JANGAN BAWA CINTAKU 47
(Tien Kumalasari)
Baskoro menghentikan langkahnya, begitu mendengar teriakan Risma sambil menuding kearahnya. Dia masih menoleh kekiri dan kekanan, lalu kebelakang, berharap ada orang lain yang diteriaki kakaknya. Tapi tak ada siapa-siapa, dia masuk sendirian, dan tak ada yang mengikutinya.
Ika yang sudah tahu permasalahannya segera mendekati Risma, menurunkan tangannya yang masih mengarahkan telunjuknya kearah Baskoro.
“mBak Risma, itu bukan hantu..’
“Kalau orang sudah mati, kemudian muncul lagi, bukankah itu hantu?”
“Dia mas Baskoro. Belum pernah mati mbak.”
“Ika, mengapa kamu bisa dengan mudah dibohongi olehnya?” kata Risma berbisik.
“Masak sih mbak, dia berbohong? Saya justru heran, mengapa mbak Risma bisa tidak mengenali adik sendiri?”
“Tapi dia itu hantu.”
“mBak, hantu itu konon kakinya tidak menapak di tanah, ataupun dilantai. Coba mbak lihat, dia berjalan diatas lantai, menapak dengan mantap,” kata Ika. Lalu Baskoro menghentak-hentakkan sepatunya agak keras sehingga menimbulkan bunyi.
“Tuh kan, dia manusia biasa mbak.”
“Mengapa wajahnya mirip Baskoro?”
“Karena dia memang mas Baskoro.”
“Bukankah Baskoro sudah meninggal?”
Tiba-tiba Baskoro tak bisa menahannya lagi. Ia mendekat lalu menubruk kaki Risma, dan menangis disana.
Risma amat terkejut.
“Hei, apa yang kamu lakukan?”
“Ini semua kesalahan aku mbak, aku bersalah sehingga membuat mbak Risma seperti ini. Maafkan aku mbak,” isak Baskoro sambil terus memeluk kaki Risma.
“Mengapa dia menangis?” Risma menatap Ika dengan wajah bingung.
“Dia sedih karena mbak Risma tidak mengenalinya.”
“Tapi dia sudah meninggal..”
“Tidak mbak, dulu itu mas Baskoro hanya pura-pura meninggal,” akhirnya Ika menemukan kata-kata untuk membujuk Risma.
“Pura-pura meninggal?”
“Benar, pura-pura meninggal, tapi sebenarnya dia pergi,” Ika melanjutkan cerita karangannya.
“Entah mbak Risma ingat atau tidak. Pada suatu hari, mbak Risma memarahi dia, karena dia berhubungan dengan seorang tukang sayur.”
Mata Risma berkejap-kejap.
“Mas Baskoro pergi dari rumah, lalu menjadi penjual roti keliling,” tuh kan, sebenarnya nggak nyambung ya, tapi ucapan yang pertama sebenarnya hanya untuk pengalihkan perhatian Risma dari ingatan tentang Baskoro yang sudah meninggal, dan itu berhasil. Risma kemudian mencoba mengingat-ingat tentang kemarahannya kepada Baskoro, karena hubungannya dengan seorang tukang sayur.
“Itu karena ada yang memfitnah si tukang sayur itu. Dia sebenarnya wanita yang baik,” gumam Risma seperti kepada dirinya sendiri.
Ika hampir bersorak karena berhasil membuat Risma mengingat sesuatu.
“Apakah mbak Risma tahu, tukang sayur itu adalah aku?”
Risma menatap Ika masih dengan mata yang berkejap-kejap.
“Kamu ya? Kamu tukang sayur itu?”
Ika mengangguk. Senyumnya mengembang. Baskoro mengangkat wajahnya yang kuyup oleh air mata.
“Tunggu, mengapa kamu membuat kakiku basah?”
“mBak Risma, tatap aku baik-baik, aku Baskoro adikmu, yang pergi karena mbak memarahi aku. mBak tidak sadar bahwa seseorang telah memfitnah tukang sayur itu,” kata Baskoro dengan suara serak.
Risma memejamkan matanya.
“Siapa yang bunuh diri waktu itu?”
“Aku mbak, di Amerika, tapi aku tidak mati, aku masih hidup sampai sekarang.”
“Mengapa aku sendirian?”
“Itu kejadian yang berbeda. Bertahun-tahun lewat. Lalu aku bertemu tukang sayur dan jatuh cinta. mBak memarahi aku, lalu aku pergi. mBak mengirim aku pesan WA, tapi aku menjawabnya sambil bercanda sehingga mbak tetap tidak tahu bahwa mbak sudah berhubungan dengan aku melalui pesan-pesan itu.”
“Pesan singkat.. pesan singkat..”
“Ya, mbak ingat bukan?”
“Ini seperti melompat-lompat.”
“Baiklah, pelan-pelan. Sebaiknya dimulai dari mana ya. O, dari mbak Risma memarahi mas Baskoro, lalu mas Baskoro pergi. mBak ingat tidak?” kata Ika.
“Yang bunuh diri itu..”
“Tidak. Lupakan masalah bunuh diri itu. Kejadiannya sudah lama sekali. Mas Baskoro punya nyawa rangkap, sehingga biar mencoba bunuh diri tapi dia masih tetap hidup,” kata Ika lebih bersemangat.
Risma tampak mengangguk-angguk. Dipandanginya Baskoro yang masih berdiri didekat kakinya.
“Itu sudah lewat. Bertahun-tahun lewat.”
“Kejadian yang membuat mbak Risma berpisah dengan mas Baskoro, adalah ketika mbak Risma memarahi mas Baskoro itu.”
“Karena si tukang sayur itu ya?” gumam Risma.
“mBak ingat Rina ?” sambung Baskoro yang sedikit lega karena Risma mau mendengarkan apa yang dikatakan Ika.
“Rina.. aku benci Rina. Dia yang membuat Baskoro bunuh diri.”
“Tidak, bukan itu, itu kejadian yang sudah lewat. Sudah bertahun-tahun lewat. Ada kejadian baru seperti yang tadi saya katakan.”
“Tapi aku kurang suka sama Rina. Dia itu.. haaa.. benar, aku marah karena dia. Dia memfitnah tukang sayur itu. Kenapa ya, apa dia masih suka sama Baskoro?”
“mBak sudah ingat kan?” kata Baskoro lebih bersemangat lagi. Ia kemudian melangkah mendekati Risma, tepat disampingnya. Ika beringsut kebelakang.
“Aku merasa bersalah karena kemudian aku pergi meninggalkan mbak Risma. Berbulan-bulan.”
“Siapa tukang roti, tadi aku mendengar ada cerita tentang tukang roti.. “
“Akulah tukang roti. Aku tidak pergi kemana-mana. Aku menyuruh orang membuat roti, lalu aku menjajakannya keliling kota.”
“Apa kamu pergi tanpa membawa uang?”
