A Y N A 08
(Tien Kumalasari)
“Ayna... ada apa? Tenang dulu dan baru bicara..” kata Bintang lembut.
“Dokter, ibu saya.. tiba-tiba tak sadarkan diri..”
“Oh ya? Baiklah, aku akan segera kesana,” kata Bintang yang kemudian meletakkan ponselnya.
“Ada apa?” tanya Nanda.
“Aku mau ke rumah Ayna, ibunya pingsan. Barangkali harus segera dibawa kerumah sakit,” kata Bintang yang kemudian berdiri dan mengambil kunci mobilnya.
“Aku ikut,” Nanda mengikutinya.
“Heeiii.. pada mau kemana? Dibuatkan minuman malah kabur,” kata Bulan yang keluar sambil membawa nampan berisi minuman.
Tapi Bintang hanya berteriak sambil masuk kedalam mobilnya.
“Sebentar ! Ada pasien gawat.”
Lalu Bintang dan Nanda sudah masuk kedalam mobil dan keluar dari halaman.
“Aneh .. ada pasien gawat, tapi mas Nanda ikutan heboh.. sejak kapan dia jadi asistennya mas Bintang?”
Lalu Bulan meletakkan nampan itu keatas meja, dan meminum salah satu minuman yang sudah dibuatnya.
“Oh ya, tadi mas Bintang bilang pasien, lalu mas Nanda ikut bersama mas Bintang. Apakah itu ada hubungannya dengan Ayna? Jadi pengin lihat aku, seperti apa sih gadis bernama Ayna itu. Sampai-sampai kakakku yang biasanya tak peduli gadis cantik bisa begitu perhatian sama dia?” gumam Bulan.
***
“Ayna, tenanglah..” kata Nanda yang duduk diruang tunggu disamping Ayna. Trenyuh hati Nanda melihat air mata Ayna yang bercucuran.
Bintang langsung membawanya kerumah sakit dan memasukkannya kedalam ruang IGD.
Pak Sarjono tampak bersedakap dan menatap kearah pintu ruang itu dengan gelisah. Tak ada yang dikatakannya, bahkan sepatah katapun untuk menghibur Ayna juga tidak. Keduanya sama-sama tenggelam dalam kegelisahan dan ketakutan.
Nanda mengulurkan sehelai sapu tangan dari dalam sakunya kepada Ayna.
Ayna menerimanya dan mengelap wajahnya dengan saputangan itu, namun air mata itu tak hendak berhenti mengalir. Nanda meraih tangannya dan menggenggamnya erat.
“Ayna harus kuat ya. Ibu sedang ditangani. “
Ketika Bintang keluar dari ruang itu, Ayna memburunya.
“Dokter.. bagaimana ibu? Tolong selamatkan dia.”
“Tenanglah Ayn, aku sedang menghubungi dokter yang menanganinya. Kamu harus kuat ya,” kata Bintang sambil menepuk bahu Ayna.
“Bagaimana keadaannya?”
“Dokter, selamatkan isteri saya,” tiba-tiba pak Sarjono sudah mendekati mereka, lalu mengulurkan sebuah amplop.
“Saya punya uang, katakanlah kalau kurang, yang penting isteri saya selamat.”
“Bapak, tolong disimpan dulu uangnya. Biarkan kami menanganinya ya. Kami akan berusaha, tapi kemungkinan terburuk bisa saja terjadi. Bapak dan Ayna harus kuat.”
“Dokter...” , dan tubuh Ayna tiba-tiba limbung. Kata-kata dokter Bintang menyiratkan bahwa kemungkinan ibunya tak akan tertolong.
Nanda yang sudah berada didekatnya
segera menangkap tubuh Ayna agar tidak terjatuh, lalu mengangkatnya dan membawanya masuk kedalam ruang IGD atas
permintaan Bintang, tak sempat mengambil brankar yang ada tak jauh dari tempat itu.
“Ma’af Ayna..” kata Bintang lirih.
“Ayna... Ayna...”Nanda memanggil-manggil namanya.
Bintang mengangkat kaki Ayna .. mengganjalnya dengan sebuah bantal.
“Ayna.. sadar Ayna... “ Nanda memegangi tangannya dan terus memanggil namanya.
“Bagaimana keadaan ibunya?” tanya Nanda, yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Bintang.
“Sekarang ada diruang ICU,” akhirnya jawab Bintang.
Lalu tiba-tiba Ayna bergerak, lalu membuka matanya.
“Ibu... mana ibuku.. mana ibuku..?” rintihnya lemah.
“Ibu masih ditangani, kamu harus kuat Ayna.”
Ayna bangkit, lalu memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit.
“Aku mau ketemu ibu...”
“Ibu ada diruang ICU, baru saja dipindahkan kesana, menunggu penanganan lebih lanjut.”
“Aku mau ketemu ibu.”
