MENGAIS CINTA YANG TERSERAK 02
(Tien Kumalasari)
Yessyta menundukkan wajahnya. Ia tak mengira ayahnya menatapnya seakan sangat marah mendengar jawabannya.
“Coba katakan sekali lagi, bahwa kamu menolak perintah bapak,” kata pak Murti masih dengan tatapan tajam.
“Bapak, Yessy belum pernah melihat bapak seakan memaksakan kehendak, apalagi ini soal perjodohan,” kata Yessy pelan, sedikit merasa takut.
“Kamu kan tahu bahwa setiap orang tua selalu memilihkan yang terbaik untuk anaknya?”
“Tapi ini soal jodoh, pak. Yessy tak akan menikah dengan seseorang yang tidak Yessy cintai.”
“Cinta itu apa? Kamu bukan lagi seorang gadis remaja yang selalu menurutkan kata hati dan berpegang kepada sesuatu dengan nama ‘cinta’. Apa cinta itu sebetulnya? Suka karena dia tampan, dia pintar merayu, dia sangat romantis. Dan kamu harus tahu bahwa itu bukan sesuatu yang selalu baik.”
“Tapi pak, sungguh saya tidak bisa menerimanya. Mas Gunawan hanya saya anggap sebagai saudara tua saya.”
“Jangan bodoh ! Dia akan bisa melindungi kamu dengan baik, sehingga nanti ketika sudah saatnya bapak harus meninggalkan kamu, bapak bisa menutup mata dengan tenang.”
“Bapak jangan berkata begitu. Bapak masih akan lama bersama Yessy,” kata Yessita dengan mata berkaca-kaca.
“Bapak sudah tua dan lelah,” kata pak Murti sambil menyandarkan tubuhnya di sofa.
Yessy berdiri, lalu duduk disamping ayahnya, bersandar pada bahunya yang kokoh.
“Yessy sangat mencintai bapak, Yessy akan selalu melakukan apa yang bapak inginkan, tapi janganlah soal jodoh. Maaf pak.”
“Mengapa? Kurang apakah Gunawan? Dia baik, dia tampan, dia menarik, dia pintar dan cerdas.”
“Yessy sudah punya pilihan,” kata Yessy lirih, sungguh dengan perasaan tahut-takut. Tapi ia masih tetap bersandar pada bahu ayahnya.
Pak Murti mengangkat wajahnya, menatap anak gadisnya lekat-lekat.
“Kamu sudah punya pilihan? Bapak tak pernah melihat kamu sedang bersama seorang laki-lakipun. Apa kamu tidak pernah mengajaknya ke rumah?”
“Dia orang yang sederhana. Belum berani datang kerumah karena merasa dirinya hanya seorang pegawai di sebuah perusahaan swasta. Bukan pejabat atau pimpinan.”
“Mengapa takut? Seorang laki-laki tidak akan merasa takut dalam memperjuangkan cintanya.”
“Bukan takut, hanya minder.”
“Itu perilaku seseorang yang penakut.”
“Tapi dia baik.”
“Kamu mencintai dia?” kata pak Murti dengan suara yang lebih rendah. Barangkali amarahnya sudah berkurang.
“Yessyta mencintai dia. “
“Cinta, atau karena kasihan karena dia bukan seorang pejabat atau seseorang yang memiliki kedudukan?”
“Bukan bapak. Yessy sungguh mencintai dia.”
“Apa yang membuat kamu jatuh cinta sama dia?”
“Dia baik.. rendah hati.”
“Apakah dia berani datang kemari untuk melamar kamu?”
Yessy mengangkat tubuhnya, menatap ayahnya dengan penuh harap.
“Bagaimana ?” lanjut pak Murti.
“Bapak ijinkan seandainya dia melamar Yessy?”
Pak Murti menghela nafas panjang. Baginya, Gunawan adalah yang terbaik. Dia berharap banyak atas dia. Ya bisa mengemudikan perusahaan, ya bisa menjadi pelindung bagi anak semata wayangnya. Tapi kalau Yessyta menolak, apa yang harus dikatakannya? Pak Murti bukan seorang diktator ataupun otoriter. Ia akan mengalah ketika merasa bahwa tindakannya salah.
“Bapak ingin ketemu dia. Bapak harus yakin apakah dia memang baik untuk puteriku.”
Yessyta memeluk ayahnya erat, dan tersedu didadanya.
Bukankah kebahagiaan seorang anak juga akan menjadi kebahagiaan orang tua?
“Sebelum ibumu pergi, dia minta agar aku selalu menjagamu dan membuat kamu bahagia,” kata pak Murti sambil mengelus kepala anaknya.
Yessy masih terisak didada ayahnya.
“Maka aku tidak akan memaksa kamu, asalkan kamu bahagia. Pilih yang terbaik untuk hidup kamu.”
“Terimakasih bapak, aku sayang bapak.”
“Kapan kamu akan membawa dia kemari untuk bertemu bapak?”
“Secepatnya bapak.”
“Temui dulu Gunawan dan meminta maaf, karena bapak pernah membicarakannya tentang perjodohan ini.”
Yessyta mengangguk, sambil mengusap air matanya,
***
Hari itu Gunawan mengerjakan semua tugasnya dengan bersemangat. Gara-gara pembicaraan pak Murti tentang akan dijodohkanya dirinya dengan Yessy, membuat wajah Yessy yang cantik selalu membayang di pelupuk matanya. Hal yang semula tak pernah dibayangkannya, lalu tiba-tiba menjadikan angannya membubung. Siapa yang akan menolak gadis secantik dan sepintar Yessy? Dan tiba-tiba Gunawan merasa bahwa dia telah jatuh cinta.
