Saturday, January 2, 2021

SANG PUTRI 38

SANG PUTRI  38

(Tien Kumalasari)

 

“Ibuu... “

Mirah mendekat, lalu seseorang mengangkatnya. Kepala anak itu berdarah.

“Ini mana orang tuanya? Manaa..? Manaa..” teriak beberapa orang.

“Ya ampuun.. mas Nanda?” Mirah berteriak, lalu meminta Nanda dari gendongan seseorang.

“Mana bapaknya? Aduh.. taksi saja dulu.. toloong.. taksi.. “ Mirah panik.. Nanda terkulai lemah. Begitu taksi datang Mirah langsung naik sambil menggendong Nanda, tujuannya adalah rumah sakit.

“Ada apa Rah? “ tanya Palupi ketika Mirah menelpon.

“Tolong bu, hubungi pak Pri. Saya menemukan Nanda terluka, kecelakaan, sekarang saya sedang membawanya kerumah sakit.

“Ya Tuhan... kok bisa.. tapi baiklah, aku telpon pak Pri dulu.”

Pri sedang kebingungan mencari anaknya yang terlepas dari pegangannya ketika sedang belanja. Terkejut ketika Palupi menelponnya.

“Apa? Nanda kecelakaan? Dimana sekarang dia?” tanya Pri panik.

“Mirah sudah membawanya kerumah sakit.”

“Ya Tuhanku.. anakku bagaimana?”

“Saya kirimkan nomor kontak Mirah ya..”

“Baik, terimakasih banyak.”

***

Mirah menunggui Nanda yang sedang dirawat. Ia menangis menjerit-jerit. Trenyuh hati Mirah. Hatinya bagai disayat-sayat. Alangkah sedihnya tanpa ibu. Dia hanya memanggil-manggil ibunya. Entah ibu Palupi atau ibunya sendiri yang dimaksud, yang jelas ibu. Nanda membutuhkan seorang ibu.

Air mata Mirah bercucuran. Ia sedang mengusap air mata nya ketika tiba-tiba Pri muncul dihadapannya.  Ia sudah menelponnya dan Mirah mengatakan dimana rumah sakitnya.

“mBak Mirah..” hati Pri tercekat melihat Mirah menangis. Apakah Nanda dalam bahaya?

“Bagaimana keadaannya?”

“Ibuuu...”  Nanda menjerit-jerit dan Mirah memegangi kakinya. Perawat sedang membersihkan lukanya.

“Nanda, sayang.. ini bapak, jangan menangis, tidak apa-apa..” kata Pri sambil memegangi tangannya.

***

“Mirah, bagaimana kejadiannya?” Palupi menelpon, karena Mirah belum juga memberi kabar.

“Saya sedang mau memasuki supermarket, ketika mendengar seorang anak kecil menjerit. Saya mendekat dan ternyata mas Nanda. Saya heran tidak menemukan bapaknya. Saya langsung membawanya kerumah sakit.”

“Sekarang mas Pri sudah datang?”

“Sudah bu, mas Nanda sudah dipindahkan keruang rawat inap.”

“Bagaimana Nanda  bisa terpisah dari bapaknya?”

“Pak Pri sedang belanja, mas Nanda terlepas. Barangkali lalu saling mencari, mas Nanda berlari mencari kejalan, lalu ada mobil.”

“Parah lukanya?”

“Luka dikepala bu. Ini disuruh opname, mau diperiksa seluruhnya dulu.”

“Kasihan Nanda..”

“Iya bu, dia  memanggil-manggil ibu terus.”

“Rah, jadilah ibunya. Kamu pantas..”

“Aduh, ibu membuat saya bingung lagi.”

“Mengapa bingung Rah, apa kamu tidak kasihan, Nanda membutuhkan seorang ibu.”

“Tapi bu.. pak Pri tidak bilang apa-apa.”

“Dia kan sudah bilang sama mbakyunya?”

“Entahlah bu.. saya tidak tahu harus bagaimana..”

“Ya sudah, Kamu jangan tergesa pulang dulu, menunggu sampai Nanda tenang. Dekati dia, lakukan apapun agar kamu bisa menenangkannya.”

“Saya belum sempat belanja, catatannya hilang entah kemana.. untung dompetnya masih ada dalam saku baju saya.”

