Wednesday, May 5, 2021

JANGAN BAWA CINTAKU 45

JANGAN BAWA CINTAKU  45

(Tien Kumalasari)

 

Ika tertegun, didepan teras, Leo berdiri dengan senyum mengembang, mengenakan pakaian biru muda bergaris-garis dan sangat manis. Ika ingat, itu pakaian yang diberikan Dian untuk pak tua. Benarkah pak tua telah menjualnya dan kebetulan Leo lagi yang membelinya?

“Dian.. mengapa berdiri disitu? Mana cium tangan untuk om Leo?” sapa Leo justru kepada Dian.

Dian seperti baru tersadar dari pingsannya. Ia bergegas menghampiri Leo, lalu mencium tangannya.

Leo mengacak rambut Dian lembut.

“Pak tua menjualnya lagi?” tanya Dian kepada Leo yang masih saja tersenyum-senyum.

Leo menggelengkan kepalanya.

“Om Leo suka warnanya, lalu membeli lagi untuk om sendiri?”

Leo masih juga menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Ika, bolehkah aku duduk?” tanya Leo karena Ika juga masih terpaku ditempatnya.

“Oh.. eh.. tentu saja, silahkan..” kata Ika sambil beranjak ke belakang.

“Ika, jangan pergi dulu, kamu harus mendengar apa yang akan aku katakan,” kata Leo sambil duduk.

Ika menghentikan langkahnya, duduk disamping Dian .

“Ada sebuah cerita. Mirip sebuah dongeng. Tentang pak tua yang dikenal sebagai seorang pengemis.”

“Pak tua tidak apa-apa kan?” potong Dian dengan khawatir. Ia takut terjadi apa-apa pada pak tua yang siang tadi ditemuinya.

“Tidak. Pak tua baik-baik saja.”

“Oh, syukurlah,” kata Dian lega.

“Pak Tua bilang, besok Dian tidak usah mencarinya lagi.”

“Om Leo tahu dari mana? Om ketemu, lalu dia berpesan begitu?”

“Karena pak tua itu sebenarnya aku.”

Bukan hanya Dian yang terkejut. Ika mengangkat wajahnya dan memandangi Leo yang dari tadi seperti hanya bicara dengan anaknya.

“Aku kan lama tidak bertemu Dian, sebelum hari Minggu kemarin itu? Ya kan Dian?”

Dian mengangguk.

“Karena aku sangat rindu ketemu Dian, lalu aku menyamar jadi pak tua.”

“Apa?” kata Dian dan Ika berbarengan.

“Ini seperti sebuah dongeng ya? Tapi itu benar. Akulah pak tua itu, yang setiap hari bisa memegang tanganmu, setelah kamu memberi aku sebungkus nasi dan segelas minum.”

“Jadi…”

“Jadi akulah yang menyamar jadi pak tua.”

“Mengapa kamu melakukannya? Bukankah kamu bisa mengajaknya jalan bersama Dina setiap kali kamu inginkan?” tanya Ika.

“Aku merasa tak enak..”

“Tak enak?”

“Waktu itu Rina agak segan diajak bepergian, biarpun Dina merengek-rengek ingin ketemu Dian. Dan aku tak ingin berangkat sendiri kemari tanpa Rina.”

“Lalu kamu melakukan itu?”

“Maaf Ika. Kemudian aku sadar bahwa tak selamanya aku bisa menyembunyikan keadaan itu. Sekarang aku berterus terang, terutama untuk Dian agar besok dia tak akan mencari-cari pak tua lagi. “

Tiba-tiba Dian tertawa.

“Kenapa tertawa?”

“Geli saja. Memang seperti cerita di buku-buku yang pernah saya baca.”

“Ceritanya bagaimana?”

“Seseorang yang menginginkan sesuatu, lalu melakukan penyamaran..”

“Ada cerita seperti itu?”

“Ada, tapi itu seorang penjahat.”

“Aduuh.. tapi aku bukan penjahat lho..” kata Leo sambil tertawa. Ikapun tersenyum.

“Tapi Dian, diluar sana masih banyak pak tua-pak tua yang lain, yang membutuhkan pertolongan kita. Lakukanlah terus hal baik itu, ya.”

“Ya om.” Lalu Dian berdiri.

“Hei, mau kemana kamu?”

“Mau membuatkan minum untuk om Leo, dan mengambil baju pak tua yang sudah diseterika ibu, kecuali itu ibu juga sudah membeli baju baru yang lain untuk pak tua.”

“Simpan saja baju itu. Pasti ada pak tua lain yang membutuhkannya.”

“Baiklah, tapi saya akan membuatkan minum untuk om Leo,” kata Dian sambil melangkah kebelakang,

Ika merasa sungkan duduk berduaan dengan Leo.

“Apa kabar Baskoro?”

Pertanyaan itu menghentikan langkah Ika yang sudah akan berdiri untuk beranjak ke belakang.

“Mengapa kamu tanyakan itu?”

“Aku sudah berbincang dengan si tukang roti.”

“Oh…”

“Dunia ini terkadang aneh. Benar kata Dian ada orang melakukan penyamaran untuk mencapai suatu keinginan. Tapi Baskoro tidak berniat jahat bukan? Seperti pak tua yang ada dihadapan kamu ini.”

Ika menatap Leo tak berkedip. Tak mengira Leo tahu semuanya.

“Kamu heran aku mengetahui semuanya? Kami sudah berbincang lama. Aku bilang kepada Baskoro, aku menitipkan Dian, agar dia mengasihinya seperti anak kandungnya sendiri.”

“Apa?

“Dia akan menjadi ayah yang baik untuk Dian.”

“Silahkan diminum om,” kata Dian yang sudah muncul dengan dua cangkir teh hangat.

“Anak pinter, terimakasih banyak. Tapi setelah ini om akan langsung pamit.”