“Baiklah, Nanda, tolong temani Ayna,
bapaknya sudah ada disana, aku mau bicara sama dokternya."
***
Hanya dua orang yang boleh memasuki ruangan itu. Ketika Ayna masuk, pak Sarjono sudah ada disana, berdiri disamping isterinya yang terbujur lemah dengan beberapa selang tersambung ketubuhnya. Entah itu apa, tapi bu Sarjono tampak tersadar.
“Ibu...” Ayna langsung menubruk ibunya.
“Jangan menangis Ayn, ibu tidak apa-apa.”
“Bagaimana rasanya bu?”
“Tidak apa-apa.”
“Ibu jangan sakit ya, Ayna tidak mau ibu meninggalkan Ayna.”
Bu Sarjono menampakkan senyuman dibibirnya yang pucat.
“Kamu anak ibu yang kuat. Jangan pernah menangisi apapun. Ibu akan tetap bersama kamu nak.”
Lalu Ayna membetulkan selimut ibunya, dan tiba-tiba Ayna merasa bahwa perut ibunya membesar.
“Mengapa perut ibu ini?”
“Tidak apa-apa, mungkin karena begah, mual..”
“Tidak.. ini tidak biasa.”
Ayna dan pak Srjono dipersilahkan keluar ketika Bintang dengan salah seorang dokter lainnya masuk untuk memeriksa keadaan bu Sarjono.
Ayna terduduk lesu disamping bapaknya. Nanda yang semula berdiri kemudian duduk disamping Ayna.
“Ayna.. berdo’a untuk ibu ya,” bisik Nanda.
***
Beberapa hari berikutnya bu Sarjono masih berada diruang ICU. Ia akan menjalani kemoterapi kalau kondisi fisiknya kuat. Tapi bu Sarjono tampak tidak bersemangat. Ia menjadi semakin lemah dan itu membuat pak Sarjono dan Ayna semakin cemas.
Pemeriksaan jantung, tekanan darah dan semuanya tidak ada yang bisa menunjang kekuatannya apabila tetap dilakukan kemoterapi.
***
“Ayna, bagaimana keadaan ibu?” tanya pak Yoga ketika Ayna masuk kerja setelah empat hari absen karena karus menunggui ibunya.
“Mohon do’anya, bapak,” kata Ayna lirih, sedih.
“Ayna, kamu harus kuat, dan jangan putus selalu berdo’a untuk ibu. Memohonlah yang terbaik untuk ibu kamu.”
“Ya, bapak..”
“Ini, ada sedikit untuk keperluan ibu, “ kata pak Yoga sambil memberikan sebuah amplop yang pastinya berisi uang.
“Ini.. “
“Ini bawa saja, barangkali kamu membutuhkan sesuatu untuk ibu. Orang sakit pasti banyak keperluannya. Ini hanya sekedar membantu. Terimalah Ayna.”
“Terimakasih bapak.”
“Sebenarnya kamu tidak usah masuk dulu juga tidak apa-apa, ibu kamu kan membutuhkan banyak perhatian.”
“Bapak mengambil cuti seminggu untuk menunggui ibu.”
“Oh, syukurlah. Semoga ibumu cepat sembuh ya Ayn.”
“Terimakasih bapak.”
Ayna memegangi amplop itu. Beberapa hari yang lalu Nanda juga memberikan amplop berisi uang. Lumayan banyak, tapi uang itu tidak bisa menghiburnya. Sejauh ini bapaknya hanya membayar obat-obat yang diperlukan, yang sebagian besar berujud infus atau obat untuk disuntikkan.
“Ya Tuhan, janganlah Kau ambil ibuku...” lalu dengan linangan air mata dimasukkannya amplop itu kedalam tasnya.
Teman-temannya tak ada yang merasa kesal walau Ayna sedikit sekali bekerja. Mereka maklum atas derita yang disandang teman kerjanya, dan berkali-kali mengatakan ikut prihatin atas sakit ibunya.
***
Sepuluh hari lebih bu Sarjono berada diruang ICU, dan belum menampakkan tanda-tanda perbaikan. Ia justru selalu merengek minta pulang.
“Mas, aku tidak betah lagi berada disini..” keluhnya lemah kepada suaminya.
“Ibu sabar ya..”
“Lebih baik aku pulang saja. Aku kangen rumahku, mas.”
“Ya, nanti kalau ibu sudah merasa sehat, pasti boleh pulang.”
“Sudah lama aku disini dan belum juga sembuh, mas sudah menghabiskan uang berapa saja untuk aku mas?”
“Mengapa ibu berkata begitu? Jangan memikirkan uang, semangat ya bu.”
Bu Sarjono diam. Ia merasa letih untuk bicara.
“Sabar ya bu.. dan kuat. Ingatlah Ayna, ia sangat ingin segera bisa membawa ibu pulang, lalu kita bisa menikmati masakan ibu. Aku kangen ibu masak terancam, ikan goreng, lalu...”