Begitu saat istirahat tiba, Gunawan tak segera beranjak dari tempat duduknya. Ia menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya, memejamkan matanya dan membiarkan wajah Yessy menari-nari disana.
Yessyta yang tiba-tiba sudah berada didepan meja kerjanya, menatap wajah Gunawan yang sedang memejamkan matanya, sedangkan bibirnya menyunggingkan senyuman.
“Mas Gun,” Yessy memanggilnya lembut, dan itu cukup membuat Gunawan hampir melompat dari tempat duduknya.
Ia membelalakkan matanya, menatap Yessy yang memandangnya sambil tersenyum lucu.
“Mas Gun lelah ya? Sampai ketiduran?”
“Eh.. iy.. iya sih, aku ketiduran. Maaf. Ad.. ada yang bisa aku bantu?”
“Tidak, aku hanya ingin agar mas Gunawan menemani aku makan,” kata Yessy sambil duduk didepan Gunawan.
“Oh..eh.. iya.. iya baiklah..”
“Mas Gunawan bangun dulu ah, kayaknya masih setengah mimpi begitu. Ini, minum dulu, agar sadar bahwa mas Gun sudah bangun,” kata Yessy sambil mengangsurkan gelas minum Gunawan.
Gunawan meraihnya, dan meminumnya seteguk. Lalu ia memang merasa lebih tenang.
“Sudah benar-benar bangun?”
Sekarang Gunawan bisa mengembangkan tawanya. Lucu aja melihat gadis yang dibayangkannya, lalu tiba-tiba sudah ada dihadapannya. Mengajaknya makan pula.
“Sudah. Eh, Yes, tadi ngomong apa?”
“Minta agar mas Gunawan menemani aku makan. Maukah ?”
“Iy.. iya, baiklah, tentu saja.”
Mereka sudah sering makan siang bersama, baik bersama pak Murti ataupun hanya berdua bersama Yessy. Tapi kali itu Gunawan menanggapinya dengan dada berdegup lebih kencang.
Gunawan berdiri, lalu berjalan berjajar keluar dari ruangan. Entah mengapa, perasaannya terhadap Yessy sudah berubah. Seperti ada umpan yang dilemparkan pak Murti kemarin siang, lalu Gunawan melahapnya dengan nikmat. Ia bermimpi telah benar-benar bersanding dengan bidadari yang cantik tiada tara.
Pasti pak Murti telah berbicara dengan Yessy tentang perjodohan itu, dan melihat sikap manisnya pastilah Yessy tak akan menolaknya. Ia lupa bahwa Yessy selalu bersikap manis kepada siapa saja.
***
Sambil menyetir mobil, Gunawan sebentar-sebentar melirik kearah spion, untuk meyakinkan dirinya bahwa dia memang cukup ganteng untuk bersanding dengan Yessyta.
“Makan dimana kita mas?”
“Dimana ya, terserah kamu saja, aku makan apapun suka kok.”
“Ke rumah makan yang ada masakan Jawa ya mas.”
“Baiklah, tuan puteri..”
Lalu Gunawan membelokkan mobilnya ke arah Nonongan. Sebelum perempatan ada rumah makan yang pernah mereka singgahi, dan tampaknya Yessy suka.
“Nonongan ya?”
“Terserah mas Gun saja, yang penting enak. Kalau bisa jangan ke restoran yang ramai pengunjung lah,” kata Yessy, dan Gunawan semakin berdebar. Tampaknya Yessy tak ingin terganggu dalam kebersamaannya siang ini. Diam-diam ia berjanji akan melakukan sesuatu untuk membuat suasanya menjadi romantis. Hm.. apa ya, oh ya, bunga. Seandainya ada penjual bunga yang terlewati. Lalu Gunawan menoleh kekanan dan kekiri jalan. Bodoh, dia ingin membuat kejutan yang manis. Kalaupun dia akan membeli bunga, jangan sampai Yessy melihatnya terlebih dulu, kan ? Gunawan berpikir tentang bunga itu disepanjang perjalanannya ke arah rumah makan.
“Aku baru ingat mas, nanti setelah makan, lewat Pasar Nongko ya?”
“Ngapain ?”
“Temanku bilang, kemarin disana banyak dijual tanaman bunga-bunga mawar yang cantik.”
“Mau beli tanaman mawar?”
“Iya, aku sangat suka mawar.”
Gunawan tersenyum dalam hati. Ia menemukan cara untuk melakukan hal yang romantis dengan seikat bunga mawar. Tapi ia belum menemukan cara untuk mendapatkan bunga itu disaat mereka sedang makan siang.
***
“Bude, aku bawakan bude oleh-oleh,” kata Suni siang itu dan langsung masuk ke rumah bu Marto.
“Ya ampun
Suni, kaget aku..” kata bu Marto yang sedang menata makan siang dimeja.
Lalu bu Marto menatap Suni yang siang itu tampak berpenampilan beda.
“Ini kamu Suni ?”
“Benar bude, masa sih bude tidak mengenali Suni?”
“Ini bukan seperti kamu. Cara kamu berpakaian sangat berbeda. Ini baju apa, dada kamu nyaris kelihatan. Dan rok bawahan kamu juga terlalu pendek,” tegur bu Marto tak suka.
Tapi Suni hanya tertawa.
“Ini baju gadis-gadis kota bude.”
“Aduuh, mengapa kamu meniru pakaian gadis-gadis kota yang seronok begitu? Banyak gadis-gadis kota berpakaian sopan, dan tampak cantik.”
“Tidak apa-apa bude, Suni ingin berbeda. Oh ya bude, ini oleh-oleh buat bude,” kata Suni sambil mengulurkan sebuah bungkusan.
“Ini apa?”
“Itu roti bude, enak sekali. Pasti nanti pakde juga akan suka.”
