JANGAN BAWA CINTAKU 14
(Tien Kumalasari)
Rina menatap wajah tampan yang tampak pucat itu. Ada rasa iba mengusik hatinya. Begitu besarkah penderitaan suaminya sampai membawa gundah hatinya dengan menumpahkan kata-kata yang menyakitkan, dan sekarang membawanya dalam dunia mabuk-mabukan? Sesungguhnya dia ingin tahu, sejauh apa sih hubungan suaminya dengan si tukang sayur itu? Benarkah dirinya yang merusak hubungan mereka sehingga suaminya mengatakan bahwa masuknya dirinya dalam hidup suaminya adalah kesalahan ?
Rina perlahan melepas sepatu suaminya, sambil menatap wajah pucat yang tampak menderita dan diam tak bergerak di ranjangnya. Ia juga membetulkan letak kaki suaminya yang sebagian nyaris tergantung disisi ranjang.
“Aku sangat mencintai kamu mas, tapi kalau kamu merasa bahwa aku hanya merusak hidup kamu, aku rela apabila kamu ingin melepaskan aku,” bisiknya lirih.
Ditariknya selimut yang terletak disamping ranjang, lalu diselimutinya suaminya. Ia tak ingin membangunkannya. Lalu ia keluar dari sana dengan perasaan tak menentu.
“Ibu, Dina mandi sekarang ya.”
“Iya nak, mandi yang bersih ya, ibu juga mau mandi.”
“Nanti jadi ke rumah simbah ?”
“Jadi, menunggu kalau bapak sudah berangkat ke kantor,” kata Rina padahal sesungguhnya dia tak yakin suaminya akan berangkat ke kantor.
Setelah mandi dia membuka pintu garasi. Mobil suaminya masih hangat, berarti belum lama dia pulang.
“Hampir pagi baru dia pulang,” gumamnya.
Ia mengeluarkan mobil suaminya, lalu mobilnya sendiri.
Banyak hal yang ingin dibicarakan dengan suaminya, tapi ia tak ingin Dina mendengarnya. Rina ingin mengajak Dina kerumah ibunya, lalu meninggalkannya disana sampai perso’alan dengan suaminya selesai, jadi seburuk apapun nanti hasilnya, Dina tak akan terganggu kejiwaannya.
Rina memasuki kamar lagi, tapi suaminya masih terbaring dengan posisi yang sama. Nafasnya yang teratur menandakan bahwa tidurnya sangat nyenyak. Tapi Rina benci aroma menyengat dari nafas itu. Ia keluar lagi mendapati Dina sudah memakai baju, dan sedang menyisir rambutnya.
“Anak pintar, mari ibu sisir rambut kamu..”
Dina mngulurkan sisirnya, dan membiarkan ibunya mengatur rambutnya. Dina suka sekali ada kucir dua di kepalanya, dan hanya ibunya yang bisa melakukannya.
“Sudah cantik sekarang,” kata Rina. Ia tertawa melihat Dina menggeleng-gelengkan kepalanya sehingga kucirnya seperti melompat ke kiri dan ke kanan.
“Ayo kita makan bu..” teriak Dina sambil berlari keruang makan.
Rina mengikutinya, lalu duduk didepan anaknya.“
“Mana bapak?”
“Bapak masih tidur, tidak apa-apa, bapak sangat lelah. Kita makan saja, lalu berangkat ke rumah simbah.”
“Meninggalkan bapak sendiri ?”
“Tidak apa-apa. Tampaknya bapak tak akan berangkat ke kantor hari ini,” kata Rina sambil menyendokkan nasi untuk anaknya.
“Pasti simbah akan bertanya, kalau bapak tidak ikut,” celoteh Dina.
“Simbah pasti tahu kalau bapak lagi sibuk. Dengar Dina, nanti Dina ibu tinggalkan dirumah simbah saja, sedangkan ibu mau kembali ke rumah. Dina suka kan ?”
“O, ibu harus ngurusin bapak juga kan ?”
“Betul Dina, nggak apa-apa kan Dina tinggal dirumah simbah beberapa hari? Selama liburan ini?”
“Iya, Dina suka, kan ada teman main disana, yang rumahnya disebelah simbah itu.”
“Benar. Kalau begitu segera habiskan sarapan kamu, ibu mau menata baju dan semua keperluan kamu selama disana.”
“Jangan lupa buku-buka bacaan Dina ya bu.”
“Baiklah, pasti akan ibu siapkan.”
Rina memasuki kamarnya lagi, tapi dilihatnya posisi tidur suaminya belum berubah.
Sebelum berangkat Rina menuliskan pesan di selembar kertas, diletakkannya di meja yang ada disamping ranjang.
***
“Apakah ada masalah dengan suami kamu, maka kamu menitipkan anak kamu disini?”
“Tidak bu, Dina ingin liburan disini.”
“Tapi wajah kamu kelihatan tidak gembira seperti biasanya. Dan biasanya juga, kamu selalu datang bersama suami kamu.”
“Mas Leo sedang banyak pekerjaan bu.”
“Tapi wajah pucat kamu tidak bisa kamu tutup-tutupi. Biasanya kamu berdandan cantik, tapi sekarang ini pakai bedak pun tidak. Ibu ini orang tua, dan seorang ibu. Seorang ibu itu memiliki rasa yang lebih tajam, dan bisa menjenguk kearah hati anaknya apabila si anak sedang dalam masalah.”
Rina menghela nafas panjang, digenggamnya tangan ibunya erat-erat, seakan dari tangan itulah dia akan mendapatkan kekuatan.
“Mau mengatakannya pada ibu ?”
“Rina tidak ingin membebani ibu dengan perso’alan Rina. Tidak apa-apa, ini masalah biasa kok bu.”
“Kamu tidak membebani ibu dengan ucapan, tapi kamu membebani itu dengan perasaan kamu yang kamu pendam. Berbagilah pada ibu, agar bebanmu lebih ringan, dan beban ibu juga ringan karena tahu permasalahan kamu.”
Rina kembali menghela nafas dan tidak juga melepaskan genggamannya pada tangan ibunya. Ia melongok kedepan, melihat Dina sudah bermain dengan anak tetangga sebelah yang seumuran dengannya.
“Biar ibu tebak. Suami kamu selingkuh ?”
Rina ingin mengangguk, tapi itu kurang tepat bukan? Leo tidak selingkuh, atau belum selingkuh, karena sedang menemukan seseorang yang katanya dulu adalah pacarnya.
“Benar ?”
“Tidak bu. Mas Leo ketemu dengan mantan pacarnya sebelum menjadi suami Rina.”