Tapi bu Sarjono menutup matanya.
Pak Sarjono menggoyangkan tubuhnya pelan.
“Bu.. ibu..”
“Mas sayang sama ibu ini?” katanya sambil membuka kembali matanya.
“Mengapa ibu bertanya begitu? Tentu saja mas sangat sayang sama ibu.”
“Ibu berharap, mas juga menyayangi Ayna..”
“Ibu, sejak Ayna masih kecil, ia sudah menjadi anakku. Apa ibu lupa?”
Bu Sarjono mengangguk lemah, lalu kembali memejamkan matanya.
***
Malam itu Ayna menjaga ibunya diruang tunggu, karena tidak boleh tidur didalam ruang ICU. Ada Bintang dan Nanda yang setiap sa’at menemaninya, dan menguatkan hatinya.
Ayna sangat berterimakasih karena banyak yang mendukung ketika ia bertahan melawan duka yang menyesak dadanya.
Malam itu Ayna tertidur dikursi tunggu. Nanda menyelimuti tubuhnya dengan jacket yang dibawanya.
“Kamu tidak ingin pulang dulu?” tanya Bintang.
“Sebentar lagi. Ini masih sore,” kata Nanda.
“Jam sepuluh malam Nan,” Bintang mengingatkan.
“Kamu sendiri tidak mau pulang?”
“Sebentar lagi, menunggu pak Sarjono yang tadi pamit kebelakang.
Ayna mengubah posisi tidurnya. Pasti ia sangat letih.
Tiba-tiba Ayna melihat ibunya berdiri didepan pintu berpakaian serba putih. Ayna berfikir perawat telah menggantikan bajunya.
“Ibu.. mengapa ibu berdiri disitu?”
“Ayna, ibu sangat letih. Ibu mau pulang.”
“Jangan bu, tunggu kalau ibu sudah sehat..”
“Ibu lelah Ayn.. biarkan ibu pulang saja...”
“Ibu...”
Dan Ayna melihat ibunya melangkah pergi. Ayna terkejut..
“Ibuuu... tunggu dulu ibuuu... ibu..”
Ayna ingin bangkit, tapi Bintang dan Nanda memegangi tangannya.
“Ibu... mau kemana ibu ?”
Ayna membuka matanya, ternyata ia hanya bermimpi. Ia menghela nafas lega. Tapi tiba-tiba dilihatnya dokter yang menangani sakit ibunya tampak terburu memasuki ruang itu. Bintang memburunya. Perasaan Ayna sungguh tak enak.
“Ada apa?”
“Tenanglah Ayna, tidak apa-apa, kamu tadi mimpi buruk ya?"
Lalu dilihatnya pak Sarjono mendekat dan duduk disamping Ayna.
“Ada apa?”
Ayna mengangkat bahunya tanda tak mengerti. Ia terus memandangi pintu ruang itu. Lalu dilihatnya Bintang dan salah seorang dokter keluar. Pak Sarjono dan Ayna memburunya.
“Ayna.. kamu harus kuat. Ibu sudah pergi dengan tenang,” bisik Bintang bergetar, lalu memeluk Ayna erat, yang terkulai dipundak Bintang.
Akhirnya penantian itu sampai diujungnya. Tak lagi ada tanya, karena Allah telah menjawabnya. Ada tempat terbaik bagi bu Sarjono, dan Ayna serta pak Sarjono harus mengikhlaskannya.
***
Air mata Ayna telah habis terkuras. Hari-hari yang menggulung menyisakan duka yang tak akan pernah lenyap dari sanubarinya. Gundukan tanah bertabur kembang itu ditatapnya tanpa berkedip. Ada orang terkasih terbaring disana, karena lelah oleh sakit yang dideritanya.
“Semoga tenang disisiNya, ibu, Ayna ikhlas. Ayna tak akan menangis lagi , agar ibu tak menyesali perjalanan panjang yang akan ibu tempuh.”
Tak lelah berjabat tangan, Ayna menyadari betapa banyak orang yang membantunya, ikut menopang duka yang bergayut, dan Ayna sadar bawa ia harus melanjutkan hidupnya.
“Ayna, aku ikut berduka ya,” sebuah bisikan terdengar dari mulut seorang gadis cantik yang sebelumnya sering manyakitinya. Deva, yang berada diantara keluarga Yoga, termasuk Bimo, tunangan Deva.
“Terimakasih mbak Deva, terimakasih mas Bimo, bapak Yoga, ibu, semuanya..” kata Ayna lirih.
“Tabah dan kuat Ayna,” kata Nanda sambil memeluk Ayna.
“Ayna, aku akan selalu ada untuk kamu,” bisik Bintang yang juga merengkuh Ayna kedalam pelukannya.