“Kamu itu darimana, kok oleh-olehnya roti seperti ini?”
”Itu juga roti kesukaan orang-orang kota bude, isinya keju.”
“Aduh..”
“Kok aduh sih bude. Enak.. coba deh bude cicipin.”
“Bude itu asli orang desa, nggak doyan keju.”
“Uuh, ya sudah, saya bawa saja lagi, besok Suni ganti dengan gethuk ya bude.”
“Ya, terserah kamu saja.”
“Saya pamit dulu ya bude, ini tadi dari kota langsung mampir. Kirain bude akan suka.”
“Maaf ya nduk, dari pada nggak kemakan. Pakdemu juga pasti kurang suka. Jadi baguslah, bawa kembali saja.”
“Saya mau sekalian pamit bude, sampai lupa ngomong.”
“Pamit kemana ?”
“Minggu depan Suni sudah mendapat pekerjaan di kota.”
“O, kamu mau bekerja di kota?”
“Iya bude, memang sih cuma jadi pegawe toko, yang kerjaannya disuruh-suruh, tapi Suni suka tinggal dikota, rame, semuanya serba bagus.”
“Apa kamu sudah ijin sama bapakmu? Nanti kalau kamu tinggal, bapakmu sama siapa?”
“Ya banyak bude, kan tetangga kiri kanan pasti pada mau menemani bapak. Saya juga sudah janji akan sering pulang.”
“Ya sudah, hati-hati ya, jauh dari orang tua, jangan sampai terjerumus kedalam perilaku yang tidak baik. Selalulah ingat akan Allah, dan jangan lupa ngibadah, karena ibadah itu menjauhkan kita dari perbuatan dosa.”
“Iya bude, aduh.. bude ini seperti bapakku saja.. “
“Semua orang tua akan mengatakan hal yang sama nduk. Itu penting untuk bekal kamu dalam melangkah.”
“Iya.. iya. Ya sudah bude, Suni pamit dulu. Besok pagi Suni kirimin gethuk buat bude sama pakde,” kata Suni sambil menjauh.
Bu Marto geleng-geleng kepala. Ia benar-benar tak suka melihat penampilan Suni yang berubah. Berpakaian sok orang-orang modern, lupa pada asal usulnya.
“Semoga kamu tidak salah melangkah,” gumamnya sambil melanjutkan pekerjaannya menata meja untuk makan siang.
“Itu tadi Suni kan?” kata pak Marto yang tiba-tiba sudah ada didekat isterinya, lalu duduk di kursi makan.
“Iya, Suni, membawakan roti keju, aku tidak suka, lalu dibawanya kembali.”
“Kok pakaiannya seperti itu? Tadi aku hanya melihat sekilas.”
“Dia pengin jadi orang kota.”
“Oh. Boleh saja sih, asal jangan sampai melupakan adat dan budaya kita. Pakaian atasnya melorot ke bawah, pakaian bawahnya nangkring ke atas.”
“Sudah, biarin saja pak, ayo kita makan, agak kesiangan aku masaknya.”
“Nggak apa-apa bu, nggak usah dipaksakan, sekuatnya saja, semampunya.”
Ketika sedang makan itulah tiba-tiba terdengar suara memanggil.
“Kang.. kang Marto..”
“Itu suara bapaknya Suni,” kata bu Marto.
“Di.. masuk saja Di..” teriak pak Marto.
Langkah mendekat terdengar, dan pak Kardi, bapaknya Suni muncul.
“Ayo sini, makan sekalian Di.”
“Nggak yu, aku sudah makan. Biar aku duduk disini saja.”
“Jangan, nggak boleh menolak rejeki, duduklah, aku ambilkan piring. Biar sedikit, asal jangan menolak,” kata bu Marto sambil mengambil lagi sebuah piring dan sendok, lalu diletakkannya didepan pak Kardi.
“Aku sebenarnya sudah makan, Suni membawa oleh-oleh makanan dari kota.”
“Nggak apa-apa, ayolah sedikit saja.”
“Aku makan sayurnya saja yu.”
“Ya sudah, terserah kamu saja.”
“Ada apa, kok tumben siang-siang datang kemari.”
“Dari sawah, pulang makan lalu datang kemari. Begini kang, apa benar kang Marto mau mengambil Suni sebagai menantu?” tanya pak Kardi mengejutkan keduanya.
“Siapa yang bilang Di?”
“Suni yang bilang. Dia nekat mau bekerja di kota supaya dekat dengan Gunawan, karena kang Marto sudah setuju Suni dipersunting Gunawan.”
“Anakmu itu ternyata tidak mengerti juga. Dia bilang waktu kecil pernah saling dekat, main dan jalan bersama. Suni mengira Gunawan benar-benar suka sama dia. Tapi itu kan permainan masa kecil. Aku sudah bilang, lupakan saja, Gunawan belum ingin punya isteri, dan Gunawan juga bilang agar Suni melupakan dirinya. Kok Suni nekat. Nanti kalau ternyata Gunawan benar-benar menolak apa tidak membuat kecewa?”
“Walah yu, memang Suni itu sukanya nekat. Sebagai perempuan dia kan harus punya malu,” keluh pak Kardi.
“Nanti coba kamu beri lagi pengertian. Gunawan bilang tidak suka dan belum memikirkan isteri kok.”
***
Gunawan memberhentikan mobilnya didepan sebuah rumah makan.
“Aku suka rumah makan ini. Aku mau minum es kopyor,” kata Yessy sambil turun.
Gunawan tersenyum. Sambil berjalan memasuki rumah makan itu, Gunawan mencari-cari, barangkali ada penjual bunga disekitar rumah makan ini.
