liburan. Kan nggak jauh.”
“Aku mau bicara sama kamu.”
“Penting rupanya?” kata Gunawan sambil duduk didepan Yessy.
“Nggak juga sih. Itu mas, aku mau beli mobil lagi.”
“Mau beli mobil? Kemana mobil kamu?” lalu terbayang oleh Gunawan apa yang dilihatnya sebelum ke rumah sakit siang tadi.
“Kan mas Anto juga butuh mobil.”
“Kalian kan bisa berangkat dan pulang bersama-sama?”
“Ya nggak bisa begitu mas, kantor dia dan kantor aku kan tidak searah, kasihan kalau dia harus muter. Aku sudah janji mau beli lagi. Nggak usah yang mahal lah mas, yang penting bisa dipakai sehari-hari.”
Gunawan diam sesaat. Ia ingin mengatakan apa yang dilihatnya tadi, tapi diurungkannya. Ia takut Yessy justru salah terima dan memarahinya.
“Gimana mas, besok mas antar aku melihat-lihat ya. Tadi aku sudah menelpon dealer langganan kita. Nggak usah yang bagus seperti punya kamu, yang penting baru.”
Gunawan agak tersinggung. Sepertinya Yessy ingin mengatakan bahwa perusahaan juga memberikan mobil untuk dirinya, dan itu bagus. Sekarang Yessy meminta dan mengatakan nggak usah sebagus miliknya. Sepertinya ada kata lain yang bisa berarti sama. Kamu juga dibelikan mobil oleh perusahaan, mengapa aku tidak. Kan tidak sebagus punya kamu. Gunawan menghela nafas berat.
“Gimana mas, tapi sebenarnya aku punya uang kok. Begini saja, mas mengantarkan aku memilih saja, biar aku bayar dengan uang pribadi aku. Nggak apa-apa kan?”
“Begini Yes, baiklah, kalau dengan uang perusahaan kan harus banyak prosedur yang harus dilalui, biarpun kamu pemiliknya. Jadi kalau memang terburu-buru, nggak apa-apa pakai uang pribadi kamu. Nanti aku pikirkan cara menggantinya.”
Lalu Yessyta baru ingat, bahwa Gunawan diserahi tanggung jawab atas perusahaan, sehingga tidak akan mudah mengeluarkan uang begitu saja.
“Baiklah mas, nggak apa-apa pakai uang pribadi aku, besok mas antar aku ya.”
“Besok pas jam makan siang?”
“Iya, begitu juga bisa, nanti mas ikut ke rumah aku dan makan siang disana. Masakan pembantu aku enak lho mas.”
“Itu gampang, bagaimana besok saja.”
“Terimakasih mas. Ya sudah, aku kembali ke ruanganku ya.”
***
Ketika kembali ke ruangannya, Yessy kemudian menelpon lagi suaminya.
“Ya Yes, ada apa lagi sebentar-sebentar menelpon sih?”
“Maaf kalau mengganggu mas. Nanti mas bisa jemput aku nggak?”
“Waduh Yes, kayaknya belum bisa deh, aku kan bilang bahwa pekerjaanku terbengkalai selama beberapa hari, jadi tidak bisa aku tinggalkan begitu saja. Aku mungkin justru pulang agak malam.”
“Agak malam mas? Apa tidak bisa dilanjutkan besok pagi saja?”
“Besok pagi pun pasti juga tidak bisa begitu saja ditinggalkan Yes. Pokoknya selama beberapa hari ini jangan mengganggu aku dulu.. sudah ya.”
“Tunggu mas, besok sedianya aku mau ke dealer mobil sama mas Gunawan.”
Mendengar kata-kata dealer mobil tiba-tiba Anton mengurungkan menutup ponselnya.
“Apa katamu? Besok mau ke dealer mobil? Maksudnya mau beli mobil yang buat aku itu bukan?”
“Iya mas, supaya saya juga tidak terus-terusan mengganggu mas.”
“Kalau begitu besok sama aku saja, aku bisa kok pamit sebentar.”
“Katanya banyak pekerjaan?”
“Tidak apa-apa, aku bisa minta ijin. Sorenya aku kan mau lembur?”
“Baiklah kalau begitu. Aku tunggu sebelum jam duabelas siang ya, soalnya sebelum itu aku ada janji sama klien.”
“Baiklah, aku siap,” kata Anto sambil menyeringai senang.
