SANG PUTRI 37
(Tien Kumalasari)
“Nak Mirah kok bengong.. ini aku ngomong beneran lho..” seru Suprih ketika melihat Mirah seperti bingung.
“Bu Suprih bercanda kan?”
“Kok bercanda sih Rah.. ini beneran..”
“”Masa iya, pak Pri mau sama isaya? Ah.. sudahlah bu, ayo tidur.. sudah malam..” kata Mirah sambil berdiri, tapi Suprih memegang lengannya erat.
“Nak Mirah, aku tidak bercanda. Pri butuh seorang istri yang baik seperti nak Mirah. Atau.. nak Mirah menolak karena dia duda?”
“Bukan begitu bu, aduuh.. saya jadi bingung. “
“Kenapa bingung nak?”
“Orang berumah tangga itu kan tidak gampang bu, bukan melihat langsung comot.. “
“Maksudnya apa? Pri sudah kenal sama nak Mirah, saya apa lagi.. jadi keinginan saya ini bukan tiba-tiba.”
“Tapi bagi saya ini sangat tiba-tiba bu, jadi biarkan saya mengendapkan pikiran saya dulu, apalagi saya ini kan hanya pembantu dan tidak berpendidikan tinggi.”
“Apa masalahnya kalau pembantu? mBakyunya Pri juga pembantu..”
“Saya tidak sekolah tinggi bu.. hanya SMP..”
“Bukan pendidikan tinggi yang terpenting, tapi perilaku dan keluhuran budi yang tinggi itu lebih penting.”
“Iya sih bu..”
“Pikirkan masak-masak nak, aku sungguh berharap nak Mirah bisa menjadi ipar saya. Menjadi ibu bagi Nanda yang sangat merindukan seorang ibu.”
“Baiklah bu. Saya akan memikirkannya.”
“Terimakasih nak, sekarang tidurlah, hari memang sudah malam.”
Namun Mirah sama sekali tak bisa memejamkan matanya. Tak pernah terpikirkan akan ada yang menjodohkannya dengan seseorang, dan seseorang itu adalah Priyambodo. Laki-laki yang selalu membuatnya kesal karena tampaknya ingin mendekati Palupi, sampai-sampai dia melakukan banyak hal konyol hanya untuk mengusir Pri dan menyiratkan bahwa Palupi masih ada yang punya. Lalu Mirah tersenyum sendiri mengingat kelakuannya yang sekarang membuatnya menyesal. Menyesal karena toh Palupi sudah kembali kepada Handoko dan Pri pastinya juga mengurungkan niatnya mendekati Palupi. Tapi kok kemudian jadi dirinya yang jadi ‘sasaran’?
Lalu Mirah mulai menimbang-nimbang, apakah Pri seorang lelaki yang baik? Menurutnya sih baik. Dia begitu menyayangi anaknya, Palupi pernah menceritakan keseharian Pri, yang kecuali mengurus anak dia juga mengurus rumah. Dia memiliki toko kelontong yang lumayan laris dengan dua orang pegawai yang dipercaya. Lalu timbul rasa iba dihati Mirah. Mengurus rumah itu kalau bagi seorang perempuan barangkali sudah biasa. Tapi laki-laki, mengurus rumah dan merawat anak berumur empat tahunan, pasti sungguh berat.
Wajar saja kalau Pri ingin mencari isteri. Kasihan juga ya... haah? Apa? Lalu Mirah terkejut sendiri.. karena tiba-tiba memperhatikan Pri.
“Nggak ah, lebih baik aku tidur,” bisiknya sambil menarik lagi sebuah bantal, dipeluknya lalu ia mengatupkan matanya. Tapi sampai pagi menjelang, kantuk itu tak juga datang.
***
Palupi yang sudah bangun mencari Mirah tapi tidak ketemu. Di dapur Suprih sudah menjerang air dan menanak nasi.
“Mana Mirah yu?”
“Sepertinya belum bangun bu, coba saya lihat.”
“Biarkan saja yu, barangkali dia lelah..”kata Palupi sambil mengeluarkan sayuran dari dalam kulkas.
Suprih menjenguk kekamar Bintang. Dilihatnya Mirah masih pulas, tapi Suprih khawatir kalau Mirah sakit. Ia mendekat dan memegang tangannya. Pegangan itu membuat Mirah membuka matanya.
“Aduh.. bu.. saya kesiangan..?” Mirah buru-buru bangkit dan mengucek matanya.