“Ayo mas, lagi ngelihatin apa sih?” tanya Yessy ketika melihat Gunawan menoleh kesana-kemari.
“Nggak.. nggak ada…” katanya sambil mengikuti Yessy melangkah masuk.
“Agak ke sudut sana ya mas.. supaya nggak terganggu,” kata Yessy sambil menuju kearah yang ditunjuk. Gunawan mengikuti dibelakangnya.
Berdebar hati Gunawan. Rupanya Yessy benar-benar akan berbicara serius tentang hubungan yang akan mereka jalani. Aneh juga, biasanya kaum perempuan yang berdebar ketika sedang bersama orang yang dicintai, ini malah Gunawan yang mengalaminya. Maklumlah, semuanya serba tak terduga. Ia merasa mendapatkan emas segunung karena seorang bos besar ingin mengambilnya sebagai menantu.
Mereka duduk berhadapan, dan Gunawan melihat Yessy duduk dengan santainya. Kedua siku tangannya bertumpu diatas meja dan telapak tangannya bergenggaman diletakkannya pada dagunya. Ia menatap Gunawan dengan senyuman yang menurut Gunawan adalah senyum termanis yang pernah dilihatnya. Aduhai.
Seorang pelayan meletakkan buku menu di meja mereka.
“Ayo mas, pesan apa?” katanya tanpa melepaskan tangan didagunya.
“Aku? Terserah kamu saja.”
“Kok aku sih, aku penginnya… minum… apa tadi ya.. eh.. es kopyor..”
“Aku ngikut deh..” lalu pelayan menuliskan pesanan mereka.
“Aku mau nasi rawon,” kata Yessy lagi.
“Baiklah, aku juga sama,” kata Gunawan sambil tersenyum.
Pelayan sudah pergi, dan debar jantung Gunawan terasa semakin cepat.
“Sebentar ya, aku mau kesana,” kata Gunawan sambil berdiri.
“Kemana sih, aku mau bicara nih,” kata Yessy.
“Iya aku tahu, tapi sebentar kok,” lalu Gunawan terkejut sendiri, kok dia bilang tahu sih. Kan tadi Yessy cuma memintanya menemani makan. Tapi sudahlah, entah apa tanggapan Yessy, Gunawan tak peduli. Yang penting hari ini adalah hari yang sangat istimewa menurutnya.
Gunawan melangkah keluar, dan berjalan cepat menyusuri trotoar, sambil mencari pedagang bunga.
Mawar.. mawar.. mawar.. aduh mana mawar…Lalu ada sebuah toko bunga, Gunawan memasukinya. O, tidak.. itu bunga plastik. Gunawan keluar lagi, lalu dengan nekat dipanggilnya ojol. Ia harus menemukan mawar segar. Kalau berjalan pasti akan lama.
***
Gunawan bergegas memasuki kembali rumah makan dengan seikat mawar yang disembunyikan di balik tubuhnya. Tapi ketika itu dilihatnya Yessy sedang berbincang dengan seorang laki-laki ganteng, yang ketika berpamit dilihatnya pandangan mesra laki-laki itu. Ada rasa cemburu menggelitik hatinya.
Gunawan sampai didepan Yessy, ketika laki-laki itu sudah berlalu. Gunawan juga melihat pesanan mereka sudah terhidang.
“Dari mana sih mas?”
“Ada perlu.. nggak lama kan?”
“Agak lama sih, tuh, pesanan kita sudah terhidang.”
“Siapa laki-laki itu?”
“Oh, iya, dia buru-buru sih, sebenarnya aku minta duduk sebentar agar kalian bisa berkenalan, tapi ternyata dia sedang terburu-buru.”
“Teman ?” tanya Gunawan dengan sebelah tangan masih tersembunyi di punggung sambil menggenggam mawar yang belum lama dibelinya.
“Dia itu namanya Rudi, Rudianto.”
“Oh…”
“Terus terang mas, dia itu pacar aku.”
Lalu seikat mawar yang tersembunyi dibalik punggungnya jatuh terburai, seperti tangannya yang tiba-tiba terkulai.
***
Besok lagi ya.
ADUHAIIIIII ...
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien atas terbitnya ... MCYT 02.
Salam kami dari Yogya.
Selamat mas Yowa....Juara 1
DeleteMCYT 02 tayang
DeleteAlhamdulillah msh tekateki antara Suni yg berharap pd Gunawan dan Yessyta yg mw di jodohkan dgn Gunawan
Yuuk kita lanjut deh bacanya
Mksh bunda Tien,doaku sehat selalu
Dan selalu ADUHAI dan ADUHAI
Selamat pa Yowa.... Juara 1
DeleteSelamat malam sahabat-2 PCTK JUMPA LAGI setela libur Idul Fitri.
Masih suasana lebaran saya pribadi mengucapkan Taqobbalallahu Minna Wa Minkum, Shiyamana Wa Shiyamakum. Minal Aidin Wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin, kepada saudara muslimku, semoga kita dipertemukan lagi Ramadhan & Lebaran tahun depan. Dan Selamat merayakan kenaikkan Isa Almasih bagi saudara-2 ku yang beragama Kristen/Protestan, Katholik. Semoga Tuhan memberkati.
Aamiin
Yuk.. jeng Maimun, ADUHAI bukan?
DeleteAlhamdulillah.
ReplyDeleteSalam aduhai bunda 🙏
ReplyDeleteSelamat tayang *MCYT-02*
ReplyDeleteSalam Aduhai bu Tien.
Selamat p. Yowa juara 1
ReplyDeletemksh eyang Tien
ReplyDeleteADUHAI pak Wignyo
DeleteSelamat pak Yowa. Number one.
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien, sudah tayang 02nya.
