MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 09
((Tien Kumalasari)
Suni pura-pura baru keluar dari dalam rumah, tapi tiba-tiba dia merasa enggan kalau Anto banyak bertanya-tanya. Mungkin bertanya apakah dirinya nguping, apa lainnya. Jadi Suni memilih membalikkan badan, kembali ke arah dapur.
“Sudah bilang sama bapak?” tanya Yessy.
“Ini bu, belum, soalnya saya jadi teringat, itu lauknya cuma rendang, tidak ada sayurnya. Saya tadi melihat ibu membeli brokoli, bolehkah saya masak sebentar saja supaya ada sayurnya?”
“Oh, iya, bagus Suni, memasak ca brokoli kan tidak lama. Baiklah, masak saja, biar aku ganti pakaian juga, baru makan. Pasti sayurnya sudah siap,” kata Yessy sambil tersenyum, lalu beranjak ke kamarnya.
Dilihatnya suaminya baru masuk dari arah teras, sambil menggenggam ponselnya.
“Mas belum ganti baju juga? Barusan menelpon ya?”
“Ini, tadi.. tadi pemborong menanyakan sesuatu..” jawabnya berbohong.
“Oh, semua beres kan?”
“Beres, besok aku harus menstransfer sebagian uangnya agar bisa segera dikerjakan.”
“Iya mas, nanti semuanya saya serahkan kepada mas. Sekarang mas ganti baju dulu, baru makan. Mas tahu, Suni sudah memasak rendang untuk kita, seperti ada feeling kalau mas ingin sekali makan rendang.”
“Darimana dia dapat daging ?”
“Di freezer masih ada kok. Enak mas, aku sudah ngicipin, tapi dia sekarang lagi masak ca brokoli. Dugaan mas tentang dia salah, dia tidak kabur, justru bersih-bersih rumah juga. Lihat, rumah kita sangat bersih. Hampir tak ada debu di setiap perabot.”
“Asalkan jangan masuk ke kamar saja.”
“Hm, masih saja curiga.,” gumam Yessy kesal sambil lebih dulu masuk ke kamar mandi.
“Orang kan perlu berhati-hati,” kata Anto agak keras, agar Yessy yang ada di kamar mandi bisa mendengarnya. Tapi Yessy tidak mendengarnya, atau memang tidak mau mendengar kata-kata suaminya yang selalu curiga terhadap Suni.
Sikap Suni semakin meyakinkan Yessy bahwa dia benar-benar dapat dipercaya.
Sementara itu Suni sudah menumis sayurnya. Tapi sambil memasak itu masih terngiang di telinga Suni tentang kata-kata Anto ketika bertelpon. Tampaknya dia menelpon seorang wanita, nadanya sangat manis, dan bilang kangen juga, dan yang terakhir pakai kata-kata mmuaah.. Aduhai, tiba-tiba Suni merasa sedih. Yessy bukan apa-apanya. Baru saja ketemu, tapi dia dianggap telah menjadi penyelamatnya. Tampaknya mereka belum lama menikah. Dirumah sikapnya sangat manis, dan seperti saling mengasihi, tapi apa arti kata-kata ketika bertelpon tadi? Tampaknya ada yang nggak beres. Suni ingin mengatakannya pada Yessy, tapi lebih baik tidak. Bagaimana kalau dia salah? Tapi perasaan tak enak itu masih terus memenuhi benaknya. Ia berharap dugaannya salah. Mungkin telinganya juga salah. Masak sih, salah? Tadi Anto juga mengatakan bahwa dia takut isterinya mendengar. Berarti kan dia melakukan hal yang nggak benar? Dirinya sendiri laki-laki dan suami nggak benar, tapi mengatakan Suni wanita nggak benar. Suni sangat geram dibuatnya.
Suni sudah selesai menata sayuran yang baru saja dimasaknya di meja makan, juga kerupuk goreng yang sudah dimasukkannya dalam toples, ketika Anto muncul sambil memeluk pinggang isterinya. Suni mencibir dalam hati. Tuluskah pelukan itu? Tapi Suni kemudian meninggalkan ruang makan itu dan kembali masuk ke dapur.
“Tuh mas, kita makan siang dengan lengkap. Ini belum pernah kita rasakan setelah menikah bukan?” kata Yessy sambil duduk berhadapan dengan suaminya, lalu melayaninya makan dengan wajah berseri.
“Hmm, enak semuanya. Rendangnya sedap, ca brokoli juga luar biasa. Rupanya Suni memang jago memasak,” kata Yessy sambil menikmati makan siangnya. Anto tak menjawab. Mungkin juga merasakan enak, tapi enggan mengutarakannya.
“Oh iya Yes, besok aku sudah harus mulai masuk ke kantor.”
“Besok? Baiklah, terserah mas saja.”
“Besok mau naik taksi saja.”
“Mengapa naik taksi mas, bawa saja mobil aku.”
“Lalu, kamu ke kantor mau naik apa? Jurusan kita beda, masak aku harus mengantar kamu lebih dulu, muter dong jalannya.”