“Tidak apa-apa. Nak Mirah nggak sakit kan?”
“Nggak bu, aduh.. ma’af ya bu.”
“Pasti karena semalam nggak bisa tidur, ya kan?”
“Iya bu..”
“Apa memikirkan omonganku nak?”
“Ah, tidak bu.”
Keduanya berjalan ke dapur.
“Ma’af bu, saya kesiangan.”
“Nggak apa-apa, kok dibangunin sih yu?”
“Saya khawatir nak Mirah sakit, baru saya pegang tangannya lalu bangun.”
***
“Mau ikut ke ibu sore ini ?” tanya Handoko kepada isterinya.
“Mau, apakah ada perlu, atau hanya bersilaturachmi ?
“Tadi siang Danang bilang, ingin melamar seorang gadis.”
“Oh ya? Bener-bener serius dia?”
“Katanya sih begitu. Aku sudah nanya berulang kali. Dia malah marah dikira aku nggak percaya sama dia. Jadi aku mau bilang sama ibu tentang keinginan Danang itu, dan kapan mau melamar gadis itu.”
“Gadis dari mana tuh, teman kuliah, atau salah satu bekas pacarnya?
“Bukan, pegawai baru di kantor,”
“Waaah, tumben ada yang menarik buat dia.”
“Biarkan saja, sudah aku bilang harus dipikir masak-masak, katanya sudah masak, keburu busuk.”
“Baguslah kalau begitu. Aku mau masak buat ibu ya.”
“Boleh.. boleh, ibu pasti suka.”
“Buat mie saja ya mas, sebetulnya kan simbok pinter masak lauk pauk. Tapi sekarang aku mau buat mie goreng.”
“Wauw, aku juga sudah lama nggak makan mie, jadi ngiler nih.”
“Hm, nanti makan disana saja biar rame.”
“Baiklah, masak yang enak ya.”
“Kalau kurang enak ya harus dimaklumi, aku kan baru belajar.”
“Tapi sejauh ini, masakan kamu enak kok.”
“Hmm... bohong.”
“Sumpah sangat enak.”
“Terimakasih telah membesarkan hati saya,” kata Palupi sambil berdiri lalu beranjak kebelakang setelah sebelumnya mencium pipi suaminya.
“Lagiii..” teriak Handoko. Tapi Palupi hanya memeletkan lidahnya kemudian menghilang dibalik pintu.
***
Widi mengantarkan Ryan masuk ketika sore itu Ryan datang. Menunggu pak Tarman keluar, Ryan duduk dengan hati berdebar, sementara Widi sudah masuk kedalam.
Dengan berdehem sebelumnya pak Tarman muncul dibalik pintu. Ryan berdiri lalu menyambut tangan pak Tarman kemudian menciumnya.
“Silahkan duduk.”
“Terimakasih bapak.”
“Mau ngomong apa?” tanya pak Tarman. Tak ada ramah-ramahnya.
Ryan menghela nafas, menahan debar jantungnya. Seperti pesakitan yang sedang diinterograsi oleh polisi.
“Saya sudah ketemu mas Handoko. Dan mas Handoko sudah mengatakan semuanya.”
“O, baguslah, jadi kamu sudah sadar apa kesalahan yang kamu lakukan?”
“Tapi itu semua tidak benar, bapak.”
“Jadi menurut kamu, saya bohong?” tanya pak Tarman dengan nada tinggi.
“Bukan, bukan bapak yang bohong, tapi sebagian berita yang bapak dengar. Misalnya tetangga yang bilang bahwa Palupi calon isteri saya. Tidak bapak. Palupi tidak akan mau sama saya karena waktu itu saya masih miskin.”
“Lalu mengapa kamu tidak menemui Widi dan membicarakan perjodohan itu kalau ternyata akhirnya kamu juga suka?”
“Sungguh saya tidak tahu bapak. Almarhum bapak tidak mengatakan tentang perjodohan itu.”
“Ketika dia sakit, kami bicara itu. Katanya kamu akan diberi tahu.”
“Mungkin karena sakitnya bapak sangat parah, dan memang seminggu sebelum meninggal, bapak tidak bisa bicara..” kata Ryan lirih. Sedih teringat orang tuanya.
Pak Tarman menatap Ryan, menangkap kesungguhan pada kata-katanya.
“Tidak ?”
“Tidak, bapak.. sungguh saya tidak berbohong.”