“Kok buru-buru om?”

“Om masih harus kembali ke kantor. Ini tadi setelah menjemput Dina, lalu makan siang dirumah, terus mau kembali ke kantor. Tapi om memerlukan mampir kesini supaya kamu tidak lagi mencari pak tua besok pagi.”

Dian tertawa.

Sepeninggal Leo, Ika masih termenung. Jadi Baskoro sudah pernah berbincang dengan Leo, bahkan Leo menitipkan Dian padanya? Bukankah dulu mereka bermusuhan?

***

Malam hari itu sebelum tidur, Dian yang berbaring di ranjang sebelah ibunya masih bercerita tentang pak tua yang ternyata adalah Leo. Ia bercerita sambil tertawa-tawa.

“Heran bener aku bu, kok sama sekali nggak mengira kalau dia itu om Leo.”

“Apa kamu tidak melihat wajahnya?”

“Tidak. Dia memakai topi yang sangat lebar. Seperti topi bapak-bapak tani kalau mau berangkat ke sawah. Mana kelihatan wajahnya.”

“Mengapa kamu mengira bahwa dia itu sudah tua?”

“Habis, dia itu kalau berjalan kelihatan tertatih-tatih begitu, dan pakai tongkat, seperti sudah tidak kuat bertumpu pada kedua kakinya. Jadi Dian mengira dia sudah tua.”

Ika tersenyum geli.

“Yang lebih lucu lagi, siang tadi, pak tani tua berjalan hanya memakai celana pendek, dan tubuh bagian atasnya terbuka. Tidak memakai baju. Ya pasti Dian mengira karena kemarin bajunya sudah dijual sama om Leo. Itu bu, baju yang kemudian dicuci oleh ibu.”

“Kamu tidak memperhatikan, bagian tubuh yang terbuka itu kalau dia kakek-kakek pasti keriput dong.”

“Dian tidak memperhatikan bu, Dian hanya senang ketika dia datang. Kan Dian membawakan baju baru untuk pak tua?”

Ika geleng-geleng kepala. Leo dan Baskoro  bisa-bisanya melakukan hal konyol seperti itu. Lalu tiba-tiba Ika teringat ungkapan cinta Baskoro. Ia sudah menerimanya, tapi ia belum sedikitpun bicara sama Dian. Bagaimana kalau Dian menolak? Ia harus segera mengatakannya, sebelum Dian mengetahui secara tiba-tiba.

“Ibu sudah tidur?” tanya Dian yang mengira ibunya sudah tidur, karena tak lagi mengajaknya bicara.

“Belum nak. Kamu sudah ngantuk ?”

“Belum ngantuk bu.”

“Dian.. ibu ingin bicara. Maukah kamu tidur disebelah ibu sini?”

Tanpa menjawab Dian bangkit dari ranjangnya, lalu berbaring disamping ibunya.

“Ada apa bu?”

“Apakah.. kamu.. suka.. eh.. ingin mempunyai ayah?”

Dian menoleh kearah ibunya. Mereka tidur berhadapan.

“Jawablah nak..”

“Bukankah Dian sudah tak punya ayah?”

Ika menghela nafas, lalu mengelus lembut kepala anaknya.

“Seandainya ada yang mau menjadi ayah Dian, apakah Dian akan menolaknya?”

“Oo, om Leo..?” kata Dian tak terduga.

“Bukaaan, om Leo itu kan ayahnya Dina.”

“Tapi om Leo suka menjadi ayahnya Dian. Dia selalu berkata begitu.”

“Tidak, begini… ada seseorang yang melamar ibu.”

“Melamar ibu?”

“Ia ingin ibu menjadi isterinya, dan menjadikan kamu anaknya.”

Mata Dian berkedip-kedip. Ia hampir tak percaya ibunya mengatakan itu.

“Itu benar. Dia seorang laki-laki yang baik, yang sangat sayang sama Dian, dan akan menganggap Dian sebagai anak kandungnya,” kata Ika pelan dan hati-hati.

Dian tak menjawab, hanya menatap ibunya berlama-lama.

“Tapi kalau Dian tidak suka, ibu akan menolaknya.”

“Ibu suka ?”

“Kalau Dian suka, ibu juga akan suka.”

“Siapa dia? Apa dia om Broto? Om Broto sangat baik sama Dian.”

“Om Baskoro.”

“Om Baskoro?”

“Ya.. bagaimana menurut kamu?”

“Ibu ingin menjadi orang kaya?” Ika terperangah. Ia merasa secara tidak langsung Dian menuduhnya suka karena Baskoro kaya.

“Mengapa Dian berkata begitu?”

“Karena om Baskoro memang kaya kan?”

“Ibu menerimanya, ketika dia menyamar jadi tukang roti.”

Mata Dian terbelalak.

“Tukang roti?”

“Tukang roti itu sebenarnya om Baskoro yang menyamar.”

“Tukang roti? Yang jual roti Cinta?”

Ika mengangguk.

“Mengapa akhir-akhir ini banyak orang menyamar?”

“Untuk mencapai sebuah keinginan, beberapa orang melakukan penyamaran. Seperri cerita kamu. Tapi mereka bukan orang jahat,”

“Mengapa harus menjadi tukang roti?”

Dian bukan anak bodoh, yang menerima sebuah alasan begitu saja. Ia harus tahu alasannya, mengapa seorang konglomerat harus menyamar menjadi tukang roti. Mengapa bukan yang lain.

“Dulu ibu pernah menolaknya, karena dia orang yang sangat kaya. Ibu tidak mau dikira mau menerima karena tergiur kekayaannya. Bebarapa saat dia menghilang, lalu muncul menjadi seorang tukang roti, yang selalu menitipkan dagangannya pada ibu.”

Dian tak menjawab.

