Friday, October 30, 2020

ADA YANG MASIH TERSISA 18

ADA YANG MASIH TERSISA  18

(Tien Kumalasari)

 

Ana melemparkan guling kembali keatas ranjang. Tejo menghampiri box bayi dan mengangkat tubuh mungil yang masih menangis keras, lalu mengayunkannya perlahan.

“Apa yang kamu lakukan? Kamu sudah gila?” hardik Tejo marah.

“Aku kesal, menangis tak henti-hentinya. Aku capek !”

“Dia ngompol, tolong gantikan popoknya.”

“Nggak mau !!”

“Nisa !! Bayi ini tak berdosa !!”

“Aku yang berdosa dan kamu tidak ? Aku benci kamu membentak aku!!”

Lalu Ana berlari kekamarnya sambil menangis, membuka almari dan mengeluarkan semua isinya, dimasukkannya kedalam tas. Tejo mengikutinya.

“Apa yang kamu lakukan?”

“Aku mau pergi ! Kamu lebih menyayangi bayi itu dari pada aku.”

“Nisa.. aku kaget kamu mau memukul bayi itu. Bagaimanapun dia masih bayi.”

“Kamu kira aku akan memukul sungguhan? Aku hanya gemas dan kesal. Sekarang aku mau pergi. Ini, bawa ponsel bututmu yang pura-pura kamu tinggalkan untuk di cas waktu itu. Aku tidak doyan ponsel busuk !” katanya sambil melemparkan ponsel kelantai sehingga pecah berderai.

Tejo masih mengayunkan bayi itu, yang kemudian berhenti menangis. Apa dia merasa nyaman berada dalam gendongan? Atau ada ikatan yang entah bagaimana membuat Tejo kemudian mendekapnya dengan sayang?

Tapi Tejo sudah buta karena rasa cintanya kepada Anisa. Hatinya tercekat melihat Anisa mengemasi pakaiannya. Ia tak bisa kehilangan Anisa atau Ana, ia harus mencegahnya.

“Nisa, jangan pergi, aku membentakmu karena aku terkejut melihat kamu mengayunkan guling itu. Dengar, aku sudah memesan sebuah mobil, besok akan dikirim kerumah kamu.”

Mendengar kata mobil, kemarahan yang menyala bak bara tiba-tiba padam bagai tersiram seember air. Tangan yang sibuk mengemasi baju berhenti  melakukannya.

“Benarkah mas? Kamu tidak bohong?”

“Ini aku dari dealer, besok sudah akan dikirim.”

“Terimakasih mas, ma’af aku marah, habis aku terkejut, mas belum pernah membentak aku.”

“Baiklah, sekarang tolong gantikan popoknya, bajuku ikut basah nih, setelah itu berikan minumnya,” kata Tejo sambil meletakkan bayi yang sudah kembali terlelap itu ke boxnya.

Dan dengan senandung riang Ana menggantikan popok Abi, lalu menghangatkan susu dalam freezer , sementara Tejo memunguti ponsel yang ambyar terserak dilantai, sebelum mengganti bajunya sendiri. Ada perasaan aneh merayapinya ketika mencium bau kencing bayi dari baju yang dilepasnya. Tak ada rasa jijik seperti ketika terkena kotoran lainnya.

***

“Sebenarnya kamu mau ngomong apa? Katanya kalau sudah selesai belanja mau ngomong?”

“Pram, aku memikirkan kamu.”

“Memangnya aku kenapa?”

“Kamu kan tidak seharusnya berkorban terus untuk aku.”

“Apa maksudmu ?”

“Dengar Pram, kamu harus memikirkan hidupmu. Bukan hanya aku. Aku tak sampai hati melihatmu datang setiap hari untuk aku, sebagai sopir aku.”

“Lalu ?”

“Berhentilah Pram, pikirkan hidupmu..”

“Kamu memecat aku ?”

“Bukan Pram, aku minta kamu memikirkan hidup kamu. Aku merasa terbebani dengan pengorbanan kamu ini Pram. Biarkan aku menjalani kehidupanku yang entah akan bagaimana akhirnya.”

“Aku tidak akan melepaskan kamu sampai kamu mendapatkan kebahagiaan kamu Mir.”

“Pram.. aku menangis nih..”

“Menangislah sepuas kamu, sampai kamu bisa melepaskan ganjalan didalam hati kamu.”

“Pram... pikirkan hidup kamu..”

“Sudah aku pikirkan, dan kamu tidak usah memikirkannya.”