“Tidak usah, aku bisa minta sopir kantor menjemput aku, atau biar mas Gun nyamperin aku.”
“Ah, aku nggak suka kalau begitu. Kalau kamu di samperin dia, aku bisa cemburu,” kata Anto sambil tersenyum.
“Kok cemburu sih mas, dia itu sudah seperti kakak aku.”
“Cemburu itu kan tandanya cinta,” rayu Anto sambil nyengir.
“Aduh, gitu ya.. baiklah, dijemput sopir kantor saja.”
“Atau kamu kan bisa beli mobil baru?”
“Iya mas, sudah aku pikirkan, nanti aku mau melihat-lihat dulu, dan secepatnya beli, agar aku dan mas bisa ke kantor dengan mobil masing-masing.”
Anto menyeringai senang.
“Nanti mas bisa pakai yang baru saja.”
“Masa, aku yang baru? Nggak usah, bekas kamu juga nggak apa-apa.”
“Tidak mas, aku sudah terbiasa dengan mobil itu, lebih baik aku yang itu, nanti mas pakai yang baru.”
“Ya sudah, terserah kamu saja. Aku kan nggak minta, nanti dikira aku morotin kamu.”
“Mas kok ngomongnya gitu. Kita ini kan suami isteri, jadi apa yang nenjadi milik aku, juga menjadi milik kamu.”
“Benarkah?”
“Ya benar lah mas, aku bersedia menjadi isteri kamu, berarti kamu adalah aku, aku adalah kamu. Semuanya milik kita, bukan aku atau kamu nya.”
“Terimakasih Yes, aku dulu ragu-ragu melamar kamu juga karena takut, kan aku tidak punya apa-apa. Nanti dikira aku suka karena kamu kaya.”
“Sudah, nggak usah diulang lagi. Nggak enak ngomongin hak milik bagi seorang suami isteri.”
“Aku cinta sama kamu, karena hati kamu baik.”
Suni yang berdiri dibalik pintu tampak mencibir, lalu menjauh dari sana. Tapi tiba-tiba sebuah panggilan mengejutkannya.
“Suni…”
Suni menjawab ketika sudah berjalan ke arah dapur, supaya tidak terlihat seperti menguping pembicaraan mereka.
“Ya bu,” katanya sambil mendekat.
“Masakan kamu enak.”
“Terimakasih bu, untuk makan malam saya harus masak apa?”
“Terserah kamu saja Suni, aku tidak bisa memikirkan apa makanan yang harus aku makan, karena sudah ada kamu. Apapun aku suka.”
Suni mengangguk senang, sementara dilihatnya Anto sudah berdiri dan meninggalkan ruang makan, lalu Yessy mengikutinya, sambil memeluknya dari belakang.
Suni menggeleng-gelengkan kapalanya.
“Huhh.. jahat kamu, isteri cantik, begitu mencintainya, tapi suaminya berkhianat. ” katanya dengan geram, walau hanya didalam hati.
Suni membersihkan meja makan dengan wajah kesal.
“Suni, kamu juga harus makan lho,” itu teriak Yessy dari ruang tengah, khawatir Suni sungkan makan tanpa disuruh.
“Iya bu, jawab Suni.”
***
Pak Kardi menatap pak Marto yang datang bersama Darman. Pandangannya masih sayu, walau wajahnya tak sepucat semula.
“Kamu itu kenapa Di, menyiksa badan kamu sendiri?” tegur pak Marto.
Pak Kardi menghela nafas sedih.
“Aku merasa putus asa. Sepertinya Suni sudah tidak ada lagi untuk aku.”
“Mengapa kamu bilang begitu? Namanya anak itu ya tetap anak. Buktinya dia pernah pulang untuk memberi kamu uang, berarti dia tidak akan pernah melupakan kamu. Kamu tidak akan kehilangan anak kamu Di, percayalah.”
“Tapi aku ingin tahu, dimana dia. Aku khawatir dia melakukan hal-hal yang salah kang.”
“Kalau kemarin dia masih mau datang menemui kamu, berarti besok-besok dia juga akan datang lagi. Bersabarlah Di, jangan menyiksa batinmu sendiri. Pasrahkan semuanya kepada Allah, mohonlah agar Dia selalu melindungi anak kamu dan menuntunnya selalu diatas kebenaran.”
“Aku mencurigai nyonya cantik yang datang bersama Suni kang, aku kepikiran terus soal itu.”
“Itu kan baru dugaanmu saja. Semuanya belum tentu. Lha dugaan yang belum tentu itu membuat kamu sakit.”
“Rasanya hidupku kosong kang.”
“Lha kalau kosong ya diisi, biar nggak kosong.”
“Kamu kok malah bercanda ta kang, aku tuh beneran sedih.”
“Kamu itu sedang menyiksa diri kamu sendiri dengan dugaan yang belum tentu benar. Sudahlah, letakkan semuanya, serahkan kepada Yang Diatas. Supaya kamu nggak sakit.”