***
Hari terus berjalan, dan sudah setengah tahun bu Sarjono pergi meninggalkan suami dan anaknya. Ayna berusaha tegar, karena apapun yang terjadi sudah menjadi kehendakNya. Ia melakukan tugas dirumah seperti biasa, melayani bapaknya, dan tetap bekerja ditoko pak Yoga.
Sore hari itu, ketika Ayna pulang dari bekerja, dirasanya rumah sangat sepi. Biasanya pak Sarjono pulang lebih dulu, lalu membantu membersihkan rumah, supaya kalau pagi tidak harus terburu-buru sebelum masuk ke kantor. Tapi Ayna tak melihat bapaknya. Ia terus berjalan ke belakang, sepi, lalu Ayna menjenguk kearah kamar bapaknya yang sedikit terbuka. Dilihatnya pak Sarjono terbaring, dan berselimut tebal. Ayna mendekat.
“Bapak sakit ?”
“Iya Ayn, agak meriang.”
“Sudah minum obat?”
“Sudah.”
“Ayna akan buatkan teh panas buat bapak,” kata Ayna yang langsung pergi ke belakang, lalu kembali setelah membawakan segelas teh panas.
“Minumlah pak, apakah bapak bisa bangun?”
Pak Sarjono berusaha bangun, tapi kemudian ia merebahkan kembali tubuhnya. Ayna membantu mengangkat kepala bapaknya, agar bisa minum dengan mudah.
“Bapak beristirahat saja dulu, nanti kalau panasnya belum reda, lebih baik ke dokter ya pak.”
“Ya, tapi ini sudah lebih mendingan.”
Ayna mengangguk, lalu keluar dari kamar. Ia mandi, kemudian melihat apakah makanan yang ada masih cukup untuk malam nanti.
“Syukurlah, masih ada sayur dan lauk. Untunglah bapak selalu makan seadanya, dan tidak pernah menuntut yang lain walau barangkali masakanku tidak berkenan.”
Ayna hanya cukup menghangatkan saja untuk makan malam nanti.
Ayna menjenguk ke arah kamar bapaknya, dan melihat bapaknya masih tertidur. Lalu Ayna mengambil sapu untuk bersih-bersih rumah karena bapaknya tidak bisa melakukannya.
Tiba-tiba ponsel Ayna berdering. Ayna tersenyum, dering telponnya selalu kalau tidak dari Nanda pastilah dari Bintang.
“Ya mas Bintang,” kata Ayna menjawab sapaan Bintang di telpon. Bintang selalu melarang Ayna memanggil dokter Bintang seperti yang sudah-sudah.
“Nanti malam aku samperin ya.”
“Kemana?”
“Jalan-jalan saja.”
“Tapi bapak sedang sakit, bagaimana kalau dirumah saja?”
“Baiklah, yang penting kan ketemu kamu.”
Ayna tersenyum ketika menutup kembali ponselnya.
Setelah menata meja makan, Ayna masuk ke kamar bapaknya. Ayna lega ketika melihat bapaknya duduk ditepi pembaringan.
“Syukurlah kalau bapak sudah sehat.”
“Ayna..”
“Ya pak..”
“Kemarilah sebentar, tolong gosok punggung bapak ini dengan minyak gosok.”
Ayna mendekat. Bagaimanapun pak Sarjono sudah dianggap seperti bapaknya sendiri. Ia meraih minyak gosok diatas meja, lalu ia membalikkan tubuhnya, tapi Ayna terkejut bukan alang kepalang ketika pak Sarjono memeluknya.
Ayna meronta, karena merasa itu tidak pantas. Dan Ayna merasa ngeri metihat tatapan mata pak Sarjono yang tampak aneh.
“Bapak ! Apa yang bapak lakukan?!” Ayna berteriak marah sambil mundur kearah pintu. Tapi pak Sarjono memburunya.
Rasa sepi kehilangan isteri membuat pak Sarjono lupa diri. Sosok Ayna yang cantik dianggapnya bisa menjadi pengganti.
“Kamu seperti ibumu..”
Ayna semakin mundur mendekati pintu, namun ketika tangannya hampir berhasil meraih gagang pintu, pak Sarjono menyergapnya.
***
Besok lagi ya
Matur nuwun Bu Tien.
ReplyDeleteOooo ternyata nomor 2.
DeleteAlhamdulillah........
DeleteYang ditunggu tunggu sudah hadir
Matur nuwun sanget Ibu Tien,
Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.
Terima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 😍😍😍
DeleteGroup Chat Whatsapp Penggemar Cerbung Tien Kumalasari
0821 1667 7789 (admin)
#silatutahim
#cerbung/novel_populer
#jumpa_fans
Ayoooooo edit profilmu dengan cara :ketuk UNKNOWN... lalu ketuk...EDIT PROFIL... isi biodatamu...lalu SIMPAN..... mudahkan........
Alhamdulillah telah hadir ayna 08. Makin penasaran kelanjutannya, semoga Bintang datang saat yang tepat menolong ayna dari terkaman bapak tirinya.....salam Seroja Bu Tien.....