“Pram...” Miranti terisak. Pram meraih tissue yang selalu siap disampingnya, diulurkannya kepada Miranti.

“Itu berat untuk kamu kan Pram?”

“Tidak, aku senang menjalaninya kok. Sudahlah, jangan berfikir yang macam-macam.”

“Aku harus bagaimana Pram?”

“Biarkanlah terus mengalir sampai tiba disebuah muara.”

Miranti terus terisak oleh perasaan yang tak menentu. Permintaannya agar Pram berhenti berkorban untuknya ditolaknya mentah-mentah.

***

Ketika memasuki rumah, Miranti melihat Ana sedang melayani Tejo makan. Ia membersihkan diri dikamar mandi kemudian melihat Abi sedang terlelap dengan botol susu yang sudah kosong disampingnya.

Miranti menyentuh pipinya lembut.

“Kamu tidak rewel kan nak?”

Miranti mengambil botolnya dan mencucinya kebelakang. Melewati Tejo yang sedang makan dan Ana yang duduk dikursi lain.

“Ibu sudah pulang?”

“Ya, Abi rewel?”

“Tidak bu, hanya merengek sedikit ternyata ngompol, lalu Ana gantikan dan Ana beri minum susu, kemudian kembali tidur. Abi anak yang manis,” pujinya sambil tersenyum.

“Baiklah, terimakasih Ana,” kata Miranti yang kemudian berjalan kembali kekamarnya.

Tapi tiba-tiba Ana mengejarnya.

“Ibu, saya mau bicara.”

Miranti berhenti melangkah.

“Besok pagi bolehkah saya pamit sehari saja?”

“Oh, boleh saja. Mau kemana kamu?”

“Mau menengok ibu di kampung. Sudah dua bulan lebih saya tidak pulang.”

“Baiklah, ada roti dialmari makan, bawa saja untuk ibu kamu.”

“Terimakasih bu.”

“Besok kalau mau berangkat saya beri kamu uang untuk membeli oleh-oleh untuk ibu kamu ya An.”

“Terimakasih bu.”

Lalu Ana kembali keruang makan, melihat Tejo sudah selesai makan, tersenyum kearahnya sambil memincingkan sebelah matanya. Tejo tahu Ana akan melihat mobil barunya besok pagi.

Miranti berganti baju dan membaringkan tubuhnya.

BIARLAH MENGALIR SAMPAI TIBA DISEBUAH MUARA     

Ia sadar, Pram sangat menyayanginya dan tak ingin jauh darinya. Selalu titik air matanya setiap kali mengenang kebaikan Pram.

Sementara itu Tejo sudah selesai makan, dan bersiap kembali kekantor. Ana mengantarnya sampai keteras, dan Pramadi yang ada didalam mobil melihat dengan heran, ketika Tejo mengelus pipi Ana. Lalu Ana tersenyum genit. Ihh..

“Ada apa diantara mereka?” pikir Pramadi yang kemudian pura-pura tidak melihatnya. Lalu Pram teringat ketika hari pertama Ana ada dirumah itu, Miranti juga melihat Tejo mengelus pipi Ana. Dan Pram kemudian merasa bahwa tampaknya Ana bukan perempuan baik-baik,

***

“Ana..” panggil Miranti dari dalam kamar, ketika ia sudah mendengar deru mobil Tejo pergi. Ana masuk kekamar Miranti.

“Ya bu.”

“Tolong seperti biasa ditatakan makan untuk mas Pram ya.”

“Iya bu, ditata diteras kan?”

“Iya An..”

“Baiklah, nanti biar Ana temani ya bu, Ana juga belum makan.”

“Oh, baiklah,”

Ana menata makan siang untuk Pram dimeja teras. Seperti biasa Miranti melakukannya. Tapi kali itu Ana menaruh dua piring disana. Ana belum makan, dan ingin makan sekalian disana.

“Mas sopir.. silahkan makan.. semuanya sudah siap..” kata Ana sambil mendekati mobil dimana Pram masih duduk dibelakang kemudi sambil membuka-buka ponselnya.

“Maas,” ulang Ana sambil mengetuk pintu mobil, karena Pram seperti tidak mendengarnya.

“Oh ya, terimakasih. Sebentar,” kata Pram lalu kembali asyik dengan ponselnya. Tampaknya banyak yang ditulis Pram, karena agak lama Ana menunggu.

“Maas, makan dulu mas. Mas ganteng..”

