Thursday, April 1, 2021

JANGAN BAWA CINTAKU 18

JANGAN BAWA CINTAKU  18

(Tien Kumalasari)

 

“Bagaimana? Tertarik tawaran aku?” kata Rina sambil menatap Leo lekat-lekat, dan menahan perihnya jantung yang teriris.

Leo juga menatap Rina, matanya berkedip, seakan tak percaya.

“Kita ke rumah sakit ya, nanti aku akan beri tahu tentang Ika.”

“Kamu ketemu Ika?”

Rina menahan gemas hatinya. Karena Leo begitu tertarik akan tawarannya, bukannya memikirkan sakitnya tapi mengutarakan keingin tahuannya tentang Ika.

“Kita ke rumah sakit dulu, dan jangan bertanya apapun,” kata Rina tandas.

“Kamu tidak bohong ?”

“Aku bukan pembohong. Mas yang pembohong !”

Rina berkata tanpa nada manis sedikitpun. Rasa kesal sudah tak lagi bisa ditahannya.

Leo bangkit.

“Ambilkan baju ganti, ini bau,” katanya

Rina melayani suaminya berganti baju, dengan menahan rasa kesalnya.

“Bisakah berjalan sendiri?” tanya Rina ketika melihat Leo melangkah keluar setelah berganti pakaian.

“Aku bisa,” jawabnya dengan langkah terhuyung. Tapi ketika tiba diluar pintu, tubuh kekar itu jatuh tersungkur.

“Gimana sih mas.”

Susah payah Rina membangunkannya. Belum juga berhasil, ketika tiba-tiba sebuah tangan kekar meraih tubuh Leo dan mengangkatnya bangkit.

“Terimakasih Bas..”

“Mau ke rumah sakit ?” tanya Risma

“Ya, tolong jagain, aku siapkan mobilku.”

“Tidak, pakai mobil aku saja,” kata Baskoro sambil memapah Leo keluar.

Leo menatap Baskoro tak senang.

“Lepaskan aku,” katanya lemah.

“Jangan bandel. Kalau kamu terjatuh lagi, aku tak akan kuat membangunkan kamu,” kata Rina kesal.

“Biar aku siapkan mobilnya,” kata Risma yang segera lari kearah mobilnya, lalu membukakan pintu agar mudah Leo memasukinya.

Wajah Leo gelap seperti mendung. Hanya karena janji Rina sajalah maka dia mau dibawa ke rumah sakit. Ika sangat berarti untuknya. Banyak yang dia ingin tahu tentang kehidupannya setelah berpisah. Dan siapa Dian. Hati Leo terus dibayangi rasa bersalah, rasa ingin merengkuhnya kembali. Dan ternyata cinta itu masih ada.

Leo terduduk lemas, tak ada yang diucapkannya. Rina duduk disampingnya, menatapnya dengan perasaan khawatir.

Baskoro memacu mobilnya. Mereka semua terdiam, tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Tiba-tiba ponsel Rina berdering.

“Hallo dok,” jawabnya ketika tahu bahwa dokter Puji yang menelponnya.

“Bu Rina, bagaimana? Pak Leo masih membandel? Apa saya harus langsung membawa ambulans ke rumah ?”

“Tidak dok, ini saya sudah dalam perjalanan ke rumah sakit.”

“Bersama pak Leo kan ?”

“Bagus kalau bu Rina berhasil membujuknya. Saya menunggu di rumah sakit.”

“Terimakasih banyak dok.”

Leo menatapnya, seperti hendak bertanya.

“Dokter Puji sudah menunggu.

“Seperti sakit parah saja.”

“Memang parah. Terutama sikap mas yang bandel dan keras kepala itu,” omel Rina.

***

Leo memang harus dirawat. Rina sedikit lega karena suaminya akan mendapat penanganan yang lebih baik. Infus dipasang dan obat-obat disuntikkan. Segera akan dilakukan lagi pemeriksaan laborat.

Rina duduk disofa tunggu, ditemani Risma dan Baskoro.

“Tenangkan hatimu Rin, suami kamu sudah ditangani,” kata Risma.

“Laki-laki keras kepala,” omel Baskoro kesal.

“Dia sedang tertekan,” kata Rina sedih.

“Karena kamu galak?” goda Baskoro.

“Enggak lah Bas, kamu kan tahu bahwa aku tidak galak.”

