Friday, November 28, 2025

RUMAH KENANGA DI TENGAH BELANTARA 35

 RUMAH KENANGA DI TENGAH BELANTARA  35

(Tien Kumalasari)

 

Ini buku apa? Tipis, tulisannya aneh. Alvin dan Alisa serta Kenanga tak bisa membacanya.

“Ini hurup Kawi, atau malah sebelumnya. Aku tidak bisa membacanya,” kata Alvin sambil mengangkat bahu.

“Mungkin Kenanga pernah diberi tahu oleh ayahnya?” kata Alisa kepada Kenanga.

“Tidak, aku tidak pernah tahu.” Kenanga menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Kalau begitu mas Alvin harus mencari seorang ahli bahasa atau apa yang bisa menerjemahkannya.”

“Baiklah, besok akan aku coba. Sekarang aku mau mandi dulu dan ganti pakaian.”

“Iya Mas, sampai basah kuyup begitu?”

“Tadi hujan lebat, tak ada tempat berteduh. Ada juga pohon, tapi tetap saja kami basah.”

“Segeralah ganti pakaian, nanti masuk angin,” kata Kenanga.

Alvin mengangguk sambil tersenyum penuh arti. Kemudian pergi ke kamarnya.

“Sayang ya, obat kakek bersorban tidak bisa diselamatkan,” gumam Alisa.

“Iya, aku juga menyesal. Tapi sebenarnya aku juga takut kalau harus mempergunakan obat-obat itu. Di kota kan banyak dokter yang sudah ahli dalam semua jenis penyakit, aku kira tidak mudah mempergunakan obat-obat dari bapak di tempat ini. Dokter pasti menentangnya.”

“Mungkin kamu benar, tapi kenyataannya aku dan Sinta bisa sembuh, ibuku juga sembuh. Ya kan? Jadi sebenarnya resep obat dari ayahmu itu juga banyak gunanya.”

“Aku jadi sedih, sekarang tidak bisa lagi melakukannya. Karena setiap ramuan harus disertai obat inti yang dipunyai kakek. Setelah obat itu hilang, aku tak bisa melakukan apa-apa.”

“Tidak usah sedih Kenanga, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk berbuat baik.”

“Alisa, bagaimana kalau kita melihat keadaan mas Hasto? Aku ingin mendengar kabarnya, dan melihat keadaannya."

”Ya, kamu benar, aku juga ingin ke sana. Tapi menunggu mas Alvin dulu ya, biar dia mandi dan beristirahat, kasihan, dia juga pasti capek.”

“Iya, kita tunggu dia dulu.”

“Tapi kalau kamu ingin buru-buru, kita bisa berangkat sendiri, bagaimana?”

“Nanti mas Alvin marah?”

“Tidak apa-apa, nanti dia juga pasti menyusul ke sana.”

“Kalau kamu tidak keberatan, tidak apa-apa.”

“Tidak, ayo kita berangkat dulu, dari pada bengong di rumah. Dan kebetulan juga aku tidak ada kuliah hari ini.”

"Harusnya kuliah ya?"

“Kebetulan libur. Apa kamu ingin sekolah?”

“Tidak, aku tidak ingin, biarkan aku seperti ini. Apakah memalukan kalau aku tidak sekolah?”

“Jangan berpikir yang tidak-tidak. Mas Alvin sudah memilihmu, dengan segala kelebihan dan kekurangan kamu.”

Kenanga mengangguk terharu.

“Pamit pada ibu dulu ya,” kata Kenanga.

“Ya, tentu saja.”

***

Ketika sampai di rumah sakit, ternyata Hasto sudah dipindahkan ke ruang rawat. Kedua orang tuanya sudah diberi tahu dan menungguinya saat operasi.

Saat itu kedua orang tua Hasto tidak sedang di ruangan di mana Hasto terbaring. Yang ada adalah Sinta yang menelungkupkan kepalanya di ranjang. Tampaknya dia kelelahan dan tertidur.

Kenanga tersenyum senang. Ia melihat kedekatan antara Hasto dan Sinta, yang belum pernah tampak sebelumnya. Ini bukan pertemanan biasa. Sinta menunggui Hasto sampai dua hari, dan dia tampaknya belum akan pulang ke Jakarta. Demi rasa sayangnya kepada Hasto? Hanya Sinta yang tahu, dan itu adalah harapan Kenanga. Ia merasa dosanya berkurang setelah menolak Hasto, ketika Hasto sudah menemukan wanita lain yang lebih baik.