ReplyDeleteNahhh....langsung mulai konflik rupanya. Gunawan terlalu optimis tawaran bosnya sih...
DeleteSuni meniru gaya orang kota, akan mengejar Gunawan tercapaikah ...
Yessi sudah punya pacar, akankah disetujui ayahnya..
Kita tunggu saja NYI dalang memainkan wayangnya.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu aduhai.
Mas Latief, ADUHAI selalu
DeleteAduhai
ReplyDeleteADUHAI pak Sugiharto
DeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna ,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Yuka, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Hongkong, perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Alhamdulillah....
DeleteCilacap hadir
Selamat malam Bu Tien, terima kasih sdh disapa dan MCYT_02 sdh ditayangkan. Teriring doa semoga bu Tien selalu diberikan sehat wal'afiat lahir batin bersama keluarga Aamiin yaa Robbal'alamin.
DeleteSalam SEROJA dan ADUHAI dari Kakek Habi.
Jeng Nani, ADUHAI deh
DeleteLembar koreksi:
Delete1. Ia tak mengira ayahnya menatapnya seakan sangat merah mendengar jawabannya.
# Ia tak mengira ayahnya menatapnya seakan sangat marah mendengar jawabannya.#
2. Bapak masih akan lama bersama Ywssy,” kata Yessita dengan mata berkaca-kaca.
# Bapak masih akan lama bersama Yessy,” kata Yessita dengan mata berkaca-kaca#
3. “Yessy sudah punya pilihan,” kata Yessy lirih, sungguh dengan perasaan tahut-takut.
# “Yessy sudah punya pilihan,” kata Yessy lirih, sungguh dengan perasaan takut-takut.#
4. “Terimkasih bapak, aku sayang bapak.”
# “Terimakasih bapak, aku sayang bapak.”#
5. “Temui dulu Gunawan dan meminta maaf, karena bapak pernah membicaeakannya tentang perjodohan ini.”
# “Temui dulu Gunawan dan meminta maaf, karena bapak pernah membicarakannya tentang perjodohan ini.”#
6. “Ayo mas, lagi ngelihatin apa sih?” tanya Yessy ketika melihat Ginawan menoleh kesana-kemari.
# “Ayo mas, lagi ngelihatin apa sih?” tanya Yessy ketika melihat Gunawan menoleh kesana-kemari.#
7. Ia menatap Gunaman dengan senyuman yang menurut Gunawan adalah senyum termanis yang pernah dilihatnya. Aduhai.
#Ia menatap Gunawan dengan senyuman yang menurut Gunawan adalah senyum termanis yang pernah dilihatnya. Aduhai.#
Sampun Bu, nsmung wonten 7, Mugi saged dados bahan editing naskah sekderengipun cetak
Sugeng dalu, Sugeng aso salira.
This comment has been removed by the author.
DeleteAlhamdulillah Cerbung MCYT Eps 02 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
DeleteNgaturaken Sugeng Riyadi 1 Syawal 1442 H, ugi nyuwun gunging pangaksami lahir baris dumateng sedoyo kalepatan lan kekhilafan. Salam sehat lan salam taklim saking Karang Tengah Tangerang.
😍😍😍😍
ReplyDeleteKEPADA PARA PEMERHATI, PENYEMANGAT, DAN PECINTA YANG SANGAT SAYA HARGAI :
1. KELUARGA BESAR WAG P.C.T.K.
2. SELURUH PEMBACA CERBUNG SAYA.
BAGI YANG MERAYAKAN SAYA MENGUCAPKAN SELAMAT IDUL FITRI 1 SYAWAL 1442.
BAGI SEMUANYA SAYA MOHON MAAF LAHIR BATIN.
SAYA BISA KARENA ANDA. SAYA TEMUKAN BANYAK CINTA SEBANYAK BINTANG DI ANGKASA.
SEMUA INI ADALAH BAHAGIA DI USIA SENJA SAYA.
TERIMAKASIH ATAS SEMUA HARAP DAN DO'A, DAN TETAPLAH MENJADI SAUDARA SAYA.
😍😍😍😍😍
Sama2 mbk Tien....sy beserta keluarga juga mohon maaf atas semua kesalahan dan kekhilafan kami,Semoga Allah SWT meridhoi,Aamiin
DeletePASEDULURAN SAK LAWASE mbak
Bersama WAG PCTK
Sama2 mbakyu Tien dear....saya beserta keluarga juga mohon maaf lahir & batin,Semoga Allah SWT meridhoi,Aamiin
DeletePASEDULURAN SAK LAWASE mbak
Bersama WAG PCTK
Reply
Semoga selalu SEHAT
Deletedan tetap SEMANGAT
Aduhai ... Mbak Tien yg ngangeni ..
DeleteSalam ADUHAIIIII Mbak Tien.
DeleteSelamat Idul Fitri 1442 H ... Mohon maaf lahir dan batin.
Sehat selalu dan tetap semangat Mbak Tien.
Sama-sama Bunda.....SEDULURAN SAK LAWASE.....ADUHAI.
DeleteADUHAI mas Kakek
DeleteMas Yowa ADUHAI
DeletePri kangen dan ADUHAI
Pak Wedeye salam ADUHAI
sama2 bunda.. selamat idul fitri mohon maaf lahir dan batin.
DeleteMohon maaf lahir dan batin Bu Tien, terima kasih MCYT 02 sudah hadir menghibur disaat libur ,...salam Aduhai Bu....
DeleteBunda Tien, sembah sungkem dumateng Bunda,, mohon maaf lahir dan batin,,, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 🙏🙏 🙏
Deletematur nuwun mb Tien cerbung sudah tanyang...sehat n salam aduhai
ReplyDeleteSalam ADUHAI jrng Atiek
DeleteAlhamdulillah.. rindu terobati dg hadirnya tulisan bunda Tien tersayang.. salam sehat sll bunda Tien.. tetap Aduhaaaai...