“Benar apa kata pak Marto, bapak harus sabar. Nanti juga Suni pasti akan pulang. Disamping itu saya akan terus berusaha agar Suni bisa ditemukan, dimanapun dia berada.”
Pak Kardi menatap kearah pintu, dilihatnya Gunawan berdiri disana.”
“Itu Gunawan..” kata pak Kardi lirih.
“Iya, aku yang memberinya kabar Di.”
“Owalah, aku merepotkan banyak orang.”
“Sakit apa lik?” tanya Gunawan sambil memegang tangan pak Kardi.
“Aku ini nggak sakit apa-apa, Darman yang membawa aku kemari,” keluh pak Kardi.
“Pak Kardi pingsan ketika aku ada disana Gun, lalu aku membawanya ke rumah sakit. Beberapa hari katanya tidak doyan makan,” kata Darman.
“Mengapa sampai begitu lik?”
“Aku memikirkan Suni, Gun.”
“Lik, aku juga akan berusaha menemukan Suni. Tidak usah terlalu di khawatirkan. Suni bukan anak kecil. Dia pasti tahu apa yang harus dilakukannya.”
“Aku itu khawatir Gun.”
“Apa yang lik Kardi khawatirkan? Serahkan semua kepada Yang Diatas, mohon agar Suni selalu berjalan dijalan yang benar.
“Iya kan, aku juga berkata begitu.”
“Sekarang aku mau pulang saja, merepotkan banyak orang.”
“Kalau pak Kardi belum mau makan, mana boleh pulang?” kata Darman.
“Kamu harus tenang dulu Di, lha itu, makanan kamu belum kamu makan juga,” kata pak Marto sambil menuding kearah jatah makan pak Kardi yang belum disentuh.
“Itu baru saja diberikan, yang pagi sudah aku makan.”
“Benarkah?”
“Sedikit. Susah menelan makanannya.”
“Kalau begitu mana boleh pulang. Kalau belum mau makan, infusnya akan terus dipasang,” kata Gunawan.
“Makanya Di, kamu harus bisa mengendapkan perasaan kamu, jangan memikirkan sesuatu yang belum tentu terjadi. Kalau kamu tenang, pasti semangat kamu akan timbul kembali. Dan kamu akan segera sehat, lalu kamu bisa pulang kerumah.” Sambung pak Marto.”
“Iya kang, tapi aku kan juga mikir, dirumah sakit itu tidak gratis, aku hanya punya sedikit uang, entah berapa, itu pemberian Suni beberapa waktu yang lalu dan belum aku buka. Bagaimana kalau kurang.”
“Pak, urusan biaya rumah sakit jangan dipikirkan. Semua sudah ada yang menyelesaikan,” kata Darman.
Gunawan tiba-tiba menarik tangan Darman, lalu berbincang diluar ruangan. Rupanya Gunawan ingin membayar semua biaya, tapi Darman menolaknya. Lalu mereka sepakat untuk saling mencukupi nantinya.
“Di, anak-anak itu pasti tidak akan membiarkan kamu memikirkan soal biaya, yang penting kamu harus bersemangat dan sembuh.”
“Aku menyusahkan banyak orang. Itu sebabnya aku ingin segera pulang kang.”
“Kamu kan tahu, kalau ingin segera pulang, syaratnya harus sembuh. Dan kalau ingin sembuh harus bersemangat dan menurut apa kata dokter. Makan yang banyak, pikiraan tenang. Ya kan?” kata pak Marto.
Pak Kardi yang tidak lagi merasa sendirian, memang tampak lebih bersemangat. Banyak orang ikut memikul bebannya, dan itu membuatnya lebih tenang.
***
Pagi itu Suni sudah memasak soto dan menggoreng tempe buat sarapan majikannya. Yessyta selalu bersemangat memuji masakan Suni. Walau Anto selalu menanggapinya tak acuh.
“Enak lho mas, kalau enak bilang enak dong , supaya Suni senang.”
“Huh, kaya anak kecil saja, setiap saat harus dipuji biar senang.”
“Iih, mas selalu begitu deh. Menyenangkan orang lain itu kan perbuatan yang mulia.”
“Ini bukankah sudah menjadi kewajiban dia? Bisa bekerja dengan baik, bisa memasak enak. Mengapa harus setiap saat memuji?”
Lalu tiba-tiba ponsel Anto berdering. Anto melirik sekilas kearah Yessy yang masih asyik menyendok makanannya, lalu mengangkat ponselnya.
“Iya.. iya aku tahu pak.. (lalu Anto tertawa) baiklah.. nanti aku samperin. Iya aku bawa. Ini lagi sarapan. Baiklah.”
Anto menutup ponselnya lalu melanjutkan sarapannya.
“Siapa mas?”
“Teman kantor.”
“Cewek?”
“Nggak, aku kan tadi memanggil dia ‘pak’, masak sih cewek dipanggil ‘pak’.”
“Kamu nanti nyamperin teman kamu itu dulu?”