Ketika Alisa mau menyapa, Kenanga menariknya, sambil menutupkan jari telunjuk ke bibirnya, soalnya bukan hanya Sinta yang tertidur, tapi demikian juga Hasto.

Lalu keduanya memilih duduk di sofa yang ada di ruangan itu, dan bicara berbisik-bisik.

“Bagaimana menurutmu ketika melihat mereka?” bisik Alisa.

“Aku senang. Mereka tampak dekat. Barangkali rasa sayangnya tumbuh ketika melihat mas Hasto kesakitan,” jawab Kenanga.

“Maksudnya, sakit hati  mas Hasto karena patah hati, tiba-tiba sudah menemukan obatnya, bukan?”

Kenanga mengangguk sambil tersenyum.

“Kenanga pantas diperebutkan,” gumam Alisa sambil menyandarkan tubuhnya.

“Apa maksudmu? Aku hanyalah gadis desa yang bodoh. Mereka orang-orang terpelajar yang pintar.”

“Manusia jatuh cinta bukan karena pendidikannya. Perilaku dan sifat yang baik lebih menarik, apalagi kalau ditambah wajah yang menarik.”

“Kamu pernah jatuh cinta?” tanya Kenanga.

Alisa menggeleng.

“Temanku banyak. Mungkin seperti juga mas Alvin, aku susah jatuh cinta.”

“Mas Alvin juga belum pernah jatuh cinta?”

“Sekalinya dia jatuh cinta adalah sama kamu.”

Kenanga terkekeh, lupa kalau harus bicara berbisik-bisik di dekat orang-orang yang sedang tidur. Ia menutup mulutnya tapi semuanya sudah terlambat. Sinta mengangkat kepalanya, demikian juga Hasto yang kemudian membuka matanya.

Mereka menatap ke arah sofa, dan melihat kedua gadis sedang tertawa tertahan.

“Kalian ada di sini?” teriak Sinta.

“Lanjutkan saja tidurmu. Maaf aku dan Kenanga mengganggu,” kata Alisa.

“Keterlaluan. Mengapa diam saja? Harusnya kalian membangunkan aku.”

“Masa iya kami tega membangunkan kamu yang sedang terlelap?”

“Dasar!”

Alisa dan Kenanga berdiri dan mendekat. Hasto tampak lelah.

“Bagaimana keadaan kamu?”

“Baik. Tadi pagi aku dioperasi. Tulang punggungku ada yang patah.”

“Aku ikut prihatin.” kata Kenanga pelan.

“Tadi mas Alvin bermaksud menggambil obat-obat peninggalan kakek. Tapi sudah musnah.”

“Musnah bagaimana?”

“Rumah Kenanga dibakar oleh anak buah Lurah lawas.”

“Astaga. Dibakar?” tanya Hasto terkejut.

“Tapi mereka semua sudah ditangkap polisi. Alvin yang melaporkannya.”

“Keterlaluan. Pasti karena mencari Kenanga tidak ada di rumahnya, lalu ia mengamuk,” kata Hasto.

“Benar, kabarnya begitu. Sedianya Kenanga mau mengambil obat-obat untuk membantu kamu juga, tapi semuanya musnah.”

“Untunglah Kenanga sudah berada di tempat aman. Masalah aku, sudah ditangani dokter. Terima kasih perhatiannya.”

“Semoga segera pulih Mas,” kata Kenanga sambil tersenyum.

***

Waktu yang terus berjalan, tak terasa bagi mereka semua. Kenanga yang banyak belajar dalam kehidupan yang pastinya berbeda dengan kesehariannya, mulai merasa nyaman berada di lingkungan keluarga Warsono.

Ketika Alvin bekerja dan Alisa pergi kuliah, Kenanga membantu memasak di dapur. Ia banyak belajar memahami kehidupan keluarga itu. Cara mereka berdandan, makan, dan semuanya.

Kenanga sudah berubah. Ia adalah gadis lincah yang cerdas memahami semua yang dipelajarinya. Tapi sayangnya, ketika keluarga Warsono menawarkan agar Kenanga melanjutkan sekolah, Kenanga menolaknya.

Bukan karena malas atau enggan, tapi ia lebih suka menjadi gadis sederhana seperti apa adanya. Walau begitu diwaktu senggang dia banyak membaca buku. Apapun dibacanya. Tentang pengetahuan, tentang perkembangan yang terjadi, dan Kenanga yang cerdas bisa memiliki banyak hal tanpa orang lain menyadarinya. Alvin tidak menyesal, juga tidak kecewa, walau Kenanga tidak ingin melanjutkan sekolah. Kenanga belajar dari pengalaman yang didapat dari buku-buku yang dibacanya, dan itu membuat Alvin bangga.