“Hanya ketemu, lalu kamu cemburu ? Marah?”
“Tidak sesederhana itu bu, tampaknya mas Leo masih mencintainya. Sampai dia berkata kasar pada Rina, apapun yang Rina lakukan tidak berkenan di hatinya. Semalam dia mabuk.”
“Oh ya?”
“Rina menitipkan Dina disini, agar Rina bisa berbincang dengan mas Leo. Rina tidak ingin Dina mendengar ketika mas Leo bicara kasar.”
“Rina, apapun yang terjadi, itu kan masa lalu suami kamu. Sekarang dia sudah menjadi suami kamu, jadi kamu berhak memilikinya, dan jangan membiarkan orang lain merebutnya.”
“Mas Leo tidak sungguh-sungguh mencintai Rina. Rina tak akan tahan bu.”
“Kemarahan yang seperti apapun pasti akan luluh apabila dihadapi dengan perilaku yang lembut menawan.”
Rina diam. Permasalahannya bukan karena sikap Rina yang tidak benar, tapi karena perasaan Leo yang sebenarnya tidak mencintainya.
“Mas Leo masih mencintai perempuan itu.”
“Kalian sudah punya seorang anak. Mustahil kalau suamimu tidak cinta pada anaknya. Anak itulah yang akan merekatkan rumah tangga kalian. Ingat Rina, perkawinan bukan hanya masalah suka atau tidak suka. Perkawinan adalah suatu bentuk ikatan untuk membentuk sebuah rumah tangga. Dia bisa runtuh atau hancur berkeping kalau kalian tidak memeliharanya, menjaganya.”
Rina mengangguk pelan. Semuanya tampak seperti mudah. Bisakah dia menjalaninya? Bukankah memelihara dan menjaga harus dilakukan berdua? Tapi Rina tak akan membantah apa kata ibunya. Seorang tua akan melakukan hal sama, mendidik dan menuntun anak-anaknya agar berjalan di jalan yang benar.
***
Rina mengendarai mobilnya untuk pulang ke rumah. Dilihatnya mobil suaminya masih terparkir ditempat semula dia mengeluarkannya. Rina bergegas masuk, lalu melihat suaminya duduk diruang tengah. Ketika dia datang, Leo menatapnya dengan mata merah.
Rina berhenti sejenak.
“Mau aku buatkan minum ? Kopi, barangkali, atau teh saja?”
“Tidak. Aku sudah membuatnya sendiri,” katanya dingin.
Rina meneruskan langkahnya, masuk kekamar, mencuci kaki tangannya. Ia harus belanja, tapi ia ingin melayani suaminya terlebih dulu. Perilaku manis akan bisa meluluhkan hati siapapun. Yang sedang marah sekalipun.
Lalu didekatinya lagi suaminya.
“Mau aku buatkan sarapan?”
“Ini sudah siang. Adakah sarapan sesiang ini?” masih dingin suara itu. Ternyata suara yang dilembutkannya bak suara bidadari menyanyi pun tidak membuat suaminya terpesona.
“Baiklah, terserah kamu menamainya apa, maukah aku buatkan makan?”
“Tidak.”
“Kamu mabuk semalaman, ada apa sebenarnya?”
“Apa yang aku lakukan, terserah aku.”
“Mas, kamu itu suami aku. Aku akan ingatkan kalau kamu melakukan hal buruk. Mabuk itu buruk, kamu bisa melakukan apa saja dalam keadaan mabuk.”
“Diaaaamm!” Lalu Leo menjadi bertambah marah karena ucapan Rina mengingatkan peristiwa dimana dia mabuk lalu melakukan hal buruk tanpa disadarinya, lalu dia kehilangan Ika.”
“Baiklah, aku mau belanja.”
“Kamu sudah pergi sejak pagi, lalu pulang, sekarang mau pergi lagi dengan alasan mau belanja? Bukankah kamu kencan dengan Baskoro, pacar lama kamu?”
“Kalau ingin marah.. marah saja, jangan menuduh yang bukan-bukan untuk membuat kemarahan kamu mendapatkan alasan.”
“Aku heran, darimana kamu belajar berani sama suami kamu?”
“Apakah kamu menganggap aku isteri kamu?” kata Rina keras. Ia lupa petuah ibunya agar memperlakukan suami dengan lembut dan penuh perhatian. Semuanya tak ada gunanya ketika sang suami tak peduli lagi pada isterinya.
“Apa katamu ?”
“Aku sekarang ingin bertanya sama kamu. Sekarang Dina tak ada dirumah. Selama ini aku menahannya karena ada Dina diantara kita, dan aku tak ingin Dina mendengar kata-kata kasar kamu yang menyakiti aku.”
“Lalu apa?”
“Katakan apa yang kamu inginkan. Kamu sudah mengatakan bahwa keberadaan aku adalah sesuatu yang salah, lalu bagaimana?”
“O, kamu menantang aku? Karena ada Baskoro bukan ?”
“Mengapa membawa nama Baskoro ?”
“Kamu berani, karena ada Baskoro, pacar lama kamu.”
“Ngaco !”
“Kamu meninggalkan ponsel kamu. Lihat saja, tadi dia menelpon kamu.”
Rina menghampiri ponselnya. Memang ada telpon masuk dari Baskoro. Rina menyesal lupa membawa ponselnya.
“Jawab dan jangan hanya diam saja.”
“Aku tak ingin berdebat dengan kamu.”
Rina melangkah keluar, menghampiri mobilnya, lalu memacunya keluar dari halaman.
Leo bergeming ditempat duduknya. Menjambak rambutnya dan membuatnya awut-awutan.
“Ika.. Ika.. Ika.. Katakan sesuatu dan jangan membuat aku gila. Dimana kamu Ikaaa!”
***
Rina bukannya ingin belanja. Ia ingin mengendapkan perasaannya karena suaminya tak bisa diajaknya bicara. Ia tak lagi ingin mengadu kepada ibunya, karena toh dia juga akan disalahkannya. Ia berhenti dideretan pertokoan, memarkir mobilnya disana.
Ia berjalan menyusuri jalanan, sementara pikirannya melayang kemana-mana. Benarkah suaminya tak pernah mencintainya? Mengapa tiba-tiba Leo tampak begitu kacau dan kehilangan kendali sehingga mengucapkan kata-kata diluar yang pernah dibayangkannya?
“Baru kali ini mas Leo tampak kacau. Apakah dia sadar akan apa yang diucapkannya?”
“Rina !”
Rina terkejut ketika seseorang menepuk bahunya.
“mBak Risma?”
