ADA MAKNA 36
(Tien Kumalasari)
Wahyu menatap Reihan tak berkedip. Ucapannya sedikit mengejutkan. Ia meraba apa yang diinginkan sang adik.
“Maksudmu apa?”
“Barangkali dengan mengembalikan uang kas sekolah, mereka bisa mencabut laporannya.”
“Tapi tetap saja ibu akan terkena hukuman. Ibu berjudi. Lalu ibu akan tetap dipecat dari sekolah karena mencemarkan nama baik sekolah tempat ibu mengajar.”
“Setidaknya bisa mengurangi hukuman. Lagi pula tidak boleh ibu berhutang. Pemakaian uang sekolah harus dikembalikan.”
Wahyu terdiam. Banyak yang dipikirkannya. Kalau hal itu dilakukan, lalu sang ibu tahu bahwa Reihan punya banyak uang, maka sang ibu tidak akan berhenti. Itu sangat membuat Wahyu khawatir.
“Ibu tidak perlu tahu bahwa kita telah mengembalikan uang yang ibu pakai. Tak apa kalau ibu tetap harus dihukum, setidaknya akan lebih ringan. Semoga hal itu cukup menjadikan pelajaran bagi ibu,” kata Reihan.
“Jadi kamu akan mengembalikan uang kas sekolah, tapi tidak usah mengatakannya pada ibu?”
“Iya. Bagaimana menurut Mas?”
Wahyu tampak berpikir. Benar juga. Ibunya tak boleh meninggalkan hutang.
“Reihan bisa membayarkan sebagian uangnya untuk mengganti uang yang dipakai ibu, kamu benar Rei. Kalau ada kekurangan biaya kuliah kamu, aku akan membantumu,” kata Wahyu pada akhirnya.
“Apakah aku harus ke Semarang?” tanya Reihan.
“Sebentar, besok aku mau minta ijin untuk tidak masuk kerja sehari saja. Aku temani kamu.”
“Baiklah.”
***
Tia menemui Wahyu ketika Wahyu meminta izin sehari keesokan harinya.
“Bagaimana keputusan kamu tentang ibu?”
“Saya hanya akan membayarkan uang yang sudah ibu pakai. Masalah hukum yang akan ibu jalani, saya hanya bisa menyerahkannya pada yang berwenang. Setidaknya ibu tidak lagi punya utang.”
“Uang sudah kamu dapatkan? Aku punya sedikit, barangkali bisa membantu.”
“Tidak Tia, terima kasih banyak. Reihan punya uang untuk biaya kuliah, ayahnya yang memberinya. Ia menyisihkan sebagian untuk membayar uang itu.”
“Oh, syukurlah. Aku juga tidak bisa membantu banyak_”
“Tidak usah Tia, terima kasih perhatiannya.”
“Sebagai teman, kita wajib saling membantu, dan mendukung, bukan?”
Wahyu tersenyum senang. Ia tahu, Tia tidak membencinya karena sikap ibunya dulu, dan itu membuatnya lega, sehingga bisa berbicara tanpa sungkan.
“Tapi aku punya sedikit uang, barangkali bisa mengurangi beban kamu.”
“Tidak Tia, sungguh. Semuanya sudah cukup. Aku tak ingin kamu ikut terbebani dengan keadaan ini. Kamu sungguh baik, dan itu cukup membuat aku senang.”
Tia menatapnya terharu. Sikap Wahyu semakin membuatnya kagum. Ada perasaan yang aneh, yang dulu pernah dirasakannya, lalu tiba-tiba hilang begitu saja. Tapi rasa itu seperti kembali lagi. Tia mengibaskan perasaannya, kemudian ia melambaikan tangan dan berlalu.
“Baiklah Wahyu, hati-hati, semoga kamu bisa menyelesaikan tugasmu dengan baik,” katanya sebelum pergi.
“Terima kasih, Tia.”
Wahyu menatap punggung Tia dengan perasaan aneh. Ia tak menyangka Tia bahkan ingin membantu dengan memberikan uang. Mana mungkin Wahyu menerimanya? Biar dia miskin, jangan sampai melibatkan orang lain dalam kehidupan keluarganya.