“Iya, aku hanya bercanda, supaya kamu nggak terlalu tegang," kata Baskoro sambil tertawa.

“Sa’at ini aku sudah tidak tegang, justru lebih tenang, karena ketika dirumah susah sekali mengendalikan dia. Makan nggak mau, minum obat susah, dibantuin marah.”

“Bisa aku bayangkan betapa bingungnya kamu Rin,” sambung Risma.

“Itu sebabnya aku  minta kalian agar segera datang.”

“Kami selalu ada untuk kamu.”

“Terimakasih banyak ya.”

“Oh ya, aku lupa bilang. Tadi kami ketemu anak kecil yang kemarin itu.” Kata Risma.

“Anak kecil?”

“Ketika kita lagi minum-minum lalu tiba-tiba kamu memanggil dia.”

“Oh iya, itu Dian, anak sahabat aku. Ketemu dimana?”

“Di sebuah toko roti. Tapi kami tidak ngomong apa-apa, hanya saling melihat saja. Kan kami tidak kenal.”

“Aku jadi ingat, hari ini tadi mau menjemput Dian, biar ketemu Dina dirumah neneknya. Mereka itu sahabatan. Tapi ya belum jadi, habisnya mas Leo sakit begitu.”

“Nanti kamu tidur disini?” tanya Baskoro.

“Iya lah Bas, kalau ada apa-apa kan aku harus tahu.”

“Butuh ditemani?” tanya Risma.

“Tidak mbak, disini sudah banyak teman. Dan aku aman.”

“Kalau ada apa-apa jangan sungkan menghubungi kami ya.”

***

“Keterlaluan Leo. Rina begitu baik, tapi sikapnya sangat kasar, aku tahu Rina pasti tersiksa karenanya,” kata Baskoro dalam perjalanan pulang.”

“Kan sudah dijalani selama bertahun-tahun.”

“Kok Rina bisa tahan?”

“Tadi Rina bilang bahwa Leo sedang dalam keadaan tertekan, entah karena apa.”

Baskoro diam. Dia menyesali hidupnya, bahwa tak pernah berhasil memiliki wanita sebaik dan secantik Rina.

“Manusia hidup itu kan tinggal menjalani. Semua sudah digariskan dari sana, jadi kita harus bisa menerimanya.”

Baskoro tak menjawab. Sudah berpuluh kali kakaknya mengatakan hal yang sama. Tapi betapa susah menjalaninya. Cintanya kepada Rina tak begitu gampang diendapkan.

“Hanya dia yang aku inginkan,” bisiknya pelan.

“Apa?” tanya Risma. Ia tak begitu jelas mendengar ucapan adiknya.

“Tidak apa-apa.”

“Kamu ikut pulang kan?” kata Risma yang menganggap bahwa pulang adalah kembali kepada suaminya, di luar negeri sana.

“Entahlah..”

“Apa yang kamu cari disini Bas?”

“Entahlah, tapi aku masih betah disini.”

“Aku harap kamu tidak melakukan hal-hal yang buruk. Aku ingatkan bahwa menjalani hidup yang baik akan membuat kamu tenang.”

Baskoro tak menjawab, dan mereka tak pernah lagi berbicara sampai tiba di rumah mereka.

***

Ika belum bisa memejamkan mata, walau malam telah larut benar.

Ucapan wanita yang dilihatnya di toko roti membuatnya gelisah. Sakit apa gerangan Leo sehingga harus memanggil teman-temannya? Dirumah saja, ataukah di rumah sakit? Ika menyesal tadi tak menanyakannya. Tapi kalau sudah mendapat jawaban, lalu dia akan berbuat apa?

“Mengapa tiba-tiba aku memikirkan dia? Bukankah aku sangat membencinya?”

“Ibu…”  panggil Dian yang tidur di ranjang di sampingnya.

Ika terkejut, rupanya Dian masih terjaga.

“Ya nak.”

“Mengapa ibu belum tidur?”

“Tidak, ibu sudah tidur tadi, lalu terbangun karena mau ke kamar mandi. Kamu sendiri juga belum tidur?”

“Dian juga baru terbangun, melihat ibu belum tidur.”

“Sudah kok. Ayo sekarang tidur lagi.”

Ika memejamkan matanya, mencoba tidur dengan menghilangkan semua bayangan-bayangan buruk yang mengganggunya.