“Tapi tunggu, nggak usah sama Gunawan lah, kan sudah ada aku.”
“Padahal aku juga mengundang mas Gunawan supaya makan siang dirumah kita.”
“Tidak usah, batalkan saja.”
“Ya sudah mas, terserah kamu saja.”
Yessyta menghela nafas. Rupanya suaminya sangat cemburu pada Gunawan. Ia segera mengabari Gunawan bahwa besok tidak jadi mengantarnya karena dia akan pergi bersama suaminya.
“Baiklah Yes, tidak apa-apa,” jawab Gunawan ketika Yessyta membatalkan ajakannya.
Tapi setelahnya, Gunawan mulai menimbang-nimbang. Apakah sudah selayaknya Yessyta membelikan mobil untuk suaminya? Bagaimana kalau ternyata Anto tidak bisa dipercaya?
“Aku sangat menyayangi kamu Yessyta, aku tak ingin siapapun melukai hati kamu,” gumamnya pelan.
***
Dan hari itu Anto benar-benar pulang malam.
“Mas, aku menunggu kamu makan malam dirumah lho.”
“Aduh, maaf Yessy, aku masih belum bisa pulang.”
“Tapi ini sudah jam delapan lewat lho mas. Apa kamu tidak bisa meninggalkan pekerjaan kamu?”
“Maaf Yessy, beginilah kalau punya suami buruh kecil. Setiap pekerjaan harus oke. Apalagi besok aku harus meninggalkan sebentar untuk mengantarkan kamu melihat-lihat mobil.”
“Ya ampun mas, aku sudah lapar nih.”
“Makanlah sendiri dulu, aku sudah suruhan OB untuk membelikan nasi rames untuk makan malam aku.”
Yessyta meletakkan ponselnya dengan lemas.
“Ibu, masih akan menunggu pulangnya bapak?”
“Tidak Suni, aku makan sekarang saja. Bapak sudah memesan makan di kantornya.”
Suni masuk ke dapur, dan menyiapkan makan malam untuk Yessy. Wajahnya kesal. Ia sama sekali tidak percaya kalau Anto masih ada di kantor.
“Paling-paling dia bohong,” omelnya sambil menyiapkan piring di meja makan.
“Yessy mendekat, lalu duduk dikursi makan, menunggu Suni menyiapkan makan malamnya.
“Ini bu, silahkan ibu makan. Atau ingin saya masakkan apa lagi?”
“Tidak Suni, ini sudah cukup.”
Suni melihat kegelisahan dimata Yessy. Ada rasa trenyuh mengaduk hatinya.
“Sebenarnya aku kecewa…” gumam Yessy sambil menyendok nasi kedalam piringnya.
Suni menghentikan langkahnya yang menuju ke dapur.
“Ya ampun, masakan saya ya bu?”
“Oh bukan, bukan Suni. Baiklah.. duduklah disitu, aku akan sedikit cerita tentang apa yang membuat aku kecewa.”
Suni menarik kursi kecil dari sudut ruang makan itu, dan duduk disitu.
“Duduk saja didepan aku Suni.”
“Tidak bu, saya disini saja.”
“Kamu itu…”
“Tidak apa-apa, ibu bicaralah, saya mendengarnya dari sini.”
“Aku kecewa pada suami aku..”
Suni berdebar. Apakah nyonya muda nan cantik ini sudah tahu tentang kelakuan suaminya?”
“Ibu tahu sesuatu?” lalu Suni ingin menampar mulutnya karena menganggapnya sangat lancang. Tapi untunglah, tampaknya Yessy kurang memperhatikan apa yang dikatakan Suni.
“Suami aku menolak segera masuk kedalam perusahaan yang aku pegang. Ia memilih tetap bekerja pada perusahaan lamanya.”
“Pasti ada sesuatu itu bu..” dan Suni kembali ingin menampar mulutnya. Duh, adakah plester didekat sini supaya bisa membuat mulutku berhenti bicara lancang? Kata batin Suni. Dan lagi-lagi pula, mana mungkin Yessy memperhatikan apa yang diucapkan Suni?
“Memang ada sesuatu.”
Suni membelalakkan matanya. Benarkah dugaannya?”
“Ia seorang yang sangat bertanggung jawab.”
“Haaa… Suni membuka mulutnya lebar. Kalau saja ada lalat disekitar tempat itu pasti suka sekali masuk kedalam mulutnya yang menganga.
“Ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya begitu saja karena rasa tanggung jawab itu.”
Sekarang Suni mencibirkan mulutnya, yang kemudian ditariknya kembali. Rasa tanggung jawab apa kalau seorang suami punya rahasia yang tidak boleh diketahui isterinya? Dan rahasia itu adalah perselingkuhan? Suni hampir merasa pasti dengan dugaan itu, karena dua kali mendengar pembicaraan Anto ketika bertelpon. Pembicaraan yang aneh.
“Dan karena itu bapak jadi tidak suka sama mas Anto.”
“O.. begitu ya bu?”
“Kamu lihat sekarang kan Suni, sampai malam mas Anto tidak bisa pulang karena harus menyelesaikan pekerjaannya.”
“Kasihan…” gumam Suni. Maksudnya kasihan sama Yessy karena kemungkinan besar dibohongi.
“Memang kasihan juga aku memikirknnya. Tapi juga kecewa karena tidak bisa bekerja sama.”
“Iya bu, sedangkan mobil ibu dibawa, dan bapak tidak bisa menjemput ibu bukan?”
“Itulah Suni, dia sangat menekuni pekerjaannya itu. Tapi lambat laun aku harus memaksanya agar mau meninggalkan pekerjaan lamanya, dan membantu di kantor aku saja,” kata Yessy sambil mengakhiri makan malamnya.
“Besok aku mau beli mobil baru untuk mas Anto.”
“Waduhh..” mata Suni kembali terbelalak.
“Supaya aku tidak repot selalu memanggil taksi atau merepotkan teman kerja aku.”
“Ya Tuhan.. beruntung sekali laki-laki jahat itu,” gumam Suni. Kali ini ia bisa menelan gumam itu dalam hati.
“Sudah Suni, aku sudah kenyang.”
Suni berdiri.
“Ibu makan hanya sedikit?”
“Nggak, lumayan banyak kok. Bawa saja kebelakang, dan habiskan saja oleh kamu.”
Suni mengambil piring kotor dari atas meja, ketika ponsel Yessyta berdering.
Yessy mengangkatnya.
“Selamat malam, bapak.”
“Sedang apa kamu?”
“Habis makan pak. Bapak sudah makan?”
“Sudah. Bapak dengar kamu besok mau beli mobil ?”
Yessyta terkejut. Rupanya Gunawan sudah melaporkannya pada bapaknya.
***
Besok lagi ya
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteLhoh cerita opo iki Kek?
DeleteSugeng Dalu Bu Tien matur nuwun sampun tayang MCYT_11
DeleteSUGENG DALU
Salam. ADUHAI
Aduhaiiii
DeleteCerita apa ya itu.
Kayaknya kaget dpt no 1, ya kek.
DeleteAda apa sih
DeleteNulis di group terus dishare ke blog ya kakek...nggregeli piye..
DeleteTerima kasih mbak Tien telah hadirkan MCYT 11.
ReplyDeleteSalam ADUHAIIIIII dari Yogya.
Alhamdulillah...sudah tayang MCYT 11
ReplyDeleteMaturnuwun mbk Tien
Mugi tansah pinaringan sehat.Aamiin
ADUHAI
Aamiin dan ADUHAI jeng Nani
DeleteTw
ReplyDeleteSelamat tayang MCYT-11
ReplyDeleteBu Tien, semoga sehat selalu.
Salam *Aduhai*
Tq
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien-ku mcyt11 sudah tayang.
ReplyDeleteAlhamdulillah ...maturnuwun bunda Tien❤️❤️❤️
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 11 dah tayang agak gasik, makasih Bun Tien, dalam Seroja n aduhai yaaa yuk semua ya n terutama Bun Tien Kumalasari sklg di Solo.
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT sudah hadir...salam aduhaui
ReplyDeleteAlhamdulilah ,MCYT 11 telah hadir ,terimakasih bunda Tien
ReplyDeleteAhkirnya terbit juga eps 11. Matur suwun Bu Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah sdh tayang Epson 11, matur nuwun bunda.
ReplyDeleteSalam aduhai
alhmdulillhhh mksih bundaaaa. sehat trs ya
ReplyDeleteAlhamdulillah sdh tayang ... trmksh mb Tien....
ReplyDeleteSalam ADUHAI smg sehat sll π
Trimakasih MCYT 11 dah tayang,smg bunda Tien sll dianugrahi kesehatan.