“Kemana kamu? Tadi aku menelpon kamu, tampaknya suami kamu yang menerima. Belum juga aku bicara, dia sudah menjawab dan bilang dengan kasar bahwa kamu tidak ada dirumah.”
“Jadi tadi mbak Risma yang menelpon aku?”
“Pakai nomornya Baskoro?” lanjut Rina.
“Iya, aku belum sempat menyalinnya di ponsel aku. Aku pakai nomornya Baskoro. Leo marah ya?”
“Dia memang lagi uring-uringan..”
“Nah, kelihatan dari wajah kamu tuh..”
“Kenapa wajah aku ?”
“Pucat, kamu nggak dandan ya?”
“Iya.. lagi males juga.. “
“Ayo mampir minum-minum disitu,” kata Risma yang langsung menarik Rina masuk ke sebuah restoran.
“Ayo mau minum apa.. atau mau makan apa..”
“Es jeruk saja, aku nggak makan."
“Ya sudah.. ayo cerita, apa yang terjadi.”
“Nggak ada apa-apa.. lagi suntuk saja, lalu pengin jalan-jalan.”
“Kamu bilang suami kamu lagi uring-uringan..”
“Nggak tahu tuh. Biasa ‘kali kalau laki-laki lagi nggak suka sesuatu lalu bawaannya pengin marah. Daripada aku meladeni dia, lebih baik aku jalan-jalan, sambil belanja, kalau ada yang bisa aku beli.”
“Belanja baju? Yuk aku antar..”
“Nggak lah, belanja bahan masakan. Aku tuh sekarang harus belanja sendiri, so’alnya tukang sayur langganan aku....” ucapan Rina terhenti, karena tiba-tiba teringat ucapan suaminya bahwa tukang sayur itu dulu pacarnya.
“Kenapa tukang sayur langganan kamu?” tanya Risma sambil menghirup minuman pesanannya yang sudah terhidang dimeja.
“Mm.. itu.. nggak jualan.”
“Kamu itu rajin.. pintar, cantik. Pantas Baskoro cinta mati sama kamu.”
“Ah, sudahlah mbak, itu kan masa lalu.. “
“Tapi dia belum bisa melupakan kamu.”
“Harus bisa dong mbak, aku kan sudah punya suami, punya anak.”
“Ya sih, mana anak kamu? Nggak ikut?”
“Dia ada dirumah mbahnya. So’alnya sekolah lagi libur.”
“O.. enak dong, tinggal berdua sama suami.. “ kata Risma bercanda.
“Ah.. sudahlah..”
“Sebenarnya aku tadi sama Baskoro mau kerumah kamu. Pengin makan masakan kamu. Tapi ternyata suamimu ada dirumah dan menjawab telpon aku dengan nada kasar begitu.”
“Itu karena dia mengira yang menelpon Baskoro.”
“Oh, gitu ya. Apa itu penyebab suami kamu uring-uringan?”
“Nggak, bukan itu.. “
“Sebenarnya aku lagi sama Baskoro, tapi dia lagi beli apa tadi, nggak tahu, lalu aku tinggal jalan, tapi aku sudah mengirim pesan bahwa aku ada disini sama kamu, jadi sebentar lagi pasti dia akan datang kemari.”
“Rinaa..” tiba-tiba Baskoro sudah muncul disitu.
“Cepet sekali sampai disini,” tegur Risma.
“Habis, mbak bilang ada Rina, aku langsung menyusul kemari.
“Kamu tuh.. jangan begitu, nanti Rina takut sama kamu,” kata Risma lagi.
“Masa Rina takut sama aku? Hei, apa yang terjadi? Wajah kamu pucat sekali.” tiba-tiba Baskoro menatap Rina dan berteriak.
“Pucat ya?” tanya Rina.
“Tapi tetap cantik kok..”
“Rina lagi tidak ingin berdandan, tahu.”
“Aku ingin sekali ketemu kamu Rin, sebelum aku kembali ke luar negeri, aku ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja.”
“Aku baik-baik saja kok.”
“Benar?”
Tapi tiba-tiba Rina yang duduk menghadap ke arah pintu keluar, melihat sesuatu. Ia berdiri dan setengah berlari menuju keluar.
“Diaaan !!”
***
Besok lagi ya
Alhamdulillah JBC 14 udah tayang
ReplyDeleteMksh bunda Tien msh ngaduk2 hati pemirsa krn penasaran meskipun capek ttp berkarya
Sehat selalu bunda
Salam ADUHAI...mantab
Mbk I'in Juara 1 lagiii...
DeleteSelamat ya mbak In... juara 1
DeleteSelamat pagi....Terima kasih Bunda Tien,, semoga Bunda sehat selalu & tetap semangat.....
DeleteBagai sang surya menyinari dunia......Aamiin 💗💗💗
Hallooooo Guys.... gabung yukkk
👇
WAG Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
0821 1667 7789 (admin)
Jangan di tambahin angka lagi,, nanti ga nyambung..... baper dech
Okey Guys....
#silaturahim
#cerbung/novel_populer
#jumpa_fans
Pokoknya aseeeeek dech....
Di tunggu yaa jangan pake lama
Okeeeeeey.....
Hey Guys..... edit profilmu biar Bunda Tien & semua pembaca mengenalmu.... Dengan cara : Itu tuh tulisan UNKNOWN yang warna kuning di ketuk ,,, lalu ketuk EDIT PROFIL di sudut kanan atas, lalu isi biodata & sertakan foto termanismu yaa,, jangan foto mantan apalagi pelakor.. lalu ketuk SIMPAN... Mudahkan,,, di coba yaaa nanti kalau sukses aku kasih hadiah,,,
Okeyy Guys,, salam ADUHAI 💗💗💗
Matur nuwun bu Tien.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKok Dihapus Jeng?
DeleteSalah ketik mba
DeleteTerima kasih bunda sayang
ReplyDeletemksih bundaaa
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC 14 sudah hadir, terima kasih Bu Tien
ReplyDeleteSelamat malam...terima sudah terbit
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat dari Purwodadi
Alhamdulillah JBC 14 sudah tayang, matur nuwun mBak Tien Kumalasari.
ReplyDeleteSalam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
15
DeleteAlhamdulillah, matur nuwun mbak Tien
ReplyDeleteAduhaiiii trims jeng Tien JBC 14 sdh tayang ..smg jeng Tien sht sll ..
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeleteTKS Bu Tien BJC-14 sdh hadir.