“Tidak apa-apa, kita bisa belanja besok pagi. Untuk hari ini aku sudah memasaknya.”

“Baiklah bu.”

Mirah kembali masuk ke dalam ruangan, dilihatnya Nanda sudah tertidur, barangkali dokter memberinya obat untuk menenangkannya. Pri bertumpu pada kedua tangannya, yang diletakkannya ditepi pembaringan.

“Ibuu...” mulut Nanda berbisik lirih, tapi rupanya dia hanya mengigau..

Pri mengelus kepalanya yang sebagian dibalut perban.

Mirah mengusap air matanya yang kembali titik, lalu mendekat.

Pri mengangkat kepalanya, menatap Mirah yang berlinangan air mata.

“Mengapa mbak Mirah belum pulang?”

“Menunggu keadaan mas Nanda dulu.”

“Ibuuu...” lirih suara itu keluar dari bibir mungilnya.

Mirah mendekat, memegang tangan kecil itu dan diletakkannya dipipinya.

Pri berdiri, bergeser kesamping dan memberikan kursinya pada Mirah.

“Duduklah mbak..”

“Terimakasih..”

“Dia sudah lebih tenang.”

“Tapi nanti kalau bangun dan merasakan sakit pasti rewel lagi.”

Pri menghela nafas sedih.

“Dia membutuhkan seorang ibu,” bisik Pri sambil melirik kearah Mirah yang masih meletakkan tangan Nanda dipipinya. Mirah berdebar. Ia  menoleh kesamping , dan mata mereka bertatapan. Lalu Mirah buru-buru mengalihkan pandangannya kearah Nanda.

“Ibuu...” bisik Nanda lagi.

Mirah mengelus kepalanya lembut.

Pri menatapnya terharu. Sesungguhnya pilihan mbakyunya tidak salah. Mirah begitu menyayangi bocah. Pri perlahan jatuh hati. Jatuh hati yang sesungguhnya. Jatuh hati dengan keinginan memiliki. Tapi apa yang dirasakan Mirah? Gadis itu sangat pemalu, maksudnya malu mengutarakan isi hati. Tampaknya Mirah masih hijau dalam menangkap sebuah cinta. Bahkan dia tampak seperti ketakutan.

“Ibu....” ketika merintih untuk kesekian kalinya, tiba-tiba Nanda membuka matanya.

Mirah mengelus kepalanya lembut.

“Ibu.. ?”

“Iya mas Nanda,” kata Mirah lembut.

“Aku tadi melihat ibu, mendekati aku lalu mencium tanganku, lalu memegang kepalaku..”

“Oh ya, berarti ibu selalu menemani mas Nanda.”

“Apa kamu ibuku?” pertanyaan Nanda yang tak disangka ini mengejutkan Mirah maupun Pri.

“Ini...”

“Kamu memegang kepalaku, berarti kamu ibuku.”

Mirah menatap Nanda dengan perasaan tak menentu. Pasti tadi Nanda bermimpi ketemu ibu kandungnya.

“Mengapa kepalaku ini? Aku mau pulang.”

“Nanda, Nanda harus tidur disini dulu, besok baru boleh pulang.”

“Kepalaku sakit..”

“Iya, makanya Nanda harus tidur disini, supaya diberi obat oleh dokter. Besok kalau sudah tidak sakit Nanda boleh pulang. Ya,” kata Pri sambil memegang kaki Nanda.

“Bapak, tadi aku mencari bapak,  lalu ada mobil.”

“Mengapa Nanda meninggalkan bapak? Bapak kan sedang belanja.”

“Nanda tadi  mencari bapak, tidak ada.”

“Ya sudah, besok lagi Nanda tidak boleh pergi-pergi sendiri ya. Bapak sedih kalau Nanda sakit.”

Nanda menatap Mirah.

“Apa bu Mirah akan menjadi ibuku?”

Mirah terkejut.

"Kata bude...."

“Apa kamu suka mempunyai ibu seperti bu Mirah?” tiba-tiba Pri bertanya.

“Suka. Bu Mirah jangan pergi.”

Pri melihat Mirah kembali tersipu. Gadis lugu ini harus dipaksa. Maksudnya Pri harus mengatakan terus terang apa yang menjadi keinginannya. Lalu dilihatnya wajah Mirah yang bersemu merah.