ReplyDeleteAduhaii
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna ,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Aduhai bu tien, smoga sehat slalu.
DeleteADUHAI Danar
DeleteAlhamdulillah.........
DeleteAkhirnya.....
Yang ditunggu tunggu sudah hadir
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Bumi Nusakambangan
.
Alhamdulilah sdh out yg ditunggu :-)
ReplyDeleteMakasiih mbak Tien..mcyt 11nya..
ReplyDeleteWaduuh..anto udh mulai bertingkah..gu awan udh tau..suni jg udh tau..eee..malah mau dibelikan mobil..jan rejeki nomplok tenan..
Semoga sblm beli mbl..Yessy tau tabiat anto..ikut gembreget..☹
Besok lagi yaaa..
Salam sehat dan aduhai banget mbak Tienππ₯°⚘
ADUHAI banget jeng Maria
DeleteMCYT 11 sdh tayang ..semoga niat yessy beli mkbil.untuk.anto diurungkan... Semoga pak Murti bisa baca gelagat gak baik menantunya dan Gunawan bisa mengendalikan perusahaan pak Murti
ReplyDeleteTrm.ksih bu Tien salam.sehat dan aduhai selalu
Salam sehat nan ADUHAI jeng Winarni
DeleteEnak si Anto ini...kiri kanan oke, mobil baru (kalau jadi).
ReplyDeleteTapi semua orang disekitar sudah waspada, tinggal menunggu bagaimana caranya dapat tertangkap .
Jadi makin nggemesi ceritanya, ingin segera tahu lanjutannya.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.
Selalu ADUHAI mas Latief
ReplyDeleteAlhamdulillah terimakasih bu Tien
ReplyDeleteSugeng ndalu bu Tien...matur nuwun MCYT 11 dah tayang, langsung mbaca nih, soale dh ditunggu2 dari kmrn...hihihi dh kangen bangetπ€
ReplyDeleteTernyata kecewanya Yessy ke Anton, ga seperti yg dibayangkan Suni...
Duuuh...kesian Yessy, smg bpknya nglarang beli mobil dgn berbagai alasan n Yessy nya nurut...smg begitu ya bu Tien...
Salam hangat, dan ADUHAI selalu...π
Hehee.. semoga AFUHAI Yuka
DeleteYa Tuhan, beruntung sekali laki-laki jahat itu.
ReplyDeleteTrmksh mb Tien mcyt11 sdh tayang...slm seroja utk pctkπ€
ReplyDeleteMatur nuwun ibu Tien MCYT 11 sudah tayang
ReplyDeleteMugi Ibu tansah sehat..
Makin seru...cerita beli mobil jadi ingat Tejo....Pak Kusumo Miranti PrΓ m
Salam aduhai dari Tangsel
Lembar koreksiku:
ReplyDelete1. “Ini mobil kamu le?” tanya pak Kardi samil naik keatas mobil ketika Gunawan membukakan pintu.
# “Ini mobil kamu le?” tanya pak Kardi sambil naik keatas mobil ketika Gunawan membukakan pintu.#
2. “Ya sudah nggak apa-apa Suni, aku juga tidak terlslu terburu-buru.
# “Ya sudah nggak apa-apa Suni, aku juga tidak terlalu terburu-buru. #
3. Jadi lik Kardi harus istirahat totsl.
# Jadi lik Kardi harus istirahat total. #
4. Ia ingin mengatakan apa yang dilihatnya tadi, tapi diurungkanna.
# Ia ingin mengatakan apa yang dilihatnya tadi, tapi diurungkannya.#
5. Nanti aku pikirkan cara mengganttinya.”
# Nanti aku pikirkan cara menggantinya.” #
6. Ia segera mengabari Gunawan bahwa besok tidak jadi mengantasnya karena dia akan pergi bersama suaminya.
# Ia segera mengabari Gunawan bahwa besok tidak usah mengantarnya karena dia akan pergi bersama suaminya. #
7. Suni masuk ke dapur, dan menyiapkan makan malam untuk Suni.
# Suni masuk ke dapur, dan menyiapkan makan malam untuk Yessy. #
8. “Memang kasihan juga aku memikirknnya.
# “Memang kasihan juga aku memikirkannya. #
Mungkinkah akibat kecapekan dari Tawangmangu, trus melayat kerabat yang kapundut, shg konsentrasi terganggu.