Lalu Pram turun, dan naik ke teras. Tapi Pram terkejut ketika Ana ikut duduk didepannya dan siap makan bersamanya.

Pram menggerutu dalam hati.

“Kalau aku tahu bahwa dia akan ikut makan, ogah aku turun dari mobil,” katanya dalam hati. Tapi dia biarkan Ana mengambilkan nasi dipiringnya.

“Sudah mbak, tidak usah dilayani, saya biasa makan sendiri.”

“Tidak apa-apa, kebetulan saya juga belum makan. Ini mas, pahanya enak, saya tadi yang menggorengnya.

“Ma’af, saya tidak suka paha.. saya lebih suka tahu atau tempe saja. Kata Pram sambil mengambil sepotong tahu dan sayur yang disiapkan.

“Ooh.. gimana sih mas, padahal ini enak lhoh. Cobain mas.. sedikit saja, Ana suapin ya.”

Pram memundurkan kepalanya, melihat tangan Ana mengambil sepotong daging paha ayam, lalu akan disuapkannya kemulutnya. Merinding bulu kuduk Pram melihat keberanian perempuan didepannya.

“Tidak.. tidak.. saya akan makan makanan yang saya suka, kalau mau saya akan mengambilnya sendiri,” lalu Pram cepat-cepat menghabiskan makanannya supaya segera pergi dari hadapan Ana.

“Tambah lagi mas?”

“Tidak. Terimakasih.”

“Mas Pram itu ternyata pemalu ya. Tapi aku suka pria pemalu. Biasanya dia itu malu-malu tapi mau lhoh.”

Pram tak menjawab, diletakkannya sendoknya lalu meneguk minumannya, dan kemudian berdiri.

“Ma’af, saya lupa mematikan mesinnya,” katanya lalu pergi dari sana dan kembali masuk kemobilnya.

“Benar-benar perempuan nggak bener dia itu,” gumamnya sambil menoleh sekali lagi kearah teras, dan dilihatnya Ana masih sibuk menyuap makanannya.

“Ganteng kok pemalu, bikin gemes saja,” gerutu Ana sambil menggigit paha yang baru saja dicomotnya.

“Lhoh, kok makan sendiri An.. mas Pram mana?”

Ana menoleh kearah Miranti dan mulutnya dimonyongkan kearah mobil.

“Tuh, sudah tadi. Makannya hanya sedikit.”

“Sudah makan?”

“Sudah bu, hanya sedikit makannya. Apa orang ganteng memang makannya hanya sedikit ya?”

Miranti menatap Ana tak senang. Menurutnya hari ini Ana tampak banyak bicara, sepertinya  hatinya sedang senang. Miranti tak tahu bahwa suaminya sedang menjanjikan sebuah mobil untuk Ana besok pagi.

Begitu kembali masuk kekamar, sebuah pesan singkat diterima dari Pram.

"Mulai besok, aku nggak usah dikasih makan saja.”

Miranti menahan senyumnya, pasti karena ulah Ana yang kegenitan.

“Ada apa sih, masakannya nggak enak? Aku sendiri lho yang memasaknya.”

“Enak masakannya. Mengapa sih dia ikutan makan diteras, biasanya tidak?”

“Memangnya dia mengganggu kamu?”

“Hiih. Menurut aku, dia itu gadis yang nggak bener.”

“Ada apa?” sambung Miranti dengan menambahkan emotikon orang tertawa.

“Nanti kalau ada kesempatan aku mau cerita. Ini aku sedang mengerjakan urusan kantor.”

“Baiklah, selamat bekerja.”

***

Pagi hari itu ada lagi sebuah sandiwara.

Ketika Tejo mau berangkat kekantor, Ana mendekati Miranti.

“Bu, bolehkah saya perginya ikut pak Tejo dan nanti minta turun dijalan?”

“Bilang saja sama dia, mau apa tidak kamu ikut.” Jawab Miranti sambil menggendong anaknya.

“Pak Tejo, boleh ya nanti saya ikut pak Tejo. Nanti saya diturunkan dijalan dekat terminal juga mau.”

“Tidak.. tidak. Enak aja ikut aku. Naik angkot apa taksi sana saja,” jawab Tejo dibuat seketus mungkin.

“Ah, ya sudah. Saya naik angkot saja,” lalu Ana masuk kedalam kamar dan tersenyum geli. Ia ingin menunjukkan kepada Miranti bahwa Tejo sama sekali tidak menyukai Ana.

