MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 03
(Tien Kumalasari)
“Ayo mas, duduklah, aku mau bicara,” kata Yessita yang untunglah tak melihat seikat mawar yang terjatuh dibawah kaki Gunawan.
Dengan lesu Gunawan duduk, sambil menyeret seikat bunga yang tersia-sia itu dengan kakinya, ke bawah kursi yang didudukinya.
“Tadi kemana saja?” tanya Yessy sambil mengaduk es kopyornya.
“Itu, tadi.. mencari.. teman.”
“Mas kencan dengan teman mas itu?”
“Ti.. tidak, katanya dia membuka toko disekitar sini,” jawab Gunawan sekenanya.
“Ketemu ?”
Gunawan menggelengkan kepalanya, lalu tangannya meraih segelas es kopyor didepannya, dan meneguknya perlahan setelah mengaduk-aduknya.
“Yang aku suka dirumah makan ini adalah es kopyornya,” kata Yessy seperti kepada dirinya sendiri.
Memang segar, nikmat, tapi bagi hati yang sedang resah, semua itu tak ada artinya.
“Makan dulu mas, bicara setelah makan saja, keburu dingin nanti lemaknya menggumpal.”
Gunawan tak menjawab. Ia mengikuti apa kata Yessy, dan berharap hatinya akan lebih tenang.
“Masih panas, enak kan ?”
Gunawan tetap tak menjawab, hanya menganggukkan kepalanya. Lalu mereka makan dengan tanpa berkata-kata.
“Mau nambah mas?”
“Nggak.. nggak..” jawab Gunawan tanpa memandang lawan bicaranya. Begitu mereka bertatapan, hati Gunawan terasa perih. Belum lama dia merasa jatuh cinta, lalu tiba-tiba cinta itu terhempas, jatuh terburai seperti mawarnya yang terlepas dari pegangan.
Cinta sehari, lalu tiba-tiba patah hati. Untuk apakah Yessy mengajaknya kemari dan mengatakan akan mengajaknya bicara? Kalau soal pekerjaan kan bisa saja dibicarakan di kantor? O, barangkali pak Murti belum mengatakan apa-apa tentang keinginannya, sehingga Yessy sama sekali tidak tahu. Gunawan merasa nasi yang ditelannya serasa terhenti di tenggorokan. Baru separuh masuk kedalam mulutnya, lalu dia menghentikannya.
“Kok sudah mas? Nggak habis pula? Nggak enak ya?”
Apa yang diucapkan Yessy seperti tanpa perasaan. Barangkai Yessy benar-benar belum mengerti apa yang dibicarakan ayahnya dengan dirinya kemarin.
“Nggak enak ya?”
“Enak kok, tapi tiba-tiba perutku terasa nggak enak,” kata Gunawan sambil meneguk kembali es kopyornya.
“Sakitkah ?”
“Tidak.. tidak…” jawabnya padahal sambil menangis, dalam hati.
“Ya sudah mas, sebentar, aku ke toilet ya..” kata Yessy sambil berdiri lalu berjalan kearah toilet.
Gunawan menatap punggung Yessy dengan perasaan tak menentu.
“Aku benar-benar gila, tiba-tiba saja aku merasa jatuh cinta. Ya Tuhan, rupanya dia memang tidak akan menjadi milikku,” gumamnya pelan, sambil mengaduk aduk es kopyornya, kemudian meneguknya sampai habis.
“Aku seorang laki-laki, apapun yang terjadi, aku harus bisa menerimanya,” gumamnya lagi, lalu menyandarkan tubuhnya.
“Mas, capek ya?”
Gunawan menegakkan tubuhnya.
“Eh mas, itu apa? Dibawah kursi mas ada bunga..”
Gunawan hampir terloncat karena kaget. Bodohnya dia, mengapa dia tidak membuangnya ketika Yessy sedang pergi ke toilet.
Ia pura-pura terkejut sambil menjenguk kebawah kursi, tapi Yessy sudah lebih dulu mengambil bunga-bunga itu.
“Ya ampun, punya siapa ini, sayang sekali. Ini kan bunga-bunga cantik kesukaan aku,” katanya sambil mengelus bunga-bunga itu, yang kebetulan memang tidak betul-betul ambyar.
“Punya siapa ya?”
Lalu tangannya melambai kearah pelayan yang kebetulan sedang melintas didekatnya.
“Eh mas, tahu nggak ini bunga milik siapa?”
Tapi pelayan itu menggelengkan kepalanya.
“Nggak tahu itu mbak, mungkin punya pembeli sebelumnya. Tapi dari tadi sepertinya tidak ada pembeli yang duduk disitu.”
“Ya sudah, untuk aku saja ya?”
“Silahkan mbak,” kata pelayan itu sambil berlalu.
