Saturday, January 4, 2020

DALM BENING MATAMU 78

DALAM BENING MATAMU  78

(Tien Kumalasari)

Adhit terpaku ditempatnya. Samai Dewi menutup pembicaraan itu, Adhit masih menggenggam ponselnya dengan tatapan sendu. Ada yang hilang dari hatinya.Mirna pergi kemana ? Mengapa pergi? 

"Mas... mbak Mirna nggak mau kemari?" kata Anggi lemah.

Adhit tersadar. Ia menghampiri Anggi.

"Mirna pergi ?"

"Pergi kemana? Tapi mas sudah nitip pesan bukan? Ke mbak Dewi?"

"Dewi juga nggak tau dia pergi kemana. Rumah kontrakan kosong, dia sudah pindah."

"Ya Tuhan... mengapa?"

"Aku juga tidak tau, jawab Adhit. Tapi Anggi menangkap kesedihan dimata suaminya. Rasa iba kemudian terasa menyesak dadanya. Aduhai cintaku, jangan berduka, cari dia dan milikilah, bisik batin Anggi.

" Mas.. cari dia mas..."

Adhit menatap istrinya yang tampak pucat.

"Tolong cari dia mas... " suara Anggi lemah.

Adhit mengangguk. Dielusnya kepala isterinya dengan perasaan tak menentu.

"Mas.. itu kebahagiaanmu..."bisik Anggi lagi.

"Anggi, kamu jangan memikirkan yang bukan-bukan. Kamu harus sembuh dulu ya."

"Tapi aku kan tidak sakit mas..."

Adhit terus mengelus kepa Anggi.

"Tidurlah.."

"Taukah mas, bahwa aku sangat mencintai mas?"

"Tentu aku tau.."

"Aku hanya ingin mas bahagia."

"Aku bahagia, Anggi."

"Jangan bohong mas... "

"Anggi, tidur saja, agar kamu kuat, sehat kemudin kita pulang."

"Tapi aku ingin pulang sekarang mas."

"Tidak Anggi, kamu masih lemah, nanti aku bicara dulu sama dokter, bagaimana sebaiknya. Nurut ya Nggi?"

Anggi memejamkan matanya. Adhit masih mengelus kepalanya sampai Anggi tertidur, baru meninggalkannya.

Namun begitu Adhit keluar dari ruangan dimana Anggi dirawat, tiba2 Dinda masuk. Ia menuju ke ranjang Anggi dan menubruknya.

"Anggi, Anggi.. kamu kenapa?"

Anggi membuka matanya. Ia memeluk Dinda erat-erat. 

"Sakit apa kamu? Aku sibuk sekali karena menghadapi ujian kenaikan tingkat, aku kerumah, tapi eyang mengatakan bahwa kamu dirawat. Sakit apa Nggi, wajahmu pucat begitu?" kata Dinda nerocos seperti biasanya.

"Aku nggak sakit apa-apa, aku hanya ingin pulang. Nggak enak disini.."

"Iya lah, siapa bilang tidur dirumah sakit itu enak. Tapi kalau kamu sakit, mau tidak mau ya harus mau tidurr dirumah sakit."

"Aku nggak sakit kok."

"Wajahmu pucat begitu. Lha mana mas Adhit, iserinya sakit bukannya ditungguin malah ditinggal sendirian."

"Tadi menunggui aku disini, sampai aku tertidur. Entah kemana dia sekarang, mungkin menemui dokter, atau mencari Mirna."

"Apa? Mencari Mirna? Apa maksudmu Nggi?"

 "Mirna pergi entah kemana, aku suruh mas Adhit mencarinya."

"Mengapa mas Adhit harus mencarinya? Isterinya lagi akit, untuk apa memikirkan orang lain Nggi? Dan kamu biarkan saja dia?"

"Aku yang minta Din.."

"Apa?Aku nggak ngerti apa maksudmu."

"Memang aku yang minta supaya mas Adhit mencarinya."

"Mengapa?"

"Aku ingin bertemu dia, siapa tau aku sudah tidak akan lagi bertemu dia."

"Apa?"

"Umur seseorang kan nggak ada yang tau Din.. "

"Kamu ini tiba-tiba bicara yang enggak-enggak."

"Itu benar Din.."

"Nggak, diamlah dan jangan bicara yang tidak-tidak."

"Dinda, terimakasih kamu telah mempertemukan aku dengan seorang laki-laki yang baik, yang kemudian aku cintai dengan sepenuh hatiku."

"Yah, mengapa harus berterimakasih? Itu memang jodohnya kamu kan?"

"Apa kamu tau, mas Adhit tidak mencintai aku.."