DeleteWaahhh....sudah berderet komen pasukan WAG PCTK....trmksh mbak Tien telah menghibur kami yg selalu kami tunggu2 kedatangannya...salam sehat dr Situbondo
DeleteAlhamdulillah sdh hadir AYNA 08
DeleteMtnuwun mbk Tien
Smg selalu sehat dan semangaaat...
Lembar koreksi Ayna_08
Delete1. “Ayna... ada apa? Tenang dulu dan baru bicara..”” kata Bintang lembut.
# “Ayna... ada apa? Tenang dulu dan baru bicara..” kata Bintang lembut.
2. Ada Bintang dan Nanda yang setiap sa’at menamaninya, dan menguatkan hatinya.
# Ada Bintang dan Nanda yang setiap sa’at menemaninya, dan menguatkan hatinya.#
3. Malam itu Ayna tirtidur dikursi tunggu. Nanda menyelimuti tubuhnya dengan jacket yang dibawanya..
# Malam itu Ayna tertidur dikursi tunggu. Nanda menyelimuti tubuhnya dengan jacket yang dibawanya.
4. Ayna menjenguk ke arah kemar bapaknya, dan melihat bapaknya masih tertidur.
# Ayna menjenguk ke arah kamar bapaknya, dan melihat bapaknya masih tertidur. #
Ada 4 koreksi ya saya ketemukan Bu Tien
Sugeng enjing.
Nomor 1 kah saya?
ReplyDeleteTerima kasih mbak Tien ... AYNA 08 yg sudah terbit.
Salam hangat kami dari Yogya.
Njenengan no 2
DeleteDitinggal sebentar aja sdh keduluan
Gpp sing tuwo ngalah
Iya mas Wedeye ... tadi saya tinggal guyon di grup ... ternyata tertinggal 1 menit
DeleteMatur nuwun mbak Tien
ReplyDeleteAyna 8 sudah ada, Alhamdulillah, smoga mbak Tien tetep sehat ya, salam dari Cibubur
Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
ReplyDeleteWignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, MbaheKhalel, Aam M, Ipung Kurnia, Yayak, Trex Nenjap, Sujoko, Gunarto, Latif, Samiadi, Alif,
Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong, Lina Tikni, Engkas Kurniasih, Anroost, Wiwiek Suharti, Erlin Yuni Indriyati, Sri Tulasmi, Laksmie, Toko Bunga Kelapa Dua, Utie ZiDan Ara, Prim, Niquee Fauzia, Indriyatidjaelani,
Bunda Wiwien, Agustina339, Hallow Pejaten, Tuban, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.
ADUHAI.....
Matur nuwun bu tien
DeleteJhian menggambarkannya sangat detil sehingga terbawa seperti situasi yg sesungguhnya
Hebat hebat hebat
Matur nuwun
Alhdulillah Ayna dah hadir,trimakasih b.Tien
DeleteAlhamdulillah AYNA 08 sudah tayang.
DeleteMatur nuwun mBak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Salam sehat dari Tangerang.
Owalah, pak Sardjono kok jadi khilaf. Semoga Ayna tertolong dengan kehadiran Bintang..
Semoga
Bu Tien... Tlg selamatkan Ayna nggih pleaseeeee... Sadarkan Pak Sarjono.. Semoga Bintang pas sdh dtg sehingga tdk terjd apa2 dgn Ayna.. Trimakasih Bu Tien, salam sehat bahagia dr Cahya di Madiun yg sllu setia hadir.
DeleteMbak tien, semoga sehat² selalu. Salam sejahtera bersama keluarga.
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien atas hadirnya AYNA 8..
ReplyDeleteSenengnya bisa baca lebih awal...asik²
Salam sehat selalu dari kota Malang njih bun..🙏
Yei... sudah tayang Ayna 8... Terima kasih Mbak Tien
ReplyDeleteYa ampun... udah 10 aja....
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang episode 8
ReplyDeleteTerimakasih bu Tien Cerbung nya Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta
Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo untuk ibu Tien dan pembaca semuanya
Buka Blog, ngepasi AYNA 08 muncul, jadi no.1 dèh...
ReplyDeleteNyuwun sèwu njih... Pak Yowa kesalip.
Matur nuwun bu Tien. Mugi² tandah pinaringan sehat. Aamiin yra.
Matur nuwun mbak tien-ku...ayna 8-nya.
ReplyDeleteWhuaduh...ditinggal istri, mau anaknya.... sadar pak Sarjono , masih banyak wanita diluar sana mau dg bapak.
Awas ketahuan Bintang, bisa jadi perkara sulit.
Diluar dugaan mbak Tien mengaduk aduk perasaan pembaca. Okey...lanjut 09 kutunggu .
Salam sehat dari sragentina.
Trimakasih mbak Tien..