“Kebetulan kan aku lewat didepan rumahnya kalau dari sini, nggak apa-apa kan, sedikit berbaik hati?”
“Oh ya mas, tentu. Aku senang suamiku berbaik hati kepada siapa saja.”
“Ehem… iyalah, aku.. gitu lhoh,” kata Anto sambil berdiri.
“Buru-buru mas?”
“Iya, kan temanku sudah menunggu, kasihan kalau aku tidak segera nyamperin dia,” kata Anto sambil berlalu.
Yessy masih menghabiskan beberapa sendok lagi dari piringnya, ketika mendengar Anto kembali bertepon dari arah depan.
“Iya, sabar sedikit.. pastilah, aku bawa mobil.. iya, sudah, jangan terus-terusan menelpon, aku segera mau berangkat nih.”
Yessy geleng-geleng kepala. Teman suaminya sepertnya menjengkelkan ya, minta disamperin tapi seperti tak sabaran.
“Mau nebeng, kok merepotkan,” gerutu Yessy sambil meletakkan sendoknya setelah suapan terakhirnya.
“Suni, sudah selesai nih,” katanya berteriak memanggil Suni.
“Ya bu,” jawab Suni yang datang secepat kilat.
“Kamu juga harus sarapan dulu.”
“Ibu tidak ke kantor, kok pak Anto sepertinya mau berangkat sendiri?”
“Aku nanti saja Suni, kalau ada sopir kantor yang bisa menjemput ya aku tungguin, kalau tidak aku naik taksi juga nggak apa-apa.”
“Ya ampuun, yang punya mobil mengalah mau naik taksi, sementara yang bukan pemilik sudah mengencani seseorang untuk disamperin,” kata batin Suni sambil menumpuk piring kotor dari meja makan.
***
“Mengapa kamu naik taksi Yes, mobil kamu kemana?” tanya Gunawan ketika pagi hari itu melihat Yessy naik taksi.
“Dipakai mas Anto. Hari ini dia sudah mulai bekerja kembali di kantornya.”
“Mengapa tidak menelpon aku saja supaya aku bisa menjemput kamu?”
“Tidak usah mas, nanti merepotkan kamu.”
“Bagaimana kamu bisa mengatakan itu? Aku rela melakukan apa saja untuk kamu. Tapi, oh ya, aku lupa, kamu kan sudah bersuami, pasti suami kamu tidak suka kalau aku masih bersikap seperti dulu.”
“Tidak mas, jangan berpikir begitu, aku juga nggak ingin menjaga jarak sama kamu. Kamu adalah kakak aku. Jangan ada yang berubah, biarpun aku sudah menikah.”
Gunawan menatap Yessy tak berkedip. Jangan ada yang berubah? Perasaannya terhadap Yessyta juga tak hendak berubah, dan itu membuatnya gelisah.
Tiba-tiba interkom di ruang kerja Gunawan berdering.
“Ya pak,”
“Yessy ada diruang kamu?”
“Ya, ada pak.”
“Suaminya ada ?”
“Tidak ada pak, tampaknya sudah mulai masuk ke kantornya sendiri.”
“Bagus. Kamu sama Yessy keruangan aku sekarang ya.”
“Baik pak.”
“Bapak sudah datang rupanya?” tanya Yessy.
“Bapak meminta aku sama kamu ke ruangannya sekarang.”
***
Ketika masuk keruang pak Murti, Yessy melihat sudah ada seseorang duduk disana. Seorang laki-laki muda, notaris kepercayaan bapaknya.
“Duduklah kalian.”
Gunawan berdebar. Rupanya pak Murti serius dengan kata-katanya kemarin.
“Gunawan, Yessy, sepertinya aku sudah pernah mengatakan, bahwa mengingat usiaku yang sudah tidak muda lagi, tampaknya aku benar-benar ingin istirahat dan menikmati hari tuaku dengan tenang tanpa diganggu urusan bisnis.”
Gunawan dan Yessyta menatap pak Murti, menatap mata teduh yang tampak lelah, yang kemudian menyandarkan tubuhnya dengan santai.
“Aku sudah memutuskan, dan itu harus ada hitam diatas putihnya. Mulai detik ini, aku menyerahkan semua bisnis aku ketangan Yessyta. Tapi….”
Pak Murti menghela nafas lalu menghembuskannya pelan.
“Tapi Yessyta tidak akan bisa melakukan semaunya sendiri, tanpa persetujuan dari Gunawan.”
Gunawan menundukkan wajahnya.
“Mengapa? Karena hanya kepada Gunawan aku mempercayakan semua tugas berat ini.”
Yessyta menatap ayahnya tak berkedip.
“Lalu bagaimana dengan mas Anto? Tidakkah bapak ingat bahwa mas Anto adalah suami Yessy?”
“Ini bukan bisnis keluarga, tapi bisnis yang ditangani oleh tangan-tangan terampil yang bisa mengendalikan perusahaan. Apa suami kamu mampu?”
Wajah Yessyta merah padam. Bagaimanapun Anto adalah suaminya, dan dia ingin suaminya juga ikut berperan dalam bisnis ini. Ia tampak kesal kepada ayahnya.