ReplyDeleteRindu dan ADUHAI jeng Lily
DeleteAlhamdulillah...yg ditunggu ber hari2 sdh hadir. Matur nuwun mb Tien... Sugeng Riyadi, menawi wonten lepat kula nyuwun pangapunten 🙏🙏🙏
ReplyDeleteSalam sehat selalu dari Kediri.... ADUHAI ❤️❤️❤️
Dan ADUHAI selalu jeng Yuli
DeleteAlhamdulillah sdh tayang yng dirunggu"...
ReplyDeletesmg mb Tien sehat sll....
Salam aduhai ... 🙏
Yangtie.. salam ADUHAI
DeleteSugeng riyadin bu Tien maaf lahir dan batin
ReplyDeleteADUHAI Gundy
DeleteN
ReplyDeleteMatur nuwun mb Tien... Sugeng Riyadi, menawi wonten lepat kula nyuwun pangapunten
ReplyDeleteAlhamdulillah yg di tunggu hadir juga MCYT ,semoga bunda sehat selalu
ReplyDeleteSelalu ADUHAI dan sehat jeng Werdi
Deleteterima kasih bu tien
ReplyDeletesalam.aduhaaii
ADUHAI jeng Agustina
DeleteAlhamdulillah sudah tayang maturnuwun mbak tien semoga mbak tien sehat selalu salam aduhay dari jember
ReplyDeleteAlhamdulillah.....Terimakasih bunda Tien,sll hadir disetiap waktu menghibur kita smua...smoga Bunda Tien sll sehat,bahagia,semangat menulis cerita penuh cinta utk kita smua...Aamiiin YRA 🤲 salam cinta dr kami smua❤️❤️❤️
ReplyDeleteSalam ADUHAI penuh cinta Niquee
Deletematurnuwun mbak tien semoga mbak tien sehat selalu salam aduhai dari cibubur
ReplyDeleteReply
Jeng Sis ADUHAI deh
DeleteSelamat berkarya ya mbak Tien....salam sehat selalu....🙏👍
DeleteLayu sebelum berkembang nih cintanya
ReplyDeleteGunawan.
Makasih mba Tien. Salam hangat selalu
Selalu berkembang dan ADUHAI ibu Sul
DeleteAlhamdulillah....
ReplyDeleteMakasih bu Tien
Selamat Idul Fitri 1442.H.
Mohon maaf lahir batin ibu
...
ADUHAI ibu Alian
DeleteADUHAI ibu Alian
DeleteMatur Nuwun Mbak Tien ,Alhamdulillah telah menganggap kami Saudara ... semoga tetap jaga sehat nggih. Salam Hormat dan ADUHAI dari Jatiasih Pondok Gede.
ReplyDeleteSalam sehat penuh ADUHAI jeng Susi
DeleteTaqobalallahu Mina Wamingkum
ReplyDeleteADUHAI jeng Triniel
DeleteAlhamdulillah MCYT 02 dah tayang.
ReplyDeleteKami sekeluarga mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri , maaf lahir ban batin Bunda.
Teriring doa semoga Bunda selalu sehat selalu dan bahagia bersama keluarga tercinta.
Salam ADUHAI.....
Aamiin mas Bambang yang ADUHAI
DeleteDawah sami-sami Bunda Tien, semanten ugi kula nyuwun pangapunten.
ReplyDeleteSalam ADUHAI dari Klaten.
Jeng Isti, ADUHAI selalu
DeleteAlhamdulilah bu Tien sampung tayang MCYT2...matur nuwun sanget Mugi bi Tien tansah sehat.. Aamiin YRA
ReplyDeleteSalam aduhai saking Tangsel
Salam ADUHAI ibu Moedjiati
DeleteSehat selalu ya bu Tien..
ReplyDeleteSalam aduhai
ADUHAI dan sehat jeng Putri
DeleteAlhamdulillah yg ditunggu sdh hadir mksh Bu Tien salam sehat sll
ReplyDeleteDan ADUHAI jeng Ida
DeleteTrimakasih bu Tien cerbungnya sdh tayang setelah libur lebaran ...mohon maaf lahir dan batin salam ADUHAI selalu bu Tien 👃
ReplyDeleteADUHAI jeng Yayuk
DeleteAlhamdulillah..
ReplyDeleteTerima kasih Bu Tien..
Semoga Bu Tien sehat selalu dan bahagia bersama keluarga
Salam ADUHAI dari Bekasi
Selalu sehat danADUHSI jeng Ting
DeleteMinal aidin walfaizin. .bu tien mohon maaf lahir bathin.... Matur suwun cerbung baru.... Salam adhay selalu...
ReplyDeleteADUHAI selalu jeng Sri
DeleteAlhamdulillah...matur suwun Bu Tien MCYT02 SDH hadir...Jan Ambyar tenan Gunawan bertepuk sebelah tangan padahal sdh siap2 dengan bunga mawar... ADUHAI dan Sehat selalu buat Bu Tien.🙏🙏🙏
ReplyDeleteAmbyar dan ADUHAI mas Indriyanto
DeleteAlhamdulillah mcyt2 sdh tayang
ReplyDeleteWaauu gunawan terlalu geer duluan
Sabar .... sabar yaa, tunggu dulu .... cerita masih panjang .... bawa dulu mawarmu
Bagaimana selanjutnya .... tunggu bu tien saja
Semoga bu tien sehat2 selalu .... aamiin yra
Sabar menunggu saat ADUHAI mas Arif
DeleteAssalamualaikum bu Tien... taqaballalahu Mina wa minum, mohon maaf lahir batin semoga ibadah kita di terima Allah... aamiiiin...
