Sunday, December 27, 2020

SANG PUTRI 34

SANG PUTRI  34

(Tien Kumalasari)

 “Oh, persilahkan beliau duduk Rah.”

“Sudah, bapak.”

“Kalau mau ajak sekalian makan pagi Rah, tapi biar aku saja,” kata Palupi yang kemudian bangkit dan menuju ke ruang tamu.

“Om, kami sedang sarapan.  Ayo, sekalian om.. saya masak nasi goreng udang..” sapa Palupi ramah, membuat pak Tarman sedikit melongo.

“Ayolah om.. silahkan.. “

“Masa, datang-datang makan?”

“Tidak apa-apa om, kan dirumah keluarga sendiri.”

Pak Tarman berdiri perlahan, lalu Palupi menggandeng tangannya. Agak heran melihat Palupi bisa bersikap manis, tidak seperti biasanya.

“Naaa... sini om, dekat saya. Masih hangat nih om," sapa Handoko sambil menarik kursi disebelahnya, sementara Palupi mengambilkan piring.

“Yu Suprih, buatkan minum ya..” teriak Palupi.

“Baik ibu.”

Pak Tarman merasa ada kehangatan tampak pada keluarga itu. Berbeda dengan apa yang dikatakan Widi tentang keluarga sepupunya itu. Palupi tampak melayani dengan manis, bahkan mengatakan bahwa nasi goreng itu masakannya.

“Hm, enak, benarkah ini masakan Palupi?”

“Benarlah om, masa Palupi bohong ?”

“Om, Palupi sekarang benar-benar menjadi isteri dan ibu teladan. “

“Syukurlah..tapi ini benar-benar enak..”

“Terimakasih om.”

“Sebenarnya aku datang kemari hanya mampir, karena kebetulan jalan-jalan melewati rumah kamu.”

“Iya om, ma’af kami juga lama sekali tidak kerumah om.”

“Tidak apa-apa. Kamu habis sakit, dan sibuk. Tapi sudah sehat kan kaki kamu?”

“Sudah om, sudah bisa setir sendiri.”

“Syukurlah. Tapi sebenarnya aku juga ingin omong sama kamu.”

“Ya om.. tentang apa?”

“Mungkin kapan-kapan saja kalau kamu senggang. Bukankah kamu mau ke kantor ?”

“Iya om. Sebentar lagi.”

“Ya sudah, lain kali saja. Aku hanya ingin ngomong tentang adikmu Widi.”

“Memangnya Widi kenapa om?”

“Nanti sore saja, sepulang kantor aku kemari lagi. Takut mengganggu waktu kamu untuk bekerja. Salah aku kalau datang pagi-pagi untuk mengganggu.”

“Baiklah om, nanti saja sepulang kantor saya mampir kerumah om.”

“Ooh, begitu juga boleh.”

***

“Tanti.. tunggu.”

Tanti berhenti. Dilihatnya Danang mengejarnya.

“Kamu mau makan di kantin ?” tanya Danang.

“Maukah makan diluar saja, bersama aku?”

“Ah, enggak mas, sungkan saya.”

“Mengapa sungkan, kan aku yang mengajak?”

“Nggak enak sama pegawai lainnya, nanti dikira saya ada apa-apa sama mas Danang.”

“Memangnya kalau benar.. kenapa?”

“Mas Danang nih..”

“Aku serius, baiklah, sekali ini saja, ya.. mau ya..”

"Baiklah, sekali ini saja.”

Danang membawa Tanti keluar dari kantor. Tapi Tanti terkejut ketika mereka tidak memasuki sebuah rumah makan atau warung untuk makan siang.

“Lho, ini bukan warung kan?”

“Memang bukan, tapi setiap hari aku makan disini. Ayo turun,” kata Danang sambil turun, lalu membuka pintu samping, dimana Tanti duduk.

“Ayolah..,” Danang memegang tangan Tanti dan menariknya perlahan.

“Ini rumah siapa?”

“Ini rumahku, ayolah.”

“Aduh mas, saya takut..”

“Mengapa takut, ini bukan rumah hantu.. atau harus saya gendong?”