Ada 8 bahan koreksi yang nomor urut 7 nama Yessy tertulis Suni
Alhamdulillah MCYT 11 sdh hadir
ReplyDeleteAduhai..enak banget ya Anto mau dibelikan mobil baru..
Gunawan sdh tahu gelagat Anto, semoga Pak Murti bisa menahan keinginan Yessy utk beli mobil baru untuk Anto.
semakin seru dan bikin penasaran cerita lanjutannya..
Terima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu
Salam ADUHAI dari Bekasi
Alhamdulillah.. ..
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah wilujeng sedoyonipun...
Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg MCYT 11 yg dinantikan para penggandrung hadir cantik.
ReplyDeleteNaluri bapak Murti pasti sangat baik tentang penilaian Anto shg pembelian mobil untuknya perlu dipertimbangkan dan setidaknya diundur, apalagi Gunawan sdh melihat gelagat tdk baik ttg kesetiaan Anto. Semoga Yessy juga peka terhadap perilaku Anto yg kurang memperhatikan isteri pada hal terbilang masih penganten baru.
Monggo ibu Tien lanjut aja, sy menunggu. Perasaan eps ini hanya sak dulit tahu2 besok lagi ya... Matur sembah nuwun... Salam Aduhai...
Sugeng dalu , mb Tien . Cerita smakin nggregetke ..kasihan Yessy . Anto bener2 edan ya .
ReplyDeleteSemoga ga jd beli mobil ah .
Suni n Gunawan semoga ada yg berani blg ke Yessy klo Anto selingkuh .
Aduhai banget , mb Tien . Pinter ter tenan .
Salam aduhai mb Tien . Yuli Semarang
Terimakasih MCYT 11 sdh tayang,semoga Gin CPT ketemu Suni dan sini cerita ttg perselingkuhan Anto kpd Gun. Aduhai kasihan yessita, semoga mbak Tien selalu sehat. Salam aduhai.
ReplyDeleteYessy... Yessy... masak sih lebih peka Suni dari pada kamu...
ReplyDeletePunya suami tukang bohong,pengkhianat rumah tangga kok tidak kerasa.
Malah kamu merasa kasihan dan menyebutnya suami yg sangat bertanggung jawab di kantornya
Pakai kacamata apa sih kamu melihatnya....
Diajak makan bersama ndak mau....
Diminta tolong mengantarkan ke kantor dak mau....
Diminta tolong menjemput ndak mau....
Tapi ketika giliran mau diajak beli mobil sangat antusias
Kali aja langsung kebayang indahnya berselingkuh kan Anto....
Terbuat dari apa sih hati kamu sebenarnya... batukah....
Pak Murti sangatlah peka,semoga bisa mencegah Yessy agar jangan terburu buru beli mobil baru...
Episode msh panjang, konflik" msh bermunculan
Cerita semakin mengharu biru...
Smg segera terbongkar siapa dan bagaimana sebenarnya suami Yessyta itu...
Salam aduhaii dari Bojonegoro.
Alhamdulillah Cerbung MCYT Eps 11 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSemoga mbak Tien tetap sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam sehat dari Karang Tengah Tangerang.
Aamiin. Salam ADUHAI mas Dudut
DeleteTerima kasih Mbak Tien , MCYT 11 sdh hadir ... Salam sehat & Aduhai
ReplyDeleteSehat dan ADUHAI jeng Enny
DeleteSugeng dalu mvak Tien , mugi tsnsah sehat , nderek belo sungkowo sedanipun kerabat mbak Tien ,, matur nuwun cersam sampun tayang , sugeng istirahat
ReplyDeleteMatur nuwun jeng Utami.
DeleteSALAM ADUHAI KEJORA PAGI
Salam ADUHAI , KEJORA PAGI ,,
ReplyDeleteTerimakasih
ReplyDelete.....mbak tien sehat selalu.. Aduhai
Selalu sehat dan ADUHAI jeng Nanik
DeleteAlhamdulilah MCYT 11 sudah hadir. Terima kasih Bunda Tien. Semoga sehat selalu & ADUHAI
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 11 hadir,terima kasih u Tein dan selalu dlm Lindungan Allah Aamiin.waduh Anto enak pacaran dgn mobil baru ..jangan to Ya Kan Gunawan sdh liat kelakuan Anto yg ehemm dgn wanita lain ..ya hanya dompleng kaysk dasar Antoπ€..nih pas ke bangun kanjut Tahadjut ...monggo yg lainnya mungkin mau puasa syawalanπ
ReplyDeleteADUHAI jeng Yanti
DeleteAlhamdulillah, MCYT sudah tayang lagi. Terimakasih Bu Tien. Salam seroja.