“Ika…”

Ika terkejut. Leo berdiri dipintu, wajahnya pucat,

“Leo ?”

“Ya, ini aku, kamu masih mengingat aku bukan?”

“Tentu saja aku masih mengingat kamu.”

“Aku datang untuk suatu keperluan.”

“Wajahmu pucat sekali, kamu sakit?”

“Sakitku tidak penting, aku mau mengambil anakku..”

“Apa?”

“Aku mau menganbil anakku. Mana anakku?”

“Tidak.. apa maksudmu?”

“Bukankah itu anakku? Mana dia, berikan dia padaku?”

“Tidaaak..”

“Sudah sepantasnya dia hidup bersama aku, jangan ingkar Ika, berikan dia.”

“Tidaaaak… jangaaan… tidaaaak, lepaskan dia.. lepaskan, jangan bawa cintaku, anakku, buah hatiku.. tidaaaaak.. jangaaan..”

Ika terus berteriak.

“Ibu.. ibu.. ibu.. bangun bu..”

Ika membuka matanya, nafasnya tersengah-engah..

“Ibu kenapa ?”

“Syukurlah, kamu tidak dibawanya..” Ika bangkit lalu memeluk Dian erat-erat sambil menangis tersedu-sedu.

“Ibu mimpi ya?”

Dian keluar dari kamar, mengambil segelas air putih, lalu diberikannya pada ibunya.

“Ini bu, diminum dulu.”

“Terimakasih nak,” kata Ika sambil menerima gelas dan meneguk hampir setengahnya.

“Ibu mimpi apa?”

“Mimpi buruk..sangat buruk.”

“Ada orang akan membawa Dian ?”

“Iya nak, sekarang tidurlah disamping ibu disini saja.”

“Baiklah.”

***                                                                                                                                       

Pagi hari itu Ika bangun kesiangan. Ia kedapur setelah shalat, menjerang air dan termenung di kursi dapur. Mimpinya semalam sangat mengganggunya. Tiba-tiba dia ketakutan sendiri, dan membayangkan seandainya Leo benar-benar mengambil Dian dari tangannya. Tidak, tak akan aku biarkan. Kemana dia ketika aku sakit dan merasa sengsara karena mengandung tanpa suami? Kemana dia ketika ia harus meneteskan keringat demi sesuap nasi untuk buah hatinya?

“Ibu.. ma’af Dian baru bangun.”

“Tidak apa-apa nak, duduklah disini, kamu sudah shalat?”

“Sudah..”

“Duduklah disini, ibu buatkah teh hangat. Itu airnya sudah mendidih.”

Ika sibuk membuat teh, lalu meletakkannya di meja, berikut roti yang dibelinya kemarin.

“Ini roti yang kita beli kemarin, ayuk dimakan saja Dian.”

“Jadi bu Rina tetap tidak akan kemari kan?”

“Rasanya tidak nak, kan kita sudah mendengar bahwa suami bu Rina sedang sakit?”

“Iya.. kasihan ya bu.”

Dian menyendok tehnya sedikit demi sedikit karena masih panas, lalu mengambil sepotong roti.

“ Besok ibu mau mulai berjualan,” kata Ika sambil mengunyah roti yang baru saja diambilnya.

“Jualan ditempat lama?”

“Rasanya tidak nak, ibu harus mencari lahan yang lain. Terlalu jauh kalau kesana lagi.”

“Bolehkah Dian ikut ?”

“Mana mungkin Dian ikut? Ibu boncengin kamu? Lalu keranjangnya ditaruh dimana? Kamu mau duduk didalam keranjang?” kata Ika sambil tertawa.

“Kalau Dian sekolah tidak masalah, tapi kalau belum masuk begini, Dian akan kesepian ditinggal ibu.”

“Dian, ibu kan cuma mau jualan, tidak jauh. Seperti ibu mau keluar kota saja.”

“Iya sih..”

“Mbak Yantii…”

“Ika terkejut, dan Dian sudah terlebih dulu melompat kedepan, karena tahu bahwa itu suara bu Rina.

Dian segera menyalami Rina dan mencium tangannya.

“Bu Rina, pagi-pagi sekali sudah sampai disini?”

“Iya, aku dari rumah sakit..”             

“Rumah sakit ?” mata Ika terbelalak.

“Iya, suami aku harus dirawat mbak.”