“Ma’af mbak Mirah, saya memang hanya seorang duda.. tapi saya sangat ingin agar mbak Mirah mau mendampingi saya dalam mengasuh Nanda. Dia butuh seorang ibu.”

“Saya... saya...”

“mBak Mirah menolak karena saya seorang duda?”

“Tidak.. bukan itu.. ini.. mm.. saya.. bingung.. saya akan.. memikirkannya..”

“mBak Mirah tidak suka sama saya?”

“Bukan begitu, baiklah.. saya.. akan memikirkannya..”

Lalu Mirah kembali memegang tangan Nanda.

“Mas Nanda, bu Mirah pulang dulu ya.”

“Jangan pergi..”

“Ada bapak disini. Besok bu Mirah akan kemari lagi.”

“Benar?”

“Benar, asalkan mas Nanda tidak nakal dan tidak rewel ya.”

“Kepalaku masih sakit..”

“Nanti kan pak dokter akan memberi obat lagi. Besok pasti sudah sembuh.”

Ketika Mirah akhirnya pamit pulang dengan rasa berat, Pri mengantarkannya sampai ke pintu.

“mBak Mirah, ma’af ya kalau saya lancang?”

“Tidak.. tidak..”

“Tidak bagaimana?”

“Tidak apa-apa..”

“Saya menunggu jawaban. Nanda sangat berharap. Tapi, kecuali itu, saya juga suka sama mbak Mirah. Sepertinya saya jatuh cinta. Apakah mbak Mirah marah?”

Mirah menggeleng sambil tersenyum, kemudian berlalu.

Pri menghela nafas lega, karena sudah berani mengutarakan isi hatinya. Kalau diterima syukurlah, kalau tidak ya... nasib.. Pri mengeluh dalam hati, lalu kembali masuk kedalam kamar, menemani Nanda yang masih terkadang merintih sakit.

***

“Kamu kok nekat belanja sih Rah..katanya catatannya hilang.”

“Belanja seingat saya saja bu, hanya beberapa .”

“Ya sudah, bagaimana keadaan Nanda?”

“Tadi sudah baik, meskipun masih merintih sakit. Kepalanya berbalut karena luka.”

“Kasihan..”

“Iya bu, Mirah sampai menangis, karena ketika tidur dia memanggil-manggil ibunya terus.”

“Nah, itulah Rah, kamu harus tanggap. Dia membutuhkan kamu.”

Mirah termenung, ia ingat apa yang dikatakan Pri. Seperti sebuah pernyataan cinta, atau bukan cinta tapi membutuhkannya untuk Nanda? Tapi kan dia bilang suka, dan jatuh cinta. Dan Mirah belum memberikan jawaban kecuali sebuah senyuman.

“Rah.. kok bengong?”

“Ibu.. sungguh saya bingung harus menjawab apa.”

“Jawab ‘iya’.. apa susahnya sih? Kamu akan bahagia, karena mas Pri itu laki-laki yang baik.”

“Baiklah, saya akan memikirkannya lagi.“

“Hiih, gemes aku sama kamu Rah, bilang ‘iya’ saja kok susahnya bukan main.”

“Ibu sudah masak?” tanya MIrah ketika di meja makan sudah tertata sayur dan lauk pauk.

“Sudah.. hanya sayur bening sama goreng bandeng presto Rah. Kamu tinggal buat sambel ya?”

“Baik bu.”

“Yu Miraaaah.. kok perginya lama...” tiba-tiba Bintang berteriak lalu merangkul Mirah dari belakang.

Tuh kan, kalau Mirah pergi menjadi ibunya Nanda, bagaimana dengan mas Bintangnya?

“Iya mas Bintang. Dik Nanda sakit, yu Mirah nungguin sebentar.”

“Sakit apa?”

“Jatuh, kepalanya diperban.”

“Ooh, sakit ya?”

“Ya sakit, tapi besok pasti sudah sembuh. Mas Bintang sudah makan?”

“Belum, nungguin yu Mirah datang..”

“Ooh, kan ada ibu..”

“Ibu juga bilang nungguin yu Mirah, karena bapak nggak pulang siang ini.”

“Iya Rah, ayo kita makan, bapak ada rapat dan tidak pulang makan siang di rumah.”

“Saya buat sambelnya dulu bu.”

“Aku nggak mau sambel,” teriak Bintang.