Yessy kembali duduk sambil masih mengelus bunga-bunga itu, lalu meletakkannya diatas meja. Gunawan menatap bunga itu dengan perasaan teriris. Susah payah dia membeli bunga itu, hanya untuk menyatakan cinta. Tapi semuanya kandas hanya oleh satu kata yang diucapkan Yessy. ‘pacarku’.
“Oh ya mas, aku mau ngomong nih. Tapi sebelumnya aku minta maaf ya.”
Gunawan menatap Yessy, tak menjawab apapun. Ia hanya menunggu.
“Kemarin bapak bilang sama aku, bahwa sebenarnya bapak ingin menjodohkan aku sama mas Gunawan. Mas Gunawan tahu kan?”
Gunawan mengangguk-angguk lesu.
”Maaf ya mas, bapak mengatakannya tanpa bicara sebelumnya sama aku. Dan seperti aku juga, kemarin mas Gunawan pasti terkejut. Ya kan?”
Gunawan kembali mengangguk-angguk, entah bagaimana perasaannya saat itu. Yang jelas sangat tertekan dan tidak nyaman.
“Tapi aku menentang kemauan bapak, karena aku mencintai orang lain.”
Itu Gunawan sudah tahu, karena memang tadi Yessy sudah mengatakannya.
“Aku minta maaf ya mas.”
“Tidak, mengapa kamu harus minta maaf?”
“Mas Gunawan adalah seseorang yang saya hormati, seperti saudara tua saya.”
“Tapi kamu tidak perlu minta ma’af, itu bukan salah kamu.”
“Mas Gun tidak marah kan?”
“Mengapa harus marah? Selama ini kita berhubungan baik, dan akan tetap begini selamanya. Aku bahagia kalau kamu bahagia.”
“Terimakasih ya mas,” kata Yessy sambil menggenggam tangan Gunawan yang kebetulan ada di atas meja.
“Mas Anto atau mas Rudi itu laki-laki sederhana. Bukan pejabat, bukan orang kaya. Aku mencintainya karena dia selalu tampil apa adanya, dan rendah hati,” lanjut Yessy.
“Aku ikut senang,” kata Gunawan sambil tersenyum, walau batin teriris.
***
“Kamu sudah bicara sama Gunawan?” tanya pak Murti malam hari itu.
“Sudah, tadi siang ketika makan bersama.”
“Dia bilang apa?”
“Tidak bilang apa-apa.”
“Kamu tidak minta maaf?”
“Sudah, tapi dia malah bertanya, mengapa harus meminta maaf. Dia senang kalau saya bahagia, katanya.”
Pak Murti menghela nafas. Ada nada kecewa ketika dia berkata-kata.
“Bapak hanya berharap, kamu akan bahagia.”
“Saya akan bahagia bapak.”
“Bapak sudah semakin tua, dan lemah. Rasanya bapak sudah harus beristirahat dan menyerahkan bisnis bapak ini kepadamu, disamping Gunawan. Hanya dia yang bapak percaya.”
“Kalau bapak berkenan, mas Anto akan bisa berdampingan dengan mas Gunawan.”
“Apa? Siapa Anto?”
“Seseorang yang saya bilang pada bapak, bahwa saya mencintainya.”
“O, namanya Anto?”
“Rudianto.”
“Kamu bilang dia akan berdampingan dengan Gunawan di perusahaan kita?”
“Pada suatu hari nanti, kalau bapak berkenan.”
“Seperti apa dia maka kamu begitu yakin bahwa dia akan berdampingan dengan Gunawan? Gunawan itu sangat cerdas dan pintar. Mengendalikan perusahaan bukan pekerjaan yang main-main. Diperlukan otak yang cemerlang dan semangat yang tak kenal lelah.”
“Dia kan bisa belajar pak.”
“Baiklah, harus belajar dan jangan sembarangan memberikan jabatan kepada siapapun juga, walaupun dia pacar kamu.”
“Baiklah.”
“Katakan, kapan dia akan datang menemui bapak?”
“Tadi siang kebetulan saya ketemu, mungkin dalam waktu dekat.”
“Baiklah, bapak akan menunggu. Kalau dia benar-benar serius dan kamu sudah mantap dengan pilihan kamu, segera akan bapak nikahkan kalian.”
***
“Menikah? Aduh.. aku belum siap Yes..” kata Anto setengah berteriak ketika siang itu janji bertemu dengannya.
“Bapak sudah tua, inginnya segera melepaskan aku disamping orang yang mencintai aku dan bisa melindungi aku.”
“Kamu kan tahu, aku hanya pegawai biasa disebuah perusahaan swasta. Aku belum punya cukup tabungan untuk menikah.”