***

Hari itu Alvin pulang dengan membawa buku kakek bersorban yang sudah diterjemahkan oleh salah seorang kenalannya yang banyak mengerti tentang sastra dan sejarah-sejarah masa lalu.

Buku itu sebenarnya adalah tentang siapa sebenarnya kakek bersorban yang tak seorangpun tahu siapa namanya karena dia memang tak ingin mengatakannya. Bahkan Kenanga yang sudah dianggapnya sebagai anak kandung, tak pernah diberi tahu tentang siapa sebenarnya sang ayah.

Kakek bersorban adalah cicit dari seorang tabib istana Sedayu sejak ratusan tahun yang lalu, yang kemudian istana itu hancur karena dianggap memberontak oleh kerajaan yang lebih besar. Tidak diceritakan kerajaan apa yang lebih besar itu. Para petinggi istana melarikan diri ke goa dengan membawa harta karun, tapi kakek Asta Guna memilih menyendiri di sebuah hutan, bersama istrinya. Ia adalah ahli pengobatan yang jaman dahulu disebut sakti, karena usapan tangannya bisa menyembuhkan penyakit, disamping obat-obatan yang dibuatnya. Ia beranak cucu yang keturunannya adalah kakek bersorban. Nama sebenarnya adalah aki Damar. Tapi ia tak mau menyebutkan namanya. Ia hidup tanpa istri dan menemukan bayi yang terbuang dijurang, lalu diberinya nama Kenanga, seperti nama salah seorang jin di bukit Senyap, dengan alasan yang tak dikatakannya. Barangkali karena tak ingin jin yang tadinya tergila-gila pada kakek Damar itu tak lagi mengganggunya, setelah kakek Damar memiliki anak bernama Kenanga juga. Entahlah. Barangkali ada cerita lain tentang bayi itu dan kakek Damar.

Terjemahan tulisan itu ditulis dengan bahasa yang lugas dan mudah dimengerti, dan membuat Kenanga takjub. Anak siapa dia sebenarnya?

***

Ketika semua orang sedang memperbincangkan buku kakek bersorban, tiba tiba Sinta datang dengan membawa undangan. Alvin membacanya dengan rona bahagia.

“Ya ampuuun, kamu akan menikah mendahului aku?” teriak Alvin.

“Kelamaan, keburu menjadi perawan tua,” jawab Sinta seenaknya.

Undangan pernikahan Sinta dan Hasto akan diadakan di Jakarta, mengingat orang tua Sinta tinggal di sana.

“Kalian semua harus datang, juga bapak dan ibu. Awas saja kalau nggak datang, aku sumpahin kamu menjadi bujang lapuk,” kata Sinta sambil menunjuk ke arah hidung Alvin.

“Jangan khawatir, calon istriku sudah siap setiap saat. Ya kan, Kenanga?” kata Alvin sambil menatap Kenanga, membuat Kenanga menunduk tersipu.

“Mas Alvin akan menikah bulan depan, awas juga kalau kalian tidak datang,” balas Alisa sambil tersenyum.

Kisah ini sudah berakhir, karena masing-masing pejalan sudah sampai diujungnya. Di depan mereka adalah laut biru yang luas, siap membawa kapal kehidupan berlayar mengarunginya. Semoga bahagia.

***

Besok lusa sudah ganti cerita.

 

 

Seorang perempuan setengah tua yang masih genit duduk dihadapan suaminya yang sedang sakit.

“Mas, mengapa Mas harus mencari pewaris perusahaan Mas ini jauh-jauh? Anak Mas yang lain sudah kaya, sudah punya usaha masing-masing, sudah selayaknya usaha yang Mas jalankan sekarang ini Mas serahkan kepada Nilam, satu-satunya anak kita.”

“Tapi anakku yang lain juga punya hak atas usaha ini.”

“Mas lupa ya, bagaimana pengorbanan aku selama Mas sakit? Tak ada siapa-siapa yang merawat Mas, hanya aku. Hitung-hitung usaha ini menjadi upah bagi pengorbanan aku selama ini. Adil kan? Lagipula Nilam itu gadis pintar. Ia akan bisa mengendalikan usaha Mas dengan baik. Mas tidak akan kecewa.”

Wouw … seru nggah sih, ceritanya? Tungguin ya, HANYA BAYANG-BAYANG.