ReplyDeleteBer hari hari gak baca karena bu Tien pasti sibuk, sekalinya tayang, aduhai...tiap kata seperti saya lagi nonton film dan akhirnya ikut jadi pemeran nya di sana... bagus banget... makasih ya...
Terimakasih jeng dokter.
DeleteSelalu ADUHAI buat jeng dokter
ADUHAI ...
ReplyDeleteMatur nuwun saya dianggap saudara, selalu sehat ya mbak Tien.
Karya mbak Tien selalu kutunggu disela pekerjaan dan nimang cucu ...
Sehat dan selalu Aduhai jeng Purwani
DeleteHaloo mbak Tien...
ReplyDeleteSami2 mbakyu...ngaturaken sugeng riyadi Fitri..mohon maaf lahir bathin..🙏
Semoga mbak Gien dan keluarga selalu dilimpahi berkah dari Allah 🤲🤲..serta selalu sehat..Amin🙏🙏
Makasiih mcyt02..
Salam sehat dan aduhaii..🥰
Maaf salah ketik..mbak Tien..🙏🙏
ReplyDeleteHaloo mbak Tien...
ReplyDeleteSami2 mbakyu...ngaturaken sugeng riyadi Fitri..mohon maaf lahir bathin..🙏
Semoga mbak Tien dan keluarga selalu dilimpahi berkah dari Allah 🤲🤲..serta selalu sehat..Amin🙏🙏
Makasiih mcyt02..
Salam sehat dan aduhaii..🥰
Salam sehat yang ADUHAI jeng Maria
DeleteTerima kasih jeng tien cerbungnya masih lebaran berkarya juga
ReplyDeleteADUJAI mas Anton
DeleteTerimakasih bunda Tien cerbungnya
ReplyDeleteMinal Aidin wal Faidzin, mohon maaf lahir dan bathin
masih suasana lebaran sdh ada cerbung..senangnya...
salam aduhaiii...
ADUHAI Alfes
DeleteAduhai
ReplyDeleteADUHAI jeng Sri
DeleteAlhamdulillah, suwun mbak Tien
ReplyDeleteIED MUBAROK 1 syawal 1442 h
Taqobbalallohu minna wa minkum
Shiyamana wa shiyamakum, qiyamana waqiyamakum
Wa in syaa Allohu minal 'aidhin wal faizin
Yessss, bacaanku terbit
ReplyDeleteTerimakasih Bu Tien, utk MCYT2
Sugeng dalu , mb Tien . Salam aduhai
ReplyDeleteAh akhirnya muncul juga... Met lebaran bu Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah matursuwun Bu Tien
ReplyDeleteAduhai,matur suwun Bu Tien tetep semangat n sehat selalu🙏🙏💐❤
ReplyDeletePg mb Tien mtrnwn sdh tayang mcyt 02 ... Akankah terjd cinta bertepuk sblh tangan? Kita lht sj eps selanjutnya.. slm seroja utk kita semua🙏
ReplyDelete
ReplyDeleteGUNAWAN....
Gundul dan menawan,,,
Kepedean loe jadi cowok,,, belum tau dalamnya lautan,, sok2an mau ngasih mawar,,, haduuuh,,,
Makanya belajar dulu mengenal cinta,,,,
Baru sukses dikit ,,, sudah lupa sama Suni yang tulus mencintai mu,,,
Menghayal jadi menantu Bos,,,, awas lho jatuh,,,,,
Makanya,,,, ngaca ,, setiap pagi itu pentiiiiiiiing....
Kacanya retak sih..ADUHAI Rinto
DeleteSalam aduhai bu tien...
ReplyDeleteAwal cerita udah bagus....trims
Maaf lahiř batin bu tien sehat selalu
Hadeeh trnyt Gunawan jd tak berdaya
ReplyDeleteKshn deh lo Gun....Gun
Bgmn nasib seikat mawar di tanganmu
Trnyt di nunul bunda Tien rontok
Bgmn pula dgn Suni yg bgtu pede akan mendapatkan Gunawan
Penampilan udah mulai pake baju yg kurang bahan
Dada udah mulai pngn lompat kluar area
Bunda Tien ttp bikin penisirin bingitz
Bgmn kelanjutan mereka bertiga
Dgn setia kita tunggu apa kata hati bunda
Pokoknya selalu ADUHAI dan ADUHAI
Selamat hari raya Idul Fitri 1442 H bagi yang merayakannya, mohon maaf lahir dan batin. Salam sehat untuk semuanya. 🙏🥰
ReplyDeleteOohhh... kasihan gunawan bertepuk sebelah tangan...
ReplyDeleteSabaaarr sabar mas gun
Masih ada wanita baik dan cantik
Makadih bunda salam aduhsiii
Wah, Gunawan ke-ge-er-an, shg bagai bunga yg sdh layu sblm berkembang. Maturnuwun sdh cepat sekali mengawali cerita barunya, padahal msh dlm suasana lebaran. Selamat ber Idul Fitri 1442 H, Bu Tien dan juga para pembaca sekalian yg merayakannya. Semoga amal ibadah kita dalam bulan Ramadhan dan sampai hari ini, diterima Allah Swt dan dalam lindungan-NYA.Aamiin...Minal Aidin faidzin...Mohon maaf lahir dan batin.. Salam sehat dari Pondok Gede, utk semuannya...
ReplyDeletePak Mashudi selalu ADUHAI.