Wahyu menghembuskan napas kasar, kemudian menyelesaikan tugasnya hari itu, sebelum besok meninggalkan tugasnya sehari.
***
Wahyu dan Reihan menemui kepala sekolah dimana sang ibu bekerja. Mereka mendapatkan simpati karena sikap mereka yang santun. Dan karena maksud kedatangannya bermaksud baik, maka pihak sekolah menerimanya dengan baik pula. Benar seperti dugaan mereka, laporan akan dicabut, tapi masalah judi masih akan menjerat Wanda ke dalam kasus yang tidak bisa serta merta membuatnya dilepaskan dari jerat hukum.
Wahyu dan Reihan yang memerlukan menengok sang ibu, ternyata tidak diterima oleh sang ibu dengan baik. Wanda diijinkan keluar untuk menemui anak-anaknya, tapi hanya umpatan yang diterimanya.
“Untuk apa kalian kemari? Kalian anak-anak durhaka! Kalian tega kepada ibu yang telah melahirkanmu! Jangan pernah datang kemari. Jangan pernah menemui perempuan yang menjadi ibumu ini. Mulai detik ini, aku bukan lagi ibumu! Kalian bukan anakku!!”
“Ibu, maafkan kami, Bu,” kata keduanya penuh penyesalan.
“Pergi kalian!”
“Bu, kami datang untuk melihat keadaan Ibu. Kami prihatin atas semua yang Ibu derita. Jangan marah pada kami, ya,” kata Wahyu dengan lembut.
“Pergiiiiii!”
“Bu, apakah Ibu baik-baik saja?”
“Apa maksudmu? Hidup di dalam kurungan kamu anggap baik-baik saja? Kalian datang untuk mensyukuri ini semua kan? Kalian pasti ingin bertepuk tangan dengan keadaanku ini.”
“Jangan berkata begitu, Bu.”
“Bu, sebenarnya_”
“Maafkan kami Bu,” potong Wahyu karena merasa Reihan ingin mengatakan sesuatu tentang uang itu.
“Pergi kalian! Pergiii!! Jangan pernah menemui aku lagi!” hardiknya kemudian membalikkan tubuhnya untuk kembali masuk ke dalam.
Wahyu dan Reihan saling pandang dengan wajah prihatin. Mereka menguatkan hatinya, kemudian berpamit kepada petugas untuk kembali pulang.
***
Di sepanjang perjalanan pulang, Wahyu dan Reihan saling diam dengan perasaan sedih. Karena merasa tidak diperhatikan dan kedua anaknya tega, maka sang ibu menerima kedatangan mereka dengan amarah yang menggebu-gebu.
“Aku bingung Mas, ibu marah-marah seperti itu.”
“Karena ibu merasa tidak diperhatikan. Ibu merasa bahwa kita tega membuat ibu menderita.”
“Tadi aku hampir mengatakan kalau uang kas sekolah yang dipakai ibu sudah dikembalikan.”
“Jangan Rei, nanti ibu tahu kalau kamu punya banyak uang. Kamu bisa gagal meraih cinta-citamu kalau kau terus menerus memanjakan ibu dengan uangmu.”
“Jadi kita harus diam saja tentang pembayaran uang kas sekolah itu?”
“Sebaiknya begitu. Yang penting pihak sekolah tidak lagi mengutuk ibu karena uang kas dihabiskan. Ibu tidak tahu juga tidak apa-apa. Yang penting apa yang di tanggung ibu tentang uang kas itu sudah terbayar.”
Reihan terdiam. Sesungguhnya Reihan lebih punya hati yang lembut, dari pada Wahyu yang lebih tegas. Kalau masih ada rasa tak tega di hati Reihan, maka Wahyu lebih bisa menguatkan hatinya, walau apa yang dirasakan Reihan sebenarnya dia juga merasakannya.
***
Reihan baru saja memasuki halaman kampus, ketika tiba-tiba Emma mendekatinya.
“Rei, kemarin kamu ke mana saja?”
“Oh, iya … maaf Mbak, aku janji menemani Mbak untuk belanja buku, tapi lupa tidak bilang kalau mau pergi kemarin.”
“Ke mana kamu sebenarnya?”