Ika benar-benar merasa lega. Ia duduk di sebuah kursi yang ada didekat ranjang Risma, hanya mendengarkan Baskoro bicara dengan kakaknya. Baskoro menceritakan apa yang dilakukannya setelah pergi meninggalkannya. Bicaranya masih terkadang meloncat-loncat, tapi setidaknya tidak lagi menolak Baskoro yang semula dianggapnya hantu.
“Jadi kamu benar adikku? Kamu sudah kembali?”
Ika mengusap air matanya ketika melihat Risma berpelukan dengan Baskoro sambil bertangisan.
***
Sore hari itu Ika kembali bersama Dian dan Dina dengan diantar Broto. Ika yang meminta, supaya Baskoro bisa bicara lebih banyak dengan kakaknya. Ika yakin bahwa sehari atau dua hari lagi Risma sudah pulih dan boleh keluar dari rumah sakit.
“mBak Ika hebat, karena kedatangan mbak Ika lah Risma bisa pulih,” kata Broto didalam pesawat yang membawa mereka kembali.
“Jangan terlalu memuji saya mas, bukan saya yang melakukannya, tapi mas Baskoro sendiri. Tangisan dia, telah membuka hati mbak Risma, sehingga mau mendengarkan apa yang kami katakan.”
“Benar, tapi tanpa mbak Ika, nyatanya Risma belum bisa mengingat Baskoro kembali.
“Ada saat dimana sesuatu harus berakhir,” kata Ika merendah.
“Yang paling jelas adalah mas Broto yang selalu mendampingi mbak Risma, dan memberinya semangat tanpa mengenal lelah.”
“Sesungguhnya dulu kami memang pernah dekat.”
“Saya pernah mendengarnya. Dan semoga waktu akan mempertemukan kembali sebagai pasangan yang tak terpisahkan,” kata Ika.
Broto tersenyum.
“Saya tidak tahu, apa Risma masih menginginkan saya lagi. Sejauh ini kami hanya bersahabat.
“Itu karena mbak Risma belum lama kehilangan suami.”
Broto mengangguk.
“Mungkin..”
“Semoga mbak Risma bisa segera menemukan kebahagiaannya lagi disamping mas Broto.
“Saya kira Risma justru akan memikirkan Baskoro terlebih dulu.”
“Maksudnya?”
“Baskoro sudah bercerita banyak tentang mbak Ika. Saya bersyukur, Baskoro seorang laki-laki yang baik. Dia rela bersusah payah menjadi tukang roti hanya karena ingin merebut cinta mbak Ika.”
Ika tersenyum lebar. Sungguh dia merasa geli kalau mengingat apa yang telah dilakukan Baskoro. Berbulah bulan menjadi penyetor roti untuk dagangannya, dan dia tak sadar bahwa tukang roti itu adalah Baskoro.
“Terkadang saya ingin tertawa. Mas Baskoro bisa melakukan hal sekonyol itu.”
“Dia memang konyol. Dan satu yang aku ketahui dari dia, dia tak akan pernah berhenti meraih apa yang diinginkannya.”
Ika menggeleng-gelengkan kepalanya. Karena kekonyolan itulah maka dia bisa jatuh cinta.
***
Pagi itu Ika belum berjualan. Pagi-pagi menyiapkan sarapan untuk Dina dan Dian, lalu mengantarkan keduanya ke sekolah masing-masing.
Ketika sampai dirumah Leo sudah menunggunya di teras.
“Ternyata aku terlambat. Sedianya aku mau menjemput Dina dan Dian untuk aku antarkan ke sekolah, ternyata kamu sudah lebih dulu melakukannya.”
“Maaf belum sempat mengabari kalau kami sudah kembali. Begitu sampai lalu menunggui anak-anak belajar. Pasti mereka juga capek.”
“Aku sudah tahu, karena Baskoro sudah menelpon aku. Bukankah kalian diantar mas Broto?”
“Iya, karena mas Baskoro harus selalu dekat dengan kakaknya.”
“Aku senang, kata Baskoro, mbak Risma sudah semakin baik.”
“Ya, sykurlah. Bagaimana keadaan bu Rina ?”
“Masih harus dirawat. Dia dan bayinya baik-baik saja, tapi setelahnya Rina tidak boleh terlalu banyak beraktifitas. Kandungannya lemah, harus selalu diawasi.”
“Sedianya aku akan membezoek setelah memasak.”
“Nanti aku samperin.”
“Tidak usah Leo, aku akan berangkat sendiri saja. Lagi pula aku harus menjemput Dina dan Dian juga, karena tadi Dian tidak membawa sepeda.
“Biar aku saja yang menjemputnya, lalu aku ajak makan siang sekalian, kalau kamu jadi membezoek Rina, tidak usah tergesa-gesa.”
“Baiklah kalau begitu, terimakasih banyak.”
“Aku minta ma’af karena harus menitipkan Dina sampai beberapa hari mendatang, karena Rina masih harus dirawat. Semoga bisa segera pulang, sehingga aku bisa menjemput Dina. Sungkan merepotkan kamu terus.”
“Tidak apa-apa. Mereka senang bisa belajar bersama. Jangan memikirkan Dina dulu, bu Rina butuh perhatian kamu.”
“Benar, Ika, terimakasih banyak.”
***
Sebulan telah lewat, Rina sudah kembali kerumah, dan ibunya selalu mendampinginya. Baskoro juga sudah mengabari bahwa Risma sudah pulang kerumah dan sangat bersemangat ingin segera melamarnya,
Ika berdebar mendengarnya. Sungguh dia tak pernah mimpi akan benar-benar menemukan pendamping seperti Baskoro.
Dan benar, Risma bersama kerabatnya pada suatu hari datang untuk melamar. Yang lucu adalah, dari pihak Ika, keluarganya adalah Leo dan Rina, serta pak Kartiman bersama isteri, dan Broto.
Rupanya Ika tidak sendiri. Banyak cinta disekelilingnya. Tapi Ika menolak ketika Risma ingin mengadakan pesta yang besar-besaran.
“Ika, aku mohon jangan menolak ya, itu adalah ungkapan bahagia aku karena Baskoro sudah menemukan jodohnya.”
“Tapi apakah pesta pora itu perlu mbak?”
“Bukan pesta poranya Ika. Kita juga akan berbagi. Baskoro tidak hanya mengundang rekan-rekan bisnisnya, tapi juga beberapa Yayasan yatim piatu dikota ini, agar bisa ikut berbahagia dan mendapatkan santunan yang akan kami persiapkan.”
Ika yang semula menolak, tak bisa berbuat banyak karena Baskoro juga membujuknya.
***
Dan pesta itu benar-benar digelar. Broto dan Risma, Leo dan Rina, menjadi pengganti orang tua kedua mempelai. Sebenarnya Ika sudah mengingatkan, takut Rina kecapekan, mengingat kandungannya yang sudah menginjak delapan bulan. Tapi Rina menolak, alasannya hanya duduk, tak akan membuatnya lelah.