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC~14 telah hadir, maturnuwun bu Tien .. mugi tansah pinaringan sehat .. Aamiin..🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang.Salam Aduhai Bu Tien dari Noor Aini Yogyakarta
ReplyDeleteJeng Noor....kok masih Unknown
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteini teh seru pisan
ReplyDeleteTerima kasih bu Tie,salam sehat n aduhai
ReplyDeleteMakasih Bun Tien, JBC-14 dah tayang.
ReplyDeleteTrimakasih Ibu Tien, semoga Ibu sehat, dan selalu ada dalam perindungan Allah SWT. Aamiin
ReplyDeleteAlhamdulillah JBC 14 sdh tayang salam sehat utk Bu Tien
ReplyDeleteJBC 14 hadir..sehat selalu
ReplyDeleteMatur suwun bunda JBC 14 sdh tayang
ReplyDeleteSalam tahes ulales dari bumi arema Malang bunda
Makasih Bun Tien, JBC-14 dah tayang.
ReplyDeleteSalam seroja tuk semuanya.
JBC 14 sdh hadir..trimakasih bunda,semoga sehat selalu
ReplyDeleteMaturnuwun ibu Tien....
ReplyDeleteRina ketemu Baskoro tp ketemu jg dgn Dian,bgmn selanjutnya?tmbh ruwetkah?menunggu kelanjutan critanya dgn penasaran ,salam sehat utk ibu dan klrg,juga utk semua penggemar cerbung
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien ADUHAI Kumalasari... JBC #14 sudah hadir.
Semoga mbak Tien selalu sehat dan tetap semangat..
Salam sehat dari Sidoarjo...
Makasih mbak Tien..jbc 14nya..
ReplyDeleteMakin kacauuuu deeeh...
Salam sehat selalu mbak Tien..🙏
wadoooh cemen cemen... mabok lagi sono gih....
ReplyDeleteMatur nuwun mbak tien-ku...jbc14 sudah tayang.
ReplyDeleteTukang sayur gak nongol lagi...sedang ngumpet kali, takut sama Leokah...
Orang yg sedang marah memang sulit diajak bicara, sebaiknya ada perantara atau penengah. Tapi masalah keluarga biasanya tidak diceritakan kpd orang luar.
Yaaa...putar" dulu, berembugnya nanti biar agak panjang dulu, pembaca supaya bersabar, menunggu akhir cerita.
Salam sehat mbak Tien Kumalasari, dari sragentina selalu ADUHAI.
Alhamdulillah....
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 tansah rahayu.....
Terimakasih Bu Tien,JBC-14 nya.
ReplyDeleteSelamat beristirahat.🙏
Hanupis bunda Tien,,,jbc14,a tambah aduhai,, Baskoro celebek ini mah.
ReplyDeleteBisa gayung bersambut ga ni Bunda,,,😀
"Diaaaan" akhirnya titik terang insya Allah mulai terbuka.
ReplyDeleteIka tetap tidak ingin merusak keutuhan rumah tangga Rina.
Leo harus bisa menerima kehafiran Broto yang siap mengisi relung hati Ika apa adanya, sambil mengumpulkan kepingan kepingan cinta yang telah terburai.
Rina dengan kelembutannya, lambat laun mampu mendinginkan akal sehatnya Leo apalagi tak mungkin bisa dia meninggalkan Dina. Kesalahan pertama tidak ingin diulanginya dengan kesalahan kedua. Dia hanya minta ijin ke Rina dan Ika, biarkan Dian bisa memanggil "Bapak....!" kepadanya.
Dan Dina bisa memeluk kakaknya dengan panggilan "Mas Diaaaan !"
Jalan terjal terpaksa harus didaki, runcingnya batu karang membuat pedih dan nyeri .....namun perahu tetap harus melaju ....show must go on .....tinggallah Baskoro merana dan harus bisa menerima takdirnya ... Hidup selamanya di Amerika.
Ambyar ......
Salam aduhai .
Salam sehat untuk mbak Tien dan warga PCTK ( penggemar cerbung Tien Kumalasari )
Selamat nensyukuri nikmat usia ke 72 serta salam hormat untuk mas Widayat .......
Hatiku ikut berkeping .keping....
Mas Hadi... ADUHAI deh
DeleteMaturnuwun MB Tien. Salam kenal dari Omang Komari purwokerto
DeleteSalam kenal kembali.. jangan unknown dong.. edit profilnys..
DeleteADUHAI..
Caranya ketuk UNKNOWN,, lalu ketuk EDIT PROFIL,,, isi biodatamu......lalu SIMPAN
DeletePuji syukur ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktif shg JBC 14 hadir tetap bikin penasaran penggandrungnya.
ReplyDeleteKata2 pesan ibunya bu Rina memang benar bahwa kata2 kasar dan kemarahan suami hrs diimbangi dgn kata2 lembut isteri.
Kebetulan ketemu Dian, moga2 juga bersama mbak Ika terus mau diajak bicara ttg keadaan Leo.
Ika empati, kasihan sama Leo dan ngasih no hp ke bu Rina.
Komunikasi Leo - Ika jadi lancar. Ika orang baik tdk ingin merusak hub kel Leo, tapi tetap bersahabat krn ibu Rina dan Dina sangat baik kpd Dian dan mbak Ika.
Semoga sejak pertemuan ini semua masalah terurai dan bisa diatasi dgn baik...
Sumonggo lajengipun ibu Tien yg hebat, dalem nderek. Matur nuwun.
Hahaa... ADUHAI jeng Yustinhar
DeleteCeritanya makin aduhai.... ngk sabar nunggu episode2 selanjutnya.... salam sehat utk bunda Tien... Wiwik Wisnu Bintaro, Tangsel
DeleteEdit Profilnya mbk ,dg cara klik UNKNOWN,, lalu klik EDIT PROFIL,,, isi biodatamu......lalu klik SIMPAN,,,,
DeleteMalam dingin
ReplyDeleteHallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 ..
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bambang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Pudji, Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif, Merianto Satyanagara, Rusman, Agoes Eswe, Muhadjir Hadi, Robby, Gundt, Nanung, Roch Hidayat, Yakub Firman, Bambang Pramono,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imcelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Yanti, Rantining Lestari, Ismu, Susana Itsuko, Aisya Priansyah, Hestri, Julitta Happy, I'in Maimun, Isti Priyono, Moedjiati Pramono, Novita Dwi S, Werdi Kaboel, Rinta Anastya, r Hastuti, Taty Siti Latifah, Mastini M.Pd. , Jessica Esti, Lina Soemirat, Yuli, Titik, Sridalminingsih, Kharisma, Atiek, Sariyenti, Julitta Happy Tjitarasmi, Ika Widiati, Eko Mulyani, Utami, Sumarni Sigit, Tutus, Neni, Wiwik Wisnu, Suparmia, Yuni Kun, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi, Banten, Purwodadi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Spertinya bu tien menunggu koment. Siapa tau ada calon pengarang baru, jd hallow2nya lama. Aduhai ...