Ana berganti pakaian, mengambil tas tangan kecil dan keluar dari kamarnya. Penampilannya tetap sederhana. Rambut dikucir ekor kuda, dan dandanan yang hanya memakai bedak saja.

Dilihatnya Miranti duduk sambil memangku Abi didepan kamar.

“Pak Tejo nggak mau kalau saya ikut bu. Biar saya naik angkot saja.”

“Ya sudah, hati-hati dijalan, ini uang .. belilah oleh-oleh untuk ibu kamu,” kata Miranti sambil menyerahkan sejumlah uang.

“Terimakasih bu,” kata Ana kemudian berlalu. Wajahnya cerah, membayangkan mobil yang akan dimilikinya hari itu.

Dipelataran, dilihatnya Pram baru saja datang.

“Mas ganteng baru datang?”

Pram menoleh sedikit kearah Ana lalu memasukkan motor bututnya ke garasi.

“Mas, mau nganterin saya nggak? Ditinggal juga nggak apa-apa.”

“Oh, ma’af, bu Miranti minta saya datang pagi karena mau kedokter.”

“Lho, memangnya ada yang sakit?”

“Adik Abi cuma kontrol kesehatan,” kata Pram sambil masuk lagi ke garasi untuk mengeluarkan mobilnya.

Ana mencibir dan berlalu. Ditengah perjalanan dilepasnya tahi lalat palsunya dan juga tali kucir rambutnya, dan dibiarkan tergerai berombak, lalu dipanggilnya taksi.

***

Tejo menekuni pekerjaannya, tapi sebentar-sebentar dilihatnya arloji. Ia berjanji akan menemui Nisa jam sembilan, tapi semenit sebelum dia meninggalkan pekerjannya, pak Kusumo datang.

“Adduh...” keluh Tejo pelan.

“Kenapa adduuh?” tanya pak Kusumo yang mendengar keluhan Tejo.

“Oh, ini pak, saya salah menuliskan data.”

“Hati-hati kalau bekerja.”

“Ya bapak.”

“Hari ini anakmu akan kontrol kesehatan ke dokter anak, kamu tidak mengantarnya?”

“Saya tidak bisa meninggalkan pekerjaan ini pak. Lagi pula sudah ada Pram yang akan mengantarkannya.”

“Yang suaminya Miranti itu kamu atau Pram?”

“Tapi pak...”

“Dulu waktu Miranti mau operasi, yang tanda tangan Pram, ketika anak kamu lahir, yang mengumandangkan adzan ditelinganya juga Pram. Sekarang ketika harus mengantar anak kamu ke dokter, kamu juga menyuruh Pram. Bagaimana kamu ini?”

“Kalau saya meninggalkan pekerjaan ini, nanti tidak akan selesai bapak.”

“Tejo,  dengar ya.. bapak sudah tahu kalau akhir-akhir ini kamu tidak pernah lagi menemui Anisa. Kamu betah dirumah sa’at pulang dari kantor. Malam-malam juga tidak pernah lagi keluar rumah. Tapi bapak minta... perbaiki hubungan kamu sama isteri kamu. Bapak melihat hubungan kalian masih kaku. Bukankah aneh, sudah punya anak tapi hubungan masih kaku? Rumah tangga macam apa yang kalian jalani itu? Bapak kasihan sama Miranti. Tampaknya dia menahan perasaan kesal sama kamu. Kelihatan dari mukanya, apa kamu tidak merasakannya?”

“Sebenarnya kami baik-baik saja pak.”

“Tapi bapak belum melihat itu. Kalau memang hubungan kalian baik, pulang dan antarkan anakmu ke dokter pagi ini.”

“Tapi pak.. “

“Pulanglah, biarpun Pram yang mengantarnya, tapi kamu harus ada bersama isteri dan anakmu.”

“Pekerjaan ini..”

“Biar bapak yang mengerjakan. Sebelum ada kamu siapa yang mengerjakan semua ini? Cepat pulang, sebelum isteri kamu keburu berangkat.”

Tejo berdiri dengan perasaan tak menentu. Tapi dia tak bisa membantah apa kata bapaknya. Pak Kusumo duduk dimeja Tejo dan mencermati semua data yang dikerjakan Tejo.

Tiba-tiba telpon berdering.

“Ya, ada apa?”

“Ada telpon dari Dealer Mobil Prakarsa ingin bertemu pak Tejo, apakah bapak mau menerimanya?” tanya sekretaris Tejo.

“Dealer mobil ? Tanyakan keperluannya.”

“Katanya mau bicara tentang kredit mobil atas nama pak Tejo.”