"Anggi, apa mas Adhit memperlakukan kamu dengan se mena-mena? Apa dia menyakiti kamu?"

"Tidaaaak..." Anggi menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

"Kalau itu dilakukannya, aku akan memarahi dia."

"Tapi dia menyakiti Anggi Din." 

Suara itu datang tiba-tiba, Dinda dan Anggi menoleh, bu Susan sudah berdiri didekat meraka.

"Bu Susan..." Dinda mendekati lalu mencium tangan bu Susan.

"Selama ini Anggi tidak tau, bahwa suaminya selingkuh."

"Tidak maaaa.." kata Anggi setengah berteriak.

"Kamu tidak pernah mau menerima kenyataan itu, kamu diberi tau tapi selalu menganggap mama ini berbohong. Selalu menutupi kelakuan suami kamu."

"Mamaaaa..." Anggi menutupkan jari telunjuknya pada mulutnya, memberi isyarat agar mamanya diam. 

Dinda menatap sahabatnya dan bu Susan ber ganti-ganti.

"Mas Adhit selingkuh? Itu sungguh diluar bayangannya. Mas Adhitnya yang baik dan sangat disayanginya, benarkah ? Seribu satu pertanyaan meng aduk-aduk hatinya. Tapi ia tak mampu ber kata-kata.

"Dengar Dinda, ibu pernah melihatnya sendiri ketika..."

"Mamaaa...." kata Angi memotong kata-kata mamanya.

"Anakku... mengapa kamu menahan penderitaanmu ini seorang diri?"

"Mengapa mama berkata begitu? Siapa yang menderita ma? Anggi bahagia..."

Dinda tak mengucapkan apapun, ia menatap wajah Anggi. Benarkah Anggi menderita?"

"Dinda, kesini... ibu mau memberi tau kamu," kata bu Susan sambil menarik tangan Dinda agar menjauh dari Anggi. Lalu dibisikkannya banyak kata. Ketika ia melihat adegan mesra sa'at Adhit dan Mirna mengambil barang di bagasi mobil Adhit.

Dinda terkejut. Dari tadi Anggi menyebut nama Mirna, mengatakan bahwa Adhit mencari Mirna, tapi bu Susan mengatakan bahwa Adhit selingkuh dengan Mirna. Dinda bingung, jadi ia tak mampu mengatakan apapun.

Anggi terpaku ditempat tidurnya. Ia tak berhasil mengendapkan kemarahan mamanya, sejak melihat Adhit dan Mirna. Sudah pasti sakit hati Anggi, tapi ia sangat mencintai suaminya, ia hanya ingin melihat Adhit bahagia. Sedikit kesal karena ibunya me manas-manasi hati Dinda dengan cerita itu. Anggi tau Adhit tidak selingkuh, tapi bahwa Adhit suka sama Mirna, Anggi yakin dengan se yakin-yakinnya. Sakitkah hatinya? Sakitlah, mana mungkin tidak sakit ketika harus berbagi cinta. Tapi Anggi berfikir lain. Suaminya harus bahagia. Ia harus punya isteri yang disayanginya, yang bisa menurunkan darah daging dari tetes cintanya. Aduhai..

Anggi masih saja melamun ketika Dinda mendekatinya.

"Anggi, aku tak mengira..." kata Dinda pilu.

"Dinda, jangan percaya apa yang dikatakan mama. Tidak seluruhnya benar. Suatu hari nanti aku akan bercerita banyak sama kamu.."

***

Tapi sekeluar dari rumah akit itu Adhit menemui Dewi ditokonya.  

Dewi tidak terkejut, ia sudah menduga bahwa Adhit pasti akan datang menemuinya setelah ia membiritau tentang kepergian Mirna.

"Sebenarnya pergi kemana dia?" tanya Adhit yang langsung dudukdi kursi sambil menyandarkan tubuhnya.

"Aku kan sudah bilang bahwa aku juga mencarinya. Rumah itu sudah kosong. Kata si pemilik,  sudah seminggu Mirna dan ayahnya pindah dari sana. Rumah itu di oper kontrakkan kepada siapapun yang mau, tapi Mirna tak mau menunggu."

"Kamu akan mengejarnya ?"

"Anggi minta agar aku mencarinya."

"Untuk dinikahkan sama kamu?"

"Itu kemauan Anggi.."

"Bagaimana dengan kamu?"

"Entahlah..." kata Adhit sambil meluruskan kakinya kedepan, dan menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi.

"Kalian itu aneh."

"Yang aneh adalah perasaanku. Sungguh aku tak bermaksud menyakiti Anggi, tapi aku tak bisa melupakan Mirna. Setiap kalu jatuh cinta aku selalu merasa seperti orang gila."