“Om Baskoro menjadi pedagang roti keliling, supaya ibu menganggap dia tidak terlalu tinggi.”

“Maksudnya.. sama-sama pedagang kecil.. begitu?”

“Anak pintar, begitulah maksudnya, sehingga kemudian ibu menerimanya.”

“Luar biasa ya bu. Banyak kisah yang mirip cerita dalam buku. Tapi ini sebuah kenyataan.”

“Pertanyaannya sekarang, apakah Dian menyukainya? Bersedia menerima om Baskoro menjadi ayah kamu?”

“Sudah lama Dian ingin memiliki seorang ayah. Dian merasa, om Leo sangat cocok menjadi ayah Dian.”

Ika berdebar mendengar kata-kata Dian. Apakah jauh dilubuk hatinya Dian merasa bahwa memang Leo adalah ayah kandungnya?

“Dian, om Leo itu kan ayahnya Dina, dan adik bayi yang sedang dikandung bu Rina.”

“Iya bu.”

“Bagaimana dengan om Baskoro?”

“Ibu suka?”

“Lho bertanya lagi, kan ibu bilang, kalau Dian suka, ibu juga pasti suka.”

“Dian juga suka, kalau ibu suka,” kata Dian sambil memeluk ibunya.

***

Hari itu Baskoro menelpon, dengan nada sedih.

“Ada apa mas?”

“Sakitnya mbak Risma parah, ketika aku datang, dia tak lagi mengenali aku.”

Ika sangat terkejut.

“Separah itukah ?”

“Aku merasa berdosa. Aku yang membuat semua ini.”

“Jangan begitu mas, percayalah kalau pada suatu hari nanti mbak Risma pasti akan segera pulih. Teruslah berada didekatnya dan memberinya semangat.”

“Aku sudah melakukannya. Mas Broto juga selalu ada disampingnya.”

“Mas harus terus bersabar dan selalu memohon kepadaNya. Karena Dia lah Sang Maha Penyembuh, Maha Memberi. Maha segala Maha, tak ada duanya.”

“Sudah seminggu lebih aku mendampinginya.”

“Sabar ya mas.”

“Mana Dian?”

“Dian masih sekolah, dan belum pulang.”

“Apa kamu sudah mengatakan kalau aku akan menjadi ayahnya?”

“Sudah mas..”

“Bagaimana dia? Senangkah? Atau kecewa?”

“Dian anak baik, kalau aku suka maka pasti dia juga akan suka.”

“Baiklah, keadaan ini sangat menguatkan aku, dan membuat aku tidak sendiri, karena ada kamu dan Dian yang selalu ada didalam hati aku.”

“Iya mas. Kalau saja dekat, aku mau menunggui mbak Risma dan berbicara dengannya.”

“Bagaimana kalau aku jemput kamu dan Dian supaya ikut ke Jakarta?”

“Mana bisa mas, Dian kan sekolah.”

“Sehari saja. Hari Sabtu sore berangkat, Minggu sudah bisa pulang, siapa tahu mbak Risma akan senang melihat kalian, terutama melihat kamu, Yanti.”

“Apa tidak kasihan Dian, pasti akan capek di perjalanan.”

“Kita akan naik pesawat. Hanya sejam sudah akan sampai. Besok Sabtu ya, aku jemput. Demi mbak Risma, kata mas Broto dia sangat suka sama kamu. Siapa tahu kedatangan kamu bisa menjadi obat untuk dia.”

“Baiklah mas. Nanti aku akan bicara sama Dian.”

“Terimakasih Yanti, dan jangan lupa, aku sangat mencintai kamu.”

Ika tersenyum haru. Dalam kesedihannya Baskoro masih sempat mengatakan cinta. Dia memang luar biasa.

***

Dian tentu saja sangat gembira. Hari ini Baskoro akan menjemputnya dan ibunya, untuk terbang ke Jakarta. Bagaimana ya rasanya terbang? Seberapa cepatkah lajunya pesawat itu sehingga untuk ke Jakarta hanya memerlukan waktu satu jam saja?”

Hari itu Ika sudah berkemas, menyiapkan bajunya dan baju Dian serta perlengkapan lainnya, untuk menginap selama satu hari di Jakarta. Ia tinggal menunggu Baskoro yang akan datang siang hari ini.

“Berarti besok ibu nggak jualan dong?”

“Iya nak, bagaimana lagi. Kita harus menjenguk bu Risma yang sedang sakit.”

“Kalau begitu didepan itu harus kita tulisi bu. Libur dua hari, begitu, supaya pelanggan tahu dan bisa mencari orang jualan yang lain.”

“Baiklah, terserah kamu saja.”

“Dian buat tulisan yang besar ya bu.”

“Baiklah, buatlah yang besar dan bagus ya. Di laci meja ada spidol tuh.”

Dian berlari-lari masuk ke dalam rumah, mencari selembar kertas, yang kemudian ditulisinya dengan hurup-hurup besar.

“MBAK IKA LIBUR DUA HARI”

“Lihat bu, ini bagus kan ?”

“Baiklah. Tulisan kamu lumayan bagus.”

“Dipasang di pohon yang di dekat meja itu ya bu,” kata Dian sambil berlari kedepan.

Ika tersenyum. Ia beranjak lagi ke belakang, untuk memastikan bahwa barang yang dibawanya tidak ada yang tertinggal. Sabun, sikat gigi, handuk, obat-obatan, minyak angin. Siapa tahu mereka akan mabuk karena belum pernah naik pesawat.

Dian mengambil paku, dan siap menempelkan tulisan itu, ketika tiba-tiba mobil Leo berhenti disana.

Dian urung menempelkan tulisan itu, menyambut leo yang ternyata datang bersama Dina.

“Mana ibu?” tanya Leo yang tampak buru-buru.