“Ke … mm … pulang ke Semarang.”
“O, pasti kangen sama ibumu.”
“Tidak … eh, iya,” jawab Reihan bingung.
“Gimana sih kamu, wajar kan, seorang anak kangen sama orang tuanya?”
“Iya sih. Maaf, kalau hari ini aku bisa.”
“Tapi sebentar kamu tungguin ya, aku ada kelas. Kamu sudah mau pulang? Sepertinya baru datang.”
“Kalau begitu nanti kalau kita sama-sama selesai bisa pergi bareng-bareng. Aku bawa motor, nanti kamu boncengin aku ya.”
“Baiklah, sekarang aku ke kelas dulu.”
“Jangan lupa, siapa yang pulang lebih dulu harus menunggu ya.”
“Baik.”
***
Sore itu Wahyu baru pulang dari kantor. Ia sedang menunggu ojol yang dipanggilnya ketika tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya.
“Wahyu, ayuk bareng.”
“Maaf Tia, aku sudah memanggil ojol.”
“Batalin saja.”
“Jangan. Kasihan, dia juga mencari uang, kalau batal dia kehilangan dong.”
“Tidak apa-apa, kita tunggu dia, nanti ongkosnya aku beri saja.”
“Tia, mengapa kamu melakukannya? Biarkan saja, tidak apa-apa, aku naik ojol.”
“Kamu jangan menolak, sebenarnya ini hari ulang tahunku, aku mau mentraktir kamu makan.”
“Oh ya? Aku lupa hari ultahmu.”
“Karena kamu tidak lagi pernah memikirkan aku.”
“Apa? Bukan begitu.”
Tiba-tiba ojol yang dipanggil datang. Tia mendekat, kemudian memberikan selembar uang.
“Ini apa?”
“Masnya ini nggak jadi naik. Tapi kamu tetap aku bayar penuh.”
“Oh ya, baiklah.”
Ketika tukang ojol itu mengambil dompet untuk memberikan kembaliannya, Tia menolaknya.
“Sudah Mas, ambil saja kembaliannya,” kata Tia sambil tersenyum.
“Terima kasih Mbak,” kata sang ojol yang kemudian berlalu.
“Ayuk,” ajak Tia.
“Merayakan ultah, makan-makan sambil bau asem nih?”
“Tidak apa-apa. Masih wangi kok,” kata Tia sambil memberikan kunci mobil, kemudian membuka pintu samping kemudi.
“Kamu yang bawa ya.”
“Baiklah.”
***
Entah apa yang membuat TIa ingin merayakan ulang tahunnya bersama Wahyu, tapi Wahyu menerimanya juga dengan suka cita. Apakah Wahyu memiliki perasaan yang sama?
Tapi ketika mereka turun dari mobil menuju ke arah rumah makan yang diinginkan, tiba-tiba seseorang berteriak.
“Mas Wahyu.”
Wahyu dan Tia yang sudah hampir memasuki rumah makan berhenti melangkah.
“Rei? Emma?” kata Wahyu yang kemudian menghampiri keduanya.
Wahyu menyalami Emma dengan hangat.
“Ini adik kamu?” tanya Tia yang kemudian menyusul.
“Iya, ini Reihan, ini Emma, kakaknya.”
“Berarti adik kamu juga?”
“Mm, ini agak rumit. Nanti aku jelaskan,” kata Wahyu sambil tersenyum.
“Baiklah, ayo ajak mereka juga.”
“Eh, kemana?” tanya Emma.
“Tia sedang ingin merayakan ulang tahunnya, kita diajaknya makan-makan. Ayuk,” kata Wahyu yang justru sangat perhatian kepada Emma.
“Sungkan ah,” kata Emma malu-malu, demikian juga Reihan.
“Eeh, nggak apa-apa, ayo … Wahyu ini sahabat aku … ayo, jangan sungkan,” kata Tia sambil menarik tangan Emma, sehingga mau tak mau mereka ikut memasuki ruangan.
Tia memilih duduk di kursi pojok. Untunglah rumah makan itu tidak begitu rame pengunjung, mungkin karena saat makan siang sudah lewat.
“Ayo, pesan apa semuanya, jangan sungkan,” kata Tia lagi sambil menyodorkan buku menu.