Tanti turun dengan perasaan ragu. Dua kali Danang memaksa dengan ancaman mau menggendongnya. 

“Ayo...” Danang menggandengnya. Tanti berdebar. Kalau ini rumah Danang, berarti akan bertemu dengan keluarganya. Bagaimana kalau dia ditanya ini dan itu?

“Ibuuu...” tiba-tiba Danang berteriak ketika keduanya sudah menaiki teras. Tanti melepaskan pegangan Danang, bermaksud duduk diluar, tapi seorang wanita setengah baya yang masih cantik muncul dari arah pintu.

“Ibu.. kenalkan, ini Tanti,” kata Danang memperkenalkan Tanti pada ibunya.

Tanti dengan takut-takut menyalami bu Ismoyo kemudian mencium tangannya.

“Ini Tanti yang kamu ceritakan berulangkali itu?”

“Iya bu, saya mengajaknya untuk makan siang dirumah.”

“Oh, baguslah, ajak dia keruang makan, simbok sudah menunggu dari tadi,” kata bu Ismoyo ramah. Degup di jantung Tanti sedikit berkurang melihat senyuman dibibir wanita cantik itu.

“Ayo jangan sungkan. mBook.. tambahkan piringnya satu lagi,” perintahnya kepada simbok, yang segera dilakukan simbok sambil melirik kearah gadis yang masih berdiri disamping Danang.

“Ayo duduklah,” kata Danang sambil menarik kursi untuk Tanti.”

Tapi sungguh Tanti merasa sungkan. Dia belum pernah makan disuasana se resmi ini. Danang membuka piring Tanti, lalu mengambilkan nasi untuknya. Kalau tau mau diajak kerumah pasti dia sudah menolaknya tadi.

“Sudah mas, biar saya mengambilnya sendiri.”

“Jangan sungkan. Simbok masak asem-asem, sama ikan goreng, ayolah, “ kata bu Ismoyo mendahului mengambil lauk untuk dirinya sendiri. Karena Tanti tampak sungkan, Danang yang mengambilkan sepotong ikan, lalu menyendokkan sayurnya.

“Sudah mas, sudah..”

“Ya sudah, makanlah, apa perlu aku suapin?” goda Danang.

“Ah..” lalu Tanti menyendok makanannya pelan. Takut kelihatan tidak sopan.

“Aduh, ini keluarga kaya, mana sesuai dengan keluargaku, yang makan dengan cara sederhana, lauk sederhana, mengunyah makanannya pun juga tidak takut-takut seperti sekarang ini," pikir Tanti.

“Benarkah Danang suka sama kamu?” tiba-tiba pertanyaan itu mengejutkan Tanti. Ia hampir tersedak mendengarnya, lalu diminumnya seteguk air.

“Mas Danang... apakah..”

“Iya bu, Danang suka sama dia, cuma dia tidak percaya bahwa Danang suka. Jadi Danang bawa dia kerumah untuk menunjukkan kepada dia bahwa Danang serius.”

“Kamu masih kuliah?”

“Menunggu ujian minggu depan, ibu.”

“Ooh..”

“Sambil bekerja dikantornya mas Danang,” lanjutnya lirih.

“Apa kamu juga suka sama anakku?”

Pertanyaan-pertanyaan itu seperti sebuah interograsi yang memaksa dia untuk menjawab. Tapi dia bingung harus menjawab apa.”

“Saya...”

“Katakan saja, jangan takut..”

“Saya tidak berani, ibu..” jawabnya setelah menelan makanan yang selesai dikunyahnya.

“Maksudnya tidak berani untuk apa?”

“Saya hanya.. gadis biasa, anak orang rendahan.. mana berani saya menyukai mas Danang?”

“O.. itu. Tapi sesungguhnya perasaan kamu bagaimana?”

“Mati aku,” batin Tanti yang kemudian meneguk minumannya.

“Orang jatuh cinta itu kan tidak memandang siapa yang dicintainya. Mungkin dia pejabat, mungkin dia pemilik perusahaan yang besar, hartanya selangit. Ya kan?”

“Kalau saya melakukannya, bukankah akan ditertawakan?”

“Tidak.. tak ada yang akan mentertawakan, karena perasaan itu adanya didalam hati.”