ReplyDeleteAyna 8...
Duuuh...kasian ayna...dr awal..moga2.p sarjono tulus..eeeee...lakok tenan..😠
Semoga dr.bintang cpt datang...daah ayna prg aja..ngekost sendiri..tinggalin tuh bpk tiri yg pikirannya ngeres..😡
Salam sehat dr bandung..
Yukkkkk kita jitak rame rame pak sarjono😅
DeleteMaturnuwun mbak Tien sayang..sudah menghadirkan Ayna 8 yang menguras air mata. Hiks...sedih sekali, saya benar-benar menangis pedih.
ReplyDeleteSemoga Ayna bisa diselamatkan oleh Bintang.
Tapi tampaknya tak kan mudah..akan ada konflik hutang budi yang membuat cerita ini makun ADUHAI...
Terimakasih bunda Tien.... Smoga Ayna baik2 saja.... Smoga pak sarjono cpt sadar.... Smoga Bintang cpt dtng....
ReplyDeleteAduh...perasaanku campur afuk,sedih ibu nya ayna meninggal..lalu emosi pak sarjono koq begitu terhadap ayna...aduh..apakah bintang dtg menolongnya?aduhhhh laki laki ya..🙈maaf para pria yg ada di sini😄🙏. Trimaksh bunda tien tersyang😘🙏
ReplyDeleteTrimakasih Ayna dah tayang,moga b.Tien sll diberi kesehatan hingga dpt menghadirkan karya" yg sll dinanti para penggemarnya.
ReplyDeleteSalam dari Bojonegoro
Mudah2an pak sardjono tidak menodai ayna dan b8ntang segera datang ubtuk membantu
ReplyDeleteSalam sehat jeng tien
Wadoooohh pak Sarjono aya2 wae yeuh.... eling euy...
ReplyDeleteAduh Pak Sarjono kok jadi gak bener sepeninggal ibunya Ayna... semoga tidak terjadi sesuatu yg buruk pada Ayna. Ayo Bintang, cepat datang dan tolonglah Ayna.
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien.. semakin tidak sabar menunggu lanjutannya. Salam seroja dari Semarang.
Pak Sarjono demi IMIN ... IMANnya tidak kuat.
DeleteAduh...perasaanku campur afuk,sedih ibu nya ayna meninggal..lalu emosi pak sarjono koq begitu terhadap ayna...aduh..apakah bintang dtg menolongnya?aduhhhh laki laki ya..🙈maaf para pria yg ada di sini😄🙏. Trimaksh bunda tien tersyang😘🙏
ReplyDelete.Matur nuwun... Mbak tien... Ikut gemetar dan berkeringat ketakutsn...merasakan Ayna didekap Ayahny... Smg mbak tien sehatjasmani rohani ekonomi dpt berkreasi dan berimajinasi ditunggu... nasib Ayna
ReplyDeleteAduh... serem banget... bu Tien... aku sampai merinding bacanya...
ReplyDeleteEling pak Sarjono....cptlah dtg mas Bintang
ReplyDeleteOh maturnuwun ibu Tien,kutunggu kelanjutannya, salam sehat penuh semangat 🙏
Sarjono..nggak punya moral. Moga Ayna selamat ya.. Makasih mba Tien. Sehat selalu mba.
ReplyDeleteMatur nuwun Bunda Tirn
ReplyDeleteSalam.sehat dari Batang
Semoga Bintang segera datang, menolong Ayna dr tindakan pak Sarjono. Bintang berinisiatif mengajak Ayna tidak serumah dg ayahnya. Untuk sementara bisa diajak menginap dirumahnya supaya tidur bersama Bulan. Untuk selanjutnya pasti Tanti mau mengambil sebagai anak, karena Tanti sudah mengetahui siapa Ayna, danTdan tidak punya anak. Ditunggu sambungannya Bu Tien.
ReplyDeleteSalam dari Erna Gresik
Terimakasih mBak Tien Ayna ke delapan sudah muncul
ReplyDeletesehat sehat selalu doaku
Ih Sarjono modus pura pura sakit, sebelum meninggal Saryati seolah minta ketegasan Sarjono untuk melindungi Ayna, ternyata...
Bintang baru tahu kalau Sarjono ayah tiri, habis sudah ketahuan; macam apa etika moralmu, harus tidak serumah dengan Sarjono,
Tanti mengharap Ayna mau jadi anaknya
nyuwun sewu namung angen angen den nganten, estu nyuwun pangapunten ingkang kathah .. nuwun
Pagi Bunda
ReplyDeleteSehat selalu dan terus berkarya.Makasih AYNA 08nya ya Bun.
Bahagia selalu buat Bunda.
Alhamdulillah Ayna 08 sdh hadir
ReplyDeleteTerima kasih Mbak Tien, semoga sehat selalu dan bahagia bersama keluarga.