“Ada didalam,” Dian tidak memperhatikan Dina karena Leo tampak seperti orang bingung. Dan Dina juga tampak tidak seperti biasa. Apa yang terjadi?

“Ibuu… ibu…”

“Aduh, ada apa sih Dian, pakai berteriak segala. Om Baskoro sudah datang?”

“Bukan bu, om Leo.”

“Om Leo? Sama bu Rina?”

“Tidak, cuma sama Dina.”

Ika bergegas kedepan. Dilihatnya Leo berdiri didepan tangga teras. Wajahnya pucat.

“Ika, tolong. Bolehkah aku minta tolong?”

“Ya, ada apa?”

“Aku nitip Dina boleh ya, mungkin sampai beberapa hari.”

“Ada apa?”

“Rina jatuh dari tangga, sudah aku bawa ke rumah sakit.”

***

Besok lagi ya.

 

 

164 comments:

  1. Replies
    1. Selamat bertemu disini.... di WA-pri menghilang entah kemana sejak 2 Mei gak adea kabarnya.
      Selamat malam jeng Indah dan selamat atas lari cepatnya menjemput JBC_45.

      Selamat malam bu Tien.... selamat malam sahabat-2 Penggemar Cerbung Tien Kumalasari. Salam ADUHAI.

      Delete
    2. Terima kasih Mbak Tien .. JBC 45 sudah muncul. Cerita semakin seru semakin banyak lika liku..

      Delete
    3. Btul. Lika liku 2 laki-laki yang punya luka di hati jadi gak laku laku cuma mlaku mlaku jakarta-solo

      Delete
  2. Salam ADUHAIIIIII ...

    Terima kasih mbak Tien JBC 45 sudah tayang.

    Salam hangat kami dari Yogya.

    ReplyDelete
  3. Selamat tayang JBC-45 Bu Tien.

    ReplyDelete
  4. Ceritanya makin bikin gemessss...
    Penasaran biangetttt 🙈
    Aduhai...

    Sehat selalu utk bunda Tien 🤗

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah JBC 45 sdh hadir
    Terima kasih Bu Tien, semoga sehat selalu
    Salam Aduhai dari Bekasi

    ReplyDelete
  6. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono, Gondo Prayitno , Zimi Zaenal M. , Alfes, Djoko Bukitinggi, Arinto Cahya Krisna ,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Lina-Jogya, mbah Put Ika, Eyang Rini ,Handayaningsih, ny. Alian Taptriyani, Dwi Wulansari, Arie Kusumawati, Arie Sumadiyono, Sulasminah , Wahyu Istikhomah, Ferrita Dudiana, SusiHerawati, Lily , Farida Inkiriwang, Wening, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Lamongan, Hongkong, perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah JBC 45 sdh hadir
      Terima kasih mbk Tien
      Semoga sehat selalu
      Salam Aduhai

      Delete
    2. Salam ADUHAAIIII Mbak Tien.

      Delete
    3. Tak apa hp error snyal kadang menghilang, yg penting aku dapat cerita. Trimaksih Ibu Tien, semoga selalu asuhai

      Delete
    4. Matur nuwun bu...
      Masih setia mengikuti
      Cuma kalah cepet terus
      Tapu gpp
      Sing tuwo ngalah

      Delete
    5. Alhamdulillah JBC_45 sdh tayang. Matur nuwun bu Tien. Nyaosi bahan koreksi, JBC_45 :

      1. “Om masih harus kembali ke kantor. Ini tadi setelah menjemput Dian, lalu makan siang dirumah, terus mau kembali ke kantor. Tapi om memerlukan mampir kesini supaya kamu tidak lagi mencari pak tua besok pagi.”
      # .... Ini tadi setelah menjemput Dina, lalu ......#

      2. Bebarapa saat dia menghilang, lalu muncul menjadi seorang tukang roti, yang selalu menitipkan dagangannya pada ibu.”
      # Beberapa saat dia menghilang,...... #

      Waduhhhhhhhh......
      Mungkinkah akan gagal kepergian Ika & Dian ke Jakarta ?
      Apa Dina dibawa saja ke Jakarta.. mestinya sama bapaknya sdh dibekali baju-2 dan perlengkapan lainnya... toh ke Jakarta hanya semalam saja.....
      Tapi terserha bu Tien..... beliau yang punya skenarionya..... aku manut.. asal katut.. katut isa maca lanjutannya maksudku.

      Salam NKRI Aduhai, bu Tienku ....dan bu Tien semua pembaca cerbungnya....


      Delete
  7. Alhamdulilah terimakasih bunda sayang.. sehat selalu bunda. Salam aduhai penuh cinta

    ReplyDelete
  8. JBC 45 hadiir ,semoga sehat dan terus berkarya bunda Tien

    ReplyDelete
  9. Nyebelin masa post komen mendadak nge hank

    ReplyDelete
    Replies
    1. Akibat kemrungsung Jeng... 😄😄

      Delete
    2. Yg penting bobok nyenyak, sudah dapat dingeng...😊😉

      Delete
  10. Alhamdulillah ...
    Matur Nuwun Mbak Tien ..
    Semoga selalu dalam kondisi sehat nggih
    Jazaakillah khoiron katsiiron.

    ReplyDelete
  11. Siiip.,..

    Tambah gemeeeeezzz

    Selamat Malam ibu Tien
    Semoga sehat selalu.

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah JBC 45. Udah tayang....sugeng ndalu bu tien....moga sehat selalau.....salam.Aduhay selalu....
    🙏🙏

    ReplyDelete
  13. TQ Bun atas tlh terbit n tayangnya. Jbc-45

    ReplyDelete
  14. Alhadulilah JBC 45 sdh hadir. Mtrnwn Bu Tien semoga selalu sehat wal'afiat dan selalu dalam perlindungan Alloh SWT. Aamiin.