Adhit teringat, ketika belum tau bahwa Dinda adalah adiknya se ayah, dia merasa sangat mencintainya, mengejarnya dan tak perduli apapun. Sekarang, dia juga merasa begitu. Ia ingin bertemu Mirna.

"Kamu benar-benar ingin menjadikannya isteri mudamu?"

Adhit terkejut, kata-kata Dewi membuyarkan lamunannya. Benarkah ia ingin memperisteri Mirna? Itu juga kemauan Anggi, tapi bukankah sungguh keterlaluan kalau dia bersedia menjalaninya?

Tiba-tiba ponsel Adhit berdering, dilihatnya siapa yang menelpon. Dinda, ya ampun, sudah lama dia tak bertemu Dinda, bercakap di telephone pun tidak.

"Hallo, Dinda.." sapanya.

"Mas, mas Adhit dimana?"

"Aku di... di... rumah teman.." jawab Adhit sekenanya.

"Aku ada dikantor mas,menunggu disana, bisakah segera kembali ke kantor?"

"Ya, baiklah."

Adhit menutup pembicaraan itu dan menyimpan kembali ponselnya.

"Aku pamit dulu Wi, Dinda menunggu aku di kantor."

"Baiklah, hati-hati dijalan."

"Kalau ada berita tentang Mirna, tolong kabari aku."

Dewi mengangguk, lalu mengantarkan Adhit sampai ke mobilnya. Dewi menggeleng-gelengkan kepalanya. Apa yang bisa dilakukannya untuk menolong sahabatnya? membantu yang satu, menyakiti yang lainnya Anggi ikhlas? Rela? Masa iya.. Dewi tak percaya

 ***

Adhit terkejut, begitu memasuki ruangan kantornya, Dinda segera berdiri dan dengan marah me mukul-mukul dadanya.

"Mas jahat... mas jahat ..!!" teriaknya.

"Dinda.. ada apa ini? Aduh... sakit tau.."

"Biarin.. biarin..!!"

"Dinda... ayo duduklah.."

Adhit menarik Dinda agar duduk di sofa. Beruntung sekretarisnya tak ada diruangan itu.

"Ada apa Din? Mas itu kangen bener sama kamu, kok tiba-tiba marah sama mas seperti ini? Sakit nih dada mas.."

"Mas, dengar ya, kalau mas menyakiti Anggi, aku tak mau menjadi adik mas."

"Eeit.. tunggu.. tunggu.. siapa yang menyakiti? Anggi cerita apa sama kamu?"

"Anggi tidak cerita apapun sama Dinda, tapi bu Susan mengatakan semuanya."

"Aduuuh, Din, mengapa kamu percaya pada kata-kata bu Susan sih?"

"Dia melihat sendiri waktu mas ketemuan sama mbak Mirna."

"Tuh kan.. itu lagi.. itu lagi. Dengar, waktu itu aku melihat Mirna sedang membawa tentengan berat, sehabis melanja, lalu karena kasihan, aku membentunya, mengantarkannya ke toko Dewi. Waktu itu bu Susan sedang mau belanja dan mengira aku sedang berduaan sama Mirna."

"Tapi sekarang katakan dengan jujur mas, ada hubungan apa mas sama mbak Mirna?"

"Lho.. itu pertanyaan apa... nggak ada.. nggak ada hubungan apapun.."

"Tapi mas suka kan sama mbak Mirna?"

Adhit terdiam.

"Maaaas...!!"

"Mas cinta sama dia," jawab Adhit berterus terang, membuat Dinda memelototi Adhit dengan pandangan marah.

"Dinda... salahkah orang jatuh cinta?"

***

besok lagi ya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 
















16 comments:

  1. Alhamdulillah akhirnya sudah ada #saya tunggu

    ReplyDelete
  2. Penasaran bangeeeeet...sdh gak sabar cerita berikutnya...:)

    ReplyDelete
  3. Tidak ada yg salah dg org yg jatuh cinta.. Yg yg tdk pas krn posisinya sdh tdk single lg..
    Semakin menarik aja bu..

    ReplyDelete
  4. Semakin bikin penasaran sj... smg Adhit bs menemukan Mirna.. apapun endingnya nti

    ReplyDelete
  5. Jangan ketemu sjalah mirnanya bu tien, jan lama lama juga baik anggi maupun adhit pasti saling membutuhkan...... Jadi tidak ada wanita yang tersakiti ..... Kecuali anggi meninggal krn penyakitnya itu...

    ReplyDelete
  6. Aduh mba thien bikin penasaran gmn nasib anggi yah terus mirna ngumpet dmn?