Dina dan Dian yang membawa kipas untuk mengipasi pengantin, sangat bersemangat memakai pakaian Jawa yang membuat yang hadir tertawa karena Dina yang kemayu dan menawan selalu membuat ulah yang lucu-lucu. Seperti menggoda pengantin, dan mengajak Dian bertukar tempat duduk dengan polahnya yang menggemaskan.
Tapi yang paling menarik adalah sepasang pengantin yang benar-benar mempesona. Ganteng dan cantik, bak prabu Rama dan Dewi Sinta, kata beberapa yang hadir.
“Bukan, itu seperti Harjuna dan Dewi Sembadra,” kata yang lainnya.
Tapi dibalik kemeriahan dan kebahagiaan sepasang pengantin itu, Rina yang tampaknya hanya duduk mulai kelelahan. Keringat membasahi dahi dan sekujur tubuhnya. Dan Rina tiba-tiba merasa lemas. Dia yang semula masih kuat menahannya, kemudian menyentuh lengan suaminya, yang sangat terkejut melihat wajah isterinya pucat pasi.
Leo beranjak berdiri lalu menuntun isterinya kebelakang. Ika yang melihatnya juga merasa cemas, tapi tak bisa berbuat banyak karena tamu-tamu sedang menyalaminya.
Leo menyuruh isterinya berganti pakaian lalu melarikannya ke rumah sakit.
***
Malam itu Ika tak bisa tenang. Ia menghawatirkan Rina yang katanya sudah dilarikan ke rumah sakit. Baskoro yang menghubungi Leo mendapat jawaban bahwa bayi yang dikandung Rina sudah langsung dioperasi.
“Padahal belum saatnya bukan?” kata Ika khawatir.
“Sudah delapan bulan lebih. Memang belum saatnya, tapi kata Leo memang harus segera dilahirkan karena kondisi Rina yang lemah.”
“Bagaimana keadaan bayi dan ibunya?”
“Baik-baik saja, cuma bayinya harus masuk inkubator. Mungkin tidak bisa segera dibawa pulang.”
“Ya ampun, tapi syukurlah, aku senang semuanya selamat. Kok jadi ingin segera membezoek ya mas.”
“Besok kita akan ke rumah sakit. Sekarang malam ini adalah malam kita, jadi jangan memikirkan yang lain selain kita,” kata Baskoro sambil tersenyum.
“Iih, egois..” gumam Ika sambil mengurai rambutnya yang semula disanggul dengan berbagai hiasan yang terasa berat.
“Ternyata rambutmu panjang ya.”
“Iya, sayang kalau harus dipotong. TapI ya itu, kalau dandan harus lebih lama.”
“Tidak apa-apa, nanti aku bantu menyisir rambut kamu.”
“Seperti nggak punya pekerjaan saja.”
“Membantu mendandani isteri juga termasuk pekarjaan suami.”
“Ngarang ah.”
Alangkah indahnya ketika cinta telah berlabuh. Alangkah indahnya ketika biduk yang dikayuh telah tiba disebuah muara. Muara yang indah, seperti selalu diimpikannya.
***
“Mas Diaaan.. lihat, adik kita perempuan.”
“Iya, cantik seperti kamu.”
“Aku mau bilang sama bapak, dia harus diberi nama Dita.”
Dian dan Dina tertawa-tawa bersama.
“Itu kan mau kamu. Mana mungkin bapak dan ibu kamu mau menurut sama usulan kamu.”
“Kan bagus mas, Aku.. Dina.. kakak aku.. Dian.. adik aku.. Dita.”
“Dian, Dina, Dita, pasti bapak sama ibu suka.”
“Ya sudah, terserah kamu saja. Kan kamu yang punya adik.”
“Lho, mas Dian bagaimana, kata bapak, itu juga adiknya mas Dian.”
Dian hanya tersenyum. Sesungguhnya dia sedih, karena setelah kenaikan kelas nanti, Baskoro akan memboyong ibunya ke Jakarta. Pasti dia juga akan ikut serta. Baskoro sudah mengurus kepindahan sekolah Dian, dan mencarikan sekolah baru di Jakarta.
“Nanti kita akan bergantian menggendongnya,” celoten Dina lagi. Dian lagi-lagi hanya tersenyum. Ia belum ingin mengatakan bakal kepergiannya ke Jakarta nanti. Takutnya Dina akan berteriak-teriak memprotesnya.
***
Dan hari itu benar-benar tiba. Leo dan isterinya mengantarkan kepergian Baskoro dan isterinya bersama Dian pastinya.
Ada sesuatu yang tersekat di kerongkongan, ketika menyadari bahwa dia akan berpisah dengan Dian.
Menunggu Baskoro yang sedang check in, Leo terus saja memeluk Dian. Dina menggelendot disampingnya. Tak bisa menyembunyukan kesedihan diantara mereka.
“Apakah mas Dian tidak akan datang lagi kemari?”
“Pasti akan datang kemari Dina, kalau liburan, misalnya, ya kan Dian?”
“Mas Dian akan sering datang kemari, jangan sedih,” kata Dian. Sementara sesungguhnya dia juga sedih.
“Benar ?”
Dian mengangguk dan keduanya berangkulan. Leo hampir menitikkan air mata melihat ulah kedua anak itu.
Saat berpisah itu tiba, Baskoro kemudian memeluk Leo erat-erat.
“Jangan khawatir, aku akan menjaga Dian,” bisik Baskoro di telinga Leo.
Leo hanya mengangguk. Tak sempat mengucapkan terimakasih karena suaranya seperti tersekat di tenggorokan. Ada jerit yang tak sempat terdengar, yang sesungguhnya ada didalam hati Leo.
“Jangan bawa cintaku.”
Lalu dia hanya bisa melambaikan tangannya, ketika dari kejauhan melihat pesawat yang ditumpangi Dian mengudara, menjauh, dan tak tampak lagi karena ditelan mega.
***
T A M A T.
Seorang perempuan cantik menatap sepasang sejoli yang memasuki rumahnya sambil bergandengan tangan.
“Yessy, bagaimanapun kamu harus menerima dia dirumah ini. Dia juga isteri aku.”
Yessyta menahan gejolak batinnya. Toh dia sudah merelakannya.
Tunggu kisahnya, dalam episode MENGAIS CINTA YANG TERSERAK.
Salam ADUHAIIIIII ...
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien atas hadirnya JBC 47.
Salam hangat kami dari Yogya.
yahhh kalah dg pak Yowa selamat pak...sehat slalu
DeletePak Yo .. nginceng sendiri.... 😀😀😀
DeleteSelamat Mas Yowa....Juara 1
DeleteSelamat buat pa Yowa number one...
DeleteSugeng ndalu Bu Tien
Natur nuwun.
Selamat pak Yowa Wia
Deleteterimakasih bu Tien JBC #47 sudah tayang n slalu penuh kejutan..