“Mengapa justru mas Gunawan dan bukan mas Anto?”
“Dengar Yessy, itu keputusan aku dan kamu tidak boleh membantahnya. Surat sudah dibuat dan kalian tinggal menandatanganinya. Kalian baca semuanya, aku akan menunggu.”
Pak Murti mengucapkannya dengan nada tinggi, dan sekarang benar-benar menyandarkan kepalanya dengan nafas terengah-engah.
***
Besok lagi ya.
Terimakasih mbak Tien....MCYT 09 sdh hadir....salam aduhai
ReplyDeleteJuara 1 lagi dik In....Sekanat ya
DeleteAlhamdullah yg di tunggu2 sdh tayang
Mtnuwun mbk Tien,sehat selalu nggih mbk
ADUHAI....
Eeeh Selamat kok sekanat
Delete(Efek ngantuk )
ADUHAIIIIII ...
DeleteTerima kasih mbak Tien atas tayangnya MCYT 09.
Salam kami dari Yogya.
Wouw asyeeek MCYT 09 dah tayang
ReplyDeleteMksh bunda Tien sehat selalu doaku
Salam hangat dari Jogja
Tetap ADUHAI dan ADUHAI
Siip
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 09 sdh hadir
ReplyDeleteAlhamdulillah ,yang di tunggu hadir MCYT 9 , terimakasih bunda Tien ,yang selalu menghibur penggemarnya ,seantaro Nusantara ,tetap terus berkarya semoga sehat selalu
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien-ku, mcyt09
ReplyDeleteCepat atau lambat, Yessi pasti tahu kelakuan Anto, cuma apakah Anto sudah berhasil mengeruk harta Yessi apa belum. Mudah-mudahan segera ketahuan perbuatan busuk Anto.
DeleteMungkin Gunawan yang berhasil menemukan Suni dan mengabarkan keadaan ayahnya, mengingat hubungan dekat dengan Yessi.
Tapi apakah Yessi justru menjadi nomor dua ya, dan Anto lebih memilih 'pengganggu' jadi nomor satu...? Terus dimana peran Suni dalam ikut menjernihkan kemelut dalam rumah tangga Yessi..
Kita ikuti saja episode 10 yang akan datang.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.
Lambat ketahuannya pak. Kalo cepat nanti cuma 17 episode, tamat. :)
DeleteBetul bung Danar, sy juga senang dipanjang-panjangin...dilama-lamain ...
DeleteAlahamdulillah
ReplyDeleteAlahamdulillah
ReplyDeleteAboutAbout
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 09 dah tayang, makasih Bun Tien, salam aduhai
ReplyDeleteNatur nuwun bunda Tien MCYT 09 telah hadir...
ReplyDeleteADUHAI alangkah senengnya hatiku bisa hadir agak awal..
Sehat selalu buat bunda Tien...dan tetap ADUHAI selalu...π
Terimakasih bu Tien....
ReplyDeleteMCYT 09 sudah tayang
salam sehat selalu
salam aduhaaiii
Alhamdulillah MCYT #9 sudah tayang
ReplyDeleteterima kasih...π
smoga Ibu Tien Slalu sehat bersama keluarga
Salam aduhaiii dr Semarang π€©,
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Opa, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna ,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Bukittinggi, Hongkong, perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Alhamdulillah ....
DeleteYang ditunggu tunggu telah hadir,
Mugi Bunda Tien tansah pinaringan sehat selalu.
Aamiin...
Jadi ingat tejo (ada yg masih tersisa). Tejo nitis ke rudianto. Cuma tejo bli mobil baru, anto trima mobil bekas.
DeleteSmoga sehat slalu bu tien.
Terimakasih Ibu,
DeleteAtas tayangnya MCYT 09.
Masuk yg comment 20 besar wkt ngetik masih no 17
ReplyDeleteAlhamdulillah.. aku senang mbak Tien.. semoga semua sehat selalu..πππ
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 09 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu
Salam ADUHAI dari Bekasi
Matursuwun bunda Tien❤️❤️❤️ sugeng ndalu...
ReplyDeleteMatur suwun Bu Tien selamat berkarya n sehat semangat selaluππππ❤
ReplyDeleteKlau baca mcyt bener terharu ya selalu bikin merinding kesel mangkel ono yo orang kok gitu ya bermuka dua dan khianat dan mdh2n yessy selalu mendapat ridho dan dilindungi Allah aamiin3x
ReplyDeleteOrg berkeribadian good good disandingkan dgn org yg berkepribadian selingkuh luar biasa orang setia lawan orang tidak amanah seruuuu iki critane
Utk ibu tien k saluut dan salam sehat sehat
Saluut juga untuk pak Muhadjir. Salam ADUHAI
DeleteMatur nuwun... Mbak tien ..awal cerita yg mengharu biru campur menjengkelkan
ReplyDeleteSmg mbak tien sehatjasmani rohani ekonomi menginspirasi
Makasih Bu Tien, salam sehat selalu, salam aduhai....ππ
ReplyDeleteAduhai....parah sekali kelakuan Anto...modal ganteng aja bisa moroti Yessyta untuk memanjakan pacarnya....sangat naif Yessy...ceritanya mulai mengaduk-aduk perasaan dan bikin gemes...maturnuwun mbak Tien...salam sehat dr Situbondo
ReplyDeleteAh bu in cemburu sama anto morotin yesyta. Kayak gak ingat masa lalu. Sdh cantik, wangi, pakaian licin halus. Aduhai banget lah, eh... diplorotin celana sama suami. Ngaku, gak. Wkk wkkk
DeleteADUHAI sekali jeng In
DeleteHahaa.. Danar paling bisa ya. Awas gangguin bu In bisa kena jewer lho.