DeleteRina hatinya lembut,, berusaha menemui Ika,ingin bertanya dan ingin tau semuanya, dengan bicara baik2,, setelah tau yg sebenarnya tentang Ika dan Leo di masalalu,, terus Rina terharu,, dan memeluk Ika,,ikut merasakan kesedihan Ika selama ini,,, lalu mengajak Ika menemui Leo,, berbicara baik2,,, oh coo cuuiit,,, aduhai bingit,,,, 💖💖💖💖💖💖💖
DeleteLaki model Broto & Baskoro... Buang saja pada tempatnya... Modus mulu...hoeek hooeekk hooeekkk
DeleteMbak Rintaaa...hahaha bisa ajaaa..
DeleteSehat selalu tuk bu Tien dan keluarga.
Mbaaak Rinta, ak menunggumu looh..
Mas Danaaaar.... salam ADUHAI.
DeleteMaturnuwun mbk Tien....selalu menyapa
DeleteDan maturnuwun JBC 14,membuat hatiku teriris-iris remuk redam mungkin kayak yg dirasakan Ika
Rina ketemu Dian besok Rina bakalan ketemu Ika.Akankah Ika bicara jujur pd Rina tentang Dian anak kandung Leo? Hanya mbak Tien yg tahu he he he Salam sehat2mbak Tien dari Tegal
ReplyDeleteAlhamdulilah JBC 14 telah hadir Sehat selalu semuanya terutama M Tien salam sehat n mksh
ReplyDeleteMungkin pusingnya ibu Rina kemarin adalah tanda2 mulai hamil. Gak suka dandan bahkan bedakanpun tdk, mungkin calon adik Dina cowok...
ReplyDeleteMungkin pusingnya ibu Rina kemarin adalah tanda2 mulai hamil. Gak suka dandan bahkan bedakanpun tdk, mungkin calon adik Dina cowok...
ReplyDeleteAku kok kesel ya sama Baskoro. Wong Rina sudah punya suami dan anak, ya masih nyosor aja, malah kok mau datengin Rina kalo ndak ada suami-nya, walaupun sama Risma. Kaya ndak punya etika. Hehehehe... tapi kalo ndak ada Baskoro & Risma, cerita-nya gak panjang yak yak yak yak...
ReplyDeleteDian, oh Diaaaaan... Semoga DD (Dian-Dina) lah kelak yang bisa melembutkan hati Leo yang antagonis, dan berdua selalu membuat rukun Ika & Rina. Bunda Tien, biarin cerita-nya panjangin yaaaa...
TERIMA KASIH ya, Bunda. Semoga Bunda Tien senantiasa sehat wal'afiat selalu.
Mas kamu itu suami aku, akan aku ingatkan kalau kamu melakukan hal buruk.
DeleteMabuk itu buruk !!
Diaammm....
Oh Leo sepertinya dejavu hingga dia kehilangan Ika....
Leo makin kalut sampai saat ini blm juga menemukan Ika dan blm terjawab siapa Dian sebenarnya, walau dia sudah yakin kalau Dian itu anaknya.
Rina sebagai istri yg baik harus memahami kondisi Leo saat ini, jangan keras dibalas dg keras.Ingat nasehat ibumu Rin..
Walau ibarat gelas kaca yg dah retak sulit utk kembali utuh lagi. Tugas istri untuk meluluhkan hati suami.
Sebenarnya Leo hanya butuh pengakuan dari Ika bahwa Dian itu darah dagingnya.
Semoga pertemuan tanpa sengaja Rina dan Dian kemarin Dian bersama ibunya, dan Ika mau berterus terang pada Rina sejauh apa hubungannya dg Leo.
Dengan begini permasalahan akan terkuak.
Sabar ya Rina kalau ingin rumah tanggamu terselamatkan.
Mas Broto kok ya blm muncul lagi ya....
Sungguh"kah dia dengan Ika atau di kota lain dah punya pacar,di Jakarta mungkin atau di Ponorogo..
Sumonggo terserah bu Tien,kita" tinggal menunggu lanjutannya...
Moga bunda Tien sehat selalu.
Salam aduhaii dari Bojonegoro.
Trims bu tien JBC udah hadir....salam sehat
ReplyDeleteMungkin pusingnya ibu Rina kemarin adalah tanda2 mulai hamil. Gak suka dandan bahkan bedakanpun tdk, mungkin calon adik Dina cowok...
ReplyDeleteMungkin pusingnya ibu Rina kemarin adalah tanda2 mulai hamil. Gak suka dandan bahkan bedakanpun tdk, mungkin calon adik Dina cowok...
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien, JBC 14 sudah hadir. Meski capek Mbak Tien tetap eksis utk menghibur kami. Smoga Mbak Tien dan kelg selalu sehat. Salam seroja yg aduhai dari Semarang.
ReplyDeleteMungkin pusingnya ibu Rina kemarin adalah tanda2 mulai hamil. Gak suka dandan bahkan bedakanpun tdk, mungkin calon adik Dina cowok...
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien, JBC 14 sdh hadir.. Semoga bunda Tien sehat selalu ..Hmmm makin penasaran az
ReplyDeleteSalam aduhai...
Maturnuwun bunda Tien telah hadir JBC14.
ReplyDeleteSalam sehat dari kota Malang 🙏
Alhamdulillah JBC 14 sdh hadir
ReplyDeletesemakin seru dan bikin penasaran ceritanya
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat selalu
Salam Aduhai dari Bekasi
Risma sama Baskoro itubkoknta gak tanggap sih.. Suami rina kan gak. Suka masih saja maunketemu rina terus... Kan mancing kemarahan Leo
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien JBC 14 sdh hadir
ReplyDeleteSemoga Bunda Tien dan kelg sehat selalu... Salam aduhai dari bandung..
Mohon di sapa bun...😀
Seruu...Makasih mba Tien. Semoga selalu sehat.
ReplyDeleteTolong ibu Rina, bilang pada Baskoro bahwa cinta asmara yg dulu itu biarlah berlalu sekedar jadi kenangan saja tapi tetap ada cinta kasih diantara kita.
ReplyDeleteMbak Ika tolong juga bilang Leo sejujurnya Dian adalah anak Leo. Silahkan akui Dian sbg anak kandung, tetapi jangan berharap Ika jadi isteri, biarlah Ika berkeluarga dgn Broto yg sejak awal pertemuannya sdh merasa banyak kecocokan, ada rasa empati dan pengin mengajak keluar dari derita...