    ReplyDelete
  15. Uuuhh ruwet ono wae masalahe, wong arep nyang jakarta katek dititipi Dina. Embuh lah terserah mbak Tien wae...

    ReplyDelete
  16. Alhamdulillah JBC~45 sudah hadir.. maturnuwun Bu Tien.. 🙏

    ReplyDelete
  17. Matur nuwun... Mbak Tien... episode kejutan membuat saya berdebar... apa yg terjadi berikutnya. Semoga mbak tien sehat selalu sehingga berimajinasi membolak balikkan hati pembaca. ADUHAI

    ReplyDelete
  18. Alhamdulilah sdh muncul...
    Matur nuwun b Tien

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah JBC Eps 45 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
    Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.

    ReplyDelete
  20. Akhamdulillah ....,.sdh tayang JBC 45, trmksh mb Tien...... smg sehat sll...

    ReplyDelete
  21. Terimakasih mBak ayu Tien JBC yang ke empat puluh lima sudah tayang.
    Sehat sehat selalu doaku, sejahtera bahagia bersama keluarga tercinta.

    ReplyDelete
  22. Selamat malam mb.Yien, terimakasih JBC45 sdh tayang, sehat selalu dan terus berkarya, salam aduhai dari Yogya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf mb.Tien, itu jari nunulnya kesamping jadi mbak Tien, aduhai mb.Tien, Simbah ini.

      Delete
  23. Nek wis maca JBC 45 rasane wis marem.
    Pingine terus tutuge 46,47,48,lsp.
    Matur nuwun sanget Bunda, mugi" Bunda lan keluarga tansah pinaringan sehat.
    Salam taklim kula saking Klaten, matur nuwun, sugeng ndalu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama Mbah to jeng Isti, ngantuk2 Moco disik ngaten ya jeng, wis Marem sare.

      Delete
    2. Sami2 jeng Isti, Mbah Tt, ADUHAI deh

      Delete
  24. Alhamdulillah jbc 45 tayang siiiiip tenan walau commment no 36 ngk opo2 sbb sftelah taraweh deres quran dulu utk ibu tien k sehat sehat sehat selalu trima kasih amalanxa yg luar biasa menyenangkan org lain dan kehidupan ini yg dijalani bermanfaat utk orang lain aamiin3x

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin ya Robbal alamin, bapak Muhadjir yang ADUHAI

      Delete
  25. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun Bun....
    Mugi2 tansah wilujeng...

    ReplyDelete
  26. Slmt mlm mba Tien sayang dan semua hadirin cerbung bjb.. Akhirnyasy bs bc lbh awal wlwpun sdh 37 yg comen.. Hehehe... MbaTieeenn mksh y jbc ke 45 nya.. Slmtmln slmt rehat.. Slmseroja dan aduhai dri farida inki sukabumi.. Muuaacchh🥰🥰🥰🥰🥰

    ReplyDelete
  27. Maksud saya mb.Tien lho bukan mb.Yien ini jari salah Nunul sampingnya, aduhai mb.Tien.

    ReplyDelete
  28. Hadeeh makin seru nih
    Bunda Tien bgmn nih bikin gemessss aj

    Sehat selalu doaku buat bunda Tien
    Sukses bikin penisirin bingitz seh

    JBC 45 tmbh seru seru dan seru
    ADUHAI

    ReplyDelete
  29. angkut deh Dina sekalian ke jakarta beres kan, gitu aza koq repot...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehee.. dititipin Petir aja gimana? Pasti ADUHAI deh..

      Delete
  30. Aduuh maaf bkn bjb.. Itunm bank daerah.. Hhhhhhh.. Bjc😄😄🙏🙏🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  31. Haahh!!!! Rina jatu dari tangga???
    Bagaimana jika riba meninggal???
    Akankah ika jadi idtri leo???
    Cuma bunda tienlahhhh yg punya cerita
    Kita tinggal nembaca
    Bingung amat siiihh....
    Makasih bunda salam aduhai
    Kutunggu besok

    ReplyDelete
  32. Tuuh salah nutul lgi bkn bjc tapi JBC..

    ReplyDelete
  33. JBC 45 ...Ika dan Baskoro sdh dapat restu dari Risma, Leo dan Dian..
    Semoga Rina baik2 saja ...
    Terima kasih bu Tien salam.sehag dan aduhai

    ReplyDelete
  34. Màtur nuwun bu Tien..alhamdulilah JBC 45 sudah tayang
    Mugi Ibu Tien tansah sehat
    Aduhai...Ika mendapat 2 pilihan...menunggu Dina atau
    Mengunjungi Risma..semakin penasaran..

    Ibu di Bagian satu....Om masih harus kembali ke kantor. Ini tadi setelah menjemput Dian(Dina mungkin)...
    Salam dari Tangsel

    ReplyDelete
  35. Ohhh....apa yang bakal terjadi selanjutnya???

    Mbak Tien memang luar biasa Aduhai...salam sehat selalu dari Ditubondo

    ReplyDelete
    Replies
    1. O o apa yang terjadi, terjadilaaaah,, hi hi hi nyante ajaaaah kales

      Delete
  36. Alhamdulillah JBC45 hadir matur suwun sanget Bu Tien... ADUHAI seperttinya ada persoalan baru karena Rina terjatuh. Mestinya ada jalan penyelesaiannya karena bersamaan dgn Ika mau diajak bezoek Risma oleh Baskoro ke Jakarta. Semogga Dian dan Dina diajak sekalian ke Jakarta...kan cuma sehari..ADUHAI ADUHAI ADUHAI ...He..he salam sehat selalu buat Bu Tien.