Pak Kusumo tertegun.

***

Besok lagi ya

 

 

 

62 comments:

  1. Hallow mas2 mbak2 bapak2 ibu2 kakek2 nenek2 :
    Wignyo, Ops, Kakek Habi, Bambang Soebekti, Anton, Hadi, Pri , Sukarno, Giarto, Gilang, Ngatno, Hartono, Yowa, Tugiman, Dudut Bmbang Waspodo, Petir Milenium (wauuw), Djuniarto, Djodhi55, Rinto P. , Yustikno, Dekmarga, Wedeye, Teguh, Dm Tauchidm, Samiadi, Pudji, asi Garet, Joko Kismantoro, Alumni83 SMPN I Purwantoro, Kang Idih, RAHF Colection, Sofyandi, Sang Yang, Haryanto Pacitan, Pipit Ponorogo, Nurhadi Sragen, Arni Solo, Yeni Klaten, Gati Temanggung, Harto Purwokerto, Eki Tegal dan Nunuk Pekalongan, Budi , Widarno Wijaya, Rewwin, Edison, Hadisyah,
    Sastra, Wo Joyo, Tata Suryo, Mashudi, B. Indriyanto, Nanang, Yoyok, Faried, Andrew Young,
    Yustinhar. Peni, Datik Sudiyati, Caroline Irawati, Nenek Dirga, Ema, Winarni, Retno P.R., FX.Hartanti, Danar, Widia, Nova, Jumaani, Ummazzfatiq, Mastiurni, Yuyun, Jum, Sul, Umi, Marni, Bunda Nismah, Wia Tiya, Ting Hartinah, Wikardiyanti, Nur Aini, Nani, Ranti, Afifah, Bu In, Damayanti, Dewi, Wida, Rita, Sapti, Dinar, Fifi, Nanik. Herlina, Michele, Wiwid, Meyrha, Ariel, Yacinta, Dewiyana, Trina, Mahmudah, Lies, Rapiningsih, Liliek, Enchi, Iyeng Sri Setyawati , Yulie, Yanthi , Dini Ekanti, Ida, Putri, Bunda Rahma, Neny, Yetty Muslih, Ida, Fitri, Hartiwi DS, Komariah P., Ari Hendra, Tienbardiman, Idayati, Maria, Uti Nani, Noer Nur Hidayati, Weny Soedibyo, Novy Kamardhiani, Erlin, Widya, Puspita Teradita, Purwani Utomo, Giyarni, Yulib, Erna, Anastasia Suryaningsih, Salamah, Roos, Noordiana, Fati Ahmad, Nuril, Bunda Belajar Nulis, Tutiyani, Bulkishani, Lia, Imah P Abidin,
    Hallow Pejaten, Sidoarjo, Garut, Bandung, Batang, Kuningan, Wonosobo, Blitar, Sragen, Situbondo, Pati, Pasuruan, Cilacap, Cirebon, Bengkulu, Bekasi, Tangerang, Tangsel,Medan, Padang, Mataram, Sawahlunto, Pangkalpinang, Jambi, Nias, Semarang, Magelang, Tegal, Madiun, Kediri, Malang, Jember, Banyuwangi, Banda Aceh, Surabaya, Bali, Sleman, Wonogiri, Solo, Jogya, Sleman, Sumedang, Gombong, Purworejo, Banten, Kudus, Ungaran, Purworejo, Jombang, Boyolali. Ngawi, Sidney Australia, Boyolali, Makasar,
    Salam hangat dari Solo Terimakasih atas perhatian dan support yang selalu menguatkan saya. Aamiin atas semua harap dan do'a.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah AYMT 18 sudah tayang gasik
      Matur nuwun mbak Tien Kumalasari, semoga mbak Tien tetap sehat, bahagia dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
      Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
      Salam Hormat dari Karang Tengah, Tangerang.

      Delete
    2. Hallow juga mbak Tien.... makasih sapaannya πŸ€—πŸ˜—
      Aku geli sekaligus gemes baca part ini mbak.... dari kemarin2 ga ketangkep2 sejoli mesum ini..jd gregeten nih!!
      Bisa aja mbak Tien bikin hati Readers kebat kebitπŸ™„πŸ™„
      Semoga semakin menarik ceritanya dan berakhir dg happy ending... kasihan jg pasangan Miranti dan Pram ...kapan bahagianya?
      Semoga mbak Tien sekeluarga senantiasa sehat wal afiat .. Selamat berkarya...doaku selalu mbak..Salam sayang dari Surabaya πŸ€—πŸ˜˜πŸ˜

      Delete
    3. Alhamdulillah.....
      AYMT 18 sudah hadir gasik
      Matur nuwun sanget Ibu Tien,
      Semoga sehat selalu dan tetap semangat.
      Salam seroja (sehat rohani jasmani) dari Cilacap.