ReplyDeleteSeroja dan ADUHAI jeng Dyah
DeleteHalooo halooo semeng sekali bisa baca kelanjutan MCYT ... mesko pikiran was was, gregeten ketemu tokoh yg nyleneh .. hehehhe mbak Tien pinter ngaduk aduk rasa ... salam sehat bahagia, dan Aduhai
ReplyDeleteSehat bahagia dan ADUHAI Pri
DeleteSelamat pagi BUNDA sehat selalu dan tetap semangat dalam berkarya, Sukses selalu buat Bunda.
ReplyDeleteMakasih MCYT 11 nya Bun.
SALAM ADUHAI
Salam ADUHAI mas Bambang
DeleteNyebelin Anto, laki" gak tahu diuntung. Seharusnya dia bisa merasakan seperti apa itu selingkuhannya, cinta sejati atau cinta yang ada modusnya. Tapi emang gitu maunya Mbak Tien, biar seru...
ReplyDeleteSeru yang ADUHAI, Abah
DeleteAduhai...terimakasih mbak Tien....ceritanya makin bikin gemes ajah...Yessyta perempuan yang sangat baik dan dan tulus tapi ternyata kurang pintar dalam menjatuhkan hatinya...dia ternyata hanya melihat fisik suaminya yang ganteng tanpa bisa melihat sifatnya....padahal jalau dia peka kan sudah berkali2 sikap atau ucapan Anto membuatnya kesal dan kecewa....yook kita ikuti terus apakah pak Murti mengijinkan Yessy membelikan mobil untuk suaminya...salam sehat dari Situbondo
ReplyDeleteSalam sehat jeng In yang ADUHAI
DeleteAlhamdulillah, suwun mbak Tien MCYTnya
ReplyDeleteSalam A D U H A I π
Matur nuwun bunda Tien...MCYT 11 telah hadir.
ReplyDeleteADUHAI selalu kagem bunda Tien....π
ADUHAI juga buat Padmasari
DeleteAlhamdulillah.
ReplyDeleteAlhamdulillah, suwun Bu Tien....
ReplyDeleteSalam sehat salam aduhai....
Salam sehat dan ADUHAI Prim
DeleteTerimakasih Ibu Tien, MCYT11 sudah hadir. π
ReplyDeleteADUHAI Prisc
DeleteMatur suwun bunda ,alur cerita yang apik selalu membuat baper, geregetan sama anto, gemes, hadewww
ReplyDeleteApakah yessyta akan menyadari kelakuan suaminya yang sdh selingkuh?
Apakah pak Murti akan tahu perbuatan menantunya...biar pak Murti memergoki Sendiri anto yg selingkuh, biar kapok anto..hadeww geregetan sama suami2 yg selingkuh..begitu tahu cerai saja yessyta buat apa melihara orang yg gak setia..hadeww baper deh
Monggo bunda di lanjuut...jadi emosi tingkat dewa Lina lihat orang selingkuh...hehehhe...
Semoga sehat selalu bunda salam ADUHAI dari Malang
Yang ini ADUHAI tingkat dewa jeng Lina
DeletePenasaran nih..jadi nggak ya Yesy beli mobil baru. Makasih mba Tien . Salam Aduhai
ReplyDeleteSalam ADUHAI yang bikin penasaran jeng Sul
DeleteTerima kasih Bu Tien, MCYT 11 sdh tayang. Lega rasanya, nunggunya sehari semlm. Aduhai ππ
ReplyDeleteADUHAI jeng Rapiningsih
DeleteHadeeh gemeesss deh lht tingkah Anto
ReplyDeleteBnr2 gak tau diri
Knp gak nyadar bahwa dia cuma org numpang bahagia
Moga Yessyta segera tau bgmn belangnya Anto
Mbok iyao Yessyta tuh peka jd cpt tanggap
Yah mw bgmn lg nih kita tunggu aj lanjutannya
Pak Murti udah mulai muncul,moga ada titik terang krn feeling org tua biasanya lbh tajam
Mksh bunda Tien doaku sehat selalu
Salam hangat dari Jogja ADUHAI
Salam hangat dan ADUHAI jeng Maimun
DeleteMudah-2an niat Yessy yg akan membelikan mbl untuk Anto, bisa dicegah Pak Murti. Selidiki dulu Yessy, mengapa Anto tdk mau resign dari kantornya, ada apa. Mengapa Anto sibuk dan pulang malam...Jangan terlalu cepat mempercayai Anto, meskipun Yessy sangat mencintainya. Semoga perselingkuhan Anto dgn teman wanita sekantornya, segera terungkap oleh Pak Murti, Gunawan, Suni atau bahkan oleh Yessy sendiri. Anto orang yg tdk tahu diri dan asal usulnya, kasihan Yessy dibodohin Anto. Maturnuwun Bu Tien, semoga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin dan salam sehat dari Pondok Gede....