“Bukan buat kamu, tapi buat ibu..” kata Palupi yang kemudian mengajak Bintang duduk diruang makan.

***

Dua hari dirumah sakit, Nanda sudah boleh pulang. Mirah menepati janjinya, datang setiap pagi ke rumah sakit.

Ketika pulang ke rumah, Pri mengajak juga Mirah bersama mereka.

“Ini rumahku mbak Mirah. Sepi tanpa seorang wanita yang menjadi penghuninya.”

Mirah menatap kesekeliling rumah, yang biarpun tidak besar tapi ditata sangat rapi dan bersih.

“Siapa yang membersihkan rumah?”

“Saya sendiri. Saya tidak punya pembantu.”

Ada rasa iba dihati Mirah ketika mendengar bahwa Pri melakukan semuanya. Pri juga mengajak Mirah melihat-lihat tokonya.

“Ini, biarpun kecil, cukup untuk kami makan. Selama ini agak boros karena tidak pernah memasak. Besok kalau sudah ada seorang wanita baik hati yang mau menemani saya, barangkali hidup saya akan berubah. Lebih tertata pastinya."

“Bu Miraaah...” Nanda berteriak dari dalam kamar. Ia duduk diatas ranjang dengan mobil-mobilan kecil yang dibuatnya bermain.

“Mas Nanda jangan banyak bermain dulu. Tiduran saja, supaya cepet sembuh, ya.”

“Apa bu Mirah mau pergi?”

“Bu Mirah pergi dulu ya.. “

“Besok kesini lagi kan?”

“Iya, baiklah.. nanti sambil ke pasar bu Mirah mampir kemari.”

“Terimakasih sudah mau melihat rumah saya mbak Mirah. Kata Pri ketika mengantarkan Mirah sampai Mirah naik kedalam taksi yang dipesannya.

“Saya sudah janji sama mas Nanda.”

“Saya ingin mengantarkan, tapi Nanda bagaimana.”

“Tidak apa-apa, saya sekalian belanja.”

Pri masuk kembali kedalam rumah ketika taksi yang ditumpangi Mirah menghilang di belokan jalan. Ada rasa senang ketika Mirah mau diajaknya kerumah. Walau alasannya adalah Nanda, tapi cukup membuatnya lega.

***

Hari itu keluarga bu Ismoyo bersiap pergi ke rumah Tanti. Danang berdandan rapi dengan jas abu-abu yang dipilihkan ibunya.

“Anakku memang ganteng..” senyum bu Ismoyo sambil merapikan jas yang dikenakan anaknya.

“Kita ke mas Handoko dulu kan bu? Bukan menunggu mas Handoko kemari?”

“Iya, kan rumahnya Tanti melewati rumah kangmasmu kalau dari sini?”

“Itu bu, simbok sudah menata oleh-oleh didalam mobil.”

“Ya sudah, kita berangkat sekarang saja.

“Semua sudah siap bu, sudah saya taruh di jok belakang.” Kata simbok.

“Iya mbok, terimakasih, jangan lupa kunci pintunya ya.”

Ketika sampai dirumah Handoko, ternyata Handoko dan Palupi sudah menunggu. Bintang berdiri di teras dan melompat-lompat kegirangan ketika melihat neneknya datang.

 “Eyaaang.. lihat,  Bintang memakai baju baru.”

“Oh, iya.. cucuku ganteng sekali.”

“Kata bapak, om Danang mau jadi pengantin.. Benar?”

“Benar, tapi belum sekarang. Kita baru mau kerumah calon isterinya om Danang.”

“Bapaaak, kita berangkat sekarang?”

“Nang, kita satu mobil saja, cukup kan?”

“Cukup mas, tapi ada oleh-oleh yang akan kita bawa di jok belakang,” jawab Danang.

“Oleh-oleh yang kemarin itu kan? Ditata dibelakang juga nggak apa-apa, hanya buah-buahan dan makanan, atau biar aku pangku saja,” kata Palupi.

Danang berdebar ketika sudah mendekati rumah Tanti.

“Ini gangnya sama dengan gang yang mau masuk ke rumah yu Suprih ya?” celetuk Handoko.

“Iya benar, berarti memang tetangganya yu Suprih.”

“Waah, nanti kalau lewat rumah yu Suprih kita teriaki saja dia ya Bin?”