Tanti terdiam. Siapa sih yang nggak suka dicintai oleh laki-laki tampan yang kaya raya? Tapi kan ia harus tahu diri.

“Sudahlah, teruskan makanannya. Kata-kataku membuat makanan kamu terasa nggak enak ya?” kata bu Ismoyo sambil melanjutkan makannya, demikian juga Danang dan Tanti. Tanti merasa sedikit lega sehingga bisa menelan makanannya sampai nasi dipiring masuk semua kedalam perutnya.

“Ayo nambah,” kata bu Ismoyo.

“Terimakasih ibu, sudah kenyang.” Lalu Tanti meneguk minumannya.

Tapi ketika mereka duduk diruang tengah, bu Ismoyo kembali mengulang pertanyaannya.

“Apa kamu suka pada anakku ini?”

“Ss..saya.. hanya orang biasa..”

“Aku menanyakan perasaan kamu, bukan menanyakan kamu orang seperti apa.”

“Karena saya merasa rendah, jadi saya tak berani mengatakannya.”

“Baiklah, aku sudah bisa menarik kesimpulan dari jawaban kamu itu.”

Lalu Tanti terkejut sendiri.

“Kesimpulan yang bagaimana? Bahwa aku suka sama dia?” kata batinnya.

“Saya dari keluarga miskin bu, ibu saya pembantu disebuah rumah tangga.”

“Memangnya kenapa?”

Tanti diam. Benar sih, memangnya kenapa, kan dia tidak menanyakan siapa dan apa pekerjaan orang tuanya?

“Kamu cantik, sederhana, dan rendah hati. Aku suka itu.”

Tanti mengangkat wajahnya yang semula menunduk. Benarkah si ibu yang kaya ini suka sama dia? Seperti bermimpi ketika bu Ismoyo menatapnya sambil tersenyum.

“Tanti, kamu tidak perlu takut, ibuku tidak menggigit kan?” canda Danang.

“Tapi Tanti, kamu harus hati-hati. Anakku yang satu ini terkadang susah dikendalikan.”

Danang menatap ibunya dengan kesal.

“Ibu.. kok ibu menjelek-jelekkan aku didepan pacar aku sih?”

Hm.. pacar? Kapan mereka pacaran? Kata hati Tanti. Tapi bagaimanapun ada rasa senang ketika berbincang dengan ibunya Danang dan diterima dengan manis.

***

“Ibu sudah mengijinkan, tinggal cari waktu yang baik untuk melamar kamu,” kata Danang dalam perjalanan kembali ke kantor.

“Apa? Melamar? Memangnya saya suka sama mas?”

“Nggak suka ya?

“Nggak tahu ah, saya bingung sesiang ini. Tiba-tiba ketemu ibunya mas, dan bertanya yang susah sekali saya menjawabnya.”

“Memang susah ya, mau bilang tidak, nyatanya suka, mau bulang suka.. rasanya sungkan,” canda Danang.

“Iih, mas Danang tuh.”

“Sebenarnya kamu suka sama aku kan?”

“Ge er..”

“Nggak... gitu?”

“Mas harus memikirkannya lagi, apalagi ibunya mas, selalu saya ingatkan bahwa saya ini bukan siapa-siapa.”

“Baiklah, aku akan memikirkan kamu terus.”

“Bukan begitu.”

“Habis apa dong?”

“Memikirkan, apakah benar saya ini pilihan mas. Saya takut, pada suatu hari nanti mas menyesal, keluarga mas juga menyesal.”

“Aku yakin tidak.”

“Sekarang mas bisa berkata begitu, nanti.. pada suatu hari.. mas baru akan merasakannya.”

“Tanti, apa aku harus berlutut dihadapan kamu supaya kamu percaya?”

“Jangan, nanti saya kualat.”

“Kalau begitu jangan banyak alasan. Nanti selesai wisuda aku akan melamar kamu. Ketika kamu wisuda, aku juga akan datang menghadirinya.”

***

Sore itu setelah mengantarkan Tanti pulang, Danang mampir kerumah Handoko, karena tas kerja Handoko ketinggalan di kantor.