“Sebenarnya kami sedang mencari buku-buku untuk bahan kuliah.”
“Tidak apa-apa, masih sore, tutup masih jam sembilan malam kira-kira. Ayo pesan, biar Wahyu yang nulis pesanannya.
“Tadi mau cerita apa Wahyu? Yang katamu rumit?” tanya Tia setelah pesanan diambil pelayan.
“Oh iya. Begini, aku sama Reihan itu, satu ibu beda ayah. Sedangkan Reihan sama Emma, satu bapak beda ibu. Rumit kan?”
“Oh ya? Jadi Emma itu kakak Reihan beda ibu, berarti bukan adik kamu ya?”
“Iya. Itulah rumitnya. Tapi kami baik-baik saja. Emma dan Reihan kuliah di satu fakultas, beda tingkat. Jadi sering bersama-sama.”
“Oh, menyenangkan sekali.”
Tapi diam-diam Tia mengamati Reihan yang sering sekali melirik ke arah Emma.
***
Dan malam hari itu Reihan meledek kakaknya habis-habisan, karena berduaan dengan Tia.
“Katanya nggak mau, katanya udah selesai, karena malu dan sebagainya, ternyata juga berduaan.”
“Ngawur kamu, kami kan sekantor, masa nggak boleh sering berduaan.”
“Tapi kelihatannya serasi banget, aku suka ngelihatnya.”
“Rei, aku suka, hanya sebagai teman, bukan yang lainnya.”
“Tapi cara mbak Tia memandang mas Wahyu itu beda. Dia juga melayani mengambilkan minum, menyendokkan sayuran, ya kan?”
“Kamu itu suka ngarang ya. Biar aku beri tahu, sesungguhnya masmu ini sukanya sama Emma.”
“Apa?”
***
Besok lagi ya.
Alhamdulillah ADA MAKNA~36 telah hadir.. maturnuwun.Bu Tien 🙏
ReplyDeleteSemoga Bu Tien tetap sehat dan bahagia senantiasa bersama keluarga.
Aamiin YRA 🤲
Aamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun pak Djodhi
Alhamdulilah, maturnuwun bu Tien " Ada Makna 36" sampun tayang, Semoga bu Tien sekeluarga sll sehat, bahagia dan dlm lindungan Allah SWT aamiin yra 🤲🤲
ReplyDeleteSalam hangat dan aduhai aduhai bun 🩷🩷
Aamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun ibu Sri
Aduhai 2x
Alhamdulillah
ReplyDeleteNuwun jeng In
Delete
ReplyDeleteAlhamdullilah
Matur nuwun bu Tien
Cerbung *ADA
MAKNA 36* sdh hadir...
Semoga sehat dan bahagia bersama keluarga
Aamiin...
Aamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun pak Wedeye
Alhamdulillah, mtr nwn bu Tien, salam sehat dan aduhay dari mBantul
ReplyDeleteSami2 pak Bam's
DeleteSalam sehat dari Solo
Alhamdulillah, Sehat sll Bu Tien …🤝👍
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun Mbah Wi
Maturnuwun bu Tien, selamat beristirahat buu
ReplyDeleteSami2 ibu Ratna
Delete🌸🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃
ReplyDeleteAlhamdulillah 🙏 💞
Cerbung ADA MAKNA_36
telah hadir.
Matur nuwun sanget.
Semoga Bu Tien & kelg
sehat terus, banyak berkah
& dlm lindungan Allah SWT.
Aamiin.Salam seroja💐🦋
🌸🍃🌸🍃🌸🍃🌸🍃
Aamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun jeng Sari
Alhamdulillah Ada Makna 36, sdh tayang.
ReplyDeleteMatur nuwun, Bu Tien.
Semoga mas Tom diangkat rasa sakitnya dan kembali pulih seperti sedia kala.
Bu Tien, sehat ya....jaga kesehatan.
Aamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun mas Kakek
Alhamdulillah, ADA MAKNA (AM),36 telah tayang, terima kasih bu Tien, semoga Allah senatiasa meridhoi kita semua, aamiin yra.