ReplyDeletesmoga kejutannya menyenangkan kita
smoga Ibu Tien Slalu sehat bersama keluarga
Salam aduhaiii dr Semarang 🤩
ADUHAI
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC 47 sdh hadir
ReplyDelete✨Kejora Pagi ✨
ReplyDeleteHai••• Hai••• Aduhai ••••,JBC 47 hadir,salam hangat dr JKT ,tuk bunda Tien
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien..
ReplyDeleteWaah sdh tayang
ReplyDeleteNo3commmrtxa
ReplyDeleteMatur nuwun mbk Tien,JBC 47 telah hadir
ReplyDelete..🙏
Salam sehat selalu njih mbk dan semakin ADUHAI...
Mengapa mBak Risma tidak percaya dan masih saja berangan kalau mas Baskoro sudah tiada, hilangkan lah angan mbak Risma lihatlah dengan cermat itu memang mas Baskoro sungguhan, janganlah berangan tentang khayalan mBak.. lihatlah kenyataan mbak ..
ReplyDeleteTerimakasih mBak ayu Tien JBC yang ke empat puluh tujuh sudah tayang.
Sehat sehat selalu doaku, sejahtera bahagia bersama keluarga tercinta
Wow gojak gajek arep terus apa mandeg, dadi suweee tukule
DeleteHa ha ha ... ADUHAI ....
Alhamdulilah
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC Eps 47 sudah terbit, terimakasih banyak mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam bahagia sejahtera dari Karang Tengah Tangerang.
Selamat tayang JBC-47 Bu Tien.
ReplyDeleteAlhamdulillah....terimakasih Bunda Tien😍😍😍
ReplyDeleteHadir
ReplyDeleteBaru 1 memit
ReplyDeleteSdh 15
Ha ha ha
Suwun..JBC 47 ....salam aduhai
ReplyDeleteHehe bukak blog baru no 2 tulis hehehe comment no3 begitu dikirim wis luwih commment ke 10 asyik yo nunggu jbc 47 matur nuwum ibu tien k
ReplyDeleteSuwun bu Tien....
ReplyDeleteSelamat malam mb.tien, terimakasih JBC 47 SDH tayang,Sugeng istirahat, salam aduhai.
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC 47 yg ditunggu tunggu sudah tayang...sueun mb Tien sehatbselaly . salam aduhai
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna ,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Hongkong, perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Matur nuwun Bu Tien, punika bahan koreksinipun:
Delete1. “Masak sih mbak, die berbohong?
# “Masak sih mbak, dia berbohong? #
2. “Kejadian yang membuat mbak Risma berpisah dengan mas Baroto, adalah ketika mbak Risma memarahi mas Baskoro itu.”
# “Kejadian yang membuat mbak Risma berpisah dengan mas Baskoro, adalah ketika mbak Risma memarahi mas Baskoro itu.” #
3. “Saya tidak tahu, apa Risma masih menginginkan saya lagi. Sejauh ini kami hanya bersahabat.
# “Saya tidak tahu, apa Risma masih menginginkan saya lagi. Sejauh ini kami hanya bersahabat".#
Kurang tanda petik akhir.
4. Berbulah bulan menjadi penyetor roti untuk dagangannya, dan dia tak sadar bahwa tukang roti itu adalah Baskoro.
# Berbulan-bulan menjadi penyetor roti untuk dagangannya, dan dia tak sadar bahwa tukang roti itu adalah Baskoro.#
5. Ketika sampai dirumah Leo sudah menunggunya di teras.
#Ketika sampai di rumah, Leo sudah menunggunya di teras.#
6. “Membantu mendandani isteri juga termasuk pekarjaan suami.”
# “Membantu mendandani isteri juga termasuk pekerjaan suami.”#
7. “Nanti kita akan bergantian menggendongnya,” celoten Dina lagi. Dian lagi-lagi hanya tersenyum.
# “Nanti kita akan bergantian menggendongnya,” celoteh Dina lagi. Dian lagi-lagi hanya tersenyum.
Matur nuwun sanget Bu Tien, tak kira diakhiri diepisode Risma dan Broto menikah.....ternyata yang kehilangan cintanya Leo....karena Dian dibawa ke Jakarta dan sekali-lagi akan juga terbang ke Amrik....pasti suatu saat Bu Tien akan mengemasnya dalam satu rangkaian kata-2 yang ADUHAI, yakinlah itu.....bu Tien gito lohhhh .....
Iyo mas Djoko.... Aku jg kecelek tak kiro sing kelangan cinta Ika jebul Leo yo.... Mbak Tien pancen wasis tenan.... Semoga senantiasa sehat mbak.... Kutunggu episode2 yg lainnya
DeleteDoaku selalu kagem mbak Tien sekeluarga.... Salam sayang nan Aduhai dr Surabaya ❤️😘😍👍
Rintooo.... Hooi kapan nraktir bakso
DeleteDuuuh.. malah ngilang ki piye jaaal..,🤔🤔
Siiip.,..
ReplyDeleteTerima kasih.
Tambah gemeeeeezzz
Selamat Malam ibu Tien
Semoga sehat selalu.
Blum slsai baca mata tggl 5 watt
ReplyDeleteBobuk dulu ah
Bsk lanjut hbs sahur
Biar lbh ADUHAI
Moga bunda Tien ttp sehat
Yg pntg Risma dah safar Alhamdulillah
Alhamdulillah jbc 47 dah tayang. Makasih bu tien. Semoga bu tien selalu. Aamiin
ReplyDeleteWiiih....penontonnya sdh penuh
ReplyDeleteTak nonton di parkiran ajalah...😂😂
JBC 47 HADIR ..TRIM BU Tien ..sehat selalu..
ReplyDeleteTamat....😇😇Terimakasih Bunda,sehat sll...karyamu kami tunggu❤️❤️❤️
ReplyDeleteAlhamdulilah sdh tayang
ReplyDeleteAlhamdulillah... happy ending as always... terima kasih bu...
ReplyDeleteBtw cerita baru kayaknya ter inspirasi dari pak Rinto nih... hayo pak Rinto komen nya di tunggu...
Iya jeng dokter.... Rinto kudune nraktir aku bakso semangkok... Laah..malah ngilang.... Ayoo mbalik... Wes to ojok kuatir mengko ganti aku sing nraktir
DeleteAduhai
ReplyDeleteTerimakasih Bu Tien
Terima kasih mbak Tien.
ReplyDeleteAduhaaii ... Waaoooow .... senaaaang ... haruuu ... ternyata JBC adalah kata hati Leo .. kirain Ika .. salah duga .. . Siiip, keren ceritanya mbak Tien ..
ReplyDeleteDulu waktu awal, Ika juga pernah bilang begitu loh pak pri...
DeleteAlhamdulilaah.. sdh tamat & happy ending..
ReplyDeleteAduhaii sekali bunda kita ini yaa..
Salam sehat & semoga bunda Tien bahagia selalu dg penuh berkah..
Aamiin..