“Untuk menikahi aku, kamu tidak perlu memiliki segudang uang mas. Apa yang akan kita perlukan nanti, aku sudah ada. Biaya pernikahan nanti, bapak yang akan mempersiapkan.”
“Benarkah keluarga kamu bisa menerima aku?”
“Aku sudah bicara sama bapak, dan bapak menunggu kamu datang menemui dia.”
“Adduh.. bagaimana ya.”
“Mas, kamu itu sebenarnya mencintai aku atau tidak sih?”
“Pertanyaan macam apa itu? Ya cinta dong. Tapi aku tuh khawatir dan merasa tidak pantas, bagaimana kalau bapak kamu menolak aku?”
“Kalau mas ingin memperjuangkan cinta, mas harus berani ditolak. Itu kan resiko orang melamar?”
Rudianto tersenyum. Walau merasa ragu, ia tak ingin dikatakan takut, karena memiliki isteri Yessyta adalah impiannya.
“Baiklah.”
“Kapan ?”
“Secepatnya.”
“Kapan dong pastinya.”
“Besok sore.”
“Bagus mas, besok sore. Aku akan bilang sama bapak bahwa besok sore mas akan datang.”
“Semoga bapak kamu tidak kecewa melihat aku.”
“Yang penting bapak ingin aku bahagia, dan aku bahagia disamping kamu.”
“Terimakasih Yessy. Sejak masih sama-sama kuliah aku sudah suka sama kamu. Sayang aku tak sempat menyelesaikan kuliah aku karena bapak keburu meninggal,” kata Anto sedih.
“Ya sudah, yang penting mas Anto sudah bisa bekerja dan membantu ibu yang sudah tua, ya kan.”
***
“Kamu jadi nih, ke kota hari ini?” tanya pak Kardi melihat anaknya sudah berkemas.
“Aku sudah janji akan datang hari ini pak, lamaranku diterima.”
“Kamu itu kan cuma lulusan SMP, dikota mau kerja jadi apa? Nggak mungkin diterima kerja kantoran?”
“Aku kan sudah bilang, memang hanya menjadi pelayan disebuah toko pakaian. Tapi gajinya lumayan, bisa buat beli baju,” jawab Suni sambil memasukkan baju terakhirnya kedalam tas.
“Kamu itu baju saja yang dipikirkan,” gerutu ayahnya.
“Pak, orang itu dihargai karena penampilannya, bukan karena yang lainnya.”
“Kamu salah nduk. Orang dihargai karena perilakunya.”
“Bapak yang salah. Coba saja kita berpakaian compang camping, tak mungkin ada orang yang mau melihat kita. Melirikpun tidak. Tapi kalau kita berpakaian bagus, pasti orang menghormati kita,” jawab Suni ngeyel.
“Kamu itu bodoh tapi ngeyel. Untuk apa dilirik atau dilihat orang kalau nyatanya keadaan kita juga seperti ini. Tapi kalau perilaku kamu bagus, orang akan menghargai kamu. Jangan pedulikan orang lewat yang kamu harapkan akan melirik kearah kita, untuk apa dilirik orang karena pakaian kita. Orang yang ada dihadapan kamu, dimana kamu bergaul, hidup bersama-sama, dan bisa menilai perilaku kita, itu yang lebih penting.”
“Ah, ngga tahu aku pak, bapak kok tidak mau mengerti juga. Aku tuh nggak mau direndahkan karena aku hanya orang desa. Kalau penampilan aku bagus, pasti orang tidak akan menganggap aku sebagai orang desa. Itu sebabnya aku ingin membeli baju-baju bagus, yang modelnya seperti orang-orang kota.”
“Memangnya kalau orang desa itu pasti rendah? Tak berguna? Tak berharga? Anaknya kang Marto itu juga orang desa, tapi dia hidup terhormat di kota. Kabarnya dia sudah jadi pejabat.”
“Itulah pak, karena ingin supaya mas Gunawan tertarik sama aku, maka aku harus mengubah penampilan aku. Kalau aku tetap seperti gadis desa, mana mau mas Gunawan tertarik?”
“Seorang laki-laki itu, biar orang desa atau orang kota, memilih isteri bukan karena penampilannya, tapi karena perilakunya. Ingat ya nduk, bapak berpesan wanti-wanti sama kamu. Kamu itu seorang perempuan. Lakukanlah hal-hal baik, jaga kewanitaan kamu, jangan sampai menodai harkat wanita karena perilaku yang tidak pantas.”
“Iya.. iya.. Bapak sudah seribu kali mengatakan hal itu, sampai-sampai Suni sudah hapal diluar kepala,” Suni menggerutu sambil mengangkat tas berisi pakaian kearah depan. Bapaknya mengikuti.