DeleteAamiin do'anya
Alhamdulilah MCYT 02 telah hadir. Mtrnwn Bunda Tien. Semoga sehat selalu dan salam ADUHAI
ReplyDeleteSalam ADUHAI jeng Rochmah
DeleteAku seneng dlm ceritanya mbak Tien selalu ada pesan moral untuk menghapus kasta atau derajad seseorangvkarena harta. Lanjutvmbak Tien
ReplyDeleteSalam ADUHAI pak Eko
DeleteGunawan adalah sosok laki" yg baik....
ReplyDeleteBakti pada orang tua... rajin bekerja hingga disayang bossnya....
Sampai sampai akan diambil menantu oleh bossnya....
Akan dijodohkan dg yessyta nama anaknya....
Gunawan ingin menolaknya karna merasa tak sepadan derajatnya....
Tapi akhirnya berbunga bunga....
Hingga terjadilah makan berdua....
Sudah terlanjur tangan memegang bunga....
Tiba" ada lelaki lain yg diakui Yeseyta sebagai pacarnya....
Ambyarrr....
Bagaimana sikap Gunawan pada akhirnya....
Yuk kita simak terus episode demi episode selanjutnya....
Trimakasih bunda....
Moga bunda Tien selalu dianugrahi kesehatan
Mohon maaf lahir dan batin
Tetaplah menjadi saudara....
Seduluran sak lawase.......
Salam aduhaii dari Bojonegoro.
Haha...ambyar dan ADUHAI jeng Wiwik
DeleteRasanya lama banget nunggu MCYT 02 ..
ReplyDeleteAlhamdulilah yg ditunggu akhirnya tayang juga terima kasih bu Tien..sehat selalu njih kami...setia menunggu cerita selanjutnya..
Kami sekeluarga mengucapkan selamat hari raya idul.fitri mohon maaf lahir batin kagem bu Tien sekeluarga dan pecinta cerbubg bu Tien
ADUHAI jeng Winarni
DeleteMohon maaf lahir batin dan terimakasih kagem Bu Tien ..🙏
ReplyDeleteADUHAI Djodhi
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteWah patah hati deh Gunawan
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Matur nuwun bu Tien..setelah libur lebaran akhirnya muncul juga.Kalau dari potongan kisah yang bu Tien tulis setelah JBC tamat koq akhirnya Yessy jadi istri Gunawan ya..berarti calonnya tidak disetujui bapaknya. Apakah Suni berhasil meengejar cintanya? Monggo bu Tien yang pirso..Semoga tidak ada yang tersakiti..aamiin. Sugeng Riyadi katur bu Tien..nyuwun pangapunten menawi wonten lepat .
ReplyDeleteNoor, memang ADUHAI
DeleteKirain masih libur...ternyata MCYT #02 dah tayang.....
ReplyDeleteMatur tengkiu b. Tien.
Salam sehat dari Rewwin...
Tapi hari ini libur ya cak.
ReplyDeleteTetap ADUHAI kan ?
Mbak Tien pandai sekali membuat alur cerita yang menarik.
ReplyDeleteADUHAI SIAPAKAH ANDA?
DeleteTerimakasih bunda Tien
ReplyDelete..MCYT 02 sdh hadir.
Kami sekeluarga mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri , maaf lahir ban batin Bunda.
Teriring doa semoga Bunda Tien selalu sehat dan bahagia bersama keluarga tercinta.
Salam hormat dari kota Malang njih bun..
Salam ADUHAI selalu..😊
Selalu ADUHAI Padmasari
DeleteMakasih bu Tien,selamat malam...baru selesai baca MCYT 02, sambil nunggu yg ke-3...hehehe lupa klw hari ini libur tayang..
ReplyDeleteSalam ADUHAI...Salam hangat fari Yuka Lampung Utara
Banyak ya loburnya. Maaf Yuka, salam ADUHAI
DeleteSlmt pgii mba Tien.. Smgshtsll y.. Mkshcerbung MCYT 02 nya.. Sdhmulai rame nih.. Slmseroja dan aduhai dri farida inkiriwang sukabumi🥰🥰
ReplyDeleteADUHAI Farida
ReplyDeleteSelamat pagi Mbak Tien.. salam sehat ADUHAI selalu.
ReplyDeletePagi jeng Ira.
DeleteADUHAI ya..
Semoga sehat selalu Bunda Tien. N ini yg ditunggu2 lg libur y. Bl hadir.
ReplyDeleteNanti malam ya..
DeleteBagus ceritanya..lanjut nanti malam ya
ReplyDeletenunggu tayang 03...sebentar lagi
ReplyDeletesalam aduhai mb Tien
iya sabar menanti..
ReplyDeleteYang ditunggu hadir MCYT 3 ,terimakasih bunda Tien ,sehat selalu dan terus berkarya ,salam aduhai dari Jakarta
ReplyDeleteYang ditunggu hadir MCYT 3 ,terimakasih bunda Tien ,sehat selalu dan terus berkarya ,salam aduhai dari Jakarta
ReplyDeleteNgaturaken :
ReplyDeleteSUGENG RIYADI 1 SYAWAL 1442 H.
Nyuwun ngapunten sedoyo kalepatan mbak Tien, mbok bilih wonten pangucap wios wa ingkang mboten kepareng ing penggalih. Mugi tansah sehat kuwarasan, dipun paringi kekiyatan semangat,supados mcyt sagedo tutug lancar dumugi akhir kanthi ndamel bebingah sedoyo pawartos tuwin para sederek sedaya.
Nuwun
Salam sehat
Salam Aduhai ........
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun bun....
Mugi2 tansah wilujeng sedoyo nipun...
MCYT 2.
ReplyDeleteGunawan terlanjur melambung tinggi pada janji membuat hatinya berbunga bunga. Ternyata hayalannya pupus seketika mendengar pernyataan Yessita yang ternyata sudah punya pacar.
Salam aduhai. Semoga sehat selalu dan terima kasih mbak Tien.