“Saya baru tahu.. ternyata begitu.. “
“Saya mohon ma’af bapak, sungguh saya tidak tahu sebelumnya.”
“Baiklah, kalau begitu aku yang salah karena menuduh kamu menyakiti aku. Aku minta ma’af.”
Pak Tarman mengulurkan tangannya, tapi Ryan kemudian bersimpuh dihadapannya dan mencium tangan itu, sementara pak Tarman menepuk-nepuk punggungnya.
“Baiklah, kembalilah duduk. Kapan kamu mau melamar anakku? Dia sudah lulus, tinggal menunggu wisuda.”
Ryan menatap pak Tarman lekat-lekat, sementara pak Tarman menatap dengan mata teduhnya. Tak ada sikap garang yang selama ini ditunjukkannya setiap kali Ryan datang.
“Secepatnya, bapak.” Kata Ryan bersemangat.
Lalu ketika berpamit pulang, pak Tarman bersedia mengantarkannya kepintu dengan wajah sumringah.
***
“Ini mie yang sangat enak. Mirah yang masak?” tanya bu Ismoyo ketika mereka makan mie bersama dirumahnya.
“Saya sendiri bu.”
“Kamu ?”
“Ibu, Palupi sekarang kan rajin memasak. Dirumah juga bukan pembantu yang masak, tapi dia,” kata Handoko memuji isterinya.
“Wah.. hebat.. aku senang menantuku bisa menjadi ibu yang pintar masak.”
“Saya juga belajar dari Mirah bu.. dari menggoreng sampai memasak sayur.”
“Mirah itu memang pembantu yang pintar segalanya. Lalu pembantu kamu yang baru itu juga rajin dan baik kelihatannya.”
“Baik sekali bu, tapi minggu depan sudah keluar.”
“O, sudah keluar?”
“Anaknya sudah bekerja, lalu melarang ibunya bekerja lagi.”
“Itu benar, orang sudah setua Suprih harusnya istirahat, menikmati hari tua, seperti ibu ini.”
“Iya bu.”
“Sekarang so’al Danang bu, apa Danang sudah bilang sama ibu bahwa dia ingin melamar seorang gadis?”
“Sudah, dia bilang sama kamu karena ibu yang menyuruh. Karena ibu tak bisa memikirkannya sendiri.”
“Lalu kapan kamu siap Nang?”
“Aku tuh sudah siap dari kemarin-kemarin, tinggal mas sama ibu maunya kapan,” kata Danang.
“Ya carilah waktu yang baik, ibu siap kapanpun juga, karena kan ibu tidak bekerja?”
“Baiklah, karena Danang sudah mantap pada pilihannya, ya bagaimana kalau Minggu depan saja?”
“Ya sudah kamu atur saja semuanya. Palupi yang memikirkan harus membawa apa nanti kesananya.”
“Iya bu, nanti saya pikirkan sama mas Handoko.”
“Memangnya dimana rumah gadis itu Nang?” tanya bu Ismoyo.
“Dekat bu, daerah Nusukan. “
“Jangan-jangan tetangganya yu Suprih,” kata Palupi.
“Aku juga berfikir demikian mbak. Waktu aku kerumah, yu Suprih kebetulan pamit mau pulang, ketika aku nanya rumahnya dimana, katanya di Nusukan. Jangan-jangan dekat rumah calon aku.”
“Huh, calon, melamar juga belum tentu dikasih sama orang tuanya, sudah dibilang calon,” ejek Handoko.
“Dibolehin lah, apa ada orang tua yang mau menolak menantu ganteng seperti aku.”
“Kalau tahu bahwa kamu slengekan belum tentu dikasih.”
“Nggak lah mas, aku sudah dewasa sekarang, dan menjadi laki-laki yang baik, anak yang penurut, ya kan bu?”
“Iya.. semoga begitu terus.”
“Ngomong-ngomong mie nya enak, boleh nambah kan?” kata Danang yang tanpa menunggu jawaban langsung menambahkan lagi mie kedalam piringnya.
“Semoga isteriku nanti juga pinter masak,” lanjut Danang sambil menikmati lagi mie yang ditambahkannya.
***
Mirah belum memberikan jawaban apapun atas tawaran Suprih agar menjadi adik iparnya, sampai ketika hari terakhir Suprih ada di keluarga Handoko.
Sore itu Suprih sudah berpamit akan pulang dan tidak akan kembali bekerja. Mirah ingin mengantarkannya dan Bintang merengek minta ikut.