“Aku berangkat ya pak, nanti habis gajian Suni pulang, Bapak aku belikan baju batik yang bagus, dan jangan lagi mengenakan pakaian lusuh dan lepek.”
“Orang pekerjaannya di sawah saja kok harus pakai baju bagus,”
Suni mencium tangan bapaknya, lalu berjalan meninggalkan rumah. Tak seorangpun bisa menghalanginya.
Pak Kardi menatapnya dengan penuh rasa prihatin. Berharap agar Suni selalu melangkah di jalan yang benar.
“Ya Tuhan, tolong tuntunlah anak gadisku, jangan sampai salah jalan,” bisiknya pilu.
***
“Kalau kamu memang suka kepada Yessy, mengapa kamu ragu untuk datang menemui aku? Aku ini bapaknya Yessy,” Tegur pak Murti ketika Rudianto sudah datang menemuinya.
“Saya merasa ragu-ragu, mengingat siapa diri saya.”
“Kalau selamanya kamu ragu-ragu, kapan kamu bisa meraih cinta kamu? Dan berapa lama Yessy harus menunggu? Dia keburu tua, sementara kamu masih tenggelam dalam keragu-raguan.”
“Saya mohon maaf pak, dan itu sebabnya hari ini saya memberanikan diri menghadap bapak.”
“Apa kamu benar-benar mencintai Yessy?”
“Saya sangat mencintainya, sejak masih sama-sama kuliah dulu.”
“Kamu sudah lulus sarjana?”
“Sayangnya tidak. Bapak saya meninggal ketika saya kuliah setengah jalan, Ibu saya tidak kuat membiayai kuliah saya.”
“Ibu kamu masih ada?”
“Masih pak, tapi akhir-akhir ini sering sakit.”
“Sakit apa?”
“Macam-macam pak. Ibu saya penderita darah tinggi, jantung, dan gula.”
“Sudah berobat?”
“Selalu berobat setiap bulan sekali.”
“Rawat ibu kamu, karena orang tua adalah harta yang tak ternilai.”
“Inshaa Allah pak.”
“Kapan kamu akan melamar Yessy secara resmi?”
“Saya…”
“Kamu ragu-ragu lagi?”
“Maaf, soalnya…”
“Lamar dia secara resmi, aku akan segera menikahkan kalian.”
***
Dan sebulan kemudian pesta pernikahan itu benar-benar akan digelar. Gunawan yang menjadi tangan kanan pak Murti adalah paling sibuk karena dia diminta untuk mengurus segalanya. Tentang gedung, tentang catering. Memang bukan Gunawan sendiri melakukannya, tapi dia yang menentukan, dan bawahannyalah yang menjalankan semua perintahnya.
Dua hari menjelang pesta digelar itu Gunawan ingin membeli sesuatu untuk hadiah pernikahan Yessy. Dia sudah punya segalanya, jadi Gunawan agak bingung menentukan apa yang sebaiknya diberikan.
Sore hari sepulang kantor, Gunawan mampir disebuah toko pakaian. Mungkin disitu ada sesuatu yang bisa dibeli. Seprei batik tulis, adakah? Gunawan memasuki toko dan melihat-lihat.
Ketika itu seseorang sedang mengepel lantai. Gunawan agak menepi, lalu bertanya kepada pelayan, apakah ada seprei bagus dari batik, atau bed cover, yang pantas untuk hadiah.
Tiba-tiba seseorang menegurnya.
“Mas Gun?”
Gunawan menoleh kesekeliling tempat itu. Tak ada pembeli yang barangkali mengenal dirinya, hanya ada seorang wanita yang sedang mengepel lantai. Gunawan kembali menatap kearah pelayan yang sudah menyiapkan barang-barang yang barangkali menarik bagi dirinya.
“Mas Gun !”
Gunawan kembali menoleh, dan seseorang yang sedang mengepel itu melambaikan tangannya. Gunawan terkejut, melihat siapa dia.
“Suni ?”
Suni tertawa sumringah. Ia meninggalkan alat pel nya lalu mendekati Gunawan.
“Beli apa mas?”
“Kamu disini ?”
“Aku bekerja disini.”
“Mengapa?”
“Aku ingin menjadi gadis kota, dan supaya bisa sering ketemu kamu,” kata Suni seenaknya.
“Suni, apa maksudmu?”
“Mas, aku cinta mati sama kamu.”
“Sssst…” Gunawan menutupkan jarinya di mulut, meminta Suni tidak bicara seenaknya, keras pula. Dilihatnya pelayan toko menatap mereka dengan heran.
Gunawan beranjak keluar dari toko, dengan isyarat tangan agar Suni mengikutinya.
"Suni, mengapa kamu berpakaian seperti itu?"
"Ini? Bukankah aku cantik?"