      Delete
    4. Bu Tien hebat banget, sllu bikin penasaran.. Salam sehat bahagia dr Madiun yg sllu setia hadir.

      Delete
    5. Alhamdulillah, terima kasih mba, sudah hadir. Lanjuut......
      Salam sehat selalu dari kuningan πŸ™πŸ»

      Delete
    6. Makin seru saja. Tetap semangat senantiasa sehat mb Tien

      Delete
    7. Air mengalir di sela-sela batu pada hamparan pasir lembut, seperti itulah aku menyimak alur kisah ini.....ikut arus air mengalir,....kadang timbul imajinasi jalan cerita versi sendiri dengan memberikan suasana bahagia untuk Miranti-Pram walaupun hanya setengah babak karena mengingat norma norma kepantasan yang harus dijunjung tinggi, sedangkan untuk si Tejo-Ana si tokoh culas mendapatkan situasi naas.....tak lupa acungan jempol untuk Pak Kusumo tokoh yang cukup adil tegas dalam menyikapi menanggapi suasana, ....suasana baik maupun sebaliknya.... lanjut Mbak Tien ceritanya bagus (Yoyok Ms Purworejo Jawa tengah)

      Delete
  2. Terima kasih mbak Tien ... AYMT 18 sdh dpt dinikmati para penggemarnya.

    Salam kami dari Yogya.

    ReplyDelete
  3. Terimakasih bu tien udah tayang😍😍

    ReplyDelete
  4. Matur nuwun mbak Tien
    Salam sehat dari Batang.

    ReplyDelete
  5. Terimakasih bu Tien... AYMT episode 18
    Saya tunggu kelanjutan ceritanya
    Salam sehat dan hangat dari Salamah Purworejo

    ReplyDelete
  6. terima kasih Bu Tien episode 18 sdh tayang...
    Syukurin Tejo ketahuan pak Kusumo.. Mau beliin mobil. Buat Anisa

    ReplyDelete
  7. Waduh ketahuan nih Tejo bakal kredit mobil utk siapa ???
    Salam sehat utk Bu Tien dan Keluarga... Aamiin YRA

    ReplyDelete
  8. Matur nuwun... Mbak tien.. Smg srhat selalu jasmani rohani ekonomi berimajinasi menjdkan cerita ini, makin penasaran...

    ReplyDelete
  9. Maturnuwun bu Tien AYMT~18 sudah hadir.. πŸ™
    Salam sehat dari Kartasura..

    ReplyDelete
  10. Hahahaha
    Satu persatu akan terkuak kelakuan Tejo....
    Makasi bu Tien sayang, sdh tayang sore"
    Salam seroja utk ibu Tien n kelg dr yogya selatan

    ReplyDelete
  11. Terima kasih Mbak Tien... ep 18 tayang lebih awal... semakin seru... Mbak emang jagonya mengaduk aduk perasaan pembaca... kadang dibuat deg2an.. kadang dibuat senang, kadang dibuat penasaran juga. Terima kasih.. sangat menghibur Mbak.. smoga Mbak Tien selalu sehat. Salam seroja dari Semarang

    ReplyDelete
  12. Trima kasih Bu Tien.. Saya selalu menunggu karya-karya ibu , semoga ibu selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan.. Tetap semangat dalam membuat cerita"... Literasi buat kami lho bu .. Salam dari kami guru" Di SMPN 45 Bandung,, πŸ™πŸ™

    ReplyDelete
  13. Puji Tuhan, AYMT 18 hadir gasik dan cantik...
    Tejo dan Ana, kapan mau bertobat?
    Semoga peristiwa hari ini ttg kredit mobil bisa mengungkap selingkuhnya Tejo. Yustinhar menunggu eps 19.
    Semoga ibu Tien tetap sehat dan semangat.
    Matur nuwun...

    ReplyDelete
  14. Puji Tuhan, AYMT 18 hadir gasik dan cantik...
    Tejo dan Ana, kapan mau bertobat?
    Semoga peristiwa hari ini ttg kredit mobil bisa mengungkap selingkuhnya Tejo. Yustinhar menunggu eps 19.
    Semoga ibu Tien tetap sehat dan semangat.
    Matur nuwun...