“Sakit apa?”

“Dokter mengira radang tenggorokan setelah pemeriksaan dirumah lalu dilihat dari hasil laborat yang menunjukkan adanya infeksi. Tapi masih ada pemeriksaan lain, nggak tahu nanti hasilnya.”

“Ikut prihatin ya bu, semoga.. mm .. pak Leo segera sembuh.”

“Aamiin, terimakasih, mbak Yanti.”

“Mengapa sekarang bu Rina malah datang kemari? Siapa yang menunggu disana?”

“Aku sambil mau mengambil baju ganti untuk dia. Aku ingat sudah janji sama Dian untuk mengantarnya ketemu Dina.”

“Ya ampun bu, kalau memang bu Rina sibuk, mengapa harus memikirkan Dian? Kapan-kapan juga nggak apa-apa kan bu?”

“Nggak apa-apa, biar Dian senang, Dina juga senang. Lagian aku juga harus mengabari ibu bahwa mas Leo sakit.”

“Oh, begitu ya? Kalau begitu kamu harus mandi dulu Dian, nggak pakai lama,” kata Ika.

Dian berlari tanpa disuruh dua kali.

“mBak Yanti, saya mau ngomong sesuatu sama mbak Yanti,”

"Ya bu, ada apa?”

“Sa’at ini mas Leo sakit, agak serius.”

“Ya bu, saya ikut prihatin..”

“Dia terus menerus memikirkan mbak Yanti. Dia menyebutnya Ika.”

“Itu kan masa lalu bu, jangan di ungkit lagi. Saya mohon.”

“Apa mbak Yanti tidak kasihan? Ketika dalam sakitnya, dia selalu menyebut nama mbak.”

“Saya hanya bilang, ikut prihatin, dan selalu mendo’akan.”

“Tapi dia sangat tertekan, Dia ingin ketemu mbak Yanti.”

“Tidak, jangan.. semuanya akan rusak.. jangan bu, saya mohon.”

“Tapi dia terlanjur sudah melihat mbak Yanti, dan dia ingin ketemu.”

“Kalau sudah ketemu, lalu apa?” Ika mulai berdebar. Dia ingat mimpinya semalam. Pasti Leo akan mengambil anaknya. Tidak mungkin dia memberikannya.

”mBak Yanti, dia merasa punya salah, beri kesempatan dia untuk meminta ma’af. Tolonglah. Dalam sakit, dia lebih menderita karena dosa yang telah diperbuatnya. Bukankah memberi ma’af adalah perbuatan mulia?”

“Itu benar, tapi saya sudah mema’afkannya. Sungguh. Bu Rina harus bahagia disamping Leo, jangan sampai terkotori dengan kehadiran saya.”

“Mengapa terkotori? Tidak mbak, saya hanya ingin mas Leo bahagia. Saya hanya ingin mas Leo menemukan apa yang dicarinya.”

Ika menghela nafas panjang. Dadanya terasa sesak. Banyak yang akan terjadi kalau sampai dia bertemu Leo. Salah satu yang ditakutkannya adalah Leo akan meminta Dian. Ika takut sekali.

“Mas Leo masih mencintai mbak Yanti.”

“Jangan begitu bu. Leo sudah menemukan rumah tangga yang bahagia. Dan saya juga hidup tenteram bersama Dian. Sebaiknya semua dilupakan.”

“Tanpa bisa bertemu mbak Yanti, mas Leo akan menderita. Dia tak mau makan dan minum obat, saya takut itu adalah upayanya untuk bunuh diri.”

Ika terperanjat. Matanya membulat,  menatap Rina tak berkedip. Bunuh diri?  Tidak, itu sangat mengerikan.

“Kalau mbak Yanti kukuh dan tidak mau bertemu mas Leo, berarti mbak Yanti tega pada mas Leo, dan pemberian ma’af itu bohong belaka,” kata Rina yang sudah putus asa terhadap upayanya mempertemukan Ika dan Leo.

“Ibu, aku sudah selesai.”

Pembicaraan itu terhenti dengan hadirnya Dian.

“Oh, sudah ganteng ya Dian, kalau begitu ayo kita berangkat. Bawa apa itu?”

“Ini roti, tinggal dua potong karena saya kira saya tidak jadi ketemu Dina, lalu saya makan sebagian bersama ibu.”