“Yu, karena sekalian aku mau keluar bersama ibu, maka aku antar sekalian ya yu.”
“Bapak, merepotkan, kan ada angkot.”
“Tidak, kan aku sekalian mau keluar, jadi yu Suprih bisa lebih enteng, tidak membawa barang-barang lalu berdesakan didalam angkot.”
“Benar bu, kebetulan bapak sama ibu mau keluar, jadi kita bisa ikut sekalian.”
“Ya sudah kalau begitu.”
“Yu, masukkan bawaanmu ke mobil sekarang, kami juga sudah siap kok.”
“Baiklah bapak.”
Namun Suprih minta berhenti diujung gang dimana rumahnya ada didalam gang itu.
“Sudah bapak, saya turun disini saja.”
“Mengapa? Masuk kan tidak apa-apa.”
“Gangnya sempit, bapak.”
“Tapi mobil bisa masuk kok. Nggak apa-apa, sekalian,” kata Handoko yang nekat memasukkan mobilnya kedalam gang.”
“Bapak.. sesungguhnya saya jalan sebentar juga nggak apa-apa.”
“Nggak apa apa yu, supaya kami bisa tahu rumahnya yu Suprih, jadi kalau sewaktu-waktu kangen bisa datang kemari. Yang mana yu, rumahmu?”
“Itu bapak, didepan, pagar putih.”
Akhirnya Suprih diturunkan didepan rumahnya.
“Terimakasih banyak bapak, ibu, nak Mirah. Ayo mas Bintang, bu Suprih dikasih cium dulu,” kata Suprih yang masih berdiri di pintu. Bintang mendekat dan membiarkan pipinya dicium Suprih.
“Apa bu Suprih tidak akan kerumah Bintang lagi?”
“Kerumah mas Bintang, kalau bu Suprih kangen. Ya.”
“Nak Mirah, saya menunggu jawaban nak Mirah lho,” kata Suprih ketika mobil Handoko berlalu.
"Memangnya jawaban apa yang ditunggu yu Suprih Rah?” tanya Palupi ingin tahu.
“Ah, enggak bu..”
“Kamu mau diambil menantu? Memangnya yu Suprih punya anak laki-laki?”
“Tidak bu,” jawab Mirah tersipu.
“Itu bu, ibu tahu tidak, ternyata pak Pri itu adiknya bu Suprih.”
Bukan hanya Palupi yang terkejut, demikian pula Handoko.
“Apa? Priyambodo bapaknya Nanda itu?”
“Iya bu. Ketika Mirah datang kesana, terus anaknya bu Suprih syukuran itu, pak Pri juga ada disana sama mas Nanda.”
“Ya ampuun.. baru tahu aku.”
“Lalu apa maksudnya yu Suprih tadi? Mengapa dia menunggu jawaban kamu?”
“Itu bu.. masa saya akan dijadikan isterinya pak Pri,” akhirnya Mirah berkata alot.
Tapi kemudian Palupi bersorak.
“Nnnah... apa kataku?”
“Kamu tidak mau Rah?” tanya Handoko.
“Mau.. Mirah mau kok. Ya kan Rah?”
“Tidak bu.. “
“Mengapa tidak?”
“Saya takut bu, saya ini siapa?”
“Kamu itu Mirah, kok lupa sama diri kamu sendiri?”
“Saya kan hanya pembantu.. “
“Memangnya kenapa? Kakaknya pak Pri itu kan bu Suprih, dia juga pembantu kan? Kalau pak Pri mau, mengapa kamu ragu Rah?”
“Iya Rah, tunggu apa lagi. Kamu sudah waktunya memiliki suami,” sambung Handoko.
“Belum memikirkan pak.”
“Rah, kalau jelas pak Pri itu laki-laki yang baik, mengapa kamu menolaknya? Karena dia duda? Memangnya kalau duda kenapa? Tak ada bedanya bagi seorang laki-laki walau dia duda sekalipun. Yang penting dia bisa menyayangi kamu.”
“Iya Rah. Mau ya, nanti aku yang akan mengantarkan kamu ke orang tua kamu di kampung, lalu aku juga yang akan menikahkan kamu,” kata Palupi.
“Ah, jangan bu.. Mirah masih bingung.”
“Kebanyakan mikir kamu Rah.. apa berat bagi kamu menikah sama laki-laki yang sudah punya anak? Kamu kan sudah biasa melayani Bintang. Aku kira tak ada bedanya.”