    ReplyDelete
  7. Janganlah adhit ketemu mirna bu tien, toh lama2 juga anggi dan adhit oasti bisa melupakannya.... Dan mereka saling mencintai walaupun tak punya anak

    ReplyDelete
  8. Ayo mba Tien semangat lajutin dong ceritax bagus

    ReplyDelete
  9. Permisi ya kak Admin ^^

    ItuKasino - Agen Judi Bola - Slot - Judi Poker - IDNLive - Sicbo - Baccarat- LiveCasino

    Minimal Deposit & Withdraw Rp. 25.000,- / Rp.50.000,-

    - Bonus Cashback Sportsbook 5% setiap Senin
    - Bonus Rollingan Live Casino 1% setiap Senin
    - Bonus Rollingan IDN Live 1% Setiap Senin
    - Bonus Cashback Slot Games 5% Setiap Senin
    - Bonus Cashback Poker 0.3% setiap Kamis

    Kontak Kami :
    WhatsApp : +85593790515

    Pusat Bantuan ituKasino :
    • https://linktr.ee/ituKasino_official

    Link Alternatif ituKasino :
    • http://bit.ly/tricksjoker

    Menerima Deposit Via Pulsa & E-Money
    • Telkomsel , XL axiata
    • Ovo , Gopay

    Agen Taruhan Judi Teraman, Situs Taruhan Judi Teraman, Agen JudiBola, Agen Judi Bola Online, Agen Bola Online, Agen Sportsbook, Judi Casino, Agen Judi Casino, Agen Casino Online, Agen Live CasinoTerpercaya, Agen Judi Poker, Judi Poker, Agen Poker Online, Agen Judi Domino, Agen Domino Online, Agen Bandar Domino, Agen Bandar QQ, Agen Bandar Poker, Agen Bandar Ceme,

    ReplyDelete
  10. Hadeuuh smakin penasasaran.. kmn itu Mirna,,Adith sih trlalu terburu2 nikahin anggi krn kasian , baru sehari mnikah baru sadar cinta sm mirna. Kasian Mirna mnderita terus pertma gara2 ibu tiriny, trus demi ayahny nurut nikah ma aji, skrng krn ga mau mnggangu hubngn anggi/Adith dia pergi ntah kmn,,mdh2n akhrny mirna nikah ma adith

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mirna ada di rumahku baru ngambek dulu sambil menunggu kapan Mirna muncul lagi

      Delete
  11. Semoga Adhit sendiri yg nantinya berhasil menemukan Mirna di suatu tempat yg romantis...... biar tambah panjang dan seru .....
    Mbak Tien ....DBM ini kan sequelnya SCPM apa ada rencana dibuat jadi Trilogy dg menceritakan kehidupan rumah tangga bahagianya Adhit dan Mirna ?

    ReplyDelete
  12. Maksud saya DBM ini kan sequelnya Sekeping Cinta Menunggu Purnama

    ReplyDelete
  13. Mba tien syo segera tayang part 79 nya 🤗🤗

    ReplyDelete
  14. "Perkenalkan kita Sahabat303 Agen Sabung Ayam, Agen Bola Terpercaya, Casino Online, Slot Games.
    Dengan pendaftaran gratis dan mudah tentunya.
    Hanya dengan Minimal Deposit 50 ribu anda sudah bisa bermain dan menikmati Berbagai Bonus Menarik Dari Sahabat303 Berikut Ini :

    » Bonus Deposit 10% Khusus Sportbook
    » Bonus Deposit 10% Khusus Bola Tangkas
    » Bonus Rollingan Live Casino 0,7%
    » Bonus Cashback Casino Games 2%
    » Bonus Cashback Sabung Ayam 5 - 10%
    » Bonus Cashback Sportbook 6 - 16%
    » Bonus Refferal 2%

    Moto kita »
    Kemenangan berapa pun pasti kita bayar lunas.

    Untuk Info Lebih Lanjut Silahkan Hubungi Kami Melalui :
    * LIVE CHAT TERSEDIA , LAYANAN 24 JAM NONSTOP
    * Website : Sahabat303
    * LINE : sahabat_303
    * WA 1 : +855882348077
    * WA 2 : +6287705585269
    * Telegram : @sahabat303
    * FB : Sahabat303

    DAFTAR SITUS JUDI ONLINE TERPERCAYA
    Agen Sabung Ayam
    Agen Bola
    Agen Bandarq
    Agen Togel Online"

    ReplyDelete

BULAN HANYA SEPARUH

BULAN HANYA SEPARUH (Tien Kumalasari) Awan tipis menyelimuti langit Lalu semua jadi kelabu Aku tengadah mencari-cari Dimana bulan penyinar a...