DeleteADUHAI
Puji Tuhan ibu Tien Kumalasari tetap sehat, semangat dan produktip shg MCYT 09 hadir dgn tetap memukau penggandrungnya.
DeleteSuni ART yg pandai memasak, rajin, jujur dan baik, sdh merupakan modal besar dimasa depan.
Sy ingat cerita yg dulu2, Suni punya anak yg baik entah siapa bapaknya...
Gunawan jadi suami Yessy lalu punya anak.
Anak Gunawan dan anak Suni berjodoh... (MCYT)
Tapi ya terserah Sang Dalang saja, gimana lanjutnya. Kami tunggu dgn sabar. Matur nuwun...
Matur suwun sanget bu Tien
ReplyDeleteMatursuwn bu Tien
ReplyDeleteCatatan utk ^MCYT part 09 :
ReplyDeleteNaluri pak Murti terbukti , dia memang salah menyetujui Rudianto jadi mantunya, pilihan Yessyta sbg suaminya.
Kini SDH mulai terbuka.
Rudianto sudah punya selingkuhan, padahal masih pengantin baru. π
Untung Pak Murti punya filling canggih, langsung membuat wasiat di kantor Notaris.
Ahli waris perusahaan di notaris diserahkan pd Yessyta dan Gunawan.π
π
Kayak akhirnya, Gunawan, Suni, Yessyta dan Darman pelaku MCYT ... Mengais Cinta Yang Terserak.
π
Moga2 nantinya Bu Dalang menayangkan dlm cerbung MCYT, bahwa :
Gunawan berjodoh dgn Yessita dan Darman dgn Suni.ππ
Lalu Om Abrus dengan siapa ??? Hi hi hi
DeleteBg mana kalo dgn rinta babaran? Hi.. hi..
DeleteRinta barusan babaran anaknya masih kecil,kok mau dikenalin ma om Abrus...
DeleteLa ditinggal terus ke laut. Bpknya kesengsem putri duyung mungkin ...
DeleteNanti dikira aku morotin kamu...
ReplyDeleteBegitu kata Anto suami Yessyta...
Memang iya... akuilah anto...
Kamu hanya memanfaatkan Yessyta
Punya istri cantik begitu mencintai, tapi kamu malah selingkuh,dan parahnya pakai mobil Yessyta pula.
Sampai di bela"in Yessyta naik taksi.
Anto sungguh keterlaluan.... .
Felling p. Murti sangat tepat, tanggung jawab perusahaan diserahkan pada Gunawan sebelum p. Murti lengser.
Meski Yessyta merah padam tapi keputusan sudah diambil.
Sukurin Anto....
Kamu itu laki"nggak bener
Yessy mengapa perasaanmu tidak peka....
Semoga Yessyta segra ditunjukkan jln terbaik dari Nya.
Juga Suni kamu harus tahan uji suatu saat Anto pasti menggodamu...
Pulanglah Suni barang sebentar untuk menemui bapakmu...
Moga bunda Tien sehat sll sehingga setiap hari bisa menghadirkan cerita yg sll ditunggu oleh para penggemarnya.
Salam aduhai dari Bojonegoro.
Memang iya anto mlorotin yesyta. Masih pengantin baru. Cuma bagian yg aduhai tsb gak dicritain sama bu tien. Bliau paham, Bu wiwik bisa bayangin sendiri. Jd malu aku. Hi.. hi..
DeleteMas Danar lagi ngebayangin Yesyta kah....
DeleteHmmm ... ;)
DeleteAlhamdulillah MCYT 09 hadir.nuhun bu Tien..
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT 09 dah tayang.
ReplyDeleteMakasih Bunda sehat selalu dan tetap semangat untuk berkarya.
SALAM ADUHAI.
Alhamdulillah MCYT sdh hadir lagi dg cerita yg ADUHAI...perselingkuhan Anto dengan teman kantornya dan Yessita yg setia dengan Anto kasihan kamu Yess diporotin sama Anto...Moga2 cepat sadar bahwa suamimu bukan orang baik. Semoga saja Allah segera menyadarkan Yessyta dan membuka kedok siapa sebenarnya Anto. Kita tunggu saja kelanjutannya.Matur suwun Bu Tien salam sehat & ADUHAI.