    ReplyDelete
  15. serrru banget, ga sabar nunggu edisi 19

    ReplyDelete
  16. Mb Tien , semakin menarik , sedikit menyebalkan Ana n Tejo .....mb Tien pinter banget bikin deg2an ...kpn mb ketahuannya perselingkuhanan mrk .

    ReplyDelete
  17. Semakin seru dan menggemaskan. Salam sehat mbak

    ReplyDelete
  18. Tks Bu Tien.... Wah.smakin seruuu... Dan deg deg plas He he he.....semngat Buuu...salam sehat dr sby nggeh.....

    ReplyDelete
  19. Tks Bu Tien.... Wah.smakin seruuu... Dan deg deg plas He he he.....semngat Buuu...salam sehat dr sby nggeh.....

    ReplyDelete
  20. Terima kasih bu Tien episode 18 sudah tayang...semakin seru...dan Tejo sutejo semakin nekat πŸ˜€
    Salam sehat utk bu Tien beserta amancu, selamat berkarya

    ReplyDelete
  21. Alhamdulillah AYMT 18 sudah tayang
    Nah ketahuan lagi Tejo,akankah dia buat alasan sehingga pak Kusumo percaya lagi?
    Duh makin seru dan bikin penasaran ceritanya.
    Terima kasih Mbak Tien, semoga sehat dan bahagia selalu
    Salam hangat dari Bekasi

    ReplyDelete
  22. Tejo... Oh Tejo....kamu ketauan lagi. Salam sehat selalu Bunda Tien, salam dari Surabaya

    ReplyDelete
  23. Bu Tien mantulll banget... beneran di doain supaya bisa di film in. Seru banget yang ini ceritanya. Gemezz...

    ReplyDelete
  24. Aamiin ya robbal alamin
    . Terimakasih atas semua do'a .. semoga Allah mengijabah

    ReplyDelete
  25. Semoga semua do'a yang baik diijabah olehNya. Aamiin.

    ReplyDelete
  26. Sehat selalu Mbak Tin Kumalasari...... Luar biasa ide - idenya. Mantul bingit. Ceritanya seru dan bikin gemezz.... Bikin pembacanya pinisirin bingit 😁😁😁
    Pokoke sipppp πŸ‘πŸ‘πŸ‘

    ReplyDelete
  27. Alhamdulillah, suwun mbak Tien
    Salam sehat bahagia sll dr Bekasi

    ReplyDelete
  28. Whainiih, perang besar akan segera mulai ... makasih mbak Tien .. salak sehat bahagia selalu

    ReplyDelete
  29. Semua gemes dan pengin kedok Tejo sm Anisa cepet terbongkar....tp ini br episode 18...mbak Tien memang ahlinya mengaduk-aduk hati pembacanya....sy hanya berharap bahwa kebahagiaan Miranti dlm berumah tangga swgera terwujud sehingga Pram bs memikirkan kebahagiaan untuk dirinya sendiri dan mendapat jodoh sebaik Miranti....sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  30. Alhamdulillah telah hadir AYMT 18..matur nuwun mbak Tien. Salam sehat bahagia selalu..Aamiin πŸ™

    ReplyDelete
  31. Terima kasih Bunda untuk cerbungnya, semoga Bunda selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan oleh Allah SWT.Aamiiiiin.

    ReplyDelete
  32. Kapan ya keburukan tejo dan ana palsu ke bongkar?
    Salam sehat jeng tien

    ReplyDelete
  33. Trimakasih mbak Tien..
    Aymt18...makin seruu..tejo kredit mobil..ya buat anisa alias ana..ketauan bpknya..pastinya akan dikejar alasannya..

    Semoga yg terbaik buat miranti..pram begitu setia..duuuh..
    Lanjuut mbak Tien..nuwun.

    Salam sehat dari bandung..kagem penjenengan & kelg.

    ReplyDelete
  34. Tejo terpaksa plg.. ketahuan klu Tejo ambil kredit mobil baru...p kusumo pasti curiga utk siapa? Kedua smg dtgnya Tejo tdk membongkar keberadaan Pram yg menyamar jd supir oribadi... Atau inilah saatnya msg2 mencr kebahagiaannya dg wil dan pil masa lalunya...slm seroja mb Tien...

    ReplyDelete
  35. Terimakasih bu Tien, sudah hadir kembali AYMT 18. Salam seroja dari Magelang.