ReplyDeleteWaak?!! Apa Wahyu berbelok ke Emma? Bukannya dulu dia naksir Emmi ya? Hmm....🤔😁
ReplyDeleteTerima kasih, ibu Tien...salam bahagia.🙏🏻😘😘😀
Matur nuwun mbak Tien-ku Ada Makna sudah tayang
ReplyDeleteMatur suwun bu Tien
ReplyDeleteTerima kasih Bunda Tien... cerbung Ada Makna 36...sampun tayang.
ReplyDeleteSehat selalu Bunda, bahagia bersama pakdhe Tom dan Amancu di Sala.
Aamiin
Wahyu...plin plan...
Wanda...kena batu nya, di rumah Prodeo, mungkin..dia...bisa mendapatkan effek jera, dan menyadari apa yang selama ini dia lakukan, adalah salah langkah.
Alhamdulilah, sampun tayang episode 36, matur nuwun mbakyuku Tienkumalasari sayang,
ReplyDeleteSemoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat 🙏 salam dari Cibubur, JakTim
Matur nuwun, Bu Tien. Salam Aduhai
ReplyDeleteTerimakasih bunda Tien
ReplyDeleteSemoga bunda Tien selalu sehat
Aamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun ibu Salamah
Alhamdulillah
ReplyDeleteSyukron nggih Mbak Tien❤️🌹🌹🌹🌹🌹
Sami2 ibu Susi
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletePikir Wahyu
ReplyDeleteTidak bisa isi kotak, isi titik titik jadilah
Tidak cumi-cumi, rama-rama jadilah
Tidak dapat kakak, dapat adiknya jadilah
Tidak dapat Emmi, dapat Emma jadilah
Hehee.. bisa ajah..
DeleteMatur nuwun Mas MERa
Alhamdulillah.Maturnuwun Cerbung " ADA MAKNA 36 "
ReplyDelete🌷🌹 🙏🙏🙏Semoga Bunda selalu sehat wal afiat 🤲
Aamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun pak Herry
Sebenarnya Wahyu naksir Emma ya, tapi Tia lebih aktif ingin mendekat. Cuma ayah Tia terlanjur menilai negatif terhadap Wanda. Terlebih Kinanti, pasti masih benci kepada si Pelakor penghancur rumah tangga.
ReplyDeleteSalam sukses mbak Tien yang ADUHAI, semoga selalu sehat, aamiin.
Aamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun pak Latief
Terimakasih bunda Tien,salam sehat selalu dan aduhaiii
ReplyDeleteAlhamdulillah
Deleteterima kasih bunda tien
semoga sehat walafiat
Matur suwun bunda..lamngen n sonooo unk kel bunda🙏🥰🌹❤️
ReplyDeleteAlhamdulillaah, ada makna 36 , apakah ini cerita Bu Tien & pak Widayat , màaf 🙏🙏🙏🤭
ReplyDeleteSemakin membaik & kembali beraktifitas ya pak Widayat
Matur nuwun Bu Tien , sehat wal'afiat 🙏 🤗🥰
Bukan cerita bu Tien dan pa Tom, tapi kisah nyata salah seorang penggemar cerbung bu Tien, yang dimodifikasi sesuai imajinasi bu Tien, sehingga enak dibaca.
DeleteSemoga para penggemar cerbung Tien Kumalasari pyas mengikutinya.
Hihi, maksud sy insial Tia & Wahyu 😁😂🤭
DeleteKenapa setiap comment tidak nyampai sulit d publish
ReplyDeleteEehhh sekarang masuk ...
ReplyDeleteA Em 37
ReplyDeleteKok gak nongol2
Kenapa yaaa
Mungkin Bu Tien belum sempat selesai, pak Tom Widayat (suami Bu Tien) kan sakit di RS.
DeleteSemoga pak Tom Widayat segera sembuh, sehat dan dapat beraktivitas seperti biasa, aamiin.
Sabar menunggu
ReplyDeleteSemoga bu Tien sehat wal afiat
ReplyDeleteMohon doa untuk kesembuhan Bpk. Widayat (suami bu Tien Kumalasari) yang kemarin malam Selasa, 15 April, dirawat di RS KUSTATI Solo, semoga segera diangkat rasa sakitnya dan disembuhkan sesembuhsembuhnya seperti sedia kala, tanpa meninggalkan penyakit lainnya.