Terima kasih mbak Tien, ternyata bukan Ika yang menyatakan
ReplyDeleteJANGAN BAWA CINTAKU
Tetapi malah Leo ( sediiih ....)
Tapi apapun itu, tetap Aduhai .....
Salam aduhai , sampai ketemu dicerita berikutnya .........
Tidak ada yg menduga kalau JBC itu suara hati Leo....
DeleteBerarti cinta Leo ke Ika itu tulus apalagi ada Dian....
Alhamdulillah tamaat.. happy ending..
ReplyDeleteNahhh cerita selanjutnya.. untuk yg kepengen poligami... 😀😀😀
Mbak Tien luar biasa. Saya gagal menebak karena saya pikir sebelumnya bahwa jangan bawa cintaku itu suara Ika ternyata itu jeritan Leo.
ReplyDeleteTulisan mbak Tien tidak ada yang pakai PoV. Ini membuktikan bahwa mbak Tien seorang penulis professional.
Kalau pakai pov, cerita berasa bolak balik
DeleteSukaaa
ReplyDeleteMakasih b. Tien
Salam aduhai
Mksh mb Tien. Happy Ending.
ReplyDeleteJbc 47 sdh hadir dan tamat dg kebahagiaan Ika dan Baskoro. Risma pastinya berjodoh dg Broto di kisah yg lainnya. Leo dan Rina berbahagia dg Dina dan Dita? Happy end jbc berakhir di hari Jumat barokah, 07 Mei 2021. Slm seroja utk mb Tien dan para pctk kejora pagi... Slmt dtg serial baru Mengais Cinta Yang Terserak bsk mlmkah mb Tien?🙏🤗
ReplyDeleteMatur nuwun mbak tien-ku, jbc-tamat sudah tayang.
ReplyDeleteSudah lega setelah tahu endingnya, sesuai keinginan juga.
Terus menunggu cerbung berikutnya, sepertinya langsung bojo loro.
Kunanti dengan sabar karya mbak Tien tiap hari.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.
Hadiah terindah 07mei dengan kebahagiaan Ika dan Baskoro.
DeleteAlhamdulillah.
Jbc 47 the end dan lego puas seneng karena budi luhurxa bu tien k tidak ingin membuat pembaca sedih dan akhir cerita jbc adalah happy ending good good good tenan ora sio2 moco lan balapan commment belum pernah menang hanya 2x juara ke 20 commment tercepat ke 20 hehehe puas puas deh
ReplyDelete20 sdh puas? Tumbuhkan mental juara. Ayo raih no 1. Masih ada besok lagi ya, ditunggu komentnya nangkring di atas.
DeleteAduhai JBC akirnya tamat jg .
ReplyDeleteTks banyak mbak Tien atas JBC yg happy ending.
Ditunggu Mengais Cinta Yg Terserak nya.
Salam Aduhai dr Tegal.
Waduh sdh tamat dan endingnya bagus
ReplyDeleteTerima kasih jeng tien
Salam sehat tetap jaga kesehatan
Akhirnya mereka semua berbahagia...
ReplyDeleteTapi ada juga sedihnya, Dian harus jauh dari kel Leo...
Selamat Ika n Baskoro sdh bersatu menjadi keluarga baru yg berbahagia
Bagaimana kisah selanjutnya....
Kita tunggu cerbung baru karya bunda Tien yang tentunya selalu ADUHAI
Alhamdulillah JBC 47 sdh hadir
ReplyDeleteTamat dan happy ending..
ADUHAI..ADUHAI..senangnya
Terima kasih Bu Tien, semoga sehat dan sukses selalu
Salam hangat dari Bekasi
JBC 47 ternyata kisah akhir drperjalan cinta Leo dan Ika. Dari prediksi awal saya yg ingin mempertahan cintanya agar jangan dibawa Ika ternyata ending nya yg kehilangan Leo.
ReplyDeleteAlhamdulilah di malam Romadhon ke 26 di tahun 1442 H. JBC sudah berakhir alias TAMAT.
Kami selalu menunggu untuk kisah2 dari M Tien. Semoga M Tien selalu terus berkarya untuk orang banyak, sehat selalu dan bahagia dunia akherat. Salam ADUHAIIII......
Alhamdulillah JBC 47 EPISON terahkir ada yg baru.sehat2 selalubu bu Tien ?salam aduhai mohon maaf lahir dan batin ...u semua
ReplyDeleteJbc 47 suwwe buanget ra njedhul2.
ReplyDeleteNganti keturon.
Mohon maaf lahir dan bathin untuk semua penggenar KPTK 22.
ReplyDeleteMakasih Bunda JBC 47 dah tayang, selalu menarik dan bikin penasaran.Sukses selalu!!!
ReplyDeleteMet malam dan met istirahat.Sehat selalu dan terus berkarya
TERIMA KASIH Bunda Tien. Alhamdulillah happy ending. Sesuai harapan para pembaca. Horeeeeee... Kembang Api kebahagiaan dalam hayalan pun menyemarakan benak ini.
ReplyDeleteSemoga Bunda Tien senantiasa selalu sehat wal'afiat. Kami tak sabar menunggu Cerita berikut-nya, Bundaaa...
Sudah tamat dg kebahagiaan Yanti><bas saya kecelek sayapikir Ika yg bersuara JBC, tahuny Leo.
ReplyDeleteTetap menunggu kelanjutannya, dg sabar. Aduhai MB.tidn tetap berharap bojo loro
Matur nuwun Ibu Tien..perjalanan JBC sudah sampai di terminàl terakhir..happy ending
ReplyDeleteMugi Ibu tansah sehat, terus berkarya untuk kita semua..Aamiin YRA..Salam aduhai dari Tangsel
Terima kasih bunda.....
ReplyDeleteTerima kasih bunda JBC nya
ReplyDeleteCinta telah berlabuh di muaranya. JBC 47..
ReplyDeleteMeskipun jalan yang dilalui berkerikil namun menuju aspal yang sangat licin dan halus. Dan semuanya terasa Indah pada akhirnya.
Begituĺah hidup tidak selalu manis kadang pahit dan semua harus ditelan dengan ikhlas agar semuanya nyaman dilalui. Salam aduhai semoga mbak Tien sehat dan bahavia selalu. Terima kasih telah memberikan tambahan warna kehidupan dalam cerita JBC mengulas dengan indah makna kehidupan tak lupa menyisipkan pesan moral dan etika dalam bersosialisasi. Mengingat sendiri kehidupan pribadi, sedari kecil kami juga di haruskan melayani tamu yang datang ke rumah dengan cepat menyuguhi minuman teh.
Semoga saya masih bisa mendapatkan cerita yang baik pada kisah yang lain.
Memang "ada saat dimana sesuatu harus berakhir"...😥
ReplyDeleteMatur nuwun bunda Tien JBC47 membawa akhir yang bahagia...☺
Akhir yang selalu ADUHAI...🙏
Alhamdulillah JBC47 tammat. Matur suwun sanget Bu Tien...kita tunggu saja Cerbung Baru moga2 msh ada hubungannya dgn Dian,Dina & Dita..he..he... Salam ADUHAI.