"Itu tidak pantas. Belahan dada kelihatan, paha terlalu dipamerkan. Dari siapa ide berpakaian seronok seperti itu?"
"Mas tidak suka?"
"Jangan sok jadi perempuan modern. Banyak gadis kota berpakaian lebih pantas."
Suni tak menjawab, menarik-narik rok bawahnya yang tak akan bisa menutupi pahanya.
"Dan kamu bicara didalam tadi sungguh memalukan."
“Mas Gun, sungguh aku ingin …”
“Tidak, hentikan keinginan kamu Suni.”
“Mas malu, karena aku tukang bersih-bersih toko?”
“Tidak, bukan itu, aku sudah lama bilang bahwa kamu harus melupakan semuanya kan?”
“Aku kurang cantik ya ?”
“Bukan itu. Aku mencintai orang lain.”
Suni jatuh terduduk di tangga toko.
***
Besok lagi ya.
Alhamdulillah... MCYT dah tayang
ReplyDeleteAlhamdulillah dah hadir
DeleteAlhamdulillah MCYT dah hadir
DeleteMatr nuwn Bunda Tien
Mugi tansah pinaringan sehat
Aamiin...
SELAMAT Jeng Wiwik ... aku trima neng mburi wae.
DeleteADUHAIIII
Selamat jeng Wiwik Suharti....telah siap-2 di-menit-2 awal menyongsong kehadiran MCYT_03.
DeleteMstur nuwun, Bu Tien sdh tayang gasik. Salam Aduhai
Trim p. Yowa jenengan dah pura" tidur...
DeleteHe he he
woww....selamat utk bunda Wiwik juaaraa #1 ...kerennn
DeleteSelamat mb Wik juara 1 yah
DeleteSelamat ya mbak Wiwik..menang juara 1..horeee
DeleteJeng Marni, salam ADUHAI
DeleteADUHAI jeng Wiwik.
DeleteAduhai Kakek Habi
DeleteSelamat mbk Wiwik....Juara 1
DeleteMCYT 03 Sudah tayang....
Mtnuwun mbak Tien,mgi2 tansah pinaringan sehat,ADUHAI selaluuu
Veni meiliana palembang terimakasih bu Tien MCYT nya uda tayang
DeleteMksh bunda Tien
ReplyDeleteMCYT kosong tiga udah tayang
Bgmn yah perasaan Si Gunawan stlh tau Yessyta terus terang bahwa Rudianto yg dtg tuh pacarnya
Mawar oh mawar nasibmu morat marit di tangan Gunawan
Ber debar2 pastinya apa yg akan terjadi
Yuuuk kita baca bersama yg jelas ttp ADUHAI
Doaku bunda Tien ttp sehat selalu yah
Aamiin
Selamat tayang *MCYT-03*
ReplyDeleteSalam Aduhai bu Tien.
Salam ADUHAI pak Budijanto
DeleteAduhaaaai.. tq bunda Tien.. muuuaaacch...
ReplyDeleteMuaach juga dan ADUHAI Lily..
DeleteAlhamdulillah MCYT 03 hadir. Terimakasih bu Tien semoga sehat selalu.
ReplyDeleteSehat dan selalu ADUHAI jeng Dyah
DeleteADUHAIIIIII ...
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien, MCYT 03 sdh hadir menyapa kita².
Salam hangat kami dari Yogya.
ADUHAI mas Yowa
DeleteAduhai
ReplyDeleteN
ReplyDeleteAlhamdulillah ...
ReplyDeleteJazaakillah khoiron katsiiroon Mbak Tien.
Tetap Sehat dan Semangat nggih ... Salam hormat dan ADUHAIII dari Jatiasih Pondok Gede .
Aamiin. ADUHAI jeng Susi
DeleteTerima kasih Mbak Tien MCYT 03 sdh tayang ... Selamat HARI RAYA IDUL FITRI 1442 H , MOHON MAAF LAHIR & BATHIN buat Mbak Tien n kelrg dan penggemar muslim PCTK ... SALAM SEHAT dan ADUHAI
ReplyDeleteSalam sehat dan ADUHAI jrng Enny
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteYerimakasih bunfa Tien
Semoga selalu sehat dan bahagia
Salam sehat dan aduhai....
Sehat selalu dan ADUHAI ibu Salamah
DeleteAlhamdulillah...tayang gasik
ReplyDeleteSuwun mb Tien 🙏🙏🙏
Salam sehat selalu 👍👍👍
Dan ta lupa... ADUHAI ❤️❤️❤️
Tak lupa ADUHAI jeng Yuli
DeleteAlhamdulillah.... terimakasih bunda ... sdh hadir, semoga sehat selalu
ReplyDeleteSemoga sehat dan ADUHAI tutus
DeleteTerimakasih mBak ayu Tien MCYT ketiga sudah tayang
ReplyDeletesehat sehat selalu doaku
Sehat Nanang. Tumben komen pendek amat. ADUHAI..