 

 

21 comments:

  1. Alhamdulillah....
    Wa syukurillah.
    eRKaDeBe_35 sudah hadir.
    Matur nuwun mBak Tien.

    ReplyDelete
  2. Matur nuwun mbak Tien-ku Rumah Kenanga Di Tengah Belantara telah tayang

    ReplyDelete
  3. 🏘️🌴🏘️🌳🏘️🌴🏘️🌳
    Alhamdulillah πŸ™πŸ˜
    Cerbung eRKaDeBe_35
    sampun tayang.
    Matur nuwun Bu, doaku
    semoga Bu Tien selalu
    sehat, tetap smangats
    berkarya & dlm lindungan
    Allah SWT. Aamiin YRA.
    🏘️🌴🏘️🌳🏘️🌴🏘️🌳

    ReplyDelete
  4. Hatur nuhun. Salam dari Purwakarta Jawa barat. Terimakasih bunda Tien. Semoga sehat selalu

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah RUMAH KENANGA DI TENGAH BELANTARA~35 telah hadir.
    Maturnuwun, semoga Bu Tien tetap sehat dan bahagia senantiasa bersama keluarga, serta selalu berada dalam lindungan Allah SWT.
    Aamiin YRA.🀲

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah, Rumah Kenanga di Tengah Belantara 35 sdh hadir. Matur nuwun & sugeng ndalu Bu Tien πŸ™

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah.Maturnuwun Cerbung " RUMAH KENANGA DITENGAH BELANTARA ~ 35 " sudah tayang.
    Semoga Bunda dan Pak Tom Widayat selalu sehat wal afiat .Aamiin

    ReplyDelete
  8. Tamat
    Rumah Kenanga di tengah belantara.
    Kita sambut cerbung baru HANYA BAYANG BAYANG

    ReplyDelete
  9. Alhamdullilah bunda cerbungnya..mungkin ini tamat y bund..ganti cerita yg baru lgi..slmt mlm slmt istrhat .slm sehat selalu unk bunda sekeluargaπŸ™πŸ₯°πŸŒΉ❤️

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah, nuwun bu Tien πŸ™

    ReplyDelete
  11. Sudah tomat ya.. Hasto mendapat ganti yang layak. Identitas Kakek Bersorban sudah terkuak.
    Menunggu cerbung baru Hanya Bayang-Bayang. Harus sabar menunggu.
    Semoga mbak Tien sekeluarga selalu sehat, salam sukses.

    ReplyDelete
  12. Matur nuwun Bu Tien atas cerita Kenanga....lanjut menanti Hanya Bayang-Bayang.
    Salam sehat bahagia aduhai selalu.....

    ReplyDelete
  13. Mks akhir nya sampai jg mereka " semua kepelaminang Hasto dg sinta kenanga dg alvin....selamat malam bun, saya tunggu cerita lainnya, penasaran nih bun kayanya seru deh berebut harta πŸ‘πŸ’•⭐πŸͺ·πŸŒΉ

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah TAMAT Happy End
    Syukron nggih Mbak Tien ❤️🌹🌹🌹🌹🌹

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah
    Terima kasih bunda Tien cerbungnya
    Semoga sehat walafiat
    Salam aduhai hai hai

    ReplyDelete
  16. Assalamualaikum bu Tien, maturnuwun cerbung " Rumah Kenanga di Tengah Belantara 35" sampun tayang, wah sampun tamat toh he he he... dipun tunggu cerbung selanjutnya
    Semoga ibu Tien serta Pak Tom dan amancu selalu sehat dan penuh berkah aamiin yra .. salam hangat dan aduhai aduhai bun πŸ€²πŸ™πŸ©·πŸ©·

    ReplyDelete
  17. Terima kasih Bunda, serial baru cerbung Rumah Kenanga Ditengah Belantara....35..sdh tayang.
    Sehat selalu dan tetap semangat nggeh Bunda Tien.
    Syafakallah kagem Pakdhe Tom, semoga Allah SWT angkat semua penyakit nya dan pulih lagi seperti sedia kala. Aamiin

    Waduh wis cuthel
    ..padahal harta karun yang di dalam gua blm di ambil tuh...😁

    Semuanya bahagia..tapi yang mengejutkan adalah cinta kilat nya Sinta dengan Hasto.. langsung Nikah an.

    Matur nuwun Bunda...cerbung nya sangat menghibur....Rahayu Ingkang Sami Pinanggih...πŸ’πŸ’πŸ’πŸ™πŸ™☂️

    ReplyDelete

RUMAH KENANGA DI TENGAH BELANTARA 35

  RUMAH KENANGA DI TENGAH BELANTARA  35 (Tien Kumalasari)   Ini buku apa? Tipis, tulisannya aneh. Alvin dan Alisa serta Kenanga tak bisa mem...