“Ooh.. Dian.. tidak apa=apa, sedikit juga pasti Dina akan suka. Ayo kita berangkat. Nanti sore aku jemput kamu lagi.”

Dian tampak gembira, wajahnya berseri-seri.

“mBak Yanti, Dian baru aku jemput sore nanti ya?”

“Baiklah bu. Dian tidak boleh nakal ya?”

“Iya bu.”

“mBak Yanti, nanti kita bicara lagi ya,” kata Rina sambil berbisik, sementara Dian sudah berlari ke arah mobil.”

Ika hanya nengangguk.

Ketika Rina dan Dian pergi, hati Ika dipenuhi oleh kegelisahan yang amat sangat. Apa yang harus dilakukannya?

***

Besok lagi ya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

81 comments:

  1. Salam ADUHAIIIIII ...

    Terima kasih mbak Tien ... atas hadirnya JBC 18.

    Salam hangat kami dari Yogya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cuplikan JBC episode_17.

      Rina kesal bukan alang Tiba-tiba dia sudah sampai pada titik kesabaran. Hanya tinggal satu senjata untuk membujuk suaminya.

      “Mas, kalau mas mau ke rumah sakit sekarang, aku akan beri tahu sesuatu.”

      Leo menatap isterinya.

      “Aku tahu dimana Ika berada.”

      Mainkan Bu Tien.... biar tambah baper.. lan tambah pinisirin..

      Selamat malam bu Tien, sehat terus dan terus sehat..ya bunda.
      Terima kasih JBC_18 sdh tayang.

      Yukk teman kita baca bareng-bareng.

      Selamat buat pa Yowa.

      Delete
    2. Alhamdulillah J B C dah tayang
      P. Yowa juaranya

      Delete
    3. Mksh bunda Tien

      JBC 18 dah tayang,ini Baru bang un lgsg baca

      Tmbh seru aj bunda buat me ng aduk2 hati penggemar

      Ttp sehat bunda semangat 45 buat nyenengen kita2

      Salam hangat dari Jogja
      Salam ADUHAI

      Delete
  2. Replies
    1. Bagus mas Budijanto ... bisa momen di urutan nomor 3.

      Semoga senantiasa sehat wal afiat njih mas Budijanto.

      Salam aduhaiiiii.

      Delete
  3. Matur nuwun mbak Tien
    Salam sehat dari Purwodadi

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah JBC 18 sdh hadir
    Terima kssih Mbak Tien, semoga sehat selalu
    Salam Aduhai dari Bekasi

    ReplyDelete
  5. Hadew kenapa Leo per-lebay-anmu keterlaluan, nggak ada sesal diawal terus merasa berdosa mau menebus dosa?
    Terimakasih mBak Tien JBC yang ke delapan belas sudah tayang
    Sehat sehat selalu doaku

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah, JBC 18 telah tayang, kesuwun mbak Tien,sehat sehat selalu ya salam Aduhai dari Cibubur

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillahcerbung JBC 18sudah terbit...
    terima kasih mbak Tien...salam sehat n sukses selalu...

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah....
    Matur nuwun bu Tien ADUHAI Kumalasari... JBC #18 sudah hadir.
    Semoga bu Tien selalu sehat dan tetap semangat..
    Salam sehat dari Sidoarjo...

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah tayang gasik. Terima kasih bu Tien. Do' a saya semoga ibu sehat selalu dan tetap semangat berkarya. Aamiin

    ReplyDelete
  10. terimakasih  bu Tien  JBC #18 sudah hadir  ...makin seru bu ika..broto.
    leo..rina..baskoro 😍
    smoga Ibu Slalu sehat bersama keluarga
    Sala. aduhaiii dr Semarang

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah sdh tayang...tp tetep gk iso komen duwur dewe hehehe...😀😀😀
    Hora popo....suwun mbk Tien... tetep aduhai dehh...👍👍👍

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah sdh tayang...tp tetep gk iso komen duwur dewe hehehe...😀😀😀
    Hora popo....suwun mbk Tien... tetep aduhai dehh...👍👍👍

    ReplyDelete
  13. Matur nuwun...mbak tien... Semoga sehat selalu... Bagaimanakah pertemuan Leo Ika? Setia menunggu goresan dari mbak tien

    ReplyDelete
  14. Makasih mba Tien. Salam sehat selalu

    ReplyDelete
  15. Assalamu'alaikum..mlm.JBC 18 sdh hadirr terma kasih bu Tien ..sehat semua

    ReplyDelete
  16. Di saya koq ada 3 kali episode 18 nya? Isinya sama persis? Ada salah kirim atau apa bu?
    Btw, enak banget jadi Leo dapat perempuan semuanya cantik dan baik....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya jeng dokter..saya kebanyakan nunul 'kali, nulisnya sambil ngantuk.. hehe..