“Mas Handoko belum sampai rumah yu?” kata Danang sambil nyelonong masuk langsung kedapur.

“Heei.. ada tamu nyelonong nih, nggak pakai permisi,” tegur Palupi yang sedang menggoreng pisang didapur.

“Ya ampun, kaget aku mbak, kirain MIrah yang sedang menggoreng pisang, tapi kok cantik bener yu Mirah sekarang, ee.. ternyata mbak Lupi?”

“Jadi kamu kemari mencari Mirah?”

“Nggak mbak, tapi aku senang mbak Lupi sudah pulang kerumah, hm.. harum pisang gorengnya, aku tungguin didepan nya.”

“Enak saja, bantuin dulu, ambilkan piring untuk tempatnya.”

“Oh.. harus ngebantuin dulu baru boleh ngicipin ya? Okey.. mana Rah, piringnya?” teriaknya.

“Ini mas, nak Mirah sedang menemani mas Bintang mandi," sahut Suprih yang sedang ada didekat Palupi.

“Ooh, iya.. yu Suprih.. terimakasih. Mana mbak, taruh disini. Kok mbak Lupi rajin sekali sih.Hm.. harumnya.. “

“Makan aja tuh, pisangnya, kan sudah matang? Jangan banyak komentar.

“Yaah.. masih panas begini, disuruh makan, ikutan matang dong lidahku.”

“Makanya harus sabar..”

“Aku bawa kedepan ya mbak..”

“Awas ya, jangan dihabisin,”

“Nggak.. yu Suprih.. buatkan minum dong.”

“Ya mas.. “

“Mas Handoko sebentar lagi pulang, dia suka pisang goreng. Tapi sekarang sedang mampir kerumah om Tarman.”

“Oo, pantesan tadi tergesa-gesa, sampai tasnya ketinggalan.”

Suprih yang sedang membuatkan minum untuk Danang terkejut, mendengar ponselnya berdering.

“Bu, saya angkat dulu telponnya ya, siapa tahu dari Tanti, mungkin butuh sesuatu.”

“Iya yu.. angkat saja dulu.”

Suprih masuk kedalam kamarnya.

"Hallo nduk, ada apa?”

“Bu, bisakah ibu pulang kerumah sore ini?”

“Memangnya ada apa? Kamu sakit?”

“Tidak bu, aku ingin ngomong sama ibu nih, bingung aku bu..”

“Oh, baiklah, ibu pamit dulu sama juragan ya.”

Suprih membawa minuman yang sudah disiapkan keruang tengah, diletakkan didepan Danang, lalu kembali menemui Palupi yang masih mengentas pisang gorengnya.

“Ibu, ma’af, bolehkah saya pamit  pulang sore ini?”

“Ada apa yu, anakmu sakit?”

“Tidak bu, katanya ada yang penting, saya  diminta pulang sebentar.”

“Jangan-jangan kamu disuruh keluar dari pekerjaan sekarang yu.”

“Belum bu, mungkin masih bulan depan.”

“Ya sudah yu, pulang saja, barangkali memang ada yang penting. Karena ini sudah sore ya nginap sekalian saja yu, besok pagi-pagi datang lagi kemari."

Ketika melintas diruang tengah dimana Danang sedang menikmati pisang gorengnya, Suprih mengangguk pada Danang.

“Mau kemana yu?”

“Mau pulang sebentar mas, permisi..”

“Rumahnya jauh?”

“Enggak mas, daerah Nusukan, bisa naik angkot.”

“Oh,  kalau mau menunggu bisa sekalian bareng saya.”

“Nggak mas, sudah, saya bisa naik angkot.”

“Ya sudah, hati-hati ya yu..”

“Nusukan.. bukankah rumah Tanti juga didaerah itu. Jangan-jangan tetanggaan,” gumam Danang sambil mencomot lagi pisang gorengnya.  Kalau saja Danang tahu siapa Suprih sebenarnya..

“Nih, aku tambahin lagi, udah mateng semua nih,” kata Palupi yang membawa lagi sepiring pisang goreng.

“Banyak banget nggorengnya mbak.”

“Nanti kalau mas Handoko pulang, bisa habis nih pisang.”