Salam hangat dari Bekasi
Pak Sarjono kok begitu ya? ih bikin kesel saja, semoga Bintang segera datang menolong Ayna.
Handoko dan Palupi kemana ya?
Waduh gimana ini ...semoga Ayna slmt dari terkaman bpk tirinya .salam sehat selalu untuk bu Tien dari Yayuk Klaten.
ReplyDeleteHaduuh pak Sarjono kok.kalap ya...sadar Ayna itu anaknya
ReplyDeleteKasian Ayna.. Bjntang cepet datang tolong Ayna
Terima kasih bU Tien
..
Alhamdulillah, Ayna 8 sdh tayang, smg mas Bintang cepet dtg menolong AYNAnya. Ya Alloh lindungi Ayna
ReplyDeleteSehat dan semangat sll mbak Tien. Matursuwun mbak Tien Ayna nya
Terima kasih Ayna 08 sdh muncul. Semoga Allah melindungi Ayna..swmoga Bintang segera datang untuk menolong Ayna..aamiin. Salam sehat dan semangat berkarya buat bu Tien
ReplyDeleteSlmt pgi menjlng subuh mba Tien.. Turutberduka cita ah atas meninggalnya ibunya ayna.. Makiin seruantara dr bintang dan nsnda.. Slmseroja dri sukabumi y unk mba tien sekeluarga.. Muuaahh🥰🥰🙏🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah tayang Ayna 8. Terimakasih bu Tien. Salam seroja dari Magelang.
ReplyDeleteBunda Tien, jangan sampai ayna kenapa2 ya, semoga kepala pak Sarjono kebentur pintu biar sadar tuh bapak punya pikiran ngeres sama anak....selamatkan ayna ya Bintang...duuh bunda jadi baper nich..
ReplyDeleteSalama sehat ulales bunda Tien dari bumi arema Malang
Terima kasih sudah tayang Aina 8..
ReplyDeleteTurut berdukacita Aina ya..
Kok p Sarjono gitu...dasar lho
Semoga ada yg datang nolongin ..
Jadi pingin cepet tau..episode selanjutnya.. salam sehat Bunda..
Aduh ..makin tegang ..ih dasar bpk sambung ..semoga Dr Bintang segera dtg...geumes ,
ReplyDeleteseru
Makasih bu tien ayna udah hadir
ReplyDeleteSaya Yanti di Sby .makin seru yaa hahaha jitak yoook
ReplyDeletemakasih mbk tien ...mbk mmng hebat menampilkn cerita yg membuat pembc penasaran diakhir episode...smg ayna baik2 saja ...dn pak sarjono sadar
ReplyDeleteMatur nuwun bu tien..semoga selalu sehat njih
ReplyDeleteAlhamdulillah ... Semoga Pak Sarjono segera sadar dan tidak terjadi apa apa terhadap Ayna... Salam sehat selalu buat Bu Tien dan Keluarga.
ReplyDeleteAlhamdulillah ayna selalu lancar tayang, trimakasih bu tien yg selalu memberikan hiburan dgn karyanya, semoga sehat2 selalu.
ReplyDeleteWaahhh ceritanya semakin seru, semakin ingin tahu kelanjutannya ..... kutunggu tayangan berikutnya ya bu tien
Assalamu'alaikum
Bpk tiri yg edan, semoga Allah Swt memberikan perlindungan Ayna. Aamiin. Maturnuwun Bu Tien, semoga tansah bergas, waras, sehat wal afiat dlm memberikan cerita yg menarik ini... Teriring salam sehat...
ReplyDeleteTrims mbak Tien smg sehat sll.
ReplyDeleteTidaaakkkkkk, jangan biarkan Ayna menjadi korban ayah tirinya...
ReplyDeleteTolong dia Bu Tien, 😁😁😁😁
Semoga senantiasa sehat2 ya Bu, salam dari Bandung.
Alhamdulillah...
ReplyDeleteMtur nuwun Bun....
Mugi2 tansah sugeng....
Puji Tuhan ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg Ayna 08 hadir dg tetap sangat menarik hati penggemar.
ReplyDeleteIkut berduka ya Ayna, tapi hrs percaya kehendak Tuhan selalu terbaik. Harus iklas dan tetap bersyukur sdh hidup bersama ibu yg baik sampai dewasa.
Pak Sarjono tergoda nafsu birahi...
Semoga Bintang segera datang menolong..
Cintanya murni ...
Setia menunggu candake eps 09.Matur nuwun Berkah Dalem.
Semoga Bintang datang pada saat yg tepat.....
ReplyDeleteSalam sehat selalu mbak Tien
Haaiiyyaaaaaa...... Waduh piyeee ikiii..... Ayoooo Bintaaawnggg cepeetttt ...huk huk ..... Salam Seroja Buat Bu Tien kuuuhh....