Tolong ibu Rina, bilang pada Baskoro bahwa cinta asmara yg dulu itu biarlah berlalu sekedar jadi kenangan saja tapi tetap ada cinta kasih diantara kita.
ReplyDeleteMbak Ika tolong juga bilang Leo sejujurnya Dian adalah anak Leo. Silahkan akui Dian sbg anak kandung, tetapi jangan berharap Ika jadi isteri, biarlah Ika berkeluarga dgn Broto yg sejak awal pertemuannya sdh merasa banyak kecocokan, ada rasa empati dan pengin mengajak keluar dari derita...
Smg bertemunya Dian dg bu Rina bs membantu kmnks dg mb Ika. Awalnya mgkn mmg agak sulit menerima kenyataan klu tyt Leo pernah berbuat asusila dg Ika... Tp smg dg prinsip Ika menjauh agar tdk mengganggu RT Rina & Leo menjd jln pembuka perdamaian utk saling memaafkan dan menerima kenyataan masa lalu.. hidup utk masa depan. Setuju dg pendapat p Hadi smg akhir crt Dian-Dina saling menyapa sbg mas & adik seayah beda ibu. Sll ditunggu lanjutannya mb Tien. Slm seroja utk mb Tien dan kita semua. Aamiin YRA🙏
ReplyDeleteMungkin pusingnya ibu Rina kemarin adalah tanda2 mulai hamil. Gak suka dandan bahkan bedakanpun tdk, mungkin calon adik Dina cowok...
ReplyDeletePuji syukur ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktif shg JBC 14 hadir tetap bikin penasaran penggandrungnya.
ReplyDeleteKata2 pesan ibunya bu Rina memang benar bahwa kata2 kasar dan kemarahan suami hrs diimbangi dgn kata2 lembut isteri.
Kebetulan ketemu Dian, moga2 juga bersama mbak Ika terus mau diajak bicara ttg keadaan Leo.
Ika empati, kasihan sama Leo dan ngasih no hp ke bu Rina.
Komunikasi Leo - Ika jadi lancar. Ika orang baik tdk ingin merusak hub kel Leo, tapi tetap bersahabat krn ibu Rina dan Dina sangat baik kpd Dian dan mbak Ika.
Semoga sejak pertemuan ini semua masalah terurai dan bisa diatasi dgn baik...
Sumonggo lajengipun ibu Tien yg hebat, dalem nderek. Matur nuwun.
Selamat pagi Bunda terima kasih untuk JBC 14, semoga Bunda selalu sehat dan tetap semangat dalam berkarya.
ReplyDeleteMet istirahat Bun.Salam Aduhai .
Matur nuwun....mbak tien....Smg sehat jasmani rohani ekonomi...ditunggu pertikaian para tokoh JBC berikutnya
ReplyDeleteMakasih bunda tien JBC 14 nya
ReplyDeleteDitunggu kelanjutannya
Salam sehat
Trimakasih bu Tien JBC 14 sdh tayang. Dian akan ketemu dg bpk kandungnya.. tp biarkan mba ika memilihh teman hidupnya.. mgknakah tetap memilih Baskoro? .. Salam aduhai dari Sukabumi.
ReplyDeleteWah ketahuan deh rumahnya ika.....
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMakasih Mba Tien.. Semakin seruuuu... Sehat2 selalu yaa.. 🤗😘
ReplyDeleteRalat.. maaf bukan baskoro tapi broto hehe..
ReplyDeleteKamu membebani ibu dengan perasaanmu ....
ReplyDeleteSuamiu telah menjadi milikmu ...
Pertahankan dia bagaimana caranya ...
Rina berhati mulia ...
Menghadapi sikap leo yg egois yang saat ini hatinya lagi dalam persimpangan ...
Dulu dia menodai Ika dalam keadaan mabuk ...
Kini dia mencari tau Ika juga dengan mabuk mabukan juga ...
Berarti ika nanti bahagia dengan broto ..
Seperti waktu leo meninggalkannya saat itu ...
Ikapun merasa bahagia dengan buah hatinya Ardian ...
Diaaaannn ....
Bantu ibu Rina untuk bertemu dengan ibumu yaaa ....
Biar om leo yang dulu mau menamparmu bahagia bersama bu Rina ibunya dina ya ...
Baskoro ...baskoro....
Cepat datang temui Ika yaaa ...
Aku yakin kamu dewa penyelamat dalam rumah tangga rina dan leo yang egois tingkat dewa ...
Selamat pagi bu Tien ....
Selalu sehat dan bahagia selalu ...
Salam hangat dari malang ...
JBC semakin asik ...
Rintaaaaa....
ReplyDeleteBaskoro itu orang baik ....
Baskoro itu gak moduuusss....
Rinta .....
Kamu kok hoeekk ....hoeeekkk
Apa kamu lagi ngidam ....
Daaaaaa rintaaaaa .....
Gemes aku sama kamu ....
Rinta mokong ....
Sepertinya Rina akan tahu rumah Ika.. Maturnuwun Bu Tien, semoga senantiasa dikaruniai kesehatan lahir dan batin. Ceritanya semakin seru dan menarik. Salam sehat dari Pondok Gede...
ReplyDeleteMksih mba Tien .. Slmtharming.. Slmseroja dri skbmi.. Muuaahj🥰🥰
ReplyDeleteAlhamdulillah
ReplyDeletePagi2 sdh dapat sarapan cerbungnya bu tien, semoga bu tien sehat2 selalu
Selamat pagi buat semua pencinta cerbung ..... selamat beraktifitas semoga lancar n sukses
Assalamu'alaikum
Kira2 hari ini libur apa gak yaa..aaah tunggu aja nih Rina ..ngobrol apa ma Baskoro..ya CLBK kali hahhaha ya u teman rasa bete ..hahahah salahnya Leo pakai ngomong klu tukang sayur bekas pacar nya ...yaa ada solusi yg baik .krn kan emosi juga merasa dia menyakiti Ika dgn tdk mau menikahinya krn takut dgn orang tuanya .hahaha pasti ujung2nya ..yg tau Bunda Tien cerita selanjutnya .di mbuleti aja dulu biar tambah penasaran hahhaha Salam.pagi dan salam berhari minggu ya u Bunda Tien ma Yg sering komen salam sehat ....
ReplyDeleteAssalamu'alaikum para sahabat yang saya hargai dan saya kagumi.
ReplyDeleteAdalah suatu hari yang membuat saya harus menumpahkan air mata saya, ketika saya mendapatkan anugerah tak terhingga dari panjenengan semua.