    ReplyDelete
  36. Terima kasih Bunda Tien,, sehat terus ya Bunda,,, Aamiin 😍😍😍

    ReplyDelete
  37. Alhamdulillah. Yang ditunggu tunggi setiap hari datang. Kalau belum membaca rasanya tidur tidak nyenyak. Kadang ditengah tengah tidur bangun untuk mengecek kiriman sampai berkali kali. Terima kasih b. Tien, sepertinya ada yang kurang kalau belum baca. Semoga Allah selallu memberikan kesehatan,keselamatan, keberkahan kepada b. Tien sekeluarga dan kepada kita semua. Aamiin YRA. Salam dari Dinar di Kediri.

    ReplyDelete
  38. Mbak Tien...sdh tegang tegangnya....Wee terputus ceritanya...hadeewh...hahahaaa
    Hrs sabar menanti episode berikutnya
    Salam sehat mb Tien YulieSleman Sendowo

    ReplyDelete
  39. Suka sy klo ketauan gni ... sehat trus ya bu Tien.. d tunggu slalu eps berikutnya

    ReplyDelete
  40. Ditunggu kapan Tejo kena batunya...karena nyimpan barang busuk...Semoga Bu Tien sehat wal afiat. Aamiin...

    ReplyDelete
  41. Alhamdulillah... Mtur swun..bun..
    Rahayu sami pinanggih

    ReplyDelete
  42. Kwapok Tejo... mobilnya batal diantar gara-gara ketahuan pak Kusumo semangat bu Tien sehat selalu

    ReplyDelete
  43. Enak aja , mau mbeliin mobil , bukannya mau dipecat ....

    ReplyDelete
  44. Seandainya di filemkan certa ini akan membuat penonton dag dig dug nontonnya. Karena yang selingkuh selalu kedapatan salahnya tapi pintar bikin alasan. Sedangkan satunya lagi yang nyamar sopir ..(bukan selingkuh)...tapi kok saya khawatir terbongkar penyamarannya.
    Semoga Pram mengundurkan diri sebagai sopir sebelum penyamaran terbongkar dan itu bisa menolong dirinya . Karena bisa2 dituduh selingkuh bila ketahuan bahwa sebenarnya Pram dan Miranti sudah saling kenal sebelumnya. Wah gawat.... . Gak sabar menunggu episode 19.
    Tetap sehat dan semangat mbak Tien dalam berkarya.

    ReplyDelete
  45. Wah batal nih beli mobil buat Ana ...
    Salam sehat selalu mbak Tien

    ReplyDelete
  46. Pamulang 2 monitor, Bu Tien...
    Suka dg kembangan ceritanya, sepanjang apapun siap nyimak, namanya juga cerbung bukan cerpen...sukses selaluπŸ‘πŸ‘πŸ‘

    ReplyDelete
  47. Menunggu episode berikutnya sdh tdk sabar he he heee
    Bu Tien...pinginnya Miranti menikah sama Pram aja, Pram sangat mencintai Miranti dan bersedia berkorban sampai segitunya 😍
    Salam sehat selalu utk bu Tien dan Amancu...kami menanti episode berikutnya....matur nuwun

    ReplyDelete
  48. Selalu menunggu episode selanjutnya
    Maturnuwun bu Tien,sukses sll

    ReplyDelete
  49. Pasukan pengintai mulai beraksi
    Eeeeeee ....
    Ternyata AYMT 19 belum hadir juga
    Tetap sehat dan semsngat Bu Tien

    ReplyDelete
  50. Tak injaan injeen kawit mau kok ya durung njedhul...hihi.
    Semoga Tejo ketahuan kalau masih berhubungan dengan Anisa (hiks namanya terlalu bagus..hiks sama lagi dengan nama anakku πŸ˜€

    Iyeng Sri Setiawati

    ReplyDelete
  51. Ya bener seulas nama Anisa...anak yg manis n berbakti..πŸ‘. Mending usul aja sama mbak Tien..Ana/Anisa. Di ganti mbok mban aja 🀭🀭🀣🀣🀣

    ReplyDelete
  52. Kita menungguu lanjutannya..bu tien😁

    ReplyDelete
  53. Ketauan nih Tejo. Udah mba bongkar aja. Makasih mba Tien

    ReplyDelete

M E L A T I 45

  M E L A T I    45 (Tien Kumalasari)   Melati merasa gelisah. Dia tahu, Nurin bersikap baik kepadanya, tapi ia mengkhawatirkan sikap ibunya...