ReplyDeleteSehat dan ADUHAI pak Mashudi
DeleteApakah pak Murti akan melarang Yessyta membelikan mobil suaminya?
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteAkhir nya dtg juga MCYT 11,, matur nuwun bu Tien
Penasaran sll menanti,,, seperti nya Kita gemeeees banget dg Anto,,Kita tunggu cerita selanjutnya deh,,,pasti lebih seru lg nih π
Salam ADUHAAII bu Tien π€
Salam sehat wal'afiat semua
Sehat wal afiat dan ADUHAI
DeleteAduh....semoga lekas terbungkar kebusukan Anto...
ReplyDeleteSebelum semua terlambat....
Gemes jadinya bunda Tien.....
Tapi semua terserah sang pengarang....
Selamat pagi bunda Tien semoga selalu sehat
Salam sehat dan ADUHAI....
Semoga selalu ADUHAI, Ibu Salamah
DeleteSelamat pgi menjlng siang mba Tien.. Woowmakin penasaran dan gemesin aja mba.. Ituyg nmnya anto geregetan.. Smgcpt ketahuan y mba.. Ksihndgn yessyka.. Slmseeoja dan aduhai dri sukabumu mba Tienπ₯°π₯°
ReplyDeleteADUHAI dan seroja Farida
DeleteKecewa .... Yessy kecewa pada suaminya yang tidak mau bergabung dengannya di perusahaan ayah Yessy, Gunawan kecewa atas perbuatan dugaan selingkuh Anto yang dilihatnya sendiri. Suni kecewa pada pak Anto karena mendengar percakapan yang tidak wajar antara pak Anto dengan teman bicaranya. Semoga lekas kelihatan buruk si Anto.
ReplyDeleteSalam aduhai, semoga sehat dan bahagia selalu. Terima kasih mbak Tien. MCYT 11
Sehat bahagia dan ADUHAI ibu Imah
DeleteKayaknya cerita MCYT ini gak akan bertahan lama....semuanya sdh terkuak..tinggal ngatur endingnya saja...Hehehe...
ReplyDeleteMatur nuwun b Tien...
Salam sehat dari Rewwin... πΏ
Mosok se cak ?
ReplyDeleteADUHAI ..
Salam aduhay... baru bisa komrn lagi... luar biasa ceritanya.... sehat² trs mba tien bersma keluarga... ditunggu part berikutnya....
ReplyDeleteLuar biasa ADUHAI Zimi
ReplyDeleteMari berdo'a semoga Yessyta tidak jadi beli mobil setelah dinasehati bapaknya. Lha Anto koq mung moroti istrinya..padahal dia juga diporoti pacarnya tapi tdk ngeh..bangeten to Anto. Saya ikut gemes lho bu.. semoga penyelewegan segera terendus ..Salam aduhai
ReplyDeleteHahaa..
DeleteADUHAI Noor
π
ReplyDeleteWiujeng sonten Bu Tien, salam aduhai dr Klipang ....π€
ReplyDeleteWilujdng sonten Mbah Wi
ReplyDeleteADUHAI
π smoga ada Yessynta” lain korban glembuk solonya si Anto ...π biar epsde nya jd panjang ...he he ....
ReplyDeleteGeng ndalu Bu Tien - sll setia menanti kelanjutan MCYT .....π€π
Menunggu episide 12, sambil nyemil lanting, oleh2 yg baru pulang dari Kebumen
ReplyDeleteEnak dong lantingnya..
ReplyDeleteADUHAI jeng Triniel