ReplyDeleteAkhirnya...the and...😍🤗
ReplyDeleteTinggl nunggu k8sah berikutnyaa...pasti seruu jg nihh
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien JBC 47 sdh tayang... ikutan happy atas kebahagiaan Ika & Baskoro.
ReplyDeleteSehat selalu bunda Tien..
Salam aduhai....
Matur nuwun mbak Tien.. sungguh akhir yang indah.
ReplyDeleteMatur nuwun... Mbak tien. Akhirnya Ika bahagia... Smg mbak tien srhat selalu dan salam aduhai
ReplyDeleteAduhai Mbak Tien ... JBC 47 ( happy ending ) sdh tayang ... Seru ceritanya Mbak Tien ... Ika n Baskoro lagi bahagia ber bunga2 ... Terima kasih Mbak Tien Kumalasari ... Cerbung / cerpennya bagus2 ... Kalau boleh tau ,dimana kami bisa dapat buku2nya ... Tempo hari saya cari di Gramedia n Gunung Agung tapi gak ada .. Salam sehat n sukses sll Mbak Tien ... ADUHAI
ReplyDeleteAda di saya, jeng Enny. Silahkan japri
Delete082226322364
ADUHAI
Tksh Mbak Tien ... Nanti saya japri... Sekalian judul buku2nya ... Wassalam
DeleteAlhamdulillah akhirnya tamat sudah JBC nya
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien Cerbungnya yang mempesona ini
Semoga bunfa Tien selalu sehat walafiat aamiin
Salam SEHAT dan AFUHAIII.......
Alkhamdulillah aamiin episod terakhir bahagia😀😀kesuwun u Tien sehat2 n bahagia selalu,masih ditunggu karya2 berikutnya🙏🙏🙏
ReplyDeleteSenang akhirnya Baskoro menikah dengan Ika..sama 2 menemukan kebahagiaannya
ReplyDeleteSmg Broto dan Risma juga demikian...apa ada lanjutan cerita untuk mereka bu Tin..?
Wah Aduhai sekali
Sugeng Sahur..
Berakhir di episode 47, pasangan satunya, Broto dan Risma di hanger.... (Gantungan baju) Kemasan yang cantik mb. Tien. Salam, Umi Iswardono
ReplyDeleteTerima kasih ibu Tien 🤗
ReplyDeleteSehat selalu dan selalu aduhai 🥰🙏
Akhirnya semua endingnya bahagia...
ReplyDeleteTrims ceritanya bu tien salam aduhaiiii
Akhirnya ...Ika menemukan kebahagiaan.
ReplyDeleteMatur nuwun. Mbak Tien.
Salam sehat dari kota kretek, Kudus.
yeeee happy ending selalu...bikin bahagia cerbungnya bu Tien mah. suwun Bu Tien
ReplyDeleteTerima kasih JBC berakhir dengan happy ending. Semoga rumah tangga Ika dan Baskoro, Leo dan Rina serta Risma dan Broto aman, tentram, damai dan aduhai..
ReplyDeleteAlhamdulillah...happy ending ❤️❤️❤️
ReplyDeleteMatur nuwun mb Tien 🙏🙏🙏
Ditunggu kisah yessyta dalam MENGAIS CINTA YG TERSERAK ....pasti lebih ADUHAI, salam sehat dr Kediri ☺☺☺
Sehat dan ADUHAI jeng Yuli
DeleteAkhirnya Ika si tukang sayur menemui kebahagiaannya
ReplyDeleteDinikahi Baskoro si tukang roti.
Walau dg jln yg berliku, akhirnya Ika dan anaknya menemui kebahagiaan dan diboyong ke Jakarta.
Cinta memang unik....
Benci dan cinta tu beda tipis....
Ika yg dulunya sangat mencintai Leo bisa berubah jadi membencinya disaat dia hrs berjuang melahirkan dan membesarkan anaknya sendiri....
Baskoro yg dulu sangat mencintai Rina berubah jadi benci disaat Rina tega memfitnah Ika....
Tapi yg lebih unik lagi disaat Ika dan Baskoro mengikat janji suci justru Leo dan Rina lah yg tampil mewakili sebagai keluarga disamping bapak dan ibi Kartiman juga Broto.
Smg rumah tangga Ika dan Baskoro sll dianugrahi keberkahan.
Dan smg Risma dan Broto segra menyusul.
Akhirnya Dian mempunyai seorang ayah.
Tentu Leo merasa Lega Ika dinikahi seorang yg tepat yg akan mencintai Dian bagai anaknya sendiri.
Walau sebenarnya dihatinya ada tangis yg menjerit pilu yg menyuarakan JANGAN BAWA CINTAKU.
Trimakasih bunda Tien yg selama 47episode berhasil membawa kita harap" cemas menantikan Ika dan si ganteng Baskoro. Tentu tdk ketinggalan pula Leo,Rina,Risma dan Broto.
Kami siap menantikan karya bunda Tien berikutnya yg tentu lebih mengharu biru.
Salam sehat dan aduhaii dari Bojonegoro.
Dina gak disebut. Murni apalg. pelanggan setia ika. Ih... jahat deh.
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteAkhirnya semua bahagia walau ada sedikit kesedihan Leo. Makasih mba Tien.Ditunggu cerbung barunya mba. Salam aduhai
ReplyDeleteSedih tapi ADUHSI kan ?
DeleteVeni meiliana palembang
ReplyDeleteSalama hangat utk ibu Tien terimakasih cerita jbc nya sangat menawan
Slmt pagiii mba Tien.. Trimakasih jbc nya yg akhirnya tamay dgn kebahagiaan ika dan baskoro.. Yerakhirsedih dan bahagia perpisahan unk sementara antata adik kk dian dan dina.. Smgdian tahu siapa ayah yg sbnrnya.. Sekalulgii mksh mba tien.. Smgcerbung berikutnya lanjutan dri jbc y mba... Slmseroja dan aduhai dri skbmi.. Smgmba tien tetap sehat dan semangat.. Muuaahh🥰🥰😍😍😘😘
ReplyDeleteSehat dan semangat yang ADUHAI,Farida
DeleteAlhamdulillah akhirnya lka menemukan kebahagiaan nya bersama Baskoro.. Terimakasih bunda Tien🙏❤️
ReplyDeleteADUHAI jeng Lily
DeleteAlhamdulillah. Terima kasih mbak Tirn, akhirnya happy ending. Ditunggu cerbung selanjutnya.
ReplyDeleteADUHAI jeng Dewi
DeleteAlhamdulillah JBC berakhir bahagia, tapi tetep aja ada yang galau...
ReplyDeleteMakasih bu Tien, ditunggu cerita selanjutnya MCYT(Mengais Cinta Yang Terserak).
Salam hangat, salam sehat, salam ADUHAI
...dari "Yuka" Lampung Utara.🙏
ADUHAI Yuka, edit profilmu ya
DeleteYuka LamUt......