“Iya, rumah bu Suprih.. nanti Bintang panggil bu Suprih keras ya bu.”

Namun betapa terkejutnya Handoko dan Palupi, ketika Danang menghentikan mobilnya didepan rumah Suprih.

“Kok berhenti disini Nang?” tanya Handoko heran.

“Memang rumahnya disini.”

“Lhoh, ini kan rumah yu Suprih ?”

“Mungkin yu Suprih tinggal dibelakang rumah itu, entahlah. Ayo turun.”

Danang turun, diikuti oleh semuanya.

Dilihatnya Tanti berdiri ditengah pintu, menyambut tamunya dengan senyum merekah. Seperti mimpi  ketika ia  benar-benar akan mendapatkan mertua seorang terpandang seperti bu Ismoyo.

Ia segera mencium tangan mereka satu persatu.

“Silahkan, ini rumah gubug kami. Ibuuuu..” Tanti berteriak.

“Tanti, ada beberapa oleh-oleh untuk ibu, tolong Danang dibantu ya.” kata Palupi.

“Baiklah.”

“Danang mengeluarkan beberapa keranjang oleh-oleh, dibantu Palupi dan Tanti.

Mereka sudah berdiri didepan pintu, ketika seorang wanita setengah baya berdiri menyambut dengan pakaian rapi.

Tak ada yang tak terkejut. Semuanya terpana karena sudah saling mengenal.

***

Besok lagi ya

 

75 comments:

  1. Replies
    1. Alhamdulillah sdh tayang SP
      Mtnuwun mbk Tien
      Smg selalu sehat dan semangaaat...

      Delete
    2. Alhamdulillah, suwun mbak Tien SP 38 sdh dihadirkan
      Alhamdulillah bisa ikut menyapa. Salam sehat semangat bahagia sll katur mbak Tien sklg dan angg grup PCTK

      Delete
    3. Jeng Dewiyana dapat hadiah sepeda..... ambil sendiri di Pak Jokowi yaaa 👍👍👍

      Delete
    4. Mba Mirah,, tak bantu jawab ya,,, IYA,,, Iyaaaaa aku kalah,,,,,td malam keburu kapal ku berangkat,, dan kalah deh dengan Ibu Dewiyana,,,, Selamat ya Ibu Dewiyana,,, untuk 3 hari ke depan saya absen dulu,, karena masih di laut,,, Setelah itu,, cepet2an coment di MULAI,,,, 💪💪💪💪

      Terima Kasih Bunda Tien,,, semoga Bunda sehat selalu,, Aamiin 😍😍😍

      Group Chat Whatsapp Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
      0821 1667 7789 (admin)
      #silaturahim
      #cerbung_novel_populer
      #jumpa_fans

      Ayoooooo edit profilmu dengan cara : Ketuk UNKNOWN,, lalu ketuk EDIT PROFIL,, isi biodataku,,,dan SIMPAN,,, mudahkan,,,,,

      Delete
    5. Terima kasih mbak Tien ... atas hadirnya SP 38.

      Salam hormat kami dari Yogya.

      Delete
  2. Matur nuwun mbak tien-ku..sp38 hadir agak malam

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. Jamnya sama ya...tapi signal di tempatku kurang bagus.

      Delete
    2. Saran saya... mulai besok malam sekitar jam 9an mas Latief musti sdh start incang inceng Blognya mbak Tien trus cepet2 reply... lanjut posting woro2 di WAG yaaa..... biar sy segera tahu 😁😉😃🤣🤣

      Delete
    3. Waduhhh....seru rebutan jadi komentator pertama...hiburan dan penyemangat buat mbak Tien...salam sehat dr Situbondo

      Delete
    4. Minggu malam acara nungguin pos ronda...mbak Dewi saja jaga gawang..he he he...

      Delete
  4. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati,
    Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah.......

      Yang ditunggu tunggu sudah hadir
      Matur nuwun sanget Ibu Tien,
      Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
      Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.


      .

      Delete
    2. Alhamdulillah SANG PUTRI episode 38 sudah tayang. Matur nuwun sanget mbak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
      Salam Sehat dan salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.

      Delete
    3. Trimakasih Bu Tien.. Semua akan menemukan kebahagiaan klo sabar itu resepnya... Semoga kesehatan serta berkah yg melimpah sllu brsm Bu Tien dan penggemar Aamiin... Salam sehat bahagia dr Cahya di Madiun yg sllu setia hadir.