    ReplyDelete
  37. Alhamdulillah JBC 45 dudah tanyang...bu Rina jatuh n mb Risma sakit....bgmn akhirnnya....tunggu mb Tien yang tahu...semangat n sukses selalu ...salam aduhaiii

    ReplyDelete
  38. Waduh... jadi tambah membuat hati was2. Ika pasti bingung nih, pdhl sudah saatnya mau berangkat ka Jkt, malah Leo mau menitipkan Dina krn Rina juga sakit akibat terjatuh.
    Embuhlah Mbak Tien, terserah Mbak Tien saja bagaimana kelanjutan kisah ini. Saya yakin semua cerbung Mbak Tien selalu berakhir happy ending. Semoga...
    Dan semoga Mbak Tien juga selalu sehat shg kisah ini bisa terus berlanjut. Salam ADUHAI dari Semarang.

    ReplyDelete
  39. Gerakan mbak Tien sering tak terduga. 😀

    ReplyDelete
  40. Waduh gimana kelanjutannya ika jadi ke jakarta apa harus jaga,dina bingung deh
    Lanjut jeng tien
    Salam sehat

    ReplyDelete
  41. Sepertinya harus berandai-andai ...

    Rina jatuh, akibat vatal, yg selamat hanya debai ...


    Akhirnya ..harapan dian hanya yg cocok menjadi bpknya hanya leo ..

    Apakah bisa menjadi kenyataan ??..


    Hanya bund tien yg bisa mendalangi endingnya ...


    Salam teraduhai

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau iya, harapan pak Rinto jadi kenyataan...

      Delete
    2. Btw kenapa di titip ke Ika ya? Kan ada orang tua nya Rina?

      Delete
    3. orang tua rina repot. Jaga putrinya yg dirumah sakit. Ditungguin agar jgn sampe pasien ditempelin charger hp. He.. he...

      Delete
  42. Makasiih mbak Tien..jbc45nyaa..

    Waduuuh..piye ikiii...
    Yg tdnya terkaget kaget krn smua sdh terbongkar..smoga baskoro bijak bawalah serta dina ke jkt..toh hny 2 hr n pasti udh bw baju krn akn dititipkan bbrp hr dirmh ika..

    Monggo mbak Tien..mengolah crita yg pelik jd makin apik dan menggelitik..
    Harapan pembaca tentunya semua bahagia...aduhaiiii bangeet..

    Salam sehat dan aduhai mbak Tien.. 🙏🥰🤗

    ReplyDelete
    Replies
    1. Piye.. piyee.. mbuh ra weruh.. hehe..ADUHAI ,jeng Maria

      Delete
  43. Semoga Rina Baik2 aja, dan Ika jd menikah dgn Baskoro, kasihan Baskoro sdh rela menyamar jd tukang roti demi cintanya dgn Ika... Broto dgn Risma... Waduh... Tolong bu Tien dibuat spy tdk ada yg tersakiti... Maturnuwun bu Tien

    ReplyDelete
  44. Aduhai bu Tien... nyaris ketebak tau nya jadi muter lagi... hebring lah. Rasanya hampir setiap mau habis satu episode kita di buat kaget sampai mata melotot karena kaget... 🙀🙀

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jeng dokter kaget ya? Hehee.. semoga ADUHAI deh

      Delete
    2. Rasain,, awas loh jantungan,,,,

      Delete
  45. Mlm mb Tien .. trmksh jbc 45 sdh tayang... Bgtu crt mb Risma sakit dibenak sy Ika diajak mas Baskoro dan kmkn Dian dititipkan ke Om Leo..tyt malah sebaliknya... Dani yg dititipkan ke Ika krn Rina jatuh dr tangga... Aduhai kmn mb Tien akan membw crt Ika... Jd ke Jkt dg sekalian Dani diajak? Atau Ika batal ke Jkt dan Baskoro kehilangan ke-2nya mb Risma dan Ika? Hanya mb Tien yg tahu sesungguhnya kmn jbc ini akhir crtnya.... Msh menunggu bsk dan bsknya lg... Sabar para pctk... Slm seroja selalu utk kita semua

    ReplyDelete
  46. Alhamdulillah ... KBC 45 sdh tayang ... makin baper ceritanya, jadi deg2an ... ditunggu lanjutannya ... Terima kasih Mbak Tien ... Salam sehat selalu & salam Aduhai ...

    ReplyDelete
  47. Alhamdulillah JBC 45 hadir. Sehat u bu Tien dan semua nya.Aamiin

    ReplyDelete
  48. Leooooo... Kenapa Dina ndak dititipin ke Ibu-nya Rina (Eyang-nya) ajaaaaaa...??? Seperti waktu kamu sakit, kan Rina nitipin Dina di Eyang-nya. Lagi pula, Rina pasti lebih bisa menerima, kalo Dina dititipin di Eyang-nya daripada di Ika. Biarkanlah Ika pergi dengan Dian menjenguk Risma.

    Bunda... saya kasihan sama Risma. Risma orang-nya baik dan ternyata dia sangat labil. Semoga Risma juga ikut menjadi bagian happy ending cerita-nya Bunda yang JBC ini yaaaaa...

    TERIMA KASIH ya, Bunda. Kami ikut mendoakan, semoga Bunda Tien senantiasa selalu sehat wal'afiat ya, Bundaaaa... 🤗😙

    ReplyDelete
  49. Salam aduhai bu tien...gara2 glilir jadi bs baca deh

    ReplyDelete
  50. Alhamsulillah dah tayang JBC 45
    Terimakasih bunda Tien
    Makin seru dan menggelitik
    Ada dua pulihan yang harus Ika pilih
    Salam sehat dan aduhai....

    ReplyDelete
  51. Salam sehat bu Tien. Tksh JBC 45 sdh tayang. Kayanya ceritanya hampir sampai diujung jln. Sesuai judulnya JBC, hanya tdk tau siapa yg kehilangan. Ditunggu bu Tien. Salam dari Tangsel.