“Berat meninggalkan mas Bintang.”
“Jangan begitu Rah, pikirkan hidup kamu. Bintang sudah ada ibunya. Kamu boleh datang setiap sa’at.”
“Apa yu Mirah mau pergi?” tanya Bintang yang tidak benar-benar mengerti pecakapan kedua orang tuanya dan Mirah.
“Tidak mas Bintang, tidak,” kata Mirah yang kemudian memeluk Bintang.
***
Hari itu Mirah belanja sendiri, karena Palupi bilang agak malas keluar.
Hari sudah agak siang, Mirah menggenggam kertas catatan dan hampir masuk kedalam ketika tiba-tiba didengarnya sebuah jeritan anak kecil. Mirah menghentikan langkahnya, lalu melihat anak kecil terkapar ditepi jalan karena terserempet mobil.
"Ibuuuu..." teriak anak kecil itu.
***
Besok lagi ya.
Alhamdulillah,matur nuwun bu Tien akhirnya kita bisa baca cerbung lanjutannya, Aamiiin ibu sehat selalu injih wassalam
ReplyDeleteAlhamdulillah akhirnya SP 37 tayang dan gasik
DeleteMtnuwun mbk Tien...
Smg selalu sehat dan tetep semangaaat,Aamiin YRA
Terima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 😍😍😍
DeleteGroup Chat Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
0821 1667 7789 (admin)
#silaturahim
#cerbung_novel_populer
#jumpa_fans
Ayooooo edit profilmu dengan cara : Ketuk UNKNOWN... Lalu ketuk EDIT PROFIL... Isi biodatamu,, lalu SIMPAN,,, mudahkan.......
Terima kasih mbak Tien ... SP 37 sdh hadir menghibur para penggemarnya.
DeleteSalam hangat kami dari Yogya.
Alhamdulillah SP 37 sdh dateng, suwun mbak Tien
DeleteSmg mbak Tien sehat sll. Salam dr Bekasi
Alhamdulillah....SP 37 sdh hadir...makin jelas, Danang mau melamar Tanti, Ryan mau melamar Widi, Mirah mungkin akan menerima dijodohkan dg Pri...mudah2an tidak akan jadi masalah bagi bu Ismoyo dan Handoko ketika tahu bahwa Tanti adalah anak yu Suprih....trmksh mbak Tien...salam sehat dr Situbondo
DeleteHoreee no 1
ReplyDeleteAlhamdulillah.......
Yang ditunggu tunggu sudah hadir
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Siap menunggu candakipun...
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.
.
Lo bukannya no 2
DeleteSaya barusan masuk ... dapat nomor 4.
Delete😁😁😁 jadi dulu duluan. Jadi lucu ya? Saya juga seneng banget kalau bisa cepet. Serasa menang lotre aja... bu Tien bisa bisa nya bikin begini... 👍👍
DeleteWah keduluan. Trims bu tien
ReplyDeleteHarusnya jaga gawang lagi
DeleteMatur nuwun mbak tien-ku..
DeleteSP37 nya sudah selesai terbaca.
Tinggal tunggu deal masing masing pasangan. Tapi apa Nanda ya , yg terserempet mobil... mudah mudahan tidak serius.
Salam sehat dari sragentina mbak Tien .
Akhirnya hadir lagi yu Mirah...
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien, sugeng warsa enggal,tetep sehat y bun..
Salam taklim dari kota Malang..🙏
Selamat datang kembali Sang Putri tepat dihari pertama tahun baru 2021. Semoga kondisi kesehatan mba Tien baik2 saja dan terus semangat dalam berkarya.
ReplyDeleteTuhan memberkati mba Tien
Alhamdulillah SANG PUTRI 37 sudah hadir.
ReplyDeleteMatur nuwun sanget mbak Tien Kumalasari semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.
Siapa ya anak kecil itu..? Mungkin Nanda manggil "ibuuu" ke Mirah ...?
Matur nuwun bi Tien SP 37 dah terbit
DeleteSangat menghkbur. Salam sehat
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati,
Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
Duuuuh....yg terserempet mobil Nanda ya
DeleteCalon pasangan barunya :
Widi - Ryan
Tanti - Danang
Mirah - Priambodo
Smg Mirah mau sm Pri
Trm ksh mbak Tien SP 37 telah hadir...Salam sehat bahagia..juga selamat Th baru. Semoga mbak Tien Tambah sukses di Th 2021. 🙏.