ReplyDeleteBaru sempet baca......dada rasanya nyengsek.....dasar si tua Sarjono ga tau diri iingaattt......jngn dilanjukan, wis angel tuturanmu....hikhikhik....
ReplyDeleteSemoga AYNA segera diselamatkan mas Bintang
ReplyDeleteWow lha bacanya pagi ya mesti saja blum tahu jika Ayna sudah diselatkan dua cowok ganteng.....
DeleteIni caranya mengedit Profil Anda :
1. Klik/ketuk tulisan UNKNOWN di komentar Anda
2. Akan tampil tulisan merah PROFIL TAK TERSEDIA
3. Selanjutnya Klik/ketuk tulisan mengaktifkan akses ke profil Anda.
4. Muncul Edit Profil. Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP, pekerjaan, hoby, dsb
5. Kemudian klik FOTO PROFIL jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) SIMPAN PROFIL
7. Selamat mengedit Profil Anda
Mksh Ayna 08 sdh hadir. Semoga lancar terus untuk mengikuti kisah AYNA yg menegangkan.
ReplyDeleteSudah Ayna 9 bu/bpk semalam.....
DeleteIni caranya mengedit Profil Anda :
1. Klik/ketuk tulisan UNKNOWN di komentar Anda
2. Akan tampil tulisan merah PROFIL TAK TERSEDIA
3. Selanjutnya Klik/ketuk tulisan mengaktifkan akses ke profil Anda.
4. Muncul Edit Profil. Silahkan diisi kolom IDENTITAS sesuai keadaan yang sebenarnya, alamat, nomor HP, pekerjaan, hoby, dsb
5. Kemudian klik FOTO PROFIL jika Anda kepingin fotonya tampak di blogspot
6. Langkah terakhir setelah selesai mengisi formulir jangan lupa disimpan (tulisan merah) SIMPAN PROFIL
7. Selamat mengedit Profil Anda
Td mlm mau komen sdh ngantuk dan sdh banyak yg komen
ReplyDeleteBbrp pemikiran dr bbrp komen utk mskkan mb Tien (tp skenario tetap di.mb Tien)
1. Sangat disygkan p Sarjono lupa diri krn kesepian.. jd ngeri klu sesuatu terjd
2. Smg mas Bintang segera dtg dan menyelamatkan Ayna...klu perlu segera dihalalkan (klu blm tahu tyt p Sarjono bpk tiri... Yg setiap saat bs berbuat nekat)
3. Paling Nanda yg patah hati...tp there are many fishes in the sea.
4. Ada yg komen sebaiknya diambil anak Tanti...tp bs terjd akan terulang kisah p Sarjono krn Danang bs sj kepincut kecantikan Ayna...Malah bs jd dijadikan adik madu Tanti?... Entah siapa yg bermasalah dg kesuburan? Akankahterulang kisah spt Dewi merestui suaminya agar memperistri Miranti? Di cerita Bagai Rembulan? Apa judulnya lupa mb Tien?
5. Itu hanya dugaan para pembaca setia Ayna..tentu mb Tien yg paling tahu akan dibw kmn cerita Ayna berakhir.
6. Bersama kita tunggu bgmn mb Tien membuat penasaran kita para pembc setia Kejora Pagi... Mksh mb Tien slm seroja selalu...
YaaAlloh,😭😭😭
ReplyDeleteAstaga kok pak Sarjono jadi tidak masuk akal kelakuannys. Padahal selama ini mereka seperti ayah dan anak kandung. Khilaf.....Wah Ayna 08 bikin hati jadi gak karuan. Semoga Dokter Bintang segera datang . Salam sehat dan terima kasih mbak Tien
ReplyDeleteYang terbaik untuk Ibu-nya Ayna. Tapi hatiku masih mengharu biru atas kepergian-nya. Dalam CerBer ini, Bunda Tien memberi gambaran, betapa baik Ibu-nya Ayna - dan Ayna yg juga baik, sebatang kara - harus mengalami perlakuan biadab bapak tirinya.
ReplyDeleteAntara Bintang & Nanda, sama-sama baik dan perhatian ke Ayna.
Bunda Tien bisa aja nih bikin cerita-nya. Lain daripada yang lain. Bikin penasaran teroooz.. Hehehehe...
TERIMA KASIH ya, Bunda Tien. Semoga sehat wal'afiat selalu. ♥️😗🇦🇺
Pliiisss bintang
ReplyDeleteSelamat malam bu Tien, sdh pulang dari Apotik?
ReplyDeleteJika tidak lagi mandi, makmal, sholat 'isyak.... atau
Lagi bercengkerama sama cucu2 tercinta. Putra putrinya bu Tien apa ya suka baca cerbung karya ibunya ??
Siapa jagoan malam ini ??
Matur suwun Bu Tien
ReplyDeleteMbak Tien aku nangis😭😭😭
ReplyDeleteMbak Tien ,itu pak sarjono kok kurang ajar banget sih. Jangan kayak gt dong