      Salam ADUHAI ys..

      Delete
  17. Matur nuwun Bu Tien.
    Salam sehat dan tetap semangat.

    ReplyDelete
  18. Alhamdulilah . Mtrnwn M Tien JBC 18 telah hadir

    ReplyDelete
  19. Alhamdulillah ... sdh hadir, trimakasih Bunda... semoga sehat selalu.

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah
    Trimakasih bu tien sdh menyajikan jbc 18 ...... langsung santap habis ..... tidur bisa nyenyak
    Semoga bu tien sehat2, dan selalu dalam lindungan Allah SWT ..... Aamiin yra

    Assalamu'alaikum

    ReplyDelete
  21. Trimakasih mbak Tien..jbc 18...bener kan 'jangan bawa cintaku '..dian jgn dibawa leo...

    Waah tekateki besaar ttgika & leo & rina..
    Hanya mbak Tien yg tauuu...
    Besok lagiii...

    Salam sehat n salam aduhai mbak Tien..🙏

    ReplyDelete
  22. Salam sehat bu Tien,terima kasih JBC nya yaa...hebat karya2nya

    ReplyDelete
  23. TK mb.tien yg ditunggu telah tayang. Selamat istirahat.

    ReplyDelete
  24. Matur Suwun eps 18 sdh tayang semoga Leo segera sadar tdk merebut Dian tentunya setelah ketemu Ika dan Ika memaafkan atau malah CLBK . Tergantung dalang nya Bu Tien ini yg pandai mengatur alur ceritanya.
    Salam sehat dan ADUHAI buat bu Tien.

    ReplyDelete
  25. Matur nuwun mbak tien-ku jbc18 sudah tayang.
    Hmmm Baskoro tidak kembali ke luar negri...mau nungguin Rina yang suaminya sakit, terus Leo makin marah, jadi mengganggu rumah tangga orang. Tinggal menunggu Rina, bisa bertahan apa tidak. Terus hal penting yang harus diperhatikan adalah anaknya...
    Ika harusnya mau menemui Leo, harus memberi penjelasan tentang Dian, meskipun akhirnya Ika pergi ...
    Bagaimanapun semua tergantung pada sang Peracik cerita yang saya percaya akan membuat makin menarik.
    Bukankah begitu mbak Tien , kepuasan konsumen adalah kepuasan produsen.
    Salam sehat mbak Tien Kumalasari dari sragentina selalu ADUHAI.

    ReplyDelete
  26. Tulisan sdh hadir, yg nulis blum hallow2. Skrg lebih dr 30 menit baru menyspa. Smoga tdk kecapekan

    ..
    hati Ika dipenuhi oleh kegelisahan yang amat sangat. Apa yang harus dilakukannya?
    Menerima ajakn ke jakarta. Nah ... salut buat bu tien.

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah JBC 18 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
    Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.

    ReplyDelete
  28. Sebuah penyesalan yg amat dalam ...patut di kasiani ...bukankan Allah memberi kesempatan untuk salung meminta maaf kpd sesama hambanyanya, apalagi ini sebuah pernyataan penyesan atas perbuatan khilafnya ...



    Beri kesempatan leo untuk meminta maaf terhdp ika bund ....dan beri kesempatan dian untuk berhak tau siapa bapaknya ...


    Salam sehat dari situbondo

    ReplyDelete
  29. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
    Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Omang Komari, Hermina, Enny, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Banten, Purwodadi,
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
    ADUHAI.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah JBC 18, makin dekat pertemuan Leo dengan Ika yang masih sama-sama cinta....Baskoro yang setia menunggu Rina. Bagaimana kelanjutannya? Tak sabar selalenanti kelanjutan ceritanya....
      Salam seroja Bu Tien...

      Delete
    2. “Mengapa tiba-tiba aku memikirkan dia? Bukankah aku sangat membencinya?”