DeleteMatur nuwun Bu Tien, tayang gasik.
DeleteSetidaknya ada 9 koreksi sdh saya kirim via japri, salah satunya waktu ngantar Bu Suprih pulang, Bu Suprih mau cium pipi Bintang, tapi ditulis Danang.
Semakin rame critane, najan pikiran galau alur cerita tetap mulus.....
Matur nuwun, Bu Tien.
Sehat ya.....dan sehat terus. Jodo, rezeki, pati, kuwi kuasane Gusti, aku lan jenengan uga nunggu antrian kabeh makhluk Urip bakalan mati. Pasrah Sumarah merga ora bisa nolak apa kang dadi kersane Gusti.
Alhamdulillah, trimakasih Bu Tien.. Makin mendekati happy ending utk semuanya.. Semoga Bu Tien sllu sehat walafiat dan sllu dlm lindungan Alloh SWT Aamin. Salam sehat bahagia dr Cahya di Madiun yg sllu setia hadir.
DeleteHallow juga mbak Tien... matur nuwun sapaannya👌👌
DeleteSy berharap mbak Tien sekeluarga senantiasa sehat bugar walaupun msh berduka kesripahan keponakan tercinta.... Selamat beraktifitas kembali mbak ...semoga makin banyak ide yg menginspirasi Sang Putri menjd sebuah novel best seller
Doaku senantiasa menyertai mbak.. salam sayang dr Surabaya🤗😙😍
Muncul juga SP 37 Happy New Year 2021
ReplyDeleteBu Tien kuuuhhh... Alhamdulillah sdh mengudara lg... Tks ya ibu kuuuhhhh.., salam SEROJA dr sby
ReplyDeleteMatur nuwun mbak Tien
ReplyDeleteSalam sehat dari Batang
Terima kasih Mbak Tien ep 37 sudah hadir.
ReplyDeleteSemoga Mbak Tien selalu sehat wL afiat. Salam seroja dari Semarang.
Alhamdulillah...Sang Putri tayang gasik
ReplyDeleteSalam kenal b.Tien dari Bojonegoro
Alhamdulillah yang ditunggu SP 37 sudah tayang. Terima kasih bu..semoga bu Tien sehat sehingga dapat berkarya terus...semoga cetita happy ending...aamiin
ReplyDeletePuji Tuhan... Selamat Tahun baru bunda Tien..juga para pembaca yg setia..
ReplyDeleteSP 37 sudah muncul...semoga kita semua sehat selalu.
Alhamdulillah SP 37 sdh hadir
ReplyDeleteJangan2 Nanda yg keserempet mobil
seruu dan bikin deg2an ceritanya
Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu
Salam hangat dari Bekasi
Alhamdulilaah SP 37 muncul langsung baca..jangan”.yg terserepet mobil nanda yu mirah semakin yakin mau dipinang ayahnya kasihan sama anaknya, ditunggu kelanjutanya bunda tien salam dari Tasikmalaya Jabar
ReplyDeleteTerima kasih jeng tien cerbungnya
ReplyDeleteSalam sehat
Matur nuwun... Mbak tien.. Sugeng warsa enggal 2021...Smg mbak tien sehat jasmani rohani ekonomi selalu berinspirasi
ReplyDeleteWaduh... jangan2 anak kecil yg kesrempet itu Nanda?
ReplyDeleteMatur nuwun bu Tien SP 37 dah terbit. Sangat menghibur. Sehat2 selalu bu Tien
DeleteAlhamdulillah SP 37 sdh tayang...
ReplyDeleteMatur nwn bu Tien
Alhamdulillah yg ditunggu2 sdh hadir mksh Bu Tien salam sehat selalu
ReplyDeleteAlhamdulillah yang ditunggu akhirnya datang juga hehehehe
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien Cerbung nya
Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta aamiin
Kutunggu kelanjutannya ya bu Tien
Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo untuk ibu Tien dan pembaca semuanya
Alhamdulillah akhirnya sp 37 hadir juga, trimakasih bu tien, semoga bu tien dan kelg sehat2 selalu
ReplyDeleteAduhh siapa ya anak kecil yg keserempet mobil ?
Apa nanda ya yg kemudian ditolong mirah dan bisa menjadi jalan mendekatkan mirah dan pri
Hanya bu tien yg tau ..... kita tunggu episode berikutnya
Saaalaaammm
Alhamdulillah sp 37 sudah tayang,matur suwun Bu Tien ,semoga Bu Tien sehat selalu.aamiin
ReplyDeleteTerimakasih, SP 37 sudah muncul..