    ReplyDelete
  52. Ika... Bolehkah aku minta tolong.
    Aku nitip Dina boleh ya mungkin sampai beberapa hari.
    Rina jatuh dari tangga.
    Astaga. ...
    Ika dan anaknya sebenarnya lagi berbunga bunga, karena hari ini Baskoro akan menjemputnya untuk terbang ke Jakarta.
    Tegakah Ika menolak permintaan Leo yg lagi ditimpa kesusahan ....
    Manusia bisa merencanakan tapi Allah yg menentukan.
    Kalaupun Ika tidak jadi pergi ke Jakarta itu juga karena kehendak Nya.
    Semoga tidak terjadi sesuatu yg membahayakan pada diri Rina.
    Ika bagai makan buah simalakama...
    Mau pergi ikut Baskoro,tapi Leo sedang membutuhkan pertolongannya....
    Jika tidak pergi,Baskoro juga membutuhkannya......
    Karena dg kehadiran Ika diharapkan menjadi obat bagi sakitnya Risma.
    Jika Dina diajak ikut serta ke Jakarta rasanya juga tidak mungkin.
    - Bagaimana jika Risma tidak bisa diselamatkan....
    - Bagaimana jika Rina tidak bisa diselamatkan....

    Aduh....mrinding jadinya, bunda....
    Siapa nanti jodohnya Ika....
    Sepertinya Baskorolah jodohnya....
    Bahkan bisa jadi Leo lah jodohnya....
    Semua ada di tangan bu Tien....

    Selamat malam moga bunda Tien sehat selalu.
    Salam aduhaii dari Bojonegoro.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Smoga bu wiwik jgn salah nunul, bojonegoro 'g' jadi 'l'

      Delete
    2. Yg sakit bojone Leo mas Danar....
      Atau bojone Leo loro(dua).aduhai...

      Delete
    3. Ini lucu. ADUHAI mas Danar, jeng Wiwik

      Delete
  53. Alhamdulillah, suwun mbak Tien

    ReplyDelete
  54. Terimakasih Bu Tien,
    JBC 45 smakin seru.

    ReplyDelete
  55. wahhh kok jd konflik lagi...teradukk-aduk jadinya ikut deg2an

    ReplyDelete
    Replies
    1. Deg2an.. tapi ADUHAI, jeng Yuyun. Jeng Yuyun ini Mojokerto ya, putri menantunya mbakyu Retno? Maaf kalau salah

      Delete
  56. Alhamdulillah bacanya cerbung bu Tien setelah sahur, semalam keburu tidur.. Kok Leo seenaknya aja nitipin Dina ke mba lka yah? Kan msh ada ibu mertuanya.. Haddeeeuh.. ika harus tolak yah bilangin suruh dititipin ke mbah nya aja.. kan lka mau ke Jakarta.. Matur suwun bunda Tien.. salam Seroja yg Aduhai..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya tuh Leo. Jewer ya.. ADUHAI

      Delete
    2. Emang ga boleh ya nitipin ke Ika,, nyuruh ika nolak lagi,, ingat bulan puasa, menolong sesama,, huuuuh.....

      Delete
  57. terimakasih  bu Tien  JBC #45  sudah tayang 🙏

    mau ke Jakarta bertemu pangeran cnta kok ada cobaan lain .... akankah Ika tetap ke Jakarta ? ...bgm kondisi Rina.....Bu Tien slalu bikin kejutan2qn ...   
    smoga Ibu Tien Slalu sehat bersama keluarga
    Salam aduhaiii dr Semarang 🤩

    ReplyDelete
  58. Kok foto sy ga muncul ya bu admin? Maaf cm sekedar tanya aja.. maklum msh gaptek nih eyangmami lily nya.. 🙏

    ReplyDelete
  59. Wah ndak jadi ketenu Baskoro ini mb.Ika..😭
    koq ada saja yg mwnghalangi..😪

    Mungkin belum indah pada waktunya njih bun...

    Apapun itu tetap ADUHAI njih bunďa Tien..😍

    ReplyDelete
  60. Whaaaaiiiniiiii puncaknya penangsaraan pembaca ... jangan² Rina MD ... wasiatnya agar Ika pengganti ibunya Dina .... whuuaaaaaa Aduhai .. kasian Baskoro dan Leo ... duuuh duuuh duuuh duhaaaaii

    ReplyDelete
  61. Bagaimanapun Ika tentu bingung, apakah blm saatnya membantu Baskoro, apakah hrs menerima permintaan Leo untuk menjaga Dina atau sekalian mengajak Dina ke Jakarta ikut bersama Baskoro, menjenguk mbak Risma. Ika hrs ambil keputusan yg jitu, shg permintaan Leo dan Baskoro terpenuhi... Wah nunggu saja apa yg akan diceritakan Bu Tien di episode 46...Maturnuwun Bu Tien, telah menyuguhkan cerita yg semakin menarik saja. Semoga Bu Tien tetap semangat dan senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin Yaa Robbal'alamiin... Salam sehat dari Pondok Gede...

    ReplyDelete
  62. Matur suwun bunda Tien JBC 45 sdh hadir, semakin menarik dan tentu saja ngangen i....pingin segera baca kelanjutannya bunda karena ceritanya semakin AADUHAI...
    Salam sehat selalu dari bumi Arema Malang

    ReplyDelete
  63. Ya ini jadilah Dina juga dibawa ke Jakarta
    Tentu Dian dan Dina merasa senang terutama Dina sedikit terhibur walau ibunya sakit
    Salam sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  64. Terimakasih bunda Tien...
    JBC 45 aduhaaaii sekali..
    Terharu bacanya.. mb ika & dian pribadi yg mempesona.. benar" sy nangis bacanya bun..

    Salam aduhaaii buat bunda Tien..
    Semoga sehat & bahagia selalu ya bun..
    Aamiin..