ReplyDeleteAl Fatihah 🤲🤲🤲
Mungkin malam ini Ada Makna_37 tidak hadir ditengah-tengah kita semua.
Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.
Ikut berdoa smg bpk Widayat, suami ibu Tien segera sembuh dan sehat kembali. Aamiin🤲🙏
DeleteĀmīn
DeleteSemoga Pak Widayat cepat TUHAN SEMBUHKAN
DeleteAamiin matur pak Herry
DeleteAamiin
DeleteTerima kasih pak Harry Setiawan
Aamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun mas Kakek
🦋💐🌿"Ya Allah, ya Rabb, hilangkanlah penyakit dan sembuhkanlah _*Bapak Widayat*_., belahan jiwa dari Ibu Tien Kumalasari. EngKau adalah Dzat Yang Maha Menyembuhkan, tdk ada kesembuhan kecuali dari-Mu, yakni kesembuhan yg tdk meninggalkan penyakit." Al Fatihah... Aamiin YRA...-bsh-🙏💐🌿🦋
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun jeng Sari
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteWaduh copy paste ya Kung Wedeye?
DeleteYang sakit itu suami bu Tien, namanya Tom Widayat, yang pa Wedeye doakan Ibu Imam Kadarisman. 🙏🙏🙏
Migi2 garwanipun bu Tien enggal dhangan
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun pak Bam's
Turut mendoakan, Semoga Tuhan segera angkat penyakit pak Widayat hingga segera sembuh seperti sediakala 🙏🏻
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun ibu Caecilia
Syafakallah Bapak Widayat. Semoga Ibu Tien tetap sehat wal'afiat...
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun ibu Reni
Semoga yg sakit segera diberikan kesembuhan....
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun Cak Agoes
Ikut mendoakan
ReplyDeleteSemoga bapak Tom Widayat segera diangkat penyakitnya sembuh sehat bisa beraktifitas lagi seperti semula . Bu Tien juga semoga sehat walafiat Aamiin YRA .
Aamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun ibu Endah
Allahumma rabbannaasi adzhibil ba'sa isyfihi wa antas syafi laa syifaa'an laa yughadiru saqaman ..Ya Allah berikanlah kesembuhan kepada pak Tom Hidayat..kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit yang lain.Aamiin
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun ibu Swissti Buana
Syafakallah Bapak Widayat
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun ibu Wiwin
Semoga pak Tom, segera sembuh dan sehat seperti sediakala
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun ibu Salamah
Semoga suami Bu Tien bpk Tom Widayat segera diparingi kesembuhan sehat seperti sedia kala...Alfatiqah..🙏
ReplyDeleteAamiin ya robbal alaamiin.
Aamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun pak Indriyanto
Syafakallohu syifaan ajilan buat p Tom Widayat...
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun ibu Umi
Aamiin
ReplyDeleteSemoga suami Bu Tien bpk Tom Widayat segera diparingi kesembuhan sehat seperti sedia kala..
ReplyDeleteAamiin ya robbal alaamiin.
Reply
Aamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun ibu Padma Sari
Berita terkini, semalam Bpk. Tom Widayat dipindahkan dari RS KUSTATI ke RS Dr. MUWARDI Solo, dari hasil pemeriksaan terdeteksi USUS ILEUS dan akan ada tindakan operasi, mari kita dorong doa buat beliau.
ReplyDeleteاللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبْ الْبَاسَ اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا
Ya Allah Rabb manusia;
dzat yang menghilangkan rasa sakit;
sembuhkanlah sahabatku Bpk Tom Widayat;
sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha menyembuhkan;
tidak ada kesembuhan melainkan dari kesembuhan-Mu;
yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit.
Al Fatihah.
Aaamiin yaa Robbal'alamiin 🤲
Aamiin yaa rabbal alamiin...
DeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun mas Kakek
Smg suami dr bu tien lks sht seperti semula
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun ibu Dwi Haksiwi
Semoga Pak Tom Widayat lekas sembuh dan sehat kembali Al Fatihah ...aamiin 🤲🤲🤲
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun pak Gondo Prayitno
Semoga bpk Widayat, suami ibu Tien Kumalasari segera sembuh dan sehat kembali. Aamiin🤲🙏
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun ibu Ninik
Syafakillah pak Tom Widayat..