DeleteAyo edit profilmu agar dikenal bu Tien dan para blogger teman kita, caranya :
1. Klik INKNOWN pada profilmu.
2. Muncul menu EDIT PROFIL..KLIK
3. Isi biodatamu lengkap lebih bagus, profesimu, hobimu, dll
4. Unggah fotomu, ambil di galerimu
5. SIMPAN (wajib dilaksanakan) selanjutnya PUBLISH.
6. Selesai dech tugasmu mengedit profil.
Selamat mencoba.
Kakek Habi Bandung++++
Alhamdulillah..akhirnya ika.menemulan.kebahagiaan bersama Baskoro....matur suwun bu tien...happy ending ika!!!
ReplyDeleteJeng Sri memang ADUHAI
DeleteAlhamdulillah akhirnya lka menemukan kebahagiaan nya bersama Baskoro.. Terimakasih bunda Tien🙏❤️
ReplyDeleteADUHAI jeng Lily
DeleteSugeng enjang, mb Tien . Maturnuwun sdh tamat . Saya salah terka,kirain Jangan Bawa Cintaku itu , Ika yg mengutarakan . Tahu nya Leo . Salam Aduhai , mb Tien . Yuli Suryo
ReplyDeleteADUHAI jeng Yuli
DeleteAlhamdulillah - barakallah
ReplyDeleteLancar sampai tamat ..... terima kasih bu tien ..... kami menunggu karya bu tien berkutnya, semoga bu tien sehat2 n selalu dalam lindungan Allah SWT .... Aamiin yra
Selamat pagi .... selamat beraktifitas
Salam "Aduhai"
ADUHAI mas Arif
DeleteAlhamdulillah, akhirnya semua bahagia....terima kasih Bu Tien....
ReplyDeleteAduhai sekali....
Ditunggu cerbung berikutnya yg lebih seru seperti komen2 emak2 rempong.....🤭🙏🙏
ADUHAI berkali kali Prim
DeleteAlhamdulillah cerita JBC, di tutup dgn penuh kebahagiaan Ika, Dian bersama Baskoro, juga kebahagiaan Risma dgn Broto dan Leo beserta keluarganya. Maturnuwun Bu Tien telah menghadirkan cerita yg menarik, seru, selalu membuat penasaran pembacanya sampai tamat. Semoga Bu Tien senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin, sehat wal afiat dan kami pembaca setia menunggu cerita yg lain yg selalu menarik. Salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteAamiin, pak Mashudi yang ADUHAI
DeleteAssalamu'alaikum
ReplyDeletewarrahmatullahi
wabarakatuh
Alhamdulillah,cerita berakhir dg bahagia,,matur nuwun bu Tien
Cerbung berikut sepertinya lebih seru nih,,dah Baca cuplikannya,,
Ok bu Tien Sehat wal'afiat semua,,sukses terus 👍🤗🙏
Salam ADUHAI Mbh put
DeleteTerima kasih Mbak Tien utk JBC nya... akhirnya semua happy ending. Tapi kok njur tamat? Saya pikir akan diteruskan sampai Dian benar2 tau siapa ayah kandungnya.
ReplyDeleteDitunggu cerbung selanjutnya Mbak Tien. Sekali lagi terima kasih, setiap hari sudah menghibur kami. Semoga Mbak Tien selalu sehat. Salam ADUHAI selalu dari Semarang.
Salam ADUHAI jeng Ira
DeleteAlhamdulillah JBC sudah tamat,iya Bu Ira aku juga nunggu Dian diberitahu bapak kandungnya...
ReplyDeleteCerita yang baru sepertinya sedih..kita terhanyut perasaan Yessita, semoga happy ending dengan Yessi menjadi istri satu2nya.
ADUHAI jeng Ika
DeleteMksh cerbungnya bagus2 q mengikuti, q tunggu cerita barunya
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien atas cerbungnya. Mudah²an suatu saat muncul cerbung yg berkisah ttg Dian dan dina, dan diceritakan siapa ayah kandung Dian sesuai dgn janji baskoro.
ReplyDeleteSalam sehat utk mbak Tien dan keluarga.
Baiklah Andrew.. ADUHAI ya
DeleteTuntas sudah JBC yg sangat menghibur.
ReplyDeleteTerima kasih mba Tien atas buahkarya yg mengesankan
Semoga mba Tien duanugerahi rahmat kesehatan yg prima sehingga dapat terus berkarya.
Salam sehat & bahagia
Tuhan memberkati.
Aamiin. ADUHAI lama nggak komen ya, mas Yustikno
ReplyDeleteMatur nuwun Bu Tien
ReplyDeleteSalam sehat
Akhirx selessi juga jbc tinggsl menunggu cerbung berikutx semoga mbak tien sehat selalu sehingga bisa terus menghihur kami para penggemarx dengan cerita yang lebih aduhay.....
ReplyDeleteADUHAI mbak Yun
Deletesangat menghibur dan membuat penasaran pembacanya, berakhir dengan bahagia. terima kasih bunda telah berhasil.nengaduk- aduk hati pembaca. ditunggu kelNjutannya bunda.Salam sehat dan berkah dalem. salam dari Tangerang.
ReplyDeleteHayu edit profilmu agar bu Tien dan para blogger mengenalmu.... jangan sembunyi dibelakang Tangerang.... Tangerang kan luas... caranya ngedit profil :
Delete1. Klik UNKNOWN, akan muncul layar baru ... kanan atas tertulis Edit Profil.
2. Isi Biodatamu
3. Masukkan fotomu (ambil dari galerimu)
4. Jika sdh selesai edit profil jangan lupa Simpan dan PUBLISH..... selesai dech..... seperti mulai malam ini, fotoku juga sdh saya ganti menyongsong cerbung baru MENGAIS CINTA YANG TERSERAK.
Selamat mencoba, gampang kok.
Dengan telah selesainya Jangan Bawa Cintaku di episode 47 semalam.. selanjutnya akan disusul cerbung baru :
ReplyDeletedengan judul : MENGAIS CINTA YANG TERSERAK.
Berhubung bu Tien sejak kemarin kurang enak badan.... malam ini cerbung tersebut belum dapat ditayangkan.
Marilah sambil itikaf malam ini kita doakan bu Tien diberikan kesehatan yang prima, sehingga tetap dapat menghibur kita semua via cerbung-2nya.
Aamiin yaa Robbal 'Alamiin
Aamiin ... aamiin yaa rabbal'alamiin
DeleteSemoga ibu Tien segera sehat kembali
DeleteAamiin.. Yaa Robbal Alaamiin
DeleteAamiin.. Kakek Habi.
DeleteADUHAI
Selamat malam.... selamat ber-itikaf sahabat-2ku yang akan melaksanakan itikaf malam ganjil (malam 27 Ramadhan)semoga Lailatul qadar..... jatuh pada malam ini.... InsyaAllah.