      Delete
  5. Slamat bu dewi. Trims bu tien, ini lg lomba koment teratas. Biar gak ngantuk nungguin tulisan bu tien.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallow juga mbak Tien..... matur nuwun sdh disapa... ini sedang ada lomba "Tukang Nginceng" tercanggih sedunia mbak... jangan kaget.... ada2 saja kelakuan Fansnya mbak Tien ini.... seruuuu !!!
      Yang penting happy mbak ditengah pandemi ini.... biar imun kita bertambah💪💪💪💪

      Delete
  6. Alhamdulillah SP 38 dah beredar.Makasih Bunda.
    Sehat selalu dan tetap semangat ya Bun.
    SALAM dari kami buat Bunda

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah...Sang Putri 38 akhirnya datang juga,trimakasih b.Tien
    Smg b.Tien sll diberi kesehatan shg bisa menghibur kita semua para penggemarnya.

    ReplyDelete
  8. Tinggal Ryan - Widi...ndang jagong.
    Salam sehat mbak Tien..dari sragentina.

    ReplyDelete
  9. Salam.kenal kembali ibu Sri Tulasmi

    ReplyDelete
  10. Akhurnya yg ditunggu telah datang, makin kelihatan keluarga2 yg akan bahagia.
    Lanjut jeng tien salam sehat

    ReplyDelete
  11. No.6 baca SP 38

    Hallo juga mbak Tien...
    Trimakasih SP38...

    Semua kaget dan tak terduga..
    Semoga semua hepiii...mirah jg jgn mikir teruus...spt palupi bilang tinggal jwb 'iya' aja susah..hehe..

    Salam sehat dari bandung buatbak Tien n kelg..🙏

    ReplyDelete
  12. Pasti wanita itu bu Suprih ibunya Tanti... Krn sdh sangat kenal lamaran pasti ditrm... Tinggal Mirah bgmn agar yakin tanpa dibayangi byg byg Palupi? Mgkn Nanda lah yg bs bantu meyakinkan Mirah agar menerima pinangan p Priambodo bpknya? Utk Widi restu sdh ditangan tinggal kapan mb Tien menikahkah ke-3 pelaku utama crt SP..slm seroja utk mb Tien dan kita semua....

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah sudah tayang episode 38 Sang Putri
    Terimakasih bu Tien Cerbung nya
    Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta aamiin
    Kutunggu kelanjutannya ya bu Tien Cerbung nya
    Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo untuk ibu Tien dan pembaca semuanya
    Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmatNya kepada kita semuanya aamiin

    ReplyDelete
  14. Yg di tunggu2 hadir jg...makin seru...makin penasaran...selamat idtirahat bu Tien...smoga sehat selalu🤗🤗🤗

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah telah hadir SP 38..hebat mbak Tien..tadinya sangat benci dg palupi.n seandainya aku punya anak putri lagi pantang kuberi nama PALUPI..🤭..ternyata setelah berubah sifat.PALUPI bisa juga jadi ibu rumah tangga yg baik.. . Alur cerita alami seputaran SOLO..jadi kangen Kota SOLO. Salam Sehat Bahagia selalu mbak Tien.🙏

    ReplyDelete
  16. Matur nuwun... Mbak tien... SP hampir purnakah? Smg mbak tien sehat selalu

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah episode 38 sudah tayang..tiap baca pasti rasa penasaran ikutan..sehat terus ya bu Tien

    ReplyDelete
  18. Makasih mba Tien. Semakin asiik nih.Salam sehat selalu mba

    ReplyDelete
  19. Maturnuwun mbak Tien sayang..
    Hmm..kagum aku akan kepiawaian mbak Tien nulis..Dalam suasana berkabung masih bisa menyajikan tulisan yang tetap mempesona pembacanya.

    Eheeem...setelah kejutan bahwa Tanti adalah anak bu Suprih, bakal ada kejutan lagi, yaitu Mirah bakal jadi buliknya Danang..hehe

    ReplyDelete
  20. Alhamdulillah sudah tayang SP38.
    Terimakasih bu Tien. Salam seroja dari Magelang.

    ReplyDelete
  21. Ma’af mbak Suprih, saya memang hanya seorang duda.. tapi saya sangat ingin agar mbak Mirah mau mendampingi saya dalam mengasuh Nanda. Dia butuh seorang ibu.”