“Hm, senangnya kalau punya isteri cantik dan pengertian..”

Danang senang. Tadi Handoko sudah berbicara tentang isterinya yang sudah kembali dan pasti membuat dia tak mengenalinya. Itu benar.. ia heran melihat Palupi menggoreng pisang kesukaan suaminya.

***

“Sebenarnya om Tarman mau bicara apa?”

“Aku kan sudah bilang, ini tentang adik kamu Widi.”

“Iya, memangnya Widi kenapa?”

“Om mu ini senang, sebentar lagi adik kamu sudah akan menyelesaikan kuliahnya. Tapi om tidak suka dia masih berhubungan dengan Ryan.”

“Memangnya Ryan itu kurangnya apa om? Dia baik, ganteng, sudah mapan.”

“Itu aku tahu dan mengakuinya, tapi aku benci dia.”

“Mengapa om? Dia pernah menyakiti hati om?”

“Iya, sangat menyakiti.” Kata pak Tarman tandas.

***

Besok lagi ya

 

 

72 comments:

  1. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young, Ngatimin, Arif, Eko K, Edi Mulyadi, Rahmat, Mbahekhalel, Aam M,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Noor Dwi Tjahyani, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin, Guru2 SMPN 45 Bandung, Yayuk, Sriati Siregar, Guru2 SMPN I Sawahlunto, Roos, Diana Evie, Rista Silalahi, Agustina, Kusumastuti, KG, Elvi Teguh, Yayuk, Surs, Rinjani, ibu2 Nogotirto, kel. Sastroharsoyo, Uti, Sis Hakim, Tita, Farida, Mumtaz Myummy, Gayatri, Sri Handay, Utami, Yanti Damay, Idazu, Imelda, Triniel, Anie, Tri, Padma Sari, Prim, Dwi Astuti, Febriani, Dyah Tateki, kel. SMP N I Gombong,
    Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Amerika, Makasar, Klaten, JAKARTA...hai..., Mojokerto, Sijunjung Sumatra Barat, Sukabumi,
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih mbak Tien atas hadirnya SP 34.

      Salam hormat kami dari Yogya.

      Delete
    2. Terima kasih Bunda Tien, semoga Bunda sehat selalu Aamiin 😍😍😍

      Group Pecinta Cerbung Tien Kumalasari
      0821 1667 7789 (admin)
      #jalin_silaturahim
      #jumpa_fans_Bunda_Tien_Kumalasari

      Ayooooo edit profilku dengan cara : ketuk UNKNOWN,,lalu ketuk EDIT PROFIL...Isi biodata profilmu ..lalu SIMPAN,,,Mudahkan....

      Delete
    3. Matur nuwun mbak tien-ku...SP34 sudah terbit.
      Ryan pernah menyakitkan pak Tarman ...? Kenapa ya...bisa ruwet nih.
      Yu Mirah g muncul, yaaa.
      Salam sehat mbak Tien, dari sragentina.

      Delete
    4. Alhamdulillah SANG PUTRI 34 sudah tayang.
      Matur nuwun mbak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
      Salam hangat dari Karang Tengah Tangerang.

      Waduh, misteri Pak Tarman belum terungkap. . Sakit hati kenapa ya..?
      Semoga cuma salah paham aja..
      Monggo mbak Tien, Kita sabar menunggu

      Delete
    5. Oh oh ohhhh kenapa ya Ryan,,,

      Delete
    6. Alhamdulillah SP 34 sdh tayang
      Mtnuwun mbk Tien
      Smg selalu sehat dan tetap semangaaaaat....

      Penasaran.... kenapa ya Ryan?

      Delete
    7. Alhamdulillah.......

      Yang ditunggu tunggu sudah hadir
      Matur nuwun sanget Ibu Tien,
      Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
      Lanjutannya selalu ditunggu
      Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.


      Delete
    8. Alhamdulillah semua pd nemuin kebahagiaan... Tp ada apa dgn Ryan sm Pak Tarman? Misteri yg diciptakan Bu Tien sllu bikin gumuuuush dech, sehat2 sllu utk Bu Tien serta penggemar. Salam sehat bahagia dr Madiun yg sllu setia hadir.