      Oh ohhh coo cuuit.....

      Benci......
      Benar-benar cinta....
      Ika... Ngaku aja... Kamu masih cinta Leo kan... Iya kaaaan...

      Sebel.....
      Senang betul......
      Rina.. Kamu baik banget sih,, hatimu terbuat dari emas kah......

      Gemes.....
      Genit-genit pingin ngruwes.....
      Para pembaca.... Nyante aja kaleee....

      Susuki.....
      Leo sungguh laki-laki....
      Cepet sembuh yaa.. Nnt ketemu Ika... Okey.. .💖💖💖

      Brekele.....
      Broto kayak ikan lele...
      Gede kepala... Gaya doang.....
      Kumisnya aja di panjangin.....

      Hooeekk hooeeekkk.......

      Delete
  30. Puji Tuhan ibu Tien selalu sehat, semangat dan produktip shg JBC 18 hadir tetap membuat penasaran penggandrungnya.

    Mbak Ika yg baik hati, tolong bantu bu Rina dgn mau menengok Leo yg sedang sakit krn tekanan batin memikirkanmu.
    Bukankah curhatan Leo kpd mbak Ika nanti merupakan terapi kesembuhan?

    Sumonggo kelanjutannya terserah Ibu Tien. Matur nuwun berkah Dalem.

    ReplyDelete
  31. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun Bun....
    Mugi2 tansah sugeng....

    ReplyDelete
  32. Puji Tuhan ibu Tien selalu sehat, semangat dan produktip shg JBC 18 hadir tetap membuat penasaran penggandrungnya.

    Mbak Ika yg baik hati, tolong bantu bu Rina dgn mau menengok Leo yg sedang sakit krn tekanan batin memikirkanmu.
    Bukankah curhatan Leo kpd mbak Ika nanti merupakan terapi kesembuhan?

    Sumonggo kelanjutannya terserah Ibu Tien. Matur nuwun berkah Dalem.

    ReplyDelete
  33. Alhamdulillah JBC 18 sudah tayang
    Terimakasih bunda Tien
    Semoga bunda Tien selalu sehat
    Salam hangat dan aduhaiii dari Purworejo

    ReplyDelete

  34. Matur nuwun bu Tien.. Salam sehat dan kami tunggu episode selanjutnya

    ReplyDelete
  35. Tambah mantaaab bunda Tien ceritanya, tambah seru gak sabar nunggu kelanjutannya...
    Salam tahes ulales dari bumi Arema Malang bunda

    ReplyDelete
  36. Terima kasih Mbak Tien JBC 18 sudah hadir. Ada sedikit kekeliruan... yg harusnya Baskoro ditulis Leo.. tapi gpp, kita mudheng maksudnya. Semakin seru dan penasaran aja utk kelanjutannya.
    Semoga Mbak Tien selalu sehat. Salam seroja yg aduhai selalu dari Semarang.

    ReplyDelete
  37. Malam Bun, semoga selalu sehat dan tetap semangat dalam berkarya.
    Terima kasih untuk JBC nya.

    ReplyDelete
  38. Maturnuwun ibu Tien....
    Semoga sehat dan bahagia sejahtera selalu
    Dapatkah Ika melanjutkan hidupnya dg tenang?jadilah wanita yg kuat,Leo adlh masa lalumu

    ReplyDelete
  39. Alhamdulillah JBC sudah hadir lagi. Terimakasih Bu Tien. Semoga sehat selalu.

    ReplyDelete
  40. Ika .....
    Jangan mau ketemu leo ....
    Pergi aja ikut broto ke jakarta .....
    Ingat dengan mimpimu ika ...
    Leo akan membawa cintamu ..
    Lha kok nyimut ....
    Met pagi bu Tien ...
    Salam hangat dari malang yang saat ini sangat dingin....

    ReplyDelete
  41. Waduuhhh degdeg plas...
    Mbak ika jangan ketemu leo... berikan cintamu pada mas broto. Asyik kan...
    Makasih bunda JBC nya salam sehat selalu

    ReplyDelete
  42. Wah makin seru saja... Apakah permintaan Rina agar Ika mau ketemu Leo, untuk membantu kesembuhan Leo. Saya tunggu saja lanjutan ceritanya. Maturnuwun Bu Tien, semoga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Aamiin... Salam sehat selalu dari Pondok Gede...