    “Saya... saya...”

    “mBak Suprih menolak karena saya seorang duda?”

    Ada kekeliruan ya mb Tien.. seharusnya Mirah, bukan Suprih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga mau bilang begitu, ini jelas salah ketik ketuker nama, wong bicara sama Mirah kok SUPRIH.
      Saya baca jam 03.00 setelahn nglilir

      Delete
  22. Alhamdulillah, terima kasih bu Tien
    Seneng rasanya .... tinggal menunggu jawaban lamaran 😊
    Semoga Mirah juga menerima Nanda sebagai anaknya ..

    ReplyDelete
  23. Ma’af mbak Suprih, saya memang hanya seorang duda.. tapi saya sangat ingin agar mbak Mirah mau mendampingi saya dalam mengasuh Nanda. Dia butuh seorang ibu.”

    “Saya... saya...”

    “mBak Suprih menolak karena saya seorang duda?”

    # mbak Suprih...... seharusnya mbak Mirah #

    Salam sehat mbak Tien........

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah sudah mengerucut kecelakaan Nanda mendekatkan Pri dengan Mirah..Tanti dilamar dan pak Tarman sudah meminta Ryan melamar Widi. Ada 3 calon temanten.. Trima kasih bu Tien..semoga sehat selalu..aamiin

    ReplyDelete
  25. Terimakasih bunda Tien...🙏

    Salam subuh dari kota Malang..😘

    ReplyDelete
  26. Alhamdulillah SP 28 sudah terbaca... Akhirnya Mirah mau menjadi pendamping Pri.
    Melamar Tanti... membuat kaget seluruh yang datang atas hadirnya seseorang yang sudah dikena sebelumnya..... Semoga tidak menjadi penghalangi 2 hati yang mulai berbunga bahagia.
    Salam sehat dan terima kasih mbak Tien

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah .....matur suwun mb Tien SP 38 sdh tayang...

    Smg mmb Tien ttp semangat dan sehat sll...

    Salam hangat dr blora .🙏

    ReplyDelete
  28. Alhamdulillah SP 38 sdh dateng, suwun mbak Tien
    Smg mbak Tien sehat sll. Salam dr Lampung, subuhan dulu yuuks

    ReplyDelete
  29. Alhamdulillah makin seru dan tak sabar menanti kelanjutan ceritanya...salam Seroja Bu Tien...

    ReplyDelete
  30. Alhamdulillah semoga lamaran Danang lancar dan hubungan Ryan dan Widi juga sdh dapat lampu hijau dari Pak Tarman, tinggal menunggu Mirah sama Pri...Salam sehat buat Bu Tien dan Keluarga ...Aamiin

    ReplyDelete
  31. Sepertinya qkan happy ending.

    Makasih bu Tien. Da menyajikan cerita cerita yang bagus.

    Sehat selalu tuk bu tien dan pengemar semua.

    ReplyDelete
  32. Alhamdulillah... Satu per satu jalan yg berliku sedang menuju cinta dan bahagia. Semoga semuanya bahagia.

    Juga untuk Bunda Tien. TERIMA KASIH untuk CerBer-nya yang tob-buanged juga bikin penasaran Pembaca-nya (Fans). Kami ikut mendoakan, semoga Bunda Tien sehat dan bahagia selalu ya, Bundaaa... ♥️������

    ReplyDelete
  33. Alhamdulillaah dah tayang... begitu bangun nengerjakan kewajiban langsung basa.. rupanya yu mirah dah siap dipinang.. danang melamar tinggal widi
    Makasih bunda Tien salam hormat... dari Tasikmalaya

    ReplyDelete
  34. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun Bun....
    Mugi2 tansah sugeng sedoyonipun.