      Delete
  2. Makasii ibu..
    Salam sayang dr Sijunjung..

    ReplyDelete
  3. SP 34 baru saja selesai dibaca... tapi bikin penasaran .... Om Tarman benci Ryan...apa alasannya? Harus sabar ...besok baru bisa terungkap.
    Salam sehat dan terima kasih mbak Tien

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mudah2an Hsndoko bs menundukkan om Tarman utk menyetujui hubungannya dg Widi

      Delete
  4. Bu... salah ketik nya seru... masa mirah mandiin danang... pornografi donk... wkwkwk...
    Tapi tetap... cerita nya selalu seru dan ngangenin

    ReplyDelete
  5. Haduh bu Tien kok selalu bikin penasaran sih... Ada apa dg Pak Tarman dan Ryan sehingga pak Tarman benci banget dg Ryan
    Mungkin besuk jawabannya
    Salam. Sehat dan semangat buat Bu Tien dan kejora clubs

    ReplyDelete
  6. Malam Bunda ...
    Salam sehat.. terima kasih sudah terbit ...

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah.
    Matur nuwun Bu Tien, sampun ndamel muter-muter imajinasi kawula.
    Saking Jember tansah ngantu-antu saben dalu.
    Mugi2 Ibu pinaringan sehat wal afiat, rahayu wilujeng Kalis nir ing sambekala.
    Aamiin Yaa Rabbal Alamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayooooo edit profilku dengan cara : ketuk UNKNOWN,,lalu ketuk EDIT PROFIL...Isi biodata profilmu ..lalu SIMPAN,,,Mudahkan...
      Seprti langkah2 yg dijelaskan oleh kakek Habi dan ibu Nani di episode 32

      Delete
  8. Alhamdulillah. Terima kasih Mbak ...salam.semiga selalu sehat

    ReplyDelete
  9. Alhamdulullah sp 34 sdh tayang, trimakasih bu tien ...... kenapa p.tarman kok sangat sakit hati dengan ryan ..... ya jawabnya besuk di episode berikutnya
    Semoga bu tien n kelg sehat2 selalu

    Salaammm dari mojokerto

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah sdh tayang makasih Bu Tien salam sehat selalu

    ReplyDelete
  11. Alhamdulillah sudah tayang episode 34 Sang Putri
    Terimakasih bu Tien Cerbung nya
    Semoga ibu Tien selalu sehat wal'afiat dan bahagia bersama keluarga tercinta aamiin
    Kutunggu kelanjutannya ya bu Tien
    Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayooooo edit profilku dengan cara : ketuk UNKNOWN,,lalu ketuk EDIT PROFIL...Isi biodata profilmu ..lalu SIMPAN,,,Mudahkan...
      Seprti langkah2 yg dijelaskan oleh kakek Habi dan ibu Nani di episode 32

      Delete
  12. Rasanya mb Tien blm pernah menulis masa lalu Ryan kec pernah jd teman kuliah Palupi.. dan sempat dikejar jejar Palupi ketika marah pd Handoko...mgkn di SP 35 ada flash back Bgmn Ryan menyakiti om Tarman? Ditunggu mb Tien SP berikutnya.. slm seroja utk mb Tien dan kita semua... Slm..

    ReplyDelete
  13. Makasih Mbak Tien kelanjutan hiaa baca sbkom tidur niih ...tuuh saya geli baca Mirah sedang menemani Danang Mandi .. hehe .. mgkin maksudnya Bintang kan yaaa .. pokoknya seneng aja bacanya, hra happy ending lho semuanya, biar imun tubuh tanhah kuat .. salam sehat bahagia sejahtera mbak Tien dan kluarga juga para readers setia ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya mbak tien sengaja salah tulis, utk ngetest Kita kritis atau tdk bacanya. He5x.

      Delete
  14. Ada masalah apa pak Tarman sama Riyan ya? Makasih mba Tien. Salam sehat selalu

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah sdh bisa membaca lagi
    Terimakasih bu Tien...