ReplyDeleteEpisode ini giliran Mirah yang pendadaran ..
lulus?! jadi buerte.
Sehat sehat selalu mbak Tien
Mudah²an nanda yg terserempet Mobil tdk luka parah.
ReplyDeleteTerima kasih mbak tien. Semoga sehat selalu.
Puji Tuhan..sang putri sudah tayang.trimaksh ibu tien...semoga ibu tien sllu sehat😊😘🙏
ReplyDeletePuji Tuhan..sang putri sudah tayang.trimaksh ibu tien...semoga ibu tien sllu sehat😊😘🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah....baru baca. Matur nuwun bu Tien🙏🙏
ReplyDeleteJgn jgn Nanda yg kecelakaan? Khan lokasi kec dekat pasar.. disitu khan kiosnya p Pri? Smg ini jd jlnnya Mirah menerima pinangan p Priambodo.. smg hrpn ke-3 pasangan dilancarkan smp hari free *h*nya Aaamiin YRA...slm seroja utk mb Tien
ReplyDeleteAlhamdulillah...yg di tunggu sdh dateng...mks bu Tien...sehat...sehat yaa bu...🤗
ReplyDeletewahh alhamdulillah, taun baru menuju happy ending
ReplyDeleteWah sang putri sdh selesai yg liburan ..trimakasih bu Tien sdh tayang lagi sang putrinya di awal th ini ..semoga bu Tien sehat2 selalu dan lebih semangat dlm berkarya ..Gusti mberkahi amin ...yayuk klaten.
ReplyDeleteWah jangan-jangan yg terserempet mobil Nanda...lalu Mirah yg menolong...
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien. Awal tahun sang putri muncul lagi. Sehat selalu buat qt semua. Salam Dewi Purworejo
ReplyDeleteAlhamdulillah sang putri muncul lagi di awal tahun. Tetima kasih mbak Tien. Sehat selalu ya. Salam Dewi dari Purworejo
ReplyDeleteTrimakasih mbak Tien SP-37
ReplyDeleteMasih terkaget2 tp menyenangkan..semoga semua hepiii..
Salam sehat untuk mbak Tien..🙏
Matur nuwun Bu Tien sang putri sudah tayang lagi.. Alhamdulillah
ReplyDeleteAlhamdulullah ...
ReplyDeletesemoga Mirah mau meneeima Priyambodo .....
anak kecil yg terseremoer semoga luka ringan ..
Alhamdulillah Bunda sudah hadir kembali dengan Sang Puteri, semoga Bunda selalu sehat dan tetap semangat.
ReplyDeleteSALAM HORMAT DARI KAMI BUAT BUNDA.
Selamat tahun baru smua . .mb Tien maturnuwun SP 37 sdh hadir . Cerita nya nenyejukkan hati . Yuli Smrg
ReplyDeleteAlhamdulillah SP 37 sdh hadir terimkasih Bunda Tien,,smoga Bunda sehat selalu Aamiin YRA
ReplyDeleteWaoooowww Sang Putei sdh hadir ...cihuiii .. banyak kejutan niih .. Palupi Hamil.lagi, yg jatuh Nanda yg menolong Mirah ... Duuch siyap2 ikit berdebar niih, Mbak Tien .. nakasih yaa, nunggu seri 37 setahun lebih 3 hari ... 😷😷😷 salam sehat sejahtera bahagia
ReplyDeleteAssalamualaikum wr wb.. Slmtpgii mba Tien.. Apakhbr smg sehat sll dan tetapsemangat y.. Siiip SP 37 makin hari makin gereget dan tambah penasaran terus.. Slmseroja dri farida sukabumi y mba.. Muuaahh🥰🥰
ReplyDeleteYang ditunggu akhirnya muncul..matur nuwun bu Tien
ReplyDeleteNanda kah yg manggil ibu? Makasih mba Tien. Nasehat selalu yaa.
ReplyDeleteNandakah yng kesrempet lalu panggil ibuuuuuu........
ReplyDeleteSmg anak itu baik" aja.....
Salam hangat dr blora......🙏
Maturnuwun mbak Tien. SP sudah muncul lagi, artinya mbak Tien sudah bisa agak lerem meski baru beberapa hari berduka.