DeleteTerimakasih... Smg mbak tien sehat selalu.
ReplyDeleteSehat dan ADUHAI jeng Nanik
DeleteTerimakasih Bu Tien MCYT 03 sdh tayang...
ReplyDeleteSehat selalu ya bu Tien
Salam aduhai...
Matur nuwun Bunda MCYT 03 dah tayang alamat tidur sore.
ReplyDeleteSehat selalu dan bahagia bersama keluarga.
SALAM ADUHAI.....
Sehat selalu mas Bambang
DeleteADUHAI deh
terimakasih bu Tien MCYT #3sudah tayang
ReplyDeletesmoga Ibu Tien Slalu sehat bersama keluarga
Salam aduhaiii dr Semarang 🤩,
ADUHAI jeng Agustina
DeleteSalam Aduhai....
ReplyDeleteTelat lagi..
Selamat malam .
Bunda Tien
Kurang kenceng larinya jeng Sriati
DeleteMatur nuwun bunda Tien..MCYT sudah hadir.
ReplyDeletesalam sehat dan tetep ADUHAI njih bun..🙏🙏
Alhamdulillah, matur nuwun mbak Tien, salam aduhai banget
ReplyDeleteSangat ADUHAIADUHAI banget pak Merianto
DeleteTerimakasih Ibu,
ReplyDeleteMCYT3 sudah terbit. 🙏
ADUHAI, Prisc
DeleteMatur nuwun..MCYT 03 sàmpun terbit...mäur nuwun Bu Tien semahat
ReplyDeleteMugi Ibu Tien tansah sehat
Salam aduhai Tangsel
Salam ADUHAI ibu Moedjiati
DeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien
Salam ADUHAI dari bumi Nusakambangan
Salam ADUHAI pak Wedeya
DeleteHadeeh Suni knp mlh jd stress sndri cara berpakaian
ReplyDeleteSampai di tegur Sana sini
Smntra Yessyta udah dpt sang idola yg sbntr lg akan nikah
Meskipun sakit hati ttp aj cari kado buat Yessyta
Bgmn klnjtnnya ayoo kita tunggu hasil nunul2 bunda Tien
Sehat selalu doaku buat bunda Tien
ADUHAI
Ayoo jeng Maimum.
DeleteADUHAI lho
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna ,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Sri Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Hongkong, perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
suni, patah hati dijogeti aja
DeleteWis sak mestine ati iki nelangsa
Wong sing tak tresnani mblenjani janji
Opo ora eling naliko semana
Kebak kembang wangi jroning dada
Kepiye maneh iki pancen nasibku
Kudu nandang lara kaya mengkene
Remok ati iki yen eling janjine
Ora ngiro jebulmu lamis wae
Gek opo salah awakku iki
Kowe nganti tego mblenjani janji
Opo mergo kahanan uripku iki
Mlerat banda seje karo uripmu
Aku nelongso mergo kebacut tresno
Ora ngiro saiki ne cidro
(Alm) didi kempot
Hahaa... mas Danar penggemar Didi Kempot rupanya. ADUHAI deh
DeleteTerima kasih bu Tien eps 03 mantap keren habis aku suka
ReplyDeleteSalam.sehat
Salam ADUHAI yang mantap jeng Winarni
DeleteAlhamdulillah ...... sdh dapat penghantar ketempat peraduan dengan nyaman
ReplyDeleteTerima kasih MCYT nya bu tien, yg sdh membuat gemas perasaan pembacanya, semoga bu tien sehat2 selalu ..... kami tunggu tayangan episode berikutnya
Selamat malam, selamat beristirahat
Salam aduhaiiii
ADUHAI juga mas Latif
DeleteMungkin maksudnya mas Arif ya Mbak Tien-ku
DeleteSy masih ada dibawah.
Alhamdulillah MCYT 03 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien, semoga sehat dan sukses selalu Bu...
Salam ADUHAI dari Bekasi
Salam ADUHAI jeng Ting
DeleteAlhamdulillah terimakasih bu Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT Eps 03 sudah tayang, terimakasih banyak mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Salam hangat dan ADUHAI mas Dudut
DeleteAduhai ......ceritanya 👍👍👍
ReplyDeleteADUHAI jeng Purwani
DeleteMatur nuwun mb Tien MCYT03sudahtayang crita nya tambah aduhai....