    ReplyDelete
  16. Hallo jg mbak Tien..
    Trimakasih SP-34..
    Ikut senang jg palupi berubah..ada cemas2nya jg..tanti mau ngomong sm ibunya ttg danang..dan apa penyebab p tarman benci am ryan...apakah masa lalu?..ato pernah mergokin wkt ryan ketemu palupi direstoran duluu..palupi curhat itu...
    Tunggu besook..bgmn mbak Tien..yg penting semua jd hepiiiiii...

    Salam sehat dr bandung buat mb Tien & kelg.

    ReplyDelete
  17. Alhamdulillah SP 34 dah tayang dan bisa baca sebagai Pengantar tidur.
    Makasih Bunda Tien , sehat selalu dan tetap semangat dalam berkarya.
    Semoga Allah selalu menjaga dan meridhoi setiap langkah Bunda.

    ReplyDelete
  18. Alhamdulillah pas bangun sudah muncul SP 34. Wah semoga Handoko bisa meyakinkan onya kalauRyan org baik...dan nanti happyend..setelah Handoko dan Palupi akur, Danangmelamar Tanti, Ryan melamar Widi dan Pri melamar Mirah...horeee

    ReplyDelete
  19. Puji Tuhan, ibu Tien tetap sehat, semangat dan produktip shg eps 34 hadir cantik.
    Alasan ayah Tanty tdk suka Ryan blm terlihat jelas.
    Mungkin dijangka panjang nanti Bintang dan Nanda sama2 punya adik cewek yg akhirnya pd bercinta... Bintang dg adik Nanda dan Nanda dg adik Bintang kaya cerita yg sdh2... Bersahabat selamanya...

    Setia menunggu eps 35. Matur nuwun, berkah Dalem...

    ReplyDelete
  20. Terima kasih jeng tien cerbungnya
    Salam sehat

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah sudah hadir eps 34, makin seru Bu Tien pintar memenggal cerita yg buat penasaran pembaca......salam Seroja bu

    ReplyDelete
  22. Aduuuhh ada apa yaa dng Ryan.,.
    Mudah"an hanya kesalah pahaman aja sama pak Tarman........

    Suwun mb Tien.....salam hangat dr blora 🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bapak/ibu profilnya yg msh UNKNOWN

      Ayooooo edit profilku dengan cara : ketuk UNKNOWN,,lalu ketuk EDIT PROFIL...Isi biodata profilmu ..lalu SIMPAN,,,Mudahkan...
      Seprti langkah2 yg dijelaskan oleh kakek Habi dan ibu Nani di episode 32

      Delete
  23. Alkhamdulillah aamiin yra,terima kasih banyak Bu Tien,maaf mbalap ini bacanya..😀,doa terbaik kagem Bu Tien n kel semangat,sehat2 selalu,matur suwun🙏🙏🙏💐💐

    ReplyDelete
  24. Waduh, misteri Pak Tarman belum terungkap. . Sakit hati kenapa ya..?
    Semoga cuma salah paham aja..
    Monggo mbak Tien, Kita sabar menunggu

    ReplyDelete
  25. Alhamdulillah, suwun mbak Tien. Salam sehat semangat sll

    ReplyDelete
  26. Menunggu ujian minggu depan, ibu.”
    bukankah seharusnya :
    Menunggu wisuda minggu depan, ibu.”

    Saya tidak berani, ibu..” jawabnya setelah menelan makanan yang selesai dikunyaknya.
    # dikunyahnya #

    Ya ampun, kaget aku mbak, kirain MIrah yang sedang menggoreng pisang, tapi kok cantik bener yu MIrah sekarang, ee.. ternyata mbak Lupi?”
    # Mirah #

    "Ini mas, nak Mirah sedang menemani mas Bintang mandi.”
    lebih lengkap bila :
    "Ini mas, nak Mirah sedang menemani mas Bintang mandi.” Suprih yang menjawabnya.

    Salam sehat mbak Tien ......semangat ...terus berkarya !

    ReplyDelete
  27. Jadi kebayang waktu si Tanti ketemu Bu Ismoyo pucet-nya kaya apa? Semoga saja ketakutan Tanti terbayar dengan Danang & Tanti berjodoh.

    Pak Tarman sakit hati dengan Ryan? Nnnaaah loh..?!?! Hehehehe.. Pembaca pun mulai mikirin, kenapa yaaa...?