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun ibu Ratna
Semoga Allah mengangkat semua penyakit pak Tom Widayat suamunya bunda Tien..dan cpt sembuh..pulih kembali..aamiin yra🙏
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun ibu Farida
Syafakallah pak Tom widayat
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun ibu Uchu
Smg cepat sehat kembali utk bpk. Tom Widayat
ReplyDeleteBeri kesembuhan yang sempurna seperti sediakalauntuk
ReplyDeleteBeri kesembuhan yg sempurna seperti sediakan yaa Rabbi..... Aamiin3x Yaa Rabbal Alaamiin 🤲🤲🤲
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun ibu Komariyah
Semoga Bp. Tom Widayat segera sembuh sehat kembali seperti sediakala.🙏🙏🙏
ReplyDeleteAamiin Yaa Robbal'alamiin
DeleteMatur nuwun pak Djodhi
Semoga Allah SWT, mengangkat semua penyakit pak Tom Widayat cepat sembuh..pulih kembali setelah operasi da Bunda tetap semangat sehat wal afuat juga..Aamiin yaa Robb 💙🙏🙏
ReplyDeleteSemoga Alloh segera memberikan kesembuhan untuk Bpk Tom hidayat dan sehat kembali, keluarga diberikan kekuatan dan ketabahan dlm merawatnya....
ReplyDeleteSemoga Allah memberikan kesembuhan pada pak Tom Widayat. Sehat seperti sediakala
ReplyDelete"Syafakallahu saqamaka, wa ghafara dzanbaka, wa'afaka fi dinika wa jismika ila muddati ajalika.” Aamiin🙏
ReplyDeleteWahai bp Tom Hidayat, semoga Allah menyembuhkanmu, mengampuni dosamu, dan mengafiakanmu dalam hal agama serta fisikmu sepanjang usia
Keluarga diberi kesabaran dan ketabahan dalam merawatnya
Semoga suami Mbak Tien sehat kembali, agar bintang kejora bersinar lagi menerangi kita semuanya, amin.
ReplyDeleteSemoga suami Bu Tien segera sembuh dan sehat kembali.
ReplyDeleteSyafakallah semoga pak Tom Widayat segera sehat kembali dan dapat beraktivitas seperti biasanya.Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBreaking news/Update perkembangan kesehatan Bp. Tom Widayat.
ReplyDeletePaska operasi pukul 01:23 semalam, langsung masuk ICU untuk observasi.
Alhamdulillah tadi siang ventilator sudah dilepas dan beliau bagus, sdh bisa tertawa. Semoga kondisinya berangsur-angsur membaik sehingga sgr pindah ke ruang perawatan. Mohon doanya agar recovery sesuai harapan kita semua. Dan segera sembuh serta diperbolehkan pulang ke rumah.
Mohon maaf sd hari ke: 4 Ada Makna eps 37 tertunda, sebab Bu Tien naaih fokus mengurusi suami yang sedang sakit.
Terima kasih atas pengertian teman² dan terima kasih juga atas doa-doanya semoga diijabah Allah SWT.
Aamiin Yaa Robbal'alamiin 🤲🤲🤲
Kami doakan untuk Bp Tom Widayat semoga segera diberi sembuh sehat dan beraktifitas kembali. Buat Ibu Tien juga semoga seha2 selalu dan terus berkarya, terima kasih
ReplyDeleteTerima kasih kakek Habi atas update kondisi pak Tom suami bu Tien. Semoga segera pulih dan pulang kerumah tanpa sakit yang diderita, aaamiin
ReplyDeleteSyafahallah Pa Tom,, semoga bu Tien juga sll dberi kesehatan.. aamiin
ReplyDeleteSemoga Bapak Tom Widayat cepat sehat seperti sediakala dan segera diangkat semua penyakitnya. Aamiiin YRA
ReplyDeleteGimana kabar pak Tom Widayat... Semoga segera sehat kembali....
ReplyDeleteJaga kesehatan b Tien....