    ReplyDelete
  43. TERIMA KASIH, Bunda Tien. Yang sudah menayangkan JBC-nya. Semoga Bunda Tien senantiasa selalu sehat wal'afiat yaaaaa...

    Kalo Ika takut kehilangan Dian itu boleh dan wajar aja, tapi juga Dian perlu tau siapa ayah-nya. Kalo Rina sudah menemukan dimana tempat tinggal Ika, dan Rina masih tulus, baik dan memperhatikan Dian, berarti ada yang musti diselesaikan bertiga secara damai: kamu, Leo & Rina. Karena ini terkait masa depan Dian & Dina.

    ReplyDelete
  44. Ketika Rina dan Dian pergi hati Ika dipenuhi oleh kegelisahan yg amat sangat.
    Apa yg harus dilakukannya....
    Ika penuhilah permintaan Rina, dia wanita yg baik sudah menganggapmu sbg sahabat bahkan Rina berusaha mendekatkan Dian dengan Dina. Bukankah kamu juga penasaran ketika tidak sengaja mendengar Leo sakit dari orang yg tidak kamu kenal saat di toko roti itu.
    Leo sangat tertekan bahkan sakitnya parah dan obatnya adalah kamu.
    Jangan terlalu kepikiran mimpimu itu hanya hunga tidur. Apalagi mimpi buruk itu jelas dari setan yg berusaha menjerumuskan manusia.
    Moga Rina bisa membujuk Ika untuk diajak ketemu dg Leo dan mendengarkan curahan hari Leo, beri kesempatan Leo untuk meminta maaf.
    Jelaskan siapa Dian sebenarnya Kemungkinan Leo ingin membawa Dian tetap ada, tapi Leo
    juga tdk akan setega itu untuk membuat Ika menderita. Bisa dicari solusi terbaik dan beri kesempatan pada Leo untuk membiaya hidup Dian hingga dewasa.
    Dengan demikian Leo tidak tertekan lagi dan sakitnya berangsur sembuh.

    Btw ngapain Baskoro tidak mau kembali ke luar negeri dan merasa cintanya pada Rina tdk mudah diendapkan bahkan hanya Rina yg dia inginkan...
    Akankah Rina kembali ke Baskoro?
    Rasanya tidak semudah itu...
    Karena cintanya Baskoro ke Rina itu adalah sebuah obsesi....
    Bagaimana kelanjutannya hanya bunda Tien yg tahu.

    Salam sehat dan aduhaii dari Bojonegoro.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamualaikum wr wb. Mbak Tien kepareng kulo sowan malih.
      Semoga mbak Tien selalu sehat dan tetap berkarya.

      Delete
  45. _Wah, ... karena tadi malam ngantuk berat, maka bacanya cerbung terpaksa di pagi harinya._. 😂😂

    ReplyDelete
  46. Alhamdulilaah...
    Tks bunda Tien JBC 18 sdh tayang.. mkasih juga sy sdh di say hello..
    duuuh senengnya.. semoga bunda Tien sehat selalu dan dirindukan hehe...

    ReplyDelete
  47. Tgl merah mbak Tien libur ya? Salam sehat2 mbak Tien dari Tegal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak ada pemberitahuan di group kok mbak Nani..mungkin bentar lagi tayang

      Delete
  48. Kuintip...lha kok belum tayang..

    Apa libur ya...?

    ReplyDelete
  49. Semoga hari ini tidak libur
    Salam sehat dari jember mbak tien

    ReplyDelete
  50. Tks mba tien... ceritanya mntap trs... sehat², dtnggu part berikutnya

    ReplyDelete
  51. Jg libur to bu Tien... Kami sampai menunggu nunggu nih... Eps 19nya bu Tien

    ReplyDelete
  52. Ngantuk bunda Tien...
    Wes besuk aja bacanya. ..

    ReplyDelete
  53. Alhamdulillah... yang kutunggu dah datang.. selalu sehat Bunda.. saya selalu menunggu buah penanya yang menawan..

    ReplyDelete
  54. bahasanya enak, sederhana sehari-hari

    ReplyDelete

ADA MAKNA 36

  ADA MAKNA  36 (Tien Kumalasari)   Wahyu menatap Reihan tak berkedip. Ucapannya sedikit mengejutkan. Ia meraba apa yang diinginkan sang adi...