    Salam aduhai dari sukabumi

    ReplyDelete
  65. Ada aja kendala Ika...
    Biasanya Dina kan dititipkan di Neneknya...Leo ni masih pengen lebih dekat sama Ika

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehee.. iya 'kali jeng Nani. Semoga ADUHAI

      Delete
    2. Emang ga boleh ya deket sama Ika...???

      Delete
    3. Eeeh ada yg baru....
      Kenalan dong Andri Ariani cantik 😁😁

      Delete
  66. Aduhaiii.
    Paling telat nih...Aduhai sekali...mungkin Rina n baby " berpulang "....sehingga keinginan terdalam Dian utk bersama ayah kandungnya terwujud....Sedangkan Baskoro?..terpaksa menyimpan kembali asa utk bersama Ika dan Dian..Aduhai mbak Tien...

    ReplyDelete
  67. Maturnuwun mbak Tienku sayang, JBC 45 sudah hadir dan sukses bikin gemes sekaligus penasaran. Aku bacanya pagi, menjelang sahur.
    Semoga Ika tetap berpikir jernih, bilang sebaiknya Dina dititipkan di neneknya, karena sudah dijemput untuk berangkat ke Jkt. Sudah kadung beli 6 tiket lhooo...baskoro pp, ika dan dian pp
    Mungkin Leo terlalu panik. Semoga Rina dan janinnya selamat (ngopo to ya...kok penekan ondho? Atau tangga loteng?) dan Leo juga bisa tenang.
    Wah...dag dig dug je

    ReplyDelete
    Replies
    1. Heheee.. jeng Iyeng janngan dag dig dug. Lebih baik ADUHAI saja

      Delete
    2. Berapa sih harga tiket bisnya,, sini tak gantiiiii!!!!

      Delete
    3. Berapa juga tiket pesawatnya, sini tak gantii, bikin gemes aja nihhh,,,

      Delete
    4. Salam kenal dan gemez ya mbak Andri

      Delete
  68. Alhamdulillah JBC 45 sudah muncul dengan suka dan duka. Sukanya Leo sudah berterus terang siapa pak tua, demikian juga Ikan sudah menyampaikan ke Dian siapa tukang roti. Dian anak yang cerdas dan punya dedikasi yang tinggi. Apabila ibunya suka dengan calon ayahnya maka dia juga akan suka. Dukanya Risma sakit demikian juga Rina jatuh dari tangga. Apakah Ika batal ke Jakarta menengok Risma bersama Dian dan Baskoro? atau Ika akan ke jakarata membawa Dina dan Dian sekalian? Monggo ini wewenang bu Tien, namun apabila Ika akan membantu Risma untuk pulih sekaligus menolong Leo dengan dititipi Dina maka Ika akan ttap ke Jakarta. Terima kasih bu Tien, yang setiap akhir cerita membuat pembaca berimajinasi. Salam sehat dan berkarya. Semoga keputusan yang aduhai yang diputuskan Ika. aamiin

    ReplyDelete
  69. Assalamu'alaikum
    warrahmatullahi
    wabarakatuh
    Sehat wal'afiat semua ya bu Tien,
    Terimakasih JBC 45 sdh hadir,,
    Begitu mengaduk jiwa,,,mulanya begitu bahagia apa yg dikehendaki terwujud,,,tp cerita AkhiratNya ,buat penasaran,,,,Kita hny bisa menunggu kelanjutan kisahnya
    Salam ADUHAAII banget,,
    matur nuwun bu Tien,,, sukses terus

    ReplyDelete
  70. Jangan buat Ika dlm dilema lagi. Kasi solusi terbaik ya mba. He ..he .
    Makasih mba Tien. Salam Aduhai

    ReplyDelete
  71. Terimakasih... sllu berakhir aduhai.... sehat² bu tien... situnggu part selanjutnya

    ReplyDelete
  72. Baru mo bayangin ika n dian bahagia bisa ke jakarta naik pesawat...eee ada aja halangan.....gimana klu Risma da Rina. Sampe meninggal ..waduh tambah ruwet.....wis bu tin memang aduhay....deh

    ReplyDelete
  73. Terima kasih mbak Tien cerbung nya. Salam sehat selalu.
    Biasanya mbak tien selalu membuat masalah ruwet jadi simple. Tapi kok sekarang terbalik, maasalah simpel jadi ruwet, dgn datang nya leo nitip dina. Cerita yg hampir happy ending jadi waalhuallam endingnya.
    Itulah hebatnya mbak Tien membuat cerita jadi makin hidup.
    Terima kasih mbak Tien. Salam sejahtera.

    ReplyDelete
  74. Kok blm hadir nih jbc mlm ini?🙏

    ReplyDelete
  75. Bolak balik ngintip blm muncul jbc 46.
    Salam Aduhai selalu
    Dari Omang Komari purwokerto

    ReplyDelete
  76. lg nunggu JBC 46...tambah penasaran

    ReplyDelete
  77. JBC 45. Akhirnya petualangan penyamaran Leo pun berakhir dengan mengakui segala perbuatannya yang membuat dirinya sendiri tidak nyaman dengan bentuk "kebohongan". Dian si anak pintar dan baik tidak mencurigai bentuk "kebohongan" tersebut. Ika telah mendidik anaknya dengan baik, dengan tidak menjadi manusia yang suka berpikiran buruk, ini adalah suatu hal yang sangat baik dalam proses menanamkan jiwa yang selalu bisa menerima keadaan yang buruk.
    Salam aduhai, semoga sehat dan bahagia selalu mbak Tien. Terima kasih.

    ReplyDelete

BULAN HANYA SEPARUH

BULAN HANYA SEPARUH (Tien Kumalasari) Awan tipis menyelimuti langit Lalu semua jadi kelabu Aku tengadah mencari-cari Dimana bulan penyinar a...