ReplyDeleteIbuuuu...
ReplyDeleteGa ada moment of truth ya?
Nungguin pas Dian tau kalo Leo bapaknya.
Nanti ya.. boar Dian besardulu..
DeleteADUHAI jeng Agustina
Mbak Tieeeen....
ReplyDeleteAduhaiii bangeeet...
Makasiiih udh menamatkan jbs dengan sangat indah...kebahagiaan cinta sejati..bukan direkayasa...
Semoga bahagia selamanya Ika❤Baskoro & Dian 👨👩👧 💐💖
Salam sehat dan aduhaii.. mbak Tien 🙏🥰
Menunggu MCYT...🤗
Jeng Mariaaaa.. ADUHAI
DeleteMelegakan akhir ceritanya......
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
MCYT kapan mulai tayang bunda Tien
ReplyDeleteSeneng deh mau dihadirkan cerbung baru
Kapan" cerbung yg berjudul( lestari punya mimpi ) bilamana mungkin dilanjut nggih bunda...
Tapi pinginnya Nugroho bisa balik ke Lestari....
He he maaf nggih bunda...
Wauuw...ADUHAI jeng Wiwik.
DeleteMatur nuwun, terima kasih, thanks so much......mbak Tien
ReplyDeleteKutunggu cerbung berikutnya ...😊😊😊
Ditunggu dan ADUHAI Jeng Purwani
DeleteKapan ya Cintanya yang terserak mulai dikais..??
ReplyDelete😀😃😄😁😂
Baru mau mengais nih cak.
DeleteADUHAI
Terimakasih bu tien ak tunggu JBC kelanjutan nya kisah dina dan dian serta mas broto dan mbak risma dan juga mengungkap ayah kandung dian
ReplyDeleteAk tunggu cerbung2 berikutnya
Veni Meiliana Palembang.
ReplyDeleteEdit dong profilmu, caranya klik UNKNOWN, akan tampil jendela baru, dikanan atas tertulis EDIT PROFIL, isi BIODATAMU, unggak fotomu dari galeri hapemu, setalah biodata dan foto selesai diunggah, jangan lupa klik SIMPAN, selanjutnya PUBLISH, selesailah tugasmu.
Namamu akan dikenal bu Tien dan juga teman-2 blogger yang lain.
Selamat mencoba.
Semoga mbak Tien sehat kembali... Selalu dalam lindungan Allah SWT.
ReplyDeleteADUHAI Ibu Mahmudah
DeleteNginceng MCYT01 ternyata blm terbit..Salam ADUHAI buat semuanya...🙏🙏🙏
ReplyDeleteSa. Ma
ReplyDeleteMasih setia
Ngin tip
Eh salah
Ngikuti
Bagaimana MCYT01
ReplyDeleteterbit enggak, terbit enggak
Masih ku tunggu
Masih libur pak
DeleteMENGAIS CINTA YANG TERSERAK.
ReplyDeleteKpn tayangnya bu Tien, sdh tdk sabar lagi ini penasaran, mtrnwn bu Tien
Nanyi yuk. Semoga.
DeleteADUHAI ya
Nanti
DeleteNanti ya.. semoga.. ADUHAI jeng Yulitta
DeleteSetia menunggu MENGAIS CINTA YANG TERSERAK...salam dari GWK Bali
ReplyDeleteHayu edit profilmu agar bu Tien dan para blogger mengenalmu.... jangan sembunyi dibelakang GWK Bali... Bali kan luas... caranya ngedit profil :
Delete1. Klik UNKNOWN, akan muncul layar baru ... kanan atas tertulis Edit Profil.
2. Isi Biodatamu
3. Masukkan fotomu (ambil dari galerimu)
4. Jika sdh selesai edit profil jangan lupa Simpan dan PUBLISH..... selesai dech..... seperti mulai malam ini, fotoku juga sdh saya ganti menyongsong cerbung baru MENGAIS CINTA YANG TERSERAK.
Selamat mencoba, gampang kok.
Maturnuwun ibu Tien,tamat sdh JBC,setia menunggu karya ibu selanjutnya,tetaplah sehat dan sukses selalu,slm sehat nan aduhai
ReplyDeleteSiap Idayati.. ADUHAI ya
DeleteKapan yah cerbung mengais cinta yg terserak tayang.
ReplyDeleteSkr merasakan ada yg hilang tdk baca cerbung nya mnak Tien nih.Aduhaiii jng lama2 liburnya mbak Tien
Salam aduhai...
ADUHAI juga jeng Neny
DeleteSkrg tdk ada yg ditunggu2 ...kpn ya cerbung baru hadir ? Salam ADUHAI selalu bu Tien 👌
ReplyDeleteSemoga nanti malam jeng Yayuk yang ADUHAI
DeleteSdh jm 22.00
ReplyDeleteCerbung barunya tatang gak yaaaaa
Nanti malam pak WEDEYE..
DeleteSemoga ADUHAI
Cerbung setlah lebaran, ya. Bu tien repot bikin kastengel n nastar.
ReplyDeleteHehe..semoga besok ya Danar. ADUHAI..
DeleteKu tunggu mbakntien cerbung barux
ReplyDeleteBaiklah.
DeleteADUHAI
Ku tunggu mbak tien cerbung barux
ReplyDeleteMau idul fitri libur dulu..ya mbak Tien ..tp ya ininjuga pasti akan ada lanjutannya .judulnya opo yaaa🤭🤭🤭🙏🙏🙏salamm aduh hai u bu Tien
ReplyDeleteSemoga nanti bisa.
DeleteADUHAI jeng Yanti
Alhamdulillah...JBC berakhir bahagia...menunggu kisah cerita selanjutnya...salam Aduahi dan sehat selalu dari Situbondo
ReplyDeleteADUHAI jeng In baru muncul nih
DeleteBaru 168 komen .. ayoo tanbah terus komennya biar cerbung baru segera publish ... hehehee .. salam ADUHAI mbak Tien.. tetap smanfat di akhir Ramadhan
ReplyDeleteHehee... ADUHAI Pri
DeletePublish nanti aja lah.. pasca lebaran .. ya... 😉
ReplyDeleteNanti malam ya... semoga ADUHAI
DeleteSalam ADUHAI buat pak Wiyoto Tembalang.
ReplyDeleteBuku sudah saya kirim ya pak. Matur nuwuun
puji Tuhan nanti malam cerbung baru segera tayang, ditunggu ya bu Tien... Matur nuwun selalu menghibur...
ReplyDeleteSemoga bu Tien sehat selalu, salam aduhaii dari yogya
ADUHAI jugs jeng Lina
DeleteSalam ADUHAI buat jeng Enny. Terimakasih perhatiannya.
ReplyDeleteAlhamdulillah...
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 tansah wilujeng....
Sugeng riyadi nyuwun agunging pangaksami...
Alhamdulillah. Terima kasih
ReplyDeleteSeru ...terimakasih bu Tien
ReplyDeleteCerita panjenengan bagus bagus