    ReplyDelete
  35. Alhamdulillah sp 38 sdh tayang , semoga bu tien n kelg juga fans nya bu tien semuanya sehat2 dan selalu dalam lindungan Allah SWT ...... Aamiin yra


    Salam sehat dari mojokerto

    ReplyDelete
  36. Alhamdulillah SP 38 sdh hadir
    Semua terkejut krn Ibunya Tanti ternyata yu Suprih
    seru dan bikin greget ceritanya
    Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses selalu
    Salam hangat dari Bekasi

    ReplyDelete
  37. Assalamualaikum wr wb.. Slmtpgii mba Tiensayang.. AlhamdullilahSP nya semakin jls alur ceritanya.. Sysuka banget.. Ygprnting semuanya happy ending yg bahagia.. MbaTiensht sll y dan tetap semangat.. Slmsayang dan seroja dri farida suksbumi unk mbaqu yg sysayang.. Muuaahh🥰🥰

    ReplyDelete
  38. Mbak tien banyak mantunya. He5x. Tapi Semua happy. Terima kasih mbak tien.
    Salam sehat² selalu.

    ReplyDelete
  39. Ikutan baper ahhhhh
    Matur nuwun, mbak Tien.

    ReplyDelete
  40. Terima kasih Bunda Tien,semoga Bunda sehat terus Aamiin YRA

    ReplyDelete
  41. Terima kasih Mbak Tien sudah baca ep 38... smalam sampai ngantuk gak kunjung tayang.. baru pagi ini sempat baca.
    Semoga Mbak Tien selalu sehat.. salam seroja selalu dari Semarang.

    ReplyDelete
  42. Alhamdulillah...
    Terima kasih Bu Tien
    Salam Seroja

    ReplyDelete
  43. Ceritanya mengalir dan enak diikuti.. Cinta memang datang tiba tiba dan tdk mengenal derajat seseorang. Semoga berjodoh. Maturnuwun Bu Tien dan salam sehat dari Pondok Gede...

    ReplyDelete
  44. Semoga sehat selalu Bu, jadi tayang trus lanjutannya. Jadi deg degan nih jantung yg baca, kaya mau pengantinan aja... Hehhe

    ReplyDelete
  45. Yang masih UNKNOWN
    tolong di UPDATE seperti yg telah dijelaskan oleh kakak Habi dan ibu Nani
    Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Namanya orangnya UNKNOWN pak wedeye ,...pemberian Mbah Google ,maaf...

      Delete
    2. Jan2 e ora iso
      Opo ngeyel yo....

      Delete
  46. Semoga semua bahagia , maturnuwun mb Tien ....ini sdh mulai menunggu SP39 .

    ReplyDelete
  47. Malam bu Tien ....
    Seneng banget baca komen penggemar cerbung bu Tien ...
    Episode 39 jangan terlalu malam ya bu Tien ....
    Wwwwkkkkk ....ngarep banget ...
    Soalnya penasaran ....
    Gimana ya tanggapan bu Ismoyo begitu tau bu Suprih ...

    ReplyDelete
  48. Malam bu Tien ....
    Seneng banget baca komen penggemar cerbung bu Tien ...
    Episode 39 jangan terlalu malam ya bu Tien ....
    Wwwwkkkkk ....ngarep banget ...
    Soalnya penasaran ....
    Gimana ya tanggapan bu Ismoyo begitu tau bu Suprih ...

    ReplyDelete
  49. Alhamdulillah..... Maturnuwun Bu Yeon kuuuhh..... Mmuaahh... Masya Alloh d rangkap jg ep.39.... salam SEROJA dr sby Buuuuu.....

    ReplyDelete
  50. Puji Tuhan, ibu Tien tetap sehat semangat dan produktip shg SP38 hadir cantik membahagiakan PCTK.

    Ada hikmah kecelakaan Nanda rupanya mempercepat proses kedekatan Mirah-Pri

    Cerita ini memberikan pesan moral yg luar biasa, setelah pihak2 yg kurang baik bertobat akhirnya semua menemukan hidup yg bahagia.

    Matur nuwun ibu Tien, Berkah Dalem.

    ReplyDelete
  51. Puji Tuhan, ibu Tien tetap sehat semangat dan produktip shg SP38 hadir cantik membahagiakan PCTK.

    Ada hikmah kecelakaan Nanda rupanya mempercepat proses kedekatan Mirah-Pri

    Cerita ini memberikan pesan moral yg luar biasa, setelah pihak2 yg kurang baik bertobat akhirnya semua menemukan hidup yg bahagia.

    Matur nuwun ibu Tien, Berkah Dalem.

    ReplyDelete

CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG 10

  CINTAKU JAUH DI PULAU SEBERANG  10 (Tien Kumalasari)   Den ayu Saraswati tertegun. Siapa wanita yang ingin bertemu dengannya? “Siapa dia?”...