ReplyDeletePuji Tuhan bisa mengikuti, setelah ngrapel. Maturnuwun mb Tien sayang, salam rindu dari Yogya, aduhai.
ReplyDeleteBersyukur, bp.nya yesita perasaannya peka ya mbak Tien, aduhai2.
Terimakasih mb.tien, selalu menghibur, semoga selalu sehat, aduhai mb Tien, ceritanya semakin asyik. Salam dari kota gudeg.π
ReplyDeleteAlhamdulilah....mksh bu Tien...salam sehat dari yk.
ReplyDeleteAlhamdulillah.. trm ksh bu Tien Mcyt 9 sdh tayang..
ReplyDeleteSlmt pgi mba Tien.. Mksih mcyt 09 sdh hadir.. Sllseneng dan menghibur bcnya.. Jdisuka ada emosi jg dgn kelakuan suaminya yesita yg g tahu diri.. Smgcpt ketahuan siapa dia sbnrnya.. Xiixiixii.. Mfmba keseelπslm seroja dan slm aduhai dri sukabumiπ₯°π₯°
ReplyDeleteMatur nuwun ibu Tien.
ReplyDeleteSemoga semuanya selalu pinaringan sehat. Aamiin Yra.
Salam Aduhai.
Matur suwun bunda Tien MCYT9 sdh hadir, syukurlah suni jadi orang baik, apakah Yessy akan tahu dan sadar dengan perbuatan suaminya?
ReplyDeletePak Murti mempunyai feeling yg kuat sbg orang tua...mudah2 an Yessy sadar akan maksud baik ayahnya...
Kembali kami serahkan ke bunda Tien, alur cerita yang apik, yang mampu membuat baper dan penasaran pembacanya...
Salam sehat selalu bunda dan tak lupa selalu ADUHAI...
Selamat pagi jeng Tien yang ditunggu tunggu sdh datang do,aku selalu dari Surabaya semoga jeng Tien selalu sehat kuat semangat dalam berkarya Tuhan selalu melindungi amiin
ReplyDeleteHadeeh kesel deh lama2 sama Anto
ReplyDeleteManusia gak tau diri...gak tau di untung
Gak berkaca bnr seh,ketulusan cinta yg Yessyta berikan mlh kau sia2kan
Kau manfaatkan
Pantas aj pak Murti ta ad simpati padamu
Firasat org tua selalu tepat,yah cuma Yessyta aj yg di butakan oleh cinta
Suni Suni pancen ayu,gadis desa dari yg selamat dari cengkeraman mucikari
Moga kau ttp tabah menjalani hidup demi bpkmu yg udah renta
Wuiih berharap harap nih
Udahlah ttp ku tunggu bunda Tien bgmn krlanjutannya
Sehat selalu bunda itulah doaku
Salam hangat dari Jogja
Selalu ADUHAI dan ADUHAI
Terimakasih Ibu,
ReplyDeleteMCYT09nya sudah di share. π
Terima kasih mbak Tien. Saya baru baca pagi ini. Saya pikir tadi malam tidak tayang.
ReplyDeleteJgn dipikir, nanti gak bisa tidur, lo.
DeleteAduhai. Smangat pagi...
ADUHAI Danar
DeleteMakasih mba Tien . Semakin aduhai... Salam sehat selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah ... Syukron Mbak Tien MCYT-nya .
ReplyDeleteSemoga Mbak Tien dan Keluarga selalu dalam Berkah dan Ridho Alloh Subhanahu Wa Ta'ala ... Aamiin.
Aamiin ...
DeleteHaduuuh mumet aku ngrasakne,,orang seperti Antok itu minta. dijamoni tahi kukusan kata nenek saya dulu
ReplyDeleteHehee.. apa tuh Uti?
DeleteADUHAI
Semoga saja Darman segera ketemu Suni
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Hmmmm... Laki-laki macam apa itu si Anto ya? Memang kalo urusan uang (harta), manusia bisa jadi manis munafik tingkat dewa.
ReplyDeleteSuni bisa menjadi sasaran fitnah, dan Yessy korban kemunafikan.
Suni mungkin juga tidak sampe di masalah Anto saja nantinya, karena wanita mucikari belum selesai urusan perhitungan-nya sama Suni, setelah pelanggan-nya, Pak Frans babak belur dihajar Suni.
Asiiik cerita MCYT pasti panjang. Hehehehehe, judul-nya saya ngarep.com nih Bunda Tien.
TERIMA KASIH ya, Bunda Tien. Kami ikut mendoakan, semoga Bunda Tien senantiasa selalu sehat wal'afiat dan terus berkarya. π€π✊ππΌππΌππΌππΌ
Rinjani, oke banget.