ReplyDeleteAku berdoa agar mbak Tien selalu sehat dan dalam perlindungan Allah SWT. Aamiin.
Ihhhiirr...cerita mengalir makin dekat ke muara bahagia. Hmm..kebahagian adalah pilihan dan perjuangan.
Maturnuwun mbak Tien sayang
Terima kasih yang ditunggu sdh tiba.
ReplyDeleteSehat selalu mba ..
Alhamdulillah. Doa kami panjatkan, semoga Bunda Tien senantiasa selalu dalam kesehatan yg prima, sukses disetiap upaya dan bahagia lahir dan batin.
ReplyDeleteTERIMA KASIH sudah melanjutkan episode SP-nya ya, Bunda.
Mungkinkah yg kesrempet itu Nanda? Kalo iya, semoga Nanda tidak luka parah, dan Mirah juga bisa menolongnya, lalu menjadi jalan jodoh bagi Mirah & Priyambodo.
♥️������
Alhamdulillah akhirnya P Tarman tahu dan mengerti tentang Ryan...Waduh siapa yang tersrempet mobil apa Nanda lagi ya??? Salam sehat untuk Bu Tien dan Keluarga
ReplyDeleteSiapakah anak kecil itu....
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Salam kenal dr saya di Sleman mbak Tien ..salsm seroja
ReplyDeleteNamanya siapa? Salam kenal juga
DeleteSalam kenal
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteSalam kenal mbak Tien saya Sri Tulasmi dari Sleman Yogyakarta.
DeleteAlhamdulillah bisa ikut komen sang putri,mantap ceritanya.
ReplyDeleteMoga b.Tien sll diberi kesehatan.Aamiin.
👍👍Lanjutkan mbk Wiwik Suharti
DeleteAnak kecil yang memanggil ibuuu itu ...kira2 siapa ya.. Apakah mungkin Nanda? Krn dia lihat Mirah.. Terus berlari tanpa melihat ada mobil...
ReplyDeleteKita tunggu jawbannya si eps. Selanjutnya
Bu Tien.. Boleh tanya
ReplyDeleteDalam menulis cerita .... Ibu sdh ada konsepnya ato klnsep itu sambil jalan ya
Saya sangat kagum dg karya2 ibu...isinya bagus sekali sangat rasional... Dengan background kehidupan sehari-hari
Met Tahun Baru mbk Tien.... Semoga sll sehat aamiin
ReplyDeleteNgintip .....ah.....
ReplyDeleteJebul durung ketok🤭🤭
Alhamdulillah...
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 tansah rahayu...
Wuaduh sinyal tempatku kendrip2
ReplyDeleteAlamat kalah cepet...
Selalu setia menunggu....
Bu Tien....
Hi hi hi hi, pada antri wis pada nyekel kupon durung?
ReplyDeleteMasih nunggu part 38,semoga segera muncul.
ReplyDeletekok masih ada yang UNKNOWN ya ? Apakah nggak dibaca komen teman2 yang lain cara menampilkan nama di Blog bu Tien ??
DeleteNgintip jg akh.. 😊
ReplyDeleteSabar Kakek Habi
ReplyDeletePasti Mbak baru acara tiga hari meninggalnya Sri Harti Kusumowati... sabar ya teman2
ReplyDeleteMbak Tien ku sayang, maksudnya
ReplyDeleteSudahkah ???
ReplyDeletePuji Tuhan, ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg SP37 hadir cantik, penggemar semakin lengket...
ReplyDeleteAnak yg keserempet mobil mungkin Nanda semoga tdk parah dan hanya sbg sarana kedekatan Mirah-Pri. (Tuhan menghendaki yg terbaik.)
Cerita yg luhur, semua tokoh menemukan hdp baik, yg bisa menginspirasi para penggemar cerbung ini.
Matur nuwun Berkah Dalem...
Puji Tuhan, ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg SP37 hadir cantik, penggemar semakin lengket...
ReplyDeleteAnak yg keserempet mobil mungkin Nanda semoga tdk parah dan hanya sbg sarana kedekatan Mirah-Pri. (Tuhan menghendaki yg terbaik.)
Cerita yg luhur, semua tokoh menemukan hdp baik, yg bisa menginspirasi para penggemar cerbung ini.
Matur nuwun Berkah Dalem...
Belum ada ya 38? 😔
ReplyDeleteKumenanti mungkin ibu Tien sdh menulis lg...
ReplyDelete