Seperti mimpi ketika menyadari bahwa saya punya arti. Hampir tak percaya bahwa saya adalah bagian dari dari hari2 anda. Pagi, siang dan malam, selalu ada sapa manis yang membuat saya bahagia dan penuh semangat..
TERIMAKASIH tak terhingga atas kehangatan yang saya terima.
Tetaplah menjadi saudara saya.
Salam ADUHAI buat semuanya.
Siaappppp Mbakyu ... saya mengacung dhisik dhewe wis.
DeleteSalam ADUHAIIIII
Kami semua sangat menyayangi njenengan mbak Tien....betapa kami setiap hari mwnunggu karya njenengan yang begitu indah dengan bahasa yang santun dan membawa kami seolah ikut masuk ke dalam kisah yang njenengan tuliskan...kami ikut tertawa, ikut galau, ikut nangis, ikut gemas...dan dari rasa kagum kami yang sama kepada panjenengan akhirnya kami para penggemar membentuk WA grup dengan latar belakang anggota yang sangat beragam baik dari segi umur, pendidikan maupun profesi namun itu semua sama sekali tidak menghalangi kami untuk menjalin persaudaraan yang solid, kompak dan rasa kasih sayang yang tinggi , dimana dari awal terbentuknya grup sudah mempunyai misi untuk mempersembahkan sesuatu sebagai wujud rasa terimakasih dan sayang kami kepada panjenengan yang sudah menghibur kami semua dengan ikhlas tanpa tendesi apapun....hati kami sudah benar2 menyatu dengan panjenengan mbakyu...kami sungguh2 bahagia karena bisa mempersembahkan sesuatu yang mungkin bermanfaat....
DeleteSalam ADUHAIII dari kami semua 🥰🥰🤗🤗🤗
Aku ya melu ngacuunnggg...
DeleteMoh keri aku, ning nggih niku olehku matur srogal-srogol, maklum saking pidak-pedarakan he he he seneng nggawe sujanan, nganti bingung olehe elik-elik, seneng yen para kadang pada mesem hay hay.. aduhai..
DeleteMatur nuwun ibu Tien pecerahannya. Lain kali kununul sekali saja.
DeleteKok dibawah komen ada yg tanpa kata2, ada yg reply, reply delete, dan ada yg replies gak mudeng banget.
Sorry....
Matur nuwun ibu Tien pecerahannya. Lain kali kununul sekali saja.
DeleteKok dibawah komen ada yg tanpa kata2, ada yg reply, reply delete, dan ada yg replies gak mudeng banget.
Sorry....
Wa'alaikumsalam wrwb...
DeleteKita semua dengan setia menunggu dan menunggu setiap hari setiap saat,siang dan malam biar yg kita tunggu2 datang,maka kita tak henti2nya selalu ber do'a dgn tulus ihlas smg mbak Tien selalu sehat,segar,bugar dan semangat,yg nyata2 bukan mimpi telah menghibur kami semua
Salam ADUHAI 😍😍
Wa'alaikum salam Wrwb. Bunda Tien yang dimuliakan ALLAH SWT. Waktu pertama kali saya membaca tulisan Bunda, saya merasa heran. Ini kan bukan ttg detektif Hercule Poirot cerita favorit saya dari Agatha Christie, tapi saya terus membaca CerBer-nya Bunda, dan saya merasa (jujur aja) ketagihan. Lucu-nya lagi, kalo Bunda tidak menayangkan hari berikut-nya, saya merasa kehilangan.
DeleteNnnnnnaaaah apa tuh nama-nya? Hehehehe... Yang jelas, tulisan Bunda sudah membuat banyak Pembaca selalu semangat membaca dan memberi komentar karena hanyut terbawa. Saya sampe ikut menangis, geli tertawa, gregetan dsb, saking meresapi seluruh jalan cerita-nya. Pokok-nya disuruh menangis dan tertawa sendiri (saat membaca) pun saya kepingin lagi, lagi, lagi dan lagi.
Saya ikut mendoakan, semoga Bunda Tien selalu dalam lindungan ALLAH SWT, dan bisa terus berkarya tulis dengan segenap keahlian Bunda, dan ADUHAI-nya.
Waaalaikum salam wrwb
ReplyDeleteBetul bunda tien.. Bunda adalah bagian dari kami para pecinta cerbung bunda..semoga Allah senantiasa selalu memberikan kesehatan kep bunda dan kelg serta pjg umur..tetaplah berkarya buat kami bunda..dan kami akan selalu menunggunya...
Salam aduhai dari Bandung...
Mudah mudahan kemelut rumah tangga dapat diatasi setelah Rina ketemu Ika. Leo harus menerima kenyataan kalau Ika sudah tidak mengharapkan...Salam sehat kagem bu Tien dan tetap semangat berkarya
ReplyDeleteSaya sangat salut kpd ibu Tien Kumalasari yg usianya haya beda 5 bln di bawah saya, namun masih bisa produktip menyajikan hasil karya yg luar biasa digemari banyak penggandrung.
ReplyDeleteSemoga kita yg sdh sepuh2 rajin bersyukur, sehat semangat shg sisa kesempatan hdp ini bermanfaat bagi Tuhan dan Sesama.
Tuhan selalu memberkati.
Selamat mlm ..ya kita kan kadang gak sabar ,namae proses ho ho ho gpp maklum juga ..saya aja gitu kok ..pak Yustinhar ..di maklumi
DeleteMbak Yanti...itu ibu Yustinhar kok dipanggil bapak seh
DeleteSaya mohon maaf yg se besar2 krn komen saya muncul ber kali2.
ReplyDeleteMaksut saya menghapus, kununul delete gak ada respon, maka ku ulang2 nunul. Beberapa saat malah muncul ndrudul.
Maklum, ini krn saya sungguh gaptek.
Sekali lagi mohon maaf.
Nggak apa2.. nunul sekali saja.. biar nggak langsung keluar gpp. Nanti kan pasti keluar. Kalau diulang, keluarnya akan berkali kali
DeleteSalam ADUHAI
DeleteTrima kasih utk cerbungnya
ReplyDeleteSaya sangat salut kpd ibu Tien Kumalasari yg usianya haya beda 5 bln di bawah saya, namun masih bisa produktip menyajikan hasil karya yg luar biasa digemari banyak penggandrung.
ReplyDeleteSemoga kita yg sdh sepuh2 rajin bersyukur, sehat semangat shg sisa kesempatan hdp ini bermanfaat bagi Tuhan dan Sesama.
Tuhan selalu memberkati.