ReplyDeleteADUHAI deh
Alhamdulillah
ReplyDeleteTerima kasih bu tien ...... bagaimana kelanjutan perusahaannya p.murti ? semakin penasaran ingin tahu cerita berikutnya ...... kita tunggu tayangan selanjutnya ..... semoga bu tien sehat2
Selamat siang , selamat beraktifitas
Pak.Murti sdh ada feeling kali ya..mempercayakan perusahaannya pg Gunawan bkn pd Anto
ReplyDeleteTrm.kasih bu Tien salam.sehat dan selalu aduhai
Trmksh mb Tien... smg sehat sll...
ReplyDeleteSi Anto smg segera kena batunya, sdh curang selingkuh pula..
Gayanya spt orng berada eeeee... ga tahunya pakai mobil istrinya yng utk pamer sm cemcemannya xixixixi.... malu aahh..... π₯΄π₯΄
Kasihan kau Yessy..temanten baru suudah diselingkuhi.Bibitnya Anto memang tidak baik, selingkuh, moroti dan ngapusi. Jelas dia mau ngampiri selingkuhannya pakai mobil Yessyta. Anto selingkuhanhya tukang porot juga, bilang mau transfer ping ya untuk wilnya
ReplyDelete.amit amit. Semoga ada jalan terang
Bunda.... Ini kisah seperti menceritakan orang munafik yakni Rudianto nichhh
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
Salam sehat dan aduhai....
Alhamdulilah bisa mengikuti MCYT 09 walau suka paling bontot.
ReplyDeleteSemakin kelihatan belangnya Anto dan suami yg tak tahu diri.
M Yessy masih beruntung punya Bpk yg sangat peka dg tdk percaya kepada Anto yg sudah nenjadi menantunya.
Suni yg semakin geram akan sikap manis Anto terhadap Majikan Putrinya
....
Mtrnwn Bunda Tien sehat selalu dan salam Aduhai
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah wilujeng sedoyonipun...
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
ReplyDeleteAlhamdulillah,,sdh hadir MCYT09, matur nuwun bu Tien
Bu Tien ceritanya bikin gemeeees, Aduhaaii bener deh,,Anto yg bikin kesel tambah Yessy yg buat bpk nya marah,,,
Jd ikutan Suni sebel,,,,,
Sehat wal'afiat semua ya bu Tien
Salam ADUHAAII,,,ππΏπΈπΏ
Selamat malem bu Tien,...salam hangat sehat juga ADUHAI...
ReplyDeleteMBaca ulang MCYT 09, sambil nunggu yg eps 10 tayang ...
Sesuatu yg *terlalu* ternyata punya dua sisi...sisi baik dan sisi buruk. Yessy terlalu baik, terlalu percaya, terlalu cinta, sampai ga menyadari klw Anto morotin hartanya unt seneng2 dgn WIL nya...kasian Yessy
Met malam mbak Tien. Terima kasih cerbungnya. Baru Koment, ceritanya sangat menarik.
ReplyDeleteSalam sejahtera utk mbak Tien dan keluarga.
Kutunggu hadirmu MCYT 10
ReplyDeleteSalam ADUHAI bu Tien semoga sehat2 selalu ...Amin.
kunanti kehadiran mu MCYT 10
ReplyDeleteSalam Aduhau mb Tien
Sugeng dalu mbak Tien sayang, baru bisa koment nih maaf injih belakangan sore² sampun ngantuk ndak sempet lagi ngintip² pdhl penasaran bingit makin seruu salam aduhaai dari Cibububr
ReplyDeleteAlhamdulillah...konflik mulai muncul... Jadi tambah seneng melek bengi nunggu terbitnya Mengais Cinta yang Terserak
ReplyDeleteMatur nuwun..π
Salam sehat dari REWWIN πΏ
Mcyt 9
ReplyDeleteSuni melakukan tugasnya dengan baik membuat Yessyta senang dan tidak pernah berpikiran negativ tentang Suni. Sementara Suni kesal melihat tingkah suami Yessyta yang dicurigai selingkuh. Perusahaan pak Murti sudah akan diwariskan ke Yessy tapi dengan syarat Gunawan harus mendampingi Yessy dalam bisnis tersebut. Dan hal tersebut membuat yessysangat kesal dengan keputusan pak Murti.
Salam aduhai . Sehat dan bahagia selalu mbak Tien. Terima kasih
Makasih mbak Tien...br bs baca mlm2..jd bc 2 ep ni..asiik...mcyt 09 - 10...
ReplyDeleteSemoga kelakuan anto segera diketahui..gemes iih..menyebalkan..rayuan gombal..π€¨
Salam sehat dan aduhaiii mbak Tien..ππ₯°⚘
Maturnuwun mbak Tien..
DeleteCinta Yessy thdp Anto yg begitu tulud,
ReplyDelete,ternyata dibalas Anto yg selingkuh dgn temen wanitanya. Semoga segera di ketahui sendiri oleh Yessyta, yg selama ini sangat mempercayai kelakuan Anto. Mnrt saya Anto seorang yg culas dan tdk tahu diri. Mhn maaf Bu Tien ini dugaan dan harapan saya. Maturnuwun Bu Tien, ceritanya semakin menarik dan seru. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin... Salam sehat dari Pondok Gede...