    Bunda Tien, TERIMA KASIH ya CerBer-nya panjang dan bikin greget-penasaran kami semua yg bacanya. Semoga Bunda Tien senantiasa diparingi sehat dan bahagia selalu lahir dan batin. ♥️������

    ReplyDelete
  28. Apa maksud pak Tarman sakit hati?... Apakah dosa warisan orang tua Ryan...?
    Salam sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  29. Om tarman gak suka ryan karena pernah jadi pacar palupi kali.. sehat dan semangattt bu tien..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tolong...
      Pak, bu, mas, mbak UNKNOWN
      profilnya diisi
      sehingga semua jadi tahu, kenal
      Terima kasih, matur nuwun

      Delete
  30. Alhamdulillah Sang Putri 34 sdh hadir
    Wah Pak Tarman sakit hati knp ya sm Ryan?
    Seruu dan semakin degdegan ceritanya
    Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan sukses sekalu
    Salam hangat dari Bekasi

    ReplyDelete
  31. Alhamdulillah....
    Mtur nuwun Bun....
    Mugi2 tansah rahayu.....

    ReplyDelete
  32. Eeeaaaa..... Duh jd deg deg an ,nunggu pak Tamam he he....salam Seroja ya Bu Tienkuuuhhh ... Mmuaaahhhh

    ReplyDelete
  33. Ada apa dengan Ryaan??

    Tunggu karya bu Tien selanjutnya
    Terima kasih bu..

    Sehat selalu buat ibu dan pengemar semuanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin ya ROBBAL alamiin. TERIMA KASIH, Ibu Putri. Doa yg sama untuk Ibu Putri.

      Delete
  34. Slmtsiang mba Tien.. Mkshsp34 sdh tayang.. Mkinpenasaran iihh.. Adaaps dgn rian smpdibenci ayahnya widi y.. Kitatgu aja jwbn dri mba Tien.. Slmseroja dan rindu dri farida sukabumi.. Muuaahh🥰🥰

    ReplyDelete
  35. Apa ya yg dikatakan Ryan, ahg ayah Widi benci kpd Ryan. Sy tunggu di eps berikutnya. Maturnuwun Bu Tien, salam sehat....

    ReplyDelete
  36. Salam kenal bunda Tien saya Lina dari Malang, selalu rajin tiap hari ngikuti cerita bunda,
    Semoga bunda selalu sehat, segala karya selalu lancar...salam dari Arema ..

    ReplyDelete
  37. Salam dari Semarang....selalu sehat njih Bu Tien

    ReplyDelete
  38. Kalo sang putri episode 30 Kog SDH ga ada ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tolong...
      Pak, bu, mas, mbak UNKNOWN
      profilnya diisi
      sehingga semua jadi tahu, kenal
      Terima kasih, matur nuwun

      Delete
    2. Masih ada, coba ada panah bag bawah sebelah kanan di klik

      Delete
  39. Ngintiippppp yuukkk.. gak bosan" ngintip Bu Tien hi hi hi .... , Kerjaan tiap sblm take off...

    ReplyDelete
  40. Makin berliku cerita, dan makin bikin kepo...
    Ada apa gerangan dengan doi,hingga jutek banget sama calon mantu..😀😀

    Selalu sehat ya Bu Tien, salam dari Bandung.

    ReplyDelete
  41. Acara ngintip dimulai...😃😃

    ReplyDelete
  42. Ikutan ngintip aaah
    Ternyata blm datang
    Selalu kami tunggu bu Tien
    Semoga sehat selalu

    ReplyDelete
  43. Mb Tien , kok SP 35 blom njih .....mb Tien sehat kan ? Yuli Smrg

    ReplyDelete
  44. Makasih Bu Tien.....tetep sehat Bu dan tetep semangat....😊🙏

    ReplyDelete
  45. Aduh ko belum nongol juga 35 ini sudah nunggu dari jam 5 sore hari ini

    ReplyDelete

SETAPAK LANGKAHKU

 SETAPAK LANGKAHKU (Tien Kumalasari) Setapak langkahku adalah selangkah hidupku Bukan keluh ketika ada desah dan hela napas Setitik air mata...