ReplyDeleteJeng Atiek... ADUHAI deh
DeleteAssalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh, terima kasih bu Tien,,MCYT 03 sdh hadir,,, semua sehat wal'afiat ya,,
ReplyDeleteSalam ADUHAAII,,🤗🙏
Semoga sehat dan ADUHAI MBH PUT
ReplyDeleteAlhamdulillah MCYT03 tayang...Aduhai ternyata Suni dan Gunawan sama2 bertepuk sebelah tangan...Salam sehat dan aduhai buat Bu Tien.
ReplyDeleteBagus
ReplyDeleteMCYT 03 Alhamdulillah Hadir..salam sehat u bu Tien dan semoga selalu jaga kesehatan ..Aamiin 🤲❤
ReplyDeleteMatur suwun bunda Tien MCYT3 sdh hadir, semoga bunda selalu sehat dan selalu Aduhai
ReplyDeleteSelalu ADUHAI jeng Lina
DeleteTerimakasih bunda Tien..
ReplyDeleteCerbung MCYT 03 sdh terbit..
Kasian Suni yg terobsesi ingin memiliki Gunawan..
Jd tambah penasaran kelanjutannya besok lg..
Semoga bunda Tien sehat selalu
Salam aduhaaii..
Matur nuwun mbak Tien-ku, mcyt03 sudah hadir.
ReplyDeleteBaru 3 episode sudah akan mantu ini, lancar tidak ya...? Soalnya yang ngurusin sedang tidak konsentrasi, atau sedang patah hati.
Suni malah tambah jauh melenceng dari sifat 'wanita idaman' bagi Gunawan. Akan patah hati jugakah si Suni...?
Cerita ini sulit ditebak akan dibawa kemana pembacanya. Baiknya menunggu saja NYI dalang memainkan wayangnya.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.
ADUHAI mas Latief. Ayo tebak2an
DeleteCinta sehari lalu tiba" patah hati...
ReplyDeleteSabar Gunawan pasti ada gantinya...
Yessyta sdh punya pacar, Rudianto namanya.
Tapi blm tentu juga kalau Rudianto lebih baik dari Gunawan.
Dilihat dari saat Yessyta mengajaknya menikah,Rudianto kaget bahkan setengah berteriak dia bilang:
Menikah...? Aku blm siap Yess....
Tuluskah cinta Rudianto ke Yessyta...
Meski akhirnya mereka menikah.
Kuatkah Rudianto menghadapi godaan dunia yg mana sebentar lagi dia akan diserahi tanggung jawab perusahaan oleh sang mertua.
Btw Suni benar" mengejar Gunawan sampai ke kota.
Walau akhirnya tak berdaya mendengar Gunawan mencintai orang lain. Ambyarrr....
Akankah Suni terus mengejarnya....
Simak terus episode selanjutnya.
Trimakasih moga bunda Tien sehat selalu
Salam aduhai dari Bojonegoro.
Makasii mbak Tieen...
ReplyDeleteUdh ngantuuk tp paksain baca dulu sayang dilewatkan mcyt03..
Ga bnyk nulis udh 5 watt..
Salam sehat dan aduhai bangetmbak Tien..🙏🥰
Alahamdulillah lanjutannya dah tayang....
ReplyDeleteSuni...suni... Semoga gak bernasib kayak BIMBI ..seperti yg disyairkan oleh band The Rollies...
Salamsehat dari REWWIN
...🌿
Mlm mb Tien trmksh mcyt03 sdh tayang... Menyimak synopsis diakhir jbc ... Sptnya pernikahan Yessita dan Rudianto tdk berjln mulus.. sptnya Gunawan menjd pengantin pengganti? ... Rudianto tdk dtg disaat akad nikah?.. pernikahan tdk spt harapan Yessita.. Berjlnnya wkt Gunawan jumpa dg gadis yg menarik hati shg dijdkan istri ke-2? Krn Yessita tdk bergeming.. tp gadis itu bukan Suni tentunya.. mereka crt.. tunggu mb Tien bsk ya...slm seroja
ReplyDeleteHeheee.. baiklah jeng Sapti.
DeleteTungguin ADUHAI nya ya
Gunawan,,ngeyeeeeel,,, njaluk di penthung,,,,, itu bukan cinta,, tapi obsesi,,,, Ojo ngimpi,,, turumu miring kui,,,,
ReplyDeleteHehee.. memangnya kalu turu miring ki njur piye.. Rinto
DeleteADUHAI deh
Lhooooo
DeleteRinta wis babaran ...
Cowok opo cewek ya ....
Alhamdulillah sudah hadir MCYT 03, selalu tak sabar menunggu kelanjutan ceritanya.... ADUHAI.... semoga sehat selalu Bu Tien
ReplyDeleteADUHAI jeng Ika
DeleteTerima kasih Mbak Tien MCYT 3 sudah hadir... Hehehe... Suni terobsesi jadi orang kota dengan mengubah penampilannya yg malah menjadi norak demi mengejar cintanya, GUNAWAN. Tapi malah gigit jari krn ditolak Gunawan.. ADUHAIIII...