Saya sangat salut kpd ibu Tien Kumalasari yg usianya haya beda 5 bln di bawah saya, namun masih bisa produktip menyajikan hasil karya yg luar biasa digemari banyak penggandrung.
ReplyDeleteSemoga kita yg sdh sepuh2 rajin bersyukur, sehat semangat shg sisa kesempatan hdp ini bermanfaat bagi Tuhan dan Sesama.
Tuhan selalu memberkati.
Keren suami istri main bom bom car, Dian dapat tumpangan, la bener to Le o nusul, Rina lagi ngomong sama Dian, nah Leo lihat itu, maunya Leo sama Dian, eh kebalik, eh bener tapi kurang pas, eyel eyelan Rina sama Leo pakai tereak kenceng, Baskoro masuk ring nggak nyaman sang Pujaan dibentak Leo, mulai; plendus plendus napasnya buru buru keluar masuk, tambah panas hati, eh Baskoro jadi mukul nggak ya, kayanya enggak, enggak kelihatan seeh ketutup gerobak bakso lewat.
ReplyDeleteBas .. jangan.. Rina teriak, Leo menoleh oh ini yang namanya Baskoro (mumpung mabok)Leo langsung menghajar Baskoro, lho jadi rame donk ... ada apa tuh; tau ..paling tukang parkir rebutan lahan parkir.. ayuk jalan terus
Aseeek... mas Nanang nggladrah...
DeleteADUHAI deh
Ini lg mau buat cerita yg mau ne dewe🤭🤭tapi yoo lucu juga Pak Nanang ngimpi ..bangunnn pak eee malam wkt nya tidur🤭🤭👏👏👏
DeleteHe he he he, ha inggih niku entuk entukane grenengan ne tiyang lewat, jeneh angel di prediksi hua ha ha ha hay salam ADUHAI
DeleteAyo kita tunggu apa yang terjadi hehe....
ReplyDeleteMalam ini JBC Libur
ReplyDeleteKan hrs donk biar tambah sehat ..dan bu Tien juga ingin santai.sehat selalu
ReplyDeleteLibur sehari aja cukup u otak yaa sebaiknya kita yg sering baca ...hrs sabar yaa menunggu ke 15 semangat dan selamat malam.selamat istirahat
ReplyDeleteIya ya mbak sing maca karepe mbergudul terus terus wae nganti suarane nglokor kaya kaset kuwalik: ra ngrasake gawean omah ya kudu kesait durung yen entuk dadakan kudu rampung, hai hai hai ha ha salam ADUHAI..
Deletemumpung libur, mabok lagi aaah,,,eh salah tidur lagi aaahh....
ReplyDeleteSalam Aduhai mbak Tien di Minggu malam ,libur cerbungnya met istirahat.
ReplyDeleteHallo pak Nanang Setkliw...
ReplyDeleteSy ketawa juga baca komen bpk yg lucu... Mbayangke plendas plendus napasnya Baskoro...
Salam aduhai...
Waduh kenapa pula Rina tiba tiba melihat Dian. Apakah prahara akan terjadi?. Semoga sehat selalu mbak Tien dan terima kasih JBC 14
ReplyDeleteHallo pak Nanang Setkliw...
ReplyDeleteSy ketawa juga baca komen bpk yg lucu... Mbayangke plendas plendus napasnya Baskoro...
Salam aduhai...
He he he, lha niku cah lanang kokean mblayang angen angen, mbakyune(Risma) kok yo ora ngelikake malah melu ngumbulke angen angen ne Baskoro, gregeten taboki waelah.. lakune dak wenang, wuah mulane senenge nyencang; nduwe kuwasa.. kuwasa sithik wae; kabeh kudu manut karepe, ora ketang karepe dhewe; ngono sing di cencang kok yo manut lho.. blas ora duwe pertimbangan pengembangan pribadhi pangentho entho umpamane; yen aku di cencang kaya ngono kuwi kepiye .. as embuh .. aku kok.. ora manut.. cuthik .. ,nah niku plendas-plendus napase, kala kala ndredeg kaya ngenteni detik detik proklamasi.. hallah mung nyritakake plendas-plendus dawane ora mekakat.. nggladrah .. ha ha ha ha ha..
Deletesalam ADUHAI..
Terimakasih Bu Tien Kumalasari,
ReplyDeleteKisah yg ibu tuangkan dlm cerbung adalah kisah kasih orang biasa yg ibu tuangkan dlm alunan cerita yg menarik.
Semoga ibu selalu sehat walafiat n semangat. Aamiinn Allahumma Aamiinn.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSelamat libur Minggu malam untuk penggemar cerbung nya Bu Tien. Kali ini ada gantinya kita bisa nonton MotoGP seri pertama Qatar. Salam ADUHAI.🙏👍🙏👍
ReplyDeleteTerbangun trus buka cerbung bu Tien eh ternyata libur ....semoga sehat2 selalu ya bu Tien. Salam ADUHAI ...👌
ReplyDeleteSmg pertemuan Rina dengan dengan Dian membawa berita baik. Tali silaturahmi Rina,Ika,Dina, Dian sambung kembali, kelusrga Leo tetap utuh, Ika dan Broto menikah. Dan semua happy
ReplyDeleteBu Tin semoga selalu sehat
Smg pertemuan Rina dengan dengan Dian membawa berita baik. Tali silaturahmi Rina,Ika,Dina, Dian sambung kembali, kelusrga Leo tetap utuh, Ika dan Broto menikah. Dan semua happy
ReplyDeleteBu Tin semoga selalu sehat
O ternyata libur to niki. Mugi M Tien sklrg sehat lan ugi sedoyo poro penggemar JBC
ReplyDeleteHooalaah.. Tak intip2.. Gmuncul jg.. Terbyata libur toh mba Tien.. Ygsehat sll y mba slm aduhaaii🥰🥰
ReplyDeleteBiasanya ada yg umumin kalau libur.
ReplyDeleteKita hrs hafal saja, seminggu sekali libur. Ibu Tien biarlah tiap minggu sore juga istirahat bersama kel tercinta.
Tiap minggu malam kita berkegiatan yg lain.
Biasanya ada yg umumin kalau libur.
ReplyDeleteKita hrs hafal saja, seminggu sekali libur. Ibu Tien biarlah tiap minggu sore juga istirahat bersama kel tercinta.
Tiap minggu malam kita berkegiatan yg lain.
Sudah tak umum kok mbk
DeleteOh libur pantesan belum ada lanjutan cerita nya
ReplyDeleteTerima kasih bu Tien JBC 14,,
ReplyDeleteBikin penasaran deh,,🤭🌿🌹🌿