ReplyDeleteJeng Ira ADUHAI deh..
DeleteAlhamdulillah sdh tayang MCYT 03...trmksh mb Tien...
ReplyDeleteWalau telat baca sy larinya krng kenceng ttp ga nyampai. Hihihi..
Whaaauu mb Tien ADUHAI sekali smg sehat sll.
Wauuuw.. Yangtie ADUHAI deh
DeleteKatanya sangat mencintai ...
ReplyDeleteKok Rudianto kayak gitu ya modelnya ...
Ledalede leh ngomong ...
Keliatan klo gak tulus dalam mencitai ...
Yessi klo kita terlalu mencintai pastilah sakit hati yg berkepanjangan yg kita dapat ...
Buktinya diawal cerita kamu harus menerima madu yang bukan madu rasa kayak di iklan yang rasanya manis ...
Tapi madu yg kamu terima sepahit butrowali ...
Salam Aduhai buat bu Tien tersayang ...
Salam hangat dari malang
Makasih mba Tien. Aduhai mba. Salam sehat selalu
ReplyDeleteSuniii... sunii... ingin jadi gadis kota yg ganjen
ReplyDeleteHehehe ternyata gunawan tak suka penampilannya
Sakam aduhai bunda
kutunggu kelanjutannya
Bertepuk sebelah tangan..
ReplyDeleteNggak bunyi dong
DeleteADUHAI jeng Triniel
Alhamdulilah sarapan pagi untuk baca kelanjutan kisah M Yesy, Gunawan, Rudianto, n Suni sudah bisa dinikmati. Matur nuwun Bunda Tien semoga sehat selalu dan salam Aduhai
ReplyDeleteADUHAI jeng Rochmah
DeleteMatur nuwun bu Tien ..akhirnya Suni yang ngeyel diberitahu bapaknya kena skak sama Gunawan . Yang tidak gundul tapi menawan.. Semoga Suni dapat nemperbaiki penampilannya .aamiin. Salam sehat dan seangat berkarya.salam aduhai
ReplyDeleteSemangat dan ADUHAI jeng Noor
ReplyDeleteSlmt siang mba Tien.. Smgshtsll y.. Makasih cerbungnya yg sfh sedikit2 ada gambarannya.. Smgsuni bs g norak lgi ah.. Xiixiixii. Slmseroja dan aduhai dri sukabumi unk mba Tien.. 😍😍😘😘
ReplyDeleteSalam SeRoJa dan ADUHAI Farida
DeleteSugeng sonten bu Tien,Lampung Utara hadir.
ReplyDeleteMakasih MCYT 03 nya, baru selesai baca nih...semakin seru aja...
Salam hangat, Salam ADUHAI...
Yuka, salam ADUHAI ya
ReplyDeleteAkankah Suni bisa bertahan dg cintanya?
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Nanti yaa
ReplyDeleteADUHAI UNKNOWN. KENAPA TAK ADA NAMA,
Puji Tuhan kalau saya bisa ikutan komen saat ini..
ReplyDeleteIbu Tien emang luar biasa, karyaya selalu bikin penasaran dan sarat dgn pesan moral.
Semoga ibu Tien selalu sehat semangat...
Terima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu, saya penggemar setia cerbung bahkan para lansia sangat terhibur, suwun... Salam aduhai....
ReplyDeletePrihatin melihat sifat egoisnya Suni yg merasa cantik, mumpuni, shg nasehat ayahnya tdk digubris sama sekali, termasuk masukan dari Gunawan. Semoga Suni sgr sadar siapa dirinya, shg tdk terjerumus pd jalan yg keliru, ktk cintanya di tolak Gunawan.
ReplyDeleteMaturnuwun Bu Tien, sdh terbit MCYT eps.3 yg selalu membuat penasaran nunggu kelanjutannya. Semoga Bu Tien tansah pinaringan karahayon, sehat wal afiat, tetap semangat dlm berkarya dan semoga menjadi amal ibadah Bu Tien. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dari Pondok Gede...
Akankah Yessy berbahagia hidup bersama dgn Rudianto yg sangat dicintainya, walaupun Rudi bkn dari keluarga kaya. Saya tunggu dgn sabar, karena Bu Tien akan membawa ceritanya semakin seru dan menarik... Maturnuwun Bu Tien teriring salam sehat selalu...
ReplyDeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah wilujeng sedoyo nipun....
MCYT 3.
ReplyDeleteSuni mau jad orang kota dengan penampilan yang sangat mengagetkan bagi yang mengenalnya.
Salam sehat dan aduhai. Semoga sehat dan terima kasih mbak TIEN.